Anda di halaman 1dari 30

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KIA

KELAS IBU HAMIL

DisusunOleh:

Nisa Annisa Arfiyanti

P2.06.24.5.16.028

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES TASIKMALAYA
PRODI D IV KEBIDANAN TASIKMALAYA
2019
KELAS IBU HAMIL

A. Pengertian

Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur

kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah

peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama,

diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara

menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan

berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan

dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar

balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu

Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.

B. Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami

tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan

kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi

baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte

kelahiran.

C. Tujuan Khusus :

1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan

ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang

kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan


kehamilan, persalinan, Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi

baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan

akte kelahiran.

2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:

a. kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,

perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara

mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan

gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan

anemia).

b. perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,

hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh

dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan

P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).

c. persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses

persalinan).

d. perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui

ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya

dan penyakit ibu nifas).

e. KB pasca persalinan.

f. perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian k1

injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan

bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir). g.


mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan

kesehatan ibu dan anak.

g. penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan

penanganan malaria pada ibu hamil).

h. akte kelahiran. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Karangrejo

saat ini telah berlangsung dilaksanakan di dua desa, yaitu Desa Sukodono

dan Desa Sembon. Sebagai fasilitator adalah Bidan Koordinator (Woro

Sri.K, SST) dan dibantu Bidan Desa setempat, dan dihadiri oleh Kepala

UPTD Puskesmas Bapak Siswanto, SKM beserta dr. Rendy Mahendra

Dalam arahannya, Kepala Puskesmas menekankan pada Ibu Hamil perlu

secara rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilannya, dan slalu

konsultasi pada bidan setempat.

D. Hasil yang diharapkan :

1. Adanya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu

hamil) dan ibu hamil dengan bidan/tenaga kesehatan tentang kehamilan,

perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,

persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat

setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

2. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang:

a. kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,

perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara

mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan
gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan

anemia).

b. perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,

hubungan

b. suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh

dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan

P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).

c. persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan, dan proses

persalinan).

d. perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui

ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya

dan penyakit ibu nifas).

e. KB pasca persalinan.

f. perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian K1

injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan

bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).

g. mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan

kesehatan ibu dan anak.

h. penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan

penanganan malaria pada ibu hamil).

i. akte kelahiran.
E. Sasaran Kelas Ibu Hamil

Peserta Kelas Ibu Hamil :

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d

32 minggu,karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut

terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas

ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta

minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang

penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.

F. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Penyelenggaraan kelas Ibu Hamil dapat di dilaksanakan oleh

Pemerintah, Swasta LSM dan Masyarakat

1) Fungsi dan Peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas)

Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan peran

pada masing-masing level yaitu : Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.

Provinsi :

a) Menyiapkan tenaga pelatih

b) Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana)

c) Monitoring dan evaluasi.

Kabupaten :

a) Menyiapkan tenaga fasilitator kelas ibu hamil

b) Bertanggung jawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan

prasarana)
c) Monitoring dan evaluasi.

Puskesmas :

a) Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir

pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.

b) Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu

hamil (identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder,

fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan pelaporan)

2) Fasilitator dan Nara Sumber

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah

mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil (atau melalui on the job training)

dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil.

Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil fasilitator dapat meminta bantuan

narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu. Nara sumber adalah

tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dibidang tertentu untuk mendukung

kelas ibu hamil.

3) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil

adalah :

a. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m x 5 m,

dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup

b. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada

c. Buku KIA
d. Lembar Balik kelas ibu hamil

e. Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil

f. Buku pegangan fasilitator

g. Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika ada

h. Tikar/Karpet

i. Bantal, kursi(jika ada)

j. Buku senam hamil/CD senam hamil(jika ada)

Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas, namun

apabila tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnya bisa dilaksanakan sesuai

kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator. Sedangkan kegiatan lainnya seperti

senam hamil hanya merupakan materi tambahan bukan yang utama.

4) Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil :

1) Pelatihan bagi pelatih

Pelatihan bagi pelatih (TOT)

Pelatihan bagi pelatih dipersiapkan untuk melatih bagi para fasilitator di

tempat pelaksanaan kelas ibu, baik di tingkat kabupaten, Kecamatan sampai ke

desa. Peserta TOT adalah bidan atau petugas kesehatan yang sudah mengikuti

sosialisasi tentang Buku KIA dan mengikuti pelatihan fasilitator.

Kegiatan TOT bertujuan untuk mencetak para fasilitator dan selanjutnya

fasilitator akan mampu melaksanakan serta mengembangkan pelaksanaan kelas


ibu hamil. Pelatihan bagi pelatih dilakukan secara berjenjang dari tingkat provinsi

ke tingkat Kabupaten/Kota.

2) Pelatihan bagi fasilitator

Pelatihan fasilitator dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil.

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah

mendapatkan pelatihan fasilitator kelas ibu hamil atau on the job training. Bagi

bidan atau petugas kesehatan ini, boleh melaksanakan pengembangan kelas ibu

hamil di wilayah kerjanya. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam memfasilitasi

kelas ibu hamil, fasilitator hendaknya menguasai materi yang akan disajikan baik

materi medis maupun non medis. Beberapa materi non medis berikut akan

membantu Kemampuan fasilitator dalam pelaksanaan kelas ibu hamil diantaranya :

a) Komunikasi interaktif

b) Presentasi yang baik

c) Menciptakan suasana yang kondusif

Penjelasan materi, lihat pegangan fasilitator.

3) Sosialisasi kelas ibu hamil pada Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan

Stakeholder

Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan

stakeholder sebelum kelas ibu hamil dilaksanakan sangat penting. Melalui

kegiatan sosialisasi ini diharapkan semua unsur masyarakat dapat memberikan

respon dan dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat materi sosialisasi antara lain :

1. Buku KIA
2. Apa itu kelas ibu hamil ?

3. Tujuan Pelaksanaan kelas ibu hamil

4. Manfaat kelas ibu hamil

5. Peran Tokoh agama, Tokoh masyarakat dan stakeholder dalam mendukung

pelaksanaan kelas ibu hamil. Peran apa saja yang dapat dilakukan oleh tokoh

masyarakat, tokoh agama dan stakeholder untuk mendukung pelaksanaan kelas ibu

hamil, misalnya :

- memotivasi ibu hamil dan keluarganya agar mau mengikuti kelas ibu hamil

- memberikan informasi tentang kelas ibu hamil pada masyarakat khususnya

keluarga ibu hamil atau memberikan dukungan fasilitas bagi kelas ibu hamil dan

lain-lain.

4) Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan kelas ibu hamil :

1. Melakukan identifikasi/mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja.

Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur

kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil

dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya,

selama satu tahun.

2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya

tempat di Puskesmas atau Polindes, Kantor Desa/Balai Pertemuan, Posyandu atau

di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan,

tikar/karpet, bantal dan lain-lain jika tersedia.


3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu

hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan.

4. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur kehamilan

antara 5 sampai 7 bulan.

5. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan

narasumber jika diperlukan.

5) Pelaksanaan kelas ibu hamil

Pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil dilakukan sesuai dengan

kesepakatan antara bidan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil, dengan

tahapan pelaksanaan. (Terlampir Jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil)

6) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Untuk memantau perkembangan dan dampak pelaksanaan kelas ibu hamil

perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

Seluruh pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil dibuatkan pelaporan dan

didokumentasikan. (Terlampir Form Evaluasi dan Form Pelaporan)

V. KEGIATAN PELAKSANAAN.

A. Skema Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Kebutuhan dalam masyarakat/di tempat,

Memilih materi yang dibutuhkan

Pertemuan persiapan

Bentuk tim
Sosialisasi Kelas Ibu Hamil kepada masyarakat

Persiapan

Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

dan pelaporan

Monitoring & Evaluasi


1) Analisa Singkat

Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil

bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang

kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa

tim fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, apakah diperlukan nara sumber

atau tidak, bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu

ditambah dengan alat bantu lainnya, dll.

2) Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau

sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan,

materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok.

Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil

merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah

sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekkan. Waktu pertemuan disesuaikan

dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu

pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.


Lampiran Materi

CERDAS MENJAGA GIZI DALAM 1000 HARI

PERTAMA KEHIDUPAN

A. Apaitu 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

 1000 HPK adalah periode pertama kehidupan anak di masa kehamilan

sampai usia 2 tahun.

 Masa janin 9 bulan dalam kandungan (270 hari) ditambah 2 tahun

pertama anak setelah dilahirkan (730 hari).

B. 100 HPK Merupakan Jendela Kritis Pertumbuhan Dan Perkembangan

Pada masa tersebut terjadi pembentukan semua cikal bakal organ tubuh :

 Laju pertumbuhan otak terpesat, dimulai sejak lahir hingga usia 2

tahun.

 Perkembangan organ metabolik seperti pankreas.

 Perkembangan saluran cerna seperti lambung, usus, dll.

 Pematangan sistem kekebalan

 Pembentukan otot dan tulang

Kekurangan gizi pada masa tersebut akan berdampak pada gangguan

pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat permanen dan sulit

diperbarui.
C. Akibat Kekurangan Gizi Pada 1000 HPK

Gangguan gizi pada masa janin dan usia dini menyebabkan dampak jangka

pendek dan jangka panjang.

a. Pertumbuhan fisik

 Ibu hamil yang kurang gizi cendrung melahirkan bayi kecil.

 Terjadi gangguan pertumbuhan fisik, anak kurus dan pendek.

 Dan akan menjadi remaja kurus dan pendek, bila tidak mendapat

asupan gizi yang cukup.

 Pada remaja putri yang kurang gizi, saat menjadi ibu hamil

beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

b. Perkembangan otak

 Otak tidak berkembang dengan baik, jumlah sel otak lebih sedikit

dan ukuran lebih kecil.

 Anak menjadi kurang cerdas.

 Kesempatan menempuh pendidikan tinggi kurang.

c. Fungsi organ metabolik

 Jumlah sel dan fungsi berkurang.

 Beresiko menderita kegemukan dan penyakit kencing manis.

 Komplikasi tekanan darah tinggi beresiko terkena serangan

jantung dan pembuluh darah otak.

D. Bagaimana Agar Asupan Gizi Cukup Selama 1000 HPK


Untuk memenuhi kecukupan zat gizi selama 1000 HPK terapkan pola makan

bergizi seimbang dengan menetapkan 4 (empat) pilar gizi seimbang

a. Pilar 1 : Makan makanan beraneka ragam, mengandung

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat dan minum

air putih secukupnya.

b. Pilar 2 : Membiasakan pola hidup bersih, agar tidak mudah

terkena penyakit infeksi. Mencuci tangan dengan sabun dan air

bersih mengalir, sebelum makan dan setelah buang air.

c. Pilar 3 : Melakukan aktivitas fisik, untuk memperlancar aliran

darah dan menyeimbangkan pemasukan dengan pengeluaran

energi.

d. Pilar 4 : Memantau dan mempertahankan berat badan normal.

1) Contoh Bahan Makanan yang Harus Dikonsumsi Untuk Memenuhi

Kebutuhan Zat Gizi Setiap Hari.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi setiap hari diperlukan bahan

makanan yang mengandung :

a. Sumber zat tenaga yaitu karbohidrat dan lemak

Contoh karbohidrat adalah : nasi, jagung, singkong, ubi. Lemak

dapat dikonsumsi sebagai sumber tenaga, sebagai contoh : santan,

margarin, dan minyak.

b. Sumber zat pembangun yaitu protein


Protein terbagi menjadi : protein hewani (ikan, telur, susu, daging,

ayam, hati sapi, atau hati ayam) dan protein nabati (tahu, tempe,

kacang-kacangan, seperti kscsng tanah atau kacang ijo).

c. Sumber zat pengatur yaitu vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral didapat dari sayuran (bayam, sawi, wortel,

kangkung) dan buah ( jeruk, pisang, pepaya, jambu).

d. Tanyakan kepada petugas gizi

2) Bagaimana Menyusun Menu Gizi Seimbang?

a. Menu gizi seimbang harus terdiri atas bahan makanan yang

merupakan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun, dan

sumber zat pengatur.

b. Menu gizi seimbang harus memperhatikan jumlah atau porsi yang

harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan gizi, yang secara garis

besar untuk orang dewasa sehat diperhatikan dalam “piring

makanku, sajian sekali makan”.

c. Untuk menentukan 1 porsi makanan dengan mengacu kaidah gizi

seimbang :

 Setengah piring terdiri dari sayuran dan buah-buahan, porsi

sayuran lebih banyak.

 Setengah piring terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk,

porsi makanan pokok lebih banyak.


d. Dalam satu hari dianjurkan mengkonsumsi minumal 3 kali

makanan utama (sesuai dengan “piring makanku, sajian sekali

makan” dan 2-3 kali camilan.

e. Harus menjaga kecukupan asupan cairan, yaitu sebanyak minimal

8 gelas sehari.

f. Gunakan secukupnya dalam sehari maksimal : 4 sendok makan

gula, 1 sendok teh garam yodium dan 5 sendok teh minyak.

g. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan

dan setelah buang air.

E. Program yang harus di jalani pada 1000 HPK

1. Persiapan sebelum hamil

Pelayanan PUS dan WUS

a. Pemeriksaan kesehatan dan konseling gizi

b. Asupan gizi yang baik buat pasangan usia subur

c. Persiapan dilakukan sejak remaja

d. Jaga keseharan reproduksi

e. Hindari 4 terlalu ( terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat)

2. Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Oleh Ibu Hamil

Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil untuk

memenuhi kebutuhan gizinya dimasa hamil.


 Sehat sebelum hamil, status gizi baik, tidak kurus, tidak gemuk.

 Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 kali selama kehamilan.

 Memastikan berat bdan naik sesuai dengan usia kehamilan.

 Minum TTD (tablet tambah darah), 1 tablet tambah darah setiap hari

selama masa kehamilan.

 Makanlah beranekaragam makanan sesuai pola makan gizi seimbang,

terutama sayuran hijau dan buah berwarna merah yang banyak

mengandung zat besi, asam folat, kalsium, serta gunakan garam

beryodium.

 Memperlihatkan keamanan makanan yang dikonsumsi

 Memasak makanan hingga matang agar terhindar dari

kontaminasi mikroorganisme.

 Tidak mengandung zat pengawet dan zat pewarna yang

berbahaya.

 Tidak melewati tanggal kadaluarsa (terutama pada makanan

kemasan).

1. Berapakah Pertambahan Berat Badan Normal Selama Kehamilan

Berat badan ibu hanya bertambah selama hamil. Namun perlu

diperhatikan bahwa anjuran kenaikan BB berbeda antara ibu yang

mempunyai status gizi baik dan ibu gizi kurang atau ibu yang

mempunyai status gizi lebih.


a. Kenaikan BB selama kehamilan

 Pada ibu gizi kurang atau kurus, kenaikan BB sebaiknya antara

12,5-18 kg.

 Pada ibu dengan status gizi baik, kenaikan BB sebaiknya antara

11,5-16 kg.

 Pada ibu gemuk, kenaikan BB sebaiknya antara 7-11,5 kg.

 Pada ibu sangat gemuk, kenaikan BB sebaiknya antara 5-9 kg.

b. Penambahan makanan selama hamil

Ibu dengan status gizi baik

 Trimester I : Penuhi cakupan gizi seimbang + 1 porsi

cemilan. Seperti lontong isi, arem-arem, roti, pastel atau segelas

susu.

