I DENGAN CA MAMMAE
BAHTERAMAS KENDARI
OLEH:
UNI
P00320018049
JURUSAN KEPERAWATAN
T. A 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.I DENGAN CA MAMMAE
BAHTERAMAS KENDARI
OLEH:
UNI
P00320018049
JURUSAN KEPERAWATAN
T. A 2021
ii
iii
Nama : UNI
NIM : P00320018049
BAHTERAMAS KENDARI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
UNI
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan
karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
Dalam penyusun Karya Tulis Ilmiah ini, saya banyak mendapat bimbingan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini saya ingat mengucapkan
Kendari.
Ilmiah ini.
M.Kep, Sp. Kep.Kom selaku penguji II, bapak Abd. Syukur, S.Kep, Ns,
MM selaku penguji III yang telah memberikan kritik dan saran dalam
pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini serta seluruh dosen dan staf yang telah
vii
2. Kepada kedua orang tuaku mama tercinta Nuha yang selalu menjadi
mendoakan penulis sampai dengan detik ini dan untuk bapak saya Baha
usaha kerja keras bapak juga sehingga penulis bisa menempuh pendidikan
lebih tinggi.
3. Adik saya tercinta Riska, serta keluarga besar yang selalu memberi
teman keperawatan angkatan 2018. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
Penulis
viii
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Uni
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Bone, 04 April 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Bugis / Indonesia
6. Alamat : Kolaka Timur
7. No. Telp/ Hp : 082255096751
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 3 Tawainalu 2003 s/d 2009
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tirawuta 2009 s/d 2012
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tirawuta 2012 s/d 2015
4. Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari 2018 s/d 2021
ix
MOTTO
KEEP FIGHTING
UNI
x
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan .................................................... 40
Tabel 4.2 Analisis Data ....................................................................... 64
Tabel 4.3 Perencanaan Tindakan .......................................................... 65
Tabel 4.4 Implementasi dan Evaluasi ................................................... 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data dari Diklat dan Litbang RSUD
Bahteramas Kendari
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
yang tidak normal,cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri
lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk
yang dapat menyerang siapa saja terutama pada kaum wanita. Hingga kini ca
mammae masih menjadi masalah terutama pada wanita, oleh karena itu ca
tahun 2018 yang paling umum di alami oleh wanita mencapai 2,1 juta.
2040 jumlah ca mammae yang di diagnosis akan mencapai 3,1 juta, dengan
(46%), Jepang (14%), dan Indonesia (12%). Asia tenggara menduduki tingkat
ke empat pada kasus ini. Indonesia menempati urutan ke tiga di Asia Tenggara
dengan jumlah kasus kanker payudara sebanyak 19.750 (Youlden et al, 2014).
1
2
berpengawet 4.2%, kurang konsumsi sayur dan buah 96,6%, sering konsumsi
2018).
sebanyak 342 kasus. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 413
kasus, dimana jumlah provider sebanyak 70 kasus dan yang telah di skrining
Kesehatan, 2015). Data dinas kesehatan kota kendari tahun 2015 menunjukkan
Pada tahun 2014 terdapat 38 0rang yang menderita kanker payudara, pada
payudara.
Sulawesi Tenggara. Data pasien rawat inap dan rawat jalan kanker payudara
untuk tahun 2012 sebanyak 36 pasien, kemudia pada tahun 2013 sebanyak 28
pasien, untuk tahun 2014 sebanyak 19 pasien, kemudian pada tahun 2015
pada tahun 2017 mengalami peningkatan kasus kanker payudara sebanyak 253
dari bulan januari sampai juni, kemudian pada tahun 2018 sebanyak 254 pasien
dan 8 pasien dinyatakan meninggal dunia, kemudian pada tahun 2019 sebanyak
229 pasien dan 10 pasien dinyatakan meninggal dunia sedangkan pada tahun
meninggal dunia, kemudian pada tahun 2021 sebanyak 203 pasien dan 11
pasien dinyatakan meninggal dunia dari bulan januari sampai juni. Berdasarkan
data yang disajikan sebelumnya yang setiap tahun terjadi secara fluktuatif atau
mengalami sesak napas. Sesak napas adalah kondisi yang ditandai dengan sulit
bernapas atau sensasi tidak mendapat cukup asupan udara. Sesak napas bisa
membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan gelisah. Posisi semi fowler
atau setengah duduk adalah posisi dimana kepala dan dada lebih tinggi dari pa
4
da panggul dan kaki.Apabila klien berada pada posisi ini, maka akan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Winarti (2018), di ruang Aster
fowler dapat meningkatkan rasa nyaman pada klien, dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa beberapa menit setelah klien di posisikan pada posisi semi
fowler klien merasa nyaman. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Arlita Hangganing Puspita Jati (2020), di ruang Cendana 1 IRNA 1 RSUP Dr.
nyaman pada klien, dibuktikan pada penelitian ini yang dilakukan selama 3x24
jam dan pada implementasi hari pertama klien mengatakan nyaman dengan
pola napas tidak efektif pada pasien kanker payudara dengan memberikan
hasil survei awal pada pasien kanker payudara diruang perawatan Lambu
sering muncul pada pasien kanker payudara diruang tersebut adalah nyeri dan
pola napas tidak efektif. Diagnosa pola napas tidak efektif biasanya dikeluhkan
B.Rumusan Masalah
Kendari”.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Masyarakat
3. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
tubuh bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen.
Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit
membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan
tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan kedalam
7
8
lingkungan (Ernawati,2012).
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
(Pelapina,2014).
hidung
b. Esophagus
laring pada saat seseorang menelan, agar makanan atau cairan tidak
bronkiolus yang disebut alveolus bila hanya 1 atau alveoli bila banyak
(Kusnanto,2016).
3. Proses pernapasan
proses berikut : (1) ventilasi atau pergerakan udara antara atmosfir atau
alveoli. (2) difusi oksigen dan karbon dioksida antara kapiler pulmonalis
dan alveoli. (3) transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan
a. Ventilasi
ventilasi.
b. Difusi
alveolar adalah 0,3 um, dengan demikian dimensi sawar gas darah
ideal untuk proses difusi gas. Gas-gas yang berbeda juga melintasi
4) Daya larut dan karakteristik molekul gas tersebut (Hudak dan Gallo
c. Transpor oksigen
Tidak sampai 3% dari total oksigen yang diangkat dalam bentuk ini.
a. Faktor Fisiologis
b. Faktor perkembangan
dan merokok
paru.
menurun.
14
c. Faktor Perilaku
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia, sehingga daya ikat
arterioklerosis.
d. Faktor Lingkungan
2) Suhu lingkungan
1. Pengertian
sudah berasal dari sebuah sel kelenjar, saluran kelenjar dan pada jaringan
sudah tumbuh di dalam jaringan sel di payudara. Kanker ini bisa mulai
(Medicastore, 2011).
akhirnya semua sel-sel ini terus akan menjadi bentuk sebuah benjolan di
payudara. Jika sebuah benjolan kanker itu tidak bisa di buang atau tidak
kelenjar getah bening pada ketiak atau pun diatas tulang belikat. Selain itu
pada sel-sel kanker juga bisa bersarang di dalam tulang,bisa juga di paru-
paru, di hati, kulit dan di bawah kulit. Kanker payudara merupakan sebuah
penyakit yang bisa juga disebabkan karena terjadi pembelahan sebuah sel-
sel di dalam tubuh seseorang secara tidak teratur dan sehingga pada
pertumbuhan sel juga tidak dapat dikendalikan dan dia akan tumbuh
menjadi sebuah benjolan atau tumor (kanker) dari sel tersebut (brunner dan
suddarth 2011).
payudara akan dan terus menerus tumbuh akan berupa ganda. Metastase
bisa juga terjadi pada sebuah kelenjar getah bening atau (limfe) di ketiak
ataupun bisa juga diatas tulang belikat. Dan selain itu kanker juga akan
areola dan papila mammae. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh
2. Anatomi Payudara
Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari
susu.
