Anda di halaman 1dari 109

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA NY.

”R”GESTASI 14 MINGGU
DENGAN HYPEREMESI GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RSUD LAKIPADADA MAKALE
TANGGAL 20 s/d 23 MEI 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Pada Akademi Kebidanan Bakti Nusantara Rantepao

OLEH :

SERNIWATI JUNIASTARI PATI


07.038

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI NUSANTARA RANTEPAO


KABUPATEN TORAJA UTARA
2010

0
HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA NY ”R” GESTASI 14 MINGGU


DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RSUD LAKIPADADA MAKALE
TANGGAL 20 S/D 22 MEI 2010

OLEH:

SERNIWATI JUNIASTARI PATI

NIM: 07.038

Karya Tulis Ilmiah ini telah mendapat persetujuan dan di pertahankan


di hadapan Tim Penguji Akademi Kebidanan Bakti Nusantara
Rantepao.

Rantepao , Juni 2010

Pembimbing I Pembimbing II

MONICA R.T,SKM,M.Kes RIBKA PASORONG,SKM

Mengetahui :
Direktur Akademi Kebidanan Bakti Nusantara

MONICA R.TANGDIRAPAK,SKM.M.Kes

1
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul "MANAJEMEN KEBIDANAN PADA

NY ”R” GESTASI 14 MINGGU DDENGAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM TINGKAT II DI RSUD LAKIPADADA MAKALE

TANGGAL 20 S/D 22 MEI 2010 " telah dipertahankan dalam ujian

Karya tulis Ilmiah yang dilaksanakan pada:

Hari / tanggal : 23 JUNI 2010

Jam : 14.00 WITA

Tempat : Kampus Akademi Kebidanan Bakti Nusantara

Rantepao

Menyetujui

Tim Penguji

1. Dina Bura Tasik.SKM.M.Kes (...........................)

2. Ribka Pasorong.SKM (...........................)

3. Monica R.Tangdirapak.SKM.M.Kes (...........................)

Mengetahui

Direktur Akademi Kebidanan Bakti Nusantara Rantepao

Monica R. Tangdirapak,SKM.M.Kes

2
BIODATA PENULIS

A . IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Serniwati Juniastari Pati

2. NIM : 07.038

3. Tempat/Tanggal Lahir : Gandangbatu,28 Juni 1989

4. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Kristen Protestan

5. Suku / Bangsa : Toraja / Indonesia

6. Alamat : Karassik,Kec.Kesu

B. Riwayat Pendidikan Yang Telah Diselesaikan

1. Tamat SD No.138 Inp.Gandangbatu II Tahun 2001

2. Tamat SLTP Kr.Gandangbatu Tahun 2004

3. Tamat SMA Kr. Makale Tahun 2007

4. Mengikuti Pendidikan Bidan di Akademi Kebidanan Bakti

Nusantara Rantepao Toraja Utara 2007 sampai sekarang.

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, guna

melengkapi salah satu syarat menyelesaikan studi di Akademi

Kebidanan Bakti Nusantara Toraja Utara. Dengan Judul “Hyperemesis

Gravidarum Tingkat II di RSUD Lakipadada Makale Tanggal 20 s/d 23

Mei 2010 “.

Penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini

dengan sebaik mungkin, namun penulis sadar akan keterbatasan

kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki, dalam hal ini Karya

Tulis Ilmiah ini masih jauh dalam kesempurnaan, baik bentuk penulis

maupun pembahasannya. Namun dalam hal ini penulis tetap berharap

dengan ikhlas hati kepada berbagai pihak, kiranya dapat membantu

atau mengoreksi yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan dalam berbagai kesulitan

dan hambatan banyak di temukan namun berkat bimbingan Ibu Monika

dan Ibu Ribka selaku pembimbing yang telah banyak membantu,

membimbing, dan meluangkan waktunya sehingga Karya Tulis ini

4
dapat diselesaikan. Melalui kesempatan ini perkenankanlah penulis

menghaturkan Ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat.

1. Ibu Monica R.Tangdirapak,SKM,M.Kes selaku Direktur

Akademi Kebidanan Bakti Nusantara Rantepao,segaligus

sebagai Penguji Karya Tulis Ilmiah ini

2. Bapak Drs.Rasinan Daud M.Kes, selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Mapato Tana Toraja juga sebagai Pembimbing dan

Penguji yang dengan tulus membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

3. Ibu Ribka Pasorong,SKM selaku Pembimbing II.

4. Bapak / Ibu Dosen dan Staf Pengajar Akademi Kebidanan Bakti

Nusantara Rantepao yang telah banyak memberikan bantuan,

bimbingan, pengetahuan, dan keterampilan yang bermanfaat

bagi penulis selama mengikuti pendidikan.

5. Dr.D Eddy Taruk Allo,Sp.PD.MH selaku direktur RSUD

Lakipadada Tana Toraja beserta seluruh Stafnya,yang telah

memberi izin untuk pengambilan data yang penulis butuhkan.

6. Yang tercinta Mama,Papa,Opa dan Oma yang tak bosan-

bosannya mengasuh, mendidik, serta memberikan nasehat

bantuan-bantuan kepada penulis baik berupa materi maupun

5
berupa moril demi suksesnya penulis dan keberhasilan ini justru

bantuan dan Doa restunya dari awal sampai menjelang

selesainya studi kami.

7. Yang terspesial buat saudara-saudaraku, sahabat–sahabatku,

serta semua teman-teman Angkatan 2007 Akbid Bakti

Nusantara Rantepao,teristimewa teman kostku yang selalu

memberikan motivasi bagi penulis dari awal masuk kuliah

sampai saat ini.

Akhirnya Kepada Tuhan Yang Maha Esa Jualah penulis

menyerahkan semuanya,karena segala sesuatunya berasal dari

Tuhan Yang Maha Esa dan akan kembali kepada-Nya.Jika

dalam karya Ilmiah ini terdapat kekurangan,hal itu murni dari

kami dan jika terdapat keistimewaan,hal itu murni dari Tuhan

Yang Maha Esa.

Semoga karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat kepada

kita sekalian.Amin

Rantepao, Juni 2010

PENULIS

6
DAFTAR ISI

Halama

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii

BIODATA PENULIS................................................................................. iv

KATA PENGANTAR................................................................................. v

DAFTAR ISI.............................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................

………………………………………………….. 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan.......................................... 3

C. Tujuan Penulisan... ....................................................... 3

D. Manfaat Penulisan........................................................... 6

E. Metode Penulisan............................................................ 7

7
F. Sistematika Penulisan.....................................................

11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan..........................................

13

1. Pengertian Kehamilan

............................................. 12

2. Perubahan Fisiologi Pada Saat kehamilan.............. 13

3. Perubahan Psikologi Wanita Hamil.......................... 22

4. Diagnosis Kehamilan.................................................. 23

5. Pengawasan Antenatal.............................................. 25
B. Tinjauan Tentang Hiperemesis Gravidarum................. 20

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum....................... 20

2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum............................. 21

3. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum........................ 22

4. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum......................... 22

5. Penanganan Hiperemesis Gravidarum.................... 22

C. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan........................ 25

1. Pengertian Masa Nifas................................................ 25

2. Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan..... 25

8
BAB III STUDI KASUS

Langkah I.Pengkajian dan Analisa Data Dasar.....................44

Langkah II.Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual............... 52

Langkah III.Merumuskan Diagnosa/ Masalah Potensial......... 55

Langkah IV.Pelaksanaan Perlunya Tindakan Negera/Kolaboras 58

Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan........... 58

Langkah VI.Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan.......... 66

Langkah VII.Evaluasi Asuhan Kebidanan............................ 69

Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP)........... 71

BAB IV. PEMBAHASAN................................................................. 73

Langkah I.Pengkajian dan Analisa Data Dasar…………. 73

Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual……..... 75

Langkah III. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial……75

Langkah IV. Pelaksanaan Tindakan Segera/Kolaborasi……76

Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan………….77

Langkah VII.Evaluasi Asuhan Kebidanan………………………78

BAB V. PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………79

B.Saran…………………………………………………………………...80

9
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu yang sering terjadi pada ibu hamil dan

merupakan komplikasi akibat langsung dari kehamilan adalah

hiperemesis gravidarum. Setiap wanita hamil memiliki derajat

emesis yang berbeda, ada yang tidak merasakan apa-apa, ada juga

merasakan mual dan muntah,yang perlu mendapat penanganan

yang serius. Gejala ini terjadi pada masa 3 bulan awal kehamilan

meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat juga

berlangsung sampai 4 bulan, bahkan sampai umur kehamilan 20

minggu (Suririnah, http://www.infoibu.com , diakses 21 Mei 2010,

Wiknjosastro H, 1999, hal.275).

WHO (World Healt Organization) memperkirakan lebih dari

585.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat kehamilan dan

persalinan (Saifuddin AB, 2001, hal.3).

Saat ini sekarang ini angka kematian ibu di Indonesia masih

tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN. Pada tahun 2003 AKI

di Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun

2005 AKI sedikit menurun yaitu berkisar 290,8/100.000 kelahiran

11
hidup. Meskipun telah terjadi penurunan AKI di Indonesia namun

hal ini masih jauh dari target (sasaran) yang ditetapkan untuk tahun

2010 yaitu menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.

(Supari F, http:///.www.hidayatullah.com/indeks.php , diakses 21 Mei

2010).

Angka kejadian hiperemesis gravidarum menurut Myles

Midwivery Text Book (1:1000 kehamilan), Mochtar R (2:1000

kehamilan) dan Wiknjosastro H (Primigravida 60-80% dan

multigravida 40-60%).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record RSU

Daerah Lakipadada Makale pada bulan Januari sampai dengan

Desember 2009 sebanyak 1046 orang, yang mengalami

hiperemesis gravidarum sebanyak 99 orang,37 orang yang dirawat

inap di RSUD Lakipadada Makale bagian obgyin.

Pada hamil muda biasanya tejadi Hiperemesis gravidarum

yang merupakan suatu keadaan dimana penderita mengalami mual-

muntah yang berlebihan,sehingga mengganggu aktivitas dan

kesehatan penderita secara keseluruhan. (Crisdiono, M.A, 2004,

hal.72).

Penyebab hiperemesis gravidarum sampai saat ini belum

diketahui dengan pasti akan tetapi faktor predisposisi dimana faktor

12
hormon memegang peranan karena kesadaran tersebut diakibatkan

oleh khorionik gonadotropin yang berlebihan.

Dari data tersebut menunjukkanbahwa masalah ini tidak

mendapatkan penanganan yang baik,sehingga keadaan dapat

menjadi lebih buruk dan dapat mengancam kehidupan ibu dan

janin. Berdasarkan fenomena diatas, penulis merasa termotivasi

untuk menelusuri lebih lanjut dengan memilih judul Manajemen

Asuhan Kebidanan pada Ny.”R” Kehamilan 14 Minggu Dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di Rumah Sakit Umum Daerah

Lakipadada Makale di ruang Obgyn

B. Ruang Lingkup Penulisan

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka ruang lingkup

permasalahan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.”R” Kehamilan 14 Minggu

Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II yang dilaksanakan selama

3 hari mulai tanggal 20 s/d 22 Mei 2010 Di Rumah Sakit Umum Daerah

Lakipadada Makale di ruang Obgyn.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

13
Dapat memahami pelaksanaan Manajemen Asuhan

Kebidanan Pada Ny.”R” Kehamilan 14 Minggu Dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Rumah Sakit Daerah

Lakipadada Makale di ruang Obgyn. Tanggal 20 s/d 22 Mei

2010, dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan

kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada Ny.”R” kehamilan

14 minggu dengan hiperemesis gravidarum Tingkat II di

Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Makale di ruang

Obgyn.

b. Dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual pada Ny.”R”

kehamilan 14 minggu dengan hiperemesis gravidarum

Tingkat II di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Makale

di ruang Obgyn.

c. Dapat mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada

Ny.”R” kehamilan 14 minggu dengan hiperemesis

gravidarum Tingkat II di Rumah Sakit Umum Daerah

Lakipadada Makale di ruang Obgyn.

d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna

pemecahan masalah pada Ny.”R” kehamilan 14 minggu

14
dengan hiperemesis gravidarum Tingkat II di Rumah Sakit

Umum Daerah Lakipadada Makale di ruang Obgyn.

e. Dapat menentukan tindakan dalam asuhan kebidanan pada

Ny.”R” kehamilan 14 minggu dengan hiperemesis gravidarum

Tingkat II di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Makale

di ruang obgyn.

f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada

Ny.”R” kehamilan 14 minggu dengan hiperemesis

gravidarum Tingkat II di Rumah Sakit Umum

Daerah :Lakipadada Makale di ruang obgyn.

g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny.”R”

kehamilan 14 minggu dengan hiperemesis gravidarum

Tingkat II di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Makale

di ruang obgyn.

h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan

dalam asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada

Ny.”R” kehamilan 14 minggu dengan hiperemesis

gravidarum Tingkat II di Rumah Sakit Umum Daerah

Lakipadada Makale di ruang obgyn.

15
D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas

adalah :

1. Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu

kebijakan dan pelaksanaan program baik di Depkes maupun

pihak Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Makale di ruang

Obgyn dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi program antenal care terutama pada kasus hiperemesis

gravidarum.

2. Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan/pertimbangan bagi rekan-rekan

mahasiswa Akademi Kebidanan Bakti Nusantara dalam

penerapan asuhan kebidanan.

3. Manfaat Ilmiah

Diharapkan hasil penulisan ini dapat menjadi sumber

informasi dan memperkaya khasanah ilmu dan pengetahuan dan

bahan acuan bagi penulis selanjutnya.

4. Manfaat Bagi Penulis

Adalah proses penulisan ini merupakan pengalaman

ilmiah berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan dan

16
menambah wawasan dalam asuhan kebidanan khususnya

mengenai antenatal care.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah

ini secara sistematis meliputi : Dalam menyusun karya tulis ini,

metode yang digunakan adalah :

1. Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari buku-buku/literatur, mengambil data

dari internet, membaca buku yang berkaitan dengan

hiperemesis gravidarum Tingkat II yang termasuk referensi yang

ada.

2. Studi Kasus

Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan

pendekatan pemecahan masalah melalui manajemen asuhan

kebidanan yang meliputi pengkajian, merumuskan

diagnosa/masalah aktual maupun potensial, melaksanakan

tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan, implementasi

serta melaksanakan evaluasi terhadap asuhan kebidanan pada

klien dengan hiperemesis gravidarum Tingkat II dengan cara:

a. Anamnese

17
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik

tanya jawab dengan klien, suami maupun keluarganya yang

dapat membantu memberikan keterangan/informasi yang

dibutuhkan.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematika untuk

menjamin diperolehnya data yang lengkap mulai dari kepala

sampai ke kaki (head to toe) meliputi inspeksi, palpasi,

auskultasi dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan

diagnostik lainnya dengan menggunakan format pengkajian

yang telah disusun sebelumnya

c. Pengkajian Psikososial

Pengkajian psikososial dilakukan meliputi pengkajian

status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta

pada interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan

dan lingkungannya.

Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari status

kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan,

perawat, petugas kesehatan lainnya, laboratorium dan atau hasil

18
pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberi kontribusi

dalam penyelesaian tulisan ini.

Diskusi

Penulis melakukan tanya jawab dengan dokter dan bidan

yang menangani langsung klien tersebut serta mengadakan

diskusi dengan dosen yang mengerti tentang Asuhan Kebidanan

untuk Karya Tulis Ilmiah.

3. Studi Kasus

Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan

pendekatan untuk pemecahan masalah melalui asuhan

kebidanan yang meliputi pengkajian, merumuskan

diagnosa/masalah aktual maupun potensial, melaksanakan

tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan, implementasi

serta melaksanakan evaluasi terhadap asuhan kebidanan pada

klien dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.

a. Anamnese

Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami

maupun keluarganya yang dapat membantu memberikan

keterangan/informasi yang dibutuhkan.

b. Pemeriksaan Fisik

19
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematika untuk

menjamin diperolehnya data yang lengkap mulai dari kepala

sampai ke kaki (head to toe) meliputi inspeksi, palpasi,

auskultasi dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan

diagnostik lainnya dengan menggunakan format pengkajian

yang telah disusun sebelumnya.

c. Pengkajian Psikososial

Pengkajian psikososial dilakukan meliputi pengkajian

status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta

pada interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan

dan lingkungannya.

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari

status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter,

bidan, perawat, petugas kesehatan lainnya,petugas

laboratorium untuk pemeriksaan penunjang lainnya yang

dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian tulisan ini.

e. Diskusi

Penulis melakukan tanya jawab dengan dokter dan

atau bidan yang menangani langsung klien tersebut serta

20
mengadakan diskusi dengan dosen pengasuh/pembimbing

yang mengerti tentang Asuhan Kebidanan tentang Karya

Tulis Ilmiah ini.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang digunakan untuk menulis karya

tulis ini terdiri dari :

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Ruang Lingkup Penulisan

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penulisan

E. Metode Penulisan

F. Sistematika Penulisan

BAB II. Tinjauan Pustaka

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

2. Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Saat

Kehamilan

21
3. Perubahan Psikologi

4. Diagnosis Kehamilan

5. Pengawasan Antenatal

B. Tinjauan Tentang Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum

3. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum

4. Diagnosa Hiperemesis Gravidarum

5. Penanganan Hiperemesis Gravidarum

C. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

BAB III. STUDI KASUS

BAB IV. PEMBAHASAN

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

22
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan
1)

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi pelepasan ovum,

terjadi imigrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan

pertumbuhan zigot, terjadi nidasi pada uterus, pembentukan

placenta serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

(Manuaba Ida Bagus Gede, 1998, hal. 95)

2. Perubahan Fisiologis Pada Saat Kehamilan


2)

a. Uterus

1) Ukuran : rahim (uterus) membesar di bawah pengaruh

estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan hypertrofi dan

hyperplasia otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya

menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen

sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan rahim.

Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm

23
dengan kapasitas lebih dari 400 cc. (Wiknjosastro H,

2002, hal.89).

2) Berat : berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram

menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu).

(Wiknjosastro H, 2002, hal.89).

3) Bentuk dan konsistensi : pada bulan-bulan pertama

kehamilan bentuk uterus seperti buah alpokat, pada

kehamilan 4 bulan berbentuk bulat, dan akhir kehamilan

seperti bujur telur. (Mochtar R, 1998, hal.35).

4) Posisi rahim dalam kehamilan : pada permulaan

kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi. Pada 4

bulan kehamilan, tetap berada dalam rongga pelvis,

setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam

pembesarannya dapat mencapai batas organ hati.

(Mochtar R, 1998, hal.36).

5) Vaskularisasi : arteri uterine dan arteri ovarika bertambah,

baik dalam diameter, panjang dan anak-anak cabangnya.

Pembuluh darah balik (vena)mengembang dan bertambah

(Mochtar R, 1998, hal.36).

6) Dinding perut (addominal wall)

24
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan

menyebabkan robeknya serabut elastik di bawah kulit,

sehingga timbul striae gravidarum (Mochtar R, 1998,

hal.36).

b. Indung telur (ovarium)

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung

corpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya

sampai plasenta terbentuk sempurna pada umur kehamilan

16 minggu.

Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korelais

yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip

dengan hormon luteotropik hipofisis anterior. (Manuaba

I.B.G, 1998, hal.108).

c. Serviks uteri

Pada kehamilan 6-8 minggu, serviks menjadi sangat lunak.

Pada primipara konsistensi serviks disekitar ostium uteri

eksternum menyerupai konsistensi bibir, dibanding dengan

konsistensi seperti tulang rawan pada wanita tidak hamil.

Tetapi keadaan lain dapat menyebabkan perlunakan serviks.

Misalnya kontrasepsi estrogen progesteron, dapat

25
mengakibatkan sedikit perlunakan dan bendungan pada

serviks.

Dengan bertambahnya umur kehamilan, kanalis servikalis

menjadi lunak dan kendor (patulous) sehingga dapat

dimasuki ujung jari pemeriksa. Pada keadaan inflamasi

tertentu, termasuk karsinoma, serviks tetap kaku waktu hamil

dan baru melunak pada permulaan persalinan (Cunningham,

Mc. Donald, 2001, hal.18).

d. Vagina dan vulva

Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina

dan vulva. Akibat hypervaskularisasi, vagina terlihat

berwarna merah atau kebiruan. Warna livide pada vagina dan

portio serviks disebut tanda chadwick (Mochtar R, 1998,

hal.36).

e. Mammae

Payudara mengalami perubahan-perubahan sebagai

persiapan untuk memberikan ASI pada masa laktasi.

Payudara akan tampak menjadi lebih besar, areola menjadi

lebih hitam dan payudara lebih menonjol. Perubahan ini

disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen, progesteron

26
dan hormon somatomammotropin. (Manuaba I.B.G, 1998,

hal.108).

Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara,

progesteron menambah sel-sel asinus sedangkan

somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel

asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga

perubahan kasein, lactoglobulin dan lactabumin. Dengan

demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi (Wiknjosastro

H, 2006, hal.95).

Alveolus
Duktus
Duktus laktiferus
(Mamma)
Sinus laktiferus
Puting susu
Areola

Lobus

Gambar 1 : Anatomi payudara


(Sumber : Varney, dkk, 2001, hal.9)

f. Sistem sirkulasi darah

1) Volume darah

27
Volume darah total dan volume darah naik pesat sejak

akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah

banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan

32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang

meningkat sebanyak + 30%.

2) Protein darah

Protein dalam serum berubah. Jumlah protein, albumin

dan gammaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan

akan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan.

Beta globulin dan fibrinogen terus meningkat.

(Wiknjosastro H, 2006, hal.96).

3) Haemoglobin

Haemoglobin cenderung menurun oleh karena kenaikan

relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung

meningkat untuk kebutuhan transpor oksigen yang sangat

diperlukan selama kehamilan. Leukosit meningkat sampai

10.000 /ml.

4) Nadi dan tekanan darah

Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama

selama trimester II dan kemudian akan naik lagi seperti

pada keadaan pra hamil. Tekanan vena dalam batas-

28
batas normal pada ekstremitas atas dan bawah,

cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi

biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 kali per menit.

5) Jantung

Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% kehamilan 3

5bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir

kehamilan (Mochtar R, 1998, hal.37-38).

g. Sistem pernapasan

Pada kehamilan juga terjadi perubahan sistem pernapasan

untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen. Disamping itu

terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang

makin membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai

kompetensi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen

yang meningkat ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar

20 sampai 25% dari biasanya. (Manuaba I.B.G, 1998).

h. Sistem pernapasan (traktus digestivus)

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(mual), akibat kadar hormon estrogen yang meningkat.

Tonus-tonus traktus digestivus menurun, sehingga motilitas

(daya gerak) seluruh traktus digestivus juga berkurang.

Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang

29
telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejala

muntah (emesis), biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa

di kenal dengan morning sickness (Wiknjosastro H,2006,

hal.97).

i. Sistem perkemihan (traktus urinarius)

Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan

oleh uterus yang mulai membesar dan akhir kehamilan bila

kepala janin mulai turun pintu atas panggul tertekan kembali

sehingga timbul sering kencing. Uterus membesar, tonus

otot-otot saluran kemih menurun akibat pengaruh hormon

progesteron (Wiknjosastro H, 1999, hal.97).

j. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanorphore stimulating

hormone dari lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

duprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae

gravidarum, livide atau alba, areola mammae, papilla

mammae, linea nigra, pipi (cloasme gravidarum). Setelah

persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. (Manuaba

I.B.G, 1998, hal.110).

30
k. Tulang dan gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena

ligamen-ligamen melunak (softening), juga terjadi sedikit

pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian

makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin,

maka kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan

diambil untuk memenuhi kebutuhan janin (Mochtar R, 1998,

hal.38).

l. Perubahan metabolisme

Kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, oleh karena

itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan

dalam kondisi sehat.

1) Metabolisme basal naik sebesar 15%-20% dari semula,

terutama pada trimester ketiga.

2) Keseimbangan asam basal mengalami penurunan dari

155 mEq perliter menjadi 145 mEq perliter disebabkan

hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan

oleh janin.

3) Kebutuhan protein wanita hamil makin meningkat untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan

organ kehamilan dan juga untuk persiapan laktasi.

31
4) Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak dan

protein.

5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :

a) Kalsium = 1,5 gr /hari, 30-40 gram untuk pertumbuhan

tulang janin.

b) Fosfor rata-rata 2 gram sehari.

c) Zat besi 800 mg atau 30-50 mg sehari.

d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak.

6) Berat badan ibu hamil akan bertambah dari 6,5-16,5 kg

selama hamil (1/2 kg perminggu). Pertumbuhan berat

badan ini dapat dirinci sebagai berikut janin 3 – 3,5 kg,

placenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim 1 kg, lemak 1,5

kg, protein 2 kg dan sekresi air garam 1,5 kg. (Manuaba

I.B.G, 1998, hal.110).

3.
3) Perubahan Psikologi Wanita Hamil

a. Trimester pertama (1-3 bulan)

Periode ini adalah periode penyesuaian terhadap kenyataan

bahwa ia hamil dimana seorang ibu akan selalu mencari

tanda-tanda untuk lebih meyakinkan dirinya memang hamil.

b. Trimester kedua (4-6 bulan)

32
Periode ini adalah pancaran kesehatan dimana umumnya ibu

hamil akan selalu merasa bebas dari ketidaknyamanannya.

Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai menggunakan

energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.

c. Trimester ketiga (7-9 bulan)

Trimester ini sering kali disebut periode menunggu dengan

waspada, sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar

menunggu kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman kehamilan

timbul kembali hanya ibu merasa tidak percaya diri.

(Pusdiknakes WHO-JHPIEGO, 2001, hal.56)

4.
4) Diagnosis Kehamilan

a. Tanda-tanda tidak pasti Hamil

1) Amenorea (Tidak Datang Haid)

Untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan

persalinan akan terjadi dengan menggunakan rumus

Naegele.

2) Mual muntah (nausea and vomiting)

Biasa terjadi pada bulan pertama kehamilan hingga

akhir triwulan pertama.

3) Mengidam (ingin makanan khusus)

4) Tidak tahan suatu bau-bauan.

33
5) Pingsan, yang dijumpai di tempat ramai.

6) Tidak ada selera makan (anoreksia).

7) Lelah (fatique).

8) Payudara membesar, tegang dan sedikit terasa nyeri

disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang

merangsang duktus dan alveoli payudara.

9) Miksi sering-sering, karena kandung kemih tertekan oleh

rahim yang membesar akan hilang pada triwulan kedua

kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini kembali oleh

karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.

10) Konstipasi/Obstipasi

Pengaruh dari progesteron dapat menghambat peristaltik

usus mengakibatkan usus kesulitan untuk buang air besar

11) Pigmentasi kulit

Pengaruh hormon kortekosteroid plasenta dijumpai pada

muka, areola payudara, leher dan dinding perut.

12) Pemekaran vena-vena (varices).

b. Tanda-tanda Kemungkinan Hamil

1) Perut membesar.

2) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk besar,

konsistensi dalam rahim.

34
3) Tanda Hegar (Segmen bawah uterus lunak pada

perabaan).

4) Tanda Chadwick (Vagina livide, terjadi kira-kira minggu

keenam).

5) Tanda Piscaseck (Uterus membesar ke salah satu arah).

6) Braxton Hick (kontraksi-kontraksi kecil bila uterus

dirangsang).

7) Teraba ballotement.

8) Reaksi kehamilan positif.

Plano Test (+)

c. Tanda-tanda Pasti Hamil (Positif)

1) Gerakan janin dapat dilihat atau diraba, juga bagian-

bagian janin.

2) Denyut jantung janin.

a) Didengar dengan stetoskop-monoral laennec

b) Dicatat dan didengar dengan alat doppler.

c) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram.

d) Dilihat pada ultra sonografi.

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.

5.
5) Pengawasan Antenatal

35
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan

ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan

secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan

langkah-langkah dalam pertolongan persalinan (Manuaba I.B.G,

1998, hal.129).

Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini

mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4

kali selama hamil

a. Kunjungan I (< 16 minggu) dilakukan untuk :

1) Penapisan dan pengobatan anemia.

2) Perencanaan persalinan

3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya.

b. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)

dilakukan untuk :

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan.

2) Preeklamsia, gemelly, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan.

c. Kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir

1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III.

36
2) Mengenali adanya kelainan letak.

3) Memantapkan rencana asuhan.

4) Mengenali tanda-tanda persalinan.

Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7T”

a. Timbang berat badan.

b. Ukur tekanan darah.

c. Ukur tingi fundus uteri.

d. Pemberian imunisasi tetanus toxoid.

e. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama

kehamilan.

f. Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS).

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan/ persalinan

(Saifuddin A.B, 2002)

B. Tinjauan Tentang Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum


1)

a. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan

sehari-hari karena umumnya menjadi buruk, karena terjadi

dehidrasi. (Mochtar R, 1998, hal.1995).

b. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

terjadi pada ibu hamil yang disebabkan karena meningkatnya

37
hormone estrogen dan HCG dalam serum, dimana satu

diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi berat dan

menyebabkan keadaan umum menjadi buruk. (Wiknjosastro

H , 2006, hal.275).

c. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihpan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan

keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan

gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan

trimester I kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir

selama 10 minggu. (Arief Monsjoer, 2001, hal.259).

Jadi beberapa pengertian diatas, maka penulis

menyimpulkan bahwa hiperemesis gravidarum adalah mual dan

muntah yang terjadi pada ibu hamil yang berlebihan disebabkan

karena meningkatnya hormon estrogen dan HCG. Dan ini sering

dijumpai pada kehamilan trimester I setelah haid terakhir selama

10 minggu.

2.
2) Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui

secara pasti, tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh

faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia perubahan-

perubahan anatomi pada otak, jantung hati dan susunan saraf

38
disebabkan oleh kekurangan vitamin, beberapa faktor

predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa

penulis sebagai berikut :

Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah

primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi

yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda

menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan

karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik

gonadotropin dibentuk berlebihan.

a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang

menurun dari pihak ibu terhadap anak, juga disebut sebagai

salah satu faktor organik.

b. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap

anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.

c. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada

penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,

takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik

mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai

39
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil

atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

(Wiknjosastro H, 1999, hal. 275-276)

3.
3) Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum

a. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I.

Mual dan muntah terus menerus menyebabkan penderita

lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri

epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah

turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung.

b. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II

Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum

penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek,

lidah kering, suhu badan naik (dehidarasi), ikterus ringan,

berat badan menurun, mata cekung, tensi turun,

hemokonsentrasei, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi

asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.

c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat III

Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, suhu

badan naik dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi dapat

40
berakibat fatal pada susunan syaraf pusat dengan adanya

nistagmus, diplopia, dan perubahan mental.

(Mochtar R, 1998, hal.195-196).

4.
4) Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar.

Harus ditentukan adanya kehamilan muda yang mengakibatkan

muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan

umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda

dengan penyakit pielonefritis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri

yang dapat pula memberikan gejala muntah.

Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat

menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi

perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera

diberikan.

(Wiknjosastro H, 2006, hal.278)

5.
5) Penanganan Hiperemesis Gravidarum

a. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi

tentang bahaya kehamilan kepada ibu dengan maksud

menghilangkan/mengurangi faktor psikis rasa takut, juga

tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak,

tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering. Jangan tiba-

41
tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa puying, mual dan

muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur setiap hari.

b. Terapi obat, menggunakan sedative, vitamin, anti muntah,

antasida.

c. Hiperemesis gravidarum Tingkat II dan Tingkat III harus

dirawat inap di rumah sakit.

1) Kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur di

rumah sakit saja telah banyak mengurangi mual

muntahnya.

2) Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya

perawat dan dokter saja yang masuk. Kadang kala hal ini

saja, tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual

dan muntah.

3) Terapi psikologik, berikan pengertian bahwa kehamilan

suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologi, jadi tidak perlu

takut dan khwatir, cari dan hilangkah faktor psikologis

seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan lingkungan.

4) Penambahan cairan, infuse dekstrosa atau glukosa 5%

berikan sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam,minimal 48

tetes/menit.

5) Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.

42
6) Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan

cepat memperbaiki keadaan umum, dapat dipertimbang-

kan suatu abortus buatan.

(Mochtar R, 1998, hal.196-197).

C. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian

tahapan logis (Simatupang E.J, 2006, hal.7).

2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah.

Manajemen asuhan kebidanan dimulai dengan pengumpulan

data dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.

Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja

yang dapat dipakai dalam segala situasi. Langkah-langkah

tersebut sebagai berikut :

43
Langkah I. Identifikasi Data Dasar

Identifikasi data merupakan langkah awal dari

manajemen kebidanan, langkah yang merupakan kemampuan

intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang

dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi

pengumpulan data dan pengolahan.

1. Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta

atau informasi baik dari klien, keluarganya maupun tim

kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang

dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

a. Wawancara

Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang

dilakukan antara bidan dan klien, keluarga lain maupun

tim medis lain, data yang dikumpulkan mencakup semua

keluhan klien tentang masalah yang dimiliki.

b. Observasi dan pemeriksaan fisik

Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik dilakukan dari

ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).

44
2. Klasifikasi data

Setelah data yang dikumpulkan secara lengkap dan benar

maka selanjutnya dikelompokkan dalam :

a. Data subyektif

Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit,

riwayat menstruasi, riwayat persalinan, riwayat nifas dan

laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan KB, latar

belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga

serta keadaan psikososial.

b. Data obyektif

Menyangkut keadaan umum, tinggi, dan berat badan,

tanda vital dan keadaan fisik obstetri serta meliputi hasil

pemeriksaan laboratorium.

Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah aktual

Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah

yang diputuskan berdasarkan identifikasi yang didapat dari

analisa data dasar. Dalam menetapkan diagnosa bidan

menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar

untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan

harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.

45
Langkah III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial

Pada bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang

mungkin akan terjadi atau yang akan dialami oleh klien jika tidak

mendapatkan penanganan yang tidak akurat yang dilakukan

melalui pengamatan yang cermat, observasi yang secara akurat

dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila

tidak segera ditangani dapat membawa dampak yang lebih

berbahaya sehingga mengancam kehidupan klien.

Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan

Kolaborasi

Menentukan intervensi yang harus langsung segera

dilakukan oleh bidan atau dokter kebidanan. Hal ini terjadi pada

penderita kegawatdaruratan kolaborasi dan konsultasi dengan

tenaga kesehatan lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap

ini bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai

kewenangannya kolaborasi maupun konsultasi untuk

menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula bidan

mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan tindakan

selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain. Pada tahap ini bila klien dalam keadaan normal

tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap kelima.

46
Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan

pada tahap sebelumnya, juga mengantisipasi diagnosa dan

masalah kebidanan secara komprehensif yang didasari atas

rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai

kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang

seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.

Langkah VI. Impelementasi

Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan

bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus

bertanggung jawab terhadap tindakan langsung ataupun

tindakan konsultasi maupun kolaborasi, implementasi yang

efisien akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta

meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.

Langkah VII. Evaluasi

Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi

namun sebenarnya langkah manajemen kebidanan pada tahap

evaluasi bidan harus mengetahui sejauhmana keberhasilan

asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien. (Simatupang

E.J, 2006, hal.60-61).

47
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

a. Data Subyektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk

biodata, mencakup nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan,

status perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan,

diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau

dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

b. Data Obyektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik

mencakup inspeksi, palpasi auskultasi, perkusi serta

pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium

dan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radio

diagnostik.

c. Assesment/Diagnosa

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil

perumusan masalah yang mencakup kondisi, masalah dan

prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan diagnosa

kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya

menanggulangi ancaman keselamatan pasien/klien.

48
d. Planning/perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang

akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk

memecahkan masalah pasien/klien.

Simatupang E.J, 2006, hal.60-61

Untuk menggambarkan keterkaitan manajemen

kebidanan sebagai pola pikir dengan pendokumentasian

sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan manajemen

kebidanan dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan

Pencatatan dari
Alur Pikir Bidan Asuhan
Kebidanan
Pendokumentasi
Proses Manajemen Kebidanan an Asuhan
Kebidanan
Lima Langkah
Tujuh Langkah dari Kompetens Inti
SOAP/NOTES
Helen Varney Bidan
Indonesi

1. Pengumpulan data 1. Pengumpulan Data Subjektif


data Data Objektif

2. Diagnosis/Masalah. 2.Assesment/ Assesment/


Diagnosis Diagnosis
3. Antisipasi
Diagnosis/Masalah
potensial.

4. Pertimbangan perlunya

49
konsultasi/rujukan

5. Rencana Tindakan 3. Rencana Plan


Tindakan a.

Konsultasi/ruju
kan
b. Pemeriksaan
diagnostik/
Laboratorium
c. Pemberian
pengobatan
d. Pendidikan
kesehatan dan
6. Implementasi 4. Implementasi konseling
kesehatan
7. Evaluasi 5. Evaluasi e. Follow up
kesehatan

Sumber : Konsep Asuhan Kebidanan, Pusdiknakes,


WHO-JHPIEGO 2003, hal.43

50
BAB III

STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. ”R” KEHAMILAN


14 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAKIPADADA MAKALE
TANGGAL 20 MEI 2010

No. Register : 05.15.10

Tanggal Kunjungan : 20 Mei 2010

Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2010

Kunjungan : Awal

Langkah I. Pengkajian dan Analisa Data

1. Identitas Ibu/Suami

Nama : Ny.”R” / Tn.”F”

Umur : 28 tahun / 31 tahun

Nikah : 1 kali / + 7 bulan

Suku : Toraja / Toraja

Agama : Katolik / Katolik

Pendidikan : D III / D III

Pekerjaan : PNS / Wiraswasta

Alamat : Rantetayo

51
2. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Ibu mengatakan hamil yang pertama dan tidak pernah

keguguran.

b. Ibu mengatakan HPHT tanggal 10 Februari 2010 siklus teratur

30 hari, lamanya 5-6 hari.

c. Umur kehamilan sekarang 3 bulan.

d. Ibu mengeluh mual dan muntah setiap kali makan sejak tanggal

10 Maret 2010 disertai sakit ulu hati dan kurang nafsu makan.

e. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan minuman

keras.

f. Ibu tidak minum vitamin apapun.

g. Tidak mengkonsumsi jamu, alkohol dan obat-obat khusus.

h. Ibu tidak pernah merokok.

i. Tidak ada makanan pantangan.

j. Ibu lemah dan tidak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit Lalu dan Sekarang

a. Ibu tidak pernah mengalami penyakit jantung, DM, dan

hipertensi.

b. Ibu tidak pernah mendapat transfusi darah dan tidak ada riwayat

alergi.

c. Tidak pernah operasi.

52
4. Riwayat Psikososial, Spiritual dan Ekonomi

a. Menikah dengan suami sekarang sudah 7 bulan.

b. Kehamilan direncanakan dengan suami.

c. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.

d. Ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi ber KB.

e. Ibu mengurus rumah tangga setiap hari dan melakukan

pekerjaan rumah sendiri.

f. Ibu selalu menanyakan keadaannya dan mengharapkan agar

kehamilannya berlangsung dengan baik.

g. Ibu ingin persalinannya ditolong oleh bidan.

h. Ibu khawatir dengan keadaannya.

i. Ibu selalu bertanya tentang keadaannya.

j. Ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya.

k. Ibu berharap petugas dapat menanganinya segera.

l. Ibu tetap melaksanakan ibadah.

m. Ibu tetap menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Tampak lemah.

b. Kesadaran : Komposmentis.

c. Berat badan sebelum hamil 50 kg, berat badan sekarang 47 kg.

53
d. Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg.

N : 100 x /menit.

S : 36,6 0 C.

P : 20 x /menit.

e. Turgor kulit kurang baik.

f. Keadaan rambut cukup bersih, berketombe, tidak mudah rontok,

tidak teraba massa.

g. Wajah ibu tampak pucat.

h. Sklera tidak ikterus, konjungtiva pucat, kelopak mata tidak

oedema dan mata cekung.

i. Mulut/gigi cukup bersih, tidak berbau, tidak ada caries, bibir dan

lidah kering serta kotor.

j. Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe dan

vena jugularis.

k. Payudara simetris kiri/kanan, puting susu menonjol,

hyperpigmentasi pada areola mammae, tidak teraba adanya

benjolan, konsistensi payudara lembek, tidak ada kolostrum.

l. Ada striae livide, hyperpigmentasi linea nigra, pembesaran perut

sesuai umur kehamilan, TFU 4 jari atas simpisis, belum dapat

ditentukan bagian-bagian dari janin teraba ballotement

54
m. Tidak ada oedema dan varises pada vulva serta tidak ada

keputihan.

n. Ekstremitas atas

1) Ekstremitas atas

a) Simetris kiri dan kanan.

b) Tidak ada oedema dan varises.

2) Ekstremitas bawah

Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices atau oedema pada

kaki.

o. Pemeriksaan Laboratorium : Tanggal 21 Mei 2010

1) Darah : Hb 9,5 gr%

2) Urine : Albumin dan reduksi negatif.

3) Planotest : Positif

Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

GI PO AO, Gravid 14 minggu, ballotement hiperemesis gravidarum

Tingkat II, dengan masalah dehidrasi, kecemasan dan anemia ringan.

1. GI PO AO

a. Data Subjektif :

1) HPHT tanggal 10 Februari 2010.

55
2) Ibu mengatakan hamil yang pertama dan tidak pernah

keguguran.

b. Data Objektif :

1) Tampak striae livide.

2) Dinding perut masih tegang.

3) Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan TFU 4 Jari

atas simpisis.

4) Plano test positif.

c. Analisis dan Interpretasi Data :

Pada primigravida tampak striae livide, hal ini terjadi karena

pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan

robeknya serabut elastis di bawah kulit. Otot perut masih tegang

karena belum pernah ada peregangan sebelumnya yang akan

menyebabkan hiperplasia dan hipertropi otot uterus sehingga

tampak adanya pembesaran perut. (Mochtar R, 1998, hal.36).

2. Hamil 14 minggu

a. Data Subjektif :

1) Ibu mengatakan kehamilannya 14 minggu.

2) Ibu mengatakan HPHT tanggal 10 Februari 2010.

b. Data Objektif :

56
Pada palpasi teraba ada pembesaran uterus dengan TFU 4 jari

atas simpisis.

c. Analisis dan Interpretasi Data :

Dari HPHT tanggal 10 Februari 2010 sampai tanggal pengkajian

20 Mei 2010, amenorea selama 100 hari atau 14 minggu.

(Mochtar R, 1998, hal.43).

3. Ballotement

a. Data Subjektif :

1) TFU 4 jari atas simpisis

2) Teraba seperti telur angsa (belum teraba jelas bagian janin).

b. Data Objektif :

1) HPHT tanggal 10 Februari 2010

2) Ibu mual muntah setiap mengkonsumsi makanan

c. Analisis dan Interpretasi Data :

Pada pemerikasaan Leopold pada umur kehamilan 14 minggu

bagian–bagian belum teraba jelas pada umur kehamilan inipun

ibu sering mengeluh mual muntah oleh karena pengaruh

peningkatan hormon progesteron dan estrogen. (Wiknjosastro

H, 2006, hal. 129).

4. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II

a. Data Subjektif :

57
1) Ibu mual dan muntah setiap mengkonsumsi makanan.

2) Ibu mengeluh nyeri ulu hati.

3) Ibu tidak ada nafsu makan.

4) Ibu mengatakan berat badan sebelum hamil 50 kg.

b. Data Objektif :

1) Ibu tampak lemah.

2) Bibir dan lidah nampak kering.

3) Turgor kulit kurang baik.

4) Mata agak cekung

5) Lidah kotor.

6) Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg P : 20 x /menit

N : 100 x /menit S : 36,6 0 C

c. Analisis dan Interpretasi Data :

Pada kehamilan terjadi peningkatan hormon estrogen dan

progesteron serta HCG dimana sebagian primigravida belum

mampu beradaptasi terhadap peningkatan hormon tersebut,

sehingga dapat menimbulkan reaksi berupa mual sampai timbul

muntah dan pada sebagian orang muntah karena respon

terhadap stres. (Wiknjosastro H, 2006, hal.275).

58
5. Dehidrasi

a. Data Subjektif :

1) Ibu mengatakan mual dan muntah setiap mengkonsumsi

makanan.

2) Ibu mengatakan tidak ada nafsu makan.

b. Data Objektif :

1) KU ibu lemah.

2) Bibir dan lidah nampak kering, mata nampak cekung.

3) Turgor kulit kurang baik.

4) Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg.

N : 100 x /menit.

S : 36,6 0 C

P : 20 x /menit

c. Analisis Interpretasi Data :

Mual dan muntah berlebihan dan tidak adanya nafsu makan

mengakibatkan kekurangan cairan elektrolit, cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi,

kekurangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi

sehingga cairan ekstra seluler dan plasma berkurang.

(Wiknjosastro H, 2006, hal.272).

59
6. Kecemasan

a. Data Subjektif :

Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya serta janin

yang dikandungnya.

b. Data Objektif :

1) Ibu selalu menanyakan keadaannya.

2) Ibu merasa cemas dengan keadaannya.

c. Analisis dan Interpretasi Data :

Kecemasan ibu diakibatkan oleh keadaan yang dialaminya

sehingga dapat menurunkan pelepasan dan transmisi

(menurunnya kemampuan neorotransmisi serotonergi). (Fitriani

T, http://www.pikiranrakyat.com , diakses 25 Mei 2010).

7. Potensial terjadinya anemia sedang

a. Data Subjektif

1) Ibu mengeluh sering pusing pada saat mau berdiri.

2) Mudah lelah setelah melakukan aktifitas.

b. Data Objektif

1) Konjungtiva agak pucat

2) Hb 9,5 gr%.

c. Analisis dan Interpretasi

60
Volume plasma dan sel darah mulai meningkat pada umur

kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada umur

kehamilan 32 dan 36 minggu. Sehingga pada umur kehamilan

27 minggu dengan kadar Hb 9,5 gr% jika tidak segera

diantisipasi oleh tenaga kesehatan maka memungkinkan

terjadinya anemia sedang (Wiknjosastro H, 2006, hal.448).

Langkah III. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

1. Antisipasi terjadinya hiperemisis gravidarum Tingkat III.

a. Data Subjektif

1) Ibu mengatakan sering mual dan muntah.

2) Ibu mengatakan mual dan muntah dialami sejak umur

kehamilan 5 minggu.

3) Ibu mengeluh setiap kali makan dan minum selalu

dimuntahkan.

4) Ibu mengeluh tidak ada nafsu makan.

5) Ibu merasa lemah.

b. Data Objektif

1) KU ibu lemah.

2) Wajah pucat, konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterus,

bibir dan lidah kering.

61
c. Analisis dan Interpretasi Data :

Hiperemesis gravidarum Tingkat II yang tidak tertangani dengan

baik dapat berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum Tingkat III.

Pada hiperemesis gravidarum cadangan karbohidrat dan lemak

habis terpakai untuk keperluan energi apabila tidak segera

dilakukan perawatan dan pengobatan yang tepat maka akan

terjadi oksidasi lemak yang tidak sempurna. Sehingga timbul

ketosis dengan tertimbunnya asam asetok asetik hidrosi butirik

dan aseton dalam darah. (Manuaba I.B,G, 1998, hal.211 dan

Wiknjosastro H, 2006, hal.277).

2. Potensial terjadinya retardasi pertumbuhan janin.

a. Data Subjektif :

1) Ibu mengatakan tidak ada nafsu makan.

2) Ibu mengatakan setiap kali makan dan minum selalu

dimuntahkan.

b. Data Objektif :

1) Berat badan sekarang 47 kg, dan sebelum hamil 50 kg.

2) Ibu tampak lemah.

c. Analisis dan Interpretasi Data :

Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan kebutuhan nutri

berkurang, dehidrasi terjadi hemokonsentrasi yang dapat

62
menghambat peredaran darah yang jika tidak segera dapat

mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan

janin. (Wiknjosastro H, 2006, hal.279).

Langkah IV. Pelaksanaan Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi

1. Penatalaksanaan pemberian cairan RL 28 tetes/menit + Becombion

1 ampul/drips dan pemberian Dextrose 5 % 28 tetes/menit (2:1)

2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan :

a. Infus RL : Dex 5% 2 : 1

b. Ranitidin 1 ampul/intravena/8 jam

c. Primiperan 1 ampul/intravena/8 jam

d. Antasida Syrup 3 x 1 sendok.

Langkah V. Perumusan Rencana Tindakan Kebidanan

1. GI P0 A0, hamil 14 minggu

a. Tujuan :

Kehamilan trimester I dapat berlangsung dengan normal.

b. Kriteria :

2) Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan.

3) Keadaan ibu dan janin baik

63
c. Rencana Tindakan :

1) Ciptakan suasana yang akrab dan bersahabat dengan ibu,

serta berikan dukungan dan bimbingan.

Rasional :

Agar ibu merasa tenang dan dapat mengungkapkan segala

keluhannya serta sikap bidan yang mendukung dan memberi

bimbingan dapat meningkatkan tanggung jawab ibu terhadap

kesehatannya.

2) Sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan menjelaskan

hal-hal yang dianggap penting atau perlu.

Rasional :

Penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan hari

itu kepada ibu sangat penting agar ibu dapat mengetahui

perkembangan kehamilannya serta hal ini merupakan tujuan

utama pelayanan antenatal yang berkualitas.

3) Anjurkan makan dan minum sedikit demi sedikit tapi sering

misalnya air putih dan teh manis.

Rasional :

Pemberian makanan sedikit demi sedikit dapat merangsang

nafsu makan dan mencegah kontraksi asam lambung yang

berlebihan yang dapat merangsang terjadinya mual sampai

64
muntah sedangkan pemberian minum untuk mengganti out

put cairan, melembabkan bibir, mulut dan tenggorokan agar

tidak kering.

4) Anjurkan ibu untuk makan biscuit atau roti kering sebelum

bangun dari tempat tidur dan hindari makanan gorengan yang

berlemak.

Rasional :

Roti kering dan biscuit tidak merangsang asam lambung dan

mengandung gula sebagai sumber karbohidrat, dan asupan

karbohidrat yang cukup dapat mengurangi gangguan pada

lambung yang disebabkan oleh efek asam hidroklorida pada

lambung yang kosong sedangkan makanan gorengan yang

berlemak dapat meningkatkan asam lambung sehingga dapat

menimbulkan rangsangan untuk muntah.

5) Jelaskan tentang pentingnya zat gizi bagi ibu dan janin serta

Health Education

Rasional :

a) Zat gizi diperlukan oleh ibu dan janin yang sementara

dalam kandungan untuk menjaga kesehatan dan

kehamilannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan

b) Hygiene dalam kehamilan

65
Rasional :

Dengan menjaga hygiene dalam kehamilan dapat

mencegah terjadinya infeksi.

c) Istirahat

Rasional :

Dengan adanya peningkatan fungsi fisiologi di dalam

tubuh maka diperlukan istirahat yang cukup untuk

memberi relaksasi otot tubuh serta mengurangi beban

kerja jantung.

6) Jelaskan tentang sembilan tanda bahaya dalam kehamilan.

Rasional :

Dengan memberitahu ibu tentang sembilan tanda bahaya

dalam kehamilan, ibu akan mengerti dan segera mencari

bantuan jika mengalami salah satu dari 9 tanda bahaya

dalam kehamilan.

7) Berikan kesempatan kepada ibu untuk mengungkapkan

perasaannya dan dengarkan keluhan ibu dengan penuh

perhatian.

66
Rasional :

Dengan menunjukkan sikap simpati dalam mendengarkan

ungkapan perasaan dan keluhan ibu, diharapkan ibu merasa

lega serta merasa dihargai dan diperhatikan.

