S dengan
Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Lebih Dari Kebutuhan Tubuh di
RS Pendidikan USU Medan
Oleh
ISMAUL HUSNA PADANG
142500005
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Tuhan yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan Prioritas
Masalah Gangguan Nutrisi Lebih dari Kebutuhan Tubuh di RS. Pendidikan
USU Medan” . Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu syarat yang harus
dibuat untuk dapat menyelesaikan pedidikan di program studi DIII Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna
dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.
ii
6. Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sekretaris prodi DIII Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
7. Nurbaiti, S.Kep,Ns, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing yang
memberikan bimbingan dan meluangkan waktunya dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Eqlima Elfira, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah.
9. Pihak Rumah Sakit USU yang telah bersedia memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengambil sebuah kasus dan menerapkan Asuhan
Keperawatan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
10. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis.
11. Keluarga saya tercinta, khususnya kedua orangtua saya Bapak M. Padang
dan Ibunda D. Bako, yang selalu sabar dan penuh kasih sayang dalam
mendukung dan memberikan semangat kepada penulis agar dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Serta kakak dan abang
saya tercinta Yunizar, Ryan, Rezky,dan Hamzah yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan selama perkuliahan.
12. Teman teman Fakultas Keperawatan Stambuk 2014, serta seluruh pihak
yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu
membantu dan mendukung selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah dan
perkuliahan ku. Terimakasih atas dukungan, kritik, dan saran kalian semua
Semoga segala amal dan kebaikan mereka di ridhoi Allah SWT
dan mendapat balasan dari-Nya. Akhir kata penulis mengharapkan karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang
memerlukan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................2
C. Manfaat...................................................................................................................2
BAB II PENGELOLAAN KASUS................................................................................4
A. Konsep Dasar Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi..........................4
1. Konsep Dasar......................................................................................................4
1.1 Nutrisi...........................................................................................................4
1.1.1. Defenisi Nutrisi.........................................................................................4
1.1.2. Sistem Tubuh yang.Berperan dalam Pemenuhan Nutrisi.........................4
1.1.3. Proses Pencernaan.....................................................................................8
1.1.4. Fungsi Nutrisi...........................................................................................9
1.1.5 Status Nutrisi............................................................................................10
2. Pengkajian.........................................................................................................20
3. Diagnosa dan Intervensi....................................................................................22
4. Perencanaan......................................................................................................23
B. Asuhan Keperawatan Kasus.................................................................................24
1. Pengkajian.........................................................................................................24
2. Analisa Data......................................................................................................32
3. Masalah Keperawatan.......................................................................................33
4. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................33
5. Perencanaan Keperawatan................................................................................34
6. Implementasi dan Evaluasi...............................................................................36
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................41
A. Kesimpulan...........................................................................................................41
B. Saran.....................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Catatan Perkembangan
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah nutrisi terbagi atas dua bagian, yaitu: nutrisi kurang dari
kebutuhantubuh, dan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh. Yang akan saya bahas
dalam tugas ini adalah nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang mana menyangkut
tentang kasus yang telah saya ambil.
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
2. Tujuan khusus:
C. Manfaat
1. Penulis
2. Pendidikan Keperawatan
2
dengan masalah kebutuhan nutrisi yang dapat digunakan sebagai acuan
praktek mahasiswa keperawatan.
