RSDM SURAKARTA
OLEH :
1. PENGKAJIAN
Waktu Pengkajian : 23 Juni 2020 Pukul : 15.00
A. Identitas
a) Identitas klien
Nama : Tn. A (P)
Tempat & Tgl Lahir : Pringapus, 22 April 1995
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Ojek Online
TB/BB : I65cm / 70 Kg
Golongan Darah :B
Diagnosa Medis : Post Appendiktomy
Alamat : Krajen RT 4/1 Wonoyoso pringapus
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan Nyeri pada perut kanan bawah skala 6
2. Riwayat Kesehatan saat ini
Alasan masuk rumah sakit :
Pasien mengatakan, saat dirumah pasien merasa lemas dan merasa nyeri hilang timbul pada
perut kanan bagian bawahnya, nyeri yang dirasakan semakain terasa bila bergerak pasien
sampai kelelahan karna nyeri yang dirasakan Kemudian pasien dan keluarganya memutuskan
untuk memeriksakan dirinya ke RSDM. Di IGD pasien diberikan cairan RL 20 tpm dan injeksi
analgesic, lalu disarankan untuk melakukan pemeriksaan USG didaptkan hasil suspect
appendiksitis lalu dipasien disarankan untuk rawat inap dan melakukan operasi, pasien
kemudian setuju dan dirawat diruang flamboyan 8.
Faktor pencetus :
Pasien mengatakan nyeri bekas operasi bertambah bila digerakan
Timbulnya keluhan :
Pasien mengatakan timbulnya keluhan secara bertahap
Faktor yang memperberat :
Pasien mengatakan bila merubah posisi maka nyeri yang dirasakan semakin bertambah
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah dan keberhasilannya :
Pasien mengatakan upaya yang dilakukan yaitu dengan pergi ketempat pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, pasien bingung cara mengatasi nyeri.
3. Riwayat kesehatan lalu
Penyakit yang pernah dialami :
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dirumah sakit, pasien mengatakan hanya
mempunyai sakit biasa selama ini seperti flu demam namun dapat sembuh dengan membeli obat
di apotik.
Kecelakaan :
pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.
Pernah dirawat dan dioperasi :
pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi sebelumnya
Alergi makanan dan obat-obatan :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan maupun obat-obatan sejauh ini
KETERANGAN :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan
: Tingaal
Serumah
: Pasien
C. Riwayat Lingkungan Tempat Tinggal
1. Tipe tempat tinggal
Pasien mengatakan tinggal di sebuah rumah permanen atas kepemilikan orangtuanya sendiri, pasien
mengatakn rumahnya tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil nyaman untuk ditinggali oleh
sebuah keluarga.
2. Jumlah kamar
Pasien mengatakan meempunyai 3 kamar tidur, untuk di tempati pasien dan orangtuanya
3. Jumlah penghuni
Pasien mengatakan jumlah penghuni dirumahnya bersama dengan dirinya ada 3 orang
4. Kondisi tempat tinggal
Pasien mengatakan mempunyai lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan kondusif , ruamah nya
bersih mempunyai pencahayaan yang baik, fentilasi yang baik dan lingkungan rumah yang baaik
khususnya tetangga yang sopan dan ramah.
Aukultasi:
Tidak ada suara napas tambahan
Sianosis : Tidak tampak tanda-tanda sianosis tidak ada kebiruaan CRT < 3 detik
Fungsi mental/gelisah : Pasien tampak lemas
2. System Kardiovaskuler :
Data Subyektif :
Riwayat hipertensi/masalah jantung :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung dari kedua orangtua dan tidak
mempunyai riwayat hipertensi dari kedua orangtua
Riwayat edema (-) batuk berdarah (-) perawatannya
Kesemutan, baal/kebas :
pasien mengatakan tidak merasa kesemutan ataupun kebas
Palpitasi :
Pasien mengatakan tidak merasakan adanya debaran jantung yang berlebihan atau kencang
Data Objektif :
Inspeksi :
Tidakterlihat adanya Ictus cordis
Palpasi:
Akral hangat, CRT < 3 detik, Nadi : 90 kali per menit, Teraba detak jantung di ICS 5 mid
clavicula sinistra, tidak ada nyeri tekan jantung.