8) Periksa ulang keadaan ibu dengan menimbang berat badan.

Rasional :

Berat badan merupakan indikator dalam menilai suplai nutrisi

dan perkembangan jaringan dan organ tubuh janin.

Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

GI P0 A0,hamil 14 minggu

a. Menciptakan suasana yang akrab dan bersahabat dengan ibu, serta

berikan dukungan dan bimbingan.

b. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan menjelaskan hal-

hal yang dianggap penting atau perlu.

c. Memberikan makanan sedikit demi sedikit tapi sering yaitu ibu

diberi makan bubur nasi.

d. Menganjurkan ibu untuk makan biscuit atau roti sebelum bangun

dari tempat tidur.

e. Menjelaskan tentang pentingnya zat gizi bagi ibu dan janin.

67
f. Menjelaskan tentang pentingnya pemberian tablet zat besi sebagai

dasar nutrisi bagi ibu hamil yang kebutuhannya akan zat besi

meningkat 6-7 mg perhari untuk mencegah anemia.

g. Menjelaskan tentang sembilan tanda bahaya dalam kehamilan yaitu:

1) Keluar darah dari jalan lahir.

2) Keluar air ketuban sebelum waktunya.

3) Kejang.

4) Gerakan janin tidak ada atau berkurang.

5) Demam.

6) Nyeri perut hebat.

7) Sakit kepala atau kaki bergerak.

8) Muntah terus menerus dan tidak bisa makan pada kehamilan

muda.

9) Konjungtiva mata pucat.

h. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mengungkapkan

perasaannya dan dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian.

i. Memeriksa ulang keadaan ibu dengan menimbang berat badan.

Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Tanggal 20 Mei 2010 Jam 11.10

1. Kehamilan trimester I dapat berlangsung normal ditandai dengan :

a. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

68
b. Keadaan ibu mulai membaik.

c. Keadaan janin baik.

d. Ibu mengerti tentang penjelasan dan anjuran yang diberikan.

e. Ibu masih sering bertanya tentang keadaannya.

2. Hiperemesis gravidarum Tingkat II belum teratasi yang ditandai :

a. Ibu masih mual dan muntah dengan frekuensi 1 x dalam 24 jam.

b. Keadaan umum masih lemah

c. Nafsu makan berkurang.

d. Ibu dapat beristirahat dengan tenang.

3. Dehidrasi belum teratasi yang ditandai dengan :

a. Ibu masih muntah.

b. Turgor kuli kurang baik.

c. Intake output belum seimbang.

d. TTV :

TD : 100/60 mmHg

N : 100 x /menit

S : 36,6 0 C

P : 20 x /menit

4. Kecemasan belum terasi ditandai dengan :

a. Ekspresi wajah gelisah.

b. Ibu belum dapat beradaptasi dengan keadaannya.

69
5. Potensial terjadi hiperemesis gravidarum Tingkat III yang ditandai:

a. Ibu masih mual dan muntah.

b. Keadaan umum masih lemah.

c. Mata agak cekung.

d. Suhu badan 36,6 0 C.

6. Potensial terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang

ditandai dengan :

a. Keadaan ibu masih lemah.

b. Berat badan masih tetap.

c. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

70
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”R”
KEHAMILAN 14 MINGGU DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT II
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAKIPADADA MAKALE
TANGGAL 21 MEI 2010

No. Register : 05.15.10

Tanggal Masuk : 20 Mei 2010

Tanggal Pengkajian : 21 Mei 2010

Data Subjektif :

1. Identitas Ibu/Suami

Nama : Ny.”R” / Tn.”F”

Umur : 28 Tahun / 31 Tahun

Nikah : 1 Kali / ± 7 Bulan

Suku : Toraja / Toraja

Agama : Katolik / Katolik

Pendidikan : D III / D III

Pekerjaan : PNS / Wiraswasta

Alamat : Rantetayo

2. Ibu mengatakan HPHT tanggal 10 Februari 2010.

3. Umur kehamilan sekarang 14 minggu.

4. Ibu belum merasakan pergerakan janinnya.

71
5. Ibu mengeluh mual dan setiap kali makan dan minum selalu

dimuntahkan.

6. Ibu mengatakan mual dan muntah dirasakan sejak tanggal 10 Maret

2010.

7. Mengeluh nyeri ulu hati dan sering pusing.

8. Mengeluh tidak ada nafsu makan.

9. Ibu mengatakan kurang pengetahuan tentang perubahan-

perubahan dalam kehamilan.

10. Ibu merasa cemas dengan keadaannya.

Data Objektif :

1. Ibu nampak lemah, kesadaran komposmentis.

2. Ibu dapat berkomunikasi dengan baik.

3. Berat badan ibu sekarang 47 kg, berat badan sebelum hamil 50 kg.

4. Wajah ibu nampak murung.

5. Turgor kulit kurang baik.

6. Bibir dan lidah tampak kering.

7. Konjungtiva agak pucat, mata tampak cekung dan sclera tidak

ikterus.

8. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tyroid, serta vena

jugularis.

9. Pada palpasi abdomen masih teraba ballotement.

72
10. Tanda-tanda vital

TD : 100/60 mmHg.

P : 20 x /menit.

N : 100 x /menit.

S : 36,6 0 C.

Assesment

GI P0 A0, hamil 14 minggu,ballotement hiperemesis gravidarum

Tingkat II dengan masalah dehidrasi, kecemasan, anemia ringan

potensial terjadi hiperemesis gravidarum Tingkat III dan potensial

terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Planning :

Tanggal 21 Mei 2010 Jam 10.30 Wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan menjelaskan hal-

hal yang dianggap penting atau perlu dan ibu mengerti tentang

penjelasan yang diberikan.

2. Menjelaskan tentang pentingnya zat gizi bagi ibu dan janin,

antenatal care secara teratur, pemberian TT, pemberian tablet zat

besi dan 9 tanda bahaya dalam kehamilan.

3. Menciptakan suasana yang akrab dan bersahabat dengan ibu, serta

berikan dukungan dan bimbingan.

73
4. Memberikan makanan sedikit demi sedikit tapi sering yaitu ibu

diberi makan bubur nasi.

5. Menganjurkan ibu untuk makan biscuit atau roti kering sebelum

bangun dari tempat tidur.

6. Menganjurkan pada ibu untuk menghindari makanan gorengan dan

berlemak.

7. Menganjurkan posisi semi fowler saat makan dan duduk tegak saat

selesai makan.

8. Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk istirahat.

9. Melibatkan keluarga dalam perawatan ibu.

10. Jam 10.00 Wita ibu diinjeksi Ranitidin dan Primperan 1 amp/IV.

11. Mengobservasi berat badan 2 hari kemudian.

12. Mengkaji karakteristik dan frekuensi muntah ibu + 7 x /hari.

13. Menganjurkan minum sedikit-sedikit tetapi sering misalnya air putih

dan teh manis.

14. Mengobservasi TTV :

TD : 100/60 mmHg

N : 100 x /menit

S : 36,6 0 C

P : 20 x /menit

74
15. Penatalaksanaan pemberian cairan : memasang cairan RL botol III:

28 tetes /menit pada jam 09.30

16. Mengobservasi intake dan output

Intake : RL 500 cc ditambah air the 50 cc.

Out put : BAK + 1P00 cc ditambah muntah + 150 cc

17. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mengungkapkan

perasaannya dan dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian.

18. Menentukan adanya frekuensi mual dan muntah yang menetap.

19. Memantau tanda-tanda vital.

20. Mengkaji bibir dan membran mukosa dan derajat salivasi.

21. Menganjurkan tirah baring.

22. Mendiskusikan dengan ibu pentingnya kesejahteraan ibu.

23. Meninjau ulang keadaan ibu dengan menimbang berat badan.

24. Memberikan He tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung protein.

25. Menganjurkan untuk istirahat yang cukup yaitu siang 1-2 jam dan

malam 7-8 jam.

75
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”R” KEHAMILAN
14 MINGGU DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAKIPADADA MAKALE
TANGGAL 22 MEI 2010

Data Subjektif :

1. Identitas Ibu/Suami

Nama : Ny.”R” / Tn.”F”

Umur : 28 Tahun / 31 Tahun

Nikah : 1 Kali / ± 7 Bulan

Suku : Toraja / Toraja

Agama : Katolik / Katolik

Pendidikan :D III /D III

Pekerjaan : PNS / Wiraswasta

Alamat : Rantetayo

2. Ibu mengatakan mual dan muntah sudah berkurang 2 x sehari.

3. Ibu mengatakan nafsu makan kurang.

4. Ibu mengatakan nyeri pada epigastrium.

5. Ibu mengatakan BAKnya lancar yaitu 3-4 x /hari.

76
6. Ibu belum pernah BAB sejak tadi pagi.

7. Ibu merasa lemah dan tidak dapat beraktivitas.

Data Objektif :

1. Ibu masih mual dan muntah.

2. Keadaan umum ibu lemah.

3. Konjungtiva agak pucat, mata cekung.

4. Pada palpasi abdomen masih teraba ballotement.

5. Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg.

N : 100 x /menit.

S : 36,6 0 C.

N : 20 x /menit.

Assesment :

GI P0 A0,hamil 14 minggu, ballotement hiperemesis gravidarum

Tingkat II dengan masalah dehidrasi, kecemasan, anemia ringan,

potensial terjadi hiperemesis gravidarum Tingkat III dan potensial

terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Planning :

Tanggal 22 Mei 2010 Jam 10.30 Wita

77
1. Memberikan makanan sedikit demi sedikit tapi sering yaitu ibu

diberi makan bubur nasi.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap makan biscuit atau roti kering

sebelum bangun dari tempat tidur dan menghindari makanan

gorengan yang berlemak.

3. Melanjutkan pemberian obat-obatan Antasida syrup.

4. Melanjutkan pengkajian karakteristik dan frekuensi muntah dan ibu

muntah 2 x sehari.

5. Memberikan ibu teh manis yang hangat-hangat dan sering.

6. Memantau tanda-tanda vital :

Hasil

TD : 100/60 mmHg

N : 100 x /menit.

S : 36,6 0 C.

P : 20 x /menit.

7. Mengganti cairan Dex 5% : 28 tetes /menit.

8. Mengobservasi intake output.

Intake : RL 1000 cc tambah air teh 100 cc.

Output : BAK + 500 cc, muntah + 150 cc

9. Mengkaji bibir dan membran mukosa dan derajat salivasi.

10. Meninjau ulang keadaan ibu dengan menimbang berat badan.

78
Hasil : Berat badan 47 kg.

11. Melanjutkan pemberian He tentang pentingnya mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung protein.

12. Menganjurkan untuk istirahat yang cukup : siang 1-2 jam dan

malam hari 7-8 jam.

79
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”R” KEHAMILAN
14 MINGGU DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAKIPADADA MAKALE
TANGGAL 23 MEI 2010

Data Subjektif :

1. Identitas Ibu/Suami

Nama : Ny.”R” / Tn.”F”

Umur : 28 Tahun / 31 Tahun

Nikah : 1 Kali / ± 7 Bulan

Suku : Toraja / Toraja

Agama : Katolik / Katolik

Pendidikan :D III /D III

Pekerjaan : PNS / Wiraswasta

Pendapatan : Tidak menetap

Alamat : Rantetayo

2. Ibu mengatakan masih merasa mual

3. Ibu mengatakan keadaannya sudah membaik.

4. Ibu mengatakan nyeri pada epigestrium sudah berkurang.

5. Ibu mengatakan nafsu makan sudah mulai membaik.

6. Ibu mengatakan BAK yang lancar dengan frekuensi 3-4 x /hari.

7. Ibu mengatakan aff infus jam 05.00 Wita.

80
Data Objektif :

1. Mual dan muntah sudah berkurang.

2. Keadaan umum ibu sudah membaik.

3. Konjungtiva tidak pucat dan mata tidak cekung.

4. Turgor kulit baik.

5. Pada palpasi abdomen masih teraba ballotement.

6. Tanda-tanda vital :

a. TD : 100/80 mmHg.

b. N : 80 x /menit.

c. S : 36,5 0 C.

d. P : 20 x /menit.

7. Infus sudah tidak terpasang lagi.

Assesment :

GI P0 A0,hamil 14 minggu, ballotement.

Planning :

Tanggal 23 Mei 2010 Jam 10.30 Wita

1. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan TTV :

TD : 100/80 mmHg

N : 80 x /menit

S : 36,5 0 C

81
P : 20 x /menit

2. Mengkaji intake output.

3. Menganjurkan ibu untuk imunisasi TT.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet zat besi.

5. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan

menghindari makanan pantangan.

6. Menganjurkan ibu minum air putih + 7-8 gelas /hari.

7. Melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu dalam

kehamilannya.

8. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan personal hygiene.

9. Menganjurkan ibu untuk tetap minum obat secara teratur dengan

dosis Antasida Sirup 3x1 sdm.

82
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan

yang terjadi antara tinjauan pustaka dengan studi kasus. Dalam

penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny.”R” Mungkin Hamil

14 Minggu Dua Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di

Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Makale Tanggal 20 s/d 22 Mei

2010.

Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dari asuhan yang

nyata dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri

dari 7 langkah menurut Varney:

Langkah I. Pengumpulan Data dan Analisa Data Dasar

Dalam pengkajian dimulai dari pengumpulan data berupa

anamnese serta data-data yang dapat ditemukan saat melakukan

anamnese yang dapat mendukung terjadinya kasus tersebut. Setelah

dilakukan anamnese dilakukan pemeriksaan fisik berupa inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi kemudian pemeriksaan laboratorium

untuk mendukung hasil pemeriksaan.

Ibu hamil dikatakan mengalami hiperemesis gravidarum

Tingkat II bila mengalami keluhan-keluhan sebagai berikut : mual

83
muntah terus menerus, tidak mau makan. Berat badan turun dan nyeri

epigastrium, nadi sekitar 100 x /menit, tekanan darah turun, turgor

kulit kurang, tidak kering dan mata agak cekung.

Pada tinjauan kasus yaitu melalui pengkajian pada anamnese

dan pemeriksaan fisik ditemukan :

1. Ibu mengeluh mual dan setiap kali makan dan minum selalu

dimuntahkan.

2. Mengeluh nyeri ulu hati sejak sering muntah.

3. Mengeluh tidak ada nafsu makan.

4. Ibu nampak lemah.

5. Berat badan sekarang 47 kg, berat badan ibu sebelum hamil 50 kg.

6. Turgor kulit kurang baik.

7. Bibir dan lidah tampak kering.

8. Konjungtiva agak pucat, mata tampak cekung dan sklera tidak

ikterus.

9. Tanda-tanda vital :

a. TD : 100/60mmHg.

b. P : 20 x /menit.

c. N : 100 x /menit.

d. S : 36,6 0 C

84
Dengan demikian apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka

dan yang ditemukan pada tinjauan kasus tidak ditemukan ada

kesenjangan yang berarti.

Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Dalam menegakkan suatu diagnosa atau masalah kebidanan

harus didukug dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif

maupun data objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang telah

dilaksanakan. Dengan melihat data-data yang diperoleh dari

pengkajian maka penulis merumuskan diagnosa dan masalah aktual

pada Ny.”R” antara lain hiperemesis gravidarum Tingkat II dan

kecemasan. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi

kasus pada Ny.”R” secara garis besar tampak ada persamaan dalam

diagnosa aktual yang ditegakkan sehingga memudahkan dalam

memberikan tindakan selanjutnya.

Langkah III. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

Berdasarkan tinjauan pustaka, manajemen kebidanan adalah

mengidentifikasi adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi jika

memungkinkan dan mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin

terjadi. Hiperemesis gravidarum Tingkat II apabila tidak tertangani

dengan baik dapat berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum Tingkat

III.

85
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny.”R” di lahan

praktek dapat diidentifikasi masalah potensial terjadinya hiperemesis

gravidarum Tingkat II dan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Dengan demikian tinjauan pustaka dan manajemen asuhan

kebidanan pada studi kasus Ny.”R” tidak ditemukan adanya

kesenjangan.

Langkah IV. Melaksanakan Tindakan Segera dan Kolaborasi

Berdasarkan diagnosis hiperemesis gravidarum Tingkat II

maka dilakukan stabilitasi keadaan umum ibu dan kolaborasi dengan

dokter untuk pemasangan infus dan pemberian obat-obatan yaitu

Antasida syrup.

Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Pengobatan hiperemesis gravidarum menurut tinjauan pustaka

adalah adalah menggunakan obat sedativa vitamin, anti muntah,

antasida dan anti mules, berikan cairan parenteral yang cukup

elektrolit karbohidrat, protein dan glukosa 5% dalam cairan garam

fisilogik sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam.

Adapun rencana tindakan yang dilakukan pada Ny.”R” mulai

hari pertama sampai hari ketiga yang dilakukan berdasarkan diagnosa

yang ditegakkan seperti memantau keadaan muntah ibu dan tanda-

86
tanda vital, diet TKTP, pantau berat badan, He tentang perubahan

fisiologis, tanda bahaya dalam kehamilan, istirahat yang cukup,

pemberian obat anti emetik vitamin dan penenang sehingga tidak

berlanjut ke keadaan yang lebih berat.

Jadi ini menunjukkan adanya kesamaan antara tinjauan

pustaka dan studi kasus dimana pada tahap ini, perencanaan

membuat asuhan kebidanan pada ibu mulai dari tujuan yang hendak

dicapai serta kriteria keberhasilan dan intervensi.

Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan penanganan

antara tinjauan pustaka dan intervensi yang diberikan.

Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Memantau keadaan muntah ibu dan tanda-tanda vital, diet

TKTP, pantau berat badan, He tentang perubahan fisiologis, tanda

bahaya dalam kehamilan, istirahat yang cukup, pemberian obat anti

emetik vitamin dan penenang sehingga tidak berlanjut ke keadaan

yang lebih berat.

Rencana tindakan yang sudah dibuat pada Ny,”R” sudah

dilaksanakan seluruhnya di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada

Makale dari tanggal 20 s/d 22 Mei 2010 dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena

87
adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga

serta dukungan, bimbingan dan arahan dari pembimbing di lahan

praktek.

Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen

asuhan kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan

asuhan yang diberikan klien dengan berpedoman pada masalah dan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil evaluasi setelah perawatan dari tanggal 20 s/d 22 Mei

2010 yaitu keadaan umum ibu sudah membaik mual muntah

berkurang, tanda-tanda vital dalam keadaan normal, hidrasi sudah

teratasi, pembesaran perut sesuai umur kehamilan dan ibu mengerti

tentang penjelasan dan anjuran yang diberikan.

Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian masalah dapat teratasi dengan baik tetapi tidak menutup

kemungkinan masalah itu akan muncul kembali sehingga memerlukan

perawatan dan pengawasan yang lebih lanjut.

88
BAB V

PENUTUP

Adapun kesimpulan dan saran dari Karya Tulis Ilmiah ini yaitu

A. Kesimpulan

1. Hipermesis gravidarum merupakan komplikasi akibat langsung

dari kehamilan, penyebab hiperemesis gravidarum saat ini

belum diketahui dengan pasti akan tetapi faktor predisposisi

dimana faktor hormon memegang peranan karena kesadaran

tersebut diakibatkan oleh khorionik gonadotropin yang

berlebihan dan ini dapat menyebabkan kematian maternal dan

perinatal terhadap ibu hamil.

2. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai

umur kehamilan 20 minggu begitu hebat dimana apa yang

dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi

keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari berat badan menurun,

dehidrasi, terdapat asekton dalam urin, bukan karena penyakit

seperti apendisitis, pielitits, dan sebagainya.

3. Pasien dengan hiperemesis gravidarum Tingkat II harus dirawat

di Rumah Sakit dan batasi pengunjung serta pemberian cairan

IV RL : Dex 5%: 2:1 dan obat-obat lain.

89
B. Saran-Saran

1. Saran Petugas Kesehatan

Sebagai seorang petugas kesehatan khususnya bidan

diharapkan dapat mengetahui tanda dan gejala hiperemesis

gravidarum sehingga dapat mendeteksi lebih awal tanda dan

gejala hiperemesis gravidarum dan dapat segera mengambil

keputusan klinik yang tepat.

2. Saran bagi Ibu Hamil

a. Diharapkan klien (ibu hamil) dapat segera memeriksakan

dirinya sejak merasa dirinya hamil.

b. Diharapkan ibu hamil rajin memeriksakan diri selama hamil

dan bersedia melaksanakan nasehat serta anjuran yang

diberikan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

3. Saran bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan setiap institusi pendidikan dapat meningkatkan dan

mengembangkan metode pelaksanaan manajemen asuhan

kebidanan dalam memecahkan masalah kebidanan.

90
DAFTAR PUSTAKA

Crisdiono M. Achadiat., 2004, ”Prosedur Obstetri dan Ginekologi”,


EGC, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI 2002, ”Buku Kesehatan Ibu dan Anak”,


Jakarta.

Manuaba I.B.G., 2002, ”Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan”, Jilid I, Edisi II,
EGC, Jakarta.

Mc. Donald, Cunningham., 2006, ”Obsteteri William”, EGC, Jakarta.

Mochtar R, 2007, ”Sinopsis Obstetri”, Jilid I, Edisi II, EGC, Jakarta.

Pusdiknakes 2003, ” ”Konsep Asuhan Kebidanan”, WHO.JHPIEGO.

Saifuddin A.B, 2002, ”Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan,


Maternal dan Neonatal”, Jakarta.

Simatupang E.J, 2006, ”Penerapan Unsur-Unsur Manajemen Dalam


Praktek Kebidanan”, Awan Indah, Jakarta.

Varney, Helen, 2007, ”Varney’s Midwifery, Third Editing Jones and


Barket”.

WHO., 2003, ”Pedoman Praktis Save Mother Hood Paket Ibu dan Bayi
Penerapan Program Save Mother Hood”, EGC, Jakarta.

http://www.infoibu.com,diakses ,21 Mei 2010

http://.www.hidayatullah.com/indeks.php,diakses , 21 Mei 2010

91
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Nutrisi Ibu Hamil

2. Sasaran Umum : Klien Ny.”I” dan Suami

3. Waktu : Tanggal 24 Mei 2010, pukul 10.00 Wita

4. Tempat : Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah


Lakipadada Makale
5. Tujuan

a. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga

mengerti dan memahami tentang nutrisi ibu hamil

b. Tujuan Khusus :

Setelah akhir penyuluhan ibu dan suami dapat :

a. Menyebutkan dan menguraikan tentang pentingnya gizi ibu

hamil.

b. Menguraikan tentang kebutuhan gizi pada ibu hamil.

6. Metode : Ceramah dan diskusi

7. Pembimbing : Bd.“R”

8. Alat Peraga : Materi Penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya


kehamilan.

9. Referensi : Buku Kesehatan Ibu dan Anak Departemen


Kesehatan RI

92
Lampiran 2

NUTRISI IBU HAMIL

A. Pentingnya Gizi Pada Ibu Hamil

Masa hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan

berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang

diperlukan dalam keadaan sebelum hamil disamping untuk

memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri, berbagai zat gizi ibu juga

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang

dikandungnya.Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat

dilihat dari kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg

sampai 16 kg.

Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan

kompilkasi yang mungkin timbul pada ibu, menjaga pertumbuhan

janin sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan yang optimal.

B. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil

Zat-zat gizi yang di butuhkan ibu hamil meliputi:

1. Kebutuhan Protein

Kebutuhan Protein ibu hamil 60 gr, sumber protein meliputi:

a. Dari hewani : daging, ikan, susu

93
b. Dari nabati : Produk kacang kedelai, polong-polongan, tempe

buncis.

Pengolahannya tidak boleh terlalu berlebihan dalam pemanasan

terutama penggorengan.

2. Kebutuhan Lemak

Merupakan zat gizi yang menyediakan energi dalam tubuh

yang diperlukan ibu hamil dalam metabolisme tubuhnya.

Sumber Lemak meliputi :

a. Susu, daging dan minyak tumbuhan

b. Juga terdapat pada buah, sayuran dan biji sereal.

3. Kebutuhan Vitamin

Tidak menghasilkan energi tetapi berfungsi sebagai zat

pengatur seluruh proses dalam tubuh (sistem pencernaan,

pergerakan otot, pertumbuhan jaringan tubuh) vitamin yang

diperlukan antara lain:

a. Vitamin A terdapat pada: minyak ikan, kuning telur, wortel,

sayuran berwarna hijau, dan buah-buahan.

b. Vitamin C yang banyak terdapat pada sayuran dan buah

yang berwarna kuning.

94
4. Kebutuhan zat besi

Kebutuhan zat besi ibu hamil 46 mg. Tambahan zat besi

diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang baru.

Selain itu akan mendukung proses kehamilan, penambahan sel

darah merah ini dibutuhkan pula pada proses persalinan dan

menyusui. Makanan yang mengandung zat besi meliputi: daging,

sayuran berwarna hijau, ikan, telur, kedelai dan produknya.

5. Kalsium

Kalsium untuk ibu hamil diperlukan untuk pertumbuhan

tulang dan gigi. Sumber kalsium yaitu susu dan produk susu,

tahu dan kacang-kacangan.

6. Kalori

Kebutuhan selama trimester kedua dan ketiga meningkat

sebesar 285 kalori, diperlukan untuk meningkatkan berat badan

ibu dan janin. Sumber kalori yaitu beras merah, kacang-

kacangan dan kentang.

95
Gambar 1 : Gizi Seimbang
Sumber : (http://www.gizi net / pugs / PUGS13
pesan,PDF,di akses 09 juli 2009)

96
Gambar 2 : Nutrisi Pada Ibu
Sumber: (http://www.gizi net / pugs / PUGS13
pesan,PDF,di akses 09 juli 2009)

97
Lampiran 2.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Tanda bahaya kehamilan

2. Sasaran Umum : Klien Ny.”I” dan suami

3. Waktu : Tanggal 24 Mei 2010, pukul 10.30 wita

4. Tempat : Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Makale

5. Tujuan

a. Tujuan Umum :

Setelah penyuluhan ibu hamil dapat memahami tentang tanda

bahaya dalam kehamilan.

b. Tujuan Khusus :

Setelah akhir penyuluhan ibu dan suami dapat :

1) Memahami tentang sakit kepala yang hebat dan menetap.

2) Keluar air ketuban sebelum waktunya.

3) Menjelaskan tentang gangguan penglihatan.

4) Menjelaskan tentang tanda-tanda perdarahan dari jalan lahir

sebelum waktunya.

5) Mengetahui tentang penurunan gerak janin.

6) Menjelaskan tentang nyeri perut yang hebat.

7) Mengetahui tentang gejala kejang.

8) Mengetahui tentang gejala demam.

98
85

9) Mengetahui tentang hiperemesis.

6. Metode : Ceramah dan diskusi.

7. Pembimbing : Bd.”R”

8. Alat Peraga : Materi Penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya

kehamilan.

9. Referensi : Buku Kesehatan Ibu dan Anak Departemen

Kesehatan RI

99
TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Tanda-tanda bahaya yang penting diketahui oleh ibu dan keluarga

adalah :

1. Sakit kepala yang hebat dan menetap.

Sakit kepala dalam kehamilan adalah umum dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal. Sakit kepala yang

menujukkan suatu masalah yang serius adalah

a. Sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.

b. Kadang dengan sakit kepala tersebut, ibu mungkin yang

menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau adanya

bayangan.

Gambar 3 : Sakit kepala yang hebat dan menetap


Sumber : Depkes 2002

2. Keluar air ketuban sebelum waktunya

100
Keluar air ketuban sebelum waktunya adalah ketuban pecah

sebelum ada tanda-tanda persalinan. Hal ini perlu mendapat

perhatian khusus karena fungsi air ketuban yaitu mempengaruhi

jalannya kehamilan maupun persalinan.

Gambar 4 : Keluar air ketuban sebelum waktunya


Sumber : Depkes 2002

3. Gangguan penglihatan.

Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang

mengancam adalah perubahan penglihatan mendadak misalnya

pandangan kabur atau penglihatan seperti adanya bayangan,

penglihatan seperti ada bintik-bintik dan disertai dengan sakit

kepala yang hebat

Gambar 5 : Gangguan penglihatan


Sumber : Depkes 2002

4. Perdarahan jalan lahir.

101
Perdarahan dari jalan sebelum waktunya adalah patologi

karena dicurigai terjadinya abortus.

Gambar 6 : Perdarahan jalan lahir


Sumber : Depkes 2002
5. Pergerakan janin berkurang.

Ibu mulai merasakan gerak janinnya selama bulan ke empat atau

ke lima. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah, janin harus

bergerak minimal satu kali satu jam. Gerakan akan mudah terasa jika

berbaring atau beristirahat.

Gambar 7 : Pergerakan janin berkurang


Sumber : Depkes 2002
6. Nyeri perut hebat

102
Nyeri perut hebat yang tidak berhubungan dengan persalinan

normal,adalah keadaan yang abnormal:

a. Nyeri yang hebat dan menetap.

b. Tidak hilang dengan istirahat.

Gambar 8 : Nyeri perut hebat


Sumber : Depkes 2002
7. Kejang

Kejang pada ibu hamil biasa disebabkan karena tekanan darah

naik dan dicurigai eklampsia.

Gambar 9 : Kejang
Sumber : Depkes 2002

8. Demam

103
Demam pada ibu hamil biasanya karena infeksi atau malaria.

Demam yang tinggi membahayakan keselamatan ibu.

Gambar 10 : Demam
Sumber : Depkes 2002
9. Hiperemesis

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terjadi

pada kehamilan trimester pertama. Hiperemesis yang merupakan

komplikasi mual dan muntah, bila terjadi terus-menerus

dapatmenyebabkan dehidrasi. Keadaan ini akan membahayakan

kesehatan ibu.

Gambar 11 : Hiperemesis
Sumber : Depkes 2002

104
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Payudara

Gambar 2. Nutrisi Pada Ibu Hamil

Gambar 3. Sakit Kepala Yang Hebat dan Menetap

Gambar 4. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

Gambar 5. Gangguan Penglihatan

Gambar 6. Perdarahan Jalan Lahir

Gambar 7. Pergerakan Janin Berkurang

Gambar 8. Nyeri Perut Hebat

Gambar 9. Kejang

Gambar 10. Demam

Gambar 11. Hyperemesis

105

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Nutrisi Pada Ibu Hamil
Lampiran 2.Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

106
DAFTAR LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : SERNIWATI JUNIASTARI PATI


NIM : 07.038
JUDUL : MANAJEMEN KEBIDANAN PADA NY “R” GESTASI 14
MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT II DI RSUD LAKIPADADA MAKALE DI RUANG
OBGYN TANGGAL 20 S/D 22 MEI 2010
PEMBIMBING I : MONICA R.T.,SKM. M. Kes
PEMBIMBING II : RIBKA PASORONG,SKM
PENGUJI :
TANGGAL PENGAJUAN JUDUL :
TGL PERSETUJUAN JUDUL KTI :
NO. TANGGAL MATERI YANG SARAN TANDA
DIKONSULTASIKAN TANGAN

Rantepao , Juni 2010


Direktur

Monica R.Tangdirapak, SKM.M.Kes

107
108

Anda mungkin juga menyukai