Oleh:
Kelompok 2A
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi petunjuk, hidayah,
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas profesi ners
Departemen Komunitas ini. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Komunitas, Fakultas Kedokteran,
Universitas Brawijaya, Malang. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns.Setyoadi, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan dengan sabar
membimbing untuk bisa menulis dengan baik, dan senantiasa memberi
semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
2. Ns. Rinik Eko Kapti, S.Kep. M.Kep selaku Koordinator Program Profesi
Keperawatan Universitas Brawijaya yang telah memberi arahan dan
dukungan dalam menjalani program ini.
3. Ns. Tony Suharsono, S.Kep., M.Kep sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah membimbing penulis dalam menuntut ilmu di
Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
4. Serta teman-teman dari Program Profesi Ners Universitas Brawijaya yang
telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan
kritik yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
1
A. Epidemiologi
Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di
China setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari
2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei dan provinsi di
sekitar, kemudian bertambah hingga ke provinsi-provinsi lain dan seluruh
China. Tanggal 30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi
COVID-19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara
seperti Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja,
Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India, Australia,
Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman.
Per 30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di
seluruh dunia. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi
COVID-19, dengan kasus dan kematian sudah melampaui China. Amerika
Serikat menduduki peringkat pertama dengan kasus COVID-19 terbanyak
dengan penambahan kasus baru sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30
Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia memiliki
tingkat mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu 11,3%.
COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020
sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang
terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat
mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang
tertinggi di Asia Tenggara (Susilo et al, 2020).
Pada tanggal 28 Mei, Pemerintah Indonesia mengumumkan 24.538
kasus konfirmasi COVID-19, 1.496 kasus meninggal dan 6 240 kasus
sembuh dari 412 kabupaten/kota di seluruh 34 provinsi (WHO-Indonesia,
2020).
B. Faktor Risiko
a. Iklim
Infeksi conavirus biasanya sering terjadi pada musim dingin dan semi.
Hal tersebut terkait dengan faktor iklim yang cenderung banyak
perjalanan atau perpindahan populasi. Selain itu, terkait dengan
2
C. Penularan
Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi
sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif.
Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang
keluar saat batuk atau bersin. Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2
dapat viabel pada aerosol (dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3
jam. WHO memperkirakan reproductive number (R0) COVID-19 sebesar 1,4
hingga 2,5. Namun, studi lain memperkirakan R0 sebesar 3,28. Beberapa
laporan kasus menunjukkan dugaan penularan dari karier asimtomatis,
namun mekanisme pastinya belum diketahui. Kasus-kasus terkait transmisi
dari karier asimtomatis umumnya memiliki riwayat kontak erat dengan pasien
COVID-19. Beberapa peneliti melaporan infeksi SARS-CoV-2 pada
neonatus. Namun, transmisi secara vertikal dari ibu hamil kepada janin
belum terbukti pasti dapat terjadi. Bila memang dapat terjadi, data
menunjukkan peluang transmisi vertikal tergolong kecil. Pemeriksaan virologi
cairan amnion, darah tali pusat, dan air susu ibu pada ibu yang positif
COVID-19 ditemukan negative.
3
virus dengan plasma membran dari sel. Pada proses ini, protein S2‟
berperan penting dalam proses pembelahan proteolitik yang memediasi
terjadinya proses fusi membran. Selain fusi membran, terdapat juga clathrin-
dependent dan clathrin-independent endocytosis yang memediasi masuknya
SARS-CoV ke dalam sel pejamu. Faktor virus dan pejamu memiliki peran
dalam infeksi SARS-CoV. Efek sitopatik virus dan kemampuannya
mengalahkan respons imun menentukan keparahan infeksi. Disregulasi
sistem imun kemudian berperan dalam kerusakan jaringan pada infeksi
SARS-CoV-2. Respons imun yang tidak adekuat menyebabkan replikasi
virus dan kerusakan jaringan. Di sisi lain, respons imun yang berlebihan
dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Respons imun yang disebabkan
oleh SARS-CoV-2 juga belum sepenuhnya dapat dipahami, namun dapat
dipelajari dari mekanisme yang ditemukan pada SARS-CoV dan MERS-CoV.
Ketika virus masuk ke dalam sel, antigen virus akan dipresentasikan ke
antigen presentation cells (APC).
Presentasi antigen virus terutama bergantung pada molekul major
histocompatibility complex (MHC) kelas I. Namun, MHC kelas II juga turut
berkontribusi. Presentasi antigen selanjutnya menstimulasi respons imunitas
humoral dan selular tubuh yang dimediasi oleh sel T dan sel B yang spesifik
terhadap virus. Pada respons imun humoral terbentuk IgM dan IgG terhadap
SARS-CoV. IgM terhadap SAR-CoV hilang pada akhir minggu ke-12 dan IgG
dapat bertahan jangka panjang. Hasil penelitian terhadap pasien yang telah
sembuh dari SARS menujukkan setelah 4 tahun dapat ditemukan sel T
CD4+ dan CD8+ memori yang spesifik terhadap SARS-CoV, tetapi
jumlahnya menurun secara bertahap tanpa adanya antigen. Virus memiliki
mekanisme untuk menghindari respons imun pejamu. SARS-CoV dapat
menginduksi produksi vesikel membran ganda yang tidak memiliki pattern
recognition receptors (PRRs) dan bereplikasi dalam vesikel tersebut
sehingga tidak dapat dikenali oleh pejamu. Jalur IFN-I juga diinhibisi oleh
SARS-CoV dan MERS-CoV. Presentasi antigen juga terhambat pada infeksi
akibat MERS-CoV.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala COVID-19 memiliki spectrum yang luas. Terdapat
individu dengan COVID-19 yang tidak menunjukkan tanda gejala
5
Pneumonia
ringan Pasien dengan pneumonia dan tidak ada tanda pneumonia berat.
Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau kesulitan
bernapas + napas cepat: frekuensi napas: <2 bulan, ≥60x/menit;
2–11 bulan, ≥50x/menit; 1–5 tahun, ≥40x/menit dan tidak ada
tanda pneumonia berat.
6
E. Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
i. Hematologi:
1) Jumlah Leukosit (< 4000/uL)
2) Netrofil (> 2500/uL)
3) Hitung limfosit absolut /ALC (< 1500/uL)
ii. Neutrofil Limfosit Ratio/NLR (>3.13)
iii. CRP >10 mg/L
iv. Kombinasi rapid test antibody dengan PCR (konvensional/TCM/Real
Time)
v. Pemeriksaan Toraks
Kelainan pemeriksaan fisik toraks pada COVID-19 sampai sekarang
masih belum jelas. Pemeriksaan thoraks dapat dievaluasi untuk
mengetahui kondisi pasien COVID-19. Berikut ini merupakan tanda-
tanda yang dapat ditemukan pada pasien COVID-19:
- Tanda distress pernapasan berat
Terdapatnya stridor dan retraksi dinding dada merupakan tanda
distress pernapasan berat yang ditemukan pada pneumonia berat.
- Perubahan suara paru
Studi mengenai suara paru pada COVID-19 sampai sekarang
masih sangat beragam dan terbatas. Terdapat kasus yang
menunjukkan tanpa adanya perubahan suara paru. Akan tetapi,
studi-studi lain juga ada yang melaporkan terdapatnya wheezing
dan ronkhi basah halus pada auskultasi paru, seperti halnya
pneumonia viral pada umumnya.
vi. Rontgen Toraks
Pemeriksaan Rontgen toraks merupakan pemeriksaan yang tidak
sensitif dan sering kali menunjukkan penampakan normal pada awal
perjalanan penyakit. Distribusi bilateral/multilobular umum ditemukan
pada pasien COVID-19. Penampakan Rontgen toraks yang umumnya
ditemukan pada COVID-19 adalah opasitas asimetrik difus atau
9
- Pneumonia Bakterial
Pasien pneumonia bakterial memiliki presentasi klinis yang
menyerupai COVID-19, yaitu demam, batuk, dan dispnea. Akan
tetapi, pada pneumonia bakterial terkadang ditemukan gejala nyeri
pleuritik. Selain itu, pada pemeriksaan fisik umumnya ditemukan
tanda-tanda konsolidasi, yaitu pekak pada perkusi toraks, ronkhi
basah halus pada auskultasi, dan suara napas tubular pada lapangan
paru. Pada pemeriksaan sputum, umumnya dapat ditemukan leukosit
polimorfonuklear dan predominan organisme bakterial.
b. Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan dalam penanggulangan COVID-19
diselenggarakan melalui penyehatan, pengamanan, pengendalian dan
pengawasan (linen dan dekontaminasi) yang dilaksanakan dengan:
1. Konseling, dilakukan terhadap OTG dan ODP yang diintegrasikan
dengan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan. Petugas
konseling menggunakan APD sesuai ketentuan dengan tetap
menerapkan physical distancing. Konseling dapat menggunakan alat
peraga, percontohan, dan media informasi cetak atau elektronik yang
terkait COVID-19.
2. Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan terhadap media sarana dan
bangunan dengan mendata lingkungan permukiman, tempat kerja,
tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum seperti pasar,
terminal, stasiun, tempat ibadah dan lain-lain yang pernah
didatangi/dikunjungi/kontak langsung oleh OTG dan ODP.
3. Intervensi kesehatan lingkungan berdasarkan hasil inspeksi yang
dapat berupa KIE, penggerakan/pemberdayaan masyarakat, dan
perbaikan atau pembangunan sarana/prasarana. Contoh kegiatan
yang dilaksanakan antara lain:
a. pemasangan dan/atau penayangan media promosi kesehatan
lingkungan;
14
c. Sistem Rujukan
Sistem rujukan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dengan memperhatikan: 1. Merujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut (FKRTL) sesuai dengan kasus dan sistem rujukan yang
telah ditetapkan oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sesuai
peraturan yang berlaku. 2. Standar pelayanan:
1. Puskesmas menempatkan pasien yang akan dirujuk pada ruang
isolasi tersendiri yang terpisah.
2. Mendapat persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
3. Melakukan pertolongan pertama atau stabilisasi pra rujukan.
4. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan
bahwa penerima rujukan dapat menerima (tersedia sarana dan
prasarana serta kompetensi dan tersedia tenaga kesehatan).
Rujukan Suspek PDP melalui Sisrute mengacu pada user manual
sebagaimana lampiran buku Juknis ini.
5. Membuat surat pengantar rujukan dan resume klinis rangkap dua.
6. Transportasi untuk rujukan sesuai dengan kondisi pasien dan
ketersediaan sarana transportasi.
7. Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus didampingi
oleh tenaga Kesehatan yang kompeten dan membawa formulir
monitoring khusus untuk kasus COVID-19 sesuai dengan Pedoman.
8. Pemantauan rujukan balik.
15
f. Tatalaksana Karantina
1. Karantina Rumah
Karantina rumah adalah upaya pembatasan penghuni dalam suatu
rumah beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau
terkontaminasi untuk mencegah penyebaran penyakit atau
kontaminasi. Masyarakat lain di luar rumah tersebut harus menghindari
berinteraksi langsung dengan penghuni rumah atau tidak boleh
menggunakan/ bersentuhan dengan barang yang belum didisinfeksi.
Apabila masyarakat menjalani karantina rumah maka harus
berkomunikasi per telpon dengan keluarga di luar rumah tersebut
secara periodik, dan meminta dukungan apabila memerukan bantuan.
Karantina rumah dilakukan melalui isolasi diri.
2. Isolasi Diri
Isolasi diri dilakukan dengan memantau kondisi kesehatan diri sendiri
dengan menghindari kemungkinan penularan dengan orang-orang
sekitar termasuk keluarga, melaporkan kepada fasyankes terdekat
kondisi kesehatannya. Yang dilakukan saat isolasi diri:
a. Tinggal di rumah dan tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat
b. Menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lain
c. Jika memungkinkan jaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota
keluarga lain
d. Menggunakan masker selama isolasi diri
e. Melakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis
f. Hindari pemakaian bersama peralatan makan, peralatan mandi
dan linen/sprei.
g. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
h. Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari
setiap pagi
18
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama:
demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau
sesak. Tapi perlu dicatat bahwa demam dapat tidak didapatkan pada
beberapa keadaan, terutama pada usia geriatri atau pada mereka dengan
imunokompromis. Gejala tambahan lainnya yaitu nyeri kepala, nyeri otot,
lemas, diare dan batuk darah. Pada beberapa kondisi dapat terjadi tanda
dan gejala infeksi saluran napas akut berat (Severe Acute Respiratory
Infection-SARI). Definisi SARI yaitu infeksi saluran napas akut dengan
riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk dengan onset dalam 10 hari terakhir
serta perlu perawatan di rumah sakit. Tidak adanya demam tidak
mengeksklusikan infeksi virus.
Definisi kasus
a. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek / possible
1) Seseorang yang mengalami:
a) Demam (≥380C) atau riwayat demam
b) Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan
c) Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau
gambaran radiologis. (pada pasien immunocompromised
presentasi kemungkinan atipikal)
DAN disertai minimal satu kondisi sebagai berikut :
Memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/ negara
yangterjangkit* dalam 14 hari sebelum timbul gejala
Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah
merawat pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat
yang tidak diketahui penyebab / etiologi penyakitnya, tanpa
memperhatikan riwayat bepergian atau tempat tinggal.
ATAU
22
c. Kasus Probable
23
d. Kasus terkonfirmasi
Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19.
Definisi Kontak :
a. Kontak
Kontak didefinisikan individu yang berkaitan dengan beberapa aktivitas
sama dengan kasus dan memiliki kemiripan paparan seperti kasus.
Kontak mencakup anggota rumah, kontak keluarga, pengunjung,
tetangga, teman kuliah, guru, teman sekelas, pekerja, pekerja sosial atau
medis, dan anggota group sosial.
b. Kontak erat
Kontak erat didefinisikan seseorang yang memiliki kontak (dalam 1 meter)
dengan kasus yang terkonfirmasi selama masa simptomatiknya termasuk
satu hari sebelum onset gejala. Kontak tidak hanya kontak fisik langsung.
Kontak pekerja sosial atau pekerja medis
Paparan terkait perawatan kesehatan, termasuk menangani langsung
untuk pasien COVID-19, bekerja dengan petugas kesehatan yang
terinfeksi COVID-19 atau memeriksa pasien yang terkonfimari kasus
atau dalam lingkungan ruangan sama, ketika prosedur aerosol
dilakukan.
Kontak lingkungan rumah atau tempat tertutup
Berbagi lingkungan ruangan, bekerja bersama, belajar bersama
dalam jarak dekat dengan pasien COVID-19.
Bepergian bersama pasien COVID-19 dalam segala jenis mode
transportasi.
Anggota keluarga atau tinggal di rumah yang sama dengan
pasien COVID-19.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien COVID-19 harus diawali dengan pemeriksaan
keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien. Pemeriksaan toraks dan status
24
2. Pemeriksaan Toraks
Kelainan pemeriksaan fisik toraks pada COVID-19 sampai sekarang
masih belum jelas. Pemeriksaan thoraks dapat dievaluasi untuk
mengetahui kondisi pasien COVID-19. Berikut ini merupakan tanda-tanda
yang dapat ditemukan pada pasien COVID-19:
Tanda distress pernapasan berat
Terdapatnya stridor dan retraksi dinding dada merupakan tanda
distress pernapasan berat yang ditemukan pada pneumonia berat.
Perubahan suara paru
Studi mengenai suara paru pada COVID-19 sampai sekarang masih
sangat beragam dan terbatas. Terdapat kasus yang menunjukkan
tanpa adanya perubahan suara paru. Akan tetapi, studi-studi lain juga
ada yang melaporkan terdapatnya wheezing dan ronkhi basah halus
pada auskultasi paru, seperti halnya pneumonia viral pada umumnya.
3. Pemeriksaan Generalisata
Pemeriksaan tenggorokan pada beberapa kasus COVID-19 dapat
ditemukan hiperemis pada faring minimal. Selain itu, ruam-ruam samar
juga dapat terlihat pada beberapa kasus. Pemeriksaan generalisata pada
pasien COVID-19 juga dapat dilakukan untuk mengetahui progresivitas
penyakit.
Berikut ini merupakan beberapa tanda komplikasi yang dapat ditemukan
pada pasien COVID-19:
Tanda sianosis sentral
Tanda sianosis sentral, berupa kebiruan pada kulit dan membran
mukosa, dapat penurunan saturasi oksigen < 85%.
Ekstremitas dingin dan kulit lembap
Ekstremitas dingin dan kulit lembap merupakan salah satu tanda dari
kegagalan sirkulasi.
Tanda gagal jantung kanan
26
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan dibuktikan dengan
keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahan dan
tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan
2. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan dibuktikan dengan keinginan
peningkatan perilaku kesehatan
27
kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor resiko yang
dapat memepengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku
hidupbersihdan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan
untukmeningkatkan perilaku
hidupbersih dan sehat
Sekunder
identifikasi resiko
Observasi
1. Identifikasi risiko biologis
lingkungan dan perilaku
2. Identifikasi risiko secara
29
Tersier
skrining kesehatan
Observasi
1. Identifikasi target populasi
skrining kesehatan
Terapeutik
1. Lakukan informed consent
skriningkesehatan
2. Sediakan akses layanan
skrining
3. Jadwalkan waktu skrining
kesehatan
4. Gunakan instrument skrining
yang valid dan akurat
5. sediakan lingkungan yang
nyaman
6. lakukan anamnesis riwayat
kesehatan, faktor resiko dan
pengobatan, jikaperlu
7. lakukan pemeriksaan fisik,
31
sesuai indikasi
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor resiko yang
dapat memepengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku
hidupbersihdan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan
untukmeningkatkan perilaku
hidupbersih dan sehat
Terapeutik
33
Edukasi
1. Jelaskan penyebab
danfaktor resiko penyakit
2. Jelaskan proses
phathofisiologimunculnya
penyakit
3. Jelaskan tanda dan
gejalayang ditimbulkan oleh
penyakit
4. Jelasknakemungkinan
terjadinya komplikasi
5. Ajarkancara
34
meredakan/mengatasi gejala
yang dirasakan
6. Ajarkan cara
meminmalkanefek samping
dari intervensi atau
pengobatan
7. Informasikan kondisi pasien
saat ini
8. Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan gejala
memberat atau tidak biasa
35
D. Evaluasi
1. Evaluasi Sumatif
Diagnosa
No Kriteria Yang Diharap Hasil
Keperawatan
1 Kesiapan Prevensi Primer, Sekunder, Primer
peningkatan Tersier S:
manajemen Manajemen Kesehatan - Peserta mengatakan bahwa
kesehatab b.d - Sering melakukan tindakan mereka memahami faktor-
mengekspresikan untuk mengurangi factor faktor yang meningkatkan
keinginan untuk resiko dan menurunkan motivasi
mengelola - Mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan
masalah program perawatan sehat
kesehatan dan - Melakukan aktifitas hidup O:
pencegahannya sehari-hari efektif untuk - Peserta terlihat antusias
memenuhi tujuan dan aktif bertanya tentang
kesehatan materi yang diberikan
- Terdapat peningkatan nilai
posttest setelah diberikan
kegiatan
- Kehadiran peserta sudah
lebih dari 70% dari jumlah
yang ditargetkan
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan monitoring dan
evaluasi
Sekunder
S:
- Peserta mengatakan bahwa
mereka telah melakukan
pengelolaan resiko secara
efektif
O:
- Peserta membuat update
perencaan atau timeline
secara reguler
36
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan monitoring dan
evaluasi
Tersier
S:
- Peserta mengatakan bahwa
mereka telah melakukan
skrining kesehatan
O:
- Hasil dari skrining
kesehatan peserta tidak
terdapat indikasi yang
membahayakan kesehatan
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan monitoring dan
evaluasi
2 Kesiapan Prevensi Primer, Sekunder, Primer, Tersier, Sekunder
peningkatan Tersier S:
pengetahuan b.d Tingkat Pengetahuan - Peserta mengatakan bahwa
upaya peningkatan - Perilaku peserta membaik mereka memahami edukasi
kesehatan sesuai anjuran yang diberikan
- Niat minat peserta dalam O:
belajar membaik - Peserta terlihat antusias
- Peserta mampu dan aktif bertanya tentang
menjelaskan suatu topic materi yang diberikan
dengan baik - Terdapat peningkatan nilai
- Peserta mampu posttest setelah diberikan
menggambarkan kegiatan
pengalaman sebelumnya - Kehadiran peserta sudah
dengan baik lebih dari 70% dari jumlah
- Perilaku peserta yang yang ditargetkan
membaik sesuai dengan A: Masalah teratasi
pengetahuan P: Lanjutkan monitoring dan
evaluasi
37
2. Evaluasi Formatif
a) Evaluasi Struktur
Ruangan kondusif untuk kegiatan
Media dan materi sudah siap tersedia
Acara kegiatan berjalan lancar
Panitia sudah berkumpul tepat waktu untuk mempersiapkan
alat, dan media yang digunakan
b) Evaluasi Proses
Peserta memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama
Peserta aktif dan antusias selama proses diskusi berlangsung
Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam
menyampaikan pendapat terhadap program terkait yang
diselenggarakan
Seluruh peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
acara
c) Evaluasi Hasil
Peserta mampu menerima dan memahami permasalahan
yang terjadi di daerah setempat
Didapatkan rencana kegiatan yang telah disepakati antara
mahasiswa dan masyarakat
Peserta antusias dalam melaksanakan program yang
berkelanjutan
Indikator peserta tercapai setelah kegiatan diadakan
Terdapat peningkatan nilai posttest peserta
d) Faktor Pendukung
Terdapat beberapa perlengkapan yang mudah didapatkan di
rumah masing-masing
Adanya dukungan dari keluarga setempat yang akan
mengikuti kegiatan ini
Kerjasama yang baik antara mahasiswa dan warga membuat
acara berjalan lancer
Dapat menggunakan webinar atau virtual meeting lainnya
dalam penyampaian edukasi kepada warga mengingat
pandemic yang telah terjadi sehingga edukasi bisa
dilaksanakan secara fleksiel
38
e) Faktor Penghambat
Acara tidak sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
Peserta undangan tidak dapat mengikuti secara lengkap
karena terhalang alat serta sinyal apabila menggunakan
webinar
Materi kurang efektif tersampaikan kepada masyarakat
Harus membatasi peserta yang ikut mengingat pandemic
yang terjadi
Dapat menghambat simulasi atau demonstrasi kepada
masyarakat
f) Rencana Tindak Lanjut
Diharapkan puskesmas melaksanakan program ini secara
berkelanjutan
Diharapkan puskesmas melakukan evaluasi dan monitoring
kepada masyarakat setelah dilakukan program kegiatan ini
Diharapkan masyarakat melakukan perubahan gaya hidup
setelah dilakukan program terkait.
39
Core Demografi Riwayat Riwayat Apakah keluhan yang a. Demam Primer Kuesioner
COVID-19 kesehatan Anda rasakan saat ini? b. Batuk (keluarga)
saat ini c. Nyeri
tenggorokan
d. Hidung
tersumbat
e. Nyeri otot
f. Sakit kepala
g. Kelelahan
h. Tidak nafsu
makan
i. Tidak ada
Apakah keluarga Anda ada a. Ya Primer Kuisioner
yang menderita COVID- b. Tidak (keluarga)
19?
Apakah anggota keluarga a. Ya Primer Kuisioner
Anda ada yang melakukan b. Tidak (keluarga)
rapid test?
Pencegahan Cara Apakah yang Anda a. Tidak Primer Kuesioner
penularan pencegaha lakukan untuk mencegah berdekatan (keluarga)
42
pencegahan penularan
COVID-19? (Contohnya:
setelah bepergian wajib
untuk mandi dan mencuci
baju yang dipakai)
Perilaku Apakah Anda memiliki a. Ya Primer Kuesioner
Hidup handsanitizer? b. Tidak (keluarga)
Bersih Kapan momen-momen a. Sebelum Primer Kuesioner
untuk melakukan cuci makan (keluarga)
tangan? (Boleh memilih b. Setelah
lebih dari 1) buang air
c. Setelah
beraktivitas
d. Sebelum
menyentuh
mulut, hidung,
dan mata
e. Setelah
menerima
paket dan
44
makanan
online
f. Bukan salah
satu diatas
Bagaimana cara a. Dengan air Primer Kuesioner
melakukan cuci tangan mengalir (keluarga)
yang benar? (Boleh b. Gosok telapak
memilih lebih dari 1) tangan,
punggung
tangan,
punggung jari,
genggam
tangan, gosok
sela-sela ibu
jari, gosok
kuku-kuku jari
c. Dengan air
mengalir dan
sabun
Perlindunga Jenis masker apa yang a. Masker kain Primer Kuesioner
45
c. 15 menit
d. 30 menit
e. Tidak pernah
Berapa lama Anda a. 1 menit Primer Kuesioner
berjemur? b. 3 menit (keluarga)
c. 5 menit
d. 10 menit
e. 15 menit
Vital statistik Angka Apakah usia rata-rata a. Bayi Primer Kuesioner
kejadian pasien positif COVID-19? b. Anak-anak (keluarga)
kesakitan c. Remaja
d. Dewasa
e. Lansia
Apakah salah satu faktor a. Kontak Primer Kuesioner
yang meningkatkan risiko dengan (keluarga)
penularan Virus Corona? pasien
COVID-19
b. Riwayat
bepergian
47
c. Tidak
melakukan
cuci tangan
Berapa jumlah pasien - Sekunder Lembar
positif COVID-19 di (Laporan observasi
Indonesia? pemerintah)
Angka Apakah usia rata-rata a. Bayi Primer Kuesioner
kejadian pasien COVID-19 yang b. Anak-anak (keluarga)
kesembuha sembuh? c. Remaja
n
d. Dewasa
e. Lansia
Berapa angka - Sekunder Lembar
kesembuhan pasien (Laporan observasi
COVID-19 di Indonesia? pemerintah)
Angka Apakah usia rata-rata a. Bayi Primer Kuesioner
kejadian pasien COVID-19 yang b. Anak-anak (keluarga)
kematian meninggal dunia? c. Remaja
d. Dewasa
e. Lansia
48
c. Berdoa
bersama
Core Nilai dan Keyakinan Agama Apakah agama yang a. Islam Primer Kuesioner
Keyakinan dianut dalam keluarga? b. Kristen (Keluarga)
c. Katolik
Mengartika Penyakit Covid 19 a. Kutukan Primer Kuesioner
n penyakit dianggap apa? b. Kiriman dari (keluarga)
orang
c. Wabah
Keyakinan Apakah menurut bapak/ibu a. Bisa Primer Kuesioner
untuk penyakit ini bisa b. Mungkin bisa (keluarga)
sembuh disembuhkan? c. Tidak bisa
Subsistem Lingkungan Pembuangan Limbah Dimanakah anda membuat a. Belakang Primer Kuesioner
fisik limbah padat limbah padat rumah? rumah (keluarga)
rumah b. Di tempat
sampah
c. Di
sungai/selokan
Jenis polusi Jenis polusi Apa jenis polusi yang a. Polusi udara Pengamata Lembar
di daerah terdapat di daerah sekitar b. Air n langsung observasi
51
minggu ?
Kualitas - Bagaimana kualitas udara a. Baik Pengamata Lembar
udara dan di daerah sekitar rumah ? b. Buruk n langsung observasi
cuaca
Fasilitas apd Alat Apakah terdapat masker a. Ada Primer Kuesioner
dalam rumah pelindung dan handsanitizer di dalam b. Tidak ada (keluarga)
diri rumah ?
Kran dan Kran dan Apakah terdapat kran dan a. Ada Primer Kuesioner
sabun pancuran sabun di daerah sekitar b. Tidak ada (keluarga)
untuk rumah ?
mencuci
tangan
APD APD yang Ketika suadara sedang a. Ya masker Primer ( Kuesioner
digunakan bepergian , apakah b. Ya masker keluarga)
ketika menggunakan masker dan dan
bepergian membawa hansanitizer ? handsanitizer
c. Tidak
handsanitizer
d. Tidak masker
e. Tidak sama
53
sekali
Penggunaan Penggunaa Berapa kali saudara a. Tidak pernah Primer ( Kuesioner
masker n masker mengganti masker anda b. 1 kali keluarga )
ketika ketika sedang bepergian ? c. 2 kali
bepergian
Subsistem Pelayanan Pelayanan Pusat Apakah terdapat pusat d. Ya Primer Kuesioner
Kesehatan Kesehatan pelayanan pelayanan kesehatan di e. Tidak (keluarga)
kesehatan daerah sekitar?
Tangguh
e. Tidak ada
program
Apakah anggota keluarga a. Pernah Primer Kuesioner
sudah pernah melakukan b. Tidak pernah (keluarga)
rapid test?
Bagaimana implemetasi a. Dilarang Primer Kuesioner
program lockdown/PSBB bepergian (keluarga)
di daerah sekitar? (boleh dan hanya
pilih >1) boleh keluar
rumah jika
ada perlu
b. Pemberhenti
an sementara
kegiatan
sosial (PKK,
karang
taruna)
c. Pemberhenti
an sementara
55
kegiatan
keagamaan
(tahlil atau
pengajian)
d. Tidak
melakukan
pemberhentia
n kegiatan
sosial/keaga
maan namun
tetap
menerapkan
jaga
jarak/protokol
kesehatan
e. Tidak ada
program
PSBB
Apakah saat program a. Ya, selalu Primer Kuesioner
PSBB di daerah sekitar b. Kadang- (keluarga)
56
f. Tidak
mengunjungi
yankes dalam
3 bulan
terakhir
Berdasarkan pengalaman a. Ya Primer Kuesioner
anggota keluarga (Menggunak (keluarga)
mengunjungi pusat an sarung
layanan kesehatan, tangan,
apakah tenaga kesehatan masker,
di tempat tersebut pelindung
menggunakan APD wajah (face
lengkap? shield),
apron,
pelindung
mata, dan
cap)
b. Menggunaka
n masker,
sarung
58
tangan, dan
pelindung
wajah
c. Menggunaka
n masker
dan sarung
tangan
d. Menggunaka
n masker
saja
e. Tidak
menggunaka
n APD
Apakah anggota keluarga a. Ya Primer Kuesioner
pernah mengalami b. Tidak (keluarga)
diskriminasi saat
menggunakan pelayanan
kesehatan?
b. PNS
c. Wirausaha
d. Tidak bekerja
e. Dan lain-lain
Apakah pekerjaan anggota a. Ya Primer Kuesioner
keluarga terganggu selama b. Tidak (keluarga)
pandemic Covid-19?
Jumlah Berapa penghasilan a. Dibawah UMR Primer Kuesioner
Penghasilan keluarga perbulan? b. Sesuai UMR (keluarga)
c. Diatas UMR
Apakah penghasilan a. Ya Primer Kuesioner
keluarga b. Tidak (keluarga)
terganggu/berubah selama
pandemi Covid-19?
Jaminan Apakah keluarga a. Ya Primer Kuesioner
Kesehatan mempunyai b. Tidak (keluarga)
tabungan/jaminan khusus
(BPJS/Askes/dsb) untuk
kesehatan/berobat?
Kemampuan Apakah keluarga mampu a. Mampu Primer Kuesioner
60
kesehatan
(puskemas,
praktek
dokter
swasta, dll)
Subsistem Politik dan Jika ada kejadian warga a. Terlibat Primer Kuesioner
Pemerintaha yang terpapar covid-19 di b. Tidak terlibat (keluarga)
n wilayah ini apakah
bapak/ibu pernah terlibat
dalam membuat keputusan
untuk mengatasi masalah
tersebut ?
Apakah ada program untuk a. Ada Primer Kuesioner
skrining warga yang keluar b. Tidak (keluarga)
masuk wilayah dalam
upaya pencegahan ?
Jika ada, apa saja program a. Cek suhu Primer Kuesioner
yang dilakukan ? tubuh (keluarga)
b. mencuci
tangan
c. Penyemprotan
disinfektan
apakah ada program a. Ada Primer Kuesioner
khusus jika ada warga b. Tidak (keluarga)
63
masih layak?
Tingkat Pengetahu Apakah covid-19 a. Benar Primer Kuesioner
Pengetahuan an Covid- disebabkan oleh b. Salah (keluarga)
19 Coronavirus?
Apakah Covid-19 menular? a. Iya Primer
b. Tidak (keluarga)
Apakah Covid-19 menular a. Benar Primer Kuesioner
melalui percikan ludah saat b. Salah (keluarga)
bersin/berbicara?
Apakah batuk dan demam a. Iya Primer Kuesioner
0
(≥38 C) tanda-tanda b. Tidak (keluarga)
terkena Covid-19?
Apabila mengalami gejala a. Iya Primer Kuesioner
covid-19 ringan seperti flu b. Tidak (keluarga)
apakah harus ke Rumah
Sakit?
mencegah penularan
covid-19?
Pada saat pandemi a. Iya Primer Kuesioner
sekarang ini apakah orang b. Tidak (keluarga)
sehat wajib memakai
masker saat keluar rumah?
c. Taman
bermain
d. Mall
Berapa rata-rata a. <50 Primer Kuesioner
jumlahpengunjung yang orang/hari (Kepala
datang (Selama 6 bulan b. 51-100 pengelola)
terakhir)? orang/hari
c. >100
orang/hari
Seberapa sering Anda a. 1-2x/bulan Primer Kuesioner
berkunjung ke tempat b. 3-5x/bulan (Keluarga)
rekreasi (Selama 6 bulan c. >5x/bulan
terakhir)? d. Tidak pernah
Seberapa jauh rumah a. <5-10 km Primer Kuesioner
Anda dengan tempat b. 11-15 km (Keluarga)
rekreasi yang ada? c. >16 km
Keluhan apa yang anda a. Stress Primer Kuesioner
rasakan selama pandemi Ekonomi (Keluarga)
Covid19 ini? b. Stress
karena sering
69
dirumah
c. Tidak ada
keluhan
Selama pandemic a. Menonton Primer Kuesioner
Covid19, apa yang anda TV (Keluarga)
dan keluarga lakukan? b. Jalan-jalan
diluar rumah
c. Bersih-bersih
rumah
Keamanan Security Apakah terdapat petugas a. Ada Primer Kuesioner
pada fasilitas keamanan yang ada di b. Tidak (Keluarga)
rekreasi tempat rekreasi daerah
anda?
Apakah petugas a. Iya, Primer Kuesioner
keamanan membantu membantu (Keluarga)
melakukan protocol b. Tidak, Cuek
covid19 terhadap warga aja
yang berkunjung ? (seperti
mengawasi jarak
Kesehatan Apakah terdapat fasilitas a. Ada Primer Kuesioner
70
b. Riwayat
penyakit
penyerta
(autoimun)
c. Riwayat
kontak dengan
penderita
terkonfirmasi
Penyembuh Bagaimana cara a. Obat Primer Kuesioner
an penyembuhan Covid-19? b. Vaksin (Keluarga)
c. Herbal
Obat Apakah obat untuk Covid- a. Sudah Primer Kuesioner
19 sudah ditemukan? b. Belum (Keluarga)
72
3.2.3 Demografi
3.2.7.2 Suku
3.2.7.4 Kebudayaan
3.2.8.1 Agama
3.3.10 APD
dan hanya boleh keluar rumah jika ada perlu”, 42 (62,7%) responden
mengatakan penerapan program PSBB dengan “Pemberhentian
sementara kegiatan sosial (PKK, karang taruna)”, 38 (56,7%)
responden mengatakan penerapan program PSBB dengan
“Pemberhentian sementara kegiatan keagamaan (tahlil atau
pengajian)”, dan 19 (28,4%) responden mengatakan penerapan
program PSBB dengan “Tidak melakukan pemberhentian kegiatan
sosial/keagamaan namun tetap menerapkan jaga jarak/protokol
kesehatan” di daerah sekitar rumahnya.
3.5 Ekonomi
3.5.1 Jenis Pekerjaan
Pegawai swasta
12%
5% 31% Wirausaha
PNS
37% Tidak bekerja
15%
Lain-lain
3.6.2 Transportasi
3.6.2.1 Mobilitas
Kondisi jalan pada saat pandemic covid-19 beberapa wilayah masih ramai
dengan persentase (67.2%)
15%0%
85%
Jarak
< 5 KM
Tempuh
6 - 10 KM > 10 KM
3.8 Komunikasi
115
3.9 Pendidikan
3.9.1 Tingkat Pendidikan
117
3.10 Rekreasi
3.10.1 Fasilitas Rekreasi
Menurut hasil survey pada google form yang telah disebarkan mengenai
tempat rekreasi, sebanyak 86,6% masyarakat bermukim di daerah yang
mempunyai tempat rekreasi dan sebanyak 13,4% masyarakat tidak
bermukim di daerah tempat rekreasi. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas masyarakat (Gambar 1) mempunyai tempat tujuan untuk
sekedar melepas kepenatan
yang ada di masyarakat tetap buka. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
daerah memilih menutup tempat rekreasi guna mencegah peningkatan
penyebaran virus corona.
3.10.2 Keamanan/Kesehatan
Sementara itu, pada bagian keamanan/kesehatan di tempat rekreasi
menunjukkan mayoritas (95,5%) tersedia security ditempat rekreasi
(Gambar 9), dengan membantu menerapkan protocol kesehatan terhadap
masyarakat yang berkunjung di tempat rekreasi (89,6%) (Gambar 10).
3.11 Persepsi
A. Analisa Data
Masalah
No Data Indikator Kesehatan Kesimpulan
Keperawatan
1. Berdasarkan hasil Indikator kesehatan Epidemiologi Manajemen
pengkajian pada 67 penanggulangan COVID-19 di Kesehatan Tidak
KK, diperoleh data pandemic menurut Indonesia Efektif b.d
bahwa 1,5% (WHO, 2020) diantara terkendali karena Kekurangan
responden lainnya adalah: persentase dukungan sosial
menyatakan jika - Epidemiologi: pertumbuhan d.d Gagal
keluarganya 1. Penurunan pasien konfirmasi melakukan
menderita COVID-19. minimal 50% positif COVID-19 tindakan untuk
Berdasarkan riwayat angka kasus selama 23 Juli-12 mengurangi
rapid test, diperoleh konfirmasi baru Agustus 2020 faktor resiko,
data bahwa 64,2% dari puncak sebanyak Aktivitas hidup
responden tertinggi selama 3 (28,35%) dengan sehari hari tidak
menyatakan jika minggu berturut- total kesembuhan memenuhi tujuan
keluarganya tidak turut dan terus sebanyak
melakukan rapid test. menurun pada (65,64%), dan
Sedangkan 35,8% minggu-minggu tingkat kematian
responden lainnya selanjutnya sebanyak
menyatakan jika 2. Jumlah spesimen (4,52%).
keluarganya positif (untuk Lebih dari 50%
melakukan rapid test. keperluan masyarakat
Berdasarkan jenis diagnosis) pada belum melakukan
masker yang semua kasus skrining rapid
digunakan, diperoleh dalam 2 minggu test. Sama
data bahwa 3 % terakhir <5% seperti data
responden tidak 3. Penurunan jumlah nasional di
menggunakan kasus kematian, Indonesia bahwa
masker. baik kasus masih (33,91%)
Berdasarkan hasil probable maupun masyarakat yang
pengkajian pada 67 kasus konfirmasi belum melakukan
KK, diperoleh data dalam 3 minggu rapid test.
bahwa 17,9% terakhir Selain itu, sekitar
responden tidak 50% masyarakat
130
COVID-19 yang
meninggal dunia
sebanyak 5.903
orang (4,52%)
- Sedangkan total
pasien COVID-19
aktif sampai
tanggal 12 Agustus
2020 sebanyak
39.017 orang
(29,85%)
Sampai tanggal 12
Agustus 2020 terhitung
sebanyak 130.718 jiwa
dari 1.783.673
spesimen yang
diperiksa (66,09%) dari
jumlah penduduk
Indonesia
sekurang-
kurangnya 1M dari
orang lain terutama
dengan orang yang
menunjukkan
gelaja flu
- Sering mencuci
tangan dengan
sabun dan air
mengalir atau
handsanitizer
- Menghindari
menyentuh mata,
hidung, dan mulut
sebelum mencuci
tangan
- Mengurangi tingkat
mobilitas aktivitas
seperti bekerja dan
sekolah di rumah
- Rajin olahraga
- Serta berjemur
selama 10-15 menit
setiap hari diantara
pukul 10.00-15.00
WIB.
Penyuluhan kesehatan
adalah kegiatan
pendidikan yang
dilakukan dengan cara
menyebarkan
informasi-informasi
pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga
134
ditetapkan pada 31
Maret 2020.
Pemerintah Daerah
(Pemda) dapat
melakukan
Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB)
untuk satu provinsi
atau kabupaten/kota
tertentu. PSBB
dilakukan dengan
pengusulan oleh
gubernur/bupati/walikot
a kepada Menteri
Kesehatan.
3. Berdasarkan hasil Menurut Undang- Pandemi Koping komunitas
pengkajian pada 67 Undang No. 24/2007 menimbulkan tidak efektif b.d
KK mayoritas tentang stres pada paparan bencana
responden memiliki Penanggulangan berbagai lapisan non-alam (wabah
keyakinan bahwa Bencana, disebutkan masyarakat penyakit) d.d
penyakit covid-19 ini ada tiga jenis bencana, terutama karena mengungkapkan
adalah penyakit yang yakni bencana alam, stres ekonomi ketidakberdayaan
berasal karena wabah nonalam dan sosial. (PHK) serta komunitas dan
yaitu sebanyak 98,5% Wabah Corona sulitnya mencari insiden masalah
(66 orang), lalu yang Virus/Covid-19 pekerjaan baru masyarakat tinggi
meyakini bahwa dikategorikan masuk Masyarakat (pengangguran,
penyakit ini dalam bencana sudah mulai kemiskinan)
merupakan kutukan nonalam (Puspensos, bosan karena
dari tuhan sebesar 2020) sudah terlalu Masalah
1,5% (1 orang). Menurut WHO (2020), lama dirumah keperawatan
Berdasarkan hasil munculnya pandemi aja. (Aktual)
pengkajian pada 67 menimbulkan stres
KK, mayoritas pada berbagai lapisan Masalah
responden 53,7% ( 36 masyarakat. Oleh keperawatan (Aktual)
responden ) karena itu kemenkes RI
138
B. Prioritas Diagnosa
2: sedang
3: tinggi
Manajemen 3 1 3 4 11
Kesehatan
Tidak Efektif
Defisit 3 2 3 5 13
kesehatan
komunitas
Koping 2 3 3 6 14
komunitas
tidak efektif
C. WOC
Mayoritas responden ketika sedang Manajemen Kesehatan 29.9% tidak ada program skrining
berpergian mengganti maskernya Tidakefektif untuk warga keluar masuk wilayah
sebanyak 1 kali (61.2%).
4.5% tidak terdapat program
lockdown.
64,2% responden Koping
COVID-19
menyatakan jika Komunitas tidak
keluarganya tidak efektif 52.2% tidak ada program
melakukan Defisit
rapid test.
Kesehatan Komunitas khusus apabila warga
terkait kebijakan dalam sektor ekonomi dan Kebijakan pemerintah untuk mengurangi
psikologis meningkat menjadi 80% dampat covid-19 pada sektor ekonomi :
- Program Keluarga Harapan (PKH)
- Kartu sembako
- Kartu Pra Kerja
- Bantuan Langsung Tunai (BLT)
- Keringananan tarif listrik (gratis untuk
pengguna 450Va dan diskon 50%
untuk pengguna 900Va)
2. Lakukan pencatatan setiap aktivitas
pembiayaan dan anjurkan untuk
mengatur keuangan dengan
memprioritaskan kebutuhan primer
3. Fasilitasi keluarga mendiskusikan upaya
memperoleh sumber pembiayaan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pengurusan
penjaminan biaya
Observasi
1. Identifikasi hal yang memicu stres (stres
ekonomi dan psikologis karena dampak
Covid-19)
Terapeutik
1. Fasilitasi mengungkapkan perasaan
stres, marah, atau sedih terhadap
dampak Covid-19
Edukasi
1. Ajarkan penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat (mis. Hipnotis lima
jari, tarik nafas dalam, relaksasi otot
progresif, dll)
Kolaborasi
2. Rujuk untuk konseling ke dokter / perawat
spesialis kesehatan jiwa, jika perlu.
Ditujukan untuk masyarakat yang tidak
menunjukkan penurunan tingkat stres dan
menunjukkan gejala masalah pada
kesehatan mental
150
minggu, maka kesehatan di setiap RW dalam satu yang dapat ditingkatkan, berupa
ketahanan kelurahan hingga mencapai 80% peningkatan kepatuhan protokol
komunitas 2. Peningkatan ketersediaan sumber daya kesehatan pencegahan penyebaran
meningkat. untuk memenuhi kebutuhan dasar , berupa COVID- 19, serta pelaksanaan progam
terselenggaranya program Kampung pencegahan peningkatan penyebaran
Tangguh dan Lumbung Pangan serta COVID- 19 dan program pemenuhan
bantuan tunai dan non tunai kepada kebutuhan dasar berupa Kampung
masyrakat yang membutuhkan hingga Tangguh
mencapai 80% di setiap RW dalam satu 2. Tahapan- tahapan dalam pelaksaan
kelurahan. Kampung Tangguh:
a. Persiapan selama 3 hari dan tahap
kemandirian menuju masyarakat
tangguh selama 14 hari, sehingga
total asistensi pelaksanaan Kampung
Tangguh selama 30 hari menuju new
normal life
b. Pelaksaaan SOP Kampung Tangguh,
berupa pembentukan portal pintu
masuk serta penerapan one gate
system, penyiapan tempat cuci
154
Terapeutik
1. Berikan Lingkungan yang mendukung
155
kesehatan upaya pencegahan peningkatan kasus anak, serta lansia yang memiliki PTM
meningkat COVID- 19 dengan selalu menerapkan sebagai upaya pencegahan peningkatan
protocol kesehatan COVID- 19 hingga kasus COVID- 19
mencapai 80% Terapeutik
1. Libatkan partisipasi masyarakat dalam
memelihara keamanan lingkungan
sebagai upaya pencegahan peningkatan
angka kejadian COVID- 19 dengan
mengikuti siskamling Kampung Tangguh.
Edukasi
1. Promosikan kebijakan pemerintah untuk
mengurangi resiko penyakit COVID- 19,
berupa galakkan serta laksanakan
protocol kesehatan COVID- 19, selalu
menggunakan masker serta membawa
handsanitizer , penerapan social
distancing, serta selalu membaisakan diri
mematuhi kebijakan protocol kesehatan
menuju masa transisi new normal dari
pemerintah
157
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
dalam progam kesehatan komunitas
untuk menghadapi resiko yang diketahui
terakait bentuk pencegahan peningkatan
COVID- 19 menuju masa transisi
2. Kolaborasi dalan pengembangan progam
aksi masyrakat ( new normal )
risiko, aktivitas yang belum dicuci meningkat ≥80% 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
hidup sehari-hari - Perilaku tidak melakukan jabat tangan meningkatkan dan menurunkan motivasi
tidak memenuhi meningkat ≥80% peningkatan manajemen kesehatan,
tujuan kesehatan - Menghindari kontak fisik dengan orang terutama informasi kesehatan terkait
bergejala COVID-19 meningkat ≥80% COVID-19 yang tidak benar.
- Menutup mulut saat batuk dan bersin Terapeutik
dengan lengan atas bagian dalam atau 1. Sediakan materi dan media pendidikan
tisu meningkat ≥80% kesehatan (berupa leaflet, poster, maupun
- Segera mengganti baju/mandi setelah video edukasi terkait COVID-19)
bepergian meningkat ≥80% 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
- Membersihkan benda-benda secara kesepakatan
berkala dengan disinfektan meningkat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
≥80% Edukasi
b. Peningkatan imunitas diri dan pengendalian 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
penyakit penyerta dengan: menularkan COVID-19, yaitu:
- Konsumsi gizi seimbang meningkat ≥80% - Kontak dengan pasien positif COVID-
- Aktifitas fisik meningkat ≥80% 19 atau yang terkonfirmasi
- Istirahat cukup meningkat ≥80% - Bepergian ke negara terjangkit
- Konsumsi suplemen vitamin meningkat - Kontak dengan hewan penular di
≥80% negara terjangkit (kelelawar, tikus
159
- Suplemen vitamin
- Tidak merokok
- Pengendalian penyakit penyerta (mis.
hipertensi, diabetes, kanker)
c. Pencegahan COVID-19 level masyarakat:
- Jaga jarak dengan orang lain minimal
1 meter
- Hindari menggunakan transportasi
publik
- Bekerja dari rumah
- Hindari bepergian ke luar kota dan
tempat wisata
- Hindari berkumpul massal
- Gunakan telepon atau layanan online
untuk menghubungi dokter/fasilitas
lainnya
- Sebaiknya ibadah di rumah
- Jika sakit sebaiknya tidak
mengunjungi kelompok rentan (lansia,
balita)
162
Edukasi
1. Anjurkan menuliskan tujuan sendiri
Setelah PREVENSI TERSIER
dilakukan SLKI : Tingkat Kepatuhan SIKI : Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
intervensi 1. Verbalisasi kemauan mematuhi program Observasi
selama 4 perawatan terkait pencegahan penularan 1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan
minggu, maka COVID-19, peningkatan imunitas fisik, dan yang dapat ditingkatkan terkait
tingkat pengendalian penyakit penyerta meningkat pencegahan penularan COVID-19,
kepatuhan dan ≥90% peningkatan imunitas fisik, dan
pemeliharaan 2. Verbalisasi mengikuti anjuran terkait pengendalian penyakit penyerta
kesehatan pencegahan penularan COVID-19, Terapeutik
meningkat peningkatan imunitas fisik, dan pengendalian 1. Berikan lingkungan yang mendukung
penyakit penyerta meningkat ≥90% kesehatan
3. Resiko masalah kesehatan terkait COVID-19 2. Orientasi pelayanan kesehatan yang
menurun, seperti: dapat dimanfaatkan yaitu puskesmas dan
- Infeksi saluran pernafasan menurun rumah sakit
>50% Edukasi
- Komplikasi kesehatan berkaitan dengan 1. Anjurkan menggunakan air bersih
penyakit penyerta penderita menurun 2. Anjurkan mencuci tangan 6 langkah
>50% dengan air bersih dan sabun
167
Waktu dan PJ
No. Program Tujuan dan Intervensi Sasaran Bentuk kegiatan Media Dana
Tempat Kegiatan
1 MMRW 1 Mempresentasikan hasil Perwakilan Seminar & Zoom Meeting Powerpoint, Dwi, Diana, Swadaya
pengkajian awa yang ketua setiap Musyawarah Laptop. Hirni Mahasiswa
telah dilakukan pada RT dan Kamis, 14
warga binaan ketua RW Agustus 2020 Anggaran :
Memaparkan 09.30 WIB Pulsa Internet
permasalahan yang sering Rp. 50.000
terjadi di
masyarakat
Menentukan rencana
kegiatan bersama
perwakilan warga
Mengevaluasi kegiatan
yang sudah dilaksanakan
di masyarakat
171
2 ANDROID Warga mengetahui Warga Penyuluhan Zoom PPT, Poster Nafisah, Swadaya
(Antisipasi tentang definisi, faktor Daring Merdi, Mahasiswa
Diri Dari risiko, dampak dan Minggu,15 Annisa
Covid) pengendalian Agustus 2020 Anggaran:
Meningkatkan Pagi Pulsa Internet
pengetahuan dan jam 09.30- Rp. 50.000
kesadara masyarakat selesai
mengenai pandemi
COVID-19
Intervensi :
Edukasi :
1. Faktor risiko yang dapat
menularkan COVID-19,
yaitu:
- Kontak dengan pasien
positif COVID-19 atau
yang terkonfirmasi
- Bepergian ke negara
terjangkit
172
massal
- Gunakan telepon atau
layanan online untuk
menghubungi
dokter/fasilitas lainnya
- Sebaiknya ibadah di
rumah
- Jika sakit sebaiknya tidak
mengunjungi lansia
3 Pemberdaya Mengetahui sejak dini Komunitas Melakukan Tempat: Balai Ppt, Filda, Flo, Swadaya
an kader kaktor resiko sebelum pendukung registrasi, RW 3 thermogun, Meike mahasiswa
COVID-19 masuk ke wilayah program sosialiasi set cuci
Sabtu, 21
dan Mengurangi angka COVID-19 program
Agustus
tangan Anggaran :
pelatihan kejadian COVID-19 yang skrining, Diskusi 1. Set cuci
2020
Skrining mungkin terjadi RW singkat (Ask, tangan : Rp.
Warga Meningkatkan Advise, Refer), Jam 09.00- 100.000
implementasi serta
revisinya
Libatkan anggota
masyarakat dalam
pengembangan jaringan
kesehatan sebagai upaya
pencegahan dan
penanagan COVID- 19
Pertahankan komunikasi
yang terbuka dengan
anggota masyarakat dan
pihak- pihak yang terlibat.
Bangun komitmen antar
anggota masyarakat terkait
upaya pencegahan dan
penangan COVID- 19
Lakukan pengelolaan
resiko secara efektif,
seperti:
- Menghindari kontak
178
4 HILARI Menanamkan kebiasaan Masyaraka Kegiatan Tempat: Mic, Aini dan Swadaya
(Hipnotis pada warga beserta t Hipnotis 5 jari. Balai RW Proyektor, Dika Mahasiswa
Lima Jari) keluarga tuk bisa men terdampak (Menggunakan Kursi,
hipnotis diri sendiri agar Covid. protokol Minggu, 16 Handsanitizer, Anggaran :
pikiran terdampak hilang kesehatan Agustus thermogun. 1. sewa
sementara. Covid) peralatan : Rp.
2020
Meningkatkan semangat 09.30 WIB
50.000
masyarakat agar sejenak 2. Hand
menganggap wabah sanitizer : RP.
Covid bukan sebagai 50.000
alasan untuk tidak dapat 3. konsumsi :
berkarya. Rp. 300.000
Total : RP.
Intervensi: 400.000
- Mengiringi prosesi
hipnoterapi dengan
alunan sik yang dapat
membuat tenang
- Diharapkan setelah
melakukan HILARI warga
dapat memiliki pikiran
yang positif dan bisa
mengambil hikmah atas
bencana Covid 19.
5. GEMAS Untuk memenuhi Warga Pembagian bibit Setelah Bibit sayur Dwi dan Swadaya
(Gerakan kebutuhan gizi keluarga terdampak sayuran dan acara dan buah, Merdi Mahasiswa
Menanam dengan mengkonsumsi Covid. buah “HILARI” Polybag
Sayur) buah dan sayur yang hasil Anggaran :
tanam sendiri tanpa harus 1. .Hand
mengeluarkan biaya, sanitizer : RP.
karena terdampak Covid. 50.000
Sebagai pengalihan pikiran 2. Bibit sayur :
agar warga tidak merasa Rp. 100.000
181
Intervensi:
Membagikan bibit buah
dan sayur kepada warga
agar warga bisa
berkegiatan menanam
sayur dan buah
Warga diharapkan dapat
memanfaatkan hasl
panennya untuk
182
memenuhi kehidupan
sehari hari dengan cara
menjual hasil panen atau
menikmati hasilnya
sendiri
Akibat dari Covid banyak
warga yang kehilangan
pekerjaan,oleh karena tu
kita harus dapat
memanfaatkan
lingkungan
6. BERWARNA Mendukung kebiasaan Seluruh Kerja Bakti Tempat: Sapu lidi, Flo, Diana, Swadaya
(Bersih hidup bersih sehat pada Warga Bersama warga Seluruh cangkul, Aini Mahasiswa
Warga masyarakat terutama (Menggunakan Wilayah gunting
Cegah untuk praktek protokol Kampung rumput, Anggaran:
Corona) pencegahan Covid kesehatan Karung,dll 1. .Hand
disekitar masyarakat Covid) Minggu, 23 sanitizer: RP.
Mengurangi Faktor resiko Agustus 2020 50.000
penyebaran Covid dengan 06.30 WIB 2. Pembelian
183
Intervensi :
Libatkan partisipasi
masyarakat dalam
memelihara kemanan
lingkungan sebagai
upacya pencegahan
peningkatan angka
kejadian COVID- 19
Pengelolaan resiko
secara efektif, seperti:
- Menghindari kontak
dengan pasien positif
185
8. MMRW 2 Mempresentasikan hasil Perwakilan Seminar & Zoom Meeting Powerpoint, Hirni, Meike, Swadaya
intervensi yang telah RT dan Musyawarah Laptop. Annisa Mahasiswa
dilakukan pada warga RW, Minggu, 30
binaan struktur Agustus 2020 Anggaran :
Mengevaluasi kegiatan keanggota 09.30 WIB. Pulsa internet:
yang sudah dilaksanakan an RT dan Rp. 50.000
di masyarakat RW, kader
kesehatan
Total Rp. 2.180.000
187
DAFTAR PUSTAKA
detail/global-surveillance-forhuman-infection-with-novel-coronavirus-(2019-
ncov). Diakses pada 8 Agustus 2020.
190
2. Tujuan
2.1. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan komunitas yang telah mengikuti
survey dengan masalah kesehatan melalui penerapan pola hidup
sehat dalam pencegahan COVID-19 dengan pendekatan edukatif
pada individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada komunitas
tertentu dalam rangka mewujudkan tercapainya masyarakat yang
sehat.
2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan
semua anggota masyarakat.
2. Mampu mengumpulkan dan menganalisa data kesehatan yang
ditemukan di masyarakat.
3. Menetapkan diagnosis keperawatan komunitas pada masyarakat.
4. Mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat.
193
4. Susunan Kepanitiaan
Ketua : Dwi Harsanto Kurniawan
Wakil Ketua : Nurmalia Filda Syafiky
Sekretaris : Annisa Fatia Putri
Bendahara : Merdiana Indah Permata
194
6. Kriteria Evaluasi
6.1. Kriteria Struktur
1. Waktu pelaksanaan beserta link Zoom Meeting telah ditentukan
dan disebarkan 2 hari sebelum kegiatan
2. Media dan materi tersedia dan memadai
6.2. Kriteria Proses
1. Kegiatan dilakukan tepat waktu
2. Peserta mengikuti kegiatan MMRW 1 dengan kondusif
3. Panitia melakukan tugas sesuai dengan jobdesk
4. Diskusi berjalan dengan aktif
5. Tidak terdapat kendala teknis yang berarti saat kegiatan
berlangsung (koneksi lancar)
6.3 Kriteria Hasil
1. Warga ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilakukan
2. Warga mengetahui masalah yang ada di lingkungannya, yaitu:
- Koping komunitas tidak efektif
- Defisit kesehatan komunitas
- Manajemen kesehatan tidak efektif
3. Warga menerapkan perilaku pencegahan penularan Covid-19
dan mengatasi dampak dari pandemi Covid-19
4. Peserta dan mahasiswa mensepakati rencana dan jadwal
kegiatan, antara lain:
- ANDROID (Antisipasi Diri Dari Covid)
- Pemberdayaan kader COVID-19 dan pelatihan Skrining
Warga
- HILARI (Hipnotis Lima Jari)
- GEMAS (Gerakan Menanam Sayur)
195
7. Daftar Pustaka
Kemenkes RI (2020) „Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19)‟, Germas, pp. 0–115.
8. Lampiran
8.1. Materi
8.2. Instrumen Evaluasi
8.3. Media (PPT)
196
INSTRUMEN EVALUASI
List pertanyaan :
Sebelum materi
1. Apakah kira kira masalah yang muncul di komunitas?
2. Program apa saja yang sudah dilakukan dalam mengatasi masalah akibat
pandemi Covid-19 di komunitas?
3. Seperti apa program yang sudah di laksanakan untuk mengatasi masalah
akibat pandemi Covid-19 di komunitas?
Setelah materi
1. Apakah kira kira masalah yang muncul di komunitas?
2. Program apa saja yang sudah dilakukan dalam mengatasi masalah akibat
pandemi Covid-19 di komunitas?
3. Seperti apa program yang sudah di laksanakan untuk mengatasi masalah
akibat pandemi Covid-19 di komunitas?
4. Bagaimana hasil evaluasi program yang sudah dilakukan ?
5. Bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk program selanjutnya?
197
KOMENTAR
NO TAHAPAN KEKURANGAN DAN
KELEBIHAN
SOLUSI
1 Pembukaan - MC masih terbata-bata - Sudah memperkenalkan siapa
- Sambutan Kepala Desa atau terlihat monoton saja yang hadir saat MMRW
- Sambutan Dosen atau kurangnya - Sudah membacakan susunan
Pembimbing kooperatif kepada warga acara diawal pembukaan
pada saat membuka - Penggunaan kalimat yang
Musyawarah Mufakat diucapkan sudah cukup bagus
Rukun Warga (MMRW)
- MC tidak memberikan
kontrak waktu pada saat
di awal pembukaan
rumah
- Persentase
pemanfaatan
pekarangan rumah
untuk menanam sayur,
menanam buah,
pemanfaatan toga,
menanam tanaman
lain, tidak
dimanfaatkan, dan
digunakan untuk
kebutuhan lain
- Persentase pendidikan
terakhir penduduk
(Tidak punya
pendidikan, SD, SMP,
SMA, dan perguruan
tinggi)
- Persentase jenis
tembok penduduk
(bertembok, bertembok
sebagian, penggunaan
papan)
- Persentase status
kepemilikan rumah
penduduk
3. Diskusi - Kurangnya koordinasi - Pemateri sudah memfasilitasi
untuk penyampaian diskusi tiap masalah yang
diskusi MMRW, ditemukan pada pengkajian
sehingga pemateri ketiga - Pemateri memvalidasi data
kurang siap kepada kader dan
menyampaikan materi memaparkan program yang
(Perlunya berkoordinasi akan dilaksanakan
dengan MC dan PDDM
sehingga tidak terjadi
202
miskomunikasi dalam
pembagian penyampaian
materi)
- Masih menggunakan
istilah medis seperti
ISPA ( bisa
menggunakan bahasa
yang mudah dipahami
oleh masyarakat )
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan komunitas yang telah mengikuti
survey dengan masalah kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat
dalam pencegahan COVID-19 dengan pendekatan praktik HILARI pada
individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada komunitas tertentu
dalam rangka mewujudkan tercapainya masyarakat yang sehat.
1.2.2 Tujuan Khusus
8. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan
semua anggota masyarakat.
9. Mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat serta menerapkan
HILARI dalam sehari-hari
10. Mampu mengevaluasi hasil dari implementasi keperawatan
komunitas yang telah dilakukan
206
BAB II
DEKSRIPSI KEGIATAN
2.1 Nama Kegiatan
HILARI (Hipnotis Lima Jari)
berkarya.
Intervensi:
- Edukasi warga
dengan
menampilkan
PPT dan
praktek
langsung cara
hipnotis 5 jari
untu
menenangkan
pikiran di masa
karantina.
- Mengiringi
prosesi
hipnoterapi
dengan alunan
sik yang dapat
membuat
tenang
- Diharapkan
setelah
209
melakukan
HILARI warga
dapat memiliki
pikiran yang
positif dan bisa
mengambil
hikmah atas
bencana Covid
19.
210
peserta berada pada tubuh yang sehat dan bugar tanpa ada sakit
yang dirasakan sedikitpun)
g. Tautkan ibu jari kepada jari tengah, intruksikan kepada peserta
untuk membayangkan orang yang disayang (mensugensti pasien
untuk membayangkan orangtua, anak, suami, istri atau siapapun
yang paling mereka sayang berada di sisi mereka)
h. Tautkan ibu jari kepada jari manis, intruksikan kepada peserta
untuk membayangkan ketika anda mendapat penghargaan
(mensugensti pasien untuk membayangkan mendapat hadiah
atau suatu penghargaan yang pernah dilalui selama ini)
i. Tautkan ibu jari kepada jari kelingking, intruksikan kepada peserts
untuk membayangkan ketika anda berada pada tempat yang
indah (mensugensti pasien untuk membayangkan tempat yang
indah yang bisa membuat mereka nyaman seperti pantai
pegunungan atau tempat rekreasi yang mereka sukai)
j. Instruksikan kepada klien untuk tarik nafas, hembuskan perlahan,
dan lakukan selama 3 kali
k. Instruksikan klien untuk membuka mata secara berlahan-lahan.
(dengan perasaan dan pikiran yang positif dan bahagia)
2. Peran kader :
a. Memotivasi dan memberikan pikiran positif mengenai berita dan
isu tentang covid diwilayah daerah mereka masing-masing
b. Menerapkan segala kegiatan dan materi yang sudah diberikan
dalam kehidupan bermasyarakat di wilayah desa dimasa
pandemic
c. Membantu tetangga atau keluarga yang mungkin mengalami
stress saat keadaan pandemi dengan menerapkan HILARI saat
waktu luang
2.5.3 Saat selesai acara
1. Mempersilahkan peserta meninggalkan zoom meeting
2. Mengucapkan terimaksih kepada tamu undangan dan peserta
3. Mengingatkan peserta dan tamu undangan untuk menularkan ilmu
yang sudah didapat dan menerapkannya di wilayah masing-masing
4. Melakukan evaluasi kegiatan
213
Sugesti
Tarik nafas... kemudian hembuskan...
Pengukuran suhu
L
Jarak 2 meter antar tempat duduk
A
Y
A
Jarak 2 meter antar tempat duduk
R
MEJA
Jarak 2 meter antar tempat duduk
TAMU
UNDANG
AN
216
d. Tautkan ibu jari kepada jari telunjuk, intruksikan kepada klien untuk
membayangkan tubuh anda begitu sehat
e. Tautkan ibu jari kepada jari tengah, intruksikan kepada klien untuk
membayangkan orang yang disayang
f. Tautkan ibu jari kepada jari manis, intruksikan kepada klien untuk
membayangkan ketika anda mendapat penghargaan
g. Tautkan ibu jari kepada jari kelingking, intruksikan kepada klien untuk
membayangkan ketika anda pergi ketempat yang indah
218
BAB III
PENUTUP
3.1 Evaluasi
3.1.1 Hari 1 Penyuluhan program kesehatan HILARI
1. Evaluasi struktur
a. Link zoom dan waktu telah ditentukan 1 minggu sebelum kegiatan
penyuluhan HILARI
b. Media dan materi tersedia
2. Evaluasi proses
a. 80% peserta menghadiri kegiatan penyuluhan kesehatan HILARI
b. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan HILARI dari awal sampai
akhir
c. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
HILARI
d. Peserta memperhatikan dan mendengarkan, serta mengikuti materi
HILARI dengan seksama
e. Peserta dapat mengikuti dan mempraktekkan cara tahapan HILARI
f. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
direncanakan
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami dan mempraktekkan cara mengurangi
stress dengan melakukan hipnotis 5 jari.
3.2 Terminasi
Demikian Proposal kegiatan Penyuluhan Kesehatan ini kami susun
untuk memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan harapan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pedoman
penyelenggaraan kegiatan. Segala bentuk saran dan dukungan baik dalam
bentuk moril maupun materil sangat kami harapkan demi kesuksesan acara
ini.
221
Lampiran 4.
Modul
Pendidika
n
Kesehata
n
COVID-19
223
K
ELOMPOK
2A
PROGRAM
STUDI
PROFESI
NERS
FAKULTAS
KEDOKTER
AN
UNIVERSIT
AS
BRAWIJAYA
MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN COVID-19 DEPARTEMEN
KOMUNITAS
Penyusun:
Kelompok 2A
Aini Nur Farihah 165070200111025
Anjas Florenza Margianto 165070200111011
Departemen Komunitas 1
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas izin dan
karuniaNya akhirnya Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19 ini dapat
diselesaikan dengan baik .
Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19 ini disusun dengan harapan
masyarakat dapat memahami gambaran umum COVID-19 dan pencegahannya.
Pada kesempatan ini kami sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
dosen pembimbing Departemen Komunitas Kelompok 2A Program Profesi Ners
Fakultas Kedokteran, Ns. Setyoadi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom serta semua
pihak yang membantu penyusunan modul ini.
Kami menyadari bahwa modul pendidikan kesehatan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun sangat kami harapkan
guna penyempurnaan ke depan.
Semoga modul pendidikan kesehatan ini dapat digunakan dan bermanfaat
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Penyusun
Departemen Komunitas 2
Halaman
Departemen Komunitas 3
Departemen Komunitas 4
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian.Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus.
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan
COVID-19 sebagai pandemi.
Dalam rangka upaya penanggulangan dini wabah COVID-19, Menteri Kesehatan telah
mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang
Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan didasari oleh
pertimbangan bahwa Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC). Selain itu meluasnya penyebaran
COVID-19 ke berbagai negara dengan risiko penyebaran ke Indonesia terkait dengan
mobilitas penduduk, memerlukan upaya penanggulangan terhadap penyakit tersebut.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara
dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.84.226 kasus
konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%).
Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan
menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020
Kementerian Kesehatan melaporkan 70.736 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 3.417 kasus
meninggal (CFR 4,8%). Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah hampir
menjangkau seluruh wilayah provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah
kematian semakin meningkat dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya,
Departemen Komunitas 5
Departemen Komunitas 6
Departemen Komunitas 7
Departemen Komunitas 8
Departemen Komunitas 9
Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan,
tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronaviruslainnya. Lamanya
coronavirusbertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis
permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian (Doremalen et al, 2020)
menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik
dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.
Seperti virus corona lain, SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif
dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol,
disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali
khlorheksidin).
Departemen Komunitas 10
Departemen Komunitas 11
Penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Mao et al. menunjukan adanya manifestasi
neurologi pada pasien yang dirawat dengan COVID-19.[7] Selain gejala klinis yang umum
didapatkan berhubungan dengan gejala sistemik atau gejala respiratori seperti demam
(43.8% saat masuk Rumah Sakit, 88.7% saat dirawat) dan batuk (67,8%) juga ditemukan
beberapa manifestasi klinis yang berhubungan dengan sistem neurologis.[8] Ditemukan
sebesar 36.4% pasien dengan COVID-19 memiliki gejala neurologis seperti nyeri kepala,
gangguan kesadaran, parestesia, dan lainnya. Gejala klinis dari neurologis pada COVID-19
terbagi menjadi gejala yang berhubungan dengan sistem saraf pusat, sistem saraf perifer, dan
sistem muskuloskeletal.
Pasien dengan COVID-19 mengalami gejala SSP seperti: dizziness (16.8%), nyeri
kepala (13.1%), gangguan kesadaran (7.5%), acute cerebrovascular disease (stroke
iskemik dan hemoragik) (2.8%), ataxia (0.5%), dan kejang (0.5%). Gejala sistem saraf
perifer yang dialami pasien dengan COVID-19 seperti: gangguan indra pengecap (5.6%),
penciuman (5.1%), penglihatan (1.4%), dan nyeri neurogenik (2.3%). Sebanyak 10.7%
pasien dengan COVID-19 mengalami kerusakan pada sistem muskuloskeletal. Secara
keseluruhan, manifestasi klinis neurologis lebih sering muncul pada pasien dengan infeksi
berat dibandingkan dengan infeksi COVID-19 ringan.
Departemen Komunitas 12
Departemen Komunitas 13
Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19
Ukuran Utama: Efektif Reproduction Number (Rt) < 1 selama 2 minggu terakhir. Secara
teori Rt (jumlah penularan efektif pada kasus sekunder dipopulasi), nilai di bawah 1
merupakan indikasi bahwa wabah sudahterkendali dan jumlah kasus baru semakin
berkurang. Rt harus dihitung pada wilayah administratif yang tidak terlalu besar
danmemiliki variabilitas yang tinggi. Perhitungan dapat dilakukan pada tingkat
Kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan. Nilai Rt sangat tergantung jumlah kasus
absolut, pada kasus yang tinggi > 100 per hari pengurangan 5-10 kasus tidak terlalu
bermakna secara absolut, tetapi nilai Rt menjadi turun < 1, pada kasus dengan
trenfluktuatif nilai Rt tidak relevan untuk dilakukan. Nilai Rt menjadi acuan terbaik setelah
puncak kasus terjadi dan menilai programpenanggulangan untuk mencegah terjadinya
peningkatan baru daripandemi.Karena itu selain nilai Rt, penilaian kualitatif juga dilakukan
sebagai pelengkap/pendukung dengan beberapa kriteria, atau jika data surveilans tidak
memadai untuk menilai Rt yang adekuat untuk menilai apakah pandemic telah terkendali.
2. Kriteria Sistem kesehatan - Apakah sistem kesehatan mampu mendeteksi kasus COVID- 19 yang
mungkin kembali meningkat? (Ya atau tidak)
Sistem kesehatan mampu mengatasi lonjakan kasus yang mungkintimbul setelah
penyesuaian (pelonggaran PSBB)
Ukuran kunci: Jumlah kasus baru yang membutuhkan rawat inaplebih kecil dari perkiraan
kapasitas maksimum rumah sakit dantempat tidur ICU (Sistem kesehatan dapat
mengatasi rawat inap barudan pemberian pelayanan kesehatan esensial lainnya).
Jika tidak ada informasi ini, penilaian kualitatif berdasarkan kriteriaberikut dapat
digunakan.
3. Kriteria Surveilans Kesehatan Masyarakat - Apakah sistem surveilans kesehatan masyarakat
mampu mendeteksi dan mengelola kasus dan kontak, dan mengidentifikasi kenaikan jumlah
kasus? (Ya atau tidak)
Surveilans kesehatan masyarakat dapat mengidentifikasi sebagian besar kasus dan
kontak pada masyarakat. Setiap daerah harus memiliki mekanisme surveilans yang
berkualitas dan didukung dengan kapasitas dan mekanisme laboratorium yang memadai.
Beberapa indikator di bawah ini dapat dimanfaatkan dalam menilai kapasitas surveilans
kesehatan masyarakat.
Ambang batas yang ditentukan sebagai indikasi untuk menilai keberhasilan
penanggulangan dapat digunakan jika tersedia informasi epidemiologi COVID-19. Dari 3
kriteria tersebut, terdapat 24 indikator yang dapat dievaluasi untuk melakukan
penyesuaian. Penilaian ini sebaiknya dilakukan setiap minggu di tingkat
Departemen Komunitas 14
Departemen Komunitas 14
Departemen Komunitas 15
Departemen Komunitas 16
Departemen Komunitas 17
Departemen Komunitas 18
Departemen Komunitas 19
Peningkatan jumlah pasien berdasarkan grafik diatas, puncaknya berada pada bulan
Agustus 2020.
Departemen Komunitas 19
Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19
MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
Departemen Komunitas 20
Departemen Komunitas 21
Departemen Komunitas 22
Departemen Komunitas 23
Departemen Komunitas 24
Departemen Komunitas 25
Departemen Komunitas 26
Pelacakan kontak erat yang baik menjadi kunci utama dalam memutus rantai transmisi
COVID-19. Elemen utama pada implementasi pelacakan kontak adalah pelibatan dan
dukungan masyarakat, perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan situasi
wilayah, masyarakat dan budaya, dukungan logistik, pelatihan dan supervisi, serta sistem
manajemen data pelacakan kontak. Upaya pelacakan kontak harus diikuti dengan
peningkatan kapasitas laboratorium untuk melakukan pemeriksaan swab pada kontak erat.
Pelibatan masyarakat juga sangat penting untuk memastikan tidak adanya stigma yang
muncul pada orang-orang yang masuk kategori kontak erat. Komunikasi yang baik dan jelas
dengan mengharapkan kesukarelaan pada kontak erat untuk dilakukan wawancara,
melakukan karantina mandiri, pemeriksaan swab, pemantauan (atau melaporkan
ada/tidaknya gejala setiap hari) dan untuk dilakukan isolasi jika muncul gejala.
Petugas yang akan melakukan pelacakan kontak sebaiknya berasal dari masyarakat
setempat yang memiliki kedekatan baik secara sosial maupun budaya, yang kemudian
mendapatkan pelatihan. Pelatihan yang diberikan minimal terkait informasi umum COVID-19,
cara pencegahan, pelaksanaan pelacakan kontak, pemantauan harian, karantina/isolasi,
etika dan kerahasiaan data serta komunikasi dalam konteks kesehatan masyarakat. Tahapan
pelacakan kontak erat terdiri dari 3 komponen utama yaitu identifikasi kontak (contact
identification), pencatatan detil kontak (contact listing) dan tindak lanjut kontak (contact follow
up).
1. Identifikasi Kontak
Identifikasi kontak sudah dimulai sejak ditemukannya kasus suspek, kasus probable
dan/kasus konfirmasi COVID-19. Identifikasi kontak erat ini bisa berasal dari kasus yang
masih hidup ataupun kasus yang sudah meninggal. Proses identifikasi kontak merupakan
proses kasus mengingat kembali orang-orang yang pernah berkontak dengan kasus
dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Konsep epidemiologi: waktu, tempat dan orang diterapkan disini.
Departemen Komunitas 27
Selalu lakukan pengeceka ulang untuk memastikan konsistensi dan keakuratan data.
Untuk membantu dalam melakukan indekntifikasi kontak dapat menggunakan tabel
berikut:
Departemen Komunitas 28
Departemen Komunitas 29
Departemen Komunitas 30
Alat yang perlu disiapkan ketika akan melakukan pelacakan kontak termasuk monitoring:
a. Formulir pemantauan harian.
b. Alat tulis
c. Termometer (menggunakan thermometer tanpa sentuh jika tersedia)
d. Hand sanitizer (cairan untuk cuci tangan berbasis alkohol)
e. Informasi KIE tentang COVID-19
f. Panduan pencegahan penularan di lingkungan rumah
g. Panduan alat pelindung diri (APD) untuk kunjungan rumah
h. Daftar nomor-nomor penting
i. Masker bedah
j. Identitas diri maupun surat tugas
Departemen Komunitas 28
Seluruh kegiatan tatalaksana kontak ini harus dilakukan dengan penuh empati kepada
kontak erat, menjelaskan dengan baik, dan tunjukkan bahwa kegiatan ini adalah untuk
kebaikan kontak erat serta mencegah penularan kepada orang-orang terdekat (keluarga,
saudara, teman dan sebagainya). Diharapkan tim promosi kesehatan juga berperan dalam
memberikan edukasi dan informasi yang benar kepada masyarakat.
Petugas surveilans kabupaten/kota dan petugas survelans provinsi diharapkan dapat
melakukan komunikasi, koordinasi dan evaluasi setiap hari untuk melihat perkembangan dan
pengambilan keputusan di lapangan.
Departemen Komunitas 29
kesehatan masyarakat
Departemen Komunitas 30
Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19
Departemen Komunitas 31
Departemen Komunitas 32
Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19
agar tidak menimbulkan sumber penularan baru. Mengingat cara penularannya berdasarkan
droplet infection dari individu ke individu, maka penularan dapat terjadi baik di rumah,
perjalanan, tempat kerja, tempat ibadah, tempat wisata maupun tempat lain dimana terdapat
orang berinteaksi sosial. Prinsipnya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di masyarakat
dilakukan dengan:
1. Pencegahan Penularan pada Individu
Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2
yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung, mulut dan mata, untuk itu pencegahan
penularan COVID-19 pada individu dilakukan dengan beberapa tindakan, seperti:
a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer)
minimal 20 – 30 detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang
tidak bersih.
b. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut jika
harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari
orang yang yang batuk atau bersin. Jika tidak memungkin melakukan jaga jarak maka dapat
dilakukan dengan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
d. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya.
e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak
dengan anggota keluarga di rumah.
f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menitsehari, istirahat yang cukup
termasuk pemanfaatan kesehatan tradisional. Pemanfaatan kesehatan tradisional, salah
satunyadilakukan denganmelaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisional
melaluipemanfaatan TamanObat Keluarga (TOGA) dan akupresur, yang meliputi;
Departemen Komunitas 33
Departemen Komunitas 34
Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19
4) Cara kesehatan tradisional untuk mengatasi stress
Departemen Komunitas 35
Departemen Komunitas 36
Departemen Komunitas 36
Departemen Komunitas 37
h) Jika anda sakit, dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika anda
tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung dengan
mereka dan pakai masker kain meski di dalam rumah
Departemen Komunitas 37
Departemen Komunitas 38
Departemen Komunitas 39
Departemen Komunitas 40
Departemen Komunitas 41
Departemen Komunitas 42
Departemen Komunitas 43
Departemen Komunitas 43
Departemen Komunitas 44
Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19
l. Masker dapat membantu mencegah penyebaran virus dari orang yang mengenakannya
kepada orang lain, masker yang disarankan tentunya adalah masker medis yang dapat
menyaring kotoran,virus,atau bakteri, apabila mengenakan masker dari bahan kain dapat
dilapisi menggunakan tissue. Mengenakan masker saja tidak cukup untuk melindungi diri
dari COVID-19, sehingga harus dikombinasikan dengan pembatasan fisik dan kebersihan
tangan. Ikuti saran yang diberikan oleh otoritas kesehatan setempat.
Departemen Komunitas 45
Centers for Disease Control and Prevention (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
People Who Are at Higher Risk for Severe Illness.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (2020). Standar Alat Pelindung Diri (APD)
untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia
Health Direct, Australian Govevernment Department of Health (2020). Social Distancing and
How to Avoid the COVID-19 Infection.
Prem, et al. (2020). The Effect of Control Strategies to Reduce Social Mixing on Outcomes of
the COVID-19 Epidemic in Wuhan, China: a Modelling Study.
DOI:https://doi.org./10.1016/S2468-2667(20)30073-6.
World Health Organization (2020). Coronavirus Disease Disease (COVID-19) Advice for the
Public.
Departemen Komunitas 46
Modul ini disusun oleh mahasiswa Program Studi Profesi Ners Kelompok 2A Tahun 2020
Universitas Brawijaya. Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan yang ada pada
modul ini. Kami sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun. Semoga
modul ini dapat menjadi pedoman dan bermanfaat dalam penanggulangan pandemi COVID-
19 di lingkungan seluruh Keluarga Mahasiswa Program Studi Profesi Tahun 2020 Universitas
Brawijaya.
Penyusun
Departemen Komunitas 47
Departemen Komunitas 48
Departemen Komunitas 48
Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19
Departemen Komunitas 49
Departemen Komunitas 56
Departemen Komunitas 57
Departemen Komunitas 59
Modul Pendidikan Kesehatan COVID-19
Departemen Komunitas 60
Lampiran 5. (Poster)
299
kedatangan:
b. Pengawasan terhadap barang :
• Pemeriksaan terhadap barang-barang yang dibawa dari negara
terjangkit.
c. Pengawasan terhadap alat angkut :
• Pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen kesehatan alat angkut.
• Pemeriksaan langsung kesehatan alat angkut oleh tim petugas
KKP.
Sarana dan Prasarana Surveilans
• Kesiapan sarana pelayanan kesehatan meliputi tersedianya ruang yang
dapat dimodifikasi dengan cepat untuk melakukan tatalaksana
penumpang sakit yang sifatnya sementara (sebelum dirujuk ke RS
rujukan propinsi/ditunjuk).
• Memastikan alat transportasi (ambulans) dapat difungsikan setiap saat
untuk mengangkut kasus ke RS.
• Memastikan ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk koordinasi
dengan unit-unit terkait.
• Menyiapkan logistik penunjang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
antara lain obat–obat suportif (life saving), alat kesehatan, APD, Health
Alert Card, dan lain lain, dan melengkapi logistik, jika masih ada
kekurangan.
• Ketersediaan media komunikasi risiko atau bahan KIE dan
menempatkan bahan KIE tersebut di lokasi yang tepat.
• Ketersediaan pedoman pengendalian Covid-19 untuk petugas
kesehatan, termasuk mekanisme atau prosedur tata laksana dan
rujukan kasus.
• Mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sabun, air mengalir,
pembersih tangan berbasis alkohol, masker, dan tisu
• Pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermogun dan thermal
scanner.
PROSEDUR A. SURVEILANS DI WILAYAH
1. Kewaspadaan dan Deteksi Dini
Kewaspadaan terhadap Covid-19 di wilayah baik provinsi maupun
kabupaten/ kota dilakukan dengan pemutakhiran informasi melalui :
WebsiteWHO
311
(http://www.who.int/csr/disease/coronavirus_infections/en/index.
html) untuk mengetahui antara lain :
Jumlah kasus dan kematian
Distribusi kasus berdasarkan waktu, tempat dan orang
Identifikasi negara-negara terjangkit
Data dan informasi lain yang dibutuhkan
Laporan harian tentang kondisi jamaah haji di Saudi Arabia
(berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan dan
Pusat), antara lain :
Laporan notifikasi dari KKP
Identifikasi jamaah haji berisiko, jumlah kasus ILI/ISPA
pada jemaah
Data dan informasi lain yang dibutuhkan
Sumber lain yang terpercaya misalnya web pemerintah/
Kementerian Kesehatan kerajaan Saudi Arabia
(www.moh.gov.sa/en/)
Sumber media cetak atau elektronik nasional untuk
mewaspadai rumor atau berita yang berkembang terkait
dengan Covid-19 pada jemaah haji/umroh atau pelaku
perjalanan lainnya dari negara terjangkit.
Deteksi dini dilakukan melalui peningkatan kegiatan surveilans
berbasis indikator atau surveilans rutin dan berbasis kejadian (event
based surveillance) yang dilakukan secara pasif maupun aktif.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk menemukan adanya indikasi
kasus suspek Covid-19 yang memerlukan tindak lanjut penyelidikan
epidemiologi termasuk pengambilan spesimen klinis untuk
mendapatkan konfirmasi laboratorium serta tatalaksana kasus.
a) Puskesmas
Meningkatkan surveilans ILI dan pneumonia
Mendeteksi kasus klaster pneumonia yang terjadi dalam
waktu 14 hari
Melakukan surveilans aktif/ pemantauan jamaah haji atau
pelaku perjalanan lainnya dari negara terjangkit selama 14
hari sejak kedatangan ke wilayahnya melalui buku K3JH
312
atau HAC
Melakukan surveilan aktif/ pemantauan terhadap jamaah
haji yang dilaporkan melalui notifikasi dari dinas kesehatan
Melakukan pemantauan terhadap petugas kesehatan yang
kontak dengan kasus Covid-19 apakah mengalami demam,
batuk dan atau pneumonia
Melakukan pemantauan kontak kasus dalam penyelidikan
selama 1 kali masa inkubasi terpanjang
b) Rumah Sakit
Meningkatkan surveilans SARI.
Mendeteksi kasus klaster pneumonia dalam periode 14
hari.
Mendeteksi kasus pneumonia dengan riwayat bepergian ke
negara terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum sakit
(menunjukkan K3JH dan HAC).
Melakukan pemantauan terhadap petugas kesehatan yang
kontak dengan kasus Covid-19 yang dirawat apakah
mengalami demam, batuk dan atau pneumonia.
c) Dinas Kesehatan Kab/kota :
Melakukan pemantauan berita atau rumor yang
berkembang terkait dengan kasus Covid-19 di masyarakat
melalui media atau sumber informasi lainnya dan
melakukan verifikasi terhadap berita tersebut.
Melakukan analisis laporan dari puskesmas dan
melaporkan hasil analisis tersebut ke pusat secara
berjenjang.
Melakukan pemantauan terhadap populasi berisiko
(jemaah haji/ umroh, pekerja, pelajar, wisatawan) dengan
menganalisis data populasi berisiko. Sumber data
diperoleh dari penyelenggara haji/ umrah, agen travel,
agen pengiriman tenaga kerja atau dinas/ unit terkait.
Melakukan surveilans aktif rumah sakit untuk menemukan
kasus Covid-19
2. Kesiapsiagaan
313
antara lain :
Identitas dan karakteristik kasus: Nama, Umur, Jenis
kelamin, Alamat tempat tinggal, kerja, atau sekolah,
Pekerjaan).
Gejala dan tanda – tanda penyakit, Riwayat perjalanan
penyakit, termasuk komplikasi yang terjadi.
Pengobatan yang sudah didapat, hasil – hasil
pemeriksaan laboratorium dan radiologis yang sudah
dilakukan.
2) Identifikasi faktor risiko
Riwayat
Penyakit penyerta.
Potensi pajanan dalam 14 hari sebelum timbul
gejala sakit
Perjalanan ke daerah terjangkit
Kontak dengan kasus Covid-19 atau ISPA berat.
Dirawat di sarana pelayanan kesehatan.
Pajanan dengan hewan (jenis hewan dan kontak).
Konsumsi bahan makanan mentah / belum diolah.
Informasi rinci tentang waktu, durasi, dan intensitas
pajanan dan jenis kontak.
3) Identifikasi kontak kasus dengan menggunakan formulir
yang telah disiapkan sebelumnya.
Selama penyelidikan, petugas dilapangan melakukan
identifikasi siapa saja yang telah melakukan kontak
erat dengan kasus yang sedang diselidiki.
Pelacakan dilakukan terutama di lingkungan sarana
pelayanan Kesehatan, anggota keluarga/ rumah
tangga, tempat kerja, sekolah, dan lingkungan sosial.
Disamping itu perlu diidentifikasi juga:
Waktu kontak terakhir
Bentuk/ jenis kontak
Lama (durasi) kontak
Frekuensi kontak
318
5. Rumah Sakit
6. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
DAFTAR Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
PUSTAKA Covid19.
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Surveilans dan Respon
Kesiapsiagaan Menghadapi MERS-CoV
https://covid19.go.id/p/berita/puskesmas-ikut-sediakan-layanan-
periksa-covid-19
322
d. Komunikasi risiko
Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada
kasus termasuk kontak eratnya berupa informasi mengenai
COVID-19, pencegahan penularan, tatalaksana lanjut jika
terjadi perburukan, dan lain-lain. Suspek yang melakukan
isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai dengan
protokol isolasi mandiri.
e. Penyelidikan epidemiologi
Penyelidikan epidemiologi dilakukan sejak seseorang
dinyatakan sebagai suspek, termasuk dalam
mengidentifikasi kontak erat.
2. Manajemen Kesmas pada Kasus Probable
Apabila menemukan kasus probable maka dilakukan manajemen
kesmas meliputi:
a. Dilakukan isolasi sesuai dengan kriteria. Isolasi pada kasus
probable dilakukan selama belum dinyatakan selesai isolasi.
b. Pemantauan terhadap kasus probable dilakukan berkala
selama belum dinyatakan selesai isolasi sesuai dengan
definisi operasional selesai isolasi. Pemantauan dilakukan
oleh petugas FKRTL. Jika sudah selesai isolasi/pemantauan
maka dapat diberikan surat pernyataan.
c. Apabila kasus probable meninggal, tatalaksana
pemulasaraan jenazah sesuai protokol pemulasaraan
jenazah kasus konfirmasi COVID-19.
d. Penyelidikan epidemiologi tetap dilakukan terutama untuk
mengidentifikasi kontak erat.
e. Komunikasi risiko. Petugas kesehatan memberikan
komunikasi risiko kepada kontak erat kasus berupa
informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan,
pemantauan perkembangan gejala, dan lain-lain.
3. Manajemen Kesmas pada Kasus Konfirmasi
Apabila menemukan kasus konfirmasi maka dilakukan manajemen
kesmas meliputi:
a. Dilakukan isolasi sesuai dengan kriteria sebagaimana
terlampir. Isolasi pada kasus konfirmasi dilakukan
346
terhadap COVID-19.
Seluruh penumpang dan awak alat angkut dalam melakukan
perjalanan harus dalam keadaan sehat dan menerapkan prinsip-
prinsip pencegahan dan pengendalian COVID-19 seperti
menggunakan masker, sering mencuci tangan pakai sabun atau
menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak satu sama lain
(physical distancing), menggunakan pelindung mata/wajah, serta
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain
menerapkan prinsip-prinsip tersebut, penumpang dan awak alat
angkut harus memiliki persyaratan sesuai dengan peraturan
kekarantinaan yang berlaku.
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandar
udara atau pelabuhan keberangkatan/kedatangan melakukan
kegiatan pemeriksaan suhu tubuh terhadap penumpang dan awak
alat angkut, pemeriksaan lain yang dibutuhkan serta melakukan
verifikasi kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card
(HAC) secara elektronik maupun non elektronik. Untuk, peningkatan
kewaspadaan, dinas kesehatan daerah provinsi/kabupaten/kota
dapat mengakses informasi kedatangan pelaku perjalanan yang
melalui bandara atau pelabuhan ke wilayahnya melalui aplikasi
electronic Health Alert Card (eHAC).
Penemuan kasus di pintu masuk dapat menggunakan
formulir notifikasi penemuan kasus pada pelaku perjalanan.
Penekanan pengawasan pelaku perjalanan dari luar negeri
dilakukan untuk melihat potensi risiko terjadinya kasus importasi
sehingga perlu adanya koordinasi antara KKP dengan dinas
kesehatan.
D. Manajemen Kasus Kematian
Jenazah pasien dengan COVID-19 perlu dikelola dengan etis
dan layak sesuai dengan agama, nilai, norma dan budaya. Prinsip
utama dalam memberikan pelayanan ini adalah seluruh petugas
wajib menjalankan kewaspadaan standar dan didukung dengan
sarana prasarana yang memadai.
Kriteria jenazah pasien:
1. Jenazah suspek dari dalam rumah sakit sebelum keluar
349
hasil swab.
2. Meninggal di rumah sakit selama perawatan COVID-19
pasien konfirmasi atau probable maka pemulasaraan
jenazah diberlakukan tatalaksana COVID-19.
3. Meninggal di luar rumah sakit/Death on Arrival (DOA)
Bila pasien memiliki riwayat kontak erat dengan
orang/pasien terkonfirmasi COVID-19 maka pemulasaraan
jenazah diberlakukan tatalaksana COVID-19.
Kewaspadaan saat menerima jenazah dari ruangan dengan kasus
suspek/probable/konfirmasi (+) COVID-19 antara lain:
1. Menggunakan APD yang sesuai selama berkontak dengan
jenazah.
2. Kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
jenazah.
3. Dekontaminasi lingkungan termasuk seluruh permukaan
benda dan alat dengan desinfektan.
4. Kewaspadaan terhadap transmisi harus dilakukan terhadap
prosedur yang menimbulkan aerosol.
5. Menyiapkan plastik pembungkus atau kantong jenazah yang
kedap air untuk pemindahan jenazah.
Pelayanan jenazah untuk pasien yang terinfeksi COVID-19:
1. Persiapan petugas yang menangani jenazah.
2. Pasien yang terinfeksi dengan COVID-19.
3. Petugas yang mempersiapkan jenazah harus menerapkan
PPI seperti kewaspadaan standar, termasuk kebersihan
tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan jenazah,
dan lingkungan.
4. Pastikan petugas yang berinteraksi dengan jenazah
menggunakan APD sesuai risiko.
5. Pastikan petugas telah mengikuti pelatihan penggunaan
APD, tata cara pemakaian dan pelepasan, serta
membuangnya pada tempat yang telah ditetapkan.
Penanganan jenazah di ruang rawat sebelum ditransfer ke kamar
jenazah rumah sakit
1. Tindakan swab nasofaring atau pengambilan sampel lainnya
350
c. Apron
d. Respirator (N95 atau > tinggi)
e. Pelindung mata (googles) atau pelindung wajah (face shield)
f. Pelindung kepala,
g. Sepatu pelindung atau boots
3. Diperlukan kehati-hatian dalam pelepasan APD untuk
mencegah kontaminasi ke diri sendiri. Penggunaan dan
pelepasan APD dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis
APD dalam menghadapi wabah COVID-19. APD yang
sudah digunakan bila disposibel dibuang dikantong
infeksius, sedangkan APD yang reuse harus dibersihkan
dulu dengan sabun sebelum dimasukan dalam wadah
limbah. Selanjutnya lakukan kebersihan tangan.
Layanan kedukaan
1. Setiap orang diharapkan dapat melakukan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
2. Persemayaman jenazah dalam waktu lama sangat tidak
dianjurkan untuk mencegah penularan penyakit maupun
penyebaran penyakit antar pelayat.
3. Jenazah yang disemayamkan di ruang duka, harus telah
dilakukan tindakan desinfeksi dan dimasukkan ke dalam peti
jenazah serta tidak dibuka kembali.
4. Untuk menghindari kerumunan yang berpotensi sulitnya
melakukan physical distancing, disarankan agar keluarga
yang hendak melayat tidak lebih dari 30 orang.
Pertimbangan untuk hal ini adalah mencegah penyebaran
antar pelayat.
5. Jenazah hendaknya disegerakan untuk dikubur atau
dikremasi sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.
6. Setelah diberangkatkan dari rumah sakit, jenazah
hendaknya langsung menuju lokasi penguburan/
krematorium untuk dimakamkan atau dikremasi. Sangat
tidak dianjurkan untuk disemayamkan lagi di rumah atau
tempat ibadah lainnya.
354
BAB 7
PENUTUP