Asuhan Kebidanan ini Telah disetujui untuk diuji di hadapan Tim Penguji
Pembimbing I Pembimbing II
Direktur
panitia sidang dan di syahkan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar
Penguji I Penguji II
Direktur
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama : Yosintha Dilina Wanda
Agama : Protestan
Anak ke :1
Menuju kesuksesan
Email : yosinthana70@gmail.com@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. PMB BIDAN SELMA : 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
Asuhan Kebidanan Contiunuty Of Care berbasis Holistic Care ini dengan baik.
Care ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan sehingga
penulis perlu mendapat bantuan dari banyak pihak sehingga laporan ini dapat
2. Dr. Hj. Maimunah, S.ST., SKM., M.Kes., selaku direktur Politeknik Bhakti
3. Daris Yolanda Sari., S.ST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
4. Lia Yulianti, Amd.Keb., S.KM., M.KM., selaku pembimbing 1 dan yang telah
5. Nova Rati Lova, S.ST., M.KEB., selaku pembimbing II dan yang telah
6. Seluruh Staf Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Politeknik Bhakti Asih
Purwakarta
7. Ny “M” dan keluarga, selaku klien yang telah memberikan bekal materi,
Of Care ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ………………………………………………………………… 7
D. Manfaat ………………………………………………………………. 9
a. Kehamilan
b. Persalinan
c. Nifas
BAB IV Pembahasan
147
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil ……………………………………
150
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin …………………………………
155
C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas …………………………………….
157
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ..……………………………
BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat
bayi baru lahir harus ditangani oleh petugas kesehatan yang berwenang
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 mencapai 305 per 100.000
KH. Sedangkan menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2017
jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.
kesehatan terutama yang berhubungan dengan bayi baru lahir perinatal dan
kematian bayi yang dibawa oleh bayi sejak lahir seperti asfiksia.
yang berkaitan dengan pengaruh dari luar (Vivian, 2014). Menurut WHO
dengan faktor nutrisi yaitu 53%. Adapun beberapa penyakit yang timbul
akibat malnutrisi antara lain pneumonia (20%), diare (15%), dan perinatal
2
Berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada
tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 22,23 per
1000 KH. Sedangkan menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun
satu upaya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, program tersebut
Kenya pada tahun 1987. Upaya ini dilandasi intervensi determinan antara
dasar yakni: (1) pemerataan upaya kesehatan, (2) penekanan pada upaya
3
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang
dilakukan secara menyeluruh dimulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. Pemberian asuhan
Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus di BPM Bidan Iis Mina Hendrawati
Kabupaten Bandung”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
holistik.
4
b. Mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan fisiologis secara
holistik.
holistik.
secara holistik.
secara holistik.
C. Manfaat
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB
5
3. Bagi Klien dan Masyarakat
hamil, bersalin, nifas dan perawatan bayi baru lahir sehingga jika ada
6
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada
bayi baru lahir. Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat
mengetahui hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil,
bersalin, nifas sampai dengan bayi yang dilahirkannya serta melatih dalam
berlangsung dalam 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dan tidak
lebih dari 300 hari (43 minggu) di hitung dari hari pertama haid
trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu) (Ai
keluarga baru.
a) Trimester pertama
itu, perubahan fisik pada ibu hamil adalah nyeri dan pembesaran
pertama.
8
b) Trimester kedua
c) Trimester ketiga
fundus uteri berada pada 3 jari di atas pusat. Pada minggu ke 32,
9
1) Keetidaknyamanan pada trimester I
a) Mual muntah
b) Hipersaliva
c) Pusing
d) Mudah lelah
f) Konstipasi
g) Heartburn
a) Pusing
b) Sering berkemih
d) Nyeri punggung
g) Konstipasi
i) Pergerakan janin
j) Perubahan psikologis
a) Sering berkemih
10
kandung kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang
2010).
Cara mengatasi :
(1) Ibu hamil disarankan untuk tidak minum saat 2-3 jam
sebelum tidur
b) Pegal-pegal
Cara mengatasi :
c) Hemoroid
bawah.
Cara mengatasi :
11
(1) Pada saat tidur, jari kaki ditegakkan sejajar dengan tumit
e) Gangguan pernafasan
f) Oedema
membesar pada vena panggul pada saat duduk atau berdiri dan
pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki
Cara mengatasi :
12
(4) Menganjurkan untuk minum 6-8 gelas sehari untuk
senam hamil
g) Perubahan libido
2) Demam tinggi
8) Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan disertai gatal-
13
pertama pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu, kedua pada
a. Pengertian
(Saifuddin, 2013).
b. Tujuan
kesehatan
14
2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi
yang dikandungnya
kehamilannya
15
Tabel 2.3
penyakit Tetanus
9) Tatalaksana kasus
1) Anamnesa
16
b) Anamnesa umum:
(2) Tentang haid, kapan haid terakhir (HT). Bila hari pertama
tahun + 1
3) Perkusi
4) Palpasi
17
Manuver palpasi menurut Leopold.
a) Leopold I
b) Leopold II
c) Leopold III
goyang
d) Leopold IV
5) Auskultasi
adalah:
a) Dari janin:
18
(1) DJJ pada bulan ke 4-5
b) Dari ibu:
6) Pemeriksaan Laboratorium
7) Ultrasonografi
8) Gymball/Brith Ball
Gym ball /Birth Ball selama kehamilan akan merangsang reflex postural
dan menjaga otot-otot yang mendukung tulang belakang. Teknik dan cara
pemanfaatan birth ball diawali dengan gerakan duduk diatas bola dengan
berlutut dan bersandar di atas bola dan gerakan jongkok bersandar pada
19
bola yang masing-masing gerakan dilakukan selama 5-10 menit menit.
