Anda di halaman 1dari 86

PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING KB

SUNTIK DMPA (DEPO MEDROXY PROGESTERON


ASETAT) DI PUSKESMAS LEPO-LEPO
KOTA KENDARI TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh:

IRNAWATI
NIM. P00324013015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III
TAHUN 2016

i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Irnawati

NIM : P00324013015

Program Studi : Diploma III Jurusan Kebidanan

Judul KTI : Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping KB Suntik

DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila

dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 3 Agustus 2016


Yang membuat pernyataan,

Irnawati
NIM. P00324013015

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Irnawati

2. Tempat/Tanggal Lahir : Matabubu, 21 Januari 1995

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia

6. Alamat : Ds. Matabubu, Kec. Baito Kab. Konsel

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Matabubu Tamat Tahun 2007

2. SMP Negeri 2 Palangga Tamat Tahun 2010

3. SMA Negeri 15 Konsel Tamat Tahun 2013

4. Terdaftar Sebagai Mahasiswi Poltekkes Kendari Program Studi Diploma

III Jurusan Kebidanan Tahun 2013 Sampai Sekarang

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “(Depo Medroxy Progesteron Asetat) di Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari Tahun 2016”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat

dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi D III Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

Penulis menghanturkan terima kasih banyak kepada Ibu Halijah, SKM, M.Kes

dan Ibu Feryani, S.Si.T,M.PH selaku pembimbing I dan II yang dengan penuh keikhlasan

memberikan motivasi dan bimbingan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini .

Proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang dalam

penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan materil pihak lain.

Karena itu sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp,M.Kes, Hendrayulita, SKM, MPH dan Hasmia Naningsih,

S.Si.T, M.Kes dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan kritik selama

proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Kepala puskesmas yang memberi izin dan dukungan bagi penulis sehingga penulis

bisa menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

5. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang teristimewa dan

penuh rasa hormat kepada ayahanda dan ibunda yang telah

vi
memberikan kasih sayang, doa, dukungan, moril, dan materil serta segala pengorbanan

yang tidak dapat ternilai dalam mendidik sejak kecil hingga sekarang.

6. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari yang tidak

bisa disebutkan satu persatu baik itu kakak senior, teman-teman seperjuanganku

maupun adik-adik junior.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan dan

kekeliruan, karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan.

Demikian Karya Tulis Ilmiah ini disusun, semoga bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya.

Kendari, Agustus 2016

Penulis

vii
ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK


DMPA (DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT)
DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI
TAHUN 2016

Irnawati 1, Halijah 2, Feryani 2

Latar belakang : Prevalensi PUS diseluruh Indonesia mencapai 44.738.378 orang


dengan jumlah peserta KB di Suntik 47,19%, selain itu hasil studi pendahuluan, akseptor
KB yang mempunyai keluhan efek samping dominan yaitu berupa gangguan haid 124
orang (64,2%). Perubahan berat badan 86 orang (69,35%), sakit kepala 38 orang
(30,64%), dan yang tidak ada keluhan 69 orang (42,33%) (Medical Record Puskesmas
Lepo Lepo Kota Kendari, 2016).
Tujuan penelitian : Untuk mendeskripsikan pengetahuan ibu tentang efek samping KB
suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di Puskesmas Lepo-Lepo Kota
Kendari Tahun 2016.
Metode penelitian : Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasi berjumlah
84 orang dan sampel sebanyak 46 ibu akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy
Progesteron AsetatI) di Puskesmas Lepo - Lepo Kota Kendari, pengambilan sampel
secara accidental sampling.
Hasil penelitian : Pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik DMPA (Depo
Medroxy Progesteron Asetat) 8 orang ibu (17,39%) dan yang berpengetahuan baik ada
27 orang ibu (58,70%) berpengetahuan cukup berjumlah 11 orang ibu (23,91%) yang
berpengetahuan kurang ada.
Kesimpulan : Berdasarkan tingkat pendidikan yang terbanyak ibu yang berpendidikan
SMA dan paling sedikit yang pendidikannya kurang SD. Berdasarkan jenis pekerjaan
yang terbanyak ibu yang bekerja sebagai IRT dan paling kurang yang bekerja sebagai
PNS Berdasarkan umur ibu, terbaik pada umur 20 – 35 tahun dan kategori kurang
terdapat pada kelompok umur < 20tahun.

Daftar Bacaan :(28 Literatur) (2003 – 2015)


Kata Kunci: Pengetahuan Efek Samping KB Suntik DMPA, Pendidikan, Pekerjaan,
umur
1
Mahasiswi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
2
Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkkes Kendari Jurusan Kebidanan

viii
DAFTAR
HALAMAN SAMPUL..............................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................vi
ABSTRAK...............................................................................................viii
DAFTAR ISI.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xii

BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................5
E. Keaslian Penelitian................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Deskripsi teori.......................................................................................8
B. Landasan Teori......................................................................................38
C. Kerangka Teori......................................................................................41
D. Kerangka Konsep...................................................................................42

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian...................................................................43
B. Waktu dan tempat Penelitian.................................................................43
C. Populsi dan Sampel................................................................................44
D. Definisi Operasional..............................................................................45
E. Instrumen Penelitian..............................................................................46
F. Data Penelitian.......................................................................................47
ix
DAFTAR
G. Pengolahan Data....................................................................................47
H. Penyajian Data.......................................................................................48
I. Analisa Data...........................................................................................48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil.........................................................................................................50
B. Pembahasan.............................................................................................57

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Penutup....................................................................................................63
B. Kesimpulan..............................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
x
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Responden Menurut Pendidikan di


Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari Tahun 2016....................................52

Tabel 2 : Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di


Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari Tahun 2016....................................52

Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut umur di


Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari Tahun 2016...................................53

Tabel 4 : Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu


tentang Efek samping KB Suntik DMPA
(Depo Medroxy Progesteron Asetat) di Puskesmas
Lepo – Lepo Kota Kendari Tahun 2016.......................................................53

Tabel 5 : Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu


Tentang tentang Efek samping KB Suntik DMPA
(Depo Medroxy Progesteron Asetat) Berdasarkan
Pendidikan di Puskesmas Lepo – Lepo Kota
Kendari Tahun 2016....................................................................................54

Tabel 6 : Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu tentang


Efek samping KB Suntik DMPA (Depo Medroxy
Progesteron Asetat) Berdasarkan Pekerjaan
di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari Tahun 2016................................55

Tabel 7 : Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu


Tentang tentang Efek samping KB Suntik DMPA
(Depo Medroxy Progesteron Asetat) Berdasarkan
di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari Tahun 2016................................56

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Permohonan Izin Penelitian


2. Surat Izin Penelitian BALITBANG
3. Kuesioner Penelitian
4. Master Tabel Hasil Penelitian
5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

xii
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Penggunaan alat kontrasepsi adalah tindakan yang membantu individu

atau pasangan suami istri untuk mendapatkan dan menghindari kelahiran

yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan untuk

menentukan jumlah anak dalam keluarga. Salah satu masalah terpenting yang

dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan

penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk

yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada

masyarakat setempat (Hartanto, 2006).

Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan

dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah

amenorrhea, menoragia dan muncul bercak (spotting), terlambatnya kembali

kesuburan setelah penghentian pemakaian, peningkatan berat badan. Efek

samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi frekuensinya yaitu peningkatan

berat badan, haid tidak teratur atau tidak terjadi perdarahan (Amenorhea),

spooting dan lainnya.(Nursalam, 2003).

Data WHO menunjukan bahwa penggunaan alat kontrasepsi Implant

diseluruh dunia masih dibawa alat kontrasepsi suntik, pil,

1
2

kondom dan IUD, terutama didaerah-daerah berkembang. Presentasi

penggunaan alat kontrasepsi suntik yaitu 35,3%, pil 30,5%, IUD 15,2%,

sedangkan implant dibawah 10% yaitu 7,3% dan alat kontrasepsi lainnya

sebesar 11,7%. Pada saat ini diperkirakan memakai IUD/AKDR, 30% terdapat

di Cina, 13% di Eropa, 5% di Amerika Serikat, 6,7% di negara-negara

berkembang lainnya (WHO, 2012).

Pada profil kesehatan 2013, jumlah PUS diseluruh Indonesia mencapai

44.738.378 orang dengan jumlah peserta KB Baru

8.647.024 orang (19,33%) dan jumlah peserta KB aktif menurut metode

kontrasepsi di indonesia IUD 11,03%, MOW 3,53%, MOP 0,68%, Implant

8,26%, Kondom 2,50%, Suntik 47,19%, Pil 26,81% (Depkes RI, 2013).

