PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Dari Mobilisasi Dini pada Ibu Post Partum?
2.Apa Manfaat Mobilisasi Dini pada Ibu Post Partum ?
3.Apa saja bukti penelitian dari beberapa sumber tentang Mobilisasi Dini pada Ibu Post
Partum dengan Persalinan normal
4. Apa saja bukti penelitian dari beberapa sumber tentang Mobilisasi Dini pada Ibu Post
Partum dengan operasi Sectio Caesarea
1.3.Tujuan
1.Menjelaskan pengertian Dari Mobilisasi Dini pada Ibu Post Partum?
2.Menyebutkan Manfaat Mobilisasi Dini pada Ibu Post Partum ?
3.Menyebutakan dan Menjelaskan bukti penelitian dari beberapa sumber tentang Mobilisasi
Dini pada Ibu Post Partum dengan Persalinan normal
4. Menyebutkan dan Menjelaskan bukti penelitian dari beberapa sumber tentang Mobilisasi
Dini pada Ibu Post Partum dengan operasi Sectio Caesarea
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penilitian mobilisasi dini terhadap proses involusi pada ibu post partum
Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan
seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut involusi
(Maritalia, 2012). Proses involusi ditandai dengan penurunan tinggi fundus uteri
(TFU) yang berlangsung selama 6 minggu. Pada hari pertama TFU berada diatas
symphisis pubis atau sekitar 12 cm. Proses ini terus berlangsung dengan penurunan
TFU 1 cm setiap harinya (Bahiyatun, 2009). Untuk mengembalikan organ reproduksi
kembali seperti keadaan sebelum hamil, terutama penurunan TFU memerlukan
perawatan nifas yang efektif dan optimal salah satunya dengan melakukan mobilisasi
dini.
Dalam laporan kesehatan ibu yang terjadi di Provinsi Jawa Timur tahun 2011,
angka perdarahan pada saat masa nifas akibat kegagalan berinvolusi mencapai 29,35
% (Dinkes Jatim, 2011). Dari laporan kesehatan tersebut yang menjadi penyebab
kegagalan involusi pada ibu nifas dikarenakan adanya sisa placenta, kurangnya
asupan gizi pada ibu nifas, tidak melakukan mobilisasi dini setelah persalinan dan
kurangnya aktifitas pada saat perawatan masa nifas. Berdasarkan hasil data
pendahuluan yang diperoleh, pada bulan Januari di polindes Rabiyan Kecamatan
Bunten Barat Kabupaten Sampang terdapat 10 ibu nifas. Terdapat 4 ibu nifas yang
melakukan mobilisasi dini. dan 6 ibu nifas yang tidak melakukan mobilisasi dini
dengan alasan ibu lelah setelah melahirkan, mules pada perutnya dan takut untuk
bergerak. Dari 6 ibu nifas yang tidak melakukan mobilisasi dini secara baik
didapatkan 20% ibu nifas yang mengalami sub involusi uteri. Berjalan baik tidaknya
proses involusi selama masa nifas dapat disebabkan oleh penyebab klinis yang
meliputi usia, paritas, status gizi, menyusui, mobilisasi dini, senam nifas, sisa
placenta, atonia uteri. Dan faktor penyebab kurangnya mobilisasi dini pada ibu
setelah melahirkan dikarenakan ibu masih takut untuk bergerak. Sedangkan menurut
Rahayu dkk (2012), faktor yang paling berpengaruh pada lambatnya ibu nifas yang
melakukan mobilisasi dini yaitu faktor kelelahan setelah melahirkan.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh mobilisasi dini terhadap proses involusi pada
ibu post partum di Polindes Rabiyan Desa Rabiyan Kecamatan Ketapang Kabupaten
Sampang bulan April s/d Mei Tahun 2015, Menunjukkan bahwa 13 (100%) ibu post
partum melakukan mobilisasi dini dengan baik. Dan terdapat 12 (92,31) ibu post
partum proses involusinya berjalan dengan normal. Berdasarkan uji statistik Chi
Square dengan tingkat kemaknaan sehingga ρ = 0.020 < α = 0.05, yang berarti
terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap proses involusi ibu post partum.
