S
DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
RASA NYAMAN DAN NYERI : HIPERTENSI
DI WILAYAH RT 10/02 KELURAHAN UTAN PANJANG
KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
TANGGAL 12 April 2018 - 14 April 2018
Disusun Oleh :
BAGUS SADEWO
2015750006
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan program
DIII Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan.
Namun berkat bantuan bimbingan, pengarahan, serta pengalaman dari berbagai
pihak, juga ilmu pengetahuan penulis yang didapatkan selama mengikuti
perkuliahan di Program DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
dan motivasi dari semua pihak, maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menngucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini, terutama kepada:
1. Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang selalu
memberikan nikmat kesehatan untuk dapat mengerjakan Karya Tulis Ilmiah
ini dan kemudahan dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini serta
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi syarat kelulusan di Program D III
Keperawatan FIK-UMJ.
2. Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
UMJ.
iii
3. Ns. Titin Sutini, M.kep., Sp.An selaku Ka Prodi Diploma III Keperawatan
Rumah Sakit Islam Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiah Jakarta.
4. Ns.Nuraenah M.Kes selaku wali Akademik tingkat III angkatan 33
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
5. Drs. Dedi Muhdiana, M. Kes, sebagai pembimbing penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ns. Fitrian Rayasari M.Kep., Sp.KMB yang senantiasa memberikan motivasi
untuk terus melangkah juga selalu menjadi tokoh inspirasional dalam hidup
penulis pribadi.
7. Ns. Lily Herlinah, M. Kep,.Sp.Kep.Kom sebagai penguji II dalam proses
sidang Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh Staff Dosen Akademi Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
9. Ibu RW 02 Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang telah banyak
membantu.
10. Ibu Ida selaku kader yang telah mempertemukan saya dengan keluarga Ny. S
11. Keluarga Ny. S yang telah banyak sekali memberi bantuan untuk terwujudnya
Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Kedua orang tua saya yang telah banyak memberikan moril maupun material
serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini selesai
pada waktunya.
13. Dea Nanda Nur Cholidah yang telah membantu saya untuk mempermudah
membuat Karya Tulis Ilmiah ini.
14. Serta teman-teman D III keperawatan angkatan 33 Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah berjuang bersama-sama selama 3 tahun ini.
iv
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga keperawatan, dan khususnya
penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah ilmu
pengetahuan dibidang keperawatan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………..vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Tujuan Penulis...................................................................................3
1. Tujuan Umum................................................................................3
2. Tujuan Khusus...............................................................................3
C. Ruang Lingkup ................................................................................4
D. Metode Penulisan ............................................................................4
E. Sistematika Penulisan........................................................................4
vi
B. Pemenuhan Kebutuhan (rasa aman dan nyaman)……...…....….…18
1. Kebutuhan Keamanan.……………………………......…....….18
a. Pengertian…………………………………………...….....18
b. Lingkup Kebutuhan……………………………………….19
2. Kebutuhan Aman dan Nyaman Nyeri ………...………....…...20
a. Fisiologi Nyeri ……………………………….………...…20
b. Jenis Nyeri ………………………………………......…....21
c. Bentuk Nyeri….……………………………………….......21
d. Faktor Nyeri…………………………………………….....22
C. Asuhan Keperawatan Keluarga…………………………………...23
1. Konsep keluarga………………………………………………23
a. Pengertian…………………………………………………23
b. Tipe Keluarga……………………………………………..23
c. Struktur Keluarga………………………………………....25
d. Peran Keluarga……………………………………………26
e. Fungsi keluarga…………………………………………....26
f. Tahapan dan Tugas Perkembangan keluarga……………..27
2. Konsep Keperawatan Keluarga……………………………….32
a. Pengkajian………………………………………………...32
b. Diagnosa keperawatan……………………………………34
c. Perencanaan Keperawatan………………………………...38
d. Pelaksanaan Keperawatan……………………………...…35
e. Evaluasi Keperawatan…………………………………….41
vii
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian keperawatan ……………………………………..…...74
B. Diagnosa keperawatan………………………………………….....75
C. Perencanaan keperawatan…………..……………………………..76
D. Pelaksanaan keperawatan ………………………………..……….77
E. Evaluasi keperawatan………………………………………..……78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...……………………………………………….……..79
B. Saran …………………………………………..………………….80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Setiaati Siti, 2015 dalam buku (ilmu penyakit dalam edisi 6 jilid II)
Sekitar lebih dari 90% hingga 95% diantara mereka yang menderita penyakit
hipertensi esensial (primer) yang dapat menyebabkan kematian, dimana
sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Beberapa factor
yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi primer yaitu factor genetik,
stress, dan psikologis. Sedangkan diantara mereka yang menderita penyakit
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebab serta patofisiologis secara pasti
sehingga lebih mudah untuk dikendalikandengan obat-obatan.
kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4%. Hal ini berarti masih banyak
penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosis oleh tenaga
kesehatan serta tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan.
Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian
tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan definisi menurut Pricilia LeMone (2015) dalam buku ajar
(keperawatan medical bedah) penyakit pada sistem kardiovaskular termasuk
hipertensi telah menjadi penyakit yang membahayakan bagi setiap seseorang,
karena akan berdampak terhadap gagal jantung, stroke, nefosklerosis dan
insufiensi ginja. Hipertensi juga bukan sekedar penyakit kardiovaskular tetapi
akan berdampak kebagian orang lain seperti ginjal, otak dan mata.
Menurut setiadi 2008 dalam buku (konsep dan proses keperawatan keluarga)
Upaya untuk mencegah akibat dari hipertensi, maka keluarga mempunyai
peran besar. Tugas keluarga dalam kesehatan yaitu mengenal maslah penyakit
hipertensi, keluarga mampu mengambil keputusan bagian anggota keluraga
yang menderita hipertensi, keluarga mampu merawat anggota keluarga,
keluarga mampu memofifikasi lingkungan keluarga yang menderita hipertensi
dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehtan yang ada.
Menurut setiadi 2008 dalam buku (konsep dan proses keperawatan keluarga)
Peran perawat juga penting untuk mengatasi masalah hipertensi. Melalui
upaya promotif melakukan penyuluhan tentang hipertensi, preventif ialah
menganjurkan keluarga apabila pusing, nyeri pada bagian leher belakang
segera istirahat, kuratif ialah menganjurkan keluarga untuk berobat ke
puskesmas dan minum obat secara teratur.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran dan memperoleh pengalaman nyata tentang
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi.
2. Tujuan khusus
Study kasus ini dapat menggambarkan dan dapat pengalaman nyata
memperoleh/diperoleh dalam:
a. Mampu menguraikan hasil pengkajian keluarga dengan hipertensi
b. Mampu menguraikan masalah keperawatan keluarga dengan hipetensi
c. Mampu menguraikan rencana tindakan keperawatan keluarga dengan
hipertensi
d. Mampu menguraikan tindakan keperawatan keluarga dengan
hipertensi
e. Mampu menguraikan hasil evaluasi keperwatan keluarga dengan
hipertensi
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
kasus dilapangan
g. Mampu memberikan saran ataupun guna meningkatkan mutu asuhan
keperawatan keluarga khususnya keluarga dengan hipetensi
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperwatan dalam
bentuk narasi
i. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta
dapat mencari solusi
4
C. RUANG LINGKUP
Penulisan makalah ilmiah ini merupakan pembahasan tentang pemberian
asuhan keperawatan keluarga Tn.P khususnya Ny.S dengan hipertensi.
Mengingat banyaknya kasus hipertensi diwilayah ini, maka penulis hanya
membatasi pada keluarga Tn. P
D. METODE PENULISAN
Metode yang penulis gunakan dalam mnyusun karya tulis ilmiah adalah
melakukan pengalaman study kasus hipertensi secara deskriptif dengan
metode yang mempelajari, menganalisa, dan menarik kesimpulan dari
pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan pendekatan studi kasus. Dan membandingkan dengan hasil study
kepustakaan. Adapun teknik yang digunakan adalah
1. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari dengan buku-buku, majalah, jurnal dan media
elektronika yang yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga
dengan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.
2. Studi kasus dengan cara:
a. Observasi partisipan
Melakukan observasi sekaligus memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan hipertensi
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan petugas kesehatan dan masyarakat
untuk memperoleh informasi atau data hpertensi.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun secara sistematis terdir dari 5 bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan penulis, ruang lingkup,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
5
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Klasifikasi
a. Klasifikasi berdasarkan etiologi:
1) Hipertensi Primer
Hipertensi Primer merupakan lebih dari 95% yang menderita
penyakit hipertensi yang mendapat menyebabkan kematian,
dimana saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Beberapa factor yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi
primer yaitu factor genetic, sters, dan psikologi.
2) Hipertensi sekunder
Pada hipertensi sekunder ini penderita dapat diketahui
penyebab serta patofisiologi secara pasti sehingga lebih mudah
untuk dikendalikan dengan obat-obatan.
