Anda di halaman 1dari 91

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TENTANG

VIRUS CORONA PADA REMAJA DI DESA WINONG

KABUPATEN KENDAL

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai

Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

RINI PUJI ASTUTI

SK.117.028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

KENDAL, MARET 2021

i
ii
Pengesahan Proposal Penelitian

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa

Proposal Penelitian yang berjudul :

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TENTANG

VIRUS CORONA PADA REMAJA DI DESA WINONG

KABUPATEN KENDAL

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : RINI PUJI ASTUTI

NIM : SK.117028

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal ...................2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Penguji I,

Yuni Puji W.,M.Kep.,Ns.


NIPS. 120204006

Penguji II,

Andriyani Mustika N,S.Kep,Ns,M.H


NIPS. 120206015

Penguji III,

Ns. Yulia Susanti S.Kep.,M.Kep.Sp. Kep.Kom


NIPS. 120206013

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat

rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan proposal skripsi

dengan judul “Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Tentang Virus Corona

Pada Remaja Di Desa Winong Kabupaten Kendal”. Proposal skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep) pada Progam Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kendal.

Keberhasilan penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari arahan,

bimbingan, bantuan dan dorongan, dari berbagai pihak. Untuk itu

perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Yulia Susanti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku Ketua Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

2. Ns. Setianingsih, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

3. Andriyani Mustika N, S.Kep, Ns, M.H selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, bantuan dan arahan dengan penuh perhatian

dan kesabaran dalam penyusunan proposal skripsi ini.

4. Ns. Yulia Susanti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku pembimbing II

yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam

menyelesaikan dan menyempurnakan proposal skripsi ini.

iv
5. Orang tua. yang telah memberikan doa restu, dukungan moril dan

materil serta memberi dorongan juga semangat dalam pembuatan

proposal skripsi ini.

6. Teman-teman bimbingan dan PSIK angkatan 2017 yang selalu

mensuport satu sama lain, dan selalu memberikan dukungan.

Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian proposal skripsi ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sopanan yang mungkin telah

saya perbuat Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-

langkah kita menuju kabaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-

Nya untuk kita semua. Aamiin

Kendal, 26 Februari 2021

Penulis

Rini Puji Astuti

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
HALAMAN DAFTAR ISI...........................................................................................vi
HALAMAN DAFTAR TABEL..................................................................................vii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR..............................................................................viii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................8
E. Keaslian Penelitian........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................12
A. Virus Corona..................................................................................................12
B. Pengetahuan...................................................................................................27
C. Sikap..............................................................................................................31
D. Perilaku..........................................................................................................37
E. Remaja...........................................................................................................40
F. Kerangka Teori..............................................................................................45
BAB III METODE STUDI KASUS............................................................................46
A. Kerangka Konsep..........................................................................................46
B. Pertanyaan Penelitian....................................................................................46
C. Desain Penelitian...........................................................................................47
D. Populasi dan Sampel......................................................................................47
E. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................49
F. Definisi Operasional, Variabel dan Skala Pengukuran.................................50
G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data................................................52
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data............................................................57
I. Etika Penelitian..............................................................................................59
J. Jadwal Penelitian...........................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabel
1.1 Keaslian Penelitian 9
3.1 Definisi Operasional 50
3.2 Kisi-kisi Kuesioner 53
3.3 Analisa Univariat 59

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar
2.1 Kerangka Teori 45
3.1 Kerangka Konsep 46

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran


Lampiran
1. Lembar Kuesioner
2. Kalender Penyusunan Skripsi
3. Surat Permohonan menjadi Responden

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wabah COVID-19 ditetapkan sebagai pandemik global oleh WHO pada

11 Maret 2020, dengan pe ningkatan 13 kali lipat dalam jumlah kasus yang

dilaporkan di luar China, lebih dari beberapa minggu. Hal ini telah

mempengaruhi lebih dari 2,3 juta orang di 185 negara di dunia. Dari total

beban global, sedikit di atas 120 ribu kasus yang dikonfirmasi dan 5784

kematian dilaporkan di EMRO pada 18 April 2020. KSA, dengan 7142 kasus

dan 87 kematian, adalah yang ketiga negara di kawasan yang akan

terpengaruh oleh novel coronavirus atau SARS-CoV-2 (sindrom pernafasan

akut yang parah) CoV-2). Angka fatalitas kasus (CFR) secara keseluruhan di

antara semua negara adalah 6,8%, tetapi tertinggi di Italia pada 13,1%.

Pandemi COVID-19 dapat menjadi pandemi kategori 3, tergantung pada

nomor reproduksinya (R0) dan keseluruhan rasio fatalitasnya jauh (Mansuri,

Zalat, Khan, Alsaedi, & Ibrahim, 2020).

Kasus COVID-19 yang dilaporkan ditemukan di 203 negara di seluruh

dunia pada Bulan April 2020. Provinsi Jawa tengah (Jateng) mencatat kasus

positif Covid-19 pada bulan Maret 2020 terdapat 40 kasus dan 6 meninggal

dunia, peningkatan pada bulan April 2020 hingga bulan Juni 2020 terus

terjadi yaitu mencapai 706 kasus terinfeksi Covid-19, 110 sembuh dan 67

meninggal dunia. (Jatengprov, 2020). Jumlah total Covid-19 di Jateng pada

1
2

bulan Oktober 2020 mencapai 37.080 kasus, 30.504 sembuh dan 1.859

meninggal dunia. Dari peringkat Covid-19 di Jate ng, jumlah kasus tertinggi

ada di Kota Semarang sedangkan jumlah kasus terendah di Kota Tegal

(Yantina, 2020).

Angka kasus covid-19 di Kabupaten Kendal pada bulan Maret 2020

sebanyak 20 orang dalam pantauan (ODP) dan 7 orang pasien dalam pantauan

(PDP). Bulan September 2020 mencapai 630 orang terkonfirmasi covid-19,

490 sembuh, dan 38 meninggal dunia. Data terakhir yang dirilis Dinas

Kesehatan Kabupaten Kendal pada bulan Oktober 2020 pasien terkonfirmasi

positif virus korona mencapai 110 orang, 69 pasien masih dalam perawatan, 5

meninggal dan sisanya dinyatakan sembuh. Jumlah kasus terbanyak terjadi di

4 Kecamatan meliputi Kaliwungu 23 kasus, Kaliwungu Selatan 22 kasus,

Brangsong 21 kasus dan Boja 12 kasus. Dari jumlah tersebut menempatkan

Kabupaten Kendal berada ada urutan ke 9 tingkat Jawa Tengah. Pada bulan

Oktober 2020 di desa Winong pasien terkonfirmasi positif sebanyak 1 orang

(Dinkes Kabupaten Kendal, 2020).

Indonesia menunjukkan sejumlah besar kasus dan kematian yang

dikonfirmasi dalam wabah COVID19, dan diperlukan strategi pencegahan

untuk penyebarluasan penyakit yang lebih parah (Yanti et al., 2020). Pandemi

COVID-19 muncul ketika virus ini diketahui menyebar dari orang ke orang

dalam waktu singkat dan dengan gejala seperti demam tinggi, batuk, sesak,

tidak nafsu makan dan lemas (Andrews, Foulkes, & Blakemore, 2020).

Kondisi ini diperparah dengan belum adanya metode pengobatan khusus atau
3

vaksin terhadap penyakit coronavirus yang baru sehingga pada situasi seperti

itu, intervensi nonfarmasi diutamakan, seperti strategi pencegahan oleh

masyarakat untuk memperlambat transmisi, khususnya di antara populasi

berisiko tinggi (Zhang et al., 2020)

Transmisi COVID-19 dapat diperlambat melalui penatalaksanaan social

distancing yang benar. Pedoman WHO tentang kesiapsiagaan, kesiapan, dan

tindakan respons kritis untuk COVID-19 membahas beberapa strategi yang

dapat diterapkan oleh negara-negara untuk memperlambat penyebaran

penyakit dan mencegah sistem kesehatan. Penatalaksanaan yang harus

diterapkan oleh seluruh masyarakat pada berbagai tatanan adalah

menggunakan masker, tidak melakukan kontak fisik, menjaga jarak minimal

2 meter, rajin cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, membawa

antiseptik, menggunakan alat makan sendiri, dan tindakan lainnya (Liu et al.,

2020). Tindakan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh WHO dan

Kementerian Kesehatan RI tidak akan berjalan sebelum masyarakat dibekali

dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik dalam

pelaksanaannya. Diperlukan adanya sosialisasi dan upaya-upaya promosi

kesehatan yang gencar sehingga terdapat perubahan pada kognitif, afektif dan

psikomotor masyarakat dalam pencegahan COVID-19 (Saqlain et al., 2020).

Pemerintah juga perlu mempublikasikan data yang terbuka, akurat dan

komprehensif terkait kondisi penyebaran COVID-19. Data terbuka dari

distribusi pandemi dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap

pemerintah dan menghasilkan stabilitas masyarakat. Sebaliknya, data yang


4

disembunyikan dari publik justru akan membuat ketidakpercayaan

masyarakat dalam mengikuti himbauan pemerintah (Farizi & Harmawan,

2020). Pemerintah harus sigap dalam melacak area atau zona dengan kasus

penularan yang tinggi sehingga proses identifikasi lokasi yang terdampak

parah bisa segera ditindaklanjuti baik oleh tenaga medis dan pemerintah

(Suryaatmadja & Maulani, 2020).

Dokumen, Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomer

HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di

tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian

corona virus disiase 2019 (covid19) dalam format PDF ini merupakan produk

hukum yang di sahkan pada tanggal 19 juni 2020 oleh menteri kesehatan

Terawan Agus Putranto pada masa pandemi memasuki tahap normal baru.

Protokol kesehatan yang lebih spesifik bagi masyarakat dalam berkegiatan di

tempat umum dan fasilitas umum selama selama pandemi covid 19 memasuki

masa normal baru. Aturan di tetapkan dalam enam keputusan, antara lain

pemberlakuan kepmenkes ini sebagai acuan bagi kementerian/lembaga,

pemerintahan daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan

masyarakat termasuk asosiasi, pengelola, pemilik, pekerja, dan pengunjung

pada tempat dan fasilitas umum di sesuakan dengan tempat resiko wilayah

penyebaran covid 19 dan kemampuan daerah dalam mengendalikannya, dan

tindaklanjuti sesuai dengan kebutuhan dalam bentuk panduan teknis yang

dalam penyusunannya tidak mengesampikan keterlibatan masyarakat.

(Kemenkes,2020)
5

Remaja sebagai garda terdepan dalam memberikan pengetahuan dan

pemahaman tentang virus corona kepada masyarakat. Remaja diharapkan

turut berpartisipasi aktif dalam mengikuti trend issue masalah kesehatan yang

sedang terjadi. Remaja sebagai diri pribadi dengan kehidupan yang mereka

jalani memiliki dampak resiko kesehatan yang tinggi, maka menjadi penting

bagi mereka untuk meningkatkan kesadaran diri akan informasi kesehatan

yang penting bagi dirinya dan sekitarnya. Isu-isu kesehatan, masalah-masalah

kesehatan serta solusi kesehatan yang terbaik bagi mereka perlu dipahami dan

dipergunakan sebagai informasi kesehatan untuk meningkatkan (dan

mempertahankan) kesehatan mereka (Listiani 2015).

Hasil Penelitian Sukaesih,Usman,Setia Budi, Dian Nur Adkhana sari

(2020) pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan tentang pencegahan

covid 19 di indonesia tergolong baik hal ini dapat mencegah penularan covid-

19 di indonesia. Di dapatkan responden mahasiswa dalam proses menempuh

jenjang pendidikan S1/DIV sebanyak 305 (68,7) responden dan minoritas

menempuh pendidikan S2 sebanyak 4 (0,9%) responden. Pengetahuan dan

sikap mahasiswa kesehatan tentang pencegahan covid 19 di Indonesia

tergolong baik hal ini dapat menjadi pencegahan penularan covid 19 di

Indonesia.

Hasil Penelitian Sulaiman dan Supriadi (2020) menunjukkan Warga Desa

Jelantik telah mendapatkan pencerahan dan penjelasan yang gamblang

mengenai virus corona-19 yang sedang mewabah di berbagai Negara bahkan


6

telah sampai di Lombok; dan Warga desa Jelantik juga telah mendapatkan

pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehata (PHBS) dengan baik.

Hasil Penelitian Prihati,Wirawati, Supriyanti (2020) Hasil penelitian ini

menunjukkan usia responden tidak memiliki hubungan yang signifikan

terhadap perilaku dalam pencegahan COVID-19 (p=1.4), Jenis kelamin

responden tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku dalam

pencegahan COVID19 (p=0.25), jenis pekerjaan responden tidak memiliki

hubungan yang signifikan terhadap perilaku dalam pencegahan COVID-19

(p=0.56) dan tingkat pendidikan responden memiliki hubungan yang

signifikan terhadap perilaku dalam pencegahan COVID-19 (p =0.04). 100%

responden (50 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan sebanyak 23

(46%) responden mempunyai perilaku cukup baik dalam pencegahan virus

corona 19. Usia responden, jenis kelamin dan jenis pekerjaan responden tidak

memiliki hubungan dengan perilaku dalam pencegahan covid 19. Terdapat

hubungan tingkat pendidikan respo nden dengan perilaku dalam pencegahan

covid 19.

Hasil Penelitian Wulandari, Rahman, Pujianti, Riana Sari(2020),

menunjukkan bahwa umur, pendidikan, status pekerjaan, dan posisi dalam

keluarga dengan tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang

pencegahan covid-19. Namun, jenis kelamin memiliki hubungan dengan

pengetahuan tentang pencegahan covid-19.. Tidak adanya hubungan antara

kepala rumah tangga dengan anggota rumah tangga pada masyarakat di

Kalimantan Selatan dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19.


7

Pendidikan status pekerjaan dan posisi dalam keluarga dengan tidak

memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19.

Namun, jenis kelamin memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang

pencegahan Covid-19.

Studi pendahuluan yang di lakukan peneliti di Desa Winong pada

tanggal 19 November 2020 dengan melalui wawancara kepada 10 remaja di

desa Winong, 5 remaja tidak mengetahui dan tidak mematuhi protokol

kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak, 1

orang remaja sudah mengetahui tentang corona tapi tetap tidak mematuhi

protokol kesehatan, 4 orang remaja lainnya sudah mengetahui dan mampu

menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik ingin

melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku

tentang virus corona pada remaja di desa Winong.

B. Rumusan Masalah

Penatalaksanaan yang harus diterapkan oleh seluruh masyarakat pada

berbagai tatanan adalah menggunakan masker, tidak melakukan kontak fisik,

menjaga jarak minimal 2 meter, rajin cuci tangan menggunakan sabun di air

mengalir, membawa antiseptik, menggunakan alat makan sendiri, dan

tindakan lainnya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Pengetahuan ,Sikap, dan Perilaku

tentang virus corona pada remaja di Desa Winong Kabupaten Kendal”.


8

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan pengetahuan, sikap,

dan perilaku tentang virus corona pada remaja di desa winong kabupaten

kendal.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mendiskripsikan karakteristik responden remaja meliputi usia, jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan remaja di desa Winong.

b. Mendeskripsikan pengetahuan remaja tentang virus corona di desa

Winong

c. Mendiskrpsikan sikap remaja tentang virus corona di desa Winong

d. Mendiskripsikan perilaku remaja tentang virus corona di desa Winong.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dalam penelitian ini meliputi:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan khususnya dalam pengembangan ilmu keperawatan

terutama mengenai virus corona. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

melengkapi pembendaharaan dan koleksi karya ilmiah dan memberikan

kontribusi pemikiran bagi masyarakat awam untuk meningkatkan

pengetahuan dalam upaya pencegahan virus corona.


9

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan

upaya untuk menyusun atau menentukan program dibidang pelayanan

kesehatan publik yaitu upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku serta peran aktif remaja dalam upaya pencegahan dan

penatalaksanaan virus corona.

3. Manfaat Metodologis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber

data dasar dan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam melaksanakan

penelitian di komunitas masyarakat.

E. Keaslian Peneliatian

Penelitian tentang “pengetahuan, sikap, dan perilaku”tentang virus

corona pada remaja di desa winong” belum pernah dilakukan penelitian

sebelumnya tetapi penelitian yang sejenis pernah dilakukan. Penelitian tersebut

dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama
No Penelitian Judul Metode Hasil Perbedaanya
dan Tahun
1 Sukesih, Pengetahuan dan Penelitian ini pengetahuan dan pada pengetahuan
Usman, Sikap Mahasiswa merupakan studi sikap mahasiswa dan implikasi
Setia Budi , Kesehatan kuantitatif kesehatan keperawatan
Dian Nur Tentang dengan tentang saja.
Adkhana Pencegahan menggunakan pencegahan
Sari (2020) Covid-19 di metode survey Covid-19 di
Indonesia analitik. Indonesia
Pengambilan tergolong baik
sampel hal ini dapat
menggunakan pencegah
teknik total penularan
Sampling Covid-19 di
10

Nama
No Penelitian Judul Metode Hasil Perbedaanya
dan Tahun
sebanyak 444 Indonesia.
orang.
2 Sulaiman Peningkatan Penelitian ini Warga Desa Variabel sama,
dan Supriadi Pengetahuan merupakan studi Jelantik telah tempat berbeda,
(2020) Masyarakat Desa kuantitatif mendapatkan waktu berbeda
Jelantik Dalam dengan pencerahan dan
Menghadapi menggunakan penjelasan yang
Pandemi metode gambalang
Corona Virus deskriptif. mengenai virus
Diseases–19 Pengambilan corona-19 yang
(Covid-19) sampel sedang mewabah
menggunakan di berbagai
teknik random Negara bahkan
Sampling telah sampai di
sebanyak 240 Lombok; dan
orang. (2) Warga desa
Jelantik juga telah
mendapatkan
pengetahuan
mengenai pola
hidup bersih dan
sehata
(PHBS) dengan
baik
3 Ganing, Studi literatur: Penelitian Dari 5 artikel yang Variabel sama,
Salim, pengetahuan inimerupakan ditinjau metode berbeda,
Muslimin sebagai salah satu studiliteratur menunjukkan tempat berbeda,
(2020) faktor utama review. bahwa masyarakat waktu berbeda
Pencegahan Sebanyak 5 dari kalangan
penularan covid- jurnal Literatur mahasiswa, tenaga
19 yang berasal dari kesehatan maupun
database Science masyarakat umum
Direct dan mendapatkan
Google Scholar. pengetahuan secara
mandiri tentang
Covid-19 dengan
cara yang berbeda.
Beberapa
pengetahuan
dibentuk dari
informasi yang
diperoleh dari
internet dan social
media, TV, surat
kabar/majalah,
diskusi dengan
teman sejawat, dan
dari pelajaran yang
di peroleh di bangku
kuliah.
4 Prihati, Analisis Desain penelitian 100 % responden Variabel
Wirawati, Pengetahuan Dan deskriptif (50 orang) berbeda, tempat
11

Nama
No Penelitian Judul Metode Hasil Perbedaanya
dan Tahun
Supriyanti Perilaku kuantitatif memiliki tingkat berbeda, waktu
(2020) Masyarakat Di dengan pengetahuan baik berbeda
Kelurahan pendekatan dan sebanyak 23
BaruKotawaringin survey. Sampel (46%) responden
Barat Tentang sebanyak 50 mempunyai
Covid 19 orang perilaku cukup
baik dalam
pencegahan
COVID-19. Usia
responden,
Jenis kelamin dan
jenis pekerjaan
responden tidak
memiliki hubungan
dengan
perilaku dalam
pencegahan
COVID-19.
Terdapat
hubungan
tingkat
pendidikan
responden
dengan perilaku
dalam
pencegahan
COVID-19
5. Wulandari, Hubungan Desain penelitian Umur, Variabel
Rahman, Karakteristik deskriptif korelasi pendidikan, berbeda,
Pujianti, Individu dengan dengan status pekerjaan metodologi
Riana Sari Pengetahuan pendekatan cross dan posisi dalam berbeda, tempat
(2020) tentang sectional dengan keluarga dengan berbeda, waktu
Pencegahan sampel berjumlah tidak memiliki berbeda
Coronavirus 1190 orang yang hubungan dengan
Disease 2019 dipilih dengan pengetahuan
pada Masyarakat menggunakan tentang
di Kalimantan purposive pencegahan
Selatan sampling Covid-19.
Namun, jenis
kelamin memiliki
hubungan dengan
pengetahuan
tentang
pencegahan
Covid-19.

6. Rini Puji Pengetahuan, sikap, Metodepenelitian Variabel


Astuti (2020) dan perilaku” ini adalah studi berbeda,
tentang virus corona literatur. berbeda, tempat
pada remaja di Kuantitatif berbeda, waktu
Desa Winong diskritif
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Virus Corona

1. Definisi

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

(SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang

belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Virus corona ini diduga bersumber dari hewan kelelawar yang menjadi

sumber utama terjadinya SARS dan MERS, tanda dan gejala umum infeksi

COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,

batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5 – 6 hari dengan masa

inkubasi terpanjang 14 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease2019) yang disebabkan

oleh virus SARSCoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus-2) menjadi peristiwa yang mengancam kesehatan masyarakat

secara umum dan telah menarik perhatian dunia. Pada tanggal 30 Januari

2020, WHO (World Health Organization) telah menetapkan pandemi

COVID-19 sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi

perhatian dunia internasional (Güner, Hasanoğlu, & Aktaş,

2020).Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru

12
13

yang menyerang saluran pernafasan. COVID-19 menjadi masalah

kesehatan Dunia pada awal tahun 2020 Kasus ini diawali dengan informasi

dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada

tanggal 31 Desember 2019 adanya kasus kluster.

COVID-19 adalah penyakit jenis baru yang menyerang saluran

pernafasan. COVID-19 menjadi masalah kesehatan Dunia pada awal tahun

2020,. Kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan

Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019

adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota

Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini meningkat dengan adanya

laporan kematian dan terjadi importasi di luar China (Chen et al., 2020)

2. Etiologi

Virus Corona merupakan virus RNA dengan ukuran partikel 60-140

nm(Meng dkk., 2020; Zhu dkk., 2020). Xu dkk. (2020) melakukan

penelitian untuk mengetahui agen penyebab terjadinya wabah di Wuhan

dengan memanfaatkan rangkaian genom 2019-nCoV, yang berhasil

diisolasi dari pasien yang terinfeksi di Wuhan. Rangkaian genom 2019-

nCoV kemudian dibandingkan dengan SARSCoV dan MERS-CoV.

Hasilnya, beberapa rangkaian genom 2019-nCoV yang diteliti nyaris

identik satu sama lain dan 2019-nCoV berbagi rangkaian genom yang

lebih homolog dengan SARS-CoV dibanding dengan MERSCoV.

Penelitian lebih lanjut oleh Xu dkk. (2020) dilakukan untuk mengetahui

asal dari 2019-nCoV dan hubungan genetiknya dengan virus Corona lain
14

dengan menggunakan analisis filogenetik. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa 2019-nCoV Jurnal Medika Malahayati, Volume 4,

Nomor 3, Juli 2020 196 termasuk dalam genus betacoronavirus (Xu dkk.,

2020).

3. Patofisiologi

Kebanyakan coronavirus menginfeksi hewan dan bersikulasi di

hewan. Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan

dan kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi,

sapi , kuda, kucing, dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik

yaitu virus yang distransmisikan dari hewan kemanusia. banyak hewan liar

yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk

penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu , unta dan musang

merupakan host yang biasa ditemukan untuk coronavirus. Coronavirus

pada kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian severe acute

respiratory syndrome (SARS) dan middle East respiratory syndrome

(MERS) (PDPI,2020).

4. Manifestasi Klinis

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau

barat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu > 38°c), batuk

dan kesulitan bernafas. selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,

fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran

nafas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. pada

kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok
15

septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau

disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien

gejala yang muncul ringan, bahkan tidak di sertai dengan demam.

Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,dengan sebaguan kecil dalam

kondisi kriis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul

jika terinfeksi (PDPI,2020). Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika

terinfeksi (PDPI, 2020).

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul

berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti

demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung ,

malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada

pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromise presentasi

gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu pada beberapa kasus

ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan . pada

kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi di antaranya

dehidrasi, sepsis atau nafas pendek.

b. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak.

Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan

pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernafas


16

c. Pneumonia berat. pada pasien dewasa :

1) Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran

nafas

2) Tanda yang muncul yaitu takipnea ( frekuensi napas:>30x/menit ),

distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara

luar.26

5. Pencegahan

a. Memperbaiki Mekanisme Pencegahan dan Mengendalian Memperkuat

Kepemimpinan Organisasi

Pencegahan dan pengendalian COVID-19 harus ditempatkan

sangat penting. Departemen kesehatan pada semua tingkatan/level harus

mengikuti administrasi pemerintah dan memperkuat pedoman kerja

pencegahan dan pengendalian epidemi lokal, membentuk kelompok ahli

pencegahan dan pengendalian COVID-19. Sejalan dengan prinsip kerja

“pencegahan pada tingkat pertama, integrasi pencegahan dan

pengendalian, pedoman ilmiah, pegobatan tepat waktu, prinsip kerja,

departemendepartemen terkait harus diorganisasikan untuk

merumuskan dan meningkatkan kerja dan solusi teknologi dan

menstandarisasi pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Memperkuat pencegahan dan pengendalian bersama, meningkatkan

komunikasi dan kerjasama inter dan antardepartemen, melakukan


17

konsultasi rutin untuk menganalisis perkembangan epidemi dan

mendiskusikan kebijakan pencegahan dan pengendalian.

b. Deteksi dan Laporan Kasus dan Kegawatdaruratan Kesehatan

Masyarakat

Semua tingkatan dan tipe institusi medis dan organisasi

pengendalian penyakit harus melaksanakan surveilans, mendeteksi dan

melakukan pelaporan kasus dan pembawa (carrier) tanpa gejala

COVID-19 sesuai dengan rencana suveilaans Penyakit Virus Corona

2019.

1) Deteksi Kasus

Semua tingkatan dan tipe institusi medis harus meningkatkan

kesadaran akan diagnosis dan laporan kasus baru selama surveilans

COVID-19 dan diagnosis dan perawatan rutin. Untuk kasus dengan

demam yang tidak dapat dijelaskan, batuk atau sesak napas, dll.,

informasi berikut harus dikumpulkan: apakah kasus tersebut

bepergian atau tinggal di Wuhan dan sekitarnya, atau masyarakat

melaporkan kasus yang dikonfirmasi, 14 hari sebelum timbulnya

gejala penyakit; apakah kasus memiliki kontak dengan pasien

dengan gejala demam atau masalah pernapasan di daerah atau

masyarakat yang disebutkan di atas; apakah adanya serangan yang

bersamaan; dan apakah kasus tersebut telah kontak dengan kasus

COVID-19. Organisasi-organisasi utama yang berkaitan harus

mengkoordinir uji sampel yang dilakukan oleh lembaga profesional


18

untuk melakukan screening orang-orang berisiko tinggi yang

memiliki riwayat perjalanan atau bertempat tinggal di Wuhan dan

sekitarnya, atau kasus di masyarakat yang dilaporkan dalam 14 hari

terakhir, dan memiliki gejala pernapasan, demam, kedinginan,

kelelahan, diare, konjungtiva bengkak dan merah, dll.

2) Laporan kasus

Kasus suspek yang dideteksi, kasus yang telah didiagnosis

secara klinis (hanya di Provinsi Hubei), kasus yang dikonfirmasi,

dan pembawa (carrier) yang tak bergejala COVID-19 harus segera

dilaporkan secara daring oleh institusi kesehatan yang telah

membentuk sistem pelaporan atau dilaporkan ke Pusat Pengendalian

dan Pencegahan Penyakit (CDC) kabupaten dan mengirimkan kartu-

kartu laporan penyakit infeksi dalam 2 jam ke organisasi lain tanpa

sistem ini atau CDC lokal sangat dibutuhkan untuk laporan kasus

daring sesegera mungkin. Institusi Medis atau CDC yang

bertanggungjawab untuk laporan daring langsung harus mematuhi

Rencana Surveilans Penyakit Virus Corona 2019 (Edisi Keempat)

untuk modifikasi klasifikasi atau penggolongan kasus, tingkat

keparahan klinis, dan informasi tepat waktu berdasarkan hasil

pemeriksaan laboratorium dan perkembangan penyakit.

3) Deteksi dan Laporan Kegawatdaruratan (emergency) Pusat

Pengendalian dan pencegahan Penyakit (CDC) lokal harus

melakukan laporan daring melalui Sistem Pelaporan Kegawatdarutan


19

Masyarakat (Emergency Public Reporting System (EPRS)) dalam 2

jam setelah kasus pertama COVID-19 dikonfirmasi atau epidemi

dikonfirmasi oleh Rencana Surveilans Kasus Virus Corona 2019

(Surveillance Plan of Corona Virus Disease 2019 Cases (Edisi

Keempat)). Tingkat keparahan seharusnya tidak diklasifikasikan

pada awal dan kemudian dimodifikasi oleh departemen kesehatan

berdasarkan pada hasil investigasi kejadian, penilaian risiko dan

perkembangan lebih lanjut.

c. Investigasi Epidemiologi

Berdasarkan Rencana Investigasi Epidemiologi Kasus Corona

Virus 2019 (Edisi Keempat) (Lampiran 2), Pusat Pengendalian dan

Pencegahan Penyakit (CDC) tingkat kabupaten harus melengkapi

investigasi epidemiologi dalam 24 jam setelah kasus atau suspek

dilaporkan, kasus yang telah didiagnosis secara klinis (hanya di

Provinsi Hubei), Kasus yang telah dikonfirmasi, atau pembawa (carrier)

yang tak bergejala COVID-19 oleh institusi medis atau staf medis

diterima. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tingkat

kabupaten harus melaporkan kuisioner kasus melalui The National

Notifiable Diseases Report System (NNDRS) dalam 2 jam dan

mengirimkan laporan investigasi dan analisis epidemiologi ke

Departemen Kesehatan lokal dan senior Pusat Pengendalian dan

Pencegahan Penyakit (CDC) setelah melengkapi investigasi kasus


20

terhadap kasus yang dikonfirmasi atau pembawa (carrier) yang tak

bergejala.

d. Pengumpulan dan Pemeriksaan Spesimen

Spesimen klinis dari tiap kasus yang dikumpulkan oleh institusi

kesehatan harus dikirimkan ke laboratorium resmi lokal atau Pusat

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) atau laboratorium pihak

ketiga untuk uji patogen sesegera mungkin (lihat Lampiran 4 untuk

petunjuk pemeriksaan laboratorium). Spesimen klinis termasuk

spesimen saluran pernapasan atas (seperti hapusan tenggorokan,

hapusan hidung, dll.) spesimen saluran pernapasan bawah (seperti

aspirasi saluran pernapasan, cairan lavage bronchus, cairan lavage

alveolar dan sputum dalam, dll), hapusan konjungtiva mata, spesimen

feces, antikoagulan dan spesimen serum, dll. Berbagai upaya harus

dibuat untuk mengumpulkan spesimen pernapasan (terutama spesimen

saluran napas bawah) pada fase awal serangan penyakit, dan serum .

pada fase akut dalam 7 hari dari mulainya serangan, serta serum priode

penyembuhan pada minggu ke-3 - 4 setelah serangan penyakit.

Pengumpulan, pengiriman, penyimpanan sepesimen dan pengujian

(test) spesimen untuk sementara dikelola sebagai mikroorganisme

patogen patogenitas tinggi kelas B dan harus mengikuti Peraturan

Manajemen Biosafety untuk Mikroorganisme, Peraturan dan

Manajemen Pengiriman Sampel Manusia Patogen Patogenitas Tinggi


21

(No. 45 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan sebelumnya)

dan persyaratan terkait lainnya.

e. Pengobatan Kasus dan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Nosokomial

Semua kasus harus di obati oleh institusi kesehatan yang

ditunjuk. Institusi-institusi ini harus memastikan persediaan yang cukup

terkait tenaga kesehatan, obat-obatan, fasilitas, peralatan, alat

pelindung, dan lainnya. Institusi kesehatan seharusnya, sesuai dengan

Petunjuk Teknis untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-

19 di Institusi Medis (Edisi Pertama), memusatkan perhatian dan

memperkuat kerja sistem isolasi, disinfeksi dan perlindungan,

menerapkan secara sempurna tindakan pencegahan infeksi nosokomial,

menyelesaikan pemeriksaan yang ditetapkan dan prosedur diagnostik

untuk grade/level, dan pengendalian infeksi nosokomial di klinik, unit-

unit kegawatdaruratan dan bangsal umum lainnya. Kasus suspek, kasus

yang didiagnosis secara klinis (hanya untuk Provinsi Hubei) dan kasus

terkonfirmasi harusnya diisolasi dan diobati pada rumah sakit-rumah

sakit yang ditentukan dengan kondisi isolasi dan perlindungan yang

efektif. Orang terinfeksi namun masih belum bergejala harusnya

diisolasi selama 14 hari dan akan dikeluarkan dari isolasi setelah

konfirmasi hasil pemeriksaan asam nukleat negatif setelah 7 hari.

Institusi-institusi kesehatan harus menerapkan dengan ketat Standar

Teknis Disinfeksi pada Institusi Kesehatan (Edisi Pertama) untuk


22

membersihkan dan mendisinfeksi peralatan medis, peralatan yang

terkontaminasi, permukaan objek, lantai, dll., disinfeksi udara sesuai

dengan persyaratan Standar Manajemen Pemurnian Udara Rumah

Sakit. Limbah medis yang dihasilkan selama proses diagnosis dan

pengobatan/ perawatan harus dibuang dan dikelola berdasarkan

Regulasi Manajemen Limbah Medis dan Tindakan Pengelolaan Limbah

Medis dan Institusi Kesehatan.

f. Pelacakan dan Manajemen Kontak Dekat

Departemen Kesehatan pada tingkat kabupaten perlu mengatur

dan menerapkan pelacakan dan manajemen kontak dekat dengan

departemen terkait. Orang-orang yang pernah kontak dekat dengan

orang yang suspek dan kasus yang terdiagnosis secara klinis (hanya di

Provinsi Hubei), atau kasus yang telah dikonfirmasi, atau pembawa

(carrier) tanpa gejala harus mendapatkan observasi isolasi medis

terpusat. Daerah yang tidak memenuhi persyaratan dapat mengadopsi

observasi medis isolasi berbasis rumah. Untuk lebih jelas, dapat dilihat

pada Rencana Manajemen Kontak Dekat COVID-19 Edisi Keempat

(Lampiran 3). Pantau suhu tubuh paling kurang 2 kali sehari dan pantau

apakah kontak dekat menunjukkan adanya gejala serangan akut

pernapasan atau gejala terkait lainnya dan monitor perkembangan

penyakit. Periode observasi untuk kontak dekat adalah 14 hari sejak

kontak terakhir dengan kasus COVID-19 atau pembawa (carrier) tanpa

gejala.
23

g. Pendidikan Kesehatan dan Komunikasi Risiko

Pemerintah harus aktif melakukan pengawasan terhadap opini

atau pendapat umum, mempopulerkan pengetahuan pencegahan dan

pengendalian epidemi, melaksanakan pengendalian dan pencegahan

kepada masyarakat, respon cepat terhadap kecemasan publik dan

masalah sosial, dan membuat upaya untuk melaksanakan pencegahan

dan pengendalian epidemi dan komunikasi risiko. Penguatan

pendidikan kesehatan dan komunikasi risiko untuk populasi khusus,

tempat-tempat utama dan aktivitas-aktivitas berkumpul dalam skala

besar, khususnya penguatan petunjuk untuk proteksi pribadi/individu

untuk masyarakat dan kelompok khusus dengan berbagai metode untuk

mengurangi kemungkinan kontak atau terpapar (lihat Lampiran 5).

Strategi pendidikan kesehatan harus tepat waktu pada berbagai tahap

perkembangan epidemi berdasarkan analisis perubahan psikologis

masyarakat dan informasi utama dan kampanye pengetahuan popular

yang berkaitan harus juga dilaksanakan tepat waktu. Pengingat dan

manajemen kesehatan harus dilaksanakan dengan baik saat kembali ke

sekolah atau bekerja.

h. Pelatihan Petugas Kesehatan

Staf kesehatan pada institusi medis dan kesehatan harus dilatih

terkait dengan deteksi kasus dan laporan COVID-19, investigasi


24

epidemiologi, pengumpulan spesimen, pemeriksaan laboratorium,

pengobatan dan perawatan medis, pencegahan dan pengendalian infeksi

nosokomial, manajemen kontak dekat, perlidungan individu dan

informasi lainnya untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan

mereka terkait pencegahan dan perawatan.

i. Meningkatkan Kemampuan Pemeriksaan Laboratorium dan Kesadaran

Keamanan Biologis

Semua Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)

tingkat provinsi dan tingkat kabupaten yang memiliki peralatan

pemeriksaan laboratorium, institusi medis dan kesehatan yang ditunjuk

dan lembaga pemeriksaan spesimen pihak ketiga harus membentuk

metode laboratorium diagnostik dan reagen cadangan dan teknologi,

dan melaksanakan berbagai pemeriksaan Laboratorium kapan saja

sesuai dengan peraturan laboratorium biosafety.

j. Disinfeksi Tempat-tempat Khusus Tepat waktu

Tempat-tempat khusus dimana terdapat kasus dan orang-orang

yang terinfeksi tanpa gejala tinggal dan menetap, seperti rumah pasien,

ruangan/bangsal isolasi rumah sakit atau institusi medis, alat-alat

transportasi dan tempat observasi medis harus didisinfeksi tepat waktu.

Kaji dan nilai efek disinfeksi pada permukaan objek, udara, dan tangan

jika perlu.

k. Penguatan Pencegahan dan Pengendalian Tempat-tempat Khusus,

Institusi, dan Populasi


25

Memperkuat mekanisme pencegahan dan pengendalian bersama

multidepartemen untuk meminimalkan aktivitas masyarakat berkumpul,

melaksanakan tindakan seperti ventilasi, disinfeksi and pengukuran

temperatur di tempat-tempat umum seperti terminal, bandara, dermaga,

pusat-pusat perbelanjaan, dan alat transportasi yang ditutup seperti

mobil, kereta, dan pesawat sesuai dengan kondisi setempat. Untuk

memperkuat pencegahan dan pengendalian COVID-19 pada unit-unit

tinggal bersama seperti sekolah, tempat-tempat penitipan anak, sistem

pemeriksaan pagi dan sistem registrasi ketidakhadiran karena sakit

harus dibentuk. Penguatan sistem pencegahan dan pengontrolan di kota-

kota dengan banyak orang yang sering berpindah-pindah atau

bepergian, dan penyiapan pencegahan dan pengendalian terhadap

tingginya risiko COVID-19 setelah liburan festival musim semi.

Pendidikan kesehatan kepada petani di pedesaan, siswa, pebisnis juga

harus diperkuat.

l. Klasifikasi Ilmiah dan Strategi Pencegahan dan Pengedalian

Berbagai strategi pencegahan dan pengendalian harus diadopsi

oleh masyarakat dalam situasi epidemi yang berbeda. Komunitas tanpa

kasus harus mengikuti strategi pencegahan kasus kiriman dari luar

(imported external cases), sementara masyarakat dengan adanya kasus

yang dilaporkan atau wabah sangat disarankan untuk mengikuti strategi

pencegahan penyebaran kasus ke dalam dan keluar. Untuk Masyarakat

dimana terjadi penyebaran epidemi, strategi pencegahan epidemi dari


26

penyebaran ke dalam dan ke luar harus diterapkan. Untuk lebih jelas

dapat melihat Rencana Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di

Komunitas (Edisi Tentatif) dalam Pemberitahuan tentang Penguatan

Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Komunitas (No. 5 2020

Mekanisme Pneumonia).

6. Perawatan

a. Untuk pasien : mengunakan masker, cuci tangan dengan sabun dan air

mengalir, physical Distance (jaga jarak dengan kelurga), upayakan tidur

sendiri kamar terpisah, menerapkan etika batuk (yang sudah di ajarkan

tenaga medis ), alat makan minum segera di cuci dengan air / sabun ,

berjemur matahari maksimal 10-15 menit setiap hari, pakaian yang

sudah di pakai di taruh plastik / langsung direndam dengan ditergen 10

menit kemudian di cuci, upayakan mengukur suhu badan.

b. Sedangkan untuk lingkungan kamar / rumah perhatikan ventilasi cahaya

dan udara. Membuyka jendela, membersihkan kamar.

c. Untuk keluarga yang kontak erat sebaiknya juga memakai masker,

senantiasa cuci tangan, membersihkan rumah sesering mungkin .

d. Untuk obat-obatan setiap pasien pulang selalu ada obat pulang dan

vitamin yang harus dikonsumsi (diminum dan dihabiskan) sesuai aturan

minum obat. Jika dirumah masih ditemukan gejala/ keluhan segera

menghubungi fasilitas kesehatan setempat.


27

B. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran,penciuman, rasa dan raba menurut Bachtiar yang dikutip dari

Notoatmodjo (2012). Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan

pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi

maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pengetahuan

seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif

dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang,

semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan

menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu. Salah satu bentuk

objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri (Wawan, 2010).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Adapun faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo, (2012) antara lain :

a. Faktor Internal

1) Pendidikan
28

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

untuk mendapat informasi misalnya hal-2hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung

3) Umur

Bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Ini

ditentukan dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial budaya
29

Ssosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi.

3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) Pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda. Secara garis

besarnya dibagi 6 tingkat, yakni :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehensif)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintreprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-


30

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-

komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

4. Kriteria tingkat pengetahuan

Kriteria tingkat pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan dengan

skala yang bersifat kualitatif, yaitu Nursalam (2013) :

a. Pengetahuan baik : 76-100%

b. Pengetahuan cukup : 56-75%

c. Pengetahuan kurang : < 56%


31

C. Sikap

1. Definisi sikap

Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau

responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat sakit dan

factor resiko kesehatan. Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan

gejala dalam merespons stimulus atau objek sehingga sikap itu

melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain

(Notoatmodjo, 2012).

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek

dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah

kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila

individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respons

(Azwar, 2010).

4. Komponen Pokok Sikap

Komponen Pokok menurut Azwar (2010) menjelaskan bahwa

sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).


32

d. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuksikap yang

utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan

penting (Notoadmodjo, 2010).

5. Tingkatan Sikap

Tingkatan Sikap menurut menurut Azwar (2010) dibagi menjadi 4

yaitu :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding )

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

6. Fungsi Sikap
33

Sikap memliki beberapa fungsi menurut Atkinson, Smith dan Bem

(1996), dalam Sunaryo (2013) sikap mempunyai 4 fungsi yaitu:

a. Fungsi penyesuaian

Suatu sikap dapat dipertahankan karena mempunyai nilai menolong

yang berguna; memungkinkan individu untuk mengurangi

hukuman dan menambah ganjaran bila berhadapan dengan orang-

orang di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan teori proses

belajar.

b. Fungsi pembelaan ego

Fungsi ini berhubungan dengan teori Sigmund Freud, yang

menjelaskan bahwa sikap itu “membela” individu terhadap

informasi yang tidak menyenangkan atau yang mengancam, kalau

tidak ia harus menghadapinya.

c. Fungsi ekspresi nilai

Beberapa sikap dipegang seseorang karena mewujudkan nilai-nilai

pokok dan konsep dirinya. Kita semua mengganggap diri kita

sebagai orang yang seperti ini atau itu (apakah sesungguhnya

demikian atau tidak, adalah soal lain); dengan mempunyai sikap

tertentu anggapan itu ditunjang.

d. Fungsi pengetahuan

Kita harus dapat memahami dan mengatur dunia sekitar kita. Suatu

sikap yang dapat membantu fungsi ini memungkinkan individu

untuk mengatur dan membentuk beberapa aspek pengalamannya.


34

7. Struktur Sikap

Azwar (2010) mengklasifikasi Struktur sikap dibagi dalam 3

komponen yang saling menunjang yaitu :

a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa

yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

b. Komponen afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif

seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum,komponen ini

disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif

Komponen ini menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku

yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap

yang dihadapinya. Komponen kognitif mengenai suatu obyek dapat

menjadi penggerak terbentuknya sikap apabila komponen kognitif

tersebut disertai dengan komponen afektif (persepsi) dan

komponen konatif (kesiapan untuk melakukan tindakan) (Azwar,

2010).

2. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap secara ilmiah dapat diukur, dimana sikap

terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode


35

pengukuran sikap adalah metode Self Report dan Pengukuran

Involuntary Behavior:

a. Observasi Perilaku

Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat

memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu

indicator sikap individu.

b. Penanyaan Langsung

Individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya

sendiri, ia akan mengungkapkan secara terbuka apa yang

dirasakannya.

c. Pengungkapan Langsung

Pengungkapan secara tertulis yang dapat dilakukan dengan

menggunakan item tunggal yaitu member tanda setuju atau tidak

setuju, maupun menggunakan item ganda yang dirancang untuk

mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan suatu objek sikap.

d. Skala Sikap

Skala sikap berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai

suatu objek sikap. Dari respon subjek pada setiap pernyataan

kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap

seseorang.

e. Pengukuran Terselubung
36

Metode pengukuran terselubung objek pengamatannya bukan lagi

perilaku tampak yang disadari atau disengaja dilakukan oleh

seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi diluar

kendali orang berangkutan (Azwar, 2013).

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2010) Faktor yang mempengaruhi sikap dibagi

menjadi 6 yaitu :

a. Pengalaman pribadi

Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang

meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang.

Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-

ulang dan terus menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap ke

dalam individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

b. Pengaruh orang lain

Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat berperan.

Misal dalam kehidupan masyarakat yang hidup di pedesaan,

mereka akan mengikuti apa yang diberikan oleh tokoh

masyarakatnya.

c. Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar

terhadap pembentukan sikap. Dalam kehidupan di masyarakat,


37

sikap masyarakat diwarnai dengan kebudayaan yang ada di

daerahnya.

d. Media massa

Media massa elektronik maupun media cetak sangat besar

pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan

seseorang. Dengan pemberian informasi melalui media massa

mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya sikap.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh dalam

pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya meletakkan

dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individual.

f. Faktor emosional

Sikap yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai

penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan

ego, sikap yang demikian merupakan sikap sementara dan segera

berlalu setelah frustasinya hilang, namun dapat juga menjadi sikap

yang lebih persisten dan bertahan lama.

D. Perilaku

1. Pengertian Perilaku
38

Menurut Hakim (2012), perilaku merupakan manifestasi dari

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus lingkungan sosial

tertentu. Faktor sosial sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi

perilaku antara lain, struktur sosial, pranata-pranata sosial, dan

permasalahan soaial lain (Notoatmodjo, 2010). Faktor budaya sebagai

faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang antara lain

nilai-nilai, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan masyarakat, tradisi

dansebagainya. Sedangkan faktor internal yang menentukan seseorang

itu merespon stimulus dari luar adalah perhatian, pemgamatan,

persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor

utama, yaitu:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap

halhal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut

oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi, dan

sebagainya.

b. Faktor-faktor pemungkin (enambling factors)

Faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasana

atau fasilitas kesehatan. Untuk dapat berperilaku sehat, diperlukan


39

sarana dan prasarana yang mendukung atau fasilitas yang

memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor ini

disebut faktor pendukung atau pemudah.

c. Faktor-faktor penguat

Untuk dapat berperilaku sehat positif dan dukungan fasilitas saja

tidak cukup, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) yang

baik dari tokoh masyarakat, petugas kesehatan (Notoatmodjo,

2010) dan pihak-pihak yang bersangkutan.

3. Bentuk-bentuk perilaku

Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap

stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua

a. Bentuk pasif /Perilaku tertutup (covert behavior) Respons

seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas

pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap

yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan

belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior) Respons terhadap stimulus

tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang

dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain.

4. Faktor pembentuk perilaku


40

Dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa perilaku itu sendiri

ditentukan dan terbentuk dari 3 faktor, yaitu :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud

dalam pengetahuan, skap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pengaruh

pengetahuan terhadap sikap dan perilaku. Kepercayaan,

keyakinan, serta nilai-nilai tidak di teliti karena kurangnya

keberagaman dari faktor tersebut.

b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factor), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan, misalnya pukesmas, obat-obatan,

alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. Dalam penelitian

ini, peneliti tidak mengambil faktor pemungkin dikarenakan

sudah tersedianya faktor-faktor pemungkin tersebut. Faktor

pemungkin yang sudah tercukupi secara keseluruhan adalah

tercukupinya obat pencegah filariasis untuk seluruh masyarakat.

c. Faktor-faktor pendorong atau penguat (reinforcing factor), yang

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas

lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat. Dalam penelitin ini, peneliti tidak meneliti faktor

penguat karena faktor ini di anggap sama pada seluruh penduduk.

Hal ini digambarkan dengan petugas kesehatan mendatangi


41

seluruh masyarakat sebagai upaya jemput bola, tidak menunggu

kedatangan masyarakat.

B. Remaja

1. Definisi

Masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk dilalui seorang

individu. Masa ini dikatakan sebagai masa yang paling kritis bagi

perkembangan pada tahap-tahap kehidupan selanjutnya (BKKBN,2003).

Remaja menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

(BKKBN) remaja yaitu mereka yang di golongkan dalam usia 10-19 tahun

dan masih berstatus belum menikah (WHO dalam Pusdatin Kemenkes,

2007).

2. Tahapan Remaja

Depkes RI (2007) mengelompokkan tahapan remaja menjadi 3

dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Remaja awal (10-13tahun)

1) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada

meningkatnya kesadaran diri (self consciousness).

2) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah

berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah

tersinggung, atau agresif.

3) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam

berpakaian, berdandan trendi, dan lain-lain.


42

4) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan

lingkungannya.

5) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan

dengan mode sebayanya.

6) Perasaan memiliki terhadap yteman sebaya terdampak punya

geng/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman

sebayanya

7) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangannya sendiri denan

membandingkan segala sesuatunya sebagsi buruk/hitam atau baik/

putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi.

b. Remaja pertengahan (14-16 tahun )

1) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar, dan

lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.

2) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak

menolak mencampur tangan orang lain termasuk orang tua

3) Bereksperimen untuk mendapat citra diri yang dirasa nyaman

berdampak pada gaya baju, gaya rambut, sikap dan pendapat

berubah-ubah

4) Tidak lagi berfokus pada diri sendiri yang berdampak pada lebih

bersosialisasi dan tidak pemalu

5) Membangun nilai, norma, dan moralitas yang berdampak pada

mempertanyakan kebenaran ide, norma yang di anut keluarga


43

6) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas yang

terdampak pada mempertanyakan kebenran ide, norma yang di

anut keluarga.

7) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis

8) Mampu berfikir secara abstrak mulai terhipotesa yang berdampak

pada mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin

mendiskusikan atau berdebat.

c. Remaja akhir (17-19 tahun )

1) Ideal berdampak cenderung mengeluti masalah sosial termasuk

agama

2) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan. Dan hubungan di luar stress

keluarga yang berdampak pada mulai belajar mengatasi, dihadapi,

dan sulit berkumpul dengan keluarga

3) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun emosional

yang berdampak pada kecemasan dan ketidak pastian masa depan

yang merusak keyakinan diri sendiri

4) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis

berdampak mempunyai pasangan yang kebih serius dan banyak

menyita waktu

5) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung

mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya

6) Hampir siap menjadi orang dewasa yang berdampak mulai ingin

meninggalkan rumah atau hidup sendiri.


44

3. Tugas-tugas perkembangan remaja

Havigurst mendefinisikan Tugas perkembangan merupakan tugas

yang muncul sekitar satu periode tertentu pada kehidupan individu, jika

individu berhasil melewati periode tersebut maka akan menimbulkan fase

bahagia serta membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas

perkembangan selanjutnya (Muhammad Ali, 2011). Namun jika individu

gagal melewati periode tersebut maka tak jarang akan terjebak dalam

perkembangan psikis yang tidak sehat, salah satunya kenakalan remaja

(Syafitri, 2015).

Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Havigurst adalah

sebagai berikut:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

b. Mampu memahami dan menerima peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

d. Mencapai kemandirian emosional.

e. Mencapai kemandirian ekonomi.

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua.

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa.


45

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga (Muhammad Ali, 2011).

C. Kerangka Teori

Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
d. Lingkungan
e. Social budaya
46

Sumber : Notoatmodjo (2012)

FafFaktor yang
mempengaruhi perilaku
a. Faktor-faktor
predisposisi
b. Faktor-faktor
pemungkin
c. Faktor
penguat

Sumber : Notoatmodjo (2010)

faktor yang
mempengaruhi sikap
a. pengalaman
peibadi
b. pengaruh orang
lain
c. kebudayaan
d. media massa
e. lembaga
pendidikan
dan lembaga
Sumber : Azwar (2010)

Gambar 2.1 Kerangka teori

Modifikasi beberapa sumber : Azwar (2010), Notoatmodjo (2010),

Notoatmodjo (2012)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan

atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau

diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Kerangka

konsep ini terdiri dari variabel independen yaitu tingkat pengetahuan, sikap,

dan perilaku tentang virus corona pada remaja.

Variabel Independen

Tingkat pengetahuan, Sikap dan Perilaku remaja


tentang virus corona

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini tidak ada Hipotesis penelitian, karena penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif. Adapun pertanyaan penelitian dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku

tentang virus corona pada remaja di Desa Winong?”.

47
48

C. Desain Penelitian

Jenis penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain

deskriptif survey. Penelitian deskriptif di definisikan suatu penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang

terjadi di dalam masyarakat. Sedangkan metode deskriptif kuantitatif adalah

penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau

deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk

memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi

sekarang atau yang sedang terjadi (Notoatmodjo, 2010).

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah atau tempat subyek didalam sebuah penelitian

yang akan di teliti memenuhi kriteria yang sudah di tetapkan (Siyoto &

Sodik, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah Remaja dengan berusia

10-19 tahun di Desa Winong sebanyak 337 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang di miliki oleh populasi (Nursalam,2017).

Teknik sampling adalah suatu cara yang dilakukan dalam pemgambilan

sampel agar memperoleh sampel yang sesuai dengan keseluruhan subjrk

peneliti (Swarjana ,2016). Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah proportional random sampling, merupakan tehnik


49

undian, karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara

merandom. Penggunaan proportional random sampling dengan

pertimbangan di Desa Winong terdiri dari satu desa. Sampel dalam

penelitian ini yaitu remaja usia 10-19 tahun di desa winong. menentukan

besarnya sampel menggunakan rumus Slovin. Hal ini mengacu pada

pendapat (Riduwan & Kuncoro, 2011).

N
n=
N . d 2 +1

Keterangan :

n = jumlah sempel

N=¿ jumlah populasi

d 2= presisi

Presisi yang diterapkan 5%, maka:

N
n=
N . d 2 +1

1294
=
1294.¿ ¿

1294
=
1294 x ( 0,0025 ) +1

1,294
=
3,235+1

1294
=
4,235

= 305,5
50

Hasil perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan rumus

Slovin didapatkan sebanyak 305,5 namun hasil jumlah sampel

dibulatkan menjadi 306 orang. Kemudian untuk menghindari

kemungkinan drop out maka sampel ditambahkan 10% sehingga besar

sampel 10% = 30,6 dibulatkan menjadi 306 maka besar sampel setelah

perhitungan drop out adalah 30,6+306 = 337 orang.

3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

a. Kriteria inklusi adalah kriteia yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel. (Notoatmodjo, 2010)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Remaja yang bersedia menjadi responden dan kooperatif.

2) Remaja yang bisa membaca dan menulis

b. Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sempel. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :

1) Remaja yang sedang sakit kritis

2) Remaja yang saat diteliti tidak berada di tempat.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat pengambilan penelitian

(Notoadmojo, 2018). Penelitian akan lakukan di Desa Winong Kabupaten

Kendal. Alasan peneliti melakukan penelitian di desa Winong kabupaten

Kendal, pengambilan sampel dilakukan dirumah dengan kriteria pasien


51

atau klien kurang pengetahuan,sikap dan perilaku tentang covid-19 di

Desa Winong Kabupaten Kendal.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan penelitian (Notoadmojo, 2018). Penelitian ini sudah

berlangsung dilakukan mulai bulan Desember 2020 – Mei 2021. Penelitian

ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, menentukan fenemena, pengajuan

judul, studi pendahuluan, mempersiapkan proposal penelitian, seminar

proposal penelitian, pengambilan data, pengolahan data dan menganalisis

data, penyusunan laporan penelitian, dan melakukan seminar dari hasil

penelitian.

F. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, dan Skala Pengukuran

1. Definisi Oprasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Instrumen Hasil ukur Skala


Operasional Penelitian
1. Varaiabel
Independen
a. Usia Lamanya Menggunakan 1. Remaja awal Ordinal
kehidupan kuesioner yang ( 10-13 tahun)
seseorang diisi oleh 2. Remaja
dihitung sejak responden tentang pertengahan
tahun lahir umur responden (14-16 tahun )
sampai tahun saat 3. Remaja akhir
penelitian ( 17-19 tahun)

b. Jenis Perbedaan Responden 1. Laki-laki Nominal


kelamin biologis dan menjawab dengan 2. Perempuan
fisiologis yang memilih salah satu
membedakan jenis kelamin pada
responden antara kuesioner
laki-laki dan
perenpuan
52

No Variabel Definisi Instrumen Hasil ukur Skala


Operasional Penelitian
c. Pendidikan Pendidikan Responden 1. Tidak Ordinal
terakhir menjawab dengan sekolah
responden memilih salah satu 2. SD
pendidikan pada 3. SMP
kuesioner 4. SMA
5. Sarjana

d.Pekerjaan Pekerjaan Responden 1. Tidak Nominal


responden menjawab dengan bekerja/
memilih salah satu sekolah
pendidikan pada 2. Pelajar
kuesioner 3. Mahasiswa
4. Bekerja

Tingkat Segala sesuatu Menggunakan 1. Kurang baik, Ordinal


Pengetahuan yang diketahui kuesioner jika nilainya
tentang Covid-19, pengetahuan terdiri kurang dari
baik yang didapat dari 10 pertanyaan mean/media
secara informasl dengan pertanyaan n
maupun informal, jawaban benar= 1 2. Baik, jika
pengertian salah= 0 nilainya
Covid-19, cara lebih dari
penularannya, sama dengan
gejala, dan mean/
pencegahannya median

Sikap Tanggapan atau Menngunakan 1. Kurang baik Ordinal


Masyarakat respon kuesioner terdiri jika nilainya
masyarakat dari 25 pernyataan kurang dari
tentang Covid-19 dengan jawaban mean/media
Positif, sangat n
setuju (SS)= 4, 2. Baik jika
setuju (S)= 3, tidak nilainya
setuju (TS)= 2, lebih dari
sangat tidak setuju sama mean/
(ST)=1. Sedangkan median
untuk pernyataan
Negatif skor
sebaliknya

Perilaku Segala sesuatu Menggunakan 1. Kurang baik, Ordinal


yang dilakukan kuesioner jika nilainya
oleh seseorang pengetahuan terdiri kurang dari
terhadap Covid- dari 18 pertanyaan mean/media
19, penilaiannya n
dengan jawaban
“tidak pernah”skor 2.Baik, jika
0 , “kadang- nilainya
kadang” skor 1 , lebih dari
dan “selalu” skor 2 . sama mean /
53

No Variabel Definisi Instrumen Hasil ukur Skala


Operasional Penelitian
median
G. Alat Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat penelitian

Alat penelitian dari penelitian ini mengunakan kuesioner yang berisi

beberapa pertanyaan tertulis untuk memperoleh suatu informasi tentang

pengetahuan dan sikap dengan perilaku tentang virus corona pada remaja

di desa Winong.

a. Kursioner A Demografi

Kuesioner gemografi merupakan kuesioner yang dapat di gunakan

untuk mengambarkan data demografi responden yang meliputi usia ,

jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan, remaja yang kemudian di isi

oleh responden pada kolom yang telah di sediakan.

b. Kuesioner B pengetahuan tentang virus corona

Kuesioner ini mengetahui tentang pengetahuan pengukuran kuesioner

ini terdiri dari 35 pertanyaan peneliannya dengan ”Benar” skor 1 dan

“salah” skor 0.

c. Kuesioner C sikap tentang virus corona

Kuesioner ini mengetahui tentang sikap remaja tentang virus corona .

pengykuran kuesioner ini terdiri dari 38 pertanyaan peneliannya

dengan jawaban “sangat setuju”skor 3, “setuju” skor 2 “tidak setuju”

skor 1dan “sangat tidak setuju” skor 0.

d. Kuesioner D perilaku remaja tentang covid 19


54

Kuesioner ini untuk mengetahui perilaku remaja tentang virus corona .

pengkuran kuesioner ini di lakukan yang terdiri dari 26 pertanyaan

penilaiannya dengan jawaban “tidak perah”skor 0 , “kadang-kadang”

skor 1 , dan “selalu” skor 2.

2. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah langkah penting dalam pola prosedur

penelitian . Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan

data yang di perlukan (Siyoto dan Sodik,2015) Instrumen yang di gunakan

dengan penelitian ini adalah kuesioner responden diminta untuk mengisi

kuesioner dengan memilih jawaban.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Dimensi Indikator No. Soal

Pengetahuan remaja a. pengertian 1,2,3,4,5,6,7


terhadap covid 19 b. penyebab 8,9,10,11,12
c. gejala 13,1,4,15,16,17,18,19,20
d. pencegahan 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31
32,33,34,35
e. perawatan
Sikap remaja a. pengertian 1,2,3,4
terhadap covid 19 b. penyebab 5,6,7,8,9,10,11,12,13,14
c. gejala 15,16,17,18,19,20,21
d. pencegahan 22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,
33
e. perawatam 34,35,36,37,38

Perilaku remaja a. pencegahan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,


terhadap covid 19 13,14,15,16,17,18
b. perawatan 19,20,21,22,23,24,25,26

3. Uji instrumen penelitian

a. Uji validitas
55

Uji validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instruent dalam mengumpulkan data. Instrumen

harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam,2017)

1) Validitas isi

Uji validitas ini di lakukan dengan mengunakan content validity

(validitas isi ) .Validitas ini dilaku kan dengan cara meminta

pendapat para ahli (judgetment expert) mengenai lembar kuesioner

yang telah di susun . Uji expert meminta pendapat para

ahli.Berdasarkan uji validitas isi di lakukan oleh expert yaitu :

Ns.Dona Yanuar A.S.,MNS dan Ns. Riani Pradarajati.,M.Kep

2) Validitas konstruk

Validitas konstruk yaitu validitas yang mengambarkan beberapa

jauh instrumen memiliki item-item pertanyaaan yang di landasi oleh

kontruk tertentu. (Sugiyono,2015)

Instrumen pengetahuan , sikap , dan perilaku tentang covid 19 akan

dilakukan uji validitas di Desa Winong , dengan menggunakan uji

pearson. Standar uji validitas jika dikatakan hasil <0,05 maka

dinyatakan valid. Untuk respond en uji validitas ini akan di lakukan

pada 20 responden.

b. Uji reliabilitas
56

Uji eliablitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

fakta atau kenyataan hidup tadi diukur diamati berkali-kali dalam waktu

yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama

memegang peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan.

Penelitian reliabel belum tentu akurat (Nursalam,2017).

Instrumen pengetahuan sikap mengenai covid 19 akan dilakukan uji

reliabilitas di Desa Winong. Standar uji reliabilitas jika dikatakan hasil

alpha > 0,7 maka dinyatakan reliabel.

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data tergantung pada

rancangan penelitian dan teknik instrumen yang di gunakan

(Nursalam,2017). Prosedur pengumpulan data yang di gunakan penulis

dalam penelitian ini dibagi kedalam dua kelompok yaitu : data primer dan

data sekunder

a. Data primer

data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung melalui

sumber utamanya (Swarjana,2016). Data penelitian menggunakan data

primer di peroleh dari kuesioner yang di isi oleh responden. Data

primer penelitian ini adalah demografi meliputi = usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan , sikap dan perilaku remaja

terhadap covid 19.


57

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang di dapatkan melalui pihak tertentu

atau pihak lain , di mana data tersebut umumnya di olah oleh pihak

tertentu (Swarjana,2016 ). Data sekunder dalam penelitian ini berupa

data jumlah remaja dari data statistik Kependudukan di Desa Winong.

5. Teknik Pengumpulan data penelitian

Langkah-langkah pengumpulan data dilakukan peneliti sebagai berikut :

a. Tahap pertama mengajukan judul dengan pembimbing sesuai dengan

fenomena yang peneliti temukan dan ingin diteliti.

b. Setelah judul disetujui oleh pembimbing 1 dan pembimbing 2,

peneliti melakukan study pendahuluan dan study kepustakaan untuk

menyusun proposal.

c. Konsultasi proposal kepada pembimbing 1 dan pembimbing 2,

kemudian setelah proposal diterima peneliti melakukan seminar

proposal yang diuji dengan 3 penguji.

d. Peneliti mengajukan surat izin kepada institusi STIKES Kendal

untuk melakukan penelitian.

e. Setelah menyerahkan surat izin penelitian kepada STIKES Kendal

peneliti menyerahkan izin penelitian ke Badan Perencanaan

Penelitian dan Pengembangan (BAPERLITBANG).

f. Setelah mendapatkan ijin dari Badan Perencanaan Penelitian dan

Pengembangan (BAPERLITBANG) peneliti memberikan surat izin

penelitian ke Rt,Rw dan Balaidesa Winong Kabupaten Kendal.


58

g. Setelah mendapatkan izin dari Rt,Rw dan Balaidesa Winong

Kabupatrn Kendal peneliti melakukan penelitian. Penelitian yang

dilakukan adalah pengumpulan data dengan memberikan lembar

kuesioner penelitian kepada responden didesa Winong Kabupaten

Kendal.

h. Teknik penelitian dengan mengikuti Protokol Kesehatan dan lembar

kuesionar kemudian peneliti mendampingi responden untuk mengisi

kuesioner.

i. Setelah mendapatkan data dari responden maka peneliti dapat

mengelolah dan menganalisis data tersebut.

j. Setelah tahap pengumpulan data, pengelolan data dan menganalisa

telah selesai, peneliti menyusun laporan penelitian yang meliputi

hasil penelitian, pembahasan, serta kesimpulan dan saran dengan

konsultasi kepada pembimbing.

H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses untuk memperoleh data atau

data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan

menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang di

perlukan (Setiadi,2013). Analisa data di lakukan melalui pengolahan

data yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :

a. Memeriksa ( Editing)
59

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Memberi kode (Coding)

Coding harus dilakukan secara konsisten karena hal tersebut

sangat menentukan reliabilitas. Coding merupakan kegiatan

pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari

beberapa kategori. Coding dilakukan dengan mengubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan dari

hasil perolehan data melalui jawaban kuesioner yang diisi.

c. Memasukkan Entry data

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga

dengan membuat tabel.

d. Cleaning data

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya,

kemudian dilakukan pembetulan atau kolerasi. Proses ini disebut

pembersihan data.
60

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis Univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian (Notoatmodjo,2010). Analisis statistik dalam

penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Dari data yang telah

terkumpul disederhanakan dengan pengelompokan data kedalam

variabel karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan) dan

tingkat pengetahuan, sikap serta perilaku, besarnya presentase dengan

menggunakan rumus presentase.

Tabel 3.3 Analisa Univariat

Variable Skala Statistic analisa

Usia Ordinal Distribusi frekuensi


Jenis kelamin Nominal Distribusi frekuensi
Pendidikan Ordinal Distribusi frekuensi
Pekerjaan Nominal Distribusi frekuensi
Tingkat pengetahuan Ordinal Distribusi frekuensi
Sikap Ordinal Distribusi frekuensi
Perilaku Ordinal Distribusi frekuensi

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan ini

berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika penelitian harus

diperhatikan yang meliputi :

1. Inform consent (lemb ar persetujuan penelitian)


61

Inform consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

tujuan agar respon den mengerti maksud dan tujuan penelitian, jika

responden bersedia diteliti mereka harus menandatangani lembar

persetujuan tersebut. Jika responden merasa keberatan dan tidak

bersedia diteliti maka peneliti akan menghormati hak nya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dan masalah-masalah responden dijamin

oleh peneliti. Peneliti menyimpan data di file dengan nama tertentu dan

hanya peneliti yang tahu.

J. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini dilakukan mulai dari bulan oktober 2020 sampai

januari 2021. Penelitian ini di mulai dari mencari fenomena, pengajuan

judul, studi pendahuluan, persiapan proposal penelitian, seminar proposal

penelitian, pelaksanaan pengumpulan data, pengelolahan data, menganalisis

data, menyusun laporan peneliti dan melakukan seminar hasil penelitian.


62
DAFTAR PUSTAKA

Disease (COVID-19).pdf Kemenkes. (2020). Pedoman kesiapan menghadapi

COVID19. Pedoman Kesiapan Menghadapi COVID-19, 0–115.

Huang, C. Wang, Y. Li, X. , Renc, L. Zhao, J. Zan, G.Li., Fan, G., Etc. 2020.

Clinical Features Of Patient Infectted With 2019 Novel Coronavirus In

Wuhan, China. The Lancet.

Kementerian Kesehatan RI (2020). Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus

Disease (COVID-19) 18 April 2020.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian

Coronavirus Disease (Covid-19). In Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia (Ed.), Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus

Disease (Covid-19) (5th ed., pp. 1–214). Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes. (2020). Pedoman kesiapan menghadapi COVID19. In Direktorat

Jenderal Pencegahan dan pengendalian penyakit. Kemetrian Kesehatan RI.

https://www.kemkes.go.id/res ources/download/infoterkini/ COVID-19

dokumen resmi/2 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus.

Liu, F., Wang, W., Yu, H., Wang, Y., Wu, W., Qin, X., & Zhao, Y. (2020).

Surgery in Practice and Science Prevention and control strategies of general

surgeons under COVID-19 pandemic. Surgery in Practice and Science,

1(April), 100008. https://doi.org/10.1016/j.sipas.2 020.100008

Mansuri, F. M. A., Zalat, M. M., Khan, A. A., Alsaedi, E. Q., & Ibrahim, H. M.

(2020). Estimating the public response to mitigation measures and

63
64

selfperceived behaviours towards the COVID-19 pandemic. Journal of Taibah

University Medical Sciences, (xxxx). https://doi.org/10.1016/j.jtumed.

2020.06.003.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka

Cipta.Nugroho. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Jakarta:EGC.

Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu

Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2015). Metodelogi Ilmu Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2017). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Salemba

Medika.

Suryaatmadja, S., & Maulani, N. (2020). Contributions of Space Technology To

Global Health in the Context of Covid-19. Jurnal Administrasi Kesehatan

Indonesia, 8(2), 60. https://doi.org/10.20473/jaki.v8i 2.2020.60-73.

Saqlain, M., Munir, M. M., Rehman, S. U., Gulzar, A., Naz, S., Ahmed, Z., …

Mashhood, M. (2020). Knowledge, attitude, practice and perceived barriers

among healthcare workers regarding COVID-19: a crosssectional survey

from Pakistan. Journal of Hospital Infection, 105(3), 419–423.

https://doi.org/10.1016/j.jhin.20 20.05.007.

Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktek Penulisan Riset

Keperawatan.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,

kualitatif dan R&D). Bandung: CV.Alfabeta.


65

Wulandari, A., Rahman, F., Pujianti, N., Sari, A. R., Laily, N., Anggraini, L., …

Prasetio, D. B. (2020). Hubungan Karakteristik Individu dengan

Pengetahuan tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada

Masyarakat di Kalimantan Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,

15(1), 42. https://doi.org/10.26714/jkmi .15.1.2020.42-46

WHO (2020). Coronavirus disease (COVID2019) situation reports.

Wulandari, A., Rahman, F., Pujianti, N., Sari, A. R., Laily, N., Anggraini, L., …

Prasetio, D. B. (2020). Hubungan Karakteristik Individu dengan

Pengetahuan tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada

Masyarakat di Kalimantan Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,

15(1), 42. https://doi.org/10.26714/jkmi .15.1.2020.42-46

Xu, X., Chen, P., Wang, J., Feng, J., Zhou, H., Li, X., … Hao, P. (2020).

Evolution of Novel Coronavirus from The Ongoing Wuhan Outbreak and

Modeling of Its Spike Protein For Risk Of Human Transmission. Science

China Life Sciences. Science China Life Sciences, 63(3), 457–460.

Yanti, B., Wahyudi, E., Wahiduddin, W., Novika, R. G. H., Arina, Y. M. D.,

Martani, N. S., & Nawan, N. (2020). Community Knowledge, Attitudes, and

Behavior Towards Social Distancing Policy As Prevention Transmission of

Covid-19 in Indonesia. Jurnal

Zhang, M., Zhou, M., Tang, F., Wang, Y., Nie, H., Zhang, L., & You, G. (2020).

Knowledge, attitude, and practice regarding COVID-19 among healthcare

workers in Henan, China. Journal of Hospital Infection, 105(2), 183–187.

https://doi.org/10.1016/j.jhin.20 20.04.012.
66

Yantina,(2020). Wellness and Healthy Magazine, 2(1), February 2020,-188

Notoatmodjo, S.(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S.(2010). Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Notoatmodjo, S.(2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta.

Siyoto, Sandu dan Ali Sodik.2015. Dasar Metodelogi Penelitian.Yogyakarta:

Literasi Media Publishing.

Swarjana, K.(2016). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Departemen Kesehatan RI Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

(PKPR). Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007.

Ali,Mohammad,dkk.2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta:PT Bumi Aksara.

Yantina. 2020. Bahaya Virus Corona Covid-19 dan Cara Mencegahnya.

(https://tirto.id/eMHW). Diposting tanggal 2 April 2020.

Andrews, J.L., Foulkes, L.,&Blakemore,S. J. (2020). Peer Influence in

Adolescence: Public-Health Implications for COVID-19. Trends in

Congnitive Sciences, 24(8), 585-587.

https://doi.org/10.1016/j.tics.2020.05.001

Listiani 2015. Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Kesehatan Tentang Pencegahan

Covid-19 di Indonesia.
LEMBAR KUESIONER

1. Kuesioner A Demografi

Petunjuk pengisian :

Berikan tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan

Usia : ……..Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Perempuan

Pendidikan : TIDAK SEKOLAH

SD

SMP

SMA

PENDIDIKAN TINGGI

Pekerjaan : Tidak bekerja/ sekolah

Pelajar

Mahasiswa

Bekerja
68

2. Kuesioner B Pengetahuan Remaja Petunjuk pengisian

Berikan tanda (√) pada kolom salah menurut peryataan anda salah berikan

tanda (√) pada kolom menurut pertanyaan anda benar yang sudah

disediakan

No Pertanyaan Benar Salah


Pengertian
1. Penyakit covid-19 adalah penyakit flu yang tidak
berbahaya
2. Virus corona dapat bertahan hidup beberapa jam di luar
tubuh manusia
3. Orang yang bisa menularkan covid 19 hanyalah yang
memiliki gejala
4. Penyakit Covid 19 adalah penyakit yang di tandai dengan
demam dan flu
5. Penyakit covid-19 di sebabkan oleh virus
6. Penyakit covid-19 menular melalui percikan ludah
7. Penyakit covid-19 adalah penyakit yang membahayakan
dan mematikan
Penyebab
8. Penyakit covid-19 disebabkan oleh virus
9. Virus corona merupakan penyebab penyakit covid-19
10 Orang yang memakai masker tidak akan tertular virus
. corona
11 Orang yang menghirup percikan ludah (droplet) penderita
. covid-19 bisa menyebabkan tertular
12 Kontak jarak dekat dengan penderita covid-19 dapat
. menjadi faktor penyebab tertular penyakit covid-19
Gejala
13 Orang yang bisa menularkan covid-19 hanyalah yang
. memiliki gejala
14 Gejala covid-19 pada usia lanjut umumnya lebih berat dari
. pada usia muda
15 Demam tinggi lebih 38 derajat selsius merupakan salah satu
. gejala penyakit covid-19
16 Hilangnya indra penciuman merupakan gejala penyakit
. covid-19
17 Flu dan batuk merupakan gejala penyakit covid-19
.
18 Batuk merupakan gejala penyakit covid-19
.
19 Sakit kepala merupakan gejala penyakit covid-19
.
20 Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi covid 19 tidak di
perlukan bagi yang tidak memiliki gejala
Pencegahan
21 Selalu jaga jarak dengan orang yang batuk atau bersin
.
22 Tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut
.
23 Jika demam, batuk, atau kesulitan bernapas segera cari
. bantuan medis
24 Saat batuk atau bersin tutup mulut dan hidung dengan
. lengan atau tisu
25 Tidak keluar rumah jika merasa tidak enak badan dan tidak
. ada keperluan yang penting
26 Mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah tertularnya
. virus corona
27 Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi covid-19 tidak di
. perlukan bagi yang tidak memiliki gejala
28 Memakai masker dengan benar mengurangi resiko tertular
.
29 Menjaga jarak duduk dengan orang lain di luar rumah
. merupakan salah satu tindakan pencegahan penularan
covid-19
30 Menjaga jarak berdiri dengan orang lain di tempat umum
. merupakan salah satu tindakan pencegahan penularan
covid-19
31 Mengurangi kegiatan yang berkerumunan menjaga jarak
. duduk dengan orang lain diluar rumah merupakan salah
satu tindakan pencegahan penularan covid-19
Perawatan
32 Mengonsumsi vitamin C dosis tinggi merupakan salah satu
. pengobatan bagi penderita covid-19
33 Mengonsumsi vitamin E dosis tinggi merupakan salah satu
. pengobatan bagi penderita penyakit covid-19
34 Mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang merupakan
. salah satu perawatan dalam gejala covid-19
35 Isolasi pada orang yang terkena virus covid-19 merupakan
. perawatan dari covid-19
3. Kuesioner C Sikap Remaja

Petunjuk pengisian

Berikan tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan

Keterangan

SS : sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS
Pengertian
1. Virus covid-19 adalah virus yang berbahaya
dan mematikan
2. Covid 19 dapat di tularkan dari orang yang
tidak bergejala
3. Virus penyebab covid 19 dapat di tularkan
melalui udara
4. Manusia bisa terinfeksi covid 19 dari hewan
Penyebab
5. Orang yang memakai masker tidak akan tertular
virus corona
6. Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi
covid 19 tidak di perlukan bagi yang tidak
memiliki gejala
7. Virus penyebab covid 19 dapat di tularkan
melalui udara
8. Selalu jaga jarak dengan orang yang batuk atau
bersin merupakan cara aman tertular dari covid-
19
9. Jarak dekat dengan penderita covid 19 maka
akan berisiko tertular penyakit covid-19
10. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci
tangan terlebih dahulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan ludah penderita
covid 19 akan tertular virus corona
11. Orang yang memakai masker medis tidak akan
tertular virus corona
12. Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi
covid 19 tidak di perlukan bagi yang tidak
memiliki gejala
13. Menurut saya Kontak jarak dekat dengan
penderita covid 19 akan menularkan covid 19
14. Saya Memegang mulut atau hidung tanpa
mencuci tangan terlebih dahulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah
penderita covid 19
Gejala
15. Orang yang mengalami gejala penyakit covid-
19 harus segera periksa ke
dokter/pukesmas/rumah sakit
16. Orang yang mengalami gejala penyakit covid-
19 harus melaporkan ke petugas kesehatan atau
satgas covid-19
17. Orang yang bisa menularkan covid 19 hanyalah
yang memiliki gejala
18. Orang yang mempunyai suhu di atas 38 derajat
selsius bisa dikatakan tertular covid 19
19. Orang yang terkena covid 19 akan merasakan
tidak nyaman dan nyeri
20. Orang yang terkena covid 19 mudah lelah
21. Gejala covid-19 pada usia lanjut umumnya
lebih berat dari pada usia muda
Pencegahan
22. Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi
covid 19 tidak di perlukan bagi yang tidak
memiliki gejala
23. Orang yang memakai masker tidak akan tertular
virus corona
24. Saat batuk atau bersin tutup mulut dan hidung
dengan lengan atau tisu dapat mencegah
penularan virus
25. Mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah
tertular virus corona
26. Setiap orang wajib menjaga jarak ketika duduk
minimal 1 meter
27. Setiap orang wajib menggunakan masker
28. Setiap orang wajib mencuci tangan ketika akan
masuk rumah/tempat umum
29. Setiap orang wajib di periksa suhu tubuhnya
ketika masuk sekolah/kantor/tempat umum
30. Sekolah/kantor/pelayanan umum wajib
membatasi jumlah pengunjung
31. Pertemuan/kegiatan yang menghadirkan banyak
orang di hentikan
32. Kegiatan yang di lakukan di dalam gedung
harus di batasi jumlah pesertanya sesuai
ketentuan
33. Orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan
harus di berikan sanksi
Perawatan
34. Mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang
merupakan salah satu perawatan dalam
mencegah penyakit covid-19
35. Mengonsumsi vitamin E dosis tinggi
merupakan salah satu pengobatan bagi
penderita penyakit covid-19
36. Mengonsumsi vitamin C dosis tinggi
merupakan salah satu pengobatan bagi
penderita penyakit covid-19
37. Isolasi pada orang yang terkena covid-19
merupakan perawatan dari penyakit covid-19
38. Tidak keluar rumah jika merasa tidak enak
badan dan tidak ada keperluan yang penting
4. Kuesioner D Perilaku Remaja

Petunjuk pengisian

Berikan tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan

Keterangan

S : selalu

K : Kadang-Kadang

TP : Tidak Pernah

No Pernyataan S K TP
Pencegahan
1. Saya mencuci tangan dengan sabun setelah
memegang benda-benda di tempat umum
2. Saya mandi dan mengganti pakaian setelah
pulang dari berpergian
3. Saya memakai masker bila berada di
tempat umum (pasar, terminal, warung )
4. Saya makan makanan yang bergizi
mengandung vitamin C dan vitamin E agar
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit
5. Saya menjaga jarak minimal 1 meter dari
orang lain saat berada di luar rumah
ataupun tempat umum
6. Saya menghadiri acara yang
mengumpulkan banyak orang dengan
menggunakan masker
7. Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi
covid 19 tidak diperlukan bagi yang tidak
memiliki gejala
8. Jika demam, batuk, atau kesulitan bernafas
segera cari bantuan medis
9. Saat batuk atau bersin tutup mulut dan
hidung dengan lengan atau tisu
10 Saya Tidak keluar rumah jika merasa tidak
. enak badan dan tidak ada keperluan yang
penting
11 Saya menggunakan masker saat keluar
. rumah
12 Saya mencuci tangan dengan sabun dan air
. mengalir
13 Saya membersihkan tangan dengan cairan
. desenfektan/handsinitizer
14 Saya menerapkan etika batuk dan bersin
. dengan benar
15 Saya menjaga jarak fisik minimal 1 meter
. dengan orang lain ketika berinteraksi
16 Saya menghindari kegiatan yang
. berkerumunan
17 Saya berolahraga minimal 30 menit setiap
. hari
18 Saya mengonsumsi vitamin atau suplemen
. setiap hari
Perawatan
19 Saya menjaga kebersihan rumah setiap hari
.
20 Saya melakukan pemeriksaan kesehatan
. jika merasa tidak ada tanda gejala sakit
21 Saya berjemur minimal 30 menit jika cuaca
. cerah
22 Saya berpergian keluar kota setiap bulan
.
23 Saya menggunakan masker medis
.
24 Saya menggunakan masker kain 3 lapis
.
25 Ketika sampai rumah setelah kegiatan di
. luar rumah, saya mandi dan berganti
pakaian.
26 Memperhatikan ventilasi cahaya udara pada
. kamar/rumah dengan membuka jendela,
dan membersihkan kamar
Lampiran 2 Kalender Penyusunan Skripsi

KALENDER PENYUSUNAN SKRIPSI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AJARAN 2020/2021

September Oktober November Desember Januari Februari Maret


Kegiatan 2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Studi Awal
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Perijinan
Pengambilan Data
Pengolahan dan Analisa
Data
Penyusunan Laporan
Penelitian
Pengumpulan Hasil
Penelitian
Ujian skripsi
Perbaikan skripsi
Pengumpulan skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Rekomendasi

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Remaja
Di Desa Winong
Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Rini Puji Astuti
NIM : SK. 117.028
Institusi Pendidikan : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIKES Kendal
Program Studi Sarjana Keperawatan

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada saudara untuk


bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, yang berjudul “Pengetahuan,
Sikap, Dan Perilku Tentang Virus Corona Pada Remaja Di Desa Winong”.
Data saudara dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan penelitian saja.
Apabila saudara bersedia, mohon untuk menandatangani surat kesanggupan
menjadi responden dan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan.
Atas kesediaan dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Kendal, 8 Januari 2021


Peneliti

Rini Puji Astuti


Lampiran 4

Anda mungkin juga menyukai