Perkusi:
Suara perkusi
Aukultasi:
Bunyi jantung normal Lup Dup, s1 & s2 normal, murmur dan gallop tidak ada TD: 130/80
mmhg
Varises : Tidak ada varises
Abnormalitas kuku (Clubbing finger) : Tidak ada kelainan pada kuku
Membran mukosa : bibir : kering
konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikhterik
3. System persyarafan dan musculoskeletal
Data Subyektif :
Riwayat kecelakaan :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kecelakaan sebelumnya.
Riwayat cedera kepala dan medulla spinalis :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat cedera kepala dan tulang sebelumnya
Riwayat penyakit cedera serebrovaskuler :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat cedera
Penurunan sensori :
Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dan gangguan dalam penurunan sensori
Data Obyektif :
Paralisis.Letargi,Bahasa :
Tidak ada masalah dalam gangguan berbicara dan sikap tubuh dari pasien.
Orientasi terhadap waktu/tempat/orang :
Tidak ada masalah dan gangguan dalam orientasi sekitar
Fungsi saraf cranial / nervus cranial (NC)
NC I : Dengan bahan baik,
NC II : Tajam penglihatan, mata kanan kiri baik, Lapangan penglihatan baik, melihat warna
baik
NC III : Gerakan mata ke atas, bawah, medial baik. Pupil – besar 3 mm, bentuk bulat, isokor,
sentral reflek terhadap sinar langsung/tidak langsung
NC IV : Pergerakan kedua mata ( kebawah-lateral) baik, melihat ganda (-)
NC V : Membuka mulut baik, menggit baik, reflek kornea baik, sensibilitas baik, reflek bersin
baik,trismusbaik.
NC VI : Strabismus konvergen (-)
NC VII : Kedipatan mata baik, menutup mata baik, mengembungkan pipi (+), mengerutkan dahi
(+), meringis (+)
NC VIII : Detak arloji baik, suara berisik normal, weber normal, rinne normal
NC IX : Perasaan lidah 1/3 belakang baik, reflek muntah (+),
NC X : Menelan baik, bicara normal
NC XI : mengangkat bahu baik, memalingkan kepala baik, , sikap bahu simetris
NC XII : arikulasi baik, menjulurkan lidah baik,
Fungsi motorik
Inspeksi sikap, bentuk, dan ukuran tubuh, gerakan abnormal :
Sikap dan bentuk ukuran tubuh pasien normal, pasien tampak lemah, terdapat luka post op
abdomen kanan bawah, pasien tidak dapt bergerak bebas.
Kemampuan berjalan :
pasien tidak dapat berjalan karena luka post op appendiktomy
Kemampuan koordinasi :
Pasien kesulitan berkoordinasi
Tremor :
Pasien tidak tremor
Kemampuan pergerakan sendi :
Pergerakan terbatas, tidak normal, tonus otot ekstremitas bawah lemah
Kemampuan mobilitas :
Mobilisasi d bantu total sama perawat dan keluarga
Deformitas : (-)
Sendi bengkak : (-)
Piting edema : (-)
Pemeriksaan reflek : Baik
Reflek tendon bisep : baik , trisep :baik
Patella : lemah , Archiles : baik
Reflek patologis : lemah
4. System Integumen
Data Subyektif :
Riwayat gangguan kulit :
Pasien mengatakan tidak riwayat alergi atau mempunyai masalah gangguan kulit
Keluhan klien :
Pasien mengatakan terdapat luka post op pada perut kanan bawah
Gatal : Tidak merasa gatal
Hasil temuan lain : Pasien merasa nyeri dan panas skala 6
Data Objektif
Adanya lesi/luka/eritema : Terdapat luka post op appendiktomy
Lokasi lesi/luka/eritema : Perut kanan bagian bawah
Jumlah lesi/luka/eritema : 6 cm ( 8 jahitan luka )
Pengkajian luka :
Stadium luka : Luka grade 1
Warna dasar luka : Luka tampak ditutup kasa steril
Ukuran luka : 6 cm
Tanda-tanda infeksi : Panas, nyeri
5. System perkemihan :
Data subyektif :
Riwayat gangguan ginjal/saluran kemih :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat ganggan masalah saluran kemih
Riwayat gangguan obat diuretic :
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan
Rasa nyeri dan terbakar saat kencing :
Pasien mengatakan tidak pernah merasakan nyeri berkemih
Kesulitan BAK : Pasien mengatakan tidak memiliki masalah BAK
Pola BAK : Pasien tidak terpasang kateter, pola BAK normal
Data objektif :
Retensi urin : Tidak ada gangguan retensi urin
Inkontinensia urin : Tidak ada gangguan inkontenensia urin
Distensi : Tidak terjadi gangguan
Karakteristik urin :
Bau : Bau khas urine
Warna : Kuning Jernih
Hasil temuan lain : Kondisi saluran kencing bersih, tidak terdapat lesi atau benjolan
6. System Gastrointestinal
Data Subjektif :
Makanan pantang: Pasien mengatakan takut makan makanan dari daging ikan karena takut
luka tidak cepat kering
Kebiasaan makan: pasien makan 3 kali dalam sehari
Jenis diit : diit makanan tinggi protein
Jumlah makanan perhari : dalam 1 porsi makanan pasien mengatakan dapat menghabiskan
setengah bahkan lebih dari porsi yang disediakan
Kehilangan selera makan (anoreksia) : pasien mengatakan sedikit kehilangan selera makan
dan merasa lemas
Mual : (-) Muntah : (-)
Nyeri abdomen : (-) Kuadran/regio : (-)
Gangguan mengunyah : Tidak terjadi gangguan dalam mengunyah atau menelan makanan
Pola BAB : Teratur Frekuensi : 1 kali/hari Warna : coklat
Konsistensi : Padat Kesulitan : (-)
Hasil temuan lain : (-)
Data Objektif :
BB sekarang : 70 Kg, TB : 165 cm, Bentuk tubuh : Normal
Halitosis (bau mulut) : (-)
Kondisi mulut :
Kondisi mulut tampak sedikit kotor, gigi dan lidah tampak sedikit kotor
Tonsil :
Tidak ada pembesaran tonsil
Pembesaran abdomen :
Tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada luka, lesi
Inspeksi : Bentuk simentris, tidak ada pembesaran abdomen
Perkusi : Tympani
Nyeri tekan : (+) Kuadran/region : (3)
7. System Penginderaan
Data Subjektif :
Riwayat infeksi mata/telinga :
Pasien tidak mempunyai riwayat infeksi mata maupun telinga
Riwayat trauma mata/telinga :
Pasien tidak mempunyai riwayat trauma mata ataupun telinga
Riwayat katarak : (-) Riwayat glaucoma: (-)
Riwayat penyakit mata lain : (-)
Gangguan penglihatan :
Tidak mempunyai gangguan penglihatan sebelumnya
Penurunan penglihatan :
tidak terjadi penurunan penglihatan
Fotophobia : (-)
Kemampuan pendengaran :
pasien mengatakan dapat mendengar dengan jelas
Nyeri hidung/telinga : (-/-)
Telinga berdengung/tinnitus: (-)
Sensasi pengecapan: pasien mengatakan tidak mempunyai gangguan
Data Objektif :
1) Pemeriksaan mata :
Pemeriksaan visus/ketajaman penglihatan :
Pasien tampak melihat dengan jelas
Lapang pandang :
Lapang pandang mata kanan sedikit kabur kiri luas dan jauh
Gerakan ekstraokuler/gerakan mata :
mata dapat bergerak normal, menutup dan membuka
Pemeriksaan fisik mata :
Tidak tampak udem, tidak ada hematom,tidak ada lesi
Sklera : tampak normal dn tidak ikhterik
Pupil : rangsangan pupil kana/kiri (+/+)
Kesimetrisan : mata kanan dan kiri simetris , reaksi terhadap cahaya : positif
2) Pemeriksaan Hidung :
Inspeksi hidung : tidak ada benjolan, tidak ada udem, tidak ada pernapasan cuping
hidung
kesimetrisan : tampak simetris bentuk : bentuk normal
Luka/lesi : (-) Massa : (-)
Pembesaran polip : (-) kebersihan : hidung tampak bersih
Keluar cairan : tidak ada cairan lendir perdarahan/epistaksis: (-)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan perubahan anatomis : (-)
Patensi aliran udara dalam nares : cepat dan dangkal
Hasil temuan lain : terdapat pernapasan cepat dan dangkal
3) Pemeriksaan Telinga :
Inspeksi telinga luar :
Telinga tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada
serumen.
Palpasi daun telinga : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa
Pemeriksaan Rinne: (+) Weber : (+) Swabach : (+)
8. System Endoktrin
Data Subjektif :
Riwayat gangguan pertumbuhan dan perkembangan :
Pasien mengatakan tidak ada gagguan dan masalah tumbuh kembang
Riwayat DM (ditanyakan keluham trias DM) :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat DM yang tidak terkontrol
Polidipsi (-), Poliuri (-), Polifagia (-)
Inspeksi kesimetrisan leher : Leher tampak simetris, tidak ada lesi atau luka
Hiperpigmentasi / Hipopigmentasi kulit : (-/-)
Penumpukan massa otot dileher bagian belakang (bufflow neck): (-)
Perubahan tanda sex sekunder :
Semua tampak normal
Pertumbuhan rambut berlebih pada dada dan wajah : (-)
Tremor : Pasien tidak tremor
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pemebesaran kelenjr tiroid
Status hubungan :
Pasien merupakan seorang istri sebagai ibu rumah tangga dalam mengasuh dan mengurus
suaminya.
Factor-faktor budaya :
Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah
Gaya hidup :
Pasien memiliki gaya hidup yang sedikit kurang sehat seperti seorang suka mengkonsumsi
manis-manis
Perasaan ketidakberdayaan :
Pasien terkadang merasa tidak berdaya karna tidak bisa bekerja untuk keluarganya dan
harus dirawat di rumah sakit
Peran dalam keluarga :
Pasien sebagai istri untuk menopang keluraganya mengurus dirinya
Hubungan dengan anggota keluarga yang lain :
Pasien mempunyai keluarga yang baik dan rukun selalu mendukungnya
Orang pendukung :
Keluarga, tetangga dan teman kerja
Komunikasi dengan orang lain :Sangat Baik
Hasil temuan lain : (-)
Data Obyektif
Status emosional (pilih yang sesuai) :
Pasien merasa cemas dan gelisah
Respon-respon fisiologis yang terobservasi : wajah tampak cemas
Bicara : Sangat jelas
Afasia / disartria : (-)
Penggunaan alat bantu bicara : (-)
Kemampuan komunikasi non verbal : (-)
Hasil temuan lain : (-)
4. Ketidaknyamanan
Data Subjektif :
Perasaan nyeri : pasien merasakan nyeri , Intensitas : hilang timbul
Frekuensi : skala 6 Durasi : -
Kualitas : seperti tertusuk
Penjalaran : pada luka operasi kanan bawah
Faktor-faktor pencetus : Bila terlalu bergerak dan beraktifitas
Factor pemberat : Bila terlalu aktivitas berlebihan
Cara menghilangkan : Dengan beristirahat
Keberhasilan : Nyeri sedikit berkurang
Hasil temuan lain : (-)
Data Objektif :
Mengerutkan muka : (+) , menjaga area nyeri : (+)
Respon emosional : Pasien meringis
Hasil temuan lain : (-)
5. Pembelajaran :
Data Subjektif :
Bahasa dominan : Bahasa Indonesia dan Jawa
Keterbatasan kognitif : (-)
Keyakinan kesehatan yang dilakukan :
Pasien mencari pelayananan kesehatan bila merasakan sakit
Orientasi terhadap perawatan kesehatan berhubungan dengan kultur budaya/agama yang
dianut :
Tidak ada masalah yang berarti
Pengetahuan klien dan keluarga tentang kondisi klien saat ini dan perawatan yang
diperlukan :
Pasien mengatakan tahu tentang penyakitmya dan tindakan yang akan dilakukan kedepannya
untuk kesembuhan penyakitnya dan pasien merasa cemas dan takut karena merupakan kali
pertama mengalami penyakitnya.
Hasil temuan lain : (-)
Data Objektif :
Klien dan atau keluarga tampak bingung dan bertanya-tanya:
Pasien bertanya-tanya untuk perawatan dan kesembuhannya.
F. Data Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Hasil normal Satuan
Hematokrit 44 40 – 50 %
Infuse RL 20 tpm
Metronidazole 500 gr/8 jam
Cefotaxim 1 gr/12 jam
Ranitidine 25 mg/12 jam
Norages 100 gr/8 jam
2. ANALISA DATA
2 DS : Resiko Infeksi
Pasien mengatakan terdapat Tindakan Pembedahan (00004)
luka post op perut kanan
bawah Post Op
Pasien megatakan luka
terasa nyeri dan panas Luka Insisi
Pasien mengatakan balutan
perban belum diganti Pemajaman Mikroorganisme
DO :
Terdapat luka post op pada
Resiko Infeksi
perut kanan bawah 6 cm, 8
jahitan
Luka tampak tertutup
dengan kasa steril dan
balutan anti basah
Leukosit : 15.100 juta
S : 36,5 °C
Belum dilakukan
perawatan luka lagi
Post Op hari ke 2
3 DS : Kerusakan
Pasien mengatakan luka Tindakan Pembedahan Integritas Jaringan
pada perut kanan bawah ( 00044 )
Pasien mengatakan luka Post Op
DO :
Tampak luka pada perut Membrane dan Jaringan
kanan bawah
Luka tampak berdiameter 6
Kerusakan Integritas jaringan
cm, luka horizontal ( 8
jahitan.
4 DS : Hambatan
Pasien mengatakan telah Tindakan Pembedahan Mobilitas Fisik
dilakukan operasi post op (00085)
appendiktomy Post Op
Pasien mengatakan
pergerakan terbatas Distensi Abdomen
baraktivitas
DO :
Nyeri
Tampak pasien terbatas
dalam mobilitas gerakan
Mobilitas Terbatas
Tampak luka post op
appendiktomy
Pasien tampak berbaring
saja di tempat tidur dengan
aktivitas d bantu oleh
keluarga dan perawat
5 DS : Gangguan Pola
Pasien mengatakan tidak Tindakan Pembedahan Tidur
bisa tidur di malam hari (00198)
karena merasa nyeri Post Op
7 jam
Pelepasan mediator nyeri dan
merangsang nosireseptor pada
DO : ujung saraf bebas serabut tipe c
Pasien tampak lemas,
gelisah dan terkadang
menguap. Nyeri
Kesulitan Tidur
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Monitor kemampuan
berpindah dari tempat
tidur
2. Identifikasi prilaku dan
factor yang
mempengaruhi resiko
3. Pasang pengaman tempat
tidur
OLEH :
Penekanan pembuluh darah lumen Dan terjadi kematian sel /kerusakan jaringan
Inflamasi Apendik
APENDISITIS
Daftar Pustaka:
1. Bulechek, Gloria M (et al). Efek2016. Nursing Interventions
Classification (NIC) Edisi 6.Anas luka
Terjemahan Intansari Nurjanah,
Distensi
Roxsana Devi Tumanggor.
abdomen Singapore:
tesi Eslevier.
Respon peradangan Peningkatan Tindakan2.invasif
Herdman, T. Heather. 2016. Nanda International Inc.
vaskularisasi dan apendiktomi Pemajanan
Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017
permebilitas Spasme
Edisi 10. Terjemahan Budi Mikoorgani
Anna Keliat (et al). Jakarta :
Mual,
Pelepasan mediator darah meningkat EGC.
Perubahan status abdomen sme
Munt
nyeridan merangsang 3. Moorhead, Sue (et al).ah 2016. Nursing Outcomes
kesehatan
nosireseptor pad ujung Classification (NOC) Edisi 5. Terjemahan Mk : Intansari
saraf bebas serabut tipe c Peningkatan intra Nurjanah, nyeri Devi Tumanggor. Singapore:
Roxsana Resiko Eslevier.
Ketidak tahuan
abdominal dan 4. Wong, L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Infeksi Pediatrik,
penekanan gaster Edisi 4. Jakarta: EGC
Mobilitas
Pengiriman impuls nyeri Koping individu
5.
tidak efektif terbatas
ke medulla spinalis
Mual Muntah Mk :
sehingga terjadi nyeri
MK : Ansietas Mk : Kerrusakan
difus epigastrium menjalar
Hambatan Integritas
ke RLQ abdomen anoreksia
Mobilitas Jaringan
Fisik
MK :
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
MK : Nyeri Akut
Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Klien Post Operasi
Apendektomi di Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember
(The Effect of Early Mobilization on The Change of Pain Level in Clients with Post
Appendectomy Operation at Mawar Surgical Room of Baladhika Husada Hospital
Jember Regency)
Abstract
Appendectomy is a procedure that can cause pain. The clients with post appendictomy operation need the
maximal treatment to return the body function quckly. One of non pharmacological therapy that can be
used to decrease the pain is early mobilization. Early mobilization is useful to distract clients from the
pain. The objective of this research was to analyze the effect of early mobilization on the change of pain
level in clients with post appendectomy operation at Mawar Surgical Room of Baladhika Husada
Hospital Jember Regency. Independent variable of this research was early mobilization and dependent
variable was the change of pain level. This research used pre experimental: one group pretest posttest
design. The sampling collection technique used was consecutive sampling involving 8 individuals. Data
analysis used t-dependent testing with the significance level of 95% (α=0,05). Data analysis regarding
dependent t-test showed that there was a significant difference between pretest and posttest after early
mobilization (p=0,000). The conclusion of this research suggested that there is an effect of early
mobilization on the change of pain level. The early mobilization is expected to be applied as one of
methods in providing nursing care to clients with post appendectomy operation.
Abstrak
Apendektomi adalah prosedur yang dapat menyebabkan nyeri. Nyeri merupakan pengalaman yang
diekspresikan berbeda oleh setiap orang. Klien post operasi apendektomi membutuhkan perawatan yang
maksimal yang dapat membantu pemulihan fungsi tubuh. Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat
mengurangi nyeri adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini berguna untuk mengalihkan perhatian klien dari
nyeri yang dirasakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh mobilisasi dini
terhadap perubahan tingkat nyeri klien post operasi apendektomi. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian pre eksperimental: one group pretest-postest. Teknik sampling yang digunakan adalah
consecutive sampling yang melibatkan 8 orang tanpa kelompok kontrol. Analisis data yang digunakan
adalah dependent t- test dengan tingkat signifikansi 95% (α = 0,05). Analisis data menggunakan
dependent-t test didapatkan hasil p=0,000 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan mobilisasi dini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan tingkat nyeri klien post operasi apendektomi.
Mobilisasi dini ini diharapkan dapat diterapkan sebagai salah satu metode dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien dengan post operasi apendektomi.
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Ruang Bedah Mawar Rumah
Sakit Baladhika Husada Kabupaten
Jember Periode
4-27 Mei 2015 (n=8)
dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Rasa Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
nyeri tersebut biasanya timbul setelah operasi. Responden (Orang)
Salah satu dari perawatan klien post operasi untuk Laki-Laki 3 37,5
mengurangi nyeri adalah dengan dilakukannya Perempuan 5 62,5
mobilisasi dini [4].
Mobilisasi dini mempunyai peranan penting Total 8 100
dalam mengurangi rasa nyeri dengan cara
menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di
atau daerah operasi, mengurangi aktivasi mediator
Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit
kimiawi pada proses peradangan yang meningkatkan
Baladhika Husada Kabupaten
respon nyeri serta meminimalkan transmisi saraf
Jember Periode 4-27 Mei 2015 (n=8)
nyeri Min-
menuju saraf pusat [5]. Oleh karena itu peneliti ingin Variabel Mean SD Modus
Maks
mengetahui pengaruh mobilisasi terhadap
perubahan tingkat nyeri klien post operasi Usia 25,12 9,55 19 18-44
apendektomi di Rumah Sakit Baladhika Husada
Kabupaten Jember.
Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Mobilisasi Dini Mei 2015 (n=8)
Tabel 3. Distribusi Rerata Nilai Skala Nyeri Klien Min-
Variabel Mean SD Modus
Post Operasi Apendektomi Sebelum Maks
Dilakukan Mobilisasi Dini Periode 4-27
penurunan skala nyeri yaitu sebanyak 8 orang. Operasi Apendektomi Sebelum dan
Setelah Intervensi Mobilisasi Dini di
Tabel 6. Hasil Analisis Perbedaan Nilai Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit
Skala Nyeri pada Klien Post Baladhika Husada Kabupaten Jember
Periode 4-
Nyeri 27 Mei 2015 (n=8)
7,75 2,37 10 4-10 P
Sebelum Variabel Mean SD t
value
Skala Nyeri Setelah Dilakukan Mobilisasi Dini Sebelum
dan
Tabel 4. Distribusi Rerata Nilai Skala Nyeri Klien Setelah
-2,12 0,83 0,000 -7,20
Post Operasi Apendektomi Setelah Intervensi
Dilakukan Mobilisasi Dini Periode 4-27 Mobilisasi
Dini
Mei 2015 (n=8) Analisis dengan menggunakan uji parametrik
Min-
Variabel Mean SD Modus dependent t-test didapatkan hasil nilai p value 0,000
Maks
(p value<0,05), maka dapat
Nyeri disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat nyeri klien
5,62 1,996 7 3-8
Setelah post operasi apendektomi sebelum dan setelah
dilakukan mobilisasi dini di Ruang
Perbedaan Nilai Skala Nyeri Sebelum dan Setelah Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten
dilakukan Mobilisasi Dini Jember.