7
3. Hipertensi
3. Etiologi
a. Usia
Tidak dapat dimungkiri factor usia merupakan salah satu penyebab
seseorang terkena tekanan darh tinggi. Semakin bertambah usia
seseorang semakin berkurang elastisitas pembuluh darahnya
sehingga tekanan darah didalam tubuh orang yang sudah lanjut
usia akan mengalami kenaikan dan dapat melebihi batas
normalnya.
b. Keturunan
Orangtua yang mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi
ada kemungkinan dapat menurunkan kepada anaknya.
c. Factor Olahraga
Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga, akan lebih
beresiko terkena tekanan darah tinggi. Jika tidak pernah melakukan
olahraga akan menyebabkan jantung menjadi tidak sehat. Hal ini
berakibat jantung tidak bias memompa darah dan akan
mengakibatkan aliran darah di dalam tubuh tidak lancer.
d. Pola Makan
Pola makan yang buruk atau tidak sehat merupakan salah satu
penyebab orang terkena tekanan darah tinggi. Seseorang yang
sering mengkonsumsi makanan-makanan yang mempunyai kadar
lemak tinggi akan berisiko terkena hipertensi. Makanan yang
berlemak tinggi akan membuat penyumbatan di pembuluh darah
sehingga tekanan darah akan menjadi naik.
9
e. Minum Alkohol
Minuman beralkohol sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Minuman beralkohol akan meningkatkan kadar trigliserida dalam
darah. Padahal, trigliserida adalah kolesterol yang jahat yang dapat
menyebabkan tekanan darah menjadi naik secara derastis.
f. Stres
Orang yang sering mengalami stress biasanya tekanan darhnya
akan menjadi naik. Jika orang sedang stress, hormone adrenalin
dalam tubuhnya akan meningkat sehingga akan menyababkan
tekanan darah dalam tubuh menjadi naik. (Anies, cetakan I 2018)
a) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan meiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari
30 gram), kegemukan atau makan berlebihan, stress,
merokok, minum alcohol.
10
2) Hipertensi sekunder
Terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang
terjadi akibat penyempitan salah satu atau lebih dari satu arteri
yang mengangkut darah menuju ginjal atau disebut stenosis
arteri renalis. (Aspiani reny yuli, 2014)
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis.
Alur klinis
Faktor predisposisi
Memperkuat
Pelepasan renin
Kerusakan vaskular
sistemik Koroner
Diagnosa
Nyeri kepala keperawatan: nyeri
Vasokontriksi
akut dan intoleransi
aktivitas
Diagnosa
Peningkatan
keperawatan:
afterload Diagnosa keperawatan:
nyeri akut
Penurunan curah jantung
e. Sulit berkonsentrasi
f. Sering mudah mengalami kelelahan saat melakukan berbagai
aktivitas.
g. Sering terjadi perdarahan dihidung atau mimisan.
h. Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya akan sensitive dan
mudah marah terhadap hal-hal sepele yang tidak disukainya.
(Anies, cetakan I 2018)
6. Komplikasi
Menurut Aspiani Reny Yuli, 2014 :
a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di
otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak
yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipetensi
kronis apabila arteri yang mendarahi otak mengalami hipetrofi dan
penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi
berkurang.
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang
arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat
aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipetensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak
dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark.
c. Gagal ginjal apat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya
glomerulus, aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada
hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan
16
7. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipetensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta mordibitas yang
berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan
tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolik dibawah 90
mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui
modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (mansjoer,
2002 dikutip Apiani Reny Yuli, 2014).
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat dan
atau dengan obat obatan yang menurunkan gejala gagal jantung
dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan
darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi
garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah
asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram garam per hari.
17
4) Status emosi
Situasi yang penuh tekanan dapat menurunkan tingkat
konsentrasi individu, menyebabkan kesalahan penilaian, dan
penurunan kesadaran terhadap stimulus eksternal. Individu
yang mengalami depresi berat dapat berpikir dan bereaksi
terhadap stimulus lingkungan lebih lambat dari pada biasanya
(Kozier dkk, 2010)
3) Transmisi
Impuls nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medulla
spinalis.
4) Persepsi
Pada fase ini, individu mulai menyadari adanya nyeri.
Sehingga memungkinkan munculnya berbagai strategi perilaku
kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif
nyeri (McCaffery & Pasero, 1999 dikutip Kozier, 2010)
5) Modulasi
Fase ini disebut juga sebagai (sistem desndens) terjadi saat
neuron dibatang otak mengirimkan sinyal kembali ke medulla
spinalis. Serabut desenden melepaskan zat seperti opioid,
serotonin, dan norepinefrin yang akan menghambat impuls
asenden yang membahayakan di bagian dorsal medulla
spinalis. (Paice, 2002 dikutip Kozier dkk 2010)
b. Jenis nyeri
1) Nyeri perifer di bagi 3 yaitu :
(a) Nyeri superfisial, nyeri yang muncul akibat rangsangan
pada kulit dan mukosa
(b) Nyeri fiseral, nyeri yang muncul akibat stimulasi pada
reseptor nyeri dirongga abdomen, cranium dan toraks
(c) Nyeri ahli, nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh
dari jaringan penyebab nyeri
22
2) Nyeri sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis,
batang otak, dan thalamus.
3) Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya, dengan kata lain
nyeri ini muncul karena factor psikologis, bukan fisiologis.
c. Bentuk nyeri
1) Nyeri akut
Nyeri ini berlangsung tidak lebih dari 6 bulan, nyeri akut
ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan
yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2) Nyeri kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari 6 bulan, nyeri cenderung
hilang timbul dalam periode waktu tertentu. Selain itu
penginderaan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita
sukar menunjukan lokasinya.
2) Tahap perkembangan
usia dan tahap perkembangan seorang klien adalah variable
penting yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap
nyeri
c. Struktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam
masyarakat. Adapun macam-macam struktur keluarga diantaranya
adalah :
1) Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa gnerasai dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
3) Mtrilokal
Mtrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4) Ptrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersamakeluarga sedarah suami.
d. Peran keluarga
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga, jadi peranan keluarga adalah
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap
anggota keluarga memiliki peran masing-masing, antara lain
adalah:
27
1) Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi
rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai
anggota masyarakat social tertentu.
2) Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat social tertentu.
3) Anak
anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, social dan spiritual.
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.
Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) yaitu:
1) Fungsi afektif adalah berkaitan dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan dari keluarga, berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga
menggambarkan gambaran dir yang positif, perasaan yang
dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih
saying.
2) Fungsi sosialisasi merujuk pada proses perkembangan atau
perubahan yang dialami oleh individu sebagai hasil dari
interaksi social dan pembelajaran peran-peran social. Anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta perilaku melalui
hubungan dan interaksi dalam keluarga, sehingga individu
mampu berperan dimasyarakat
28
1) Wawancara
a) Nama kepala keluarga, umur, alamat, pekerjaan,
pendidikan, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-
masing anggota keluarga dan genogram (dalam tiga
generasi).
b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta
kenada atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe
keluarga tersebut.
c) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji
asal suku bangsa keluarga tersebut. Tempat tinggal
keluarga bagaimana, kegiatan social budaya, rekreasi,
pendidikan, dan bahasa yang digunakan didalam keluarga.
Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga, apakah
keluarga terlibat dalam pelayanan kesehatan tradisional,
33
2) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah. Dilakukan yang berkaitan dengan hal-
hal yang tidak perlu ditanyakan seperti: gambaran kondisi
rumah, tipe tempat tinggal, dapur, kamar mandi, air,
fasilitas toilet, kamar tidur, kebersihan, ventilasi dan
pencahayaan.
b) Karakteristik lingkungan. Tipe lingkungan tempat tinggal,
lembaga pelayanan kesehatan, kemudahan pendidikan
34
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada semua anggota
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak
berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang
baik dengan keluarga dengan cara:
a) Perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
b) Menjelaskan tujuan kunjungan
c) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah
untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada.
4) Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:
a) Data umum
b) Riwayat dan tahap perkembangan
c) Struktur keluarga
d) Fungsi keluarga
e) Stress dan koping keluarga
f) Kesehatan lingkungan
g) Fasilitas social dan kesehatan
h) Pemeriksaan fsik
i) Harapan keluarga
5) Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya
pengumpulan data-data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
35
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan
dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan di mana perawat
bertangguang jawab untuk melaksanakannya.
Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga meliputi :
1) Data fokus
Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau
respon klien terhadap kesehatan dan masalahnya serta hal-hal
yang mencakup tindakan pelaksanaan terhadap klien.
2) Analisa data
Setelah data terkumpul dalam format pengkajian maka
selanjutnya dilakukan analisa data yaitu mengaitkan data dan
menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara menganalisa data
yaitu :
36
a) Validasi data.
b) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang
ditentukan.
3) Perumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan
kepada sasaran individu aatu keluarga. Berdasarkan hal
tersebut NANDA 1995 dalam Setiadi (2008) Komponen
diagnosis keperawatan kelaurga meliputi :
a) Problem atau masalah (P)
(1) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan
gejala yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi
:
(a) Ketidak efektifan pola nafas
(b) Nyeri akut
(c) Ketidak efektifan koping
(d) Intoleransi aktivitas
4) Prioritas maslah
Setelah data dianalisis, kemungkinan perawat menemukan lebih
dari satu masalah. Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber
daya yang dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-
masalah tersebut tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu,
perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah
kesehatan keluarga. Menurut Bailon dan Magalaya (1978),
prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses
skoring sebagai berikut.