Salah satu gerakan latihan Gym ball /Birth Ball berupa duduk di atas bola
9) Pijat Oksitosin
20
memperlancar proses persalinan dan mempercepat proses involusio
2015).
21
Prosedur Fase Orientasi
1. Mencuci tangan
2. Meminta ibu untuk melelpaskan pakaian bagian atas
3. Memposisikan ibu duduk di kursi dan membungkuk dengan
memeluk bantal atau dapat menopang diatas lengan pada meja
4. Memasang handuk diatas pangkuan ibu, biarkan payudara
bebas tanpa bra
5. Melumuri telapak tangan dengan minyak
6. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan
menggunakan dua kepalan tangan dan ibu jari menunjuk ke arah
depan
7. Menekan kedua ibu jari pada kedua sisi tulang belakang dengan
memebentuk gerakan memutar kecil
8. Pada saat bersamaan, pijat kedua sisi tulang belakang kearah
bawah leher dari leher kearah tulang belikat selama 3-5 menit
9. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
10. Memebersihkan punggung ibu dengan washlap air hangat
11. Merapikan pasien dan alat.
Fase Terminasi
C. Persalinan
a. Definisi
uri) yang telah cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar
22
yang berlangsung dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
1) Teori keregangan
2009).
23
sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya, otot rahim mulai
tertentu.
posterior.
4) Teori prostaglandin
dikeluarkan.
24
Sebelum terjadinya persalinan, sebenarnya beberapa minggu
labor pains”.
2013).
b. Tanda-tanda Inpartu
1) Rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering, dan
teratur.
25
4) Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan
c) Kontraksi diafragma
d. Tahapan persalinan
Dalam kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari
1) Kala I (Pembukaan)
26
pembukaan lengkap (Ai Yeyeh dkk, 2009). Lama kala 1 pada
27
Tabel 2.4
menit
janin
serviks
28
Warna cairan Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*
amnion
2) Kala II
dkk, 2011).
dan vaginanya
obatan esensial
29
(2) Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang
pemeriksaan dalam
mnegkontaminasi spuit
bimbingan meneran
DTT
tidak teraba
30
(3) Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan
setelahnya
janin baik
untuk meneran
31
kain bersih dan kering, sementara tangan yang lain
leher bayi.
kontraksi
32
g) Penanganan bayi baru lahir
bayi;
megap megap?
3) Kala III
bawah rahim.
d) Terjadi perdarahan.
33
4) Kala IV
yang merupakan waktu kritis bagi ibu dan bayi, maka dari itu
2013).
D. Nifas
a. Definisi
1) Uterus
34
Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
dibawah pusat.
selama 2-4 hari post partum. (Varney, 2007). Cara yang efektif
2) Lochea
yaitu:
persalinan.
35
d) Lochea Alba : cairan berwarna putih yang keluar setelah 2
3) Endometrium
4) Serviks
oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
5) Vagina
multipara.
6) Payudara
36
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi
a) Produksi susu
dirasakan.
7) Sistem pencernaan
untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas, dimana pada masa
1) Fase taking in
37
Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini
nifas.
3) Fase letting go
38
2) Puerperium intermedial: Masa pemulihan menyeluruh dari
sempurna bisa cepat bila kondisi sehat prima, atau bisa juga
a. Definisi
menilai status ibu dan BBL juga untuk mencegah, mendeteksi dan
(Saifuddin, 2013).
Tabel 2.5
Kunjungan Tujuan
39
persalinan berlanjut.
atonia uteri.
baru lahir.
mencegah hipotermia.
40
makanan, cairan dan istirahat
penyulit
Ketiga
dilakukan 2
minggu
setelah
persalinan
minggu dini
setelah
persalinan
1) Perdarahan pervaginam
41
4) Sakit kepala terus menerus
5) Nyeri epigastrik
6) Penglihatan kabur
7) Demam
8) Muntah
terasa sakit
karena:
42
1) Pemberian 1 kapsul Vitamin A merah cukup untuk
terjadinya anemia pada masa post partum. Tidak hanya tablet Fe,
43
daging merah, hati, keju ikan, sayuran berwarna hijau tua, dan
kacang-kacangan.
psikologis.
a. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat
44
1) Berat badan 2500-4000 gram
cukup
sempurna
12) Reflek moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
45
Bayi baru lahir normal memiliki refleks-refleks fisiologis yang
1) Mata
sepanjang hidup.
sepanjang hidup.
46
menyebabkan bayi mengalami refleks muntah. Refleks ini
3) Ekstremitas
diantaranya:
47
2. Konsep Asuhan Bayi Baru Lahir
a. Definisi
4) Identifikasi.
sianosis dan tonus otot baik atau lemah. Jika keadaan bayi
3) Keringkan
48
4) Klem, potong dan ikat/jepit tali pusat, kira-kira 2 menit setelah
lahir
salep mata.
