Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL MULAI DARI


TRIMESTER I SAMPAI DENGAN TRIMESTER III

Dosen Pengampuh :

Ibu Indah Mauludiyah, SST,. M,PH

Disusun Oleh :

Alvio Nitha Tri Kumala

Nim :

BOB0201808

STIKes Kendedes Malang Prodi DIII Kebidanan

Jl. Raden Panji Suroso No.6, Polowijen, Kec. Blimbing, Kota Malang,
Jawa Timur 65126

Tahun Ajaran 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang hingga saat ini masih
melimpahkan nikmat kepada kita semua, baik nikmat iman, kesehatan dan
kesempatan untuk menuntut ilmu. Allah SWT berjanji akan meninggikan
derajat orang – orang yang berilmu, semoga kita termasuk dalam golongan
tersebut. Serta berkatNya juga makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan pada ibu hamil mulai dari trimester 1, 2, dan 3" ini dapat
terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan Nabi !uhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikut
pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun sebagai tugas dari dosen, yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan serta dapat mengimplementasikannya di dalam
dunia kerja. karena dengan semakin majunya normasi dan Teknologi serta
tingginya rasa ingin tau manusia yang mengakibatkan persaingan dunia
kesehatan dan kompetensi dalam rekrutmen tenaga kerja menjadi semakin
ketat. Terima kasih kepada Ibu Indah Mauludiyah, SST,. M.PH Selaku
Dosen pengajar pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penyusun
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan para pembaca pada umumnya. Penulis
menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, untuk itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. dan semoga makalah ini dirahmati,diridhoi
dan dirahimi oleh llahi rabbi

Kamis, 22 April 2021

Penyusun

...................................

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

1. Latar Belakang .....................................................................................1


2. Rumusan Masalah ................................................................................1
3. Tujuan Pembahasan .............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3

1. Pemeriksaan laboratorium sederhana ..................................................3


2. Gizi pada Ibu hamil trimester 1, 2, 3 ...................................................7
3. Gizi ibu hamil dengan masalah ............................................................14
4. Factor – factor yang mempengaruhi kehamilan ..................................22
5. Kebutuhan fisik ibu hamil trimester 1, 2, 3 .........................................28

BAB III PENUTUP ........................................................................................60

1. Kesimpulan ..........................................................................................60
2. Saran ...................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................61

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menurut Kemenkes RI (2016), asuhan kebidanan merupakan
kegiatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien yang
memiliki masalah atau kebutuhan pada masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, dan keluarga berencana. Permenkes No. 28 tahun 2017
menyatakan bahwa,
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tahun 2017 juga menyatakan
bahwa, Bidan adalah seseorang perempuan yang lulus dari pendidikan
Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi
untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk
menjalankan praktik kebidanan.
Kehamilan dimulai dari fertilisasi dan dilanjutkan dengan nidasi
sampai lahirnya janin. Kehamilan normal berlangsung selama 40 minggu.
Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester kesatu dimulai
dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester kedua dimulai dari 13-27
minggu, dan trimester ketiga dimulai dari 28-40 minggu (Saifuddin, 2009).
Masa kehamilan trimester ketiga yaitu periode 3 bulan terakhir
kehamilan yang dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Dalam
periode ini pertumbuhan janin berada pada tahap penyempurnaan.
Kehamilan trimester III disebut juga dengan periode penantian, dimana
orang tua lebih terfokus menantikan kelahiran bayinya (Bobak,
Lowdermilk, Jensen, 2005).
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana proses pemeriksaan laboratorium sederhana ?
2) Apa saja kebutuhan gizi ibu hamil trimester 1 2 3 ?

1
3) Apa saja gizi ibu hamil dalam masalah ?
4) Apa saja Faktor – Faktor yang mempengaruhi fisik ibu hamil ?

3. Tujuan Pembahasan
1) Untuk mengetahui bagaimana proses pemeriksaan laboratorium
sederhana
2) Untuk mengetahui apa saja kebutuhan gizi ibu hamil trimester 1 2 3
3) Untuk mengetahui apa saja gizi ibu hamil dalam masalah
4) Untuk mengetahui apa saja Faktor – Faktor yang mempengaruhi fisik
ibu hamil

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Kehamialan
1. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana
1.1 PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
Sebelum Anda melakukan praktik pemeriksaan hemoglobin,
silahkan terlebih dahulu mempelajari konsep teori yang perlu
diperhatikan pada praktik ini.

1.1.1 Konsep Pemeriksaan Hemoglobin


Pemeriksaan Hb dilakukan untuk mengetahui kadar
haemoglobin darah pada ibu. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui seoeang ibu apakah menderita anemia dalam
kehamilan atau tidak. Anemia pada wanita tidak hamil
didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari
12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa
nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm,
kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang
memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan
tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan
anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada
trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester kedua (Suheimi, 2007
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen.
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi
pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal,
angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka
kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan

3
antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita
yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan
yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan
kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses
persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis),
gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan
terhadap infek¬si dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan
gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
kematian peri¬natal, dan lain-lain)

1.2 PEMERIKSAAN PROTEIN URINE


Sebelum Anda melakukan praktik pemeriksaan protein urin,
silahkan terlebih dahulu mempelajari konsep teori yang perlu
diperhatikan pada praktik ini.

1.2.1 Konsep Pemeriksaan Protein Urine


Protein urin merupakan salah satu komponen dari
pemeriksaan laboratorium sederhana pada ibu hamil.
Pemeriksaan laboratorium protein urin bertujuan untuk
mendeteksi adanya keadaan pre eklampsi/eklampsi. Proteinuri
menjadi salah satu diantara trias tanda preeklampsia
(hipertensi, udema, dan proteinuri). Selain itu pemeriksaan
proteinuria juga bertujuan untuk mengetahui status ginjal.
Pemeriksaan protein urin juga merupakan antisipasi terhadap
adanya komplikasi obstetri preeklampsi/eklampsi, maka bisa
dilakuka upaya pencegahan maupun penatalaksanaan yang
tepat.
Pemeriksaan Protein urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga, atas indikasi. Pemeriksaan protein

4
urin juga harus segera dilakukan apabila ditemukan salah satu
tanda trias preeklampsi, yaitu hipertensi atau udem. Pre
eklampsi merupakan hipertensi yang didiagnosis berdasarkan
protein urin, jika protein urin 1+, dan tekanan darah 140/90
mmHg, maka interpretasinya adalah preeklampsi ringan.
Apabila hipertensi dengan tekanan darah sistol >160 mmHg,
tekanan darah diastol >110 mmHg dan protein urin 2+ atau 3+
(merupakan protein setara>0,3 gram/L atau 0,3 gram/24 jam)
pada pemeriksaan dipstik, menunjukkan keadaan preeklampsi
berat. Hipertensi menyebabkan vasospasme arteriol aferen
yang menurunkan aliran darah ginjal, menimbulkan udema sel
endotelial kapiler glomerulus, sehingga memungkinkan protein
plasma terutama dalam bentuk albumin, tersaring masuk ke
dalam urin, menyebabkan terjadinya protein urin. Kerusakan
ginjal diperlihatkan dengan penurunan kreatinin dan
peningkatan serum kreatinin serta kadar asam urat. Oliguri
terjadi jika kondisi tersebut memburuk yang merupakan
tandatanda preeklampsi berat dan kerusakan ginjal. Maka
pemeriksaan protein urin menjadi komponen yang penting
untuk deteksi dini pada keadaan preeklamsi.

1.3 PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE


Sebelum Anda melakukan praktik pemeriksaan glukosa urin,
silahkan terlebih dahulu mempelajari konsep teori yang perlu
diperhatikan pada praktik ini.

1.3.1 Konsep Pemeriksaan Glukosa Urine


Pemeriksaan glukosa urin ibu hamil bertujuan untuk
mengetahui status diabetes mellitus (DM) pada ibu, sehingga
apabila diperlukan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri,
kolaburasi atau diperlukan untuk rujukan maka bisa

5
dipersiapkan sejak dini. Pemeriksaan glukosa pada ibu hamil,
mendeteksi adanya penyakit pesenyerta DM pada ibu hamil,
melalui pemeriksaan laboratorium sederhana.
Ibu hamil yang dicurigai menderita DM, misalnya
mempunyai riwayat keluarga DM, pertumbuhan janin
cenderung lebih besar dari usia kehamilan. Progress
pertumbuhan janin sangat cepat, maka lakukan pemeriksaan
glukosa urin. DM merupakan penyakit penyerta yang
memperburuk keadaan kehamilan. DM menggambarkan
gangguan metabolik dengan berbagai etiologi yang
mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
normal. Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya kadar
glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan ekskresi glukosa
melalui urin (glukosuria) yang terjadi akibat gangguan sekresi
insulin dan atau aktivitas insulin. Risiko terjadinya malformasi
atau kecacatan meningkat secara signifikan pada ibu hamil
dengan DM pada trimester I, dan risiko bayi besar
(makrosomia), sindrom distress pernapsan meningkat pada ibu
hamil DM trimester II III. Sehingga ibu hamil dengan DM
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi persalinan.
Pertumbuhan janin harus diobservasi dengan cermat.
Kehamilan juga memperburuk keadaan DM, serta
meningkatkan potensi hipertensi pada ibu hamil. Interpretasi
adanya DM pada ibu hamil, jika hasil pemeriksaan glukosa urin
dengan visual atau dipstik menunjukkan ≥1+. Pada keadaan ibu
hamil dengan preeklampsi dan DM harus dilakukan
penatalaksanaan yang tepat, lakukan deteksi dampak atau
komplikasi kehamilan. Apabila ditemukan kelainan yang
ditemukan dari pemeriksaan penunjang/pemeriksaan
laboratorium, maka harus ditangani sesuai dengan standar dan

6
kewenangan bidan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani
dirujuk sesuai sistem rujukan.

2. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


2.1 Gizi Ibu hamil Trimester 1, 2, 3
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin
yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan
meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita
normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim
(uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan
pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan
digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60%
digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal, ibu hamil akan
mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi
karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati,
sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan.
Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu
memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya.
Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan
janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang
dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang
ikut mengkonsumsi makanan yang dimakan. Penambahan kebutuhan
gizi selama hamil meliputi :
2.1.1 Energi
Tambahan energi selain untuk ibu, janin juga perlu untuk
tumbuh kembang. Banyaknya energi yang dibutuhkan hingga
melahirkan sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan
300 Kkal sehari. Menurut RISKESDAS 2007 Rerata nasional

7
Konsumsi Energi per Kapita per Hari adalah 1.735,5 kkal.
Kebutuhan kalori tiap trimester antara lain:
1) Trimester I, kebutuhan kalori meningkat, minimal 2.000 kilo
kalori/hari.
2) Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat untuk
kebutuhan ibu yang meliputi penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, payudara dan lemak.
3) Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk
pertumbuhan janin dan plasenta.
2.1.2 Protein
Penambahan protein selama kehamilan tergantung
kecepatan pertumbuhan janinnya. Kebutuhan protein pada
trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya,
sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya.
Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan
penambahan 17 gram tiap hari. Kebutuhan protein bisa didapat
dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti daging tak
berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti
tahu, tempe dan kacang-kacangan Protein digunakan untuk:
pembentukan jaringan baru baik plasenta dan janin,
pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan cadangan
darah dan Persiapan masa menyusui.
2.1.3 Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan
janin selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak
merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan
plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu
sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada
kehamilan tirmester III.
2.1.4 Karbohidrat

8
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan
selama kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah
karbohidrat kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta.
Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta
meningkatkan asupan serat untuk mencegah terjadinya
konstipasi.
2.1.5 Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin
dibandingkan wanita tidak hamil. Kebutuhan vitamin
diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan vitamin meliputi:
1) Asam Folat
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan
penting dalam perkembangan embrio. Asam folat juga
membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada
otak dan tulang belakang. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan,
bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), dan
pertumbuhan janin terganggu. Kebutuhan asam folat sekitar
600-800 miligram.
Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004
menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar 5
mg/kg/hr (200 mg). Asam folat dapat didapatkan dari
suplemen asam folat, sayuran berwarna hijau, jeruk, buncis,
kacang-kacangan dan roti gandum.
2) Vitamin A
Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas,
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A
menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

9
Sumber vitamin A antara lain: buah-buahan, sayuran warna
hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur dan lainnya.
3) Vitamin B
Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang
dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6
dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah
merah. Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino.
4) Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari
kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta
menghantarkan sinyal ke otak. Vitamin C juga membantu
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Ibu hamil disarankan
mengkonsumsi 85 miligram per hari. Sumber vitamin C
didapat dari tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli.
5) Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu
penyerapan kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi
serta mencegah osteomalacia pada ibu. Sumber vitamin D
terdapat pada ssusu, kuning telur dan dibuat sendiri oleh tubuh
dengan bantuan sinar matahari.
6) Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta
integrasi sel darah merah. Selama kehamilan wanita hamil
dianjurkan mengkonsumsi 2 miligram per hari.
7) Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan
pada bayi. Pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi,
karena vitamin K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga
disintesis oleh bakteri usus.
2.1.6 Mineral

10
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral
dibandingkan sebelum hamil. Kebutuhan mineral diperlukan
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta
proses diferensiasi sel. Kebutuhan mineral antara lain:
2.1.7 Zat Besi
Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan
selama kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat
besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein
di sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke
jaringan tubuh. Selain itu, zat besi penting untuk pertumbuhan
dan metabolisme energi dan mengurangi kejadian anemia.
Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan
rentan infeksi, resiko persalinan prematur dan berat badan bayi
lahir rendah. Untuk mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil
dianjurkan mengkonsumsi 30 miligram tiap hari.
Efek samping dari zat besi adalah konstipasi dan nausea
(mual muntah). Zat besi baik dikonsumsi dengan vitamin C,
dan tidak dianjurkan mengkonsumsi bersama kopi, the, dan
susu. Sumber alami zat besi dapat ditemukan pada daging
merah, ikan, kerang, unggas, sereal, dan kacang-kacangan.
2.1.8 Zat Seng
Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung
syaraf tulang belakang. Resiko kekurangan seng menyebabkan
kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah. Kebutuhan seng
pada ibu hamil sekitar 20 miligram per hari. Sumber makanan
yang mengandung seng antara lain: kerang, daging, kacang-
kacangan, sereal.
2.1.9 Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan
tulang dan gigi, membantu pembuluh darah berkontraksi dan
berdilatasi, serta mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan

11
sekresi hormon. Kebutuhan kalsium ibu hamil sekitar 1000
miligram per hari. Sumber kalsium didapat dari ikan teri, susu,
keju, udang, sarden, sayuran hijau dan yoghurt.
2.1.10 Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram
dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium dapat
menyebabkan hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi
kretinisme.
2.1.11 Fosfor
Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta
kenaikan metabolisme kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan
menyebabkan kram pada tungkai.
2.1.12 Fluor
Fluor diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fluor menyebabkan pembentukan gigi tidak
sempurna. Fluor terdapat dalam air minum.
2.1.13 Natrium
Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat
cairan dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbnagan
cairan tubuh pada ibu hamil. Kebutuhan natrium meningkat
seiring dengan meningkatnya kerja ginjal. Kebutuhan natrium
ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan
tambahan, namun yang sering kali menjadi kekurangan adalah energi
protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan
energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 84.000
kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu tambahan
ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam,
kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi

12
oleh zat gizi dari makanan lainnya. Dibawah ini tabel Angka
Kecukupan Gizi (AKG) perorang/hari yang dianjurkan bagi ibu hamil.

Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) per orang/hari yang dianjurkan

Zat Gizi Kebutuh Kebutuh Sumber


an an makanan
wani wani
ta ta
dew ham
asa il
Energi 2500 + 300 Padi-padian,
(kal jagung,
ori) umbiumbian,
mi, roti
Protein 40 +10 Daging, ikan,
(gra telur,
m) kacang-
kacangan,
tahu,tempe.
Kalsium 0,5 + 0,6 Susu, ikan teri,
(mg) kacangkacan
gan, sayuran
hijau
Zat besi 28 +2 Daging. Hati,
(mg) sayuran hijau
Vit. A 3500 + 500 Hati, kuning
(SI). telur, sayur
dan buah
berwarna
hijau dan
kuning
kemerahan
Vit. B1 0,8 + 0,2 Biji-bijian, padi-

13
(mg) padian,
kacang-
kacangan,
daging
Vit. B2 1,3 + 0,2 Hati, telur,
(mg) sayur,
kacangkacan
gan
Vit. B6 12,4 +2 2 Hati, daging,
(mg) ikan,
bijibijian,
kacang-
kacangan.
Vit. C 20 + 20 Buah dan sayur
(mg)

2.2 Gizi Ibu Hamil dalam Masalah


Konsumsi makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya.
Oleh karena itu, ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil, dengan konsumsi
pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan
proporsinya. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari
makanan yang dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi
yang berada di dalam tubuh ibunya. Selama hamil, ibu harus
menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi
kebutuhan gizi ibu hamil dan janinnya. Selain itu, gizi juga diperlukan
untuk persiapan memproduksi ASI. Bila makanan ibu sehari-hari tidak
cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin akan
mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya, seperti sel
lemak sebagai sumber kalori dan zat besi sebagai sumber zat besi.
Oleh karena itu, ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik

14
sebelum hamil dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik
proporsi maupun jumlahnya (Kemenkes RI, 2014).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 75
Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi
Bangsa Indonesia memberi panduan tentang angka kebutuhan gizi
berdasarkan jenis kelamin dan umur. Kebutuhan zat gizi yang akan
meningkat selama kehamilandiantaranya adalah kebutuhan energi.
Pertambahan kebutuhan energi utamanya terjadi pada trimester II dan
III. Penambahan konsumsi energi pada trimester II diperlukan untuk
pertumbuhan jaringan ibu seperti penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Adapun
penambahan konsumsi energi sepanjang trimester III digunakanuntuk
pertumbuhan janin dan plasenta (Arisman, 2004). Angka Kecukupan
Gizi ibu hamil dan penambahan masingmasing zat gizi di setiap
trimester ditunjukkan dalam Tabel 1.