1. Sifat masalah 1
Potensial 3
Risiko 2
Aktual 1
2. Kemungkinan masalah dapat 2
diubah
Mudah 2
Sebagaian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah dapat dicegah 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Segera ditanagani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
Masalah tidak dirasakan 0
39
Skor
x Bobot
Angka Tertinggi
c. Perencanaan keperawatan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan
yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/masalah
keperawatan yang telah diidentifikasi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga
diantaranya.
1) Tujuan khusus
Tujuan khusus sifatnya adalah spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai, realistis. Misalnya setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan anggota keluarga yang sakit hipertensi
dapat menegrti/menyebutkan tentang cara pencegahan,
pengobatan hipertensi.
40
2) Tujuan umum
Merupakan tujuan akhir yang menyatakan pencapaian pada
waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
darah tinggi
b. keluarga dapat mengolah makanan
yang dapat mengurangi darah tinggi
c. keluarga mampu melakukan
pengukuran tekanan darah sendiri
d. Pelaksanaan keperawatan
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Ada 3 tahap di antaranya :
1) Tahap I : Persiapan
a) Kontrak dengan keluarga
b) Mempersiapkan peralatan
2) Tahap II : Intervensi
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara
memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah.
e. Evaluasi keperawatan
1) Perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi disusun
menggunakan SOAP secara operasional dengan tahap sumatif
dan formatif.
a) Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir
asuhan keperawatan.
b) Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evalusai yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan. Metode yang dipakai dalam
evaluasi ini antara lain :
(1) Observasi langsung
(2) Wawancara
(3) Memeriksa kondisi
(4) Latihan stimulasi
43
a) Evaluasi kuantitatif
Dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah pelayanan, atau
kegiatan yang telah dikerjakan. Pada evaluasi kuantitatif
jumlah kegiatan dianggap dapat memberikan hasil yang
memuaskan.
b) Evaluasi kualitatif
Merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada
salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait.
(2) Proses
Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
(3) Hasil
Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya
kesangguapan keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas keperawatan.
44
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini keluarga Ny. S dikepala keluargai oleh Tn. P bertempat
tinggal di Rt 10/Rw 02 Kelurahan Utan Panjang, untuk melengkapi dara
penulis mengadakan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan
pemerikasaan fisik. Asuhan keperawatan keluarga yang penulis yang
penulis lakukan dalam kasus ini berlangsung 5 hari terhitung dari 2-14
April 2018 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga
yang emliputi langkah-langkah sebgai berikut: pengumpulan data, analisa
data, perumusan masalah, prioritas maslah, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi keluarga.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas keluarga
Keluarga Ny. S dikepala keluargai oleh Tn. P dengan usia 68 tahun,
pendidikan STM, pkerjaan buruh, mempunyai seorang istri dan 2 orang
anak untuk memberikan gambaran lebih jelas maka penulis akan
memaparkan dalam bentuk susunan anggota dalam table.
2. Susunan keluarga
a. Genogram Keluarga
Ny.sn Ny.sr
43th 40th
b. Resume Keluarga
Ny. S mengalmi hipertensi sejak 6 bulan yang lalu, telah mendapat
pengobatan terapi obat oral amlodipine 1x sehari, Ny. S belum
mendapat penyuluhan tentang hipertensi dan penatalaksanaan
dirumah.
c. Suku bangsa
Tn. P berasal dari jawa dan Ny. S berasal dari sunda, bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, tidak ada pantangan
makan apapun, dicurigai pola makan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehtan Ny. S.
d. Agama
Agama yang dianut oleh kelurga Ny. S adalah agama islam, anggota
keluarga tidak pernah meninggalkan solat wajib.
3. Tipe keluarga
Keluarga Ny. S memiliki tipe keluarga The Nuclear Family, kelarga
yang terdiri dari suami, istri, dan anak
47
4. Struktur keluarga
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
d. Pola interkasi
Dalam keluarga Ny. S waktu interaksi tidak menentu karena
aktivitas yang berbeda, biasanya mereka berinteraksi saat sudah
48
tidak ada pekerjaan dirumah, interaksi ibu dan anak terjalin dengan
baik, interaksi ayah dan anak kurang, interaksi anak dengan anak
cukup baik, jika ada masalah dalam keluarga biasanya anak
pertama yang akan mengambil keputusan yaitu Ny. Sr dengan cara
membicarakan baik – baik.
g. Struktur peran
1) Tn. P sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam
melindungi mendidik dan menjaga keluarga.
2) Ny. S sebagai istri dan sebagai ibu bertanggung jawab dalam
mengatur ruah tangga, mendidik dan mengawasi anak – anak
dalam masalah perilaku.
3) Ny. Sn sebagai kaka bertanggung jawab untuk membantu
keluarga memenuhi kebutuhan sehari – hari.
49
d. Fungsi ekonomi
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil, keluarga
dibantu oleh anak kedua mereka dari mulai pengeluaran bulanan dan
kebutuhan makan.
8. Kesehatan lingkungan
a. Keluarga Ny. S memiliki rumah priadi dengan jenis rumah
paviliun, jenis bangunan permanen luas bangunan 10m2 dan luas
pekarangan 10m2 atap rumhnya terbuat dari genteng, ventilasi
rumahnya cukup sehingga pencahayaan dan udara di dalam rumah
51
f. Denah Rumah
Kamar 2
Kamar 1
Dapur
Kamar
Ruang tamu & Ruang TV
mandi
Pintu Masuk Rumah
9. Pemeriksaan fisik
No PEMERIKSAAN Ny. S Tn. P Ny. Sn Ny. Sr
2 Tanda-tanda vital TD TD : TD : TD :
:170/90 160/90 120/80 115/70
mmHg mHg mmHg N :
N : N : N : 90x/mnt
120x/mnt 115x/mnt 95x/mnt RR :
RR : RR : RR : 18x/mnt
18x/mnt 18x/mnt 18x/mnt S : 36,5 oC
S : 36,5 S : 36,5 oC S : 36,5 oC
o
C
3 TB dan BB TB : 150 TB : 160 TB : 160 TB : 160
cm cm BB : 50 BB : 55
BB : 80 BB : 60 kg kg
kg kg
4 Mata konjungti konjungtiv konjungtiv konjungtiv
va a anemis, a anemis, a anemis,
anemis, tidak ada tidak ada tidak ada
tidak ada kotoran, kotoran, kotoran,
kotoran, tidak tidak tidak
53
11. Penjajakan II
a. Masalah kesehatan keluarga : Hipertensi
1) Mengenal masalah
Menurut Ny. S hipertensi adalah darah tinggi dimana gejalanya
adalah pusing, badan lemas dan sakit di tengkuk leher, sudah
darah tinggi sejak 6 bulan yang lalu.
2) Mengambil keputusan
55
2) Mengambil keputusan
Keluarga Ny. S mengatakan jika badan lemas maka Ny. S akan
langsung beristirahat sebentar.
DO:
TD 170/90 mmHg
58
N 120x/mnt
RR 18x/mnt
S 36,5 oC
BB : 80 kg
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Skoring Masalah
1. Nyeri akut pada keluarga Tn.P khususnya Ny.S b.d peningkatan
tekanan vascular serebral
memeriksakan
kesehatannya di
puskesmas
terdekat
3. Potensial masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah
untuk dicegah : hipertensi pada
1. Tinggi : 3 Ny. S sulit di
2. Cukup : 2 cegah karena
3. Rendah : 1 pola makan
yang suka
mengkonsumsi
asin dan jarang
melakukan
olahraga fisik
4. Menonjolnya 1 1/2 x 1 = 1/2 Ny. S
masalah : mengatakan jika
1. Segera obatnya sudah
ditangani : 2 habis atau
2. Masalah ada sakitnya tidak
tapi tidak bisa ditahan
perlu : 1 maka langsung
3. Masalah tidak berobat di
dirasakan : 0 puskesmas
terdekat
TOTAL 3 1/2
61
2. Kemungkinan 2 1/2 x 2 = 1
masalah untuk di
ubah :
1. Mudah : 2
2. Sebagian : 1
3. Tidak dapat :
0
1. Tinggi : 3
2. Cukup : 2
3. Rendah : 1
4. Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1
:
1. Segera
ditangani : 2
2. Masalah ada
tapi tidak
perlu : 1
3. Masalah tidak
dirasakan : 0
TOTAL 2 4/3
C. PERENCANAN KEPERAWATAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis
dengan laporan aksus penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba
membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan
kebutuhan dasar pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S dengan hipertensi di
wilayah RT 10/RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran,
dengan mengikuti tahap-tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan dimana seorang
perawat mulai mengumpulakn informasi tentang keluarga yang dibinanya.
Dalam pengkajian pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S penulis tidak
mendapatkan kendala karena sikap klien yang ramah dan kooperatif. Teknik
pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara, dengan pemeriksaan
fisik, dan observasi klien.
Pada tinjaun konsep, penyebab dari hipertensi yaitu genetic, usia, stress, pola
makan, aktivitas olahraga, dengan tanda gejala sakit kepala, biasanya di
tengkuk dan leher, dapat muncul pada saat ingin tidur atau aktivitas berlebih,
dan berkurang saat siang hari atau istirahat cukup. Sedangkan penyebab yang
di temukan pada Ny. S adalah pola makan yang kurang sehat, kurang aktivitas
olahraga. Ny. S di diagnosis hipertensi sejak 6 bulan yang lalu dengan tanda
dan gejala sakit dibagian kepala, sering pusing, dan merasa lelah setelah
melakuakan aktivitas yang berat.
76
Dalam genogram terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu keluarga
Tn. P khususnya Ny. S memiliki hipertensi bukan dari riwayat penyakit
keluarga, tetapi karena dari factor pola makan yang tidak sehat kurang
mengkonsumsi nutrisi yang seimbang, akibat dari factor status ekonomi
keluarga.
Dalam fungsi ekonomi terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu
untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang pangan papan, maka
keluarga memerlukan sumber keungan, dan sumber penghasilan keluarga Ny.
S dari anak-anak mereka yang sudah bekerja.
Dalam analisa data terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu
perawat melakukan analisa data dengan melakukan penjajakan II terlebih
dahulu dan kemudian membuat data yang penting saja untuk mentukan
masalah yang harus difokuskan, dan setelaah itu dilakukanlah analisa data
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan NANDA 1995 dalam setiadi (2008), diagnosa yang muncul
terbagi menjadi 3 yaitu : Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan) adalah
masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas
mendukung bahwa benar-benar terjadi seperti ketidak efektifan pola nafas,
nyeri akut, ketidak efektifan koping, intoleransi aktivitas. Resiko (ancaman
kesehatan) masalahini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada
timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani seperti : Resiko
injury (pecahnya pembuluh darah), resiko nyeri berulang, resiko penurunan
curah jantung, resiko nyeri berulang, resiko nutria kurang dari kebutuhan
tubuh, resiko kekurangan volume cairan elektrolit. Potensial (keadaan
sejahtera atau wellness) status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkat lebih optimal seperti : potensial peningkatan pemeliharaan
kesehtan, potensial meningkat proses keluarga, potensial peningkatan koping
keluarga, resiko terhadap tindakan kekerasan.
Sedangkan pada kasus, penulis memunculkan diagnosa : Nyeri akut pada
keluarga Tn. P khususnya Ny. S berhubungan dengan peningkatan tekanan
vascular serebral. Diagnosa aktual karena masalah ini memberikan gambaran
berupa tanda dan gejala yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi.
Dalam proses skoring terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu
perawat melakukan skoring setiap diagnosis keperawatan dengancara
menentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat, selanjutnya skor
78
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada
tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun urutan prioritas, menentukan
tujuan, kriteria hasil serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
pada semua diagnosa yang muncul.
Pada kasus ini untuk menetapkan tujuan dapat disusun sesuai denga tujuan
yaitu jangka pendek yang sifatnya spesifik, dapat dikur, memeberikan
motivasi kepada keluarga, sedangkan jangka panjang sifatnya tujuan akhir
yang dapat menyatakan pencapaian waktu yang telah ditentukan. Pada
penetapan kriteria dan standar berdasarkan pengetahuan seperti keluarga
mampu mampu mengenal pengertian, keluarga mamapu menyebutkan
penyebab, keluarga mampu menyebutkan tanda-tanda hipertensi, keluarga
dapat mengetahui akibat lanjut, keluarga mampu menyebutkan pencegahan,
lalu sikap yang harus dimiliki seperti keluarga mampu mengambil keputusan,
keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan, kemudian dari segi
psikomotor seperti keluarga dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi
progresif. Penulis melakuakan rencana tindakan ke klien sesuai TUK mulai
dari masalah seperti pengertian, tanda dan gejala, akibat lanjut dan cara
perawatan, kemudian melakukan kegiatan psikomotorik.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap pelaksanaan ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah ditentukan. Pelaksanaan dilakukan dengan
memperhatikan keadaan atau kondisi klien dan sarana yang tersedia,
pelaksanaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh penulis. Alat
79
E. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap keliama dimana dilakukan pengukuran
keberhasilan dari suatu tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
oleh penulis dari tanggal 04 – 14 April 2018. Adapun dalam evaluasi penulis
digabungkan dengan pelaksanaan keperawatan dan dengan menggunakan
SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning). Adapun hasil dari diagnosa
yang teratasi sebagian seperti : Nyeri akut pada keluarga Tn. P khususnya Ny.
S berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral. Diagnosa ini
dapat teratasi sebagian selama 5x pertemuan karena klien mengatakan pusing
berkurang dan lebih rileks.
80
BAB V
Setelah membahas mengenai laporan kasus pemenuhan kebutuhan dasar nyeri dengan
masalah hipertensi, dimana penulis melakukan perbandingan antara teori dengan kasus
dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. KESIMPULAN
Pengkajian pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S dengan masalah Hipertensi dengan
mengguanakan teknik wawancara seperti menanyakan langsung kepada klien atau
keluarga, observasi seperti melihat langsung masalah apa yang terjadi pada klien tersebut,
studi dokumentasi seperti mencari informasi baik tulisan maupun lisan yang didapatkan
dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik shingga didapatkan data yang menegenai
keluhan klien.
Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik dengan keluarga
dengan cara : menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran
perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
dikeluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan. Dalam
pengkajian keluarga terdapat tahap tahap pengkajian yang disebut sebagai penjajakan
untuk mempermudah proses pengkajian, didapatkan penjajakan I antara lain :
1. Data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, harapan keluarga, data pemeriksaan fisik.
Kemudian didapatkan hasil pengkajian II seperti mengenal maslah, mengambil
keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan yang baik
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas.
82
2. Dari hasil pengkajian, perumusan masalah analisa penentuan masalah, maka penulis
merumuskan diagnose keperawatan resiko sebagai berikut : Nyeri akut berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
5. Evaluasi keperawatan : pada tahap evaluasi harus sesuai dengan tujuan jangka
pendek dan jangka panjang yaitu : evaluasi yang diperoleh pada Ny. S dengan hasil
teratasi sebagian dengan tindak lanjut, memotivasi keluarga agar merawat anggota
keluarga yang sakit dan memanfaat fasilitas kesehatan yang ada.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan keluarga yang tertera
diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk memperbaiki serta
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawtan pada keluarga dengan hipertensi :
1. Kepada petugas puskesmas : mampu melakukan kunjungan rutin secara terjadwal
untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya di daerah Utan Panjang RW 02
terutama pada penyakit hipertensi karena menunjukan angka kejadian yang cukup
tinggi dari penyakit hipertensi yang ada di RW 02.
2. Kepada keluarga : diharapkan mampu menjaga kesehatan tubuh dengan baik dengan
sedikit ilmu yang telah diberikan oleh mahasiswa, dan selalu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdekat.
83
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani Reny Yuli (2017) Buku Asuhan Keperawtan klien Gangguan Kardiovaskular
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta:EGC
Harmoko (2012) Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Pustaka Belajar
Iqbal Mubarak Wahit dkk (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika
Kozier dkk (2010). Fundamental Keperawatan Edisi Tujuh.Jakarta:EGC
LeMone, P dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medical bedah. Edisi 3. Jakarta:EGC
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Ny. S mampu memahami dan
mengerti tentang hipertensi.
B. Tujuan Khusus
Ny. S dapat:
1. Menjelaskan tentang Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Menebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi
4. Diet hipertensi
5. Pencegahan hipertensi
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
N Tahap Wakt Kegiatan Penyuluhan Sasaran
o Kegiatan u
Pembukaan 5 a. Mengucapkan salam Menjawab salam
Menit b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan Mendengarkan dan
tentang tujuan menyimak
d. Menyampaikan pokok
pembahasan Bertanya mengenai
e. Kontrak waktu perkenalan dan tujuan
jika ada yang kurang
jelas
f. Menjelaskan
pencegahan hipertensi
g. Tanya jawab
h. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk bertanya
3 Penutup 5 a. Melakukan evaluasi, - Sasaran dapat
menit keluarga Tn. P menjawab tentang
khususnya Ny. S pertanyaan yang
mampu : diajukan
1. Menjelaskan - Mendengar
tentang pengertia - Memperhatikan
hipertensi - Menyetujui
2. Menjelaskan kontrak yang
tentang penyebab akan dating
hipertensi - Menjawab salam
3. Menjelaskan tanda penutup
dan gejala
4. Menjelaskan
tentang diet
hipertensi
5. Menjelaskan
tentang
pencegahan
hipertensi
b. Menyampaikan
kesimpulan materi
c. Mengajukan kontrak
waktu yang akan
dating
d. Mengucapkan salam
87
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal
seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli, yaitu > 140/90 mmHg (sudoyo,
2006 dikutip Aspiani reny yuli, 2014). Hipertensi adalah suatu keadaan ketika
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (mordibitas) dan angka kematian
(morttalitas) (Kushariyadi, 2008 dikutip Aspiani reny yuli 2014)
B. Penyebab Hipertensi
1. Usia
2. Keturunan
3. Faktor olahraga
4. Pola makan
5. Minum alcohol
6. Stress
7. Asupan garam yang tinggi
D. Diet hipertensi
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a. Sumber berkarbohidrat seperti bikuit, singkong, roti, nasi
b. Sumber protein nabati seperti tahu dan tempe
c. Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon,
tomat
2. Makanan yang dibatasi
a. Garam dapur
b. Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin dan asinan
c. Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
E. Pencegahan hipertensi
1. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Diet hipertensi
3. Menjaga keseimbangan berat badan
4. Hindari alcohol dan merokok
5. Istirahat yang cukup
6. Hindari stress
7. olahraga
89
90
91
DATA PRIBADI
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : bagussdw7@gmail.com
DATA PENDIDIKAN