7) Pemeriksaan fisik
Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan
2010).
2) Kejang
4) Sesak nafas
5) Merintih
49
6) Pusar kemerahan
e. Kunjungan neonatal
50
7) Clinical Pathway
COC
(Continuity Of Care)
Ibu Hamil
ANC
(Antenatal Care)
Fisiologis Patologis
INC Rujuk
(Intranatal Care) (Kolaborasi dengan Dokter)
Rujuk Rujukan
Kala I, BBL (Kolaborasi dengan
Bayi Baru Penyulit Balik
II, III, Lahir Dokter)
IV
BBL Kunjungan
PNC Normal Neonatus
KN I , KN II,
KN III, KN IV
Nifas Nifas
Dengan Normal
Penyulit
Rujuk Kunjungan
Nifas
Rujukan KF I, KF II,
Balik KF III
51
Pelayanan
Kontrasepsi
32
Perubahan Pada
f. Pathway Kehamilan Pasangan
Trimester III
Cauvade
Symptoms
Psikologis
Fisik
Lightening
Braxton-Hicks
Libido ↓
33
g. Pathway Persalinan
Kehamilan (37-42)
Tanda-tanda persalinan
Proses Persalinan
c. Pathway Nifas
POST PARTUM
PERUBAHAN PERUBAHAN
FISIOLOGIS PSIKOLOGIS
Striae Gravidarum
Pelepasan Jaringan Perubahan Produksi ASI Kurang
Endometrium Perfusi jaringan Sistem pengetahuan Perubahan
Perubahan Muskuloskeletal tentang perawatan menjadi
body image bayi orang tua
Pelepasan
Lochea Ketegangan
Isapan bayi Isapan bayi ASI tidak Postural akibat
adekuat tidak adekuat keluar posisi persalinan Anxiety
Volume Cairan
Menurun
Oksitosin ↑ Pembendungan Resiko ketidak Nyeri
ASI adekuatan
Afterpain Nyeri proses laktasi
Resiko tinggi
kekurangan cairan
35
F. Manajemen Kebidanan
a. Data Subjektif
1) Identitas Pasien
36
Identitas yang perlu ditanyakan diantaranya: Nama, umur,
mendukung diagnosa.
b. Data Obyektif
diagnosa.
atas data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
yang spesifik.
(Varney, 2007).
37
ditemukan dari hasil pengkajian (Varney, 2007).
rasional atau logis. Kaji ulang apakah diagnose atau masalah potensial
38
ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri,
tersebut.
39
jika pelaksanaannya efektif. (Wildan, 2008). Ada kemungkinan bahwa
40
41
BAB III
TINJAUAN KASUS
KABUPATEN BANDUNG
Identitas Pasien
Alamat : Rancamanyar
A. Data Subjektif
1. Alasan datang/kunjungan
Ibu mengeluh sakit pinggang, tidak ada nyeri perut bila bayi bergerak
3. Riwayat Kesehatan
DM, Malaria, dan HIV/AIDS. Selama ini ibu tidak pernah dirawat dan
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche usia 14 tahun. Siklus teratur. Lama ± 5-7 hari. Sifat darah
encer kadang beku. Bau khas darah haid. Flour albous tidak.
1) G2 P1 A0
3) HPHT : 25 -06-2022
4) HPL : 04-04-2023
5) Gerak janin
6) Tanda bahaya :
42
TM I : tidak ada
TM II : tidak ada
7) Keluhan
c. Riwayat terapi
f. Imunisasi / TT :
TT1 : catin
• ANC : 5x
Tekanan
No Tanggal Tempat Terapi Masalah Tindakan/Pendkes
Darah
mengatasi
43
ketidaknyamanan TM
ada keluhan
Kalk ada TM II
keluhan
Kalk ada
keluhan
A. Nutrisi
1) Makan
44
Nasi
lembayung) lembayung)
camilan
makan makan
2) Minum
manis)
mengkonsumsi susu
45
Jamu Ibu tidak pernah Ibu tidak pernah
apapun apapun
b. Eliminasi
1) BAK
2) BAB
C. Personal Hygine
46
kaki rumah dan bepergian. rumah dan bepergian.
d. Hubungan sexsual
e. Istirahat/Tidur
setelah terbangun
malam
hamil
47
Lingkungan Beberapa saudara dan Menghindari atau
luar rumah
merugikan
i. Riwayat Psikososial-spiritual
48
n. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Ibu ingin
melahirkan di bidan.
rokok.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum:
Kesadaran : composmentis
Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,6 oC
RR : 21 x/menit
BB Sebelum/ Sekarang: 53 kg / 65 kg
TB : 155 cm
49
LILA : 27 cm
2. Status present
Mulut : tidak ada karies pada gigi, tidak ada pembengkakan pada gusi
Telinga : tidak ada kelainan, tidak ada serumen, tidak ada tanda infeksi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis dan tiroid
Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises pada kaki dan tangan,
3. Status Obstetrik
a. Inspeksi
b. Palpasi
50
Leoplod I : TFU 3 jari di bawah px, teraba bagian lunak dan tidak
Leoplod III : Teraba bagian keras dan melenting (kepala) sudah masuk
PAP.