 Trimester II dan III : Penuhi asupan gizi seimbang + 2 porsi

cemilan. Seperti lontong isi, arem-arem, roti, pastel atau 2 gelas

susu.

 Pada ibu gizi kurang : Tambahkan asupan makanan ibu secara

bertahap dengan bahan makanan sesuai pedoman giri.

 Pada ibu gemuk / sangat gemuk : Kurangi asupan makanan ibu

secara bertahap dengan bahan makanan sesuai pedoman gizi

seimbang.

2. Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Oleh Ibu Menyusui

a. Mengkonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang :


Sehari 3 porsi makanan utama dengan menambahkan 2-3 porsi

selingan seperti roti isi, lontong isi daging / arem-arem, risoles,

dan 2 gelas susu.

b. Meningkatkan konsumsi bahan makanan berikut :

 Bahan makanan sumber zat besi : daging sapi, hati, bayam, dan

kacang-kacangan.

 Bahan makanan sumber asam folat : sayuran berdaun hijau.

 Bahan makanan sumber kalsium : susu, ikan teri, keju.

 Gunakan garam beryodium.

c. Minum TTD (tablet tambah darah), 1 tablet sehari selama nifas.

d. Minum kapsul vit A dosis tinggi (200.000 IU) 1 kapsul segera

setelah melahirkan dan pada hari kedua setelah melahirkan.

e. Minum air putih lebih banyak.

f. Memberikan ASI ekslusif pada bayinya selama 6 bulan, dan

meneruskan pemberian ASI sampai anak usia 2 tahun.

g. Tips Memberikan ASI Ekslusif

Seringkali mengeluh ASI nya tidak cukup, ikuti tips dibawah ini

agar produksi ASI lancar:

 Yakinkan ibu bahwa ASI ibu pasti cukup.

 Berikan ASI sesering mungkin, sesuai dengan keinginan bayi

minimal 8-12x perhari dengan lama menyusui15-20 menit setiap

payudara.
 Perbaiki posisi dan perletakan bayi saat menyusui (dapat

menghubungi konselor ASI).

 Jangan tambahkan makanan atau minuman lainnya selain ASI,

kecuali obat dan oralit.

 Bayi yang masih menangis sehabis menyusui adalah hal yang

wajar, bukan merupakan pertanda kekurangan ASI, jadi jangan

tambahkan makanan atau minuman lainnya.

 Bayi usia 0-6 bulan dengan pemberian ASI saja sudah cukup

memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi, jadi bayi tidak perlu

makanan dan minuman lain selain ASI. Pemberian makanan atau

minuman lain akan menyebabkan bayi kenyang sehingga tidak

mau menyusu, akibatnya produksi ASI akan berkurang.

3. Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Untuk Anak Usia 0-2 Tahun

Agar anak sehat, berikan :

a. ASI ekslusif selama 6 bulan dan ASI dilanjutkan sampai anak 2

tahun.

b. Makanan pendamping ASI diberikan setelah bayi berusia 6 bulan.

c. Timbang dan ukur tinggi badan anak secara teratur untuk

memantau pertumbuhan.

d. Berikan kapsul vitamin A dosis tinggi

 Bayi 6-12 bulan : 1 kapsul x 100.000 IU


 Bayi 1-2 tahun : 1 kapsul x 200.000 IU setiap 6 bulan

(Februari dan Agustus)

e. Bagaimana Memberikan Makanan Pendamping ASI?

Makanan pendamping ASI diberikan dari bayi usia 6 bulan sampai

anak usia 2 tahun. Cara memberikan MP ASI yang baik diperlukan

bahan makanan dari kelompok :

a. Menggunakan bahan pangan bervariasi mengandung minum 4

dari 7 kelompok bahan makanan.

