Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NIM : 21117085
Tanda Tangan :
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata
Nama : Monica Ayu Stevani
NIM : 21117085
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Tanjung Baru / 01 Agustus 1999
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat :Komplek Desa Permata Baru Blok C5 NO 1
RT/RW:003/001, Kel/Desa : Permata Baru, Kecamatan:
Indralaya Utara, Kabupaten : Ogan Ilir, Provinsi :
Sumatera Selatan, Kota : Palembang.
No. Telp/Hp : +62 895357279176
Email : Monicastevani151@gmail.com
vi
Pendidikan
Tahun 2004-2005 : Pondok Pesantren Raudatul Ulum Sakatiga
Tahun 2005-2011 : SD Negeri 16 Indralaya Utara
Tahun 2011-2014 : SMP Negeri 5 Indralaya Utara
Tahun 2014–2017 : SMA Negeri 1 Indralaya Utara
Tahun 2017-2021 : Program Studi Ilmu Keperawatan IKesT Muhammadiyah
Palembang
vii
ABSTRAK
Latar Belakang: Postpartum adalah masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
postpartum dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
atau 42 hari setelah itu. Perubahan yang terjadi pada ibu postpartum salah satunya
meliputi perubahan fisik. Salah satu perubahan fisik yang terjadi yaitu aktifnya
hormon prolaktin dan hormon oksitosin yang dapat mengeluarkan ASI. Untuk
meningkatkan hormon prolaktin dan hormon oksitosin banyak cara salah satunya
dengan Pijat Oksitosin. Tujuan: penulisan literature review ini untuk
menganalisis pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu postpartum.
Metode Literature Review : Literature Review antara tahun 2016 sampai 2021
bahasa Indonesia dan bahasa inggris, data diperoleh dari database elektronik
melalui Google scholar, dan Portal garuda. Hasil : Berdasarkan 10 artikel yang
didapat tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada Ibu
Postpartum bahwa rata-rata hasil penelitian menunjukkan Pijat Oksitoasin mampu
meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Postpartum. Hal ini dibuktikan dengan nilai
p- value = 0,000 (p-value ≤ 0,005). Kesimpulan: berdasarkan kajian dapat
disimpulkan terdapat Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu
Postpartum.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya
dapat menyelesaikan literatur ini. Sholawat dan Salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta Rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Literature Review ini
dengan judul “Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Postpartum”. Maka dari itu Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun, di karenakan demi menyempurnakan peyusunan literatur ini. Pada
kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes selaku Rektor IKesT Muhammadiyah
Palembang.
2. Ibu Maya Fadlilah, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang
3. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan.
4. Ibu Yuniza, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing I
5. Ibu Imardiani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing II.
6. Ibu Miskiyah Tamar, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Penguji I
7. Ibu Sri Tirtayanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penguji II
8. Kepada seluruh Dosen IKesT Muhammadiyah Palembang khususnya
bapak/ibu Dosen Ilmu Keperawatan yang senantiasa memberikan ilmunya
dalam proses belajar mengajar.
9. Kepada kedua orang tuaku Bapak A.Rifai dan Ibu Nurhalimah yang selalu
menjaga, mendukung, memberi semangat dan mendoakan untuk saya tetep
berjalan untuk manggapai kesuksesan ini, terimakasih tak henti-hentinya
untuk setiap keringat perjuangan yang selalu ayah dan ibu berikan
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS .......................................... iv
HALAMAN PUBLIKASI...............................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRAC...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN.........................................................................................xv
xii
BAB III METODE LITERATURE REVIEW .............................................21
3.1. Strategi Penelusuran Literature Review ..............................................21
3.2. Proses Seleksi Literature Review ........................................................23
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Postpartum adalah masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini dimulai sejak
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai minggu ke enam setelah
melahirkan. Masa postpartum dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah itu. Sutanto, (2018).
Pada masa postpartum ibu mengalami adanya perubahan – perubahan pada
tubuh yang diantaranya meliputi uterus akan mulai mengeras karena kontraksi dan
relaksi otot-ototnya. Keluarnya lochea, bentuk seviks menganga seperti corong,
ukuran vagina lebih besar dibandingkan sebelum hamil, dan payudara mengalami
perubahan yaitu penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan
hormon prolaktin setelah persalianan, payudara semakin besar dan kasar sebagai
tanda mulainya proses laktasi, tampak memerah, bengkak, terasa sakit dan penuh
sekitar 1 – 2 hari setelah melahirkan lalu pada hari ke 3 – 4, setelah bengkak
berkurang, payudara akan tampak mengendur. Wahyuningsih. (2019).
ASI adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar langsung dari payudara
seorang ibu untuk bayi. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang
dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya. Jenis
ASI terbagi menjadi tiga yaitu, kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI matur.
Kolostrum adalah susu yang keluar pertama, kental, berwarna kuning dengan
mengandung protein tinggi dan sedikit lemak. Walyani, 2015)
Manfaat ASI yaitu bayi mendapatkan kekebalan tubuh serta perlindungan dan
kehangatan melalui kontak kulit dengan ibunya, mengurangi perdarahan serta
konservasi zat besi, protein, dan zat lainnya. Dan ASI dapat menurunkan angka
kejadian alergi, terganggunya pernapasan, diare dan obesitas pada anak. (Riskani,
2012). Bila bayi tidak diberikan ASI eksklusif memiliki dampak yang tidak baik
1
2
bagi bayi. Karena bayi yang diberi ASI secara ekslusif memiliki daya tahan tubuh
yang lebih baik dibandigkan bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif. Sehingga
bayi jarang menderita penyakit dan terhindar dari masalah gizi dibandigkan bayi
yang tidak. Asupan ASI yang kurang mengakibatkan kebutuhan gizi bayi menjadi
tidak seimbang. Ketidakseimbangan pemenuhan gizi pada bayi akan berdampak
buruk pada kualitas sumber daya manusia yang dapat dilihat dari terhambatnya
tumbuh kembang bayi secara optimal. Bahriyah, (2017).
Menurut WHO cakupan ASI Ekslusif di dunia berkisar sekitar 40% mengingat
data ASI Ekslusif masih tergolong rendah, sedangkan ASI nonekslusif di berbagai
negara sekitar 60% angka ini berbanding terbalik dengan jumlah peningkatan
pemberian ASI nonekslusif (Panjaitan, 2015). kementerian kesehatan
menargetkan peningkatan target pemberian ASI eksklusif hingga 80%. Namun
pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada kenyataan masih rendah hanya 74, 5%
(Balitbangkes, 2019). data profil kesehatan Indonesia, cakupan bayi mendapat
ASI eksklusif tahun 2018 sebesar 68,74%. Kemenkes, (2019)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang. Cakupan pemberian ASI
eksklusif pada tahun 2015 sebesar 72,91%, selanjutnya pada tahun 2016
mengalami penurunan yang menjadi 68,60%, tahun 2017 cakupan ASI ekslusif di
kota Palembang mengalami peningkatan kembali menjadi 72,6%, sedangkan pada
tahun 2018 cakupan pemberian ASI ekslusif juga mengalami peningkatan yaitu
sebesar 76,5%. Dinkes Kota Palembang, (2019).
Tidak semua ibu postpartum langsung mengeluarkan ASI karena pengeluaran
ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik,
saraf dan bermacam – macam hormon yang berpengaruh terhadap peneluaran
oksitosin. Kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin dapat
menyebabkan penurunan produksi dan pengeluaran ASI. Masa postpartum
merupakan masa baik bagi ibu maupun bayinya karena pada masa ini ibu
mengalami cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk
tubuhnya, marah sama kesal, atau bingung, kelelahan setelah melahirkan sehingga
dapat mengurangi produksi ASI. Hastuti, (2013).
3
Upaya untuk meningkatkan ASI dipengaruhi oleh dua hormon yaitu prolaktin
dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin
mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Hormon prolaktin dan oksitosin yang
sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI pada ibu setelah melahirkan.
Keluarnya ASI dapat dilakukan juga dengan melakukan perawatan atau pemijatan
payudara, membersihkan putting, sering – sering menyusui bayi meski ASI belum
keluar, melakukan inisiasi menyusui dini dan lamanya frekuensi menyusui serta
dilakukan pemijatan oksitosin. Mardiyaningsih, (2011).
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidak lancar
reproduksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan pada sepanjang tulang belakang
(vertebrae) sampai tulang Costae ke lima ke enam ibu akan merasa, rileks,
kelelahan setelah melahirkan akan hilang, sehingga dengan begitu hormon
oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar. Tindakan pijat oksitosin ini
memberikan sensasi rileks pada ibu dan melancarkan aliran saraf serta saluran
ASI kedua payudara lancer. Lestari, et al. (,2016).
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau refleks
let down. Dengan dilakukannya pemijatan ini ibu akan merasa rileks, kelelahan
setelah melahirkan akan hilang, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar
dan ASI pun cepat keluar (Mardiyaningsih, 2010). Selain itu untuk merangsang
refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu
mengurangi pembengkakan payudara (engorgement), mengurangi sumbatan ASI
(plugged / milk duct), membantu mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan
bayi sakit. Depkes RI (2011).
Literature review ini sesuai dengan penelitian Rofiah Siti (2016) mengatakan
bahwa pijat oksitosin memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap
pengeluaran ASI pada ibu postpartum (p value : 0,001). Maka dapat diasumsikan
bahwa pijat oksitosin perlu juga dilakukan untuk ibu postpartum agar memberikan
efek rileks sehingga dapat menstimulasikan hormon oksitosin dan akan membantu
pengeluaran produksi ASI. Dan pijat oksitosin ini sangat membantu untuk
masalah yang terjadi pada ibu saat menyusui bayinya.
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 POSTPARTUM
A. Pengertian Postpartum
5
6
Segera setelah plasenta lahir, dinding depan dan belakang uterus yang
tebal saling menutup yang berakibat rongga bagian tengah merata dan
uterus menjadi masa jarinagn yang hampir padat. Ukuran uterus
selama 2 hari pertama postpartum tetap sama, setelah itu ukuran
berkurang secara cepat karena involusi, involusi terjadi akibat
kontraksi dan reaksi otot uterus serta autolisis. Reeder, Martin &
Koniak – Griffin, (2011)
2. Lochea
Yaitu cairan atau secret berasal dari kavum uteri dan vagina selama
masa postpartum Saleha, (2009). Berikut ini beberapa jenis lochea:
a. Lochea rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-
sisa selaput ketuban, Desidua, verniks, kaseosa, lanugo, mekonium
berlangsung 2 hari postpartum
b. Lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan 6 ensit
berlangsung 3 sampai 7 hari postpartum
c. Lochea serosa berwarna kuning karena mengandung serum,
jaringan desidua, leukosit dan eritrosit berlangsung 7 sampai 14
hari postpartum berlangsung 14 hari sampai 2 minggu berikutnya
3. Endometrium
Perubahan terjadi dengan timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis
di tempat implantasi plasenta titik bekas implantasi plasenta karena
kontraksi sehingga menonjol ke kavum uteri, hari 1 endometrium tebal
2,5 mm, endometrium akan rata setelah hari ketiga. Wahyuningsih,
(2019)
4. Serviks
Bentuk servik yang menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan
oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sehingga seolah-
olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk
semacam cincin. Warna serviks sendiri merah kehitaman karena penuh
pembuluh darah. Beberapa hari setelah persalinan, ostium eksternum
dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapinretak-
7
2.2 ASI
A. Pengertian ASI
ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang
bersifat alamiah. ASI yang diproduksi selama hari-hari pertama kelahiran,
mengandung kolostrum yang dapat melindungi bayi dari penyakit.
Komponen penting untuk kelangsungan hidup bayi adalah dengan
pemberian ASI sedini mungkin. Lestari, et al., (2016)
B. Keunggulan ASI
ASI merupakan makanan yang terbaik karena memiliki keunggulan:
1. memenuhi syarat yaitu mengandung semua zat gizi untuk membangun
dan menyediakan energi dalam susunan yang dibutuhkan
2. Tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal
3. Memiliki zat anti infeksi dan antibodi
4. Tidak akan pernah basi
5. Mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan
dimana saja
6. Sumber nutrisi aman dan bersih bagi bayi
7. Mencegah diare dan malnutrisi. Rismawati, & Suwardianto Heru.,
(2020)
b. Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7 sampai 8 kali lebih besar
daripada susu sapi.
c. Kolesterol diperlukan untuk mielinisasi saraf pusat dan diperkirakan
juga berfungsi dalam pembentukan enzim. Haryono, & Setianingsih,
(2014).
4. Mineral
a. ASI mengandung mineral lengkap.
b. Total mineral dalam masa laktasi konstan.
c. Fe dan Ca paling stabil, tidak dipengaruhi diet ibu.
d. Garam organik yang terdapat di dalam ASI, terutama kalsium
kalium serta natrium dari asam klorida dan fosfat. Lesmana, et al.,
(2011)
5. Air. Kira-kira 88% ASI terdiri dari air yang berguna untuk melarutkan zat-
zat yang terdapat didalamnya yang sekaligus juga dapat meredakan
rangsangan haus bayi. Bahiyatan, (2011).
6. Vitamin. Kandungan vitamin dalam ASI yang lengkap dan cukup yaitu
vitamin A, D, dan C. Akan tetapi, golongan vitamin B kecuali Rif
riboflavin dan asam pantotenat kurang. Bahiyatan, (2011).
E. Manfaat ASI
1. Bagi bayi
a. Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik
b. kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat
untuk mencegah infeksi
c. ASI mengandung campuran yang tepat berbagai bahan makanan
untuk bayi
d. ASI mudah dicerna oleh bayi
e. ASI saja tanpa makanan tambahan adalah cara terbaik
f. Menyediakan nutrisi lengkap bagi-bayi. Rismawati, & Suwardianto
Heru., (2020)
14
2. Bagi ibu
Menurut Anggraini, (2010) manfaat ASI bagi ibu sebagai berikut :
a. Membantu ibu memulihkan diri dari proses persalinan
b. Membuat kontraksi rahim lebih cepat dan memperlambat
perdarahan
c. Ibu yang menyusui kecil kemungkinan menjadi hamil dalam 6
bulan pertama setelah melahirkan.
c. Faktor fisiologi
ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang
menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu. Rismawati,
& Suwardianto Heru, (2020)
d. Pola istirahat
Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila
kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.
e. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu maka produksi dan
pengeluaran ASI akan semakin banyak. Proverawati, (2010)
f. Berat lahir bayi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI
yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr).
Proverawati, (2010)
g. Umur kehamilan saat melahirkan
umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir cukup bulan
Proverawati, (2010)
h. Konsumsi rokok dan alcohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu
hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan
menstimulasi pelepasan adrenalin di mana adrenalin akan menghambat
pelepasan oksitosin. Rismawati, & Suwardianto Heru, ( 2020)
2. Hasil Penelitian
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rofiah Siti (2016)
mengatakan bahwa pijat oksitosin memiliki pengaruh yang lebih
signifikan terhadap pengeluaran ASI pada ibu postpartum (p value :
0,001). Maka dapat diasumsikan bahwa pijat oksitosin perlu juga
dilakukan untuk ibu postpartum agar memberikan efek rileks sehingga
dapat menstimulasikan hormon oksitosin dan akan membantu
pengeluaran produksi ASI. Dan pijat oksitosin ini sangat membantu
untuk masalah yang terjadi pada ibu saat menyusui bayinya.
20
H. Kerangka Teori
Postpartum
Pijat Oksitosin
BAB III
21
22
3. Kriteria artikel
a. Kriteria Inklusi
Artikel yang memiliki judul dan isi yang relevan dengan tujuan , ibu
postpartum, produksi ASI, dan Pijat Oksitosin berbahasa
Indonesia/Inggris dan fulltext, artikel penelitian yang dipublikasikan
2016-2021.
b. Kriteria Ekslusi
Artikel yang tidak memiliki struktur lengkap seperti tidak ada DOI,
ISSN, Publisher, Volume, Halaman dan tahun ˂ 2016 dan artikel yang
tidak memenuhi kriteria inklusi.
23
Artikel diidentifikasi
Identifikasi
(n = 80 )
Ekslusi :
> 5 tahun terahir
(n =17)
Artikel diidentifikasi
(n =63)
Skrining
Ekslusi :
Artikel ganda
(n = 18)
Hasil saring
(n = 45)
Ekslusi :
Tidak relevan
Kelayakan
(n = 23)
(n = 10)
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini penulis akan menguraikan data dari hasil penelitian dan
pembahasan tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada bab I mengenai
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Postpartum. Hasil dari
penelitian ini diperoleh dengan metode dan desain yang berbeda 9 artikel
menggunakan metode quasi eksperimental, dan 1 artikel menggunakan metode
pre ekperimental dengan pendekatan one group pretest-post test, true experiment,
static group comparison, kontrol kasus, dan non equivalentcentr ol group.
Berikut ini adalah adalah tabel ekstrasi data yang diperoleh dari beberapa artikel
tersebut :
A. Hasil
25
Fitri The Effect of Tujuan penelitian Metode 20 ibu lembar observasi Berdasarkan hasil analisis Google Scholar
2. Nurhayati, oxytocin ini adalah untuk penelitian yang Postpartum diketahui bahwa rata-rata Journal of
2019. massage on mengetahui digunakan produksi ASI pada ibu postpartum midwifery Vol 3.
yang tidak melakukan pijat No. 1 October
breast milk pengaruh adalah
oksitosin. 57,50 ml. Sedangkan
production on pemberian eksperimen 2019 ISSN: 2715-
rata-rata produksi ASI pada ibu
the of oksitosin terhadap semu postpartum hari ke 10 dengan 1948
Postpartum jumlah produksi pijat oksitosin adalah 102,00 ml.
mothers 10 ASI ibu Hasil ini menunjukkan bahwa
day in the postpartum hari terdapat peningkatan produksi
work area ke-10 di wilayah ASI antara ibu postpartum yang
melakukan pijat oksitosin dengan
BPM HJ. kerja BPM Hj.
ibu postpartum yang tidak
UMAMAH, Umamah Amd. melakukan pijat oksitosin. nilai p-
AMD. KEB Keb Maret-Mei value adalah 0,000 ˂(0,05). dan
sumedang 2018 rata-rata perbedaanya 44,5 ml
regency
march-may
periode of
2018
3. Andi Pengaruh pijat Untuk mengetahui Penelitian Quasi 47 ibu Lembar onservasi dan Berdasarkan hasil analisis Portal Garuda
Arniyanti & Oksitosin apakah ada Experiment postpartum kuesioner menunjukkan bahwa nilai rata- JURNAL
Dian terhadap Pengaruh pijat dengan true rata sebelum dilakukan pemijatan KEPERAWATAN
Angraeni produksi ASI oksitosin terhadap Experiment sebesar 1,52 % dan setelah Vol. X no. 1 Mei
2020 pada ibu produksi ASI dilakukan pijat sebesar 8,86%. 2020. ISSN 2089 -
postpartum di pada ibu Hasil ini menunjukkan bahwa 32551
rumah sakit postpartum terdapat peningkatan produksi
26
khusus daerah ASI sebelum dan sesudah
ibu dan anak dilakukan pijat oksitosin. nilai p-
siti fatimah value adalah (0,000)˂ (0,05) dan
makassar rata- rata perbedaannya 7,34 ml.
4. Dhany Pengaruh pijat Untuk mengetahui Penelitian ini Semua ibu Lembar Observasi Berdasarkan hasil yang didapat Google Scholar
Dahniarti. Oksitosin pengaruh pijat menggunakan postpartum diketahui bahwa pada ibu JIME Vol. 3 no . 2
2017 terhadap oksitosin terhadap metode yang postpartum yang tidak diberikan Oktober 2017.
produksi ASI produksi ASI eksperimen dirawat intervensi pijat oksitosin sebagian ISSN. 2442-9511
pada ibu pada ibu semu (Quasi diruang besar dalam kategori cukup yaitu
postpartum di postpartum di Eksperimen) nifas (73,3%)
puskesmas puskesmas woha dengan puskesmas Sedangkan pada ibu postpartum
woha bima bima tahun 2017 rancangan Woha yang diberikan intervensi pijat
tahun 2017 perbandingan Bimadan oksitosin semuanya (100%) dalam
kelompok statis kategori cukup.
(Static Group Hasil penelitian ini menunjukkan
Comparison) bahwa terdapat pengaruh pijat
oksitosin terhadap produksi ASI
pada Ibu postpartum. nilai p-value
adalah 0,032 (p value ˂ 0,05). dan
rata-rata perbedaanya 26,7%.
5. Agustina Pengaruh pijat Untuk mengetahui Desain 22 ibu kuesioner dan lembar Berdasarkan hasil diketahui Google Scholar
Catur Oksitosin pengaruh pijat penelitian ini postpartum observasi bahwa rata- rata Produksi ASI JURNAL VOKASI
Setyaningru terhadap oksitosin terhadap menggunakan primipara sebelum diberikan pijatan adalah KESEHATAN Vol.
m, Melyana produksi ASI produksi ASI Quasi 93,18 ml dan rata- rata sesudah 5 no . 1 Januari
Nurul pada ibu pada ibu Eksperiment diberikan pijat adalah 172,18 ml. 2019. ISSN 2407-
Widyawati. postpartum postpartum dengan hasil penelitian ini menunjukkan 7232
2018 primipara di primipara di Kota rancangan non bahwa terdapat peningkatan
Kota Semarang equivalentcontr produksi ASI setelah dilakukan
Semarang ol group design. pijat oksitosin. p value = 0,000 (p
value ˂0,005) dan rata-rata
perbedaanya 40,364 ml
6 Usman Seri, Pijat oksitosin Untuk mengetahui Desain 30 ibu kuesioner dan lembar Berdasarkan uji bivariat bahwa Google Scholar
Sudarto, & meningkatkan pengaruh Pijat penelitian ini postpartum rata - rata pengeluaran ASI JURNAL VOKASI
27
Arif Nur produksi ASI Oksitosin dalam adalah kuasi primipara observasi sebelum dilakukan pemijatan KESEHATAN Vol.
Akhmad. pada ibu pengeluaran ASI eksperimen oksitosin sebesar 1,522 ml. 5 no . 1. 31 Januari
2019 postpartum pada Ibu dengan setelah dilakukan pemijatan 2019. ISSN 2442-
primipara di Postpartum meningkat sebanyak 42,042 ml. 5478
rancangan kasus
Kota primipara Hasil penelitian ini menunjukkan
Singkawang kontrol bahwa pijat oksitosin mampu
meningkatkan produksi ASI. nilai
p-value adalah 0,025 (˂0,05) dan
rata-rata perbedaanya 40,52 ml
7. Priharyanti Peningkatan Mengetahui Studi kuantitatif 30 Ibu Lembar Observasi Berdasarkan hasil penelitian Google Scholar
wulandari, Produksi ASI efektifitas pijat eksperimen Postpartum Produksi ASI setelah perlakuan JURNAL ILMIAH
Menik Ibu Post Oksitosin semu (quasi pertama memiliki rerata peringkat KEPERAWATAN
Kustriyanti, Partum terhadap produksi eksperiment) 1,37 cc lebih rendah daripada INDONESIA Vol.
& Khusnul melalui ASI pada Ibu rerata peringkat setelah perlakuan 2 no . 1. 28
Aini. 2018 Tindakan Pijat Postpartum kedua 1,77 cc dan rerata peringkat september 2018.
Oksitosin setelah perlakuan ketiga adalah ISSN 2580-3077
2,87 cc. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pijat
oksitosin mampu meningkatkan
produksi ASI ibu postpartum.
nilai p-value adalah (p- value
=0,000) dan rata-rata perbedaanya
0,4 ml dan 1,1 ml
8 Juwariah, Pengaruh pijat mengetahui kuantitatif, 26 ibu kuesioner Berdasarkan hasil dapat dilihat Google Scholar
Yetty Dwi oksitosin pengaruh pijat menggunakan postpartum bahwa rata - rata pengeluaran ASI JURNAL
Fara, Ade terhadap oksitosin terhadap rancangan quasi sebelum dilakukan pemijatan KEPERAWATAN
Tyas peningkatan peningkatan eksperimen oksitosin (pe test) adalah Vol. 2. 2 Agustus
Mayasari, & produksi ASI produksi ASI sebanyak 12,2 ml. setelah 2020. ISSN 2655-
Abdullah, ibu pada ibu dilakukan pemijatan (post test) 0062
2020 postpartum postpartum meningkat sebanyak 24,0 ml.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pijat oksitosin mampu
meningkatkan produksi ASI.
Dengan nilai p value = 0,001˂
28
0,005 dan rata-rata perbedaanya
11,8 ml
9. Kartini, Pengaruh pijat Untuk mengetahui Penelitian Quasi 30 ibu Instrumen yang digunakan Dari hasil didapat nilai T hitung Portal Garuda
Atnesia Oksitosin Pengaruh pijat Experiment postpartum berupa Check list sebesar -5.821 dan nilai signifikan JURNAL
Ajeng, Fitri terhadap oksitosin terhadap sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai KEPERAWATAN
Suaningsih. peningkatan peningkatan signifikan sebesar 0,05 (0.000 ˂ Vol. 3 no. 10 Maret
2020 produksi ASI produksi ASI 0,05) atau Ho ditolak artinya 2020. ISSN 2580-
pada ibu pada ibu terdapat pengaruh yang signifikan 3077
postpartum di postpartum antara pijat oksitosin dengan
puskesmas jumlah produksi ASI.
Balaraja
10. Kurniati Metode Pijat Untuk mengetahui Penelitian 60 ibu Lembar kuisioner dan Berdasarkan hasil dapat dilihat Google Scholar
Devi Oksitosin, pengaruh pijat experimental postpartum lembar observasi bahwa rata - rata pengeluaran ASI JURNAL
Permatasari, salah satu oksitosin terhadap dengan sebelum dilakukan pemijatan KESEHATAN Vol.
& Yudita upaya pengeluaran ASI rancangan oksitosin (pe test) adalah 7. 2. 2020. ISSN
Ingga meningkatkan pada ibu experimen semu sebanyak 8,76 ml. setelah 2622-4135
Hindiarti. Produksi ASI postpartum dilakukan pemijatan (post test)
2020 pada ibu meningkat sebanyak 18,79 ml.
postpartum Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pijat oksitosin mampu
meningkatkan produksi ASI.
Dengan nilai p - value = 0,000 (p-
value≤0,05). dan rata-rata
perbedaanya 10 ml
29
30
B. Pembahasan
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidak
lancar reproduksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan pada sepanjang tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang Costae ke lima ke enam ibu akan merasa,
rileks, kelelahan setelah melahirkan akan hilang, sehingga dengan begitu
hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar. Tindakan pijat oksitosin
ini memberikan sensasi rileks pada ibu dan melancarkan aliran saraf serta
saluran ASI kedua payudara lancar (Lestari, et al., 2016).
Dari 10 artikel berikatan tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap
produksi ASI pada ibu postpartum yang didapatkan bahwa rata-rata hasil
penelitian menunjukkan pijat oksitosin mampu meningkatkan prodiksi ASI
pada ibu postpartum . Pernyataan ini didukung oleh beberapa hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ika Nur Saputri, Desideria Yosepha Ginting, Ilusi Ceria
Zendato, 2019. Berdasarkan diperoleh hasil bahwa ibu postpartum yang
melakukan pemijatan oksitosin menunjukkan perubahan yang signifikan
terhadap peningkatan produksi ASI. dibuktikan dengan dari 9,90 ml menjadi
13,50 ml.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri Nurhayati (2019),.
Diketahui bahwa rata-rata produksi ASI pada ibu postpartum yang tidak
melakukan pijat oksitosin. 57,50 ml. sedangkan rata-rata produksi ASI pada
ibu postpartum hari ke 10 dengan pijat oksitosin adalah 102,00 ml.
Berdasarkan hasil penelitian Andi Arniyanti & Dian Angraeni (2020), nilai
rata-rata sebelum dilakukan pemijatan sebesar 1,52 % dan setelah dilakukan
pijat sebesar 8,86%.
Berdasarkan penelitian Dhany Dahniarti (2017). bahwa pengeluaran ASI
setelah dilakukan pijat oksitosin mengalami peningkatan mulai dari 73,3%-
100% dan 1,52ml – 42,042 ml. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia
yang umur 20 tahun akan lebih banyak memproduksi ASI untuk bayinya
dibandingkan ibu menyusui yang usianya lebih dari 30 tahun. kondisi tersebut
karena usia yang lebih 30 tahun secara fisiologis hormon dan organ yang
terlibat dalam memproduksi ASI sudah mulai mengalami penurunan
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari 10 artikel yang telah didapat bahwa ibu postpartum
yang melakukan pemijatan oksitosin menunjukkan peningkatan yang
signifikan terhadap peningkatan produksi ASI. Dibuktikan dengan dari
produksi ASI sebesar 0,4 ml menjadi 44,5ml.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Studi literature ini diharapkan bisa menjadi acuan atau referensi bagi
pembaca dalam penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa
pada sampel yang lebih besar dan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
membandingkan antara pijat oksitosin dengan pijat punggung dan perlu
dilakukan penelitian lanjutan mengenai umur, faktor nutrisi dan psikologis
ibu postpartum
2. Bagi Ibu Postpartum
literature ini diharapkan menambah pengetahuan ibu postpartum dalam
upaya peningkatan produksi ASI serta dapat menginformasikan dampak dari
kegagalan proses menyusui, sehingga dapat diupayakan pemijatan oksitosin
terhadap peningkatan produksi ASI.
3. Bagi IKesT Muhammadiyah Palembang
Studi literature ini diharapkan menjadi standar operational prosedur (SOP)
pijat oksitosin pratikum mahasiswa
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Khabibah, L., & Mukhoirotin, M. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur dan Pijat
Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Postpartum di
RSUD Jombang. JURNAL EDUNursing, 3(2), 68–77.
https://www.test.journal.unipdu.ac.id/index.php/edunursing/article/view/184
8/980
Kiftia, M. (2015). Pengaruh Terapi Pijat Oksitosinterhadap Produksi ASI pada Ibu
Post Partum The Effect of Oxytocin Massage on Breast Milk Production of
Postpartum Mothers Latar Belakang Ekslusif ( Pofil Kesehatan Aceh Besar
adanya upaya pembangunan inovatif yaitu yang dida. Ilmu Keperawatan
35
36
Purnamasari, K. D., & Hindiarti, Y. I. (2021). Metode Pijat Oksitosin, Salah Satu
Upaya Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Postpartum. JURNAL
KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health Journal), 7(2), 1–8.
https://doi.org/10.33653/jkp.v7i2.517
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JKP/article/view/517/259
Saputri, Ika Nur, Desideria Yosepha Ginting, and Ilusi Ceria Zendato. 2019.
“Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Postpartum.”
Jurnal Kebidanan Kestra (Jkk) 2 (1): 68–73.
https://doi.org/10.35451/jkk.v2i1.249
Seri, U., Sudarto, S., & Nur Akhmad, A. (2019). Pijat Oksitosin Meningkatkan
Produksi ASI pada Ibu Pospartum Primipara Di Kota Singkawang. Jurnal
Vokasi Kesehatan, 5(1), 58. https://doi.org/10.30602/jvk.v5i1.227
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view/227/pdf
Wulandari, P., Menik, K., & Khusnul, A. (2018). Peningkatan Produksi ASI Ibu
Post Partum melalui Tindakan Pijat Oksitosin. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Indonesia [JIKI], 2(1), 33. https://doi.org/10.31000/jiki.v2i1.1001
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jik/article/viewFile/1001/719
Yusrina, A., & Devy, S. R. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu
Memberikan Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. Jurnal
PROMKES, 4(1), 11. https://doi.org/10.20473/jpk.v4.i1.2016.11-21
38
LAMPIRAN
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51