Jika kebutuhan gizi ibu hamil tidak terpenuhi, maka dapat terjadi masalah
gizi pada ibu hamil. Masalah gizi yang dialami ibu hamil dapat
mengganggu kesehatan ibu dan janin, sehingga pemenuhan gizi pada
ibu hamil menjadi penting

2.2.1 Masalah Gizi

15
Saat ini masih banyak ibu hamildi Indonesia yang mengalami
masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik
(KEK) dan anemia (Kementerian Kesehatan, 2014). Masalah gizi
pada ibu hamil yang lain adalah Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (Almatsier, 2004).
1) Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana
ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu (Depkes RI, 2002). KEK merupakan
gambaran status gizi ibu di masa lalu yaitu kekurangan gizi
kronis pada masa anak-anak baik disertai sakit yang berulang
ataupun tidak. Kondisi tersebut akan menyebabkan bentuk
tubuh yang pendek (stunting) atau kurus (wasting) pada saat
dewasa(Soetjiningsih, 2009). Di Indonesia, prevalensi KEK
pada ibu hamil di Indonesia sebanyak 24,20% (Riskesdas,
2013)
Status KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) ditentukan
menggunakan Lingkar Lengan Atas atau disebut LILA.
Supariasa, dkk.(2001) menyebutkan pengukuran LILA pada
kelompok WUS adalah salah satu cara deteksi dini yang
mudahdilakukan masyarakat. WUS yang berisiko KEK di
Indonesia jika hasil pengukuran LILA kurang dari atau sama
dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm
makaWUS tersebut tidak beresiko menderita KEK (Supariasa,
dkk., 2001).
Ukuran LILA menggambarkan keadaan konsumsi makan
terutama konsumsi energi dan protein dalam jangka panjang.
Kekurangan energi secara kronis menyebabkan ibu hamil tidak
mempunyai cadangan zat gizi yang adekuat untuk
menyediakan kebutuhan ibu dan janin karena ada perubahan

16
hormon dan meningkatnya volume darah untuk pertumbuhan
janin. Sebagai akibatnya, suplai zat gizi pada janin berkurang
sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat.
Selanjutnya akan lahir bayi dengan berat yang rendah(Depkes
RI, 1996). Hal tersebut dibuktikan melalui penelitian oleh
Saraswati dan Sumarno (1998) di Kabupaten Garut, Sukabumi
dan Tanggerang Propinsi Jawa Barat menunjukkan ibu hamil
dengan ukuran LILA kurang dari 23 cm mempunyai risiko 2,32
kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan
dengan ibu dengan lingkar lengan lebih dari 23 cm.
Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR di Indonesia
berdasarkan hasil Riskesdas (2013) menunjukkan persentase
balita (0-59 bulan) yang mengalami BBLR sebesar 10,2%.
Bayi dengan BBLR mempunyai risiko kematian lebih tinggi
dari bayi yang lahir normal. BBLR diperkirakan menyebabkan
kematian 20 kali dibandingkan dengan bayi yang beratnya
lebih dari 2500 gram. BBLR merupakan masalah kesehatan
karena BBLR menjadi salah satu penyebab utama kematian
neonatal. Depkes RI (2008) menyebutkan sebanyak 15-20%
kematian bayi di Indonesia disebabkan karena BBLR.Selain
itu, BBLR dapat menurunkan kualitas generasi yang akan
datang karena memperlambat pertumbuhan dan perkembangan
mental anak serta menyebabkan penurunan kecerdasan (IQ) 10-
13 poin(Amalia, 2011). Hasil Penelitian Nova (2011)
menunjukkan anak SD dengan riwayat BBLR mempunyai skor
IQ yang lebih rendah dibandingkan anak SD dengan riwayat
lahir cukup.
Akibat lain dari KEK adalah kerusakan struktur susunan
syaraf pusat terutama pada tahap pertama pertumbuhan otak
(hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Masa

17
rawan pertumbuhan sel-sel saraf terjadi pada trimester 3
kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan
gizi pada masa dini perkembangan otak akan menghentikan
sintesis protein dan DNA yang dapat mengganggu
pertumbuhan otak terganggu sehingga sel-sel otak yang
berukuran normal lebih sedikit. Dampaknya akan terlihat pada
struktur dan fungsi otak di masa mendatang yang berpengaruh
pada intelektual anak (Soetjiningsih, 2009).
Menurut Arisman (2007) beberapa penyebab yang
mempengaruhi terjadinya gizi kurang adalah kurangnya asupan
makanan dan penyakit infeksi. Ibu hamil yang asupan
makanannya cukup tetapi menderita sakit akan mengalami gizi
kurang. Adapun ibu hamil yang asupan makanannya kurang
maka daya tahan tubuh akan melemah dan akan mudah
terserang penyakit. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
KEK pada ibu hamil adalah tingkat pendidikan yang rendah,
pengetahuan ibu tentang gizi yang kurang, pendapatan keluarga
yang tidak memadahi, usia ibu yang kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun,serta jarak kelahiran yang terlalu
dekat.Hasil penelitian Handayani dan Budianingrum (2011)
menunjukkan terdapat pengaruh umur ibu, jarak kelahiran,
tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian
KEK pada ibu hamil di Wilayah Puskesmas Wedi Kabupaten
Klaten. Ibu hamil yang berumur < 20 tahun atau > 35 tahun
lebih rentan menderita KEK dibandingkan ibu hamil yang
umurnya 20-35 tahun. Ibu hamil dengan jarak kelahiran < 2
tahun berisiko menderita KEK karena masih memerlukan
energi yang besar untuk pemulihan. Semakin baik pendidikan
ibu maka semakin baik pula pengetahuan gizinya. Ibu dengan
pengetahuan yang baik kemungkinan akan memberikan gizi
yang memenuhi kebutuhan diri dan janinnya. Adapun hasil

18
penelitian Mahirawati (2014) di Puskesmas Kamoning dan
Tambelangan Kabupaten Sampang Jawa Timur menunjukkan
sebagian ibu hamil KEK memiliki suami dengan pendapatan
rendah yaitu kurang dari Rp. 1.120.000,- per bulan.
2) Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) < 11 gr% pada trimester I dan III sedangkan
pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr%. Anemia selama
kehamilan memerlukan perhatian serius karena berpotensi
membahayakan ibu dan anak (Manuaba, 2009).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menyebutkan anemia pada kehamilan umumnya bersifat
fisiologis. Anemia merupakan keadaan ketika jumlah sel darah
merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb)
tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh. Wanita
hamil rentan mengalami anemia defisiensi besi karena
kebutuhan oksigen pada ibu hamil lebih tinggi sehingga
memicu peningkatan produksieritopoitin. Volume plasma
bertambah dan sel darah merah meningkat. Peningkatan
volume plasma lebih besar dari peningkatan eritrosit sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin (Rai, dkk,
2016).
Anemia selama kehamilan dapat berakibat fatal, memiliki
efek negatif pada kapasitas kerja, motorik dan perkembangan
mental pada bayi, anakanak, dan remaja. Pada ibu hamil,
anemia dapat menyebabkan berat lahir rendah, kelahiran
prematur, keguguran, partus lama, atonia uteri dan
menyebabkan perdarahan serta syok (Rai, dkk, 2016). Hasil
penelitian Amalia (2011) di RSU Dr. MM Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo menunjukkan ibu hamil yang mengalami
anemia berisiko melahirkan bayi BBLR sebesar 4,643 kali

19
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Adapun hasil
penelitian Irayani (2015) menunjukkan hubungan anemia pada
kehamilan dengan kejadian keguguran. Ibu yang mengalami
anemia berisiko mengalami keguguran sebesar 3,317 kali
dibandingkan ibu hamil yang tidak mengalami anemia.
Almatsier (2004) menyebutkan bahwa anemia gizi di
Indonesia pada umumnya disebabkan anemia kurang besi.
Penyebab utama anemia kurang besi adalah makanan yang
dikonsumsi kurang mengandung zat besi terutama dalam
bentuk besi-hem. Faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap
terjadinya anemia pada kehamilan. Hasil penelitian Rai, dkk
(2016) menunjukkan pendidikan dan perkerjaan ibu serta
penghasilan suami berhubungan dengan kadar hemoglobin ibu
hamil.Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 97
tahun 2014, upaya pemerintah untuk menanggulangi anemia
pada ibu hamil dilakukan melalui pemberian tablet besi
sebanyak 90 tablet.
3) Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI).
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah
setiap kelainan yang ditemukan akibat defisiensi yodium
(Bachtiar, 2009). Yodium merupakan salah satu mineral yang
diperlukan tubuh dalam jumlah kecil tetapi mempunyai fungsi
penting untuk kehidupan. Yodium yang ada di kelenjar tiroid
digunakan untuk menyintesis hormon tiroksin, tetraiodotironin
(T4), dan triiodotironin (T3). Hormon tersebut diperlukan
untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik, dan mental
manusia (Almatsier, 2004).
Salah satu cara untuk mengelompokkan GAKY adalah
dengan pengukuran medianUrinary Iodine Excretion (UIE)
atau kadar yodium dalam urin. Hampir semua zat yodium yang
masuk ke dalam tubuh melalui makanan akhirnya dibuang

20
melalui urin. Pedoman hasil pemeriksaan UIE pada ibu hamil
pada Tabel 2.

GAKY memberikan dampak negatif terhadap kualitas


sumber daya manusia, baik fisik, mental,maupun kecerdasan
(Bachtiar, 2009). GAKY tidak hanya menyebabkan
pembesaran kelenjar gondok tetapi juga menimbulkan
gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu hamil
menyebabkan abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi,
meningkatnya angka kematian perinatal dan melahirkan bayi
kretin (Supariasa, dkk. 2001).Perkembangan otak terjadi
dengan pesat pada janin dan anak sampai usia 2 tahun. Karena
itu ibu hamil penderita GAKY meskipun masih pada tahap
ringan dapat berdampak buruk pada perkembangan kecerdasan
anak(Arisman, 2007).Hasil penelitian Hartono (2002)
menunjukkan perkembangan bayi yang dilahirkan oleh ibu
hamil yang kekurangan yodium mengalami
keterlambatansampai usia 2 tahun. Keterlambatannya meliputi
perkembangan motorik kasar maupun halus, personal-sosial,
adaptasi, serta komunikasi. Kekurangan yodium banyak terjadi
di daerah pegunungan karena tanahnya kurang mengandung
yodium. Upaya penanggulangannya melalui fortifikasi garam
dengan yodium (Almatsier, 2004).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

21
Menurut (Romauli, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan antara
lain:
3.1 Faktor Fisik
3.1.1 Status Kesehatan
Status kesehatan merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan kondisi kesehatan ibu hamil. Pengaruh status kesehatan
terhadap kehamilan antara lain:
1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung dari kehamilan,
seperti hypereesis gravidarum, preeklamsi, kelainan
lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta,
atau selaput janin, pendarahan antepartum, dan gamelli.
2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan
dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana
penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi
kehamilan, contohnya:
a. Penyakit kelainan bagian kandungan seperti varises
vulva, kelainan bawaan, hematoma vulva, peradangan,
gonorea, DM, kista bartholini, fistula vagina, kista
vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus,
tumor uteri, mioma uteri, karsinoma serviks, karsinoma
korpus uteri.
b. Penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung,
hipertensi, stenosis aorta, jantung rematik, endokarditis.
c. Penyakit darah misalnya anemia karena kehamilan,
leukimia, hemastosis dan kelainan pembekuan darah,
purpura trombositopeni, hipofibrinogenemia.
d. Penyakit saluran nafas misalnya influenza, bronchitis,
pneumonia, asma bronkiale, TB paru.
e. Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, kries,
gingivitis, pirosis, herniadiafragmatikagastritis, ileus,

22
valvulusta, hernia, appendik, colitis, megakolon,
hemmorhoid.
f. Penyakit hepar misalnya hepatitis, rupture hepar, sirosis
hepatis, ikterus, atrofi hepar, penyakit pankreas.
g. Penyakit ginjal atau saluran kemih misalnya infeksi
saluran kemih, bakteriuria, sistisis, sindroma nefrotik,
batu ginjal, tbc ginjal.
h. Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan,
kelainan kelenjar gondok, dan kelainan hipofisis.
i. Penyakit saraf misalnya korea gravidarum, epilepsia,
pendarahan intakranial, tumor otak, poliomyelitis.
j. Penyakit menular misalnya IMS, AIDS, kondolimata
akuminata, tetanus, erysipelas, difteri, lepra, torch,
morbilli, campak, parotitis, variola, malaria dan lain-
lain.

Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi


abortus, intra uterin fetal death, anemia berat, infeksi
tranplasental, dismaturitas, shock, pendarahan.

3.1.2 Status Gizi


Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada
masa kehamilan, karena faktor gizi sangat dipengaruhi terhadap
status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan
perkembangan janin. Keterbatasan gizi selama hamil sering
berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau
keadaan lain yang dapat meningkatkan kebutuhan gizi ibu
hamil.
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Pengaruh gizi
terhadap kehamilan sangat penting. Berat badan ibu hamil
harus memadai, bertambah sesuai dengan umur kehamilan.

23
Berat badan normal akan menghasilkan anak yang normal.
Demikian juga sebaliknya kenaikan berat badan lebih dari
normal, dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan
(pre-eklamsi), anak yang terlalu besar sehingga menimbulkan
kesulitan persainan. Jika berat badan ibu hamil kurang dari
normal kemungkinan ibu beresiko keguguran, anak lahir
premature, berat badan lahir rendah, gangguan kekuatan rahim
mengeluarkan anak, dan pendarahan sehabis persalinan.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar antara
lain:
a. Asam folat,
Asam folat ini berfungsi sebagai menurunkan resiko kerusakan
otak, kelainan neural, spina bifida, dan anansepalus, baik
pada ibu hamil normal maupun beresiko. Minimal
pemberian asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum
konsepsi dan berlanjut 3 bulan pertama kehamilan. Dosis
pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 kg atau
0,5- 0,8 mg, sedangkan untuk kelompok beresiko adalah 4
mg/hari. Bila kekurangan asam folat akan menyebabkan
anemia pada ibu dan cacat bayi yang dilahirkan.
b. Energi
Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses
tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c. Protein
Protein berfungsi sebagai menambah jaringan tubuh ibu seperti
jaringan payudara dan rahim dan dapat diperoleh dari susu,
telur, dan keju.
d. Zat besi (Fe)
Membutuhkan tabahan 700-800 mg zat besi. Jika kekurangan,
bisa terjadi perdarahan sehabis melahirkan.
e. Kalsium

24
Berfungsi sebagai untuk pembentukan tulang dan gigi bayi.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 500 mg/hari.
f. Vitamin D
Berkaitan dengan zat kapur dan jika kekurangan zat kapur
maka pembentukan gigi geliginya dan lapisan luar gigi
tidak sempurna.
g. Yodium
Berfungsi sebagai mencegah gondongan dan jika kekurangan
yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan janin menderita
kretenisme, sebuah ketidakmampuan yang mempengaruhi
pemikiran.
h. Vit.A
Berfungsi sebagai mencegah rabun ayam, kebutaan dan
membantu tubuh untuk melawan infeksi.
3.1.3 Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada
masyarakat baik masyarakat yang bersifat positif meupun
kebiasaan bersifat negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Pengaruh gaya hidup yang mempengaruhi kehamilan seperti
kebiasaan minum jamu, aktivitas seksual, pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari yang terlalu berat, senam hamil, konsumsi
alkohol, merokok, dan kehamilan yang tidak diharapkan.
3.1.4 Faktor Psikologi
Faktor psikologi muncul karena ketidakmatangan di dalam
perkembangan emosional dalam kesanggupan seseoraang
untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk
kehamilan. Faktor psikologi ini mempunyai beberapa faktor
yang mempengaruhi kehamilan, antara lain stressor, dukungan
keluarga, subtance abuse, partner abuse.
3.1.5 Faktor lingkungan, sosial budaya, ekonomi

25
Gaya hidup sehat adalah gaya yang digunakan ibu hamil.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses
kehamilan yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya
secara rutin. Dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal,
membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses
persalinan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini adalah faktor
yang mempengaruhi gaya hidup antara lain:
1) Faktor lingkungan
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang
merugikan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat
menyikapi hal ini secara bijaksana dan jangan sampai
menyinggung kearifan lokal pada daerah tersebut.
Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui
beberapa teknik, misalnya media massa, pendekatan tokoh
masyarakat, dan penyuluhan yang menggunakan media
efektif.
2) Faktor sosial
Faktor sosial tergolong menjadi dua macam yaitu,
a. Fasilitas kesehatan, berfungsi sebagai menentukan
kualtas pelayanan pada ibu hamil. Deteksi dini terhadap
kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat,
sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil
serta adanya fasilitas kesehatan ini dapat menurunkan
angka kematian ibu hamil (AKI).
b. Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan ibu hamil
sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya.
Informasi yang berhubungan dengan perawatan
kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan
meningkatkan pengetahuannya. Penelitian
menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya

26
tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan pendidikan
rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup
informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak tahu
bagaimana cara melakukan perawatan kehamilan
dengan baik.
c. Pekerjaan, Pekerjaan seseorang akan menggambarkan
aktifitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang
didapatkan. Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu
hamil yang bekerja akan mempunyai pengetahuan yang
lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja, karena ibu
yang bekerja akan memiliki kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih
mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan
informasi seputar kesehatannya.
3) Faktor budaya dan adat istiadat
Adat istiadat merupakan akar budaya masayarakat
atau kebiasaan yang dilakukan. Banyak sekali kebiasaan
adat istiadat yang masih dipertahankan di indonesia untuk
mencapai keturunan yang baik secara psikis maupun
jasmani. Faktor sosial budaya yang mempengaruhi
kehamilan seperti larangan ibu hamil melihat orang
menyembelih binatang, upacara tujuh bulan, kedekatan
masyarakat pada dukun beranak, ibu hamil harus makan
dua kali lipat, ibu hamil tidak boleh makan nanas, pisang
ambon dan duren, minum es membuat janin besar, ibu
hamil tidak boleh makan daging kambing, minum air
kelapa, minum jamu-jamuan tradisional, minum air rebusan
kacang hijau, peringatan 4 bulanan, ibu hamil tidak boleh
makan cabe, ibu hamil tidak boleh memasak sambil
jongkok.
4) Faktor ekonomi

27
Kehidupan berekonomi ada sejak maanusia dilahirkan.
Kehidupan berlangsung di lingkup keluarga maupun
masyarakat. Dalam kehidupan seharihari nampak berbagai
kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam hal ini, terdapat faktor-faktor ekonomi yang
mempengaruhi kehamilan antara lain:
a) Ekonomi rendah menyebabkan gangguan emosi ibu
hamil
b) Ekonomi rendah mempengaruhi gizi yang disebabkan
gangguan makanan
c) Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya jumlah
anak
d) Ekonomi rendah mempengaruhi saat terjadi pendarahan
e) Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya anak yang
disebabkan kurangnya penyuluhan keluarga berencana
f) Ekonomi rendah menyebabkan ibu yang sedang hamil
dalam melakukan pemeriksaan mendapatkan fasilitas
pelayanan pemeriksaan yang tidak efektif karena
kurangnya biaya yang harus dikeluarkan
g) Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil yang
pendidikannya rendah tidak mengetahui tentang
pemeriksaan kehamilan yang baik
h) Ekonomi rendah menyebabkan masyarakat khususnya
ibu hamil bertempat tinggal di daerah yang jauh dari
pelayanan kesehatan
i) Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil berperan
penting dalam masalah transportasi dan biaya lain yang
mempengaruhi kehamilan. 
4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
4.1 Kebutuhan fisik ibu hamil trimester 1, 2, dan 3
1) Oksigen

28
Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk
mengoptimalkan oksigenasi ibu dan janin, serta memfasilitasi
perpindahan produk sisa CO2 dari janin ke ibu.
Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat secara
progresif selama masa kehamilan. Volume tidal dan dalam angka
yang lebih kecil, laju pernafasan meningkat. Pada aterm konsumsi
oksigen akan meningkat sekitar 20-50% dan ventilasi semenit
meningkat hingga 50%. PaCO2 menurun sekitar 28-32mm Hg.
Alkalosis respiratorik dihindari melalui mekanisme kompensasi
yaitu penurunan konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi
juga dapat meningkatkan PaO2 secara perlahan. Peningkatan dari
2,3-difosfogliserat mengurangi efek hiperventilasi dalam afinitas
hemoglobin dengan oksigen. Tekanan parsial oksigen dimana
hemoglobin mencapai setengah saturasi ketika berikatan dengan
oksigen meningkat dari 27 ke 30 mm Hg. hubungan antara masa
akhir kehamilan dengan peningkatan curah jantung memicu
perfusi jaringan (Morgan, 2006).
Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari
pembesaran uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari
diameter anteroposterior dan transversal dari cavum thorax. Mulai
bulan ke lima, expiratory reserve volume, residual volume, dan
functional residual capacity menurun, mendekati akhir masa
kehamilan menurun sebanyak 20 % dibandingkan pada wanita
yang tidak hamil. Secara umum, ditemukan peningkatan dari
inspiratory reserve volume sehingga kapasitas paru total tidak
mengalami perubahan. Pada sebagian ibu hamil, penurunan
functional residual capacity tidak menyebabkan masalah, tetapi
bagi mereka yang mengalami perubahan pada closing volume
lebih awal sebagai akibat dari merokok, obesitas, atau skoliosis
dapat mengalami hambatan jalan nafas awal dengan kehamilan
lanjut yang menyebabkan hipoksemia. Manuver tredelenburg dan

