Anda di halaman 1dari 99

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY. E KHUSUSNYA AN.

P
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
PATOLOGI SISTEM PERNAFASAN : INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
AKUT DI WILAYAH RT 017/RW 01 KELURAHAN BUNGUR KECAMATAN
SENEN JAKARTA PUSAT

Disusun Oleh:

NABILA NOOR FATHIMA

2017750021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2020

1
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan pada keluarga Ny. E
khususnya An. P dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi Patologi
sistem pernapasan : Infeksi saluran pernapasan akut di wilayah RT017/RW01
Kelurahan Bungur Kecamatan Senen Jakarta Pusat ini telah disetujui untuk diujikan
pada ujian sidang diharapan tim penguji.

Jakarta, 8 April 2020

Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

(Drs. Dedi muhdiana M.kes)

1
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan pada keluarga Ny. E
khususnya An. P dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi patologi
sistem pernapasan : Infeksi saluran pernapasan akut di wilayah RT017/RW01
Kelurahan Bungur Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Ini telah diujikan dan dinyatakan
“LULUS” dalam Uji Sidang dihadapan tim penguji pada tanggal 10 April 2020.

Pengujri I

(Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes)

Penguji II

(Ns. Lily Herlinah, M.Kep., Sp. Kep. Kom)

2
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Alhamdulillah, segalapuji dan syukurkehadiran Allah Swt atas segala rahmat dan
hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan KaryaTulis yang berjudul
“Asuhan keperawatan pada keluarga Ny. E khususnya An. P dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi Patologi sistem pernapasan : Infeksi saluran
pernapasan akut di wilayah RT017/RW01 Kelurahan Bungur Kecamatan Senen
Jakarta Pusat Pada Tanggal 10 April 2020.

Tujuan penulisan Karya tulis adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menempuh ujian akhir untuk program Pendidikan DIII Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta Tersusunnya makalah ilmiah ini
tidak luput atas adanya keridhaan Allah SWT dan dukungan dari keluarga, saudara,
dan kerabat. Bantuan serta bimbingan baik moral dan material yang selalu diberikan
dari berbagai pihak yang telah banyak ikut campur dalam pembuatan makalah ilmiah
ini sangat membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ilmiah ini.

Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, Penulis mengucapkan Terimakasi kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,
terutama kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada penulis sehingga bisa
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu Ns. Titin Sutini, M.kep.,Sp.Kep.An, selaku Ka. Prodi Diploma DIII
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan
3. Ibu Ns. Fitriana R, M.Kep., Sp. KMB, selaku Wali akademik angkatan 35
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta
4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes, selaku pembimbing Penulis dalam
Karya Tulis Ilmiah. Terimakasi telah membimbing kami dengan baik

3
dalam memberikan kritik serta saran selama Revisi dilakuaan dan
memberikan Motivasi kepada kami.
5. Ibu Ns. Lily Herlinah, M.Kep., Sp. Kep. Kom selaku penguji kedua
6. Seluruh staff Pendidikan Program DIII Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
7. Kepala ruangan dan staff perawat di Puskesmas Kelurahan Bungur yang
telah memberikan bimbingan kepada kami selama praktik klinik yang
dilakukan di Puskesmas Kelurahan Bungur.
8. Kepad Keluarga Ny. E yang telah berpartisipasi atau telah membantu
terlaksnanya Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Kepada Keluarga saya dan saudara saya yang tercinta, Bapak Abdul Kadir
Mala Soleman dan Terutama untuk Ibu Dina Syafrida tercinta yang setiap
waktu selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam berbagai hal
sehingga semua terlakasana hingga penulis dapat menyelesaikan dengan
lancar.
10. Teruntuk angkatan 35 teman-teman seperjuangan terimakasi atas
kekompakannya selama 3 tahun ini, senang sedih tangis tawa sudah kita
lewatin bersama. Sudah saatnya kita menuju ke masa depan yang lebih
baik lagi. Bismillah lulus sidang dan Lulus UKOM 100% aamiin! See u
on the top
11. Teruntuk Tim Kti Keluarga pak Dedi terimakasih sudah sama-sama
berjuang dan saling mengingatkan satu sama lain.
12. Teruntuk sahabat-sahabat saya tercinta Meutia , Shofi, Anisa, dan Devi
yang selalu bersama selama 3 tahun ini. Terima kasih Luthfi Ardiansyah
yang sudah membantu dan memotivasi dalam proses Penulisan ini. Untuk
Saudara Persatu susuan ku Keiko dan sahabat ku Vania terima kasih sudah
menjadi pendengar keluh kesah ku.

4
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mohon maaf atas hasil
yang diberikan belum menjadi yang terbaik / belum sempurna dalam
penulisan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran untuk
membangun dan membuat pembelajaran untuk kedepannya agar penulisa
dapat memperbaiki sebaik mungkin. Semoga dengan penulis membuat
Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan tenaga kesehatan
lainnya

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 10 April 2020

Penulis

5
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Tujuan Umum .................................................................................... 2
1. Tujuan Umum ............................................................................. 3
2. Tujuan Khusus ............................................................................ 3
C. Ruang Lingkup ................................................................................... 3
D. Metode Penulisan ............................................................................... 4
E. SistematikaPenulisan ......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Infeksi Saluran Pernapasan Akut


1. Pengertian..................................................................................... 8
2. Etiologi ......................................................................................... 8
3. Tanda dan gejala .......................................................................... 9
4. Komplikasi ................................................................................... 9
5. Klasifiksi ...................................................................................... 10
6. Factor Resiko ............................................................................... 12
7. Patofisiologi ................................................................................. 13
8. Penatalaksaan ............................................................................... 14
9. Pemeriksaan penunjang................................................................ 14

6
B. Konsep dasar Oksigenasi
1. Konsep oksigenasi ........................................................................ 15
2. Factor yang mempengaruhi Oksigenasi ....................................... 15

C. Konsep Dasar Keluarga


1. Konsep Keluarga ......................................................................... 17
2. Tipe keluarga................................................................................ 17
3. Struktur dalam Keluarga .............................................................. 21
4. Fungsi struktur dalam Keluarga ................................................... 22
5. Peran Keluarga ............................................................................. 23
6. Tahap-tahap Keluarga .................................................................. 23

D. Konsep Asuhan keperawatan Keluarga


1. Pengkajian .................................................................................... 27
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga ................................................. 32
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga ............................................ 34
4. Implementasi Keperawatan Keluarga .......................................... 35
5. Evaluasi Keperawatan .................................................................. 35

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan .................................................................... 38


B. Pedoman Penjajakan I ........................................................................ 38
C. Pedoman Penjajakan II....................................................................... 49
D. Analisa Data ....................................................................................... 50
E. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 52
F. Perencanaan Keperawatan ................................................................. 56
G. Pelaksaanaan Keperawatan ................................................................ 63

7
BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan .................................................................... 69


B. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 72
C. Perencanaan Keperawatan ................................................................. 73
D. Pelaksanaan Keperawatan .................................................................. 74
E. Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 77
B. Saran ................................................................................................... 79

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA merupakan penyakit yang
disebakan oleh virus dan bakteri. Secara umum Penyakit ini menyerang
saluran pernapasan bagian atas terdiri darihidung dan tenggorokan. Memiliki
beberapa gejala yaitu nyeri saat menelan, flu serta batuk kering maupun
berdahak. Penyakit ISPA menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit yang
paling banyak di Indonesia ( Kemenkes RI, 2018 ). Menurut Kemenkes
Infeksi saluran pernafasan adalah salah satu penyakit paling sering terjadi di
Indonesia.

Menurut kementerian kesehatan menyatakan penyakit infeksi saluran


pernafasan akut (ISPA) penurunan sepanjang tahun 2013 Penentu tertinggi
derajat kesehatan masyarakat adalah factor lingkungan termasuk kualitas
udara yakni mencapai 40 persen. Riskesdes 2013-2018 mengatakan bahwa di
Indonesia pneumonia adalah penyakit menular yang mengalami kematian
balita sekitar (15,5) kasus. Berdasarkan hasil utama Riskesdas 2018
Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
menyebutkan prevalensi ISPA menurut diagonosa tenaga kesehatan (NAKES)
dari tahun 2018 terjadi penurunan, sedangkan pada tahun 2019 kasus ISPA
meningkat kembali. Pada wilayah Puskemas Kecamatan Senen didapatkan
kasus ISPA sebanyak 16,5% dan pada puskemas kelurahan Bungur
didapatkan kasus ISPA sebanyak 14,2%. Maka dari itu penulis mengambil
kasus tersebut untuk mengulangi resiko peningkatan kasus kejadian ISPA di
wilayah tersebut.

9
Berdasarkan data Alsagaffah dan Mukty 2010 ISPA dapat di sebabkan oleh
virus. Penyulit bacterial umumnya di sertai peradangan parenkin ISPA yang
disebabkan oleh virus , penyebab terbesar ISPA merupakan infeksi virus dan
ada juga gambaran klinik yang memiliki kesamaan ada beberapa macam
seperti paramyxovirus, adenovirus, picomavirus, dan coronavirus.

Gejala yang dialami ISPA seperti flu, batuk, keluar secret dari hidung,
terkadang bersin bersin, sakit tenggorokan, sakit kepala, demam, hingga
anoareksi. Selain itu kabut asap juga berdampak terhadap kesehatan yaitu
meningkatkan terjadinya penyakit saluran napas akut ( ISPA ). Gejala klinik
yang dialami ISPA bermacam-macam seperti pada saluran nafas sampai pada
keadaan yang lebih berat yaitu pneumonia.

Apabila ISPA tidak ditangani secepatnya akan menimbulkan komplikasi


seperti bronchopneumonia, bronchitis, otitis media, sinusitis serta pleuritis. (
alsagaffah dan muktar , 2010). Peran keluarga sangat penting dalam
melakukan perawatan terhadap anggota keluarganya. Karna sebagian besar
yang terinfeksi adalah usia balita dan anak dengan imunitas rendah. Jadi
sebagai orangtua harus paham bagaimana cara untuk menangani anak yang
terinfeksi dan mengetahui dampak negatif dari ISPA. Sedangkan ISPA dapat
dicegah dengan keluarga atau orangtua dapat mengetahui cara bagaiman
menciptakan lingkungan yang nyaman, pemberian nutrisi yang cukup serta
menghindari penyebaran virus ISPA tersebut. (andarmoyo, 2012)

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan kepada klien selama 3
hari, diharapkan penulis dapat gambaran dan pengalaman yang nyata

10
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada Keluarga dam kepada
klien dengan infeksi saluran pernafasan akut melalui pendekatan proses
keperawatan.

2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada klien diharapkan penulis
mampu melakukan
a. Mampu menguraikan / mendeskripsikan hasil pengkajian kebutuhan
dasar klien dengan infeksi saluran pernafasaan akut.
b. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan masalah keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan Infeksi Saluran Pernafasaan Akut.
c. Mampu menguraikan / mendeskripiskan rencana tindakan
keperawatan
d. Mampu menguraikan / mendeskripsikan tindakan keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan Infeksi Saluran Pernafasaan Akut.
e. Mampu menguraikan / mendeskripsikan hasil evaluasi kebutuhan
dasar klien dengan Infeksi Saluran Pernafasaan Akut.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang tepa tantara teori dan
kasus.
g. Mampu mengindentifikasi factor-faktor pendukung, penghambat serta
dapat mencari solusi.

C. Lingkup Masalah

Menurut data Riskesdas masih banyak kesehatan yang terjadi di wilayah


Indonesia pada sistem pernafasan dengan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien selama 3x 24 jam maka masalah keperawatan dapat diatasi

11
D. Metode Penulisan

Metode yang penulis dalam membuat penulisan karya tulis ilmiah dengan
menggunakan pembelajaran , menganalisa serta melakukan asuhan
kepetawatan kepada keluarga dengan membandingkan hasil penelitian yang
ada di perpustakaan.

Terbagi menjadi 2 metode yaitu :

a. Studi literatur

Hasil yang didapat melalui pengembangan atau menganalisa dari berbagi


buku-buku atau pun jurnal yang membahas mengenai asuhan keperawatan
kelurga dan keperawatan sistem pernafasan infeksi saluran pernafasaan
atas.

b. Studi Kasus
1) Observasi
Mengobservasi kasus dan berperan aktif dalam penelitian terhadap
klien yang menyangkut penyakit, pengobatan serta hasil dari tindakan
yang diberikan

2) Wawancara

Melakukan anamnesa terhadap keluarga agar mengetahui data terkait


dengan ISPA serta mengetahui apa yang dilakukan keluarga apabila
anggota keluarga terinfeksi dan mengetahui faktor kesehatan dalam
keluarga dengan masalah yang diderita oleh anggota keluarga.