4. Pemeriksaan penunjang :
Hb : 13,1 g/dl
C. Analisis
D. Penatalaksanaan
51
Rasionalisasi : memberi tahu hasil pemeriksaan merupakan salah satu hak
pasien.
kebutuhan ibu dan bayi tidak ada yang tertinggal. Seperti 1 kantong berisi :
baju ganti ibu yang berkancing depan agar mudah menyusui, jarik untuk
ganti ibu, pembalut, celana dalam ibu dan 1 kantong untuk bayi berisi :
baju ganti bayi, popok, selimut, penutup kepala bayi, kaos kaki dan sarung
tangan bayi dan semuanya harus dicuci terlebih dahulu karena bayi baru
kendaraan, dsb.
darah. Melakukan senam hamil dapat melemaskan area jalan lahir dan
memperlancar penurunan posisi janin, selain itu saat senam hamil ibu
dapat melakukan latihan pernapasan serta cara mengejan yang benar agar
dengan bola persalinan, bola ini akan merangsang reflex postural, duduk
52
Menstimulasi puting dilakukan dengan cara melakukan gerakan melingkar
yang lembut pada daerah areola. Gerakan ini dapat merangsang hormon
intim pada saat usia kehamilan >36 minggu dapat membantu merangsang
Plasenta Previa atau solutio plasenta, sakit kepala yang hebat, bengkak
pada wajah, kaki dan tangan, ketuban pecah sebelum waktunya, demam
tinggi, sulit tidur dan cemas berlebihan, janin dirasakan kurang bergerak
dibandingkan sebelumnya
keluhan
53
Rasionalisasi : agar dapat dilakukan pemantauan terhadap keadaan ibu dan
kehamilan.
Evaluasi : ibu akan datang kembali 1 minggu kemudian atau jika ada
keluhan.
Hal ini berarti apabila dokumen catatan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada pasien diakui secara hukum maka dapat dijadikan buku dalam
CATATAN PERKEMBANGAN
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum:
Kesadaran : composmentis
54
Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,7 oC
RR : 20 x/menit
2. Palpasi
Leoplod I : TFU 3 jari di bawah px, teraba bagian lunak dan tidak
Leoplod III : Teraba bagian keras dan melenting (kepala) sudah masuk
PAP.
Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises pada kaki dan tangan,
55
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
C. Analisis
D. Penatalaksanaan
pasien.
kebutuhan ibu dan bayi tidak ada yang tertinggal. Seperti 1 kantong berisi :
baju ganti ibu yang berkancing depan agar mudah menyusui, jarik untuk
ganti ibu, pembalut, celana dalam ibu dan 1 kantong untuk bayi berisi :
baju ganti bayi, popok, selimut, penutup kepala bayi, kaos kaki dan sarung
tangan bayi dan semuanya harus dicuci terlebih dahulu karena bayi baru
kendaraan, dsb.
56
Melakukan senam hamil dapat melemaskan area jalan lahir dan
memperlancar penurunan posisi janin, selain itu saat senam hamil ibu dapat
daerah areola. Gerakan ini dapat merangsang hormon oksitosin yang dapat
57
Rasionalisasi : agar dapat dilakukan pemantauan terhadap keadaan ibu dan
kehamilan.
Evaluasi : ibu akan datang kembali 7 hari kemudian atau jika ada keluhan.
Hal ini berarti apabila dokumen catatan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada pasien diakui secara hukum maka dapat dijadikan buku dalam
58
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. M USIA 30 TAHUN
KABUPATEN BANDUNG
A. Data Subjektif
Pasien datang ke bidan bersama suami dan keluarga dengan keluhan mules-
mules sejak pukul 08:00 WIB disertai lendir darah, belum keluar air-air.
B. Data Objektif
x/menit, S: 36,4ºC, TFU : 33 cm, LP : 100 cm, Puki, kepala 3/5, His
3x10’x35’’, DJJ : 148x/menit reguler, kandung kemih tidak penuh. V/t : v/v
tidak ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, UUK kiri depan, Hodge II, tidak ada moulage, tidak ada
C. Analisa Data
Ny. M Usia 30 tahun G2P1A0 Hamil 39 Minggu Partus Kala I Fase aktif.
59
D. Penatalaksanaan
diberikan.
diberikan.
kontraksi.
fokus. Napas panjang juga membantu mengurangi rasa sakit saat adanya
dan penurunan kepala bayi lebih cepat serta memantau ibu menjadi rileks
60
Rasionalisasi : asuhan yang diberikan adalah sayang ibu salah satunya
pemenuhan nutrisi bagi ibu bersalin sebagai simpanan tenaga dalam proses
persalinan,
Evaluasi : Ibu mau minum air putih setengah botol air mineral.
5. Menyiapkan alat partus set dan obat. (bak instrumen sedang yang berisi :
metal kateter, gunting episiotomi, gunting tali pusat, 2 klem tali pusat,
persalinan dengan cepat dan untuk menunjang proses persalinan yang aman
dan steril.
setiap 4 jam sekali, nadi, DJJ dan kontraksi setiap 30 menit dengan
penggunaan patograf.