29
posisi supin juga dapat mengurangi hubungan abnormal antara
closing volume dan functional residual capacity. Volume residual
dan functional residual capacity kembali normal setelah proses
persalinan. (Morgan, 2006).
2) Nutrisi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan
selama masa kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh
terhadap status kesehatan ibu guna pertumbuhan dan
perkembangan janin. Menurut Hendrawan Nasedul yang dikutip
oleh Mitayani (2010), gizi pada saat kehamilan adalah zat
makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan
oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang
dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Kondisi
kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan
kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya kehamilan,
keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik,
dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein,
vitamin, dan mineral (Kusmiyati, 2009).
Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi
kesehatan si ibu. Kusmiyati (2009) mengungkapkan dasar
pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama
kehamilan, yaitu sebagai berikut :
a. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori.
Metabolisme basal pada masa 4 bulan pertama mengalami
peningkatanan kemudian menurun 20-25% pada 20 minggu
terakhir.
b. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan
hormonal, peningkatan HCG, estrogen, progesteron
menimbulkan berbagai perubahan seperti mual muntah,
motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih

30
lama, peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus
sehingga timbul masalah obstipasi.
c. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang
dieksresi pada pertengahan kehamilan dan sedikit cairan
dieksresi pada bulan-bulan terakhir kehamilan.
d. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah
erytrosit 20-30% sehingga terjadi penurunan hemodilusi
dan konsentrasi hemoglobin. Ibu hamil harus mendapatkan
gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu serta
mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi.
Malnutrisi kehamilan akan menyebabkan volume darah
menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta
berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang
sehingga janin pertumbuhan janin menjadi terganggu.
Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam meningkatkan
kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah:

 Buruknya status gizi ibu


 Usia ibu yang masih sangat muda
 Kehamilan kembar
 Jarak kehamilan yang rapat
 Tingkat aktivitas fisik yang tinggi
 Penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan
malabsorbsi
 Konsumsi rokok dan alkohol
 Konsumsi obat legal (antibiotik dan phenytoin) maupun
obat ilegal (narkoba). (Kusmiyati, 2009)
Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan
hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil sangat kurus makan akan
melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) dan bayi
prematur. Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan

31
berat badan pada ibu hamil yaitu edema, hipertensi kehamilan,
dan makan yang banyak/berlebihan. Menurut Kusmiyati
(2009), proporsi kenaikan berat badan selama hamil pada
trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari
kenaikan berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu
A. Energi
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan
energi yang meningkat.Energi ini digunakan untuk
pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh
darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori
dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta untuk proses
metabolisme jaringan baru (Mitayani, 2010). Ibu hamil
memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada
kehamilan.Kebutuhan energi yang tinggi paling banyak
diperoleh dari bahan makanan sumber lemak, seperti lemak
dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian.Setelah itu
bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian,
umbi-umbian, dan gula murni(Mitayani, 2010).
B. Protein
Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan
protein yang disebabkan oleh peningkatan volume darah
dan pertumbuhan jaringan baru.Jumlah protein yang harus
tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gr
yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang
baik dalam hal jumlah maupun mutu, seperti telur, susu,
daging, unggas, dan kerang. Selain sumber hewani, ada
juga yang berasal dari nabati seperti tempe, tahu, serta
kacang-kacangan(Mitayani, 2010)
C. Vitamin dan Mineral

32
Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan
berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin C, asam folat,
zat besi, kalsium, dan zink. Angka kecukupan gizi yang
dianjurkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 untuk
tambahan gizi ibu hamil pada trimester ketiga adalah
vitamin A +300 RE, vitamin C +10 mg, tiamin +0,3 mg,
riboflavin +0,3 mg, niasin +4 mg, asam folat +200 μg,
vitamin B12 +0,2 μg, kalsium +150 mg, magnesium +40
mg, zat besi +13 mg, zink +10,2 mg,serta iodium +50
μg(Mitayani, 2010).
D. Zat Besi
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk
mensuplai pertumbuhan janin dan plasenta serta
meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi
merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi
hemoglobin yang berfungsi untuk :
 Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
 Sintesis enzim yang terkait besi
 Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel.
Arisman (2004) menyatakan total besi yang diperlukan
selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe
tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan
rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg
untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg
lenyap ketika melahirkan (Mitayani, 2010)
E. Asam Folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses
metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino,
sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam
sintesis asam nukleat. Selain itu asam folat juga dibutuhkan

33
untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
dalam sum-sum tulang belakang dan untuk
pendewasaannya.
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang
maupun yang telah maju mengalami kekurangan asam folat
karena kandungan asam folat di dalam makanan mereka
sehari-hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka
disaat hamil. Kekurangan asam folat berkaitan dengan
tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi
spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan
hemorrhage (pendarahan), Widyakarya Pangan dan Gizi
2004 menganjurkan penambahan sebanyak 200 μg untuk
ibu hamil, yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
suplemen. Suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28
hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama
kehamilan.Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan
470 μg per hari, masing-masing pada trimester I, II, dan III.
Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara
lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacangkacangan,
ikan, daging, jeruk, dan telur.(Mitayani, 2010).
Menurut jurnal kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang oleh Sri Mulyani, Heryanto
Adi, dan Mamat S tahun 2013 dengan judul “Hubungan
antara status gizi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil
trimester II di Puskesmas Bandarharo Semarang Utara”
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil
bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester II, semakin baik
status gizi maka semakin baik pula kadar Hb.
3) Personal Hygiene

34
Kebesihan harus selalu dijaga pada masa hamil.Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam personal hygiene pada ibu
hamil Trimester II adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit
kepala, kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan
vulva, kebesihan kuku tangan dan kaki.
a. Kebersihan Rambut & Kulit Kepala
Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama
kehamilan karena overactivity kelenjar minyak kulit kepala
dan mungkin memerlukan keramas lebih sering.Rambut bisa
tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin
memerlukan pemotongan lebih sering.
Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil
sangatlah penting. Disarankan ibu hamil untuk mencuci
rambut secara teratur guna menghilangkan segala kotoran,
debu, dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut kita
membantu memberikan stimulasi sirkulasi darah pada kulit
kepala dan memonitor masalah-masalah pada rambut dan
kulit kepala. Dengan keramas, dimana cara ini dapat
membersihkan kotoran yang menyumbat pori-pori di kulit
kepala yang bisa menghambat pertumbuhan rambut. Selain
itu, keramas juga merupakan kegiatan pemijatan yang baik
pada kulit kepala ibu hamil untuk menstimulasi dan
menyediakan jalan rambut baru untuk tumbuh dengan mudah.
(Kusmiati, 2009)
b. Kebersihan Gigi dan Mulut
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut
untuk menjaga dari semua kotoran dari sisa makanan yang
masih tertinggal didalam gigi yang mengakibatkan kerusakan
pada gigi dan bau mulut.Kebersihan dan perawatan gigi dapat
dilakukan dengan oral hygiene dengan menggunakan sikat
dan pasta gigi, sedangkan kebersihan area mulut dan lidah

35
bisa dilakukan dengan menggunakan kasa yang dicampur
dengan antiseptik.Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi
setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap
terjadinya carries dan ginggivitis. (Kusmiati, 2009)
c. Kebersihan Payudara
Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus
dibersihkan kalau terbasahi oleh colustrum. Kalau dibiarkan
dapat terjadi edema pada puting susu dan sekitarnya. Puting
susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan
keluar setiap kali mandi. Payudara perlu dipersiapkan sejak
sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan
baik pada saat diperlukan.
Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan
membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya dilakukan
secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat
menimbulkan kontraksi pada Rahim.Basuhan lembut setiap
hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak
dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering
pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan
campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang,
sensitif dan menjadi lebih berat maka sebaiknya gunakan
penopang payudara yang sesuai.(Kusmiati, 2009)
d. Kebersihan Vulva
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh wanita yang hamil
adalah :
 Celana dalam harus kering.
 Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina.
 Sesudah BAB / BAK dilap dengan lap khusus.
(Kusmiati, 2009)
e. Kebersihan Kuku Tangan dan Kaki

36
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek
penting dalam mempertahankan perawatan diri, melalui kuku
berbagai kuman dapat masuk kee dalam tubuh, untuk itu
seharusnya kuku tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
(Kusmiati, 2009)
4) Pakaian
a. Pakaian
Pada Ibu hamil sebaiknya pakaian yang nyaman dan
berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat dan
tidak menekanbadan, karena pakaian yang menekan badan
menyebabkan bendungan vene dan mempercepat timbulnya
varises.(Kusmiati, 2009)
b. Bra
Selama hamil, payudara perlu tersangga dengan baik pilih
bra biasa tapi tanpa kawat penyangga (kawat penyangga dapat
mencederai jaringan payudara yang lembut), atau
menggunakan bra khusus untuk kehamilan.Sebenarnya, tidak
harus mengenakan bra khusus untuk kehamilan, namun
pemakaian bra jenis ini dapat menyangga payudara dengan
baik, sehingga terasa nyaman saat bergerak.
Ada bra yang bisa dipakai sejak masa hamil hingga
menyusui. Bra jenis ini memiliki “jendela” yang bisa dibuka
bila ingin menyusui bayi kelak. Bra ini juga memudahkan,
mengingat setelah melahirkan perlu pakai bra siang dan malam
(terutama di minggu pertama), untuk menghindari tetesan ASI
“tumpah” ke mana-mana.Pilih yang bahan dasarnya
katun, agar kulit bisa “bernapas” dengan nyaman. Sekalipun
begitu, bahan elastis yang menyertainya akan membuat bra
lebih lentur ketika ukurannya berubah. Untuk payudara besar,
bra yang memiliki tali bahu lebar, sehingga dapat menahan
beban payudara.