1. Makanan pokok (beras, jagung, kentang, ubi, sereal)

2. Kacang-kacangan (tahu, tempe, kacang tanah, kacang hijau)

3. Susu dan produk olaham seperti keju, yogurt

4. Daging, ikan, ayam, hati

5. Telur

6. Buah dan sayuran kaya vitamin A

7. Buah dan sayuran berwarna kuning jingga dan berwarna

hijau

b. Praktek memberikan MP ASI disesuaikan dengan : usia,

frekuensi, jumlah, tekstur, variasi, responsif, kebersihan.

f. 5 Langkah Untuk Menjaga Agar Makanan Tetap Aman

Dikonsumsi

a. Jagalah selalu kebersihan dengan selalu mencuci tangan setiap

kali akan menyiapkan makanan, sebelum makan / sebelum


memberi makan anak. Cucilah tangan dengan menggunakan air

bersih mengalir dan sabun, kemudian mengeringkan dengan lap

bersih dan kering.

b. Jangan menggunakan alat masak / makan yang sama untuk

bahan makanan yang matang dan mentah secara bersamaan.

Misalnya, jangan menggunakan talenan yang sama untuk

mengiris tahu goreng setelah sebelumnya talenan tersebut

digunakan untuk mengiris ikan mentah sebelum talenan tersebut

dicuci bersih.

c. Masaklah makanan hingga matang benar. Jangan mengkonsumsi

makanan tang setengah matang.

d. Simpanlah nahan makanan mentah seperti daging, ayam, dan

ikan atau makanan sisa di lemari es dengan suhu yang sesuai.

Bila akan makan makanan tersebut lagi, olahlah dengan benar /

panaskan makanan tersebut sebelum sebelum disantap. Bakteri

dapat tumbuh subur pada suhu ruangan. Bila tidak mempunyai

lemari es, masaklah makanan tersebut segera setelah dibeli.

e. Gunakan air bersih dari sumber air yang bersih serta

menggunakan bahan makanan yang aman di konsumsi, yang

masik baik dan segar.


PELAPORAN PELAKSANAAN PERTEMUAN KELAS IBU HAMIL

Pertemuan kelas ibu hamil : ( I,II,III)

Tanggal : 21 September 2019

Tempat : BPM Bd. Dini Cintinaty,S.Tr.Keb

Jumlah peserta : 19 Orang

Waktu pelaksanaan : 09.00 - 11.30 WIB

Narasumber : Mahasiswa Poltekkes Tasikmalaya

Prodi D IV Kebidanan Semester VII Tk 4

1. Nisa Annisa Arfiyanti

Proses dan hasil pertemuan:

Kegiatan kelas ibu hamil dimulai pada pukul 09.00 WIB bertempat di BPM Bd.

Dini Cintinaty,S.Tr.Keb. Pada awal pertemuan diawali dengan pembukaan dan

perkenalan dari mahasiswa kepada ibu-ibu hamil yang hadir pada saat itu dan juga

ibu-ibu hamil juga memeprkenalkan diri satu persatu. Setelah itu Mahasiswa

menjalankan daftar hadir,leaflet serta membagikan lembaran untuk pre test kepada

ibu-ibu hamil untuk diisi, ibu tersebut harus menandatangani daftar hadir

tersebut,pemberian lembaran pre test bertujuan untuk mengetahui bagaimana

wawasan atau pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan mengenai

pemeriksaan ibu hamil agar ibu dan janin sehat, dan juga tidak lupa oleh fasilitator

untuk membagikan snack dan minuman,dan juga fasilitator menganjurkan ibu-ibu


untuk BAK terlebih dahulu serta jika duduk ibu hamil dianjurkan untuk meluruskan

kakinya kedepan suapaya ibu merasa lebih nyaman.

Setelah daftar hadir diberikan kepada ibu-ibu, dilanjutkan dengan penyuguhan

materi penyuluhan mengenai ”Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan”, penyuguhan

materi ditampilkan melalui lembar balik dan pembagian leaflet, yang menjadi

narasumber pada saat itu adalah mahasiswi prodi D IV Kebidanan Poltekkes

Tasikmalaya, setelah mahasiswi selesai memberikan materi tersebut nampak ibu-ibu

hamil sangat mengerti dengan penyuluhan yang diberikan. Tanya jawab,ibu-ibu hamil

antusias untuk bertanya kepada narasumber dan bidan fasilitaror,semua peserta ibu

hamil yang hadir mengacungkan tangan untuk dapat bertanya. Setelah semua

pertanyaan terkumpul narasumber langsung menjawab semua pertanyaan tersebut.

Setelah penyuguhan materi penyuluhan dan sesi Tanya jawab selesai

dilakukan,kegiatan dilanjutkan dengan membagikan lembaran uji post test kepada ibu

ibul,pembagian post test ibu bertujuan untuk mengetahui lagi bagaimana wawasan

dan pengetahuan ibu hamil setelah diberikan penyuluahan,apakah ibu-ibu dapat

menjawab soal test dengan lebih baik lagi atau bahkan tetap sama dengan sebelum

diberikan materi atau penyuluhan.dengan kata lain test bertujuan untuk mengetahui

adakah perubahan dari wawasan ibu-ibu hamil dengan diadakannya kelas ibu hamil.

Setelah post test selesai dilakukan narasumber mengajak ibu-ibu hamil untuk

melakukan senam hamil yang dipimpin oleh mahasiswi D IV Kebidanan Poltekkes

Tasikmalaya, ibu-ibu sangat semangat untuk melakukan senam tersebut. Selesai

senam dilakukan berarti semua kegiatan kelas ibu hamil pada saat itu sudah selesai
dilakukan bidan fasilitator langsung menutup kegiatan kelas ibu hamil pada saat itu

dan memesankan kepada ibu-ibu hamil untuk jangan lupa hadir pada kegiatan kelas

ibu hamil bulan depan.

Masalah/Kendala:

Yang menjadi kendala pada kegiatan kelas ibu hamil pada saat itu yaitu waktu

dimulai kegiatan kelas ibu hamil tersebut menjadi mundur atau terlambat dilakukan

karena harus menunggu ibu-ibu hamil hadir lebih banyak lagi,

Hasil evaluasi:

Dari hasil pre test dan post test yang telah diberikan kepada ibu hamil serta

melihat dari pertanyaan yang sudah ditanyakan kepada narasumber dan bidan

fasilitator,sudah sangat terlihat bahwa ibu-ibu hamil tersebut sudah sangat mengerti

mengenai materi penyuluhan yang diberikan pada saat itu dan juga dapat dilihat

wawasan dan pengetahuan ibu menjadi lebih bertambah seputar pengetahuan tentang

kehamilan.dengan adanya sharing pengalaman dari ibu lansia pada saat itu,dapat

menjadi perbandingan dan pedoman bagi bumil dalam menjalani proses

kehamilannya untuk menjadi lebih baik dan tanggap lagi.

Kesimpulan:

Dari semua kegiatan yang telah dilakukan pada kelas Ibu hamil dapat diambil

kesimpulan bahwa kegiatan kelas ibu hamil berjalan dengan lancar,ibu-ibu hamil

sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. dengan diadakannya kelas ibu hamil

ini dapat juga diambil kesimpulan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para ibu hamil

utnuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang seputar kehamilan serta dapat
terwujudya ibu hamil yang cerdas serta tanggap terhadap segala sesuatu hal yang

dapat membahayakan diri dan janinnya,sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang

sehat dan cerdas. Kelas ibu hamil juga merupakan salah satu cara atau metode yang

dapat bertujuan untuk menekan AKI dan AKB yang ada di Indonesia.

Akan diadakan pertemuan kelas ibu hamil kedua tanggal 21 Oktober 2019 bulan

depan dianjurkan pada ibu hamil untuk memakai celana training dan mengajak

keluarga,saudara dan teman-temannya yang hamil untuk mengikuti kegiatan kelas ibu

hamil berikutnya.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai