OLEH :
FIFFY ANDRIYANI
NIM. P00320015016
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan
tersebut.
Fiffy Andriyani
iii
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
4. Agama : Islam
iv
MOTTO
~Fiffy Andriyani
v
ABSTRAK
Kata Kunci : Post Natal Care atau Masa Nifas, Luka Perineum, Penerapan
Kompres Dingin, RSU Bahteramas Prov. Sultra.
Pustaka : 21 (2007-2018)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat
dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Penerapan Kompres Dingin pada Pasien Post Natal Care (PNC)
Ruang Laika Waraka Obstetri Dan Gynekologi RSU Bahteramas Prov. Sultra”.
kepada kedua orang tuaku, Bapakku Amronudin dan Ibuku Tina Arlina yang
dengan doa mereka atas keberhasilan penulis. Pada kesempatan ini saya ingin
3. Direktur Rumah Sakit Umum Bahteramas Prov. Sultra yang telah memberikan
4. Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
vii
6. Ibu Lena Atoy, SST, MPH dan Ibu Dali, SKM, M.Kes, selaku pembimbing I
Ibu Hj. Nurjannah, BSc, SPd,M.Kes dan Ibu Asminarsih Z.P, M.Kep,Sp.Kom
masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan sebaik-
baiknya.
8. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
H, Elsha Pratiwi Iskandar, Hilya Mahzura, Nurul Alfi Syahra, Riski Adelin,
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik
yang telah disumbangkan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................75
B. Saran..........................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10. Surat Izin Penelitian dari RSU Bahteramas Prov. Sultra
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Post Natal Care (PNC) atau biasa juga disebut postpartum, akan tetapi
Post Natal Care lebih dikenal dengan masa nifas. Masa nifas (puerperium)
adalah dimulai saat plasenta lahir dan berakhir saat alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil atau dimulai saat 2 jam setelah
plasenta lahir sampai 6 minggu (42 hari) setelah lahirnya plasenta. (Pitriani R
perubahan pada endometrium, serviks, vulva dan vagina, perineum, dan pada
payudara (mamae).
sensasi nyeri pada daerah perineum. Rasa nyeri pada perineum yang dialami
digunting dengan pembedahan. Seperti luka lain yang baru diperbaiki, tempat
episiotomi atau tempat yang koyak perlu waktu untuk sembuh – biasanya
jalan lahir yang terletak antara liang vagina dan anus. Episiotomy dilakukan
1
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
pada ibu seperti kesakitan dan rasa takut untuk bergerak sehingga banyak ibu
timbulnya masalah seperti sub involuti uterus, pengeluaran lochea yang tidak
mengurangi rasa nyeri pada luka perineum yaitu mandi air hangat, latihan
dasar panggul, dan kompres dingin. Kompres dingin efektif digunakan untuk
kompres dingin efektif dapat mengurangi nyeri pada luka perineum. Terbukti
dengan penerapan kompres dingin selama 3x24 jam, nyeri klien berkurang
2
terjadinya infeksi sehingga pengetahuan tentang perawatan luka episiotomi
pada ibu post partum sangat penting agar luka dapat sembuh dan tidak terjadi
infeksi.
proses persalinan. Robekan jalan lahir adalah salah satu penyebab kematian
normal, tertinggalnya sisa plasenta, robekan jalan lahir atau robekan pada
Indonesia menjadi salah satu negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI)
2015 angka kematian ibu tertinggi adalah negara Laos mencapai 357 per
sebanyak tujuh per 100.000 dan Malaysia memiliki angka kematian ibu
pada tahun 1991 yaitu 390 AKI per 100.000 kelahiran, tahun 1997 yaitu 334
AKI per 100.000 kelahiran, tahun 2002 sebesar 307 AKI per 100.000
kelahiran, tahun 2007 sebanyak 228 AKI per 100.000 kelahiran, tahun 2012
sebanyak 359 AKI per 100.000 kelahiran, dan tahun 2015 sebesar 305 AKI
3
Berdasarkan Data Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara Angka Kematian
Ibu pada tahun 2012 yaitu 277 AKI per 100.000 kelahiran, tahun 2013
sebanyak 240 AKI per 100.000 kelahiran, tahun 2014 sebanyak 205 AKI per
100.000 kelahiran, tahun 2015 sebesar 131 AKI per 100.000 kelahiran, dan
tahun 2016 sebanyak 149 AKI per 100.000 kelahiran. (Profil Kesehatan
persalinan normal pada tahun 2015 adalah 0, tahun 2016 sebanyak 389 orang
dengan kematian sebanyak 2 orang dan tahun 2017 sebanyak 351 orang tanpa
kematian. Data di atas tidak tersedia data tentang penyebab kematian ibu.
tertarik untuk mengambil judul penerapan kompres dingin pada pasien Post
Natal Care (PNC) dengan luka perineum dalam pemenuhan kebutuhan rasa
B. Rumusan Masalah
Prov. Sultra. ?
4
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dingin pada pasien Post Natal Care (PNC) dengan luka perineum
dingin pada pasien Post Natal Care (PNC) dengan luka perineum
kompres dingin pada ibu post partum dengan masalah nyeri luka
perineum.
2. Bagi Klien
5
pengalaman dalam menolong diri sendiri untuk mengurangi rasa nyeri
4. Bagi Penulis
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada pasien Post Natal Care (PNC).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penerapan Kompres Dingin pada Pasien Post Natal Care (PNC) adalah
evaluasi.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
1) Identitas klien
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien dengan post partum adalah
ringannya nyeri.
7
2) Q (Quality) : Menanyakan rasa nyeri, apakah nyerinya seperti
verbal, skala numerik, skala analog visual dan wong baker faces.
persalinan. ASI sudah keluar dan klien dapat memberikan ASI pada
bayinya.
f. Riwayat Obstetri
8
1) Keadaan haid
2) Riwayat kehamilan
3) Riwayat persalinan
1) Respirasi
2) Nutrisi
ditemukan.
3) Eliminasi
9
spasme oleh iritasi musculus spincter ani selama persalinan. Bila
dilakukan kateterisasi.
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila
4) Istirahat/tidur
6) Aktivitas
10
8) Kebutuhan berpakaian
kebutuhan berpakaian.
9) Kebutuhan keamanan
dari lingkungan.
10) Sosialisasi
opini.
tersedia.
h. Pemeriksaan fisik
11
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
b) Wajah
c) Mata
d) Hidung
12
e) Telinga
g) Gigi
h) Leher
i) Integumen
j) Thorax
k) Payudara
13
l) Abdomen
nyeri tekan.
m) Genetalia
n) Ekstremitas atas
tidaknya oedema.
1) Ekstremitas bawah
pada klien, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Sedangkan diagnosa lain
yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan nyeri antara lain :
14
c. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri
(Yuli, 2017).
manajemen nyeri.
episode nyeri.
yaitu:
15
1. Mengontrol nyeri (Paint Control):
efektif.
mengekspresikan nyeri.
berikut.
1) Relaksasi
bagian nyeri
16
c) Berikan analgesik untuk menurunkan nyeri yang
optimal
indikasi
pilihan.
digunakan.
sebelum pengobatan.
17
Sedangkan untuk mengantisipasi perkembangan nyeri dapat digunakan
diantaranya:
2) Teknik relaksasi
pada luka perineum yang dialami ibu juga dapat dilakukan dengan
18
3) Kompres dingin
sebagai berikut.
c) Mengurangi kongesti
(Nurlely, 2016).
19
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurlely pada
sedang skala 4-6 sampai nyeri ringan dengan skala 1-3, penulis
2016 adalah:
a) Perlak/pengalas.
b) Sarung tangan/handscoon.
a) Mencuci tangan.
c) Memasang perlak/pengalas.
20
f) Membantu pasien pada posisi yang nyaman atau dorsal
recumben.
i) Merapikan pasien.
j) Merapikan alat.
k) Mencuci tangan.
lemah diserati atau tanpa non opiat serta diserati obat adjuvan untuk
nyeri klien yang menetap atau skalanya meningkat (4-6 nyeri skala
sedang pada skala 0-10). Opiat kuat akan diberikan apabila skala
21
nyeri masih menetap atau bahkan meningkat, non opiat dapat
dalam batas normal; ekspresi wajah tenang. Penurunan skala nyeri dapat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Berat
Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
Tidak
nyeri Terkontrol terkontrol
b. Skala Numerik
22
c. Skala Analog Visual
1. Definisi
Post Natal Care atau biasanya disebut juga masa nifas. Masa nifas
(puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan
(Saleha, 2009).
atau dimulai saat 2 jam setelah plasenta lahir sampai 6 minggu (42 hari)
2009).