Metode kotrasepsi jenis injeksi merupakan kontrasepsi yang paling banyak

digunakan di Indonesia (Saifuddin, 2003).

Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada tahun

2014 di Provinsi Sulawesi Tenggara, metode kontrasepsi yang paling banyak

digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan (47,54%) dan terbanyak ke

dua adalah pil (23,58%). Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit

dipilih oleh peserta KB aktif yaitu Metoda Operasi Pria (MOP) sebanyak

0,69%, kemudian kondom sebanyak 3,15%. Sedangkan pada peserta KB baru,

persentase metode kontrasepsi yang terbanyak digunakan yaitu suntikan

sebesar
3

49,67%. Metode terbanyak ke dua yaitu pil, sebesar 25,14%. Metode yang

paling sedikit dipilih oleh para peserta KB baru adalah metode operasi pria

(MOP) sebanyak 0,21%, kemudian metode operasi wanita (MOW) sebanyak

1,50%, dan kondom (5,68%). (Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2014).

Jumlah akseptor kontrasepsi suntik di puskesmas Lepo-Lepo pada

tahun 2015 sebanyak 911 akseptor, dimana akseptor yang menggunakan

kontrasepsi Suntik sebanyak 668 (73%) akseptor, kondom sebanyak 12 (1%),

akseptor Pil sebayak 225 (25%) dan

implant sebanyak 6 (1%). Dari 668 akseptor kontrasepsi suntik progestin

terdapat 62 akseptor (10,44%) yang melakukan kunjungan ulang tidak sesuai

pada jadwal yang telah ditentukan. (Medical Record Puskesmas Lepo Lepo

Kota Kendari, 2016).

Efek samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat)

diantaranya adalah tidak mengalami haid atau (Amenorhoe), perdarahan

berupa tetesan atau bercak-bercak (Spooting), perdarahan diluar siklus haid

(Metroragia/breakthrogh bleeding), pusing mual, perubahan berat badan

dan juga kandung kemih kering (Saiffuddin, 2006). Menurut hasil studi

pendahuluan, akseptor KB yang mempunyai keluhan dominan yaitu berupa

gangguan haid 124 orang (64,2%). Perubahan berat badan 86 orang

(69,35%), sakit kepala 38 orang (30,64%), dan yang tidak ada keluhan 69

orang (42,33%) (Medical Record Puskesmas Lepo Lepo Kota Kendari, 2016).
4

Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan

dengan memasukkan cairan atau obat berupa suntikan hormonal kedalam

tubuh. Suntikan ini bertujuan untuk mencegah ovulasi, mengentalkan lendir

serviks sehinggan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir

rahim tipis dan atrofi, menghambat transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin

2006).

Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentuka pilihan

jenis kontrasepsi, hal ini tidak hanya karena karena terbatasnya metode yang

tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyratan dan

keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus

dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping potensional,

konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan (Saifuddin

2006).

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti

mengenai “Pengetahuan Ibu tentang Efek Samping KB Suntik DMPA (Depo

Medroxy Progesteron Asetat) di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana pengetahuan ibu tentang efek samping KB

suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari Tahun 2016?”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mendeskripsikan pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik

DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang efek samping

KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) berdasarkan

pendidikan ibu di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang efek samping

KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) berdasarkan

pekerjaan ibu di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang efek samping

KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) berdasarkan

umur ibu di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dalam mengetahui efek samping dalam

penggunaan KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) dan

menambah wawasan, serta pengalaman penulis untuk mengaplikasikan

pendidikan yang telah di dapat selama mengikuti


6

pembelajaran mengenai KB suntik DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Asetat).

2. Bagi pelayanan kesehatan puskesmas Lepo-Lepo

Hasil penelitian ini daiharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan evaluasi bagi petugas kesehatan khususnya bidan untuk

memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu yang memilih kontrasepsi

suntik tentang efek samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Asetat) di wilayah kerja puskesmas Lepo-Lepo.

3. Bagi akseptor

Sebagai informasi data bagi akseptor KB suntik DMPA (Depo

Medroxy Progesteron Asetat) tentang efek samping yang ditimbulkan saat

memakai kontrasepsi tersebut sehingga akseptor dalam melakukan

penanganan ketika menghadapi efek samping tersebut.

E. Keaslian Penelitian

1. Widya Astantry (2014) dengan judul penelitian “Pengetahuan ibu tentang

Suntik KB 3 bulan (Depo Progestin) di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-

Lepo Tahun 2014”. Pada penelitian sampel berjumlah 30 orang. Tekhnik

pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan variable yang

digunakan adalah variable tunggal. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan oleh Widya Astantry (2014) yang berjudul

“Pengetahuan ibu tentang Suntik KB 3 bulan (Depo Progestin) di

Wilayah Kerja Puskesmas


7

Lepo-Lepo Tahun 2014”. terletak pada variabel yang digunakan, waktu

penelitian, populasi penelitian, jumlah sampel dan hasil penelitian.

2. Anggun Bhakti Wasis Aji (2013) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan

Akseptor KB Suntik tentang efek samping Depo Medroxy Progesterone

Asetat (DMPA) di BPS Al. Firdaus Boyolali Tahun 2013” jenis penelitian

deskriptif dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan Quota

sampling. dengan sampel penelitian berjumlah 99 sampel. Tekhnik

pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan variable yang

digunakan adalah variable tunggal sedangkan tekhnik analisa data

digunakan tekhnik analisa univariat dengan distribusi frekuensi.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggun Bhakti Wasis

Aji (2013) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik

tentang efek samping Depo Medroxy Progesterone Asetat (DMPA) di

BPS Al. Firdaus Boyolali Tahun 2013”. terletak pada judul, lokasi dan

waktu penelitian, populasi penelitian jumlah sampel dan hasil

penelitian,variabel yang digunakan serta teknik pengambilan sampel.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra pengeliatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang merupakan suatu

proses mencari tau yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, konsep

mencari tahu mencakup berbagai metode dari konsep, baik melalui

proses pendidikan maupun pengalaman. Pengetahuan adalah sebagai

ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari, mengingat kembali

sekumpulan bahan yang luas ari hal-hal yang terperinci untuk teori

tetapi apa yang diberikan telah menggunakan ingatan akan terancam

keterangan yang sesuai.

Notoatmodjo (2010), Pengetahuan yang dicakup di dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

8
9

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa

adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan

mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang

pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman di artikan di capainya pengertian

(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah

memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu

mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam

jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan,

menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan

mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal

yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi

menjadi rincian yang terdiri unsur - unsur atau komponen -

komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya

dalam suatu bentuk susunan berarti.


1

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali

bagian - bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan

yang mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk

membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau

setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan

menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba

dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga

gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini

disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau

metode cara coba-salah.


1

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau

tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun

dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan

tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli- ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain

menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris

ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat

tersebut menganggap bahwa yang di kemukakannya adalah benar.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.


1

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik

melalui induksi maupun deduksi.

5) Cara Moderen dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode

penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian

(research methodology).

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah

1) Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin

mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-

nilai baru yang diperkenalkan.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju


1

kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat

dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

Notoatmodjo (2003), mengatakan pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta

dalam pembangunan. (Nursalam.2003).

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi. Dengan kategori pendidikan sebagai

berikut :

a) Pendidikan dasar = SD – SMP

b) Pendidikan Menengah = SMA sederajat

c) Pendidikan Tinggi = Akademi dan Perguruan Tinggi

(Notoatmodjo, 2010).

2) Pekerjaan

Dalam Nursalam (2003), mengatakan pekerjaan adalah

keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah

yang mmbosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan

bekerja
1

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi

ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

Dengan kategori pekerjaan sebagai berikut :

a) Ibu Rumah Tangga

b) Wiraswasta

c) PNS

d) Pegawai Swasta

(Notoatmodjo, 2010).

3) Sumber Informasi

Seorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak

akan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak pula.

4) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap, kebiasaan dan

kepercayaan.

5) Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain.

Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara

tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.


1

6) Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan

hidup tergantung dengan hasil pendapatan.

7) Umur

Menurut Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang

belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari

pengalaman dan kematangan jiwa.

Menurut Nursalam (2003), mengatakan usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya

dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai

dari pengalaman dan kematangan jiwa. Dengan kategori umur

sebagai berikut :

a) 20-24 tahun

b) 25-29 tahun

c) 30-34 tahun

d) 35-39 tahun

(Notoatmodjo, 2010).
1

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatannya (Arikunto, 2006).

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu:

1) Baik : Hasil persentasi 76% - 100%

2) Cukup : Hasil persentasi 56% - 75%

3) Kurang : Hasil persentasi > 56%

2. Tinjauan Tentang Kontrasepsi

a. Pengertian

Asal kata “Kontra” berarti mencegah atau melawan dan

“konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan

sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Usaha-usaha itu dapat

bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Vincentia, 2009).

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat

permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel

yang mempengaruhi fertilitas (Sarwono, 2008).


1

Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan

reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap

individu sebagai makhluk social (Saifuddin, 2006).

b. Pemilihan Kontrasepsi yang Rasional

Fase
Menjarangkan
Kehamilan
Fase
Menunda
Fase tidak
Kehamilan
Hamil Lagi

 Pil  IUD  Steril


 IUD  Suntikkan  IUD
 Sederhana  Implant  Implant
 Implant  Minipil  Suntikkan
 suntikkan  Sederhana  Sederhana
 Pil

Gambar 2.1 Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional

Menurut Hartanto (2006), pola perencanaan keluarga dan

penggunaan kontrasepsi yang rasional :

1) Fase Menunda dan Mencegah Kehamilan

Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari

20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

a) Alasan menunda atau mencegah kehamilan

(1) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak

memunyai anak dulu karena berbagai alasan

(2) Prioritas penggunaan kontrasepsi oral karena peserta masih

muda.
1

(3) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena

pasangan muda masih tinggi frekuensi

bersenggamanya sehingga akan memunyai

kegagalan tinggi

(4) Penggunaan IUD-Mini bagi yang belum mempunyai anak

pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta

dengan kontraindikasi terhadap pil oral.

b) Ciri-ciri kontrasepsi yang diharapkan :

(1) Reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan

dapat terjamin hampir (100%) karena pada masa saat ini

peserta belum mempunyai anak.

(2) Evektivitas yang tinggi karena kegagalan akan

menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi

dan kegagalan ini merupakan kegagalan program

2) Fase Menjarangkan Kehamilan

Periode usia istri antara 20-30/ 35 tahun merupakan periode

usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang

dan jarak antara kehamilan adalah 2-4 tahun.

a) Alasan menjarangkan kehamilan

(1) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik

untuk mengandung dan melahirkan

(2) Segera setelah anak pertama lahir, maka akan dianjurkan

untuk memakai IUD sebagai pilihan utama.


1

(3) Kegagalan yang menyebabkan cukup tinggi namun

disini/tidak kurang berbahaya karena yang bersangkutan

berada ada usia mengandung dan melahirkan yang baik.

(4) Disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program

b) ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan

(1) Efektivitas cukup tinggi

(2) Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih

mengharapkan punya anak lagi

(3) Dapat dipakai 2-4 sampai tahun yaitu sesuai dengan jarak

kehamilan anak yang direncanakan

(4) Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah

makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun, dan akan

mempengaruhi angka kesakitan dan kematian bayi

3) Fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan

Periode umur istri diatas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun,

sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak

a) Alasan mengakhiri kesuburan

(1) Ibu-ibu dengan usia 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil

karena alasan medis dan alasan lainnya


2

(2) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap

(3) Pil oral kurang dianjurkan karena pada usia ibu yang relatif

tua dan mempunyai kemungkinan timbul akibat sampingan

dan komplikasi.

b) Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

(1) Efektivitas sangat tinggi. Kegagalan menyebabkan

terjadinya kehamilan dan resiko tinggi baik ibu dan anak,

disamping itu akseptor tersebut memang tidak

mengharapkan kehamilan lagi.

(2) Dapat dipakai untuk jangka panjang

(3) Tidak menambah kelainan yanga sudah ada. Pada usia tua

kelainan seperti penyakit jantung, oleh karena itu

sebaiknya tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah

kelainan tersebut.

3. Kontrasepsi Suntikan

a. Pengertian

Kontrasepsi merupakan tidakan infansif karena menembus

pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati- hati dengan tekhnik

aseptik untuk mencegah infeksi (Sarwono, 2008).

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang

diberikan melalui suntikan. Metode ini menjadi bagian gerakan

keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah.

Tingginya peminat suntikan, oleh karena aman,


2

sederhana, efektif dan tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai

pasca persalinan. (Manuaba, 2008).

Kontrasepsi suntikan merupakan metode kontrasepsi efektif

yaitu metode yang dalam penggunaanya mempunyai efektifitas atau

tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka

kegagalan relative lebih rendah bila dibandingkan dengan alat

kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2008).

b. Mekanisme Kerja Suntikan

1) Primer : Mencegah Ovulasi

2) Sekunder

a) Ledir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga

menjadi barier terhadap spermatozoa.

b) Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk

implantasi Ovum yang telah dibuahi.

c) Mungkin memengaruhi kecepatan transport ovum

didalam tubafallopi

c. Jenis Kontrasepsi Suntik Progestin

Tersedia dalam 2 jenis kontrasepsi yang hanya

mengandung progestin, yaitu

1) DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat) atau Depo

provera, mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap

3 bulan denga cara disuntik intramuscular (IM) di daerah

bokong 1/3 SIAS (Spina Isciadika Anterior Superior).


2

2) Depo Norestisteron Enatat (Depo Noristerat), yang mengandung

200 mg Noretindron Enatanat, diberikan 2 bulan dengan cara

disuntik intramuscular.

(Hartanto, 2006).

d. Efek Samping KB suntik Progestin

1) Gangguan siklus Haid

Misalnya haid yang tidak teratur, perdarahan bercak

(Spooting).

2) Perubahan Berat badan

Kenaikan berat badan biasanya tidak lebih dari 1 sampai 2 kg.

3) Jerawat

4) Rambut rontok

5) Depresi

6) Mual dan muntah

7) Nyeri kepala/migraine

8) Gangguan penglihatan/Penglihatan kabur

9) Keputihan

10)Hematoma

11)Infeksi dan abses

4. Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA)

a. Pengertian

DMPA ialah 6-alfa-medroxyprogesteron yang digunakan

untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek


2

progestagen yang kuat dan sangat efektif. Noresterat juga termasuk

dalam golongan ini (Sarwono, 2008).

Kontrasepsi suntik DMPA adalah alat kontrasepsi berupa cairan

yang hanya hormone progesteron disuntikkan secara periodic setiap 3

bulan sekali (Saifuddin, 2006).

Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA) merupakan

supsensi cairan yang mengandung Kristal-Kristal mikro Depo

Medroxy Progesteron Asetat (DMPA). Dosis yang diberikan

mendapatkan manfaat kontrasepsi ini ialah 150 mg yang disuntikkan

secara intramuscular (IM) setiap 3 bulan (Varney, 2007).

b. Farmakologi DMPA

1) Tersedia dalam bentuk larutan mikrokristaline.

2) Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu

kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun

kembali.

3) Ovulasi sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan tetapi

umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih

4) Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatif dari

DMPA dalam darah/serum.

(Hartanto, 2006).
2

c. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA

Menurut Saifuddin, (2008) Cara kerja dari KB suntik

DMPA Antara lain :

1) Menekan ovulasi.

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan

kemampuan

3) Penetrasi sperma.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

5) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga

implantasi terganggu.

d. Efektifitas DMPA

Kontrasepsi suntik DMPA memiliki efektifitas yang tinggi,

dengan 0,3 kehamilan per 100 wanita dalam 1 tahun pemakaian

DMPA. Bila penyuntikkannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal

yang telah ditentukan (Saifuddin, 2008).

e. Keuntungan Kontrasepsi Suntik DMPA

Menurut Noviawati D (2009) keuntungan kontrasepsi suntik

DMPA, antara lain sebagi berikut:

1) Sangat efektif. (99,7%)

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

3) Tidak berpangaruh pada hubungan suami istri.

4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

5) Sedikit efek samping


2

6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

7) Dapat digunakan oleh wanita usia > 35 tahun sampai

perimenopause.

8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik.

9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

11)Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cel)

f. Keterbatasan DMPA

Menurut Sarwono (2008), keterbatasan dari KB suntik DMPA

antara lain :

1) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

(harus kembali untuk suntikan)

2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikutnya.

3) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.

4) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit

menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.

5) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

karena belum habisnya eleasan obat suntikan dari deponya (tempat

suntikan).
2

6) Pada penggunaan jangka panjang akan menimbulkan perubahan

pada lipid serum dan dapat menurunkan kepadatan tulang,

kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit

kepala, nevrositas, jerawat.

g. Efek Samping DMPA serta Penanganannya Efek

Samping penggunaan DMPA adalah

1) Gangguan Pola Haid

a) Gejala atau Keluhan

(1) Tidak mengalami keluhan (amenorhea)

(2) Perdarahan diluar siklus haid

(3) Perdarahan lebih banyak/lebih sedikit dari

biasanya

b) Penyebab

Karena adanya ketidak seimbangan hormone sehingga

endometrium mengalami perubahan histology keadaan

amenore disebabkan atropi endometrium.

c) Penanggulangan

(1) Jelaskan sebab terjadinya, bahwa darah haid tidak

terkumpul dalam rahim.

(2) Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam rangka

penyesuaian diri bersifat sementara dan individual

(3) Bila terjadi hamil, rujuk klien hentikan penyuntikan


2

(4) Bila terjadi kehamilan ektopik rujuk klien segera

(5) Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan

perdarahan karena tidak akan berhasil, bila tidak terjadi

perdarahan juga rujuk ke klinik

(6) Motivasi agar tetap memakai suntikan

(Handayani, 2010).

2) Perubahan berat badan

a) Gejala atau Keluhan

(1) Berat badan bertambah atau naik

Kenaikan berat badan-rata rata untuk setia tahun bervariasi

antara1-5 kg dalam tahun pertama

(2) Berat badan berkurang atau turun


Selain berat badan naik beberapa aksetor

KB mengalami penurunan berat badan

d) Penyebab

Belum terlalu jelas terjadinya kenaikan berat badan

kemungkinan disebabkan karena hormone progesterone

memermudah erubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak

sehingga lemak dibawah kulit semakin bertambah. Selain itu

hormone progesterone juga mnyebabkan nafsu makan

bertambah dan menurunkan aktifitas fisik. Akibatnya emakaian

suntikan data mnyebabkan berat badan bertambah


2

e) Penanggulangan

(1) Berat badan bertambah atau naik

Bila kenaikan berat badan tidak mengganggu tidak perlu

diberikan obat aaun dan astikan bahwa enambahan berat

badan bukan karena kehamilan. Anjurkan klien untuk diet

rendah kalori dan olahraga yang rofesional. Bila cara

tersebut tidak dapat menolong dan bertambah terus

hentikan dang anti cara kontrasepsi lain nonhormonal

misalnya AKDR.

(2) Berat badan Menurun

Bila penurunan berat badan ini tidak mengganggu tidak

perlu diberi obat apapun pastikan bahwa penurunan berat

badan ini bukan karena penyakit kronis

(Depkes RI, 2006)

3) Sakit Kepala

a) Gejala sakit kepala yang sangat ada salah satu sisi atau seluruh

bagian kepala dan tersa berdenyut disertai rasa mual yang amat

sangat

b) Penyebab

Belum ada kesepakatan dikalangan para ahli tentang penyebab

c) Penanggulangan
2

(1) Jelaskan penyebab terjadinya

(2) Jelaskan bahwa gejala ini hanya bersifat sementara dan

individu

(3) Beri motivasi agar teta melakukan suntikan

4) Mual dan Muntah

a) Gejala

Rasa mual sampai muntah seperti hamil mudah terjadi

pada bulan ertama emakaian suntikan

b) Penyebab

Kemungkinan karena reaksi tubuh terhadap hormon

progesterone yang mempengaruhi produksi asam lambung

c) Penanggulangan

(1) Jelaskan penyebab terjadinya

(2) Jelaskan bahwa gejala ini hanya bersifat sementara dan

individu, biasanya tubuh akan menyesuaikan diri setelah 2

sampai 3 bulan dan rasa mual akan hilang dengan

sendirinya

(Depkes RI, 2006).

5) Keputihan

a) Gejala

Rasa mual sampai muntah seperti hamil mudah

terjadi keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina


3

atau adanya cairan putih dimulut vagina.

b) Penyebab

Oleh karena efek hormon progesterone merubah flora

vagina sehingga jamur mudah tumbuh didalam vagina dan

menimbulkan keutihan dan gatal-gatal.

c) Penanggulangan

(1) Jelaskan penyebab terjadinya

(2) Jelaskan bahwa gejala ini hanya bersifat sementara dan

individu. Menjaga kebersihan daerah kemaluan (berganti

celana dalam dan menggunakan pembalut yang cocok)

(3) Motivasi agar teta memakai suntikan


(Handayani, 2010)
6) Jerawat

a) Gejala

Timbul gejala ada wajah setelah memakai KB suntik

b) Penyebab

Progestinnya terutama 19 Noroprogestin menyebabkan

peningkatan kadar lemak.

c) Penanggulangan

(1) Jelaskan penyebab terjadinya

(2) Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning

telur)
3

(3) Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah 2

kali sehari

(4) Menghidari pemakaian kosemetik yang berlebihan

(Depkes RI 2006)

7) Rambut Rontok

a) Gejala

Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai

sesudah perhentian suntikan

b) Penyebab

Progesteron terutama 19 Noroprogestin dapat memengaruhi

folikel rambut sehingga timbul kerontokkan rambut

c) Penanggulangan

(1) Jelaskan sebab terjadinya

(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu

akan kembali normal tanpa pengobatan sehingga suntikkan

dihentikan Bila klien tidak mentolerir gejala ini anjurkan

untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal

(3) Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah 2

kali sehari

(4) Menghidari pemakaian kosemetik yang berlebihan

(Suratun, 2008)
3

8) Depresi

a) Gejala

Perasaan lesu (letergis) tidak bersemangat dalam kerja atau

melakukan aktifitas

b) Penyebab

(1) Diperkirakan adanya hormone progesteron yang berisi 19

Noroprogestin dapat menyebabkan kurang vitamin B6

(pyridoxin) didalam tubuh

(2) Adanya retensi garam

c) Penanggulangan

(1) Jelaskan sebab terjadinya

(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu

(3) Beri motivasi agar teta memakai suntikan

(Sarwono, 2008).

9) Hematoma

a) Gejala dan keluhan

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat

perdarahan bawah kulit

b) Penyebab

Disebabkan oleh bekas suntikan

c) Penanggulangan

(1) Menjelaskan Pada akseptor mengenai kemungkinan yang

dapat terjadi
3

(2) Kompres pada daerah yang membiru dengan kompres

hangat sampai warna biru dan warna kuning menghilang

(Sarwono, 2008)

10)Infeksi dan Abses

a) Penyebab

Diakibatkan pemakaian jarum suntik yang tidak steril

b) Gejala dan keluhan

Rasa sakit dan bengkak didaerah suntikkan. Bila terdapat abses

teraba adanya benjolan yang nyeri didaerah suntikkan atau

adanya demam.

c) Penanggulangan dan pengobatan

Pemberian antibiotic jika terjadi abses: bila ada fluktuasi pada

abses daat dilakukan insisi abses. Setelah itu berikan Tampon

dan drain. Jangan lupa berikan antibiotic.

(Suratun , 2008)

h. Indikasi Penggunaan Kontrasepsi Suntikan DMPA

1) Wanita dalam usia reproduksi

2) Nulipara dan yang telah memiliki anak

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki

efektifitas tinggi

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai


3

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusu

6) Setelah abortus dan keguguran

7) Telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi

8) Perokok

9) Tekanan darah <180/100 mmHg, dengan masalah

gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.

Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat)

10) Tidak dapat mernggunakan kontrasepsi yang mengandung

hormon estroge

11) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

12)Anemia defisiensi besi

13)Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh

menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

(Handayani, 2010)

i. Kontraindikasi Penggunaan Kontrasepsi Suntikan DMPA Menurut

Everett (2007) yang tidak boleh menggunakan

kontrasepsi suntikan progestin antara lain :

1) Hamil atau dicurigai hamil (Reaksi cacat pada janin >100.

000 kelahiran)

2) Ibu menginginkan haid teratur

3) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan

4) Ibu yang menderita sakit kuning (Liver)

5) Kelainan jantung
3

6) Varises (urat kaki keluar)

7) Hipertensi (tekanan darah tinggi)

8) Kanker payudara atau organ reproduksi

9) Menderita kencing manis/Diabetes mellitus, selain itu ibu

merupakan perokok berat, sedang dalam persiaan operasi

10) Sakit kepala (migrain), meruapkan kelainan kelainan yang menjadi

pantangan penggunaan KB suntik ini,

11) Perdarahan saluran genital yang tidak terdiagnosis

12)Penyakit arteri berat dimasa lalu atau saat ini

13) Efek samping yang serius yang terjadi ada kontrasepsi oral

kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen

14) Adanya penyakit kanker hati

15)Depresi berat.

j. Waktu Penggunaan Kontrasepsi DMPA

Saifuddin (2008) menyatakan kontrasepsi suntik DMPA mulai

dapat diberikan ada saat :

1) Setiap saat selama siklus haid atau selama perempuan tidak hamil

2) Mulai hari pertama hari ke 7 siklus haid

3) Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan

setia saat asalkan perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari

setelah suntikkan tidak boleh melakukan hubungan seksual


3

4) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan

ingin mengganti dengan kontrasepsi hormonal

5) Pasca persalinan <6 bulan dan menyusui. Jangan diberikan

suntikan kombinasi.

6) Pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui suntikan

kombinasi dapat diberikan.

k. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan DMPA

1) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan 3 bulan sekali dengan cara

disuntik intramuscular didaerak bokong. Apabila suntikan

diberikan terlalu dangkal. Penyeraan kontrasepsi suntikan akan

lambat dan tidak bekerja segera dan tidak efektif. Sintikan

diberikan setiap 3 bulan. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat

untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 2 bulan. Mulai dengan

injeksi kelima diberikan setiap 3 bulan.

2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kaas alcohol yang

dibasahi oleh etil isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering

sebelum disuntik.setelah kering baru disuntik.

3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-

gelembug udara. kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila

terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan

menghilangkannya dengan menghangatkannya

(Sarwono, 2008)
3

l. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntikan progestin

1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan

kehamilan

2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala

kehamilan ektoik terganngau

3) Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

4) Sakit kepala migraine, sakit kepal berulang yang berat atau

kaburnya englihatan

5) Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2

kali lebih banyak dalam 1 periode masa haid

Bila terjadi hal hal yang disebutkan diatas, hubungi segera

tenaga kesehatan atau klinik.

(Safuddin, 2008).

B. Landasan Teori

Pengetahuan yaitu merupakan hasil tahu dan ini tidak terjadi setelah

orang melakukan pengideraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan raba.

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan

kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas

(Sarwono, 2008).
3

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan

melalui suntikan. Metode ini menjadi bagian gerakan keluarga berencana

nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya peminat suntikan, oleh

karena aman, sederhana, efektif dan tidak menimbulkan gangguan dan dapat

dipakai pasca persalinan. (Manuaba, 2008).

Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA) merupakan supsensi

cairan yang mengandung Kristal-Kristal mikro Depo Medroxy Progesteron

Asetat (DMPA). Dosis yang diberikan mendapatkan manfaat kontrasepsi ini

ialah 150 mg yang disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 3 bulan

(Varney, 2007).

Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan

untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progesteron yang kuat

dan sangat efektif. Efek samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Asetat) diantaranya Amenore, Perdarahan bercak (Spooting),

Meningkatnya / menurunnya berat badan. Dalam penggunaan jangka panjang

DMPA (hingga dua tahun) turut memicu terjadinya Menurunkan kepadatan

tulang, Menimbulkan kekeringan pada vagina, Menurunkan libido,

Menimbulkan gangguan emosi, Sakit kepala, Jerawat, Terlambatnya kembali

kesuburan karena penggunaan hormonal yang lama dapat mengacaukan

keseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh sehingga

mengakibatkan terjadi perubahan sel yang normal menjadi tidak normal Bila

sudah dua
3

tahun, kita harus pindah ke sistem KB yang lain, seperti KB kondom, spiral,

atau kalender (Saifuddin, 2006).

Pendidikan merupakan proses mengubah sikapdan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia dalam upaya

pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tingkat

pendidikan seseorang sangat menetukan pola pikir yang dapat mempengaruhi

dalam pengambilan suatu keputusan termaksud pemilihan alat kontrasepsi

yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin luas cara

atau pola pikir seseorang.

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh penghasilan guna guna memenuhi kebutuhan setiap hari.

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan .

seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga

memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan

pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar dalam bekerja akan

dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang

merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah (Notoatmodjo, 2010).

Umur ibu mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi.

Dalam faktor usia dapat ditentuka fase-fase. Usia kurang dari 20 tahun : fase

menunda kehamilan, usia antara 20-35 fase menjarangkan kehamilan, usia

lebih dari 35 tahun fase mengakhiri kehamilan (Hartanto, 2010).


4

Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping KB suntik DMPA (Depo

Medroxy Progesteron Asetat) sangat penting dimiliki setiap ibu sebagai

aksetor KB karena dengan adanya pengetahuan tersebut ibu dapat

menyesuaikan dan mulai beradaptasi bahkan mampu mengantisipasi

kemungkinan kemungkinan efek samping yang akan terjadi. Sehingga dapat

mengurangi atau meminimalisir hal hal negative atau komplikasi yang akan

terjadi selama menjadi akseptor. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan

mengenai KB yang diberikan bidan dalam bentuk edukatif sangat penting

untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu dan anak, kelurga (Sarwono

2008).
4

C. Kerangka Teori

Bedasarkan dari tinjauan pustaka yang telah dikemukakan maka peneliti

dapat menyusun kerangka teori sebagai berikut.

Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
Pengetahuan Ibu Tentang
1. Pendidikan
Efek Samping suntik KB 3
2. Pekerjaan
Bulan (Depo Progestin)
3. Umur
4. Sumber informasi
5. Pengalaman
6. Social ekonomi
7. budaya
Efek Samping suntik KB 3 Bulan
(Depo Progestin) :
1. Amenore
2. Perdarahan bercak (Spooting)
3. Meningkatnya / menurunnya
berat badan
Efek samping jangka panjang
1. Menurunkan kepadatan tulang
2. Menimbulkan kekeringan pada
vagina
3. Menurunkan libido
4. Menimbulkan gangguan emosi
5. Sakit keala
6. Jerawat
7. Terlambatnya kembali
kesuburan

Gambar 2.2. Kerangka Teori

Sumber : Saifuddin (2006) dan Notoatmodjo (2007)


4

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat digambarkan

kerangka konsep sebagai berikut :

Pendidikan
Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron As

Pekerjaan

Umur

Gambar 2.3. Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel terikat (dependen) : pengetahuan ibu tentang efek samping

KB suntik DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Asetat)

Variabel bebas (independen) : Pendidikan, Pekerjaan dan Umur


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan menggunakan penelitian deskriptif yang

bersifat kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif,

metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan

yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoadmojo, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang

efek samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut dilakukan

(Notoadmojo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016.

Tempat penelitian adalah menjelaskan tempat atau lokasi penelitian

dilakukan. Tempat ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian

(Notoadmojo, 2010). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2016.

C. Populsi, Sampel Dan Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu akseptor KB

43
4

suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari pada bulan Januari sampai Maret sebanyak 84 orang.

2. Sampel

Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi yang

dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2008). Pengambilan sampel

secara accidental sampling yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / Accidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok dan sesuai dengan kriteria sampel

sebagai sumber data (Sugiyono, 2010). Dalam hal ini peneliti mengambil

sampel dengan rumus

??
??
?? ? ?????
4

D. Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu definsi yang membatasi ruang lingkup atau

variabel-variabel yang diteliti (Notoadmojo, 2010).

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, dengan kategori :

a. Baik : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak

16 - 20 soal dengan skor 76 -100%.

b. Cukup : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar

sebanyak 12-15 soal dengan skor 56 - 75%.

c. Kurang : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar

sebanyak 1 - 11 soal dengan skor 0-56%.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki

oleh setiap individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun

informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok. dengan

kategori pendidikan sebagai berikut :

a. Pendidikan dasar : SD-SMP


4

b. Pendidikan menengah : SMA Sederajat

c. Pendidikan Tinggi : Akademi dan Sarjana

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan atau aktivitas yang

dilakukan ibu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan penghasilan.

Pekerjaan dikategorikan sebagai berikut.

a. Ibu Rumah Tangga (IRT)

b. Wiraswasta

c. PNS

4. Umur

Umur adalah lama hidup seseorang sejak dilahirkan sampai

dengan pengisian kuesioner, dengan kategori umur sebagai berikut :

a. ? 20 tahun

b. 20-35 tahun

c. ? 35 tahun

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. terdapat beberapa butir

pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak

dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh

informasi dilapangan tentang pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik

DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat).

Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik

DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) digunakan kuesioner


4

tentang pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik DMPA (Depo

Medroxy Progesteron Asetat) yang berisi 20 pertanyaan dan tingkat tahu

responden di ukur berdasarkan jawaban pertanyaan kuisioner yang di beri skor

benar nilai 1 dan skor salah nilai 0, yang diperuntukkan untuk mengumpulkan

data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.

