Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

BRONCHOPNEUMONIA DI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN


BANDA ACEH

Proposal Karya Tulis Ilmiah

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


Program Ahli Madya Keperawatan

OLEH :

MUNADHIRAH
P07120121059

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH


JURUSAN KEPERAWATAN BANDA ACEH
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
BANDA ACEH
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN


BRONCHOPNEUMONIA RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Proposal Karya Tulis Ilmiah

Diajukan oleh :

MUNADHIRAH
NIM. P07120121059

Telah disetujui untuk dilakukan seminar proposal KTI


Pada tanggal………….

Banda Aceh, Januari 2024

Menyetujui ,

Pembimbing 1 pembimbing II

Nurhayati SKM. MPH Nurhayati SKM. MPH


NIP . 196508161985032002 NIP. 196508161985032002

PAGE \* MERGEFORMAT iii


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA DI RSUD dr.ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Disusun Oleh :

MUNADHIRAH
NIM. P07120121059

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Untuk Sebagian


Syarat Mengikuti Ujian Akhir Program Studi Diploma III Keperawatan
Banda Aceh

Pada hari :……………….

Tanggal : ………………..

DEWAN PENGUJI

Penguji I
Nama ………… (…………………..…………………)
Nip ………………
Penguji II
Nama……………... (………………..……………………)
Nip …………..
Penguji III
Nama …………… (…………………….………………)
Nip ………………

Mengesahkan,

Ketua Program Studi D-III Keperawatan Banda Aceh

(Ns. Asniah Syamsuddin., S. Kep. M. Kep)

NIP. 197002181996032003

PAGE \* MERGEFORMAT iii


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT , Karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Asuhan

Keperwatan Pada Anak Dengan Broncho Pneumonia Di Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penyusunan karya tulis ilmiah untuk

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh

gelar Ahli Madya Keperawatan pada Prodi D-III Keperawatan Banda Aceh,

Jurusan Keperawatan Poltekkes Aceh.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

pada saat peyusunan karya tulis ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikannya. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurhayati SKM.

MPH sebagai pembimbing saya yang telah memberikan arahan dan masukan

selama proses penyusunan karya tulis ilmiah. Selanjutnya saya mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Abdurrahman, S.Kep , M.Pd selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Aceh

2. Ibu Dr. Dewi Marianthi, S. Kp, M. Kep, Sp. Mat selaku ketua Jurusan

Keperawatan Banda Aceh

3. Ibu Ns. Asniah Syamsuddin., M. Kep selaku ketua prodi D-III Keperawatan

Banda Aceh

4. Ibu Nurhayati SKM. MPH selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan saran kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat terselesaikan dengan baik.

PAGE \* MERGEFORMAT iii


5. Ibu selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan

dan saran kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan

dengan baik.

6. Sebagai penguji I

7. Sebagai penguji II

8. Sebagai penguji III

9. Seluruh dosen dan staf prodi D-III Keperawatan Banda Aceh Poltekkes

Kemenkes Aceh.

10. Teristimewa kepada kedua orang tua saya, Bapak Muhammad dan Ibu

Murniati yang telah memberikan dukungan baik berupa dukungan moral

maupun material, serta doa yang selalu menyertai sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu

11. Kepada sahabat-sahabat seperjungan yang turut membantu dan saling

memotivasi untuk mendapatkan Karya Tulis Ilmiah ini

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dalam membantu

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penelitian ini

masih jauh dari kata sempurna dengan demikian penulis mengharapkan masukan

serta saran yang bersifat membangun guna Karya Tulis Ilmiah ini.

Banda Aceh, Januari 2024

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT iii


DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i
Halaman Persetujuan...............................................................................................ii
Halaman Pengesahan..............................................................................................iii
Kata Pengantar.........................................................................................................v
Daftar Isi.................................................................................................................vi
Daftar Singkatan....................................................................................................vii
Daftar Tabel.............................................................................................................x
Daftar Gambar......................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 2
C. Batasan Masalah.................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4


A. Definisi ............................................................................................... 4
B. Etiologi ................................................................................................ 4
C. Manifestasi klinis ................................................................................ 5
D. Patofisiologi ........................................................................................ 5
E. Pemekrisaan Penunjang........................................................................ 6
F. Komplikasi........................................................................................... 6
G. Penatalaksanaan................................................................................... 7
H. Proses Keperawatan............................................................................. 8

PAGE \* MERGEFORMAT iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rencana Keperawatan..........................................................................15

PAGE \* MERGEFORMAT iii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 pathway keperawatan...................................................................... 11


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronchopneumonia adalah jenis pneumonia yang menyebar secara acak

dan teratur di satu atau lebih area lokal bronkus dan meluas ke parenkim

paru di sekitarnya (Sari dkk., 2023). Bronchopneumonia adalah suatu

kondisi medis yang mengacu pada peradangan di paru-paru yang biasanya

disebabkan oleh infeksi. Peradangan ini dapat melibatkan salah satu atau

kedua paru-paru dan dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme,

termasuk bakteri, virus, atau jamur. Kondisi ini dapat mengganggu

kemampuan paru-paru untuk berfungsi dengan baik, terutama dalam

pertukaran oksigen dan karbondioksida (Pangandaheng dkk., 2023).

Menurut World Health Organization (WHO, 2022), pneumonia adalah

penyebab utama kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Prevalensi

pneumonia sebanyak 740.180 (14%) dari keseluruhan kematian yang terjadi

pada balita atau anak di bawah usia lima tahun pada tahun 2019 di dunia.

Prevalensi pneumonia pada balita di Indonesia tahun 2021 sebesar 31,41%

dengan jumlah kasus sebanyak 278.261 kasus. Jumlahnya turun 10,19%

dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 309.838 kasus. Tingkat

kematian di Indonesia tercatat sebesar 0,16%, artinya sebanyak 444 balita di

Indonesia meninggal karena bronkopneumonia (Lara, 2022).


Data dari RSUD Kabupaten Sumedang pada tahun 2023 diRuang

Tanjung, rata-rata kasus bronkopneumonia setiap bulannya yaitu 40 kasus,

sehingga pada bulan Januari sampai bulan Maret sebesar 120 kasus. Kasus

bronkopneumonia setiap tahunnya selalu berada diurutan lima besar

diRuang Tanjung RSUD Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022

bronkopneumonia berada diurutan pertama dalam lima besar penyakit di

Ruang Tanjung. Studi pendahuluan dilakukan wawancara kepada 5 orang

tua pasien balita bronkopneumonia yang sedang dirawat diRuang Tanjung

RSUD Kabupaten Sumedang. Setelah dilakukan analisa, 4 dari 5 (80%)

pasien tidak mendapatkan ASI ekslusif, 1 dari 5 (20%) pasien tidak

mendapatkan imunisasi DPT dan campak lengkap (Program dkk., 2023)

Menurut riset kesehatan dasar (riskedas, 2018) prevalensi penyakit

Bronkopneumonia mengalami kenaikan dari 1,6% menjadi 2%. Laporan

prevalensi Pneumonia berdasarkan Riwayat Diagnosis Nakes dan Gejala

menurut Kab/Kota, Provinsi Aceh mencapai 2,48 %, 2,25-2,73 % (riskedas,

2018).

Profil kesehatan aceh dengan jumlah penderita pneumonia di

Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2019 yaitu perkiraan penderita

pneumonia balita berjumlah 412 orang dengan realisasi penemuan penderita

pneumonia balita sebanyak 195 orang,begitu juga jumlah penderita

pneumonia di Kota Langsa pada tahun 2019 yaitu perkiraan penderita

pneumonia balita berjumlah 229 orang dengan realisasi penemuan penderita

pneumonia balita sebanyak 192 orang, dan jumlah penderita pneumonia


balita di Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2019 yaitu perkiraan penderita

pneumonia balita berjumlah 657 orang dengan realisasi penemuan penderita

pneumonia balita sebanyak 188 orang (Profil kesehatan aceh, 2019) dalam

S. A. Putri & Novianti, (2020).

Balita yang dirawat di RSUDZA Banda Aceh merupakan balita yang

mengalami pneumonia yaitu sejumlah 20 balita (20.4%). Kejadian

pneumonia pada balita yang dirawat di Ruang Rawat Inap SMF Anak

RSUDZA Banda Aceh pada bulan Juli sampai September 2019 yaitu 20

balita (20.4%). Angka kasus pneumonia tersebut sangat tinggi jika

dibandingkan dengan prevalensi pneumonia di Indonesia yaitu sebesar 2.5

% pada tahun 2018 (Lailla et dkk., 2020).

Faktor risiko penyebab pneumonia, yaitu umur, jenis kelamin, status

gizi, berat badan lahir rendah, status imunisasi, ASI, ventilasi di rumah, dan

riwayat orangtua yang merokok (Lailla et al., 2020). Masalah keperawatan

yang mungkin muncul pada pasien bronkopneumonia yaitu hipertermia

berhubungan dengan proses penyakit, bersihan jalan nafas berhubungan

dengan secret yang tertahan, nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim

paru dibuktikan dengan nyeri dada dan defisit nutrisi berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan metabolic sekunder terhadap demam dan proses

infeksi, maka dari itu peneliti sebagai tenaga kesehatan berperan penting

dalam pemberian asuhan keperawatan (Safitri & Suryani, 2022). Upaya

pencegahan dalam pemberantasan pneumonia pada anak yang menderita

bronkopneumonia diantaranya melalui upaya pemberian imunisasi dan non


imunisasi. Program pengembangan imunisasi (PPI) yang meliputi

pemberian imunisasi difteri, pertusis, tetanus (DPT) dan campak yang telah

dilaksanakan. Upaya pencegahan non imunisasi meliputi pemberian ASI

eksklusif, pemberian nutrisi yang baik, penghindaran paparan asap rokok,

asap dapur, perbaikan lingkungan hidup serta sikap hidup yang sehat

(Sinaga, 2019).

Perawat berperan penting dalam penatalaksanaan pencegahan

pneumonia dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

pasien untuk meningkatkan pengetahuan yang benar tentang pencegahan

pneumonia dengan melalui imunisasi, personal hygiene, dan sanitasi

lingkungan. Selain itu, peran sekunder perawat adalah dengan memberikan

implementasi berupa fisioterapi dada, nebulisasi dan latihan batuk efektif

dalam intervensi keperawatan untuk mencegah penyakit tidak kambuh

kembali (R. A. A. Putri & Novitasari, 2022).

Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan

Broncho pneumonia di RSUD dr. Zainoel Abidin”

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada anak

dengan Broncho Pneumonia dirumah sakit umum daerah dr. Zainoel

Abidin Banda Aceh.


2. Tujuan khusus

a. Untuk melakukan pengkajian pada anak dengan Broncho Pneumonia

di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

b. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan Pada anak dengan

Broncho Pneumonia di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

c. Untuk menyusun rencana keperawatan pada anak dengan Broncho

Pneumonia di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

d. Untuk memberikan tindakan keperawatan pada anak dengan

Broncho Pneumonia di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

e. Untuk melakukan evaluasi keperawatan pada anak dengan Broncho

Pneumonia di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

C. Batasan Masalah

Asuhan keperawatan ini menerapkan studi kasus pada 1 orang pasien

selama 3 hari dengan kasus Broncho Pneumonia di RSUD dr.Zainoel

Abidin Banda Aceh. Penulis menerapkan asuhan keperawatan yang

meliputi: pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi yang

dilakukan pada bulan januari 2024. Hasil pengkajian selanjutnya dibahas

dengan melakukan perbandingan teoritis untuk memperoleh gambaran kasus

Broncho Pneumonia.
BAB II

KONSEP DASAR

A. Definisi

Bronchopneumonia merupakan peradangan/manifestasi klinis

pneumonia yang paling umum terjadi pada anak-anak mengenai satu atau

beberapa lobus di Paru-paru, (An & Bronkopneumonia 2018) biasanya kasus

bronkopenumonia disebabkan oleh mikroorganisme dan ada juga beberapa

disebabkan oleh non infeksi yang meliputi aspirasi makanan dan atau asam

lambung, benda asing, hidro karbon dan hiper sensitivitas serta pneumonitis

akibat obat atau radiasi (Alexander & Anggraeni 2017) kasus

bronkopenumina ini tidak hanya peradangan pada parenkim paru saja tetapi

juga pada bronkioli.

Bronkopneumonia atau Pneumonia lobaris merupakan peradangan

pada parenkim paru yang terlokalisir, biasanya mengenai alveolus dan

disekitarnya. Sering terjadi pada anak-anak dan balita baik disebabkan oleh

bakteri, virus, jamur dan benda asing. Selain itu kasus ini lebih sering terjadi

pada infeksi sekunder akibat dari kondisi lemahnya daya tahan tubuh

(Kartika, 2023).

B. Etiologi

Etiologi Bronkopneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau

jamur yang menyebar ke bronki dan jaringan paru-paru di sekitarnya.

Bakteri yang paling sering menyebabkan bronkopneumonia adalah

Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus


aureus. Virus yang dapat menyebabkan bronkopneumonia meliputi virus

influenza, virus respiratori sincytial, dan adenovirus. Jamur seperti Candida

dan Aspergillus juga dapat menyebabkan bronkopneumonia pada individu

yang memiliki sistem kekebalan yang lemah (Yunike dkk., 2022)

C. Manifestasi klinis

Menurut (Agustina dkk., 2023) tanda dan gelaja dari kasus

bronkopneumonia adalah:

1. Mengalami demam (39-40°C)

2. Sulit bernapas, seperti sesak napas

3. Nyeri dada pada saat batuk atau bernapas dalam- dalam

4. Ada bunyi ronchi dan wheezing pada saat pemeriksaan bunyi nafas

5. Batuk yang berlendir

6. Menggigil

7. Cepat lelah disertai nyeri otot

8. Nafsu Makan Menurun

9. Nyeri kepala

10. Mengalami disorientasi, terutama pada orang dewasa yang lebih tua

11. Mual disertai muntah

D. Patofisiologi

Bronkopneumonia terjadi ketika mikroorganisme masuk ke bronki

dan menyebar ke jaringan paru-paru di sekitarnya. Hal ini menyebabkan

peradangan pada bronki dan jaringan paru-paru dan membuat anak sulit

bernapas. Kondisi ini menyebabkan konsolidasi paru-paru, yaitu ketika


udara tidak dapat masuk ke dalam area paru bronkopneumonia (Yunike

dkk., 2022).

E. Pemeriksaan penunjang

Menurut Hidayat, (2013) ada beberapa pemeriksaan penunjang yang

dapat dilakukan untuk mendiagnosis bronkopneumonia antara lain:

1. Foto rontgen dada: Ini adalah pemeriksaan yang umum dilakukan untuk

mendiagnosis bronkopneumonia. Foto rontgen dapat menunjukkan

adanya perubahan dalam paru-paru seperti bercak atau bayangan yang

menunjukkan adanya infeksi.

2. CT scan dada: CT scan dada dapat memberikan gambaran yang lebih

detail tentang perubahan pada paru-paru dan dapat membantu dokter

menentukan tingkat keparahan infeksi.

3. Pemeriksaan darah: Pemeriksaan darah dapat menunjukkan adanya

tanda-tanda peradangan atau infeksi dalam tubuh.

4. Tes dahak:Tes dahak dapat membantu dokter menentukan jenis bakteri

yang menyebabkan infeksi dan membantu memilih jenis antibiotik yang

tepat untuk digunakan.

5. Pulse oximetry:Ini adalah tes yang digunakan untuk mengukur kadar

oksigen dalam darah dan dapat membantu dokter menentukan tingkat

keparahan infeksi (Yunike dkk., 2022).

F. Komplikasi

Menurut Pangandaheng dkk., (2023) ada beberapa komplikasi yang dapat

terjadi akibat pneumonia:


1. Abses Paru-paru: Ini adalah kantung berisi nanah yang terbentuk dalam

jaringan paru-paru akibat infeksi yang tidak diobati. Abses paru-paru

dapat menyebabkan gejala berat, seperti demarn tinggi, nyeri dada,

batuk dengan dahak berbau busuk, dan kadang-kadang keluarnya darah

dalam dahak.

2. Efusi Pleura: Infeksi paru-paru dapat menyebabkan penumpukan cairan

di antara lapisan pleura (lapisan yang melapisi paru-paru dan dinding

dada), yang disebut efusi pleura. Ini dapat menyebabkan nyeri dada,

sesak napas, dan harus diatasi sesuai kebutuhan.

3. Sepsis: Sepsis adalah reaksi tubuh yang berlebihan terhadap infeksi dan

dapat terjadi sebagai respons terhadap pneumonia yang parah. Sepsis

adalah kondisi medis darurat yang dapat mengakibatkan kegagalan

organ dan bahkan kematian jika tidak diobati segera.

4. Gagal Napas: Pneumonia yang parah dapat menyebabkan gangguan

pernapasan yang serius. Ini bisa memerlukan bantuan pernapasan

mekanis melalui ventilator.

5. Kerusakan Paru-paru Jangka Panjang: Pneumonia yang parah atau

berulang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan paru-

paru, yang dikenal sebagai fibrosis paru-paru. Ini dapat mengurangi

kapasitas paru-paru dan menyebabkan kesulitan bernapas kronis.

6. Emboli Paru: Pneumonia dapat meningkatkan risiko pembentukan

gumpalan darah di pembuluh darah yang disebut emboli paru. Jika


gumpalan darah ini mencapai paru-paru, itu bisa menjadi kondisi yang

sangat serius dan memerlukan perawatan darurat.

7. Komplikasi Kardiovaskular: Pneumonia dapat memengaruhi sistem

kardiovaskular dan menyebabkan perubahan tekanan darah, detak

jantung tidak teratur, atau perubahan fungsi jantung.

8. Komplikasi pada Orang dengan Penyakit Kronis: Orang yang memiliki

penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung. atau gangguan

pernapasan kronis, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi

pneumonia yang parah.

9. Komplikasi Neurologis: Terkadang, pneumonia dapat menyebabkan

komplikasi neurologis, seperti perubahan tingkah laku atau

kebingungan, terutama pada populasi lanjut usia.

10. Infeksi Sekunder: Infeksi pneumonia dapat melemahkan sistem

kekebalan tubuh, yang dapat meningkatkan risiko infeksi sekunder,

seperti infeksi saluran kemih atau infeksi kulit.

G. Penatalaksanaan

Riyadi dan sukarmin 2013, memaparkan sebagian besar tentang

penatalaksanaan pada kasus anak dengan bronkopneounia, sebagai berikut:

1. Pemberian antibiotic penicillin, diberikan tambahan kloramfenikol atau

diberikan antibiotic yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin.

Pemberian obat kombinasi diberikan sebagai penghilang penyebab

infeksi dan menghindari resistensi antibiotic.


2. Perbaikan gangguan asam basa dengan pemberian therapi oksigen dan

cairan intravena.

3. Pemberian nutrisi enteral secara hati-hati melalui selang nasogastric

pada pasien yang mengalami sesak nafas.

4. Therapi inhalasi dapat diberikan jika sekresi lender sudah berlebihan,

seperti therapi nebulizer dengan flexotid dan Ventolin, selain

mempermudah pengeluaran dahak dapat juga melemaskan

otot saluran nafas (Sari dkk., 2023)

H. Proses Keperawatan

1. Pengkajian

a. Biodata :

1) Identitas pasien Nama panggilan, tempat tanggal lahir, usia,

jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, tanggal masuk,

tanggal pengkjian, diagnosa medis, rencana terapi

2) Identitas orang tua/penanggung jawab Nama ayah dan ibu atau

penanggung jawab, usia, pendidikan, pekerjaan,agama,alamat.

3) Identitas saudara kandung Nama, usia, hubungan, status

keehatan.

b. Riwayat kesehatan :

1) keluhan utama :

Alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga

professional.
2) Riwayat keluhan utama :

Hal yang berhubungan dengan keluhan utama :

a) Munculnya keluhan utama tanggal munculnya keluhan,

waktu muncul keluhan (gradual / tiba-tiba), presipitasi/

predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan,

lingkungan, toksin / allergen, infeksi).

b) Karakteristik karakteristik (kualitas, kuantitas, konsistensi),

lokasi dan radiasi, timing (terus menerus / intermiten, durasi

setiap kalinya), hal-hal yang meningkatkan

/menghilangkan / mengurangi keluhan, gejala lain yang

berhubungan.

c) Masalah sejak muncul keluhan Perkembangannya

membaik, memburuk, atau tidak berubah.

d) Keluhan saat pengkajian

3) Riwayat masa lalu (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)

a) prenatal care :

tempat pemeriksaan kehamilan tiap minggu, keluhan saat

amil, riwayat terkena radiasi, riwayat berat badan selama

hamil, riwayat imunisasi TT, golongan darah ayah dan ibu.

b) Natal :
Tempat melahirkan, jenis persalinan, penolong persalinan,

komplikasi yang di alami saat melahirkan dan setelah

melahirkan.

c) Post natal :

kondisi bayi, APGAR, berat badan lahir,panjang badan

lahir, anomaly kongenital, penyakit yang pernah di alami,

riwayat kecelakaan, riwayat konsumsi obat dan

menggunakan zat kimia yang berbahaya, perkembangan

anak di banding saudarasaudaranya

4) Riwayat keluarga

Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga ( baik

berhubungan/tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita

klien)

c. Riwayat imunisasi

Riwayat imunisasi (imuunisasi yang pernah di dapat, usia dan

reaksi waktu imunisasi).

d. Riwayat tumbuh kembang

1) pertumbuhan fisik : berat badan, tinggi badan, waktu tumbuh

gigi, jumlah gigi, pengukuran lingkar lengan atas, pengukurang

lingkar kepala.

2) perkembangan tiap tahap : usia anak saat berguling, duduk,

merangkak, berdiri, berjalan, senyum kepada orang lain pertma

kali, bicara pertama kali, umur berpakaian tanpa bantuan.


e. Riwayat nutrisi

1) pemberian asi

2) pemberian susu formula : alasan pemberian, jumlah

pemberian dan cara pemberian.

3) pola prubahan nutrisi

f. Riwayat pesikososial yang mengasuh anak dan alasannya

1) pembawaan anak secara umum (periang, pemalu, pendiam, dan

kebiasaan menghisap jari)

2) lingkungan rumah (kebersihan, kamanaan, ancaman,

keselamatan anak, ventilasi, letak barang-barang.

g. Riwayat spiritual

1) Suport sistem dalaam keluarga

2) Kegiatan keagamaan

h. Reaksi hospitalisasi

1) Pengalaman keluarga tentang sakit daan rawat inap : alasan ibu

membawa klien ke rumah sakit apakah dokter menceritakan

tentang kondisi anak, perasaan orang tua saat ini, orang tua

selalu berkunjung ke RS, yang akan tinggal di rs dengan anak.

2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

i. Aktivitas sehari-hari

1) Nutrisi : selera makan anak sebelum sakit dan saat sakit


2) Cairan : jenis minum sebelum sakit dan saat sakit, frekuensi

minum, kebutuhan cairan dan cara pemenuhan sebelum sakit

serta saat sakit.

3) Pola eliminasi : tempat pembuangan sebelum sakit dan saat

sakit, frekuensi, konsistensi, kesulitan dan obat pencahar yang

di berikan sebelum sakit serta saat sakit.

4) Pola istirahat tidur : jam tidur anak saat siang dan malam, pola

tidur, kebiasaan sebelum tidur, kesulitan tidur sebelum sakit

dan saat sakit.

5) Olahraga : program olah raga, jenis dan frekuensi, kondisi

setelah keluarga sebelum sakit dan saat sakit.

6) Personal haygine : mandi (meliputi cara, frekuensi, dan alat

mandi), cuci rambut (frekuensi dan cara), gunting kuku

(frekuensi dan cara), gosok gigi (frekuensi dan cara).

7) Aktifitas mobilitas fisik : kegiatan sehari-hari, pengaturan

jadwal harian, penggunaan alat bantu aktivitas, serta kesulitan

pergerakan tubuh sebelum sakit dan saat sakit.

8) Rekreasi : perasaan saat sekolah, waktu luang, perasaan setelah,

rekreasi, waktu senggang keluarga dan kegiatan hari libur

sebelum sakit dan saat sakit

j. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : kesadaran, postur tubuh

2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suu, pernapasan


3) Ukuran anthropometri : berat badan, tinggi badan, lingkar

kepala

4) Kepala : kebersihan, warna rambut, benjolan dan tekstur

rambut

5) Muka : bentuk muka, ekspresi wajah dan kelainan

6) Mata : penglihatan, konjungtiva, sklera, kelainan mata

7) Hidung : kebersihan, klainan

8) Telinga : fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan

9) Mulut : gigi, gusi, liida dn bibir

10) Tenggorokan : warna mukosa, nyeri tekan dan nyeri menelan

11) Leher ; inspeksi dan palpasi kelenjar thyroid

12) Thorax dan pernapasan : inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi (dada)

13) Jantung : palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung)

14) Abdomen : inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

15) Punggung : ada/tidak kelainann

16) Genetalia dan anus : kebersihan, terpasang kateter/tidak,

kelainan

17) Ekstermitas : ekstermitas atas dan ekstermitas bawah

18) Kulit : kebersihan kulit, turgor kulit, lesi,dan kelainan.

19) Status neorologi : saraf-saraaf karnial dan tanda perangsangan

selaput otak

k. pemeriksaan tingkat perkembangan (0-6 tahun)


Berdasarkan hasil pengkajian melalui DDST (denver development

screening test) untuk umur 0-6 tahun perkembangan anak di atur

dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang

meliputi :

1) Motorik kasar : kemampuan anak untuk menggunakan dan

melibat kan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya

memerlukan tenaga.

2) Motorik halus : kemampuan anak untuk menggunakan bagian

tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot halus sehingga tidak perlu

tenaga, namun perlu keoordinasi yang lebih kompleks.

3) Kongnitif dan bahasa : kemampuan mengungkapkan perasaan,

keinginan, dan pendapat melalui pengucapan kata-kata,

kemampuan mengerti dan memahami perkatan orang lain serta

berfikir.

4) Kemadirian dan bergaul : kemampuan anak untuk menyesuaikan

diri dengan orang lain.

l. Tes diagnostic

1) laoraturium

2) foto rongten

m. terapi saat ini

J. Diagnosa keperawatan

a. Pathways
Gambar 1.6 pathway keperawatan

b. Masalah keperawatan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (D.0001)

2) Gangguan pertukaran gas ( D.0003)


3) Ketidakefektifan pola nafas ( D.0005)

4) Intoleransi aktifitas ( D.0056)

5) Hipertermia (D.0130)

c. Rumusan Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (D.0001)

Definisi

Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk

mempertahankan jalan napas tetap paten. (T. P. S. D. PPNI, 2018).

Penyebab

Agen pencedera Fisiologis ( mis. Spasme jalan napas,Hipersekresi jalan

napas, Disfungsi neuromuskuler,Benda asing dalam jalan napas,Adanya

jalan napas buatan,Sekresi yang tertahan,Hiperplasia dinding jalan

napas,Proses infeksi,Respon alergi,Efek agen farmakologis (mis.

Anastesi),

Agen pencedera Situasional( mis. Merokok aktif,Merokok

pasif,Terpajan polutan.(T. P. S. D. PPNI, 2018).

Gejala dan Tanda Mayor

a. Subjektif :(tidak tersedia)

b. Objektif : Batuk tidak efektif, Tidak mampu batuk, Sputum berlebih,

Mengi, wheezing dan ronkhi kering, Mekonium di jalan

nap (pada neonatus).(T. P. S. D. PPNI, 2018)

Gejala dan Tanda Minor

a. Subjektif : Dispnea, Sulit bicara, Ortopnea


b. Objektif : Gelisah, Sianosis, Bunyi napas menurun, Frekuensi napas

berubah, Pola napas berubah(T. P. S. D. PPNI, 2018)

Kondisi Klinis Terkait

Gullian barre syndrome, Sklerosis multipel, Myasthenia gravis, Prosedur

diagnostik (mis. bronkoskopi, transesophageal echocardiography [TEE]),

Depresi sistem saraf pusat, Cedera kepala, Stroke, Kuadriplegia, Sindrom

aspirasi mekonium, Infeksi saluran napas(T. P. S. D. PPNI, 2018).

2) Gangguan pertukaran gas ( D.0003)

Definisi

Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eleminasi

karbondioksida pada membran alveolus-kapiler.(T. P. S. D. PPNI, 2018)

Penyebab

Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, Perubahan membran alveolus-

kapiler. (T. P. S. D. PPNI, 2018a)

Gejala dan Tanda Mayor

a. Subjektif : Dispnea

b. Objektif : PCO₂ meningkat/menurun, PO2 menurun, Takikardia, pH

arteri meningkat/menurun, Bunyi napas tambahan

Gejala dan Tanda Manor

a. Subjektif : Pusing, Penglihatan kabur

b. Objektif: Sianosis, Diaforesis, Gelisah, Napas cuping hidung, Pola

napas abnormal (cepat/lambat, regular/ireguler, dalam/dangkal),


Warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan), Kesadaran menurun.

(T. P. S. D. PPNI, 2018).

Kondisi Klinis Terkait

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), Gagal jantung kongestif, Asma,

Pneumonia, Tuberkulosis paru, Penyakit membran hialin, Asfiksia,

Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN), Prematuritas,

Infeksi saluran napas.(T. P. S. D. PPNI, 2018).

3) Ketidakefektifan pola nafas ( D.0005)

Definisi

Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi

adekuat. (T. P. S. D. PPNI, 2018).

Penyebab

Depresi pusat pemapasan, Hambatan upaya napas (mis nyeri saat

bernapas, kelemahan otot, pemapasan), Deformitas dinding dada,

Deformitas tulang dada, Gangguan neuromuskular , Gangguan neurologis

(mis, elektroensefalogram (EEG) positif, cedera kepala, ganguan kejang),

Imaturitas neurologis, Penurunan energi, Obesitas, Posisi tubuh yang

menghambat ekspansi paru, Sindrom hipoventilasi, Kerusakan inervasi

diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas), Cedera pada medula spinalis,

Efek agen farmakologis, Kecemasan. (T. P. S. D. PPNI, 2018)

Gejala dan Tanda Mayor

a. Subjektif : Dispnea
b. Objektif : Penggunaan otot bantu pernapasan, Fase ekspirasi

memanjang, Pola napas abnormal (mis takipnea, bradipnea,

hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)

Gejala dan Tanda Manor

a. menurun

b. Subjektif : Ortopnea

Objektif : Pernapasan pursed-lip, Pernapasan cuping hidung, Diameter

thoraks anterior-posterior meningkat, Ventilasi semenit menurun,

Kapasitas vital menurun, Tekanan ekspirasi menurun, Tekanan inspirasi

Kondisi Klinis Terkait

Depresi sistem saraf, Cedera kepala, Trauma thoraks, Gullian barre

syndrome, Mutiple scerosis, Myasthenia gravis, Stroke, Kuadriplegia,

Intoksitasi alkohol.

4) ntoleransi aktifitas ( D.0056)

Definisi:

Ketidakcukupan energi untik melakukan aktivitas sehari- hari (T. P. S.

D. PPNI, 2018).

Penyebab

Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, tirah baring,

kelemahan, imobilitas, gaya hidup monoton (T. P. S. D. PPNI, 2018).

Gejala dan tanda mayor

a. Subjektif : Mengeluh lelah (T. P. S. D. PPNI, 2018a).


b. Objektif : frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi

istirahat (T. P. S. D. PPNI, 2018).

Gejala dan tanda minor

a. Subjektif: dispnea saat/ setelah beraktivitas, merasa lemah (T. P. S.

D. PPNI, 2018).

b. Objektif : tekanan darah berubah > 20% dari kondisi istirahat,

gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/ setelah akttivitas,

gambaran EKG menunjukkan iskemia, sianosis (T. P. S. D. PPNI,

2018).

Kondisi Klinis Terkait

Anemia, gagal jantung kongestif, penyakit jantung coroner, penyakit

katup jantung, aritmia, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),

gangguan metabolic, gangguan musculoskeletal (T. P. S. D. PPNI,

2018).

5) Hipertermia (D.0130)

Definisi

Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.

Penyebab : Dehidrasi, Terpapar lingkungan panas, Proses penyakit

(mis. infeksi, kanker), Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu

lingkungan, Peningkatan laju metabolisme, Respon trauma, Aktivitas

berlebihan, Penggunaan inkubator.

Gejala dan Tanda Mayor

a. Subjektif : (tidak tersedia)


b. Objektif : Suhu tubuh diatas nilai normal

Gejala dan Tanda Minor

a. Subjektif : (tidak tersedia)

b. Objektif : Kulit merah, Kejang, Takikardi, Takipnea, Kulit terasa

hangat

Kondisi Klinis Terkait

Proses infeksi, Hipertiroid, Stroke, Dehidrasi, Trauma, Prematuritase

H. Intervensi (SDKI, SLKI, SIKI )


Beradasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) tahun

2018 Intervensi Keperawatan berdasarkan Diagnosa Keperawatan ialah

sebagai berikut

Tabel intervensi 1.1 SDKI, SLKI, SIKI


NO Diagnosa Standar Luaran Intervensi keperawatan
keperawatan ( SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan Latihan Batuk Efektif
Nafas Tidak asuhan keperawatan selama ( I.01006)
Efektif 1x24 jam diharapkan bersihan Observasi
jala nafas membaik dengan 2.H.1.1 Identifikasi
kriteria hasil : kemampuan
(L.01001 ) batuk
1. Produksi sputum menurun 2.H.1.2 Monitor
2. Frukuensi nafas membaik adanya
3. Bunyi wheezing resitensi
berkurang(T. pokja S. D. urine
PPNI, 2019) Teurapetik
2.H.1.3 Atur Posisi
semi Fowler
2.H.1.4 Pasang
perlak
dipangkuan
pasien
Edukasi
2.H.1.5 Jelaskan
tujuan dan
prosedur
batuk efektif
2.H.1.6 Anjurkan
tarik nafas
dalam
(T. P. S. D. PPNI, 2018)

2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi


Pertukaran Gas asuhan keperawatan selama 1x (I.01014)
24 jam diharapkan tingkat Observasi
kesadaran meningkat dengan 1. Monitor frekuensi, irama,
kriteria hasil : kedalaman, dan upaya napas
(L.01003) 2. Monitor pola napas
1. nafas cuping hidung 3. Auskultasi bunyi nafas
menurun Terapeutik
2. bunyi nafas tambahan 4.Atur interval pemantauan
berkurang repirasi sesuai kondisi pasien
3. sianosis membaik(T. pokja Edukasi
S. D. PPNI, 2019) 5.Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
6.informasikan hasil pemantauan
(T. P. S. D. PPNI, 2018)
3 Pola Nafas Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Nafas
Tidak Efektif keperawatan selama 1x 24 jam (I.01012)
diharapkan pola napas Observasi
membaik dengan kriteria 1. Monitor sputum
hasil: Teurapeutik
(L.01004) 2. Pertahankan jalan nafas
1. Frekuensi napas membaik dengan head tilt dan chin lift
2. inspirasi dan ekspirasi 3. Atur posisi semi fowler
adekuat Edukasi
3. Ekskursi dada membaik(T. 4. Anjurkan asupan cairan yang
pokja S. D. PPNI, 2019) baik
Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, jika perlu
(T. P. S. D. PPNI, 2018)
4 Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi
Aktifitas keperawatan selama 1x24 jam ( I.05178)
diharapkan toleransi aktifitas Observasi
membaik dengan kriteria 1. Identifikasi gangguan fungsi
hasil: (L.05047 tubuh
1. Kemudahan dalam 2. Monitor pola dan jam tidur
melakukan aktifitas Terapeutik
meningkat 3. Sediakan lingkungan yang
2. Keluhan lelah menurun nyaman dan stimulus
3. Frekuensi nafas 4. Lakukan latihan rentang gerak
membaik(T. pokja S. D. pasif dan/atau aktif
PPNI, 2019) 5. Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi
6. Anjurkan tirah baring
7. Anjurkan melakukan aktifitas
secara bertahap
Kolaborasi
8. kolaborasi dengan ahli gizi
(T. P. S. D. PPNI, 2018)
5 Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
asuhan keperawatan selama (I.15506)
1x24 jam, diharapkan 1. Identifikasi penyebab
hipertermia membaik dengan hipertermia
kriteria hasil: 2. Monitor suhu tubuh
(L.14134) Terapeutik
1. Suhu tubuh kembali 3. Sediakan lingkungan yang
direntang normal dingin
2. Menggigil menurun 4. Longgarkan pakaian
3. Ventilasi membaik(T. 5. Hindari pemberian antipireutik
pokja S. D. PPNI, 2019) atau aspirin
Edukasi
6. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intravena, jika perlu
(T. P. S. D. PPNI, 2018b)

3 Implementasi

Implementasi adalah perawat melaksanakan rencana tindakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Implementasi dilakukan

dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu sumber daya untuk

pelaksanaan kegiatan, pola ketenagaan yang dibutuhkan, mekanisme kerja,

dan keterampilan yang akan dilaksanakan. Perlu adanya kerjasama yang

baik dengan klien pada saat implementasi. Kolaborasi dengan profesi

kesehatan juga diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan

klien (PPNI, 2018) dalam Silvanasari dkk., (2023)

4 Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah suatu kegiatan yang dapat mengukur

tingkat keberhasilan perencanaan keperawatan. Tindakan keperawatan yang

sudah dilakukan akan dievaluasi dengan mempertimbangkan pencapaian

tujuan dari perencanaan. Hasil evaluasi dapat menjadi alat ukur untuk

merevisi data, diagnosis dan perencanaan asuhan keperawatan yang akan

dilakukan selanjutnya. Kegiatan evaluasi berupa menilai pemenuhan


kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses

keperawatan (PPNI, 2019) dalam Silvanasari dkk., (2023)

.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Revinel, Aritonang, J., Pratama, R. M. K., Nurita, S. rahmani, & Nengsih.
(2023). BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN BAYI DAN BALITA S1
KEBIDANAN. BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN BAYI DAN BALITA S1
KEBIDANAN.
Kartika, E. S. D. P. S. M. Y. F. A. A. R. F. U. R. S. F. Y. A. N. T. F. A. P. T. (2023).
PATOLOGI UNTUK FISIOTERAPI. In patologi untuk fisioterapi.
Lailla, Z. A., Andayani, H., Ismy, J., Bakhtiar, B., & Liza, S. (2020). Hubungan
Imunisasi Dasar Lengkap dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di RS Zainoel
Abidin Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 3(1), 6–15.
http://www.jknamed.com/jknamed/article/view/72
Lara. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Balita (1-5 Tahun) Dengan Bronkopneumonia
yang Dilakukan Pemberian Terapi Madu Di Ruang Melati 5 RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya. 180(8.5.2017), 2003–2005. www.aging-us.com
Pangandaheng, T., Suryani, L., Syamsiah, N., Kombong, R., Kusumawati, A. sari,
Masyithoh, R. fitri, T.eltrikanawati, Nurjannah, U., Eldawati, Sasmito, P., Suryanto,
Y., & Priambodo, A. (2023). Asuhan keperawatan medikal bedah(sistem respirasi
dan kardiovaskular).
PPNI, T. P. S. D. (2018a). STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA
Definisi dan Indikator Diagnostik. Deepuplish. https://doi.org/J. Raya Lenteng
Agung No. 64 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610
PPNI, T. P. S. D. (2018b). STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA
Definisi dan Tindakan Keperawatan.
PPNI, T. pokja S. D. (2019). Standar Luaran Keperawatan indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan.
Program, M., Ilmu, S., Kesehatan, F., April, U. S., Studi, P., Keperawatan, I., Kesehatan,
F., April, U. S., Yulia, E. I., Hasanah, P. N., Amalia, A. A., Info, A., & Artikel, R.
(2023). Hubungan riwayat pemberian asi eksklusif dengan kejadian
bronkopneumonia pada balita di rsud kabupaten sumedang 1. 5(2), 115–120.
Putri, R. A. A., & Novitasari, D. (2022). Latihan Batuk Efektif Pada Pasien Dengan
Pneumonia. Jurnal Sehat Mandiri, 17(1), 87–98.
http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm
Putri, S. A., & Novianti, D. (2020). Gamma-Pi : Jurnal Matematika dan Terapan. Ganna-
Pi, 2(1), 38–42.
riskedas. (2018). laporan riskesdas aceh.
Safitri, R. W., & Suryani, R. L. (2022). Batuk Efektif Untuk Mengurangi Sesak Nafas
Dan Sekret Pada Anak Dengan Diagnosa Bronkopneumonia. Jurnal Inovasi
Penelitian, 3(4), 5751–5756.
https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/download/1951/1514/
Sari, M. T., Monalisa, Handayani, G. L., Halimah, Pesak, E., Armina, Setyawatiponidjan,
T., & Nuryanti, E. (2023). BUNGA RAMPAI KEPERAWATAN ANAK.
Silvanasari, I. A., Juariyah, S., & Maryam, R. S. (2023). BUKU AJAR KEPERAWATAN
GERONTIK.
Sinaga, F. T. Y. (2019). Faktor Risiko Bronkopneumonia pada Usia di Bawah Lima
Tahun yang di Risk Factors for Bronchopneumonia at Under Five Years that
Hospitalized at Dr . H . Hospital Abdoel Moeloek Lampung Province in 2015.
Keperawatan, 3, 92–98.
Yunike, Purwoto, A., Tiansa, D., Yulidar, E., Wardin, I., Muhsinin, Suardi, V. A.,
Supriatin, T., Cahya, M. R. fajar, & Syarif, I. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK. Asuhan Keperawatan Anak.

Anda mungkin juga menyukai