61
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
Catatan Perkembangan
/jam
2023 Ibu mengatakan mules semakin sering dan kuat dan ingin
30cm, DJJ: 145 x/m, His: 5x10’x45”, genitalia : v/t v/v t.a.k, portio
Analisis Data :
Penatalaksanaan :
62
pertolongan persalinan.
duduk.
63
6. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.
bayi.
waktu 1 jam
Data Objektif :
64
KU baik, kesadaran : composmentis, Tekanan darah 110/70
Analisis Data :
Penatalaksanaan :
plasenta.
ibu.
65
5. Melakukan masase uterus.
mencegah perdarahan.
Data Objektif :
20x/m
Analisis Data :
Penatalaksanaan :
merasa nyaman.
66
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat melakukan dengan baik.
menit.
pasien.
satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua.
67
Evaluasi : hasil normal dan terlampir di partograf.
2008).
KABUPATEN BANDUNG
68
Tanggal : Sabtu, 1 April 2023
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan masih terasa mules, ASI sedikit. Ibu sudah BAK ke kamar
B. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
R : 22x/menit S : 36,8 ºC
C. Analisis
69
Ny. M usia 30 tahun P2A0 postpartum 6 jam normal
D. Penatalaksanaan
penglihatan,
f) Demam, muntah, sakit waktu BAK atau jika merasa tidak enak
badan,
70
g) Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit,
j) Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayi atau dirinya sendiri,
2008)
71
7. Memberikan terapi yaitu amoxilin (3x500 mg), paracetamol (3x500 mg),
dikarenakan amoxcilin adalah antibiotik spectrum luas dan obat ini mudah
ditoleransi. Serta memiliki efek samping yang jarang ditemui yaitu alergi.
tujuan mengembalikan organ genital lebih cepat karena organ genital baik
(Sulistyawati A, 2012).
8. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat seperti tetap membersihkan tali
Evaluasi : ibu membersihkan tali pusat dan menutup dengan kassa kering
9. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu sangga dan posisikan
kepala dan tubuh bayi lurus, tubuh bayi menempel pada perut ibu,
sebagian besar areola bagian bawah masuk kedalam mulut bayi saat
menyusui.
72
Rasionalisasi : Cara menyusui yang benar dapat memenuhi kebutuhan
ASI untuk bayi dengan baik dan mengurangi keluhan lecet pada putting
susu ibu.
11. Melakukan pijat Oxytocin. evaluasi : Ibu merasa nyaman dan ASI keluar
Hal ini berarti apabila dokumen catatan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada pasien diakui secara hukum maka dapat dijadikan buku dalam
73
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M USIA 30 TAHUN P2A0 7 HARI
POSTPARTUM
A. Data Subjektif
Pada tanggal 07-04-2023 jam 06:00 wib , ibu mengatakan masih keluar darah
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Suhu : 36,70C
Respirasi : 22 x/menit
Nadi : 80 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
74
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen berlebih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan
kosong
C. Analisis
D. Penatalaksanaan
baru lahir
faktor seperti paritas, usia dan senam nifas. Dengan melakukansenam nifas
75
penurunan tinggi fundus uteridapat berjalan lebih cepat karena senam nifas
2013).
posisikan kepala dan tubuh bayi lurus, tubuh bayi menempel pada perut
ibu, sebagian besar areola bagian bawah masuk kedalam mulut bayi saat
menyusui.
dapat terpenuhi dengan baik dan mengurangi keluhan lecet pada putting
susu ibu.
amoxcilin adalah antibiotik spectrum luas dan obat ini mudah ditoleransi.
76
Memberikan terapi paracetamol sebagai analgetik karena antisipasi ibu
tujuan mengembalikan organ genital lebih cepat karena organ genital baik
(Sulistyawati A, 2009).
Hal ini berarti apabila dokumen catatan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada pasien diakui secara hukum maka dapat dijadikan buku dalam
77
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M USIA 30 TAHUN P2A0 14 HARI
POSTPARTUM FISIOLOGIS
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Suhu : 36,70C
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 81 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
78
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah
+/+.
C. Analisis
D. Penatalaksanaan
eliminasi dengan banyak minum dan banyak makan makanan yang berserat
79
Rasionalisasi : Menurut Saifuddin (2011), mengannjurkan kepada ibu
bulan.
Hal ini berarti apabila dokumen catatan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada pasien diakui secara hukum maka dapat dijadikan buku dalam
80
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. M 1 JAM BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan ini merupakan anak kedua, bayi sudah BAB dengan
konsistensi lunak warna kehitaman dan berbau khas dan bayi sudah BAK
warna kuning jernih 20 cc. Segera setelah lahir bayi diberikan minum asi
B. Data Objektif
Bayi lahir spontan, langsung menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot
Apperance 1 1 2
Pulse 2 2 2
Gramance 2 2 2
Activity 2 2 2
Respiration 1 2 2
81
Total 8 9 10
C. Analisa Data
D. Penatalaksanaan
82
3. Menjaga kehangatan bayi, bayi dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui
4. Memberikan Vit. K 1 mg pada 1/3 paha kiri bayi antero lateral secara
IM.
