Bidan diakui sebagai tenaga professional Di Belanda, tahun 1990-an merupakan masa Perkembangan pendidikan & pel
yang bertanggung-jawab, memberikan pencerahan bagi profesi bidan & cara berfikir baru. kebidanan di Indonesia tdk terlepas
asuhan dlm upaya pencegahan, promosi, Pemerintah lebih mendukung pelayanan yg diberikan dari masa penjajahan Belanda, era
deteksi komplikasi & akses bantuan oleh bidan dibandingkan pelayanan yg diberikan kemerdekaan, politik/ kebijakan
medis /bantuan lain, melaksanakan dokter umum→peningkatan pertolongan persalinan di pemerintah dlm pel dan pendidikan
tindakan gadar (Mufdlilah, 2016) rumah oleh bidan (Yuningsih, 2016). nakes, kebutuhan mesyarakat serta
kemajuan IPTEK (Mufdlilah, 2016).
Perpres Nomor 72 Tahun 2012 tentang SKN, pelayanan kebidanan merupakan salah satu upaya
kesehatan yg diberikan oleh tenaga kebidanan yang telah terdaftar dan terlisensi sesuai dgn peraturan yg
berlaku untuk dapat melakukan praktik kebidanan. (Yuningsih,2016)
Orde Lama Pada
Pemerintahan Presiden
Soekarno
Reformasi
Bidan. Inggris
Qatar
Bidan mempersiapkan ibu hamil → Tgl 24 Juni 1951 → konferensi bidan di Tahun 1951 bergabung dengan
melahirkan secara alamiah, membantu ibu Jakarta (hari jadi IBI), dirumuskan tujuan IBI KOWANI dan aktif mendukung
dlm masa persalinan & merawat bayi. dan membentuk organisasi IBI, pengurus program KOWANI→meningkatkan
Letak geografis Indonesia beraneka ragam → besar IBI ada di Jakarta, di daerah dibentuk derajat kaum wanita Indonesia.
beberapa daerah sulit dijangkau nakes & cabang dan ranting, dan menetapkan
banyak risiko tinggi tdk dapat ditangani. pengurus besar IBI. Tahun 1952 diperkenalkan pel KIA di
↓ Balai Kesehatan Ibu dan Anak
IBI diakui sebagai organisasi yang berbadan (BKIA).
Kewenangan bidan untuk saat ini diatur dalam hukum dan terdaftar dalam Lembaga
Permenkes No1464/Menkes/PER/2010 → Negara nomor: J.A.5/92/7 Tahun 1954 Tahun 1960, KIA → program
bidan dpt melaksanakan tindakan
tanggal 15 Oktober 1954 (Kemenhum dan layanan bidan di seluruh Puskesmas.
kegawatdaruratan pd kasus-kasus tertentu
HAM RI), & tahun 1956 IBI diterima sebagai
anggota ICM (International Confederation of
Midwives).
Pemerintahan
Presiden Soeharto
Pel KB dikembangkan secara Nasional Tahun 1994 dengan adanya ICPD, Sebagian besar dukun yang ditemui dalam
pada tahun 1974 dan bidan diizinkan pelayanan bidan terpengaruh penelitian oleh Sadewo, dkk (2012) diketahui tidak
memberikan layanan KB. sehingga lebih menekankan pada berdiri sendiri atau "murni" sebagai hasil budaya
kespro & memperluas area pelayanan lokal. Hal ini diduga mereka merupakan hasil
Tahun 1990 perkembangan Kesejahteraan bidan yang meliputi : pelatihan pada pemerintah Soeharto pada tahun
Ibu & Anak mengarah pada keselamatan 1. Safemotherhood 1980–1990-an. Hal itu dilakukan tatkala pendidikan
keluarga & ↑ peran wanita dlm mewujudkan 2. Family Planning kebidanan hanya berpusat pada kota-kota besar
kesehatan keluarga. 3. PMS + infeksi saluran reproduksi,
4. Kespro remaja 2 kec di Madiun, terdapat bukti surat pelatihan
Tahun 1992 Presiden Soeharto 5. Kespro lansia. untuk dukun bayi pada tahun 1983 dan diberi ket
mengemukakan perlunya dididik bidan telah mengikuti kursus dukun, dikeluarkan Dinkes
untuk bidan desa. tingkat II Madiun.
Reformasi
• Pada orde lama ini, IBI bergabung dengan KOWANI. Nilai filosofis yang diambil adalah keyakinan IBI dalam upaya peningkatan
derajat kaum wanita Indonesia dengan mengikuti berbagai program daerah bahkan internasional.
• Dalam usaha ↑ pel kebidanan & anak, tahun 1950-an dilaksanakan program Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) di kota ,di desa. Balai
KIA .Keseluruhan program ini memiliki nilai dasar profesionalisme bidan dlm memberikan pelayanan terbaik untuk ↓ angka mortalitas
& morbiditas ibu + bayi serta kualitas hidup wanita sejak zaman orde lama.
• Tahun 1953 diadakan kursus tambahan di Yogyakarta, bidan sebagai penangggung jawab pelayanan kesehatan masyarakat yaitu
ANC, PNC, persalinan di rumah, pemeriksaan bayi, dan kunjungan rumah sebagai tindak lanjut pasca persalinan.
• Pada 1957, BKIA →puskesmas dengan pelayanan yang lebih terintegrasi, dengan fungsi bidan sebagai:
pelayanan kes ibu & anak + KB
pelayanan di luar gedung puskesmas yaitu di rumah keluarga & posyandu: pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, imunisasi,
gizi, dan kesehatan lingkungan
Pemerintahan Presiden Soeharto
Kebijakan pemerintah dalam peningkatan pelayanan Kesehatan Ibu pada Zaman Soeharto Yaitu :
• Primary Health Care ( pelayanan kesehatan dasar) → upaya mendekatkan pel ke masyarakat, khusunya untuk ibu hamil yg 50-70%
tinggal dipedesaan (pulau & desa terpencil) dgn masalah kehamilan resti → pel berkelanjutan adekuat di pusat rujukan RS Kab/Kota.
(Prawiroharjo, 2013)
• Safe Mother hood initiative memerlukan swadaya berbagai sektor → berkembang kesamaan persepsi & komit bersama dlm melakukan
upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (PP AKI). (Prawiroharjo, 2013)
• Bidan Desa, tahun 1973 hanya 10-20 % dukun yg masih berhubungan dgn bidan → tidak diketahui cara pertolongan sesudah dilatih &
tingkat keamanan pelayanan yang diberikan → jumlah keterlambatan kasus dirujuk yg ditolong oleh dukun masih sangat tinggi →
tahun 1989 kebijakan menempatkan satu bidan di tiap desa.(Prawiroharjo, 2013) Pondok Bersalin Bidan Desa (polindes)
dikembangkan sebagai tempat melahirkan. (Yuningsih, 2016) Pel KB dikembangkan secara Nasional thn 1974 & bidan diizinkan
memberikan layanan KB dgn metode sederhana.
• Kewenangan Bidan diatur melalui Peraturan Menteri yang selalu berubah-ubah, dimulai dari :
Permenkes no 5380/IX/1980 (pertolongan persalinan secara mandiri ) → no 363/IX/1980 → no 623/1989 (wewenang bidan dibagi dua
yaitu umum & khusus.) → no 572/VI/1996 (registrasi praktek bidan, dalam wewenang mencakup pel ibu &anak, KB, dan kesmas.
(Mufdlilah, 2012)
• Gerakan Sayang Ibu, merupakan wadah kemitraan pemerintah & rakyat/ pusat-daerah dengan tujuan penurunan AKI.GSI kab
memberikan dukungan/kebijakan politis dgn keterlibatan lintas sector terkait, GSI kec & desa melakukan operasionalisasi bantuan
penaganan masalah sosial, seperti biaya & transportasi →GSI telah dikembangkan Rumah Sakit Sayang Ibu.(Prawiroharjo, 2013)
Reformasi
• Kasus AKI & AKB sangat disoroti → Program kesehatan daerah. Hal ini mengacu pada filosofi kebidanan
berdasarkan Kepmenkes 369/Menkes/ SK.III/2007 Dalam menjalankan perannya bidan harus mengupayakan
kesejahteraan ibu & bayinya, memberikan asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu & bayi (mengurangi
kesakitan dan kematian).
• Pada tahun 1998 dibentuk Lembaga Komnas Perempuan jika ditelaah dapat mengacu pada filosofi
kebidanan menurut Kepmenkes 369/Menkes/ SK.III/2007 yang isinya Keyakinan tentang pemberdayaan
perempuan & membuat keputusan.
• Pembentukan KB, Lembaga dibuat sesuai dengan filsofi kebidanan yang berisi tentang Keyakinan tentang
setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing,
pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. Adapun maksud dibuat lembaga ini mengingatkan
bahwa pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan
persiapan sampai anak menginjak masa masa remaja.
Kesimpulan
• Arquitectura, E. Y., Introducci, T. I., Acta Universitatis Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis , 53(9), 1689–1699.
• Astuti, KHEW. 2016. Konsep kebidanan dan etikolegal dalam praktik kebidanan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan
• Baha’uddin, Politik Etis Dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Jawa Pada Awal Abad XX: Studi Kebijakan Kesehatan Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda, Makalah Konferensi Nasional Sejarah VIII, 14 – 17 November 2006
• Basavanthappa, B.T., Community Health Nursing, (New Delhi: JPBMP, 2008)
• Boomgard, Peter, et al. Health Care in Java Past and Present, (Leiden: KITLV Press, 1996)
• Damayanti,F.N.etal.(2019) Profesionalisme Bidan Berbasis Transendental, Unimus Press. Edited by G.T.Pamungkas.Kedungmundu Raya,
Semarang:Unimus Press. Available at: http://publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/245180/245180.pdf
%0Ahttps://hdl.handle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahttp://d
x.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12.0.
• Erawati, A. D., Rinayati, R., & Wahyuning, S. (2019). Persepsi Bidan Terhadap Kualifikasi Pendidikan Bidan Dalam Undang - Undang No.4 Tahun 2019
Tentang Kebidanan. Jurnal SMART Kebidanan, 6(2), 114. https://doi.org/10.34310/sjkb.v6i2.275Mufdlilah, D. (2016). Konsep Kebidanan. 2016.
• Endah,Widhi,Astuti.2016.Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. PPSDM Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
• Maria Winda Klaudia. (2020). Perkembangan Politik Dan Ekonomi asyarakat Indonesia Pada Masa Awal Reformasi Tahun 1998-1999.Jurnal Santiaji
Pendidikan:Volume 10, Nomor 1, Januari 2020 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694.
• Mumuh Muhsin Z., Bibliografi Sejarah Kesehatan Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda, Paramita, Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol. 22, No. 2 -
Juli 2012
• Mufdlilah, D. (2012). Konsep Kebidanan. 2012.
• Novianty, A. (2017) Konsep Kebidanan. Edited by A. Novianty. Jl. KH Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat 15419: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
• Prawiroharjo, S. (2013). Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustkan Sarwono Prawirohrjo.
• Pramono, MS, Sadewo, S. 2012. Analisis Keberadaan Bidan Desa Dan Dukun Bayi Di Jawa Timur. Surabaya
• Pandji. (2008). Pendidikan pancasila prespektif sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Grasindo.
• Tajmiati, A., Astuti, E. W. and Suryani, E. (2016) Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. I. Edited by N. L. Saputri and R. Mawardi. Jakarta:
Kementria Kesehatan Republik Indonesia.
• Taufiq, A. A. (2019). Regulasi pemerintah orde baru terhadap Agama Khonghucu di Indonesia (1966-1998).
• Yuningsih, R. (2016). Midwifery Profession In Policy Development Efforts To Improve Maternal and Child Health Services Rahmi. Center for Expertise Research
DPR RI, 7(1), 63–76.
• Yuningsih, R. 2016. Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta
THANK YOU