Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.D DENGAN BRONKITIS


DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONISARI

Disusun oleh :
1. Melani Anindia 20211330
2. Kezia Febriyanty Sugeng 20211332
3. Puput Awjurni 20211334
4. Tita Nur Anifi 20211343

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTUL YOGYAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus dengan judul “Asuhan keperawatan pada An.D dengan
diagnose medis bronkitis di ruang Dahlia RSUD Wonosari” telah disetujui dan di
sahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

(Penulis)

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Siti Hanifatun Fajria S. Kep., Ns., M.K.M) (Supartiningsih. SST, Ns )

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
ini yang berjudul Laporan Pendahuluan Pada An. D dengan Bronkitis.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
serta bertujuan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan
yang terjadi pada pasien dengan Bronkitis. Kami ucapkan terimakasih kepada
semua orang yang terlibat dalam proses penyusunan laporan ini, khususnya kepada:
Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini, Orang tua kami yang telah memfasilitasi dalam menyelesaikan
penyusunan laporan ini.
1. Ibu Supartiningsih. SST, Ns selaku pembimbing klinik.
2. Ibu Siti Hanifatun Fajria S. Kep., Ns., M.K.M., selaku dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Anak
3. Teman-teman mahasiswa program studi Diploma III Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bantul tahun ajaran 2023/2024, yang telah memberikan
dukungan semangat selama proses penyusunan laporan ini.
Atas segala kekurangan dalam pembuatan laporan ini, penulis menerima segala
kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya penulis dapat mengerjakan
tugas serupa dengan lebih baik.

Wonosari, 11 Desember 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Manfaat penulisan .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
A. Konsep Bronkitis ...................................................................................... 4
1. Pengertian ................................................................................................. 4
2. Etiologic ................................................................................................... 4
3. Tanda dan Gejala ...................................................................................... 5
4. Komplikasi ............................................................................................... 5
5. Patofisiologi.............................................................................................. 6
6. Pathway .................................................................................................... 7
7. Pemeriksaan diagnostic ............................................................................ 8
8. Penatalaksanaan ........................................................................................ 8
B. Konsep asuhan keperawatan..................................................................... 9
1. Pengkajian ................................................................................................ 9
2. Diagnosa ................................................................................................. 16
3. Intervensi ................................................................................................ 17
4. Implementasi .......................................................................................... 26
5. Evaluasi .................................................................................................. 26
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................... 27
A. Pengkajian Keperawatan ........................................................................ 27
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 49
C. Perencanaan Keperawatan ...................................................................... 51

iv
D. Penatalaksanaan dan Evaluasi Keperawatan .......................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi
di negara berkembang terutama Indonesia saat ini. Masalah kesehatan anak
yang sering terjadi yaitu masalah pada sistem pernapasan. Penyakit pada sistem
pernapasan menjadi salah satu penyebab dari kematian dan suatu penyakit
terbanyak yang diderita oleh anak-anak di negara berkembang (Ningrum,
2019). Bronkitis merupakan salah satu penyakit infeksi pada saluran pernapasan
yang menyerang bronkus. Penyakit ini menyerang pada anak-anak yang
lingkungan tempat tinggalnya terdapat banyak polutan, seperti orang tua yang
merokok di rumah, asap kendaran bermotor, asap hasil pembakaran pada saat
masak yang menggunakan bahan bakar kayu (Marni, 2014).
Bronkitis yang tidak dilakukan penanganan dengan baik dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan pada ruang bronkus dan paru-paru
sehingga dapat menggangu jalan masuk oksigen ke dalam tubuh. Selain itu,
dapat menyebabkan penyakit yang serius seperti pneumonia dan PPOK. Dalam
hal ini, peran perawat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Peran
perawat yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan berfokus pada tindakan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Peran perawat yang dibutuhkan
antara lain menyediakan leaflet mengenai perawatan dan pencegahan bronkitis
pada anak, melakukan pendidikan kesehatan bagi keluarga mengenai tindakan
perawatan yang bisa dilakukan di rumah dan pencegahan terjadinya bronkitis
berulang, memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dan
menganjurkan melakukan perawatan dan pencegahan bronkitis ketika di rumah
(Rahmawati, 2015).
Selain itu perawat juga berperan untuk mencegah terjadinya trauma
pada anak akibat hospitalisasi dengan melakukan melibatkan orang tua dalam
setiap tindakan perawatan, mengajak anak bermain saat atau sebelum dilakukan

1
tindakan perawatan, dan mengajak anak bercakap-cakap dengan suara yang
pelan (Nursasmita, dkk., 2019).
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk
menyusun laporan kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada An. D
dengan Bronkitis di Ruang Dahlia RSUD Wonosari”. Penentuan diagnosa
secara dini serta penatalaksanaan yang tepat sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinya komplikasi. Dalam hal ini, penulis akan melibatkan
peran orang tua dalam perawatan anak selama dirawat di rumah sakit.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada studi kasus ini adalah “Bagaimana asuhan
keperawatan pada An.D dengan Brokkitis di Rumah Sakit Umum Daerah
Wonosari?”

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mendapatkan pengalaman kerja nyayta dalam menerapkan asuhan
keperawata pada An.D dengan Bronkitis di Rumah Sakit Umum Daerah
Wonosari.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menerapkan asuhan keperawatan anak dengan proses
pendekatan keperawatan mulai dari pengkajian, merumuskan diagnose
keperawatan, merencanakan tindakan, pelaksanaan dan mengevaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga An.D dengan menderita
Bronkitis.
b. Mampu mendokumentasikan asuhan keparawatan anak An.D dengan
Bronkitis.
c. Mampu mengidentifikasi factor pendukung dan penghambat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan anak An.D dengan Brokitis di
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari.

2
D. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan masalah Bronkitis.
2. Bagi Profesi Keperawatan
a. Laporan uji komprehensif ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
masalah Bronkitis.
b. Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk
menambah pengetahuan dan masukan bagi mahasiswa serta dapat
menjadi bahan perbandingan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
dengan masalah Brokitis.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Bronkitis
1. Pengertian
Bronchitis adalah peradangan pada saluran bronkial, menyebabkab
pembengkakan yang berlebih dan produksi lender. Batuk, peningkatan
pengeluaran dahak dan sesak napas adalah gejala uutama bronchitis
(Alifariki, 2019).
Bronchitis juga merupakan peradangan (inflamasi) pada selaput lender
(mukosa) bronkus. Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronkus
membengkak (menebal) sehingga sauran pernafasan relative menyemppit
(Revi & Marni, 2020).
Bronchitis merupakan salah satu kondisi teratas pasien yang
membutuhkan perawatan medis. Hal ini ditandai dengan batuk akut,
pproduksi dengan atau tanpa sputum, dan tanda-tanda infeksi saluran
pernafasan bahwa tanpa penyakit paru obstruksi kronik,pneumonia dan
sinusitis. Bronkitis akut dicirikan dengnan batuk yang bertahan selama 1-3
minggu (Fajara et al., 2014).

2. Etiologic
Penyebab penyakit bronchitis sendiri disebabkan oleh virus seperti
Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para
influenza dan coxsackie virus. Bronkitis juga dapat disebabkan oleh parasite
seperti askariasis dan jamur. Selain penyakit infeksi, bronchitis dapat pula
disebabkan oleh penyakit non infeksi seperti bahan fisik atau kimia serta
factor resiko lainnya yang mempermudah seseorang menderita bronchitis
misalnya perubahan cuaca, alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas
atas kronik (Alifariki, 2019).

4
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada bronchitis menurut Ngastiyah (2014) antara lain:
a. Batuk
b. Ada produksi sputum
c. Ada suara nafas tambahan yaitu ronki atau wheezing
d. Flu
e. Sesak napas
f. Demam
g. Nafsu makan berkurang

4. Komplikasi
Bronchitis akut yang tidak diobati secara benar cenderung menjadi
bronchitis kronis, sedangkan bronitis kronis memungkinkan anak mudah
mendapat infeksi. Gangguan ppernafasan secara langsung sebagai akibat
bronchitis kronis ialah bila lender tetap tinggal di dalam paru akan
menyebabkan terjadinya atelectasis atau bronkiektasis, kelainan ini akan
menambah penderitaan pasien lebih lama.
Sedanglan komplikasi lain yang mungkin terjadi pada penyakit
bronchitis menurut Rahmawati (2015) antara lain :
1) Sinusitis
2) Pneumonia
3) Otitis media
4) Bronkhiektasis
5) Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
6) Gagal napas
7) Infeksi saluran napas yang kambuh (rekuren)

5
5. Patofisiologi
Bronkitis merupakan peradangan atau inflamasi yang terjadi pada
bronkus yang menyebabkan peningkatan produksi mukus dan batuk kronik.
Bronkitis disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang sering menyerang
antara lain Respiratory Syncytial Virus (RSV), Virus Influenza, rhinovirus,
dan virus pra influenza. Penyebab lain yang terjadi pada bronchitis adalah
bakteri, alergen, asap rokok dan polusi udara. Unsur-unsur iritan ini masuk
melalui hidung dan mulut ke dalam saluran pernapasan dalam sehingga
menyebabkan gangguan pada proses pembersihan di paru-paru. Akibat dari
gangguan tersebut menimbulkan terjadinya radang pada bronkial sehingga
menyebabkan terjadinya inflamasi / radang pada bronkus. Proses
peradangan yang terjadi di bronkus menyebabkan bakteri / virus menyebar
ke seluruh tubuh sehingga mekanisme pertahanan tubuh melemah.
Kompensasi dari hal itu menyebabkan terjadinya peningkatan laju
metabolisme dalam tubuh yang kemudian menimbulkan terjadinya
hipertermia (Muttaqin, 2014).
Proses inflamasi yang terjadi pada bronkus menyebabkan terjadinya
peningkatan produksi mukus sehingga menyebabkan terjadinya edema /
pembengkakan pada mukosa akibat sekret yang berlebih. Peningkatan
sekret yang berlebih kemudian akan muncul masalah bersihan jalan napas
tidak efektif (Corwin, 2011; Muttaqin, 2014).
Peningkatan produksi sputum / mukus menyebabkan terjadinya
penyempitan jalan nafas sehingga menyebabkan fase ekspirasi memanjang.
Akibat dari fase ekspirasi memanjang yaitu terjadinya penggunaan otot
pernapasan dan sebagai kompensasi maka terjadilah peningkatan frekuensi
napas. Frekuensi napas yang meningkat menyebabkan terjadinya masalah
pola napas tidak efektif. Penggunaan otot pernapasan yang berlebihan
menyebabkan terjadinya pengeluaran energi yang berlebih juga sehingga
timbul masalah intoleransi aktivitas. (Muttaqin, 2014). Akibat dari bronkitis
yang tidak ditangani dengan benar menyebabkan harus dirawat di rumah
sakit untuk mendapatkan penanganan. Efek hospitalisasi bagi pasien anak

6
akan menyebabkan ansietas terhadap tindakan invasif yang dilakukan
terhadapnya. Bagi orang tua, efek hospitalisasi menyebakan terjadinya
kecemasan / ansietas akibat dari kurang terpapar informasi atau
pengetahuan yang kurang mengenai penyakit bronkitis (Nurarif & Kusuma,
2015).

6. Pathway

Sumber : PPNI (2018)

7
7. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien bronkitis menurut
Utami, dkk. (2020) antara lain :
a. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium menggunakan cek
darah dan pada pemeriksaan ini akan didapatkan data terjadinya
peningkatan leukosit.
b. Pemeriksaan rontgen atau x-ray dada Pemeriksaan rontgen akan
didapatkan hasil yang signifikan, biasanya hanya tampak hyperemia.
Selain itu akan tampak juga hiperinflasi paru, diafragma mendatar. Hasil
pemeriksaan rontgen akan ditemukan adanya bercak pada saluran napas
(Alifariki, 2019).
c. Pemeriksaan kultur sputum Jika pengobatan yang diberikan tidak
memberikan perkembangan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kultur
sputum untuk menentukan pemberian antibiotik yang tepat.
d. Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) Pemeriksaan ini akan
menunjukkan apakah ada penurunan oksigen arteri dan peningkatan
karbondioksida arteri.

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asuhan keperawatan pada anak yang terkena bronchitis
menurut Marni (2014), adalah sebagai berikut :
a. Pemberian tindakan keperawatan fisioterapi dada untuk mengeluarkan
mukus
b. Ajarkan pada anak yang sudah mengerti tentang batuk efektif agar
mukus
c. yang ada pada saluran pernapasan dapat berkurang

8
d. Berikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga agar meminimalkan
pajanan
e. dengan polutan saat perjalanan maupun di lingkungan sekitar
f. Pemberian terapi uap nebulizer sebagai tindakan lanjutan untuk
mengeluarkan mukus
g. Terapi oksigenasi perlu dilakukan jika terjadi penurunan gas darah
h. Pemberian obat anti virus jika bronchitis disebabkan virus, dan obat anti
virus yang diberikan adalah Ribarivin
i. Pemberian antibiotik jika bronkitis disebabkan oleh bakteri
j. Menjaga asupan makan pada anak, dan beri minum yang banyak
terutama dari sari buah
Penatalaksanaan keperawatan yang bisa dilakukan yaitu :
a. Meminimalkan suasana bising, pencahayaan terlalu terang, suhu
ruangan
b. yang terlalu dingin atau terlalu panas
c. Ruang tempat tidur mempunyai ventilasi yang baik
d. Menggunakan bantal dan kasur yang nyaman untuk pemakainya
e. Membersihkan badan sebelum tidur
f. Tidur siang tidak terlalu lama

B. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan proses pertama dalam proses
keperawatan. Tahap pengkajian adalah proses pengumpulan data secara
sistematis untuk menentukan status kesehatan dan fungsional kerja serta
respon klien pada saat ini dan sebelumnya (Induniasih dan Hendarsih,
2018).
Data yang didapatkan pada pengkajian keperawatan ada dua jenis,
yaitu data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah deskripsi verbal
klien mengenai masalah kesehatan yang dialaminya. Data objektif adalah

9
hasil observasi atau pengukuran dari status kesehatan klien (Induniasih dan
Hendarsih, 2018).
Metode pengumpulan data pada pengkajian dapat dilakukan dengan
empat cara, yaitu wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan studi
dokumen. Wawancara adalah bentuk percakapan tersusun dengan klien
meliputi riwayat kesehatan klien dan informasi mengenai penyakit
sekarang. Pemeriksan fisik adalah investigasi terhadap tubuh klien untuk
menentukan status kesehatan. Pemeriksaan fisik melibatkan penggunaan
teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Observasi dilakukan secara
bersamaan saat melakukan wawancara dengan klien. Studi dokumen adalah
melihat hasil pemeriksaan diagnostik dan laboratorium dapat membantu
mengidentifikasi dan memperjelas kelainan atau penemuan yang didapat
pada riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik (Induniasih dan
Hendarsih, 2018).
Pengkajian asuhan keperawatan anak pada Bronkitis menurut
Muttaqin (2014) adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data Pengkajian mengenai nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, tempat tinggal, adanya riwayat alergi pada keluarga, adanya
riwayat asma pada saat anak-anak. Hal ini yang perlu dikaji dari
identitas klien adalah tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor rekam
medis, asuransi kesehatan, dan diagnosa medis perlu dilakukan pada
klien dengan Bronkitis.
b. Keluhan utama pada Bronkitis adalah dispnea atau sesak napas, batuk
kering dan produktif dengan sputum purulen, demam dengan suhu tubuh
dapat mencapai ≥ 40 °C, klien biasanya mempunyai riwayat merokok
atau terpapar asap rokok.
c. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Klien dengan Bronkitis datang
mancari pertolongan dengan keluhan sesak nafas, susah untuk bernafas,
batuk. Suara nafas ngkrok-ngkrok diikuti adanya peningkatan usaha dan
frekuensi pernafasan, tidak nafsu makan, berat badan menurun serta
kelemahan. Penyakit bronkitis mulai dirasakan saat klien mengalami

10
produksi sputum (hijau, putih, atau kuning). Klien biasanya
menggunakan otot bantu pernapasan, bunyi nafas ronchi (Rahmawati,
2015).

d. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)


e. Riwayat Kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal) Yang
ditanyakan meliputi keadaan ibu saat hamil, gizi, usia kehamilan dan
obat-obatan. Hal tersebut juga mencakup kesehatan anak sebelum lahir,
saat lahir, dan keadaan anak setelah lahir. Penyakit infeksi yang pernah
diderita ibu selama hamil perawatan Ante Natal Care (ANC), imunisasi
TT, obat-obatan yang digunakan ibu selama hamil. Usia kehamilan
cukup, lahir prematur, bayi kembar, penyakit persalinan, APGAR skor,
obat-obatan yang dikonsumsi ibu pada saat melahirkan.
f. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya
g. Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti adanya
infeksi saluran pernafasan atas, bronkitis kronik, asma bronkhial,
emfisema, batuk kronis, dan alergi atau terpapar asap rokok terus
menerus (Marni, 2014).
h. Alergi
Tanyakan apakah mempunyai gangguan alergi terhadap sesuatu seperti
obat-obatan, makanan, debu, atau lainnya.
i. Pengobatan saat ini
Tanyakan apakah ada obat yang dikonsumsi saat ini.
j. Imunisasi
Tanyakan jenis imunisasi yang sudah diberikan, usia pemberian
imunisasi, kekambuhan reaksi, dan jumlah dosis imunisasi.
k. Pertumbuhan dan Perkembangan Yang ditanyakan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan usia anak sekarang yang meliputi motorik kasar, motorik halus,
perkembangan kognitif atau bahasa, dan sosialisasi. Selain itu,
ditanyakan juga berat badan lahir, perkembangan sesuai dengan usia,

11
pertumbuhan sesuai dengan usia, dan interaksi dengan orang lain
(Muttaqin (2014).
l. Riwayat penyakit keluarga
Pada klien dengan Bronkitis perlu dikaji adanya keluarga yang
mempunyai riwayat alergi atau menderita penyakit paru-paru lainnya.
m. Pola Pengkajian Fungsional menurut Gordon (Riyadi, dkk., 2013)
n. Pola penatalaksanaan kesehatan – persepsi
Biasanya keluarga menganggap masalah yang dialami adalah masalah
biasa, keluarga akan menganggap klien mengalami permasalahan pada
saluran pernapasan bila sudah mengalami sesak napas
o. Pola nutrisi – metabolik
Biasanya klien akan mengalami anoreksia, karena terdapat banyak
akumulasi sekret pada mulut yang menyebabkan rasa tidak nyaman
untuk makan.
p. Pola eliminasi
Biasanya klien akan mengalami penurunan produksi urin karena
perpindahan cairan melalui proses evaporasi akibat adanya demam.
q. Pola aktivitas – latihan
Biasanya klien akan mengalami penurunan aktivitas karena masalah
yang dialaminya, terutama rasa gelisah akibat tidak nyaman dengan
masalahnya.
r. Pola istirahat – tidur
Klien akan mengalami kesulitan tidur karena terganggu sesak napas.
s. Pola kognitif – perseptual
Penurunan kognitif untuk mengingat apa saja yang disampaikan terjadi
sesaat akibat penurunan asupan nutrisi serta suplai oksigen ke otak.
t. Pola konsep diri – persepsi diri
Klien akan mengalami kegelisahan, terutama bagi anak akan lebih
sering rewel, dan sering merasa takut pada orang lain.

12
u. Pola hubungan peran
Biasanya klien akan malas diajak berbicara dengan orang lain dan lebih
senang dekat dengan anggota keluarga.
v. Pola reproduktif seksual
Pada kondisi sakit dan anak kecil hal ini masih sulit terkaji.
w. Pola toleransi stress koping
Biasanya klien akan lebih sering mengeluh terutama pada anak akan
sering menangis karena merasa terganggu akan status kesehatannya saat
ini.
x. Pola keyakinan – nilai
Kaji mengenai tanggapan klien atau keluarga klien terhadap penyakit
yang dialami dalam aspek spiritual.
y. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Perawat perlu mengkaji kesadaran klien, adanya dispnea, riwayat
merokok, riwayat batuk kronis, adanya faktor pencetus eksaserbasi
yang meliputi alergen, stres emosional, peningkatan aktivitas fisik
yang berlebihan, riwayat asma saat anak-anak, terpapar dengan
polusi udara, infeksi saluran pernafasan, tidak adanya nafsu makan,
penurunan berat badan, serta kelemhan. Perawat perlu mengkaji
obat-obatan yang biasa diminum klien.
2) Tanda-tanda Vital
Suhu meningkat berkisar 39 °C pada fase infeksi yaitu 1-14 hari.
Pemeriksaan nadi dapat didapatkan penurunan frekuensi nadi
(bradikardi relatif).
3) Kepala dan leher
a) Inspeksi
Kepala : ditemukan bentuk kepala simetris, dan keadaan rambut
Mata : ditemukan mata cowong, konjungtiva tidak anemis,
palpebra tidak odem, sklera normal
Telinga : ditemukan bersih, tidak ada luka dan benjolan

13
Hidung : ditemukan ada sekret, tidak ada epistaksis, tidak ada
pernapasan hidung dan sianosis
Mulut dan bibir : ditemukan tidak ada sianosis, tidak ada
perdarahan gusi, mukosa bibir keirng, tekstur lidah terlihat putih
kotor.
b) Palpasi
Kepala : ditemukan tidak ada nyeri tekan atau benjolan
Hidung : ditemukan adanya hembusan nafas hangat dari hidung
Leher : ditemukan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
vena jugularis
4) Dada dan Thoraks
a) Inspeksi
Klien biasanya mengalami peningkatan usaha napas dan
frekuensi pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu
pernapasan. Pada kasus bronchitis kronis, sering didapatkan
bentuk dada barrel / tong. Gerakan pernapasan masih simetris,
hasil pengkajian lainnya menunjukkan klien juga mengalami
batuk yang produktif dengan sputum purulent berwarna kuning
kehijauan sampai hitam kecoklatan karena bercampur darah.
b) Palpasi
Taktil fremitus biasanya normal
c) Perkusi
Hasil pengkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan
pada seluruh lapang paru. Hasil perkusi bagian jantung pekak.
d) Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang
buruk, maka suara napas melemah, jika bronkus paten dan
drainasenya baik ditambah adanya konsuldasi di sekitar abses,
maka akan terdengar suara napas bronkial dan ronkhi basah.
Terdapat bunyi napas mengi (wheezing) atau ronkhi. Terdengar

14
bunyi jantung satu (Lub) dan bunyi jantung 2 (Dub), ada bunyi
jantung tambahan atau tidak.
5) Abdomen
a) Inspeksi
Abdomen ditemukan bentuk simetris kanan dan kiri, warna
sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat lesi, tonjolan
atau kelainan lainnya.
b) Auskultasi
Ditemukan bising usus normal.
c) Perkusi
Ditemukan perut tidak kembung, timpani, bila hepar dan
linfa membesar (redup) dan apabila banyak cairan
(hipertimpani).
d) Palpasi
Ditemukan tidak terdapat nyeri tekan pada perut bagian kanan
atas, tidak ada asites, tidak ada massa.
e) Genetalia
Inspeksi : testis sudah turun atau belum
6) Ekstermitas
Inspeksi Simetris atau tidak, ekstremitas atas dan bawah lengkap atua
tidak, oedem atau tidak, polidaktil dan syndaktil atau tidak
Palpasi Apakah CRT < 3 detik, akral hangat
7) Integument
Jaringan lemak sudah terbentuk atau belum, turgor kulit baik atau
menurun, dan akral hangat.
8) Pemeriksaan diagnostic
a) Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan rontgen akan didapatkan hasil
yang signifikan, biasanya hanya tampak hyperemia. Selain itu akan
tampak juga hiperinflasi paru, diafragma mendatar. Hasil
pemeriksaan rontgen akan ditemukan adanya bercak pada saluran
napas (Alifariki, 2019).

