LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Senam nifas
a. Pengertian nifas
(Saleha, 2009).
a) Puerperium dini
b) Puerperium intermedial
c) Remote puerperium
dan perut.
kandungan
persalinan
persalinan
untuk melakukan senam nifas dan ibu yang keadaan umumnya tidak
Handayani, 2011). Demikian juga ibu yang menderita anemia dan ibu
lapar, ibu tidak akan mempunyai tenaga dan lemas. Senam nifas bisa
dilakukan pagi atau sore hari. Gerakan senam nifas ini dilakukan dari
1) Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah
4) Timbul varises
yang dapat dilakukan mulai hari pertama sampai dengan hari keenam
1) Hari pertama
bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung tahan
2) Hari kedua
lengan kanan. Pada waktu yang bersamaan rilekskan kaki kiri dan
3) Hari ketiga
kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan
tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke posisi
semula dan ulangi gerakan hingga 5-10 kali.
4) Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ±45º kemudian
salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±45º
dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan gerakan tersebut
5-10 kali.
5) Hari kelima
Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki ditekuk ±45º
6) Hari keenam
Pada hari pertama TFU diatas simpisis pubis atau sekitar 12-14 cm.
sehingga pada hari ketujuh TFU sekitar 5 cm dan pada hari kesepuluh
TFU tidak teraba di simpisis pubis. Ukuran uterus pada masa nifas akan
Uterus
Diameter
uterus
Palpasi
Uterus
Pada akhir
persalinan
gram
12,5 cm Lembut/
lunak
Akhir minggu
ke-1
Pertengahan
pusat dengan
simpisis
450-500
gram
7,5cm 2cm
Akhir minggu
ke-2
Tidak teraba
pada simpisis
200 gram 5,0 cm 1cm
pit
sebagai berikut :
a. Iskemia miometrium
b. Autolisis
dan lebar lima kali dari semula selama kehamilan atau dapat juga
c. Efek oksitosin
apakah kandung kemih dalam keadaan kosong atau tidak dan bagaimana
keadaan uterus, apakah uterus dalam keadaan kontraksi atau rileks.
puncak fundus dengan jumlah lebar jari dari umbilikus atas atau
bawah.
Ada 2 ciri konsistensi uterus yaitu uterus keras teraba sekeras batu dan
sakit pada punggung atau nyeri pada pelvik yang konsisten, perdarahan
a. Mobilisasi dini
b. Status gizi
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi sesorang yang sesuai dengan
jenis kelamin dan usia. Status gizi yang baik pada ibu nifas dengan
c. Senam nifas
pengecilan uterus.
d. Menyusui
Pada proses menyusui ada refleks let down dari hisapan bayi
oleh darah hormon ini diangkat menuju uterus dan membantu uterus
e. Usia
Ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses penuaan
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Ibu yang paritasnya
rahim dan perut. Setelah melahirkan, rahim tidak secara cepat kembali ke
semula diperlukan suatu senam, yang dikenal dengan senam nifas (Huliana
persalinan. Latihan pada otot dasar panggul akan merangsang serat-serat saraf
pada otot uterus yaitu serat saraf simpatis dan parasimpatis yang menuju
sacro uterinum. Rangsangan yang terjadi pada ganglion ini akan menambah
kekuatan kontraksi uterus. Dengan adanya kontraksi dan retraksi dari uterus
yang kuat dan terus menerus dari latihan otot-otot tersebut maka akan
fundus uteri berlangsung lebih cepat dari pada yang tidak senam. Selain itu
latihan otot perut akan menyebabkan ligamen dan fasia yang menyokong
sehingga letak uterus yang sebelumnya retrofleksi akan kembali pada posisi
normal yaitu menjadi antefleksi (Polden, 2007). Hal ini didukung oleh
penelitian Kuswati (2014) yaitu dengan adanya kontraksi uterus yang kuat dan
Hal ini karena salah satu manfaat senam nifas adalah mempercepat
involusi uterus yang dapat diukur dari penurunan tinggi fundus uteri
Senam Nifas
C. Kerangka Konsep
Keterangan Gambar :
: Variabel bebas
: Variabel terikat
: Variabel perantara
: Variabel perancu
D. Hipotesis
Ada pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu
nifas.
mempengaruhi :
1. Mobilisasi dini
2. Status gizi
3. Menyusui
4. Usia
5. Paritas
dan perut
PENDAHULUAN
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
yang diberikan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan ibu pada masa nifas
merupakan suatu hal yang sangat penting dan ikut menentukan berhasil tidaknya peran dan
fungsi keluarga, dimana keluarga mendukung proses pemulihan ibu post partum. Pada masa
nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik meliputi ligamen-
ligamen bersifat lembut dan kendor otot-otot tegang, uterus membesar postur tubuh berubah
sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan pada masa hamil. Berat badan akan
bertambah menjadi 10-15kg sehingga proses persalinan berlangsung, (wiknjosastro, 2009).
Pada proses persalinan dinding panggul selalu tegang dan mungkin terjadi kerusakan
pada jalan lahir, serta setelah persalinan otot-otot dasar panggul menjadi longgar karena diregang
begitu lama saat hamil maupun bersalin dimana wanita sering mengeluh ‘kandung turun’ setelah
melahirkan oleh karena ligamen, fasia dan jaringan alat genitalia menjadi kendur. Proses ini
terjadi setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti
keadaan sebelum hamil atau tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi,
psikologi karna proses persalinan.
Ada tiga alasan mengapa orang tidak melakukan senam nifas setelah persalinan. Pertama
karena memang tidak tahu bagaimana senam nifas, kedua karna terlalu bahagia dan yang dipikir
hanya si kecil, ketiga karna alasan sakit. Senam nifas sebaiknya dilakukan sebelum 24jam
setelah post partum secara teratur setiap hari. Setelah 6jam persalinan normal atau 8jam setelah
operasi SC, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini termasuk senam nifas (Mutia
Alisjahbana, 2008).
Jadi alasan kami tertarik mengambil judul senam nifas ini karena supaya meningkatkan
motivasi ibu post partum agar melakukan senam nifas sebagai senam yang bisa memulihkan
kembali otot-otot yang sudah kendor.