Anda di halaman 1dari 54

Asuhan Keperawatan pada Ny.

S dengan
Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Lebih Dari Kebutuhan Tubuh di
RS Pendidikan USU Medan

Karya Tulis Ilmaih (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
ISMAUL HUSNA PADANG
142500005

PROGRAM STUDI DIII


KEPERAWATAN FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Tuhan yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan Prioritas
Masalah Gangguan Nutrisi Lebih dari Kebutuhan Tubuh di RS. Pendidikan
USU Medan” . Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu syarat yang harus
dibuat untuk dapat menyelesaikan pedidikan di program studi DIII Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna
dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Selama proses penulisan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini


tentunya tidak lepas dari segala macam kendala yang harus di hadapi, Namun
berkat rahmat , hidayah, dan pertolongan-Nya serta bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak,kendala-kendala tersebut dapat penulis hadapi
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu,
dalam kesempatan berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara Medan
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan
3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan
II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep,Ns, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

ii
6. Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sekretaris prodi DIII Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
7. Nurbaiti, S.Kep,Ns, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing yang
memberikan bimbingan dan meluangkan waktunya dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Eqlima Elfira, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah.
9. Pihak Rumah Sakit USU yang telah bersedia memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengambil sebuah kasus dan menerapkan Asuhan
Keperawatan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
10. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis.
11. Keluarga saya tercinta, khususnya kedua orangtua saya Bapak M. Padang
dan Ibunda D. Bako, yang selalu sabar dan penuh kasih sayang dalam
mendukung dan memberikan semangat kepada penulis agar dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Serta kakak dan abang
saya tercinta Yunizar, Ryan, Rezky,dan Hamzah yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan selama perkuliahan.
12. Teman teman Fakultas Keperawatan Stambuk 2014, serta seluruh pihak
yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu
membantu dan mendukung selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah dan
perkuliahan ku. Terimakasih atas dukungan, kritik, dan saran kalian semua
Semoga segala amal dan kebaikan mereka di ridhoi Allah SWT
dan mendapat balasan dari-Nya. Akhir kata penulis mengharapkan karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang
memerlukan.

Medan, Juli 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................2
C. Manfaat...................................................................................................................2
BAB II PENGELOLAAN KASUS................................................................................4
A. Konsep Dasar Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi..........................4
1. Konsep Dasar......................................................................................................4
1.1 Nutrisi...........................................................................................................4
1.1.1. Defenisi Nutrisi.........................................................................................4
1.1.2. Sistem Tubuh yang.Berperan dalam Pemenuhan Nutrisi.........................4
1.1.3. Proses Pencernaan.....................................................................................8
1.1.4. Fungsi Nutrisi...........................................................................................9
1.1.5 Status Nutrisi............................................................................................10
2. Pengkajian.........................................................................................................20
3. Diagnosa dan Intervensi....................................................................................22
4. Perencanaan......................................................................................................23
B. Asuhan Keperawatan Kasus.................................................................................24
1. Pengkajian.........................................................................................................24
2. Analisa Data......................................................................................................32
3. Masalah Keperawatan.......................................................................................33
4. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................33
5. Perencanaan Keperawatan................................................................................34
6. Implementasi dan Evaluasi...............................................................................36
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................41
A. Kesimpulan...........................................................................................................41
B. Saran.....................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Catatan Perkembangan

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh


tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan diubahkan dalam aktifitas tubuh.
(Hidayat,2006). Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter dan Perry, 2005).Gangguan
kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan anoreksia
(Hidayat, 2006).Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah
kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan berat badan
yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik Carpenito
(2012).

Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai adanya


hiperglikemia yang disebabkan karena defak sekresi insulin, gangguan kerja
insulin atau keduanya.DM merupakan gangguan yang kronis dan berhubungan
dengan kerusakan berbagai organ tertentu seperti mata, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah.Pada pasien DM harus melakukan upaya pengendalian nutrisi
agar kadar gula terkendali. Pengendalian kadar gula darah DM dapat dilakukan
dengan menjalani lima pilar yaitu edukasi, pengaturan makanan, olahraga, obat,
dan kontrol gula darah mandiri.

Pada upaya kendali DM yaitu mengatur pola makan, diabetes harus


mengatur pola makannya dengan prinsip 3j yaitu tepat jadwal, tepat jenis, dan
tepat jumlah makan (Garnadi, 2012).

Masalah nutrisi terbagi atas dua bagian, yaitu: nutrisi kurang dari
kebutuhantubuh, dan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh. Yang akan saya bahas
dalam tugas ini adalah nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang mana menyangkut
tentang kasus yang telah saya ambil.

1
B. Tujuan

1. Tujuan umum:

Untuk mengaplikasikan upaya asuhan keperawatan pada pasien dengan


masalah pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.

2. Tujuan khusus:

a. Untuk mengetahui konsep dasar masalah kebutuhan dasar nutrisi.


b. Untuk mengidentifikasi analisa data dengan pasien yang mengalami
masalah kebutuhan nutrisi.
c. Untuk mengidentifikasi analisa data dengan pasien yang mengalami
masalah kebutuhan dasar nutrisi.
d. Untuk mengidentifikasi rumusan masalah dengan pasien yang mengalami
masalah kebutuhan dasar nutrisi.
e. Untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang timbul akibat masalah
kebutuhan dasar nutrisi.
f. Untuk mengidenifikasi asuhan keperawatan yang diberikan dengan
mengimplementasikannya pada pasien yang mengalami masalah
pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.

C. Manfaat

Hasil asuhan keperawatan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis,


praktek keperawatan, pendidikan keperawatan, dan bagi pasien.

1. Penulis

Menambah pengetahuan tentang konsep dan masalah diabetes melitus


serta meningkatkan keterampilan dan wawasan.

2. Pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukam dalam


kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien

2
dengan masalah kebutuhan nutrisi yang dapat digunakan sebagai acuan
praktek mahasiswa keperawatan.

3. Praktek Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan


strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah kebutuhan nutrisi.

4. Kebutuhan Pasien

Hasil asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengetahui cara


memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan nutrisi yang seharusnya.

3
BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi


1. Konsep Dasar
1.1. Defenisi Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan
Wartonah 2006).

Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh yang
dikategorikan menjadi enam yakni air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral (Potter dan Perry, 2005)

1.1.2. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Pemunuhan Kebutuhan


Nutrisi

Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem


pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ
aksesori terdiri atas hati, kantung empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini
membantu terlaksananya sistem pencernaan makan secara kimiawi (Hidayat,
2006)

1.1.2.1. Saluran Pencernaan

1.1.2.1.1. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas
dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi,
bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.Di dalam mulut makanan

4
mengalami proses mekanisme melalui pengunyahan yang akan membuat
makanan dapat hancur secara merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan
memecah amilium yang terkandung di dalam makanan menjadi
maltosa.Proses mengunyah ini merupakan kegiataan terorganisasi antara
lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut juga terdapat kelenjar
saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara
mencerna hidrat arang, khususnya amilase, melicinkan bolus sehingga
mudah ditelan, menetralkan serta mengencerkan bolus. Dalam proses
sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
mekanisme (seperti adanya benda bolus dalam mulut), faktor psikis(seperti
bila kita mencium atau mengingat makanan yang enak ), dan faktor
kimiawi( seperti bila makanan terasa asam atau asin). (Hidayat, 2006)

1.1.2.1.2. Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang


hidung, mulut, dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari
faring menuju lambung.Esofagus berbentuk seperti silinder yanang
beorongga dengan panjang kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya
dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu
tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini
berfungsi untuk mencegah gerakan balik sisi organ bagian atas, yaitu
esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik,
yaitu lingkaran serabut otot didepan makanan mengendor dan yang di
belakang makanan berkontraksi (Hidayat, 2006)

1.1.2.1.3. Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas
(disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah yang berbentuk horizontal
(antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui
orifisium atau kardia dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung
terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa menempel

5
pada sebelah kiri fundus. Fundus memiliki fungsi, yaitu fiingsi motoris serta
fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir
untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai
pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat
bercampur dengan asma lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton., amilase
memecak amilium menjadi maltosa lipase memecah lemak menjadi asam lemak,
dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktor instrinsik yang
memungkinkan absorbsi vitamin B yaitu di uleum, dan mensekresi mucus yang
12

bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian
bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna)
yangmengandung 0,4 % HC1 untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja
sebagai antiseptik dan desinfektan (Hidayat, 2006).

1.1.2.1.4. Usus Halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m
diam keadaan hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6
m pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah
kehilangan tonusnya. Usus halus terletak diantara umbilicus dan dikelilingi oleh
usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika. Usus halus
terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm,
jejunum dengan panjang kurang lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kurang
lebih 1 m atau 3/5 akhir dan usus. Fungsi usus halus pada umumnya adalah
mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung. Zat-zat makana yang telah halus
akan di absorbsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi
absorbsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan
bantuan empedu dan asam folat (Hidayat, 2006).

1.1.2.1.5. Usus Besar

Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari usus
halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat
lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon

6
terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid dan berakhir di rectum yang
panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan
berakhir pada saluran anak. Fungsi utama usus besar adalah megabsorbsi air
(kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air
kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang terdapat di usus besar berfungsi untuk
menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan
(Hidayat, 2006)

1.1.2.2. Organ Asesoris

1.1.2.2.1. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian


paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki
berat kurang lebih 1500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa). Hati terdiri atas dua
lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligament falsiformis. Pada
lobus kanan bagian belakang kantung empedu terdapat sel yang bersifat
fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah
menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya,
memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen (Hidayat, 2006).

1.1.2.2.2. Kantung Empedu

Kantung empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantung yang


terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran
depan yang memiliki panjang 8-12 cm dan berkapasitas 40-60 cm. kantung
empedu memiliki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar
pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak bergaris, dan sebelah
dalam membran mukosa. Fungsi kantung empedu adalah tempat menyimpan
cairan yang lain, memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai
dengan pH optimum enzim-enzim pada usus halus, mengemulsi garam-garam
empedu, mengemulasi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh
tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (dihasilkan
oleh pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam empedu, lemak,
koleterol, pigmen, fofolipid, dan sedikit protein (Hidayat, 2006).

7
1.1.2.2.3. Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar yang stukturnya sama seperti kelenjar ludah


dan memiliki panjang kurang lebih 5 cm. Pankreas terdiri atas tiga bagian, yaitu
bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya
dibelakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama, serta bagian ekor
pankreas yang merupakan bagian runcing disebelah kiri dan meyentuh limpah.
Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu fungsi eksokrin dilaksanakan oleh sel
sekretori yang membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi
endokrin yamg terbesar di antara alveoli pankreas (Hidayat, 2006).

1.1.3. Proses Pencernaan Makanan

1.1.3.1. Ingesti (Penelanan)

Yaitu tahap dimana makanan dimasukkan kedalam mulut lalu dikunyah


oleh gigi, dibasahi oleh air ludah dan dibolak-balik oleh lidah, setelah makanan
halus, maka akan ditelan dengan bantuan ludah ke dalam kerongkongan. Oleh
kerongkongan, makanan didorong masuk ke lambung dengan suatu gerakan yang
disebut peristaltik.

1.1.3.2. Ingesti (Penelanan)

Yaitu tahap pengolahan makanan yang teradi di dalam lambung, terjadi


secara kimiawi atau enzimatik. Dalam lambung makanan di cerna dengan bantuan
enzim-enzirn pencernaan seperti pepsin, dan lain-lain.

1.1.3.3. Absorbsi (Penyerapan)

Tahap penyerapan makanan terjadi di usus harus. Pada bagian atas usus
halus, makanan melewati lubang saluran empedu dan pankreas. Makanan
kemudian melalui tiga bagian dari usus halus, duodenum, jejunum, dan ileum.

1.1.3.4. Eliminasi (Pembuangan)

Tahap pembuangan terjadi pada anus, setelah melalui tahap penyerapan.


Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi, lalu dibuang ke dalam usus

8
besar. Dalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam-garam mineral. Dalam
usus besar juga terjadi pembusukan sisa makanan sebelum kemudian dibuang
keluar tubuh melalui anus dalam bentuk padatan atau feses. gas, dan cairan.

1.1.4. Fungsi Nutrisi

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat
gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak
dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial
tertentu. Zat-zat gizi esensial adalah zat yang harus didatangkan dan makanan.
Bila dikelompokkan ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, berikut akan dijelaskan
lebih lanjut (Almatsier, 2001).

Fungsi pertama adalah memberi energi. Zat-zat gizi yang dapat


memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi
ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan
kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam
bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut
dinamakan zat pembakar (Almatsier, 2001).

Fungsi kedua adalah pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.


Protein, mineral, dan air adalah bagian dan jaringan tubuh. Oleh karena itu
diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel
yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi (nutrients) tersebut dinamakan zat
pembangun (Almatsier, 2001)

Fungsi ketiga adalah mengatur proses tubuh. Protein, mineral, air, dan
vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan
air didalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh
dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan
bahan-bahan asing yang dapat masuk kedalam tubuh. Mineral dan vitamin
diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf,
dan otot serta banyak proses lain yang terjadi didalam tubuh termasuk proses
menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti
didalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran

9
darah, pembuangan sisa-sisa / ekskresi dan lain-lain. Dalam fungsi mengatur
proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur
(Almatsier, 2001).

1.1.5. Status Nutrisi

Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan


merupakan faktor penting dalam menentukan status nutrisi sebagai berikut
(Tarwoto dan Wartonah, 2006):

1.1.5.1. Keseimbangan energi

Energi merupakan kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi


untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.

Keseimbangan energi = Pemasukan energi - Pengeluaran Energi

atau

Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja+ energi yang


disimpan)

1.1.5.1.1. Pemasukan energi

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi


makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang
dimakan kemudian di pecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan
karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori
juga disebut satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau
sama dengan 1.000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi
pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam
hati dan jaringan otot.

1.1.5.1.2. Pengeluaran Energi

1
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-
support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa fosfat seperti adenosine triphosfat (ATP).

Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme Rate


(BMR) dan aktivitas fisik.

Kebutuhan
0,1 x konsumsi
energi setiap = (BMR+24)+ kkal setiap +Energi untuk
hari ditentukan hari
dengan aktivitas

Energi untuk aktivitas misalnya:

Istirahat = 30 kal/jam

Duduk = 40 kal/jam

Berdiri = 60 kal/jam

Menjahit = 70 kal/jam

Mencuci piring = 130-176 kal/jam

Melukis = 400 kal/jam

Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan
terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini
akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jika pemasukan energi
lebih banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif,
kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat
badan.

1.1.5.1.3. Basal Metabolisme Rate (BMR)

Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan,
peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.

1
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh (Tarwoto dan Wartonah, 2006):

1. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan


cepat, hal ini berhubungan dengan factor pertumbuha. Setelah usia 20 tahun
konstan.

2. Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar dibanding wanita. Pada


laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg
BB/jam

3. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh.


Makin luas pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal
metabolisme lebih besar.

4. Kelainan endokrin

Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksin


misalnya pada hipertiroid akan meningkatkan basal metabolisme sedangkan
penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolisme.

5. Suhu lingkungan

Suhu lingkungan yang lebih dingin akan meningkatkan metabolisme untuk


menyesuaikan diri tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.

6. Keadaan sakit

Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan
mempercepat reaksi kimia, dimana peningkatan 1 derajat celsius akan
meningkatkan BMR sebanyak 14%.

7. Keadaan stres dan ketegangan

1
Keadaan stres dan ketegangan akan rnerangsang produksi katekolamin
yang mempunyai efek peningkatan metabolisme.

a. Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Massa Index (BMI)
dan Ideal Body Weight (IBW).

1. Body Massa Index (BMI)

Merupakan ukuran dan gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan,
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Rumus BMI diperhitungkan:

BB (Kg) atau BB (pon) x 704.5


2
TB (M) TB (inc)

2. Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100
dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

b. Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain:

1. Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-lain.

2. Kegiatan mekanik oleh otot.

3. Aktivitas otot dan saraf.

4. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim dan hormon.

5. Sekresi cairan pencernaan.

6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan.

7. Pengeluaran hasil metabolisme.

. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :

1
1. Peningkatan basal metabolisme rate.

2. Aktivitas tubuh.

3. Faktor usia.

4. Suhu lingkungan.

5. Penyakit atau status kesehatan.

d. Elemen nutrien/zat gizi terdiri atas:

1. Karbohidrat.

2. Protein.

3. Lemak.

4. Vitamin.

5. Mineral.

6. Air.

Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrien karena merupakan


sumber energi dari makanan, sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan
substansi penting untuk membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolism
jaringan tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2006).

Fungsi zat gizi adalah (Tarwoto dan Wartonah, 2006)

1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan.
3. Sebagai pelindung dan pengatur.

E. Macam macam nutrisi


1. Karbohidat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan,
pada umumnya dalam bentuk amilum. Pembentukan amilum
terjadi dalam mulut melalu enzim ptialin yang ada dalam air ludah.

1
Amilum diubah menjadi maltosa, kemudian diteruskan ke dalam
lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus ke usus dua
belas jari mengandung amilase. Dengan demikian, sisa amilum
yang belum diubah menjadi maltosa oleh amilase pankreas diubah
seluruhnya menjadi maltosa. Maltosa ini kemudian diteruskan
kedalam usus halus. Usus halus mengeluarkan getah pankreas
hidrat arang, yaitu maltosa yang bertugas mengubah maltosa
menjadi dua molekul glukosa sakarosa, fruktosa, dan glukosa.
Laktose bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa. Setelah berada dalam usus halus, seluruhnya diubah
menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi.
Penyerapan karbohidrat yang dikonsumsi/dimakan masih
dapat ditemukan dalam tiga bentuk, yaitu polisakarida, disakarida,
dan monosakarida. Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat
mudah larut dalam air sehingga dapat diserap melewati dinding
usus/mukosa usus mengikuti hukum difusi osmosis dan tidak
memerlukan tenaga serta langsung memasuki pembuluh darah.
Proses penyerapan yang tidak memerlukan tenaga dan mengikuti
hukum difusi osmosis dikenal sebagai penyerapan pasif.
2. Protein
Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim
protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin,yeng
mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
Kemudian tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal
dari pankreas mengubah sisa protein yang belum sempurna
menjadi albuminosa dan pepton. Dalam usus halus, albuminosa
dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi asam-
asam amino yang siap untuk diserap
Protein yang telah diubah kedalam bentuk asam amino
mempunyai sifat larut dalam air. Seperti halnya hidrat arang, asam
amino yang mudah larut dalam air ini juga dapat diserap secara
pasif dan langsung memasuki pembuluh darah.

1
1.1 Tabel Kebutuhan Protein per Hari

Umur Berat badan (kg) Tinggi Badan Protein (gr)


(cm)
0-6 bulan 6 61 12
7-11 bulan 9 71 18
1-3 tahun 13 91 26
4-6 tahun 19 112 35
7-9 tahun 27 130 49

Laki-Laki
10-12 tahun 34 142 56
13-15 tahun 46 158 72
16-18 tahun 56 165 66
19-29 tahun 60 168 62
30-49 tahun 62 168 65
50-64 tahun 62 168 65
65-80 tahun 60 168 62
>80 tahun 58 168 60

Perempuan
10-12 tahun 36 145 60
13-15 tahun 46 155 69
16-18 tahun 50 158 59
19-29 tahun 54 159 56
30-49 tahun 55 159 57
50-64 tahun 55 159 57
65-80 tahun 54 159 56
>80 tahun 53 159 55

Sumber : Permenkes 75, 2013 dikutip dari A.Aziz Alimul Hidayat, 2015

1
3. Lemak
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun hanya
sedikit), karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak.
Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk mengubah sebagian
kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut
melalui getah bening dan selanjutnya masuk kedalam peredaran
darah untuk kemudian tiba di hati. Sintesis kembali terjadi dalam
saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak
seperti aslinya.
Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak
diubah menjadi gliserol asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat
empedu, asam lemak yang teremulsi ini mampu diserap melewati
dinding usu halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula
tidak semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak
dikatakan dengan cara selektif.

1.2 Tabel Kebutuhan Energi per Hari

Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan Energi (Kkal)


(cm)
0-6 bulan 6 61 550
7-11 bulan 9 71 725
1-3 tahun 13 91 1.125
4-6 tahun 19 112 1.600
7-9 tahun 27 130 1.850
Laki-Laki
10-12 tahun 34 142 2.100
13-15 tahun 46 158 2.475
16-18 tahun 56 165 2.675
19-29 tahun 60 168 2.725
30-49 tahun 62 168 2.625
50-64 tahun 62 168 2.325
65-80 tahun 60 168 1.900

1
>80 tahun 58 168 1.525
Perempuan
10-12 tahun 36 145 2.000
13-15 tahun 46 155 2.125
16-18 tahun 50 158 2.125
19-29 tahun 54 159 2.250
30-49 tahun 55 159 2.150
50-64 tahun 55 159 1.900
65-80 tahun 54 159 1.550
>80 tahun 53 159 1.425
Sumber : Permenkes 75, 2013 dikutip dari A.Aziz Alimul Hidayat, 2015.

4. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa
penyerapan vitamin dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem
transportasi aktif sangat penting untuk memastikan pemasukan yang
cukup.
Vitamin yang larut dalam lemak di serap oleh sistem transportasi
aktif yang juga membawa lemak keseluruh tubuh, sedang vitamin yang
larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transportasi aktif.
Sebagai contoh, faktor dasar yang dihasilkan oleh lambung memudahkan
penyerapan vitamin B12. Tanpa faktor tersebut, tubuh tidak mampu
menyerap dengan cukup, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi
vitamin tersebut.
1.3 Tabel Kebutuhan Protein per Hari

Jenis Vitamin Sumber Fungsi


Vitamin A Lemak hewani, mentega, Membantu pertumbuhan
keju, kunimg telur, susu sel tubuh dan penglihatan,
lengkap, minyak ikan, menyehatkan rambut dan
sayuran hijau, buah yang kulit, integritas membran
kuning, dan sayuran. epitel, dan mencegah

1
xeroftalmia.
Vitamin B1 (thiamin) Ikan, daging ayam tanpa Metabolisme karbohidrat,
larut dalam air lemak, kacang-kacangan, membantu kelancaran
dan susu. sistem pernafasan, dan
mencegah beri-beri atau
penyakit yang ditandai
dengan neuritis
Vitamin B2 (riboflavin) Telur, sayuran hijau, Membantu pembentukan
larut dalam air daging tanpa lemak, enzim, pertumbuhan, dan
susu, dan biji-bijian. membantu adaptasi
cahaya dalam bola mata.
Vitamin B3 (niacin) Daging tanpa lemak,

5. Mineral
Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam
bentuk tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya,
mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi
pasif maupun transportasi aktif.
Mekanisme transportasi aktif penting jika kebutuhan tubuh
meningkat atau adanya diet rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang
memegang peranan penting dalam mengatur mekanisme aktif ini.
Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi oleh isi sistem pencernaan.
Beberapa senyawa organik tertentu seperti asam oksalat, akan
menghambat penyerapan kalsium. Mineral dipakai dalam berbagai hal.
Beberapa dari mineral adalah komponen esensial dari jaringan tubuh,
sedang yang lainnya esensial pada proses kimia tertentu.

1
1.4 Tabel Jenis Mineral, Sumber, dan Fungsi

Jenis Mineral Sumber Fungsi


Kalsium Susu Pembentukan gigi dan
tulang, aktivitas
neuromuskular, dan
koagulasi (penggumpalan)
darah.
Fosfor Telur, daging, dan susu Penyangga pembentukan
gusi dan tulang
Yodium Garam beryodium dan Pengaturan metabolisme
makanan laut tubuh dan memperlancar
pertumbuhan.
Besi Hati, telur, dan daging Komponen hemoglobin
dan membantu oksidasi
dalam sel.
Magnesium Biji-bijian ,susu dan Pengaktifan enzim,
daging pembentukan gigi dan
tulang, serta membantu
kegiatan neuromusukular.
Zink Makanan laut dan hati Bahan pembentuk enzim
dan insulin.

2. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan dan diet (Tarwoto dan Wartonah, 2006)
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makanan
b. Apakah ada diet yang di lakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa
lama periode waktunya?
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet
seperti luka bakar dan demam?
e. Adakah toleransi makan/ minum tertentu?

2
2. Faktor yang mempengaruhi diet ( Tarwoto dan Wartonah, 2006)
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status sosial dan ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik (Tarwoto dan Wartonah, 2006)
a. Keadaan fisik : apatis, lesu
b. Berat badan : obesitas, kurus (underweight)
c. Otot : flaksia/ lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja
d. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek
menurun.
e. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver
f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
g. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah
h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak
ada.
i. Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatis, membran
mukosa pucat.
j. Gusi : pendarahan, peradangan
k. Lidah : edema, hiperemis
l. Gigi : karies, nyeri, kotor
m. Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda
infeksi
n. Kuku : mudah patah
o. Pengukuran antopometri :
- Berat badan ideal : (TB-100)± 10%
- Lingkar pergelangan tangan

2
- Lingkar lengan atas (MAC)
Nilai normal wanita : 28,5 cm
Nilai normal pria : 28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Nilai normal pria : 12,5-16,5cm
4. Laboratorium (Tarwoto dan Wartonah, 2006)
a. Albumin (N : 4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (N : 170-25 mg/100ml)
c. Hb (N : 12 mg %)
d. BUN (N : 10-20 mg/100 ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki : 0,6-1,3 mg/100
ml, wanita : 0,5-1,0 mg/100 ml)
3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1.Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Defenisi : Pasien dengan resiko atau aktual mengkonsumsi makanan
melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh (Tarwoto dan Wartonah,
2006)
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelebihan intake
b. Gaya hidup
c. Perubahan kultur
d. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. 20% lebih berat badan dari badan ideal


b. Pola makanan yang berlebihan

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Obesitas
b. Hipotiroidesme
c. Pasien dengan pemakaian kortikosteroid

2
d. Imobilisasi yang lama
e. Cushings syndrome
f. Bulimia

Tujuan yang diharapkan( Tarwoto dan Wartonah, 2006)

a. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang


terkontrol.
b. Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang.
c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan.

Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian kembali 1. Informasi dasar untuk
pola makan pasien. perencanaan awal dan validasi
2. Diskusikan dengan pasien data.
tentang kelebihan makan. 2. Membantu mencapai tujuan.
3. Diskusikan motivasi untuk
menurunkan berat badan. 3. Membantu memecahkan
4. Kolabolari dengan ahli diet masalah.
yang tepat.
4. Menentukan makanan yang
sesuai dengan pasien.
5. Ukur intake makanan dalam 24
5. Mengetahui jumlah kalori yang
jam.
masuk
6. Buat program latihan untuk
olahraga. 6. Meningkatkan kebutuhan energi
7. Hindari makanan yang banyaj 7. Makanan berlemak banyak
mengandung lemak menghasilkan energi
8. Berikan pengetahuan kesehatan 8. Memberikan informasi dan
tentang : program diet yang mengurangi komplikasi.
benar dan akibat yang mungkin
timbul pada kelebihan berat
badan

2
B. Asuhan Keperawatan Kasus

Format Pengkajian Pasien di Rumah Sakit Pendidikan USU


MEDAN

1. Pengkajian

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Karya Bakti Gg. UBS Medan
Tanggal Masuk RS : 09 April 2017
No. Register 015785
Ruang/ Kamar :Ruangan Mahoni
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 06 Mei 2017
Tanggal Operasi : (-)
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus Tipe II
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan adanya luka decubitus pada
pergelangan kaki kiri pasien.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


A. Provocative/ Palliative
1. Apa Penyebabnya
Tidak diketahui.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan


Pasien mengatakan,tidak ada yang dapat memperbaiki keadaan, karena

2
pasien juga sulit untuk tidur.

B. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan
Yang dirasakan sangat mengganggu, karena luka semakin lebar.
2. Bagaimana dilihat
Pasien tampak lemas dan juga seperti menahan rasa sakit pada kaki
kirinya.

C. Region
1. Dimana lokasinya
Pada pergelangan kaki kiri pasien
2. Apakah menyebar
Ya, luka mulai menyebar ke betis.

D. Severity
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat mengganggu kegiatannya
dan

pekerjaannya.
E. Time
Rasa sakit pada kakinya sering muncul

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah di alami
Pasien mengatakan bahwa ia ia tidak memiliki riwayat penyakit
sebelumnya.
B. Pengobatan/ Tindakan yang dilakukan
Pasien mengatakan dia tidak pernah mendapatkan tindakan ataupun
pengobatan.
C. Pernah dirawat/ dioperasi
Pasien tidak pernah di rawat inap
V. RIWAYAT KESEHATAN KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua

2
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
B. Saudara Kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
C. Penyakit Keturunan yang ada
Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua pasien.
E. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan bahwa penyebab meninggal disebabkan karena
faktor usia, bukan karena penyakit apapun.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan penyakit yang dialaminya akan segera sembuh atau
pulih

B. Konsep Diri
- Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas.

- Ideal diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat

bersemangat untuk sembuh.

-Harga diri : Pasien tidak merasakan malu akan penyakitnya

-Peran diri : Pasien mengatakan bahwa dia adalah ibu rumah


tangga

C. Keadaan Emosi
Saat dilakukan pengkajian keadaan emosi pasien stabil
D. Hubungan Sosial
- Orang yang berarti
Pasien mengatakan hubungan dengan orang-orang yang berarti bagi diri

nya sangat baik.

- Hubungan dengan keluarga


Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga bagi dirinya sangat baik.

2
- Hubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan orang-orang disekitarnya ramah dan baik serta
hubungannya terjalin baik, dan pasien cepat akrab denganorang yang baru
dikenal.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual
- Nilai dan Keyakinan : Pasien beragama islam
- Kegiatan Ibadah : Sholat, tetapi selama dirawat d rumah sakit pasien
jarang ibadah( sholat)
F. Status Mental
- Penampilan : Rapi
- Pembicaraan : Baik
- Alam perasaan : Sedih
- Afek : Datar
- Interaksi selama wawancara : Kontak mata baik
- Memori :Ingatan klien sudah terganggu
mengingat usia pasien yang sudah mulai menua.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum : Keadaan Ny. S tampak
lemah
B. Tanda- tanda Vital
- Suhu Tubuh : 37,5 °C
- Tekanan Darah : 160/100mmHg
- Nadi : 80 x/i
- Pernafasan : 22 x/i
- TB : 165 cm
- BB : 75 kg

C. Pemeriksaan Head to toe


Kepala dan Rambut
- Bentuk : Bulat, simetris
- Ubun-ubun : Keras dan tertutup

2
- Kulit kepala : Tidak dijumpai kelainan pada kulit
kepala rambut
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Merata di seluruh kepala, rambut,
dan terlihat kurang bersih
- Warna rambut : Rambut pasien berwarna hitam
Wajah
- Warna kulit : Sawo Matang
- Struktur wajah : Simeris
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Struktur mata lengkap, simetris
antara kanan dan kiri
- Palpebra : Tidak dijumpai kelainan
- Pupil : Isokor antara kanan dan kiri
- Cornea dan iris :Edema(-
),tidakdijumpai,pengapuran katarak
- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris
- Lubang hidung : Normal
- Cuping hidung : Tidak dijumpai cuping
hidung
Telinga
- Bentuk telinga : Simetris kanan dan kiri
- Ukuran telinga : Normal
- Lubang telinga : Tidak dijumpai tanda radang
- Ketajaman pendengaran :Baik, pasien tidak
mengalami penurunan ketajaman pendengaran
Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa bibir baik

2
- Keadaan gusi dan gigi : Gusi merah, dan gigi tidak
lengkap.

- Keadaan lidah : Bersih

Leher

- Posisi trachea : Normal

- Thyroid : Tidak ada pembengkakan


pada thiroid

- Suara : suara pasien normal

- Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe

- Vena jugularis : tidak ada pembengkakan vena jugularis

- Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis teraba

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : kurang bersih

- Kehangatan : hangat

- Warna : sawo matang

- Turgor : turgor kulit baik

- Kelembaban : kulit kurang lembab

- Lipatan Kulit Trisep : 22 mm

- Kelainan pada kulit : terdapat kelainan pada kulit pasien, yaitu

Pada pergelangan kaki sebelah kiri pasien, terdapat luka decubitus pada
kaki.

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : Bentuk normal, simetris, Pernafasan


teratur

- Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi 22x/i, dengan irama


teratur

- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas

Pemeriksaan Muskoloskeletal Ekstermitas

2
- Simetris, ekstermitas lengkap, kekuatan otot lemah.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola Makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : Pasien mengatakan makan lebih dari 3x


sehari, tetapi ada selingan.

- Nafsu / selera makan : Nafsu makan sehari- hari baik.

- Nyeri ulu hati : Tidak ada rasa sakit pada ulu hati pasien.

- Mual dan muntah : Pasien sesekali merasakan mual.

- Waktu pemberian makan : Pagi pada jam 08.00 wib, siang pada jam
12.00 wib, dan malam jam 18.00 wib.

- Jumlah dan jenis makanan : Jenis makanan pada pasien adalah M-II
(bubur)

- Waktu pemberian cairan : Pemberian cairan pagi,siang,sore dengan


cairan IVFD NaCl 30 gtt/i

- Masalah makan dan minum : Pasien tidak merasakan ada masalah pada
saat makan dan minum.

II. Perawatan diri / personal hygine

- Kebersihan tubuh : kurang, pasien hanya di lap oleh


keluarganya.
- Kebersihan gigi dan mulut : gigi tampak kuning, mulut pasien sedikit
bau

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, pasien mengatakan bahwa dia
sering menggunting kukunya apabila kukunya mulai panjang

III. Pola kegiatan / aktivitas

-Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian


dilakukan secara mandiri, sebagian atau total

Secara umum aktivitas pasien sebagian besar dibantu oleh suaminya dan perawat.

-Uraian aktivitas pasien selama dirawat / sakit

Selama pasien sakit, pasien tetap melakukan ibadah sesuai keyakinannya

3
IV. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : Pasien BAB 2 kali dalam sehari

- Karakter Feses : Normal

- Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat pendarahan

- Diare : Pasien tidak sedang diare

- Penggunaan laksatif : Tidak menggunakan laksatif

2. BAK

- Pola BAK : Tidak menentu

- Karakter Urine : Kuning keruh

- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK :Adanya nyeri disebabkan


pemasangan kateter.

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih :Tidak ada riwayat sakit


ginjal

- Penggunaan diuretik :Tidak ada penggunaan


diuretik

V. Mekanisme koping
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan senang bergaul dengan warga sekitar
- Selama sakit
- Pasien terlihat jenuh, karena ruang gerak pasien dibatasi

3
2. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


keperawatan
1. Ds : Diabetes Melitus
-klien mengatakan sering Ketidak
makan dan mengemil seimbangan nutrisi
pada malam hari. Penurunan kebutuhan lebih dari
- Pasien mengatakan metabolik kebutuhan tubuh.
aktivitas menurun.

Do : Penurunan Pola aktivitas


-Pasien tampak gemuk
TB : 165 kg Peningkatan intake
BB : 75 cm. makanan
-kadar gula dalam darah
sewaktu 350 mg/dl.
-Lipatan kulit trisep 22 Berat badan berlebih 10%
mm dari berat badan normal.

Ketidak seimbangan
nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh.

2. Ds : Diabetes Mellitus Kerusakan


-klien mengatakan luka Integritas Kulit
pada kaki dibagian kiri
nya menyebar Bedrest

Do :
-adanya luka pada Terjadi penekanan pada
pergelangan kaki kiri pergelangan kaki sebelah
-luka tersebut mulai kiri
melebar sedikit ke area
betis (fibula)
- Permukaan luka ulkus Terhambat aliran darah
berwarna kemerahan, yang lama kekulit dan
jaringan subkutan

3
Penurunan perfusi jaringan

Peningkatan kelembaban

Kerusakan Integritas Kulit


(dekubitus)

3. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nutrisi, ketidakseimbangan lebih dari kebutuhan tubuh
2. Kerusakan integritas kulit

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi lebih dari kebutuhan b/d pola makan berlebihan/tidak seimbang d/d
BB naik, makan lebih dari 3x/hari dengan selingan, aktivitas menurun,
makan-makanan ringan setiap malam, tampak gemuk, lipatan kulit trisep
lebih dari 20 mm, TD : 160/100 mmHg, RR : 22x/menit
2. Kerusakan integritas kulit: ulkus dekubitus b/d penurunan perfusi jaringan
d/d adanya luka pada pergelangan kaki sebelah kiri

3
5. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/ No.Dx Perencanaan Keperawatan


Tanggal
1 Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 X 24 jam,
diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, makan
teratur, asupan nutrisi setara dengan penggunaan energi.

Kriteria Hasil :
Pola makan teratur. dan BB normal, kadar gula darah
normal.

Rencana Tindakan Rasional


1. Lakukan hubungan 1. Membina hubungan saling
terapeutik dengan percaya antara pasien,
pasien dan keluarga keluarga pasien, dengan
pasien. perawat.

Kaji :
2. Kaji riwayat nutrisi, 2. Mengetahui nutrisi yang
termasuk makanan yang masuk kedalam tubuh
disukai. pasien.

Observasi :
3. Nilai kadar gula darah. 3. Monitor nilai kadar gula
darah pasien.

4. Observasi dan catat 4. Mengetahui keseimbangan


intake makanan, serta nutrisi dalam tubuh pasien.
observasi kegiatan yang
dilakukan.

5. Anjurkan untuk makan 5. Menyeimbangkan BB


sesuai dengan anjuran. pasien.

6. Berikan informasi yang 6. Meningkatkan pengetahuan


tepat tentang kebutuhan agar pasien lebih paham
nutrisi yang dan menjaga
berhubungan dengan keseimbangan nutrisi
penyakitnya. tubuhnya.

3
Hari/Tanggal No.Dx Perencanaan Keperawatan

2 Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 24 jam


diharapkan kulit dapat sembuh dan kerusakan kulit
tidak menyebar.

Kriteria Hasil :

- kulit kembali normal

- kerusakan kulit tidak menyebar

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji luas luka/ 1. Untuk mengetahui besar


kerusakan integritas luka dan penyebaran
kulit. yang mungkin terjadi.

2. Memberitahu 2. Mencegah terjadinya


kepada keluarga penyebaran luka pada kulit
dan pasien cara pasien.
menjaga
kebersihan
didaerah luka agar
tidak menyebar.

3. Menganjurkan
kepada pasien 3. Mencegah terjadinya luka
ataupun keluarga tertekan dan menjaga
untuk sering kenyamanan pasien
mengganti posisi
pasien terutama
pada bagian
pergelangan kaki
kiri pasien agar
luka tidak
bertambah besar
dan melebar

3
6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)


Tanggal
Jumat , 1 1. Mengajak pasien serta S: Pasien mengatakan ingin
06 Mei keluarga berkomunikasi. makan.
2017 2. Menanyakan makanan
yang disukai oleh pasien. O:
3. Memantau nilai kadar -k/u : Lemah
gula darah pasien. -BB : 75 kg
4. Melihat jumlah porsi makan -TB : 165 cm
yang dihabiskan oleh -kadar gula darah sewaktu :
pasien. 350 mg/dl
5. Menganjurkan pasien makan - Jumlah porsi yang dimakan
sesuai dengan makanan setengah piring ( ± 300 cc ) /habis
yang seharusnya pada
pasien diabetes melitus.
6. Memberikan pendidikan A: Masalah belum teratasi
kesehatan ataupun informasi
tentang nutrisi pada pasien P: Intervensi dilanjutkan
diabetes melitus. -Pantau nilai kadar gula darah
-Observasi dan catat intake
makanan
-Anjurkan untuk makan sesuai
dengan anjuran
-Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi yang
berhubungan dengan penyakitnya.

3
Jumat, 2 1. Melihat luas luka/kerusakan S: Pasien mengatakan jarang
06 Mei integritas. mengganti posisi tubuh bagian
2017 2. Memberitahu kepada kaki kiri yang terdapat luka
keluarga dan pasien cara decubitus karena takut terkena
menjaga kebersihan di lukanya.
daerah luka agar tidak
menyebar. O: -Tampak luas luka pada bagian
3. Menganjurkan kepada kaki kiri mulai melebar, dan
pasien ataupun keluarga permukaan luka berwarna
untuk sering mengganti kemerahan
posisi pasien setiap 20
menit sekali terutama pada A: Masalah belum teratasi
bagian kaki kiri pasien agar
lukanya tidak bertambah P: Intervensi dilanjutkan.
besar. - Kaji luas luka/kerusakan
integritas.
- Memberitahu kepada keluarga
dan pasien cara menjaga
kebersihan di daerah luka agar
tidak menyebar.
-Anjurkan kepada pasien ataupun
keluarga untuk sering mengganti
posisi pasien setiap 20 menit sekali
terutama pada bagian kaki kiri
pasien agar lukanya tidak
bertambah besar.

3
Hari/ No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal
Sabtu, 07 1 1. Memantau nilai kadar S: Pasien mengatakan belum bisa
Mei 2017 gula dalam darah pasien. mengurangi jumlah makanannya.
2. Melihat jumlah porsi
makanan yang dihabiskan O: Jumlah Porsi makan yang
oleh pasien. diberikan setengah piring (
3. Menganjurkan pasien makan ± 300 cc ) /habis
sesuai dengan makanan -k/u : Lemah
yang seharusnya pada -kadar gula darah sewaktu :
pasien diabetes melitus. 350 mg/dl
4. Memberikan pendidikan
kesehatan ataupun informasi A: Masalah belum teratasi.
tentang nutrisi pada pasien
diabetes melitus. P: Intervensi dilanjutkan.
-Pantau nilai kadar gula darah
-Observasi dan catat intake
makanan
-Anjurkan untuk makan sesuai
dengan anjuran
-Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi yang
berhubungan dengan penyakitnya.

3
Sabtu, 07 2 1. Melihat luas luka/kerusakan S: Pasien mengatakan dapat lebih
Mei 2017 integritas. menjaga kebersihan daerah bagian
2. Memberitahu kepada luka pasien.
keluarga dan pasien cara
menjaga kebersihan di O: Daerah sekitar luka lebih
daerah luka agar tidak terlihat bersih dari
semakin menyebar. sebelumnya.
3. Menganjurkan kepada Permukaan luka berwarna
pasien ataupun keluarga kemerahan
untuk sering mengganti
posisi pasien setiap 1-2 jam A: Masalah belum teratasi
terutama pada kaki yang
terdapat luka agar luka tidak P: Intervensi dilanjutkan
bertambah melebar - Kaji luas luka/kerusakan
integritas.
- Memberitahu kepada keluarga
dan pasien cara menjaga
kebersihan di daerah luka agar
tidak menyebar.
-Anjurkan kepada pasien ataupun
keluarga untuk sering mengganti
posisi pasien setiap 20 menit sekali
terutama pada bagian kaki kiri
pasien agar lukanya tidak
bertambah besar.

Minggu, 1. Memantau nilai kadar S: Pasien mengatakan mulai


08 Mei 1 gula dalam darah pasien. mengurangi jumlah
2017 2. Melihat jumlah porsi makanannya.
makanan yang dihabiskan
oleh pasien. O: Jumlah Porsi makan yang
3. Menganjurkan pasien makan diberikan setengah piring
sesuai dengan makanan (± 300 cc ) /habis
yang seharusnya pada -k/u : Lemah
pasien diabetes melitus. -kadar gula darah sewaktu :
4. Memberikan pendidikan 350 mg/dl
kesehatan ataupun informasi
tentang nutrisi pada pasien A: Masalah sebagian teratasi.
diabetes melitus.
P: Intervensi dilanjutkan.

3
4
-Pantau nilai kadar gula darah
-Observasi dan catat intake
makanan
-Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi yang
berhubungan dengan penyakitnya.

Minggu, 2 1. Memberitahu kepada S: Pasien mengatakan dapat lebih


09 Mei keluarga dan pasien cara menjaga kebersihan daerah bagian
2017 menjaga kebersihan di luka pasien.
daerah luka agar tidak
semakin menyebar. O: Daerah sekitar luka lebih
2. Menganjurkan kepada terlihat bersih dari
pasien ataupun keluarga sebelumnya.
untuk sering mengganti Permukaan luka berwarna
posisi pasien setiap 20 kemerahan
menit sekali terutama pada Tidak tampak pelebaran area
kaki yang terdapat luka agar luka
luka tidak bertambah
melebar A: Masalah sebagian teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
- Kaji luas luka/kerusakan
integritas.
-Anjurkan kepada pasien ataupun
keluarga untuk sering mengganti
posisi pasien setiap 20 menit sekali
terutama pada bagian kaki kiri
pasien agar lukanya tidak
bertambah besar.

4
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan pada Ny.S
dengan prioritas masalah gangguan kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh di RS
Pendidikan USU Medan pada tanggal 06 Mei 2017 di dapatan kesimpulan,
Keluhan utama yang diderita Ny.S adalah Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan adanya
luka decubitus pada pergelangan kaki kiri pasien. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu
keadaan umum Ny.S tampak lemah, suhu tubuh 37°C, TD: 160/100 mmHg, nadi 80x/i,
pernafasan: 22x/i, TB: 165cm, BB: 75kg, hasil gula darah sewaktu 315 mg/dl.Frekuensi makan
pada pasien adalah mengatakan makan lebih dari 3x sehari, tetapi dengan selingan.
Masalah keperawatan yang kedua adalah kerusakan integritas kulit yang berhubungan
dengan penurunan perfusi jaringan ditandai dengan adanya luka pada pergelangan kaki sebelah
kiri, dan penulis telah mengajarkan bagaimana cara agar menjaga permukaan luka agar tidak
melebar dengan cara menganjurkan mengubah posisi setiap 20menit sekali.

B. SARAN

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi, saya harapkan agar dalam mengatasi masalah nutrisi
lebih dari kebutuhan tubuh dapat diatasi dengan mencari informasi tentang gizi seimbang,
mengatur pola makan sesuia dengan kebutuhan tubuh agar kebutuhan nutrisi tetap dapat
seimbang meskipun dalam keterbatasan ekonomi.

4
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S.(2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Bulecheck, M.G,et all.(2013). Nursing Intervension Classification(NIC). Indonesia Edition,
Indonesia: Mocomedia
Carpenito, L, J. (2012). Diagnosis keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9.
Jakarta : EGC
Garnadi, Y. (2012). ”Hidup Nyaman Dengan Diabetes Melitus”. Jakarta: PT Agromedia
Pustaka
Hidayat (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry.(2005). Fundamental keperawatan Edisi 3. Jakarta:ECG
Smeltzer, SC, & Bare, BG. (2001). Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8. Jakarta : EGC
Tarwoto &Wartonah.(2006).Kebutuhan DasarManusiadan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Wilkinson, J.M &Ahern, N.R.(2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9. Jakarta :
EGC
LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No. Hari/ Pukul Tindakan Evaluasi (SOAP)
Dx Tanggal (wib) Keperawatan

1 Jumat, 06 09.00 -Mengajak pasien serta S: Klienmenceritakan


Mei 201 keluarga berkomunikasi. makanan apa sajayang
09.20 - Menanyakan makanan biasanya dia makan.
yang disukai oleh O: BB= 75 kg.
10.30 pasien. Klien tampak gemuk
- Memantau nilai kadar dan BB lebih dari
12.00 gula darah pasien. 10% dari BB ideal.
- Melihat jumlah porsi -Jumlah Porsi makan yang
makan yang masuk diberikan setengah piring (
kedalam tubuh pasien. ± 300 cc ) /habis
13.00
- Menganjurkan pasien A: masalah belumteratasi
makan sesuai dengan P: intervensi dilanjutkan
makanan yang -Pantau nilai kadar gula darah
seharusnya pada pasien -Observasi dan catat intake
makanan
14.00 diabetes melitus. -Anjurkan untuk makan
- Memberikan sesuai dengan anjuran
pendidikan -Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi
kesehatan ataupun
yang berhubungan dengan
informasi tentang nutrisi penyakitnya.
pada pasien diabetes
melitus.
2 Jumat, 06 09.00 - Melihat luas luka/ S : Pasien
Mei 2017 kerusakan integritas mengatakan akan
kulit. mencoba yang
09.40 - Memberitahu kepada diajarkan.
keluarga dan pasien cara O: Luka tampak
menjaga kebersihan melebar pada kaki
didaerah luka agar tidak pasien, kaki jarang
menyebar. digerakkan
10.00 - Menganjurkan kepada A: Masalah belum
pasien ataupun keluarga teratasi
untuk sering mengganti P:Intervensi
posisi pasien terutama Dilanjutkan
pada kaki yang - Kaji luas luka/kerusakan
luka agar integritas.
- Memberitahu kepada
tidak bertambah besar
keluarga dan pasien cara
menjaga kebersihan di daerah
luka agar tidak menyebar.
-Anjurkan kepada pasien
ataupun keluarga untuk sering
mengganti posisi pasien setiap
20 menit sekali terutama pada
bagian kaki kiri pasien agar
lukanya tidak bertambah
besar.

1 Sabtu, 07 08.00 - Memantau nilai kadar S: pasienmengatakan


Mei 2017 gula darah pasien. bahwa ia
08.30 - Melihat jumlah porsi sudahmulaimenerapkan
makanan yang caramakan sesuaidiet yang di
dihabiskan oleh pasien. anjurkan
09.00 - Menganjurkan pasien O: kadar gula dalam
makan sesuai dengan darah sewaktu =350 dl/mg
makanan yang mg/
seharusnya pada pasien -Jumlah Porsi makan yang
diabetes melitus. diberikan setengah piring (
10.00 - Memberikan ± 300 cc ) /habis
pendidikan A: masalah belumteratasi
kesehatan ataupun P: intervensi
informasi tentang nutrisi dilanjutkan.
pada pasien diabetes -Pantau nilai kadar gula darah
melitus. -Observasi dan catat intake
makanan
-Anjurkan untuk makan
sesuai dengan anjuran
-Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi
yang berhubungan dengan
penyakitnya.

2 Sabtu, 07 09.30 -Memberitahu kepada S: pasien mengatakan sudah


Mei 2017 keluarga dan pasien cara melakukan yangdianjurkan
menjaga kebersihan O: tampak posisi kakiyang
didaerah luka agar tidak terdapat ulkusnya sudah mulai
menyebar. di ganti
09.50 - Menganjurkan kepada -Permukaan luka berwarna
pasien ataupun keluarga kemerahan
untuk sering mengganti A: masalah belumteratasi.
posisi pasien terutama P: intervensi
pada kaki yang luka Dilanjutkan
agar - Kaji luas luka/kerusakan
tidak bertambah besar. integritas.
- Memberitahu kepada
keluarga dan pasien cara
menjaga kebersihan di daerah
luka agar tidak menyebar.
-Anjurkan kepada pasien
ataupun keluarga untuk sering
mengganti posisi pasien setiap
20 menit sekali terutama pada
bagian kaki kiri pasien agar
lukanya tidak bertambah
besar.

1 Minggu,08 13.00 - Memantau nilai kadar S: pasienmengatakanbahwa ia


Mei 2017 gula darah pasien. sudahmulaimenerapkan
13.20 - Melihat jumlah porsi caramakan sesuaidiet yang di
makanan yang anjurkan
dihabiskan oleh pasien. O: - kadar gula dalamdarah
14.00 - Menganjurkan pasien =350 dl/mg
makan sesuai dengan -Jumlah Porsi makan yang
makanan yang diberikan setengah piring (
seharusnya pada pasien ± 300 cc ) /habis
diabetes melitus. A: masalah sebagianteratasi
P: intervensidilanjutkan.
-Pantau nilai kadar gula darah
-Observasi dan catat intake
makanan
-Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi
yangberhubungan dengan
penyakitnya.
2 Minggu,09 15.00 -Memberitahu kepada S: pasien mengatakan sudah
Mei 2017 keluarga dan pasien cara melakukan yangdianjurkan
menjaga kebersihan O: tampak posisi kaki yang
didaerah luka agar tidak terdapat ulkusnya sudah mulai
menyebar. di ganti
15.30 - Menganjurkan kepada -Permukaan luka berwarna
pasien ataupun keluarga kemerahan
untuk sering mengganti A: masalah belumteratasi.
posisi pasien terutama P: intervensi dilanjutkan
pada kaki yang luka - Kaji luas luka/kerusakan
agar integritas.
-Anjurkan kepada pasien
tidak bertambah besar.
ataupun keluarga untuk sering
mengganti posisi pasien setiap
20 menit sekali terutama pada
bagian kaki kiri pasien agar
lukanya tidak bertambah
besar.

Anda mungkin juga menyukai