Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (

SAP )

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Maternitas


di Puskesmas Pakis Kabupaten Malang

Oleh:
Siti Fatmawati
180070300111060

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
“AYO MENYUSUI DENGAN BENAR”

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ASI adalah satu – satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat
gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan
tumbuh kembang (Sanyoto dan Eveline, 2008). ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Bayi sehat
umumnya tidak memerlukan tambahan makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan –
keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4
bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan
kurang atau didapatkan tanda – tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI
eksklusif tidak berjalan dengan baik (Roesli, 2005).
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan
mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Menyusui dimalam hari sangat berguna
bagi ibu bekerja, karena dengan disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI,
dan juga dapat mendukung keberhasilan menunda kehamilan (Handayani, dkk, 2011).
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu (Wulandari, dan handayani, 2011). Kebanyakan putting nyeri disebabkan
oleh kesalahan dalam teknik menyusui, yaitu bayi tidak menyusu sampai kalangan
payudara. Bila bayi menyusu hanya pada putting susunya, maka bayi akan mendapat ASI
sedikit karena gusi bayi tidak menekan pada daerah sinus laktiferus, sedangkan pada ibunya
akan terjadi nyeri pada putting susunya (Handayani, dkk, 2011).
Seorang ibu mungkin akan mengalami kesulitan ketika belajar menyusui bayinya
pertama kali. Tenaga kesehatan bisa membantunya dengan menunjukkan padanya posisi
yang benar untuk menyusui. Posisi yang baik membantu bayi makan lebih baik dan
mencegah putting susu jadi kempis atau pecah (Klein, 2009).
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dapat disimpulkan bahwa sebagai
mahasiswa keperawatan yang sebagian dari tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan
pendidikan kesehatan bagaimana cara menyusui yang benar pada ibu yang setelah
melahirkan atau postpartum. Cara yang digunakan mahasiswa adalah memberikan
penyuluhan pada ibu post partum dengan menggunakan leaflet yang diharapkan ibu bisa
menyusui dengan benar.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Menyusui


Sub Pokok Bahasan : Menyusui dengan benat
Sasaran : Ibu post partum (Ibu setelah melahirkan)
Tempat :
Penyuluh :
Tanggal :

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang menyusui dengan benar selama 30 menit,
Ibu mampu menjelaskan materi menyusui dengan benar serta bisa mempratekkan.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan, ibu dapat:
1. Menjelaskan pengertian ASI dan menyusui dengan benar
2. Menjelaskan tanda posisi bayi menyusu dengan benar
3. menjelaskan Lama dan Frekuensi Menyusui Yang Benar
4. menjelaskan posisi menyusui
5. menjelaskan Langkah-langkah menyusui yang benar
6. menjelaskan Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup.

C. METODE
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Demonstrasi.

D. MEDIA
1. Leaflet.

E. MATERI
Terlampir

F. KEGIATAN
NO Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 Menit a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri c.
Kontrak waktu
d. Menjelaskan maksud dan tujuan
pemberian pendidikan kesehatan
2 Pelaksanaan 10 Menit a. Menjelaskan pengertian ASI dan
penyampaian menyusui dengan benar
materi b. Menjelaskan tanda posisi bayi menyusu
dengan benar
c. menjelaskan Lama dan Frekuensi
Menyusui Yang Benar
d. menjelaskan posisi dan perlekatan
menyusui
e. menjelaskan Langkah-langkah menyusui
yang benar
f. menjelaskan Tanda bahwa Bayi
Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup.
3 Diskusi 15 menit a. Tanya jawab
- Peserta bertanya
- Penyuluh menjawab
4 Penutup 5 Menit a. Menganjurkan pesertauntuk
menyimpulkan atau mengulangi
topik yang dibahas
b. Menyimpulkan hasil
penyuluhan. c. Memberi saran-
saran.
d. Mengucapkan salam penutup

G. EVALUASI
Prosedur Bentuk Jenis : Post Test bentuk review materi
Jenis Pertanyaan : Lisan
: Tanya Jawab

1. Apa pengertian ASI dan menyusui dengan benar?


2. Apa saja tanda posisi bayi menyusu dengan benar?
3. Berapa Lama dan Frekuensi Menyusui Yang Benar?
4. Ada berapa posisi menyusui dan apa saja?
5. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang benar!
6. Apa tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup?

H. HASIL
1. Sasaran dapat menjelaskan pengertian ASI dan menyusui dengan benar
2. Sasaran dapat menjelaskan tanda posisi bayi menyusu dengan benar
3. Sasaran dapat menjelaskan Lama dan Frekuensi Menyusui Yang Benar
4. Sasaran dapat menjelaskan posisi dan perlekatan menyusui
5. Sasaran dapat menjelaskan Langkah-langkah menyusui yang benar
6. Sasaran dapat menjelaskan Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup.
LAMPIRAN 1. LEAFLET PENYULUHAN
LAMPIRAN 2. MATERI PENYULUHAN
MATERI PENYULUHAN
“AYO MENYUSUI DENGAN BENAR”

A. Pengetian ASI dan Menyusui yang benar


ASI adalah satu – satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung
zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap
percepatan tumbuh kembang ( Sanyoto dan Eveline, 2008 ). ASI eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan tambahan makanan
sampai usia 6 bulan. Pada keadaan – keadaan khusus dibenarkan untuk mulai
memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan.
Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan kurang atau didapatkan tanda – tanda
lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik
(Roesli, 2005).
Keterampilan teknik menyusui adalah suatu keterampilan yang diterapkan agar
seseorang dapat menjadi konselor dan motivator kepada seorang ibu sehingga ibu
tersebut mau dan dapat menyusui anaknya dengan benar. Teknik Menyusui Yang
Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Teknik menyusui yang benar adalah cara
memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan
benar (Suradi dan Hesti, 2004)

B. Tanda- Tanda Posisi Bayi Menyusui yang Benar (DepKes RI, 2005, pp.32-33)
a) Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
b) Dagu bayi menempel pada payudara ibu
c) Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara
bagian bawah)
d) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
e) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
f) Sebagian besar areola tidak tampak
g) Bayi menghisap dalam dan perlahan
h) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
i) Terkadang terdengar suara bayi menelan
j) Puting susu tidak terasa sakit atau lecet.

C. Lama dan Frekuensi Menyusui Yang Benar


Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI tanpa jadwal, sesuai kebutuhan
bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Menyusui dimalam hari
sangat berguna bagi ibu bekerja, karena dengan disusukan pada malam hari akan
memacu produksi ASI, dan juga dapat mendukung keberhasilan menunda kehamilan
(Handayani, dkk, 2011).
Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis
bukan karena sebab lain (kencing dan sebagainya) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu jam (Handayani, dkk,
2011).
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap
kali menyusui harus dengan kedua payudara. Menganjurkan ibu agar berusaha
menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik.
Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa
menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara,
tetapi tidak terlalu ketat.
Lama dan Frekuensi Menyusui (Purwanti, 2004, p.51):
Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan setiap saat bayi membutuhkan.
Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara selama 5-7
menit.

D. Posisi menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
E. Langkah-langkah menyusui yang benar
a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun
b. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting
c. Duduk dan berbaring dengan santai.
d. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi
ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan
badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu
sampai mulut bayi terbuka lebar.

e. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak di bawah puting susu.
f. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara
ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

g. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola.
h. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
i. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
j. Ibu menatap bayi saat menyusui
k. Pasca Menyusui
o Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
o Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya
l. Menyendawakan bayi dengan :
o Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan atau
o Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk
perlahan-lahan.
m. Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on
demand).
F. Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup (Rahmawati dan
Proverawati, 2010)
1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan
buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan
dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.

DAFTAR PUSTAKA

Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Rahmawati, Eni & Proverawati, Atika. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Purwanti. 2004. Faktor-Faktor Penghambat Ibu Menyusui Secara Eksklusif. Bandung:
Cendekia.
Handayani DKK. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Anda mungkin juga menyukai