3) Pemeriksaan Fisik

12
Melakukan Pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota Keluarga,
serta melakukan juga kepada anggota Keluarga yang memiliki
masalah Keperawatan.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistimatik dan terdiri dari 5 bab yaitu :

BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang, tujuan penulisan, lingkup masalah ,
metode penulisan , sistematik penulisan.

BAB II : Tinjauan Tertulis

Konsep dasar seperi : pengertian, etiologi, tanda gejala,


patofisologi, klasifikasi, komplikasi,penatalaksanaan,
pemeriksaan penunjang.

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi seperti : pengaturan


pernafasan, faktor yang memperngaruhi fungsi pernafasan,
dan perubahan dalam fungsi pernafasan.

Asuhan Keperawatan Keluarga seperti :

Konsep kelurga seperti : pengertian, jenis/tipe keluarga,


struktur keluarga, peran keluarga, fungksi keluarga, tahap
perkembangan dan tugas perkembangan keluarga.

Konsep Keperawatan Keluarga seperti : pengkajian, diagnosa


keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan
dan evaluasi keperawatan.

13
BAB III : Tinjauan Tertulis

Hasil laporan Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga


Ny. E khususnya An. P dengan pemenuhan kebutuhan dasar
oksigenasi Patologi pada sistem pernafasan akut atau ISPA di
Wilayah puskesmas Kecamatan Jakarta pusat dengan infeksi
saluran pernafasan atas, yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencana keperawatan ,pelaksaan serta evaluasi
keperawatan.

BAB IV : Pembahasan

Mejelaskan tentang isi BAB I dan BAB II yang terdiri dari


pengkajian, dignosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
penatalaksanaan serta evaluasi keperawataan.

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan
Hasil laporan mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga pada
Kelurga Ny. E khususnya An.P dengan pemenuhan kebutuhan
dasar oksigenasi Patologi pada sistem pernafasaan atau disebut
ISPA, di Wilayah Jakarta pusat. Meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, penatalaksanan serta
evaluasi keperawatan.

14
B. SARAN
Berisi tentang kegiatan kesehatanan lain nya atau
penatalaksaan yang digunakan untuk memenuhi Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Keluarga Ny. E Khususnya
anak An. P dengan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi
Patologi pada sistem pernafasan akut atau ISPA. Di
Wilayah keluarahan Bungur Kecamatan senen Jakarta
Pusat. Bertujuan meningkatlkan angka kesehatan di
keluarga.

15
BAB II

TINJAUAN TERTULIS

A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan


1. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA ialah peradangan yang terjadi di
saluran pernafasan atas dan bawah. Penyebab nya adanya virus dan bakteri
yang menyerang saluran pernafasan. Salah satu penyebab terjadinya ISPA
yaitu nyeri saat menelan, flu serta batuk berdahak. (Kemenkes RI, 2018).
Menurut kemenkes RI 2018 infeksi saluran pernafasan adalah salah satu
penyakit paling sering terjadi diIndonesia. Karena hidung tempat pertama
udara masuk kedalam tubuh, didalam hidung terdapat rambut dan lendir
yang bertugas untuk melindungi masuknya partikel-partikel dari luar agar
tetap bersih dan tidak kotor maka hidung ditumbuhi oleh rambut-rambut
kecil, dan menutup saluran pernafasaan.

2. Etiologi
ISPA disebabkan oleh lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan jamur.
Bakteri disebabkan oleh genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus,
hemofilus, bordetella, korinebacterium. Sedangkan virus antara lain
golongan mikovirus, koronavirus, picornavirus, mikoplasma, herpervirus.
Bakteri dan virus sering kali menjadi penyebab terjadinya ISPA. Selain
bakteri dan virus seperti diatas ada juga virus influenza dan akan
menyebar di udara bebas serta masuk ke saluran pernafasan bagian atas
yaitu tenggorokan dan hidung.

3. Tanda dan Gejala

16
Gejala umum yang muncul pada Infeksi Saluran Pernapasan Akut seperti
batuk, flu hingga demam. Ada juga gejala-gejala lain yang muncul pada
ISPA seperti hidung tersumbat. Tanda yang terjadi pada ISPA biasanya
nafas menjadi cepat, retreaksi dinding dada terlihat jelas. Hal tersebut
merupakan tanda gelaja yang dialami oleh pasien ISPA, Terlebih dominan
menyerang sistem imunitas manusia yang rendah. Tanda gejala awal yang
muncul biasanya suhu tubuh meningkat, hidung terasa gatal, bersin terus
menerus, hidung terdapat cairan, hingga nyeri kepala. Mukosa hidung
menjadi kemerahan dan membengkak. Jika infeksi tidak ditangani maka
akan menjadi lebih parah hingga cairan hidung menjadi kental dan
mengakibatkan hidung menjadi tersumbat.

4. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ISPA (Rahadjoe, 2008) :

a. Otitis media akut

b. Rinosinusitis

c. Pneumonia

d. Epistaksis

e. Konjungtivitis

f. Faringitis

17
5. Klasifikasi
Klasifikasi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )
Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur di bawah 2
bulandan untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun (Muttaqin, 2008):
a. Golongan Umur Kurang 2 Bulan
1) Pneumonia Berat
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian
bawahatau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur
kurang 2bulan yaitu 6x per menit atau lebih.
2) Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian
bawahatau napas cepat.Tanda bahaya untuk golongan umur kurang
2 bulan, yaitu:
a) Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai
kurangdari ½ volume yang biasa diminum)
b) Kejang3
c) Kesadaran menurun
d) Stridor
e) Wheezing
f) Demam/dingin

b. Golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun


1) Pneumonia berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada
bagian ke dalam paa waktu anak menarik nafas (pada saat
diperiksa anak harus dalam keadaan tenang, tidak menangis atau
meronta)
2) Pneumonia sedang
Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah :

18
a) Untuk usia 2 bulan sampai 12 bulan = 50 kali per menit atau
lebih
b) Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih
3) Bukan pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagan bawah dan tiddak
napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan – 5 tahun
yaitu :
a) Tidak bisa minum
b) Kejang
c) Kesadaran menurun
d) Stridor
e) Gizi buruk

Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah:

a) ISPA Ringan
Seseorang yang menderita ISPA rngan apabila ditemukan
gejala batuk, pilek, dan sesak
b) ISPA Sedang
ISPA sedang apabila timbul gejala sesak napas, suhu tubuh
lebih dari 39 derajat celcius dan apabila bernafas mengeluarkan
suara seperti mengorok.
c) ISPA Berat
Gejala meliputi kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak
teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru
(sianosis) dan gelisah.

19
6. Faktor Resiko
a. Faktor resiko Faktor resiko timbulnya ISPA menurut Dharmage
(2009):
Faktor Demografi Faktor demografi terdiri dari 3 aspek yaitu:
1) Jenis kelamin Bila dibandingkan antara orang laki-laki dan
perempuan, lakilakilah yang banyak terserang penyakit ISPA
karena mayoritas orang laki-laki merupakan perokok dan sering
berkendaraan, sehingga mereka sering terkena polusi udara.
2) Usia Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak
terserang penyakit ISPA. Hal ini disebabkan karena
banyaknmya ibu rumah tangga yang memasak sambil
menggendong anaknya.
3) Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh dalam kesehatan, karena lemahnya
manajemen kasus oleh petugas kesehatan serta pengetahuan
yang kurang di masyarakat akan gejala dan upaya
penanggulangannya, sehingga banyak kasus ISPA yang datang
kesarana pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan berat
karena kurang mengerti bagaimana cara serta pencegahan agar
tidak mudah terserang penyakit ISPA.
b. Faktor Biologis
Faktor biologis terdiri dari 2 aspek yaitu (Notoatmodjo, 2007):
1) Status gizi Menjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga
mencegah atau terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA.
Misal dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan
memperbanyak.
2) Minum air putih, olah raga yang teratur serta istirahat yang
cukup.Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh

20
akan semakin menigkat, sehingga dapat mencegah virus
(bakteri) yang akan masuk kedalam tubuh.

7. Patofisilogi

21
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ISPA dapat berupa kompres hangat, perbanyak minum
air putih, irigasi nasal, dan terapi medika mentosa. (Alomedika, 2012)
a. Terapi non Farmakologis
1) Memperbanyak minum air putih minimal 8 gelas perhari
karena dapat menurunkan sekresi mukosa dan menggantikan
cairan yang hilang, Selain itu dengan mengkonsumsi buah-
buahan dapat meningkatkan imunitas dalam tubuh.
2) Kompres hangat didaerah wajah untuk membuat pernapasan
agar lebih nyaman, mengurangi terjadinya peradangan virus
yang berada di dalam tubuh, dan membuat tubuh menjadi
berkeringat serta mengurangi tersumbatnya bagian hidung.
Gunakan lap hangat atau botol berisi air hangat yang diletakkan
diatas wajah dan pipi selama 5-10 menit sebanyak 3-4 kali
dalam sehari jika diperlukan.
3) Irigasi nasaldengan salin dapat meningkatkan kemampuan
mukosa nasal untuk melawan agen infeksius dan berbagai
iritan. Irigasi nasal dapat dilakukan dengan menggunakan
larutan salin isotonik (NaCl 0,9%) via spuit ataupun spray
dengan frekuensi 2 kali dalam sehari,
b. Terapi medis
1) Pemberian ibuprofen atau paracetanol untuk meredakan
demam dan nyeri otot
2) Diphenhydramine dan pseudoephedrine untuk mengatasi
hidung tersumbat

22
9. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Ada 3 pemeriksaan yang
dibuat sebagai berikut:
a. Biakan virus
Bahan yang akan diuji untuk melakukan pembiakan ialah cairan
dalam hidung atau lapisan belakang faring kemudian dikirim
dalam media (GLY), Selain itu bisa juga diambil dari feses dan
lapisan rectum
b. Serologis
c. Diagnostik virus secara langsung.

B. Konsep kebutuhan dasar Oksigenasi


1. Konsep Oksigensi
Menurut (kusnanto 2016 ) kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
hidupnya sistem metabolisme dalam sel, untuk kelangsungan hidungnya
dan untuk aktifitas organ atau sel lainnya. Jika dalam 4 menit tubuh atau
lebih tepatnya otak manusia tidak mendapatkan oksigen maka akan
mengakibatkan kerusakan sistem dan tidak dapat diperbaiki hingga
menyebabkan kematian.

Bila terdapat gangguan pada sistem respirasi , maka kebutuhan oksigenasi


dalam tubuh terganggu atau menurun, sehingga begitu pentingnya oksigen
dalam tubuh manusia. Proses pernapasan biasanya selalu dianggap selepe,
banyak sekali kasus pada gangguan sistem pernapasan seperti sering kali
didapatkan adanya sumbatan pada hidung hingga sulit bernafas. Maka dari
itu banyak individu yang sadar akan pentingnya oksigen untuk dirinya.
2. Faktor yang mempengaruh kebutuhan Oksigenasi

23
Menurut ( Epi&Yupi, 2015), Oksigenasi ada 3 faktor yaitu :

a. Hiperventilasi
Menurut (kozier,2010 ) suatu peningkatan pergerakan yang ada
diudara masuk dan keluar dari paru. Frekuensi dan kedalaman
pernapasan mengalami peningkatan, dan banyak CO2 yang dibuang
dari pada yang dihasilkan.
b) Hipoventilasi
Menurut (kozier, 2010) penurunan pergerakan yang ada di udara
masuk dan keluar dari paru. Saat hipoventilasi CO2 sering menumpuk
dalam darah hingga kondisi in biasa disebut Hiperkarbia.
c) Hipoksia
Hipoksia suatu kondisi dimana oksigen tidak tersuplai dengan baik
didalam tubuh. Hipoksia dihubungkan dengan setiap bagian pernapasan
ventilasi, difusi gas, atau transport gas oleh darah dapat berubah dalam
kondisi apapun.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Konsep Keluarga
a. Menurut (friedman, 2003) keluarga kumpulan dua orang atau lebih
yang disatukan oleh kedekatan emosional serta menidentifikasi
dirinya sebagai bagian dari keluarga.
b. Menurut (Depkes RI, 2000) keluarga suatu unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orangyang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling menguntungkan.
c. Menurut allender dan spradley (2001) salah satu individu yang tinggal
dalam satu rumah, sehingga mempunyai ikatan emosinal dan

24
mengembangkan intraksi sosial, peran dan tugas (dalam susanto,
2012)

Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka akan dapat


disimpulkan , bahwa karakteristik keluarga yaitu sebagai berikut :
1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang disatukan oleh
hubungan darah perkawinan atau adopsi.
2) Keluarga biasanya hidup bersama atau tidak berpisah,
mereka saling memperhatikan satu sama lain dan
menganggap rumah tangga tersebut adalah rumah mereka.
3) Berinteraksi satu sama lain bisa disebut juga keluarga dan
masing-masing mempunyai peran sebagai: suami, istri, anak,
kakak, adik, dan anggota keluarga lainnya.
4) Keluarga mempunyai tujuan: menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, psikologis, dan sosial anggota. Serta menggunakan
budaya yang sama yang diambil dari masyarakat.

2. Tipe keluarga
Dalam ilmu sosiologi, keluarga memerlukan pelayanan kesehatan
yang bersalal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan
perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya
yang dibedakan menjadi:
1) Tradisional
a) The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

25
b) The dydad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.

c) Keluarga usila
Keluarga yang terdir dari suami dan istri yang sudah tua
dengan anak yang sudah memisahkan diri.

d) The Childless family


Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya disebabkan karena
mengejar karir/ pendidikan yang terjadi pada wanita.

e) The extended family


Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante,
orang tua (kakek-nenek), keponakan.

f) The single parent family


Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).

g) Commuter family
Kedua orangtua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
liburan ata pada waktu-waktu tertentu.

26
h) Multigenartional family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.

i) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Contoh: dapur, kamar mani, televise,
teleon, dan lain-lain.

j) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikahi kembali
dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari
perkawinan lainnya.

k) The single adult living alone/ single-adult family


Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti perceraian
atau ditinngal mati.

2) Non Tradisional
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari anggota (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa menikah.

b) The stepparent family


Keluarga dengan orangtua tiri.

27
c) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubuhungan saudara yang hidup bersam dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama.
Sosialisasi anak dengan melalui aktiviras kelompok/
membesarkan anak bersama.

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family


Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.

e) Gay and lesbian families


Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaimana ‘marital partners’

f) Cohabitating family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.

g) Group-marriage family
Beberapa orang deasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama, yang saling merasa saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anakanya.

h) Group network family


Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/ nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-
barang rumah tangga, pelayanan, dan bergantung anakanya.

28
i) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/
saudara didalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.

j) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihibungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k) Gang
Sebuah bentuk ikatan yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal
dalam kehidupannya.

3. Struktur Keluarga
Struktur dan fungsi keluarga merupakan hubungan yang dekat dan
adanya interaksi yang terus menerus antar satu dengan yang
lainnya. Struktur didasari oleh organisasi keanggotaan dan pola
hubungan yang terus menerus. Hubungan dapat banyak dan
komplek seperti seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu,
sebagai menantu, dan lain-lain yang semua itu mempunyai
kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Struktur keluarga
dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan
keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam
keluarga, struktur didalam keluarga yang sangat kaku dan fleksibel
akan dapat meneruskan fungsi didalam keluarga.

29
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, Brown & Jones (2003) dibagi
menjadi lima, yaitu:
a) Fungsi Afektif dan Koping:
Keluarga memberikan kenyamanan emosionanl anggota,
membantu anggota dalam membentyk identitas, dan
mempertahankan saat terjadi stress.
b) Fungsi Sosialisai
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap,
dan mekanisme koping, memberikan feedback dan
memberikan petunjuk dalam penyelesaian masalah.
c) Fungsi Reproduksi
Keluarga melahirkan anaknya.
d) Fungsi Ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan di masyarakat.
e) Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
istirahat juga penyembuhan dari sakit.

5. Peran Keluarga
Peran menunjukkan pada beberapa set perilaku yang bersifat
homogeny dalam situasi sosial tertentu. Peran lahir dari hasil
interaksi sosial. Peran biasanya menyangkut posisi dan posisi
mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem
sosial tertentu. Setiap anggota mempunyai peran masing-masing
yang antara lain:

30
a) Ayah: sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa
aman bagi setiap anggota keluarga, dan sebagai anggota
masyarakat atau kelompok sosial tertentu.
b) Ibu: sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, dan pendidik
anak-anak, pelindung keluarga, dan sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga, serta sebagai anggota masyarakat atau
kelompok tertentu.
c) Anak: sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial dan spiritual.

6. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga membutuhkan tugas atau fungsi
agar dapat melalui tahap tersebut dengan sukses. Duvall, Klein, &
White (1996 dalam friedman, 2003) menyatakan bahwa tugas
perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus
dicapai oleh keluarga selama setiap perkembangannya sehimgga
dapat memenuhi kebutuhan biologis keluarga, imperatif budaya
keluarga, aspirasi serta nilai-nilai keluarga.

a) Tahap I : pasangan baru (beginning family)


Tahap dengan pasangan yang baru menikah menandai
bermulanya keluarga baru yang membutuhkan persiapan peran
dan fungsi dalam kehidupan berkeluarga. Tugas perkembangan
pada pasangan baru diantaranya membina hubungan intim
yang memuaskan, membina hubungan dengan keluarga lain,

31
teman, dan kelompok sosial, juga mendiskusikan rencana
memiliki anak.

b) Tahap II : keluarga “child bearing” (kelahiran anak pertama)


Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama berlanjut
sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kedatangan bayi dalam
rumah tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi anggota
keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Kehamilan dan
kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami melalui
beberapa tugas perkembangan yang penting yaitu persiapan
menjadi orang tua, adaptasi dengan perubahan anggota
keluarga baik peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan
serta mempertahankan hubungan yang memuaskan pasangan.

c) Tahap III : keluarga dengan anak pra sekolah


Tahap ini dimulai saat anak pertama telah berusia 2,5 tahun
sampai 5 tahun. Pada tahap ini, keluarga tumbuh dengan aik
dalam jumlah serta kompleksitas fungsi dan permasalahannya.
Tugas perkembangan pada tahap ini anatara lain memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman, membantu anak bersosialisasi,
beradaptasi dengan anak yang baru lahir, mempertahankan
hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga,
pembagian waktu dengan individu, pasangan dan anak,
pembagian tanggung jawab anggota keluarga terhadap
stimulasi tumbuh kembang anak.

32
d) Tahap IV : keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak sudah berusia 6-12 tahun. Pada
fase ini, anak memilki aktivitas dan minat sendiri. Maka orang
tua dituntut memperhatikan perkembangan anak mereka
sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk
mengembangkan sense of industry, kapasitas untuk menikmati
pekerjaan dan mencoba mengurangi atau menangkis perasaan
rendah diri. Oleh karena itu, keluarga perlu bekerjasama untuk
mencapai tugas perkembang tersebut yaitu membantu sosial
anak didaerah sekitar lingkungan seperti tetangga atau sekolah,
mempertahankan keintiman dengan pasangan, dan emmenuhi
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkat kesehatan anggota
keluarga.

e) Tahap V : keluarga dengan anak remaja


Periode remaja dianggap penting karena terjadi perubahan fisik
yang diikuti dengan perkembangan mental yang cepat. Tahap
ini dimulai saat anak berusia 13 tahun dan berakhir dengan 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Pada tahap ini, keluarga memiliki tugas
perkembangan memberikan kebebasan yang seimbang dengan
tanggung jawab mengingat remaja sudah bertambah dewasa
dan meningkat otonominya, mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara
anak dan orangtua, menghindari perdebatan, permusuhan dan
kecurigaan juga perubahan sistem peran dan peraturan untuk
tumbuh kembang keluarga.

33
f) Tahap VI : keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah. Lamanya tahap ini bergantung dengan jumlah anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan
tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama tahap ini untuk
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan melepas
anak untuk hidup sendiri. Tugas perkembangan pada tahap ini
yaitu memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar,
mempertahankan keintiman keluarga, membantu orangtua
suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua,
membantu anak untuk mandiri di masyarakat dan penataan
kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

g) Tahap VII : keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimaulai saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal. Pada tahap ini semua anak mulai meninggalkan
rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan
kesehatan denagn berbagai aktivitas. Pasangan juga
mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan keluarga
anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antar
generasi (anak dan cucu) sehingga pasangan dapat merasakan
kebahagiaan sebagai kakek nenek. Tugas perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan yaitu mempertahankan
kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan teman sebaya dan anak-anak, serta meningkatkan
keakraban pasangan.

34
h) Tahap VIII : keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan
meninggal sampai keduanya meninggal. Proses lanjut usia dan
pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena
berbagai stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.
Dengan memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase ini
diharapkan orang tua mampu menghadapi stressor tersebut
dengan mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan,
adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan keakraban
suami istri dan saling merawat, mempertahankan hubungan
dengan anak dan masyarakat sosial serta melakukan life
review.

7. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


a. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/ model
family centre Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian, yaitu:
1) Data Umum
a) Identitas Kepala Keluarga
- Nama kepala keluarga:
- Umur (KK):
- Pekerjaan kepala keluarga (KK):
- Pendidikan kepala keluarga (KK):
- Alamat kepala keluarga (KK):

35
b) Komposisi anggota keluarga
Nama Umur Sex Hub dengan Pendidikan Pekerjaan Ket
KK

c) Genogram
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus
tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan
gambar. Terdapat keterangan gambar dengan simbol
berbeda (Friedman, 1998) seperti:
- Laki-laki :

- Perempuan :

- Meninggal :

- Tinggal serumah : ------------------

- Pasien :

d) Tipe Keluarga
e) Suku Bangsa
- Asal suku bangsa keluarga

36
- Bahasa yang dipakai
- Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
f) Agama
- Agama yang dianut keluarga
- Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
g) Status sosial ekonomi keluarga
- Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
- Jenis pengeluaran anggota keluarga tiap bulan
- Tabungan khusus kesehatan
- Barang yang dimiliki
h) Aktifitas rekreasi keluarga

2) Riwayat dan tahap perkemabangan keluarga


a) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan
anak tertua)
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat keluarga inti
d) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)

3) Lingkungan
a) Karakteristik rumah
- Ukuran rumah (luas rumah)
- Kondisi dalam dan luar rumah
- Kebersihan rumah
- Ventilasi rumah
- Saluran pembuangan air limbah
- Air bersih
- Pengelolaan sampah

37
- Kepemilikan rumah
- Kamar mandi
- Denah rumah
b) Karakteristik tetangga dan komunikasi tempat tinggal
- Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja
- Aturan dan kesepakatan penduduk setempat
- Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
c) Mobilitas geografis keluarga
- Apakah keluarga sering pindah rumah
- Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga
d) Sistem pendukung keluarga
Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami
masalah

4) Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
b) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga, cara
keluarga memecahkan masalah.
c) Struktur kekuatan keluarga
d) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang lain
mengalami masalah, dan power yang digunakan keluarga.
e) Struktur peran
f) Peran seluruh anggota keluarga
g) Nilai dan norma keluarga

5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif

38
Bagaimana keluarga mengekspresikan perasaan kasih
sayang, perasaan saling memiliki, dukungan terhadap
anggota keluarga, dan saling menghormati
b) Fungsi Sosialisasi
Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia
luar, interaksi dan hubungan dalam keluarga.
c) Fungsi perawatan keluarga
Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga
(bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana
prevensi/ promosi).

6) Stress dan Koping keluarga


a) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kesehatan keluarga
b) Respon keluarga terhadap stress
c) Strategi koping yang digunakan
d) Adakah cara keluarga mengatasi masalah maladaptive

7) Pemeriksaan Fisik
a) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b) Oemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga.
c) Askep pemeriksaan fisik dari mulai vital sign, rambut,
kepala, mata mulut THT, leher thorax abdomen, ekstermitas
atas dan bawah, sistem genitalia.
d) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.

8) Harapan Keluarga
Terhadap masalah keluarga dan terhadap petugas yang ada.

39
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data-data
yang didapatkan pada pengkajian, yang terdiri dari masalah
keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal
dari pengkajian fungsi keperawatan keluarga. Diagnose
keperawatan mengacu pada rumus PES (Problem, Etiologi,
Simptom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah
dari NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan
pendekatan lima tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon
masalah (Padila, 2012).
Etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnose
keperawatan keluarga actual (terjadi deficit/gangguan kesehatan),
risiko (ancaman kesehatan) dan keadaan sejahtera (wellnes) (Padila,
2012).

Diagnosa keperawatan keluarga dapat dibagi menjadi 3, yaitu :


1) Diagnosa keperawatan keluarga : Aktual
2) Diagnosa keperawatan keluarga : Resiko
3) Diagnosa keperawatan keluarga : Sejahtera (Potensial)
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit ISPA
(NANDA,2015) yaitu :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
jalan nafas : spasmejalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya
mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya
eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan apnea :
ansietas, posisi tubuh, deformitas dinding dada, gangguan
kognitif, keletihan hiperventilasi, sindrom hipoventilasi,
obesitas, keletihan otot spinal.