Hal ini disebabkan karena mobilisasi dini memperlancar pengeluran lokhea
sehingga mempercepat involusi uterus dan tidak menyebabkan perdarahan yang
abnormal. Apabila ibu melakukan mobilisasi dini dengan baik, maka akan
berpengaruh terhadap percepatan proses involusi dan tidak akan menyebabkan
terjadinya sub involusi pada ibu post partum.
Menurut Prawiroharjo (2009), involusi uteri yaitu dimana otot-otot uterus
berkontraksi sehingga pembuluh-pembuluh darah terbuka akibatnya, perlekatan
placenta akan terjepit, sehingga perdarahan post partum dapat dicegah. Involusi uteri
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu autolysis, aktifitas otot dan iskemik. Dari 3 hal yang
mempengaruhi terjadinya proses involusi uteri, mobilisasi dini juga dapat
meningkatkan tonus otot yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses involusi
uteri. Sehingga pada akhirnya dapat mengurangi insiden perdarahan post partum.
B. Penelitian Mobilisasi Dini Pada Ibu Post partum dengan Persalinan Sectio Caesare
Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap. Tahap - tahap mobilisasi dini pada ibu
post partum operasi secsio caesarea (Kasdu, 2002).6 jam pertama Ibu post secsio
caesarea istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukang adalah
menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
pergelangan kaki , mengangkat tumit, menegakkan otot betis serta menekuk dan
menggeser kaki.
a) 6 -10 jam
Ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan
trombo emboli. Makan dan minum di bantu, mengangkat tangan, mengangkat kaki,
menekuk lutut, menggeser badan.
Setelah 24 jam
Ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk. Dapat mengangkat tangan
setinggi mungkin, balik kekiri dan kekanan tanpa bantuan, latihan pernafasan serta
makan dan minum tanpa dibantu
b. Setelah ibu dapat duduk,dianjurkan ibu belajar berjalan.
Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan ilmuan untuk membuktikan manfaat
dan pentingnya mobilisasi dini pada ibu post partumdengan persalinan sectio caesare,
sebagai berikut:
1. Penelitian Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea Dengan
Pengeluaran Lochea Rubra
Operasi caesar lebih aman dipilih dalam menjalani proses persalinan karena
telah banyak menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami kesulitan melahirkan. Jalan
lahir tidak teruji dengan dilakukannya sectio caesarea, yaitu bilamana didiagnosis
panggul sempit atau fetal distress didukung data pelvimetri. Bagi ibu yang
paranoidterhadap rasa sakit, maka seksio seasria adalah pilihan yang tepat dalam
menjalani proses persalinan, karena diberi anastesi atau penghilang rasa sakit
(Fauzi, 2007).
Setelah tindakan sectio caesaria harus dilakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini
merupakan kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar
dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin untuk berjalan. Akan
tetapi terdapat dari Jumlah ibu yang melahirkan secara keseluruhan di RSUD Dr.
M. Ashari Kabupaten Pemalang Tahun 2012 sebanyak 3.093 orang, 381 orang ibu
(12,32%) diantaranya dengan persalinan sectio caesaria. Persalinan sectio caesaria
di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang Tahun 2012 dilakukan dengan
berbagai indikasi baik dari faktor ibu maupun faktor janin. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti RSUD yaitu dengan melakukan wawancara
kepada 10 ibu post sectio caesaria didapatkan kenyataan bahwa terdapat enam
(60%) ibu yang tidak mau melakukan mobilisasi dini yang disebabkan oleh
beberapa alasan, diantaranya ibu merasakan nyeri pada luka post Sectio Caesaria.
Rasa nyeri masih dirasakan ibu 2 - 3 hari setelah operasi dan umumnya membuat
ibu malas untuk melakukan mobilisasi atau menggerakkan badan dengan alasan
takut jahitan lepas.
Pada ibu post SC ibu merasakan pengeluaran cairan yang cukup banyak.
Pengeluaran cairan lebih banyak dirasakan apabila ibu duduk/berdiri dibandingkan
apabila ibu berbaring. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kristanti (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 78% ibu nifas
di RSUD Moch. Soewandi Surabaya tahun 2010 mengeluarkan lochea rubra cukup
banyak yaitu noda lochea pada pembalut antara 50-80 cc.hasil penelitian yang
dilakukan oleh Susanto (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara
mobilisasi dini dengan lama pengeluaran lokhea rubra pada ibu nifas. Dalam hal
ini semakin awal mobilisasi, semakin singkat pengeluaran lokhea.
Perawatan ibu post operasi sectio caesarea diantaranya yaitu analgesia,
memonitor tanda-tanda vital terapi cairan dan diet, vesika urinarius dan usus,
perawatan luka, laboratorium perawatan payudara dan mobilisasi dini. Mobilisasi
dini pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawat dapat
bangun dari tempat tidur sebentar sekurang-kurangnya 2 kali pada hari kedua
pasien dapat berjalan dengan pertolongan (Kristiyanasari, 2012). Salah satu tujuan
mobilisasi dini adalah memperlancar pengeluaran lochea karena pengeluaran lochea
pada wanita postpartum dalam posisi berbaring lebih sedikit keluar daripada
berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita
dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri (Varney,
2007).
2. Penelitian mobilisasi dini pada ibu postpartum dengan sc (sectio caesarea) terhadap
proses percepatan pemulihan
Penyembuhan luka dimulai sejak terjadinya cidera pada tubuh, luka
memiliki tepi berlawanan, misalnya luka operasi, sembuh dengan cepat
denganintensi pertama atau primer. Luka dalam dan menganga lebih lama
penyembuhan melalui intensi sekunder. Ada 4 fase penyembuhan luka, hemostasis,
inflamasi, prolifeasi, maturasi (Johnson, 2005).
Bobak (2004), menjelaskan mobilisasi dini sangat bermanfaat untuk
melancarkan sirkulasi, trombosit. Sebagian besar ibu pasca Sectio Caesarea dapat
melakukan mobilisasi dini setelah efek-efek obat-obatan yang diberi saat
melahirkan telah hilang aktifitas tersebut sangat berguna bagi semua sistem tubuh
paru terutama bagi fundus usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal
tersebut juga membantu mencegah pembekuan (trombosit) pada pembuluh. Banyak
manfaat melakukan mobilisasi dini yang telah dikonfirmasikan oleh sejumlah
penulis, para wanita, menyatakan bahwa mereka merasa lebih baik dan kuat setelah
melakukan mobilisasi dini dan komplikasi kandung kemih dan konstifasi jarang
terjadi (Farrer, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian di ruang kebidanan RSUDZA Banda Aceh
tahun 2013 diketahui bahwa dari 20 responden yang melakukam mobilisasi dini
kurang baik yang mengalami penyembuhan lukanya baik sebanyak 14 orang
(70,0%) dan dari 18 responden yang mobilisasinya baik mengalami penyembuhan
luka dengan baik sebanyak 14 orang (77,8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=
value = 0,719, berarti tidak ada hubungan antara mobilisasi dengan penyembuhan
luka sectio cesarea. Namun nilai OR menunjukkan bahwa ibu yang yang
melakukan mobilisasi dini berpeluang 1,50 x lebih baik penyembuhan lukanya
daripada yang tidak melakukan mobilisasi dini.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mobilisasi dini adalah suatu kebijaksanaan selekas mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan selekas mungkin untuk berjalan (Ambarwati &
Wulandari, 2010). Ambulasi dini sangat diperlukan ibu nifas agar ibu merasa lebih sehat
dan kuat, dapat segera mungkin untuk merawat bayinya, dapat mencegah trombosis dan
trombo emboli, melancarkan sirkulasi darah, mencegah terjadinya infeksi masa nifas,
kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri menjadi keras maka resiko terjadinya
perdarahan dapat dihindarkan.Mobilisasi dini post partum telah menjadi masalah
kesehatan yang meningkat dari tahun ketahun oleh karena itu upaya melakukan
mobilisasi dilakukan sedini mungkin guna menekan prevalensi komplikasi post partum.
Penelitian mengenai Mobilisasi Dini pada Post Partum dilakukan untuk
menghapus keraguan pada mobilisasi dini pada ibu post partum karena mobilisasi sangat
dianjurkan dan bermanfaat, berikut manfaat dari mobilisasi dini yang berhasil penulis
uraikan, penelitian tersebut yaitu:
Pada Persalinan Normal
1. Penelitian mobilisasi pada ibu post partum dengan penyembuhan luka perineum
Menurut Fitri (2011)dalampenelitiannya menyatakan bahwa ada185 Jurnal
Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 183 -189hubungan antara
mobilisasi denganpenyembuhan luka perineum, karena dapat meningkatkansuplai
darah, tidak ada keraguan bahwaperineum adalah lingkungan ideal
penyembuhanluka karena hangat dan lembap dengan suplaidarah yang baik, proses
penyembuhan lukaberjalan dengan baik dan luka akan sembuhdengan cepat
2. Penilitian mobilisasi dini terhadap proses involusi pada ibu post partum
Menurut Prawiroharjo (2009), involusi uteri yaitu dimana otot-otot uterus
berkontraksi sehingga pembuluh-pembuluh darah terbuka akibatnya, perlekatan
placenta akan terjepit, sehingga perdarahan post partum dapat dicegah. Involusi uteri
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu autolysis, aktifitas otot dan iskemik. Dari 3 hal yang
mempengaruhi terjadinya proses involusi uteri, mobilisasi dini juga dapat
meningkatkan tonus otot yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses involusi
uteri. Sehingga pada akhirnya dapat mengurangi insiden perdarahan post partum.
Pada Persalinan Sectio Caesarea
1. Penelitian Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea Dengan
Pengeluaran Lochea Rubra
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristanti
(2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 78% ibu nifas di RSUD
Moch. Soewandi Surabaya tahun 2010 mengeluarkan lochea rubra cukup banyak
yaitu noda lochea pada pembalut antara 50-80 cc. hasil penelitian yang dilakukan
oleh Susanto (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara mobilisasi
dini dengan lama pengeluaran lokhea rubra pada ibu nifas. Dalam hal ini semakin
awal mobilisasi, semakin singkat pengeluaran lokhea.
2. Penelitian mobilisasi dini pada ibu postpartum dengan sc (sectio caesarea) terhadap
proses percepatan pemulihan
Berdasarkan hasil penelitian di ruang kebidanan RSUDZA Banda Aceh
tahun 2013 diketahui bahwamobilisasi dini sangat bermanfaat untuk melancarkan
sirkulasi, trombosit. Sebagian besar ibu pasca Sectio Caesarea dapat melakukan
mobilisasi dini setelah efek-efek obat-obatan yang diberi saat melahirkan telah hilang
aktifitas tersebut sangat berguna bagi semua sistem tubuh paru terutama bagi fundus
usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu
mencegah pembekuan (trombosit) pada pembuluh.
3.1. Saran
1. Bagi petugas kesehatan dan instansi terkait diharapkan untuk mmberikan informasi
melalui penyuluhan bagi ibu serta lebih memperhatikan keadaan ibu post partum agar
ibu dapat dimotivasi untuk melakukan gerakan bertahap
2. Bagi ibu pos partum diharapkan untuk lebih aktif mencari informasi untuk menambah
pengetahuannya tentang mobilisasi dini post partum serta lebih termotivasi untuk
melakukan mobilisasi dini pasca persalinan.