5. Memberikan tetes mata sagestam 0,3% pada bayi, mata kanan dan kiri
bayi.
alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (Nursalam dkk,
2008).
83
Evaluasi : BB 3300 gram , PB 49 cm, LK 32 cm, LD 31 cm.
6. Melakukan observasi KU dan TTV bayi serta pelekatan pada saat bayi
menyusui.
84
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. M, 6 JAM BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
Suhu : 36,80C
Panjang Badan : 50 cm
maupun labiopalatogenatoskizis.
85
Telinga : Sejajar dengan mata, tidak ada kelainan
Refleks bayi :
C. Analisis
86
D. Penatalaksanaan
2. Memandikan bayi
Rasionalisasi : Sinar matahari pagi amat berguna terutama bagi bayi yang
baru lahir, karena kandungan vitamin D nya yang tinggi. Vitamin D ini
2013).
habis mandia dan menjaga tali pusat tetap bersih dan kering agar tidak
terjadi infeksi pada bayi karena tidak terawatnya tali pusat (Sodikin,
2009).
87
5. Memberitahu untuk tetap menyusui bayinya ASI eksklusif
menyusui bayi sesering mungkin tanpa di jadwal, berikan kapan pun bayi
bayi kuning, perut kembung dan terdapat tarikan dinding dada ke dalam
pada bayi.
88
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. M, 7 HARI BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik, dan agak rewel saat malam
hari.
B. Data Objektif
Suhu : 36,8 0C
Sklera : putih
C. Analisis
89
By. Ny.M, Usia 7 hari neonates cukup bulan sesuai masa kehamilan
D. Penatalaksanaan
Rasionalisasi : Sinar matahari pagi amat berguna terutama bagi bayi yang
baru lahir, karena kandungan vitamin D nya yang tinggi. Vitamin D ini
2013).
menyusui bayi sesering mungkin tanpa di jadwal, berikan kapan pun bayi
90
bayi kuning, perut kembung dan terdapat tarikan dinding dada ke dalam
91
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. M, 14 HARI BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
Suhu : 37,0 0C
Abdomen : tidak ada distensi, tali pusat sudah lepas dan kering
C. Analisis
92
By. Ny. M Usia14 hari neonates cukup bulan sesuai masa kehamilan
D. Penatalaksanaan
menyusui bayi sesering mungkin tanpa di jadwal, berikan kapan pun bayi
malas minum, pergerakkan kurang aktif, demam atau dingin, merintih, bayi
kuning, perut kembung dan terdapat tarikan dinding dada ke dalam ibu dan
93
keluarga harus cepat-cepat membawa bayi ke tempat pelayanan kesehatan
(Edukia, 2013)
94
95
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang manajemen asuhan kebidanan
berkelanjutan (continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatus
pada Ny. M 30 tahun G2P1A0 di BPM Bidan Iis Mina Hendrawati Kabupaten
Bandung. Disamping itu, penulis juga akan membahas kesesuaian serta
kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan. Adapun pembahasannya
adalah sebagai berikut:
A. Asuhan Antenatal
Pengkajian dan pemberian asuhan kebidanan masa kehamilan pada Ny.
M dari kehamilan 38 minggu yaitu bertujuan untuk mendeteksi masalah yang
dapat diobati, mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang
merugikan, memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi, dan mendorong perilaku yang sehat.
Ny. M telah melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur
sebanyak 6 kali. Dalam hal ini terjadi kesenjangan karena berdasarkan
kebijakan yaitu kunjungan pemeriksaan kehamilan untuk pemantauan dan
pengawasan kesejahteraan ibu dan janin minimal 8 kali selama kehamilan.
Menurut WHO, program antenatal care (ANC) tahun 2016, kunjungan
pemeriksaan kehamilan dengan standar 8 kali kunjungan sebagai upaya
menurunkan angka kematian perinatal dan kualitas perawatan pada ibu. 8 kali
kunjungan antenatal care ditetapkan berdsarkan riset dan meliputi kontak
pertama dengan petugas kesehatan pada umur kehamilan ± 10 minggu, kedua
pada umur kehamilan ± 20 minggu, kontak ketiga pada umur kehamilan ± 24
minggu, kontak ke empat umur kehamilan ± 28 minggu, kontak ke lima umur
kehamilan ± 32 minggu, kontak ke enam umur kehamilan ± 36 minggu,
kontak ke tujuh umur kehamilan ± 37 minggu dan kontak ke delapan pada
umur kehamilan 38 minggu (WHO, 2016).
Ny. M sudah melakukan imunisasi TT 5x. Hal ini sesuai dengan teori dan
tidak ada kesenjangan. Selama kehamilan ini ibu mengalami kenaikan berat
badan sebanyak 12 kg, yaitu berat badan sebelum hamil 53 kg, dan berat
badan pada usia kehamilan 38 minggu menjadi 65 kg. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyebutkan berat badan ibu hamil akan bertambah antara 0,4-0,5
kg per minggu selama kehamilan. Diperkirakan selama kehamilan berat
badan akan bertambah 12,5 kg (Saifuddin, dkk, 2010).
Ibu mengeluh sering BAK. Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan
oleh tekanan uterus karena turunnya bagian terbawah janin sehingga kandung
kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan
frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
Ny. M telah melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu triple eliminasi,
Hb, dan urine sebanyak 1 kali pada usia kehamilan 32 minggu. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa salah satu kebutuhan untuk
menentukan diagnosa pada ibu hamil adalah dilakukanya tes laboratorium
(Mochtar, 2013).
B. Asuhan Persalinan
Pengkajian subjektif pada Ny. M tanggal 31 Maret 2023 pukul 14:00
WIB dengan keluhan mules-mules sejak pukul 08:00 WIB , terdapat
pengeluaran lendir campur darah dari jalan lahir. Berdasarkan dengan teori
keluhan yang dirasakan ibu dapat dikatakan ibu telah masuk kedalam
inpartu.
Adapun tanda-tanda inpartu yaitu rasa sakit oleh adanya his datang lebih
kuat, sering, dan teratur. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang
lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam: serviks
mendatar dan pembukaan telah ada. Hal ini tidak ada kesenjangan antara
praktik dan teori (Mochtar, 2013).
96
Persalinan berlangsung spontan tanggal 31 Maret 2023 pada pukul 18:00
WIB dan kala I berlangsung selama ± 4 jam, menurut teori Lama kala 1 pada
primigravida berlangsung sekitar 12 jam dan pada multigravida berlangsung
sekitar 8 jam (Rohani, dkk, 2011). Hal ini tidak dapat dikatakan dengan
persalinan precipitatus karena pengertian dari persalinan precipitatus itu
sendiri adalah partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam. His yang
terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu
yang sangat singkat. His yang terlalu kuat atau juga disebut hypertonic
uterine contraction (Wiknjosastro, 2009). Sehingga hal ini sesuai dengan
teori dan tidak ada kesenjangan.
Kala II persalinan berlangsung selama 30 menit, hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa kala II pada primipara berlangsung selama 2
jam dan pada multipara 1 jam (Rohani dkk, 2011). Kala III pada kasus Ny.
M berlangsung 5 menit pada pukul 18:05 WIB, melahirkan plasenta secara
spontan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kala III
persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir (Rohani dkk, 2011).
Pada kala IV dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam post partum yang
merupakan waktu kritis bagi ibu dan bayi, maka dari itu dilakukan
pemeriksaan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, jumlah perdarahan, kandung kemih, dan tanda-tanda vital.
Hal ini sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan dengan teori (Saifuddin,
2013).
C. Asuhan Nifas
Ny. M melakukan mobilisasi dengan miring ke kiri dan ke kanan segera
setelah melahirkan dan turun sendiri dari tempat tidur ke kamar mandi
setelah 6 jam melahirkan. Mobilisasi dan early ambulation ini perlu
dilakukan, karena dapat mencegah terjadinya tromboflebitis. Pada
97
kunjungan nifas 6 jam post partum ibu mengeluh masih sedikit mules dan
linu dibagian luka jahitan. Hal ini fisiologis sering dikenal dengan sebutan
after pain. After pain merupakan mules-mules pada perut yang disebabkan
karena kontraksi rahim dan biasanya berlangsung selama 2-4 hari post
partum (Varney, 2011). Cara yang efektif untuk mengurangi afterpain
adalah dengan mengosongkan kandung kemih yang penuh yang
menyebabkan kontraksi uterus tidak optimal.
Pada kunjungan post partum hari ke 3 ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Hasil pemeriksaan dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan tujuan nifas
hari ke 3 sampai dengan hari ke 14, menurut teori yaitu memastikan involusi
uteri berjalan normal (kontraksi baik), memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, mengajarkan ibu cara
perawatan tali pusat (Depkes RI, 2011).
Pada kunjungan post partum hari ke 14, ibu tidak ada keluhan. Bayinya
menyusu dengan baik, dan hanya di berikan ASI saja kemudian ibu
diberikan konseling tentang KB, hal ini sesuai dengan tujuan kunjugan
nifas >2 minggu.
Ny. M hanya mendapatkan tablet Fe untuk masa nifas sebanyak 10 tablet,
sedangkan menurut teori Ibu post partum hendaknya mengkonsumsi tablet
Fe selama 42 hari setelah melahirkan, untuk mencegah terjadinya anemia
pada masa post partum. Hal ini terjadi kesenjangan antara teori dengan
lapangan.
98
ibu cara menyusui yang benar. Pada bayi Ny. M penulis memberikan tetes
mata sebagai profilaktif yaitu salep mata erlamicetyn 0,3% dan vitamin K1
1 mg yang diberikan secara IM dengan dosis 0,5 mL. Hal ini sudah sesuai
dengan teori dan tidak ada kesenjangan (Kemenkes RI, 2010).
Pada kunjungan ke I, 6 jam keadan umum bayi baik, menangis kuat,
refleks hisap baik, tali pusat masih basah dan ditutup dengan kassa. Hal ini
sudah sesuai dengan teori. Kunjungan hari ke 7 keadaan umum bayi baik,
menangis kuat, warna kulit bayi kekuningan di bagian kepala, leher, sampai
pusat, reflek hisap baik, tali pusat sudah lepas dan kering. Ibu mengatakan
bayinya kurang menyusu karena sering tidur saat akan disusui juga jarang di
jemur dengan alasan hari-hari sebelumnya tidak ada sinar matahari. Warna
kuning yang terjadi pada bayi tersebut merupakan ikterus fisiologi. Ikterus
fisiologi adalah warna kekuningan pada kulit yang timbul pada hari ke 2
sampai ke 3 setelah lahir yang tidak mempunyai dasar patologis dan akan
menghilang dengan sendirinya pada hari ke 10 (Susilaningsih, 2013).
Kunjungan hari ke 14 hasil pemantauan bayi dalam keadaan normal,
tidak ada ikterus, ibu hanya memberikan ASI saja, ini sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa bayi baru lahir hanya diberikan ASI saja, tidak ada
tanda-tanda infeksi.
99
100
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity
of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatus dari tahap pengkajian,
menentukan diagnosa, melakukan penatalaksanaan sekaligus evaluasi tindakan
yang dilakukan sesuai dengan rencana asuhan serta mendokumentasikannya
dalam bentuk catatan SOAP, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Penulis telah mampu melakukan pengkajian data subjektif secara
komprehensif pada meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir. Pada pelaksanaan pengambilan data subjektif penulis tidak
mengalami hambatan, hal ini didukung oleh respon positif dan kooperatif
dari ibu dan keluarga.
2. Penulis telah mampu melakukan pengkajian data objektif secara
komprehensif meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru
lahir. Dalam hasil pengambilan data
3. tidak ditemukan hal-hal yang bersifat patologi.
4. Penulis telah mampu menganalisa data sehingga dapat menegakan sebuah
analisa data. Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan data objektif
secara keseluruhan bahwa kasus ini termasuk fisiologis. Adapun keluhan-
keluhan yang dirasakan oleh klien merupakan hal yang bersifat fisiologis.
5. Penulis telah mampu melaksanakan penatalaksanaan sesuai data yang
diperoleh untuk mengantisipasi masalah yang terjadi dan melakukan
evaluasi dari penatalaksanaan yang sudah dilakukan.
6. Penulis telah mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan berkelanjutan
dengan metode SOAP.
B. Saran
1. Bagi Klien dan Keluarga
Agar dapat menghasilkan asuhan yang baik dan bermutu, kerjasama yang
telah terbina antara klien, keluarga dan bidan harus tetap dipertahankan.
2. Bagi Bidan
Bagi bidan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan diharapkan selalu
memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensif mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, juga menjalankan
kewenangan yang tercantum dalam PERMENKES No 28 Tahun 2017.
3. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga
meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi dan menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif.
101
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI (2021) Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian kesehatan RI,
Jakarta
Kurniarum, Ari (2016) Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan
Legawati (2018) Asuhan Persalinan dan Bayi Baru lahir. Wineka Media, Malang
Mansur, Nurliana & Dahlan. K (2014) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas.
Selaksa, Malang
Munthe, Juliana dkk (2019) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Berkesinambungan
(Continuity of Care). CV. Trans Indo Media, Jakarta
Mutmainnah, Annisa Ul, et al (2017) Asuhan Persalinan Normal dan bayi Baru
Lahir. ANDI, Yogyakarta
Nugrawati, Nelly & Amriani (2021) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. CV Adanu Abimata, Yogyakarta
PP IBI (2016) Buku Acuan Midwifery Update.: Pengurus Pusat Ikatan Bidan
Indonesia, Jakarta
Rosyati, Herry (2017) Asuhan Kebidanan Persalinan. Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta
Saifuddin, Abdul Bari (2018) Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Sari, Wenny Indah P.E & Kurniyati (2022) Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan.
PT. Nasya Expanding Management, Pekalongan
Setiyani, et al (2016) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Kemenkes RI, Jakarta
Sinta, Lusiana El, et al (2019) Buku Ajar Asuhan kebidanan Pada Neonatus, Bayi
dan Balita. Indomedia Pustaka, Sidoarjo
Suarayasa, Ketut (2020) STrategi Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia. Deepublish, Yogyakarta
Sulfianti, et al (2021) Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yayasan Kita
Menulis, Medan
Tonasih & Sari, Vianty Mutya (2019) Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dan
Menyusui. K-Media, Yogyakarta
Tyastuti, Siti (2016) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta
Umiyah, Astik, et al (2022) Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. PT. Global
Eksekutif Teknologi, Sumedang
Wagiyo & Putrono (2021) Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi
Baru Lahir. ANDI, Yogyakarta
Wahyuningsih, H. Puji (2018) Bahan Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan Nifas
dan Menyususi. Kemenkes RI, Jakarta
Widatiningsih & Dewi (2017) Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan. Trans Medika,
Yogyakarta
XIII
Yuliani, Diki Retno., et al (2021) Asuhan Kehamilan. Yayasan Kita Menulis,
Medan:
Yulianti, Nila Trisna & Sam Karnilan L.N (2019) Asuhan Kebidanan Persalinan
dan Bayi Baru Lahir. Cendikia Publiser, Makassar
Yulizawati, dkk (2017) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. CV.
Rumahkayu Pustaka Utama, Padang
Yulizawati, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Indonesia
Pustaka, Sidoarjo
XIV
LAMPIRAN
XV
XVI