40
3) Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak
adekuat, takipnea, demam, kehilangan volume cairan secara
efektif, kegagalan mekanisme pengaturan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory :
tirah baring atau imobilisasi, kelemahan menyeluruh,
ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan.
5) Defisit pengetahuan berhubungan dengan keadaan penyakit
keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi, kurang
paparan.

KRITERIA BOBOT SKOR

Aktual : 3
Sifat masalah 1 Resiko : 2
Potensial : 1

Mudah : 2
Kemungkinan masalah
2 Sebagian : 1
untuk dipecahkan
Tidak dapat : 0

Tinggi : 3
Potensi masalah untuk
3 Cukup : 2
dicegah
Rendah : 1

41
P
r Segera diatasi : 2

i masalah Tidak segera diatasi : 1


Menonjolnya 2
o Tidak dirasakan adanya

r masalah : 0

i
tas masalah yang harus diprioritaskan dengan keadaan keluarga
mengenai sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga
adalah sebagai berikut:

c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan
standar yang mengacu pada penyebab, selanjutnya merumuskan
tindakan keperawatan berorientasi pada kriteria dan standar. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Diagnosa
Tujuan Kriteria intervensi Rencana intervensi
keperawatan

Bersihan jalan nafas Setelah NOC : NIC :


tidak efektif dilakukan 1. Ventilasi 1. Pastikan
berhubungan dengan tindakan 2. Kepatenan jalan kebutuhan oral
obstruksi jalan nafas : keperawatan nafas suctioning
spasme jalan nafas, selama 1 x 24 Dengan kriteria 2. Auskultasi nafas
sekresi bronkus, jam hasil : sebelum dan
adanya eksudat di diharapkan 1. Klien tidak sesudah suctioning

42
alveolus, adanya pasien dapat merasa tercekik 3. Informasikan
benda asing dijalan bernafas 2. Irama dan pada klien dan
nafas normal, tidak frekuensi dalam keluarga tentang
ada sekresi, batas normal suctioning
dan jalan nafas 3. Tidak ada bunyi 4. Lakukan
baik. abnormal fisioterapi jika perlu
5. Monitor O2
pasien

d. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.Program dibuat
untuk menciptakan keinginan berubah dari keluarga, memandirikan
keluarga. Seringkali perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti
dengan waktu yang cukup untuk merencanakan implementasi.
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi
sekumpulan informasi yang sistimatik berkenaan dengan program kerja
dan afektifitas dari serangkaian program yang digunakan terkait program
kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai (Patton, 1986 dalam
Helvie, 1998). Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi
kepada perencana program dan mengambil kebijakan tentang afektifitas
dan afesiensi program.
Tujuan evaluasi antara lain untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan serta mementukan apakah tujuan keperawatan telah
tercapai atau belum. Jika tujuan keperawatan belum mencapai hasil yang

43
diinginkan maka perawat harus mengkaji kembali tujuan yang belum
tercapai tersebut.

Menurut (Asmadi, 2008) terdapat macam-macam evaluasi keperawatan


antara lain:
1) Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan
hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera
setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna
menilai keefektifan tindakan keperawaatan yang telah dilaksanakan.
Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang
dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan
klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan
data denagn teori), dan perencanaan.
2) Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua
aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evalusi sumatif ini
bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang
telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini
adalah melakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan
respon klien dan keluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan
pertemuan pada akhir layanan.

Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian


tujuan keperawatan.

1) Tujuan jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar


yang telah ditentukan.

44
2) Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses
pencapaian tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada sebgian
kriteria yang telah ditentukan.
3) Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit
perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul
masalah baru.

45
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pengumpulan data pada kasus ISPA suatu langkah awal pengkajian dalam
mengumpulkan data dan penulis mengunakan metode wawancara atau anamnesa
pada klien serta keluarga, adapula dilakukan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota
keluarga. Dari metode yang dilakukan saat melaksanakan asuhan keperawatan
didapatkan data dari klien dan keluarga sebagai berikut:

Penjajakan I
1. Pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Keluarga
Pengkajian asuhan keperawatan pada keluarga Ny. E berusia 56 tahun, lahir di
Jakarta, pada tanggal 11 September 1964, beragama islam, pendidikan
terakhir SMA. Pekerjaan Ny. E sebagai kader kesehatan di lingkungan tempat
tinggalnya dan Ny. E juga Berwirausaha didepan rumahnya yang dibantu oleh
keluarga. Ny. E bertempat tinggal di kampung kepuh Gg. V Rt. 17 Rw. 01
Kel. Bungur Kec. Senen Jakarta pusat. Nomor telpon yang bisa dihubungi:
087742644890

2. Susunan Anggota Keluarga


Nama Umur Gender Agama Status Pendidikan Pekerjaan
Yundita 23 th P Islam Anak SMA IRT
Fadli 15 th L Islam Anak SMP Pelajar
Putri 2 th P Islam Cucu - -

46
3. Genogram

Keterangan:

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

--------- : Tinggal dalam satu rumah

: Pasien

-.-.-.-.-. : Tidak menikah

47
A. Riwayat Tahap Perkembangan Pada Keluarga Child bearing
atau kelahiran anak pertama pada usia < 30 bulan
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. Y termasuk keluarga dengan tahap perkembangan toodler
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluarga child
bearing, dimana tugas:
a. Ny. Y menerima kedatangan
Ny. Y menfasilitasi An. P untuk bersosialisasi di lingkungan Rumah
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
Ny. Y tidak bekerja dan sumber penghasilan ada pada ibu Ny.Y
b. Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun
diluar
Ny. Y dan Ny. E berinteraksi dengan baik antara keluarga inti dan
lingkuangan luar.
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir
Ny.Y saat ini belum berniat menambah anak dikarnakan Ny. Y sudah
bercerai dengan suaminya.
d. Kegiatan untuk terus memberikan stimulus
Ny.Y selalu memberikan stimulus seperti apa yang telah dianjurkan
tenaga kesehatan contohnya seperti mengajarkan anak cara berbicara
dan melatih toilet training.

Tahap keluarga yang belum terpenuhi / terlaksana pada tahan perkembangan

Sudah Terlaksana

a. Membantu anak untuk bersosialisasi


Ny. Y menfasilitasi An. P untuk bersosalisasi di lingkungan Rumah.
b. Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun
diluar.

48
Ny. Y berkomunikasi dalam keluarga tetap terhubung dalam
menyelesaikan masalah selalu memusyawarahkan, dan berhubungan
baik dengan tetangga dan saling tolong menolong dalam keluarga.
c. Kegiatan untuk menstimulus
Ny. Y selalu memberikan stimulus seperti apa yang telah dianjurkan
dari tenaga kesehatan

Belum terlaksana

a. Membantu kebutuhan keluarga


Ny. Y belum bekerja dan sumber penghasilan ada pada Ny.E
b. Beradaptasi dengan anak baru lahir
Ny.Y saat ini belum berniat menambah anak dikarnakan Ny.Y sudah
bercerai dengan suaminya.

2. Riwayat keluarga inti


Ny. Y bertemu dengan Tn. X bertemu di lingkungan rumah dan saling
menjalin komunikasi pada tahun 2018. Ny. Y berasal dari suku Betawi
dan Tn. X berasal dari suku Jawa. Setelah menjalin hubungan selama 1
bulan Ny. Y dikarunia An. P dan saat ini berusia 2 tahun. kemudian pada
tahun 2019 Tn. X meninggalkan Ny. Y dan An. P. pada saat ini An. P
sedang mengidap batuk pilek selama 1 minggu terakhir.

3. Tipe keluarga
Keluarga Ny. Y termasuk tipe keluarga single parent yang hanya terdapat
Ny. Y 23 tahun, An. P 2 tahun dan Ny. E 56 tahun tinggal dalam satu
rumah.

49
B. Struktur Keluarga

1. Komunikasi dalam keluarga


Ny. Y mengatakan komunikasi dengan ibunya cukup baik, Ny. E
berjualan di depan rumah nya maka Ny. Y membantu Ny. E memasak dan
menyiapkan kebutuhan yang harus disiapkan saat berjualan. Gambaran
pola interaksai Ny. Y baik, cukup harmonis. Begitupun saat berbeda
pendapat Ny. Y dengan Ny. E mereka menyelesaikan nya dengan
musyawarah dan mengungakapkan apa yang dirasakan saat itu kepada
anggota keluarga. Anggota kelurga yang paling dominan dalam
mengambil keputusan adalah Ny.E. Cara berkomunikasi dalam keluarga
adalah secara langsung dan terbuka. Bahasa yang digunakan adalah
Indonesia.

2. Struktur Keluarga
Keluarga Ny. Y mengambil keputusan dengan musyawarah, yang
mengambil keputusaan adalah Ny. E dan berdiskusi terlebih dahulu. Ny. E
yang menbantu masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Hubungan keluarga sangat harmonis.

3. Struktur nilai / Value


Ny. Y bersuku Betawi dan budaya yang dominan dalam keluarga Bahasa
Betawi. Tidak ada nilai-nilai yang dianut oleh keluarga yang bertentangan
dengan kesehatan. Persepsi keluarga terhadap kesehatan merupakan hal
yang penting.

4. Struktur peran
Keluarga Ny. Y memiliki peran masing-masing, yaitu: Ny. Y sebagai
kepala keluarga dan Ny. E pengambil keputusan setelah dilakukannya

50
musyawarah dalam keluarga. Ny. Y dan Ny. E saling membantu untuk
keperluan rumah tangga dan membantu utk mengambil keputusan. Anak
pertama Ny. Y sebagai pemberi pendapat tetapi belum bias mengambil
keputusan dan anak kedua sebagai siswa belum bisa memberi pendapat.

1. Fungsi afektif
Keluarga Ny. Y sangat bangga jika ada anggota keluarganya yang berhasil
sedangkan respon keluarga Ny. Y apabila ada salah satu anggota keluarga
kehilangan, Ny. E sangat sedih dan memberikan doa yg terbaik.
2. Fungsi sosialisasi
Ny. Y tidak mengikuti organisasi apapun di lingkungan keluarganya tetapi Ny. Y
berinteraksi dengan baik dengan lingkungan rumahnya dan Ny. E mengikuti
organisasi masyarakat yaitu sebagai sekertaris di kantor RW dan menjadi kader
kesehatan RW setempat. Ny. E juga mengikuti pelatihan salon agar bisa
mendapatkan sertifikat. Keluarga mengunakan puskesmas dan posyandu dalam
memecahkan masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarga tersebut,
3. Fungsi reproduksi
Ny. Y tidak mengunakan alat kontrasepsi dikarena kan sudah tidak memiliki
suami dan belum ingin menikah dalam waktu dekat.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga Ny. Y dan Ny. E mendapatkan penghasilan sehari-hari dari berjualan
makanan matang dan menjadi anggota PKK rw setempat. Keluarga dalam sebulan
hanya berpenghasilan dibawah – 950.000 ribu. Pengeluaran rutin dalam keluarga
yaitu: kebutuhan makan, kebutuhan pakaian dan kesehatan, biaya transportasi.
Penghasilan keluarga mencakupi pemenuhan kebutuhan tersebut. Penghasilan
hanya di dapatkan dari Ny. E.

51
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Keluarga Ny. Y mengatakan jika ada anggota keluarga yang jatuh sakit maka
akan segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas kelurahan
bungur. Ny. Y mengatakan sehari-hari membeli lauk untuk di konsumsi dengan
membeli makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan dll. Cara penyajian
makanan kepa keluarga secara terbuka. Tidak ada pantangan dalam keluarga,
kebiasaan keluarga membeli air dikarenakan air di rumah tidak bisa di konsumsi.
Kebiasaan makan dalam keluarga adalah makan bersama.
6. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Ny. Y memiliki kebiasaan tidur pada siang hari dan memiliki kamar masing-
masing, apabila ada anggota keluarga yang tidak bisa tidur maka mereka akan
menonton televisi sampai tertidur.
7. Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan latihan
Ny. Y mengatakan dalam pemenuhan kebutuhan rekreasi tidak memiliki
kebiasaan teratur, dikarenakan Ny. E berjualan dan Ny. Y harus mengurus sendiri
anaknya sehingga tidak mempunyai waktu untuk berekreasi. Biasanya untuk
mengganti pemenuhan kebutuhan rekreasi dengan berjalan-jalan sore atau
mengunjungi keluarga yang tinggal berjauhan.
8. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
Keluarga Ny. Y mengatakan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
anggota keluarga Ny. Y melakukan kebiasaan mandi 2x sehari dengan
menggunakan sabun dan shampoo serta menggosok gigi 1x sehari dengan
menggunakan pasta gigi

52
4. Stressor dan Koping
Ny. Y mengatakan masih merasa kurang percaya diri karena menjadi single parents,
tetapi Ny. E memberikan semangat dan dukungan kepada Ny. Y untuk mengatasi rasa
malu dan memberi doa agar Ny. Y bisa mendapatkan pasangan hidup kembali.

5. Kesehatan Lingkungan
1. Perumahan
Keluarga Ny. Y mengatakan memiliki jenis bangunan permanen dengan luas
bangunan: 7x4 m dan luas perkarangan: tidak ada dengan status rumah milik
pribadi. Keadaan seperti rumah seperti: atap rumah terbuat dari asbes, terdapat
ventilasi memiliki luas <10%, luas lantai apabila siang hari masuk cahaya dengan
cukup baik dan lantai terbuat dari papan. Rumah Ny. Y memiliki lampu
penerangan yang bersumber dari lisrik, dan rumah Ny. Y tidak memiliki halaman,
tidak memiliki ruang tamu hanya memiliki ruang tv yang bisa dijadikan ruang
tamu sekaligus, terdapat satu kamar tidur, ruang dapur, kamar mandi yang
terdapat diluar dan kondisi WC cukup bersih.

DENAH RUMAH

53
2. Pengelolan sampah
Ny. Y mengatakan tempat pembungan sampah bersifat terbuka dan kondisinya
terlalu dekat dengan tempat menjemur pakaian, setiap minggunya sampah akan di
bawa oleh petugas kebersihan.
3. Sumber air
Ny. Y mengatakan sumber air yang digunakan adalah air sumur atau air bawah
tanah. Tetapi keluarga mengkonsumsi air untuk minum dengan cara membeli air
galon. Dikarenakan air dirumah berbau kaporit.
4. Jaman keluarga
Keluarga Ny. Y mengatakan jamban yang dimiliki berbentuk WC jongkok
dengan jarak <10 meter dari tempat kediaman, dengan kondisi cukup bersih dan
penerangan nya cukup.
5. Pembuangan air limbah
Ny. Y mengatakan sistem pembuangan limbah dialirkan ke dalam selokan atau
got yang berada disamping rumah dalam kondisi tertutup.

6. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan


Ny. Y mengatakan dilingkungan rumahnya terdapat perkumpulan kegiatan
masyarakat yaitu posyandu, posbindu, poslansia dapat dijangkau dengan
menggunakan kendaraan motor.

7. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

No Komponen Ny. E Ny. Y An. P


1. Kepala Rambut Rambut Rambut
Panjang, hitam , Panjang, tdk memiliki
terdapat uban, rontok, tidak sedikit, tdk
tidak ada ada benjolan, rontok, tipis
kelainan tipis

54
2. Mata Sklera anikterik Sklera anikterik Sklera
, konjungtiva , konjungtiva anikterik,
ananemis, tdk ananemis, tdk konjungitva
ada peradangan. ada peradangan anenemis, tdk
ada peradangan
3. Telinga Sedikit kotor, Bersih , tdk ada Sedikit kotor ,
terdapat terdapat terdapat
serumen, tdk serumen, tdk serumen, tdk
ada luka ada luka ada luka
4. Hidung Bersih, tdk ada Bersih, tdk ada Terdapat
secret , tdk ada secret, tdk ada kotoran,
kelainan kelainan terdapat secret
,berwarna hijau
muda, tdk ada
kelainan
5. Mulut Tdk ada Tdk ada Tdk ada
stomatitis, stomatitis , tdk stomatitis,
terdapat terdapat terdapat gigi
bolongan kelainan pd yang keropos.
disebagian gigi gigi
geraham
6. Leher dan Nyeri tekan Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-),
tenggorokan (-) , pembesaran , pembesaran pembesaran
kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe
dan tiroid tdk dan tiroid tdk dan tiroid tdk
ada , tdk ada ada , tdk ada ada, terdapat
kesulitan utk kesulitan utk nyeri menelan
menelan menelan

55
7. Dada dan Pergerakan dada Pergerakan Pergerakan
paru simetris , dada simetris, dada simetris,
vesikuler, vasikuler, vasikuler,
terdengar sonor terdengara terdengar sonor
pd bagian paru, sonor pd bagian dibagian paru,
ronchi (-) , paru, ronchi (-), rochi (+) ,
wheezing (- wheezing (-) , wheezing (+),
),stridor (-), tdk stridor (-) , tdk stridor (-) tdk
ada penggunaan ada ada
alat bantu nafas penggunaan penggunaan
alat bantu nafas alat bantu nafas
8. Jantung Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung
normal normal normal
9. Abdomen Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Tdk ada Tdk ada Tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran
massa massa massa
10. Ekstermitas 5555 5555 5555 5555 5555 5555
5555 5555 5555 5555 5555 5555
11. Kulit Kulit besih , tdk Kulit bersih , Kulit bersih ,
ada lesi , turgor tdk ada lesi, tdk ada leso ,
kulit elastis turgor kulit turgor kulit
elastis elastic
12. Kuku Pendek dan Sedikit panjang Sedikit panjang
bersih dan besih dan kotor
13. BB 50kg 56kg 9 kg
14. TB 159cm 155cm 30,5cm
15. Tanda vital TD: 100/80 TD: 120 / 80 TD: -

56
RR: 21 x/m RR: 19x/m RR: 35x/m
N: 90x/m N: 89x/m N: 97x/m
S : 36,2c S : 36,6c S : 37.9c
16. Kesimpulan Saat dikaji Saat dikaji Saat dikaji
dalam keadaan dalam keadaan dalam keadaan
sehat sehat batuk, pilek dan
demam (saat
hari pertama
dan kedua )

Keterangan:
Dalam pemeriksaan fisik utk Ny E dan Ny Y tidak ada keluhan sedangkan
pada An. P didapatkan saat pengkajian terdapat batuk pilek dan demam
selama 1 minggu terakhir dan tidak kunjung sembuh.

Penjajakan II

1. Kemampuan keluarga mengenal masalah ISPA


Keluarga Tn. B khususnya Ny Y mengatakan An. P sakit sudah hampir 1
minggu lebih sering batuk di malam hari pilek tidak kunjung sembuh. Ny. Y
mengatakan anak nya jadi rewel dan gelisah saat malam hari. Saat anak batuk-
batuk Ny Y memberikan An. P minum air hangat.

2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan terhadap masalah ISPA


Ny Y mengatakan setelah mengetahui An. P terkena ISPA keluarga langsung
membawa ke pelayanan kesehatan yaitu puskesmas kelurahan bungur.

57
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny y mengatakan saat anggota keluarganya sering mengkonsumsi sayur-
sayuran tetapi keluarga tidak pernah berolahraga.

4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan


Ny Y mengatakan menata lingkungan dengan menjaga kebersihan rumah dan
tetapi tidak rmempunyai ventilasi yang baik.

5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan


Ny Y mengatakan dilingkungan tempat tinggalnya terdapat puskesmas yang
berjarak cukup dekat dengan menggunakan motor. Ny Y mengatakan
memiliki jaminan BPJS.

FORMAT ANALISA KESEHATAN KELUARGA

Nama keluarga Ny Y khususya An. P


No Data focus Masalah kesehatan Diagnosa
keperawatan
1. Ds:
Infeksi saluran Bersihan jalan nafas
- Keluarga Ny. Y
pernapasan akut pada keluarga Ny. Y
mengatakan “anak saya khususnya An. P
dengan masalah
batuk pilek sdh 1 minggu
Infeksi saluran
yg lalu” pernapasan akut
- “batuk nya berdahak” “jika
malam hari terbangun dan
menangis karena hidung
tersumbat”
- Ny. Y mengatakan bahwa
Ny. E memberikan saran

58
kepada Ny. Y apabila ketika
sakit segera berobat ke
puskesmas kelurahan
bungur
- Ketika Ny. Y sakit, yang
merawat Ny. E.
- Keluarga Ny Y cukup
mampu memodifikasi
lingkungan, dari segi fisik
Ny. Y ingin merubah
pemberian makanan
terhadap anaknya dan Dari
segi lingkungan, harus
ditingkatkan lagi untuk
membuat ventilasi dalam
rumah dikarenakan
memiliki anak balita yg
butuh udara luar yg baik.
- Apabila An. P sakit, maka
Ny. E langsung
memberikan saran agar Ny.
Y segera ke puskesmas
kelurahan bungur untuk
mendapatkan pengobatan
yang lebih lanjut. Keluarga
Ny Y menggunakan biaya
kesehatan yang didapatkan
dari pemerintah seperti

59
BPJS.
Do:
- Terlihat anak gelisah
- Terlihat secret keluar dari
hidung
RR: 35x/m
N : 97x/m
S : 37.9c

SKORING MASALAH KEPERAWATAN


Masalah kesehatan: Insfeksi Saluran Pernafasan Akut
Skoring diagnose 1
No Kriteria bobot Perhitungan pembenaran
Sifat masalah 1 3:3x1=1 Ny Y
Skala: mengatakan jika
Potensial: 1 An P terkena
Resiko: 2 batuk pilek
Actual : 3 maka akan
diberi uap
buatan yang
dibuat sendiri
oleh Ny Y
dengan
menggunakan
air hangat dan
minyak kayu
putih dan
dihirup oleh

60
anaknya. Ibu
Ny Y juga
langsung
menganjurkan
Ny Y untuk
membawa
anaknya ke
Puskesmas
Kelurahan
Bungur
2 Kemungkinan masalah untuk 2 1 : 1x2 = 2 Tingkat
diubah: pengetahuan
Skala: kesehatan Ny. E
Mudah: 1 cukup baik
Sebagian: 2 karena Ny E
Tidak dapat : 0 menjadi kader
kesehatan
tingkat RW
dilingkungan
rumahnya. Serta
fasilitas
kesehatan
seperti
puskesmas
sangat dekat
dari rumah jadi
dengan mudah
untuk dijankau.

61
3 Potensial masalah untuk dicegah: 1 3: 3 x 1 = 1 Potensial
Skala: masalah untuk
Tinggi: 3 di cegah sangat
Cukup: 2 tinggi karena
Rendah: 1 saat An P
mengalami
demam makan
Ny. Y langsung
memberikan
kompres hangat
Serta jika anak
susah
mengeluarkan
secret maka Ny
Y akan
membuat Uap
buatan dengan
menggunakan
air hangat
dengan
mencapurkan
minyak kayu
putih.

4 Menonjolnya masalah: 1 2 :2x1=1 Menonjolnya


Cegah masalah
Skala: dicegah dapat
Segera ditangani: 2 segera

62
Masalah ada tidak perlu: 1 ditangani, yaitu
Masalah tidak dirasakan: 0 Keluarga Ny Y
selalu
membawa An P
untuk berobat
yang teratur
ketika sakit dan
memberikan
support untuk
menjaga
kebersihan
lingkungan agar
tetap sehat dan
bersih
Total :5

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


No Diagnosa keperawatan Skor
1. Bersihan jalan nafas pada keluarga Ny Y 5
khususnya An p dengan masalah Infeksi Saluran
Pernafasan Akut.

63
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Perencanaan merupakan tahap ketiga yang di lakukan setelah diagnosa ditentukan berdasarkan prioritasnya. Adapun
perencanaan keperawatan keluarga Ny. Y disusun berdasarkan table berikut:
Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Evaluasi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 2 3 4 5 6
Bersihan jalan nafas Selama 1x60 1.selama 1x60 Respon Verbal ISPA adalah
tidak efektif pada Ny. menit menit infeksi saluran
Y khususnya An.P kunjungan kunjungan, pernafasan
(2th) berhubungan rumah,bersih keluarga akut yang
dengan an jalan nafas mampu terjadi secara
ketidakmampuan pada An. P mengenal tiba-tiba yang
anggota keluarga masalah masalah ISPA menyerang
merawat keluarga teratasi pada hidung,
dengan ISPA sebagian keluarga. tenggorokan
Dengan cara: saluran bagian 1.Diskusikan bersama keluarga
a. dalam sampai pengertian ISPA dengan
Menyebutkan ke paru-paru. menggunakan lembar balik.
pengertian Respon verbal Biasanya 2. Tanyakan kembali kepada
ISPA menyerang keluarga,tentang pengertian
anak usia dua ISPA
bulan sampai

64
5 tahun
1.Diskusikan bersama keluarga
b. Menyebutkan tetntang penyebab ISPA
Menyebutkan 2 dari 3 2. Motivasi keluarga untuk
penyebab penyebab menyebutkan kembali penyebab
terjadinya ISPA: ISPA
ISPA -tertular 3. Beri dukungan positif atas
penderita usaha yang dilakukan keluarga.
batuk
-imunisasi
Respon verbal belum
lengkap
-lingkungan
tidak sehat

1. Diskusikan dengan keluarga


c. Respon verbal tentang tanda dan gejala ISPA.

65
Menyebutkan Menyebutkan 2. Motivasi Keluarga untuk
tanda dan 3 dari 5 tanda menyebutkan kembali tanda dan
gejala dari dan gejala gejala ISPA.
ISPA ISPA: 3. Beri reinforcement positif
- batuk atas usaha yang dilakukan
- pilek keluarga.
- demam
- anoreksia
- sakit kepala

1. Menjelaskan kepada keluarga


mengenal akibat lanjut dari
2.Selama 1x60 Menyebutkan penyakit ISPA
menit akibat bila 2. Motivasi keluarga untuk
kunjungan, penyakit ISPA mengumpulkan kembali akibat
keluarga tidak diatasi lanjut ISPA jika tidak ditangani
mampu dapat terjadi: 3. Mendiskusikan kembali
mengambil - Infeksi dengan keluarga tentang

66
keputusan telinga bagian keinginan keluarga untuk
untuk tengan merawat anggota keluarga
mengatasi - Infeksi
penyakit selaput otak
ISPA - Infeksi otak
 Menjelaskan
apa yang
terjadi bila
penyakit
ISPA tidak di
atasi
3.Setelah Respon Keluarga 1.Demonstrasikan pada
dilakukan psikomotor dapat keluarga tentang cara
tindakan mendemonstr menggunakan inhalasi buatan
keperawatan asikan cara 2. Berikan kesempatan pada
selama 1x60 perawatan keluarga untuk mencoba
menit ISPA dengan menggunakan inhalasi buatan
kunjungan Inhalasi 3. Beri reinforcement positif
rumah buatan: atas upaya yang dilakukan
diharapkan Persiapan keluarga
keluarga alat:
mampu a. Kertas koran

67
merawat b. Minyak kayu
anggota putih
keluarga yang c. Wadah
sakit ISPA baskom atau
 Dapat ember
melakukan d. Air panas
perawatan secukupnya
ISPA Prosedur
tindakan
a. Isi wadah
dengan air
panas
b. Teteskan
kurang lebih 4
tetes minyak
kayu putih
c. Hirup uap
melalui
corong dari
keran
4.Setelah Respon verbal Menyebutkan 1.Mendisksikan bersama
dilakukan 2 dari 3 cara keluarga tentang memodifikasi

68
tindakan memodifikasi lingkungan yang sehat
keperawatan lingkungan 2. Memotifasi keluarga untuk
selama 1x60 untuk mengulangi penjelasan
menit mencegah 3. Berikan reinforcement positif
kunjungan terjadinya atas jawaban keluarga
rumah ISPA: 4. Observasi lingkungan rumah.
diharapkan - Lantai rumah
keluarga bersih
mampu: - Atap rumah
memodifikasi bersih tanpa
lingkungan sawang
- Terdapat
ventilasi dan
penerangan
yang kuat
- Dapur dan
kamar mandi
bersih
- SPAL
mengalir tidak
berbau
5.Keluarga Respon verbal Manfaat 1.Klarifikasi pengetahuan

69
mampu fasilitas keluarga tentang manfaat
memanfaatka kesehatan fasilitas kesehatan
n fasilitas adalah untuk 2. Memotifasi keluarga untuk
kesehatan mengontrol menyebutkan kembali manfaat
untuk kesehatan, yankes
mengatasi mendapatkan 3. Memberikan reinforcement
ISPA pendidikan positif pada keluarga atas usaha
kesehatan, yang dilakukan keluarga.
Mendapatkan
pendidikan
kesehatan
yang tepat dan
segera untuk
mengatasi
ISPA

70
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/tgl/jam Diagnosa Tindakan keperawatan paraf


keperawatan
Kamis Bersihan jalan a. Mendiskusikan Nabila
12-03-2020 nafas tidak efektif dengan keluarga tentang pengertian Infeksi
12.00 pada Ny. Y saluran pernapasan
khususnya An.P DS : Ny. Y mengatakan ISPA itu penyakit
(2th) berhubungan dari udara kaya batuk pilek
dengan DO :
ketidakmampuan- keluarga Ny Y
anggota keluarga terlihat paham dan mengerti penyakit ISPA
merawat keluarga- TD : -
- RR : 35x/m
dengan ISPA
- N : 97x/m
- S : 37.9c
b. Jelaskan kepada
keluarga tentang penyebab infeksi saluran
pernapasan akut
DS : Ny. Y mengatakan An P sering memakan
makanan manis dan dingin” “suka membeli ciki
diwarung”
DO :
- Ny. Y
menyebutkan beberapa penyebab ISPA
- Keluarga Ny Y
terlihat memahami dan memperhatikan

c. Jelaskan kepada

71
keluarga tentang tanda dan gejala Infeksi
saluran pernafasn akut
DS : Ny. Y mengatakan “tanda-tandanya
batukmya berdahak , pilek , terkadang kalo
malam panas “
DO :
- Ny. Y meyebutkan
beberapa tanda dan gejala ISPA
- Keluarga Ny Y
terlihat memahami dan memperhatikan

d. Beri pujian atas perilaku yang benar


DS : -
DO : klien tampak paham dengan apa yang Nabila
Kamis sudah dijelaskan.
12-03-2020 TUK 2
13.00 a. Menjelaskan pada
keluarga akibat lanjut dari ISPA
DS : keluarga Ny Y mengatakan “ saya paham
akibatnya akan lebih parah”
DO : Keluarga Ny Y mendengarkan dan
memahami apa yang sedang dijelaskan

b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan


kembali akibat lanjut dari ISPA yang tidak
diobati
DS : keluarga Ny Y mengatakan “dampak jika
tidak di sembuhkan anak bisa menjadi sesak

72
nafas karena jalan napas tertutup oleh dahak”
DO :
- Keluarga Ny Y terlihat memahmi dan
memperhatikan dengan baik

c. Beri pujian atas pilihan yang tepat


DS : keluarga Ny Y mengatakan “terimakasi
berkat berdiskusi tentang ISPA jadi bisa lebih
paham”
DO : keluarga Ny Y terlihat kooperatif dan
tampak senang sudah di jelaskan akibat lanjut
dari ISPA Nabila

Jum’at a. Menjelaskan pada


13-03-2020 TUK 3 keluarga cara perawatan keluarga dengan
10.00 infeksi saluran pernapasan akut
DS : keluarga Ny Y mengatakan “Saya jadi
lebih paham bagaimana merawat anak yang
batuk pilek “
DO : keluarga Ny Y terlihat memperhatikan
yang sudah di jelaskan

b. Mendemonstrasika
n cara perawatan infeksi saluran pernapasan
akut
DS : keluarga Ny Y mengatakan “insya allah

73
bisa mencoba mempraktrekan ke anak saya
nanti Alhamdulillah saya juga sering
melakukan ini sebelumnya “
DO : keluarga Ny Y kooperatif dalam
mendemosntrasikan terapi uap dengan
menggunakan minyak kayu putih
keluarga Ny Y terlihat paham dan mengerti
TUK 4
Jum’at Nabila
13-03-2020
11.00
a. Diskusikan dengan
keluarga untuk memodifikasi lingkungan
DS : keluarga Ny Y mengatakan “setuju jika
dimodifikasi lingkungan seperti membuka
jendela-jendela dan mengurangi asap rokok
dalam rumah”
DO : keluarga Ny Y mendengarkan dengan
teliti

b. Beri pujian atas


perilaku yang benar
TUK 5 DS : - Nabila
Sabtu DO : klien tampak paham dengan apa yang
14-03-2020 sudah di jelaskan
10.00

a. Gali pengetahuan

74
keluarga tentang fasilitas kesehatan
DS :
- keluarga Ny Y
mengatakan “Ibu saya seorang kader kesehatan
Rw jadi jika anak saya atau ada keluarga yang
jatuh sakit maka segera di kasih penanganan
pertama dirumah dan setelah itu dibawa ke
tenaga kesehatan seperti puskesmas”
- keluarga Ny Y
mengatakan bahawa dirumah nya dekat dengan
puskesmas dan kader-kader kesehatan di Rw
nya sering mengadakan posyandu, posbindu
untuk warga nya jadi terpantau setiap bulannya
cukup membantu kalangan seperti kita
DO : keluarga klien Ny Y terlihat cukup paham
atas tenanga kesehatan yang berada pada
lingkungan rumah nya karena ibunya cukup
aktif dalam kader kesehatan RT 17.

b. Diskusikan dengan
keluarga tentang fasilitas kesehatan dan
manfaat
DS : keluarga Ny Y mengatakan “saya sering
diajak sering sama ibu saya kalo anak saya
sakit disuruh langsung bawa ke puskesmas”
DO :keluarga Ny Y terlihat memperhatikan dan
memahami apa yang sudah dijelaskan

75
c. Beri kesempatan
kepada keluarga untuk memilih pelayanan
kesehatan
DS : keluarga Ny Y mengatakan “kebetulam
rumah saya emang deket dari puskesmas jadi
kalo sakit saya langsung bawa anak saya atau
anggota keluarga saya untuk langsung berobat
kesana”
DO : keluarga Ny Y memilih puskesmas untuk
pengobatanya

76
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan merangkum pembahasan mengenai tinjauan teoritis
dengan laporan kasus penelitian selama kurang lebih 2 minggu dan 3 hari
untuk waktu pengkajian. Dalam pembahasan penulis membandingkan antara
tinjauan teoritis dengan laporan kasus mengenai Asuhan keperawatan pada
keluarga Ny. E khususnya An. P dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar oksigenasi Patologi sistem pernapasan : Infeksi saluran pernapasan akut
di RT 17 / RW 01 Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen Jakarta pusat dengan
melakukan tahapan proses keperawatan dari mulai pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.

A. Pengkajian keperawatan
Pada pengkajian langkah awal yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 11-
14 maret 2020 untuk mengumpulkan data klien dengan cara wawancara atau
anamnesa, observasi hingga pemeriksaan fisik untuk seluruh keluarga.
Sebelum melakukan pengkajian awal penulis melakukan kontrak waktu
dengan keluarga klien apakah bersedia untuk dilakukan pengkajian serta
pemeriksaan lainnya. Sehingga keluarga Ny. E bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan atau menerima menjadi pasien kelolan penulis. Pada saat
melakukan pengkajian di lengkapi dengan format pengkajian yang disediakan
oleh pembimbing , maka dari itu dengan sangat mudah didapatkan data-data
dari klien.

Dari hasil yang didapatkan pada keluarga Ny. E bahwa tipe keluarga Ny. E
adalah keluarga single parents dijelaskan bahwa keluarga single parents
merupakan keluarga yang hanya terdiri dari satu orangtua (ayah/ibu) dengan
anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau

77
kematian. Tahap perkembangan keluarga Ny. E adalah tahap perkembangan
keluarga child bearing (kelahiran anak pertama). Tahap perkembangan pada
Ny. E belum terpenuhi dikarnakan Ny. E telah berpisah dengan suaminya.
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama berlanjut sampai anak
pertama berusia <30 bulan. Kedatangan bayi dalam rumah tangga Ny. Y
dikarunia An. P, kedatang An.P menciptakan perubahan dalam bagian
anggota keluarganya. Untuk tahap kehamilan dan kelahiran An. P hanya
disiapkan oleh Ny. Y dikarenakan suami nya meniggalkan Ny. Y semenjak
An. P berusia kehamilan 2 bulan. Maka Ny.Y belum mempersiapkan
kehadiran An. P dikarenakan hidupnya hanya sendiri tanpa kehadiran
suaminya Ny. Y hanya dibantu oleh sang Ibu, serta peran Ny. Y menjadi
orangtua hanya seorang diri. Pada Interaksi anggota keluargapun jadi tidak
baik dan tahap hubungan seksual serta mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan suamipun tidak ada dikarnakan Ny. Y ditinggal pergi
sejak mengandung An. P pada usia 2 bulan.

Peran keluarga dalam keluarga Ny. Y juga terdapat perubahan, Ny. Y


berperan sebagai kelapa keluarga tetapi sang ibu yaitu Ny E yang menafkahi
keluarganya dengan cara menjual lauk matang di depan rumahnya. Oleh karna
itu ekonomi keluarga Ny. Y belum maksimal atau belum optimal. Ny. Y juga
tidak berkerja dikarnakan harus mengurus anak nya yang masih kecil. Peran
anak pun menjadi berubah yang seharusnya bisa menafkahi ibunya yang
sudah berusia lansia muda tetapi harus terhalang oleh mengurusi An. P,
sedangkan Ny E juga memiliki anak laki-laki yaitu Tn. F yang berusia
15tahun yang harus di tanggung juga kebutuhannya. Tn. F juga terkadang
membantu sang ibu untuk berjualan maka dari itu waktu belajar dan bermain
anak berkurang akibat perubahan peran.

78
Fungsi keluarga Ny. E terutama pada fungsi pemeliharan kesehatan tidak
terdapat kesengjangan dikarenakan sang ibu yaitu Ny. E berperan aktif dalam
kader kesehatan yang berada di likungan rumahnya di kalangan RW 01. Ny.E
menjadi kader kesehatan mewakili RT 17 tempat Ny. E bertempat tinggal.

Dari permasalahan yang dialamin pada keluarga Ny. E khususnya An. P


didapatkan tanda dan gejala yang dikeluhkan Ny. E tidak terjadi kesengjangan
atara teori dan pembahasan karna terdapat gejala batuk, flu hingga demam
sama seperti yang didapatkan saat pengkajian

Status lingkungan mulai dari karakteristik, rumah yang ditempati keluarga


Ny. E adalah semi permanen, berukuran 7m² x 4 m² tanpa pekarangan. Atap
rumah Ny, E terbuat dari asbes, ventilasi rumah kurang karena tertutup oleh
bangunan rumah yang berada disampingnya , Menurut teori ventilasi rumah
harus >10% dari luas lantai.. Penarangan rumah mengunakan listik, lantai
rumah terbuat dari teriplek, kondisi kebersihan rumah Ny. E secara keseluruan
kurang rapih dan terlihat banyak debu terdapat dikamar tidur Ny. E,
Penempatan barang dalam rumah kurang tepat atau tidak rapih sehingga
menjadi sempit dan berantakan, kamar mandi terletak di luar rumah cukup
bersih karena baru saja dibangun oleh pemerintah daerah.

Dalam penyajian makanan dalam keluarga Ny. E khususnya An. P biasanya


dengan cara membeli makanan siap saji seperti bubur ayam , tetapi untuk
keluarga lain makan-makanan yang dimasak oleh Ny. E dan penyajiannya
secara terbuka dikarenkan makanan yang untuk dijual jika tidak habis akan di
makan oleh keluarga Ny. E. Dalam pengelolaan makanan juga dengan
dipotong dan dicuci terlebih dahulu sama seperti dalam teori, teori
menganjurkan untuk di potong dan dicuci terlebih dahulu.

79
Keluarga Ny. Y dalam fungsi sosialisainya baik dikarenakan ibu Ny. Y sangat
aktif dalam kegiatan RW sebagai kader kesehatan di wilayah rumahnya, tetapi
Ny. Y tidak mengikuti kegiatan dilingkungan nya dikarenakan memiliki An. P
dan adik dari Ny. Y juga tidak ikut aktif dalam aktifitas dilingkungan nya
tetapi saat ada acara 17agustus Tn. F ikut serta dalam panitia, membantu
gotong royong dengan tetangga rumahnya saat adanya acara. Dalam teori dan
pembahasan tidak terdapat kesengjanga dikarenakan kelurga Ny. E masih ikut
serta aktif dalam kegiatan dilingkungan nya walapun Ny. Y tidak ikut serta
tetapi Ny.E dan Tn. F sudah ikut serta didalam kegiatan dilingkungannya.

B. Diagnosa keperawatan

Dalam membuat diagnosa penulis mengacu pada teori yaitu risiko , actual
sehingga potensi. Dalam membuat diagnosa terdapat kesengjangan dalam
teori dan kasus, karena dalam teori sasaran pada individu dan keluarga. Tetapi
yang didapatkan dalam kasus hanya individu. Kasus nya pada Keluarga Ny. E
khusus An. P dengan masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Dalam penulisan hanya membahas mengenaik gangguan sistem pernafasan


dan didapatkan 2 diagnosa. Saat membuat scoring untuk masalah keperawatan
keluarga cukup memahami dan penulis dapat menetukan prioritas masalah
yaitu :

1. Bersihan jalan napas pada keluarga Ny. Y khususnya An. P

Penulis mengangkat diagnose ini dengan berdasarkan adanya data


yang penulis dapatakan pada saat pengkajian yaitu data objektif yang
didapatkan pada Ny. Y mengatakan bahwa “ISPA adalah penyakit
pernapasan yang mengakibatkan batuk pilek hingga demam, pada
malam hari anak jadi rewel dan bangun pada malam hari”. Pada saat
anak sulit bernapas karena flu Ny. Y langsung memberikan

80
pertolongan pertama dengan cara membaluri dada An.P dengan
minyak kayu putih. Begitu juga saat pada siang hari Ny.Y memberikan
terapi uap buatan yang dia dapatkan dari internet. Setelah perawatan
dirumah selama 1minggu batuk tidak kunjung sembuh maka Ny. Y
membawa An. P ke Puskesmas agar ditangani lebih baik dengan
dokter. Saat di lakukan pemeriksaan di Puskesmas didapatkan
pemeriksaan fisik pada An. P data objektif Suhu tubuh 37.6 ֩ C masih
ada dahak dan masih ada cairan yang keluar dari hidung

Diagnosa dalam teori terdiri dari actual, risiko dan potensial. Sebagai
berikut :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan


ekspansi paru
2. Hipertemi berhubungan dengan adanya mikroorganisme dalam
tubuh
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan dalam memasukan dan mencerna
makanan
4. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan
dengan kurang informasi.

Pada kasus ini hanya ditegakan bersihan jalan napas tidak efektif
untuk hipertermi tidak ditegakan karena suhu anak hanya 36-37 ֠ C
tidak menunjukan Hipertermi.

81
C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan dilakukan penulis tidak berbeda dengan yang ada di teori
yaitu diawali dengan menyusun urutan yang paling prioritas, menentukan
tujuan dan kriteria hasil, serta membuat rencana tindakan yang akan di
lakukan dengan diagnose yang sudah didapat. Setelah diagnosa
didapatkan, Maka lanjut perencanaan yang dimana ada kesepakatan antara
penulis dengan keluarga apa yang akan diberikan saat tindakan yang
dilakukan dirumah. Keluarga Ny. Y sedikit paham akan tindakan yang
dilakukan jika keluarga terkena ISPA. Karena perencanaan dibuat agar
keluarga lebih paham bagaimana caranya melakukan tindakan yang bisa
dilakukaan dirumah untuk pertolongan pertama, penulis juga membuat
perencanaan agar bermanfaat untuk keluarga terutama untuk Ny. Y ibu
dari An. P , Karena biasanya ibu baru memiliki anak kecil cepat panik
dalam menangani anak sakit. Jadi penulis mengajarkan keluarga agar bisa
lebih paham dan mengerjakan sesuai dengan teori yang ada.

Pada diagnosa pertama yaitu bersihan jalan napas tidak efektif pada An. P
berhubungan dengan penurunan ekspansi paru. Penulis memberikan
penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat karena didapat
kondisi rumahyang sangat kurang ventilasinya dan kebersihan nya kurang
untuk anak kecil yang tinggal didalamnya, keluarga mengatakan bersedia
penulis melakukan perencanaan yang disetujui oleh kedua pihak. Bagi
keluarga ini adalah tindakan yang menambah informasi dan motivasi
untuk keluarga dalam menerapkan hidup sehat sehari-hari. Penulis
melakukan rencana tindakan karena adanya faktor pendukung keluarga
Ny. Y karena semua ingin mengetahui agar bisa menjaga kesehatana
anggota keluarganya satu sama lain, Dan adapun hambatan lainnya dalam
membuat rencana tindakan itu sendiri ialah An.P yang takut melihat
Perawat karena punya trauma seperti takut disuntik.

82
D. Pelaksaan keperawatan
Implementasi adalah aktualisasi dari rencana tindakan yang dibuat
bersama perawat dan keluarga, pada tahap ini penulis melakukan tindakan
dengan mengikuti rencana tindakan yang sudah dibuat dan disepakati oleh
pihak keluarga Ny. E dan memprioritaskan diagnose keperawatan. Pada
diagnosa pertama dapat dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan
yaitu mengenal masalah ISPA, menjelaskan cara perawatan keluarga
dalam kasus ISPA, dan memodifikasi lingkungan dan menjelaskan
keuntungan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
rumah dan menjelaskan keuntungan yang ada dilingkungan tempat tinggal
Keluarga Ny. E.
Penulis melakukan penyuluhan mengenai ISPA agar keluarga Ny.E lebih
paham dan selaras dengan terori, Keluarga Ny. E cukup memperhatikan
akan penting kesehatan keluarga, setelah dilalukan penyuluhan penulis
pun mengajarkan caranya terapi uap dengan bahan yang ada dirumah
dengan tujuan agar keluarga dapat memahami tindakan sesuai teori.
Penulis menganjurkan untuk Keluarga Ny. E memodifikasi lingkungan
bertujuan agar peralatan rumah tangga yang ada dirumah bisa tertata
dengan rapih dan aktifitas An. P saat bermain tidak terganggu oleh
barang-barangan yang ada. Serta penulis menjelaskan pentingnya fasilitas
kesehatan sehingga penyakit yang ada di keluarga dapat diatasi secepat
mungkin.

Kendala yang dihadapi penulis saat melakukan penatalaksanaan


keperawatan ini ialah An.P takut melihat perawat jadi Ny. Y sesekali
mengajak bermain sejak An.P, Serta Tn. F yang masih bersekolah dan
tidak bisa ikut serta dalam pengkajian siang ini. Sebagai tindak lanjut yang
dilakukan penulis menganjurkan Ny, E untuk menginformasikan apa yang
sudah didapat kepada anggota keluarganya yang lain agar bisa mengetahui

83
mengenai cara penanganan ISPA. Untuk anggota yang tidak hadi atau
masih sekolah maka penulis meninggalkan leaflet kepada anggota
keluarga agar dibaca dan dipahami bersama serta diaplikasikan.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan yang telah membandingkan antara hasil
implementasian dengan kiteria hasil yang sudah disesuaikan. Untuk
melihat keberhasilan yang terdapat pada rencana tindakan dan evaluasi
karena ada nya kerjasama yang baik antara penulis dan keluarga.
Keefektifan intervensi dapat dilihat dari respon keluarga dan hasil yang
disesuaikan dengan tujuan yang telah dibuat dalam evaluasi hasil tindakan
yang telah dilakukan penulis dengan mengobservasi secara langsung,
wawancara, dan pemeriksaan fisik.

Pada diagnosa keperawatan pertama penulis melakukan evaluasi sebanyak


3 kali yaitu pada tanggal 12-14 maret 2020. Berdasarkan analisa data yang
diperoleh adalah tentang penyakit ISPA, dimana keluarga mengenal
masalah, mengambil keputusan dan juga merawatan keluarga yang sakit,
keluarga dapat mengetahui apa pengertian , penyebab, tanda dan gejala
serta komplikasi dan pencegahan. Sehingga keluarga dapat mencegah
terjadinya Infeksi berulang dan keluarga lain tidak terkena penyakit yang
sama , sebagai tindak lanjutnya penulisa menganjurkan untuk keluarga
pasien agar menjaga kesehatan serta menganjurkan untuk keluarga pasien
menjaga kesehatan serta menganjurkan keluarga ikut serta dalam
perawatan yang sudah diajarkan oleh penulis.

84
BAB V

PENUTUP

Setelah pembahasan membeda antara tinjauan teori dengan kasus dilapangan


membahasa laporan asuhan keperawatan keluarga Ny. E khususnya An. P dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi dengan masalah Infeksi Saluran
Pernapasan Akut. Penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :

A. Kesimpulan
1. Pada keluarga Ny. E didapatkan saat penulis melakukan pengkajian
hingga implementasi keperawatan, Anggota eluarga tidak dapat
berkumpul bersamaan dikarenakan Tn. F masih berada di sekolah dan An.
P. Maka dari itu pada saat melakukan pemeriksaan fisik untuk seluruh
keluarga dilakukan kontrak terlebih dahulu sebelum melakukan
pengkajian , rencana tindakan, maupun pengimplementasai tindakan agar
dapat bertemu.
a. Tugas perkembangan Keluarga Ny. E yang belum terpenuhi
b. Peran keluarga yang berubah karena Ny. E telah berpisah dengan
suaminya, sedangkan anak pertama yang tidak bekerja maka dari
itu sumber penghasilan hanya dari hasil menjual lauk matang yang
dikerjakan oleh Ny. E.
c. Fungsi keluarga Ny. E dalam pemenuhan kesehatan dan
pemenuhan kebutuhan makan sudah tercukupi
d. Dalam fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga Ny. E melakukan
penolongan pertama dengan memberikan terapi uap hingga jika
sekiranya dalam 3 hari tidak kunjung sembuh maka Ny. E akan
membawa ke pelayanan Kesehatan.

85
2. Diagnosa yang muncul dan prioritas yang diangkat adalah bersihan jalan
napas berhubungan dengan penurunan ekpansi paru pada keluarga Ny.E
khususnya An.P, dan resiko hipertermi berhubungan dengan adanya
mikroorganisme dalam tubuh dengan masalah Infeksi Saluran Pernapasan
Akut. Ny. E sangat memperhatikan kesehatan anggota keluarga
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang muncul yaitu memberikan penyuluhan
kesehatan tentang Infeksi Saluran pernapasan, serta penulisa melakukan
berdasarkan dengan TUK 1-5, Keluarga di arahkan mengenai pengertian,
tanda dan gejala, bagaimana keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sedang sakit dan cara perawatannya. Kemudian dilakukan kegiatan
prefentif lainnya seperti memberikan terapi Uap kepada An.P serta
memodifiksi lingkungan tempat tinggal Ny. E dan memberi arahan
manfaat dari fasilitas kesehatan.
4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi yang
dilakukan pada 2 diagnosa yang muncul, seperti melakuakn sesuai
perencanaan TUK 1-5 yang dibuat sebelumnya.
5. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP dilakukan selama 3x 24
jam dari tanggal 12 -14 maret 2020. Evalusi yang didapat oleh penulis
adalah masalah teratasi, karena keluarga Ny. E kooperatif dalam
melakukan kegiatan yang dilakukan penulis. Pesen penulis untuk keluarga
tetap mempertahankan kesehatan keluarga berikan motivasi keluarga yang
lain agar bisa menjaga kesehatan diri dan mempraktikan apa yang sudah di
ajarkan oleh penulis.

86
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang ada seluruh asuhan keperawatan yang
sudah dilakukan, maka penulis ingin menyampaikan saran dan kritik
untuk memperbaiki kualitas yang ditulis oleh penulis dan meningkatkan
mutu pelayanan pada asuhan keperawatan dengan masalah Infeksi saluran
Pernapasan Akut.
1. Institusi Pendidik
Diharapkan untuk fasilitas pembelajaran seperti perpustakaan di
perbarui hingga penulis dapat mengakses sumber-sumber dalam 10
tahun terakhir yang lebih banyak lagi untuk konsep penyakit
Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Sehingga penulis mudah dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
2. Perawat
Diharapkan dalam melakukan tindakan keperawatan dapat
melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap seperti pengecekan
kadar gula, asam aurat, kolestrol. Karena banyak sekali yang
menanyakan hal tersebut. Sehingga keluarga dapat mengetahui
penyakitanya karena terkadang masih banyak yang masalah atau
takut datang ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan tersebut.
Karna kebanyakan dari sekarang jika inget memeriksaakan
pemeriksaan tersebut harus dikenakan biaya.
3. Puskesmas
Diharapkan melakukan kunjungan ke masyarakat sesering
mungkin dikarenakan masih banyak sekali lansia yang berada di
pemukiman yang sulit untuk pergi ke puskesmas maka dari itu
program-program telah dibuat oleh pihak Dinkes di jalankan
sebaik mungkin.

87
4. Keluarga
Diharapkan menjaga kesehatan serta mempertahankan
pengetahuan terhadap pentingnya hidup sehat, Pada keluarga Ny.
E sudah sangat baik dikarenakan telah bergabung dalam kader
kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya.
5. Bagi penulis
Harus ditingkatkan lagi dalam melakukan asuhan keperawatan
keluarga secara teori, sehingga kelurga mendapatkan informasi
sesuai dengan teori yang sudah ada serta keluarga mampu
mengaplikasikannya.

88
DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff&mukti (2010), dasardasarilmupenyakitparu. Surabaya


:airlanggauniversitas press.

Djojodibroto&suryono, Respirologi: respiratory medicineEdisi 2jakarta :


EGC, 2014. 264 hlm

Andarmono, S (2012). Keperawatankeluarga :konseptor, proses,


danpraktikkeperawatan. Edisi 1. Yogyakarta: Grahailmu

Susanto, tantut.(2012). Buku ajar keperawatankeluargaaplikasiteori pada


praktikasuhankeperawatankeluarga.jakarta:CV.Trans Info Medika

Jhonso R dan LenyR.(2010).keperawatankeluarga,Yogyakarta:NuhaMedika

Hasil Utama RISKESDAS 2018. Prevelesi ISPA.


https://drive.google.com/file/d/1Vpf3ntFMm3A78S8Xlan2MHxbQhqyMV5i/view di
Aksestanggal 11 februari 2020 pukul 15.00

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190730181324-20-416867/dinkes-dki-
sebut-tren-penderita-ispa-meningkat-2016-2018 di unduhtanggal 10 februari 2020
pukul 16.20

89
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ISPA

Penyuluh : Nabila noor fathima


Topic : ISPA
Pokok bahasan : Cara Perilaku Hidup Sehat
Sasar : Keluarga Ny. E
Alamat : kampung kepuh Gg. V Rt. 17 Rw. 01 Kel. Bungur
Kec. Senen Jakarta pusat.
Hari / Tanggal :Jumat 13 Maret 2020
Waktu : 20 menit
Media : lembar balik
Metode : Ceramah, Tanya jawab, dan diskusi

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Keluarga dapat
memahami dan mengerti tentang Cara Perilaku Hidup Sehat
Tujuan Kusus.
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Keluarga dapat memahami
tentang:

a. Pengertian penyakit ISPA


b. Penyebab penyakit ISPA
c. Gejala dan penularan ISPA
d. Penanganan penyakit ISPA
e. Cara penularan ISPA dan
f. Pencegahan ISA

90
B. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan perawat Kegiatan pasien Media
Kegiata
n
1. Pemb· Memberi salam · Menjawab salam Diskusi
ukaan · Menjelaskan tujuan · Mendengarkan dan Ceramah
Waktu pembelajaran memperhatikan
5 menit· Mengali sejauh mana · Menjawab
pengetahuan klien pertanyaan perawat
2. materi Menjelaskan materi Menyimak
waktu penyuluhan secara ,mendengarkan, Ceramah,
20 berurutan dan teratur berperan aktif Diskusi,
menit Materi : (mengajukan
1) Pengertian penyakit pertanyaan bila
ISPA belum jelas)
2) Penyebab penyakit
ISPA

3) Gejala dan penularan,


4) Penanganan
penyakit ISPA

5) Cara penularan
ISPA
dan
6) Pencegahan
penyakit ISPA

3. penut Evaluasi : 1. Menjawab Tanya jawab


up Meminta kepada klien pertanyaan Diskusi
waktu untuk menjelaskan,2. Melakukan intruksi
15 menyebutkan atau perawat
menit mempraktekkan kembali3. Berperan aktiv jika
mengenai: ada yang belum jelas
4. Menjawab salam

91
1) Pengertian penutup
penyakit ISPA

2) Penyebab penyakit
ISPA

3) Gejala dan
penularan ISPA
,
4) Penanganan
penyakit ISPA

5) Cara penularan
ISPA
6) Pencegahan penykit
ISPA

rs

Penutup :
 Mengucapkan terima
kasih dan mengucapkan
salam

92
Evaluasi :
Meminta kepada klien untuk menjelaskan, menyebutkan atau mempraktekkan
kembali mengenai:

1) Pengertian penyakit ISPA


2) Penyebab penyakit ISPA
3) Gejala dan penularan, ISPA
4) Penanganan penyakit ISPA
5) Cara penularan ISPA
6) Pencegahan penykit ISPA

93
MATERI
A. Pengertian
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA merupakan penyakit yang
disebakan oleh virus dan bakteri. Secara umum Penyakit ini menyerang
saluran pernapasan bagian atas terdiri darihidung dan tenggorokan. Memiliki
beberapa gejala yaitu nyeri saat menelan, flu serta batuk kering maupun
berdahak. Penyakit ISPA menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit yang
paling banyak di Indonesia ( Kemenkes RI, 2018 ). Menurut Kemenkes
Infeksi saluran pernafasan adalah salah satu penyakit paling sering terjadi di
Indonesia.

B. Etiologi
ISPA disebabkan oleh lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan jamur.
Bakteri disebabkan oleh genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus,
hemofilus, bordetella, korinebacterium. Sedangkan virus antara lain
golongan mikovirus, koronavirus, picornavirus, mikoplasma, herpervirus.
Bakteri dan virus sering kali menjadi penyebab terjadinya ISPA. Selain
bakteri dan virus seperti diatas ada juga virus influenza dan akan
menyebar di udara bebas serta masuk ke saluran pernafasan bagian atas
yaitu tenggorokan dan hidung.

C. Gejala dan penularan


Gejala umum yang muncul pada Infeksi Saluran Pernapasan Akut seperti
batuk, flu hingga demam. Ada juga gejala-gejala lain yang muncul pada
ISPA seperti hidung tersumbat. Tanda yang terjadi pada ISPA biasanya
nafas menjadi cepat, retreaksi dinding dada terlihat jelas. Hal tersebut
merupakan tanda gelaja yang dialami oleh pasien ISPA, Terlebih dominan
menyerang sistem imunitas manusia yang rendah. Tanda gejala awal yang
muncul biasanya suhu tubuh meningkat, hidung terasa gatal, bersin terus

94
menerus, hidung terdapat cairan, hingga nyeri kepala. Mukosa hidung
menjadi kemerahan dan membengkak. Jika infeksi tidak ditangani maka
akan menjadi lebih parah hingga cairan hidung menjadi kental dan
mengakibatkan hidung menjadi tersumbat.

D. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ISPA (Rahadjoe, 2008) :

g. Otitis media akut

h. Rinosinusitis

i. Pneumonia

j. Epistaksis

k. Konjungtivitis

l. Faringitis

E. Faktor Resiko
a. Faktor resiko Faktor resiko timbulnya ISPA menurut Dharmage
(2009):
Faktor Demografi Faktor demografi terdiri dari 3 aspek yaitu:
4) Jenis kelamin Bila dibandingkan antara orang laki-laki dan
perempuan, lakilakilah yang banyak terserang penyakit ISPA
karena mayoritas orang laki-laki merupakan perokok dan sering
berkendaraan, sehingga mereka sering terkena polusi udara.
5) Usia Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak
terserang penyakit ISPA. Hal ini disebabkan karena

95
banyaknmya ibu rumah tangga yang memasak sambil
menggendong anaknya.
6) Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh dalam kesehatan, karena lemahnya
manajemen kasus oleh petugas kesehatan serta pengetahuan
yang kurang di masyarakat akan gejala dan upaya
penanggulangannya, sehingga banyak kasus ISPA yang datang
kesarana pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan berat
karena kurang mengerti bagaimana cara serta pencegahan agar
tidak mudah terserang penyakit ISPA.
b. Faktor Biologis
Faktor biologis terdiri dari 2 aspek yaitu (Notoatmodjo, 2007):
3) Status gizi Menjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga
mencegah atau terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA.
Misal dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan
memperbanyak.
4) Minum air putih, olah raga yang teratur serta istirahat yang
cukup.Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh
akan semakin menigkat, sehingga dapat mencegah virus
(bakteri) yang akan masuk kedalam tubuh.

96
F. Mengajarkan cara Perilaku hidup Besih dan Sehat

97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nabila Noor Fathima


Tempat, Tanggal, Lahir : Bekasi, 28 Oktober 1996
JenisKelamin : Perempuan
Alamat Email : nbnoorfathima@yahoo.com
Agama : Islam
AlamatTinggal : Jl. RH Umar No 17 RT004/ RW018, jakamulya,
Bekasi Selatan.
RiwayatPendidikan :
1. SDislam As-syafi’iyah05 Lulus padatahun 2002-2008
2. SMP 14 Bekasi Barat Lulus pada 2008-2011
3. SMA Perguruan Rakyat 2, Jakarta Timurpadatahun 2011-2014
4. Prodi D III Keperawatan, FakultasIlmuKeperawatan, 2017-sekarang

DemikiandaftarRiwayathidupini, sayabuatdengansebenar-benarnya

Jakarta, 10 April 2020

Nabila Noor Fathima

98

Anda mungkin juga menyukai