Anda di halaman 1dari 34

TUGAS PROSES KEPERAWATAN

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.M DENGAN PRE


APPENDECTOMY”.

Dosen Pembimbing : Ns.Martadinata,M.Kep

Disusun oleh :

RISMA YUNITA (221560112013)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG KEPERAWATAN (S1) DAN


PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKERS MEDISTRA INDONESIA
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur segala rahmat-Nya penulis panjatkan atas


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya, dengan ini penulis mampu
menyelesaikan tugas proses keperawatan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
An.M DENGAN PRE APPENDECTOMY”.

Penulis menyadari bahwa tugas proses keperawatan ini menjadi salah satu tujuan untuk
memahami proses keperawatan pada program studi S1 Keperawatan STIKES Medistra
Indonesia.Berbagai hambatan yang penulis telah hadapi dalam proses menyusun tugas proses
keperawatan ini, namun selesai dengan tepat waktu berkat ilmu dan bimbingan dari berbagai
pihak, sehubung dengan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ns.Martadinata,M.Kep Selaku dosen pembimbing mata kuliah proses keperawatan

3. Keluarga,teman dan semua orang terdekat yang telah membantu dan memberikan doa agar
tugas proses keperawatan ini dapat dilakukan.

Semoga Allah senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang
telah ikhlas membantu dalam penulisan tugas proses keperawatan ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan tugas ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak guna menyelesaikan tugas ini. Akhirnya penulis berharap semoga tugas
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan dan membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bekasi,03 Januari 2023

Penulis,

Risma Yunita

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................1

Kata Pengantar.....................................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang.........................................................................................................4-5
B. Tujuan Studi Kasus.................................................................................................5
C. Manfaat Studi Kasus...............................................................................................6

Bab Ii Tinjauan Teori


A. Definisi......................................................................................................................7
B. Etiologi......................................................................................................................7-8
C. Manifestasi Klinis....................................................................................................9
D. Patofisiologi..............................................................................................................9-11
E. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................11
F. Penatalaksanaan.....................................................................................................11
G. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul..................................................12

Kasus Askep........................................................................................................................13
Bab Iii Tinjauan Kasus
A. Pengkajian..............................................................................................................14-24
B. Analisa Data...........................................................................................................25
C. Rencana Keperawatan..........................................................................................26-27
D. Catatan Keperawatan...........................................................................................28-29
E. Catatan Perkembangan........................................................................................30-31

Bab Iv Penutup
A. Simpulan................................................................................................................32
B. Saran......................................................................................................................33

Daftar Pustaka..................................................................................................................34

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apendisitis merupakan infeksi bakteria yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor pencetusnya,
namun sumbatan Lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan sebagai pencetus disamping
Hyperplasia jaringan limfoid, tumor Apendiks, dan cacing askaris dapat menyebabkan sumbatan.
Apendisitis adalah erosi mukosa apendisitis karena parasit seperti E.histolytica. Penelitian
epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat mempengaruhi
terjadinya konstipasi yang mengakibatkan timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikan
tekanan Intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendisitis dan meningkatnya
pertumbuhan kuman Flora kolon biasa (Adhar, Lusia & Andi, 2018).
Angka kejadian Apendisitis menurut Word Health Organization (WHO), data dari 35.539 pasien
bedah dirawat di unit perawatan intensif, di antaranya 8.622 pasien (25,1%) mengalami masalah
kejiwaan dan 2,473 pasien (7%) mengalami kecemasan (WHO, 2017). Angka kejadian
apendisitis di Indosesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017 sebesar
596.132 orang dengan persentase 3.36% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Angka Kejadian di Sumatera Utara prevalensi peritonitis pada pasien apendisitis di RSUP Haji
Adam Malik Medan pada tahun 2017 adalah 62,8% (Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik
Medan, 2017). Profil kesehatan tentang penyakit apendisitis di RSUD Pandan angka kejadian
pada tahun 2016 sebanyak 199 pasien rawat inap (Profil Kesehatan RSUD Pandan, 2016).
Apendisitis bisa terjadi pada semua usia namun jarang terjadi pada usia dewasa akhir dan balita,
kejadian Apendisitis ini meningkat pada usia remaja dan dewasa. Usia 20 – 30 Tahun bisa
dikategorikan sebagai usia produktif, dimana orang yang berada pada usia tersebut melakukan
banyak sekali kegiatan. Hal ini menyebabkan orang tersebut mengabaikan nutrisi makanan yang
dikonsumsinya. Akibatnya terjadi kesulitan buang air besar yang akan menyebabkan
peningkatan tekanan pada rongga usus dan pada akhirnya menyebabkan sumbatan pada saluran
apendisitis (Adhar, Lusia & Andi, 2018). Kebiasaan pola makan yang kurang dalam
mengkonsumsi serat yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendisitis dan

4
meninggkatkan pertumbuhan kuman, sehingga terjadi peradangan pada apendisitis (Adhar, Lusia
& Andi, 2018).
Penyakit appendisitis jika tidak segera ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi
yang parah seperti sepsis atau perforasi dan bisa 2 menyebabkan kematian. Oleh sebab itu,
penyakit appendisitis dapat di tangani dengan melakukan tindakan pembedahan atau sering
disebut dengan appendiktomi, dan jika terjadi perforasi dapat dilakukan laparotomi (Sumarni,
2019). Dari studi kasus yang telah dilakukan oleh penulis, penulis memutuskan untuk membuat
tugas proses keperawatan yaitu “Asuhan Keperawatan pada An. M dengan appendisitis” dengan
masalah keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis.

B. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan appendisitis secara
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a) Mendeskripsikan tentang mengevaluasi anak-anak yang menerima perawatan
appendisitis untuk memenuhi kebutuhan rasa sakit mereka akan keamanan
dan kenyamanan.
b) Merumuskan diagnosis apendisitis sebagai respons terhadap kebutuhan akan
penghilang rasa sakit yang aman dan nyaman.
c) Rencana asuhan anak apendisitis untuk memenuhi kebutuhan nyeri akan rasa
aman dan nyaman.
d) Menerapkan rencana perawatan untuk anak-anak dengan radang usus buntu
untuk memenuhi kebutuhan rasa sakit mereka untuk keamanan dan
kenyamanan.
e) Evaluasi perilaku keperawatan pada anak apendisitis untuk memenuhi
kebutuhan nyeri akan rasa aman dan nyaman

5
C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Dengan berkembangnya ilmu keperawatan khususnya pada anak dengan apendisitis
untuk memenuhi kebutuhannya akan pereda nyeri yang aman dan nyaman.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi institusi pendidikan Bahan acuan bagi pengembangan keilmuan khususnya
di program studi Keperawatan STIKES Medistra Indonesia dalam bidang
keperawatan anak.
b) Bagi profesi keperawatan Menambah wawasan dan sebagai bahan acuan dalam
mengembangkan asuhan keperawatan terhadap anak dengan appendisitis dalam
pemenuhan kebutuhan aman nyaman nyeri.
c) Bagi lahan praktek Bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan praktek keperawatan yang tepat terkhususnya untuk mengatasi
pasien anak yang menderita apendisitis.
d) Bagi masyarakat Agar dapat dijadikan sebagai pedoman orang tua dalam
perawatan anak dengan appendisitis di rumah.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Apendisitis yaitu peradangan pada usus buntu yang merupakan penyebab paling
umum dari sakit perut akut. Penyakit ini sering terjadi pada pria antara usia 10 sampai 30
tahun, meskipun dapat menyerang semua usia, baik pada pria maupun wanita (Wedjo,
2019). Apendisitis yaitu suatu kondisi di mana usus buntu terinfeksi. Kasus ringan dapat
disembuhkan tanpa pengobatan, tetapi seringkali memerlukan pengangkatan usus buntu
yang terinfeksi dan laparotomi (Hidayat, 2020)

B. Etiologi

Etiologi dari appendisitis menurut (S. Bakhri, 2015) meliputi :


a. Hiperplasi jaringan limfoid.
Istilah medis hipertrofi jaringan limfoid dan hiperplasia limfatik umumnya
menyebabkan radang usus buntu pada anak-anak. Kondisi ini biasanya diidentifikasi
dengan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium patologi. Pembesaran jaringan
limfoid akibat perubahan struktur dinding apendiks dapat menyebabkan inflamasi.
Perubahan ini umumnya terkait dengan penyakit radang usus (IBD), infeksi saluran
cerna maupun Chorn’s disease.
b. Fekalit.
Fekalit / timbunan tinja yang keras dan menjadi penyebab utama seseorang dapat
mengalami radang usus buntu. Keadaan statis / diam secara terus-menerus
menyebabkan banyak kuman berkambang biak. Ini menginduksi peradangan di
sekitar struktur dan sekum, menyebabkan gejala pada pasien. Secara umum, 8
apendisitis akibat penutupan tinja sering terjadi pada anak-anak dan orang tua. Hal

7
ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang sangat sedikit mengkonsumsi makanan yang
mengandung serat atau membatasi aktivitas fisik.

c. Tumor apendiks
Tumor langka ini terbentuk dibagian bawah saluran pencernaan yang dapat
menyebabkan peradangan pada usus buntu. Tumor lebih cenderung menyebabkan
peradangan yang mengganggu struktur sekum yang sedang tumbuh.
d. Infeksi parasit.
Infeksi parasit seperti cacing gelang (Ascaris lumbricoides), amuba (Entamoeba
histolica), cacing benang (Strongiloides stercoralis), cacing kremi (enterobiasis), dan
Blastocystis hominis merupakan penyebab peradangan pada usus buntu. Biasanya
infeksi parasit ditularkan dari hewan maupun cara hidup yang tidak sehat, seperti
kurang menjaga kebersihan diri. Adanya infeksi parasit menyebabkan perlukaan atau
erosi di lapisan usus buntu, sehingga peradangan dapat terjadi dengan mudah.
e. Makanan rendah serat
Seseorang yang mengkonsumsi sedikit makanan berserat akan mengalami feses yang
kering, keras dan kecil yang memerlukan kontraksi otot yang lebih besar untuk
mengeluarkannya sehingga menyebabkan konstipasi. Konstipasi menyebabkan
terjadinya obstruksi fekalit dalam usus sehingga meningkatkan produksi mukus di
saluran pencernaan. Peningkatan tekanan dinding appendiks meningkatkan tekanan
kapiler dan menyebabkan iskemia mukosa dan translokasi bakteri menembus dinding
appendiks menyebabkan terjadinya inflamasi di appendiks yaitu appendisitis.
f. Konstipasi
Pengerasan tinja (konstipasi) dalam waktu lama, sangat mungkin ada bagiannya yang
terselip masuk ke saluran appendiks yang pada akhirnya akan menjadi tempat bakteri
bersarang dan berkembang biak, sebagai infeksi . Hal ini akan meningkatkan tekanan
intra sekal, sehingga timbul sumbatan fungsional appendiks dan meningkatkan
pertumbuhan kuman flora pada kolon. Penyumbatan yang tetjadi pada lapisan usus
buntu yang menyebabkan infeksi diduga menjadi penyebab usus buntu. Bakteri yang
berkembang biak dengan cepat akhirnya menyebabkan appendiks menjadi meradang,

8
bengkak, dan penuh nanah. Bila tidak segera diobati usus buntu bisa pecah (Wedjo,
2019).

C. Manifestasi Klinis

Apendisitis dapat mempengaruhi semua kelompok umur, tetapi sangat jarang pada bayi
dan anak kecil, apendisitis akut dapat berkembang dari waktu ke waktu, membuat
diagnosis apendisitis jauh lebih sulit dan terkadang tertunda. Nyeri yaitu gejala pertama
yang muncul. Seiring waktu, rasa sakit terlokalisasi di perut kanan bawah. Rasa sakit
meningkat seiring perkembangan penyakit. Perubahan letak anatomis apendisitis dapat
mengubah gejala nyeri yang terjadi. Pada anak-anak retro-apendiks atau intra-panggul,
nyeri di sekitar saluran empedu tidak muncul terlebih dahulu dan nyeri dapat terjadi pada
hipokondrium kanan. Unilateral, nyeri punggung, dan nyeri testis terkait juga merupakan
gejala umum pada anak-anak dengan apendisitis panggul posterior. Jika radang usus
buntu terjadi di dekat ureter atau kandung kemih, gejalanya mungkin termasuk rasa sakit
ketika buang air kecil atau ketidaknyamanan dengan urin dan kandung kemih penuh.
Anoreksia, mual dan muntah ringan, dan diare dapat terjadi akibat infeksi sekunder dan
inflamasi ileum terminal atau apendiks. Gejala gastrointestinal yang parah sebelum
timbulnya nyeri sering merupakan tanda diagnostik apendisitis. Meskipun demikian, 12
keluhan GIT (gastrointestinal trake) ringan seperti indigesti atau perubahan feses dapat
terjadi pada anak dengan appendisitis. Pada appendisitis tanpa koplikasi biasanya ringan,
jika suhu tubuh sudah diatas 38,6℃ menandakan terjadi pervorasi. Anak dengan
appendisitis, biasanya cenderung untuk berbaring di tempat tidur dengan lutut diflexikan
dan menghindari diri untuk bergerak. Anak yang mengeliat dan berteriak jarang
menderita appendisitis, kecuali pada anak dengan appendisitis, retrocekal, nyeri seperti
kolik renal akubat perangsangan ureter (Warsinggih, 2016).
D. Patofisiologi

Apendisitis, dari peradangan hingga tusukan, terjadi dalam 24-36 jam setelah timbulnya
gejala, dan abses terbentuk 2-3 hari kemudian. Apendisitis dapat memiliki beberapa
penyebab, termasuk obstruksi tinja, batu empedu, tumor, atau cacing kremi (Oxyurus
vermicularis), tetapi biasanya karena obstruksi tinja dan peradangan berikutnya.
Pengamatan epidemiologis menunjukkan penyebab utama adanya obstruksi tinja. Sekitar

9
30-40% anak dengan perforasi apendiks sedangkan 20% anak dengan apendisitis akut.
Kejadian apendisitis berhubungan dengan jumlah jaringan limfoid hiperplastik.
Disebabkan oleh reaksi limfatik lokal atau umum seperti infeksi Yersinia, Salmonella,
Shigella atau Entamoeba, Strongyloides, Enterobius vermicularis, cairan tubuh dalam
darah atau invasi sistemik parasit seperti shigella, cacar air, cytomegalovirus, dll. Pasien
dengan cystic fibrosis memiliki peningkatan insiden apendisitis karena perubahan
kelenjar mukosa. Tumor karsinoid memblokir sekum, terutama jika tumor berada di
sepertiga proksimal. Lebih dari 200 tahun, benda asing seperti biji buah, biji sayuran, dan
biji ceri telah dikaitkan dengan radang usus buntu. Trauma, stres psikologis, genetika
juga 10 mempengaruhi perkembangan radang usus buntu. Gejala awal yang dialami
pasien biasanya gastrointestinal ringan seperti nafsu makan berkurang, masalah
pencernaan, dan konstipasi. Anoreksia berperan penting dalam diagnosis apendisitis pada
anak. Massa pelengkap dianggap nyeri di daerah periartikular yang menyebabkan iritasi
serabut saraf visceral. Rasa sakit awalnya terlokalisasi di kesepuluh dalam, kulit kusam.
Ketegangan menumpuk dapat menyebabkan mual hingga muntah setelah rasa sakit. Jika
terjadi mual atau muntah sebelum rasa sakit, diagnosis lain dapat dipertimbangkan. Usus
buntu yang tersumbat merupakan tempat yang mudah bagi bakteri untuk berkembang
biak. Dengan peningkatan tekanan di saluran, aliran getah bening terganggu dan edema
parah. Akhirnya, peningkatan tekanan menyebabkan penutupan vena, iskemia jaringan,
infark, dan gangren. Bakteri kemudian menembus penghalang brute force dan
melepaskan mediator inflamasi ke dalam jaringan iskemik, diikuti oleh demam,
takikardia, dan leukositosis. Ketika eksudat inflamasi dari dinding apendiks berkontak
dengan dinding peritoneum, serabut saraf somatik teraktivasi, dan nyeri lokal dirasakan
di sekum, terutama pada titik McBurney. Nyeri hanya terjadi pada bagian tanpa nyeri
viseral sebelumnya. Apendiks panggul posterior panggul sering tertunda pada nyeri tubuh
karena eksudat inflamasi tidak mempengaruhi dinding peritoneum sampai pecah dan
infeksi menyebar. Nyeri di bagian belakang usus buntu dapat terjadi di punggung bawah.
Apendiks panggul di dekat ureter atau pembuluh darah testis dapat menyebabkan sering
buang air kecil, nyeri testis atau keduanya. Pada radang usus buntu, peradangan pada
ureter dan kandung kemih dapat menyebabkan rasa sakit ketika buang air kecil yang
menyebabkan rasa sakit seperti retensi urin. Perforasi apendiks menyebabkan abses lokal

10
atau peritonitis sistemik. Proses ini tergantung pada tingkat perkembangan perforasi dan
kemampuan pasien untuk merespon perforasi. Tandatanda perforasi apendisitis meliputi
meningkatnya suhu tubuh di atas 11 38,6°C, leukositosis di atas 14.000, dan gejala
peritonitis pada pemeriksaan fisik. Pasien tidak memperlihatkan perforasi dan gejala
dapat bertahan lebih dari 48 jam tanpa perforasi. Secara umum, semakin lama gejala
berlangsung, semakin besar risiko perforasi. Peritonitis difus sering terjadi pada bayi
karena kurangnya jaringan lemak. Anak-anak yang lebih besar dan remaja lebih mungkin
mengembangkan abses, yang dapat disebabkan oleh munculnya benjolan pada
pemeriksaan fisik. Sembelit jarang terjadi, tetapi ketegangan sering terjadi. Pada
anakanak, diare jangka pendek sering diamati karena iritasi ileum terminal atau sekum.
Adanya diare bisa menjadi tanda abses panggul (Warsinggih, 2016).
E. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
Ini termasuk hitung kelengkapan darah dan protein penghasil (CRP). Tes darah
menunjukkan jumlah sel darah putih 10.000- 18.000/mm3 leukositosis dan lebih dari
75% neutrofil, tetapi CRP menunjukkan peningkatan jumlah serum..
2. Radiologi Termasuk ultrasound (USG) dan komputer tomography scanning (CTscan).
Ultrasound menemukan bagian longitudinal dari apendiks yang meradang, tetapi CT
menunjukkan apendiks yang meradang dan bagian apendiks yang melebar.
3. Pemeriksaan abdomen singkat Pemeriksaan ini tidak menunjukkan tanda-tanda
apendisitis yang jelas. Namun, penting untuk membedakan penyakit apendisitis dari batu
ureter kanan atau obstruksi usus halus (Sulekale, 2016).

F. Penatalaksanaan

Adapun pengobatan/penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk radang usus buntu


yaitu;
1. Terapi Konservatif
Terapi ini diterapkan untuk pasien yang tidak dapat menerima layanan bedah
berupa antibiotik. Mengkonsumsi antibiotik dapat membantu mencegah infeksi.
2. Operasi

11
Sudah jelas telah terdeteksi apendisitis maka tindakan yang dilakukan yaitu
operasi pengangkatan apendiks. Operasi pengangkatan usus buntu disebut
appendikomi (Wedjo, 2019).

g. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi appendisitis) d.d pasien
mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dsn gelisah.
2. Nyeri akut b.d pencedera fisik (prosedur operasi) d.d pasien mengeluh nyeri, pasien
tampak meringis.
3. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d pasien tampak tegang dan
gelisah.
4. Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (adanya luka operasi).

12
KASUS ASKEP

Risma yunita:
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri perut dibagian bawah sebelah kanan dengan sekala
nyeri 8 sudah lebih dari 3 minggu, keluhan datang secara bertahap disertai mual muntah
sebanyak 2 kali. Hasil pemeriksaan USG: tampak struktur tubular berukuran 7-9 mm, hasli
pemeriksaan darah lengkap terdapat peningkatan leukosit.

13
BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT KAJIAN DATA DASAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes MEDISTRA INDONESIA)

PENGKAJIAN DATA DASAR

Nama Mahasiswa : Risma Yunita

Tempat : Ruang A Rumah Sakit X

Tanggal Pengkajian : 20-12-2022

I. Identitas diri klien

Nama : An.M Tanggal masuk RS :20-12-2022

Tempat / Tgl Lahir : Semarang/28-11-2005 Sumber informasi : Pasien dan keluarga psaien

Umur :12 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri dan lain–lain)

Nama : Ny.H

Alamat : Jln.Z no.10

Status Perkawinan :kawin

Agama :Islam Pendidikan : Diploma

Suku :Jawa Pekerjaan : Karyawati

Alamat :Jln.Z

Lama Bekerja :10 Thn

14
II.Status Kesehatan Saat ini

1. Alasan kunjungan/keluhan utama : Ibu pasien menyatakan pasien An.M Mengeluh nyeri perut

dibagian bawah sebelah kanan dengan skala nyeri 8 ibu pasien menyatakan nyeri sudah lebih

dari 3 minggu ,nyeri dirasakan Ketika beraktivitas dan beristirahat ,nyeri semakin meningkat

Ketika digunakan aktivitas,P=nyeri Ketika aktivitas,Q=Seperti ditusuk-tusuk,R=Kuadran kanan

bawah,S=Sangat nyeri skala 8,T=Terus menerus , keluhan datang secara bertahap disertai mual

muntah sebanyak 2 kali

2.Faktor Pencetus : ketika aktivitas

3. Lamanya keluhan : 3 minggu

4. Timbulnya keluhan : [√ ] bertahap


[ ] mendadak
5.Faktor yang memberatkan : ketika aktivitas dan istirahat

6.Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :

Sendiri : ibu An.M menyatakan An.M jika nyeri selalu berposisi sujud untuk mengurangi nyeri

Oleh orang lain : memberikan obat paracetamol sirup 250 mg

7.Diagnosa medik

a. Apendisitis Tanggal 20/12/2022


b...............................................Tanggal.................................................................
c...............................................Tanggal.................................................................
d...............................................Tanggal.................................................................

III.Riwayat kesehatan yang lalu

1. Penyakit yang pernah dialami

a. Kanak-kanak : Tidak ada dalam kasus

b. Kecelakaan : Tidak ada dalam kasus

c. Pernah dirawat penyakit : Tidak ada dalam kasus


Waktu : Tidak ada dalam kasus
d. Operasi : Tidak ada dalam kasus

15
2. Alergi :

Tipe Reaksi Tindakan

Tidak ada dalam kasus

3. Imunisasi

Tipe Reaksi Tindakan


Tidak ada dalam kasus

4. Kebiasaan : merokok / kopi / obat / alkohol / lain – lain

5. Obat – obatan :

Lamanya : 3 minggu

Sendiri : paracetamol 250 mg

Orang lain (resep) : Tidak ada dalam kasus

6. Pola nutrisi :

Frekwensi makanan : Tidak ada dalam kasus

Berat badan : Tidak ada dalam kasus

Tinggi badan : Tidak ada dalam kasus

Jenis makanan : Tidak ada dalam kasus

Makanan yang disukai : Tidak ada dalam kasus

Makanan yang tidak disukai : Tidak ada dalam kasus

Makanan pantang : Tidak ada dalam kasus

Nafsu makan [ ] baik


[ ] sedang – alasan : mual/muntah/sariawan
[√ ] kurang – alasan : mual/muntah/sariawan
Perubahan berat badan 3 bulan terahir : [ ] bertambah : (Tidak ada dalam kasus )kg
[ ] tetap
[ ] berkurang........................kg
7. Pola Eliminasi :

a. Buang air besar

16
Frekwensi : Tidak ada dalam kasus penggunaan pencanar : Tidak ada dalam kasus

Waktu : pagi/siang/sore/malam

Warna : Tidak ada dalam kasus konsintensi : Tidak ada dalam kasus

b. Buang air kecil

Frekwensi : Tidak ada dalam kasus

Warna : Tidak ada dalam kasus

Bau : Tidak ada dalam kasus

8. Pola tidur dan istirahat

Waktu tidur (jam) : Tidak ada dalam kasus


Lama tidur/hari : Tidak ada dalam kasus
Kebiasaan pengantar tidur :. Tidak ada dalam kasus
Kebiasaan saat tidur : Tidak ada dalam kasus
Kesulitan dalam hal tidur [ ] menjelang tidur
[ ] sering / mudah terbangun
[ ] merasa tidak puas setelah bangun tidur
9. Pola aktivitas dan latihan

a. Kegiatan dalam pekerjaan : Tidak ada dalam kasus

b. Olah raga : Tidak ada dalam kasus

- Jenis : Tidak ada dalam kasus

- Frekwensi : Tidak ada dalam kasus

c. Kegiatan diwaktu luang : Tidak ada dalam kasus

d. Kesulitan / keluhan dalam hal :

[ ] pergerakan tubuh
[ ] mandi
[ ] mengenakan pakaian
[ ] bersolek
[ ] berhajat
[ ] sesak nafas setelah mengadakan aktifitas
[ ] mudah merasa kelelahan

10. Pola kerja :

17
a. Jenis pekerjaan : Tidak ada dalam kasus ,lamanya Tidak ada dalam kasus

b. Jumlah jam kerja : Tidak ada dalam kasus,.lamanya. Tidak ada dalam kasus

c. Jadwal kerja : Tidak ada dalam kasus

d. Lain – lain (sebutkan) : Tidak ada dalam kasus

IV.Riwayat keluarga dan Genogram

a. Riwayat Keluarga : Tidak ada dalam kasus

b. Genogram

V. Riwayat Lingkungan

Kebersihan lingkunan : Tidak ada dalam kasus

Bahaya : Tidak ada dalam kasus

Polusi : Tidak ada dalam kasus

VI.Aspek Psikososial

1.Pola pikir dan persepsi

a. Alat bantu yang digunakan : Tidak ada dalam kasus

18
[ ] kaca mata
[ ] alat bantu pendengaran

b. Kesulitan yang dialami : Tidak ada dalam kasus

[ ] Sering pusing
[ ] menurunnya sensitifitas terhadap sakit
[ ] menurunnya sensitifitas terhadap panas/dingin
[ ] mambaca/menulis

2.Persepsi diri

Hal yang dipkiri saat ini : Tidak ada dalam kasus

Harapan setelah menjalani perawatan : Tidak ada dalam kasus

Perubahan yang dirasa setelah sakit :. Tidak ada dalam kasus

3. Suasana hati : Tidak ada dalam kasus

Rentang perhatian : Tidak ada dalam kasus

4.Hubungan/komunikasi : Tidak ada dalam kasus

a. Bicara Bahasa utama : Bahasa Indonesia

[ √ ] jelas Bahasa daerah : Tidak ada dalam kasus

[ ] releven

[ ] mampu mengekspresikan

[ ] mampu mengerti orang lain

b. Tempat tinggal

[ ] sendiri

[ √] bersama orang lain yaitu :Orang tua

c. Kehidupan keluarga

- Adat istiadat yang dianut : Tidak ada dalam kasus

- Pembuatan keputusan dalam keluarga : Tidak ada dalam kasus

19
- Pola komunikasi : Tidak ada dalam kasus

- Keuangan [ ] memadai
[ ] kurang

d. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada dalam kasus

[ ] hubungan orang tua


[ ] hubungan orang keluarga
[ ] hubungan perkawinan

5.Kebiasaan seksual

a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :Tidak ada dalam kasus

[ ] Fertilitas [ ] mentruasi
[ ] libido [ ] kehamilan
[ ] ereksi [ ] alat kontrasepsi

b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : Tidak ada dalam kasus

6. Pertahanan koping : Tidak ada dalam kasus

a. Pengambilan keputusan

[ ] sendiri

[√ ] dibantu orang lain : sebutkan :Orang tua

b. yang disukai tentang diri sendiri :Tidak ada dalam kasus

c. yang ingin dirubah dari kehidupan :Tidak ada dalam kasus

d. yang dilakukan jika tres :Tidak ada dalam kasus

[ ] pemecahan masalah
[ ] makan
[ ] tidur
[ ] makan obat
[ ] cari pertolongan
[ ] lain – lain (misal, marah, diam, dll) sebutkan :Tidak ada dalam kasus

e. Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : mengajarkan teknik nafas dalam

20
7. Sistem nilai – kepercayaan

a. Siapa atau apa sumber kekuatan : Tidak ada dalam kasus

b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : Tidak ada dalam kasus

[ ] ya [ ] tidak

c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekwensi)

sebutkan :Tidak ada dalam kasus

d.Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di rumah sakit,

sebutkan: Tidak ada dalam kasus

VII. Pengkajian fisik

Keadaan Umum dan TTV :

Kepala, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan

Kepala : Bentuk : Tidak ada dalam kasus

Keluhan yang berhunbungan :Tidak ada dalam kasus

Pusing/sakit kepala : Tidak ada dalam kasus

Mata : Ukuran pupil: Tidak ada dalam kasus ,isokor : Tidak ada dalam kasus
Reaksi terhadap cahaya.: Tidak ada dalam kasus
Akomodasi: Tidak ada dalam kasus
Bentuk : Tidak ada dalam kasus
Konjungtiva : Tidak ada dalam kasus
Fungsi penglihatan :
- baik / kabur / tidak jelas : Tidak ada dalam kasus
- bentuk: Tidak ada dalam kasus
Tanda – tanda radang : Tidak ada dalam kasus
Pemeriksaan mata terahir : Tidak ada dalam kasus
Operasi : Tidak ada dalam kasus
Kaca mata : Tidak ada dalam kasus
Lensa kontak: Tidak ada dalam kasus

Hidung : Reaksi alergi : Tidak ada dalam kasus


Cara mengatasinya: Tidak ada dalam kasus

21
Pernah pengalami flu : Tidak ada dalam kasus
Bagaimana frekwensinya dalam setahun : Tidak ada dalam kasus
Sinus: Tidak ada dalam kasus perdarahan : Tidak ada dalam kasus
Mulut dan tenggorokan : Gigi geligi : Tidak ada dalam kasus

Kesulitan / gangguan bersuara : Tidak ada dalam kasus

Kesulitan menelan : Tidak ada dalam kasus


Pemeriksaan gigi terahir: Tidak ada dalam kasus

Pernafasan :24 x/min ,Suara paru : Vesikuler

Pola nafas : Teratur ,.batuk: Tidak ada

Sputum : Tidak ada ,nyeri : tidak ada

Kemampuan melakukan aktifitas: Terbatas

Batuk darah : Tidak ada dalam kasus

Rontgen foto terakhir Tidak ada dalam kasus.hasil: Tidak ada dalam kasus

Sirkulasi : Tekanan darah : 106/62 mmHg


Nadi Perifer : 112 x/min
Capilary Refiling: Tidak ada dalam kasus
Distensi vena jugularis: Tidak ada dalam kasus
Suara jantung: Tidak ada dalam kasus
Suara jantung tambahan : Tidak ada dalam kasus
Irama jantung (monitor): Tidak ada dalam kasus
Nyeri: Tidak ada dalam kasus Edema.: Tidak ada dalam kasus
Palpitasi: Tidak ada dalam kasus Baal: Tidak ada dalam kasus
Perubahan warna (kulit, kuku, bibir, dll): Tidak ada dalam kasus.
Clubbing: Tidak ada dalam kasus
Keadaan Esntremitas: Tidak ada dalam kasus Syncope: Tidak ada dalam kasus

Nutrisi : Jenis diet: Tidak ada dalam kasus.Nafsu makan: Tidak ada dalam kasus
Rasa mual:ada .muntah:2 x
Intake cairan: Tidak ada dalam kasus

Eliminasi : Pola rutin: Tidak ada dalam kasus

(bab) Penggunaan laxan : Tidak ada dalam kasus


Colostomy: Tidak ada dalam kasus
Ilostomy: Tidak ada dalam kasus
Konstipasi: Tidak ada dalam kasus
Diare: Tidak ada dalam kasus

22
(bak) Inkotinensia: Tidak ada dalam kasus
Infeksi: Tidak ada dalam kasus
Nemaururi: Tidak ada dalam kasus
Catheter: Tidak ada dalam kasus
Urine out put: Tidak ada dalam kasus

Reproduksi : Kehamilan: Tidak ada dalam kasus

Buah dada: Tidak ada dalam kasus perdarahan: Tidak ada dalam kasus
Pemeriksaan pap smear terakhir: Tidak ada dalam kasus
Hasil: Tidak ada dalam kasus
Keputihan: Tidak ada dalam kasus
Pemeriksaan sendiri: Tidak ada dalam kasus
Prostat: Tidak ada dalam kasus
Penggunaan kateter: Tidak ada dalam kasus

Neurologi : Tingkat kesadaran: Tidak ada dalam kasus


Disorientasi: Tidak ada dalam kasus
Tingkah laku: Tidak ada dalam kasus
Riwayat epilepsy/kejang/parkinson: Tidak ada dalam kasus
Reflek: Tidak ada dalam kasus
Kekuatan mengenggam: Tidak ada dalam kasus
Pergerakan ekstremitas: Tidak ada dalam kasus

Maskuloskeletal :Nyeri: Tidak ada dalam kasus

Kelakuan: Tidak ada dalam kasus

Pola latihan gerak: Tidak ada dalam kasus

Kulit : Warna: Tidak ada dalam kasus ,Integritas: Tidak ada dalam kasus

Tugor: Tidak ada dalam kasus

23
Data Laboratorium :

Eg :

Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Nilai Saat Ini Interpretasi

Hematologi

Darah Rutin

3-5 thn :10.7-14.7 g/dL


Hemoglobin 12.8 g/dL Normal
3-5 thn : 33.0-45.0 %
Hematokrit 38.6 % Normal
3-5 thn: 5.00-1450
Leukosit 21.23 ribu/µL Tinggi
ribu/µL

Hasil pemeriksaan diagnosa lain:

Hasil pemeriksaan USG tanggal 20-12-2022: tampak struktur tubular berukuran 7-9 mm

Pengobatan :

Eg :

NAMA OBAT INDIKASI KONTRA INDIKASI


alergi terhadap obat anti-
mengurangi rasa nyeri ringan inflamasi non-steroid (AINS),
Paracetamol 3x125mg PO sampai sedang pada bagian menderita hepatitis, gangguan
perut hati atau ginjal, dan
alkoholisme

Persepsi klien terhadap penyakit :

Tidak ada dalam kasus

24
ANALISA DATA

Nama Klien : An.M Tanggal Masuk : 20-12-2022


Ruangan : Ruangan A Rumah sakit X Tanggal Pengkajian :20-12-2022

Dx.Medis : Apendisitis

Data Subyektif Data Obyektif Masalah Keperawatan Etiologi


- Pasien mengatakan - Pasien tampak Nyeri akut b.d agen Adanya inflamasi
nyeri perut dibagian meringis dan gelisah pencedera appendix
bawah sebelah -Hasil TTV fisiologis/inflamasi
ditandai dengan
kanan dengan skala TD : 106/62 mmHg
pasien tampak
nyeri 8 sudah lebih N : 112x/min meringis dan gelisah
dari 3 minggu, RR : 24 x/min
keluhan datang S : 36,9 C
secara bertahap -PQRST
- P=nyeri Ketika
aktivitas
Q=seperti ditusuk-
tusuk
R=Kuadran kanan
bawah
S=Skala 8
T =terus menerus
-pasien mengatakan -pasien terlihat gelisah Ansietas b.d Pre operatif
takut dengan ,tegang dan selalu kekhawatiran appendectomy
penyakitnya, ingin ditemani ibunya mengalami kegagalan
-ibu pasien -adanya mual dan ditandai dengan
mengatakan muntah sebanyak 2 x pasien tampak tegang
khawatir dengan dan gelisah
kondisi anaknya
Ketika ini,sulit
berkonsentrasi dan
bingung

25
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : An.M Tanggal Masuk :20-12-2022


Ruangan : Ruang A Rumah sakit X Tanggal Pengkajian :20-12-2022
Dx.Medis : Apendisitis

Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Rasional


Keperawatan

Nyeri akut b.d agen Tujuan : Setelah -kontrol lingkungan -suhu ruangan yang
pencedera dilakukan Tindakan yang memperberat terlalu panas atau
fisiologis/inflamasi keperawatan selama nyeri (suhu dingin dan
1x 24 jam diharapkan ruangan,kebisingan) kebisingan dapat
ditandai dengan
nyeri yang dirasakan memicu
pasien tampak psaien dapat bertambahnya nyeri
meringis dan gelisah menurun,gelisah karena pasien merasa
menurun,meringis tidak nyaman
Data Subjektif : menurun -ajarkan Teknik -agar pasien dapat
Pasien mengatakan distraksi relaksasi mengalihkan
nyeri perut dibagian Kriteria hasil : pikirannya terhadap
-nyeri nyeri ke hal yang
bawah sebelah
hilang/berkurang menyenangkan agar
kanan dengan skala -pasien tampak rileks nyeri dapat menurun
nyeri 8 sudah lebih -vital sign dalam batas
dari 3 minggu, normal -monitor TTV -untuk mengetahui
keluhan datang -skala nyeri 0 secara fisiologis
secara bertahap keadaan pasien
-Kolaborasi -untuk mengurangi
pemberian analgetik nyeri pasien dengan
Data Objektif :
pemberian obat
- Pasien tampak
meringis dan gelisah
-Hasil TTV
TD : 106/62 mmHg
N : 112x/min
RR : 24 x/min
S : 36,9 C
-PQRST
P=nyeri Ketika
aktivitas
Q=seperti ditusuk-
tusuk
R=Kuadran kanan
bawah

26
S=Skala 8
T =terus menerus

Ansietas b.d Tujuan : Setelah -monitor tanda-tanda -untuk mengetahui


kekhawatiran dilakukan Tindakan ansietas ansietas pasien yang
mengalami keperawatan selama 1 dialami
x24 jam diharapkan
kegagalan ditandai
tingkat ansietas pasien -ciptakan suasana -agar pasien mau
dengan pasien menurun terapeutik untuk mendengarkan
tampak tegang dan menumbuhkan perawat dalam
gelisah Kriteria hasil : kepercayaan mengatasi ansietas
Data Subjektif : -verbalisasi
pasien mengatakan kebingungan menurun -gunakan pendekatan -agar pasien mampu
takut dengan -perilaku gelisah yang tenang dan kooperatif dalam
menurun meyakinkan mengatasi ansietas
penyakitnya,
-perilaku tegang
-ibu pasien menurun -anjurkan keluarga -agar pasien dapat
mengatakan untuk tetap Bersama merasa tenang dan
khawatir dengan pasien aman
kondisi anaknya
Ketika ini,sulit -latih Teknik relaksasi -agar ansietas pasein
berkonsentrasi dan dapat menurun
bingung
Data objektif :
-pasien terlihat
gelisah ,tegang dan
selalu ingin ditemani
ibunya
-Adanya mual
muntah sebanyak 2
x

CATATAN PERAWATAN

27
Nama Klien : An.M Tanggal Masuk :20-12-2022
Ruangan : Ruangan A Rumah sakit X Tanggal Pengkajian :20-12-2022
Dx.Medis :Apendisitis

Diagnosa Waktu Tindakan Paraf dan nama


Keperawatan Mahasiswa
Rabu,21-12-2022 Mengontrol
Nyeri akut b.d agen pukul 14.45 lingkungan yang
pencedera memperberat nyeri
fisiologis/inflamasi (suhu
ditandai dengan ruangan,kebisingan )
pasien tampak
meringis dan gelisah Rabu,21-12-2022 Mengajarkan teknik
pukul 14.50 relaksasi nafas dalam
dan melihat video
kartun

Rabu,21-12-2022 Mengukur Tanda-


pukul 15.10 tanda vital (TTV)

Rabu,21-12-3022 Kolaborasi pemberian


pukul 15.45 analgetik paracetamol
infus 200mg
intravena
Ansietas b.d Rabu,21-12-2022 Mengkaji tingkat
kekhawatiran pukul 15.25 kecemasan pasien dan
mengalami keluarga
kegagalan ditandai
dengan pasien Rabu,21-12-2022 ciptakan suasana
tampak tegang dan pukul 15.30 terapeutik untuk
gelisah menumbuhkan
kepercayaan

Rabu,21-12-2022 Melakukan
pukul 15.40 pendekatan dengan
tenang dan
meyakinkan kepada
pasien dan keluarga
dengan cara berdoa

Rabu,21-12-2022 Menganjurkan
pukul 15.50 keluarga pasien agar
menemani pasien dan
mengajarkan teknik
relaksasi dengan

28
teknik nafas dalam
kepada pasien dan
keluarga

CATATAN PERKEMBANGAN

29
Nama Klien : An.M Tanggal Masuk : 20-12-2022
Ruangan : Ruang A Rumah sakit X Tanggal Pengkajian :20-12-2022
Dx.Medis :Apendisitis

Diagnosa Waktu Evaluasi Paraf dan nama


Keperawatan Mahasiswa
Nyeri akut b.d Kamis,22-12-2022 S :pasien
agen pencedera mengatakan nyeri
fisiologis/inflamasi pada perutnya
ditandai dengan berkurang
pasien tampak O:
meringis dan -pasien tampak
gelisah meringis
-PQRST
P=Psien
menyatakan nyeri
ketika bergerak
Q=Pasien
mengatakan nyeri
seperti ditusuk-
tusuk
R=Pasien
mengatakan nyeri
dibagian perut
kanan bawah
menjalar
kebelakang
S=Skala nyeri 6
T=nyeri dirasa terus
menerus
-TTV
TD =102/50 mmHg
N=110x/min
S=36.7 C
RR=22 x/min
A:masalah teratasi
sebagian
P:intervensi
dihentikan (pasien
operasi)

Ansietas b.d Kamis,22-12-2022 S=Pasien merasa


kekhawatiran khawatir karena
mengalami akan
kegagalan ditandai dioperasi,pasien

30
dengan pasien mengatakan paham
tampak tegang dan atas penjelasan
gelisah mahasiswa,keluarga
pasien mengatakan
akan selalu
menjaga pasien
setiap ketika,pasien
mengatakan
khawatirnya
berkurang
O=
-pasien tampak
gelisah
-pasien tampak
tegang
-pasien tampak
mempraktikkan
teknik nafas dalam
A=Masalah teratasi
sebagian
P=Intervensi
dihentikan (pasien
operasi0

31
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan pada klien pre appendectomy di Ruang
A Rumah sakit X penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada klien sesuai dengan teori.salah satu
focus utama pengkajian pada klien pre appendectomy yaitu pengkajian nyeri
dengan menggunakan metode PQRST
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang telah ditetapkan dan dikelompokkan penulis untuk mendukung
penegakkan kedua diagnose.Diagnosa pertama yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan pasien tampak meringis dan
gelisah ,diagnose kedua yaitu ansietas berhubungan dengan kekhawatiran
mengalami kegagalan ditandai dengan pasien tampak tegang dan gelisah
3. Perencanaan
Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada klien dirumuskan berdasarkan
prioritas masalah dengan teori yang ada .Intervensi setiap diagnose dapat sesuai
dengan kebutuhan klien serta kesanggupan keluarga dalam Kerjasama.Intervensi
yang dilakukan oleh peneliti yaitu intervensi yang dilakukan secara mandiri
maupun kolaborasi
4. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan pada kasus ini dilaksanakan seusai dengan intervensi yang
sudah dibuat sesuai dengan kebutuhan klien pre appendectomy
5. Evaluasi keperawatan
Akhir dari proses keperawatan yaitu evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan.Evaluasi yang dilalkukan oleh peneliti pada klien selama 1 hari dan
dibuat dalam bentuk SOAP.Respon klien dalam pelaksanaan asuhan keprawatan
baik,klien cukup kooperatif dalam pelaksanaan setiap Tindakan

32
keperawatan.Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada klien menunjukan
bahwa masalah yang dialami klien banyak yang teratasi.

B. Saran

1. Bagi penulis
Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada klien pre appendectomy yang tepat
penulis selanjutnya harus memahami konsep tentang appendicitis dan dapat memberikan
asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia),dan SLKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan agar selalu menambah dan memperdalam ilmu
pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada anak dengan menggunakan literatur-literatur terbaru

33
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,E.(2020).Asuhan Keperawatan pada klien dengan appendicitis yang dirawat di


rumah sakit.In jurnal ilmiah
Kesehatan.http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/id/eprint/1066

PPNI,Tim Pokja SDKI DPP.(2017).Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.


PPNI,Tim Pokja SLKI DPP.(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Melfiana.(2021).Asuhan Keperawatan pada An.M dengan appendicitis di ruang baitun


nissa 1 rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang.In jurnal ilmiah
Kesehatan.http://repository.unissula.ac.id /23690/1/40901800054_fullpdf.pdf

34

Anda mungkin juga menyukai