NIM : BOB0201808
KELAS : KENANGA
1. Standart ANC
Apa saja sih rumus 10T dalam Antenatal care itu?
b. Pelaksanaan Praktik
Pemeriksaan hemoglobin dapat Anda praktikkan dengan mengacu pada daftar
tilik pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil berikut ini.
Kenaikan berat badan ibu kemungkinan terasa sudah cukup, tetapi kenaikan itu
lebih banyak menambah berat badan ibu dibanding untuk menambah berat anak.
Kenaikan berat badan ibu belum tentu menghasilkan anak yang besar, demikian juga
sebaliknya. Penambahan berat badan ibu harus dinilai. Penambahan berat badan ibu
hamil sudah lebih dari 12,5 kg tetapi anak yang dikandungnya kecil maka berat badan
masih harus ditambah 13 . Berat badan calon ibu saat mulai kehamilan adalah 45-65 kg.
Jika kurang dari 45 kg sebaiknya berat badan dinaikkan lebih dulu hingga mencapai 45
kg sebelum hamil dan sebaliknya.
Kondisi fisik dan kenaikan berat badan normal bagi wanita hamil pada setiap
trimester adalah sebagai berikut:
1) Trimester I (0 – 12 minggu) Umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa
mual dan ingin muntah. Kondisi ini ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin
dapat tumbuh dengan baik. Kenaikan normal antara 0,7 – 1,4 kg.
2) Trimester II (sampai dengan usia 28 minggu) Napsu makan sudah pulih kembali.
Kebutuhan makan harus diperbanyak. Kenaikan berat badan normal antara 6,7 – 7,4 kg
3) Trimester III (sampai dengan usia 40 minggu) Nafsu makan sangat baik, tetapi jangan
berlebihan. Kenaikan berat badan normal antara 12,7 kg – 13,4 kg
Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil kurang
(underweight) atau lebih (overweihgt) dari normal akan membuat kehamilan menjadi
beresiko (low risk). Berat badan ibu yang kurang akan beresiko melahirkan bayi dengan
berat badan kurang atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR tentu akan
terganggu perkembangan dan kecerdasannya, selain kesehatan fisiknya yang juga kurang
bagus. Berat badan ibu berlebih atau sangat cepat juga beresiko mengalami perdarahan
atau bisa jadi merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan (pre-eklamsia) atau
diabetes.
Mula-mula overweight, lalu tensi naik, bengkak kaki, ginjal bermasalah, akhirnya
keracunan kehamilan. Hal tersebut akan beresiko menghambat pertumbuhan janin,
mengurangi pasokan makanan ke janin, karena adanya penyempitan pembuluh darah.
Apabila penyempitan pembuluh darah menghebat akan berakibat fatal bagi janin. Berat
badan ibu yang berlebihan juga dapat mempengaruhi proses persalinan. Jadi berat badan
ideal akan mempermudah berjalannya kelahiran tanpa komplikasi. Kalaupun ada hanya
sedikit (low risk), nifas juga akan segera usai. Berat badan yang ideal selama hamil akan
segera kembali bentuk tubuh ke berat semula setelah melahirkan.
b. Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa
kehamilan, karena faktor gizi sangat dipengaruhi terhadap status kesehatan ibu
selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Keterbatasan gizi
selama hamil sering berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau
keadaan lain yang dapat meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil.
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Pengaruh gizi terhadap kehamilan sangat
penting. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan. Berat badan normal akan menghasilkan anak yang normal. Demikian
juga sebaliknya kenaikan berat badan lebih dari normal, dapat menimbulkan
komplikasi keracunan kehamilan (pre-eklamsi), anak yang terlalu besar sehingga
menimbulkan kesulitan persainan. Jika berat badan ibu hamil kurang dari normal
kemungkinan ibu beresiko keguguran, anak lahir premature, berat badan lahir
rendah, gangguan kekuatan rahim mengeluarkan anak, dan pendarahan sehabis
persalinan. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar antara lain:
Asam folat,
Asam folat ini berfungsi sebagai menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan
neural, spina bifida, dan anansepalus, baik pada ibu hamil normal maupun
beresiko. Minimal pemberian asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum
konsepsi dan berlanjut 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam
folat untuk preventif adalah 500 kg atau 0,5- 0,8 mg, sedangkan untuk
kelompok beresiko adalah 4 mg/hari. Bila kekurangan asam folat akan
menyebabkan anemia pada ibu dan cacat bayi yang dilahirkan.
Energi
Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang
janin dan perubahan pada tubuh ibu.
Protein
Protein berfungsi sebagai menambah jaringan tubuh ibu seperti jaringan
payudara dan rahim dan dapat diperoleh dari susu, telur, dan keju.
Zat besi (Fe)
Membutuhkan tabahan 700-800 mg zat besi. Jika kekurangan, bisa terjadi
perdarahan sehabis melahirkan.
Kalsium
Berfungsi sebagai untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah 500 mg/hari.
Vitamin D
Berkaitan dengan zat kapur dan jika kekurangan zat kapur maka pembentukan
gigi geliginya dan lapisan luar gigi tidak sempurna.
Yodium
Berfungsi sebagai mencegah gondongan dan jika kekurangan yodium pada
ibu hamil dapat menyebabkan janin menderita kretenisme, sebuah
ketidakmampuan yang mempengaruhi pemikiran.
Vit.A
Berfungsi sebagai mencegah rabun ayam, kebutaan dan membantu tubuh
untuk melawan infeksi.
c. Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada masyarakat
baik masyarakat yang bersifat positif meupun kebiasaan bersifat negatif yang
dapat mempengaruhi kesehatan. Pengaruh gaya hidup yang mempengaruhi
kehamilan seperti kebiasaan minum jamu, aktivitas seksual, pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari yang terlalu berat, senam hamil, konsumsi alkohol, merokok,
dan kehamilan yang tidak diharapkan.
d. Faktor Psikologi