3. Praktek Keperawatan
4. Kebutuhan Pasien
3
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh yang
dikategorikan menjadi enam yakni air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral (Potter dan Perry, 2005)
1.1.2.1.1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas
dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi,
bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.Di dalam mulut makanan
4
mengalami proses mekanisme melalui pengunyahan yang akan membuat
makanan dapat hancur secara merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan
memecah amilium yang terkandung di dalam makanan menjadi
maltosa.Proses mengunyah ini merupakan kegiataan terorganisasi antara
lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut juga terdapat kelenjar
saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara
mencerna hidrat arang, khususnya amilase, melicinkan bolus sehingga
mudah ditelan, menetralkan serta mengencerkan bolus. Dalam proses
sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
mekanisme (seperti adanya benda bolus dalam mulut), faktor psikis(seperti
bila kita mencium atau mengingat makanan yang enak ), dan faktor
kimiawi( seperti bila makanan terasa asam atau asin). (Hidayat, 2006)
1.1.2.1.3. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas
(disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah yang berbentuk horizontal
(antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui
orifisium atau kardia dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung
terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa menempel
5
pada sebelah kiri fundus. Fundus memiliki fungsi, yaitu fiingsi motoris serta
fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir
untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai
pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat
bercampur dengan asma lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton., amilase
memecak amilium menjadi maltosa lipase memecah lemak menjadi asam lemak,
dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktor instrinsik yang
memungkinkan absorbsi vitamin B yaitu di uleum, dan mensekresi mucus yang
12
bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian
bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna)
yangmengandung 0,4 % HC1 untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja
sebagai antiseptik dan desinfektan (Hidayat, 2006).
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m
diam keadaan hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6
m pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah
kehilangan tonusnya. Usus halus terletak diantara umbilicus dan dikelilingi oleh
usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika. Usus halus
terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm,
jejunum dengan panjang kurang lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kurang
lebih 1 m atau 3/5 akhir dan usus. Fungsi usus halus pada umumnya adalah
mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung. Zat-zat makana yang telah halus
akan di absorbsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi
absorbsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan
bantuan empedu dan asam folat (Hidayat, 2006).
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari usus
halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat
lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon
6
terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid dan berakhir di rectum yang
panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan
berakhir pada saluran anak. Fungsi utama usus besar adalah megabsorbsi air
(kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air
kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang terdapat di usus besar berfungsi untuk
menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan
(Hidayat, 2006)
1.1.2.2.1. Hati
7
1.1.2.2.3. Pankreas
Tahap penyerapan makanan terjadi di usus harus. Pada bagian atas usus
halus, makanan melewati lubang saluran empedu dan pankreas. Makanan
kemudian melalui tiga bagian dari usus halus, duodenum, jejunum, dan ileum.
8
besar. Dalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam-garam mineral. Dalam
usus besar juga terjadi pembusukan sisa makanan sebelum kemudian dibuang
keluar tubuh melalui anus dalam bentuk padatan atau feses. gas, dan cairan.
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat
gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak
dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial
tertentu. Zat-zat gizi esensial adalah zat yang harus didatangkan dan makanan.
Bila dikelompokkan ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, berikut akan dijelaskan
lebih lanjut (Almatsier, 2001).
Fungsi ketiga adalah mengatur proses tubuh. Protein, mineral, air, dan
vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan
air didalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh
dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan
bahan-bahan asing yang dapat masuk kedalam tubuh. Mineral dan vitamin
diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf,
dan otot serta banyak proses lain yang terjadi didalam tubuh termasuk proses
menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti
didalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran
9
darah, pembuangan sisa-sisa / ekskresi dan lain-lain. Dalam fungsi mengatur
proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur
(Almatsier, 2001).
atau
1
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-
support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa fosfat seperti adenosine triphosfat (ATP).
Kebutuhan
0,1 x konsumsi
energi setiap = (BMR+24)+ kkal setiap +Energi untuk
hari ditentukan hari
dengan aktivitas
Istirahat = 30 kal/jam
Duduk = 40 kal/jam
Berdiri = 60 kal/jam
Menjahit = 70 kal/jam
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan
terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini
akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jika pemasukan energi
lebih banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif,
kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat
badan.
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan,
peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
1
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh (Tarwoto dan Wartonah, 2006):
1. Usia
2. Jenis kelamin
4. Kelainan endokrin
5. Suhu lingkungan
6. Keadaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan
mempercepat reaksi kimia, dimana peningkatan 1 derajat celsius akan
meningkatkan BMR sebanyak 14%.
1
Keadaan stres dan ketegangan akan rnerangsang produksi katekolamin
yang mempunyai efek peningkatan metabolisme.
a. Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Massa Index (BMI)
dan Ideal Body Weight (IBW).
Merupakan ukuran dan gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan,
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100
dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
1
1. Peningkatan basal metabolisme rate.
2. Aktivitas tubuh.
3. Faktor usia.
4. Suhu lingkungan.
1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan.
