Anda di halaman 1dari 47

Asuhan Keperawatan pada Tn.

B dengan Prioritas Masalah


Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Pada
Pasien Peritonitis Di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan

Karya Tulis Ilmiah


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Novrizal Sembiring
142500070

PROGRAM STUDI DIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana berkat
rahmat dan kasih sayang-Nya lah saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman; Nyeri Pada Pasien Peritonitis di
RSUP H. Adam Malik Medan. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya keperawatan di
Program Studi D III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara Medan.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina T.Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB., selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp.,M.Kep., Sp.Mat., selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution.,S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program
Studi D III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
sekaligus dosen PA saya.
6. Ibu Nurbaiti, S.Kep., Ns.,M. Biomed selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep., Ns., M. Biomed selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah saya.

Universitas Sumatera Utara


8. Ibu dan Ayah yang saya cintai Norman Sembiring dan Marwiyah dalam
segala moril maupun materil dan dukungan dengan penuh kasih sayang
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Abang yang saya banggakan, Rohimi Sembiring yang selalu membantu saya
dalam moril maupun materil.
10. Sahabat serta teman-teman yang satu stambuk dengan saya yang namanya tak
bisa satu persatu saya sebutkan, yang selalu memberikan semangat dan
motivasi untuk saya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini bisa memberikan manfaat
bagi pembaca pada umumnya dan kiranya Allah SWT selalu melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya untuk kita semua.

Medan, 26 Juli 2017

Novrizal Sembiring

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Tujuan ..................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS .................................................................. 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah


Kebutuhan Dasar : Rasa Nyaman (Nyeri) ......................................... 4
1. Pengkajian ................................................................................... 7
2. Analisa Data ................................................................................ 10
3. Rumusan Masalah ....................................................................... 13
4. Rencana Tindakan ....................................................................... 13
B. Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan Masalah Kebutuhan
Dasar : Rasa Nyaman (Nyeri) di RSUP H. Adam Malik Medan...... 15
1. Pengkajian ................................................................................... 15
2. Analisa Data ................................................................................ 25
3. Rumusan Masalah ....................................................................... 26
4. Rencana Tindakan ....................................................................... 26
5. Implementasi ............................................................................... 29
6. Evaluasi ....................................................................................... 29

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 34

A. Kesimpulan ............................................................................................. 34
B. Saran........................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36

LAMPIRAN ....................................................................................................... 37

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peritonitis adalah inflama simembran peritoneum. Peritonium adalah kantong


berlapis dua yang semi permeabel dengan cairan bervolume 1.500 ml. Kantong ini
membungkus semua organ yang ada di dalam rongga perut. Oleh karena itu
diinervasi oleh saraf somatik, stimulus peritonium parietal yang membungkus
rongga perut dan pelvis menyebabkan nyeri yang tajam dan terlokalisasi (Black &
Hawks 2014, h.1041 ). Inflamasi peritonium-lappisan membrane serosa ronggga
abdomen dan meliputi viserela. Biasanya akibat dari akibat dari infeksi bakteri
seperti organisme yang berasal dari penyakit saluran gastro intestinal atau pada
wanita dari organ reproduksi internal (Brunner & Sudarth 2002, dikutip dalam
Nurarif & Kusuma 2015, h.59).

Peritonitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri yang menginvasi atau


masuk kedalam rongga peritoneum pada saluran makanan yang mengalami
perforasi. Kuman yang paling sering adalah bakteri E Colli, streptokokus alfa dan
beta hemolitik, stapilokokus aurens, enterokokus dan yang paling berbahaya
adalah clostridium wechii. Salah satu penanganan peritonitis adalah operasi
laparatomy, yaitu pembedahan perut sampai membuka selaput perutatau
peritoneum (Padila 2012, h.198). Pelaksanaan operasi laparatomy dapat
dilakukan apabila ada beberapa indikasi yang seperti terjadi trauma abdomen
(tumpul atau tajam), perdarahan saluran pencernaan (internal blooding), sumbatan
pada usus halus dan usus besar, terdapat massa pada abdomen dan terjadi
peritonitis atau inflamasi lapisan peritoneum (Padila 2012, h.198).

Nyeri adalah gejala subjektif, hanya klien yang dapat mendeskripsikannya.


Nyeri tidak dapat diukur secara objektif oleh praktisi kesehatan. Seorang ahli teori
nyeri yang terkenal, Margo Mc Caffery menyatakan dalam makalah klasiknya
bahwa “Nyeri adalah apapun yang dikatakan oleh individu tersebut mengadakan

Universitas Sumatera Utara


ada”. Definisi nyeri dalam kamus medis mencakup “perasaan distres, penderitaan,
atau kesakitan yang disebabkan oleh stimulasi ujung saraf tertentu (Kowalski,
2014).

Hasil survey pada tahun 2008 angka kejadian peritonitis di sebagian besar
wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesaia, jumlah pasien yang
menderita penyakit peritonitis berjumlah sekitar 7% dari jumlah penduduk
Indonesia atau sekitar 179.000 orang (Depkes, RI 2008). Maka penulis tertarik
untuk membuat karya tulisi lmiah dengan judul“Asuhan Keperawatan pada Tn.
B dengan Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Pada
Pasien Peritonitis di RSUP H. Adam Malik Medan”

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah
kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman: nyeri khususnya Tn. B di RSUP H.
Adam Malik Medan.
2. Tujuan kusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn. B dengan masalah kebutuhan
dasar gangguan rasa nyaman: nyeri.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. B dengan masalah
kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman: nyeri.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. B dengan
masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman : nyeri.
d. Mampu melakukan implementasi pada Tn. B dengan masalah kebutuhan
dasar gangguan rasa nyaman :nyeri.
e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. B dengan masalah kebutuhan dasar
gangguan rasa nyaman : nyeri.

Universitas Sumatera Utara


C. Manfaat
1. Kepada Pasien
Dapat memenuhi kebutuhan klien tentang Asuhan Keperawatan pada Klien
untuk mengatasi masalah kebutuhan dasar Rasa Aman dan Nyaman (Nyeri).
2. Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat asuhan
keperawatan yang sistematis dan sesuai dengan konsep keperawatan.
3. Institusi pendidikan
Hasil karya Tulis Karya Illmiah yang diperoleh dapat dijadikan kontribusi
bagi peningkatan pendidikan keperawatan dan pengembangan ilmu
keperawatan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman:


Nyeri

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri.


Apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah. Nyeri
merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, yang harus
menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Clancy dan
McVicar, 1992).
1. Jenis Nyeri
a. Nyeri Perifer.
Nyeri ini ada tiga macam:
− Pertamanyeri superficial, yaitu nyeri yang muncul akibat rangsangan
pada kulit mukosa.
− kedua nyeri visceral, nyeri yang muncul akibat stimulasi pada
reseptor nyeri di rongga abdomen, cranium, thoraks.
− ketiga nyeri alih, nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh
dari jaringan penyebab nyeri.
b. Nyeri Sentral
Nyeri Sentral adalah nyeri yang muncul akibat stimulasi di medulla
spinalis, batang otak dan thalamus.
c. Nyeri Psikogenik
Nyeri Psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya.
Dengan kata lain, nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita sendiri.
Nyeri ini sering muncul dikarenakan factor psikologis, bukan fisiologis
(Asmadi, 2008).

Universitas Sumatera Utara


2. Bentuk Nyeri
Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan kronis
a. Nyeri Akut
Yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir
kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan
jelas.Rasa nyeri mungkin akibat dari luka, seperti luka operasi.
b. Nyeri kronis
Yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan.Nyeri kronis ini
polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun.Ragam pola tersebut ada nyeri yang timbul dengan periode yang
diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbullagi nyeri, dan begitu
seterusnya.Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa nyeri
tersebut terus-menerus terasa makin lama semakin menigkat
intensitasnya walaupun telah diberikan pengobatan. (Asmadi, 2008)
3. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
a. Etnik dan nilai budaya
Latar belakang etnik dan budaya merupakan factor yang mempengaruhi
reaksi terhadap nyeri ekspresi nyeri. Sebagai contoh, individu dari
budaya tertentu cenderung ekspresif dalam mengungkapkan nyeri,
sedangkan individu dari budaya lain justru lebih memilih menahan
perasaan mereka dan tidak ingin merepotkan orang lain (Sigit, 2010).
b. Tahap Perkembangan
Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variabel yang akan
mempengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal ini, anak-
anak cenderung kurang mampu mengungkapkan nyeri yang mereka
rasakan dibandingkan orang dewasa, dan kondisi dapat menghambat
penanganan nyeri untuk mereka. Di sisi lain, prevelensi nyeri pada
individu lansia lebih tinggi karena penyakit akut atau kronis yang mereka
derita. Walaupun ambang batas nyeri tidak berubah karena penuaan,
tetapi efek analgesic yang diberikan menurun karena oerubahan fisiologis
yang terjadi (Sigit, 2010).

Universitas Sumatera Utara


c. Lingkungan dan Individu Pendukung
Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi, pencahayaan,
dan aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut dapat memperberat
nyeri.Selain itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi salah
atu faktor penting yang mempengaruhi persepsi nyeri individu.Sebagai
contoh individu yang sedang sendirian, tanpa keluarga atau teman-teman
yang mendukungnya, cenderung merasakan nyeri yang lebih berat
dibandingkan mereka yang mendapat dukungan dari keluarga dan orang-
orang terdekat (Sigit, 2010).
d. Pengalaman Nyeri sebelumnya
Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap persepsi nyeri individu
dan kepekaannya terhadap nyeri. Individu yang pernah mengalami nyeri
atau menyaksikan penderitaan orang terdekatnya saat mengalami nyeri
cenderung merasa terancam dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi
dibandingkan dengan individu yang belum pernah mengalaminya (Sigit,
2010).
e. Ansietas dan stress
Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi.Ancaman
yang tidak jelas asalnya dan ketidakmampuan megontrol nyeri atau
peristiwa disekelilingnya deapat memperberat persepsi nyeri. Sebaliknya,
individu yang percaya bahwa mereka bahwa mereka mampu mengontrol
nyeri yang dirasakan akan mengalami penurunan rasa takut dan
kecemasan yang akan menrunkan persepsi nyeri mereka (Sigit, 2010).
4. Cara Mengukur Intensintas Nyeri
Tabel Skala Nyeri Menurut Hayward (Potter & Perry, 2006)
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol
dengan aktivitas yang biasa dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol

Universitas Sumatera Utara


Untuk mengkaji lokasi nyeri, perawat meminta klien unntuk menunjukkan
semua daerah yang dirasa tidak nyaman.Untuk melokalisasi nyeri dengan lebih
spesifik, perawat kemudian meminta klien melacak daerah nyeri dari titik yang
paling nyeri.Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri bersifat difus, meliputi beberapa
tempat, atau melibatkan segmen terbesar tubuh. Beberapa alat pengkajian
dilengkapi dengan diagram tubuh manusia sehingga dengan alat ini perawat dapat
menggambar lokasi nyeri (Potter & Nyeri, 2005).

Keterangan:

0 = Tidak nyeri

1-3 = Nyeri ringan

4-5 = Nyeri sedang

6-7 = Nyeri berat

8-10 = Nyeri yang tidak tertahankan

5. Pengkajian
Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat di
dalam memulai mengkaji respon nyeri yang dialami klien. Donovan & Girton
(1984) mengidentifikasi komponen-komponen tersebut diantaranya:
a. Penentuan ada Tidaknya Nyeri
Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai
ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat
tidak menemukan adanya cedera atau luka.Setiap nyeri yang dilaporkan klien
adalah nyata.
b. Karakteristik Nyeri (Metode P, Q, R, S, T)
1) Faktor pencetus (P : Provocative )
Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada
klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-
bagian tubuh yang mengalami cedera (Sigit, 2010).

Universitas Sumatera Utara


2) Kualitas (Q: Quality)
Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang sangat subjektif yang
diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan
kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti
tertindih, perih, tertusuk, dll dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-
beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan (Sigit, 2010).
3) Lokasi (R: Region)
Untuk mengkaji lokasi nyeri m
maka
aka perawat meminta klien untuk
menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh
klien. Untuk melokalisasi nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat
meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri,
kemungkinan hal ini aakan
kan sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat
difus (menyebar) (Sigit, 2010).
4) Keparahan (S: Serve
Serve)
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang
paling subjektif. Pada pengkajian ini, klien diminta untuk
menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri
sedang, atau berat (Sigit, 2010).
Skala deskriptif verbal merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa
kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang
garis. Kalimat pendeskripsi ini diranking dar
darii tidak ada nyeri sampai
nyeri paling hebat.Skala numeric (Numeric Rating Scale, NRS)
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.Dalam hal ini pasien
menilai nyeri dengan skala 0 sampai 10.
10.Dalam
Dalam melakukan
pengkajiankeparahan nyeri, dapat dilakukan dengan menggunakan
pengukur skala nyeri sebagai berikut:

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10), (dalam Sigit, 2010)

Universitas Sumatera Utara


5) Durasi (T: Time )
Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan
rangkaian nyeri (Sigit, 2010).
6) Faktor yang memperberat/memperingan nyeri
Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat memperberat nyeri
pasien, misalnya peningkatan aktivitas, perubahan suhu, stress dan yang
lainnya, sehingga dengan demikian perawat dapat memberikan tindakan
yang tepat untuk menghindari peningkatan respon nyeri pada klien (Sigit,
2010).
c. Respon fisiologis:
Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan
thalamus, sistem saaraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari
respon stres (Sigit, 2010).
Respon fisiologis terhadap nyeri terbagi 2 yaitu:
− Respon simpatik : Peningkatan frekuensi pernafasan, dilatasi saluran
bronkiolus, peningkatan frekuensi denyut jantung, vasokontriksi perifer
(pucat, peningkatan tekanan darah), dan peningkatan kadar glukosa
darah, diaphoresis, peningkatan tegangan otot, dilatasi pupil, dan
penurunan mobilitas saluran cerna.
− Respon parasimpatik : Pucat, ketegangan otot, penurunan denyut jantung
atau tekanan darah, pernafasan cepat dan tidak teratur, mual dan muntah,
dan kelemahan atau kelelahan.
d. Respon Perilaku:
Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara
lain: merubah posisi, mengusap bagian yang sakit, menggeretakkan gigi,
menunjukkan ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis, ekspresi verbal
menangis, mengerang, mengaduh, menjerit, meraung.
e. Respon Afektif:
Respon afektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat di dalam
melakukan pengkajian terhadap pasien gangguan rasa nyeri. Ansietas
(kecemasan) perlu digali dengan menanyakan pada pasien seperti: apakah

Universitas Sumatera Utara


anda saat merasakan cemas?. Selain itu adanya depresi, ketidaktertarikan dari
lingkungan perlu diperhatikan.
6. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengkajian kemudian dikelompokkan
dan dianalisa untuk menemukan masalah kesehatan pasien. Untuk
mengelompokkannya dibagi menjadi dua data yaitu:
a. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatupendapatterhadap suatu situasi
dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatannya,
misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi,
mual, perasaan malu.
b. Data Objektif
Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah,berat
badan, tingkat kesadaran.

Menurut NIC NOC Walkinson (2011):


Batasan karakteristiknya dalam subjektif pada kebutuhan dasar nyeri akut:
mengungkapkan secara verbal, isyarat, depresi, keletihan, dan takut kembali
cedera. Selain data subjektif, batasan karakteristik data juga ditemukan dalam data
objektif seperti posisi untuk menghindari nyeri, perubahan tonus otot, perubahan
kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya, gangguan tidur dan fokus
menyempit.
Batasan karakteristik pada kebutuhan dasar nyeri kronik seperti
mengungkapkan secara verbal atau isyarat, dengan data subjektif seperti depresi,
keletihan dan takut kembali terluka. Selain data subjektif, batasan karakteristik
juga ditemukan dalam data objektif seperti perubahan pola tidur, wajah topeng,
penurunan interaksi dengan orang lain dan gelisah.

Universitas Sumatera Utara


Apendisitis

Menghambat aliran
limfe

Edema

Membentuk cairan
berisi pus

Sekresi mucus berlanjut

Peradangan meluas ke peritonium

Inflamasi pada peritoneum

Peritonitis Peningkatan HCL

Pelepasan berbagai mediator


kimiawi (histamine, bradikinin) Sistem limbik Medula

Merangsang saraf perasa nyeri Reaksi mual muntah Anoreksia


di cerebrum

Nyeri abdomen Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Skema 1.1 Pohon masalah Patofisiologi Peritonitis (Bandy & Dougherty, dalam
Arif Mutaqqin 2010).

Universitas Sumatera Utara


Stimulasi nyeri : biologis, zat kimia, panas, listrik sertamekanik

Stimulus nyeri menstimulasi nosiseptor di perifer

Impuls nyeri diteruskan oleh serat afferen (A-delta & C) ke medulla spinalis
melalui dorsan horn

Impuls bersinapsis di substansi gelatinosa (lamina II dan II)

Impuls melewati tractus spinothalamus

Impuls masuk ke formatio retikularis Impuls langsung masuk ke


Thalamus

Sistem limbik
Fast pain
Slow pain

a. Timbul respon emosi


b. Respon otonom: TD meningkat, Keringat dingin.
Skema 1.2 proses terjadinya nyeri (Sigit, 2010)

Universitas Sumatera Utara


7. Rumusan Masalah
Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi
masalah keperawatan, perawat mengidentifikasi masalah perawatan kesahatan
umu klien. Namun sebelum memberikan perawatan masalah harus ditetapkan
secara lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah
tersebut potensial atau actual (Potter & Perry, 2006).
Terdapat dua diagnosa keperawatan utama untuk menggambarkan nyeri pada
pasien:
a. Menurut North American Nursing Diagnosis Association(NANDA,
2012), nyeri akut didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba –tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat badan dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi < 6 bulan.
b. Nyeri kronis didefenisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan
jaringan actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambatdengan intensitas dari
ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau berulang tanpa akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 6 bulan.
8. Perencanaan
Perencanaan yang merupakan langkah ketiga dalam proses keperawatan,
adalah salah satu kategori perilaku keperawatan. Pada langkah ini, perawat
menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan bagi klien dan merencanakan
intervensi pengambilan keputusan dan pemecahan masalah (Potter & Perry,
2010).
Menurut Wilkinson dan Abern (2011), dari hasil data rumusan masalah yang
didapatkan, maka rencana keperawatan yang tepat untuk nyeri akut ialah:

Universitas Sumatera Utara


a. Kaji kompherensif meliputi lokasi, karakterisktik, awitan dan durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan faktor
presipitasinya.
b. Observasi syarat non verbal ketidaknyamanan.
c. Khususnya pada mereka yang tidak mampu berkomunkasi efektif,
berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri klien, berapa
lama nyeri yang dirasakan pasien.
d. Ajarkan teknik relaksasi pada klien, massage secara perlahan dilokasi
nyeri pasien.
e. Bantu pasien untuk berfokus pada aktifitas, bukan pada nyeri dan rasa
tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui televise atau radio.
f. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien.
Dan rencana keperawatan yang tepat pada pasien dengan nyeri kronis:

Pantau tingkat kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri pada interval


tertentu.

1. Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup.


2. Tawarkan tindakan meredakan nyeri untuk membantu pengobatan nyeri
(misalnya: umpan balik biologis, teknik relaksasi, dan massase
punggung).
3. Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk memfasilitasi peredaan
nyeri.

Universitas Sumatera Utara


B. Asuhan Keperawatan Kasus
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN KASUS

1. Pengkajian
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Jenis Keleamin : Laki-laki
Umur : 47 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wirasawasta
Alamat : Jalan Mongonsidi
Tanggal Masuk RS : 6 Mei 2017
No. Register : 03.02.01.201700003083.001
Ruangan/Kamar : Ruang HCU IGD
Tanggal Pengkajian : 7 Mei 2017
Diagnosis Medis : Peritonitis

II. KELUHAN UTAMA :


Pasien mengatakan bahwa adanya nyeri pada bagian abdomen seperti
ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 7.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Nyeri bisadisebabkan oleh respons iritasi, inflamasi intestinal atau kram
abdomen.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Hal yang memperbaiki keadaan adalah dengan mengatur po sisi nyaman.
posisi

Universitas Sumatera Utara


B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan
Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk dengan skala nyeri 7.
2. Bagaimana dilihat
Ketika di observasi pasien tampak lemas, dan memegangi perut sambil
meringis.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Nyeri dirasakan seperti dibagian abdomen umbilical.
2. Apakah menyebar
Pasien mengatakan rasa nyerinya menyebar.
D. Severity
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut mengganggu aktivitas sehari-hari
danpasien mengatakan skala nyeri 7.
E. Time
Pasien mengatakan nyeribertambah pada waktu ditekan atau dilepas dengan
durasi satu sampai tiga menit.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan belum pernah menderitapenyakit yang sekarang
dialaminya.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Tidak ada.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Belum pernah dirawat.
D. Lama dirawat
Belum pernah dirawat.
E. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi.

Universitas Sumatera Utara


V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Orangtua pasien memiliki riwayat penyakit jantung.
B. Saudara kandung
Pasien mengatakan saudaranya tidak memiliki sakit serius seperti
orangtuanya.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan tidak ada.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Anggota keluarga pasien yang meninggal dunia adalah orang tuanya Tn. B.
F. Penyebab meninggal
Penyebab menunggal dikarenakan sakit.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan sakitnya ini adalah ujian dari Allah dan menerima
keadaan serta tetap berserah diri kepada Allah SWT.
B. Konsep diri
- Gambaran diri : Klien mengatakan penyakit ini adalah ujian dari
Allah SWT
- Ideal diri :Klien mengatakan ingin berkumpul dengan
keluarganya
- Harga diri : Klien menerima keadaan dan berserah diri kepada
Allah
- Peran diri : Klien sebagai seorang Ayah
- Identitas : Klien sebagai seorang suami

C. Keadaan emosi
Emosi klien dalam keadaan stabil.

Universitas Sumatera Utara


D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti : Orang berarti bagi
klien adalah anak
dan isterinya
- Hubungan dengan keluarga :Hubungan dengan
keluarga klienbaik
- Hubungan dengan oramg lain :Semenjak sakit,
hubungan dengan
orang lain berkurang
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada.
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan :
Klien menganut agama Islam dan suku Jawa.
- Kegiatan ibadah :
Semenjak klien masuk rumah sakit, klien tidak pernah lagi ke Masjid,
klien hanya sholat ditempat tidur.
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran :Kompos mentis
- Penampilan :Tidak api
- Pembicaraan : Lambat
- Alam perasaan :Lesu
- Afek :Datar

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum
Keadaan klien compos mentis, posisi klien tidur terlentang, keterbatasan
melakukan aktifitas
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,80C
- Tekanan darah : 109/78 mmHg
- Nadi : 92 x /menit

Universitas Sumatera Utara


- Pernafasan : 30 x /menit
- Skala nyeri :7
- TB : 160 cm
- BB : 70 Kg
C. Pemeriksaan Head toe toe
Kepala dan rambut
- Bentuk :Bentuk kepala simetris dan tidaak ada
ditemukannya benjolan.
- Ubun-ubun : Tertutupi rambut.
- Kulit kepala : Kulit kepala bersih.

Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut lurus merata berwarna
hitam.
- Bau : Bebau keringat.
- Warna kulit : Normal.

Wajah

- Warna kulit : kuning langsat.


- Struktur wajah : simetris.

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris.


- Palpebra : Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Konjungtiva dan sclera :Konjungtiva pucat dan sclera
berwarna putih.
- Pupil :Ada reaksi (pupil mengecil jika
diberi cahaya). Isokor kanan dan
Kiri.
- Cornea dan Iris : Normal warna merah dan jernih.
- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara


- Tekanan bola mata : Normal, kiri sama dengan kanan.

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris tidak ada kelainan.
- Lubang hidung : Bersih dan lembab.
- Cuping hidung : ada pernafasan cuping
hidung.

Telinga

- Bentuk telinga : bentuknya simetris dan lengkap.


- Ukuran telinga : ukuran kedua telinga simetris.
- Lubang telinga : Lubang telinga bersih, serumen hannya
- Sedikit.
- Ketajam pendengaran : Normal.

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : bibir simmetris dan kering.


- Keadaan gusi dan gigi : gigi bersih.
- Keadaan lidah : lidah klien bersih.
- Orofaring : Tidak ada masalah.

Leher

- Posisi trachea : posisi trachea normal dan simetris.


- Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid.
- Suara : suara klien jelas dan normal.
- Kelenjar limfe :Tidak ditemukan kelainan serta pembengkakan
pada kelenjar limfa.
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran.
- Denyut nadi karotis : Denyut ndi tearaba.

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan Integumen

- Kebersihan : kulit klien tidakterlalu bersih.


- Kehangatan : kulit klien terasa hangat.
- Warna : kuning langsat.
- Turgor : Turgor kulit elastis.
- Kelembaban : kulitnya tidak terlalu lembab.
- Kelainan pada kulit : Tidak ditemukan tidur.

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk :Ukuran serta bentuk keduapayudara


klien sama.
- Warna payudara dan areola : warnanya umum dan normal
- Kondisi payudara dan putting : Kondisi payudara/putting baik

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : Bentuknya normal, simetris.


- Pernafasan : Frekuensi nafas 30 x/menit, Irama nafas
tidak teratur.
- Tanda kesulitan bernafas : ada.

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara: getaran terasa pada telapak tangan,ketika kedua


tangan diletakkan pada punggung pasien dan pasien dianjurkan
mengatakan tujuh puluh tujuh.
- Perkusi : suara resonan.
- Auskultasi : suara nafas vesicular, tidak ada suara tambahan.

Pemeriksaan jantung

- Inspeksi : Tidak ada pembesaran.


- Palpasi : Tidak ada pembesaran.
- Perkusi : suara resonan.

Universitas Sumatera Utara


- Auskultasi : bunyi jantung normal, bunyi tambahan tidak ada,
bunyi murmur tidak ada.

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi : bentuk tidak simetris dan distensi..


- Auskultasi :peristalticusus menurun.
- Palpasi : adanya nyeri tekan.
- Perkusi : suara hiperesonan.

Pemeriksaaan kelamin dan daerah sekitarnya

- Genitalia : Normal, tidak kelainan pada genitalia klien.


- Anus dan perineum :Normal, tidak ada kelainan pada anus dan perineum
klien.

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas

Kesimetrisan otot pada ekstremitas klien terlihat simetris antara kanan


dan kiri, jari-jari lengkap, tidak ada edema, dan tonus otot lemah.

Pemeriksaan neurologi (Nervous scranialais)

1) Nervous Olfaktoris/ N I
Klien mampu mengidentifikasi bau dengan baik.
2) Nervous Optikus/ N II
Klien mampu melihat dengan baik.
3) Nervous Okulomotoris/ N III, Trochlearis/ N IV, Abdusen/ N VI
Pergerakan bola mata klien baik.
4) Nervous Trigeminus/ N V
Klien mampu membedakan rasa panas, dingin, tajam dan tumpul.
5) Nervous Fasialis/ N VII
Klien mampu berekspresi senyum, walaupun sedikit meringis.
6) Nervous Vestibulocochlearis/ N III
Klien mampu mendengar dengan baik..

Universitas Sumatera Utara


7) Nervous Glossopharingeus/ N IX, Vegus/ N X
Klien mampu membuka mulutnya, mengunyah makanan dan
menelannya.

8) Nervous Aksesorius/ N XI
Pergerakan tangan masih normal, kecuali sebelah kanan yang terbatas.

Fungsi motorik

Pada pemeriksaan motorik, klien mampu berjalan, hanya saja klien


berbaring ditempat tidur.

Fungsi sensorik

Pada pemeriksaan motorik, klien mampu membedakan rasa panas, dingin,


tajam dan tumpul.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/ hari : 1 kali / hari, setelah dirawat di RS
klien dipuasakan
- Nafsu/selera makan : selera makan sedikit menurun.
- Nyeri ulu hati : ada.
- Alergi : Tidak ada.
- Mual dan muntah : Sering mual dan sesekali muntah.
- Waktu pemberian makan : makan ketika klien ingin makan
saja.
- Jumlah dan jenis makanan : jenisnya sesuai yang diberikan oleh
ahli gizi.
- Waktu pemberian cairran/minum : sesuai dengan kebutuhan klien.
- Masalah makan dan minum :klien mengalami masalah
makannya.

Universitas Sumatera Utara


II. Perawatan diri /personal hygiene
- Kebersihan tubuh :klien dibantu keluarga dalam
kebersihan tubuh.
- Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut klien bersih.
- Kebersihan kuku, kaki dan tangan : kuku,kaki dan tangan klien bersih.

III. Pola kegiatan /Aktivitas


- Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total.
Aktivitas klien banyak dilakukan ditempat tidur, seperti makan,
berpakaian, dibantu oleh keluraga dan perawat.
- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit
Aktivitas pasien seperti ibadah dilakukannya sambil berbaring ditempat
tidur.
IV. Pola eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : Tidak teratur
- Karakter feses : berwarna kuning
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
- BAB Terakhir : malam
- Diare : ada
- Penggunaan laksatif : Tidak ada
2. BAK
- Pola BAK : Teratur
- Karakter urine : berwarna kuning
- Nyeri/rasa tebakar/kesulitan BAK : Tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
- Penggunaan diuretic : Tidak ada
- Upaya mengatasi masalah :-

Universitas Sumatera Utara


2. Analisa data
No. Data Penyebab Masalah
keperawatan
1 Ds : Apendisitis Gangguaan rasa
Klien mengatakan nyaman ; Nyeri
Menghambat aliran
nyeri didaerah limfe
perutnya
Do : Edema

Wajahnya tampak
Membentuk cairan berisi
meringis pus
Klien focus dengan
Sekresi mucus berlanjut
dirinya sendiri
TTV : Peradangan meluas ke
TD : 130/90 mmHg peritonium

RR : 28 x /menit
Inflamasi pada
HR : 88 x /menit peritoneum
T : 36,6 C
Pelepasan berbagai
mediator kimiawi
(histamine, bradikinin)

Merangsang saraf perasa


nyeri di cerebrum

Nyeri abdomen

2 Ds : Kekurangan volume
Pelepasan berbagai
Klien mengatakan mediator kimiawi cairan
mual-mual (histamine, bradikini)

Do :
Peningkatan HCL
Klien tampak lemas
TTV : Medula
TD : 140/100 mmHg

Universitas Sumatera Utara


RR : 30 x /menit Sistem limbik
HR : 79 x /menit
Reaksi mual muntah
T : 37,5 C

3. Rumusan masalah
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri.
2. Kekurangan volume cairan.
4. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan Iritasi Kimia
Peritoneum Perifer.
2. Kurang volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan ke rongga
peritoneum, muntah.
5. Perencanaan keperawatan dan Rasional
Hari/ Tanggal No Tujuan/ Kriteria Rencana Rasional
Dx Hasil Tindakan

Minggu / 07 1 Tujuan :nyeri 1. Kaji 1. Perubahan


Mei 2017 teratasi/ keluhan dalam
terkontrol nyeri, catat lokasi
Kriteria hasil : lokasi, dapat
a. Skala durasi, menunjuk
nyeri 0-2 intensitas kan
b. Ekspresi (skala 0-10) terjadinya
wajah dan komplikas
klien karakteristik i.
rileks nya
(dangkal,
tajam,
konstan).
2. Pertahankan 2. Meminim
posisi alkan

Universitas Sumatera Utara


semifowler nyeri
sesuai karena
indikasi. gerakan
3. Berikan 3. Meningkat
tindakan kan
kenyamanan relaksasi
(pijatan dan
punggung, meningkat
nafas dalam, kan
latihan koping
relaksasi) klien
dengan
memfokus
kan
perhatian
4. Berikan 4. Menghilan
terapi gkan nyeri
antipiretik
sesuai
program
medic
Senin/ 08 Mei 2 Tujuan : 1. Monitor 1. Identifikas
2017 Menunjukkan tanda-tanda i derajat
keseimbangan vital. (Suhu, cairan
cairan nadi, atau
Kriteria Hasil : pernafasan keefektifa
a. Pengeluar dan TD). n terapi
an urine pengganti
adekuat. cairnan.
b. Berat jenis 2. Monitor 2. Menunjuk
urine masukan kan status

Universitas Sumatera Utara


normal. dan hidrasi
c. Tanda pengeluaran klien.
vital cairan.
stabil. 3. Observasi 3. Hipovole
d. Membran turgor kulit, mia akan
mukosa membrane memperbu
lembab. mukosa. ruk turgor
e. Turgor kulit dan
kulit baik. menamba
f. Pengisian h edema
kapiler < 3 jaringan.
detik. 4. Ubah posisi 4. Jaringan
dengan edema dan
sering, adanya
berikan gangguan
perawatan sirkulasi
kulit dengan cenderung
sering dan terjadi
pertahankan kerusakan
tempat tidur kulit.
kering dan
bebas
lipatan.

Universitas Sumatera Utara


6. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ Tanggal No. Implementasi EVALUASI


Dx Keperawatan (SOAP)
Minggu 07 Mei 1 1. Mengkaji laporan nyeri, S : Klien mengatakan
2017 catat lokasi, durasi, nyeri didaerah
intensitas (skala 0-10) perutnya
dan karakteristiknya O :
(dangkal,tajam, TTV
konstan) TD : 130/ 90 mmHg
2. Pertahankan posisi RR : 28 x /menit
semifowler sesuai HR : 88 x /menit
indikasi. T : 36,6 C
3. Berikan tindakan Wajahnya tampak
kenyamanan (pijatan meringis.
punggung, nafas dalam, Klien focus dengan
latihan relaksasi) dirinya sendiri.
4. Berikan terapi A : Masalah teratasi
antipiretik sesuai sebagian.
program medic P : Intervensi
dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara


Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi
Dx Keperawatan ( S O A P)
Minggu, 07 Mei 2 1. Monitor tanda-tanda S : Klien mengatakan
2017 vital. (Suhu, nadi, mual-mual.
pernafasan dan TD). O:
2. Monitor masukan dan Keadaan umum
pengeluaran cairan. lemah.
3. Observasi turgor kulit, TTV
membrane mukosa. TD : 140/100 mmHg
4. Ubah posisi dengan RR : 30 x /menit
sering, berikan HR : 79 x /menit
perawatan kulit dengan T : 36,5 C
sering dan pertahankan A : Masalah belum
tempat tidur kering dan teratas.i
bebas lipatan. P : Intervensi
dilanjutkan.

Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi


Dx Keperawatan ( S O A P)
Senin, 08 Mei 1 1. Mengkaji laporan nyeri, S : Klien mengatakan
2017 catat lokasi, durasi, nyeri didaerah
intensitas (skala 0-10) perutnya
dan karakteristiknya O :
(dangkal,tajam, TTV
konstan) TD : 130/90 mmHg
2. Pertahankan posisi RR : 28 x /menit
semifowler sesuai HR : 88 x /menit
indikasi. T : 36,6 C
3. Berikan tindakan Wajahnya tampak
kenyamanan (pijatan meringis.

Universitas Sumatera Utara


punggung, nafas dalam, Klien focus dengan
latihan relaksasi) diri sendiri.
4. Berikan terapi A : Masalah teratasi
antipiretik sesuai sebagian.
program medic P : Intervensi
dilanjutkan.

Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi


Dx Keperawatan ( S O A P)
Senin, 08 Mei 2 1. Monitor tanda-tanda S : Klien mengatakan
2017 vital. (Suhu, nadi, ia mual.
pernafasan dan TD). O:
2. Monitor masukan dan Keadaan umum
pengeluaran cairan. lemah.
3. Observasi turgor kulit, TTV
membrane mukosa. TD : 140/100 mmHg
4. Ubah posisi dengan RR : 30 x /menit
sering, berikan HR : 79 x /menit
perawatan kulit dengan T : 36,5 C
sering dan pertahankan A : Masalah belum
tempat tidur kering dan teratasi.
bebas lipatan. P : Intervensi
dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara


Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi
Dx Keperawatan (S O A P)
Selasa, 09 Mei 1 1. Mengkaji laporan S : klien mengatakan
2017 nyeri, catat lokasi, nyeri sudah hilang.
durasi, intensitas (skala O :
0-10) dan Keadaan umum baik.
karakteristiknya Skala nyeri 0.
(dangkal,tajam, A : Masalah teratasi.
konstan) P : Intervensi
2. Pertahankan posisi dihentikan.
semifowler sesuai
indikasi.
3. Berikan tindakan
kenyamanan (pijatan
punggung, nafas dalam,
latihan relaksasi)
4. Berikan terapi
antipiretik sesuai
program medic

Universitas Sumatera Utara


Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi
Dx Keperawatan ( S O A P)
Selasa, 09 Mei 2 1. Monitor tanda-tanda S : klien mengatakan
2017 vital. (Suhu, nadi, mual sudah hilang.
pernafasan dan TD). O:
2. Monitor masukan dan Keadaan umum baik.
pengeluaran cairan. TTV
3. Observasi turgor kulit, TD : 130/90 mmHg
membrane mukosa. RR : 30 x /menit
4. Ubah posisi dengan HR : 80 x /menit
sering, berikan T : 35,5 C
perawatan kulit dengan A : Masalah teratasi.
sering dan pertahankan P : Intervensi
tempat tidur kering dan dihentikan.
bebas lipatan.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan proses keperawatan pada Tn. B yang di mulai dari

Pengkajian, Rumusan masalah, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi

disimpulkan diagnose keperawatan yang diperoleh dari Tn. B adalah :

1. Gangguan rasa nyaman ; nyeri berhubungan denganIritasi Kimia Peritoneum

Perifer ditandai dengan pasien mengatakan nyeri didaerah perutnya.

2. Kurang volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan ke rongga


peritoneum, muntah.

Dan yang menjadi prioritas masalah keperawatan pada Tn. B adalah

Gangguan rasa nyaman nyeri.

Intervensi yang dilakukan adalah memberikan informasi pendidikan

kesehatan tentang pentingnya mobilisasi bagi tubuh dan mengajarkan pasien/

keluarga tentang mobilisasi agar pasien tidak terkena luka dikubitus.

34 Universitas Sumatera Utara


B. Saran

1. Kepada pasien
Dalam mengatasi nyeri pada klien dianjurkan untuk melakukan teknik
manajemen nyeri non-farmakologi seperti melakukan tarik nafas dalam.
2. Institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan untuk lebih ketat lagi membimbing
Mahasiswanya dalam menentukan diagnosa keperawatan, melakukan
intervensi keperawatan agar nantinya tercipta lulusan yang berskill dan
berkompeten.
3. Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat asuhan
keperawatan yang sistematis danswesuai dengan konsep keperawatan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC


Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 3.
Jakarta: EGC
Clancy & Mcvicar, (1992). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta:
EGC
Aditya, T (2013) Jumlah penderita peritonitis di RSUP Haji Adam Medan,(2013).
Web.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44522/5/Chapter%20I.pdf.
21 Juli 2017.
Kowalski. (2014). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Graha Ilmu
Mutaqin, A (2010). Asuhan Keperawatan Gangguan Gastrointestinal. Jakarta:
Salemba Medika
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jogjakarta: Nu Med
Prasetyo, S (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Potter, A.P. & Perry, A.G, (2005).Buku ajar Fundamental Keperawatan:konsep,
Proses dan Praktik. Edisi Keempat. Jakarta: EGC

Universitas Sumatera Utara


Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari pertama

Hari/ Tanggal No. Implementasi EVALUASI


Dx Keperawatan (SOAP)
Minggu 07 Mei 1 5. Mengkaji laporan nyeri, S : Klien mengatakan
2017 catat lokasi, durasi, nyeri didaerah
intensitas (skala 0-10) perutnya
dan karakteristiknya O :
(dangkal,tajam, TTV
konstan) TD : 130/ 90 mmHg
6. Pertahankan posisi RR : 28 x /menit
semifowler sesuai HR : 88 x /menit
indikasi. T : 36,6 C
7. Berikan tindakan Wajahnya tampak
kenyamanan (pijatan meringis
punggung, nafas dalam, Klien focus dengan
latihan relaksasi) dirimya sendiri
8. Berikan terapi A : Masalah teratasi
antipiretik sesuai sebagian
program medic P : Intervensi
dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi
Dx Keperawatan ( S O A P)
Minggu, 07 Mei 2 1. Monitor tanda-tanda S : Klien mengatakan
2017 vital. (Suhu, nadi, mual-mual
pernafasan dan TD). O:
2. Monitor masukan dan Keadaan umum lemah
pengeluaran cairan. TTV
3. Observasi turgor kulit, TD : 140/100 mmHg
membrane mukosa. RR : 30 x /menit
4. Ubah posisi dengan HR : 79 x /menit
sering, berikan T : 36,5 C
perawatan kulit dengan A : Masalah belum
sering dan pertahankan teratasi
tempat tidur kering dan P : Intervensi
bebas lipatan. dilanjutkan

Hari kedua

Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi


Dx Keperawatan ( S O A P)
Senin, 08 Mei 1 5. Mengkaji laporan nyeri, S : Klien mengatakan
2017 catat lokasi, durasi, nyeri didaerah
intensitas (skala 0-10) perutnya
dan karakteristiknya O :
(dangkal,tajam, TTV
konstan) TD : 130/90 mmHg
6. Pertahankan posisi RR : 28 x /menit
semifowler sesuai HR : 88 x /menit
indikasi. T : 36,6 C
7. Berikan tindakan Wajahnya tampak

Universitas Sumatera Utara


kenyamanan (pijatan meringis
punggung, nafas dalam, Klien focus dengan
latihan relaksasi) diri sendiri
8. Berikan terapi A : Masalah teratasi
antipiretik sesuai sebagian
program medic P : Intervensi
dilanjutkan

Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi


Dx Keperawatan ( S O A P)
Senin, 08 Mei 2 5. Monitor tanda-tanda S : Klien mengatakan
2017 vital. (Suhu, nadi, ia mual
pernafasan dan TD). O:
6. Monitor masukan dan Keadaan umum lemah
pengeluaran cairan. TTV
7. Observasi turgor kulit, TD : 140/100 mmHg
membrane mukosa. RR : 30 x /menit
8. Ubah posisi dengan HR : 79 x /menit
sering, berikan T : 36,5 C
perawatan kulit dengan A : Masalah belum
sering dan pertahankan teratasi
tempat tidur kering dan P : Intervensi
bebas lipatan. dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


Hari Ketiga

Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi


Dx Keperawatan (S O A P)
Selasa, 09 Mei 1 5. Mengkaji laporan S : klien mengatakan
2017 nyeri, catat lokasi, nyeri sudah hilang
durasi, intensitas (skala O :
0-10) dan Keadaan umum baik
karakteristiknya Skala nyeri 0
(dangkal,tajam, A : Masalah teratasi
konstan) P : Intervensi
6. Pertahankan posisi dihentikan
semifowler sesuai
indikasi.
7. Berikan tindakan
kenyamanan (pijatan
punggung, nafas dalam,
latihan relaksasi)
8. Berikan terapi
antipiretik sesuai
program medic

Universitas Sumatera Utara


Hari/ Tanggal No. Implementasi Evaluasi
Dx Keperawatan ( S O A P)
Selasa, 09 Mei 2 5. Monitor tanda-tanda S : klien mengatakan
2017s vital. (Suhu, nadi, mual sudah hilang
pernafasan dan TD). O:
6. Monitor masukan dan Keadaan umum baik
pengeluaran cairan. TTV
7. Observasi turgor kulit, TD : 130/90 mmHg
membrane mukosa. RR : 30 x /menit
8. Ubah posisi dengan HR : 80 x /menit
sering, berikan T : 35,5 C
perawatan kulit dengan A : Masalah teratasi
sering dan pertahankan P : Intervensi
tempat tidur kering dan dihentikan
bebas lipatan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai