Anda di halaman 1dari 17

AMBULASI DINI

PADA IBU NIFAS


Disusun Oleh:
Alvio Nitha Tri Kumala
Dilla Sandi Purbayani
Masa Nifas
Masa nifas (puer purium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara menyeluruh akan pulih dalam
waktu 3 bulan (Anggraini, 2010).

Masa nifas (puer purium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa
nifas yaitu 6-8 minggu. (Bahiyatun, 2009).
Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Anggraini (2010) :


1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
2) Melaksanakan skrining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi,
KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan merawat bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan KB 
Konsep Dasar
Ambulasi Dini Pada
Ibu Nifas
Ambulasi Dini
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan
membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan mambimbing ibu secepat
mungkin untuk berjalan (Saleha, 2009).

Ambulasi dini disebut juga early ambulation. Early ambulation adalah kebijakan
untuk selekas mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya selekas mungkin berjalan (Ambarwati & Wulandari, 2010). Konsep
mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengambilan secara
berangsurangsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,
1996)
Macam Mobilisasi Dini (Uliyah M & Alimul A, 2008)

1) Mobilisasi penuh Yaitu seluruh anggota dapat melakukan mobilisasi secara normal.
Mobilisasi penuh mempunyai peranan penting dalam menjaga kesehatan baik secara
fisiologis maupun psikologis.
2) Mobilisasi sebagian Yaitu sebagian dari anggota badan yang dapat melakukan mobilisasi
secara normal. Terjadi pada pasien dengan gangguan saraf motorik dan sensorik, terdiri
dari :
a. Mobilisasi sebagian dengan temporer, disebabkan oleh trauma yang
reversible pada sistem muskuloskeletal
b. Mobilisasi sebagian permanen disebabkan karena rusaknya sistem saraf
yang reversibel (hemiplagi karena kecelakaan).
Keuntungan Ambulasi dini

Keuntungan amulasi dini menurut adalah sebagi berikut (Saleha, 2009) :


1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan ambulasi dini
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik
3) Ambulasi dini memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit.
Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan
4) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis). Menurut penelitian-penelitian yang seksama,
ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak
mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, serta tidak memperbesar kemungkinan
prolapsus atau retrotexto uteri.
Menurut Rambey, 2008 manfaat Ambulasi dini adalah :

1) Melancarkan sirkulasi darah


2) Membantu proses pemulihan
3) Mencegah terjadinya infeksi yang timbul karena gangguan pembuluh darah balik
serta menjaga pedarahan lebih lanjut
Kerugian tidak melakukan Ambulasi dini

1) Peningkatan suhu tubuh Karena adanya involusio uterus yang tidak baik sehingga sisa darah
tidak dapat dikeluarkan dan mengalami penyempitan pembuluh darah yang terbuka
2) Involusi uterus yang tidak baik Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat
pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.
3) Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus
uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.
Tahapan Ambulasi
Dini
◦Ambulasi dini sangat penting dalam mencegah trombosis vena,
setelah persalinan normal. Jika gerakan tidak terhalang oleh
pemasangan infus atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga
memungkinkan, biasanya diperbolehkan untuk mandi dan pergi
ke WC dengan dibantu pada satu atau dua jam setelah melahirkan
normal. Sebelumnya ibu harus melakukan latihan menarik nafas
yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk
serta mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang (Asih Y, 1999).
Jika dokter tidak secara khusus meminita ibu nifas menunggu hingga 8 jam setelah bersalin atau
jika ibu nifas merasa sudah cukup kuat dan tidak pening sebaiknya ibu nifas bangun dari tempat tidur
agar ibu cepat pulih dan dilakukan dengan hati-hati. Berikut langkah-langkah turun dari tempat tidur
setelah melahirkan (Danuatmaja, 2003) :
1. Pertama-tama duduk terlebih dahulu
2. Tangan ditahan dengan tubuh, geserkan kaki kesisi ranjang dan biarkan kaki menggantung
sebentar.
3. Setelah itu perlahan-lahan ibu berdiri dengan bantuan orang lain dan tangan masih perpegangan
pada ranjang
4. Jika pening, duduklah kembali. Stabilkan diri beberapa menit sebelum melangkah
 
Rentang Gerak Dalam Ambulasi Dini

1) Rentang gerak pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan
otot-otot dan persendian dengan menggerakan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakan kaki pasien.
2) Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta
sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring,
pasien menggerakkan kakinya.
3) Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi
dengan melakukan aktifas yang diperlukan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini

1) Penyakit tertentu dan cidera Penyakit-penyakit tertentu dan cidera berpengaruh


terhadap mobilitas misalnya penderita multipel aklerosis dan cidera pada urat saraf
tulang belakang. Demikian juga pada pasien post operasi atau yang mengalami nyeri,
cenderung membatasi gerakan.

2) Energi Tingkat energi bervariasi pada setiap individu. Terkadang seseorang


membatasi aktivitas tanpa mengetahui penyebabnya. Selain itu tingkat usia juga
berpengaruh terhadap aktivitas. Misalnya orang pada usia pertengahan cenderung
mengalami penurunan aktivitas yang berlanjut sampai usia tua.
Resiko Bila Tidak Melakukan Mobilisasi Dini
1. Berbagai masalah dapat terjadi bila tidak melakukan mobilisasi dini (Ambarwati & Sunarsih,
2009) :
1) Gangguan pernafasan yaitu sekret akan terakumulasi pada saluran pernafasan yang akan berakibat klien sulit
batuk dan mengalami gangguan bernafas.
2) Pada sistem kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh sistem syaraf otonom tidak dapat
menjaga keseimbangan suplai darah sewaktu berdiri dari dalam waktu yang lama.
3) Pada saluran perkemihan yang mungkin terjadi adalah statis urin yang disebabkan karena pasien pada posisi
berbaring tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara sempurna.
4) Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi. Anoreksia disebabkan oleh adanya gangguan
katabolisme yang mengakibatkan ketidakseimbangan nitrogen karena adanya kelemahan otot serta kemunduran
reflek deteksi, maka pasien dapat mengalami konstipasi.
LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai