OLEH :
RIA IRAWATI
POO320015091
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : P00120015091
KENDARI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri
Apabula dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
Ria Irawati
ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Ria Irawati
2. Tempat/Tanggal Lahir : Unaaha, 13 Juli 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Katolik
5. Suku/ Kebangsaan : Bali/Indonesia
6. Alamat : Desa Sendang Mulia Sari,
Keamatan Unaaha, Kabupaten Konawe
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Sendang Mulya Sari Tamat Tahun 2009
2. SMP Negeri 2 Unaaha Tamat Tahun 2012
3. SMA Negeri 1 Unaaha Tamat Tahun 2015
4. Poltekkes Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan Tahun
2015 – 2018
iv
MOTTO
“ORA ET LA BORA”
(BEKERJA DAN BERDOA)
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas segala penyelenggaraan bantuan dan bimbingannya, penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Penatalaksanaan Mobilisasi
Dini Pasien Post Sectio aesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Di
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika kota kendari”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
memenuhi persyaratan memperoleh derajat Diploma III keperawatan pada
Poltekkes Kemenkes Kendari.
vii
5. Ibu Nurfantri, S.Kep., Ns., M.Sc Selaku pembimbing 1 dan Ibu Dewi
Sartiya Rini, M.Kep.,Sp.KMB selaku pembimbing II dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini, meskipun berada ditengah kesibukan dan tugasnya
yang padat, beliau masih menyempatkan diri untuk memberikan
bimbingan, arahan dan perhatian kepada kami untuk menghasilkan yang
terbaik mulai dari awal hingga penyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Bapak Abd. Syukur Bau, S.Kep, Ns,MM selaku penguji 1, Ibu Sitti
Mushinah, M.Kep., Sp.KMB selaku penguji II dan Ibu Rusna Tahir,
S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji III yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan serta kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Kepada ruangan Candra Kirana beserta staf yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Bapak ibu dosen beserta seluruh staff yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan fasilitas selama menempuh pendidikan.
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta ayahanda Made
Indrawanto (bapak) dan ibunda Maria Made Murtini (ibu) serta sanak
saudara yang telah mendampingi dan mendukung baik itu lewat doa,
perhatian, bimbingan, cinta kasih dan dukungan material.
10. Kepada saudaraku Ferdinand Ferry Cristan yang turut memberi support
doa dan kasih saying kepada penulis.
11. Kepada sahabat dan teman-temanku Rismayanti, Nuti, Maria Ayu.K, Ulfa
Syahrina Ramadhan, Niki Ugandi, Iin Indriyani, Indah Ramadanti,
Novriadi.S. Ramba, Masni Astuti, Muh. Afif Laasad serta seluruh rekan-
rekan mahasiswa jurusan keperawatan poltekkes kemenkes kendari
angkatan 2015 terutama squad perawat muda 015 yang telah banyak
membantu serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
12. Kepada ka Ujang Suharna, S.Pd, ka Dedy Krismiadi, S.Kep.,NS, ka
Harnold Saktian Samola, S.Pd dan Beby Ayuningsih, Am.d stat yang
sudah banyak memberi bantuan berupa tenaga, dukungan, doa dan
perhatian selama proses penyusunan studi kasus ini berlangsung.
viii
Akhirnya penulis menyampaikan maaf atas segala kekurangan yang terdapat
pada penulisan ini, kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan ini..
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO..............................................................................................................v
ABSTRAK ........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
x
B. Subyek Studi Kasus .......................................................................36
A. Kesimpulan....................................................................................53
B. Saran .............................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Grafik
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). Proses ini
kadang tidak berjalan semestinya dan janin tidak dapat lahir secara normal
pelvik, partus lama, ruptur uteri, cairan ketuban yang tidak normal,
seorang ibu untuk mengeluarkan satu atau lebih. Cara ini biasanya
persalinan dengan bedah sesar adalah sekitar 10% - 15% dari semua
20% di Britania Raya dan 23% di Amerika Serikat, dan untuk Kanada
angka kejadian sectio caesarea kitar 18% - 20%. Brazil adalah contoh
1
paling mencengangkan dari 15% pada tahun 1974 menjadi 75% pada
Pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%,
tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003
sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%,
dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang
signifikan (Depkes RI, 2012). Survei Nasional pada tahun 2009, 921.000
persalinan dengan sectio dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari
besar yaitu 15,3% dan 5,5% di Sulawesi Tenggara. Hasil Riskesdas tahun
2015, sebanyak 318 orang (35%), pada tahun 2016, sebanyak 496 orang
kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000
2
Dari angka tersebut sekitar 13,4% melaluinya dengan sectio caesarea
(Pudiastuti, 2012).
infeksi yang akhirnya justru memberikan akibat atau dampak yang lebih
2012)
posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam
sectio caesarea, seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerak pasca
oprasi sectio caesarea, ibu harus mobilisasi cepat. Semakin cepat bergerak
itu semakin baik, namum mobilisasi dini harus tetap dilakukan secara hati-
3
Riset mobilisasi dini yang dilakukan oleh Sumarah tahun 2008
pada ibu post sesar menunjukan bahwa rerata ibu yang melakukan
luka yang lebih cepat sebesar 100%, sedangkan pada ibu yang melakukan
memberikan efek positif yang lainnya yaitu ibu merasa lebih sehat dan
kuat karena dengan bergerak otot-otot perut dan panggul akan kembali
B. Rumusan Masalah
4
Caesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Di RSU Dewi Sartika
Kota Kendari”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penulisan
1. Penulis
2. Institusi pendidikan
5
aplikasi tindakan keperawatan mobilisasi dini pada ibu post Sectio
Caesarea.
4. Perawat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengkajian
1) Identitas
muda
2) Keluhan utama
7
3) Riwayat penyakit sekarang
selesai operasi
sebelumnya
6) Riwayat obstetric
a. Keadaan haid
8
b. Perkawinan
sekarang,
c. Kehamilan
pada primi/multigraida
a. Respirasi
b. Nutrisi
9
makan, minum seperti biasanya, bahkan dianjurkan banyak
minum.
c. Eliminasi
d. Istirahat/tidur
daerah oprasi dan ada rasa yang tidak enak pada uretra
dimandikan
g. Aktivitas
10
PATHWAY
Jaringan terputus
Penurunan Penurunan kerja post Distensi kandung
medulla oblongata kemuh
Merangsang area
Penurunan refleksi Penurunan kerja otot sensorik Udem dan memar
batuk eliminasi diuretra
Penurunan progesteron
psikilogi
& esterogen
12
8) Diagnosa keperawatan
Caesarea :
lahir, episiotomi)
tampak dibantu.
partum
7. Resiko perdarahan
13
TABEL 2.1 INTERVENSI KEPERAWATAN
bersihan jalan
Respiratory status : Airway suction
nafas b.d
ventilation
1. Pastikan
obstruksi jalan
Respiratory status :
kebutuhan
nafas (mukus
airway patency
oral/trachea
dalam jumlah
Kriteria Hasil :
suctioning
berlebihan), jalan
Mendemonstrasikan 2. Auskultasi suara
napas alergik
batuk efektif dan nafas sebelum dan
(respon obat
suara nafas yang sesudah suctioning
anastesi)
bersih, tidak ada 3. Informasikan ada
14
frekuensi pernafasan nasotrakeal
Mampu tindakan
dikeluarkan dari
nasotrakeal
8. Monitor status
oksigen pasien
9. Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suction
dan berikan
oksigen apabila
pasien menunjukan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2
15
2 Nyeri akut b.d agen Pain level Pain management
episiotomi) komprehensip
Mampu mengontrol
termasuk lokasi,
nyeri (tahu
karakteristik,
penyebab nyeri,
durasi, frekuensi,
mampu
kualitas dan
menggunakan
faktor presipitasi
tehnik
2. Observasi reaksi
nonfarmakologi
nonverbal dari
untuk mengurangi
ketidaknyamanan
nyeri, mencari
3. Gunakan tehnik
bantuan)
komunikasi
Melaporkan nahwa
trapeutik untuk
nyeri berkurang
mengetahui
dengan
pengalaman nyeri
menggunakan
pasien
manajemen nyeri
4. Kaji kultur yang
Mampu mengenali
mempengaruhi
nyeri (skala,
respon nyeri
intensitas, frekuensi
5. Evaluasi
dan tanda nyeri)
pengalaman nyeri
16
Menyatakan rasa masa lampau
kesehatan lain
tentangketidakefe
ktifan kontrol
nyeri masa
lampau
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
8. Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
17
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
interpersonal)
12. Kolaborasi
dengan dokter
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
18
meningkatkan kekuatan kebutuhan
berpindah menggunakan
cegah terhadap
cedera
4. Ajarkan pasien
atau tenaga
kesehatan lain
tentang tehnik
ambulasi
5. Kaji kemampuan
klien dalam
mobilisasi
6. Latih pasien
dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara mandiri
sesuai
kemampuan
7. Damping dan
mobilisasi dan
19
bantu penuhi
kebutuhan ADLs
pasien
jika klien
memerlukan
9. Ajarkan
bagaimana pasien
merubah posisi
dan berikan
bantuan jika
diperlukan
untuk
Adanya peningkatan
meningkatkan
berat badan sesuai
protein dan
20
dengan tujuan vitamin C
mengidentifikasi mengandung
menelan dikonsultasikan
membauat catatan
makanan harian
8. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
9. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
21
10. Kolaborasi
dalam
menentukan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
motivasi ibu
Kemantapan
untuk menyusui
pemberian ASI :
3. Evaluasi
Bayi : perlekatan
pemahaman ibu
bayi yang sesuai
tentang isyarat
pada dan proses
menyusui dari
menghisap dari
bayi (misalnya
payudara ibu untuk
reflex rooting,
memperoleh nutrisi
menghisap dan
selama 3 minggu
terjaga)
22
pertama pemberian 4. Kaji kemampuan
mengidentifikasi mastitis
9. Pantau berat
eliminasi bayi
23
6 Gangguan pola Anxiety reduction Sleep Enhancement
pattern 2. Jelaskan
lingkungan yang
Jumlah jam tidur
nyaman
dalam batas normal
4. Fasilitas untuk
6 – 8 jam/hari
mempertahankan
Pola tidur, kualitas
aktivitas sebelum
dalam batas normal
tidur
Perasaan segar
5. Diskusikan
sesudah tidur atau
dengan pasien dan
istirahat
keluarga tentang
Mampu
tehnik tidur
mengidentifikasi hal
pasien
– hal yang
6. Instruksikan
meningkatkan tidur
untuk memonitor
tidur pasien
7. Monitor waktu
makan dan
24
minum dengan
waktu tidur
8. Monitor/catat
kebutuhan tidur
dan jam
9. Kolaborasi
pemberian obat
tidur
perdarahan
Tidak ada hematuria
2. Catat nilai HB
dan hematemesis
dan HT sebelum
Hilangnya darah yang
dan sesudah
terlihat
terjadinya
Tekanan darah dalam
perdarahan
batas normal sistol
3. Monitor nilai lab
daan diastole
(koagulasi)yang
Tidak ada perdarahan
meliputi PTT,
pervagina
trombosit
Tidak ada distensi
4. Monitor TTV
abdominal
ortostatik
25
Hemoglobin dan 5. Pertahankan bed
dapat
menyebabkan
perdarahan
7. Hindari
mengukur suhu
lewat rectal
8. Hindari
pemberian
koagulan
9. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
intake makanan
yang banyak
mengandung
vitamin K
10. Kolaborasi
dalam pemberian
26
produk darah
tubuh akan menjadi sehat, sistem pernafasan dan sirkulasi tubuh akan
berfungsi dengan baik, dan metabolisme tubuh dapat optimal (Wahit Ikbal
Mubarak, 2008 ).
1. Pengkajian
2. Riwayat keperawatan
27
3. Pemeriksaan fisik
a. Kesejajaran tubuh
b. Cara berjalan
mobilitas klien dan risiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan
28
c) Kaki dorsefleksi pada fase ayunan
gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal - hal ini yang dikaji antara
lain :
b) Adanya deformitas
e) Krepitasi
antara lain :
29
a) Bagaiman penyakit klien memengaruhi kemampuan klien
untuk bergerak
petunjuk
g) Penglihatan
tegang otot dan cedera tubuh, baik pada klien maupun perawat
1. Toleransi aktivitas
5) Nyeri
30
Alat ukur yang paling bermanfaat untuk memperkirakan
31
malas untuk bergerak pasca oprasi sectio caesarea, ibu harus
terhambat.
vitamin dan mineral. Oleh karena itu, sangat disarankan oleh ibu
prosedur.
32
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang
gerak yaitu :
pasien.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
33
3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk
duduk
a) Hari ke 1 :
b) Hari ke 2 :
duduk
c) Hari ke 3 sampai ke 5
oprasi.
34
2. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan
BAB III
1. Kriteria inklusi
(composmentis)
2. Kriteria Eksklusi
35
Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
(Nusalam, 2012).
C. Fokus Studi
sectio caesarea.
D. Definisi Operasional
bantu
36
4) Tingkat 4 : mampu berpindah dengan bantuan minimal, tanpa alat
bantu
tubuh atau satu atau lebih ekstremitas sacara mandiri atau terarah
Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namum mobilisasi dini harus
Prosedur latihan :
1) Hari ke 1 :
2) Hari ke 2 :
37
sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri
duduk
3) Hari ke 3 sampai ke 5
setelah oprasi.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
2018.
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara
38
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
kendari.
2. Observasi
F. Penyajian Data
39
interprestasinya.Interprestasinya adalah pengambilan kesimpulan dari
suatu data, data ditulis dalam bentuk narasi atau tekstuler.Narasi atau
(Notoatmojo, 2010).
Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul dari hasil wawancara dan
observasi tentang kebutuhan rasa nyaman pada pasien post operasi Sectio
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
40
menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak
2008).
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
41
riset (Hidayat, 2008). Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh
4. Keamanan (beneficence)
42
BAB IV
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari terletak di jalan Kapten
Piere Tendean No. 118 Kecamatan Baruga Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara. Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari merupakan salah
satu Rumah Sakit Swasta yang berada Di Daerah Naungan Yayasan Widya
Ananda Nugraha Kendari. Rumah Sakit ini telah terakreditasi menjadi rumah
sakit tipe D yang memiliki fasilitas pelayanan medis berupa Instalasi Gawat
Darurat (IGD), poliklinik, Instalasi Rawat Inap, kamar operasi dan HCU
serta memiliki fasilitas pelayanan penunjang medis dan pelayanan non medis.
observasi saat melakukan pengkajian pada Ny.P dari tanggal 17 juli 2018
Nama : Ny. P
Usia : 31 tahun
Suku/bangsa : Tolaki
Agama : Islam
Alamat : Amboito
43
Keluhan masuk RS : Ny, P mengatakan perut bagian bawah
Riwayat keluhan saat ini : Pada bagian abdomen nampak luka post
skala nyeri 6.
44
Tahap perkembangan pasien dari hari pertama hingga hari kelima dapat dilihat dari tabel 2.1 sebagai berikut :
Sebelum Sesudah
Hari
pelaksanaan Tingkat Keb. Tingkat keb.
Jam Intervensi dan Respon Jam Intervensi dan respon
Aktivitas Aktivitas
Ajarkan Klien miring kiri miring kanan Ajarkan klien miring kiri miring kanan
Respon : Respon :
Ke 1
Tingkat 1 11.00 14.00 Tingkat 1
Pasien masih mengalami dalam hambatan Pasien masih belum mampu mampu
dalam mobilisasi miring kiri miring kanan secara total
ditandai masih memerlukan bantuan
perawat
Ajarkan Klien miring kiri miring kanan Bantu klien duduk diatas tempat tidur
Respon : Respon :
Kemampuan mobilisasi pasien mengalami Pasien masih belum mampu duduk diatas
peningkatan ditunjukan dengan pasien sudah tempat tidur secara mandiri
Ke 2 mampu miring kiri miring kanan tanpa
Tingkat 2 09.00 bantuan perawat 13.00 Tingkat 2
Respon :
Bantu klien duduk diatas tempat tidur bantu klien untuk berjalan kemudian
anjurkan klien untuk berjalan sendiri
Respon :
Ke 3
Respon :
Tingkat 3 09.00 13.00 Tingkat 3
Kemampuan mobilisasi asien meningkat
ditandai pasien sudah bisa duduk diatas tempat Pasien masih belum mampu berjalan
tidur tanpa bantuan perawat mandiri dan masih perlu bantuan perawat
46
anjurkan klien untuk berjalan sendiri
Respon:
47
ahap perkembangan pasien dari hari pertama hingga hari kelima dapat
5
TINGKAT KEBUTUHAN
3 PRE INTERVENSI
MOBILISASI DINI
2
POST INTERVENSI
AKTIVITAS
1 MOBILISASI DINI
0
ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5
HARI PELAKSANAAN
Keterangan :
dengan pasien masih memerlukan bantuan saat diajarkan miring kanan dan
miring kiri.
peningkatan ditunjukan dengan pasien mampu miring kanan dan miring kiri
tanpa bantuan perawat, setelah itu pasien diajarkan duduk diatas tempat
peningkatan ditandai klien sudah bisa duduk diatas tempat tidur dengan
48
posisi 90o tanpa bantuan perawat, dan pasien diajarkan untuk berjalan tetapi
dengan kemampuan klien dan hanya didampingi perawat dan pasien terus
berjalan dan mampu berjalan sendiri, pasien sudah bisa pergi dikamar mandi
klien mampu berjalan tanpa bantuan total dan klien sudah bisa berjalan
dengan efektif , klien sudah bisa pergi kekemar mandi sendiri dan
compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, laju respirasi
20x/menit dan suhu axial 360 C. Pasien mengatakan lemas dan susah untuk
bergerak, pasien mengatakan jika banyak bergerak luka post op terasa nyeri,
pasien juga mengatakan takut jika banyak bergerak luka post op terbuka.
49
kebutuhan untuk bergerak agar mampu memenuhi kebutuhan dasarnya
(Perawati, 2016).
didaerah insisi menjadi lancar. Sirkulasi darah yang lancar dapat membantu
asam amino, vitamin dan mineral. Oleh kerena itu, sangat disarankan oleh
memberikan efek positif yang lainnya yaitu ibu merasa lebih sehat dan
kuat karena dengan bergerak otot-otot perut dan panggul akan kembali
ibu dalam merawat bayinya sehingga aktivitas dan kemandirian ibu akan
2013).
operasi sectio caesarea pada anak pertama, maka dari itu memudahkan
50
keberhasilan pasien dalam mobilisasi sehingga terpenuhinya kebutuhan
pasien sudah bisa merawat bayinya, pasien sudah bisa berjalan dengan
efektif. hal ini dipengaruhi oleh kondisi pasien dan proses penyembuhan
luka serta keadaan luka operasi yang semakin hari semakin membaik.
D. keterbatasan penelitian
51
52
BAB V
A. KESIMPULAN
peningkatan bertahap yaitu mampu miring kanan dan miring kiri pada
hari pertama, mampu duduk diatas tempat tidur pada hari kedua,
mampu berjalan dengan bantuan pada hari ketiga, dan berjalan tanpa
B. SARAN
1. Bagi Penulis
53
pentingnya menerapkan mobilisasi dini pada pasien post op sectio
caesarea
op sectio caesarea.
54
DAFTAR PUSTAKA
55
Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem musculoskeletal . Jakarta: Salemba Medika
Perry, G.A & Potter, A.P. 2006. Clinical nursing skills & tecniques. (6 th
edition). USA: Mosby
56
57
58
59
60
Lampiran 5
Mobilisasi Dini
1. Tempat tidur
A. Prosedur :
1. Pre interaksi
b. Siapkan alat-alat
indikasi
d. Cuci tangan
2. Tahap orientasi
klien/keluarga
61
3. Tahap kerja
4) Hari ke 1 :
5) Hari ke 2 :
duduk
sehari
6) Hari ke 3 sampai ke 5
oprasi.
62
4. Dokumentasi
63
Lampiran 6
I. DATA DEMOGRAFI
A. BIODATA
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Suku/Bangsa :
6. Status Perkawinan :
7. Agama :
8. Pekerjaan :
9. Diagnosa Medik :
10. No. Rekam Medik :
11. Tanggal Masuk :
12. Tanggal Pengkajian :
II. KELUHAN UTAMA
Keluhan Klien Sehingga Dia Membutuhkan Pertolongan
Medik ?
..................................................................................................
III. RIWAYAT KESEHATAN
A. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Waktu Timbulnya Penyakit Kapan?
2. Bagaimana Awal Munculnya?
3. Keadaan Penyakit Apakah Sudah Membaik, Parah Atau Tetap
Sama?
4. Usaha Yang Dilakukan Untuk Mengurangi Keluhan?
5. Kondisi Saat Dikaji (PQRST)?
64
B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Identifikasi Berbagai Penyakit Keturunan Yang Umumnya
Menyerang?
2. Buat Bagan Genogram
C. KEADAAN UMUM KLIEN
1. Tanda-tanda dari distress ?
2. Penampilan dihubungkan dengan usia ?
3. Ekspresi wajah, bicara, mood ?
4. Tinggi badan, berat badan, gaya berjalan ?
D. TANDA – TANDA VITAL
1. Tekana dara :
2. Nadi :
3. Suhu :
4. Pernafasan :
IV. PENGKAJIAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
1. Dalam aktivitas sehari-hari apakah menggunakan alat
bantu ? :
2. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara ?
a. Pasif :
b. Aktif :
3. Apakah ada kelainan sendi ? :
4. Berapa lama melakukan kegiatan sehari-hari ?:
5. Apakah klien memiliki keterampilan khusus ?
:...............................sejenisnya :....................
6. Pola tidur :
Siang : Pukul.........s/d..........(........Jam)
Malam : Pukul.........s/d............(...........jam)
7. Kegiatan yang biasa dilakukan untuk pengantar tidur
?..........................................................................................
8. Kebiasaan meminum obat stimulasi/penenang/lain-lain
?....................................
65
9. Kondisi yang dapatmengganggu tidur ? ...............................
10. Aktivitas yang dilakukan setelah bangun tidur ?............................
11. Pemeriksaan diagnosis
a. Laboratorium :...................................
b. Foto :...................................
c. EKG :...................................
d. Pemeriksaan lain :..................................
66
Lampiran 7
Hasil
Ya Tidak
setengah duduk
67
Ke 3 f. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti
setelah oprasi.
Ke 4
b. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti
setelah oprasi.
Ke 5
d. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti
68
Lampiran 8
1 2 3 4 5
1. Kemampuan berpindah
2. Bergerak dengan
mudah
3. Berjalan
Keterangan :
69
Lampiran 9
TABEL INTERVENSI
Sebelum Sesudah
70
ya
- klien sudak
bisa
meneteki
bayinya
sambil duduk
71
oleh perawat
- nampak
klien sudah
bisa pergi
dikamar
mandi
namun masih
dibantu
keluarga
- klien sudah
bisa
72
mengganti
bajunya
sendiri
sendiri
- klien sudah
bisa
mengurus
bayinya
sendiri
dengan
mudah
Keteranan :
73
Lampiran 10
DOKUMENTASI
48
Gambar 3 membantu klien untuk berjalan
49
50
51
52