15
b) Pemeriksaan Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukan adanya perubahan pada peningkatan eosinofil
(berdasarkan pada hasil hitung darah). Sputum diperiksa secara
makroskopis untuk diagnosa banding dengan Tuberculosis (TB)
paru (Marni, 2014)

2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa
keperawatan yang sering muncul pada kasus bronchitis menurut PPNI
(2018) sebagai berikut:
1) Bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan
(D.0001)
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengann penurunan ekspansi paru
(D.0005)
3) Hipertermia berhubungan dengan proses peradangan (D.0130)
4) Deficit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme (D.0019)
5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
6) Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
(D.0111)

16
3. Intervensi
No Diagnose Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Bersihan Setelah dilakukan Manajemen Jalan 1. Untukmengetahui
jalan nafas asuhan Napas (I.01011) pola napas pasien
berhubungan keperawatan Observasi 2. Untuk mengetahui
dengan selama 3x 24 1. Monitor pola apakaha ada bunyi
sekresi yang jam, Bersihan napas (frekuensi, napas tambahan pada
tertahan Jalan Napas kedalaman, usaha pasien
(D.0001) meningkat dengan napas) 3. Untuk mengetahui
kriteria hasil : 2. Monitor bunyi jumlah, warna, aroma
1. Batuk efektif napas tambahan dari sputum
meningkat (5) (mis. Gurgiling, 4. Agar pasien tidak
2. Produksi mengi, wheezing, mengalami gangguan
sputum ronkhi kering) pernapasan yang
menurun (5) 3. Monitor sputum menyebabkan henti
3. Mengi (jumlah, warna, napas
menurun (5) aroma) 5. Agar pasien tidak
4. Wheezing Terapeutik mengalami sesak
menurun (5) 4. Pertahanan napas dan dahat dapat
5. Mekonium kepatenan jalan lebih mudah keluar
(pada napas dengan 6. Untuk mengencerkan
neonatus) head-tift dan dahak pasien
menurun (5) chin-lift (jaw- 7. Untuk mengencerkan
6. Dispnea thrust jika curiga dahak pasien
menurun (5) trauma servikal) 8. Untuk mengurangi
7. Ortopnea 5. Posisikan Semi- adanya sumbatan
menurun (5) Fowler atau jalan napas
8. Sulit bicara Fowler 9. Agak sesak napas
menurun (5) 6. Berikan tidak memburuk
9. Sianosis minuman hangat 10. Untuk
menurun (5) 7. Lakukan menghilangkan
10. Gelisah fisioterapi dada, sumbatan pada jalan
menurun (5) jika perlu napas yang dapat
11. Frekuensi 8. Lakukan mengganggu
nafas penghisapan pernapasan
menurun (5) lender kurang 11. Agarkadar oksigen
12. Pola nafas dari 15 detik dalam tubuh
menurun (5) 9. Lakukan terpenuhi
hiperoksigenasi 12. Agar tidak dehidrasi
sebelum 13. Agar paSien paham
penghisapan cara batuk yang benar
endotrakeal sehingga mencegah
10. Keluarkan penularan batuk
sumbatan benda 14. Untuk mengencerkan
dahak

17
padat dengan
proses McGill
11. Berikan Oksigen,
Jika perlu
Edukasi
12. Anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari, Jika
tidak
komtraindikasi
13. Ajarkan teknik
batuk efektif

Kolaborasi
14. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, Jika
perlu
2. Pola nafas Setelah dilakukan Manajemen jalan 1. untuk mengetahui
tidak efektif asuhan napas apakah pola napas
berhubungan keperawatan (I.010011) xdalam batas normal
dengann selama 3x 24 Observasi : atau tidak. Penurunan
penurunan jam, inspirasi 1. monitor pola bunyi nafas dapat
ekspansi paru dan atau ekspirasi napas menunjukkan
(D.0005) yang tidak 2. monitor bunyi atelektasis.
memberikan napas 2. Untuk mengetahui
ventilasi adekuat 3. monitor sputum apakah ada bunyi
membaik dengan Terapeutik : napas tambahan.
kriteria hasil : 4. pertahankan Ronki, mengi
1. Ventilasi kepatenan jalan menunjukkan
semenit napas dengan akumulasi
meningkat (5) head tilt dan chin sekret/ketidakmampu
2. Kapasitas vital lift an untuk
meningkat (5) 5. posisikan semi membersihkan jalan
3. Diameter fowler atau nafas yang dapat
thorax anterior fowler menimbulkan
posterior 6. berikan minum penggunaan otot
meningkat (5) hangat aksesori pernafasa
4. Tekanan 7. lakukan dan peningkatan
inspirasi fisioterapi dada kerja pernafasan
meningkat (5) 8. lakukan 3. Untuk mengetahui
penghisapan jumlah, warna, dan
bau sputum

18
5. Tekanan lender kurang 4. Untuk menghindari
ekspirasi dari 15 detik pasien henti napas
meningkat (5) Edukasi : 5. Untuk menjaga agar
6. Penggunaan 9. anjurkan asupan pasien tidak sesak
otot bantu cairan napas. Posisi
napas 2000ml/hari, membantumemaksim
menurun (5) jika tidak alkan ekspansi paru
7. Perpanjangan kontraindikasi dan menurunkan
fase ekspirasi 10. ajarkan teknik upaya pernafasan.
menurun (5) batuk efektif Ventilasi maksimal
8. Ortopneu membuka area
menurun (5) Kolaborasi : atelektasis dan
9. Pernapasan 11. kolaborasi meningkatkan
pursed lips pemberian gerakan sekret
menurun (5) blonkodilator, kedalam jalan nafas
10. Pernapasan ekspektoran, besar untuk
cuping hidung mukolitik dikeluarkan.
menurun (5) 6. Untukmembantu
11. Kedalaman mengencerkan dahak
napas Pengeluaran sulit
membaik (5) bila sekret sangat
12. Ekskursi dada tebal (mis. efek
membaik (5) infeksi dan/atau tidak
adekuat hidrasi).
Sputum berdarah
kental atau darah
cerah diakibatkan
oleh kerusakan
(kavitasi) paru atau
luka bronkial dan
dapat memerlukan
evaluasi/intervensi
lanjut.
7. Untuk mempermudah
pengeluaran sekret
8. Mencegah
obstruksi/aspirasi.Pen
ghisapan dapat
diperlukan bila
pasien tak mampu
mengeluarkan sekret.
9. Agar pasien tidak
dehidrasi
10. Untuk mempermudah
dalam proses
pengeluaran dahak

19
11. Untuk memperlancar
jalan napas

3. Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen 1. Dengan mengetahui


berhubungan asuhan Hipertermia penyebab kerusakan
dengan keperawatan (I.15506) kulit/jaringan dapat
proses selama 3x 24jam , Observasi memberikan tindakan
peradangan diharapkan 1. Identifikasi yang sesuai
(D.0130) Termoregulasi penyebab 2. Untuk dapat lebih
membaik dengan hipertermia (mis: cepat dilakukan
kriteria hasil : dehidrasi, penaanganan
1. Mengigil terpapar 3. Untuk mengetahui
menurun (5) lingkungan elektrolit tubuh
2. Kulit merah panas, kurang atau tidak
menurun (5) penggunaan 4. Untuk menegtahui
3. Kejang inkubator) apakah urin dalam
menurun (5) 2. Monitor suhu batas normal atau
4. Akrosianosis tubuh tidak
menurun (5) 3. Monitor kadar 5. Untuk mencegah
5. Konsumsi elektrolit adanya keparahan
oksigen 4. Monitor haluaran dari hipertermi
menurun (5) urin 6. Untuk menjaga agar
6. Piloereksi 5. Monitor suhu tubuh pasien
menurun (5) komplikasi tidak tinggi
7. Vasokontriksi akibat 7. Untuk mengeluarkan
perifer hipertermia suhu dalam tubuh
menurun (5) Terapeutik pasien
8. Kutis 6. Sediakan 8. Untuk menjaga agar
memorata lingkungan yang suhu tubuh pasien
menurun (5) dingin tidak tinggi
9. Pucat 7. Longgarkan atau 9. Untuk mencegah
menurun (5) lepaskan pakaian dehidrasi akibat panas
10. Takikardi 8. Basahi dan kipasi 10. Untuk mencegah
menurun (5) permukaan tubuh hyperhidrosis akibat
11. Takipnea 9. Berikan cairan linen yang sudah lama
menurun (5) oral tidak diganti
12. Bradikardi 10. Ganti linen setiap 11. Untuk mendinginkan
menurun (5) hari atau lebih suhu tubuh pasien
13. Dasar kuku sering jika 12. Karena dapat
sianolik mengalami menyebabkan efek
menurun (5) hyperhidrosis samping seperti
14. Hipoksia (keringat Penurunan
menurun (5) berlebih) kemampuan
15. Suhu tubuh 11. Lakukan mendengar atau
membaik (5) pendinginan telinga berdenging,
eksternal (mis: Memar atau gusi

20
16. Suhu kulit selimut berdarah, Jarang
membaik (5) hipotermia atau berkemih, Penyakit
17. Kadar glukosa kompres dingin kuning, serta Sakit
darah pada dahi, leher, perut yang disertai
membaik (5) dada, abdomen, dengan BAB hitam
18. Pengisian aksila) seperti aspal, muntah
kapiler 12. Hindari seperti kopi
membaik (5) pemberian 13. Untuk mencegah
19. Ventilasi antipiretik atau sesak napas pada
membaik (5) aspirin pasien
20. Tekanan darah 13. Berikan oksigen, 14. tirah baring tidak
membaik (5) jika perlu menurunkan suhu
Edukasi secara signifikan.
14. Anjurkan tirah 15. Untuk mencegah
baring terjadinya
Kolaborasi ketidakseimbanagn
15. Kolaborasi cairan di dalam tubuh
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu

4. Deficit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 1. Dapat mengetahui


berhubungan tindakan I.03119 status nutrisi pasien
dengan keperawatan Observasi sehingga dapat
peningkatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi status melakukan intervensi
kebutuhan diharapkan status nutrisi yang tepat
metabolisme nutrisi membaik. 2. Identifikasi alergi 2. Dapat mengetahui
(D.0019) Kriteria hasil: dan intoleransi alergi dan intoleransi
1. Porsi makan makanan makanan pasien
yang 3. Identifikasi sehingga dapat
dihabiskan makanan yang melakukan intervensi
meningkat(5) disukai yang tepat
2. Berat badan 4. Identifikasi 3. Untuk menambah
membaik (5) kebutuhan kalori nafsu makan pasien
3. Frekuensi dan jenis nutrient 4. Mencukupi kalori
makan 5. Identifikasi sesuai kebutuhan
membaik (5) perlunya pasien dapat
4. Nafsu makan penggunaan membantu proses
membaik (5) selang penyembuhan dan
nasogastric menghindari
6. Monitor asupan terjadinya komplikasi
makanan 5. Feeding adalah
7. Monitor berat memberikan cairan ke
badan dalam lambung
pasien yang tidak

21
8. Monitor hasil mampu menelan.
pemeriksaan Membantu pemberian
laboratorium makanan atau obat-
Terapeutik obatan kepada pasien
9. Lakukan oral yang dalam keadaan
hygiene sebelum lemah atau tidak sadar
makan, jika perlu 6. Untuk mensuplai
10. Fasilitasi nutrisi pasien
menentukan 7. Anoreksia dan
pedoman diet kelemahan dapat
(mis. Piramida mengakibatkan
makanan) penurunan berat
11. Sajikan makanan badan yang serius
secara menarik 8. Membantu dalam
dan suhu yang identifikasi malnutrisi
sesuai protein- kalori pasien.
12. Berikan makan 9. Khususnya bila berat
tinggi serat untuk badan kurang dari
mencegah norma mulut yang
konstipasi bersih dapat
13. Berikan makanan meningkatkan nafsu
tinggi kalori dan makan
tinggi protein 10. Pedoman diet
14. Berikan memeprmudah pasien
suplemen dalam berkolaborasi
makanan, jika dengan gizi
perlu 11. Maknan yang
15. Hentikan menarik dapat
pemberian menggugah minat
makan melalui pasien dalam makan
selang 12. Makanan tingi serat
nasogastrik jika ntuk mencegah
asupan oral dapat konstipasi
ditoleransi 13. Memenuhi kebutuhan
Edukasi protein yang hilang
16. Anjurkan posisi dan membantu
duduk, jika meningkatkan kerja
mampu hepar dalam
17. Ajarkan diet yang memproduksi protein
diprogramkan 14. Suplemen makanan
Kolaborasi dapat meningkatkan
18. Kolaborasi nafsu makan
pemberian 15. Jika sudah tidak ada
medikasi indikasi maka tidakan
sebelum makan invasive tersebut bisa
(mis. Pereda di lepas

22
nyeri, 16. Meningkatkan
antiemetik), jika kenyamanan
perlu 17. Meningkatkan rasa
19. Kolaborasi keterlibatannya,
dengan ahli gizi memberikan
untuk informasi kepada
menentukan keluarga untuk
jumlah kalori dan memenuhi kebutuhan
jenis nutrien yang nutrisi pasien
dibutuhkan, jika 18. Untuk menambah
perlu kenyamanan pasien
19. sangat penting dan
bermanfaat dalam
perhitungan dan
penyesuaian diet
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien dilakukan oleh
tenaga profesional
yang tepat

5. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi 1. Untuk mengetahui


aktivitas asuhan (I.05178) penyebab terjadinya
berhubungan keperawatan Tindakan : kelelahan
dengan selama 3x 24jam , Observasi : 2. Untuk menghindari
kelemahan diharapkan 1. Identifkasi terjadinya kelelahan
(D.0056) toleransi aktivitas gangguan fungsi fisik dan emosional
meningkat, tubuh yang yang berlebih
dengan kriteria mengakibatkan 3. Untuk menjaga pola
hasil : kelelelahan dan jam tidur
1. Frekuensi nadi 2. Monitor 4. Untuk mengethaui
meningkat (5) kelelahan fisik lokasi dan
2. Kemudahan dan emosional ketidaknyamanan
dalam 3. Monitor pola dalam melakukan
melakukan dan jam tidur aktivitas
aktivitas 4. Monitor lokasi 5. Untuk menjaga
sehari-hari dan kenyamanan pasien
meningkat (5) Ketidaknyamana 6. Untuk menjaga
3. Kecepatan n selama mobilitas tubuh
berjalan melakukan 7. Untuk dapat
meningkat (5) aktivitas menangkan pasien
4. Jarak berjalan Terapeutik : 8. Untuk dapat
meningkat (5) 5. Sediakan membuat pasien
5. Kekuatan lingkungan terus bergerak
tubuh bagian nyaman dan
rendah stimulus

23
atas (mis. Cahaya, 9. Untuk menghindari
meningkat (5) suara, pasien agar tidak
6. Kekkuatan kunjungan) kelelahan
tubuh bagian 6. Lakukan latihan 10. Agar pasien dapat
bwah rentang gerak melakukan aktivitas
meningkat (5) pasif dan/atau secara bertahap
7. Toleransi aktif 11. Untuk menghindari
dalam menaiki 7. Berikan terjadinya kelelahan
tangga aktivitas distraksi 12. Untuk mengurangi
meningkat (5) yang kelelahan
8. Keluhan lelah menenagkan 13. Untuk memenuhi
menurun (5) 8. Fasilitasi duduk kebutuhan energi
9. Dispnea saat di sisi tempat bagi tubuh
aktivitas tidur, jika tidak
menurun (5) dapat berpindah
10. Dispnea atau berjalan
setelah Edukasi :
aktifitas 9. Anjurkan tirah
menurun (5) baring
11. Perasaan 10. Anjurkan
lemah melakukan
menurun (5) aktivitas secara
12. Aritmia saat bertahap
aktivitas 11. Anjurkan
menurun (5) menghubungi
13. Aritmia perawat jika
setelah tanda dan gejala
aktivitas kelelahan tidak
menurun (5) berkurang
14. Sianosis 12. Ajarkan strategi
menurun (5) koping untuk
15. Warna kulit mengurangi
membaik (5) kelelahan
16. Tekanan darah Kolaborasi :
membaik (5) 13. Kolaborasi
17. Frekuensi dengan ahli gizi
napas tentang cara
membaik (5) meningkatkan
18. EKG lskemia asupan makanan
membaik (5)
6. Deficit Setelah dilakukan Edukasi kesehatan 1. Untuk menilai tingkat
pengetahuan asuhan pemahaman
I.12383
berhubungan keperawatan 2. Untuk
dengan selama 3x 24 jzm, Observasi mengoptimalkan
kurangnya diharapkan dalam keberhasilan
terpapar tingkat promosi kesehatan

24
informasi pengetahuan 1. Identifikasi 3. Mempermudah
(D.0111) meningkat. kesiapan dan penyampaian serta
Dengan kriteria kemampuan pemahaman materi
hasil: menerima dan menarik minat
1. Perilaku informasi Kegiatan dapat
sesuai anjuran berlangsung efektif
(5) 2. Identifikasi dan tertib karena
2. Verbalisasi faktor-faktor adanya kesepakatan
minat dalam yang dapat bersama
belajar (5) meningkatkan 4. Untuk mencegah
3. Kemampuan dan menurunkan kesalahan dalam
menjelaskan motivasi perilaku memahami sesuatu
pengetahuan hidup bersih dan ataupun
tentang sehat 5. untuk meningkatkan
sesuatu topik Terapeutik pemahaman
(5) 3. Sediakan materi 6. Untuk menekan
4. Kemampuan dan media faktor risiko
menggambark Pendidikan tersebut dan upaya
an Kesehatan mengubah perilaku
pengalaman hidup menjadi lebih
sebelumnyaya 4. Jadwalkan baik
ng sesuai Pendidikan 7. Agar perilaku dapat
dengan topik Kesehatan sesuai sesuai
(5) kesepakatan 8. Untuk menciptakan
5. Perilaku 5. Berikan keberlangsungan
sesuai kesempatan perilaku hidup sehat
dengan penge untuk bertanya dan bersih
ahuan (5) Edukasi
6. Pertanyaan
tentang 6. Jelaskan faktor
masalah yang risiko yang dapat
dihadapi (5) mempengaruhi
Kesehatan
7. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
8. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat

25
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
keperawatan yang dilakukan secara mandiiri maupun dengan berkolaborasi
dengan multidisiplin yang lain. Perawa bertangguang jawab terhadap
asuhan keperawatan yang berfokus pada pasien dan berorientasi pada tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan di mana tindakan
dilakukan dan diselesaikan, sebagimana di gambarkan dalam rencana yang
sudah dibuat (Patrisia et al., 2020)

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara membandingkan tindakan keperawatan yang dilakukan
terhadap hasil yang diharapkan. Evaluasi juga dilakukan untuk
mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Dalam melakukan evaluasi, perawat seharusnya memiliki
pengetahuan dan kemampuan dalam memahami resppon terhadap
intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang
tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan keperawatan dalam kriteria hasil (Ptrisia et al., 2020)

26
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
Biodata
1. Identitas Pasien
a. Nama/Nama panggilan : An. D
b. Tempat tgl lahir/usia : Wonosari, 22 Februari 2023
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : Belum sekolah
f. Alamat : Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul
g. Tanggal masuk : 09 Desember 2023
h. Tanggal pengkajian : 12 Desember 2023
i. Diagnosa medik : Bronkitis
j. Rencana terapi :-
2. Identitas Orang tua
Ayah
a. Nama : Tn. D
b. Usia : 23 tahun
c. Pendidikan : SLTP
d. Pekerjaan : Buruh
e. Penghasilan : Rp 1.500.000
f. Agama : Islam
g. Alamat : Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul
Ibu
a. Nama : Ny. D
b. Usia : 23 tahun
c. Pendidikan : SLTP
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam

27
f. Alamat : Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul
3. Identitas Saudara Kandung
No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
1 An.D 3 tahun Kakak Kandung Sehat, tidak mengalami
stunting yang dibuktikan
dengan berat badan 16 kg
dan tinggi badan 96 cm.

Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan anak demam naik turun,
disertai batuk berdahak dan pilek
Riwayat Keluhan Utama : Pasien datang di antar oleh keluarganya ke RSUD
Wonosari pada tanggal 09 Desember 2023 dengan
keluhan demam dengan suhu 40,9 ℃ sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit jam 15.00, disertai mual
dan muntah sebanyak 4x berupa cairan berwarna
bening sekitar 3 cc, dan batuk pilek sejak hari kamis
minggu lalu.
Keluhan Pada Saat Pengkajian : Batuk berdahak, serta demam dengan suhu
38℃ dan pilek.
2. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
a. Prenatal care
1) Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di Puskesmas Wonosari,
namun saat usia kehamilan mencapai 22 minggu dan ditemukannya
tanda-tanda preeklampsia pasien pun dirujuk untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan rutin di RSUD Wonosari
2) Riwayat terkena radiasi : tidak ada riwayat terkena radiasi
3) Riwayat berat badan selama hamil : ibu pasien mengatakan mengalami
kenaikan berat badan dari 65 kg menjadi 85 kg

28
4) Riwayat Imunisasi TT : Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT
sebanyak sekali saat usia kehamilan 5 bulan.
5) Golongan darah ibu AB dan Golongan darah ayah B
b. Natal
1) Tempat melahirkan : RSUD Wonosari
2) Jenis persalinan : pervagina (Normal)
3) Penolong persalinan : Bidan
4) Komplikasi yang dialami melahirkan oleh ibu pada saat melahirkan dan
setelah melahirkan : Terdapat tanda-tanda preeklampsia
c. Post natal
1) Kondisi bayi : Normal warna kulit merah, saat keluar menangis
kencang, pergerakan bayi aktif bergerak dan menendang-menendang
2) Anak pada saat lahir tidak mengalami kelainan seperti hemofilia, sindrom
down, anemia sel sabit, lumpuh otak, distrofi otot bawaan dan lain
sebagainya
3) Pasien pernah mengalami penyakit : Tidak ada riwayat sakit
4) Riwayat kecelakaan : Tidak ada riwayat kecelakaan
5) Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter
menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya : An.D tidak pernah
mengonsumsi obat-obatan berbahaya
6) Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya: Pada An.D tidak
terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan
dibandingkan dengan saudara kandungnya. Perkembangan An.D sesuai
dengan usia nya yaitu 9 bulan 20 hari dengan hasil inteprestasi dari DDST
yaitu normal.

29
4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keterangan :

: Pasien
: Laki-Laki

v : Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah

5. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)


Table: 3.1
No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Frekuensi Reaksi setelah
pemberian
1. BCG 20-03-2023 (usia 0,05ml Terdapat scar
1 bulan) pada area
bekas tusukkan
imunisasi,
demam

30
2. DPT (I, II, III) 27-04-2023 (usia 0,5 ml Demam dan
2 bulan penurunan
nafsu makan
03-07-2023 (usia
4 bulan)

07-08-2023 (usia
5 bulan)
3. Polio (I, II, III, 27-04-2023 (usia 0,5ml Demam
IV) 2 bulan

03-07-2023 (usia
4 bulan)

07-08-2023 (usia
5 bulan)
4. Campak Belum pernah Belum Belum pernah
pernah
5. Hepatitis 22 – 02 – 2023 0,5 ml Demam
(usia 0 hari)

6. Riwayat Tumbuh Kembang


Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan :
Sebelum sakit: 8,2 kg
Selama sakit: 7,8 kg
b. Tinggi badan: 72 cm
Hasil pemeriksaan IMT: 7,6 kg
Inteprestasi status gizi pada tanggal 11 Desember 2023 pukul 10.00
Gizi Baik Normal
c. Waktu tumbuh gigi umur 4 bulan 6 gigi seri

31
Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
a. Berguling 3 bulan
b. Duduk 8 bulan
c. Merangkak 8 bulan
d. Berdiri 9 bulan
e. Berjalan - tahun
f. Senyum kepada orang lain pertama kali : 6 bulan
g. Bicara pertama kali : belum berbicara
menyebutkan :-
h. Berpakaian tanpa bantuan : belum bisa, harus dibantu
orang tua
7. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI eksklusif
ibu mengatakan pasien minum asi (air susu ibu) dari usia 0-9 bulan dan
sekarang ibu mengatakan sekarang pasien sering tidak minum asi (air susu
ibu).

b. Pemberian susu formula


1) Alasan pemberian : ibu mengatakan pasien tidak diberikan susu formula
karena orang tua pasien tidak mau menggunakan susu formula
2) Jumlah pemberian : tidak diberikan susu formula
3) Cara pemberian : tidak diberikan susu formular
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Tabel: 3.2
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1 bulan ASI eksklusif 6 bulan
6-9 bulan ASI+Mpasi sampai sekarang

32
8. Riwayat Psikososial
a. Anak tinggal bersama: ibu pasien mengatakan pasien tinggal bersama ke2
orang tuanya dan 1 saudara kandungnya, tempat tinggalnya ada di
pedesaan.
b. Rumah dekat dengan pasar tempat bermain di halaman depan, kamar
pasien belum ada masih tidur bertiga bersama orang tuanya
c. Rumah ada tangga : ibu pasien mengatakan di rumahnya tidak ada memiliki
tanggal
d. Hubungan antar anggota keluarga: hubungannya erat saling membantu
sesama anggota keluarga seperti mengajarkan cara cara dalam melakukan
kegiatan sehari-hari
e. Pengasuh anak : tidak mempunyai pengasuh, pasien mengatakan semua
anaknya diasuh oleh dirinya sendiri

9. Riwayat Spiritual
a. Support sistem dalam keluarga : keluarga, dan saudaranya yang
senantiasa memberikan dukunganya baik secara moral atau materil,
kapanpun kita butuhkan,
b. Kegiatan keagamaan : pasien sering mendengarkan
murottal

10. Reaksi Hospitalisasi


a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1) Ibu membawa anaknya ke RS karena: pasien demam sejak 2 yang
hari lalu sebelum masuk rumah sakit, disertai batuk-pilek dan mual
muntah.
2) Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya, dokter
menceritakan kepada keluarga pasien khususnya kepada ibu pasien,
bahwa pasien mengalami penyakit bronkitis yang merupakan
radang paru-paru akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan.

33
Dokter juga menjelaskan cara penanganan yang akan dilakukan
dengan memberikan terapi antibiotik.
3) Perasaan orang tua saat ini : Sedih dan merasa kasihan terhadap
pasien, serta merasa berat hati untuk meninggalkan kakak pasien di
rumah yang masih berumur 3 tahun
4) Orang tua selalu berkunjung ke RS : Ya, pasien selalu dijaga oleh
ibu nya, sedangkan ayahnya akan datang di pagi hingga siang dan
pulang saat sore hari. Sesekali nenek dan kakek dari pasien juga
datang berkunjung.
5) Yang akan tinggal dengan anak : ibu kandung
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap: Anak belum paham tentang
sakit dan rawat inap.

11. Aktivitas sehari-hari


a. Nutrisi
Tabel: 3.3
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Selera makan Pasien makan 3x sehari Nafsu makan berkurang
dan pasien jadi sangat
susah untuk makan,
setiap makan pasien
hanya habis 1-2 sendok.

b. Cairan
Tabel: 3.4
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman ASI dan air mineral ASI dan air mineral
2. Frekuensi minum 5 kali dalam sehari 3 kali dalam sehari
3. Kebutuhan cairan 200 ml 100 ml
4. Cara pemenuhan Oral Cairan infus

34
c. Eliminasi (BAB&BAK)
Table: 3.5
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat Tempat sampah khusus Membuang pampers di
pembuangan tempat sampah yang telah
disediakan pihak rumah
sakit

2. Frekuensi (waktu) BAB 2x sehari, BAK 5x BAB dalam seminggu 2


sehari kali, BAK 5x sehari

3. Konsistensi BAB : lembek, warna BAB: lembek, warna


coklat, tidak berlendir kecoklatan
BAK : warna kuning BAK : warna kuning, bau
bening, bau khas urine khas urine

4. Kesulitan Tidak terjadi kesulitan Tidak terjadi kesulitan

5. Obat pencahar Tidak memakai obat Tidak memakai obat


pencahar pencahar

d. Istirahat tidur
Tabel: 3.6
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
a. Siang a. Tidak suka tidur siang a. Pasien sering tertidur
di siang hari ± 6 jam

35
b. Malam b. Dari pukul 9 malam b.Pasien sering
sampai 6 pagi terbangun saat malam
hari dikarenakan merasa
tidak nyaman

2. Pola tidur Tidur pada malam hari Tidur pada siang dan
saja malam hari

3. Kebiasaan sebelum Menyusu kepada ibu Menyusu kepada ibu


tidur

4. Kesulitan Tidur Tidak ada, selalu tertidur Terkadang terbangun


sesuai jadwal tidurnya dikarenakan merasa
tidak nyaman saat suhu
tubuhnya tinggi

e. Personal Hygiene
Tabel: 3.8
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
a. Cara Dimandikan oleh ibunya Di lap menggunakan air
hangat

b. Frekuensi Pagi, siang, sore Pagi dan sore

c. Alat mandi Gayung, ember mandi Baskom, washlap

2. Cuci rambut 2 hari sekali, Belum pernah keramas


a. Frekuensi selama di rs

36
b. Cara Dikeramasi oleh ibunya Dibantu oleh ibunya
dengan menggunakan air saat tubuh pasien di lap
bersih dan shampoo khusus
bayi
3. Gunting kuku
- Frekuensi 3 hari sekali Belum pernah potong
Dibantu dipotongkan oleh kuku selama di rs
ibunya, menggunakan
- Cara pemotong kuku

3x sehari
4. Gosok gigi An.D belum mampu
- Frekuensi menggosok giginya 1x sehari
- Cara sendiri, sehingga dibantu Dibantu oleh ibu
oleh ibunya kandungnya

f. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Tabel: 3.9
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain dan tidur Tidur di bed

2. Pengaturan jadwal Pasien bangun tidur, Bangun tidur, menyusu


harian menyusu, mandi, dan bermain bersama
dijemur, sarapan , lalu ibunya di atas bed
bermain di dalam rumah

Tidak menggunakan
alat bantu

37
3. Penggunaan alat Tidak menggunakan alat
bantu aktivitas Tidak ada kesulitan bantu
pergerakan tubuh
4. Kesulitan Kesulitan pergerakan
pergerakan tubuh tangan kiri terpasang
infus

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmetis
3. Tanda-tanda vital
a. Denyut nadi : 119 x/menit
b. Suhu : 38 °C
c. Pernafasan : 37 x/menit
d. Saturasi O2 : 97 % dalam Room Air
4. Berat Badan : 7,8 kg
5. Tinggi Badan : 72 cm
6. Status gizi : Baik Normal
7. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala :
a. Warna rambut : Hitam
b. Penyebaran : Menyeluruh di kulit kepala dan lebat
c. Mudah rontok : Tidak mudah rontok
d. Kebersihan rambut : Bersih tidak ada ketombe
Palpasi
Benjolan : Tidak terdapat benjolan
Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
Tekstur rambut : Halus
8. Muka
Inspeksi

38
a. Simetris/tidak : Simetris
b. Bentuk wajah : Bulat
c. Gerakan abnormal : Tidak ada gerakan abnormal
d. Ekspresi wajah : senang dan sesekali terlihat bingung
Palpasi
Nyeri tekan/tidak : Tidak terdapat nyeri tekan

9. Mata
Inspeksi
a. Palpebra : Normal tidak ada benjolan
b. Sclera : Anikterik
c. Conjunctiva : Ananemis
d. Pupil : Isokor
e. Posisi mata : Simetris
f. Gerakan bola mata : Normal, dapat mengikuti arah
cahaya dan benda yang di arahkan ke samping kanan dan kiri
g. Penutupan kelopak mata : normal,membuka-menutup secara
spontan
h. Keadaan bulu mata : Normal dengan tumbuh lurus ke
bawah dan sejajar
i. Keadaan visus : Emmetropia
j. Penglihatan : Normal dapat melihat dengan baik
dapat mengikuti arah cahaya dengan baik dan merespon kedip saat ada
suara yang merangsang
Palpasi
Tekanan bola mata : Tidak terdapat nyeri tekan
10. Hidung dan Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : Simetris, septum nasi normal
b. Bentuk hidung : Simetris (bulat)
c. Keadaan sputum : Ada

39
d. Sekret/cairan : Cair
11. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : Simetris antara kanan dan kiri
b. Ukuran/bentuk telinga : Aurikula normal
c. Aurikel : Simetris
d. Lubang telinga : Berlubang dan tidak ada cairan di lubang
telinga
e. Pemakaian alat bantu : Tidak memakai alat bantu pendengaran
Palpasi
Nyeri tekan: Tidak ada nyeri tekan pada telinga
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne :-
b. Weber :-
c. Swabach :-
d. Pemeriksaan vestibuler :-
12. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : Baik, gigi putih, berjumlah 6 buah
- Karang gigi : Tidak ada
- Pemakaian gigi palsu : Tidak memakai gigi palsu
b. Gusi
Merah/tadang/tidak : Merah muda
c. Lidah
Kotor/tidak : Lidah bersih tidak ada jamur
d. Bibir
- Cianosis /pucat / tidak : Merah muda
- Basah / kering / pecah : Mukosa bibir lembab
- Mulut berbau / tidak : Mulut tidak berbau
- Kemampuan bicara : belum dapat berbicara

40
13. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Merah muda
b. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
c. Nyeri menelan : Tidak ada nyeri saat menelan makanan
14. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : Tidak terjadi pembesaran
Palpasi
a. Kelenjar tiroid : Tidak terjadi pembesaran
b. Kaku kuduk / tidak : Tidak ada kaku kuduk
c. Kelenjar limfe : Terdapat 2 benjolan di sebelah
kanan dan 1 benjolan di sebelah kiri
15. Thorax dan pernapasan
Inspeksi
a. Bentuk dada : Simetris
b. Irama pernapasan : Dalam batas normal.
respirasi 30x/ menit
c. Pengembangan di waktu bernapas : Kembang-kempis bersamaan
d. Tipe pernapasan : Pernapasan diafragma
Palpasi
a. Vokal fremitus :-
b. Massa / nyeri : Tidak ada nyeri dan massa
Auskultasi
a. Suara nafas : Ronkhi pada kedua lapang paru bagian atas
b. Suara tambahan : Terdapat suara nafas tambahan berupa
ronkhi
Perkusi
Redup / pekak/ hypersonor tympani : Redup
16. Jantung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Ictus cordins : Teraba

41
Perkusi : Redup
Pembesaran jantung : Tidak terjadi pembesaran jantung
Auskultasi : Bunyi jantung reguller
a. BJ I : Lub
b. BJ II : Dub
c. BJ III : Tidak terdengar
d. Bunyi jantung tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan.
17. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : Tidak ada pembuncitan pada abdomen
(datar)
b. Ada luka / tidak : Tidak ada luka pada abdomen
Palpasi
a. Hepar : Tidak ada tanda- tanda pembesaran
b. Lien : Tidak ada pembesaran lien
c. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
Peristaltik : 30x/menit
Perkusi
a. Tympani : Ya, dibagian abdomen kuadran atas
b. Redup : Ya, dibagian abdomen kuadran bawah
18. Genitalia dan anus : Tidak terpasang dower kateter
19. Kulit : Turgor kulit lambat, kulit teraba hangat, terjadi
keringat berlebih
20. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
1) Pergerakan kanan / kiri : kanan dapat melakukan pergerakan
tanpa hambatan , kiri kurang maksimal dalam melakukan
1
pergerakan karena terpasang infus D5 4 NS 25 tpm mikro

2) Pergerakan abnormal : Tidak ada

42
3) Kekuatan otot kanan / kiri :-
4) Koordinasi gerak : Terkoordinasi dengan baik
Ekstremitas bawah
a. Motorik
-Gaya berjalan : Belum dapat berjalan
-Kekuatan kanan/kiri :-
-Tonus otot kanan/kiri :-
b. Refleks
1) Biceps kanan / kiri : dapat melakukan tetapi
kurang maksimal
2) Triceps kanan / kiri : dapat melakukan tetapi
kurang maksimal
c. Sensori
1) Nyeri : Tidak ada nyeri
2) Rangsangan suhu : hangat
3) Rasa raba : Merespon gerak saat ada
rangsangan raba
21. Status neurologi
Saraf-saraf cranial
a. Nervus I (O;factories) penghirup : pasien dapat mencium aroma
makanan.
b. Nervus II (Opticus) penglihatan : lapang pandang pasien normal,
pasien dapat mengikuti objek yang diarahkan perawat dengan baik.
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
1) Kontraksi pupil : pupil bulat isokor
2) Gerakan kelopak mata : kelopak mata
pasien dapat menutup dan membuka sesuai perintah otak.
3) Pergerakan bola mata : lapang pandang luas,
pasien dapat menggerakan bola mata keatas dan kebawah.
4) Pergerakan mata kebawah dan dalam : pasien dapat
menggerakan bola mata kesamping kanan dan kiri.

43
d. Nervus V (Trigeminus)
1) Sensibilitas / Sensori : pasien dapat berkedip
2) Refleks dagu : pasien dapat menggerakan
dagu
3) Refleks cornea : kornea normal
terhadap rangsangan cahaya
e. Nervus VII (Facialis)
1) Gerakan mimic : mimik wajah pasien sesuai
ekspresi.
f. Pengecapan 2/3 lidah bagian depan : pasien bisa merasakan asam
g. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : dapat mendengar dan
merespon saat keluarga dan perawat memanggil
h. Nervus IX dan X (Glossopharyngeus dan Vagus)
1) Refleks menelan : pasien ada gangguan
menelan karena sekret yang tertahan
2) Refleks muntah :-
3) Pengecapan 1/3 lidah bagian depan : pasien dapat merasakan
asam
4) Suara : dapat mendengar dan
merespon dengan baik
i. Nervus XI (Assesorius)
1) Memalingkan kepala kiri dan kanan : Pasien dapat memalingkan
kepala kiri dan kanan dengan baik
2) Mengangkat bahu : Pasien dapat mengangkat
bahu dengan baik
j. Nervus XII Hypoglossus
Deviasi lidah : tidak ada keabnormalan deviasi lidah

Tanda-tanda perangsangan selaput otak


a. Kaku kuduk : Tidak ada kaku kuduk

44
b. Kernig sign : normal, saat diperiksa dengan cara ekstensi lutut
tidak ada nyeri
c. Reflek Brudzinski : normal, saat diperiksa dengan cara fleksi bagian
kepala dan lutut pasien hasilnya tidak ada nyeri
d. Reflek lasegu : normal, saat diperiksa dengan cara fleksi pada kaki
tidak ada nyeri

22. Pemeriksaan tingkat perkembangan (0-6 tahun)


Dengan menggunakan DDST
a. Motorik kasar : dapat berdiri 2 detik, bangkit terus duduk, bangkit untuk
berdiri, dan membungkuk kemudian berdiri
b. Motorik halus : dapat membenturkan 2 kubus, memegang dengan ibu jari
dan jari, dan memindahkan kubus
c. Bahasa : dapat menyebutkan 1 kata, papa/mama spesifik, mengoceh,
gagal menyebutkan 2 kata, dan 3 kata
d. Personal sosial : dapat daag-daag dengan tangan, bertepuk tangan, dan
makan sendiri. Namun, pasien gagal menyatakan keinginan dan minum
dengan cangkir
Hasil Interpretasi: Normal

23. Test Diagnostik


a. Hari/Tanggal: Sabtu, 09 Desember 2023 (11.52 WIB)
Jenis pemeriksaan: Laboratorium (sampel darah)
Tabel: 3.11

Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Satuan Intepretasi


HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.3 14-18 g/dl Rendah
Leukosit 15.5 4.7-10.3 10^3/ul Tinggi
Eritrosit 4.71 4-5 juta/ul Normal
Trombosit 295 150-450 ribu/ul Normal

45
Hematokrit 34 37-44 % Rendah
MCV 71.0 89-92 m^3 Rendah
MCH 24.0 27-31 Pg Rendah
MCHC 33.8 32-71 g/dl Normal
RDW-CV 0.132 11.7-14.7 % Rendah
RDW-SD 39.4 34.70-44.50 fL Normal
Basofil% 0.4 0-1 % Normal
Eosinofil% 0.5 2-4 % Rendah
Neutrofil% 59.9 50-70 % Normal
Limfosit% 31.9 25-40 % Normal
Monosit% 7.3 3-7 % Tinggi
Basofil# 0.1 %
Eosinofil# 0.1 %
Neutrofil# 9.28
Limfosit# 4.95
Monosit# 1.12
Golongan Darah B
KIMIA DARAH
GLUKOSA
Gula Darah Sewaktu 109 80-140 Mg/dL Normal

Ket: -

b. Hari/Tanggal: Sabtu, 09 Desember 2023 (13.12 WIB)


Jenis pemeriksaan: Rontgen Thorax AP/ PA/ Lateral
Kesan: Bronchitis, Cor normal

46
24. Terapi obat
Sabtu, 09 Desember 2023
Tabel: 3.12
No. Nama Obat Dosis Rute Indikasi
1. 1
Infus D5 NS 25 tpm Intravena Menambah kalori dan
4
mengembalikan
500 ml
keseimbangan elektrolit
mikro
pada Dehidrasi.
2. Injeksi 4 x 400 mg Intravena Dapat mengobati
Ampicillin 1000 beberapa kondisi akibat
mg infeksi bakteri
3. Injeksi 1 x 60 mg Intravena Mencegah atau
Gentamicin 80 mengobati infeksi
mg bakteri
4. Injeksi KP Intravena Meredakan demam dan
Paracetamol 80 nyeri ringan hingga
mg sedang, misalnya sakit
kepala, nyeri haid, atau
pegal-pegal
5. Puyer 3x1 Oral Meredakan gejala flu,
(salbutamol 0,75 batuk dan pilek

mg, eflin 1 tab)

23. Analisa Data

Tanggal/ Data Senjang Etiologi Problem


Waktu

Senin, 11 DS: Sekresi yang Bersihan Jalan


Desember Ibu pasien mengatakan anak tertahan Nafas Tidak

47
2023 batuk berdahak disertai pilek Efektif
sejak kamis minggu lalu (30
Pukul September 2023)
10.00
DO:
1. Pernafasan: 37 x/menit
2. Saturasi O2: 97 %
dalam Room Air
3. Auskultasi paru – paru :
Ronkhi pada kedua
lapang paru atas
4. Pasien terdengar batuk
5. Pasien terlihat pilek
6. Hasil pemeriksaan
penunjang
Rontgen Thorax
7. Kesan: Bronchitis

Senin, 11 DS: Proses Penyakit Hipertermia


Desember Ibu pasien mengatakan anak (Infeksi)
2023 demam sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit
Pukul
10.00 DO:
1. Suhu: 38 °C
2. Kulit terasa hangat,
terjadi keringat berlebih
3. Hasil pemeriksaan
penunjang

48
4. Laboratorium
5. AL 15.5 10^3/ul
6. AT 295 ribu/ul

Senin, 11 DS : Faktor Psikologis Resiko defisit


Desember Ibu pasien mengatakan nutrisi
2023 nafsu makan anak berkurang

Pukul DO :
10.00 1. Pasien tampak rewel
tidak mau makan
2. BB sebelum sakit: 8,2
kg
3. BB selama sakit: 7,8 kg
4. IMT: 7,6 kg
5. Setiap makan pasien
hanya habis 1-2 sendok
makan
6. Pasien minum kurang
lebih 3 x dalam sehari
(sekitar 100 ml)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan (D.0001)
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit berupa infeksi (D.0130)
3. Resiko defisit nutrisi dibuktikan dengan Faktor Psikologis (D.0032)

49
50
C. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional

Bersihan Jalan Nafas Bersihan Jalan Nafas Manajemen Jalan Napas


Tidak Efektif (D.0001) (L.01002) (I.01011)

Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi


keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Mengetahui keefektifan
diharapkan bersihan jalan nafas kedalaman, usaha napas) sistem pernapasan
meningkat. Dengan kriteria 2. Monitor bunyi napas 2. Adanya bunyi nafas
hasil : tambahan (misalnya: gurgling, tambahan dapat
1. Produksi sputum dari 1 mengi, wheezing, ronchi menunjukkan adanya cairan
(meningkat) menjadi 5 kering) ataupun obstruksi pada
(menurun) 3. Monitor sputum (jumlah, jalan nafas
2. Ronkhi dari 1 (meningkat) warna, aroma) 3. Karakteristik sputum dapat
menjadi 5 (menurun) Terapeutik dijadikan indikator tingkat
3. Frekuensi nafas dari 1 4. Posisikan semi-fowler atau keparahan gangguan sistem
(memburuk) menjadi 5 fowler pernapasan
(membaik) 5. Lakukan fisioterapi dada, jika Terapeutik
4. Pola nafas dari 1 perlu 4. Posisi semi fowler membuat
(memburuk) menjadi 5 6. Berikan oksigen, jika perlu asupan oksigen lebih
(membaik) Edukasi banyak
7. Anjurkan asupan cairan 780 5. Geteran yang ditimbulkan
ml/hari, jika tidak ada dari fisioterapi dada dapat
kontraindikasi membantu meluruhkan
Kolaborasi sputum yang menempel
8. Kolaborasi pemberian pada saluran nafas

51
bronkodilator, ekspektoran, 6. Adanya gangguan pada
mukolitik, jika perlu. sistem pernapasan
menyebabkan suplai
oksigen tidak cukup,
sehingga dengan
penambahan oksigen
mampu menjaga kadar
oksigen agar tetap seimbang
Edukasi
7. Jumlah cairan yang sesuai
mencegah terjadinya
dehidrasi, membantu untuk
mengencerkan dahak
Kolaborasi
8. Berfungsi untuk
merilekskan saluran
pernapasan

Hipertermia Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia


berhubungan dengan (I.15506) Observasi
proses penyakit berupa Setelah dilakukan tindakan 1. Dengan mengetahui
infeksi (D.0130) keperawatan selama 3x24 jam, Observasi penyebab kerusakan
diharapkan termoregulasi 1. Identifikasi penyebab kulit/jarigan
membaik. Dengan kriteria hasil hipertermia (mis: dehidrasi, dapatmemberikan tindakan
1. Suhu tubuh dari 1 terpapar lingkungan panas, yang sesuai

52
(memburuk) menjadi 5 penggunaan inkubator) 2. dapat lebih cepat dilakukan
(membaik) 2. Monitor suhu tubuh penanganan
2. Suhu kulit dari 1 Terapeutik Terapeutik
(memburuk) menjadi 5 3. Sediakan lingkungan yang 3. menjaga agar suhu tubuh
(membaik) dingin pasien tidak tinggi
3. Takipnea dari 5 (meningkat) 4. Longgarkan atau lepaskan 4. mengeluarkan suhu dalam
menjadi 1 (menurun) pakaian tubuh pasien
4. Pucat dari 5 (meningkat) Edukasi Edukasi
menjadi 1 (menurun) 5. Anjurkan tirah baring 5. Tirah baring tidak
Kolaborasi menurunkan suhu secara
6. Kolaborasi pemberian cairan signifikan
dan elektrolit intravena, jika Kolaborasi
perlu 6. mencegah terjadinya
ketidakseimbangan cairan
di dalam tubuh

Resiko defisit nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi I.03119 Observasi
dibuktikan dengan 1. Dapat mengetahui status
Faktor Psikologis Setelah dilakukan tindakan Observasi nutrisi pasien sehingga dapat
(D.0032) keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi melakukan intervensi yang
diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan tepat
membaik dengan kriteria hasil : intoleransi makanan 2. Mengetahui ada alergi atau
3. Monitor asupan makanan into;eransi makanan tidak
1. Porsi makan yang Terapeutik 3. mensuplai nutrisi pasien
dihabiskan dari 1 (menurun) 4. Sajikan makanan secara Terapeutik

53
menjadi 5 (meningkat) menarik dan suhu yang sesuai 4. Makanan yang menarik
2. Nafsu makan dari 1 Edukasi dapat menggugah minat
(memburuk) menjadi 5 5. Anjurkan posisi duduk, jika pasien dalam makan
(membaik) mampu Edukasi
3. Membran mukosa dari 1 Kolaborasi 5. Meningkatkan kenyamanan
(memburuk) menjadi 5 6. Kolaborasi dengan ahli gizi Kolaborasi
(membaik) untuk menentukan jumlah 6. Sangat penting dan
4. Frekuensi makan dari 1 kalori dan jenis nutrien yang bermanfaat dalam
(memburuk) menjadi 5 dibutuhkan, jika perlu perhitungan dan penyesuaian
(meningkat) diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien
dilakukan oleh tenaga
profesional yang tepat

D. Penatalaksanaan dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Tanggal/Waktu Implementasi Evaluasi

Keperawatan Proses Hasil

Bersihan Jalan Senin, 11 Pukul 14.30 Rabu, 13 Desember 2023


Nafas Tidak Desember 2023 S:
Efektif a. Ibu pasien mengatakan Pukul 20.30
berhubungan Shift Pagi batuk dan pilek masih ada S:

54
dengan 1. Mengkaji keadaan umum a. Ibu mengatakan pasien
sekresi yang pasien O: mulai tidak demam sejak
tertahan 2. Memeriksa pernapasan a. Tidak terdapat otot bantu kemarin
(D.0001) pasien, seperti pola nafas, pernapasan b. Ibu mengatakan pasien
frekuensi, kedalaman, dan b. Auskultasi paru: Ronkhi masih makan-minum
penggunaan otot bantu c. Pernafasan: 35 x/menit sedikit
3. Mengkaji produksi sputum d. Saturasi O2: 98 % dalam
dan karakteristiknya Room Air O:
4. Memposisikan tidur pasien e. Pasien terdengar batuk a. Saturasi O2: 99% dalam
dengan posisi telentang f. Pasien terlihat pilek, secret Room Air
dan diberi bantal di berwarna bening b. Pernapasan: 30 x/menit
punggung atas g. Dahak sulit keluar c. Kulit tidak lagi teraba
5. Mengelola pemberian h. Tidak ada tanda-tanda hangat
Puyer (salbutamol 0,75 alergi obat d. Keringat berlebih tidak
mg, eflin 1 tab), secara oral lagi terjadi
A: Tujuan belum tercapai
a. Produksi sputum (5) : 1 A: Tujuan tercapai
(Melani) b. Ronkhi (5) : 1 a. Suhu tubuh (5) : 5

55
b. Suhu kulit (5) : 5
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pola napas P: Intervensi dihentikan
2. Monitor bunyi napas
tambahan
3. Monitor sputum
4. Edukasi penggunaan
obat
5. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.

(Melani)

Selasa, 12 Pukul 14.30


Desember 2023 S:
Ibu mengatakan pasien masih
Shift Pagi batuk dan pilek mulai

56
1. Menilai keadaan umum berkurang
pasien
2. Mengkaji pernafasan O:
pasien a. Tidak terdapat
3. Memeriksa produksi penggunaan otot bantu
sputum pernafasan
4. Mempertahankan posisi b. Suara nafas ronkhi pada
fowler pasien paru-paru sebelah kiri
5. Mengelola pemberian c. Pernafasan: 30 x/menit
Puyer (salbutamol 0,75 d. Saturasi O2: 98 % dalam
mg, eflin 1 tab), secara oral Room Air
e. Pasien terdengar batuk
(Kezia) f. Terdapat lendir pada
BAB pasien
g. Tidak tampak secret pada
area hidung
h. Tidak terdapat alergi obat

57
A: Tujuan belum tercapai
a. Produksi sputum (5) : 3
b. Ronkhi (5) : 4

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas
tambahan
3. Monitor sputum
4. Lakukan fisioterapi
dada
5. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

(Kezia)

Selasa, 12 Pukul 20.30

58
Desember 2023 S:
a. Ibu pasien mengatakan
Shift Siang batuk berkurang
1. Menanyakan kondisi b. Ibu pasien mengatakan
pasien kepada ibunya pasien tidak pilek
2. Menilai ke-efektifan
pernapasan pasien O:
3. Menganjurkan kepada ibu a. Tidak terdapat
pasien untuk tetap penggunaan otot bantu
memenuhi kebutuhan pernapasan
cairan pasien b. Suara nafas vesikuler
4. Mengelola pemberian c. Pernafasan: 30 x/menit
Puyer (salbutamol 0,75 d. Saturasi O2: 99 % dalam
mg, eflin 1 tab), secara oral Room Air
e. Pasien terdengar batuk
(Tita) sesekali
f. Dahak masih sulit untuk
keluar

59
g. Tidak terdapat tanda-
tanda alergi obat

A: Tujuan tercapai sebagian


a. Produksi sputum (5) : 3
b. Ronkhi (5) : 5

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas
tambahan
3. Monitor sputum
4. Lakukan fisioterapi
dada
5. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

60
(Tita)

Rabu, 13 Pukul 14.30


Desember 2023 S:
a. Ibu pasien mengatakan
Shift Pagi batuk pasien jarang
1. Memonitor keadaan umum b. Ibu pasien mengatakan
dan tanda-tanda vital pasien tidak pilek
pasien c. Ibu melaporkan bahwa
2. Menilai ke-efektifan pada pampers pasien
pernapasan pasien terdapat lendir
3. Mempertahankan posisi d. Ibu pasien mengatakan
fowler paham akan penjelasan
4. Menjelaskan kepada ibu mengenai fisioterapi dada
pasien terkait fisioterapi dan setuju untuk dilakukan
dada fisioterapi dada
5. Melakukan terapi
fisoterapi dada O:

61
6. Mengelola pemberian a. Pasien tampak dalam
Puyer (salbutamol 0,75 posisi semi fowler dengan
mg, eflin 1 tab), secara oral bantuan bantal untuk
mengganjal terletak di
(Melani) punggung atas pasien
b. Tidak terdapat
penggunaan otot bantu
pernapasan
c. Produksi sputum mulai
menurun
d. Suara nafas vesikuler
e. Pernafasan: 30 x/menit
f. Saturasi O2: 98 % dalam
Room Air
g. Tidak terdapat tanda –
tanda alergi obat
h. Setelah dilakuakn
fisioterapi dada, pasien

62
dapat batuk sekali dan
mengeluarkan sputum
berwarna bening kental
A: Tujuan tercapai sebagian
a. Produksi sputum (5) : 4
b. Ronkhi (5) : 5

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pola napas
2. Monitor sputum
3. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

(Melani)

Rabu, 13 Pukul 20.30


Desember 2023 S:

63
a. Ibu pasien mengatakan
Shift Siang batuk pasien jarang
1. Menilai kondisi umum b. Ibu mengatakan pasien
pasien tidak pilek
2. Menanyakan kepada
keluarga terkait keadaan
dan keluhan yang timbul O:
pada diri pasien a. Tidak terdapat
3. Menilai sistem pernapasan penggunaan otot bantu
pasien meliputi pola nafas, pernapasan
kedalaman, irama nafas b. Tidak terdapat produksi
dan adanya sputum sputum maupun secret
4. Menganjurkan kepada c. Suara nafas vesikuler
keluarga pasien untuk d. Pernafasan: 30 x/menit
sering menggunakan terapi e. Saturasi O2: 99 %
dada seperti yang telah f. Ibu pasien terlhiat
dilakukan mengendong pasien dan
5. Mengelola pemberian melakukan penepukkan

64
Puyer (salbutamol 0,75 pada area punggung
mg, eflin 1 tab), secara oral pasien

(Puput) A: Tujuan tercapai


a. Produksi sputum (5) : 5
b. Ronkhi (5) : 5

P: Lanjutkan intervensi
1. Edukasi penggunaan
obat
2. Edukasi PHBS

(Puput)

Hipertermia Senin, 11 Pukul 14.30 Rabu, 13 Desember 2023


berhubungan Desember 2023 S:
dengan proses a. Ibu mengatakan bahwa Pukul 20.30
penyakit Shift Pagi pasien mengalami demam S:

65
berupa infeksi 1. Menilai penyebab demam naik-turun c. Ibu mengatakan pasien
(D.0130) 2. Memeriksa keadaan pasien O: mulai tidak demam sejak
3. Memonitor suhu tubuh a. Terpasang infus D5 ¼ NS kemarin
pasien 500 ml, 25 tpm mikro pada d. Ibu mengatakan pasien
4. Menempatkan pasien pada tangan kiri pasien. Sisa masih makan-minum
lingkungan yang sejuk cairan ± 350 ml sedikit
5. Mengelola pemberian infus b. Suhu: 37, 7 °C
D5 ¼ NS 500 ml, 25 tpm c. Kulit teraba hangat, terjadi O:
mikro, secara intravena keringat berlebih e. Suhu: 36,1 °C
6. Mengelola pemberian d. Pakaian pasien basah f. Kulit tidak lagi teraba
injeksi paracetamol 80 mg, akibat keringat berlebih hangat
secara intravena e. Tidak tampak adanya g. Keringat berlebih tidak
tanda-tanda alergi obat lagi terjadi
dan tidak ada edema pada
(Kezia) area tusukkan infus A: Tujuan tercapai
c. Suhu tubuh (5) : 5
A: Tujuan belum tercapai d. Suhu kulit (5) : 5
a. Suhu tubuh (5) : 1

66
b. Suhu kulit (5) : 2 P: Intervensi dihentikan

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
3. Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

(Kezia)

Selasa, 12 Pukul 14.30


Desember 2023 S:
a. Ibu mengatakan bahwa
Shift Pagi pasien mengalami demam
1. Memeriksa keadaan umum naik-turun
pasien b. Ibu mengatakan, untuk

67
2. Mengukur suhu tubuh saat ini badan pasien tidak
pasien sepanas kemarin
3. Menganjurkan agar pasien
menggunakan pakai dengan O:
bahan tipis a. Suhu: 37, 5 °C
4. Mempertahankan suhu b. Rasa hangat saat perabaan
ruangan agar tetap sejuk kulit mulai berkurang
5. Mengelola pemberian (menurun)
injeksi paracetamol 80 mg, c. Tidak tampak tanda –
secara intravena tanda alergi obat

A: Tujuan belum tercapai


(Puput) a. Suhu tubuh (5) : 3
b. Suhu kulit (5) : 3

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Anjurkan tirah baring

68
3. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

(Puput)

Selasa, 12 Pukul 20.30


Desember 2023 S:
Ibu pasien mengatakan pasien
Shift Siang tidak lagi demem
1. Memonitor keadaan umum
pasien O:
2. Mengganti cairan infus D5 a. Suhu: 36,8 °C
¼ NS 500 ml, 25 tpm mikro, b. Kulit tidak lagi teraba
secara intravena (tersisa hangat
± 20 𝑐𝑐 )
3. Mengukur suhu tubuh A: Tujuan tercapai sebagian
pasien a. Suhu tubuh (5) : 4
4. Menganjurkan agar pasien b. Suhu kulit (5) : 5

69
diposisikan tirah baring
5. Menganjurkan pasien untuk P: Lanjutkan intervensi
banyak minum air mineral 1. Monitor suhu tubuh
6. Menganjurkan pasien untuk 2. Kolaborasi pemberian
memakai pakaian longgar cairan dan elektrolit
dan tipis intravena, jika perlu

(Tita) (Tita)

Rabu, 13 Pukul 20.30


Desember 2023 S:
a. Ibu mengatakan pasien
Shift Pagi sudah tidak mengalami
1. Mengukur suhu tubuh demam
pasien b. Ibu mengatakan anaknya
2. Menanyakan kondisi pasien dapat tertidur dengan
kepada ibu pasien pulas
3. Menganjurkan agar pasien c. Ibu mengatakan anaknya
tetap dalam posisi tirang jadi sering BAK

70
baring/fowler
4. Mengganti cairan infus D5 O:
¼ NS 500 ml, 25 tpm mikro, a. Suhu: 36,3 °C
secara intravena (tersisa ± b. Kulit tidak lagi teraba
50 cc ) hangat
5. Menganjurkan orang tua
pasien untuk memakaikan A: Tujuan tercapai
baju yang tipis kepada a. Suhu tubuh (5) : 5
pasien b. Suhu kulit (5) : 5
6. Menganjurkan untuk tetap
memenuhi kebutuhan cairan P: Lanjutkan intervensi
pasien 1. Monitor suhu tubuh
2. Anjurkan melapor
(Melani) apabila suhu anak
kembali tinggi

(Melani)

71
Rabu, 13 Pukul 20.30
Desember 2023 S:
e. Ibu mengatakan pasien
Shift siang mulai tidak demam sejak
1. Memonitor suhu tubuh kemarin
2. Mempertahankan suhu f. Ibu mengatakan pasien
ruangan agar tetap sejuk masih makan-minum
3. Menganjurkan untuk tetap sedikit
memenuhi kebutuhan
cairan pasien O:
4. Menganjurkan untuk h. Suhu: 36,1 °C
memenuhi kebutuhan i. Kulit tidak lagi teraba
nutrisi hangat
5. Mengajarkan penggunaan j. Keringat berlebih tidak
obat penurun panas dan lagi terjadi
penanganan demam di
rumah A: Tujuan tercapai

72
6. Mengganti cairan infus D5 e. Suhu tubuh (5) : 5
¼ NS 500 ml, 25 tpm f. Suhu kulit (5) : 5
mikro, secara intravena
(tersisa ± 20 cc ) P: Intervensi dihentikan

(Kezia)
(Kezia)

Resiko defisit Senin, 11 Pukul 14.30 Rabu, 13 Desember 2023


nutrisi Desember 2023 S:
dibuktikan a. Ibu pasien mengatakan Pukul 20.00
dengan Faktor Shift Pagi jika nafsu makan pasien S :
Psikologis 1. Mengidentifikasi status masih berkurang hanya a. Ibu pasien mengatakan
(D.0032) nutrisi pasien makan 4 sendok saja nafsu makan anak
2. Mengidentifikasi alergi dan b. Ibu pasien mengatakan membaik
intoleransi makanan pada anak masih rewel saat b. Ibu pasien anak sudah
pasien makan dengan posisi tidak rewel
3. Memonitor asupan duduk hanya mau bermain
makanan pasien c. Ibu pasien mengatakan O :

73
4. Berkolaborasi dengan tim jika anaknya tidak a. Tampak porsi makan
kesehatan gizi dalam mempunyai pantangan tinggal 3 suap sendok,
menyajikan makanan yang makanan dan tidak ada lauk tinggal sedikit
menarik serta yang alergi makanan b. Pasien tampak tidak rewel
memenuhi jumlah kalori dan ceria
dan nutrien pasien O:
5. Menganjurkan ibu pasien a. Pasien masih sedikit A : Tujuan tercapai
untuk memposisikan pasien tampak rewel tidak mau a. Porsi makan yang
duduk saat makan makan dihabiskan dari (5) : 5
b. BB sebelum sakit: 8,2 kg b. Nafsu makan (5) : 5
(Puput) c. BB selama sakit: 7,8 kg
d. Tampak pasien makan P : Lanjutkan intervensi
hanya habis sedikit Edukasi pemenuhan
sebanyak 4 sendok asupan nutrisi sesuai tahap
pertumbuh
A : Tujuan belum tercapai
a. Porsi makan yang
dihabiskan dari (1) : 5

74
b. Nafsu makan (1) : 5

P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi
status nutrisi pasien
2. Memonitor asupan
makanan pasien
3. Berkolaborasi dengan
tim kesehatan gizi
dalam menyajikan
makanan yang
menarik serta yang
memenuhi jumlah
kalori dan nutrien
pasien
4. Menganjurkan ibu
pasien untuk
memposisikan pasien

75
duduk saat makan

(Puput)

Selasa, 12 pukul 14.30


Desember 2023 S:
Ibu pasien mengatakan nafsu
Shift Pagi makan anaknya masih
1. Mengidentifikasi status berkurang makan hanya habis
nutrisi pasien ¼ porsi saja
2. memonitor asupan
makanan pasien O:
3. berkolaborasi dengan tim a. Pasien tampak makan
kesehatan gizi dalam sambil duduk dan bermain
menyajikan makanan yang b. Pasien tampak makan
menarik serta yang habis ¼ porsi hanya bubur
memenuhi jumlah kalori dan lauk sedikit
dan nutrien pasien
4. Menganjurkan ibu pasien A : Tujuan belum teratasi

76
untuk memposisikan pasien a. Porsi makan yang
duduk saat makan dihabiskan dari (3) : 5
b. Nafsu makan (2) : 5
(Kezia)
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi
status nutrisi pasien
2. Memonitor asupan
makanan pasien
3. Berkolaborasi dengan
tim kesehatan gizi
dalam menyajikan
makanan yang
menarik serta yang
memenuhi jumlah
kalori dan nutrien
pasien

77
(Kezia)

Selasa, 12 Pukul 20.00


Desember 2023 S:
Ibu pasien mengatakan nafsu
Shift Siang makan anak sudah mulai
1. Mengidentifikasi status membaik
nutrisi pasien
2. memonitor asupan O :
makanan pasien a. Pasien tampak tenang
3. Berkolaborasi dengan tim tidak rewel, makan sambil
kesehatan gizi dalam duduk dan bermain
menyajikan makanan yang b. Pasien tampak habis ½
menarik serta yang porsi makanan beserta ½
memenuhi jumlah kalori launya
dan nutrien pasien
A: Tujuan tercapai sebagian
a. Porsi makan yang
(Melani) dihabiskan dari (4) : 5

78
b. Nafsu makan (3) : 5

P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi
status nutrisi pasien
2. Memonitor asupan
makanan pasien
3. Berkolaborasi dengan
tim kesehatan gizi
dalam menyajikan
makanan yang
menarik serta yang
memenuhi jumlah
kalori dan nutrien
pasien

(Melani)

Rabu, 13 Pukul 14.30

79
Desember 2023 S:
Ibu pasien mengatakan nafsu
Shift Pagi makan anak sudah mulai
1. Mengidentifikasi status membaik.
nutrisi pasien
2. memonitor asupan O :
makanan pasien Porsi makanan di habiskan ½
3. Berkolaborasi dengan tim porsi lebih, serta
kesehatan gizi dalam menghabiskan snak yang
menyajikan makanan yang telah diberikan dari tim gizi
menarik serta yang
memenuhi jumlah kalori A : Tujuan tercapai sebagian
dan nutrien pasien a. Porsi makan yang
dihabiskan dari (4) : 5
(Tita) b. Nafsu makan (4) : 5

P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi

80
status nutrisi pasien
2. Memonitor asupan
makanan pasien
3. Berkolaborasi dengan
tim kesehatan gizi
dalam menyajikan
makanan yang
menarik serta yang
memenuhi jumlah
kalori dan nutrien
pasien

(Tita)

Rabu, 13 Pukul 20.00


Desember 2023 S:
c. Ibu pasien mengatakan
Shift Siang nafsu makan anak
1. Mengidentifikasi status membaik

81
nutrisi pasien d. Ibu pasien anak sudah
2. memonitor asupan tidak rewel
makanan pasien
3. Berkolaborasi dengan tim O :
kesehatan gizi dalam c. Tampak porsi makan
menyajikan makanan yang tinggal 3 suap sendok,
menarik serta yang lauk tinggal sedikit
memenuhi jumlah kalori d. Pasien tampak tidak rewel
dan nutrien pasien dan ceria

(Puput) A : Tujuan tercapai


c. Porsi makan yang
dihabiskan dari (5) : 5
d. Nafsu makan (5) : 5

P : Lanjutkan intervensi
Edukasi pemenuhan
asupan nutrisi sesuai tahap

82
pertumbuhan

(Puput)

83
DAFTAR PUSTAKA

Magfiroh, Yayuk, D., & Mashudi, S. (2021). Studi Literatur: Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Anak Dengan Bronkitis Dengan Masalah Keperawatan
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Magfiroh Health Sciences
Journal, 5(1), 35-43.
Fajara, R., Muthoharoh, A., Ningrum, W. A., & Permadi, Y. W. (2021). Evaluasi
Rasionalitas Dosis Obat Pada Pasien Pediatri Bronkitis Akut Di Instalasi
Rawat Jalan Rsud Kajen Tahun 2018-2019. Medical Sains Journal.
Patrisia, 1., Juhdeliena, J., Kartika, L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro, B.,
Hutapea, A. D..Khusniyah, Z., & Sihombing, R. M. (2020). Asuhan
Keperawatan Dasar Pada Kebutuhan Manusia (Edisi 1). Yayasan Kita
Menulis https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan
Keperawatan_pada_Kebutuhan Dasar
Revi, M., & Mami. (2020). Pengaruh Inhalasi Uap Kayu Putih terhadap
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Pasien Bronkhitis di
Puskesmas Wonogiri 1. Jurnal Keperawatan GSH, 9(2), 20-24.
Rohmah, N., & Walid, S. (2019). Proses Keperawatan Berbasis KKNI (Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia) (Edisi 1) AR-RUZZ Media.
https://www.google.co.id/books/edition/Proses Keperawatan Berbasis
KKNI Kerangk/2U XbDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
https://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8832/6/4.%20Chapter%202.pdf
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

77

Anda mungkin juga menyukai