Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR

Disusun guna memenuhi nilai mata kuliah Keperawatan Komunitas

Oleh :
IKA WAHYU PRIHATININGSIH
071191029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Bahasan : Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan : Tehnik menyusui yang benar
Sasaran : Kelompok Ibu Hamil RW 1 Kuncen
Hari,Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 22 Desember 2019
Waktu : 08.00 – 12.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. E dan Ny. I

A. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, peserta dapat
mengetahui tehnik atau cara menyuusi yang baik dan benar serta dapat
merapkannya.

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan peserta
mampu :

a. Menyebutkan kembali menyusui yang baik dan benar.


b. Menyebutkan kembali posisi menyusui yang baik dan benar
c. Menyebutkan kembali langkah- langkah menyusui yang benar.
d. Menyebutkan kembali waktu dan frekuensi menyusui.
e. Mendemonstrasikan kembali tehnik menyusui yang baik dan benar.

C. MATERI
Terlampir

D. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah dan Demonstrasi
2. Diskusi/Tanya jawab
E. ALAT BANTU PEMBELAJARAN
Media yang digunakan adalah :
1. Lembar balik
2. Leaflet
F. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan peserta ( waktu dan tempat )
 Kesiapan materi penyaji
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
 Peserta bersedia datang sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
 Peserta antusias untuk bertanya tentang hal- hal yang tidak diketahui
 Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan kembali menyusui yang baik dan benar.
b. Peserta mampu menyebutkan kembali posisi menyusui yang baik dan benar
c. Peserta mampu menyebutkan kembali langkah- langkah menyusui yang
benar.
d. Peserta mampu menyebutkan kembali waktu dan frekuensi menyusui.
e. Peserta mampu mendemonstrasikan kembali tehnik menyusui yang baik
dan benar.

G. TAHAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Waktu Kegiatan Metode
2 menit  Salam perkenalan
 Menjelaskan kontrak dan tujuan
pertemuan
25 menit Menjelaskan tentang : Ceramah,
 Pengertian menyusui yang baik dan Demonstrasi dan
benar diskusi Tanya
 Posisi menyusui yang baik dan benar jawab
 Langkah – langkah menyusui yang
benar
 Waktu dan frekuensi menyusui
 Peserta mendemontrasikan kembai
tehnik menyusui yang benar
 Diskusi dengan peserta (memberikan
kesempatan peserta untuk bertanya)
3 Menit  Mengajukan pertanyaan kepada Ny.N
 Memberikan reinforcement positif atas
jawaban yang diberikan
 Menutup pembelajaran dengan salam
LAMPIRAN
MATERI

A. Teknik Menyusui.

Teknik menyusui yang benar diperlukan agar bayi dan ibu merasa nyaman

dan bayi bisa memperoleh manfaat terbesar dari menyusui. Beberapa faktor kunci

untuk menyusui secara efektif, diantaranya sebagai berikut :

1. Waktu menyusui

Pada bayi yang baru lahir akan menyusu lebih sering, rata-rata adalah

10-12 kali meyusu tiap 24 jam atau bahkan 18 kali. Menyusui ondemand adalah

menyusui kapanpun bayi meminta atau dibutuhkan oleh bayi (akan lebih

banyak dari rata-rata menyusu). Menyusu ondemand merupakan cara terbaik

untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang. Hal penting

yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebaiknya setiap kali menyusu dengan

durasi yang cukup lama dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima

asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang (Astutik, 2017).

Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain

(kencing, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah

merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu

payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam 2

jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur, dan

akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang

dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh

pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nir-jadwal,

sesuai dengan kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui.


Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada

malam hari agar memacu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka

sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Ketika menyusui

ibu harus berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi

ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudarayang

terakhir disusukan. Selama menyusui sebaiknya ibu menggunakan bra yang

dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat (Sidi dkk, 2011).

2. Perlekatan

Menurut Astuti (2017) perlekatan adalah istilah yang digunakan untuk

menyebut cara bayi menahan puting ibu dalam mulutnya. Ada dua cara untuk

mengetahui apakah mulut bayi melekat pada puting ibu dengan benar atau

tidak, yaitu sebai berikut :

a. Jika bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan terlipat ke bawah dan

dagu akan mendekat ke payudara. Lidah seharusnya ada di bawah payudara,

aerola, dan puting menempel pada langit-langit mulit bayi. Posisi ini

memungkinkan bayi menghisap secara efisien.

b. Seluruh puting dan areolanya berada dalam mulut bayi. Posisi ini

memungkinkan bayi menekan sinus-sinus di bawah areola dan

mengeluarkan ASI dari puting. Jika hanya puting yang masuk ke mulut

bayi, maka jumlah ASI yang dikeluarkan akan lebih sedikit dan bayi harus

menghisap lebih keras dan lebih lama untuk memuaskan rasa laparnya.

Perlekatan yang kurang baik disebabkan karena hal sebagai berikut :

a. Menggendong bayi dalam posisi yang kurang benar.

b. Pemakaian baju yang berlebihan


c. Kemungkinan bayi tidak siap menyusu yang bisa dikarenakan bayi bingung

puting atau malas menyusui.

d. Adanya penyakit, baik pada ibu maupun bayi.

e. Tidak cukup privasi pada saat menyusui, misalnya di tempat umum atau

tempat kerja yang tidak disediakan pojok laktasi.

3. Posisi Menyusui

Menurut Astuti dkk (2015) posisi menyusui yaitu :

a. Posisi berbaring

Pastikan ibu nyaman dan relaks. Bisa dengan menempatkan satu

bantal di bawah kepala dan bantal yang lain di bawah dada. Tubuh bayi

diletakkan dekat ibu dan kepalanya berada setinggi payudara sehingga bayi

tidak perlu menarik puting. Ibu dapat menyangga bayi dengan lengan

bawah, sedangkan lengan atas menyangga payudara, dan apabila tidak

menyangga payudara, maka dapat memegang bayi dengan lengan atas.

b. Posisi menyusui sambil duduk

Pastikan ibu menyusui sambil duduk dengan nyaman dan santai

pada kursi yang rendah, lebih baik menggunakan kursi yang disertai

sandaran. Apabila kursinya agak tinggi, maka diperlukan kursi untuk

meletakkan kaki ibu.

c. Posisi menyusui dengan ASI yang memancar (penuh)

Bayi ditengkurapkan di atas dada ibu dengan tangan ibu sedikit

menahan kepala bayi. Pada posisi ini bayi tidak akan tersedak.

d. Posisi menyusui sambil berdiri

Pastikan ibu merasa nyaman dan relaks, dan untuk bayi

perlekatannya benar sehingga bayi menyusu dengan efektif.


e. Posisi menyusui di bawah lengan

Posisi lainnya yang dapat digunakan yaitu memegang bayi pada lengan

dengan posisi bawah lengan. Posisi ini berguna untuk bayi kembar atau jika

sulit meletakkan bayi.

f. Posisi menyusui bayi kembar

Ibu dapat menyusui sekaligus dua bayi, yaitu dengan posisi seperti

memegang bola (football position). Jika ibu menyusui bersama-sama maka

bayi sebaiknya menyusu pada payudara secara bergantian, jangan menetap

pada satu payudara.

4. Langkah-langkah Correct Breastfeeding Techniques

Menurut Kristiyansari (2014), Sidi dkk (2011), Astuti dkk (2015) dan

Astutik (2017) langkah-langkah Correct Breastfeeding Techniques yaitu :

a. Sebelum menyusui mencuci tangan terlebih dahulu.

b. Pijat di sekitar areola untuk mengeluarkan sedikit ASI untuk dioleskan pada

puting susu dan sekitar areola.

c. Memilih posisi yang nyaman untuk menyusui. Lebih baik ibu duduk

menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan

punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

d. Mengendong bayi dengan satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung

siku ibu dan pantat bayi terletak pada telapak tangan ibu.

e. Memposisikan tangan bayi berada pada belakang badan ibu dan satu tangan

di depan.

f. Memposisikan perut bayi menempel pada perut ibu.

g. Memposisikan telinga bayi dan lengan terletak dalam satu garis lurus.
h. Menyangga payudara dengan 4 jari, ibu jari berada diatas untuk

mengarahkan puting, dan membentuk huruf C.

i. Memberikan rangsangan dengan menggunakan jari telunjuk atau puting ke

pipi atau ke ujung mulut sampai mulut bayi terbuka lebar.

j. Memasukkan puting dan sebagian areola ke mulut bayi.

k. Melepas isapan bayi dengan memasukkan jari kelingking ke sudut mulut

bayi.

l. Menyendawakan bayi dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung

supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui dengan cara

menggendong bayi tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian

punggungnya ditepukk perlahan-lahan. Hal ini dapat dilakukan juga dengan

bayi ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk

perlahan-lahan..

5. Cara pengamatan Correct Breastfeeding Techniques.

Menurut Astuti dkk (2015) dan Astutik (2017) menyusui dengan teknik

yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan ASI tidak

keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi

enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang

benar atau salah , ada beberapa hal yang bisa diamati di antaranya sebagai

berikut :

a. Bayi tampak tenang.

b. Badan bayi menempel pada perut ibu.

c. Mulut bayi terbuka lebar.

d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.


e. Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi,areola bagian bawah lebih

banyak yang masuk.

f. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri.

h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

i. Kepala agak menengadah, saat satu payudara sampai terasa kosong, maka

ganti menyusui pada payudara yang lain.

Anda mungkin juga menyukai