23
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
antonia uteri.
24
2) Periode Early Postpartum
Pada fase ini yang perlu diperhatikan yaitu involuti uteri dalam
tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu
yang terjadi selama masa nifas adalah sebagai berikut. (Saleha, 2009).
1) Uterus
dalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar.
25
Uterus kemudian mengalami involuti dengan cepat selama
diantaranya:
Berat
Involusi Tinggi Fundus Uteri
Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari di bawah pusat 1.000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 500 gr
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gr
Sumber: Saleha, (2009).
26
2) Lokia
yang berasal dari cavum uteri dan vagina. Lokia terbagi menjadi
nifas.
postpartum.
(3) Lokia serosa berwarna lebih pucat dari lokia rubra. Lokia
eritrosit.
(4) Lokia alba dimulai saat hari ke-14 kemudian makin lama
27
berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel
desidua.
menstruasi. Bau ini lebih terasa tercium pada lokia serosa, bau
ini juga akan semakin lebih keras jika bercampur keringat dan
adalah adanya jumlah lokia saat berbaring akan sedikit pada saat
3) Endometrium
4) Serviks
28
leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan
5) Vagina
sisa-sisa kulit.
6) Perineum
untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas, di mana pada masa ini
29
kebutuhan kalsium pada ibu, terutama pada bayi yang dikandungnya
untuk proses pertumbuhan janin juga pada ibu dalam masa laktasi.
Pada ibu nifas terutama yang partus lama dan terlantar mudah
peristaltik usus, serta bisa juga terjadi karena pengaruh psikis takut
submukosa.
nonpatologis. Hal ini dapat diwujudkan hanya bila tidak ada tanda
30
satu cara untuk menghilangkan peningkatan cairan ekstraseluler
setelah persalinan.
1) Sistem Endokrin
2) Oksitosin
31
3) Prolaktin
sebagai bcrikut.
32
1) Suhu
suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat
3) Tekanan Darah
33
postpartum. Jumlah sel-sel darah putih tersebut masih bisa naik lebih
akibat volume darah, volume plasma, dan volume sel darah yang
pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2% atau lebih tinggi dari
a. Mobilisasi dini
34
kanan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo
b. Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan Sehingga ibu lebih
c. Pemeriksaan umum
d. Pemeriksaan khusus
35
4) Lochea, Lochea rubra, lochea sanguolenta, lochea serosa, lochea
alba
tanda-tanda infeksi.
lain :
36
7. Patofisiologi Post Partum
Post partum/ Kehadiran anggota baru Ansietas
masa nifas
Resiko infeksi
Robekan jalan Kurang perawatan
lahir (Luka
perineum)
Invasi bakteri
Anemia akut
Hipoksia
Resiko Infeksia
37
8. Penatalaksanaan Post Partum
b) 6-8 jam pasca persalinan: Istirahat dan tidur tenang usahakan miring
kanan kiri.
9. Komplikasi
sebagai berikut.
a) Pembengkakan payudara.
C. Luka Perineum
1. Definisi
Perineum adalah bagian yang terletak antara vulva dan anus atau
38
ruang terbentuk jajaran genjang yang terletak dibawah dasar panggul
2013).
bawah rahim, dan saat kehamilan aterm, segmen bawah rahim berada 1-2
cm di atas simfisis. Saat persalinan kala I dan awal kala II maka batas
tertarik ke atas dan menjadi tipis sehingga batas antara segmen bawah
rahim dan segmen atas rahim akan naik ke atas. Apabila batas tersebut
persalinan tetap tidak ada kemajuan, segmen bawah uterus makin lama
makin teregang sehingga akhirnya pada suatu saat regangan yang terus
39
a. Menurut keadaan robek
perut.
e) Hipoplasia uteri
a) Versi ekstraksi
b) Ekstraksi forcep
c) Ekstraksi bahu
d) Manual plasenta
40
c. Menurut etiologinya
maju. Persalinan yang tidak maju ini dapat terjadi karena adanya
ruptur uteri daripada parut bekas seksio sesaria profunda. Hal ini
41
disebabkan oleh karena luka pada segmen bawah uterus yang
1) Derajat Pertama
sembuh sendiri dan tidak perlu dijahit jika tidak terjadi perdarahan
2) Derajat Dua
42
dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka
jaringan-jaringan dibawahnya.
3) Derajat Tiga
spinkter ani.
4) Derajat Empat
dermis, orang yang mengalami luka, tubuh akan memberikan reaksi atas
terjadinya luka tersebut. Reaksi yang terjadi yaitu melalui fase-fase yang
43
(retraksi), reaksi hemostasis serta terjadi reaksi inflamasi
yang baru terbentuk. Fase ini dinyatakan berakhir jika semua tanda
44
radang sudah hilang dan bisa berlangsung berbulan-bulan. Tubuh
maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu
kebutuhan untuk meyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan
anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan
vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan
45
Waktu perawatan luka perineum adalah:
a. Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut. Setelah
Pada saat buang air kecil kemungkin besar terjadi kontaminasi air
dengan cara:
empat atau enam jam sekali rekatkan dengan tepat agar tidak
mengganti pembalut.
46
berkemih dan buang air besar agar daerah sekitar itu tetap bersih.
1. Definisi
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam
hal skala atau tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat
2008).
47
pengeluaran lochea yang tidak lancar, dan perdarahan pascapartum. .
2. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum terbagi menjadi dua, yaitu nyeri akut
dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara tiba-tiba dan
48
Perbedaan nyeri akut dan kronis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
beberapa saat.
4. Skala Nyeri
49
a. Skala Deskriptif Verbal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Berat
Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
Tidak
nyeri Terkontrol terkontrol
sama sepanjang garis. Pada alat ukur ini, diurutkan dari tidak ada
kulit.
4 : Menyedihkan (kuat, nyeri yang dalam) seperti sakit gigi dan nyeri
disengat tawon
6 : Intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat) nyeri ini
komunikasi terganggu.
50
7 : Sangat intens (sama seperti skala enam) namun rasa nyeri benar-
diri.
berlansung lama.
nya.
begitu kuat tidak sadarkan diri) biasanya pada skala ini sipenderita
tidak lagi merasakan nyeri karena sudah tidak sadarkan diri akibat
rasa nyeri yang sangat luar biasa seperi pada kasus kecelakaan parah,
multi fraktur.
1) Skala nyeri 1-3 berarti nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktifitas
tak terganggu).
51
b. Skala Numerik
intervensi terapeutik.
nyeri yang terus menerus yang berbentuk garis lurus serta memiliki
52
Dalam pengukuran skala nyeri, yang harus diperhatikan
(Prasetyo, 2010)
53
BAB III
METODE STUDI KASUS
Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kasus
kompres dingin pada pasien Post Natal Care (PNC) dengan luka perineum
Pada penelitian ini, peneliti mengambil satu orang klien untuk dijadikan
subjek studi kasus, yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu
batasan karakteristik umum subjek studi kasus dari suatu populasi target yang
b. Ibu mengatakan nyeri (nyeri sedang skala 4-6) pada daerah perineum.
d. Mampu membaca/menulis
54
C. Waktu dan Tempat Melakukan Studi Kasus
Studi kasus ini dilaksanakan di RSU Bahteramas Prov. Sultra dan studi
kasus dilakukan setelah Karya Tulis Ilmiah disetujui dan dinyatakan layak
untuk diteliti.
E. Definisi Operasional
1. Penerapan kompres dingin pada pasien Post Natal Care (PNC) adalah
tingkat nyeri (pain level) dengan kriteria: klien mampu mengenal skala,
55
kriteria hasil yang dapat tercapai. Penurunan skala nyeri diukur dengan
2. Post Natal Care (PNC) biasa juga disebut postpartum atau masa nifas
pada persalinan normal adalah dimulai saat plasenta lahir dan berakhir
dimulai saat 2 jam setelah plasenta lahir sampai 6 minggu (42 hari)
3. Luka perineum adalah hilang atau rusaknya (robekan) yang terjadi pada
penurunan / hilangnya rasa nyeri pada pasien Post Natal Care (PNC)
nyeri skala deskriptif verbal, yaitu 0 (tidak nyeri), 1-3 (nyeri ringan), 4-6
terkontrol).
Sumber data yang digunakan pada studi kasus ini yaitu data primer dan
56
1. Data Primer
a. Wawancara
b. Observasi
diteliti.
1) Pemeriksaan Fisik
pasien.
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
57
d) Auskultasi
menggunakan stetoskop.
2. Data Sekunder
a. Studi Dokumentasi
melainkan ke dokumen.
b. Studi Kepustakaan
1) Persiapan
penelitian.
penelitian ini.
58
e) Memberikan informed consent (lembar persetujuan) kepada
responden.
2) Penatalaksanaan
responden.
3) Evaluasi
1. Analisa Data
analisis isi (content analysis) yang mengkaji dokumen dari data yang
a) Reduksi data
b) Penyajian data
59
Menyajikan data yang telah direduksi pada alur pertama.
2. Penyajian Data
H. Etika Penelitian
penelitian penelitian atau studi kasus yang melibatkan berbagai pihak, yaitu
pihak peneliti dan pihak yang diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh
yang meliputi:
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan studi kasus, mengetahui
ditanda tangani jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus ada
60
prosedur pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil studi kasus
studi kasus, maka pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti dan hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
(Alimul, 2008).
4. Beneficienci
ketidaknyamanan fisik.
5. Full disclosure
61
keputusan tersebut tidak dapat di buat tanpa memberikan penjelasan
selengkap-lengkapnya.
62
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
partum spontan pada Ny. I dengan penerapan kompres dingin pada luka
tanggal 22 Juli 2018 sampai dengan 23 Juli 2018 pada pukul 08.00 WITA.
Pasien masuk pada tanggal 21 Juni 2018 pada jam 04.24 WITA. Studi Kasus
keperawatan.
a. Pengkajian
dari pengkajian tersebut didapatkan data identitas Ibu dan Suami, Pasien
belakang. Keluhan saat ini pasien mengatakan nyeri pada luka perineum.
63
yang didapatkan saat proses persalinan, Q: nyeri terasa perih saat
Juli 2018 jam 04.24 WITA dengan jenis pesalinan normal dan spontan.
yang diberikan adalah mefenamic acid 500 mg (3x1) dan tablet tambah
berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan 2,6 Kg dan Panjang badan
49 cm. Nilai APGAR Score setelah 1 menit bayi lahir adalah 6 dan
persalinan pada tahun 2018 di Rumah Sakit dengan penolong bidan dan
kista 3 tahun lalu dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
64
Pasien mengatakan takut BAB karena takut jahitannya terlepas, selama
(normal). Pasien istirahat malam pada pukul 20:00 sampai dengan 05:00
namun sering terbangun untuk meyusui anaknya, dan istirahat siang pada
obat/rokok/alkohol,
nadi 72x / menit. Berat badan pasien 48 Kg dan tinggi badan pasien 150
Cm, dan kesadaran umum Composmentis. Rambut bersih, tidak ada nyeri
dan kekuatan rambut kuat. Muka tidak pucat, tidak ada kloasma
gravidarum dan tidak udema. Tidak ada kelainan pada mata, hidung
mulut dan telinga. Leher tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan
vena jugularis. Buah dada padat, puting menonjol dan ASI keluar.
Kontraksi Uterus baik dengan posisi setinggi pusat, dengan warna Lochia
merah segar dan berbau khas. Terdapat luka perineum kurang lebih 3 cm
65
varices, dan tidak sianosis pada ujung-ujung jari. Mobilitas pasien sudah
b. Variabel Penelitian
dan evaluasi dilakukan setiap hari yang diukur melalui skala deskriptive
c. Penerapan tindakan
proses persalinan, Q(Quality) nyeri terasa perih saat bergerak dan duduk,
meringis.
66
nyeri dilakukan bersama dengan kolaborasi tim medis yaitu pemberian
obat mefenamic acid 500 mg (3x1) dan tablet tambah darah (2x1).
respon obyektif skala nyeri: 3, pasien mulai merasa nyaman dan nampak
Pada jam 17.15 dilakukan evaluasi pada hari pertama dan peneliti
Q(Quality) nyeri terasa seperti digigit semut, R(Region) nyeri pada luka
timbul ±5 menit
pemberian kompres dingin pada jam 09.00. Hasil yang didapatkan respon
67
sudah tidak terlalu dirasakan dengan respon obyektif skala nyeri 2, pasien
mulai merasa nyaman dan pasien nampak tidak meringis saat akan
dan sudah tidak nampak meringis lagi saat bergerak duduk, miring
Skala nyeri: 4
68
2. Sesudah intervensi dilakukan
a) Hari 1
Skala nyeri: 3
b) Hari 2
Skala nyeri: 2
melakukan evaluasi pada hari pertama dan didapatkan skala nyeri berada
pada skala 3 (nyeri ringan) dan pada hari kedua terjadi penurunan skala
nyeri yaitu skala nyeri berada pada skala 2 (nyeri ringan). Penurunan
medis dalam pemberian obat yaitu obat mefenamic acid 500 mg (3x1)
69
B. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Pengkajian
Q: nyeri terasa perih saat bergerak, duduk dan miring kiri/kanan, R: pada
dengan teori yang dikemukakan oleh Judha, et al, (2012), nyeri adalah
2007).
70
Pada pengkajian nutrisi klien didapatkan data pasien makan 5 -6 x
sehari dengan nafsu makan bertambah. Hal ini didukung oleh Yuli (2017)
Teori mengungkapkan Buang Air Besar harus terjadi pada 2-3 hari
dapat diberikan obat laksana peroral atau perektal atau bila belum
takut jahitannya terlepas dan selama dirawat pasien belum BAB, maka
pasien belum BAB selama 2 hari akibat ketakutan karena jahitan pada
luka perineumnya.
namun sering terbangun untuk meyusui anaknya, dan istirahat siang pada
pukul 11:00 sampai dengan 12:00. Menurut Yuli (2017) pasien PNC
menemukan bahwa bukan hanya itu saja melainkan karena kontak sosial
antara ibu dan anak dalam hal ini ibu memberikan ASI kepada anaknya.
secara maksimal karena kondisi yang lemah, dan teori benar bahwa ibu
71
hari tidak mampu dilakukan maksimal karena keadaannya yang semakin
b. Variabel Penelitian
dan evaluasi dilakukan setiap hari yang diukur melalui skala deskriptive
pada luka perineum yang dialami ibu dapat dilakukan dengan tiga cara
kompres dingin efektif dalam mengurangi rasa nyeri. Hal ini dapat dilihat
72
pada skala pengukuran nyeri yang dilakukan sebelum dan sesudah
kolaborasi tim medis dalam pemberian obat yaitu obat mefenamic acid
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
nyeri pada luka perineum, terlihat pada penurunan skala nyeri dari skala
73
nyeri 4 (nyeri sedang) menjadi skala nyeri 2 (nyeri ringan) yang
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian penerapan kompres dingin pada Ny.I Post Natal Care (PNC)
Ruang Laika Waraka Obstetri dan Gynekologi RSU Bahteramas Prov. Sultra,
dalam mengurangi rasa nyeri pada luka perineum yang dilaksanakan selama 2
hari dengan frekuensi 3 x sehari (pagi, siang, sore) dengan interval waktu 4
jam dibuktikan pada hasil penelitian didapatkan yaitu pada hari pertama
terlebih dahulu dan hasilnya skala nyeri berada pada skala 4 (nyeri sedang).
didapatkan skala nyeri berada pada skala 3 (nyeri ringan) dan pada hari kedua
terjadi penurunan skala nyeri yaitu skala nyeri berada pada skala 2 (nyeri
ringan).
berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya dan hanya orang
dialaminya.
75
menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit (Muttaqin, 2011
B. Saran
1. Bagi peneliti
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada pasien Post Natal Care (PNC)
(nyeri) pada pasien Post Natal Care (PNC) dengan luka perineum.
3. Bagi institusi
Peneliti berharap hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada pasien Post Natal Care (PNC)
keperawatan maternitas.
nyaman (nyeri) pada pasien Post Natal Care (PNC) dengan luka
perineum.
76
DAFTAR PUSTAKA
Sursilah, Ilah. (2010). Asuhan Persalinan Normal dengan Inisiasi Menyusui Dini.
Yogyakarta: Deepublish.
Uliyah, M., & Hidayat, A. (2008). Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan (Ed.1 , Cet. Ke-2). Jakarta: Salemba Medika.
Yuli, R. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas, Aplikasi NANDA,
NIC dan NOC. Jakarta : TIM.
Lampiran 1
Lampiran 2
Kepada :
di-
Tempat
NIM : P00320015016
Dingin pada Pasien Post Natal Care (PNC) dalam Pemenuhan Kebutuhan
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesediaan saudari untuk berkenan
menjadi subyek penelitian. Identitas dan informasi yang berkaitan dengan saudari
kasih.
Hormat Saya,
FIFFY ANDRIYANI
Lampiran 3
Lampiran 4
Format Penelitian
Penerapan Kompres Dingin pada Pasien Post Natal Care (PNC) denganLuka
Perineum dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri) di Ruang
Laika Waraka Obstetri dan Gynekologi RSU Bahteramas Prov. Sultra
I. Pengkajian
Nama Mahasiswa : ............................. No. Rekam Medik : ......................
NIM : ............................. Ruangan/RS : ......................
Tanggal :.............................. Diagnosa Medis : ......................
A. Biodata
1. Identitas Istri/Ibu 2. Identitas Suami
a. Nama : a. Nama :
b. Umur : b. Umur :
c. Suku/Bangsa : c. Suku/Bangsa :
d. Agama : d. Agama :
e. Pendidikan Terakhir : e. Pendidikan Terakhir :
f. Pekerjaan : f. Pekerjaan :
g. Penghasilan / Bulan : g. Penghasilan / Bulan :
h. Status Perkawinan: h. Status Perkawinan :
i. Perkawinan Ke : i. Perkawinan Ke :
j. Lamanya : j. Lamanya :
k. Alamat : k. Alamat :
5. Pola Reproduksi
a. Menarche Umur : .........................
b. Siklus Haid : ......................... Teratur/Tidak
c. Lamanya Haid : .........................
d. Jumlah Darah : .........................
e. Dysmenorrhea : .........................
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah dialami / terutama yang
berpengaruh terhadap kehamilan : ................................................
b. Riwayat operasi yang pernah dialami : .........................................
c. Riwayat penyakit keluarga : ...................................................
8. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital
1) Tekanan darah : .................. 3) Suhu : ...........
2) Pernapasan : ................. 4) Nadi : ...........
b. Berat Badan : ................. Tinggi Badan : ...................
c. Kesadaran Umum : ..................
d. Inspeksi
1) Kepala
- Rambut : ...................
2) Muka
- Pucat : ........... Kloasma Gravidarum : .................
- Udema : .................
3) Mata
- Kelopak mata : ............ Sklera Mata : ..............
- Konjungtiva : ................
4) Mulut dan gigi
- Berbau : .............. Stomatitis : ................
- Carries : ..............
5) Leher
- Pembesaran Kelenjar : ...................
6) Buah dada
- Konsistensi : ................. Putting : ..................
- ASI / Colostrum : ............ Kebersihan : ...................
- Kelainan : ..............
7) Uterus
- Kontraksi/Konsistensi : ............. Posisi : ...............
- Tinggi / Rendah Uteri : .............
- Lochia
Warna / Jenis : ............
Banyaknya : ............
Baunya : ............
8) Vulva
- Bagaimana luka perineum : ................
- Apakah ada oedema : ......................
- Apakah ada tanda-tanda infeksi : .................
9) Anus
- Haemorrhoid : ada/tidak
10) Ekstremitas atas / bawah
- Oedema : ............. Varices : ..............
- Ambulasi : ......................
III. Intervensi
dilakukan 2 x 24 jam (pagi, siang, dan sore) dengan interval waktu 4 jam
IV. Implementasi
dilakukan 2 x 24 jam (pagi, siang, dan sore) dengan interval waktu 4 jam
V. Evaluasi
KOMPRES DINGIN
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Berat
Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
Tidak
nyeri Terkontrol terkontrol
1. Hari 1
Skala nyeri:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Berat
Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
Tidak
nyeri Terkontrol terkontrol
2. Hari 2
Skala nyeri:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Berat
Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
Tidak
nyeri Terkontrol terkontrol
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
DOKUMENTASI