F. Data Penelitian

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

subjek/objek penelitian oleh peneliti perorang maupun organisasi

(Riwidikdo, 2009). Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara

langsung dari sumbernya dan diperoleh jawaban dari pertanyaan kuesioner

tentang KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) yang

disediakan dari kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat secara langsung dari objrk

penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan

oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara komersial maupun

non komersial (Riwidikdo, 2009).

Dalam penelitian ini data sekunder berupa data sejumlah ibu

sebagai akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron

Asetat) didapat dari rekam medic dari bidan di puskesmas Lepo Lepo

Kota Kendari tahun 2016.


4

G. Pengolahan Data

Menurut Notoatmojo (2010), setelah data terkumpul maka langkah

yang dilakukan berikutnya pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4

yaitu:

1. Editing

Editing merupakan kegiatan pengecekan erbaikan isi formulir atau

kuesioner

2. Coding

Mengubah data berbentu kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan.

3. Memasukkan data atau processing

Jawaban – jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau

“software”.

4. Pembersihan data (cleaning)

Semua data dari setia sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan kembali adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak

lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

H. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi secukupnya.


4

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan kalkulator,

kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi disertai penjelasan-

penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data maka digunakan rumus:

? ? ?  ????
?

Keterangan:

? : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

? : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

? : Angka persentase

(Sugiyono, 2010).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Puskesmas Lepo-Lepo

Puskesmas Lepo-Lepo terletak dikelurahan Lepo-Lepo Kecamatan

Baruga Kota Kendari. Wilayah kerja meliputi empat kelurahan yaitu

Kelurahan Lepo-Lepo, Kelurahan Wundudopi, Kelurahan Baruga, Dan

Kelurahan Watubangga. Dengan luas kerja wilayah 13,130 km. Batas – batas

wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Kadia

b. Sebelah Timur : Kecamatan Poasia

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Konda (Kab. Konsel)

d. Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto (Kab. Konsel)

Puskesmas Lepo-Lepo merupakan sebuah puskesmas induk non

perawatan yang definitif sejak tanggal 1 April 1992. Pada tahun 2005 di

tingkatkan menjadi rawat inap terbatas untuk persalinan dan unit gawat

darurat sederhana. Tahun 2007 dilakukan rehabilitasi fisik untuk

meningkatkan menjadi rawat inap penuh (khususnya rawat inap penuh).

Kegiatan pokok puskesmas meliputi KIA/KB, Usaha kesehatan gizi,

Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,

penyuluhan kesehatan masyarakat, Pengobatan termasuk pelayanan darurat

karena kecelakaan dan rawat inap,

50
5

Kesehatan gigi dan mulut, Laboratorium sederhana, Kesehatan usia lanjut,

pencatatan dan pelaporan.

Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas salah satunya diarahkan pada

kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pelayanan di berikan melalui Poli Umum

Puskesmas Lepo-Lepo dan di Posyandu masing- masing kelurahan di

kecamatan Baruga.

Sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Lepo-Lepo

meliputi :

1) Tenaga Kesehatan yang terdiri dari Dokter 4 orang, Dokter Gigi 1 orang,

D III Keperawatan 25 orang, D III Kebidanan 10 orang, Perawat Gigi

5 orang, Tenaga Gizi 3 orang, Tenaga Perawat Umum 11 orang, Tenaga

Bidan 8 orang, Tenaga Sanitasi 2 orang, dan Tenaga Pekarya 3 orang.

2) Poli Klinik terdiri dari Poli KIA/KB, Poli Umum, Poli Gizi, dan Mulut,

dan Poli MTBS.

3) Jumlah tempat tidur 12 tempat tidurdengan perincian ruang perawatann 8

tempat tidur, ruang kebidanan 4 tempat tidur.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Lepo – Lepo

Kota Kendari sejak tanggal 24 Juni s/d 16 Juli 2016, terhadap 46 orang

akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat)

wawancara kepada ibu dengan menggunakan kuesioner sebagai berikut :


5

Tabel 1. Karakteristik Responden penelitian di Puskesmas Lepo-


Lepo Kota Kendari Tahun 2016

Persentase
Variabel Frekuensi (? ? 46)
1. Pendidikan
Dasar 17 36,96 %
Menengah 22 47,82 %
Tinggi 7 15,22 %
2. Pekerjaan
IRT 27 58,69 %
Wiraswasta 14 30,44 %
PNS 5 10,87 %
3. Umur
? 20 tahun 7 15,22 %
20 - 35 tahun 24 52,17 %
? 35 tahun 15 32,61 %
4. Pengetahuan
Baik 8 17,39 %
Cukup 27 58,70 %
Kurang 11 23,91 %
Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden pada tingkat

pendidikan terdapat pendidikan dasar berjumlah 17 orang (36,96%),

pendidikan menengah berjumlah 22 orang (47,82%) dan pendidikan tinggi

berjumlah 7 orang (15,22%). Menurut jenis pekerjaan terdapat responden

yang memiliki pekerjaan sebagai IRT berjumlah 27 orang (58,69%),

wiraswasta berjumlah 14 orang

(30,44%) dan PNS berjumlah 5 orang (10,87%). Berdasarkan jenis umur

terdapat responden berumur ? 20 tahun berjumlah 7 orang (15,22%), umur 20

– 35 tahun berjumlah 30 orang (52,17%) dan umur

? 35 tahun berjumlah 15 orang (32,61%). Sedangkan berdasarkan tingkat

pengetahuan, responden yang memiliki pengetahuan dalam


5

kategori baik berjumlah 8 orang (17,39%), responden berpengetahuan cukup

berjumlah 27 orang (58,70%) dan responden yang memiliki pengetahuan

dalam kategori kurang berjumlah 11 orang (23,91%).

1. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu


Tentang tentang Efek samping KB Suntik DMPA
(Depo Medroxy Progesteron Asetat) Berdasarkan
Pendidikan di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari
Tahun 2016

Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah
Pendidikan
n % n % n % n %
Dasar 2 4,35 11 23,91 4 8,70 17 36,96
Menengah 5 10,87 12 26,09 5 10,87 22 47,82
Tinggi 1 2,17 4 8,70 2 4,35 7 15,22
Total 8 17,39 27 58,70 11 23,91 46 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 46 responden, responden

berpendidikan dasar ada 17 orang dimana yang mempunyai

pengetahuan baik berjumlah 2 orang (4,35%), pengetahuan cukup

berjumlah 11 orang (23,91%) dan pengetahuan kur ang berjumlah 4

orang (8,70%). Responden berpendidikan menengah ada 22 orang

(47,82%) dimana yang mempunyai pengetahuan baik berjumlah 5 orang

(10,87%), pengetahuan cukup berjumlah 12 orang (26,09%) dan

pengetahuan kurang berjumlah 5 orang (10,87%) dan responden

berpendidikan tinggi ada 7 orang (15,22%) yang mempunyai pengetahuan

baik berjumlah 1 orang (2,17%), pengetahuan cukup


5

berjumlah 4 orang (8,70%) dan pengetahuan kurang berjumlah 2

orang (4,35%).

2. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu


Tentang tentang Efek samping KB Suntik DMPA
(Depo Medroxy Progesteron Asetat) Berdasarkan
Pekerjaan di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari
Tahun 2016

Pengetahuan
Jumlah
Pekerjaan Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
IRT 5 10,87 15 32,61 7 15,22 27 58,69
Wiraswasta 2 4,35 8 17,39 4 8,70 14 30,44
PNS 1 2,17 4 8,70 0 0 5 10,87
Total 8 17,39 27 58,70 11 23,91 46 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 46 responden, responden

yang bekerja sebagai IRT ada 27 orang (58,69%) dimana yang mempunyai

pengetahuan baik terdapat 5 orang (10,87%), pengetahuan cukup

berjumlah 15 orang (32,61%) dan pengetahuan kurang berjumlah 7 orang

(15,22%). Responden yang bekerja sebagai wiraswasta ada 14 orang

(30,44%) dimana yang mempunyai pengetahuan baik berjumlah 2 orang

(4,35%), pengetahuan cukup berjumlah 8 orang (17,39%) dan pengetahuan

kurang berjumlah 4 orang (8,70%) dan responden bekerja sebagai PNS

ada 5 orang (10,87%) yang mempunyai pengetahuan baik


5

berjumlah 1 orang (2,17%) dan yang mempunyai pengetahuan cukup

berjumlah 4 orang (8,70%).

3. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur

Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu


Tentang tentang Efek samping KB Suntik DMPA
(Depo Medroxy Progesteron Asetat) Berdasarkan
umur di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari Tahun
2016

Pengetahuan
Umur Jumlah
Baik Cukup Kurang
(Tahun)
n % n % n % n %
? 20 1 2,17 4 8,70 2 4,35 7 15,22
20 – 35 3 6,52 15 32,61 6 13,04 24 52,17
? 35 4 8,70 8 17,39 3 6,52 15 32,61
Total 8 17,39 27 58,70 11 23,91 46 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, ada 7 orang

(15,22%) yang berumur ? 20 tahun, terdapat 1 orang (2,17%) yang

berpengetahuan baik, 4 orang (8,70%) yang berpengetahuan cukup dan 2

orang (4,35%) yang berpengetahuan kurang. Ada 24 orang (52,17%) yang

berumur 20-35 tahun, terdapat 3 orang (6,52%) yang yang mempunyai

pengetahuan baik,

15 orang (32,61%) yang berpengetahuan cukup dan 6 orang (13,04%)

yang berpengetahuan kurang. Dan responden dengan umur ? 35 tahun ada

15 orang (32,61%), terdapat 4 orang (8,70%) yang berpengetahuan baik, 8

responden (17,39%) yang berpengetahuan cukup dan 3 responden (6,52%)

yang berpengetahuan kurang.


5

C. Pembahasan

Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian yang

telah dilakukan di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari yang berlangsung

sejak tanggal 24 Juni s/d 16 Juli 2016, maka secara terperinci hasil penelitian

tersebut dapat dibahas berdasarkan variabel berikut :

1. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tau

seseorang terhadap obyek melalui indra yang di milikinya (mata, hidung,

telinga dan sebagainya. Pengetahuan seseorang terhadap obyek

mempunyai tingkat yang berbeda-beda (Nototadmodjo, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki

pengetahuan dalam kategori baik berjumlah 8 orang (17,39%), responden

berpengetahuan cukup berjumlah 27 orang (58,70%) dan responden yang

memiliki pengetahuan dalam kategori kurang berjumlah 11 orang

(23,91%), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu yang

menjadi akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron

Asetat) berpengetahuan cukup.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Anggun Bhakti Wasis Aji (2013) menunjukkan bahwa terdapat 19

responden (19,2%) mempunyai pengetahuan baik, 59 responden

(59,59%) berpengetahuan cukup, dan ada 21


5

responden (21,21%) yang berpengetahuan kurang. Penyebab rendahnya

pengetahuan responden disebabkan karena masih kurangnya informasi

yang didapatkan responden atau kurangnya responden dalam memberi

respon terhadap sesuatu yang datang dari luar seperti dalam pemanfaatan

media cetak dan elektronik yang ada untuk mendapatkan informasi

sehingga pengetahuan responden menjadi kurang banyak.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah segala yang

telah diketahui dan mampu diingat oleh setiap orang setelah mengalami,

menyesuaikan, mengamati atau diajar semenjak ia lahir sampai

menginjak dewasa, khususnya setelah diberikan pendidikan baik melalui

pendidikan formal maupun non formal. Hal ini dibuktikan dari hasil

penelitian bahwa ibu hamil yang telah melihat, mendengar dan mampu

mengingat informasi – informasi tentang kesehatan, khususnya tentang

tanda bahaya efek samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Asetat), bahkan sebagian dari mereka mempunyai

pengetahuan yang baik tentang cara mengatntisipasi bahaya efek samping

KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat).

Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek. Sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indra pendengaran dan indra penglihatan. Pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda

dan juga pengetahuan


5

dapat dipengaruhi oleh pengalaman seseorang. Selain itu pengetahuan juga

mempunyai kontribusi yang besar dalam mengubah prilaku seseorang

untuk berbuat sesuatu. Pengetahuan yang dimiliki seseorang

memungkinkan orang tersebut akan melakukan hal yang bermanfaat bagi

dirinya dari informasi yang didapatkannya.

Menurut teori yang dikemukakan Notoatmodjo (2010)

pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan umur. Semakin

tinggi pendidikan maka akan mudah menerima hal – hal yang baru dan

mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut. Pendidikan yang tinggi

berarti mempunyai wawasan dan pengalaman yang lebih luas dan lebih

mudah memahami informasi yang diterima.

2. Pendidikan Ibu

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

sangat diperlukan untuk mengembangkan diri, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam menerima serta

mengembangkan pengetahuan (Notoadmodjo, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 46 responden, sebagian

besar responden yang mempunyai pendidikan tingkat menengah yakni

berjumlah 12 orang (26,09%) dan masih ada responden yang mempunyai

pengetahuan kurang yaitu pada tingkat pendidikan dasar berjumlah 4

orang (8,70%), pendidikan


5

menengah berjumlah 5 orang (10,87%) dan pendidikan tinggi berjumlah 2

orang (4,35%). Hal ini disebabkan karena semakin tinggi pendidikan maka

akan mudah menerima hal – hal yang baru dan mudah menyesuaikan

dengan hal baru tersebut. Pendidikan yang tinggi berarti mempunyai

wawasan dan pengalaman yang lebih luas dan lebih mudah memahami

informasi yang diterima.

Menurut Nursalam (2008) bahwa pendidikan seseorang

berpengaruh pada pengetahuannya, dimana semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya, pendidikan yang rendah/kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan

sehingga pengetahuan juga kurang.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya

adalah pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

semakin mudah menerima informasi khususnya informasi tentang

gangguan menstruasi karena efek samping pemakaian KB suntik sehingga

makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya semakin

rendah tingkat pendidikan seseorang, maka semakin sulit menerima

informasi khususnya informasi tentang efek samping pemakaian KB

suntik (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk

sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya


6

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi (Notoatmodjo, 2010).

3. Pekerjaan ibu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 46 responden sebagian

besar responden berpengetahuan cukup terdapat pada responden yang

bekerja sebagai IRT yakni berjumlah 15 orang (32,61%), dan masih ada

responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada reponden yang

bekerja sebagai IRT berjumlah 7 orang (15,22%) dan wiraswasta

berjumlah 4 orang (8,70%), hal ini terjadi karena hampir semua ibu

melaksanakan aktifitas pekerjaan utamanya yaitu pekerjaan dalam

mengasuh anak, membersihkan rumah, melaksanakan pekerjaan rumah

tangga lainnya yang menjadi tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.

Jenis pekerjaan yang seperti ini tidak terlalu melelahkan tenaga dan

pikiran ibu sehingga ibu datang memeriksakan kehamilnnya dan dapat

berjalan dengan baik ( Notoatmodjo, 2010).

4. Umur Ibu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 46 responden sebagian

besar responden berpengetahuan cukup terdapat pada responden yang

berumur 20 – 35 tahun yakni berjumlah 15 orang (32,61%), dan masih ada

responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada reponden yang

berumur ? 20 berjumlah 2 orang (4,35%), umur 20 – 35 berjumlah 6 orang

(13,04%) dan umur ? 35 tahun berjumlah 3 orang (6,52%). Hal ini

disebabkan karena
6

semakin tua umur maka semakin banyak pengalaman yang didapat dan

semakin banyak pula informasi yang diperoleh.

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa umur mempengaruhi

tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang

ingatannya semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang

diberikan khususnya informsai tentang efek samping pemakaian KB

suntik, sebaliknya semakin muda umur maka semaki mudah menerima

informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengatasi sesuatu

hal.

Umur mempunyai kaitan dengan mudah sulitnya seseorang

memahami dan menerima serta melaksanakan sesuatu yang di

informasikan baik itu yang berupa saran, penyampaian, pengumuman

maupun penyuluhan. Biasanya orang yang dikategorikan dewasa lebih

mudah menerima dan memahami informasi – informasi yang disampaikan

dari sumber apapun apalagi yang sifatnya pengetahuan dibandingkan

dengan umur yang relatif muda, dimana proses daya tangkap yang mereka

miliki masih rendah. Faktor umur dapat dikatakan berkaitan dengan

tingkat pengetahuan seorang ibu, dalam hal ini yang patut dibicarakan

adalah muda dan tuanya seseorang. Umur ibu yang sudah dewasa lebih

cepat memahami apa yang disampaikan dan diinformasikan kepadanya

dengan melihat kenyataan fungsi otak yang bekerja (Manuaba, 2007).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian “Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping

KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di Puskesmas

Lepo - Lepo Kota Kendari Tahun 2016” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Asetat) berdasarkan pendidikan, ibu yang mempunyai

pengetahuan baik paling banyak ditemukan pada ibu yang tingkat

pendidikan menengah.

2. Pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Asetat) berdasarkan pekerjaan, ibu yang mempunyai

pengetahuan baik paling banyak ditemukan pada ibu yang bekerja sebagai

Ibu Rumah Tangga.

3. Pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Asetat) berdasarkan umur, ibu yang mempunyai

pengetahuan baik paling banyak ditemukan pada ibu yang berumur ? 35

tahun.

B. Saran

1. Bagi Tenaga kesehata

Perlunya pendidikan kesehatan mengenai ketepatan waktu suntik KB

DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) yang benar dalam upaya

meningkatkan pengetahuan pada akseptor

62
63

2. Bagi Akseptor Suntik KB DMPA

Bagi akseptor KB hendaknya meluangkan waktu untuk bertukar informasi

dengan tenaga kesehatan mengenai alat kontrasepsi khususnya jenis suntik

DMPA dan waktu kunjungan ulangnya serta tepat dalam melakukan

kunjungan ulang sesuai jadwal yang telah ditentukan.

3. Bagi peneliti

Bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian serupa dengan

jumlah sampel dan variabel yang lebih banyak dan tidak pada satu tempat

saja sehingga diharapkan memberikan hasil yang bervariasi dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT.Rineka Cipta.

BKKBN, 2008. Program Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta (Online).


Available : www.bkkbn.go.id, diakses tanggal 19 Februari 2016

BKKBN, 2012. Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Secara Nasional pada


Bulan Juni 2012. (Online). Available : http://www.bkkbn.go.id,
diakses tanggal 19 Februari 2016

Depkes RI. 2006.Pedoman Penanggulangan Efek Samping atau Komplikasi


Kontrasepsi. Jakarta : YBPSP.

Dinkes Sultra.2014.Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi.Kendari

Everett, H. 2007. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif.


Jakarta. EGC

Handayani. 2010. Metode Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka

Hartanto, H. 2006. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sunar


Harapan, Jakarta.

Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sunar


Harapan, Jakarta.

Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Suntik


untuk Pendidikan Bidan. Jakarta, EGC.

Medical Record, 2015. Puskesmas Lepo-Lepo

Notoadmodjo S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmodjo S, 2007, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:


Rineka Cipta

Notoadmodjo S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


Noviawati, D.2009. Metode Kontrasepsi Suntik. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Saifuddin, Abdul.Bari. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A.B, B. Affandi, M. Baharuddin, S. Soekir. (2006). Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, Abdul.Bari. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Suratun,

dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan


Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media

Prawirohardjo, S. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,


Edisi Keempat, Penerbit: Bina Pustaka Prawirohardjo, Jakarta.

Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC Vincentia,

2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Mitra Cendikia.


Yogyakarta
Lampiran
Lampiran
Lampiran
KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING
KB SUNTIK DMPA (DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT)
DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA
KENDARI TAHUN 2016

No. Responden :

A. Identitas Responden
Nama : .................................

Umur : .................................

Pendidikan : .................................

Pekerjaan : .................................

Apakah ibu memiliki efek samping dari alat kontrasepsi yang

digunakan?

Jika Ya Sebutkan .................

B. Petunjuk Pengisian

1. Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan

2. Jawablah setiap pertanyaan yang telah disediakan, responden tinggal

memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang ada

dengan memberi tanda (√) pada kolom yang ada yaitu kolom benar dan

kolom salah.

3. Bacalah setiap pertanyaan sebaik-baiknya, jangan sampai ada yang

terlewatkan

4. Kepada semua responden diharapkan untuk menjawab semua pertanyaan

dengan jujur dan sesuai dengan pengetahuan yang ibu miliki


A. Pertanyaan Tentang Pengetahuan

No. Pertanyaan Benar Salah

1. KB Suntik 3 bulan dapat melancarkan haid


2. KB suntik 3 bulan dapat menambah berat
badan
3. Sakit kepala merupakan salah satu efek
samping KB suntik 3 bulan
4. KB suntik 3 bulan dapat mengganggu
produksi ASI
5. KB suntik 3 bulan dapat menyebabkan mual dan
pusing
6. Ibu yang memiliki penyakit Diabetes Melitus
bisa memakai KB suntik 3 bukan
7. Ibu yang memiliki penyakit tekanan darah
tinggi bisa memakai KB suntik 3 bukan
8. KB suntik 3 bukan bisa menyebabkan darah haid
yang berlebihan
9. KB suntik 3 bukan dapat menyebabkan pola
haid yang terganggu
10. KB suntik 3 bukan sangat efektif digunakan
oleh ibu yang sering lupa untuk minum pil
11 Membersihkan tali pusat pada bayi dengan
menggunakan kapas alkohol
12. Cara melakukan perawatan tali pusat pada bayi
yaitu dengan cara membungkus tali pusat
dengan kapas yang ditaburi dengan
betadine
13. Salah satu manfaat KB suntik 3 bulan adalah
cepat mendapatkan keturunan
kembali
14. KB suntik 3 bulan tidak menyebabkan sakit
kepala yang berlebihan
15. Ibu yang mengalami perdarahan bisa
menggunakan KB suntik 3 bulan
16. Ibu yang mengalami keguguran bisa
menggunakan KB suntik 3 bulan
17. Ibu yang sering merokok tidak bisa
menggunakan KB suntik 3 bulan
18. Ibu yang sedang menyusui bisa
menggunakan KB suntik 3 bulan
19. Ibu yang menderita kanker payudara bisa
menggunakan KB suntik 3 bulan
20. KB suntik 3 bulan bulan memiliki sedikit efek
samping
Lampiran 4
MASTER TABEL
PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DMPA (DEPO M
DI PUSKESMAS LEOP - LEPO KOTA KEND
TAHUN 2016

Pendidikan Pekerjaan Umur (Th)


KodeNama
RespResp
SD SMP SMA PT IRT Wiraswasta PNS< 20 20-35 > 351 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Ny. WI Ny. NI Ny. WN Ny. SR Ny.


PTTT Ny. DWWiraswasta
Ny. SY Ny.RN Ny. SU Ny. LL Ny. SL Ny. 37
PT Ny.1010111001
YN Ny. HY Ny. YN Ny. IS Ny. HD Ny. IN Ny. MH Ny. SN Ny. ST Ny. SA Ny. HR Ny. TI
2 Ny. MN 1111101111
SMA IRT 19
3 1011111110
IRT
4 SD 34 1101001100
5 PT PNS 36 1100111111
6 36 1111100110
7 SMP IRT 1111110110
8 SMA IRT 29 1010110100
9 1010110111
10 SMP Wiraswasta Wiraswasta 39
1011111101
11 SMP Wiraswasta 27 1101111111
12 25 1111110111
SMA
13 35 1111111110
14 SD IRT 1110110110
15 SMA IRT 0101011101
19
16 SMA 1111000101
17 Wiraswasta 28 1110111111
18 IRT 28 1000100110
SMP
19 24 0111011101
IRT
20 SMA
1110010111
21 PT PNS 37 1010110111
22 0110001111
SMA IRT 18
23 1001010011
24 PT PNS 39 1111111011
25 SD IRT 38 1011000110
IRT
SMA 27
SMA Wiraswasta 37
SMP IRT 17
SMA Wiraswasta 30
PT PNS 41
39
SMA Wiraswasta
SMP IRT 31
26 Ny. ID Ny. MG Ny. NR Ny.
SMALS Ny. SL Ny. FN Ny.
Wiraswasta
PN Ny. NW Ny. HW Ny.
19 SR Ny.RN Ny. TU Ny. CN Ny. IR Ny. GI Ny. SM Ny. IW Ny. SL Ny. DD Ny. LK
1001110111
27 Ny. MU IRT 39 1011101110
SMP
28 IRT IRT 36 1111111001
29 SD 1111111111
30 SMA 23 1111100100
31 SMA 34 1111111101
32 Wiraswasta 0111001010
34
33 SMP IRT 32 1111111011
34 31 1010110111
35 SMA Wiraswasta
31 0101111111
36 PT IRT IRT IRT 33 1100101010
37 IRT 1010101101
SMP
38 1101111101
SMP
39 1111110110
40 SMA 19 1011101010
41 SMA 1111111101
42 Wiraswasta 29 1110101101
43 SD IRT IRT 39 1011111000
44 IRT 1110111111
45 SMA 19
1110101101
46 SMP 31 1100101011
PT PNS 36
SMA SMA Wiraswasta 27
SMA 29
IRT
27
Wiraswasta
SMP IRT 39
IRT
SMA 25
Lampiran 5

Anda mungkin juga menyukai