17
b. Puting Susu
c. Korpus
alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
(Kirnantoro,2019)
3. Etiologi
lain:
a. Usia
b. Genetik
kanker payudara.
c. Hormon
2) Insiden ini akan jauh lebih tinggi terjadi pada wanita yang
d. Riwayat Menstruasi
kanker payudara.
e. Riwayat Reproduksi
4. Manifestasi klinik
antara lain :
Sedangkan menurut Irianto (2015) ada tanda dan gejala yang khas
b. Keluarnya cairan dan putting susu. Yang khas adalah cairan keluar dari
payudara. Pertama benjolan itu tidak nyeri makin lama makin besar,
sama lain.
5. Patofisiologi
Sel-sel dari kanker itu dibentuk dari sebuah sel-sel yang normal di
dalam suatu proses yang sangat susah/rumit yang bisa disebut juga dengan
a. Fase Insiasi
dalam bahan yang genetik sel yang sering memancing sel itu menjadi
sangat ganas. Perubahan yang ada di dalam bahan yang genetik sel ini
sering disebabkan oleh salah satu agen yang bisa disebut karsinogen,
yang juga bisa berupa bahan yang ber kimia virus, atau bisa juga
radiasi /penyinaran dari sinar matahari. Tetapi tidak semua sel yang
22
Maka kelainan genetik di dalam sel atau bahan kimia lainnya disebut
salah satu karsinogen dan juga bahkan gangguan fisik yang sudah
menahun juga bisa membuat sel menjadi lebih peka sekali untuk
b. Fase Promosi
Pada tahap kedua ini yaitu promosi, salah satu sel yang sudah
mengalami fase insiasi akan bisa berubah untuk menjadi ganas. Sel
yang belum mampu melewati tahap pertama insiasi maka tidak akan
untuk terjadinya keganasan atau gabungan dari semua sel yang sudah
muncul akan mejadi sebuah lesi atau pre-cancerous yang juga bisa
3) Fase Invasi
Selang waktu antara fase ke-3 dan fase ke-4 berlangsung dalam
Resiko infeksi
Defisit nutrisi
(Nurarif, 2015)
Massa tumor
mendesak kejaringan Mammae Defisit Kesulitan dalam
ansimetris pengetahuan bergerak
Kerusakan integritas
kulit/jaringan
25
7. Stadium Ca Mammae
menentukan prognosis.
a. Stadium 0
b. Stadium I
payudara.
c. Stadium IIA
d. Stadium IIB
kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm
e. Stadium IIIA
kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau
f. Stadium IIIB
g. Stadium IV
8. pemeriksaan Penunjang
a. Mammografi
b. Ultrasonografi
c. Sitologi
wanita muda dengan payudara yang padat atau pada payudara dengan
massa, margin tumor, orientasi, jenis posterior acoustic, batas lesi, dan
pola echo.
f. PET-PET/ CT SCAN
(Kemenkes, 2018).
28
9. Penatalaksanaan Ca Mammae
terdiri dari:
limfe aksila.
secara cermat.
eksemestan (Aromasin).
i. Rekonstruksi payudara
1. Pengkajian
( Muttaqin,2010).
a. Keluhan Utama
(Muttaqin,2010).
30
1) Batuk
(Muttaqin,2010).
pasien.(Alimul,2012).
31
2) Batuk darah
4) Sesak napas
b) Kebutuhan O2 meningkat
e) Penyakit neuromuscular
Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi. Ada beberapa obat yang
diminum oleh kluien pada masa lalu yang masih relevan seperti Obat
d. Riwayat keluarga
1) Inspeksi
Muttaqin,2010).
cekung ke dalam).
2) Palpasi
(Alimul,2012).
36
3) Perkusi
mendengarkan sepertisonor.(Muttaqin,2010).
37
4) Auskultasi
ronkhi basah yaitu suara berisik yang terputus akibat aliran udara
cairan.(Alimul,2012).
g. Pemeriksaan Laboratorium
(Alimul,2012).
h. Pemeriksaan Diagnostik
1) Rontgen Dada
2) Fluoroskopi
paru.