3. Sebagai pelindung dan pengatur.
1
Amilum diubah menjadi maltosa, kemudian diteruskan ke dalam
lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus ke usus dua
belas jari mengandung amilase. Dengan demikian, sisa amilum
yang belum diubah menjadi maltosa oleh amilase pankreas diubah
seluruhnya menjadi maltosa. Maltosa ini kemudian diteruskan
kedalam usus halus. Usus halus mengeluarkan getah pankreas
hidrat arang, yaitu maltosa yang bertugas mengubah maltosa
menjadi dua molekul glukosa sakarosa, fruktosa, dan glukosa.
Laktose bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa. Setelah berada dalam usus halus, seluruhnya diubah
menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi.
Penyerapan karbohidrat yang dikonsumsi/dimakan masih
dapat ditemukan dalam tiga bentuk, yaitu polisakarida, disakarida,
dan monosakarida. Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat
mudah larut dalam air sehingga dapat diserap melewati dinding
usus/mukosa usus mengikuti hukum difusi osmosis dan tidak
memerlukan tenaga serta langsung memasuki pembuluh darah.
Proses penyerapan yang tidak memerlukan tenaga dan mengikuti
hukum difusi osmosis dikenal sebagai penyerapan pasif.
2. Protein
Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim
protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin,yeng
mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
Kemudian tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal
dari pankreas mengubah sisa protein yang belum sempurna
menjadi albuminosa dan pepton. Dalam usus halus, albuminosa
dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi asam-
asam amino yang siap untuk diserap
Protein yang telah diubah kedalam bentuk asam amino
mempunyai sifat larut dalam air. Seperti halnya hidrat arang, asam
amino yang mudah larut dalam air ini juga dapat diserap secara
pasif dan langsung memasuki pembuluh darah.
1
1.1 Tabel Kebutuhan Protein per Hari
Laki-Laki
10-12 tahun 34 142 56
13-15 tahun 46 158 72
16-18 tahun 56 165 66
19-29 tahun 60 168 62
30-49 tahun 62 168 65
50-64 tahun 62 168 65
65-80 tahun 60 168 62
>80 tahun 58 168 60
Perempuan
10-12 tahun 36 145 60
13-15 tahun 46 155 69
16-18 tahun 50 158 59
19-29 tahun 54 159 56
30-49 tahun 55 159 57
50-64 tahun 55 159 57
65-80 tahun 54 159 56
>80 tahun 53 159 55
Sumber : Permenkes 75, 2013 dikutip dari A.Aziz Alimul Hidayat, 2015
1
3. Lemak
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun hanya
sedikit), karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak.
Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk mengubah sebagian
kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut
melalui getah bening dan selanjutnya masuk kedalam peredaran
darah untuk kemudian tiba di hati. Sintesis kembali terjadi dalam
saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak
seperti aslinya.
Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak
diubah menjadi gliserol asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat
empedu, asam lemak yang teremulsi ini mampu diserap melewati
dinding usu halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula
tidak semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak
dikatakan dengan cara selektif.
1
>80 tahun 58 168 1.525
Perempuan
10-12 tahun 36 145 2.000
13-15 tahun 46 155 2.125
16-18 tahun 50 158 2.125
19-29 tahun 54 159 2.250
30-49 tahun 55 159 2.150
50-64 tahun 55 159 1.900
65-80 tahun 54 159 1.550
>80 tahun 53 159 1.425
Sumber : Permenkes 75, 2013 dikutip dari A.Aziz Alimul Hidayat, 2015.
4. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa
penyerapan vitamin dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem
transportasi aktif sangat penting untuk memastikan pemasukan yang
cukup.
Vitamin yang larut dalam lemak di serap oleh sistem transportasi
aktif yang juga membawa lemak keseluruh tubuh, sedang vitamin yang
larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transportasi aktif.
Sebagai contoh, faktor dasar yang dihasilkan oleh lambung memudahkan
penyerapan vitamin B12. Tanpa faktor tersebut, tubuh tidak mampu
menyerap dengan cukup, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi
vitamin tersebut.
1.3 Tabel Kebutuhan Protein per Hari
1
xeroftalmia.
Vitamin B1 (thiamin) Ikan, daging ayam tanpa Metabolisme karbohidrat,
larut dalam air lemak, kacang-kacangan, membantu kelancaran
dan susu. sistem pernafasan, dan
mencegah beri-beri atau
penyakit yang ditandai
dengan neuritis
Vitamin B2 (riboflavin) Telur, sayuran hijau, Membantu pembentukan
larut dalam air daging tanpa lemak, enzim, pertumbuhan, dan
susu, dan biji-bijian. membantu adaptasi
cahaya dalam bola mata.
Vitamin B3 (niacin) Daging tanpa lemak,
5. Mineral
Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam
bentuk tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya,
mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi
pasif maupun transportasi aktif.
Mekanisme transportasi aktif penting jika kebutuhan tubuh
meningkat atau adanya diet rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang
memegang peranan penting dalam mengatur mekanisme aktif ini.
Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi oleh isi sistem pencernaan.
Beberapa senyawa organik tertentu seperti asam oksalat, akan
menghambat penyerapan kalsium. Mineral dipakai dalam berbagai hal.
Beberapa dari mineral adalah komponen esensial dari jaringan tubuh,
sedang yang lainnya esensial pada proses kimia tertentu.
1
1.4 Tabel Jenis Mineral, Sumber, dan Fungsi
2. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan dan diet (Tarwoto dan Wartonah, 2006)
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makanan
b. Apakah ada diet yang di lakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa
lama periode waktunya?
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet
seperti luka bakar dan demam?
e. Adakah toleransi makan/ minum tertentu?
2
2. Faktor yang mempengaruhi diet ( Tarwoto dan Wartonah, 2006)
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status sosial dan ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik (Tarwoto dan Wartonah, 2006)
a. Keadaan fisik : apatis, lesu
b. Berat badan : obesitas, kurus (underweight)
c. Otot : flaksia/ lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja
d. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek
menurun.
e. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver
f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
g. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah
h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak
ada.
i. Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatis, membran
mukosa pucat.
j. Gusi : pendarahan, peradangan
k. Lidah : edema, hiperemis
l. Gigi : karies, nyeri, kotor
m. Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda
infeksi
n. Kuku : mudah patah
o. Pengukuran antopometri :
- Berat badan ideal : (TB-100)± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
2
- Lingkar lengan atas (MAC)
Nilai normal wanita : 28,5 cm
Nilai normal pria : 28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Nilai normal pria : 12,5-16,5cm
4. Laboratorium (Tarwoto dan Wartonah, 2006)
a. Albumin (N : 4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (N : 170-25 mg/100ml)
c. Hb (N : 12 mg %)
d. BUN (N : 10-20 mg/100 ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki : 0,6-1,3 mg/100
ml, wanita : 0,5-1,0 mg/100 ml)
3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1.Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Defenisi : Pasien dengan resiko atau aktual mengkonsumsi makanan
melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh (Tarwoto dan Wartonah,
2006)
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelebihan intake
b. Gaya hidup
c. Perubahan kultur
d. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
a. Obesitas
b. Hipotiroidesme
c. Pasien dengan pemakaian kortikosteroid
2
d. Imobilisasi yang lama
e. Cushings syndrome
f. Bulimia
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian kembali 1. Informasi dasar untuk
pola makan pasien. perencanaan awal dan validasi
2. Diskusikan dengan pasien data.
tentang kelebihan makan. 2. Membantu mencapai tujuan.
3. Diskusikan motivasi untuk
menurunkan berat badan. 3. Membantu memecahkan
4. Kolabolari dengan ahli diet masalah.
yang tepat.
4. Menentukan makanan yang
sesuai dengan pasien.
5. Ukur intake makanan dalam 24
5. Mengetahui jumlah kalori yang
jam.
masuk
6. Buat program latihan untuk
olahraga. 6. Meningkatkan kebutuhan energi
7. Hindari makanan yang banyaj 7. Makanan berlemak banyak
mengandung lemak menghasilkan energi
8. Berikan pengetahuan kesehatan 8. Memberikan informasi dan
tentang : program diet yang mengurangi komplikasi.
benar dan akibat yang mungkin
timbul pada kelebihan berat
badan
2
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Karya Bakti Gg. UBS Medan
Tanggal Masuk RS : 09 April 2017
No. Register 015785
Ruang/ Kamar :Ruangan Mahoni
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 06 Mei 2017
Tanggal Operasi : (-)
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus Tipe II
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan adanya luka decubitus pada
pergelangan kaki kiri pasien.
2
pasien juga sulit untuk tidur.
B. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan
Yang dirasakan sangat mengganggu, karena luka semakin lebar.
2. Bagaimana dilihat
Pasien tampak lemas dan juga seperti menahan rasa sakit pada kaki
kirinya.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Pada pergelangan kaki kiri pasien
2. Apakah menyebar
Ya, luka mulai menyebar ke betis.
D. Severity
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat mengganggu kegiatannya
dan
pekerjaannya.
E. Time
Rasa sakit pada kakinya sering muncul
2
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
B. Saudara Kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
C. Penyakit Keturunan yang ada
Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua pasien.
E. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan bahwa penyebab meninggal disebabkan karena
faktor usia, bukan karena penyakit apapun.
B. Konsep Diri
- Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas.
C. Keadaan Emosi
Saat dilakukan pengkajian keadaan emosi pasien stabil
D. Hubungan Sosial
- Orang yang berarti
Pasien mengatakan hubungan dengan orang-orang yang berarti bagi diri
2
- Hubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan orang-orang disekitarnya ramah dan baik serta
hubungannya terjalin baik, dan pasien cepat akrab denganorang yang baru
dikenal.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
E. Spiritual
- Nilai dan Keyakinan : Pasien beragama islam
- Kegiatan Ibadah : Sholat, tetapi selama dirawat d rumah sakit pasien
jarang ibadah( sholat)
F. Status Mental
- Penampilan : Rapi
- Pembicaraan : Baik
- Alam perasaan : Sedih
- Afek : Datar
- Interaksi selama wawancara : Kontak mata baik
- Memori :Ingatan klien sudah terganggu
mengingat usia pasien yang sudah mulai menua.
2
- Kulit kepala : Tidak dijumpai kelainan pada kulit
kepala rambut
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Merata di seluruh kepala, rambut,
dan terlihat kurang bersih
- Warna rambut : Rambut pasien berwarna hitam
Wajah
- Warna kulit : Sawo Matang
- Struktur wajah : Simeris
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Struktur mata lengkap, simetris
antara kanan dan kiri
- Palpebra : Tidak dijumpai kelainan
- Pupil : Isokor antara kanan dan kiri
- Cornea dan iris :Edema(-
),tidakdijumpai,pengapuran katarak
- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris
- Lubang hidung : Normal
- Cuping hidung : Tidak dijumpai cuping
hidung
Telinga
- Bentuk telinga : Simetris kanan dan kiri
- Ukuran telinga : Normal
- Lubang telinga : Tidak dijumpai tanda radang
- Ketajaman pendengaran :Baik, pasien tidak
mengalami penurunan ketajaman pendengaran
Mulut dan faring
2
- Keadaan gusi dan gigi : Gusi merah, dan gigi tidak
lengkap.
Leher
Pemeriksaan integumen
- Kehangatan : hangat
Pada pergelangan kaki sebelah kiri pasien, terdapat luka decubitus pada
kaki.
Pemeriksaan thoraks/dada
2
- Simetris, ekstermitas lengkap, kekuatan otot lemah.
- Nyeri ulu hati : Tidak ada rasa sakit pada ulu hati pasien.
- Waktu pemberian makan : Pagi pada jam 08.00 wib, siang pada jam
12.00 wib, dan malam jam 18.00 wib.
- Jumlah dan jenis makanan : Jenis makanan pada pasien adalah M-II
(bubur)
- Masalah makan dan minum : Pasien tidak merasakan ada masalah pada
saat makan dan minum.
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, pasien mengatakan bahwa dia
sering menggunting kukunya apabila kukunya mulai panjang
Secara umum aktivitas pasien sebagian besar dibantu oleh suaminya dan perawat.
3
IV. Pola eliminasi
1. BAB
2. BAK
V. Mekanisme koping
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan senang bergaul dengan warga sekitar
- Selama sakit
- Pasien terlihat jenuh, karena ruang gerak pasien dibatasi
3
2. ANALISA DATA
Ketidak seimbangan
nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh.
Do :
-adanya luka pada Terjadi penekanan pada
pergelangan kaki kiri pergelangan kaki sebelah
-luka tersebut mulai kiri
melebar sedikit ke area
betis (fibula)
- Permukaan luka ulkus Terhambat aliran darah
berwarna kemerahan, yang lama kekulit dan
jaringan subkutan
3
Penurunan perfusi jaringan
Peningkatan kelembaban
3. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nutrisi, ketidakseimbangan lebih dari kebutuhan tubuh
2. Kerusakan integritas kulit
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi lebih dari kebutuhan b/d pola makan berlebihan/tidak seimbang d/d
BB naik, makan lebih dari 3x/hari dengan selingan, aktivitas menurun,
makan-makanan ringan setiap malam, tampak gemuk, lipatan kulit trisep
lebih dari 20 mm, TD : 160/100 mmHg, RR : 22x/menit
2. Kerusakan integritas kulit: ulkus dekubitus b/d penurunan perfusi jaringan
d/d adanya luka pada pergelangan kaki sebelah kiri
3
5. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Kriteria Hasil :
Pola makan teratur. dan BB normal, kadar gula darah
normal.
Kaji :
2. Kaji riwayat nutrisi, 2. Mengetahui nutrisi yang
termasuk makanan yang masuk kedalam tubuh
disukai. pasien.
Observasi :
3. Nilai kadar gula darah. 3. Monitor nilai kadar gula
darah pasien.
3
Hari/Tanggal No.Dx Perencanaan Keperawatan
2 Tujuan :
Kriteria Hasil :
3. Menganjurkan
kepada pasien 3. Mencegah terjadinya luka
ataupun keluarga tertekan dan menjaga
untuk sering kenyamanan pasien
mengganti posisi
pasien terutama
pada bagian
pergelangan kaki
kiri pasien agar
luka tidak
bertambah besar
dan melebar
3
6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN
3
Jumat, 2 1. Melihat luas luka/kerusakan S: Pasien mengatakan jarang
06 Mei integritas. mengganti posisi tubuh bagian
2017 2. Memberitahu kepada kaki kiri yang terdapat luka
keluarga dan pasien cara decubitus karena takut terkena
menjaga kebersihan di lukanya.
daerah luka agar tidak
menyebar. O: -Tampak luas luka pada bagian
3. Menganjurkan kepada kaki kiri mulai melebar, dan
pasien ataupun keluarga permukaan luka berwarna
untuk sering mengganti kemerahan
posisi pasien setiap 20
menit sekali terutama pada A: Masalah belum teratasi
bagian kaki kiri pasien agar
lukanya tidak bertambah P: Intervensi dilanjutkan.
besar. - Kaji luas luka/kerusakan
integritas.
- Memberitahu kepada keluarga
dan pasien cara menjaga
kebersihan di daerah luka agar
tidak menyebar.
-Anjurkan kepada pasien ataupun
keluarga untuk sering mengganti
posisi pasien setiap 20 menit sekali
terutama pada bagian kaki kiri
pasien agar lukanya tidak
bertambah besar.
3
Hari/ No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal
Sabtu, 07 1 1. Memantau nilai kadar S: Pasien mengatakan belum bisa
Mei 2017 gula dalam darah pasien. mengurangi jumlah makanannya.
2. Melihat jumlah porsi
makanan yang dihabiskan O: Jumlah Porsi makan yang
oleh pasien. diberikan setengah piring (
3. Menganjurkan pasien makan ± 300 cc ) /habis
sesuai dengan makanan -k/u : Lemah
yang seharusnya pada -kadar gula darah sewaktu :
pasien diabetes melitus. 350 mg/dl
4. Memberikan pendidikan
kesehatan ataupun informasi A: Masalah belum teratasi.
tentang nutrisi pada pasien
diabetes melitus. P: Intervensi dilanjutkan.
-Pantau nilai kadar gula darah
-Observasi dan catat intake
makanan
-Anjurkan untuk makan sesuai
dengan anjuran
-Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi yang
berhubungan dengan penyakitnya.
3
Sabtu, 07 2 1. Melihat luas luka/kerusakan S: Pasien mengatakan dapat lebih
Mei 2017 integritas. menjaga kebersihan daerah bagian
2. Memberitahu kepada luka pasien.
keluarga dan pasien cara
menjaga kebersihan di O: Daerah sekitar luka lebih
daerah luka agar tidak terlihat bersih dari
semakin menyebar. sebelumnya.
3. Menganjurkan kepada Permukaan luka berwarna
pasien ataupun keluarga kemerahan
untuk sering mengganti
posisi pasien setiap 1-2 jam A: Masalah belum teratasi
terutama pada kaki yang
terdapat luka agar luka tidak P: Intervensi dilanjutkan
bertambah melebar - Kaji luas luka/kerusakan
integritas.
- Memberitahu kepada keluarga
dan pasien cara menjaga
kebersihan di daerah luka agar
tidak menyebar.
-Anjurkan kepada pasien ataupun
keluarga untuk sering mengganti
posisi pasien setiap 20 menit sekali
terutama pada bagian kaki kiri
pasien agar lukanya tidak
bertambah besar.
3
4
-Pantau nilai kadar gula darah
-Observasi dan catat intake
makanan
-Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi yang
berhubungan dengan penyakitnya.
P: Intervensi dilanjutkan
- Kaji luas luka/kerusakan
integritas.
-Anjurkan kepada pasien ataupun
keluarga untuk sering mengganti
posisi pasien setiap 20 menit sekali
terutama pada bagian kaki kiri
pasien agar lukanya tidak
bertambah besar.
4
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan pada Ny.S
dengan prioritas masalah gangguan kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh di RS
Pendidikan USU Medan pada tanggal 06 Mei 2017 di dapatan kesimpulan,
Keluhan utama yang diderita Ny.S adalah Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan adanya
luka decubitus pada pergelangan kaki kiri pasien. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu
keadaan umum Ny.S tampak lemah, suhu tubuh 37°C, TD: 160/100 mmHg, nadi 80x/i,
pernafasan: 22x/i, TB: 165cm, BB: 75kg, hasil gula darah sewaktu 315 mg/dl.Frekuensi makan
pada pasien adalah mengatakan makan lebih dari 3x sehari, tetapi dengan selingan.
Masalah keperawatan yang kedua adalah kerusakan integritas kulit yang berhubungan
dengan penurunan perfusi jaringan ditandai dengan adanya luka pada pergelangan kaki sebelah
kiri, dan penulis telah mengajarkan bagaimana cara agar menjaga permukaan luka agar tidak
melebar dengan cara menganjurkan mengubah posisi setiap 20menit sekali.
B. SARAN
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi, saya harapkan agar dalam mengatasi masalah nutrisi
lebih dari kebutuhan tubuh dapat diatasi dengan mencari informasi tentang gizi seimbang,
mengatur pola makan sesuia dengan kebutuhan tubuh agar kebutuhan nutrisi tetap dapat
seimbang meskipun dalam keterbatasan ekonomi.
4
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S.(2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Bulecheck, M.G,et all.(2013). Nursing Intervension Classification(NIC). Indonesia Edition,
Indonesia: Mocomedia
Carpenito, L, J. (2012). Diagnosis keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9.
Jakarta : EGC
Garnadi, Y. (2012). ”Hidup Nyaman Dengan Diabetes Melitus”. Jakarta: PT Agromedia
Pustaka
Hidayat (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry.(2005). Fundamental keperawatan Edisi 3. Jakarta:ECG
Smeltzer, SC, & Bare, BG. (2001). Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8. Jakarta : EGC
Tarwoto &Wartonah.(2006).Kebutuhan DasarManusiadan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Wilkinson, J.M &Ahern, N.R.(2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9. Jakarta :
EGC
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN