PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
Diajukan oleh :
CKR0170064
Kuningan,
Pembimbing I Pemimbing II
Ns. Heri Hermansyah, S.Kep., M.KM. Ns. Azay Zayinul Waddin, S.Kep.
NIK. 831102200904024 NIK. 960701.202008.143
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
kepada:
1. Prof Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M.Kes., AIFO selaku ketua Yayasan
2. Bapak Abdal Rohim, S.Kp., M.H., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kuningan.
ini.
ini.
ii
6. Seluruh Staf Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
penelitian ini.
9. Yang teristimewa kedua orang tua saya Bapak Ahmad Tamsar, S.Pd. dan
10. Yang saya sayangi adikku Benetta Valoca Tania serta keluarga dan
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR BAGAN..........................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................6
1.3 Tujuan...............................................................................................6
1.4 Manfaat.............................................................................................7
1.5 Keaslian Penelitian...........................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................10
2.1 Pengetahuan....................................................................................10
2.2 Perilaku...........................................................................................15
2.3 Upaya Proteksi Pencegahan Diri....................................................19
2.4 Lansia..............................................................................................36
2.5 Kerangka Teori...............................................................................39
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS.....................................................................................................40
3.1 Kerangka Konsep...........................................................................40
3.2 Definisi Operasional.......................................................................41
3.3 Hipotesis.........................................................................................42
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.......................................................43
4.1 Jenis dan Desain Penelitian............................................................43
4.2 Variabel Penelitian.........................................................................43
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian......................................................44
iv
4.4 Instrumen Penelitian.......................................................................46
4.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen...............................................47
4.6 Teknik Pengumpulan Data.............................................................49
4.7 Pengolahan dan Analisis Data........................................................52
4.8 Etika Penelitian...............................................................................57
4.9 Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian.............................................57
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................59
LAMPIRAN....................................................................................................62
Y
DAFTAR BAGAN
Y
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian.........................................................42
vi
DAFTAR SINGKATAN
viii
DAFTAR TABEL
Lampiran 5 Kuesioner……………………………………………………….....
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
zoonosis (antara hewan dan manusia) dan dapat menyebabkan gejala ringan
(Kemenkes RI, 2020) dalam (Moudy & Syakurah, 2020). Pada 31 Desember
adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi (penyebab) yang tidak jelas di
Pasien dengan infeksi Covid-19 mencapai 1.201.956 jiwa pada 205 negara
dengan angka kematian 5.6%. Pada dunia kasus Covid-19 saat ini mencapai
Maret 2020 sejumlah dua kasus yaitu di Jawa Barat (Nurani, 2020). Untuk
Corona, 2020). Kasus positif di Jawa Barat mencapai 250.282 orang, sementara
Orang lanjut usia atau lansia menjadi salah satu kelompok yang wajib
1
paling rentan terhadap virus corona penyebab Covid-19, terlebih jika memiliki
penyakit lain seperti paru- paru dan jantung. Status kesehatan lansia yang
tanggal 20 Juni 2020, persentase lansia yang terdampak COVID-19 yakni sebesar
sebesar 43,7 % meninggal dunia. Meskipun dari jumlah pasien positif dan
penderita yang menempel pada benda lain seperti pakaian, alat-alat elektronik,
dan benda yang ada disekitar orang dengan positif Covid-19 (Valerisha & Putra,
2020). . Selain itu telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol
2
3
Hongkong dan Singapura. Hal ini membuat pembuktian bahwa seharusnya tidak
menutup kemungkinan masker akan sangat efektif. Penggunaan masker juga akan
sebuah fenomena kultural dibanyak orang Asia Tenggara) (Leung, 2020) dalam
dijelaskan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention) yakni dengan
lansia diharapkan untuk tetap tinggal dirumah, tetap melakukan kegiatan rutin,
istirahat cukup 6-8 jam/hari, makan makanan bergizi dan seimbang, minum multi
vitamin, jaga jarak 1 -2 meter, hindari bersalaman dan sentuhan. Selain itu, secara
menggunakan masker dan cuci tangan dengan sabun (Sekar Wijaya et al., 2020).
intruksi kesehatan, dan kemampuan mengakses sumber yang ada (Sinuraya et al.,
diri agar tidak terpapar virus corona. Lansia sangat memerlukan perlindungan, dan
akses terhadap informasi yang akurat, terutama terkait menjaga kesehatan fisik
dan mental selama pandemik. Kehidupan lansia dapat terjaga apabila didukung
dengan kesejahteraan dan kualitas hidup yang baik dimana lansia tetap sehat baik
masker yang benar, cara mencuci tangan dan pentingnya menjaga jarak akan
kesehatan. Hal ini sesuai dengan himbauan pemerintah agar seluruh masyarakat
yang dapat dipelajari dan diamati. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
pengetahuan yang dimiliki seseorang berasal dari pendidikan baik formal dan
4
5
informal, pengalaman pribadi maupun orang lain, lingkungan, serta media massa
proteksi diri serta tidak mengetahui aturan pakai masker. Hal ini berpengaruh
masker yang berulang serta penggunaan masker kain yang tidak sesuai dengan
masker yang baik serta mengatahui kegunaan masker sebagai proreksi diri.
standar di rumah, menggunakan masker satu kali pakai dan membuang masker
setelah digunakan.
mask sebagai proteksi diri karena dalam penyebaran COVID-19 lansia lebih
rentan terpapar corona virus disease karena system imun yang menurun sehingga
menggunakan face mask ini harus diketahui dan apakah ada hubungan tingkat
lansia terhadap upaya proteksi dirinya dari covid 19 maka dalam penelitian ini
1.3 Tujuan
sebagai upaya proteksi diri dari covid-19 terhadap perilaku pada lansia di Desa
2021.
6
7
1.4 Manfaat
dengan penggunaan masker sebagai upaya proteksi diri dari penyebaran virus
covid-19.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi yang berguna untuk lansia
19.
dan menjadi salah satu bahan ajar untuk program pengabdian masyarakat.
4. Bagi Peneliti
No Penelitian
Judul Tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat kabupaten
wonosobo tentang covid-19
Peneliti Ika Purnamasari1, Anisa Ell Raharyani2
Subyek Masyarakat di Kabupaten Wonosobo.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
desain analitik korelasi. Sampel berjumlah 144 responden
yang diambil dengan cara random melalui aplikasi google
form yang disebar melalui whatsapp. Data dianalisis
menggunakan analisis korelasi spearman.
Hasil Menunjukkan pengetahuan masyarakat Kabupaten
Wonosobo tentang Covid 19 berada pada kategori Baik
(90%) dan hanya 10% berada pada kategori cukup. Untuk
perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo terkait Covid 19
seperti menggunakan masker, kebiasaan cuci tangan dan
physical / social distancing menunjukkan perilaku yang
baik sebanyak 95,8% dan hanya 4,2% masyarakat
berperilaku cukup baik. Terdapat hubungan bermakna
antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat tentang
Covid 19 dengan p-value 0,047
8
9
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga (Listiani, 2015) dalam
(Sukesih et al, 2020). Setiap orang memiliki pengetahuan, dan setiap orang
pengobatan dan komplikasinya (Mona, 2020) dalam (Devi Pramita Sari & Nabila
10
11
landasan untuk menentukan pilihan (Prihantana dkk, 2016) dalam (Devi Pramita
secara garis besar tingkat pengetahuan seseorang di antaranya, yaitu Tahu (Know),
1. Tahu (know)
Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada sebelumnya setelah
mengamati sesuatu.
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
objek.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu objek atau
materi tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
12
13
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
1. Pendidikan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan
Informasi atau media massa adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada
Teknologi Informasi).
3. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang lebih baik,
Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan oleh orang-orang tidak melalui
seseorang.
5. Lingkungan
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
6. Pengalaman
masa lalu.
14
15
7. Usia
berkembang usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dengan objek penelitian atau
diberi skor (nilai). Bagi setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 (satu), yang salah
16
17
sm
Keterangan
kriteria, yaitu:
1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76% - 100% dari yang diharapkan.
2. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56% - 75% dari yang diharapkan.
2.2 Perilaku
Perilaku yaitu bentuk respons atau reaksi kepada stimulus dari orang lain,
namun dalam pemberian respons tergantung pada karakteristik dari individu yang
yang berbeda namun sama bagi beberapa orang (Notoatmojo, 2012) dalam
dan tindakan. Perilaku manusia terdiri atas sudut pandang psikologi, fisiologi dan
sosial yang bersifat menyeluruh. Sudut pandang ini sulit dibedakan pengaruh dan
Response (SOR) yang dikutip oleh (Notoadmojo, 2014) dalam (Natalia, 2021),
Perilaku tertutup terjadi jika respons terhadap stimulus tersebut masih belum
dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang
tindakan atau praktik yang dapat diamati oleh orang lain dari luar secara
perilaku sangat bervariasi sesuai dengan konsep yang digunakan oleh para ahli.
Artinya perubahan perilaku memiliki variasi yang didasari dari pemahaman para
ahli. Menurut WHO perubahan perilaku terdiri dari perubahan alami, terencana,
dan kesedihan untuk berubah (Notoatmodjo, 2012) dalam (Isnaeni, Ana Pertiwi,
2012), perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh orang lain. Faktor penyebab
1. Langsung
Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
20
21
pernyataan ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar
dan salah.
Skala Guttman ini pada umumnya dibuat seperti cheklist dengan interpretasi
penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan
2. Tidak langsung
Pengukuran perilaku secara tidak langsung ini, berarti peneliti tidak secara
dalam skala model Likert adalah skor – T, yaitu: (Azwar, 2012 : 156) dalam
Rumus skor:
T = 50+10 ( (Xi-X^-)/sd)
Keterangan:
seseorang yang sehat tetapi dapat pula ditujukan terhadap penderita yang sedang
sakit. Sesuai dengan batasan “pencegahan” ialah “the act of keeping from
terjadi sesuatu atau dengan kata lain jangan sampai terlanjur parah (Hariyono,
memakai masker, sering mencuci tangan dengan air dan sabun, dan menjaga
dengan cara melakukan deteksi dini penyakit pada saat penyakit tersebut
22
23
2021).
1. Mikroorganisme
2. Kolonisasi
3. Pencegahan infeksi
tersebut.
24
25
Spaulding, (1968) dalam buku (Tietjen Linda et al., 2004) mengusulkan tiga
1. Kritikal
Kritikal merupakan bahan dan praktik yang menyangkut jaringan steril atau
2. Semi kritikal
Semi kritikal merupakan hal terpenting yang menyangkut selaput lendir dan
3. Non kritikal
yang sudah ditetapkan oleh WHO pada bulan Maret 2020 bahwa semua negara
Beiu et al., (2020). Oleh karena itu, tindakan pencegahan terhadap jenis penyakit
menular tersebut wajib dilakukan secepat mungkin yang sesuai dengan Undang-
pada masyarakat pun dapat dikurangi salah satunya dengan menjaga kebersihan
tangan secara rutin (Beiu et al., 2020) dan upaya penggunaan masker
(Greenhalgh, Schmid, Czypionka, Bassler, & Gruer, (2020). Hal ini perlu
pernapasan (tetesan dari orang yang terinfeksi, melalui batuk atau bersin) dan
kewajiban yang harus diterapkan (Matthay, Aldrich, & Gotts, (2020) dalam (Meri
et al., 2020).
masyarakat menjaga jarak minimal 1 meter dan selalu mencuci tangan dengan
sabun. Selain itu, masyarakat harus saling mengingatkan himbauan tersebut antara
satu dengan yang lainnya. Bagi Lansia, perlu ekstra penjagaannya karena
memiliki imunitas yang kurang baik bila dibandingkan dengan orang berusia
muda (Masrul, dkk., (2020) dalam (Frisma et al., 2020). Rekomendasi WHO
dalam menghadapi wabah Covid-19 adalah melakukan proteksi dasar, yang terdiri
dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak
dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan etika batuk
atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek.
Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah satu meter WHO, (2020). Pasien
rawat inap dengan kecurigaan Covid-19 juga harus diberi jarak minimal satu
26
27
meter dari pasien lainnya, diberikan masker bedah, diajarkan etika batuk/bersin,
dan diajarkan cuci tangan (WHO2, 2020) dalam (Meri et al., 2020).
baru ini, yaitu sebagai “COVID-19” (Coronavirus Disease 2019) yang tertera
dan sesak napas. Pada kasus yang berat, penyakit ini dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Gejala
penyakit ini dapat muncul dalam 2-14 hari setelah terpapar virus tersebut
CoV adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian (Wang, et
al, 2020) dalam (Timah, 2021). Coronavirus disease 2019 atau Covid-19
merupakan penyakit infeksi pernapasan akut yang disebabkan oleh corona virus
pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019 di kota Wuhan, Provinsi Hubei Cina
menurut (Beiu, Mihai, Popa, Cima, & Popescu, 2020) dalam (Meri et al., 2020)
1. Etiologi
Dalam laporan awal, analisis genom virus lengkap mengungkapkan bahwa
virus tersebut berbagi identitas urutan 88% dengan dua coronavirus akut yang
struktural utama yang dikodekan oleh genom koronaviral pada amplop, salah
satunya adalah spike protein (S) yang berikatan dengan reseptor enzim
pembungkus sel dan sel inang untuk membantu entri virus ke dalam sel inang.
