Anda di halaman 1dari 23

TEKNOLOGI KESEHATAN

TENTANG
SISTEM TEKHNOLOGI MEKANIKA

Disusun oleh
Kelompok 8 Semester I kelas A
1 Asri Dwi Pristiwati (010216A010)
2 Darius E. Djo Miha (010216A015)
3 Nurfitrian A. Dewi (010216A036)

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


FAKULTAS KEPERAWATAN REGULER TRANSFER
TAHUN AKDEMIK 2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Teknologi Informasi dan
Komunikasi ( TIK ) akan berperan besar dalam meningkatkan layanan
kesehatan warga dunia. Akselerasi penggunaan TIK dalam dunia kesehatan
semakin meningkat dan mudah dengan adanya partisipasi Google Inc yang
mulai menyediakan layanan Medical Record Service.Proyek percontohan
Google itu telah melibatkan puluhan ribu pasien di rumah sakit Cleveland
yang dengan suka rela mentransfer rekam medis mereka.Rekam medis yang
terkumpul itu dipergunakan oleh Google untuk memberikan layanan melalui
aplikasi terbarunya.Perlu dicatat bahwa setiap data pasien dalam rekam medis,
seperti resep obat, jenis alergi, riwayat kesehatan, dan sebagainya semuanya
itu dilindungi dengan mempergunakan password, seperti juga yang
disyaratkan dalam layanan Google lainnya.Layanan Google tersebut semakin
membuat pengelola rumah sakit ingin segera memakai dan mengintegrasikan
sistem informasi dan manajemenya dengan Google demi mewujudkan sistem
layanan kesehatan yang lebih efektif dan progresif.

B. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk: 
a. Mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang efisien dan efektif
b. Mempermudah bagi perawat dalam memonitor klien
C. Manfaat
Adapun manfaat teknologi dalam bidang kesehatan, diantaranya: 
Mempermudah Dokter dan Perawat dalam memonitor kesehatan
pasien monitor detak jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah ,
memeriksa organ dalam pasien dengan sinar X. Sebagai contoh saat perawatan
Almarhum Mantan Presiden Soeharto di Rumah Sakit Pertamina Jakarta,
tahun 2008. Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan menggantikan
fungsi organ dalam seperti Jantung, Paru-paru dan Ginjal.Itu merupakan
teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi Informasi dan
Komputer.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Tahapan-tahapan pengembangan teknologi kesehatan


Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar
menjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan
dapat dibedakan dalam 4 tahapan : (1) inovasi; (2) pengembangan; (3)
difusi atau disiminasi; (4) evaluasi (Feeney, 1986).
a. Inovasi
Kata inovasi yang digunakan disini menunjukkan kepada kreasi
baru alat atau teknik atau kombinasi alat yang lama menjadi konfigurasi
yang baru atau untuk aplikasi yang baru (Eden, 1986). Inovasi
memunculkan kebaruan (novelty) dalam pengetahuan ilmu kedokteran,
praktek kedokteran atau organisasi. Kebanyakan inovasi adalah sebagai
hasil dari banyaknya kemajuan-kemajuan yang kecil yang secara
individual mungkin tidak berarti tetapi mempunyai efek yang
kumulatif. Teknologi yang baru jarang berkembang dalam satu langkah
saja. Modikasi dan pengembangan teknologi merupakan proses yang
berjalan berkesinambungan.
Menurut McKinlay (1981) melukiskan tujuh tahap dalam
inovasi medis sebagai berikut :
1) laporan pendahuluan yang menjanjikan berdasarkan evikasi, inovasi
medis terhadap beberapa kasus tanpa kontrol;
2) pemakaian atau pengambilan teknologi oleh profesional atau
organisasional;
3) penerimaan public (pihak ketiga);
4) laporan observasional dan prosedur standar;
5) uji kendali acak (randomize control trial);
6) pengaduan oleh profesional;
7) teknologi mengalami kehilangan kepercayaannya dan erosi.
Tahap yang paling kritis ada pada tahap 5, uji kendali acak, disini
dengan cermat dilakukan evaluasi klinis tentang efektivitas inovasi.
Biasanya hasil-hasil uji klinis kendali acak kurang disukai untuk teknologi
inovasi daripada laporan kasus yang tanpa kontrol. Pada tahap 6,
dimana ada bukti-bukti yang negatif dalam penelitian uji klinik kendali
acak dapat menimbulkan pengaduan oleh profesional.Laporan bukti-bukti
laporan kasus yang positif tampaknya mencukupi untuk memperluan
difusi dari suatu inovasi. Sedangkan uji kendali acak yang mendukung
praktek klinis kelihatannya lebih banyak diterima persetujuannya dari pada
hasil yang negatif.
Inovasi teknologi kesehatan merupakan suatu proses yang saling
terkait jarang mempunyai pengembangan teknologi yang merupakan garis
lurus. Biasanya dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan, dimana
klinisi sebagai penyedia utama pelayanan kesehatan sebagai orang yang
kemungkinan paling mengetahui apa yang dibutuhkan dan menyatakan
masalah dalam konteks yang secara medis tepat.
Proses inovasi teknologi pada umumnya diawali dengan suatu
proses pengembangan ilmu pengetahuan melalui riset dasar.
Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar
menjadi maju, baik atau sempurna.Menurut Basari (2006), masih
banyak universitas dan lembaga-lembaga di Indonesia yang belum
mempunyai kesadaran bahwa penelitian merupakan ’ruh’ dari pendidikan
universitas Kemampuan riset pendidikan tinggi saat ini masih rendah
karena laboratorium miskin peralatan, para dosen penelitinya tidak cukup
waktu merenung(contemplating) mengenai bidang spesialisasinya. Dosen
peneliti meninggalkan tugas penelitiannya demi memenuhi kebutuhan
dasar bagi kehidupannya yang layak. Masih banyak masalah yang perlu
diselesaikan namun perlengkapan laboratorium dan kesejahteraan
minimal dosen peneliti merupakan masalah utama di Indonesia.
b. Proses pengembangan teknologi
Proses pengembangan teknologi dibedakan menjadi :
1) teknologi bakalan (emerging technology) adalah teknologi yang
sedang diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium
inkubator atau sedang dalam uji coba laboratorium;
2) teknologi baru (new technology). Teknologi baru secara fundamental
berbeda dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Teknologi ini
biasanya menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan ketepatan
diagnosis, demikian juga memberikan teknologi terapi yang baru.
Contoh teknologi diagnostik baru : Multislices CT (Computerized
Tomograph) Scan lebih baik bila dibandingkan dengan CT scan tipe
lama. Teknologi terapi baru : intervensi endovaskuler, transplantasi
organ, organbuatan (Artifisial Organ), katup jantung prostetik.
3) teknologi masa kini (currenttechnology, establish technology) adalah
teknologi yang sudah biasa dikenal,contohnya : MRI (Magnetic
Resonance Imaging).
4) Teknologi masa depan (futuretechnology) seperti : sistem
mikroelektro mekanik, robotik untuk membantu pembedahan
sebagai pengembangan dari kombinasi Ilmu Fisika, Tehnik dan
IlmuInformasi, Nano tehnologi, Rekayasa Genetik dan sebagainya.
c. Difusi teknologi
Difusi teknologi adalah suatu proses dimana teknologi memasuki
dan menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan (Banta et al,
1981). Fase ini mengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin
juga tidak mengikuti uji klinik yang teliti untuk menunjukkan efikasi dan
keselamatan pasien. Pada awal fase difusibiasanya berjalan lambat, hal ini
menunjukkan kehati-hatian dari sebagian pengguna walaupun boleh jadi
juga menunjukkan masalah komunikasi informasi tentang inovasi yang
sudah dikembangkan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa difusi ini dipengaruhi oleh pembuat keputusan dan
kendala kendala yang dihadapi oleh perorangan terhadap keputusan
untuk penggunaan teknologi tersebut. Untuk rumah sakit biasanya
terkendala dengan keterbatasan anggaran atau kendala dalam
penggunaannya.
Hasil-hasil dari uji klinik dan pengalaman di praktek lapangan
terpengaruh terhadap sikap dan perilaku dokter. Jika hasilnya positip difusi
berjalan cepat dan akan berlanjut sampai ada teknologi baru yang
menggantikannya. Bila bukti-bukti klinis tidak jelas atau negatif
mungkin akan memperlambat difusi atau bahkan menolak teknologi
tersebut.
d. Evaluasi
Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut beberapa faktor,
diantaranya :
1) Potensi untuk terapi.
Evaluasi teknologi kesehatan hendaknya dikaitkan dengan
kemampuan teknologi baru itu untuk meningkatkan derajat kesehatan
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang perlu
dipertanyakan adalah apakah teknologi terapi yang baru itu lebih
bermanfaat dibandingkan dengan kerugian terhadap pasien yang
diagnosanya tepat, diobati dengan tepat dan taat pada rekomendasi
pengobatan tersebut.
2) Kemampuan untuk diagnosis dan skrining.
Teknologi untuk diagnosis dan skrining kemungkinan
merupakan area yang tumbuh paling cepat dalam teknologi kesehatan,
misalnya pengembangan dalam CTScan dan MRI. Biasanya teknologi
untuk diagnosis dan skrining dikaitkan dengan kemanfaatan terapi dan
untuk meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome).Hal ini dapat
dibedakan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut :
a) kemampuan teknologis dari alat diagnostik yang menunjukkan
kinerja spesifikasi yang dilakukan di lingkungan laboratorium
b) akurasi diagnostik. Teknologi memberikan informasi yang
memungkinkan personil kesehatan membuat lebih akurat
penilaiannya dan berat ringannya penyakit
c) pengaruh terhadap penyedia pelayanan.Teknologi memberikan
personil kesehatan lebih percaya terhadap diagnosis dan oleh
karenanya mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan,
d) efek terapi. Keputusan terapi yang dibuat oleh profesional
kesehatan dapat berubah sebagai hasil aplikasi teknologi
e) outcome pasien.akan menentukan aplikasi teknologi yang
bermanfaat bagi pasien.
3) Efektivitas di masyarakat
Untuk menentukan efektivitas teknologi di masyarakat
perlu dilibatkan penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat
kesehatan yang dapat diharapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi
spesifik di dalam masyarakat atau populasi yang terjangkau.
Kepatuhan profesional kesehatan merupakan salah satu komponen
efektivitas penggunaan teknologi di masyarakat di sini diperlukan
informasi sejauhmana profesional kesehatan tersebut mematuhi
aplikasi teknologi yang diperlukanuntuk aplikasi diagnosa yang
tepat dan teknologi manajemen (pencegahan,penyembuhan paliatif
dan rehabilitasi). Pendidikan kedokteran berkelanjutan sangat penting
untuk menjamin bahwa dokter dan profesional kesehatan terlibat
secara benar dalam penerapan teknologi baru.
4) Evaluasi kepatuhan pasien
Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan
kesehatandalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung
dari jenis teknologi yangsecara substansial mempengaruhi besarnya
manfaat yang diperoleh darinya.
5) Evaluasi cakupan (Evaluation Coverage)
Cakupan disini diartikan sebagai seberapa jauh teknologi yang
bermanfaat diterapkan secara tepat terhadap semua pasien atau
masyarakat yang memperoleh manfaat darinya.Cakupan melukiskan
apakah pasien secara individual memerlukanatau tidak teknologi
tersebut. Hadirin yang saya muliakan,Tantangan dan kebutuhan
teknologi masa depan
2. Perkembangan teknologi mekanika dalam pelayanan kesehatan
a. Inkubator
inkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu
tertentu yang dipakai untuk memerami telur, mikroba dan
menghangatkan bayi yang lahir prematur. alat ini dilengkapi dengan
tombol pengatur suhu waktu untuk memudahkan pengaturan suhu yang
dikehendak.
saat menggunakan inkubator untuk pengeraman mikroba sebaiknya
tidak terlalu penuh atau overload karena hal itu dapat memperbesar risiko
kontaminan. hal pertama yang perlu dilakukan sebelum menggunakan
inkubator adalah mengatur alat dan bahan dan memasukkannya ke dalam
inkubator dengan susunan tertentu supaya efektif dan tidak terjadi
kontamiinasi

inkubator bayi adalah sebuah tempat tertutup yang suhu lingkungannya


dapat diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan bayi. inkubator
bayi juga membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga kondisi di
dalamnya tetap terjaga sesuai dengan yang diinginkan. menurut data
statisitik tentang pengukuran dan kalibrasi yang dilakukan oleh bpfk
surabaya pada tahun 2006 hingga 2007, terjadi kecenderungan masalah
pada kelembaban dan overheat pada matras. supaya masalah tersebut
teratasi maka perlu dirancang sebuah alat inkubator yang terdapat
pengendalian temperature dan kelembaban secara on-off.

b. Saturasi
saturasi oksigen adalah ukuran perbandingan jumlah oksigen
dalam media tertentu. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang
parameter pengukuran ini. Oksigen merupakan kebutuhan vital bagi
setiap makhluk hidup. Tapi bagaimana kita dapat mengukur berapa
banyak oksigen yang terkandung dalam darah atau di dalam air yang kita
minum ataupun oksigen di udara yang kita hirup.

Pengukuran relatif dari kandungan oksigen yang dibawa atau


dilarutkan dalam media tertentu disebut sebagai saturasi oksigen. Dalam
tubuh manusia, saturasi oksigen adalah ukuran dari oksigen yang terlarut
dalam darah. Sebuah contoh, 1 molekul hemoglobin mengandung 4
molekul oksigen. Jadi berapa banyak oksigen dari 100 molekul
hemoglobin? Tentu saja 100 x 4 Katakanlah, 100 molekul hemoglobin
membawa 380 molekul oksigen. Jadi oksigenasi darah dapat dihitung
sebagai (380/400) x 100 yaitu 95%. Pengukuran ini sering disebut
dengan SpO2.
Implikasi tingkat oksigen jenuh
Tubuh manusia normal membutuhkan pasokan oksigen yang
konstan untuk berfung si secara sehat. Kadar oksigen rendah dalam
darah dapat menyebabkan kondisi medis yang serius dan mengancam jiwa.
Kadar oksigen yang normal dalam kisaran antara 95-100%. Jika persentase
berjalan di bawah saturasi oksigen normal atau turun bahkan kurang dari
80%, ini menunjukkan bahwa darah mengandung tingkat oksigen yang
sangat rendah. Beberapa fakta yang perlu tentang ini adalah:
kemungkinan, jika oksigen dalam darah di bawah 88%, tidak ada
perusahaan asuransi yang mau memberikan ganti pengobatan anda.
Oksimeter adalah sebuah perangkat kecil yang digunakan untuk mengukur
kadar oksigen dalam darah. Ketepatan dan keakuratan pengukuran
didasarkan pada berbagai faktor seperti kadar hemoglobin,
persentase menghirup oksigen, suhu, aliran darah arteri ke jaringan
pembuluh darah dalam tubuh, aliran balik vena darah dan oksigenasi orang
tersebut.
Dengan faktor-faktor di atas dan rekaman oleh oksimeter, kurva saturasi
oksigen dapat dicapai. Kurva saturasi oksigen bertentangan dengan
tekanan titik di mana hemoglobin memiliki saturasi 50% dari nilai
oksigen. Dengan bantuan nilai ini, seseorang dapat menilai indeks afinitas
oksigen dalam darah. Untuk manusia yang sehat, tingkat oksigen secara
klinis adalah 95% meskipun nilai saturasi dapat bervariasi antara 97% –
99%.
Oximeters sebagai pengukur kadar oksigen, tidak dapat digunakan
dalam kondisi medis tertentu seperti ketika seseorang mengalami
keracunan karbonmonoksida dan serangan jantung. Dalam hal ini alat
pengukur gagal untuk mendeteksi perbedaan antara oksigen dan
karbonmonoksida yang terikat pada hemoglobin dalam darah
c. Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan
dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot
dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat
penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi
kulit, dimana di dalamnya terdapat sejumlah penanganan. Prinsip Traksi
adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai,
pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada
arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam
traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi
dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim
splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan
tongs yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal
(Taylor,1987 and Osmond,1999). Penggunaan traksi telah dimulai 3000
tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir menggunakan traksi manual dan
membuat splint dari cabang pohon (Styrcula, 1994 a and Osmond, 1990)
dan Hippocrates (350 BC) menulis tentang traksi manual dan tahanan
ekstensi dan ekstensi yang berlawanan (Styrcula, 1994 a: 71). Pada tahun
1340 ahli bedah Perancis bernama Guy de Chauliac menulis tentang traksi
isotonic dengan berat yang ditahan pada kaki tempat tidur pasien, tetapi
akibat pertimbangan praktek hal ini dilakukan hingga tahun 1829 ketika
traksi berkesinambungan diaplikasikan secara luas (Peltier, 1968: 1603).
Sekitar tahun 1848 Josiah Crosby seorang klinisi amerika merupakan
orang yang pertama mempromosikan dan menunjukkan traksi kulit yang
lebih efektif tidak hanya sebagai terapi dari fraktur melainkan juga untuk
menanani deformitas panggul (Peltier, 1968: 1609). Hal ini meripakan
aplikasi yang membuat perhatian Gurdon Buck yang pada tahun 1861
melalui pengetahuannya terhadap kerja Crosby mempunyai traksi kulit
yang dinamakan nama dirinya sendiri. Hal ini tidak dilakukan hingga pada
tahun 1921 seorang ahli bedah Australia Hamilton Russel meluaskan
konsep traksi Buck dengan menggunakan doktrin Pott’s (1780) bahwa
fraktur tungkai harus ditempatkan pada posisi pada otot yang relaksm
dinamakan fleksi panggul dan lutut, dengan mengembangkan traksi
Hamilton Russel (Peltier, 1968: 1612). 26 tahun sebelumnya, pada bulan
desember 1895, seorang professor German bernama Röntgen
mempublikasikan observasinya dengan ‘tipe baru X-Ray’ dimana dimulai
era baru dalam penelitian fraktur (Peltier, 1968:1613). Dengan
menggunakan X-Ray untuk menilai terapi fraktur, dunia ortopedi
berhadapan dengan kenyataan dimana terapi traksi Buck tidak memuaskan
100% pada semua kasus dan tahun 1907 Fritz Steinmann secara sukses
mengembangkan traksi skeletal dengan menggunakan pin yang
dimasukkan kedalam kondylus femur. (Peltier, 1968: 1615).
Traksi telah menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga
1940 ketika fiksasi internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi
praktek yang sering. Pengembangan ini berpasangan dengan
kurangnya pembedahan fraktur dengan kebutuhan ekonomi untuk
perawatan rumah sakit yang lebih PenggunaanTraksitelah
didokumentasikan melalui banyak literature: traksi digunakan untuk
mempromosikan istirahat/imobilisasi, dimana membuat keurusan tulang
dan jaringan lunak menyembuh (Taylor, 1987; Dave 1995 and Redemann,
2002). Hal ini menolong untuk mengistirahatkan inflamasi yang ada dan
mengurangi nyeri (Taylor, 1987; Dave, 1995 and Osmond, 1999). Osmond
(1999) Menyatakan bahwa hal ini mengurangi subluksasi atau dislokasi
dari sendi dan Styrcula (1994a) serta Rosen, Chen, Hiebert dan Koval
(2001) memberikan kredit dalam penggunaan traksi dengan reduksi
tahanan yang dibutuhkan ketika melakukan reduksi fraktur selama
pembedahan. Akhirnya, traksi juga dikatakan untuk membantu
pergerakan dan latihan (Dave, 1995 and Redemann, 2002).
Mekanisme traksi meliputi tidak hanya dorongan traksi sebenarnya tetapi
juga tahanan yang dikenal sebagai kontertraksi, dorongan pada arah yang
berlawanan, diperlukan untuk keefektifan traksi, kontertraksi mencegah
pasien dari jatuh dalam arah dorongan traksi. Tanpa hal itu, spasme otot
tidak dapat menjadi lebih baik dan semua keuntungan traksi hanya
menjadi lewat saja. Ada dua tipe dari mekanik untuk traksi, dimana
menggunakan Kontertraksi dalam dua cara yang berbeda. Yang pertama
dikenal dengan traksi keseimbangan, juga dikenal sebagai traksi luncur
atau berlari. Disini traksi diaplikasikan melalui kulit pasien atau dnegan
metode skeletal. Berat dan katrol digunakan untuk mengaplikasikan
tahanan langsung sementara berat tubuh pasien dalam kombinasi dengan
elevasi dari dorongan tempat tidur traksi untuk menyediakan
kontertraksinya (Taylor, 1987, Styrcula, 1994a; Dave, 1995 and Osmond,
1999). Traksi Buck akan menjadi contoh dari ha ini. Yang kedua
dinamakan traksi fixed dan kontertraksi dimasukkan diantaran 2 point
cocok yang tidak membutuhkan berat atau elevasi tempat tidur untuk
mencapai traksi dan kontertraksi. Splibt Thomas merupakan contoh dari
system traksi ini. (Taylor, 1987, Styrcula, 1994a; Dave, 1995 and Osmond,
1999).
Komponen Mekanis dari system traksi, katrol (pulley), tahanan vector dan
friksi, terkait dengan beberapa factor : cara dimana kontertraksi
diaplikasikan dan sudut, arah, serta jumlah tahanan traksi yang
diaplikasikan (Taylor, 1987: 3). Sudut dan arah dorongan traksi
bergantung pada posisi katrol dan jumlah efek katrol sama dengan jumlah
dorongan yang diaplikasikan. Ketika dua katrol segaris pada berat traksi
yang sama maka disebut dengan ‘block and tackle effect” hamper
menggandakan jumlah dari tahanan dorongan. Tahanan vector diciptakan
dengan mengaplikasikan tahanan traksi pada dua yang berebda tetapi tidak
berlawanan terhadap sisi tubuh yang sama. Hasil ini menghasilkan tahanan
ganda untuk dorongan traksi yang actual. (Taylor, 1987 and Styrcula,
1994a).
Friksi selalu ada dalam setiap system traksi. Friksi memberikan resistansi
terhadap dorongan traksi mala mengurangi tahanan traksi. Hal ini
diperlukan untuk meminimalisir kapanpun dan bagaimanapun
kemungkinan nantinya.(Taylor, 1987 and Styrcula, 1994a). Kita dapat
mnggunakan traksi : (1) untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat
memulai, atau (2) untuk menjaga mereka immobile sedang satu, atau, (3)
untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya diikuti dengan yang lain.
Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan
jalan untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk
beberapa minggu jika diperlukan. Ada dua cara untuk melakukan hal
tersebut : (1) memberi pengikat ke kulit (traksi kulit). (2) dapat
menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau Kirschner wire melalui
tulangnya (traksi tulang). Tali kemudian digunakan untuk mengikat
pengikatnya, pin atau wire, ditaruh melalui katrol,dan dicocokkan dengan
berat.

Berat tersebut dapat mendorong pasien keluar dari tempat tidurnya,


sehingga kita biasanya membutuhkan traksi yang berlawanan dengan
meninggikan kaki dari tempat tidurnya. Salah satu dari tujuan utama dari
traksi adalah memperbolehkan pasien untuk melatih ototnya dan
menggerakkan sedinya, jadi pastikan bahwa pasien melakukan hal ini.
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikasikan dan diatur, tetapi hal ini
dapat dengan mudah datur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna
pada kaki. Dilengan hal ini masih kurang nyaman, tidak meyakinkan, sulit
untuk dijaga, dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alasan ini, traksi
lengan hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.
Mengelaborasikan Jenis dari traksi, seperti Hamilton dan Russel untuk
kaki, membutuhkan peralatan yang tidak semuanya punya. Jadi, hanya
dibahas alat-alat sederhana yang digunakan dimakalah ini.
1. Klasifikasi Traksi didasari pada penahan tubuh yang dicapai :
Traksi Manual menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
terhadap seseorang di bagian tubuh yang terkena melalui tangan
mereka. Dorongan ini harus constant dan gentle. Traksi manual
digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi
plesrer atau selama pembedahan. Hal ini juga digunakan selama
pemasangan traksi dan jika ada kebutuhan secara temporal
melepaskan berat traksi (Taylor, 1987; Styrcula,1994a and Osmond,
1999).
2. Traksi Sekeletal menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
langsung ke sekeleton melalui pin, wire atau baut yang telah
dimasukkan kedalam tulang (Taylor, 1987; Styrcula, 1994a dan
Osmond, 1999). Untuk melakukan ini berat yang besar dapat
digunakan. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil,
untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg
dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang
(Styrcula,1994a and Osmond, 1999)
3. Akhirnya traksi kulit menunjukkan dimana dorongan tahanan
diaplikasikan kepada bagian tubuh yang terkena melalui jaringan
lunak (Taylor, 1987; Styrcula, 1994a and Osmond, 1999). Hal ini bisa
dilakukan dalam cara yang bervariasi : ekstensi adhesive dan non
adhesive kulit, splint, sling, sling pelvis, dan halter cervical (Taylor,
1987; Styrcula, 1994a and Osmond, 1999). Di karenakan traksi kulit
diaplikasikan kekulit kurang aman, batasi kekuatan tahanan traksi.
Dengan kata lain sejumlah berat dapat digunakan (Taylor, 1987;
Styrcula, 1994a and Osmond, 1999). Berat harus tidak melebihi (3-4
kg) (Taylor, 1987; Osmond, 1999 dan Redemann, 2002). Traksi kulit
digunakan untuk periode yang pendek dan lebih sering untuk
manajemen temporer fraktur femur dan dislokasi serta untuk
mengurangi spasme otot dan nyeri sebelum pembedahan (Taylor,
1987; Styrcula, 1994a and Dave, 1995).
d. Termometer digital
Termometer merupakan sebuah alat yang berfungsi memberikan
informasi mengenai suhu derajat pada suatu benda, ruang, ataupun zat.
Bisa juga berarti alat untuk mengukur suhu dengan cepat dan menyatakan
dengan suatu angka. Atau alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur)

3. Perkembngan teknologi mekanika dalam pelayanan kesehatan


1. Inkubator
inkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada
suhu tertentu yang dipakai untuk memerami telur,mikroba dan
menghangatkan bayi yang lahir prematur. alat ini dilengkapi dengan
tombol pengatur suhu waktu untuk memudahkan pengaturan suhu yang
dikehendak.
Inkubator Bayi adalah sebuah tempat tertutup yang suhu
lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan
bayi. Inkubator Bayi juga membutuhkan kelembaban yang stabil
sehingga kondisi di dalamnya tetap terjaga sesuai dengan yang
diinginkan. Menurut data statisitik tentang pengukuran dan kalibrasi yang
dilakukan oleh BPFK Surabaya pada tahun 2006 hingga 2007, terjadi
kecenderungan masalah pada kelembaban dan overheat pada matras.
Supaya masalah tersebut teratasi maka perlu dirancang sebuah alat
inkubator yang terdapat pengendalian temperature dan kelembaban
secara on-off.

2. Saturasi
saturasi oksigen adalah ukuran perbandingan jumlah oksigen
dalam media tertentu

Oksimeter adalah sebuah perangkat kecil yang digunakan untuk


mengukur kadar oksigen dalam darah. Ketepatan dan keakuratan
pengukuran didasarkan pada berbagai faktor seperti kadar hemoglobin,
persentase menghirup oksigen, suhu, aliran darah arteri ke jaringan
pembuluh darah dalam tubuh, aliran balik vena darah dan oksigenasi
orang tersebut.
3. Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan
dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot
dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat
penyembuhan.
4. Termometer digital
Termometer merupakan sebuah alat yang berfungsi memberikan
informasi mengenai suhu derajat pada suatu benda, ruang, ataupun zat.
Bisa juga berarti alat untuk mengukur suhu dengan cepat dan menyatakan
dengan suatu angka. Atau alat yang digunakan untuk mengukur suhu
temperature
Thermometer digital merupakan alat ukur suhu yang dibuat khusus
dalam bentuk digital, dimana ia mampu memberikan tingkat akurasi yang
tinggi dalam menyatakan besaran suhu pada suatu benda, ruang maupun
zat.

Thermometer digital termasuk kedalam jenis thermometer yakni alat yang


digunakan untuk mengukur jumlah suhu suatu benda atau tubuh.
Thermometer digital prinsip kerjanya digital dan tidak manual lebih akurat
dan lebih canggih

Kebutuhan Teknologi Kesehatan


Kebutuhan manusia (human need) timbul secara alami dari diri manusia
untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupannya
sebagai alat pemuas kebutuhan hidupnya dalam kaitannya dalam pelayanan
kesehatan. Keinginan tersebut diwujudkan dalam permintaan dengan
bentuk mencari penyedia atau provider layanan kesehatan. Pihak yang
meminta dan menggunakan pelayanan kesehatan sebagai pengguna
(user) atau konsumen. Penyedia pelayanan kesehatan (health service
provider) adalah pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu
kepada konsumen baik berupa jasa-jasa maupun barang.Rumusan keb
utuhan (need) menggambarkan perbedaan antara apa yang diinginkan
(want) dengan apa yang ada atau tersedia. Pemecahan suatu kebutuhan
menyiratkan perlunya ketersediaan sumber-sumber daya sedemikian rupa
sehingga apa yang diinginkan menjadi mungkin atau kenyataan. Apa
yang ada merupakan petunjuk mengenai sumber daya yang secara faktual
dan potensial tersedia untuk pemecahan masalah. Pemecahan masalah
menuntut prinsip ilmiah secara cermat dan bertanggung jawab disertai
dengan pemahaman yang menyeluruh tentang situasi sosial, politik dan
ekonomi dimana masalah tersebut terjadi. Para akademisi,profesional ,
ilmuwan dan rekayasawan dituntut untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dalam batas-batas sumber daya
yang tersedia.
Uraian tentang teknologi kesehatan yang telah saya sampaikan ini,
dapat memberikan petunjuk bahwa teknologi kesehatan menjadi instrumen
bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya juga untuk meningkatkan
mutu kehidupannya (quality of life) tanpa meninggalkan budaya lokal. Tanpa
penguasaan teknologi maka sebagai bangsa, Indonesia tidak memiliki
kemampuan untuk menjamin eksistensinya dan kemandiriannya (self
reliance). Oleh karena itu segala upaya harus diusahakan untuk dapat
memiliki dan menguasai teknologi untuk dapat mempertahankan
eksistensinya menghadapi masa depan yang tidak pasti.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama
dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat
standar baru yang harus di penuhi.Hal tersebut membuat keperawatan di
Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan
keperawatan yang berbasis teknologi informasi.Namun demikian, tidak
dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan teknologi informasi
untuk manajemen kesehatan di rumah sakit.Jika masih dalam taraf
pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif,
keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun
demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. 
Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal.
Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang
menjadi lemah karena pemahaman yang keliru.Oleh karena itu penguatan
pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu
kuncinya.Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai
dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan
memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah
kecurigaan terhadap lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy
data medis. 
Dalam penggunaan TI terutama computer dapat berpengaru negative jga
bagi kesehatan pnggunanya apabila dalam penggunaannya tidak baik. Yaitu
dari Posisi duduk, jarak pandang monitor dengan mata, intensitas cahaya
monitor, sirkulasi udara ruangan, keamanan kabel jaringan, dan cara
menggunakan computer. Apabila hal ini tidak diperhatikan dapat
mngakibatkan gangguan kesehatan. 
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, “Peran Teknologi Dalam Bidang Kesehatan”


Choirun Nisa, Yunita “Peran Teknologi Dalam Bidang Kesehatan”
http://ebintara.blogspot.com/2012/06/makalah-peran-teknologi-dalambidang.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2065852-
manfaatkomputer-bagi-bidang-kedokteran/#ixzz2LdhUGEKj

Anda mungkin juga menyukai