37
Pastikan penyangga bra di bagian bawah cup nyaman
dipakai. Jika terlalu ketat dapat memicu sakit di ulu hati.
Selain itu, bra yang terlalu ketat akan menahan aliran darah
seputar payudara, dan meningkatkan kemungkinan
penyumbatan saluran air susu (mastitis). Memakai bra yang
pas akan menghindari berbagai gangguan tersebut.(Kusmiati,
2009)
c. Celana Dalam
Awalnya mungkin masih bisa memakai celana dalam yang
biasa di pakai. Akibat perut yang mulai membesar, terkadang
akan lebih terasa nyaman bila bagian pinggangnya ditarik ke
bawah hingga di bawah garis perut (bikini line). Namun,
umumnya celana dalam harus diganti dengan yang lebih besar
setelah kehamilan memasuki usia 16 minggu. 
Beberapa tips memakai celana dalam bagi ibu hamil :      
 Pilih celana dalam berbahan dasar katun, karena
memberi “ventilasi” yang baik sehingga menghambat
pertumbuhan jamur. Ingat, selama hamil suhu tubuh
akan meningkat dan cairan vagina juga kadang-kadang
keluar, sehingga membuat ibu hamil rentan terhadap
infeksi bakteri.
 Perhatikan ukuran dan karet celana, jangan sampai
menekan perut, pinggang atau lingkar paha.
 Celana dalam yang pas, menutupi sekaligus menyangga
perut dan bokong, serta tidak terlalu ketat menekan
bagian selangkangan, akan sangat membantu ibu hamil
yang mengalami varises (pembesaran pembuluh darah
balik vena.
(Kusmiati, 2009)
d. Sepatu

38
Sepatu atau alas kaki yang tinggi sebaiknya jangan dipakai,
oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga
mudah tergelincir atau jatuh.(Kusmiati, 2009)
5) Eliminasi
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal
menyaring darah yan volumenya meningkat (sampai 30-50% atau
lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu
sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke
ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
(Sulistyawati, 2009)
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika
berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin
menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering
merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal
yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur
miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa
darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang
selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
(Sulistyawati, 2009)
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.
Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron
yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya
otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga
menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi
serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam
keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam
keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu

39
sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar
agar tidak terjadi konstipasi. (Sulistyawati, 2009; h.119)
Eliminasi yang terjadi pada ibu hamil trimester II yaitu
frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari
rongga panggul.
6) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama
tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini.

 Sering abortus dan kelahiran prematur


 Perdarahan per vaginam
 Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu
terakhir kehamilan
 Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauteri. (Sulistyawati, 2009;
h.119)
Pada bulan-bulan dalam pertengahan masa kehamilan
merupakan masa puncak di bidang seksualitas, bahkan
mengalahkan keadaan di masa pra hamil karena merasa lebih
sehat dan mempunyai banyak tenaga. Tidak perlu meresahkan
soal KB dan perut belum terlampau besar sehingga mengganggu
kegiatan seksual. Banyak pasangan yang mendapatkan bahwa
selama tahap kehamilan ini hubungan seksual mereka lebih baik
daripada sebelumnya. Bagi sebagian wanita, pertumbuhan rahim
dan kelunakan payudara membuat posisi permainan cinta yang
tradisional (dengan pria di atas) tidak nyaman. Dengan mencoba
posisi yang berbeda-beda seperti misalnya mengganjal diri dengan
bantal, berbaring berdampingan, atau dengan pria masuk di
belakang, sebuah pasangan bisa menikmati senggama sampai ke
saat persalinan. (Sloane, 1997)

40
Jika usia kandungannya di atas 12 minggu, ada baiknya istri
mengonsultasikan ke dokter kandungan untuk melihat kondisi
kehamilannya. Biasanya dalam usia kandungan ini, posisi
menyamping (sideways ), menungging (dog position ), dan duduk
(woman on back ) masih aman dan lebih dianjurkan untuk
dilakukan.
Posisi ini masih nyaman bagi istri.
a) Sideways (posisi menyamping)
Pasutri berbaring menghadap satu sama lain. Buat berat
badan dari perut mendukung rahim pada waktu yang sama.
Keintiman akan lebih terasa karena pasutri saling berhadapan
satu sama lain.
Keuntungan :
 Kontak fisik lebih banyak
 Nyaman atasi masalah panggul
 Penetrasi kurang
Kerugian :
 Daya dorong kurang
 Kurang bebas
b) Doggy Style (posisi menungging)
Posisi favorit wanita hamil ini memungkinkan penetrasi
lebih dalam dan memberikan kesempatan untuk mendukung
perut dan payudara (dengan bantal). Pasangan bisa berdiri
atau berlutut di belakang Sang Istri.
Keuntungan :
 Paling banyak disukai
 Rangsang G-Spot paling baik
 Daya penetrasi tinggi
Kerugian :
 Nyeri lutut

41
 Kurang mesra – tidak berhadapan
c) Woman on Back ( posisi duduk)
Persis seperti posisi misionaris, hanya tanpa tekanan ke
perut atau rahim. Istri berbaring sambil mengangkat lutut ke
arah dada, sedang suami berlutut di antara kaki istri. Jika
merasa lelah, istri bisa mengistirahatkan kakinya ke dada
suami sebagai tumpuan. Tempatkan bantal di bawah
punggung istri agar lebih merasa nyaman. Usahakan jangan
berbaring telentang (dengan kaki lurus) terlalu lama
setelahnya, agar berat rahim tidak memblokir pembuluh
darah yang masuk rahim dan kaki istri.
Keuntungan :
 Kendali pada wanita
 Rangsang klitoris lebih baik
 Daya penetrasi bisa diatur
Kerugian :
 Kurang nyaman bagi pria – penetrasi tidak maksimal
 Kurang mesra – kontak tubuh kurang
(Sloane, 1997; h.193)
7) Mobilisasi, Body Mekanik
a. Mobilisasi
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas
mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya
dan membimbingnya selekas mungkin berjalan (Soelaiman,
1993). Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan
suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal
itu esensial untuk mempertahankan kemandirian.
Dari kedua definisi tersebut dpaat disimpulkan bahwa
mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan
kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing
penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.Konsep

42
mobilisasi dini mula-mula berasal dari ambulasi dini yang
merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap
mobiliasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,
1996).
Menurut Carpenito (2000), dalam mobilisasi terdapat tiga
rentang gerak :
 Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
 Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot
serta sendi dengan cara menggerakkan otot-otonya
secara aktif misalnya berbaring pasien dengan
menggerakkan kakinya.
 Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi
dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.
b. Body Mechanic
Mekanik tubuh (body mechanic) adalah usaha koordinasi
diri muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan
keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh merupakan bagian
dari aktifitas manusia.
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi mekanika
tubuh:
 Status Kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi system
musculoskeletal dan system saraf berupa penurunan

43
koordinasi, sehingga dapat mempengaruhi mekanika
tubuh.
 Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan
mendorong seseorang untuk mempergunakannya secara
benar, sehingga akan mengurangi energy yang akan
dikeluarkan.
 Situasi dan kebiasaan
Misalnya mengangkat benda-benda berat.
a) Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang akan menyebabkan
stress, sehingga akan menimbulkan kecerobohan
dalam beraktifitas, sehingga dapat mengganggu
koordinasi antara system musculoskeletal dan
neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan
perubahan mekanika tubuh.
b) Emosi
Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman,
tidak bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan
mengalami perubahan dalam mekanika tubuh.
c) Nutrisi
Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan
kelemahan otot dan memudahkan terjadinya
penyakit.
 Mobilisasi dan Body Mechanic pada Ibu Hamil Trimester II
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa
selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan
pekerjaan seperti menyapu, mengepel, memasak dan
mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan
kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu
untuk istirahat.

44
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan
mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran
janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang
punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser
lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak
hamil. Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat
meningkatkan pelebaran/ pembesaran rahim pada ruang
abdomen. Nyeri pada ligamen ini terjadi karena pelebaran dan
tekanan pada ligamen karena adanya pembesaran rahim. Nyeri
pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyaman pada ibu
hamil. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil :
A. Duduk
Duduk dengang posisi punggung tegak. Atur dagu ibu dan
tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu berdiri
B. Berdiri
Sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil
di saat berat janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk
jangka waktu yang lama. Beerdiri dengan menegakkan bahu
dan mengangkat pantat. Tegak lurus dari telinga sampai ke
tumit kaki.
C. Berjalan
Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu ber-hak
tinggi atau tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcing
karena mudah menghilangkan keseimbangan. Bila memiliki
anak balita, usahakan supaya tinggi pegangan keretanya
sesuai untuk ibu.
D. Tidur
Ibu boleh tidur tengkurap, kalau sudah terbiasa, namun
tekuklah sebelah kaki dan pakailah guling, supaya ada
ruangan bagi bayi anda. Posisi miring juga menyenangkan,
namun jangan lupa memakai guling untuk menopang berat

45
rahim anda. Sebaiknya setelah usia kehamilan 6 bulan,
hindari tidur telentang, karena tekanan rahim pada
pembuluh darah utama dapat menyebabkan pingsan. Tidur
dengan kedua kaki lebih tinggi dari badan dapat
mengurangi rasa lelah.
E. Bangun dari berbaring
Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke
tepi tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu
perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan
turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk
beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali ibu
bangun dari berbaring.
F. Membungkuk dan mengangkat
Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk
tegak kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat
punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang
ringan sekalipun
 Body Mechanic pada Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan
mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran
janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang
punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh
bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika
tidak hamil. Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini
adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketika tidur
malam hari. Untuk mencegah dan mengurangi keluhan ini
perlu adanya sikap tubuh yang baik. Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
 Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak
dan jangan terlalu sempit.

46
 Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam
keadaan tegak dan pastikan beban terfokus pada
lengan.
 Tidur dengan posisi kaki ditinggikan
 Duduk dengan posisi punggung tegak.
 Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi
secara bergantian untuk mengurangi ketegangan
otot)
(Manuaba, 2010)
8) Exercise, Senam Hamil
Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada
kegiatan ini terjadi peningkatan metabolisme yang pada dasarnya
dengan peningkatan metabolisme diperlukan peningkatan
penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan
kebutuhan oksigen. Penanggulangan aspek fisik dari persalinan
dan pemeliharaan kehamilan yang bertujuan melindungi ibu dan
anak adalah dengan jalan memberikan bimbingan pada ibu hamil
dalam persiapan persalinan yang fisiologis melalui penerangan,
berdiskusi, dan memberikan latihan fisik kepada wanita hamil.
“Senam adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang
ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang aman,
spontan dan lancar sesuai waktu yang diharapkan”.
Pada prinsipnya senam hamil adalah exercise therapy atau
terapi latihan yang merupakan bagian dari ilmu fisioterapi yang
dilaksanakan dibagian obstetric pada ibu hamil oleh seorang
fisioterapis. Senam yang dilakukan oleh ibu hamil pada setiap
semester. Senam hamil penting bagi seorng ibu yang sedang
mempersiapkan diri untuk persalinan terutama untuk ibu dengan
usia kandungan lebih dari 20 minggu. (Manuaba, 2010)
9) Istirahat, Tidur

47
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat
yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal
istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat
dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.
(Pantiawati, 2010)
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa
kehamilan, mandi air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi
miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga, pada
ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk
banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya
baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah, jangan
bekerja terlalu capek dan berlebihan. Namun sebaiknya tidur pada
malam hari selama kurang lebih selama 8 jam dan istirahat dalam
keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam. Ibu hamil harus
menghindari posisi duduk dan berdiri dalam menggunakan kedua
ibu jari, dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit.(Pantiawati, 2010)
Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan
perfusi uteri dan oksigenasi fetoplasental.Selama periode istirahat
yang singkat, seorang wanita dapat mengambil posisi telentang
kaki diangkat pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari
kaki dan mengurangi edema kaki dan varises vena.Wanita hamil
boleh bekerja tetapi jangan terlampau berat. Lakukanlah istirahat
sebanyak mungkin. Hindari pekerjaan yang membahayakan atau
terlalau berat atau berhubungan dengan radiasi atau bahan kimia,
terutama usia kehamilan muda.(Pantiawati, 2010)
Istirahat dapat memberikan relaksasi bagi pikiran dan
badan pada ibu hamil. Yang dimaksud dengan relaksasi adalah
upaya membebaskan pikiran dan badan dari ketegangan.
Kemampuan relaksasi dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
ketidaknyamanan yang normal pada kehamilan. Serta, mengurangi

48
stress sehingga persepsi nyeri selama masih mampu melahirkan
anak.
Untuk memperoleh relaksasi yang sempurna, ada beberapa
cara yang harus dilakukan, yaitu :
 Tekuk semua persendian dan pejamkan mata
 Lemaskan seluruh otot – otot tubuh, termasuk otot wajah
 Lakukan pernapasan secara teratur
 Pusatkan pikiran pada pernapasan atau pada hal yang
menenangkan
 Apabila keadaan menyilaukan atau gaduh, tutup mata dengan
sapu tangan dan tutup telinga dengan bantal kecil
 Pilih posisi yang dirasa menyenangkan
Waktu terbaik untuk berelaksasi adalah setiap hari setelah
makan siang, awal istirahat sore, serta sewaktu mau tidur malam.
Beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama istirahat :

 Posisi relaksasi dengan terlentang.


a. Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan sedikit
terbuka, kedua lengan relaks di samping
b. Di bawah lutut dan kepala diberi bantal
c. Pejamkan mata, lemaskan seluruh tubuh, dan bernapas
dengan teratur
 Posisi relaksasi dengan berbaring miring
a. Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk
b. Di bawah kepala dan di bawah perut diberi bantal
c. Pejamkan mata, tenang dan atur pernapasan dengan
teratur
 Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang
a. Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk
b. Kedua lengan di samping telinga
c. Tutup mata dan tenang

49
 Posisi relaksasi dengan duduk
a. Duduk membungkuk, kedua lengan di atas sandaran
kursi atau di atas tempat tidur
b. Jika duduk menghadap tempat tidur, kedua kaki tidak
boleh menggantung
Ketika melakukan keempat posisi di atas, konsentrasikan diri
pada pernapasan atau sesuatu yang menenangkan.
(Pantiawati, 2010)

10) Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan
untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu
dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid
(TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Toksoid adalah
preparat dari racun bakteri yang diubah secara kimiawi/endotoksin
yang dibuat oleh bakteri. Tujuan pemberian imunisasi TT adalah
untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. Efek samping
vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2
hari pada tempat penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak perlu
pengobatan.

Imunisasi Interval Lama Perlindungan


Perlindungan (%)
TT1 Pada kunjungan pertama - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80%
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99%
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99%
(seumur hidup)

Manfaat imunisasi TT ibu hamil :

50
a. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum
(BKKBN,2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah
penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang
dari 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem
saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan
dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum. Imunisasi TT untuk ibu hamil
diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler /
subkutan dalam. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum
kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap
(BKKBN, 2005). TT1 dapat diberikan pada kunjungan pertama
ibu hamil ke sarana kesehatan.
11) Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan
perjalanan  yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat
menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan
sirkulasi serta Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk
terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan
sampai menekan perut yang menonjol.  Jika mungkin perjalanan
yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian
tidak mempengaruhi kehamilan.Berpergian dapat menimbulkan
masalah lain, seperti konstipasi / diare karena asupan makanan dan
minuman cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat
perjalanan yang melelahkan.
Pada ibu hamil Trimester II (14-28 minggu), merupakan
waktu yang ideal untuk bepergian karena rasa mual, kelelahan
sudah berkurang dan resiko terjadinya kelahiran premature masih
cukup lama dapat terjadi namun tetap berhati-hati.

51
(Kusmiati, 2009)
12) Persiapan Laktasi
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai
persiapan menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara
adalah sebagai berikut:
1. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan
yang menggunakan busa, karena akan mengganggu
penyerapan keringat payudara.
2. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
3. Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena
akan menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan
minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.
4. Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan
dari payudara berarti produksi ASI sudah dimulai.
(Pantiawati, 2010)
13) Persiapan Persalinan
Pada masa kehamilan ini, seorang ibu mulai terbiasa
dengan kehamilannya. Dengan dukungan dan perhatian dari
keluarga berpengaruh terhadap perubahan psikologis ibu pada
trimester ke-2.
Ada 5 langkah yang termasuk dalam perencanaan yaitu :
 Membuat rencana persalinan
Setiap keluarga seharusnya membuat rencana persalinan
dari awal pada trimester pertama. Tapi kebanyakan keluarga
biasanya membuat perencanaan persalinan bersama di saat usia
kandungan pada trimester 3 dengan melihat perkembangan
keadaan ibu dan janin pada antenatal care (ANC). Setelah
mengetahui kondisi ibu dan janin maka dibuat keputusan
mengenai hal-hal yang dalam perencanaan persalinan adalah :
a. Tempat persalinan (BPS,RS dll)

52
b. Memilih tenaga kesehatan yang terlatih
c. Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
d. Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan
e. Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
f. Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
mengumpulkan biaya tersebut.
g. Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
 Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi
kegawat daruratan pada saat mengambil keputusan utama tidak
ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan:
a. Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?
b. Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat
keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan?
 Mempersiapkan sistem transportasi jika kegawatdaruratan.
Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan
dan harus terdiri dari elemen-elemen dibawah ini:
a. Dimana ibu akan bersalin (desa, fasilitas kesehatan, rumah
sakit)
b. Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih
lanjut jika terjadi kegawatdaruratan?
c. ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus
dirujuk ?
d. Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat
daruratan?
e. Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial?
 Membuat rencana/pola menabung
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang
relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus
dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang
lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui
apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu

53
berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala
kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati. Bila
diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa
berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila
dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa
lebih teratasi. Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung
sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama
kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali
kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan
asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan.
 Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk
persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan barang-
barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun dan seprei dan
menyimpannya untuk persiapan persalinan.
14) Memantau Kesejahteraan Janin
Penilaian kesejahteraan janin yang konvensional umumnya
dikerjakan dengan cara-cara yang tidak langsung, seperti
pengukuran berat badan ibu, palpasi abdomen, pengukuran tinggi
fundus, maupun penilaian gejala atau tanda fisik ibu yang diduga
dapat mengancam kesejahteraan janin (misalnya hipertensi,
perdarahan pervaginam dan sebagainya). Cara-cara seperti itu
seringkali tidak untuk memprediksi kesejahteraan janin, sehingga
sulit digunakan untuk membuat strategi yang rasional dalam upaya
pencegahan dan intervensi penanganan janin yang mengalami
gangguan intrauterin Dalam konsep obstetri modern, khususnya di
bidang perinatologi, janin dipandang sebagai individu yang harus
diamati dan ditangani sebagaimana layaknya seorang pasien (fetus
as a patient).
Janin perlu mendapat pemeriksaan fisik untuk mengetahui
apakah kondisinya aman, atau dalam bahaya (asfiksia,

54
pertumbuhan terhambat, cacat bawaaan, dan sebagainya).
Pengetahuan akan hal itu akan menentukan segi penanganan janin
selanjutnya. Penilaian profil biofisik janin merupakan salah satu
cara yang efektif untuk mendeteksi adanya asfiksia janin lebih
dini, sebelum menimbulkan kematian atau kerusakan yang
permanen pada janin. Pemeriksaan tersebut dimungkinkan
terutama dengan bantuan peralatan elektronik, seperti
ultrasonografi (USG) dan kardiotokografi (KTG). Selain itu, salah
satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau sendiri oleh
ibu adalah gerakannya dalam 24 jam.
1. Pertambahan Berat Badan Ibu
Pertambahan berat ibu selama kehamilan memang
mempengaruhi berat lahir bayi. Pertambahan berat dalam
rentang rekomendasi menurunkan resiko gangguan pada hasil
akhir kehamilan. Sebaliknya, kurangnya pertambahan berat
untuk habitus tertentu berkaitan dengan bayi kecil untuk usia
kehamilannya. Terdapat beberapa studi lain yang menunjukkan
pertambahan berat yang lebih rendah daripada yang dianjurkan
berkaitan dengan persalinan prematur atau bayi berat lahir
rendah.
2. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pada kehamilan, uterus tumbuh secara teratur, kecuali jika
ada gangguan pada kehamilan tersebut. Apabila kehamilan
berjalan dengan normal maka tinggi fundus uteri akan sesuai
dengan usia kehamilan. Pada kehamilan 16 minggu besar
uterus kira-kira sebesar tinju orang dewasa. Dari luar fundus
uteri kira-kira terletak di antara pertengahan pusat ke simfisis.
Pada kehamilan 20 minggu fundus uteri terletak kira-kira
dipinggir bawah pusat sedangkan pada kehamilan 24 minggu
fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat. Pada kehamilan
28 minggu fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di atas pusat.

55
Pada kehamilan 32 minggu terletak antara pusat dan processus
xiphoideus. Pada kehamilan 36 minggu terletak 1 jari dibawah
processus xiphoideus. Bila pertumbuhan janin normal maka
tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu sekurangnya 25
cm, pada 32 minggu 27 cm dan pada 36 minggu 30 cm. Pada
kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak
kira-kira 3 jari dibawah processus xiphoideus. Hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk kedalam rongga panggul.
3. Penilaian gerakan janin oleh ibu
Merupakan metode yang minimal invasif serta paling
sederhana pengawasannya. Ibu diminta menghitung berapa
kali dia merasa bayinya bergerak dalam rentang waktu
tertentu. Indikator kesejahteraan janin ini dipantau sendiri oleh
ibu berupa gerakan janin dalam 24 jam. Gerakan janin dalam
24 jam minimal 10 kali. Gerakan tersebut dirasakan dan
dihitung sendiri oleh ibu yang dikenal dengan menghitung “
gerakan sepuluh”.
4. Pemeriksaan USG
a. Kehidupan janin, jumlah, presentasi, dan aktivitas janin
harus dicatat. Adanya frekuensi dan irama jantung yang
abnormal harus dilaporkan. Pada kehamilan multipel perlu
dilaporkan informasi tambahan mengenai jumlah kantung
gestasi, jumlah plasenta, ada-tidaknya sekat pemisah,
genitalia janin (jika terlihat), perbandingan ukuran-ukuran
janin, dan perbandingan volume cairan amnion pada
masing-masing kantung amnion.
b. Prakiraan volume cairan amnion (normal, banyak, sedikit)
harus dilaporkan. Variasi fisiologik volume cairan amnion
harus dipertimbangkan di dalam penilaian volume cairan
amnion pada usia kehamilan tertentu.

56
c. Lokasi plasenta, gambaran, dan hubungannya dengan
ostium uteri internum harus dicatat. Tali pusat juga harus
diperiksa. Lokasi plasenta pada kehamilan muda
seringkali berbeda dengan lokasi pada saat persalinan.
Kandung kemih yang terlampau penuh atau kontraksi
segmen bawah uterus dapat memberikan gambaran yang
salah dari plasenta previa. Pemeriksaan transabdominal,
transperineal, atau transvaginal dapat membantu dalam
mengidentifikasi ostium uteri internum dan hubungannya
dengan letak plasenta.
d. Penentuan usia gestasi harus dilakukan pada saat
pemeriksaan ultrasonografi pertama kali, dengan
menggunakan kombinasi ukuran kepala seperti DBP atau
lingkar kepala, dan ukuran ekstremitas seperti panjang
femur.
e. Perkiraan berat janin harus ditentukan pada akhir trimester
II dan memerlukan pengukuran lingkar abdomen.
f. Meskipun tidak perlu dibatasi, pemeriksaan ultrasonografi
paling tidak harus meliputi penilaian anatomi janin seperti:
ventrikel serebri, fossa posterior (termasuk hemisfer
serebri dan sisterna magna), four-chamber view jantung
(termasuk posisinya di dalam toraks), spina, lambung,
ginjal, kandung kemih, insersi tali pusat janin dan
keutuhan dinding depan abdomen. Jika posisi janin
memungkinkan, lakukan juga pemeriksaan terhadap
bagian-bagian janin lainnya. Dalam prakteknya tidak
semua kelainan sistem organ tersebut di atas dapat
dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi.
Pemeriksaan tersebut di atas dianjurkan sebagai standar
minimal untuk mempelajari anatomi janin. Kadang-
kadang beberapa bagian struktur janin tidak bisa dilihat,

57
karena posisi janin, volume cairan amnion yang
berkurang, dan habitus tubuh ibu akan membatasi
pemeriksaan ultrasonografi. Jika hal ini terjadi, maka
struktur janin yang tidak bisa terlihat dengan baik harus
dicantumkan di dalam laporan pemeriksaan ultrasonografi.
Pemeriksaan yang lebih seksama harus dilakukan terhadap
suatu organ yang diduga mempunyai kelainan.
(Pantiawati, 2010)
15) Pekerjaan
Seorang wanita yang hamil harusnya berhenti bekerja
diluar rumah. Kesehatan Ibu hamil dan bayi yang dikandungnya
sangat tergantung pada jenis pekerjaannya, apakah lingkungan
pekerjaan mengancam kehamilan atau tidak, dan seberapa besar
energi fisik dan mental yang diperlukan dalam bekerja. Sebagai
contoh : wanita yang bekerja sebagai radiografer dianjurkan untuk
meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan sebelum hamil.
1. Pekerjaan Boleh Dilakukan Ibu Hamil
a. Bekerja selama kehamilan tidak dilarang, asalkan tidak
ada komplikasi pada kehamilan seperti mules yang
berlebih dan flek darah.
b. Pekerjaan yang boleh dilakukan ibu hamil adalah
pekerjaan yang tidak melibatkan aktivitas fisik berat dan
tidak meningkatkan kelelahan. Baik itu berangkat menuju
tempat kerja maupun saat kerja.
c. Di Amerika Serikat, setengah dari total populasi bayi
dilahirkan dari Ibu yang bekerja.
d. Di Indonesia, Pegawai Negeri Sipil (PNS) diberikan cuti 1
bulan sebelum dan 2 bulan setelah melahirkan dan tetap
digaji.
e. Pegawai swasta memiliki cuti melahirkan yang diatur oleh
masing-masing perusahaan. dan masih diatur pemerintah

58
dalam UU Tenaga Kerja Nomor 13 tahun 2003 Pasal 82: 
"Pekerja perempuan berhak memperoleh istirahat selama
1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan
anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan
menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan."
2. Pekerjaan Tidak Boleh Dilakukan Ibu Hamil
a. Pekerjaan yang dilarang dilakukan ibu hamil adalah
pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat dan
sangat meningkatkan kelelahan
b. Pekerjaan seperti polisi wanita atau tentara wanita harus
dipindahkan ke bagian yang tidak menimbulkan kelelahan.
Efek samping bekerja dengan aktivitas fisik pernah diteliti oleh
Mozurkewich dkk. pada tahun 2000, dengan me-review 29
studi yang melibatkan 160.000 wanita hamil dengan pekerjaan
yang membutuhkan aktivitas fisik. 20-60% wanita tersebut
mengalami kelahiran prematur, janin gagal tumbuh, dan
hipertensi gestasional.

(Pantiawati, 2010)

59
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah rangkaian
peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya
berkembang sampai menjadi fetus yang aterm. Selama pertumbuhan dan
perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang
ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
fisik dan mentalnya. Kebutuhan fisik ibu hamil trimester II terdiri dari
kebutuhan oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual,
mobilisasi, body mekanik, exercise, senam hamil, istirahat / tidur, imunisasi,
travelling, persiapan laktasi, persiapan persalinan, memantau kesejahteraan
janin, kunjungan ulang, pekerjaan, dan tanda bahaya dalam kehamilan.

2. Saran
Tenaga kesehatan bertanggung jawab mewujudkan koordinasi dan
standar pelayanan yang berkualitas maka petugas kesehatan harus dibekali
dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat melaksanakan pelayanan
memberikan asuhan kebidanan dan pada keluarga yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar baik fisik maupun psikososial.

60
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/DAFIS-DAN-PKK-1-KDT-TERBARU.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-emilianaay-6720-3-
babii.pdf

https://ejurnal-litbang.patikab.go.id/index.php/jl/article/view/93

http://eprints.umm.ac.id/41855/3/jiptummpp-gdl-syoifarahm-47576-3-
babii.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/4202/3/3%20BAB%20II.pdf

https://www.informasibidan.com/2015/10/kebutuhan-dasar-ibu-hamil.html

https://www.academia.edu/31729367/MAKALAH_KEBUTUHAN_FISIK_P
ADA_IBU_HAMIL_TRIMESTER_II

61

Anda mungkin juga menyukai