filogeni, taksonomi, dan praktik yang sudah mapan. Segera kemudian, WHO
diduga tidak berbeda jauh dengan perjalanan penyakit dari virus pernafasan
lainnya yang sudah diketahui (Li X dalam Susilo, 2020). Pada manusia apabila
alveoli paru dan menyebabkan gagal nafas. Akan tetapi banyak orang yang
terinfeksi Sars-Cov 2 ini mengalami gejala ringan sampai sedang pada saluran
28
29
kanker, jika mengalami infeksi COVID-19 ini dapat mengalami masalah yang
usia. Namun, bukti sampai saat ini menunjukkan bahwa dua kelompok orang
berisiko lebih tinggi terkena penyakit COVID-19 yang parah. Ini adalah orang
yang lebih tua (yaitu orang di atas 60 tahun tua), dan mereka yang memiliki
bertahap meningkat dengan usia mulai dari sekitar 40 tahun (WHO, 2020)
Dalam dua studi terbaru, para peneliti NYU (New York University)
yang jauh lebih tinggi (sekitar 15% pada mereka yang berusia 80 tahun atau
lebih) daripada mereka yang lebih muda Centers for Disease Control and
Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih
muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia (lansia) rentan terserang
Selain itu, tidak sedikit lansia yang memiliki penyakit kronis, seperti penyakit
jantung, diabetes, asma, atau kanker. Komplikasi yang timbul akibat COVID-
3. Cara Penularan
reproduksi untuk SARSCoV-2 adalah 2,2, yang berarti bahwa setiap orang
yang terinfeksi dapat menginfeksi rata-rata 2,2 orang. Dalam penelitian lain,
(CDC) mendeteksi bahwa pada kenop pintu yang disentuh oleh pasien yang
30
31
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk
sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak
secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat
dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Depkes, 2020)
2.3.6 Masker
sebagai metode untuk melindungi individu dari menghirup zat-zat bahaya atau
1. Jenis-jenis Masker
Menurut (Redaksi, 2020) dalam (Buku Pedoman KKN-PPM Daring UGM,
Masker kain merupakan masker yang terbuat dari kain yang dapat
masyarakat yang sehat di tempat umum dan bukan petugas kesehatan dan
masker ini tidak mampu menyaring seluruh partikel droplet atau partikel
virus yang melayang di udara. Kapasitas fitrasi masker kain hanya mampu
b. Masker bedah
Namun penggunaannya yang hanya sekali pakai atau tidak dapat digunakan
kain dalam melindungi dari paparan virus, tetapi pada masker bedah masih
dengan ukuran partikel yang dapat ditahan yaitu > 5µm. Masker bedah
32
33
dianjurkan untuk orang-orang yang sakit dan petugas kesehatan yang sehari-
c. Masker N95
dengan masker bedah. Hal ini dikarenakan tidak adanya kebocoran atau
celah pada masker sehingga dapat melindungi dari paparan virus. Masker ini
95%. Masker ini dianjurkan hanya bagi petugas kesehatan dan bukan untuk
tinggi. Masker ini memiliki banyak lapisan bahan penyaring dan harus
99% dan dipastikan tidak ada partikel berukuran 0,1 mikron yang dapat
34
35
36
37
2. Periksa apakah ada sobekan atau lubang pada masker, dan jangan gunakan
menutup mulut dan hidung, sesuaikan bentuk masker dengan batang hidung,
dan pasang masker dengan kencang untuk meminimalisasi jarak apa pun
antara masker dan wajah. Jika masker menggunakan tali lingkar telinga (ear
loop), pastikan tali ini tidak menyilang, karena silangan ini memperlebar
4. Hindari sentuhan pada masker saat sedang memakai masker. Jika masker
6. Jika masker menjadi lembab, segera ganti masker dengan masker yang baru
dan kering.
7. Buang masker atau simpan masker di dalam kantong plastik yang dapat
ditutup rapat kembali sampai masker tersebut dapat dicuci dan dibersihkan.
10. Setelah masker dipakai satu kali, segera buang masker sekali pakai dengan
12. Masker yang sama jangan dipakai bergantian dengan orang lain.
13. Cuci masker kain dengan sabun atau detergen dan sebaiknya dengan air
panas (minimal 60° Celsius) minimal sekali setiap hari. Jika penggunaan air
menit.
2. Lepaskan tali pengikat dari belakang kepala atau telinga, tanpa menyentuh
3. Saat melepaskan masker, condongkan tubuh ke depan dan tarik masker dari
wajah.
4. Masker medis hanya untuk sekali pakai, buang masker segera, sebaiknya ke
38
39
3. Jika masker kain tidak kotor atau basah dan akan digunakan kembali
masukan ke dalam kantong plastik bersih yang dapat di tutup kembali. Jika
Efektivitas filtrasi masker kain umumnya lebih rendah dari masker medis
signifikan apabila diproduksi dengan baik dan dipakai secara benar, sesuai
40
41
dapat menutup dan dagu yang terbuat dari kain tahan air dengan jumlah serat
benang yang banyak dan lebih halus, serta dapat memberikan perlindungan
secara baik (Chughtai, Seale, & Macintyre, 2020) dalam (Putri, 2020).
kebersihan tangan dan tindakan lain yang membentuk suatu tindakan preventif
dengan efisiensi filtrasi yang lebih rendah mungkin masih lebih baik daripada
tidak memakai masker sama sekali ketika berada pada sekelompok komunitas
dengan risiko transmisi yang tinggi. Namun, masker ini tidak melindungi
individu yang sehat dari risiko tertular virus (Acute & Syndrome, 2020) dalam
(Putri, 2020).
yang terbuat dari bahan kain sebagai alternatif yang sederhana, ekonomis dan
terbatas (Susanna Esposito, Nicola Principi, Chi Chi Leung, 2020). Karena
menghilangkan risiko, terutama ketika suatu penyakit memiliki lebih dari satu
jalur penularan. Jadi, masker apapun tidak akan berpengaruh dari segi efisiensi
2.4 Lansia
2.4.1 Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut aging process atau proses penuaan (WHO, 2015) dalam
Lansia atau usia lanjut adalah fase di mana terjadinya proses menghilangnya
disimpulkan lansia yang berusia 60 tahun ke atas akan mengalami penurunan daya
42
43
tahan tubuh yang rentan terhadap infeksi (Constantinides, (1994) dalam (Yakub
Batasan umur lanjut usia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas, hal ini di
menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari
5. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.
1. Jenis kelamin
2. Status perkawinan
3. Living arrangement
banyaknya orang tidak produktif (umur <15 tahun dan >65 tahun) dengan
orang berusia produktif (umur 15-64 tahun). Angka tersebut menjadi cermin
4. Kondisi kesehatan
44
45
al, 2019)
2.5 Kerangka Teori
Pengertian Pengetahuan Pengertian perilaku
Tingkat pengetahuan Jenis-jenis perilaku
Faktor yang
Faktor-faktor terjadinya
mempengaruhi
pengetahuan perubahan perilaku
Perilaku
Pengukuran Pengetahuan Perilaku kesehatan
Pengukuran perilaku
Lansia
Pengertian pencegahan
Tingkat pencegahan
Upaya pencegahan
BAB III
Kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori yang telah disusun
membaca berbagai teori yang ada dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang
memiliki perilaku yang positif atau baik mempunyai keinginan dalam mencegah
menggunakan masker yang benar, jenis masker serta kegunaan masker. Sehingga
memakai masker sesuai standar serta menggunakan masker yang berkali kali.
Maka dari itu untuk memiliki perilaku yang mednukung upaya proteksi diri
40
41
terhadap penggunaan masker serta proteks diri dari covid 19. Maka dapat
digambarkan dua variabel yaitu pengetahuan sebagai variabel bebas dan perilaku
Pengetahuan Perilaku
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,
(Azwar,
2012 ).
3.3 Hipotesis
masker sebagai upaya proteksi diri dari corona virus disease di Desa Kasturi
42
43
masker sebagai upaya proteksi diri dari corona virus disease di Desa Kasturi
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian analitik yang memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antar
variabel dimana variabel independen dan variabel dependen diartikan pada satu
satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian, misalnya jenis
kelamin, berat badan, indeks massa tubuh, kadar hemoglobin (Dharma, 2011)
43
Variabel bebas (independent) merupakan variabel yang nilainya
menentukan variabel lain. (Nursalam, 2017) dalam (Sari, 2019). Dalam penelitian
44
45
untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas
(Nursalam, 2017) dalam (Sari, 2019). Dalam penelitian ini variabel terikatnya
adalah perilaku.
4.3.1 Populasi
yang akan dihitung. Populasi terdiri dari subjek dan objek yang memiliki
Sampel penelitian adalah satuan yang lebih kecil yaitu sekelompok individu
yang merupakan bagian dari populasi yang dapat ditemui, di mana peneliti
2011). Sampel pada penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria
Kriteria inklusi:
perguruan tinggi
Kriteria eksklusi:
Sampel pada penelitian yang akan dilakukan ini adalah populasi yang
diambil secara tidak acak atau non probability sampling dengan teknik purposive
10%. Untuk menghitung penentuan jumlah sampel yang akan digunakan dari
N N
n=
N .(d 2)+1 N .(d 2)+1
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = populasi
d = tingkat kesalahan
kesalahan 10% karena dalam setiap penelitian tidak akan mungkin jika hasilnya
46
47
sempurna yaitu 100%. Jumlah populasi yang akan digunakan yaitu sebanyak
343
n=
1+ 0,01 x 353
343
n=
4,53
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang akan
dibuat sendiri oleh peneliti. Data yang diperoleh dari kuesioner pengukuran
kemudian akan dianalisis dan dibuat sebagai bukti dari suatu penelitian. Instrumen
yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Data yang diperoleh
dari kuesioner pengukuran kemudian akan dianalisis dan dibuat sebagai bukti dari
suatu penelitian.
pencegahan diri dari covid-19 dengan menggunakan skala guttman. Skala dalam
penelitian ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ”benar dan salah”.
48
49
kuesioner, responden hanya diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada
jawaban yang dianggap sesuai dengan responden. Penilaian pada kuesioner ini
skala Guttman. Skala dalam penelitian ini didapat jawaban yang tegas “sangat
setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju”. Untuk skor perilaku positif
dinilai sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2, dan sangat tidak setuju 1. Untuk
skor perilaku negatif sangat setuju 1, setuju 2, tidak setuju 3, dan sangat tidak
setuju 4.
instrumen ini akan valid untuk mengukur apa yang akan diukur. Menurut
Setiawan (2010), faktor yang menyebabkan pertanyaan menjadi tidak valid antara
lain persepsi yang sama antara responden terhadap suatu variabel pertanyaan
sehingga menghasilkan nilai validitas sebesar nol (0). Instrumen dalam penelitian
ini belum dilakukan uji validitas sehingga peneliti akan melakukan uji validitas di
50
51
Keterangan:
n : Jumlah responden
y : Skor
melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Skor
totalnya, hasil dari skor instrumen lembar kuesioner akan dicocokkan dengan
tabel statistik. Nilai r (Koefisien korelasi antar variabel X dan Y) dikatakan valid
jika r hitung (r pearson) lebih besar atau sama dengan r tabel. Selain itu, variabel
pengukuran. Nilai yang menuju jauh pada alat ukur yang dapat dipercaya dan
diutamakan (Dharma, 2015). Instrumen dalam penelitian yang akan dilakukan ini
mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,6. Uji reabilitas instrumen dalam
instrumen yang memiliki jawaban benar lebih dari 1 (Adamson & Prion, 2013).
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang bersifat
dibedakan menjadi 2, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder
52
53
(Sugiyono, 2015) dalam (Carolina, 2017). Sumber data yang digunakan dalam
a. Data Primer
Pengertian data primer menurut Sugiyono (2015) adalah sumber data yang
b. Data Sekunder
lewat orang lain atau lewat dokumen. Pengumpulan data untuk jumlah
lansia di Desa Kasturi diambil secara langsung, data diambil dari dokumen
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari
penggunaan face mask sebagai upaya proteksi diri dari corona virus disease di
Prosedur penelitian:
1. Tahap Persiapan
terhadap objek terkait, yaitu lansia di Desa Kasturi Kecamatan Kuningan untuk
Kuningan.
2. Tahap Pelaksana
3. Tahap Akhir
54
55
penelitian dan menggandakan hasil penelitian yang sebelumnya telah dinilai oleh
selanjutnya yaitu pengolahan data (Heriana, 2015:7). Tujuan dari pengolahan data
pada penelitian yaitu agar memberikan data yang tidak mentah (raw data) pada
a. Editing data
Editing data adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa isi kuesioner
ini, tahap editing data dilakukan untuk memeriksa jawaban dari pertanyaan
terisi atau terjawab semua) dan data tersebut jelas (jawaban yang ditulis dari
pertanyaan atau pernyataan jelas terbaca). Tahap ini penting karena apabila
terdapat kuesioner yang tidak ada jawabannya atau masih kurang lengkap,
b. Coding data
Coding data adalah kegiatan melakukan perubahan data yang berupa huruf
56
57
juga sebagai pengkodean data. Tahap coding data dilakukan pada penelitian
ini agar saat menganalisis data, peneliti dapat memasukkan data dengan
mudah dan cepat. Pada penelitian yang akan dilakukan ini coding-nya yaitu
saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entri atau memasukkan
data. Pada penelitian ini coding dilakukan pada saat melakukan input data
responden seperti jenis kelamin. Code untuk jenis kelamin laki-laki ialah 1
dan jenis kelamin perempuan ialah 2. Lalu untuk data lainnya seperti nilai
quiz dan kuesioner tidak menggunakan coding tertentu saat proses input dan
Pada penelitian yang akan dilakukan Peneliti pada kuesioner pertama yaitu
dan “Salah”. Favorable skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 jika salah.
favorable dan unfavorable Skor jawaban terdiri dari angka 1,2,3, dan 4 yaitu
di mana Sangat setuju 4, Setuju 3, Tidak setuju 2, dan Sangat tidak setuju 1
yaitu Sangat setuju 1, Setuju 2, Tidak setuju 3, dan Sangat tidak setuju 4,
Tahap processing data dilakukan pada penelitian ini agar data yang
d. Cleaning data
dimasukkan untuk memastikan ada atau tidaknya kesalahan data. Pada saat
kesalahan (Heriana, 2015:8) dalam (Etanol et al., 2017). Pada penelitian ini,
ulang jika terjadi kesalahan seperti terdapat missing data di hasil output
dilakukan pada penelitian ini untuk mendapatkan arti dan makna dari data yang
a. Analisis Univariat
58
59
dalam (Etanol et al., 2017). Dalam penelitian ini akan menggunakan uji
p
P= =100 %
f
Keterangan:
p = persentase
f = frekuensi
b. Analisis Bivariat
yang diduga saling berhubungan satu sama lain, dapat dalam kedudukan
lansia dengan perilaku penggunaan masker sebagai upaya proteksi diri dari
statistik yang dapat digunakan yaitu uji kolerasi non parametrik dengan
berikut :
( Yo − fℎ )2
2
X =∑
fℎ
Keterangan:
X2 : Chi Square
Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan adanya hubungan dua variabel
dalam penelitian ini bermakna atau tidak. Hubungan antara variabel independen
dengan dependen dikatakan bermakna bila p-value <0,05. Nilai p value ditentukan
dengan cara:
60
61
a. Bila tabel 2x2 dijumpai sel expected (harapan) <5, maka tabel yang digunaka
b. Bila tabel 2x2 dijumpai sel expected (harapan) >5, maka tabel yang digunaka
c. Bila tabel 2x2 atau lebih, misalnya 3x2, 3x3 dan sebagainya, maka tabel yang
(Masturoh dan Anggita .T, 2018). Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan
prinsip yang terkandung dalam etika penelitian. Tidak semua penelitian memiliki
risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subjek penelitian, tetapi peneliti
subjek penelitian.
2. Manfaat (Beneficence)
4. Keadilan (Justice)
4.9.1 Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Kasturi Kecamatan Kuningan dengan
62
63
4.9.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juli sampai dengan 15 Juli 2021.
Atmojo, Joko Tri, Iswahyuni, S., Rejo, & Setyorini, C. (2020). Penggunaan
Masker Dalam Pencegahan Dan Penanganan Covid-19. Penggunaan Masker
Dalam Pencegahan Dan Penanganan Covid-19: Rasionalitas, Efektivitas,
Dan Isu Terkini, 3(2), 84–95.
Carolina, F. A. (2017). Analisis Penerimaan Pengguna Sistem Informasu
Akuntansi Dalam Perspektif Technologi Acceptance Model. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Dan, P., Laporan, P., Praktek, K., Iii, P. D., Studi, P., Mesin, T., Tinggi, S., &
Wiworotomo, T. (2007). Buku pedoman. 0281, 1–74.
Devi Pramita Sari, & Nabila Sholihah ‘Atiqoh. (2020). Hubungan Antara
Pengetahuan Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai
Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 Di Ngronggah. Infokes: Jurnal Ilmiah
Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 10(1), 52–55.
https://doi.org/10.47701/infokes.v10i1.850
Dharma, K. K. (2017). metodologi penelitian keperawatan (revisi tah). CV. Trans
Info Media.
Erlin, F. (2021). Edukasi Pencegahan Covid-19 Bagi Lansia Panti Jompo. 5(1),
257–265.
Etanol, E., Waru, D., & Hibiscus, G. (2017). Digital Digital Repository
Repository Universitas Universitas Jember Jember Bacillus cereus Digital
Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember.
Fitria. (2013). 済 無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Frisma, F., Resa Fitria Andeani, Nadia Rosita, Fitri Ardian, & Anisa Tiara
Septiani. (2020). Pemberdayaan serta Penerapan Protokol Kesehatan di
Posyandu Puskesmas Leuwigoong Kabupaten Garut, Jawa Barat Sebagai
Upaya Mencegah Penularan COVID-19. JURPIKAT (Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat), 1(1), 1–12. https://doi.org/10.37339/jurpikat.v1i1.270
Info Virus Corona. (2020). Info Virus Corona.
Isnaeni, Ana Pertiwi, And Iriantom, A. and A. (2012). Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta | 9. Jurnal Kesehatan, 6(6), 9–33.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1134/4/4. Chapter 2.pdf
larandang, rulban, Sudirman, S., & Yani, A. (2019). Gizi Lanjut Usia (Lansia).
9–21. https://doi.org/10.31227/osf.io/fc7vj
Lowing, V. G., Sumampouw, O. J., Pinontoan, O., Kesehatan, F., Universitas, M.,
Ratulangi, S., Respiratory, S. A., & District, E. L. (2021). 79 gambaran
prilaku pencegahan penyebaran corona virus disease 2019 pada masyarakat
pesisir desa atep oki kecamatan lembean timur. 10(4), 79–86.
Lubis, D. A. S. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan
Perilaku terhadap Pencegahan Infeksi Covid-19 Pada Mahasiswa Semester
6 Fakultas Kedokteran USU.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/31033
Meri, Khusnul, Suhartati, R., Mardiana, U., & Nurpalah, R. (2020).
64
65
66
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi
Bulan
N Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi
Judul
2 Studi
Pendahuluan
3 Penyusunan
Proposal
4 Seminar
Proposal gel.1
5 Seminar
Proposal gel.2
6 Penulisan
Skripsi
7 Sidang Skripsi
gel.1
8 Sidang Skripsi
gel.2
Nomor : B.066/K-STIKKU/IV/2021
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kuningan
Kepada:
Yth. Kepala Desa Kasturi
Di
Tempat
Ketua,
46
47
Tembusan:
1. Yth. Ketua YPBHK (sebagai laporan)
Lampiran 2 Surat Permohonan Responden
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth : Calon Responden
Dengan Hormat,
NIM : CKR017064
Nama (inisial) :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Kuningan 2021. Demikian persetujuan ini saya buat dengan sejujurnya dan tanpa
Responden
(...................................)
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN LANSIA
DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER
SEBAGAI UPAYA PROTEKSI DIRI DARI
PENYEBARAN COVID-19 DI DESA KASTURI
KECAMATAN KUNINGAN 2021
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pernyataan yang tertera dibawah ini.
2. Bacalah tanda checklist ( ) pada jawaban yang sesuai pernyataan dibawah
ini dengan sesuai pendapat anda pribadi tanpa terpengaruhi orang lain.
3. Pilihlah jawaban dari salah satu jawaban yang telah disesuaikan
No Pernyataan Benar Salah
1 Face mask atau masker adalah
perlindungan pernafasan yang digunakan
sebagai metode untuk melindungi
individu dari menghirup zat-zat bahaya
2 Masker adalah salah satu protokol
kesehatan yang harus digunakan saat
keluar rumah untuk mengantisipasi
penyebaran virus covid-19
3 Masker bisa mencegah penyebaran
corona virus disease
4 Masker hanya bisa digunakan 1 kali
pemakaian
5 Masker hanya bisa digunakan untuk
orang yang sakit
6 Penggunaan masker hanya untuk petugas
tenaga kesehatan
7 Masker sekali pakai dapat disimpan untuk
digunakan lagi
8 Masker benar-benar efektif dalam
mengurangi risiko terkena covid-19
9 Masker bisa digunakan secara bergantian
dengan orang lain
10 Masker tidak perlu diganti jika masker
telah lembab
48
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN LANSIA
DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER
SEBAGAI UPAYA PROTEKSI DIRI DARI
PENYEBARAN COVID-19 DI DESA KASTURI
KECAMATAN KUNINGAN 2021
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pernyataan yang tertera dibawah ini.
2. Bacalah tanda checklist ( ) pada jawaban yang sesuai pernyataan dibawah
ini dengan sesuai pendapat anda pribadi tanpa terpengaruhi orang lain.
3. Pilihlah jawaban dari salah satu jawaban yang telah disesuaikan
Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1 Membuang masker
setelah digunakan
2 Ketika keluar rumah
sebaiknya
menggunakan masker
3 Mengganti masker
kain dengan masker
bedah
4 Membatasi aktivitas
di luar rumah
meskipun sudah
menggunakan masker
5 Menggunakan
masker untuk
menghindari razia
Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
petugas
6 Selalu menyediakan
masker di rumah
7 Terus menerus
menggunakan masker
yang sama
8 Membiarkan anggota
keluarga tidak
menggunakan masker
saat beraktivitas di
luar rumah
9 Menghindari kontak
langsung dengan
orang yang tidak
memakai masker
50