39
3) Bronkografi
4) Angiografi
5) Endoskopi
6) Radio isotop
7) Mediastinoskopi
atas.
2. Diagnosa Keperawatan
diantaranya adalah:
3) Disfungsi neuromuskuler
8) Proses infeksi
9) Respon alergi
pernapasan)
5) Gangguan neuromuskular
7) Imaturitas neurologis
8) Penurunan energi
9) Obesitas
15) Kecemasan
1) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
3. Perencanaan Keperawatan
Pemantauan respirasi
Observasi :
• Monitor frekuensi,
irama, kedalaman dan
43
upaya napas
• Monitor adanya
produksi sputum
• Monitor adanya
sumbatan jalan napas
• Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik:
• Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Edukasi:
• Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
• Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Latihan batuk efektif
Observasi:
• Identifikasi
kemampuan batuk
Terapeutik:
• Atur posisi semi fowler
atau fowler
• Pasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasien
• Buang sekret pada
tempat sputum
Edukasi:
• Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
• Anjurkan tarik napas
dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik,
kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
• Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam
hingga 3 kali
• Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang
44
ke-3
2. Pola napas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
tidak efektif intervensi Observasi :
berhubungan keperawatan • Monitor pola napas
dengan selama 3x24 (frekuensi,kedalaman,u
defornitas jam,maka pola saha napas)
dinding dada napas membaik • Monitor bunyi napas
dengan kriteria tambahan
hasil : (Mis.gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi
1. Dispnea dari
kering)
meningkat
menjadi • Monitor sputum
menurun (jumlah, warna, aroma)
2. Penggunaan Terapeutik :
otot bantu • Posisikan semi fowler
napas dari atau fowler
meningkat • Berikan minum hangat
menjadi • Lakukan fisioterapi
menurun dada, jika perlu
3. Frekuensi • Lakukan penghisapan
napas dari lendir kurang dari 15
memburuk detik
menjadi • Berikan oksigen, jika
membaik perlu
4. Kedalaman Edukasi :
napas dari • Anjurkan asupan cairan
memburuk 2000 ml/hari, jika tidak
menjadi kontraindikasi
membaik • Ajarkan teknik batuk
5. Ortopnea dari efektif
meningkat Kolaborasi :
menjadi • Kolaborasikan
menurun pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
Pengaturan Posisi
Observasi:
• Monitor status
oksigenasi sebelum dan
sesudah mengubah
posisi
Terapeutik:
• Atur posisi untuk
mengurangi sesak (mis.
Semi fowler)
45
Pemantauan respirasi
Observasi :
• Monitor frekuensi,
irama, kedalaman dan
upaya napas
• Monitor adanya
produksi sputum
• Monitor adanya
sumbatan jalan napas
• Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik:
• Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Edukasi:
• Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
• Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
4. Implementasi Keperawatan
dengan tepat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu
5. Evaluasi
dengan posisi setengah duduk dengan menopang bagian kepala dan bahu
2015). Metode yang paling sederhana dan efektif yang bisa dilakukan
dada adalah dengan pengaturan posisi istirahat yang nyaman dan aman,
salah satunya yaitu posisi semi fowler dengan kemiringan 30-45 derajat.
b. Data Mayor
Data Subjektif:
1. Dispnea
Data Objektif:
kussmaul, cheyne-stokes)
c. Data Minor
Data Subjektif:
1. Ortopnea
Data Objektif:
49
1. Pernapasan pursed-lip
sehingga sesak napas berku rang dan akhirnya perbaikan kondisi klien
1. Pengertian
setengah duduk.
3. Indikasi
4.Kontra indikasi
fowler yaitu :
c. Letakkan kepala klien di atas kasur atau di atas bantal yang sangat
kecil
51
dan SLKI
label diagnosa yaitu pola napas tidak efektif yang berarti inspirasi atau
membaik. Oleh karena itu, salah satu tindakan keperawatan yang sangat
g. Penelitian terkait
posisi semi fowler dapat meningkatkan rasa nyaman pada klien, dalam
pada posisi semi fowler klien merasa nyaman. Hal ini sejalan dengan
pada penelitian ini yang dilakukan selama 3x24 jam dan pada
fowler.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
dan evaluasi.
Subjek studi kasus ini adalah klien dengan ca mammae yang dirawat di
C. Fokus studi
kebutuhan oksigenasi
kebutuhan oksigenasi.
D. Definisi Operasional
1. Ca mammae
sambil berbaring.
53
54
2. Kebutuhan oksigenasi
ditemukan.
Posisi Semi Fowler yang dimaksud dalam studi kasus ini adalah
1. Tempat
Bahteramas Kendari.
2. Waktu
F. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam studi kasusu ini adalah:
1. Wawancara
2. Pemeriksaan Fisik
dengan ca mammae.
3. Observasi Partisipatif
pada klien selama dirawat di Rumah Sakit dan lebih bersifat objektif,
4. Studi Dokumentasi
G. Penyajian Data
Data yang akan digunakan pada studi kasus ini yakni secara tekstural
atau narasi disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dan respon dari
Pada bab ini diuraikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Ny.I usia
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara di mulai sejak tanggal
ini:
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
5) Agama : Islam
7) Pendidikan :D3
8) Pekerjaan : PNS
9) Pendapatan : 4.000.000/bulan
58
59
11)
b. Identitas Penanggung
3) Pekerjaan :Wiraswasta
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Keluhan
nyaman saat bernapas sambil berbaring dan sesak yang dirasakan klien
Bahtramas Kendari.
penyakit yang sama dengan klien dan tidak ada keluarga yang menderita
penyakit menular.
60
45
17 10
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
:Garis perkawinan
: Garis keturunan
Keterangan :
Generasi III : tidak ada anak klien yang menderita penyakit yang sama
dengan klien
61
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
1) Berat badan : 55 Kg
3) IMT : 21,5
1) Kepala
Bentuk kepala simetris, keadaan kulit kepala bersih dan tidak ada
lesi, tidak ada nyeri, klien tidak memiliki rambut, tidak mengalami
alopesia.
2) Mata
Mata simetris antara mata kiri dan mata kanan, tidak ada edema
3) Telinga
4) Hidung
Klien sulit berbicara, bibir kering, lidah bersih, tidak bau mulut,
gigi sudah ada yang tercabut, gigi bersih, tidak ada nyeri saat
menelan.
6) Leher
f. Thoraks
Paru-paru :
tanda jejas, tidak nampak retraksi dinding dada, tidak ada massa,
dada.
Jantung :
Iktus kordis normal, ukuran jantung normal, ada nyeri dada, bunyi
g. Abdomen
Warna kulit kuning langsat, tidak distensi abdomen, tidak ada tanda
jejas, peristaltik usus normal (18 x/menit ), tidak ada massa, tidak ada
nyeri tekan.
h. Payudara
Payudara kiri dan kanan tidak simetris, keadaan putting susu tidak
normal, ada massa, kulit terlihat paeu d’orange, nyeri, terlihat lesi
i. Genitalia (wanita)
Tidak ada hemoroid, tidak ada lesi perianal, tidak ada nyeri.
l. Ekstremitas
64
Warna kulit kuning langsat, tidak atropi, tidak hipertropi, tidak ada
lesi, tidak ada luka, tidak deformitas sendi, tidak deformitas tulang,
tidak tremor, tidak ada varises, tidak edema, turgor kulit normal, CRT
lemah, nyeri.
a. Kebutuhan oksigenasi
6) Tidak sianosis
b. Kebutuhan kenyamanan
terus menerus, skala nyeri yang dirasakan berada pada skala 6 (nyeri
sedang).
1) Sebelum sakit
2) Setelah sakit
(39,20C).
7. Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit : 22,7 %
Nilai-Nilai MC
• MCV : 97,8 fl
• MCH : 31,9 pg
RDW-CV : 17,9 %
8. Tindakan medik/pengobatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA INTERVENSI
NO LUARAN
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Napas
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam,maka
hambatan upaya napas pola napas membaik dengan kriteria Observasi :
(kelemahan otot hasil : • Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman,usaha
pernapasan) napas)
1. Dispnea dari meningkat menjadi
menurun • Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
2. Penggunaan otot bantu napas dari Terapeutik :
meningkat menjadi menurun • Posisikan semi-fowler atau fowler
3. Ortopnea dari meningkat menjadi • Berikan minum hangat
menurun
• Berikan oksigen
4. Frekuensi napas dari memburuk
Edukasi :
menjadi membaik
• Ajurkan asupan cairan sesuai indikasi
Kolaborasi :
• Kolaborasikan pemberian bronkodilator jika perlu
68
HARI PERTAMA :
DIAGNOSA HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN TANGGAL
Pola napas tidak efektif Senin,22 21.00 • Memonitor pola napas S:
berhubungan dengan Februari (frekuensi,kedalaman,usaha • Klien mengatakan masih mengalami
hambatan upaya napas 2021 napas) sesak napas
(kelemahan otot Hasil :frekuensi napas 36 • Klien mengatakan merasa nyaman saat
pernapasan) x/menit bernapas ketika berada pada posisi semi
21.05 • Memonitor sputum fowler
(jumlah,warna,aroma) O:
Hasil :sedikit dan berwarna • Klien nampak menggunakan otot bantu
putih kental pernapasan
• Nampak pola napas klien abnormal
21.25 • Memposisikan semi-fowler
(takipnea)
Hasil: klien mengatakan
• Nampak klien menggunakan pernapasan
nyaman pada posisi yang cuping hidung
diberikan • TTV:
21.35 • Menganjurkan minum hangat ➢ TD :120/70 mmHg
Hasil: klien mengikuti ➢ RR :36 x/menit
anjuran ➢ N :80 x/menit
➢ S : 39,20C
21.40
• Memberikan oksigen
A:
Hasil :terpasang O2 NRM 10
Masalah belum teratasi
69
22.10 L/menit
• Menganjurkan asupan cairan P:Intervensi dilanjutkan
yang cukup
Hasil: klien mengikuti
anjuran
HARI KEDUA :
DIAGNOSA HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN TANGGAL
Pola napas tidak efektif Selasa,23 21.00 • Memonitor pola napas S:
berhubungan dengan Februari (frekuensi,kedalaman,usaha • Klien mengatakan masih mengalami
hambatan upaya napas 2021 napas) sesak napas
(kelemahan otot Hasil :frekuensi napas 38 • Klien mengatakan merasa nyaman saat
pernapasan) x/menit bernapas ketika berada pada posisi semi
• Memonitor sputum fowler
21.05 (jumlah,warna,aroma) O:
Hasil :sedikit dan berwarna • Klien nampak menggunakan otot bantu
putih kental pernapasan
• Nampak pola napas klien abnormal
21.25 • Memposisikan semi-fowler
(takipnea)
Hasil: klien mengatakan
• Nampak klien menggunakan pernapasan
nyaman pada posisi yang cuping hidung
diberikan
21.35 • Menganjurkan minum hangat • TTV:
70
HARI KETIGA :
DIAGNOSA HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN TANGGAL
Pola napas tidak efektif Kamis,25 08 .00 • Memonitor pola napas S:
berhubungan dengan Februari (frekuensi,kedalaman,usaha • Klien mengatakan masih mengalami
hambatan upaya napas 2021 napas) sesak napas
(kelemahan otot Hasil :frekuensi napas 39 • Klien mengatakan merasa nyaman saat
pernapasan) x/menit bernapas ketika berada pada posisi semi
08.05 fowler
• Memonitor sputum
(jumlah,warna,aroma) O:
Hasil :sedikit dan berwarna • Klien nampak menggunakan otot bantu
pernapasan
71
B. Pembahasan
Sedangkan tujuan kasus diperoleh melalui studi langsung pada Ny.I dengan
keperawatan.
1. Pengkajiaan
didapat data melalui klien dan keluarga. Pada saat dilakukan pengkajian
napas, klien tidak nyaman bernapas ketika berbaring. Data objektif yaitu
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan yaitu menganalisa data subjektif dan data objektif yang telah
keperawatan yang ada dalam teori terdapat pada pasien. Adapun diagnosa
keperawatan yang tidak terdapat pada studi kasus ini yaitu nyeri akut
penulis karena kondisi yang dialami pasien tidak cukup untuk mengangkat
pengobatan (kemoterapi).
pengkajian atau kondisi pasien yaitu pola napas tidak efektif berhubungan
dengan hambatan upaya napas (kelemahan otot bantu pernapasan). Hal ini
frekuensi pernapasan.
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan ekspirasi yang tidak
3. Intervensi Keperawatan
Pada tahap intervensi ditetapkan tujuan dan kriteria hasil yang akan
dilakukan pada klien yaitu monitor pola napas, monitor sputum, posisikan
perlu.
fowler untuk mengurangi sesak napas yang dirasakan klien. Tujuan ini
juga sesuai dengan tujuan yang ditetapkan teori yaitu melaporkan bahwa
2015).
4. Implementasi Keperawatan
Dalam studi kasus ini tindakan keperawatan yang diberikan pada Ny.I
selama 3x24 jam yaitu pada tanggal 22-25 Februari 2021 adalah
5. Evaluasi Keperawatan
(Purwanto, 2016).
Ny.I dapat dilaku kan penulis sesuai rencana tindakan keperawatan yang
dengan hasil pola napas tidak teratasi dimana pada data subjektif klien
bernapas ketika dalam posisi semi fowler dan data objektif klien nampak
suhu: 390C.
dijadikan sebagai salah satu alternatif tindakan yang bisa diberikan pada
klien sesak napas namun ini juga tidak menyampingkan diagnosa medis
yang ada pada pasien yang disertai dengan penyakit keganasan bisa jadi
C. Keterbatasan
Studi kasus ini telah dilakukan sesuai prosedur yang ada.Namun dalam
2. Sumber referensi atau informasi yang diperoleh dari buku, di mana buku
yang tersedia mengenai ca mammae memiliki tahun terbit yang tidak dapat
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan studi kasus pada bab sebelumnya dan
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
napas yang berfokus pada pengaturan posisi semi fowler yang dilakukan
79
80
4. Implementasi Keperawatan
pengaturan posisi pasien yaitu posisi semi fowler dari implementasi yang
5. Evaluasi Keperawatan
mengatakan merasa nyaman ketika berada pada posisi semi fowler. Hasil
dijadikan sebagai salah satu alternatif tindakan yang bisa diberikan pada
81
klien sesak napas namun ini juga tidak menyampingkan diagnosa medis
yang ada pada pasien yang disertai dengan penyakit keganasan bisa jadi
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
3. Bagi Penulis
kasus selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
EL1Me_DV5chmf9qx6GqsBzEo/view?usp=sharing.
Alimul, A., dan Hidayat. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. (D. Sjabanaa, Ed) (1st ed.). Jakarta:
Salemba Medika.
Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2015. Situasi Kanker Serviks dan
EGC.
82
83
Hudak, dan Gallo. 2013. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik (8 ed.,
2018.https://drive.google.com/file/d/1Vpf3ntFMm3A78S8X1an2MHxbQhqy
Mulyasari, A. D., Bah ar,H., dan Ismail, C. S. (2017). Analisis faktor risiko
(6).
Pudiastuti Ratna D. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuhamedika.
Aksara.
room/detail/18-12-2019-who-prequalifies-first-biosimilar-medicine-to-
increase-worldwide-access-to-life-saving-breast-cancer-treatment.
Youlden DR, Cramb SM, Yip CH, Baade PD (2014). Incidence and mortality of
famale breast cancer in the Asia-Pasifik region. Cancer Biol Med, 11 (2):
101-115.
Yustiana, et al. 2013. Kanker Payudara dab SADARI. Yogyakarta: Buku Biru.
85
1. Pengertian
setengah duduk.
3. Indikasi
4. Kontra indikasi
Pemberian posisi semi fowler tidak dianjurkan dilakukan pada
fowler yaitu :
sangat kecil
Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data dari Diklat dan Litbang RSUD
Bahteramas Kendari
90