Anda di halaman 1dari 232

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S 35 TAHUN DENGAN KEHAMILAN


NORMAL, PERSALINAN NORMAL, BAYI BARU LAHIR NORMAL
NIFAS NORMAL, NEONATUS NORMAL DAN KUNJUNGAN
AWAL AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan


Pada Program Studi DIII Kebidanan di Stikes Estu Utomo Boyolali

Disusun Oleh :

EKA ASVISTA SALVIANA


NIM : 12013018

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO BOYOLALI

2016
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S 35 TAHUN DENGAN KEHAMILAN


NORMAL, PERSALINAN NORMAL, BAYI BARU LAHIR NORMAL
NIFAS NORMAL, NEONATUS NORMAL DAN KUNJUNGAN
AWAL AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun oleh :
EKA ASVISTA SALVIANA
NIM : 12013018

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Estu Utomo Boyolali

Tanggal : 4 April 2016

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Nurul Eko W,S.Si.T,M.Kes Hj. Ety Rochaety, SKM


NRP. 1200310
iii

HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S 35 TAHUN DENGAN KEHAMILAN


NORMAL, PERSALINAN NORMAL, BAYI BARU LAHIR NORMAL
NIFAS NORMAL, NEONATUS NORMAL DAN KUNJUNGAN
AWAL AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA

LAPORAN TUGAS AKHIR


Disusun oleh :
EKA ASVISTA SALVIANA
NIM : 12013018

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah


Satu Syarat Untuk Mendapatkan Sebutan Ahli Madya Kebidanan Di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Pada Tanggal : 21 April 2016

Penguji II Penguji III

Nurul Eko W,S.Si.T,M.Kes Hj. Ety Rochaety, SKM


NRP. 1200310 Penguji I

Triani Yuliastanti, S.Si.T,M.Kes


NRP. 1200312

Mengesahkan,
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ESTU UTOMO BOYOLALI
Ketua

SRI HANDAYANI, SSiT, M.Kes


NIP.19740506 200501 2001
iv

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI

Judul Artikel : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S 35 TAHUN P2A0


DENGAN KEHAMILAN NORMAL, PERSALINAN
NORMAL, BAYI BARU LAHIR NORMAL, NIFAS
NORMAL, NEONATUS NORMAL DAN KUNJUNGAN
AWAL AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA
Penulis : EKA ASVISTA SALVIANA

Yang bertanda tangan dibawah ini penulis tugas akhir dengan judul yang disebutkan
diatas :
Nama : EKA ASVISTA SALVIANA
Instansi : STIKES ESTU UTOMO BOYOLALI
Asal Institusi : Jl. Tentara Pelajar Mudal Boyolali 57351
Saya menyatakan dan bertanggung jawab dengan sebenarnya bahwa tugas akhir
ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademi, baik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali maupun
diperguruan tinggi lainnya. Jika pada saat ada fihak yang mengklaim bahwa Tugas
Akhir ini sebagai karyanya yang disertai dengn bukti yang cukup maka saya bersedia
membatalkan hak dan kewajiban yang melekat pada artikel tersebut, serta bersedia
menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh dari tugas akhir ini.
Menyatakan tidak keberatan artikel maupun judul yang disebutkan diatas untuk dimuat
dan dipublikasikan dalam proceeding atau journal STIKES Estu Utomo Boyolali dan
panitia berhak untuk mengedit sebagian dari isi tanpa merubah substansi makalah.
Apakah terjadi tuntutan dari pihak lain tentang isi makalah yang telah
dipublikasikaan pada journal atau proceeding lain sebelumnya, maka sepenuhnya
bukan merupakan tanggung jawab pengelola namun sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis.
Boyolali, 21 April 2016
Yang membuat pernyataan

( Eka Asvista Salviana)


NIM 12013018

MOTTO
v

1. Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai

dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah

dengan sendirinya tanpa berusaha.

2. Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan. Sebuah

cita-cita juga adalah beban, jika itu hanya angan-angan.

3. Sesuatu akan menjadi kebanggaan, jika sesuatu itu dikerjakan, dan bukan hanya

dipikirkan. Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan, jika kita awali dengan

bekerja untuk mencapainya, bukan hanya menjadi impian.


vi

PERSEMBAHAN

1. Ayah (Sardi) dan Ibu (Sri Sulami) yang tercinta atas samudra kasih sayang, doa,

bimbingan dan support yang diberikan.

2. Kakek, Nenenk, dan Tante yang selalu menyemangatiku.

3. Adik tercinta (Ria) yang telah menjadi peyemangat dalam hidupku.

4. Untuk saudar-saudara saya, dan kakak tercinta (Yuniana) yang selalu menjadi

penyemangat.

5. Untuk sahabat - sahabatku (Piko, Fivi, Widia, Hani, Zaenatul) yang aku sayangi

dan menyayangiku yang mampu menyuportku hingga aku mampu mencapai

Tugas Akhir ini.

6. Dosenku yang selama ini memberikan curahan ilmu sehingga aku mampu

menyelesaikan tugas akhirku ini.

7. Sahabat – sahabatku yang berada di luar jawa yang selalu memberi dukungan

8. Teman – teman Stikes Estu Utomo Boyolali yang menyuport dan mendukung

terselesainya Tugas Akhir ini.

9. Untuk calon imamku yang masih ditangan tuhan.

10. Almamaterku Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

11. Serta Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan Studi Kasus ini


vii

INTISARI

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S 35 TAHUN DENGAN KEHAMILAN


NORMAL, PERSALINAN NORMAL, BAYI BARU LAHIR NORMAL
NIFAS NORMAL, NEONATUS NORMAL DAN KUNJUNGAN
AWAL AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA

Eka Asvista Salviana1, Nurul Eko W 2, Etik Rochaety3

Continuity of care adalah asuhan kebidanan yang menerapkan fungsi,


kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien
yang memiliki kebutuhan dan atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, neonatus, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan
pelayanan kesehatan masyarakat) secara berkelanjutan untuk mendapatkan
pelayanan.
Tujuan studi kasus ini adalah memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny. S dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas,
neonatus,dan kunjungan awal akseptor KB dengan metode COC dan
pendokumentasian SOAP.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi (foto, buku KIA).
Pada masa kehamilan Ny. “S” melakukan ANC secara teratur yaitu 7 kali
selama masa kehamilan, proses persalinan kala I sampai IV berlangsung normal dan
tidak ada komplikasi.Pada saat neonatus dilakukan 3 kali kunjungan, bayi dalam
kondisi normal, tumbuh kembangnya normal, tidak ada kelainan pada bayi Ny. S. Pada
masa nifas dilakukan 4 kali kunjungan, tidak terjadi perdarahan dan tanda infeksi
serta masa involusi dan penurunan fundus uteri berlangsung baik dan ibu memutuskan
menggunakan KB Suntik 3 bulan pada tanggal 10 februari 2016 sebagai metode
kontrasepsi.
Simpulannya adalah asuhan kebidanan pada Ny. S yang diberikan secara
komprehensif berhasil menjaga Ny. S dari komplikasi yang terjadi selama kehamilan,
persalinan,bbl, nifas, neonatus, KB, sehingga dalam prosesnya semua berjalan
normal.

Kata kunci : Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas, Neonatus, dan
kunjungan awal Akseptor KB Suntik DMPA
1
) Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali
2
) Pembimbing I
3
) Pembimbing II
viii

ABSTRACT

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S 35 TAHUN DENGAN KEHAMILAN


NORMAL, PERSALINAN NORMAL, BAYI BARU LAHIR NORMAL
NIFAS NORMAL, NEONATUS NORMAL DAN KUNJUNGAN
AWAL AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA

Eka Asvista Salviana1, Nurul Eko W 2, Etik Rochaety3

Continuity of care is midwifery care that implements the functions, activities


and responsibilities of midwives in the service that is provided to clients who have a
need or problem obstetrics (pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, neonatal,
family planning, reproductive health of women, and community health services) in a
sustainable manner to obtain services.
The purpose of this case study is to provide comprehensive obstetric care
services in Ny. S during pregnancy, childbirth, newborns, postpartum, neonatal, and
the initial visit acceptors with the method COC and SOAP documentation.
Articles used method of data collection is interview, observation and
documentation (photos, books KIA).
During pregnancy Ny. S ANC regulary conduct that is 7 times during
pregnancy, childbirth stage 1 to stage IV continued as normal and there were no
complications. When neonates conducted three visits, babies under normal conditions,
the growth of normal, no abnornalities in infants Ny. S. In puerperal made four visits,
did nout occur bleeding and signs of infection as well as the period of involution and
decrease fundus went well and the mother decided to use injectable KB 3 months on 10
February 2016 as method of contraception.
The conclusion is midwifery care at Ny.S given comprehensively managed to
keep Ny.S of complications that occur during pregnancy, childbirth, newborns,
postpartum, neonatal, family planning, in the process all runing normally.

Keywords : Pregnancy, childbirth, newborns, postpartum, neonatal, and early visit


akseptor KB injectable DMPA.

1
) High school students of health sciences Estu Utomo Boyolali
2
) Supervisor I
3
) Supervisor II
ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus

dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Umur 35 Tahun Dengan Kehamilan

Normal, Persalinan Normal, Bayi Baru Lahir Normal dan Nifas Normal, Neonatus

Normal dan Kunjungan Awal Akseptor KB Suntik DMPA” guna memenuhi salah satu

syarat menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Estu Utomo Boyolali.

Dalam menyelesaikan Studi Kasus ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak yang telah membimbing, memberi semangat. Dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Sutomo S.Pd, M.Kes selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu

Utomo Boyolali.

2. Sri Handayani, S.Si.T, M.Kes, selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu

Utomo Boyolali.

3. Nurul EW, S.Si.T, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan masukan dalam pembuatan Studi Kasus ini.

4. Etik Rochaety AMK selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

masukan dalam pembuatan Studi Kasus ini.

5. Ny. Sujiati dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden dari saat hamil

triemster III sampai dengan KB


x

6. Seluruh Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali yang

telah membantu kelancaran pembuatan Studi Kasus ini.

7. Klien yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan yang

telah diberikan.

8. Ayah, ibu dan adik yang telah memberikan dorongan baik material maupun

spiritual dan do’a mulianya dalam penyusunan Studi Kasus ini.

9. Seluruh sahabat-sahabat yang telah bekerjasama saling mendukung dan mensuport

dalam menyelesaikan tugas akhir penyusunan Studi Kasus ini.

10. Seluruh teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali yang

telah bekerjasama saling mendukung dan mensuport dalam menyelesaikan tugas

akhir penyusunan Studi Kasus ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membatu

dalam penyusunan Studi Kasus ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Studi Kasus ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun dan menyempurnakan Studi Kasus ini.

Semoga Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

pembaca umumnya.

Boyolali, 4 April 2016

Eka Asvista Salviana


NIM :12013018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Continuity of care adalah asuhan kebidanan yang menerapkan fungsi,

kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien

yang memiliki kebutuhan dan atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir, neonatus, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita,

dan pelayanan kesehatan masyarakat) secara berkelanjutan untuk mendapatkan

pelayanan.

Prodi DIII Kebidanan STIKES Estu Utomo Boyolali mengimplentasikan

Asuhan Kebidanan Komprehensif atau Continuity Of Care sudah dimulai sejak

tahun 2011, tujuannya agar mahasiswa mampu melakukan pendekatan langsung

dengan pasien dari awal bertemu pasien pada saat hamil sampai dengan pelayanan

KB awal. Manfaat yang di dapat adalah penulis yang sudah mengikuti dari awal

bertemu pasien pada saat hamil sampai pelayanan KB sampai mengetahui secara

detail bagaimana proses sesungguhnya masa kehamilan, persalinan, neonatus,

nifas serta KB yang di alami oleh perempuan, sehingga di harapkan lulusan Prodi

D3 Kebidanan Estu Utomo boyolali mempunyai kompetensi yang lebih baik untuk

mengatasi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 terdapat Angka Kematian Ibu (AKI)

yang mencapai 14 orang, adapun penyebab kematian ibu diantarannya karena,

perdarahan sebanyak 1 orang, ibu dengan pre eklamsi berat sebanyak 6 orang,
1
karena infeksi 1 orang, serta karena penyebab lainnya sebanyak 6 orang.
1
2

Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 147 bayi yang disebabkan

karena BBLR sebanyak 75 bayi, kelainan kongenital 3 bayi, asfiksia 28 bayi,

infeksi 4 bayi, serta penyebab lainnya sebanyak 37 bayi.

Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2014 mengalami penurunan dibanding

tahun 2013. Namun Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten boyolali masih

sangat tinggi, karena pada tahun 2013 jumlah kematian bayi mencapai 85 bayi.

(Dinas Kesehatan Kota Boyolali, 2014).

Kecamatan Simo terletak pada ketinggian antara 100-300 meter diatas

permukaan laut, dengan luas wilayah 65.84 km2, jumlah penduduk 70.455 jiwa,

dan 15 desa. Pada tahun 2014 terdapat satu Angka Kematian Ibu (AKI) yang

disebabkan karena Preeklampsia Berat (PEB). Menurut hasil pencapaian PWS

KIA 2014 di Puskesmas Simo diketahui sasaran ibu hamil adalah 947 dengan

pencapaian K1 895 (94,9%), K4 864 (90,9%). Sasaran ibu bersalin 880 pencapaian

880 (100%). Sasaran ibu nifas 880 pencapaian 864 (95,8%). Sasaran bayi dan

neonatus 858 pencapaian 858 (100%). (Dinas Kesehatan Kabupaten

Boyolali,2014)

Bentuk dan ruang lingkup pelayanan KIA meliputi pelayanan atenatal

(10T), pertolongan persalinan (pencegahan infeksi,IMD), pelayanan kesehatan ibu

nifas (ASI Ekslusif, involusi uterus), pelayanan kesehatan neonates (MTBM,

perawatan BBL), deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan

neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat (anemia kehamilan, KEK),

penanganan komplikasi kebidanan (pelayanan obstetric, pelayanan neonatus),


3

pelayanan neonatus dengan komplikasi, pelayanan kesehatan bayi (imunisasi,

pemberian vit A), pelayanan kesehatan anak balita (MTBS, SDIDTK), pelayanan

KB berkualitas. (Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali,2014)

Asuhan kebidanan komprehensif adalah salah satu bentuk penetalaksanaan

untuk penanggulangan deteksi dini resiko ibu hamil, sehingga dapat menurunkan

Angka Kesehatan Ibu (AKI) dan Angka Kesehatan Bayi (AKB). Asuhan tersebut

meliputi pengawasan, perawatan dan penatalaksanaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi

baru lahir dan nifas (Varney, 2010).

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki posisi penting dalam

penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, dengan memberikan

pelayanan secara paripurna dengan menggunakan prinsip deteksi dini kelainan,

Komplikasi dan penyakit dalam kehamilan melalui pemeriksaan kehamilan serta

melakukan kontak dini kehamilan trimester 1, skreening serta ANC berdasarkan

kebutuhan ibu. Dengan adanya prinsip deteksi dini maka resiko tinggi ibu hamil

dapat diamati dan ditemukan sedini mungkin diawal kehamilan. Faktor yang

mempengaruhi kemampuan deteksi dini pada ibu hamil meliputi niat terhadap

objek kesehatan, dukungan dari keluarga/ masyarakat sekitar, informasi kesehatan

dan kebebasan individu untuk mengambil keputusan.

Kriteria pasien yang digunakan dalam pengambilan kasus dengan umur

kehamilan ≥ 28 minggu. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu dari Ny.

S sebagai berikut, pada saat kehamilan pertama tidak terdapat tanda bahaya

kehamilan sampai dengan persalinan, anak pertama lahir spontan di bidan dengan

jenis kelamin perempuan dan berat waktu lahir 2900 gram.


4

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil asuhan

kebidanan pada Ny. S G2P1A0 umur 35 tahun dan umur kehamilan 33 minggu 6

hari dengan kriteria rumah pasien dekat dengan tempat penulis praktek dan pasien

yang sangat mudah diajak untuk bekerja sama dan mudah menerima asuhan yang

diberikan.

B. Identifikasi Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. S dalam masa kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir, nifas, neonatus dan kunjungan awal akseptor KB di BPM Eny Zubaidah

Ngadirejo, Sumber, Simo, Boyolali dengan metode COC ?

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Melalui penyusunan laporan tugas akhir dengan melakukan Asuhan Kebidanan

secara komprehensif dan berkelanjutan ini diharapkan dapat memberikan

pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. S dalam kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan kunjungan awal akseptor KB.

b. Tujuan Khusus

i. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. S selama

kehamilan.

ii. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. S selama

persalinan.

iii. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. S selama

nifas.

iv. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada BBL Ny. S.


5

v. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada neonatus Ny. S.

vi. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. S sampai

mendapatkan pelayanan KB.

D. Manfaat Penulisan

a. Bagi Penulis

Penulis dapat lebih siap lagi untuk menganalisa, menangani kasus pada pasien

yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran untuk meningkatkan

kompetensi mahasiswa.

c. Bagi Profesi

Metode CoC ini layak untuk diaplikasikan dan dapat digunakan dalam

penanganan kasus kegawatdaruratan.

d. Bagi Pemerintah/Dinas Kesehatan

Penulisan Asuhan kebidanan ini diharapkan dapat digunakan untuk

pengambilan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kebidanan di masyarakat.
6

e. Bagi BPM

Dengan menerapkan Asuhan Kebidanan menggunakan metode COC dapat

memfokuskan tindakan ataupun masalah dengan tepat.

f. Bagi Pasien COC (Continuity Of Care)

Mendapatkan asuhan kebidanan secara komperhensif dan optimal, sehingga ibu

dapat melalui masa kehamilan, persalinan, neonatus, nifas, kunjungan awal KB

dengan aman.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir terdiri dari 5 Bab, sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Tinjauan Kasus

Bab III : Tinjauan Pustaka

Bab IV : Pembahasan

Bab V : Simpulan dan Saran


7

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

I. KUNJUNGAN I (UMUR KEHAMILAN 33 MINGGU 6 HARI)

Tanggal Pengkajian : 12 November 2015

Jam Pengkajian : 13.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

1. DATA SUBYEKTIF (ANAMNESA)

a. Identitas/biodata

i. Nama Ibu : Ny. S Nama Suami :Tn. J

ii. Umur : 35 tahun :35 tahun

iii. Pendidikan : SD :SMP

iv. Pekerjaan : Karyawan swasta :Karyawan Swasta

v. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia :Jawa/Indonesia

vi. Agama : Islam :Islam

vii. Nomor HP : 082329024532

viii. Alamat : Ngadirejo RT 16, RW 03, Sumber, Simo, Boyolali.

b. Alasan Datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

c. Riwayat Kehamilan Sekarang :

i. HPHT : 21 Maret 2015

ii. Haid bulan sebelumnya : Februari


8

iii. BB sebelum hamil : 43 kg

iv. Gerakan janin (24 jam terakhir) : Sering (> 10 kali)

v. Riwayat Penyakit Kehamilan/tanda bahaya (penyulit) : Ibu

mengatakan tidak pernah mengalami penyulit selama kehamilan.

vi. Keluham TM I : Mual, muntah.

TM II : Tidak ada keluhan.

TM III: Tidak ada keluhan

vii. Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu) : Ibu mengatakan tidak

pernah mengonsumsi jamu dan obat warung.

viii. ANC : teratur / tidak, frekuensi 5 kali, di Bidan

ix. Imunisasi TT : 2 kali, di Bidan

Tabel 1. Imunisasi TT

TT 1 Langkah awal untuk mengembangkan Tgl. 11-07-2015 Paraf:


kekebalan tubuh terhadap infeksi.

TT 2 4 minggu setelah TT 1 untuk menyempurnakan Tgl.10-08-2015 Paraf:


kekebalan.

TT 3 6 Bulan atau lebih setelah TT 2 untuk Tgl. Paraf:


menguatkan kekebalan.

TT 4 1 tahun atau lebih setelah TT 3 untuk Tgl. Paraf:


menguatkan kekebalan.

TT 5 1 tahun atau lebih setelah TT 4 untuk Tgl. Paraf:


menguatkan kekebalan.

Sumber: Data pengkajian, tahun 2015

x. Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan.


9

d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Tabel 2. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Hamil Penyulit/ Jenis Penyulit/ Penolong BB Jenis Nifas Penyulit/ Usia Keadaan
ke Komplikasi Persalinan Komplikasi Lahir Kelamin Komplikasi Anak Anak
1 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2900 Perempuan Normal Tidak ada 6 tahun Baik
gram
2 HAMIL SEKARANG
Sumber : Data Pengkajian, 2015.

f. Riwayat Kesehatan

i. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatkan saat ini tidak ada keluhan dan tidak ada penyakit yang

membahayakan proses kehamilanya saat ini seperti pusing yang

menetap, bengkak di wajah, tangan dan kaki, tekanan darah lebih dari

130/90 mmHg, batuk lebih dari 3 bulan disertai keluar darah, dan

keluar darah dari jalan lahir yang belum diketahui penyebabnya.

ii. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang

membahayakan proses kehamilannya seperti tekanan darah tinggi,

diabetes militus, TBC, dan abortus.

iii. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit syndrom

down, keturunan kembar, serta tidak ada yang menderita kelainan

kongenital.

g. Riwayat Alergi
10

Ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan seperti

amoxilin, dan ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan

laut seperti ikan laut, kepiting, udang, dll.

h. Riwayat Sosial Ekonomi

i. Riwayat Perkawinan

Umur waktu nikah : 27 tahun

Lama : 8 tahun

Perkawinan ke : 1 (satu)

Jumlah anak : 1 (satu)

Pendapatan Suami : + Rp.700.000 / bulan

Pendapatan Istri : + Rp. 700.000 / bulan

Total pendapatan suami dan istri : + 1.400.000 / bulan

Pengeluaran untuk kebutuhan sehari – hari + Rp.1.400.000 / bulan.

ii. Respon Ibu dan Keluarga terhadap Kehamilan Ibu :

Ibu dan Keluarga mengatakan senang atas Kehamilan Ibu dibuktikan

dengan perhatian Keluarga terutama Suami.

iii. Riwayat KB

Tabel 3. Riwayat KB

No. Jenis Alkon Lama Keluhan Efek Tahun Alasan


Pakai Samping Lepas

1. KB Suntik 3 + 2 tahun Tidak ada Haid 2011 Ingin


Bulan tidak mempunyai
teratur anak

Sumber : Data Pengkajian, 2015.


11

iv. Dukungan Keluarga : Keluarga sangat mendukung atas kehamilan

ini, karena ini adalah kehamilan yang

diharapkan.

v. Pengambilan keputusan dalam Keluarga : Suami

vi. Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari :

Tabel 4. Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil Keluhan

Nutrisi :
a. Makan 3 x/hari, nasi, sayur, lauk 3x/hari, nasi, sayur, lauk Tidak ada
pauk, buah. pauk, buah. keluhan
b. Minum 7-8 gelas/hari air putih. 7-8 gelas/hari air putih dan 1
gelas susu.

Eliminasi :
a. BAK 4-5 x/hari kuning jernih + 5 kali x/hari kuning jernih. Tidak ada
b. BAB . 1 x/hari kuning lembek. keluhan
1 x/hari kuning lembek.

Istirahat Tidur 7-8 jam Tidur 7-8 jam Tidak ada

Aktifitas Memasak, menyapu, Memasak, menyapu, Tidak ada


mencuci. mencuci.
Personal Hygiene Mandi 2 x/hari Mandi 2 x/hari Tidak ada

Rekreasi Jarang Jarang Tidak ada

Pola Seksual 2 x/minggu 1 x/minggu Tidak ada

Sumber : Data Pengkajian, 2015.

vii. Tempat dan petugas Kesehatan yang diinginkan untuk membantu

persalinan : Ibu berencana ingin bersalin di BPM Eny Zubaidah dan

ditolong oleh Bidan.


12

viii. Adat Istiadat : Tidak ada adat istiadat yang berpengaruh buruk

terhadap kehamilan Ibu. Tidak ada pantangan makanan untuk Ibu

Hamil.

ix. Lingkungan (hewan peliharaan) : Lingkungan rumah bersih, rapi, dan

tidak memelihara hewan kucing,

sapi, ayam, dll.

x. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan Ibu tentang :

1) Kehamilan : Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang

kehamilannya dan mengetahui tentang tanda

bahaya kehamilan TM III seperti : Ketuban

pecah sebelum waktunya, gerakan janin

berkurang, bengkak pada muka, kaki, tangan,

dll.

2) Persalinan : Ibu sudah mempersiapkan persalinan seperti

peralatan bayi, dan Ibu sudah mengetahui

tentang tanda-tanda Persalinan dan tanda

bahaya Persalinan.

2. DATA OBYEKTIF

a. Pemeriksaan Umum

i. Keadaan Umum : Baik

ii. Kesadaran : Composmentis

iii. Status emosional : Satabil


13

iv. HPL : 26 Desember 2015

v. Tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36.10C

vi. BB setelah hamil : 52 kg

vii. TB : 146 cm

viii. LILA : 24 cm

ix. Status Present

1) Kepala

a) Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit kepala

tidak ketombe.

Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.

b) Mata : Conjungtiva : Merah muda

Sklera : Tidak ikterik

c) Hidung : Bersih, tidak ada sekret.

d) Telinga : Tidak ada serumen, simetris.

e) Mulut : Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak

berdarah.

2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

vena jugularis.

3) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.


14

4) Mammae : Simetris, tidak ada benjolan abnormal.

5) Perut : Tidak ada bekas luka operasi.

6) Genetalia : Tidak ada varises, tidak mempunyai

penyakit kelamin.

7) Ekstremitas :

Atas : Normal, gerak aktif.

Bawah : Normal, tidak ada varises, gerak aktif.

b. Pemeriksaan Obstetri

i. Inspeksi

1) Wajah/muka : Tidak ada cloasma gravidarum

2) Mammae : Puting : Menonjol

Aerola : Menghitam

3) Abdomen : Terdapat strie gravidarum, linea nigra,

membesar sesuai umur kehamilan.

4) Genetalia (vulva) : Tidak ada flour albus.

ii. Palpasi

1) Palpasi Leopold

a) Leopold I : TFU pertengahan pusat, bagian atas janin

teraba lunak (bokong).

b) Leopold II : Kiri teraba datar memanjang keras seperti

papan (punggung), kanan teraba bagian

terkecil janin (ekstremitas).


15

c) Leopold IV : Bagian bawah teraba bulat, keras,

melenting (kepala) dan bisa digoyangkan.

d) Leopold IV : Bagian terbawah kepala belum masuk

panggul.

2) Mc. Donald : 27 cm

TBJ : (27-12) x 155 = 2.165 gram

iii. Auskultasi

DJJ : +, Frekuensi 148 x/menit

Irama : Teratur

Puctum Maximum : Terdengar dibawah pusat sebelah kiri.

c. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium

i. Protein Urine : - (Negative)

ii. Urine Reduksi : - (Negative)

iii. HB : 11,5 gram%

iv. Golongan Darah : B (tanggal 22-08-2015)

v. HBsAg : - (Negative) (tanggal 22-08-2015)

3. ANALISA

Diagnosa Kebidanan

Ny. S umur 35 tahun G2P1A0 umur kehamilan 33 minggu 6 hari janin

tunggal, hidup, intra uteri, punggung kiri, kepala belum masuk panggul

dengan hamil normal.


16

Data dasar :

DS :

i. Ibu mengatakan HPL : 26-12-2015

ii. Ibu mengatakan HPHT : 21-03-2015

DO :

i. Palpasi Leopold

1) Leopold I : TFU pertengahan pusat, bagian atas janin teraba

lunak (bokong).

2) Leopold II : Kiri teraba datar memanjang keras seperti papan

(punggung), kanan teraba bagian terkecil janin

(ekstremitas).

3) Leopold IV : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting

(kepala) dan bisa digoyangkan.

4) Leopold IV : Bagian terbawah kepala belum masuk panggul.

ii. Mc. Donald : 27 cm

TBJ : (27-12) x 155 = 2.165 gram

iii. Auskultasi

DJJ : +, Frekuensi 148 x/menit

Irama : Teratur

Puctum Maximum : Terdengar dibawah pusat sebelah kiri.


17

4. PENATALAKSANAAN

14.45 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu

dan janin dalam kondisi sehat.

Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36.10C

DJJ +, frekuensi 148 x/menit.

E : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin

sehat.

14.49 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan di kehamilan

TM III antara lain :

1) Sering BAK, disebabkan oleh tekanan uterus karena

turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih

tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih

meningkat.

Cara mengatasi : Kosongkan saat ada dorongan untuk

kencing, mengurangi asupan cairan pada sore hari dan

memperbanyak minum saat siang hari, jangan kurangi

minum untuk mencegah nokturia, keculi jika nokturia

sangat mengganggu tidur pada malam hari, batasi

minum kopi, teh atau soda.


18

2) Nafas Sesak : Pada kehamilan 33-36 banyak Ibu hamil

akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan bayi

yang berada dibawah diafragma menekan paru Ibu.

Sering dikeluhkan berupa sesak nafas, akibat

pembesaran uterus yang menghalangi pengembangan

paru-paru secara maksimal.

Cara mengatasi : Merentangkan tangan di atas kepala

serta menarik nafas panjang, anjurkan untuk menarik

nafas dalam dan lama.

3) Susah tidur (Insomnia) : Pada Ibu hamil, gangguan tidur

umumnya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada

trimester III gangguan ini terjadi kerena Ibu hamil

sering kencing, gangguan ini juga disebabkan oleh rasa

tidak nyaman yang dirasakan Ibu hamil seperti

bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak

Ibu.

Cara mengatasi :

a) Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan

minuman beralkohol. Menghindari merokok dan

alkohol pada saat hamil. Selain membahayakan

janin, rokok dan alkohol juga membuat Ibu hamil

sulit tidur.

b) Usahakan tidur + 1- 2 jam di siang hari.


19

c) Biasakan miring kiri. Tidur miring kiri akan

membantu darah dan nutrisi mengalir lancar ke

janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk

sedikit memperlambat produksi urine.

d) Kurangi minum pada malam hari.

e) Menghindari kafein, kafein dapat membuat

seseorang susah tidur dan membuat jantung

berdebar. Selain terdapat pada kopi, kafein juga

terdapat pada teh soda dan cokelat.

4) Kaki/tungkai bengkak, timbul akibat gangguan

sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada

ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini

disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada

vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau

berdiri pada vena kava inferior saat berada dalam posisi

terlentang.

Cara mengatasi : Hindari menggunakan pakaian ketat,

posisi menghadap kesamping saat berbaring.

E : Ibu mengerti tentang ketidaknyamanan di kehamilan TM III.

14.53 WIB Memberikan edukasi tentang Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K).

Tujuan dari P4K yaitu suami, keluarga dan masyarakat paham

tentang bahaya persalinan, adanya rencana persalinan aman


20

yang disepakati antara ibu hamil, suami, dan keuarga dengan

bidan.

1) Menanyakan kepada Ibu akan bersalin dimana ?

2) Menanyakan kepada Ibu ketika melahirkan nanti akan

ditolong oleh siapa ?

3) Menanyakan kepada Ibu persiapan transportasi ?

4) Menanyakan kepada Ibu persiapan keluarga ketika

menjelang persalinan nanti ?

5) Menanyakan persiapan keuangan ?

6) Menanyakan kepada ibu calon pendonor darah untuk

persiapan ketika dalam persalinan terjadi komplikasi ?

7) Menanyakan persiapan pakaian bayi dan ibu hamil ?

E : Ibu sudah menjawab semua pertanyaan tersebut.

1) Ibu akan bersalin di BPM Eny Zubaidah

2) Ibu ketika melahirkan ingin ditolong oleh Bidan

3) Suami dan Ibu sudah mempersiapkan alat transportasi

4) Suami dan Ibu sudah mempersiapkan biaya untuk persalinan

5) Ibu sudah mempersiapkan calon pendonor darah

6) Ibu sudah mempersiapkan pakaian untuk Ibu sendiri dan Bayi

14.57 WIB Mengingatkan Ibu kembali Tanda Bahaya kehamilan TM III :

1) Perdarahan yang keluar dari jalan lahir : plasenta previa

yang ditandai dengan keluar darah lewat jalan lahir tidak

disertai dengan rasa nyeri, karena plasenta menutupi jalan


21

lahir. Dan solusio plasenta yang ditandai dengan keluar

darah, berwarna merah tua lewat jalan lahir yang disertai

rasa nyeri karena lepasnya plasenta sebelum melhirkan

2) Kehamian lebih bulan (serotinus) yang lebih dari 42 minggu

itu tidak baik untuk kesejahteraan janin.

3) Gerak janin berkurang dan mungkin tidak bergerak

4) Ketuban pecah sebelum waktu persalinan dan blm ada

tanda-tanda persalinan

5) Wajah, kaki dan tangan bengkak, bisa disertai pusing dan

kejang.

6) Muntah terus dan tidak mau makan.

7) Demam tinggi > 37,50C

8) Tekanan darah tinggi untuk sistolik > 130 mmHg dan untuk

diastolik > 85

E : Ibu bisa menyebutkan tanda bahaya kehamilan

1) Perdarahan yang keluar dari jalan lahir karena plasenta menutupi

jalan lahir atau plasenta yang terlepas sebelum melahirkan bayinya.

2) Gerak janin berkurang

3) Ketuban pecah sebelum waktu bersalin

4) Demam tinggi > 37,50C

14.59 WIB Menjelaskan kepada ibu masalah lain pada masa kehamilan

dan apabila mengalami keluhan di bawah ini menganjurkan


22

ibu untuk datang ke puskesmas, rumah sakit, dokter atau

bidan dengan didmpingi suami atau keluarga :

1) Demam, menggigil dan berkeringat. Bila ibu berada di

daerah endemis malaria, menunjukkan adanya gejala

penyakit malaria

2) Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau

gatal-gatal di daerah kemaluan

3) Batuk lama (lebih dari 2 minggu)

4) Jantung berdebar-debar atau nyeri dada

5) Diare berulang

6) Sulit tidur dan cemas berlebihan

E : Ibu mengerti tentang penjelasan tersebut dan ibu bisa menyebutkan

kembali seperti :

1) Demam, menggigil dan berkeringat

2) Batuk lama (lebih dari 2 minggu)

3) Jantung berdebar-debar atau nyeri dada

4) Diare berulang

5) Sulit tidur dan cemas berlebihan

15.03 WIB Memberi Ibu tabet zat besi diminum 1 x 1 dengan menggunakan

air jeruk atau air putih, karena dapat membantu proses

penyerapan zat besi. Diminum pada sore hari atau malam hari

sebelum tidur. Dan hindari minum tablet zat besi dengan


23

menggunakan air teh, susu, dan kopi, karena akan

menghambat proses penyerapan zat besi.

E : Ibu mengerti tentang tablet zat besi dan Ibu bersedia meminumnya.

15.01 WIB Menganjurkan Ibu untuk periksa 2 minggu lagi yaitu tanggal 26

November 2015 atau bila ada keluhan.

E : Ibu bersedia untuk periksa kembali tanggal 26 November 2015.

Simo, 12 November 2015

(Eka Asvista salviana)


22

II. Tabel 5. KUNJUNGAN II (UMUR KEHAMILAN 35 MINGGU 6 HARI)

Tanggal Pengkajian : 26 November 2015

Jam Pengkajian : 09.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Ny.S umur 35 09.05 1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan
ingin 2. Kesadaran: composmentis tahun G2P1A0 UK janin dalam kondisi sehat.
memeriksakan 3. TTV 35 minggu 6 hari a. Tanda Vital
kehamilannya TD : 100/70 mmHg ,punggung kiri, TD : 100/70 mmHg
dan ibu ingin N : 84x/menit janin tunggal, Nadi : 84 x/menit
mengetahui RR : 24x/menit hidup intrauterin, RR : 24 x/menit
perkembangan S : 36,5 0C preskep dengan Suhu : 36,5˚C
janinnya. 4. BB : 54 kg BB : 54 Kg
hamil normal.
2. Ibu mengatakan 5. LILA : 24 cm b. DJJ +, frekuensi : 144 x/menit
sering kencing. 6. Inspeksi E : Ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya.
3. Ibu mengatakan Mamae : Puting susu bersih, 2. Memberitahu ibu bahwa sering kencing dikehamilan TM III adalah
sudah minum payudara menonjol, kolostrum 09.07 wajar disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian
tablet fe dan sudah keluar. bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan
kalsium. Mata : Konjungtiva tidak anemis, frekuensi berkemih meningkat, dan menganjurkan ibu untuk
skera tidak ikterik. mengurangi asupan cairan pada sore hari.
Muka tidak pucat tidak odema. E : Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan dengan
7. Palpasi : mengurangi minum dimalam hari.
Leopold I : TFU 3 jari bawah px, 3. Menganjurkan ibu untuk USG
bagian atas janin teraba lunak 09.09 E : Ibu bersedia untuk melakukan USG untuk mengetahui
(bokong). perkembangan janinnya.
4. Menyarankan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak
Leopold II : Kiri teraba datar 09.12 mengandung protein seperti daging, telur, buah, sayur, susu, serta
memanjang keras seperti papan mengkonsumsi air putih lebih banyak saat siang hari.

22
23

(punggung), kanan teraba bagian E : Ibu bersedia untuk mengomsusi makanan yang banyak
terkecil janin (ekstremitas) mengandung protein
Leopold III : Bagian bawah teraba 5. Memberikan terapi susu 2x sehari kepada ibu
bulat, keras, melenting (kepala) 09.14 E : minum susu di pantau dengan kebutuhan susu yang telah di
dan tidak bisa digoyangkan. konsumsi
Leopold IV : Bagian terbawah 6. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan pagi untuk mempercepat
kepala sudah masuk panggul. 09.16 penurunan kepala janin
8. Auskultasi E : Ibu bersedia untuk jalan-jalan pagi.
DJJ : 144 x/menit 7. Memberi Ibu tabet zat besi diminum 1 x 1 dan mengingatkan cara
Irama : Teratur meminumnya, diminum dengan menggunakan air jeruk atau air
Colostrum : Sudah keluar. 09.19 putih, karena dapat membantu proses penyerapan zat besi.
Diminum pada sore hari atau malam hari sebelum tidur. Dan
hindari minum tablet zat besi dengan menggunakan air teh, susu,
dan kopi, karena akan menghambat proses penyerapan zat besi.
E : Ibu mengerti tentang tablet zat besi dan Ibu bersedia
meminumnya.
8. Menganjurkan Ibu untuk periksa 2 minggu lagi yaitu tanggal 10
Desember 2015 atau bila ada keluhan.
09.21 E : Ibu bersedia untuk periksa kembali tanggal 10 Desember 2015.

23
24

Boyolali, 26 November 2015

(Eka Asvista Salviana)

24
25

III. Tabel 6. KUNJUNGAN III (UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI)

Tanggal Pengkajian : 10 Desember 2015

Jam Pengkajian : 09.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Ny.S umur 35 09.35 1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan
ingin 2. Kesadaran: composmentis tahun G2P1A0 janin dalam kondisi sehat.
memeriksakan 3. TTV UK 37 minggu a. Tanda Vital
kehamilannya T D : 110/70 mmHg 6 hari TD : 110/70 mmHg
dan ibu ingin N : 84x/menit ,punggung kiri, Nadi : 84 x/menit
mengetahui RR : 26x/menit janin RR : 26 x/menit
perkembangan S : 36,4 0C tunggal,hidup Suhu : 36,4˚C
janinnya. 4. BB : 54 kg intrauterin, BB : 54 Kg
2. Ibu mengatakan 5. LILA: 24,5 cm preskep dengan b. DJJ +, frekuensi : 148 x/menit
keputihan sedikit 6. Inspeksi hamil normal. E : Ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya.
encer, tidak Mamae : Puting susu bersih , 2. Menjelaskan keluhan yang dialami ibu yaitu keputihan (normal) di
berbau, warna payudara membesar, kolostrum 09.37 sebabkan karena adanya perubahan hormone, untuk mengatasinya
cairan bening sudah keluar. ketika ibu BAK cebok menggunakan air hangat dan jika celananya
(normal). Mata : Konjungtiva tidak anemis, sudah lembab segera ganti dengan yang kering
skera tidak ikterik. E : Ibu sudah tahu penyebab yang ibu alami dan penanganannya
Muka tidak pucat tidak odema. 3. Menjelaskan pada ibu tentang umpan balik dari dokter bahwa ibu
7. Palpasi : 09.39 dan janin dalam kondisi sehat dan tak perlu khawatir
Leopold I : TFU 2 jari bawah px, USG : tanggal 6 Desember 2015 presentasi kepala, Air Ketuban :
bagian atas janin teraba lunak Normal, TBJ : 2300 gram.
(bokong). E : Ibu sudah tahu hasil USG.
4. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan
Leopold II : Kiri teraba datar 09.41 a. Perut terasa mulas secara teratur
memanjang keras seperti papan b. Mulasnya sering dan lama

25
26

(punggung), kanan teraba bagian c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
terkecil janin (ekstremitas) d. Keluar air ketuban dari jalan lahir
Leopold III : Bagian bawah teraba E : Ibu sudah tahu tanda-tanda persalinan dan ibu bisa menyebutkan
bulat, keras, melenting (kepala) kembali tanda-tanda persalinan seperti :
dan tidak bisa digoyangkan. a. Perut terasa mulas secara teratur
Leopold IV : Bagian terbawah b. Mulasnya sering dan lama
kepala sudah masuk panggul. c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
8. Auskultasi d. Keluar air ketuban dari jalan lahir
DJJ : 148 x/menit 5. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan persalinan
Irama : Teratur baik untuk ibu maupaun bayi seperti,
Colostrum: Sudah keluar 09.44 Ibu :Kain, pembalut, baju ibu dll,
Bayi :Popok, baju bayi, topi, kaos kaki dan tangan lalu dimasukkan
dalam satu tas bila ibu ingin melahirkan bisa langsung di bawa.
E: Ibu dan keluarga sudah mempersiapkan perlengkapan persalinan
jika sewaktu-waktu ibu merasa ingin melahirkan
6. Menganjurkan Ibu untuk periksa 1 minggu lagi yaitu tanggal 17
Desember 2015 atau bila ada keluhan.
E : Ibu bersedia untuk periksa kembali tanggal 17 Desember 2015.
09.47
Boyolali, 10 Desember 2015

(Eka Asvista Salviana)

26
27

IV. Tabel 7. KUNJUNGAN IV (UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 6 HARI)

Tanggal Pengkajian : 17 Desember 2015

Jam Pengkajian : 09.50 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Ny.S umur 35 09.55 1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan
ingin 2. Kesadaran: composmentis tahun G2P1A0 UK janin dalam kondisi sehat.
memeriksakan 3. TTV 38 minggu 6 hari a. Tanda Vital
kehamilannya T D : 120/70 mmHg ,punggung kiri, TD : 120/70 mmHg
dan ibu ingin N : 84x/menit janin Nadi : 84 x/menit
mengetahui RR : 24x/menit tunggal,hidup RR : 24 x/menit
perkembangan S : 36,3 0C intrauterin, Suhu : 36,3˚C
janinnya. 4. BB : 55 kg BB : 55 Kg
preskep dengan
2. Ibu mengatakan 5. LILA: 24,5 cm b. DJJ +, frekuensi : 144 x/menit
Hamil Normal.
kadang kenceng 6. Inspeksi E : Ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya.
kenceng. Mamae : Puting susu bersih , 2. Menjelaskan kembali pada ibu tanda-tanda persalinan
3. Ibu mengatakan puting susu menonjol, kolostrum 09.57 a) Perut terasa mulas secara teratur
belum sudah keluar. b) Mulasnya sering dan lama
mengetahui Mata : Konjungtiva tidak anemis, c) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
tentang tanda skera tidak ikterik. d) Keluar air ketuban dari jalan lahir
bahaya Muka tidak pucat tidak odema. E: Ibu sudah tahu tanda-tanda persalinan.
persalinan 7. Palpasi : 3. Memberikan KIE tentang tanda bahaya persalinan seperti :
Leopold I : TFU setinggi px, 09.59 a) Perdarahan lewat jalan lahir
bagian atas janin teraba lunak b) Ibu tidak kuat mengejan
(bokong). c) Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
d) Ibu kejang
Leopold II : Kiri teraba datar e) Air ketuban keruh dan bauk
memanjang keras seperti papan f) Ibu gelisa

27
28

(punggung), kanan teraba bagian g) Ibu merasa sakit yang hebat


terkecil janin (ekstremitas) h) Ibu tidak kuat mengejan
Leopold III : Bagian bawah teraba E : Ibu sudah tahu tentang tanda bahaya persalinan
bulat, keras, melenting (kepala) 4. Menjelaskan kembali tentang persiapan persalinan
dan tidak bisa digoyangkan. 10.02 Ibu : Kain, pembalut, baju ibu dll,
Leopold IV : Bagian terbawah Bayi : Popok, baju bayi, topi, kaos kaki dan tangan lalu dimasukkan
kepala sudah masuk panggul. dalam satu tas bila ibu ingin melahirkan bisa langsung di bawa.
8. Auskultasi E:Ibu dan keluarga sudah mempersiapkan perlengkapan persalinan
DJJ : 144 x/menit jika sewaktu-waktu ibu merasa ingin melahirkan
Irama : Teratur 5. Membrikan KIE kepada ibu tentang macam – macam alat
Colostrum: Sudah keluar kontrasepsi seperti Kb suntik, Pil, IUD/AKDR, Implant.
E : Ibu mengerti tentang macam – macam alat kontrasepsi dan ibu
10.04 berencana akan menggunakan Kb suntik.
6. Menganjurkan Ibu untuk periksa 1 minggu lagi yaitu tanggal 24
Desember 2015 atau bila ada keluhan.
E : Ibu bersedia untuk periksa kembali tanggal 24 Desember 2015.
10.06
Boyolali, 17 Desember 2015

(Eka Asvista Salviana)

28
28

B. ASUHAN KEBIDANAN PADA BERSALIN

II. KALA I

Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2015

Jam Pengkajian : 09.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

1. DATA SUBYEKTIF (ANAMNESA)

a. Identitas/biodata

i. Nama Ibu : Ny. S Nama Suami :Tn. J

ii. Umur : 35 tahun :35 tahun

iii. Pendidikan : SD :SMP

iv. Pekerjaan : Karyawan swasta :Karyawan Swasta

v. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia :Jawa/Indonesia

vi. Agama : Islam :Islam

vii. Alamat : Ngadirejo RT 16, RW 03, Sumber, Simo, Boyolali.

b. Alasan Datang : Ibu ingin melahirkan karena perutnya merasakan

mules.

c. Keluhan utama : Ibu mengatakan perutnya mules-mules semakin

lama semakin sering.

d. Riwayat Persalinan Sekarang : (His dan PPV)

Ibu mengatakan mules-mules, sejak tanggal 19 Desember 2015 jam 05.00

WIB.

Ibu mengatakan sudah keluar lendir darah sejak tanggal 19 November

2015 jam 06.00 WIB.


28
29

e. Riwayat Menstruasi

i. Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari

ii. Lama : 7 hari Jumlah : 3 kali ganti pembalut/hari

iii. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada

iv. Teratur/tidak : Teratur

f. Riwayat Perkawinan

i. Umur waktu nikah : 27 tahun

ii. Lama : 8 tahun

iii. Perkawinan ke : 1 (satu)

iv. Jumlah anak : 1 (satu)

g. Riwayat Kesehatan

i. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan saat ini mengalami kenceng kenceng sejak tanggal

19 Desember 2015 pukul 05.00 WIB dan pukul 09.00 ibu merasakan

kenceng-kenceng yang semakin sering dan mengeluarkan lendir

darah. Serta tidak ada penyakit yang membahayakan proses

kehamilanya saat ini seperti pusing yang menetap, bengkak di wajah,

tangan dan kaki, tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg, batuk lebih

dari 3 bulan disertai keluar darah, dan keluar darah dari jalan lahir

yang belum diketahui penyebabnya.

ii. Riwayat kesehatan yang lalu


29
30

Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit kanker, hati, ginjal, hamil

kembar, epilepsy,kelainan bawaan, TBC, dll.

iii. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dikeluarga tidak memiliki penyakit kanker, hati,

ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.

xi. Riwayat Kehamilan Sekarang

xi. HPHT : 21 Maret 2015

xii. Haid bulan sebelumnya : Februari

xiii. ANC : Teratur, frekuensi 8 kali

xiv. Imunisasi TT : 2 kali, di Bidan

Tabel 8. Imunisasi TT

TT 1 Langkah awal untuk mengembangkan Tgl. 11-07-2015 Paraf:


kekebalan tubuh terhadap infeksi.

TT 2 4 minggu setelah TT 1 untuk menyempurnakan Tgl.10-08-2015 Paraf:


kekebalan.

TT 3 6 Bulan atau lebih setelah TT 2 untuk Tgl. Paraf:


menguatkan kekebalan.

TT 4 1 tahun atau lebih setelah TT 3 untuk Tgl. Paraf:


menguatkan kekebalan.

TT 5 1 tahun atau lebih setelah TT 4 untuk Tgl. Paraf:


menguatkan kekebalan.

Sumber: Data Pengkajian, tahun 2015

xv. Keluham TM I : Mual, muntah.

TM II : Tidak ada keluhan.

TM III : Sering kencing, krputihan (normal), dan

kenceng-kenceng dipunggung.

30
31

xvi. Pergerakan janin dalam waktu 24 jam terakhir : > 10 kali.

xvii. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Tabel 9. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Hamil Penyulit/ Jenis Penyulit/ Penolong BB Jenis Nifas Penyulit/ Usia Keadaan
ke Komplikasi Persalinan Komplikasi Lahir Kelamin Komplikasi Anak Anak

1 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2900 Perempuan Normal Tidak ada 6 tahun Baik
gram
2 HAMIL SEKARANG

Sumber : Data Pengkajian, 2015.

xviii. Riwayat KB

Tabel 10. Riwayat KB

No. Jenis Alkon Lama Keluhan Efek Tahun Alasan


Pakai Samping Lepas

1. KB Suntik 3 + 2 tahun Tidak ada Haid tidak 2011 Ingin mempunyai


Bulan teratur anak

Sumber : Data Pengkajian, 2015.

xix. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Tabel 11. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Selama Hamil Selama Persalinan Keluhan

Nutrisi :
c. Makan 3x/hari, nasi, sayur, lauk Sedikit 1/2 porsi Tidak ada
pauk, buah. keluhan
d. Minum 7-8 gelas/hari air putih dan 1 Air putih
gelas susu.

Eliminasi :
c. BAK + 5 kali x/hari kuning 1 kali Tidak ada
jernih. keluhan
d. BAB 1 x/hari kuning lembek. 1 kali

Istirahat Tidur 7-8 jam + 30 menit Tidak ada

Sumber : Data Pengkajian, 2015.


31
32

xx. Data Psikologis dan Spiritual

Ibu mengatakan mau merawat bayinya dan mau menyusui bayinya

dan ibu rajin menjalankan ibadah.

xxi. Data Sosial Budaya

1) Hubungan dengan keluarga : Baik (Keluarga dan tetangga

banyak yang menjenguk Ibu)

2) Adat Istiadat :Tidak ada pantangan makan amis-amisan.

xxii. Lingkungan

Ibu mengatakan tidak memelihara hewan seperti : ayam, kucing, sapi,

dll.

xxiii. Pengetahuan Ibu tentang persalinan

Ibu mengatakan sudah mempersiapkan persalinan seperti peralatan

bayi, dan ibu sudah mengetahui tentang tanda-tanda persalinan dan

tanda bahaya persalinan.

2. DATA OBYEKTIF

a. Pemeriksaan Umum

i. Keadaan Umum : Baik

ii. Kesadaran : Composmentis

iii. Status emosional : Satabil

iv. BB : 55 kg (kenaikan BB 12 kg)

v. TB : 146 cm

vi. HPL : 26 Desember 2015

vii. Tanda Vital


32
33

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36.10C

viii. Status Present

1) Kepala

a) Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit kepala

tidak ketombe.

Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.

b) Mata : Conjungtiva : Merah muda

Sklera : Tidak ikterik

c) Hidung : Bersih, tidak ada sekret.

d) Telinga : Tidak ada serumen, simetris.

e) Mulut : Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak

berdarah.

2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

vena jugularis.

3) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.

4) Mammae : Simetris, tidak ada benjolan abnormal.

5) Ekstremitas :

Atas : Normal, gerak aktif.

Bawah : Normal, tidak ada varises, gerak aktif.

b. Pemeriksaan Obstetri
33
34

i. Inspeksi

1) Wajah/muka : Tidak ada cloasma gravidarum

2) Mammae : Puting : Menonjol

Pengeluaran : Kolostrum

3) Abdomen : Terdapat strie gravidarum, linea nigra,

membesar sesuai umur kehamilan.

4) Genetalia (vulva) : Tidak ada flour albus.

ii. Palpasi :

1) Palpasi Leopold :

Leopold I : TFU 2 jari bawah px, bagian atas janin teraba

lunak (bokong).

Leopold II : Kiri teraba datar memanjang keras seperti papan

(punggung), kanan teraba bagian terkecil janin

(ekstremitas)

Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting

(kepala) dan tidak bisa digoyangkan.

Leopold IV : Bagian terbawah kepala sudah masuk panggul.

2) Mc. Donald : 28 cm

TBJ : (28-11) x 155 = 2.635 gram

3) Kontraksi Uterus (His)

Frekuensi : 3 x 10’ 25”

Sifat : Teratur
34
35

iii. Auskultasi

DJJ : Frekuensi 140 x/menit

Irama : Teratur

Puctum maximum : Terdengar dibawah pusat sebelah kiri

iv. Perkusi : Reflek Patella +

v. Periksa dalam :

Atas Indikasi : Pukul 09.00 WIB

1) Pembukaan : 6 cm

2) Effacement : 60 %

3) KK : Belum pecah (+)

4) Penurunan : 1/5

5) Presentasi : Kepala

6) POD : UUK jam 12

3. ANALISA

Diagnosa Kebidanana

Ny. S umur 35 tahun G2P1A0 umur kehamilan 39 minggu janin tunggal,

hidup, intra uterin, punggung kiri, letak kepala sudah masuk PAP, inpartu

kala 1 fase aktif normal.

Data dasar :

a. Data Subyektif :

i. Ibu mengatakan perutnya mules-mules semakin lama semakin sering.

ii. Ibu mengatakan mules-mules, sejak tanggal 19 November 2015 jam

05.00 WIB.
35
36

iii. Ibu mengatakan sudah keluar lendir darah sejak tanggal 19

November 2015 jam 06.00 WIB.

iv. Ibu mengatakan gerak janin (24 jam) > 10 kali/hari, aktif

v. HPHT : 21 Maret 2015

b. Data Obyektif

i. TTV : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36.10C

ii. Inspeksi : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

iii. Palpasi :

Leopold I : TFU 2 jari bawah px, bagian atas janin teraba lunak

(bokong).

Leopold II : Kiri teraba datar memanjang keras seperti papan

(punggung), kanan teraba bagian terkecil janin

(ekstremitas)

Leopold III: Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala)

dan tidak bisa digoyangkan.

Leopold IV: Bagian terbawah kepala sudah masuk panggul.

Mc. Donald: 28 cm

TBJ : (28-11) x 155 = 2.635 gram

iv. Auskultasi : DJJ +, 140 x/menit, teratur.


36
37

HIS : 3 x 10’ 25”, kuat.

v. VT : Pembukaan 6 cm, porsio lunak, KK +, penurunan

kepala 1/5, presentasi kepala.

Masalah :

Ibu mengatakan mengeluh punggung terasa nyeri dan perut kencang-

kencang.

4. PENATALAKSANAAN

09.10 WIB Memberitahu Ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa saat ini

sudah dalam persalinan.

DJJ +, 140 kali/menit, teratur, HIS : 3 x 10’ 25”, kuat.

VT : Pembukaan 6 cm, porsio lunak, KK +, penurunan kepala

1/5, presentasi kepala.

E : Ibu dan keluarga tahu dan mengerti keadaan ibu dan juga janinnya

09. 12 WIB Mengingatkan kembali teknik relaksasi pada saat ada kontraksi

dengan cara menarik nafas panjang lewat hidung dikeluarkan

lewat mulut bila ada kontraksi.

E : Ibu mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi

09.14 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum jika tidak ada

kontraksi agar ibu memmpunyai tenaga saat mengejan

E : Ibu mengerti dan mau makan dan minum saat tidak ada kontraksi

10.30 WIB 1) Menyiapkan Partus set : 2 buah klem penjepit tali pusat, 1

buah gunting episiotomi, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah

37
38

½ kochker, 3-5 lembar kassa steril, 1 buah klem tali pusat,

2 pasang sarung tangan.

2) Menyiapkan pakaian, handuk, selimut, dan kain untuk bayi

dalam konsdisi bersih dan hangat.

3) Menyiapkan timbangan, pita ukur, stetoskop, thermometer

dalam kondisi baik dan bersih

4) Menyiapkan oksitosin 10 unit dalam spuit kemudian

ditempatkan dalam bak instrument steril

5) Menyiapkan tempat dan alat resusitasi : Tempat datar, rata,

bersih kering dan hangat, handuk atau kain bersih dan

kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan

jarak 60 cm diatas tubuh bayi.

6) Menyiapkan alat dan obat bila terjadi kegawatdaruratan

pada ibu : Set infus

11.45 WIB 1) Menggunakan clemek, topi, kacamata, masker dan slop

2) Mencuci kedua tangan dalam air mengalir dan

mengeringkan

3) Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan

digunakan untuk periksa dalam

4) Melakukan periksa dalam : hasil pembukaan lengkap.

5) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah

lengkap.

38
39

6) Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi

dengan oksitosin 10 unit den letakkan kembali spuit

tersebut dipartus set

7) Memberitahu dan meminta keluarga untuk mendampingi

saat persalinan dan menyiapkan posisi ibu untuk meneran

8) Memeriksa nadi, his, dan DJJ tiap 30 menit. Memeriksa

keadaan umum, memeriksa tekanan darah, pemeriksaan

dalam, suhu setiap 4 jam.

Tabel 12. Pemantauan kontraksi ibu bersalin

Tanggal Jam TD N S DJJ HIS Pembukaan

19-12-2016 09.00 120/80 80 36,50C 140 3 x 10’25” Ø 6 cm

09.30 82 142 3 x 10’45”

10.00 82 140 3 x 10’45”

10.30 82 142 4 x 10’45”

11.00 80 142 4 x 10’45”

11.30 84 140 5 x 10’45”

12.00 84 140 5 x 10’40” Ø 10 cm

Sumber data observasi tahun 2015

E : Observasi sudah dilakukan.

Simo, 19 Desember 2015

(Eka Asvista salviana)

39
41

41
40

II. Tabel 13. KALA II

Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2015

Jam Pengkajian : 12.13 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Ny.S umur 35 12.14 1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap,
ingin meneran 2. Kesadaran: composmentis tahun G2P1A0 UK janin baik, ibu dalam proses persalinan, dan ibu disuruh untuk
seperti ingin 3. TTV 39 minggu , janin meneran.
BAB T D : 120/70 mmHg tunggal, hidup, E : Ibu sudah siap untuk meneran.
2. Ibu mengatakan N : 84x/menit intra uteri, 12.15 2. Melakukan Amniotomi
merasakan ada RR : 24x/menit punggung kiri, E : Amniotomi sudah dilakukan
dorongan untuk S : 36,4 0C letak kepala 12.18 3. Menganjurkan ibu untuk meneran yang benar dan memposisikan ibu
mengeluarkan 4. BB : 55 kg dengan tangan memegang pada mata kaki, mata membuka dan
sudah masuk
janin 5. LILA: 24 cm melihat keperut, gigi menggeget, bokong tidak boleh diangkat
PAP, inpartu kala
6. Inspeksi karena akan menyebabkan robekan jalan lahir hingga rectum.
Vulva dan anus membuka, II normal. E : Ibu mengerti cara meneran yang benar
perineum menonjol. 4. Menolong persalinan dengan menggunakan 58 langkah APN
VT : KK +, pembukaan lengkap, 12.20 a. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kiri yg akan
his kuat 5x10’45” penurunan kepal digunakan untuk pemeriksaan dalam.
0/5 hodge IV. b. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran.
c. Menganjurkan ibu untuk (miring kekiri) ambil posisi nyaman,
jika tidak ada kontraksi.
d. Meletakan jarik bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
e. Meletakan under pad di bawah bokong ibu
f. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diamter 5-6 cm,
melakukan perasat stenen untuk melindungi perineum dengan

40
41

satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah
satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan
yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi
agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap
melewati introitus dan perineum).
g. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan
kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada
leher janin
h. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
i. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkankepada ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan
kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
j. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas.
k. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang
tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua
lutut janin)
l. Melakukan penilaian selintas :
1) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak aktif ?
m. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Membiarkan bayi atas perut ibu.

41
42

n. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi


dalam uterus.
o. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus
berkontraksi baik.
p. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10
unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
q. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah
distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut. Mengikat tali pusat dengan
menggunakan klem tali pusat. Menyelimuti ibu dan bayi dengan
kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
Evaluasi: Tali pusat sudah di potong dan di jepit dengan
menggunakan klem tali pusat.
5. Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk dilakukan IMD ± 1 jam.
Evaluasi : IMD hanya berlangsung 10 menit.

12.31

Boyolali, 19 Desember 2015

(Eka Asvista Salviana)

42
43

III. Tabel 14. KALA III

Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2015

Jam Pengkajian : 12.35 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Ny.S P2A0 umur 35 12.36 1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayi telah lahir menangis kuat
sangat senang 2. Kesadaran: composmentis tahun E : Ibu dan keluarga tahu bahwa bayi sudah lahir.
karena bayinya 3. TTV manajemen aktif 12.37 2. Melakukan manajemen aktif kala III
sudah lahir sehat T D : 120/70 mmHg kala III. a. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari
dan merasa N : 84x/menit vulva
perutnya mules. RR : 24x/menit b. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
S : 36,3 0C simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
4. TFU setinggi pusat, kontraksi uterus c. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
keras. Tali pusat bertambah panjang, kanan, sementara tangan kiri diletakkan di atas shimpisis dengan
ada semburan darah tiba-tiba, menekan kearah dorso kranial, ulangi terus menerus sampai plasenta
kandung kemih kosong, plasenta lahir. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
belum lahir. penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan mengulangi prosedur.
d. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
e. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
f. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian

43
44

palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras)
g. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik
yang tersedia.
h. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
i. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
j. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
k. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K 0,5 mg intramaskuler di
paha kiri anterolateral.
l. Setelah satu jam pemberian vitamin K berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
m. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
n. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
o. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
E : Plasenta lahir spontan, Insertion : marginalis, jumlah perdarahan +
150 cc, kandung kemih kosong, uterus keras.
3. Mengobservasi pelaksanaan IMD tanpa skin to skin
Evaluasi : Bayi masih berusaha mencari puting susu
12.40
Boyolali, 19 Desember 2015

(Eka Asvista Salviana)

44
45

45
46

IV. Tabel 15. KALA IV

Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2015

Jam Pengkajian : 12.50 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Ny.S P2A0 umur 12.50 1. Memberitahu ibu bahwa rasa mules yang dialami hal yang wajar karena
perutnya mules 2. Kesadaran: composmentis 35 tahun kontraksi uterus baik dan proses pengembalian uterus (involusio uteri)
dan masih 3. TTV inpartu kala IV E : Ibu sudah tahu penyebab rasa mules yang dirasakan ibu adalah wajar.
merasa lelah. T D : 120/80 mmHg normal. 2. Membersihkan dan mengganti pakaian ibu dengan yang bersih dan
2. Ibu mengatakan N : 82x/menit kering serta memastikan ibu merasa nyaman.
merasa senang RR : 24x/menit 12.51 E : Ibu sudah dibersihkan dan diganti bajunya.
atas kelahiran S : 36,3 0C 3. Melakukan pemantauan kala IV
bayinya. 4. TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi a. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
uterus keras, pengeluaran selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama
12.53
pervaginam normal 150 cc, jam kedua pasca persalinan (tabel pemantauan kala IV terlampir).
terdapat laserasi derajat satu b. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
sampai kulit perineum. dengan baik.
c. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi.
d. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
e. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering.
f. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
g. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

46
47

h. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%


melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
i. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
j. Melengkapi partograf (partograf terlampir)
E : 58 langkah APN sudah dilakukan dan bayi lahir spontan,jenis
kelamin laki-laki, BB:2500gram, PB :46 cm.
Boyolali, 19 Desember 2015

(Eka Asvista Salviana)

47
47

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2015

Jam Pengkajian : 12.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

1. DATA SUBYEKTIF (ANAMNESA)

b. Identitas/biodata

i. Nama Bayi : By. A

ii. Jenis kelamin : Laki-laki

iii. Nama Ibu : Ny. S Nama Suami :Tn. J

iv. Umur : 35 tahun :35 tahun

v. Pendidikan : SD :SMP

vi. Pekerjaan : Karyawan swasta :Karyawan Swasta

vii. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia :Jawa/Indonesia

viii. Agama : Islam :Islam

ix. Alamat : Ngadirejo RT 16, RW 03, Sumber, Simo, Boyolali.

c. Riwayat Penyakit Kehamilan

Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit TBC,

Jantung, Asma, Hipertensi, DM dan anemia.

d. Riwayat Persalinan

i. Tanggal/Jam Persalinan : 19 Desember 2015 / 12:30 WIB

ii. Jenis Persalinan : Spontan normal

iii. Lama Persalinan :

Kala I : 7 jam
47
48

Kala II : 30 menit

Kala III : 10 menit

Kala IV : 2 jam

Total : 9 jam 40 menit

iv. Penolong Persalinan : Bidan

v. Penyulit Persalinan : Tidak ada

vi. Bonding Attachment : IMD

2. DATA OBYEKTIF

a. Pemeriksaan Umum

i. Keadaan umum : Baik

ii. Tanda Vital :

Denyut jantung : 140 x/menit

RR : 42 x/menit

S : 37,40C

Gerakan aktif, kulit kemerahan, menamgis kuat.

Apgar Score (AS) : Warna kulit (1)

Frekuensi jantung (2)

Reaksi terhadap rangsangan (2)

Tonus otot (2)

Usaha nafas (2)

Jumlah (9)

iii. Reflek morro : Ada, kuat

48
49

b. Pemeriksaan Fisik

i. Kepala : Baik, tidak ada chepathematom, tidak ada caput

succesdanum, rambut tebal, kulit tipis, bersih.

ii. Muka : Simetris, merah, tidak oedema, tidak pucat.

iii. Mata : Simetris, normal, tidak berwarna kuning, reflek

berkedip baik.

iv. Hidung : Lubang hidung simetris, bersih, tidak terdapat cuping

hidung.

v. Mulut : Bersih, tidak sumbing, reflek menghisap dan reflek

mencari puting susu baik.

vi. Leher : Baik, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

maupun limfe, reflek knecking baik

vii. Dada : Simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi dinding dada

viii. Perut : Tidak ada perdarahan, tali pusat masih, tidak terdapat

benjolan

ix. Tangan : Simetris, tidak ada fraktur, jari-jari lengkap, reflek

menggenggam dan reflek kaget baik

x. Punggung : Baik, berbentuk lurus dan tidak terdapat benjolan

xi. Genetalia : Laki-laki, testis sudah turun ke skrotum, bersih

xii. Anus : Berlubang, mekonium sudah keluar

3. ANALISA

a. Diagnosa kebidanan

Bayi baru lahir Ny. S, jenis kelamin laki-laki, lahir spontan normal.
49
50

Data dasar :

DS : Ny. S G2P1A0 umur 35 tahun mengatakan ini anak yang kedua

50
51

DO : Keadaan umum : Baik

Tanda vital : Denyut jantung : 140 x/menit, RR : 42 x/menit, S

: 37,40C, Gerakan aktif, kulit kemerahan,

menangis kuat.

4. PENATALAKSANAAN

12.35 WIB Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya

Keadaan umum : Baik

Tanda vital : Denyut jantung : 140 x/menit, RR : 142 x/menit, S :

37,40C, Gerakan aktif, kulit kemerahan, menangis kuat.

E : Ibu mengerti dan merasa senang

12.37 WIB Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara ditaruh diatas perut

ibu dan diselimuti

E : Bayi tetap hangat

12.39 WIB Menilai Apgar score menit ke 5

Warna kulit (2)

Frekuensi jantung (2)

Reaksi terhadap rangsangan (2)

Tonus otot (2)

Usaha nafas (2)

E : Apgar score menit ke 5 sudah dinilai yaitu (10)

12.45 WIB Menilai Apgar score menit ke 10

Warna kulit (2)

51
52

Frekuensi jantung (2)

Reaksi terhadap rangsangan (2)

Tonus otot (2)

Usaha nafas (2)

E : Apgar score menit ke 10 sudah dinilai yaitu (10)

12.47 WIB Evaluasi penatalaksanaan IMD

E : IMD skin to skin hanya dilakukan 10 menit

12.49 WIB Melakukan pemeriksaan antropometri

BB : 2500 gram Lingkar Dada : 34 cm

PB : 46 cm Lingkar Kepala : 32 cm

E : Pemeriksaan antropometri sudah dilakukan

13.30 WIB Melakukan pemberian injeksi Vit K dan salep mata. Vit K untuk

pencegahan perdarahan pada bayi baru lahir. Salep mata untuk

pencegahan infeksi pada mata.

E : Vit K dan salep mata sudah diberikan

13.33 WIB Memakaikan baju kepada bayi

E : Bayi sudah dipakaikan baju

13.35 WIB Membantu ibu untuk menyusui bayinya kembali

E : Ibu sudah menyusui bayinya kembali

14.30 WIB Melakukan pemberian injeksi HB0

E : HB0 sudah diberikan

14.33 WIB Membantu ibu untuk menyusui bayinya kembali

E : Ibu sudah menysui bayinya kembali


52
53

14.35 WIB Melakukan rawat gabung sampai dengan boleh pulang dan

melakukan observasi

E : Bayi sudah dirawat gabung dengan ibu dan 4 jam lagi (18.30 WIB) ibu dan

bayi boleh pulang. Observasi sudah dilakukan, bayi dalam keadaan sehat,

denyut jantung : 140 x/menit, RR : 42 x/menit, S : 37,40C, gerakan aktif,

kulit kemerahan, menamgis kuat.

Simo, 19 Desember 2015

(Eka Asvista salviana)

53
53

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

III. KUNJUNGAN I (6 JAM POST PARTUM)

Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2015

Jam Pengkajian : 18.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

1. DATA SUBYEKTIF (ANAMNESA)

a. Identitas/biodata

i. Nama Ibu : Ny. S Nama Suami :Tn. J

ii. Umur : 35 tahun :35 tahun

iii. Pendidikan : SD :SMP

iv. Pekerjaan : Karyawan swasta :Karyawan Swasta

v. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia :Jawa/Indonesia

vi. Agama : Islam :Islam

vii. Alamat : Ngadirejo RT 16, RW 03, Sumber, Simo, Boyolali.

b. Alasan datang : Ibu mengatakan baru melahirkan anaknya 6 jam yang

lalu.

c. Keluhan utama : Ibu mengatakan perutnya masih mulas dan masih

mengeluarkan darah dari jalan lahir.

d. Rawat gabung : Ya

e. Riwayat Menstruasi

i. Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari

ii. Lama : 7 hari Jumlah : 3 kali ganti pembalut/hari

iii. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada


53
54

f. Riwayat Perkawinan

i. Umur waktu nikah : 27 tahun

ii. Lama : 8 tahun

iii. Perkawinan ke : 1 (satu)

iv. Jumlah anak : 1 (satu)

g. Riwayat Kesehatan

i. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kanker, hati, ginjal,

hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.

ii. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit kanker, hati, ginjal, hamil

kembar, epilepsy,kelainan bawaan, TBC, dll.

iii. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dikeluarga tidak memiliki penyakit kanker, hati,

ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.

h. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Tabel 16. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Hamil Penyulit/ Jenis Penyulit/ Penolong BB Jenis Nifas Penyulit/ Usia Keadaan
ke Komplikasi Persalinan Komplikasi Lahir Kelamin Komplikasi Anak Anak
1 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2900 Perempuan Normal Tidak ada 6 tahun Baik
gram
2 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2500 Laki-laki Skrng - 6 jam Baik
gram
Sumber : Data Pengkajian, 2015.

54
55

i. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Tabel 17. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Selama Nifas Keluhan

Nutrisi :
e. Makan 1 kali, nasi, sayur, lauk Tidak ada
pauk. keluhan
f. Minum 2 gelas air putih.

Eliminasi :
e. BAK 1 kali kuning jernih. Tidak ada
keluhan
f. BAB 1 kali kuning lembek.

Istirahat 1 jam Tidak ada

Aktifitas Tidur, menyusui Tidak ada

Hygiene Ibu mengatakan selama Tidak ada


nifas 6 jam ini belum
mandi
Sumber : Data Pengkajian, 2015.

j. Data Psikologis dan Spiritual

i. Tanggapan ibu atas kelahiran bayinya : Ibu sangat senang dengan

kelahiran bayinya, ibu mau menggendong dan menyusui bayinya.

ii. Tanggapan keluarga atas kelahiran bayinya : Keluarga merasa senang

dengan kelahiran bayi, keluarga ikut merawat bayinya.

iii. Riwayat spiriyual ibu : Setelah bayi lahir, ibu meminta suaminya

untuk mengumandangkan adzan ditelinga bayinya dan ibu beristigfar

untuk menahan rasa nyeri setelah lahir.

k. Data Sosia Budaya


55
56

i. Hubungan dengan keluarga : Hubungan ibu dengan

keluarga baik dan harmonis

ii. Hubungan dengan tetangga : Hubungan ibu dengan

tetangga baik dan saling

menghormati

iii. Adat istiadat terhadap masa nifas : Tidak ada pantangan makan,

percaya dengan adat setempat

misalnya sepasaran.

l. Pengetahuan Ibu :

i. Tentang masa nifas : Ibu sudah mengetahui tentng apa itu

nifas yang baru dijalani saat ini

ii. Tentang manfaat ASI : Ibu sudah mengetahui manfaat ASI

untuk bayinya

iii. Tentang makanan bayi : Ibu mengetahui tentang makanan

bayi, bahwa bayinya sampai nanti

umur 6 bulan hanya boleh diberi

ASI saja

iv. Tentang rencana menyusui : Ibu berencana akan menyusui

bayinya sampai umur 6 bulan penuh

Tentang perawatan payudara : Ibu sudah mengetahui cara

perawatan payudara yang benar

Tentang perawatan bayi : Ibu sudah mengetahui cara

perawatan bayi, karena ini adalah


56
57

anak kedua jadi ibu tahu cara

perawatan bayi yang benar.

2. DATA OBYEKTIF

a. Pemeriksaan Umum

i. Keadaan Umum : Baik

ii. Kesadaran : Composmentis

iii. Status emosional : Satabil

iv. Tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36.30C

v. Status Present

1) Kepala

a) Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit kepala

tidak ketombe.

Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.

b) Mata : Conjungtiva : Merah muda

Sklera : Tidak ikterik

c) Hidung : Bersih, tidak ada sekret.

d) Telinga : Tidak ada serumen, simetris.

e) Mulut : Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak

berdarah.
57
58

2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

vena jugularis.

3) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.

4) Mammae : Simetris, tidak ada benjolan abnormal.

5) Perut : Tidak ada bekas operasi

6) Genetalia : Tidak ada varises, tidak oedema

7) Ekstremitas :

Atas : Normal, gerak aktif.

Bawah : Normal, tidak ada varises, gerak aktif.

b. Pemeriksaan Obstetri

i. Inspeksi

1) Wajah/muka : Tidak ada cloasma gravidarum

2) Mammae : Puting : Menonjol

Aerola : Menghitam

Pengeluaran : ASI Colostrum

Pembengkakan : Tidak ada

3) Abdomen :

TFU : 3 jari di bawah pusat

Kontraksi uterus : Keras

Kandung kemih : Kosong

4) Pengeluaran Pervaginam

Warna Lochea : Merah


58
59

Kontraksi uterus : Keras

Banyaknya ganti pembalut : 1 kali

Bau : Khas Lochea

5) Perineum dan anus

Luka episiotomi jahitan : Derajat 1 (kulit perineum)

Keadaan luka : Masih basah

Tanda radang : Tidak ada

Anus : Tidak ada luka

6) Pemeriksaan Laboratorium

Protein Urine : - (Negative)

Urine Reduksi : - (Negative)

HB : 10 gram%

7) Obat-obatan dan tindakan yang sudah didapat

Amoxcilin 3 x 1 / hari

Asam mefenamat 3 x 1 / hari

Vitamin A 200.000 IU

Tablet FE 2 x 1 / hari

3. ANALISA

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. S umur 35 tahun P2A0 Post Partum 6 jam normal.

Data dasar :

DS : 1) Ibu telah melahirkan 6 jam yang lalu anak ke dua


59
60

2) Ibu mengatakan perutnya mules

DO : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36.30C

Palpasi : TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong.

Inspeksi : Ada luka perineum derajat 1

b. Masalah

Nyeri perut

4. PENATALAKSANAAN

18.35 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam

kondisi sehat

E : Ibu mengerti dan merasa senang

18.37 WIB Memberitahu ibu penyebab rasa mulas pada rahim adalah

normal karena disebabkan oleh kontraksi uterus yang

meningkat setelah bayi keluar

E : Ibu sudah mengerti penyebab rasa mules yang ibu alami adalah normal.

18.39 WIB Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri

khususnya di daerah kemaluan agar tidak terjadi infeks, dengan

cara:
60
61

1) Ganti pembalut minimal 2 kali sehari

2) Cebok dengan cara yaitu membersikan daerah kemaluan

baru kemudian membersihkan daerah anus.

3) Selalu mengeringkan genalia setelah buang air kecil dan

besar

4) Melakukan perawatan luka jahitan

E : Ibu akan menjaga kebersihan dirinya

18.42 WIB Mengajari ibu mobilisasi dengan cara miring dulu sebelum

duduk, kemudian duduk sebentar sebelum berdiri.

E : Ibu sudah bisa duduk dan berdiri

18.39 WIB Memberikan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya nifas yaitu

mudah lelah atau sulit tidur, demam, nyeri atau terasa panas

saat BAK, sembelit/haemorroid, sakit kepala hebat, bengkak

pada muka, tangan dan kaki, nyeri perut, cairan vagina berbau

busuk, payudara sangat sakit saat disentuh, bengkak, puting

susu pecah-pecah

E : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

18.42 WIB Mengajarkan ibu teknik menyusui yaitu posisi kepala bayi

berada disiku ibu dan bokong bayi disanggah oleh tangan ibu

dengan posisi badan bayi lurus, seluruh aerola masuk kedalam

mulut bayi, menganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya

setiap saat jika bayi menginginkan serta memberikan ASI

61
62

eksklusif yaitu memberikan ASI selam 6 bulan tanpa makanan

tambahan apapun.

E : Ibu mengerti dan dapat mempraktikan teknik menyusui yang benar

18.45 WIB Menganjurkan ibu untuk makan yang bergizi agar ASI lancar

E : Ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi

18.47 WIB Ibu sudah diperbolehkan untuk pulang

E : Ibu merasa senang sudah diperbolehkan pulang

18.49 WIB Menganjurkan ibu untuk kunjungan 5 hari kemudian yaitu pada

tanggal 25 Desember 2015.

E : Ibu menyanggupinya dan akan datang pada tanggal 25 Desember 2015.

Simo, 19 Desember 2015

(Eka Asvista salviana)

62
63

II. Tabel 18. KUNJUNGAN II (6 HARI POST PARTUM)

Tanggal Pengkajian : 25 Desember 2015

Jam Pengkajian : 09.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 6. Ku : baik Ny.S umur 35 09.31 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
telah 7. Kesadaran: composmentis tahun P2A0 post Tanda Vital
melahirkan 6 8. TTV partum 6 hari TD : 110/70 mmHg
hari yang lalu. TD : 110/70 mmHg normal. Nadi : 82 x/menit
N : 82x/menit RR : 24 x/menit
RR : 24x/menit Suhu: 36,3˚C
S : 36,3 0C 09.33 E : Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaannya.
9. Status obstetri 2. Mengingatkan kembali tanda bahaya nifas
a. Palpasi : a. Perdarahan lewat jalan lahir
TFU pertengahan pusat dan b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
simpisis, kontraksi uterus baik, c. Demam
kandung kemih kosong, d. Bengkak dimuka, tangan atau kaki disertai sakit kepala dan atau
perdarahan normal. kejang
b. Inspeksi : e. Nyeri atau panas daerah tungkai
Lochea serosa f. Payudara bengkak, berwarna kemerahan, dan skait.
g. Puting lecet
h. Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak
peduli pada bayinya).
E : Ibu sudah tahu tentang tanda bahaya masa nifas.
09.35 3. Mengingatkan ibu kembali untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi agar ASI lancar
E : Ibu sudah makan-makanan yang bergizi

63
64

09.37 4. Memastiakan ibu tetap memberikan ASI kepada bayinya dan


memastikan tidak ada penyulit dalam proses menyusui
E : Sudah dipastikan tidak ada penyulit dalam proses menyusui
09.39 5. Melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian yaitu pada tanggal 8
Januari 2016.
E : Ibu bersedia untuk dikunjungi lagi yaitu pada tanggal 8 Januari
2016.
Boyolali, 25 Desember 2015

(Eka Asvista Salviana)

64
65

III. Tabel 19. KUNJUNGAN III (2 MINGGU POST PARTUM)

Tanggal Pengkajian : 8 Januari 2016

Jam Pengkajian : 10.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Ny.S umur 35 10.01 10. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
telah 2. Kesadaran: composmentis tahun P2A0 post Tanda Vital
melahirkan 2 3. TTV partum 2 minggu TD : 110/70 mmHg
minggu yang TD : 110/70 mmHg normal. Nadi : 84 x/menit
lalu. N : 84x/menit RR : 24 x/menit
2. Ibu mengatakan RR : 24x/menit Suhu: 36,4˚C
tidak ada S : 36,4 0C E : Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaannya.
keluhan. 4. Status obstetri 11. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan banyak minum supaya
10.03
a. Palpasi : ASI keluar banyak.
TFU tidak teraba, kontraksi E : Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
uterus baik, kandung kemih 12. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat kelamin dan
kosong, perdarahan normal. 10.05 mengganti pembalut sesering mungkin.
b. Inspeksi : E : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan alat kelamin.
Flek-flek (lochea alba). 13. Memastikan ibu kembali, bahwa tetap memberikan ASI kepada
10.07 bayinya dan memastikan tidak ada penyulit dalam proses menyusui
E : Sudah dipastikan tidak ada penyulit dalam proses menyusui
14. Melakukan kunjungan ulang 6 minggu kemudian yaitu pada tanggal
10.09 30 Januari 2016.
E : Ibu bersedia untuk dikunjungi lagi yaitu pada tanggal 30 Januari
2016.

65
66

Boyolali, 8 Januari 2016

(Eka Asvista Salviana)

66
67

IV. Tabel 20. KUNJUNGAN IV (6 MINGGU POST PARTUM)

Tanggal Pengkajian : 30 Januari 2016

Jam Pengkajian : 10.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Ny.S umur 35 10.31 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
telah 2. Kesadaran: composmentis tahun P2A0 post Tanda Vital
melahirkan 6 3. TTV partum 6 minggu TD : 110/70 mmHg
minggu yang TD : 110/70 mmHg normal. Nadi : 84 x/menit
lalu. N : 84x/menit RR : 24 x/menit
2. Ibu mengatakan RR : 24x/menit Suhu: 36,2˚C
tidak ada S : 36,2 0C E : Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaannya.
keluhan. 4. Status Present 2. Mengingatkan ibu kembali tentang macam-macam KB dan
10.32
a. Inspeksi : keuntungan meliputi :
Muka : Tidak pucat/tidak a. IUD
oedema. Keutungan :
Mammae : ASI lancar i. Efektifitas tinggi
Abdomen: Mengecil sesuai ii. Akan segera efektif begitu dipasang dirahim
masa nifas. iii. Tidak mempengaruhi ASI
b. Palpasi : iv. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
TFU : Tidak teraba v. Dapat dipasang segera setelah melahirkan
Loche : Sudah tidak keluar. b. Pil Progestin
Keuntungan :
i. Sangat efektif bila digunakan dengan benar
ii. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
iii. Kesuburan akan segera kembali jika dihentikan
iv. Dapat dihentikan setiap saat
c. Suntik Progestin

67
68

Keuntungan :
i. Sangat efektif
ii. Pencegahan kehamilan jangka panjang
iii. Tidak mempengaruhi ASI
iv. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
v. Menurunkan penyakit kanker jinak payudara
E : Ibu mengerti dan akan memilih menggunakan KB suntik.
Boyolali, 30 Januari 2016

(Eka Asvista Salviana)

68
69

E. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI/NEONATUS

I. KUNJUNGAN I (6 JAM)

Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2015

Jam Pengkajian : 18.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

1. DATA SUBYEKTIF (ANAMNESA)

a. Identitas/biodata

i. Nama Bayi : By. A

ii. Jenis kelamin : Laki-laki

iii. Nama Ibu : Ny. S Nama Suami :Tn. J

iv. Umur : 35 tahun :35 tahun

v. Pendidikan : SD :SMP

vi. Pekerjaan : Karyawan swasta :Karyawan Swasta

vii. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia :Jawa/Indonesia

viii. Agama : Islam :Islam

vii. Alamat : Ngadirejo RT 16, RW 03, Sumber, Simo, Boyolali.

b. Alasan datang

Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 19 Desember 2015 jam

12.30 WIB

c. Keluhan utama

Tidak ada

69
70

d. Riwayat kehamilan

Ini merupakan kehamilan yang kedua dan kehamilan pertama berjalan

normal, usia anak pertama 6 tahun.

e. Riwayat Persalinan

i. Tanggal/jam Persalinan : 19 Desember 2015 / 12.30 WIB

ii. Jenis Persalinan : Normal

iii. Lama Persalinan : + 9 jam 40 menit (kala I – IV)

iv. Penolong Persalinan : Bidan

v. Penyulit Persalinan : Tidak ada

vi. Bonding Attachment : IMD

vii. Berat waktu lahir : 2500 gram

f. Riwayat Kesehatan

i. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Penyakit yang lalu

Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit kanker, hati, ginjal,

hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.

2) Riwayat Perawatan

Pernah dirawat di :-

Penyakit :-

3) Riwayat Operasi

Pernah operasi di :-

Penyakit :-

70
71

ii. Riwayat Kessehatan Keluarga

Ibu mengatakan dikeluarganya tidak memiliki penyakit kanker, hati,

ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.

g. Riwayat Imunisasi

Tabel 21. Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi Waktu Pemberian


BCG

DPT

Hep B 19-12-2015

Polio

Campak

Sumber : Data Pengkajian, 2015.

h. Riwayat tumbuh kembang

m. BB sebelumnya : 2500 gram

ii. Perkembangan : 2500 gram

i. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Tabel 22. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Keluhan
Nutrisi : Tidak ada
Makan Hanya diberi ASI saja
Minum
Eliminasi : Tidak ada
BAK Baru 2 kali
BAB Baru 1 kali
Istirahat + 3 jam Tidak ada

Aktifitas Tidur, menangis, menyusu Tidak ada

71
72

Hygiene Saat ini belum mandi, ganti celana tiap BAK Tidak ada
atau BAB
Sumber : Data Pengkajian, 2015.

j. Data Sosial Budaya :

i. Pandangan keluarga terhadap kesehatan

Ibu mengatakan keluarganya sangat memperhatikan dan

mementingkan kesehatan.

ii. Keadaan Lingkungan

Ibu mengatakan lingkungannya bersih

iii. Anak diasuh oleh

Ibu mengatakan anaknya diasuh oleh ibu sendiri, nenek dan suami.

2. DATA OBYEKTIF

a. Pemeriksaan Umum

i. Keadaan umum : Baik

ii. Kesadaran : Composmentis

iii. Tanda Vital :

Nadi : 130 x/menit

RR : 40 x/menit

S : 36,50C

iv. BB/PB : 2500 gram / 46 cm

v. LD/LK : 34 cm / 32 cm

b. Pemeriksaan Fisik Khusus

i. Kepala : Macocepal, chepalhematom tidak ada, tidak ada caput

succesdanum.

72
73

ii. Muka : Simetris, merah, tidak oedema, tidak pucat.

iii. Ubun-ubun : Lembek, tidak ada molase cembung, tidak cekung

iv. Mata : Simetris, tidak ada perdarahan, sklera putih, dan

konjungtiva merah muda.

v. Telinga : Normal, simetris.

vi. Mulut : Tidak ada labio palatoskiziss

vii. Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung

viii. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

ix. Dada : Simetris

Dinding thoraks : Tidak ada retraksi dada

Nafas : Teratur, tidak ada bunyi wezing

x. Abdomen :

Dinding abdomen/turgor : Turgor baik

Kandung kemih : Kosong

xi. Ekstremitas:

Tangan : Aktif, tidak pucat atau kebiruan

Kaki : Aktif, tidak pucat atau kebiruan

xii. Tulang punggung : Baik, tidak terdapat benjolan

xiii. Alat genetalia : Laki-laki, testis sudah turunke skrotum

xiv. Anus : Berlubang, mekonium sudah keluar

c. Pemeriksaan Reflek :

i. R. Morro :+

ii. R. Babynsky :+
73
74

iii. R. Rooting :+

iv. R. Walking :+

v. R. Graps :+

vi. R. Sucking :+

vii. R. Tonik Neck :+

d. Pemeriksaan Laboratorium

Tidak dilakukan pemeriksaan

3. ANALISA

a. Diagnosa kebidanan

Neonatus Ny. S umur 6 jam normal.

Data Dasar :

DS : Ibu mengatakan ini anak kedua dan berumur 6 jam.

DO : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital : Nadi : 130 x/menit

RR : 40 x/menit

S : 36,50C

b. Masalah

Tidak ada

4. PENATALAKSANAAN

18.35 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayinya dalam

keadaan sehat dan normal dengan hasil pemeriksaan :

Keadaan umum : Baik


74
75

Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital : Nadi : 130 x/menit

RR : 40 x/menit

S : 36,50C

BB/PB : 2500 gram / 46 cm

E : Ibu senang hasil pemeriksaan bayinya dalam kondisi normal dan sehat.

18.37 WIB Memberitahu kepada ibu tentang cara pencegahan infeksi, yaitu :

1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

atau ketika akan menyentuh bayi.

2) Memakai masker apabila sedang flu dan batuk

E : Ibu mengerti tentang cara pencegahan infeksi.

18.39 WIB Memberitahu ibu bagaimana cara menjaga kehangatan bayinya,

yaitu :

1) Tunda memandikan bayi sekurang-kurangnya 6 jam setelah

kelahiran

2) Keringkan bayi sampai benar-benar bersih dan kering

3) Pakaikan baju, celana, sarung tangan, sarung kaki, dan

bungkus bayi dengan selimut atau kain kering serta pakaikan

topi.

4) Tempatkan bayi diruangan yang hangat dan bersih

5) Ganti pakaian dan selimut apabila lembab dan bersih

E : Ibu sudah tahu cara menjaga kehangatan bayinya.

75
76

18.42 WIB Memberitahu ibu bagaimana cara merawat tali pusat bayi, yaitu :

1) Mengganti kassa pembalut tali pusat bayi setelah mandi atau

apabila bersih dengan kassa baru yang lebih bersih dan

kering.

2) Jangan memberikan atau membubuhkan sesuatu apapun, baik

itu obat maupun ramuan tradisional pada tali pusat yang

masih basah.

3) Jaga tali pusat agar tetap dalam keadaan bersih dan kering

E : Ibu sudah tahu cara perawatan tali pusat

18.43 WIB Memberitahukan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

bayinya, yaitu dengan cara :

1) Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa pemberian

makanan pendamping atau pengganti

2) Memberikan ASI sedini mungkin setelah bayi lahir karena

ASI yang pertama keluar mengandung colostrum yang sangat

penting untuk daya tahan tubuh bayi.

3) Menyusui bayi setiap kali bayi menangis, tampak gelisah atau

saat payudara terasa penuh dan tidak nyaman

E : Ibu akan berusaha memberikan ASI Eksklusif pada bayinya

18.46 WIB Bayi sudah diperbolehkan untuk pulang

E : Ibu merasa senang bayinya sudah diperbolehkan pulang

76
77

18.48 WIB Memberitahu pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu

bulan kemudian untuk penimbangan bayi, imunisasi BCG dan

Polio 1 tanggal 19 Januari 2015 atau bila ada keluhan.

E : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang satu bulan lagi atau bila ada keluhan.

Simo, 19 Desember 2015

(Eka Asvista salviana)

77
77

II. Tabel 22. KUNJUNGAN II (NEONATUS 6 HARI)

Tanggal Pengkajian : 25 Desember 2015

Jam Pengkajian : 09.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Ku : baik Bayi A umur 6 09.31 5. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam
bayinya umur 6 2. TTV hari dengan kondisi normal
hari, tanggal lahir N : 128x/menit tumbuh kembang E : Ibu mengetahui bahwa bayinya dalam kondisi normal.
19 Desember RR : 40x/menit normal. 09.33 6. Memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup.
2015. S : 36,2 0C E : Bayi menyusu secara on demand, bayi tidak rewel dan tidur
2. Ibu mengatakan Kulit : Kemerahan nyenyak.
aktifitas bayi BB : 2500 gram 09.35 7. Memberitahu kepada ibu bagaimana cara menjaga personal
aktif, tidak lemah, PB : 47 cm hygiene bayi, yaitu :
menangis seperti Inspeksi : a. Mandikan bayi 2 hari sekali dengan air hangat yang bersih dan
biasa, reflek- Tali pusat belum kering dan gunakan sabun serta shampo
reflek normal, belum lepas b. Ganti popok bayi apabila sudah basah dengan popok baru yang
gerakan banyak. lebih bersih dan kering.
3. Eliminasi c. Ganti pakaian bayi setelah mandi atau apabila terasa lembab
a. BAB : 2 kali dan basah
sehari, cair, warna d. Bersihkan pantat dan alat kelamin bayi setelah bayi BAK atau
kuning BAB
b. BAK : 6-8 E : Ibu mengerti dan akan selalu menjaga kebersihan bayinya
kali/hari, warna 09.38 8. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bila di
kuning, lancar, jumpai tanda-tanda :
normal a. Kejang
c. Istirahat : Bayi b. Sesak nafas
tidur dalam sehari c. Bayi merintih
+ 13 jam

77
78

d. Personal hygiene : E : Ibu mengetahui dan bisa mengulang penjelasan yang diberikan,
Bayi mandi 2 kali dan bisa menyebut tanda bahaya baru lahir seperti kejang, sesak
sehari, ganti baju 09.40 nafas, bayi merintih.
dan ganti popok 9. Mengingatkan kembali pada ibu dan keluarga tentang, cara
apabila basah. mempertahankan kehangatan bayi dengan mengganti popok yang
Merawat tali pusat basah dan memakaikan yang kering
2 kali sehari 09.42 E : Ibu memahami dengan selalu mengganti popok yang basah
e. Ibu mengatakan dengan yang kering
tidak ada keluhan 10. Mengingatkan kembali tentang perawatan tali pusat yaitu dengan
dengan bayinya cara menutup menggunakan kassa kering setelah bayi mandi atau
4. Bayi diasuh bersama dirasa lembab, tidak diperbolehkan menggunakan kassa betadin
suami atau menggunakan ramuan-ramuan yang ditempelkan pada tali
pusat bayi.
09.44 E : Ibu mengerti cara perawatan tali pusat.
11. Melakukan kunjungan ulang pada tanggal 8 Januari 2016.
E : Ibu bersedia dikunjungi.
Boyolali, 25 Desember 2015

(Eka Asvista Salviana)

78
79

III. Tabel 23. KUNJUNGAN III (NEONATUS 14 HARI)

Tanggal Pengkajian : 8 Januari 2016

Jam Pengkajian : 10.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

Data Subjektif Data Objektif Analisa Jam Penatalaksanaan


12. Ibu mengatakan 3. Ku : baik Bayi A umur 14 10.01 18. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam
anaknya sudah 4. TTV hari dengan kondisi normal
berumur 14 hari. N : 128x/menit tumbuh kembang E : Ibu mengetahui bahwa bayinya dalam kondisi normal.
13. Nutrisi : Minum ASI RR : 40x/menit normal. 10.03 19. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menyusui bayinya secara
tidak terjadwal. S : 36,3 0C ekslusif dan menganjurkan ibu untuk tidak memberikan tambahan
14. Aktifitas : Bayi aktif, Kulit : Kemerahan makanan sampai usia bayi 6 bulan.
tidak lemah, jika BB : 2700 gram E : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan untuk menyusui secara
dipanggil ada respon, PB : 47 cm ekslusif dan tidak memberikan makanan tambahan sampai usia
menangis seperti Inspeksi : anaknya 6 bulan.
biasa, reflek normal, Tali pusat bayi sudah lepas. 20. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi supaya
pergerakan banyak. 10.05 tidak terjadi hipotermi pada bayi.
15. Eliminasi E : Ibu bersedia untuk tetap menjaga kehangatan bayinya.
f. BAB : 2 kali 21. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan pusat
sehari, cair, warna 10.07 supaya tetap kering.
kuning E : Ibu bersedia dan mengerti cara menjaga kebersihan pusat.
g. BAK : 6-8 22. Merencanakan untuk pemberian imunisasi BCG dan Polio 1 setelah
kali/hari, warna 10.09 anak berusia 1 bulan.
kuning, lancar, E : Sudah direncanakan untuk imunisasi BCG dan Polio 1.
normal
h. Istirahat : Bayi
tidur dalam sehari
+ 13 jam

79
80

i. Personal hygiene :
Bayi mandi 2 kali
sehari, ganti baju
dan ganti popok
apabila basah.
16. Ibu mengatakan tali
pusat bayi sudah lepas
sejak usia 7 hari.
17. Ibu mengatakan tidak
ada keluhan dengan
bayinya.
Boyolali, 8 Januari 2015

(Eka Asvista Salviana)

80
81

F. ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB DMPA

Tanggal Pengkajian : 10 Februari 2016

Jam Pengkajian : 16.10 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Eny Zubaidah

1. DATA SUBYEKTIF (ANAMNESA)

a. Identitas/biodata

i. Nama Ibu : Ny. S Nama Suami :Tn. J

ii. Umur : 35 tahun :35 tahun

iii. Pendidikan : SD :SMP

iv. Pekerjaan : Karyawan swasta :Karyawan Swasta

v. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia :Jawa/Indonesia

vi. Agama : Islam :Islam

vii. Nomor HP : 082329024532

viii. Alamat : Ngadirejo RT 16, RW 03, Sumber, Simo, Boyolali.

b. Alasan Datang

Ibu mengatakan ingin mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulan setelah

melahirkan anak kedua pada tanggal 19 Desember 2016.

c. Keluhan Utama

Tidak ada

d. Riwayat Menstruasi

Ibu mengatakan belum mendapatkan menstruasi setelah melahirkan ini.

81
82

e. Riwayat Perkawinan

i. Umur waktu nikah : 27 tahun

ii. Lama : 8 tahun

iii. Perkawinan ke : 1 (satu)

iv. Jumlah anak : 1 (satu)

f. Riwayat Kesehatan

i. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang menajdi

kontraindikasi kb suntik seperti :

1) Hipertensi

2) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

3) Diabetes melitus disertai komplikasi

4) Perdarahan yang tidak diketahui penybabnya

ii. Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak memiliki

penyakit kanker, hati, ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan,

TBC, dll.

iii. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak

memiliki penyakit kanker, hati, ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan

bawaan, TBC, dll.

g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Tabel 25. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Hamil Penyulit/ Jenis Penyulit/ Penolong BB Jenis Nifas Penyulit/ Usia Keadaan
ke Komplikasi Persalinan Komplikasi Lahir Kelamin Komplikasi Anak Anak

82
83

1 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2900 Perempuan Normal Tidak ada 6 tahun Baik
gram
2 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2500 Laki-laki Skrng Tidak ada 1,5 Baik
gram bulan
Sumber : Data Pengkajian, 2015.
h. Riwayat KB

Tabel 26. Riwayat KB

No. Jenis Alkon Lama Keluhan Efek Tahun Alasan


Pakai Samping Lepas

1. KB Suntik 3 + 2 tahun Tidak ada Haid 2011 Ingin


Bulan tidak mempunyai
teratur anak

Sumber : Data Pengkajian, 2015.

i. Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari :

Tabel 27. Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Sebelum KB Selama KB Keluhan

Nutrisi :
g. Makan 3 x/hari, nasi, sayur, lauk 3x/hari, nasi, sayur, lauk Tidak ada
pauk, buah. pauk, buah. keluhan
h. Minum 7-8 gelas/hari air putih. 7-8 gelas/hari air putih

Eliminasi :
g. BAK 4-5 x/hari kuning jernih. + 5 kali x/hari kuning jernih. Tidak ada
h. BAB 1 x/hari kuning lembek. 1 x/hari kuning lembek. keluhan

Istirahat Tidur 7-8 jam Tidur 7-8 jam Tidak ada

Aktifitas Memasak, menyapu, Memasak, menyapu, Tidak ada


mencuci. mencuci.
Personal Hygiene Mandi 2 x/hari Mandi 2 x/hari Tidak ada

Sumber : Data Pengkajian, 2015.

83
84

j. Data Psikologis dan Spiritual

Ibu mengatakan ber – Kb atas anjuran suami dan ibu rajin menjalankan

ibadah.

k. Data Sosial – Budaya

i. Hubungan dengan keluarga : Baik (keluarga mendukung ibu ber Kb

untuk menjarangkan kehamilan)

ii. Adat istiadat sehubungan dengan pemakaian kontrasepsi : Dalam adat

istiadat tidak ada larangan untuk ber Kb.

l. Data Lingkungan : Ibu mengatakan tidak memelihara hewan sapi, ayam,

kucing.

m. Pengetahuan ibu tentang Kb

Pengetahuan tentang Kb suntik 3 bulan : Ibu mengatakan sudah mengetahui

tentang Kb suntik 3 bulan seperti : Cara kerja, keuntungan, indikasi,

kontraindikasi, waktu pengguanaan, dan efek samping Kb suntik 3 bulan.

2. DATA OYEKTIF

a. Pemeriksaan Umum

i. Keadaan umum : Baik

ii. Kesadaran : Composmentis

iii. Status emosional : Stabil

iv. Tanda vital :

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/menit

RR : 24 x/menit
84
85

Suhu : 36,20C

v. BB/TB : 50 kg / 146 cm

vi. Status present

1) Kepala

a) Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit kepala tidak

ketombe.

Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.

b) Mata : Conjungtiva : Merah muda

Sklera : Tidak ikterik

c) Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada cairan

d) Telinga : Tidak ada serumen, simetris.

e) Mulut : Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah.

2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis.

3) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.

4) Mammae : Simetris

5) Ekstremitas / anggota gerak :

Tangan : Normal, gerak aktif.

Kaki : Normal, tidaka ada varises, gerak aktif

b. Pemeriksaan Obstetri

i. Mammae : Tidak ada benjolan / abnormal

ii. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi

iii. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan


85
86

c. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium

Tidak dilakukan pemeriksaan

3. ANALISA

Ny. S umur 35 tahun P2A0 akseptor Kb suntik DMPA (Depo

Medroksiprogesteron Asetat).

Data dasar :

DS : Ibu mengatakan ingin suntik Kb 3 bulan

DO : KU : Baik

TTV : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,20C

4. PENATALAKSANAAN

13.30 WIB Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan sehat dan dapat diberikan suntikan Kb 3 bulan.

E : Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaan

13.32 WIB Mengingatkan ibu kembali tentang efek samping Kb suntik

DMPA

a. Amenorhea (tidak terjadi menstruasi)

b. Perdarahan hebat atau tidak teratur

c. Pertambahan atau kehilangan berat badan

E : Ibu sudah tahu tentang efek samping Kb suntik DMPA

86
87

13.35 WIB Menyiapkan alat dan obat yaitu 1 flacon DMPA, spuit 3 cc, kapas

alkohol, mengocok terlebih dahulu flacon DMPA kemudian

menyedotnya dengan spuit 3 cc, mengganti needle yang baru

kemudian mengeluarkan udara yang ada didalam spuit.

E : Alat dan obat sudah disiapkan

13.38 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntik dan mempersiapkan ibu

untuk mencari posisi yang nyaman

E : Ibu sudah dalam posisi yang nyaman

13. 41 WIB Memberikan suntikan Kb 3 bulan di 1/3 SIAS secara IM

E : Ibu sudah disuntik Kb 3 bulan

13. 45 WIB Memberitahu ibu jadwal untuk disuntik Kb kembali atau bila ada

keluhan

E : Ibu akan kunjungi lagi yaitu pada tanggal 15 Mei 2016 atau bila ada

keluhan.

Simo, 20 Februari 2016

(Eka Asvista salviana)

87
88

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Teori Kasus

a. Kehamilan

1) Definisi

Kehamilan adalah periode dimana seorang wanita menyimpan

embrio atau fetus didalam tubuhnya (Jahja, 2011 : 21). Kehamilan manusia

terjadi selama 40 minggu, mulai waktu mentruasi terakhir dan kelahiran

(38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah

gravid, dan manusia didalam rahim disebut embrio (minggu-minggu awal),

janin hingga kelahiran. Seorang wanita hamil untuk pertama kalinya

disebut primigravida (gravid 1) dan pada wanita yang belum hamil gravida

(Bethsaida & Herri, 2013 : 224).

2) Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Kehamilan trimester 3

Ketika hamil akan banyak perubahan fisik pada tubuh wanita,

perubahan tersebut terjadi karena respon tubuh terhadap kehamilan

dimana organ-organ tubuh menyesuaikan kapasitas dengan

bertambahnya tugas dan fungsi serta sebagai pemberitahuan bahwa

perubahan tersebut terjadi sebagai tanda adanya sebuah proses.


89

Perubahan tersebut meliputi:

a) Perubahan Uterus

Uterus pada wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar

sejempol atau kurang lebih 30 gram karena peningkatan hormone

estrogen dan progesterone akan mengalami hipertropi dan

hyperplasia sehingga pada akhir kehamilan menjadi 1000 gram

(Manuaba, dkk, 2010 : 85).

b) Vagina

Pada vagina dan vulva mengalami perubahan akibat

hormone estrogen. Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan

vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide), tanda ini disebut

juga Chadwick (Manuaba, dkk, 2010 : 92).

c) Ovarium

Indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum

akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang

sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, dkk, 2010 : 92).

d) Payudara (mammae)

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan laktasi. Dalam hal ini yang berperan hormone

somatomammotropin, estrogen, dan progesterone.

(1) Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara,


90

penimbunan lemak air dan garam sehingga payudara tampak

besar dan terasa sakit.

(2) Progesterone mempersiapkan dan meningkatkan sel-sel asinus

pada payudara.

(3) Somatomammotropin mempengaruhi sel asinus untuk

membuat kasein, laktalbumin dan laktoglobulin, penimbunan

lemak disekitar alveolus mamae, merangsang pengeluaran

kolostrum pada kehamilan (Manuaba, dkk, 2010 : 92).

e) Sirkulasi Darah Ibu

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.

Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis

dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah

akan bertambah banyak dan jumlah serum darah lebih besar dari

pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah

(hemodilusi) kira-kira 25% sampai 30 % dengan puncak kehamilan 32

minggu. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk

mengimbangi pertumbuhan janin tetapi tidak seimbang dengan

peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi disertai anemia

fisiologis (Manuaba, dkk, 2010 : 93).

f) Sistem respirasi (pernafasan)

Terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang

membesar pada usia kehamilan 32 minggu, sehingga terjadi desakan


91

rahim kebutuhan O2 meningkat ± 20% sampai 25 % dari biasanya,

sehingga wanita hamil bernafas lebih dalam. (Manuaba, dkk, 2010 : 93).

g) Traktus digestivus (pencernaan)

Oleh karena pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam

lambung meningkat dan dapat menyebabkan hipersalivasi, morning

sickness, muntah, daerah lambung terasa panas. Progesteron

menyebabkan gerak usus makin berkurang sehingga dapat

menyebabkan obstipasi. (Manuaba, dkk, 2010 : 93).

h) Traktus urinarius (perkemihan)

Karena pengaruh desakan hamil muda dan penurunan kepala

pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.

Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh.Hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar

sehingga pembentukan urine makin bertambah. (Manuaba, dkk, 2010 :

94).

i) Kulit

Kulit mengalami hiperpigmentasi dan perubahan deposit

pigmen. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan melanophore

stimuting hormon lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Sehingga timbul kloasma gravidarum, striae livide, striae

alba, linea nigra, hiperpigmentasi pada areola dan papila mamae.

(Manuaba, dkk, 2010 : 94).


92

j) Metabolisme

Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar

dimana kebutuhan nutrisi makin meningkat untuk pertumbuhan janin

dan persiapan produksi ASI. Peningkatan berat badan ibu selama

kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Berat

badan wanita hamil akan naik kira-kira antara 6,5 kg – 15 kg atau

kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5 kg per minggu.

(Manuaba, dkk, 2010 : 117).

k) Plasenta dan air ketuban

Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15cm x 20cm

dengan tebal 2,5 sampai 3cm dan berat plasenta 500 g. Tali pusat

yang menghubungkan plasenta panjangnya 25 sampai 60 cm.

plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke 16. (Manuaba, dkk,

2010 : 94).

3) Perubahan-Perubahan Psikologi Dalam Kehamilan Trimester III

Perubahan psikologi ibu hamil periode trimester III terkesan lebih

kompleks dan lebih meningkat kembali dari trimester sebelumnya, karena

kehamilannya semakin membesar antara lain :

a) Rasa Tidak Nyaman

Pada trimester ini rasa tidak nyaman yang muncul adalah banyak

ibu merasa dirinya jelek dan aneh. Ibu juga khawatir bayinya akan lahir

sewaktu-waktu dan takut bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.

Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan


93

menghindari orang atau benda yang membahayakan bayi. Ibu juga

mulai merasa takut atas rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan terpisah

dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus dari keluarga dan bidan

b) Perubahan Emiosional

Perubahan emosional pada trimester III terutama pada bulan-

bulan terakhir kehamilan biasanya gembira bercampur takut karena

kehamilan telah mendekati persalinan. rasa kekhawatirannya terlihat

menjelang melahirkan, apakah bayinya lahir sehat dan tugas-tugas apa

yang dilakukan setelah kelahiran. (Bethsaida & Herri, 2013 : 241)

4) Perubahan Fisik Pada Trimester III

Pada tiga bulan terakhir beberapa penyakit lain mulai muncul,

namun tidak mengkhawatirkan. Selama periode ini disebut masa penantian

dan kewaspadaan, karena mulai menyadari kehadiran anak sehingga

mereka cenderung menjadi over protective terhadap bayinya. (Bethsaida

& Herri, 2013 : 229)

Ciri-ciri perubahan fisik pada trimester III :

a) Kaki bertambah bengkak dan terasa semakin nyeri

b) Buang air kecil meningkat sekitar 5 menit sekali

c) Suhu tubuh meningkat sehingga sering kepanasan

d) Rahim sering konrtraksi ringan (braxton hicks contraction)

e) Pada bulan ke-8 payudara mengeluarkan kolostrum pada bulan-bulan

terakhir cairan vagina meningkat (kental)


94

f) Rasa nyeri punggung dan sesak nafas sehingga kesulitan mendapatkan

posisi tidur yang nyaman

g) Uterus terus meninggi ke paru-paru

5) Ketidaknyamanan dalam kehamilan

a) Sering buang air kecil ( BAK )

Cara mengatasinya :

(1) Kurangi minum dimalam hari, perbanyak di siang hari

(2) Jangan menunda jika ingin BAK

(3) Hindari minuman yang mengandung soda, teh dan kopi

b) Nyeri punggung atas dan bawah

Cara mengatasinya :

(1) Gunakan body mekanik yang baik

(2) Mengatur istirahat

(3) Tidak menggunakan sepatu hak tinggi

(4) Tidur dengan alas yang agak datar, misalnya : kasur busa

(5) Gunakan stagen / korset

6) Tanda - tanda bahaya dalam kehamilan

a) Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan ada yang bersifat

fisiologis maupun patologis. Perdarahan yang bersifat fisiologis terjadi

pada awal kehamilan yang terjadi oleh proses implantasi. Sedangkan

perdarahan pervaginam yang bersifat patologis ada dua yaitu yang

terjadi pada awal kehamilan dan pada masa kehamilan lanjut. Pada awal
95

kehamilan, pada usia kurang dari 22 minggu, biasanya keluar darah

merah, perdarahan banyak disertai nyeri dapat dicurigai terjadi abortus,

kehamilan ektopik atau kehamilan mola. Perdarahan pada kehamilan

usia lanjut, terjadi setelah 22 minggu sampai sebelum persalinan, tanda-

tandanya yaitu keluar darah merah segar atau kehitaman dengan

bekuan, perdarahan banyak dan terus menerus disertai nyeri, biasanya

dikarenakan plasenta previa, solusio plasenta, dan ruptur uteri, atau ada

pembekuan darah.

b) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan

sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan.

c) Penglihatan / pandangan kabur

Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang

mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya

penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) dan

berkunang-kunang.

d) Bengkak pada Muka dan Tangan

Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang

normal pada kaki. Bengkak dapat menunjukkn adanya masalah serius

apabila bengkak yang muncul pada muka dan tangan tidak hilang

setelah istirahat, disertai sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, hal

ini merupakan tanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsi.


96

e) Nyeri Perut yang Hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang

mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak

hilang setelah beristirahat,

f) Gerakan Bayi yang Berkurang

Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu. Bayi

harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam priode 3 jam. Gerakan janin

akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat serta jika

ibu makan dan minum dengan baik. Ibu hamil perlu melaporkan jika

terjadi penurunan/gerakan yang berhenti (Vivian Nanny,2010 : 56).

7) Pemeriksaan Kehamilan

a) Pengertian

Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk meng-optimalisasikan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam menghadapi persalinan, kala

nifas, persiapan memberi ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar.

b) Tujuan

(1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

(2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi


97

(3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum kebidanan dan pembedahan

(4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya lengan trauma seminimal mungkin

(5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI Eksklusif

(6) Mempersiapkan peran ibu dan juga keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang optimal

c) Kebijakan program

Kunjungan antenatal dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :

(Vivian Nanny,2010 : 59).

(1) Satu kali pada trimester pertama

(2) Satu kali pada trimester kedua

(3) Dua kali pada trimester ketiga

d) Jadwal Pemeriksaan

(1) Pemeriksaan pertama. Pemeriksan pertama dilakukan segera

setelah diketahui terlambat haid

(2) Pemeriksaan ulang :

(a) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan

(b) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan.


98

(c) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan.

(d) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu.

(Manuaba, 2010 : 111)

e) Konsep pemeriksaan ibu hamil

(1) Anamnesa.

Anamnesa identitas untuk mengetahui data-data biologis pasien,

keluhan hamil, fisiologi dan patologi

(2) Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostic

Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legeartis seperti tekanan

darah, nadi, suhu, pernafasan dan sebagainya.

(3) Palpasi

Dilakukan unuk menentukan besar dan tinggi fundus uteri (gambar

2), bagian-bagian janin, letak, presentasi, gerakan janin dan

kontraksi rahim.

Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang terdiri atas 4

bagian :

Leopold I : Menentukan tinggi fundus uteri

dan bagian janin dalam fundus,

konsistensi uterus.
99

Leopold II : Menentukan batas samping kanan

kiri, menentukan letak punggung l


janin, pada letak lintang

menentukan mana bagian kepala


Gambar
janin.
1
Leopold III : Menentukan bagian terbawah
Px
janin, apakah bagian terbawah
Leopold 2
tersebut sudah masuk pintu atas

panggul atau belum. Gambar 2

Px Leopold

Leopold IV : 3
Menentukan bagian terbawah

janin apa dan berapa jauh sudah

masuk pintu atas panggul.

Gambar 3

Sumber : Manuaba, 2010 (118-119) Px

Tabel 28. Pertambahan Berat Badan, Janin, sesuai Umur Leopold 4

Kehamilan

Jumlah Minggu
No Rata-rata Berat Badan Janin
Kehamilan

1 8-9 minggu 1 gr

2 9-10 minggu 4

3 10-11 minggu 10
100

4 11-12 minggu 15

5 12-13 minggu 20

6 13-14 minggu 50

7 14-15 minggu 85

8 15-16 minggu 100

9 16-17 minggu 110

10 17-18 minggu 180

11 18-19 minggu 210

12 19-20 minggu 300

13 20-21 mingu 325

14 21-22 mingu 400

15 22-23 mingu 485

16 23-24 mingu 550

17 24-25 mingu 685

18 25-26 mingu 750

19 26-27 mingu 890

20 27-28 mingu 1000

21 28-29 mingu 1150

22 29-30 mingu 1300

23 30-31 minggu 1469

24 31-32 minggu 1610

25 32-33 minggu 1810

26 33-34 minggu 2000

27 34-35 minggu 2250

28 35-36 minggu 2500

29 36-37 minggu 2690

30 37-38 minggu 2900


101

31 38-39 minggu 3050

32 39-40 minggu 3200

Infobunda, 2012.

(4) Perkusi, untuk mengetahui pemeriksaan reflek patella pada lutut

kanan kiri

(5) Auskultasi, menggunakan stetoskop monokuler atau linec, atau

Doppler. Untuk mengetahui denyut jantung janin

(6) Pemeriksaan laboratorium

(a) Darah

Yang diperiksa adalah golongan darah dan kadar darah

haemoglobin. Pemeriksaan haemoglobin dilakukan untuk

mendeteksi faktor resiko kehamilan yang adanya anemia. Bila

kadar Hb ibu kurang dari 11 gr % berarti ibu tidak anemia,jika

Hb ibu 9-10 gr % berarti ibu anemia ringan, sedangkan 7-8 gr

% anemia sedang. Kadar Hb < 7 gr % berarti anemia

berat.Wanita yang mempunyai Hb kurang dari 10 gr % baru

disebut menderita anemia dalam kehamilan. Pemeriksaan Hb

minimal dilakukan 2 kali selama hamil, yaitu pada trisemester

I dan trimester II. (Manuaba, 2010 : 239)

(b) Urine :
102

Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urine dan kadar

albumin dalam darah sehingga diketahui apakah ibu menderita

preeklamsi atau tidak

(7) Pelayanan asuhan standar minimal termasuk “14T”

(a) Ukur Berat Badan dan Tinggi Badan

(b) Ukur Tekanan Darah

(c) Ukur tinggi fundus Uteri

(d) Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan

(e) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid / TT lengkap

(f) Pemeriksaan Hb

(g) Test terhadap Penyakit Menular Seksual

(h) Pemeriksaan Protein Urine

(i) Pemeriksaan Urine Reduksi

(j) Perawatan Payudara

(k) Senam Hamil

(l) Pemberian obat malaria

(m) Pemberian kapsul minyak yodium

(n) Temu wicara / konseling

b. Persalinan

1) Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan placenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
103

melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa

bantuan(kekuatan sendiri). (Manuaba, 2010 : 164).

2) Faktor-faktor yang berpengaruh dalam persalinan

a) Teori penurunan hormone progesteron

Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehinga dapat timbul

his.

b) Teori oksitosin internal

Pada akhir kehamilan kadar oxitosin bertambah sehingga

timbul kontraksi rahim

c) Teori keregangan otot otot

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan kontraksi

rahim untuk mengeluarkan isi rahim

d) Teori hipotalamus-hipofise dan glandula suprarenalis.

Hipofise dan glandula suprarenal janin memegang peranan. Glandula

suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

e) Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan desidua

kemungkinan menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

(Manuaba, 2010 : 168).

3) Tanda Bahaya Persalinan


104

a) Partus lama, (Kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari

12 jam).

b) Ketuban pecah sebelum waktunya (lebih dari 24 jam sebelum permulaan

persalinan)

c) Perdarahan sebelum melahirkan

d) Kala ke-2 yang lebih lama kira-kira lebih dari 2 jam

4) Asuhan Persalinan

a) Asuhan Ibu Bersalin Kala I

Kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol

sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan

berlangsung tdak begitu kuat sehingga ibu bersalin masih dapat

berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida 12 jam, sedangkan

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman,

diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/ jam dan pembukaan

multigravida 2 cm/ jam. (Manuaba, 2010 : 173).

Asuhan sayang ibu :

(1) Memberikan asuhan fisik dan psikologis

(2) Memfasilitasi kehadiran seorang pendamping secara terus-

menerus.

(3) Menganjurkan keluarga memberi dukungan

(4) Mengurangi rasa sakit dengan massase dan sentuhan yang lembut.

(5) Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu

(6) Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi


105

(7) Menerima atas sikap dan periaku ibu.

(8) Memberikan informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang

aman.

(9) Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia

berperan serta aktif dalam menentukan asuhan.

(10) Menyiapkan ruangan, alat dan obat untuk persalinan.

(11) Mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan serta

tindakan yang tepat guna dan tepat waktu.

(12) Memantau persalinan dari partograf meliputi (kesejahteaan ini,

kesejahteraan janin, kemajuan persalinan) dengan interval waktu:

(a) Denyut jantung, kontraksi dan nadi dipantau setiap 30 menit.

(b) TD, suhu, pembukaan serviks, penurunan kepala dipantau

setiap 4 jam.

(c) Produksi urine, aseton dan protein dipantau tiap 2-4 jam.

b) Asuhan Ibu Bersalin Kala II

Kala II (Sulistyowati, 2010) adalah kala pengeluaran bayi

dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.

Diagnosa kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan pembukaan lengkap dan kepala janin sudah tampak

divulva denagn diameter 5-6 cm. (Levii-Medikal blog, 25-3-2015 jam

12.04 WIB)
106

c) Asuhan Ibu Bersalin Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Tanda-tanda pelepasan plasenta menurut Manuaba (2010:191) antara

lain :

(1) Bentuk uterus berubah menjadi bulat, keras dan tinggi fundus uteri

naik karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.

(2) Tali pusat memanjang

(3) Semburan darah tiba-tiba.

d) Asuhan Ibu Bersalin Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi

dari uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya

perdarahan postpartum. Perdarahan kala IV yang normal adalah tidak

melebihi 400-500 cc (Manuaba, 2010 : 174).

5) Faktor Persalinan

a) Passage (Jalan Lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.

b) Power

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari

his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. yang dihasilkan

oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.


107

Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :

(1) His (kontraksi otot uterus)

(2) Kontraksi otot-otot dinding perut

(3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

(4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum

c) Passanger

Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge

utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian

yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.

d) Psikis (Psikologis)

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah

benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa

bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Psikologis meliputi

(1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

(2) Pengalaman bayi sebelumnya

(3) Kebiasaan adat

(4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

(5) Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:

(6) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan

(7) Persalinan sebagai ancaman pada self-image


108

(8) Medikasi persalinan

(9) Nyeri persalinan dan kelahiran

e) Penolong

Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam

menghadapi proses persalinan (wiwing setiono.blogspot.com, tanggal

25-11-2015 jam 11.58)

6) Sebab-sebab mulai persalinan

Sebab-sebab persalinan menurut Manuaba (2010:168) :

a) Teori penurunan hormone progesterone

Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga dapat

timbul his.

b) Teori oksitosin internal

Pada akhir kehamilan kadar oxitosin bertambah sehingga timbul

kontraksi rahim.

c) Teori ketegangan otot-otot

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan kontraksi

rahim untuk mengeluarkan isi rahim.

d) Teori Hipotalamus-hipofise dan glandula suprarenalis

Hipofise dan glandula suprarenal janin memegang peranan. Glandula


109

suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

e) Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan desidua kemungkinan menjadi salah satu

sebab permulaan persalinan.

7) Tanda-tanda persalinan

Tanda-tanda persalinan menurut (Manuaba, 2010 : 169) :

a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

b) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir

bercampur darah)

c) Dapat disertai keluarnya air ketuban dari jalan lahir.

d) Pada pemeriksaan dalam dijumapai perubahan serviks (perlunakan

cervik, pendataran, pembukaan serviks).

c. Bayi Baru Lahir

1) Pengertian

Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamiln

37 – 42 minggu dan berat badannya 2500 gr – 4000 gr (Ibrahim kristina S

1984, Dewi Vivian Nanny Lia, 2010 : 1).

2) Ciri ciri bayi baru lahir normal:

a) Lahir aterm antara 37 – 42 minggu

b) BB 2500 gr – 4000 gr.

c) PB 48 cm – 52 cm.
110

d) LIDA 30 – 38 cm.

e) LIKA 33cm – 35 cm.

f) LILA 11 cm – 12 cm.

g) Frekwensi denyut jantung 120 -160 x / menit

h) Frekwensi pernafasan 40 - 60 x / menit

i) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

j) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala telah sempurna.

k) Kuku agak panjang dan lemas.

l) Nilai APGAR lebih dari 7

Tabel 29. Tanda APGAR

Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2

Appearance Tubuh merah, Seluruh tubuh


Pucat/biru seluruh tubuh
(warna kulit) ekstremitas biru Kemerahan

Pulse
Tidak ada < 100 > 100
(denyut jantung)

Grimace Ekstremitas
Tidak ada Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit fleksi

Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak
(aktivitas) menangis
111

Respiration Lemah/tidak
Tidak ada Menangis
(pernapasan) teratur

m) Gerak aktif.

n) Bayi langsung menangis kuat.

o) Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.

p) Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi

dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

q) Reflek moro (gerak memeluk jika kaget) sudah terbentuk dengan baik.

r) Reflek grasping (menggenggam) sudah terbentuk dengan baik.

s) Genetalia

(1) Pada laki laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada

scrotum dan penis berlubang

(2) Pada wanita kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang

berlubang serta adanya labia mayora dan minora

t) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam

pertama dan berwarna hitam kecoklatan. (Lia,2010:2).

3) Ciri – ciri bayi baru lahir tidak normal

a) Tidak mau minum

b) Mulut mencucu seperti mulut ikan

c) Kejang – kejang

d) Nafas cepat dan sesak

4) Asuhan Segera Pada Bayi Baru Lahir


112

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi

tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran.

a) Mencuci tangan dengan seksama sebelaum dan setelah bersentuhan

dengan bayi

b) Menilai secara cepat keadaan umum bayi dan apgare score, meletakkan

bayi diatas perut ibu

c) Membersihkan jalan nafas bayi dengan kassa kering bersih dan delay

untuk mencehgah jalan nafas terhalang , mulai dari mulut ke hidung

d) Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk kering mulai dari wajah

sampai muka kecuali daerah telapak tangan dan Menjaga kehangatan

bayi dengan handuk kering

e) Mengeklem tali pusat dengan dua klem, kira-kira 2-3 cm dari pangkal

pusat bayi. Lalu potong tali pusat dan mengikat tali pusat.

f) Meletakkan bayi di dada ibu (kontak antara kulit dengan kulit) untuk

dilakukan IMD selama 1 jam, untu memeriksa apakah reflek rooting dan

sucking bayi baik. Menjaga kehangatan bayi dan pantau agar jalan nafas

bayi tidak tertutup.

g) Memberi salep mata pada bayi yaitu di beri salep pada kedua mata bayi.

h) Memberikan vitamin K setelah bayi lahir dengan dosis 0, 5 mg diberikan

secara IM, di paha kiri anterolateral setelah Inisiasi Menyusu Dini.

i) Memberi imunisasi Hepatitis B 0, 5 ml secara IM, di paha kanan

anterolateral, diberikan kira-kira 1–2 jam setelah pemberian vitamin K

(Maternal Neonatal Pink, 2010 : N-32).


113

5) Cara Merawat Bayi Baru Lahir

a) Memberikan ASI sesuai kebutuhan secara on demand atau setiap 2-3

jam

b) Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu

c) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat, dan kering. Dengan

memastikan popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi

tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi,

karena kemampuan pengaturan suhu tubuh bayi masih dalam

pemantauan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus

bersih.

d) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering

e) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi

f) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu

g) Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/ infeksi

h) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik

d. Asuhan Pada Ibu Post Partum

1) Pengertian

Masa Nifas (Puerperium) adalah masa sesudah persalinan, masa,

perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat

kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu

atau 40 hari pasca persalinan (Jannah,20011 :13).

Nifas dibagi dalam 3 tahapan, yaitu ;


114

a) Puerperium dini : Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari.

b) Puerperium intermedial : Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

c) Remote puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

bulanan, tahunan (Ambarwati, 2010).

2) Tujuan Asuhan Masa Nifas

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikis

b) Melaksanakan skrining yang komprehensif

c) Mendeteksi masalah dan mengobati atau merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu dan bayi

d) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi

e) Perawatan bayi agar tetap sehat

f) Memberikan pelayanan keluarga berencana atau KB (Askeb Nifas dan

Deteksi Dini komplikasi ECG, 2013:1).

3) Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas

Menurut Varney (2010:187) Pada jam-jam pertama setelah

pelahiran, uterus kemungkinan bergeser ke atas dan kadang-kadang

bergeser ke kanan oleh kandung kemih. Kandung kemih harus


115

dikosongkan sebelum mengkaji tinggi fundus. Uterus akan mengecil

menjadi setengahnya dalam satu minggu, dan kembali ke ukuran normal

pada minggu ke-8 pascapartum. Pada masa ini terjadi perubahan penting

lainnya, perubahan-perubahan yang terjadi antara lain sebagai berikut :

a) Uterus

Involusi adalah pengembalian ke keadaan sebelum setelah

melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat

kontraksi otot-otot polos uterus. Selama 12 jam, tinggi fundus memcapai

kurang lebih 1 cm diatas umbilicus. Beberapa hari kemudian, perubahan

involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1 sampai 2

cm setiap 24 jam. Fundus normal dapat kira-kira dipertengahan antara

umbilikus dan simpisis pubis. Pada hari pasca post partum minggu ke-

6. Uterus tidak bisa dipalpasi abdomen pada post partum hari ke-9.

Uterus yang pada hamil penuh mencapai 11 kali berat sebelum hamil.,

berinvolusi kira-kira 500 gram 1 minggu setelah melahirkan. Seminggu

setelah melahirkan, uterus berada didalam panggul sejati lagi. Pada

minggu ke-6, berat uterus menjadi 50 sampai 60 gram.

Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera

setelah bayi lahir. Hal ini diduga sebagai respon terhadap penurunan

volume intrauterin yang sangat besar. Hormon oksitosin yang lepas dari

kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi otot uterus,


116

mengompresi pembuluh darah, dan membantu homstasis. Dan ibu pasca

melahirkan dianjurkan menyusui bayinya karena isapan bayi akan

merangsang pelepasan oksitosin. (Askeb ibu Nifas dan deteksi dini

komplikasi ECG, 2013:59)

b) Serviks

Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui

oleh 2 jari, pinggirnya tidak rata, tetapi retak-retak karena robekan

dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama, ostium externum hanya

dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan

bagian atas dari canalis cervicis uteri.Pada cervix, terbentuk sel-sel otot

baru. Karena hiperplasia dan retraksi cervix ini, robekan cervix menjadi

sembuh. Walaupun begitu, setelah involusio selesai, ostium externum

tidak serupa keadaanya dengan sebelum hamil, pada umumnya ostium

externum lebih besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan

pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Robekan ke

samping ini membentuk bibir depan dan bibir belakang cervix (Obstetri

Fisiologi,2010).

c) Vagina dan Perineum

Estrogen pasca partum yang menurun dalam penapisan mukosa

vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang dapat

kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hami, 6 sampai 8 minggu

setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu ke-

4, walaupun tidak akan semenonjol wanita nulipara. Pada umumnya,


117

rugae dapat memipih secara permanen. Mukosa tetap atrifik pada ibu

yang menyusui sekurang-kurangnya sampai mentruasi dimulai kembali.

Penebalaan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.

Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan pelumas vagina dan

penipisan mukosa vagina.

Proses penyembuhan luka episiotomi, sama dengan luka operasi

lain. Tanda-tanda infeksi seperti nyeri, merah, panas, bengkak, atau

rabas, atau tepian insisi yang tidak saling mendekat dapat terjadi.

Penyembuhan harus berlangsung selama 2 sampai 3 minggu. (Askeb

Masa Nifas & Deteksi Dini Komplikasi ECG, 2013:63).

d) Darah nifas (Lochea).

Macam-macam lochea fisiologis:

(1) Lochea Rubra/Merah (Cruenta)

Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa post

partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah

segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo

(rambut bayi), dan mekonium.

(2) Lokea Sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.

(3) Lochea serosa


118

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,

leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7

sampai hari ke 14 postpartum.

(4) Lochea Alba/Putih

Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks

dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung

selama 2-6 minggu postpartum (Ambarwati,2010).

e) Payudara

Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting

susu, ini menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui

bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat mencegah

perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3

akan diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning

keruh yang kaya akan anti body, dan protein, sebagian ibu

membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat

bagus untuk bayi (Ambarwati,2010).

f) Sistem perkemihan

Dieresis pascapartum, Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu

mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun didalam cairan yang

tertimbun di jaringan selama hamil. Salah satu mekanisme untuk

mengurangi cairan yang terterensi selama masa hamil adalah

diaphoresis luas, terutama pada malam hari, selama 2 sampai 3 hari


119

pertama setelah melahirkan. Kehilangan cairan melalui keringat dan

peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar

2,5 kg selama masa pascapartum. (Askeb Ibu Nifas dan deteksi Dini

Komplikasi ECG, 2013:65)

g) Sistem pencernaan

Nafsu makan, ibu biasanya lapar setelah melahirkan dan

diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan ringan. Setelah benar-

benar pulih dari efek analgesia, anestesi, dan keletihan, kebanyakan ibu

merasa sangat lapar. Permintaaan untuk memperoleh makanan menjadi

2 kali dari jumlah biasanya yang dikonsumsi disertai mengkonsumsi

secara sering.

Defekasi, buang air besar secara spontan akan tertunda selaama

2 sampai 3 hari setelah ibu melahirkan. Keadaan itu dapat disebabkan

oleh penurunan tonus otot usus selama proses persalinan dan pada awal

masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum

melahirkan, kurang makan atau dehidrasi. Ibu sering kali menduga akan

merasakan nyeri saat defekasi akibat luka episiotomy di perineum,

laserasi dan hemoroid. Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai

kembali setelah tonus otot kembali normal. (Askeb Ibu Nifas & Deteksi

Dini Komplikasi ECG, 2013: 64)

h) Sistem Endokrin
120

Hormon Plasenta. Kadar esterogen dan progesteron menurun

secara mencolok setelah plasenta keluar. Kadar terendah hormon

tersebut tercapai kira-kira 1 minggu pascapartum. Penurunan kadar

esterogen berhubungan dengan pembengkakan payudara dan dieresis

cairan ekstraselular yang berlebih yang terakumulasi selama masa

hamil. Kadar esterogen pada ibu tidak menyusui mulai meningkat pada

minggu ke-2 setelah melahirkan dan lebih tinggi dibandingkan ibu

menyusui pada pascapartum hari ke- 17.

Kadar prolaktin tinggi pada ibu yang menyusui tampaknya

berperan dalam menekan ovulasi. Kadar prolaktin meningkat secara

progresif sepanjang masa hamil. Kadar prolaktin tetap meningkat

sampai minggu ke-6 setelah melahirkan pada wanita menyusui. Kadar

prolaktin serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama setiap

menyusui, dan banyak makanan tambahann yang diberikan. Perbedaan

individu dalam mengisap kemungkinan juga mempengaruhi kadar

prolaktin. (Askeb Ibu Nifas & Deteksi Dini komplikasi ECG, 2013:67).

i) Peredaran Darah

Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta

hemoglobin (keeping darah) akan berkurang, ini akan normal kembali

setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih

tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.

4) Perubahan Psikologi pada Ibu Nifas


121

Rubin (1963) dan Bobak (2000) mengidentifikasi dalam tiga tahap

perilaku wanita ketika beradaptasi perannya sebagai orang tua, yaitu:

a) Pertama, Taking in (Periode tingkah laku ketergantungan). Fase

ketergantungan ibu segera setelah melahirkan yang menyerahkan

sepenuhnya kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ibu lebih

memusatkan perhatian pada dirinya sendiri sehingga tidak mengawali

kontak dengan bayinya. Ibu bersemangat membicarakan pengalaman

persalinan yang baru dialaminya. Fase ini berlangsung selama 2 hari

setelah melahirkan.

b) Kedua, Taking hold (Periode peralihan dari ketegantungan ke mandiri).

Ibu berada pada fase mencari kasih sayang untuk dirinya sendiri, selain

mulai mengalihkan perhatian dan kasih sayangnya kepada bayi yng

berlangsung lebih kurang sepuluh hari setelah persalinan.

c) Ketiga, Letting go (Periode kemandirian dalam peran baru). Ibu

menerima peran barunya secara penuh dengan meningkatkan

keterampilan dalam merawat bayi. (Askeb Nifas & Deteksi Dini

Komlikasi ECG, 2013: 77).

Faktor yang mempengaruhi adaptasi psikososial mencakup :

(1) Dukungan suami, orang tua, teman, dan orang dekat lainnya

(2) Usia

(3) Kehamilan yang direncanakan atau tidak

(4) Status social ekonomi dan Masalah seksualitas

(5) Pengalaman orang tua sebelumnya


122

(6) Riwayat melahirkan anggota keluarga atau teman dekat

(7) Pengalaman lalu terkait dengan fasilitas

(8) Pemberi pelayanan kesehatan

5) Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

a) Nutrisi Dan Cairan

Tujuan pemberian makanan : memulihkan tenaga ibu,

memproduksi ASI yang bernilai tinggi mempercepat penyembuhan

luka, dan mempertahankan kesehatan. Hidangan gizi yang dibutuhkan

ibu menyusui terdiri atas zat tenaga, (hidrat arang, lemak, protein), zat

pembangun (protein, vitamin, mneral dan air), dan zat pengatur atau

pelindung. Makanan tambahan untuk ibu menyusui adalah 500 kalori

per hari. Minum paling tidak 3 liter sehari, minum tablet tambah darah,

dan minum vitamin A 200.000 IU agar bisa memberi vitamin A secara

tidak langsung pada bayinya.

b) Mobilisasi

Mobilisasi merupakan aktifitas segera yang dilakukan setelah 1

atau 2 jam setelah melahirkan, agar bisa merawat bayinya sendiri.

Keuntungan perawatan mobilisasi :

(1) Melancarkan keluarnya lokea, mengurangi infeksi puerperium dan

mempercepat involusi alat kandungan.

(2) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan

(3) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat

fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.


123

c) Eliminasi

Buang air besar hendaknya dapat dilakukan 24 jam setelah

melahirkan. Ibu mengalami sulit buang air besar karena spingter uretra

pada janin dan spasme akibat iritasi. Sfingter ani selama persalian .

selain itu masalah buang air kecil. Dapat juga disebabkan oleh oedema

pada kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Selama 6 jam

pertama setelah melahirkan ibu harus buang air kecil, bila tidak akan

mengakibatkan infeksi pada saluran kemih.

d) Personal Higiene.

Kebersihan Tubuh atau Kulit. Ibu nifas harus mandi minimal 2

kali sehari. Kebersihan Pakaian. Ibu disarankan ganti pakaian dua kali

sehari setelah mandi dan bila pakaian terasa lembap atau basah.

Gunakan pakaian yang agak longgar dan dapat menyerap keringat.

Anjurkan ibu untuk ganti pembalut minimal sehari 3 kali. Selama masa

nifas harus memperhatikan kebersihan giginya dengan menggosok gigi

minimal 2 kali sehari (setelah makan, saat mandi, dan sebelum tidur),

Kebersihan tempat tidur juga harus diperhatikan. Beri alas perlak

dibawah bokong ibu sehingga darah masa nifas tidak megenai tempat

tidur / mengganti seprei 2 minggu sekali dan usahakan jemur kasur

sebulan sekali.

Kebersihan lingkungan bukan hanya di lingkungan dalam

rumah. Tetapi juga di luar rumah seperti peralatan rumah tangga,


124

peralaatan dapur, dan kebersihan halaman serta pembuangan limbah dan

sampah.

Kebersihan Perineum, usahakan daerah perineum tetap kering

dan bersih. Harus di ingat, pembersihan vagina dari arah depan ke

belakang. Anjurkan ibu untuk mencuci daerah genetaliaa dengan sabun

dan air. Cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan setelah

mengganti pembalut. Keringkan vagina ibu setelah buang air kecil

dengan tissue toilet bersih. Tindakan perawatan perineum dengan tutup

luka jahitan dengan kassa yang dibubuhi cairan antiseptic atau gunakan

kantung es yang dibungkus selama 2 jam pertama untuk menurunkan

pembentukan oedema dan meningkatkan kenyamanan dan setelah 2 jam

pertama pasca kelahiran untuk menimbulkan afek anestetik.

Kebersihan rambut, setelah melahirkan ibu dapat mengalami

kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon. Jumlah

kerontokan diantara ibu berbeda-beda, meskipun begitu kondisi ibu

dapat pulih selama beberapa bulan. Cuci rambut dengan sampo

secukupnya, lalu sisir menggunakan sisir yang lembut dan jarang-

jarang, dan hindari penggunaan pengering rambut.

e) Istirahat

(1) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan

yang berlebihan
125

(2) Sarankan ibu untuk kembali menjalani kegiatan dirumah seperti

biasa secara perlahan, serta tidur siang atau istirahat selagi bayi

tidur. Kurang istirahat dapat menyebabkan beberapa hal :

mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses

involusi uterus dan meperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi

dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

f) Seksual

Secara fisik hubungan suami istri aman dilakukan begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam

vagina tanpa rasa nyeri. Apabila tidak keluar darah merah dan ibu tidak

merasakan ketidaknyamanan, hubungan suami istri dapat dilakukan.

Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri

sampai masa nifas selesai yaitu 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.

(Askeb Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi EGC, 2013: 83-91).

6) Tanda Bahaya Masa Nifas :

a) Peningkatan suhu tubuh, lochea berbau

b) Perdarahan pervaginam

c) Pusing, nyeri epigastrik, pandangan mata kabur.

d) Oedem diwajah dan kaki.

e) Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih.

f) Mammae berubah menjadi kemerahan, panas dan terasa sakit.

g) Kaki oedem, merah dan terasa sakit.


126

h) Anoreksi dalam jangka waktu lama

i) Adanya perasaan sedih atau merasa tidak mampu merawat diri dan

bayinya. (Akbid estu utomo, 2012).

7) Kunjungan masa nifas

a) 6 – 8 jam setelah persalinan

(1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila

perdarahan berlanjut.

(3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

(4) Pemberian ASI awal

(5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

b) 6 hari setelah persalinan

(1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak

ada bau.

(2) Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi, dan perdarahan

abnormal.

(3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda – tanda penyulit.


127

(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan

tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari–

hari.

c) 2 minggu setelah persalinan

Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba

bagian rahim.

d) 6 minggu setelah persalinan.

(1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau bayi

alami.

(2) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Dewi,2013:4)

8) ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah asi yang diberikan sejak bayi dilahirkan

sampai umur bayi 6 bulan tanpa susu formula atau makanan lain. Ibu

diharapkan untuk menyusui bayinya setiap kali bayi merasa lapar atau

secara on demand (atau setidaknya 10-12 kali dalam 24 jam) selama 2

minggu.

a) Untuk Bayi
128

(1) Susui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama

penyusuan 10-15 menit di setiap payudara kanan kiri

(2) Bangunkan bayi dan lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah,

dan posisi duduk selama menyusui

(3) Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik dan

dengarkan suara menelan yang aktif

(4) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman serta minumlah setiap

kali menyusui

(5) Tidur bersebelahan dengan bayi

b) Untuk Ibu

(1) Tingkatkan istirahat dan minum

(2) Amati ibu yang menyusui bayinya dan koreksi setiap masalah ibu

pada posisi penempelan

(3) Bisa menjadi metode kontrasepsi laktasi (MAL) jika ibu menyusui

bayinya secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi dan teratur.

(4) Yakinkan ibu bahwa ia dapat memproduksi lebih banyak air susu

dengan melakukan hal-hal tersebut. (Askeb Ibu Nifas & Deteksi

Dini Komplikasi ECG, 2013: 26-26).

9) Menyusui Yang Benar

Langkah-langkah menyusui yang benar :


129

a) Sebelum menyusui, keluarkan ASI sedikit, kemudian oleskan pada

putting susu da areola sekitarnya. Untuk mendisinfektan dan menjaga

kelembapan putting susu.

b) Letakkan bayi menghadap perut ibu atau payudara

c) Duduk atau baringkan santai. Bila duduk lebih baik gunakan kursi yang

lebih rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi

d) Pegang bayi dengan 1 lengan, hindari kepala bayi tengadah dan tahan

bokong bayi dengan telapak tangan ibu

e) Letakkan satu tangan bayi dibelakang badan ibu dan 1 tangan lagi

didepan

f) Tempel perut bayi pada badan ibu, hadapkan kepala bayi ke payudara

(tidak hanya membelokkan kepala bayi)

g) Letakkan telinga dan lengan bayi pada satu garis lurus

h) Tatap bayi dengan kasih sayang

i) Regang payudara dengan satu jari diatas dan jari lainnya menopang di

bawah.

Hindari menekan putting susu atau areolanya saja :

(1) Rangsang bayi untuk membuka mulut atau reflek rooting dengan

menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi

(2) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat dekatkan kepala bayi

ke payudara ibu mengenai putting serta masukkan areola ke mulut

bayi.
130

(3) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,

sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi

akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang

terletak di bawah areola

(4) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau

disangga lagi. (Askeb Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi ECG,

2013:32-34).

10)Manfaat ASI eksklusif

a) Manfaat untuk bayi

Nutrisi dan vitamin, imunitas seluler, tidak menimbulkan alergi,

mempunyai efek psikologis yang menguntungkan, meningkatkan

kualitas generasi penerus bangsa. (Askeb Ibu Nifas & Deteksi Dini

Komplikasi ECG, 2013: 17)

b) Manfaat untuk ibu

Merangsang terbentuknya oksitosin melalui isapan bayi pada

payudara, membantu involusio uterus sehingga mengurangi perdarahan

pasca persalinan, menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi, dan bisa

menekan hormon untuk ovulasi sehingga menunda kesuburan. (Askeb

Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi ECG, 2013:24).

e. Neonatus
131

1) Definisi

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra

uterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian

fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses

vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi (Rukiyah. YA, dkk,

2012 : 2).

2) Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan di Luar Uterus

a) Sistem Pernapasan

Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal

berikut :

(1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi

mekanik).

(2) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang kemoseptor

yang terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi).

(3) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam

uterus (stimulasi sensorik).

(4) Refleks deflasi Hering Breur.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit

pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk

mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan,


132

juga karena adanya tarikan napas dan pengeluaran napas dengan

merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam. Cara neonatus

bernapas dengan bernapas diafragmatik dan abdominal, sedangkan

untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila

surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru – paru

kaku, sehingga terjadi atelektasis. Dalam kondisi seperti ini

(anoksia), neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena

adanya kelanjutan metabolisme anaerobik (Dewi. LNV, 2012 : 12).

b) Peredaran Darah

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan

mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti

dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini

menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan

tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat foramen

ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam – jam pertama

setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan

dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia (PaO2

yang naik) serta duktus arteriosus yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada

hari pertama.

Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4 – 5 liter

per menit/ m2. Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1,96

liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m2)

karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir


133

dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta yang

pada jam – jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan

menjadi konstan kira – kira 85/40 mmHg (Dewi. LNV, 2012 : 13).

c) Suhu Tubuh

Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru

lahir kehilangan panas tubuhnya menurut (Dewi. LNV, 2012 : 13-14).

(1) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak

langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke

objek lain melalui kontak langsung).

(2) Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang

bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan

suhu udara).

(3) Radiasi

Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang

lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai

suhu berbeda).

(4) Evaporasi
134

Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada

kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara

mengubah cairan menjadi uap).

Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka

lakukan hal berikut :

(a) Keringkan bayi secara seksama.

(b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan

hangat.

(c) Tutup bagian kepala bayi.

(d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

(e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru

lahir.

(f) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat

d) Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh

orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg berat badan akan lebih

besar. Oleh karena itulah, BBL harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru sehingga energi dapat diperoleh dari metabolisme

karbohidrat dan lemak.

Pada jam – jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari

perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran

lemak. Setelah mendapat susu, sekitar di hari keenam energi diperoleh


135

dari lemak dan karbohidrat yang masing – masing sebesar 60 dan 40%

(Dewi. LNV, 2012 : 14).

e) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal

Tubuh BBL mengandung relatif banyak air. Kadar natrium juga

relatif lebih besar dibandingkan dengan kalium karena ruangan

ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena :

(1) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.

(2) Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume

tubulus proksimal.

(3) Renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan orang

dewasa (Dewi. LNV, 2012 : 15).

f) Imunoglobulin

Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang

juga tidak memiliki lamina propia ilum dan apendiks. Plasenta

merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antigen dan stres

imunologis. Pada BBL hanya terdapat gamaglobin G, sehingga

imunologi dari ibu dapat berpindah melalui plasenta karena berat

molekulnya kecil. Akan tetapi, bila ada infeksi yang dapat melalui

plasenta (lues, toksoplasma, herpes simpleks, dan lain – lain) reaksi

imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta antibodi

gama A, G dan M (Dewi. LNV, 2012 : 15).

g) Traktus Digestivus
136

Traktus digestivus relatif lebih berat dan lebih panjang

dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus digestivus

mengandung zat bewarna hitam kehijauan yang terdiri atas

mukopolisakarida atau disebut juga dengan mekonium. Pengeluaran

mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan dan dalam 4 hari

setelah kelahiran biasanya feses sudah berbentuk dan bewarna biasa.

Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus,

kecuali enzim amilase pankreas (Dewi. LNV, 2012 : 15).

h) Hati

Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan

morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar

lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun

dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu

bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum

sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih

dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome (Dewi.

LNV, 2012 : 15).

i) Keseimbangan Asam Basa

Tingkat keasaman (pH) darah pada waktu lahir umumnya rendah

karena glikolisis anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah

mengompensasi asidosis ini (Dewi. LNV, 2012 : 15).

j) Pemberian Minum
137

Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh

dikonsumsi oleh bayi baru lahir dan diberikan secara cepat/ dini adalah

Air Susu Ibu (ASI), karena ASI merupakan makanan yang terbaik bagi

bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan

kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berikan ASI

sesering mungkin sesuai keinginan bayi (On demand) atau sesuai

keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan bayi setiap 2

– 3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu

payudara sampai payudara benar – benar kosong, setelah itu kalau masih

kurang baru diganti dengan payudara sebelahnya.

Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI

eksklusif selama 6 bulan), kecuali ada alasan medis (sangat jarang atau

tidak memiliki ASI), berikan ASI sesuai dengan dorongan alamiah

(kapanpun dimanapun) selama bayi menginginkan.

Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh

payudara, mulut bayi terbuka lebar, hidung mendekat atau kadang

menyentuh payudara, mulut mencakup sebanyak mungkin areola, lidah

menopang puting dan areola bagian bawah, bibir bawah melengkung

keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang –

kadang berhenti sesaat (Rukiyah. YA, dkk, 2012 : 66).

k) Eliminasi pada Neonatus

(1) BAB
138

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu

pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan

keenam. Feses transisi (kecil – kecil berwarna coklat sampai hijau

karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai

keenam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih

cepat mengeluarkan tinja dari pada mereka yang diberi makan

kemudian. Tinja dari bayi yang disusui ibu lunak berwarna kuning

emas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Bayi biasanya

dalam 3 hari pertama BAB, tinja masih dalam bentuk mekonium

dan normalnya bayi BAB paling tidak 1 x sehari.

(2) BAK

Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang

dewasa belum terbentuk pada tahun kedua yang dimiliki oleh bayi.

Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi

saat lahir tapi BBL mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12 –

24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini. Berkemih 6 –

10 x dengan warna urine pucat menunjukan masukan cairan yang

cukup atau berkemih > 8 x pertanda ASI cukup. Umumnya bayi

cukup bulan mengeluarkan urine 15 – 16 ml/kg/hari. Untuk

menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK

harus diganti popoknya (Rukiyah. YA, dkk, 2012 : 69).

(3) Kebutuhan Istirahat/ Tidur


139

Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.

Neonatus sampai usia 3 bulan rata – rata tidur sekitar 16 jam sehari.

Pada umumnya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan.

Sediakan selimut dan ruangan yang hangat pastikan bayi tidak

terlalu panas atau terlalu dingin.

Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan

bertambahnya usia bayi (Rukiyah. YA, dkk, 2012 : 71).

(4) Menjaga Kebersihan Bayi

Memandikan harian pada bayi dilakukan, harus diruangan yang

hangat, bebas dari hembusan angin langsung dan tergantung kondisi

udara jangan memandikan bayi langsung saat bayi baru bangun

tidur, karena sebelum adanya aktivitas dan pembakaran energi

dikhawatirkan terjadi hipotermi dan bayi masih kedinginan, prinsip

memandikan bayi adalah : cepat dan hati – hati, lembut pada saat

memandikan usahakan membasahi bagian – bagian tubuh tidak

langsung sekaligus :

Bagian kepala : Lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak

usah memakai sabun, kemudian lap dengan

handuk, lalu basahi kepala bayi dengan air

kemudian pakaikan sampo kalau rambut

kotor, kemudian di bilas lalu keringkan

dengan handuk.
140

Bagian tubuh : Buka pembungkus bayi (pakaian dan

popok), kalau bayi BAB bersihkan terlebih

dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan

cepat dan lembut memakai waslap yang

telah diberi air dan sabun mulai dari leher,

dada, perut, punggung, kaki dengan cepat,

kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan

ke bak mandi yang telah diisi air hangat ±

37oC. Angkat tubuh bayi lalu keringkan

dengan handuk, pakaikan minyak telon

pada dada, perut dan punggung jangan

pakaikan bedak, lalu pakaikan baju,

kemudian bayi dibungkus agar hangat dan

dekapkan ke tubuh ibu (Rukiyah. YA, dkk,

2012 : 72).

(5) Menjaga Keamanan Bayi

Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu.

Hindari pemberian apapun kemulut bayi selain ASI, karena bayi

bisa tersedak (Rukiyah. YA, dkk, 2012:73).

(6) Mendeteksi Tanda – Tanda Bahaya pada Bayi antara lain :

(a) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x per menit.

(b) Terlalu panas (>380C) atau terlalu dingin (<360C).


141

(c) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau

memar.

(d) Hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah,

mengantuk berlebihan.

(e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,

berdarah.

(f) Tanda – tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat.

(g) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja encer,

ada lendir atau darah.

(h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,

menangis terus menerus (Rukiyah. YA, dkk, 2012 : 73).

f) Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB

1) Pengertian

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

dan jarak anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka

dibuatlah beberapa cara atau alternatife untuk mencegah atau menunda

kehamilan.

Menurut UU No. 10/ 1992 Keluarga Berencana adalah upaya

peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil


142

yang bahagia dan sejahtera. Metode konrtrasepsi bekerja dengan dasar

mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel telur wanita

(fertilisasi), atau mencegah sel telur yang dibuahi untuk berimplantasi

(melekat) dan berkembang didalam rahim. Kontrasepsi dapat bersifat

reversibel (kembali) atau permanen (tetap) kontrasepsi yang reversibel

adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek

samping lama dan mengembalikan kesuburan atau kemampuan kembali

untuk memiliki anak. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut

sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan

kesuburan karena melibatkan tindakan operasi.

Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara

kerjanya yaitu : metode barrier (penghalang), contohnya kondom yang

menghalangi sperma, metode hormonal seperti konsumsi pil. Dan metode

kontrasepsi alami yang tidak menggunakan alat bantu maupun hormonal,

namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk

mencegah fertilisasi (Sulistyowati, 2013: 12).

2) Tujuan Program Kontrasepsi

Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran

anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia

perkawinan, peningkatan ketahanan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori


143

pembangunan menurut Alex Inkeles dan Davit Smith yang mengatakan

bahwa pembangunan bukan sekedar perkara pemasok modal dan teknologi

saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu mengembangkan sarana

yang berorientasi pada masa sekaran dan masa depan, memiliki

kesangggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat

mengubah alam, bukan sebaliknya (Pelayanan KB Sulistyowati, 2013: 13).

3) Suntik atau Injeksi

a) Profil

(1) Sangat efektif

(2) Aman

(3) Dapat dipakai oleh semua perempuan

(4) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata empat bulan

(5) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

b) Jenis

Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung

progestin, yaitu sebagai berikut :

(1) Depomendroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg

DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntikan

intramuscular (didaerah bokong)

(2) Depo Noretisteron Enantat(Depo Noristerat), mengandung

200 mg noretrindon enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara

suntik intramuscular

c) Cara Kerja
144

(1) Mencehgah ovulasi

(2) Mengentalkan lender servik sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma

(3) Menjadikan selaput lendir tipis dan atrofi

(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba

d) Evektivitas

Kedua jenis suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,

dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan

dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

e) Keuntungan (Buku Pelayanan KB Sarwono, 2010: MK- 43)

(1) Sangat efektif

(2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

(3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

(4) Tidak mengandung esterogen, sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan pembekuan darah

(5) Tidak memiliki pengaruh terhadap prodiksi ASI

(6) Efek samping sedikit

(7) Klien tidak pernah menyimpan obat suntik

(8) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun

sampai perimenopause

(9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

(10) Kejadian kejadian tumor jinak payudara

(11) Mencegah beberapa penyebab radang panggul


145

(12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cel)

f) Ketebatasan

(1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid yang

memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit,

perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak

haid sama sekali.

(2) Klien tidak bergantung pada sarana pelayanan kesehatan

(3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntik berikutnya

(4) Sering menimbulkan efek samping masalah berat badan

(5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit infeksi menular

seksual, hepatitis B, inveksi virus HIV.

(6) Terjadi perubahan pada lipid serum dengan penggunaan jangka

panjang

(7) Gangguan jangka panjang yaitu dapat sedikit menurunkan

kepadatan tulang (densitas)

(8) Terlambat kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan.

Bukan karena kerusakan organ genetalia, tapi karena belum

habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)

(9) Pada penggunaan jangka panjang juga dapat menimbulkan

kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi

(jarang), sakit kepala gugup atau jerawat.

g) Klien Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin

(1) Usia Reproduksi


146

(2) Telah memiliki anak

(3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memilki

efektivitas tinggi

(4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

(6) Setelah abortus atau keguguran

(7) Telah memiliki banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi

(8) Perokok

(9) Tekanan darah < 180/ 110 mmHg dengan masalah gangguan

pembekuan darah ataau dengan anemia bulan sabit

(10) Tidak dapat mengguanakan kontrasepsi yang menggunakan

esterogen

(11) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate) atau

obat tuberkolusis (rifampisin)

(12) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

(13) Anemia defisiensi besi

(14) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh

menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (Buku Panduan Praktis

Pelayanan KB Sarwono, 2010: MK- 43)

h) Klien Yang Tidak Boleh Menggunakan Konsepsi Suntik Progestin

(1) Hamil atau dicurigai hamil

(2) Memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum tentu

diketahui penyebabnya
147

(3) Tidak menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore

(4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

(5) Menderita diabetes melitus disertai komplikasi

i) Waktu Untuk Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin

(1) Setiap saat selama siklus haid , dengan syarat tidak hamil

(2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid

(3) Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan

setiap saat, dengan syarat tidak hamil. Selama 7 hari setelah

suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

(4) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

mengganti dengan kontrasepsi suntik. Apabila telah menggunakan

kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar dan tidak hamil,

suntik pertama dapat diberikan tanpa perlu menunggu sampai haid

berikutnya datang

(5) Apabila sedang menggunakan satu kontrasepsi satu jenis

kontrasepsi suntik dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi

suntik yang lain, kontrasepsi suntik yang akan diberikan dimulai

pada saat jadwal kontrasepsi suntik sebelumnya

(6) Perempuan yang mrnggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin

menggantinya dengan kontrasepsi hormonal. Suntik pertama

kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan,

dengan syarat tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu


148

haid berikutnya datang. Apabila suntik hari ke-7 haid, maka selama

7 hari setelah di suntik tidak boleh melakukan hubungan seksual

(7) Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntik

pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus

haid.

(8) Tidak haid dengan perdarahan tidak teratur. Suntik pertama dapat

diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil, dan selama 7 hari

setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.


149

j) Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik

(1) Kontrasepsi DMPA diberikan setiap tiga bulan dengan cra disuntik

intramuskular dalam didaerah bokong. Apabila suntik diberikan

terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntik akan lambat dan

tidak bekerja secara efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.

Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk tiga injeksi

berikutnya diberikan setiap delapan minggu. Mulai dengan injeksi

kelima diberikan setiap 12 minggu

(2) Berikan kulit daerah suntkan dengan kapas alkohol yang dibasahi

oleh etil/ isopropil alkohol 60-90%, biarkan kulit kering sebelum

disuntik, lalu setelah kering baru disuntik

(3) Kocok dengan baik dan hindari terjadinya gelembung udara.

Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Apabila terjadi endapan

warna putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya

dengan menghangatkannya

k) Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin

(1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan

kehamilan

(2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan

ektopik terganggu

(3) Timbul abses atau perdarahan ditempat injeksi

(4) Sakit kepala, migran, sakit kepala berulang yang berat, atau

kaburnya penglihatan
150

(5) Perdarahan berat 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali

lebih banyak dalam satu periode

(6) Apabila terjadi hal-hal yang disebutkan, hubungi segera tenaga

kesehatan atau klinik

l) Penanganan Ganngguan Haid

(1) Amenorea (tidak terjadi perdarahan)

(2) Apabila tidak hamil, maka tidak perlu pengobatan apapun. Jelaskan

darah haid tidak terkumpul dalam rahim dan nasehati untuk

kembali ke klinik. Apabila telah terjadi kehamilan, rujuk klien dan

hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormone progestin tidak

akan menimbulkan kelainan pada janin

(3) Apabila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera

(4) Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan

karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak

terjadi perdaraha juga, rujuk ke klinik

(5) Perdarahan atau perdarahan bercak (spotting)

Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin

melanjutkan suntikan., maka disarankan dua pilihan pengobatan

yaitu preparat esterogen dan progesteron. Apabila mempunyai

penyakit hati akut, penyakit jantung dan stroke, sebaiknya jangan

menggunakan kontrasepsi suntik (Pelayanan KB Salemba Medika,

2013: 75-80).

2. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan


151

a. Management Kebidanan

1) Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam

rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada

klien (Varney, 1997).

2) Langkah Managemen Kebidanan

Manajemen kebidanan menyangkut pemberian layanan yang utuh

dan menyeluruh kepada kliennya, yang merupakan suatu proses

manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan

pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah

yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan

pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang

dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.

Asuhan kebidanan ini menggunakan metode pemecahan masalah

dengan proses manajemen kebidanan menurut Hellen Varney yang terdiri

dari 7 langkah yaitu :

Langkah 1 : Pengumpulan data dasar

Langkah ini menentukan langkah berikutnya, sehingga

kelengkapan data akan menentukan proses interpretasi yang


152

benar. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

a) Pengambilan riwayat.

b) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan

pemeriksana tanda-tanda vital.

c) Pemeriksaan khusus.

d) Pemeriksaan penunjang.

Langkah 2 : Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose

atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang

telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnose dan

masalah yang spesifik. Masalah adalah problema yang

dialami ibu tetapi tidak termasuk ke dalam diagnosa

kebidanan, contoh :cemas, masalah ekonomi. Diagnose

kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam

lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur diagnose kebidanan. Standar nomenlakter

diagnose kebidanan :

a) Diakui dan telah disyahkan oleh profesi.

b) Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan.

c) Memiliki ciri khas kebidanan.

d) Didukung oleh clinical judgement dalam praktik


153

kebidanan.

e) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen

kebidanan.

Langkah 3 : Identifikasi diagnosa/ masalah potensial dan antisipasi

penangannnya. Langkah yang bersifat antisipasi yang

rasional/ logis, bukan hanya merumuskan tetapi juga

mengantisipasi.

Langkah 4 : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera.

Tindakan segera terhadap kondisi yang diperkirakan akan

membahayakan klien. Bidan harus bertindak segera untuk

kepentingan keselamatan jiwa ibu.

Langkah 5 : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh.

Hal ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah

atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

Informasi data yang tidak kurang dapat dilengkapi. Rencana

asuhan menyeluruh : penyuluhan, konseling dan lain-lain.

Langkah 6 : Pelaksanaan/ implementasi

Pemberian asuhan dapat dilakukan oleh bidan, klien/

keluarga atau tim kesehatan lainnya. Tanggung jawab utama

tetap berada pada bidan untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Asuhan dapat dilakukan secara efisien dan aman guna, untuk


154

hemat waktu, hemat biaya, mutu meningkat/ berkualitas.

Langkah 7 : Evaluasi terhadap asuhan yang dilakukan.

Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan yang

diberikan. Dapat menjadi dasar untuk menegakkan diagnose

selanjutnya.

b. Dokumentasi Kebidanan (SOAP)

Di dalam memberikan asuhan kebidanan digunakan 7 langlah

manajemen Varney sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan

kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Dokumentasi sangat penting

karena :

1) Menjadi sumber data catatan nasional, riset dan statistic mortalitas/

morbiditas.

2) Merupakan sumber untuk meningkatkan mutu pemberian asuhan.

3) Merupakan sumber informasi.

4) Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.

5) Memudahkan evaluasi pelaksanaan/ implementasi asuhan.

Dalam pendokumentasian menggunakan SOAP karena :

1) Sistematis

2) Ringkas

3) Mengorganisir pemikiran.

4) Digunakan oleh banyak profesi.

5) Memudahkan komunikasi dan bekerja sama.


155

Pendokumentasian menggunakan SOAP yaitu :

S : Subyektif

Informasi data / data subyektif yang diperoleh dari apa yang dikatakan

klien, keluarganya atau dokumentasi pelaksanaan asuhan (Langkah I

Varney ).

O : Obyektif

Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan diperiksa oleh bidan

sewaktu melakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan laboratorium

serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya (Langkah I Varney).

A : Analisa

Kesimpulan yang dibuat berdasarkan interpretasi yang benar terhadap

data subyektif dan obyektif yang sudah dikumpulkan.

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intrepretasi data

subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi. Dx / masalah

merupakan langkah II Varney. Dx potensial dan analisa merupakan

langkah III Varney. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,

konsultasi/ kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, dan IV

Varney.

P : Penatalaksanaan

Pelaksanan dari tindakan untuk menangani diagnosa atau masalah.


156

Disertai evaluasi tindakan langkah ke V, VI, VII Varney (D3

Kebidanan, 2010).

Kewenangan Bidan sesuai Permenkes 1464

Pasal 9

1) Pelayanan kesehatan ibu

2) Pelayanan kesehatan anak

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 10

1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a

diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,

masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

3) Pelayan konseling pada masa pra hamil

4) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

5) Pelayanan persalinan normal

6) Pelayanan ibu nifas normal

7) Pelayanan ibu menyusui

8) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

9) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2

berwenang untuk :

a) Episiotomi

b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II


157

c) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e) Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas

f) Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI eksklusif

g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan post partum.

h) Penyuluhan dan konseling

i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j) Pemberian surat keterangan kematian

k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin

Pasal 11

1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b

diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah

2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk :

a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi

b) Pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vit K 1, perawatan

bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hr)

c) Perawatan tali pusat

d) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

e) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan

f) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah

g) Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah

h) Pemberian konseling dan penyuluhan


158

i) Pemberian surat keterangan kelahiran

j) Pemberian surat keterangan kematian

Pasal 12

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c berwenang

untuk :

1) Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatn reproduksi perempuan

dan keluarga berencana

2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Pasal 13

1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11, dan 12,

bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan

pelayanan kesehatan meliputi :

a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan

alat kontrasepsi bawah kulit

b) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis

tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter

c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan

d) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu

dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah, dan

anak sekolah

f) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas


159

g) Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan

h) Terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian

i) Kondom, dan penyakit lainnya

j) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat

k) Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi

l) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

2) Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,

penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,

merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual

(IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh

bidan yang telah dilatih untuk itu.

Pasal 14

1) Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter,

dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9.

2) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas

kesehatan kabupaten/kota

3) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat

dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

berlaku.

Pasal 15
160

Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota menugaskan bidan praktek

mandiri tertentu untuk melaksanakan program pemerintah

1) Bidan praktek mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program

pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah

provinsi/kabupaten/kota

Pasal 16

1) Pada daerah yang beum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah

daerah harus menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma III

Kebidanan.

2) Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

pemerintah dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah

mengikuti pelatihan.

3) Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab

menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di

daerah yang tidak memiliki dokter.

Pasal 17

1) Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan

meliputi :

a) Memiliki tempat praktek, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan

asuhan kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan

kesehatan bayi, anak balita dan pra sekolah yang memenuhi persyaratan

lingkungan sehat
161

b) Menyediakan maksimal 2 (dua) tempat tidur untuk persalinan

c) Memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

2) Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) satu tercantum dalam Lampiran Peraturan ini

Pasal 18

1) Dalam melaksanakan praktek/kerja, bidan berkewajiban untuk :

a) Menghormati hak pasien

b) Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan

yang dibutuhkan

c) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani

dengan tepat waktu

d) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan

e) Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

f) Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara

sistematis

g) Mematuhi standar

h) Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik

kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian

2) Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa meningkatkan mutu

pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan iptek melalui

pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya


162

3) Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu program

pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Pasal 19

Dalam melaksanakan praktek bidan mempunyai hak :

1) Memperoleh perlindungan hukum dalam pelaksanaan praktik/kerja

sepanjang sesuai dengan standar

2) Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau

keluarganya

3) Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar

4) Meminta imbalan jasa profesi

c. Rasionalisasi Asuhan Kebidanan

1) Asuhan kebidanan ibu hamil

a) Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang disampaikan oleh pasien,

dicatat sebagai kutipan langsung, mencatat tanda-tanda dan perilaku

pasien tanpa melihat taksiran atau kesimpulan.

(1) Biodata

Berisi biodata klien dengan penanggung jawab yang

meliputi nama pasien, umur, tanggal lahir, nama suami, umur

agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.

(2) Anamnesa dengan pasien.

(a) Keluhan utama


163

Yaitu keluhan yang dirasakan ibu saat ini.

(b) Riwayat kesehatan

(i) Riwayat kesehatan sekarang, yaitu untuk mengetahui

kesehatan yang sedang dialami ibu.

(ii) Riwayat kesehatan dahulu, yaitu untuk mengetahui

penyakit yang dialami pada waktu yang lalu.

(iii) Riwayat kesehatan keluarga yaitu untuk mengetahui

apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit

menurun, menular, dan keturunan kembar.

(c) Riwayat Obstetri Ibu

(i) Riwayat menstruasi

Yaitu untuk mengetahui maturitas bayi. Data yang dikaji

meliputi menarche, siklus haid, haid bulan sebelumnya,

lamanya, jumlahnya, sifat darah, teratur/tidak, dan adanya

nyeri saat menstruasi.

(ii) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.

Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, nifas

yang lalu, adakah penyakit dalam masa tersebut.

Pengkajian ini meliputi: tanggal, tahun, persalinan, umur

kehamilan, jenis persalinan, pertolongan nifas, keadaan

anak (jenis kelamin, berat badan, keadaan anak sekarang).

(iii) Riwayat kehamilan sekarang.


164

Untuk mengetahui kondisi bayi saat dalam kandungan.

Pengkajian ini meliputi: hamil ke berapa, umur

kehamilan. ANC, gerakan janin, HPHT. HPL.

(iv) Riwayat Perkawinan. Yaitu untuk mengetahui usia waktu

nikah, lama perkawinan, perkawinan ke berapa, dan

jumlah anak dari perkawinan tersebut.

(v) Riwayat KB

Untuk mengetahui kontrasepsi yang digunakan ibu

sebelum kehamilan sekarang, apakah sudah direncanakan

atau akibat dari kegagalan kontrasepsi.

(d) Pola kebiasaan sehari-hari selama hamil.

(i) Pola Nutrisi

Yaitu pengkajian tentang asupan nutrisi ibu yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin, diet pada wanita hamil

mensuplai kebutuhan ibu dan juga janin, pada dasarnya

dianjurkan makanan 4 sehat 5 sempuma. Kebutuhan total

tiap hari harus ditambahkan 2500 kalori, 100 gr protein,

lemak 100 gr dan karbohidrat 300 gr.

(ii) Pola Eliminasi

Pengkajian tentang BAB dan BAK yang meliputi

frekuensi, warna, konsistensi. Data obyektif mencakup

tanda-tanda yang berasal dari pemeriksaan fisik dan


165

pemeriksaan USG. Pada kehamilan, kebiasaan BAB

cenderung menjadi lebih tidak teratur, karena relaksasi

otot polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang

membesar, atau presen'rasi janin. Konstipasi dapat

dicegah dengan banyak minum, makan makanan berserat

dan cukup olah raga. Sering berkemih merupakan hal

umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir

kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh uterus dan

peningkatan sensitivitas kongesti darah jaringan.

(iii) Pola Aktivitas dan Istirahat

Untuk mengetahui pola aktivitas dan istirahat apakah ada

masalah dalam hal tersebut. Pekerjaan yang membuat

wanita hamil mengalami ketegangan fisik yang berat

hendaknya dihindarkan. Jadwal istirahat dan tidur perlu

diperhatikan dengan baik, karena dapat meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan

perkembangan dan pertumbuhan janin .

(iv) Pola Pesonal Hygiene

Untuk mengetahui cara menjaga kebersihan. Selama

hamil ibu perlu menjaga kebersihan diri, karena dengan

adanya perubahan hormonal maka rongga mulut dan jalan

lahir lebih peka terhadap infeksi. Ibu perlu mandi dan sikat
166

gigi teratur minimal 2 kali sehari dan lebih sering ganti

pakaian terutama bagian dalam.

(v) Pola seksual

Pengkajian tentang frekuensi hubungan seksual, apakah

ada masalah yang mempengaruhi kehamilan selama

melakukan hubungan seksual. Aktivitas seksual selama

hamil dapat dilanjutkan menurut keinginan. Frekuensi,

intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan

penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan postur

tubuhnya. Kecuali jika wanita hamil memiliki riwayat

abortus spontan atau persalinan prematur maka hubungan

seksual tidak bileh dilakukan selama 2-3 bulan pertama

dan bulan terakhir.

(e) Riwayat Psiko Sosio Spiritual

Untuk mengetahui keadaan psikologis apakah keluarga

menerima kehamilan saat ini, hubungan dengan keluarga. dan

ketaatan ibu dalam menjalankan ibadah.

(f) Dukungan Keluarga

Untuk mengetahui sejauh mana keluarga mendukung

kehamilan ini terutama suami.

(g) Pengambilan Keputusan


167

Untuk mengetahui dalam keluarga, siapa pengambil

keputusan, sehingga bila sewaktu-waktu memerlukan rujukan.

(h) Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk

membantu persalinan. Untuk mengetahui petugas kesehatan

atau di RS yang diinginkan ibu dan suami.

(i) Pengetahuan ibu

Mengetahui sejauh mana ibu mengerti dan memahami tentang

kehamilan, persalinan, nifas, dan perawatan bayi baru lahir

b) Data Obyektif

Merupakan data yang diperoleh bidan dengan cara observasi atau

pemeriksaan.

(1) Pemeriksaan Fisik / Umum

(a) Keadaaan umum : untuk mengetahui kondisi pasien secara

umum.

(b) Kesadaran : untuk mengetahui sejauh mana kesadaran

pasien.

(c) Status emosional : untuk mengetahui emosional ibu saat ini.

(d) HPL : untuk mengetahui hari perkiraan

persalinan.

(e) Tanda Vital :


168

TD : untuk mengetahui tekanan darah ibu (normalnya

120/80 mmhg)

Suhu : untuk mendeteksi dini adanya gangguan

termoregulator di hipotalamus(normalnya 36-

37,5°C).

Nadi : untuk mengetahui denyut jantung ibu

(normalnya 80-90x/menit).

Pernafasan : untuk mengetahui kelainan pada organ saluran

nafas (normalnya 18-24x/menit).

(f) BB setelah hamil

Untuk mengetahui kenaikan BB ibu selama hamil,

penambahan berat badan rata-rata 0,3 – 0,5 kg/minggu (normal

berat badan selama kehamilan 9-12 kg).

(g) TB

Untuk mengetahui tinggi badan ibu, berkaitan dengan

kemungkinan panggul sempit, batasan normal 145 cm.

(h) LILA

Untuk mengetahui status gizi ibu selama hamil. Normalnya >

23, 5 cm.

c) Status Praesent meliputi:

(a) Kepala
169

(i) Rambut : Bersih / tidak, mudah rontok / tidak.

(ii) Muka : Oedoma/ tidak, pucat / tidak, bersih/ tidak

(iii) Mata : Conjungtiva pucat / tidak, sclera ikterik/tidak.

(iv) Hidung : Simetris / tidak, bersih / tidak, ada polip /

tidak, ada sekret / tidak.

(v) Telinga : Simetris / tidak bersih / tidak.

(vi) Mulut : Bersih / tidak, ada caries / tidak.

(b) Leher : Adakah pembesaran kelenjar thyroid

(c) Dada : Simetris / tidak, ada retraksi / tidak dan

adakah kelainan.

(d) Mammae : Simetris / tidak, ada benjolan/ tidak, areola

melebar/tidak, putting susu menonjol/ tidak.

(e) Perut : Ada luka bekas operasi / tidak, striae ada /

tidak.

(f) Genitalia : Ada varises / tidak, oedema / tidak, flour albus

ada / tidak, ada pembesaran kelenjar bartholini

/ tidak, haemorroid ada / tidak, pada anus.

(g) Ekstremitas :

(i) Atas : Ada oedema / tidak, sianosis / tidak.

(ii) Bawah : Ada oedema / tidak, sianosis / tidak,

varices / tidak, refleks patella.


170

(2) Pemeriksaan Obstetri

(a) Inspeksi:

Wajah / muka : Ada oedema / tidak, pucat / tidak,

cloasma gravidarum ada / tidak.

Mammae : Simetris / tidak, ada pembesaran / benjolan

/tidak, areola melebar / tidak, puting susu

menonjol / tidak.

Abdomen : Adakah striae gravidarum dan linea alba /

nigra.

Genetalia : Bersih / tidak, tanda-tanda PMS / tidak.

(b) Palpasi:

Leopold I : Untuk menentukan umur kehamilan dan

bagian janin yang terdapat di fundus uteri.

Leopold II : Untuk menentul:an punggung janin (pada

letak membujur) dan kepala janin (pada letak

melintang).

Leopold III : Untuk menentukan bagian terendah janin

yang berada di bawah rahim.


171

Leopold IV : Untuk menentukan bagian terdepan janin

dan sudah masuk PAP atau belum.

MC Donald : Mengukur tinggi fundus uteri dari Sympisis

sampai ke fundus uteri.

TBJ : Tafsiran Berat Janin, bila

(i) (TFU - 11) x 155, bila kepala sudah masuk.

(ii) (TFU - 12) x 155, kepala belum masuk panggul.

(c) Auskultasi

Untuk mengetahui DJJ : Menghitung denyut jantung janin

selama satu menit. Iramanya teratur / tidak, letak punctum

maximum sebelah mana.

(d) Perkusi

Mengetuk reflek patella dengan hammer, ada reflek / tidak.

(e) Periksa Dalam (bila perlu) untuk menentukan pembukaan.

Bagian bawah janin, efficemen berapa %. Ketuban utuh /

sudah pecah / rembes, penurunan kepala.

(3) Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

(a) Protein urine : Mengetahui ada/tidak kandungan protein

di dalam urine
172

(b) Urin Reduksi : Mengetahui ada/tidak kandungan gula

didalam urin.

(c) Hb : Menentukan kadar Hb, sehingga ibu

diketahui anemia / tidak.

(d) Golongan Darah : Mengetahui golongan darah.

3) Analisa

a) Diagnosa kebidanan.

Masalah potensial yang diidentifikasi berdasarkan masalah yang

sudah teridentifikasi. Langkah Selanjutnya yaitu menentukan

diagnosis. Ada 4 kemungkinan diagnosis pada ibu hamil, yaitu :

(1) Hamil Normal (37 mgg – 40 minggu)

(2) Hamil Normal dengan masalah khusus (keluarga, Keuangan,

Psikososial, KDRT, dan lain – lain)

(3) Hamil dengan penyakit/ komplikasi ( hipertensi, Anemia,

Pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat, infeksi

saluran kencing, dan lain – lain), kondisi ini memerlukan

tindakan rujukan untuk konsultasi/ penanganan bersama.

(4) Hamil dengan keadaan darurat (Perdarahan, Eklampsia, KPD,

dan lain – lain), memerlukan tindakan rujukan segera.


173

b) Masalah

Contoh : GII PI A0 hamil 16 minggu normal dengan wasir berdarah

dan sedih karena tidak menginginkan kehamilannya.

4) Penatalaksanaan

Pelaksanaan asuhan ini dilakukan oleh bidan, sebagian oleh pasien

sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya. Tetapi bidan tetap

memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Pelaksanaan rencana asuhan ibu hamil meliputi :

a) Menjelaskan kondisi kehamilan.ih karena

b) Mendiskusikan jadwal pemeriksaan.

c) Menjelaskan pada ibu, bila memerlukan pemeriksaan khusus.

d) Memberitahukan beberapa gejala dalam kehamilan yang

menyebabkan ibu harus melakukan kunjungan ulang.

e) Melanjutkan pemantauan ibu dan janin selama kehamilan.

f) Merujuk segera bila ditemukan kegawatdaruratan obstetri.

2) Asuhan kebidanan ibu bersalin

a) Data Subyektif

Adalah langkah pertama yang disampaikan oleh pasien sendiri maupun

keluarga. Adapun data subyektif tersebut antara lain:

(1) Identitas/Biodata

(a) Nama : Untuk mengetahui dan mengenal Pasien.


174

(b) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko yang ada

hubungannya dengan umur Ibu

(c) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang

nantinya penting dalam memberikan

pendidikan kesehatan kepada klien sesuai

dengan tingkat pendidikannya.

(d) Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi.

(e) Suku/Bangsa : Untuk mengetahui faktor pembawaan/RAS

(f) Agama : Untuk memberikan motivasi kepada pasien

sesuai dengan agama yang dianut.

(g) Alamat : Untuk mengetahui lingkungan tempat

tinggalnya.

(2) Alasan Datang : Untuk mengetahui mengapa pasien datang ke

petugas kesehatan

(3) Keluhan Utama : Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan

pasien termasuk keluhan normal / tidak.

(4) Riwayat Persalinan Sekarang (HIS dan PPU)

Untuk mengetahui apa yang dirasakan pasien dan tanda-tanda apa

yang sudah terjadi.

(5) Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui tentang faal alat kandungan.

(6) Riwayat Perkawinan


175

Untuk mengetahui fungsi alat reproduksi baik istri maupun suami.

(7) Riwayat Kesehatan

(a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui

adakah penyakit lain yang memperberat keadaan ini.

(b) Riwayat Kesehatan Dahulu

Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita apakah Ibu

pernah menderita penyakit tertentu.

(c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Untuk mengetahui penyakit yang ada dalam keluarga adakah

penyakit yang menjadi penyakit dalam kehamilan, persalinan

dan nifas.

(8) Riwayat Kehamilan Sekarang

(a) HPHT : Untuk menentukan umur

kehamilan.

(b) Haid bulan sebelumnya : Untuk mengetahui siklus haid

(c) ANC : Untuk mengetahui apakah ada

deteksi dini penyakit dalam

kehamilan.

(d) Imunisasi TT : Untuk mengetahui apakah pasien

KB sudah diimunisasi TT.

(e) Keluhan
176

Untuk mengetahui adakah keluhan-keluhan yang dirasakan

pasien pada saat kehamilan.

(9) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu.

(a) Kehamilan : Adakah gangguan atau penyakit saat hamil

kehamilan saat ini yang keberapa.

(b) Persalinan : Apakah persalinan yang lalu spontan atau

buatan, lahir aterm atau premature, ada

pendarahan sewaktu persalinan, ditolong oleh

siapa dan dimana.

(c) Nifas : Ada infeksi atau tidak, kesulitan masa laktasi

atau tidak, ada penyakit atau tidak.

(d) Anak : Jenis kelamin, BB lahir, hidup atau mati, kalau

meninggal umur berapa dan apa sebab

meninggal.

(10) Riwayat KB, untuk mengetahui :

(a) Apakah Ibu sudah pernah ikut program KB.

(b) Jika pernah KB, jenis alat kontrasepsi apa yang dipakai, berapa

lama ia berKb dan adakah keluhan yang ia rasakan selama ikut

KB.

(c) Jika berhenti berKB apa alasannya.

(11) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari, antara lain :

(a) Nutrisi : Untuk mengetahui gizinya apakah sudah sesuai

atau belum.
177

(b) Eliminasi : Untuk mengetahui adakah gangguan BAB dan

BAK pada waktu hamil dan persalinan.

(c) Istirahat : Untuk mengetahui apakah pasien istirahatnya

cukup atau tidak, karena faktor kelelahan juga

akan mempengaruhi proses persalinan.

(12) Data Psikologis dan Spiritual

Untuk mengetahui perasaan Ibu apakah senang, takut,

cemas/bingung.

b) Data obyektif

(1) Pemeriksaan Umum

(a) Keadaaan umum : Untuk mengetahui kondisi pasien secara

umum.

(b) Kesadaran : Untuk mengetahui sejauh mana

kesadaran pasien.

(c) Status emosional : Untuk mengetahui emosional ibu saat ini.

(d) HPL : Untuk mengetahui hari perkiraan

persalinan.

(e) Tanda Vital

TD : Untuk mengetahui tekanan darah ibu (normalnya

100-120/ 60-80 mmhg)


178

Suhu : Untuk mendeteksi dini adanya gangguan

termoregulator di hipotalamus (normalnya 36-

37, 5° C).

Nadi : Untuk mengetahui denyut jantung ibu/normalnya

80-< 100x/menit).

Pernafasan : Untuk mengetahui kelainan pada organ saluran

nafas (normalnya 18-24x/menit).

(f) BB setelah hamil

Untuk mengetahui kenaikan BB ibu selama hamil,

penambahan berat badan rata-rata 0, 3 - 0, 5 kg/minggu

(normal berat badan selama kehamilan 9 - 12 kg).

(g) T. B

Untuk mengetahui tinggi badan ibu, berkaitan dengan

kemungkinan panggul sempit, batasan normal 145 cm.

(h) LILA

Untuk mengetahui status gizi ibu selama hamil.

(2) Status Present

(a) Kepala

(i) Rambut : Untuk mengetahui kebersihan rambut,

rontok apa tidak.

(ii) Muka : Untuk mengetahui tampak pucat atau tidak.


179

(iii) Mata : Untuk mengetahui anenera atau tidak

(iv) Hidung : Untuk mengetahui ada secret atau tidak.

(v) Telinga : Untuk mengetahui ada serumen atau tidak.

(vi) Mulut : Untuk mengetahui bersih atau tidak, ada

stomasitis/tidak, ada carres/tidak.

(b) Leher : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran

kelenjar/tidak.

(c) Dada : Untuk mengetahui apakah reaksi dada kanan

ldri saat bernafas sama/tidak, payudara

simetris/tidak.

(d) Mammae : Untuk mengetahui apapkah payudara ada

benjolan/ tidak, putting susu menonjo atau

tidak.

(e) Perut : Untuk mengetahui ada luka bekas operasi /

tidak. Bagaimana kontraksi nya.

(f) Pinggang : Untuk mengetahui kondisi ginjalnya.

(g) Genetalia : Untuk mengetahui ada oedema/tidak, ada

varises/tidak, pengeluaran cairan berupa apa.

(h) Ekstremitas : Untuk mengetahui pergerakannya,

oedema/tidak, varises/tidak, pucat/tidak.

(i) Palpasi
180

Leopold I : Untuk mengetahui TFU dan bagian janin

yang teraba di fundus.

Leopold II : Untuk mengetahui bagian janin yang

berada disamping perut Ibu kanan dan

kiri.

Leopold III : Untuk mengebilusi bagian janin yang

berada di bagian terbawah janin.

Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian

terbawah janin sudah masuk

panggul/belum.

(j) Mc. Donald : Untuk mengetahui tafsiran berat janin.

(k) Kontraksi Uterus : Untuk mengetahui berapa kali his terjadi

setiap l0 menit, bagaimana sifatnya

kuat/tidak.

(l) Auskultasi : DJJ untuk mengetahui kondisi janin.

(m) Perkusi : Reflek Patellauiituk mengetahui apakah

pasien berpotensi terjadi preeklamsi.

(n) Periksa Dalam

V/U/V : Untuk mengetahui pengeluaran cairan

pervaginam.

Pembukaan : Untuk mengetahui kemajuan persalinan


181

Effecement : Untuk mengetahui keadan jalan lahir.

KK : Untuk mengetahui KK pecah/belum,

kalau sudah pecah kapan waktunya.

Penurunan : Untuk mengetahui penurunan kepala.

Presentasi : Untuk mengetahui bagian terbawah janin.

c) Analisa

(1) Diagnosa Kebidanan

Untuk mengidentifikasi terhadap masalah atau diagnosis

berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang telah

dikumpulkan.

Contoh :

Ny. M umur 35 tahun, GIII PII A0, Hamil 39 minggu dgn inpartu

kala I fase Aktif.

(2) Masalah.

Misalnya : nyeri, takut, cemas menghadapi persalinan.

d) Penatalaksanaan

Pelaksanaan dilakukan Bidan secara menyeluruh dengan melakukan

pendekatan yang baik pada Pasien dan Keluarga. Pelaksanaan rencana

asuhan pada Ibu bersalin meliputi:


182

(1) Melakukan pemeriksaan keadaan kesehatan umum secara

menyeluruh

(2) Menjelaskan tentang proses persalinan yang sedang berlangsung.

(3) Mengobservasi kemajuan persalinan ku Ibu dan Janin.

3) Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir

a) Data Subyektif

(1) Identitas / Biodata:

Berisi biodata klien dengan penanggung jawab yang meliputi nama

bayi, umur, tanggal lahir, nama orang tua, alamat.

(2) Riwayat Penyakit Kehamilan

Untuk mengetahui kondisi bayi sebelumnya

(3) Riwayat Persalinan

Untuk menentukan asuhan selanjutnya pada bayi

b) Data Obyektif

(1) Pemeriksaan umum data yang diperoleh bidan saat pemeriksaan

atau dengan cara observasi.

(2) Pemeriksaan Fisik

Untuk mengetahui kondisi fisik secara keseluiruhan dan untuk

mengetahui adakah kelainan bawaan pada bayi.

c) Analisa

(1) Diagnosa kebidanan


183

Mengidentifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah dan

kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Contoh :

(a) Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan, dengan asfiksi

sedang.

(b) Bayi kurang bulan, kecil masa kehamilan dengan hipotermi

dan gangguan pernafasan.

Data Dasar : Yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif

untuk membuktikan diagnosa kebidanan.

(2) Masalah.

Potensial terjadi masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak

mampu, karena bayi membutuhkan perawatan intensif dan lebih

lama.

d) Penatalaksanaan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan

aman.

Contoh :

(1) Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat

(2) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan

kulit ibu.
184

(3) Ganti handuk/ kain basah dan bungkus bayi dengan selimut.

(4) Perawatan mata

Obat mata Eritromicyn 0,5% atau Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk

mencegah penyakit mata karena clamidia. Obat mata perlu

diberikan pada jam pertama setelah persalinan.

(5) Memberikan identitas bayi

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi, perlu dipasang

segera setelah lahir.

(6) Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/ keluarga.

(7) Memfasilitasi kontak dini bayi dengan ibu.

(8) Berikan bayi kepada ibu sesegera mungkin.

(9) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap.

(10) Bila memungkinkan, jangan pisahkan ibu dengan bayi, biarkan

bayi bersama ibu paling tidak 1jam setelah bayi lahir.

(11) Memberikan vitamin K 1

Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena dificiensi vitamin

K1 pada bayi baru lahir.

(12) Konseling

Ajarkan pada ibu/ orang tua bayi untuk :

(a) Menjaga kehangatan bayi.

(b) Pemberian ASI.

(c) Perawatan tali pusat


185

(d) Mengawasi tanda – tanda bahaya

Tanda – tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir,

antara lain :

(a) Pernafasan, sulit atau lebih dari 60 X /menit, terlihat dari

retraksi dinding pada dada pada waktu bernafas

(b) Suhu, terlalu panas atau dingin

(c) Warna abnormal, kulit biru atau pucat

(d) Pemberian ASI sulit, hisapan lemah atau banyak muntah

(e) Tali pusat merah, keluar cairan, bau busuk atau berdarah

(f) Infeksi, suhu meningkat, pernafasan sulit

(g) Gangguan gastrointestinal, misalnya mumtah terus menerus,

muntah dan perut bengkak

(h) Tidak berkemih dalam 24 jam

(i) Menggigil atau suara tangis tidak biasa

(j) Mata bengkak dan mengeluarkan cairan

(13) Imunisasi

Dalam waktu 24 jam sebelum ibu dan bayi dipulangkan, berikan

imunisasi Vit K dan Hepatitis B.

4) Asuhan Kebidanan Pada Nifas

Nifas adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil.

a) Data Subyektif
186

(1) Identitas atau biodata

Berisi biodata klien dengan penanggung jawab yang meliputi

nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, agama, alamat.

(2) Alasan datang

Untuk mengetahui mengapa pasien datang kepetugas kesehatan

(3) Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien termasuk

keluhan normal atau tidak.

(4) Rawat Gabung

Untuk menyatukan ibu dan bayi dalam satu ruangan, agar ibu

memahami dan merawat bayi yang benar.

(5) Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui fungsi alat kandungan

(6) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui berapa lama perkawinan

(7) Riwayat Kesehatan

(a) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui kesehatan yang sedang dialami ibu

(b) Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui kesehatan yang lalu


187

(c) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang

menderita penyakit menurun, menular, menahun, dan adakah

keturun kembar.

(8) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

adakah penyakit dalam masa tersebut.

(9) Riwayat KB

Untuk mengetahui kontrasepsi yang digunakan ibu sebelumya

(10) Pola pemenuhan kebutuhan

(a) Nutrisi : Untuk mengetahui gizi sudah terpenuhi atau

belum

(b) Eliminasi : Untuk mengetahui apakah ada gangguan

BAB/BAK dalam waktu nifas.

(c) Istirahat. : Untuk mengetahui apakah pasien istirahatnya

cukup atau tidak.

(d) Hygiene : Untuk mengetahui hygiene pasien

(11) Riwayat psikologis dan spiritual

Untuk mengetahui tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran

bayinya.

(12) Riwayat sosial budaya


188

Untuk mengetahui adakah adat istiadat yang dianut dalam keluarga

pasien.

(13) Pengetahuan Ibu

Untuk mengetahui seberapa jauh ibu mengetahi tantang masa nifas,

manfaat ASI, makanan bayi, rencana menyusui, perawatan

payudara,

b) Data Obyektif

(1) Pemeriksaan Umum

Data yang diperoleh bidan saat pemerikasaan atau dengan cara

observasi.

(2) Pemeriksaan Fisik

Untuk mengetahui kondisi fisik pasien secara keseluruhan.

c) Analisa

(1) Diagnosa kebidanan

Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin

terjadi berdasarkan masalah atau diagnosis yang sudah

diidentifikasi.

Contoh :

(a) Perdarahan postpartum

(b) Febris postpartum


189

(c) Infeksi postpartum

(2) Masalah

(a) Sakit pada luka bekas jahitan

(b) Nyeri kepala

(c) Mulas

d) Penatalaksanaan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan

aman terhadap :

(1) Kontak dini sesering mungkin dengan bayi

(2) Mobilisasi/ istirahat baring di tempat tidur

(3) Perawatan gizi

(4) Perawatan perineum dan Pemberian obat penghilang nyeri

(5) Pemberian tambahan vitamin dan zat besi

(6) Perawatan payudara

(7) Rencana KB

(8) Tanda – tanda bahaya


190

d) Asuhan kebidanan pada Bayi/ Neonatus

a) Data subyektif

(1) Identitas atau biodata

Berisi biodata klien dengan penanggung jawab yang meliputi

nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, agama, alamat.

(2) Alasan datang

Untuk mengetahui mengapa pasien datang kepetugas kesehatan.

(3) Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien termasuk

keluhan normal atau tidak.

(4) Riwayat persalinan

Untuk menentukan asuhan selanjutnya pada bayi

b) Data Obyektif

(1) Pemeriksaan umum

Data yang diperoleh bidan saat pemeriksaan atau dengan cara

observasi.

(2) Pemeriksaan Fisik

Untuk mengetahui kondisi fisik secara keseluiruhan dan untuk

mengetahui adakah kelainan bawaan pada bayi.


191

c) Analisa

(1) Diagnosa kebidanan.

Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin

akan terjadi berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah

diidentifikasi :

Contoh : Gizi buruk dan tidak mendapatkan imunisasi

(2) Masalah

Masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak mampu, karena anak

membutuhkan perawatan intensif dan lebih lama.

d) Penatalaksanaan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan

aman. Contohnya :

(1) Anak dengan kelainan atau masalah yang berkaitan dengan tumbuh

kembang.

(2) Memberikan kesempatan anak untuk melaksanakan tugas

perkembangan

(3) Melakukan asuhan kebidanan

6) Asuhan kebidanan pada calon akseptor KB

a) Data subyektif

(1) Identitas atau biodata


192

Berisi biodata klien dengan penanggung jawab yang meliputi

nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, agama, alamat.

(2) Alasan datang

Untuk mengetahui mengapa pasien datang kepetugas kesehatan

(3) Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien termasuk

keluhan normal atau tidak.

(4) Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui fungsi alat kandungan

(5) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui berapa lama perkawinan

(6) Riwayat Kesehatan

(a) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui kesehatan yang sedang dialami ibu

(b) Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui kesehatan yang lalu

(c) Riwayat kesehatan keluarga. Untuk mengetahui apakah ada

anggota keluarga yang menderita penyakit menurun, menular,

menahun, dan adakah keturun kembar.

(7) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


193

Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

adakah penyakit dalam masa tersebut.

(8) Riwayat KB

Untuk mengetahui kontrasepsi yang digunakan ibu sebelumya

(9) Pola pemenuhan kebutuhan

(a) Nutrisi

Untuk mengetahui gizi sudah terpenuhi atau belum

(b) Eliminasi

Untuk mengetahui apakah ada gangguan BAB/BAK dalam

waktu nifas.

(c) Istirahat

Untuk mengetahui apakah pasien istirahatnya cukup atau

tidak.

(d) Hygiene

Untuk mengetahui hygiene pasien

(e) Riwayat psikologis dan spiritual

Untuk mengetahui tanggapan ibu dan keluarga terhadap

kelahiran bayinya.

(f) Riwayat social budaya

Untuk mengetahui adakah adat istiadat yang dianut dalam

keluarga pasien.
194

(g) Pengetahuan Ibu. Untuk mengetahui macam – macam alat

kontrasepsi.

b) Data Obyektif

(1) Pemeriksaan Umum. Data yang diperoleh bidan saat pemerikasaan

atau dengan cara obsertvasi.

(2) Pemeriksaan Fisik. Untuk mengetahui kondisi fisik pasien secara

keseluruhan.

c) Analisa

(1) Diagnosa kebidanan

Mengidentifikasi yang benar terhadao diagnosis terhadap diagnosis

atau masalah dan kebutuhan berdasarkan interprestasi data yang

benar.

Contoh : P III A 0, UMUR 52 tahun dengan kistoma uteri

(2) Masalah. Perasaan mual terus menerus, tidak sampai muntah.

d) Penatalaksanaan

Mengarahkan dan melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan

aman, misalnya : memberikan konseling atau pemyuluhan

B. ALAT DAN METODE PENGUMPULAN DATA

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data studi kasus yaitu cheklist

dan kuesioner. Cheklist digunakan setiap melakukan asuhan kebidanan berdasarkan

teori yang sudah dilakukan (cheklist anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium). Kuesioner yang digunakan berupa kuesioner terbuka yaitu format


195

asuhan kebidanan.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, obsevasi dan

dokumentasi (foto, buku KIA). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data

primer. Obyek wawancara yaitu ibu hamil dan keluarga.

Obsevasi dilakukan pada saat peneliti melakukan pemeriksaan kepada

pasien di BPM maupun saat kunjungan rumah. Peneliti juga melakukan observasi

terhadap lingkungan pasien.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain PWS KIA, buku

KIA dan foto, saat memberikan asuhan kebidanan (hamil, persalinan, bayi baru

lahir, nifas, neonatus, dan akseptor KB baru).


214

BAB IV

PEMBAHASAN

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Asuhan Masa Kehamilan

Ny. S G2P1Ao umur 35 tahun dengan umur kehamilan 33 minggu lebih

6 hari saat pertama kali bertemu dengan penulis. Ibu sebelumnya melakukan

pemeriksaan hamil sebanyak 7 kali di bidan dimana 3 kali pemeriksaan hamil

dibidan didampingi oleh penulis termasuk juga kunjungan penulis sebanyak 4

kali. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang direncakan ibu dan suami.

Aktivitas ibu sebagai karyawan swasta di pabrik dan ibu rumah tangga. Dalam

masa kehamilan ibu sudah melakukan kunjungan antenatal lebih dari 4 kali,

hal ini sudah sesuai pendapat Manuaba (2010 : 111) kunjungan antenatal

dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan satu kali pada trimester

pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.

Keadaan ibu secara umum dalam batas normal. Selama kehamilan berat

badan ibu naik sebesar 12 Kg, hal ini sudah sesuai pendapat Manuaba

(2010:117) berat badan wanita hamil akan naik kira – kira antara 6,5 kg – 15

kg atau kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5 kg per minggu.

Ibu selama hamil sudah mengecheck Hb dua kali yaitu pada umur

kehamilan 22 minggu dan umur kehamilan 36 minggu, sekaligus mengechek

golongan darah, urine reduksi, dan protein urine. Hasil pemeriksaan Hb pada
215

umur kehamilan 22 minggu adalah 11.0 gram% dan hasil pemeriksaan Hb pada

umur kehamilan 36 minggu adalah 11,5 gram%, protein urine negatif, urine

reduksi negatif, golongan darah O. Hb ibu dalam batas normal saat kehamilan

karena saat hamil terjadi hemodilusi atau pengenceran darah. Hal ini sudah

sesuai dengan pendapat Manuaba (2010 : 239) kadar Hb normal dalam

kehamilan ≥ 11gr%.

Perubahan kadar Hb pada Ny. S disebabkan oleh adanya asupan nutrisi

yang baik dengan mengonsumsi sayur, buah, ikan, susu, kemudian pola

konsumsi makan yang teratur, dan rutin untuk meminum tablet FE. Hal ini

sesuai dengan pendapat Kristiyanasari (2010:40) kebutuhan nutrisi yang

terpenuhi dan pola makan yang teratur dapat meningkatkan kadar Hb.

Selama hamil ibu sudah melakukan imunisasi tetanus toksoid 2 kali

yaitu tetanus toksoid I : tanggal 11-07-2015, tetanus toksoid II : tanggal 10-08-

2015, tetanus toksoid III : tanggal 07-02-2016, rencana selanjutnya yaitu

tetanus toksoid 4 pada bulan Februari 2017, tetanus toksoid 5 pada bulan

Februari 2018 dengan melakukan kerjasama dengan bidan desa. Asuhan

tersebut sudah sesuai dalam buku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas

Kesehatan Dasar dan Rujukan salah satu kebijakan program standar pelayanan

ANC untuk 14T salah satunya adalah pemberian imunisasi TT lengkap 5 kali

atau minimal 2 kali selama kehamilan bertujuan untuk mencegah terjadinya

tetanus neonatorum.

Keluhan yang terjadi pada Ny. S adalah sering buang air kecil pada

malam hari. Keluhan tersebut muncul karena uterus terus mengalami


216

pembesaran dan kandung kencing tertekan oleh bagian terendah janin, yaitu

kepala. Kemudian ibu diberikan penyuluhan mengenai penyebabnya dan

mengatakan mengerti. Untuk mengatasi keluhan sering kencing ibu dianjurkan

untuk mengurangi minum pada malam hari, memperbanyak minum disiang

hari dan dianjurkan untuk tidak menahan keinginan untuk buang air kecil. Hal

ini sudah sesuai dengan pendapat Saifuddin (2010:95) yang menyatakan bahwa

sering BAK disebabkan karena rahim berada dibawah kandung kencing

sehingga pembesaran rahim menahan kandung kencing.

Secara keseluruhan tidak ada kelainan maupun komplikasi yang terjadi

pada Ny. S, hal ini dikarenakan Ny. S mau bekerjasama dan mau mengikuti

anjuran yang diberikan oleh bidan. Ny. S juga mengerti akan pentingnya

kesehatan dirinya dan kehamilannya serta pentingnya persiapan persalinan

nanti.

B. Asuhan Masa Persalinan

Umur kehamilan Ny. S yaitu aterm 39 minggu tepatnya pada tanggal

19 Desember 2015 pukul 09.00 mengalami kenceng-kencang yang hebat dan

mengeluarkan lendir darah sejak pukul 05.00. Akhirnya diputuskan untuk

mendatangi tempat pelayanan kesehatan, dalam hal ini ibu memilih datang ke

BPM Eny Zubaidah. Proses persalinan Ny. S pada kala 1 fase aktif dilatasi

maksimal tidak ada komplikasi atau penyulit yang menyertai. Selanjutnya

dilakukan pemantauan dengan menggunakan partograf didapat hasil partograf

tidak melewati garis waspada dan kala 1 berlangsung + 7 jam. Asuhan yang

diberikan antara lain relaksasi, tidur miring ke kiri, makan minum bila tidak
217

ada his, dan mempersiapkan peralatan persalinan, hal ini sudah sesuai pendapat

Prawirohardjo (2010:112) tidur miring kiri pada proses persalinan dapat

mempercepat turunnya bagian terbawah janin dan dapat meningkatkan aliran

darah dan nutrisi ke plasenta janin.

Dari data diatas ibu sudah mengetahui keadaannya saat ini merupakan

tanda - tanda persalinan, dikarenakan ibu sudah pernah mengalaminya pada

saat proses persalinan anak pertama. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan

antara teori dan kenyataan dilapangan.

Dilakukan pemeriksaan kembali pada pukul 12.00 didapat hasil

pemeriksann DJJ 140x/menit, ketuban sudah pecah, pembukaan lengkap, dan

sudah terdapat tanda dan gejala kala II (ibu mempunyai keinginan untuk

meneran, ibu merasakan ada tekanan yang semakin meningkat pada rektum,

perineum menonjol dan menipis, vulva vagina dan spingter ani membuka).

Selanjutnya menyiapkan pertolongan persalinan dengan menggunakan metode

58 langkah APN. Dalam proses persalinan ibu menginginkan suami untuk

berada disampingnya untuk menemani dan memberikan makan atau minum

ketika tidak ada kontraksi. Kala II berlangsung selama 30 menit. Hal ini sudah

sesuai pendapat Sulistyowati (2010:21) pada primigravida kala II berlangsung

2 jam dan pada multigravida berlangsung 1 jam. Sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dengan kenyataan dilahan untuk lamanya waktu kala

II.

Lama kala III Ny. S berlangsung selama 10 menit (dimulai dari pukul

12.30 – 12.40 WIB), dari observasi sudah terdapat tanda – tanda pelepasan
218

plasenta yaitu terdapat semburan darah, tali pusat semakin panjang, dan perut

berbentuk globular. Tepat pukul 12.40 plasenta lahir spontan, lengkap,

marginalis. Hal ini sudah sesuai pendapat Mochtar (2010:24) kala III pada

primigravida 30 menit dan pada multigravida 15 menit. Pada proses kala III

berjalan dengan baik, hal ini karena dilakukan manajemen aktif kala III sesuai

standar. Sehingga plasenta dapat lahir spontan, kotiledon lengkap, selaput utuh

serta perdarahan pasca persalinan dapat dihindari dengan baik.

Pada kala IV dilakukan observasi pada Ny.S selama 2 jam. Ibu dan bayi

dalam keadaan normal. Perdarahan yang terjadi pada Ny. S berlangsung

normal, dan jumlah perdarahan juga berada dalam batas normal yaitu + 150 cc,

hal ini sudah sesuai pendapat Mochtar (2010:25) perdarahan dianggap normal

jika jumlah darah kurang dari 400 sampai 500 cc. Pada keseluruhan proses

persalinan pada Ny. S berjalan dengan normal dan baik, hal ini terjadi karena

adanya observasi dan tindakan serta asuhan yang tepat dari awal persalinan

hingga bayi dapat lahir. Kelancaran persalinan ini juga berkat adanya

kerjasama yang baik dari ibu, ibu dapat meneran dengan baik, dan ibu juga mau

mengikuti anjuran yang diberikan bidan.

C. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Bayi Ny.S lahir pukul 12.30 WIB dengan spontan, menangis keras,

warna kulit kemerahan, tidak ada cacat bawaan, jenis kelamin laki-laki,

gerakan aktif, anus (+) ditandai dengan keluarnya mekonium dan bayi sudah

buang air kecil dan buang air besar dengan normal. Ketika bayi lahir,

pengikatan tali pusat dilakukan dengan menggunakan penjepit umbilikal dalam


219

keadaan steril dan dibungkus dengan kassa kering steril. Setelah bayi lahir, bayi

tidak langsung dimandikan. Bayi Ny. S hanya dibersihkan dan segera

diselimuti serta ditutupi bagian kepalanya dengan kain bersih, kering, dan

hangat agar bayi terhindar dari hipotermi atau kehilangan panas. Berat badan

bayi 2500 gram merupakan berat badan yang normal. Hal ini sesuai dengan

pendapat Depkes RI (2010) berat bayi normal adalah 2500 – 4000 gram dan

asuhan yang diberikan sudah sesuai pendapat Prawirohardjo (2010:30)

meliputi: Mempertahankan suhu tubuh bayi yaitu bayi dibungkus hangat dan

diselimuti, tidak dimandikan sebelum 6 jam, membersihkan jalan napas bila

diperlukan yaitu dengan menghisap lendir dari mulut ke hidung dengan

menggunakan penghisap lendir steril.

Pada saat IMD tidak dilakukan 1 jam penuh hanya dilakukan 10 menit

dengan alasan keluarga menghendaki bayi untuk diberi pakaian dulu sebelum

diberikan lagi kepada ibu untuk disusukan selama + 1 jam. Setelah dipakaikan

baju, bayi dikembalikan pada ibu untuk Inisiasi Menyusui Dini walaupun tidak

skin to skin dan bayi bisa menemukan puting pada menit ke 20. Ini terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek karena menurut Maternal Neonatal Pink

(2010 :32) meletakkan bayi di dada ibu (kontak antara kulit dengan kulit) untuk

dilakukan IMD selama 1 jam, untuk memeriksa apakah reflek rooting dan

sucking bayi baik.

Bayi Ny. S sudah mendapatkan injeksi Vitamin K dosis 0,5 mg 1 jam

setelah lahir diberikan secara IM, di paha kiri anterolateral, Vit K fungsinya

untuk mencegah terjadinya perdarahan dan mendapatkan salep mata di kedua


220

mata bayi, berfungsi untuk mencegah penyakit mata. Dua jam setelah lahir baru

mendapatkan injeksi Hb0 0,5 ml secara IM, di paha kanan anterolateral. Hal

ini sudah sesuai buku Maternal Neonatal Pink, (2010:N-32) suntikan Vitamin

K1 dan salep mata diberikan 1 jam setelah lahir sedangkan imunisasi hepatitis

B pertama (HB 0) diberikan 1 – 2 jam setelah pemberian injeksi Vitamin K1.

Didapatkan analisa diagnosa kebidanan Bayi baru lahir Ny. S jenis

kelamin laki – laki, lahir spontan normal.

D. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Berdasarkan asuhan yang sudah diberikan selama masa nifas, sudah

melakukan kunjungan nifas selama 4 kali, Pada pengkajian pertama yaitu 6

jam post partum di dapat hasil anamnesa ibu mengatakan masih meraskan

sedikit mules. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, TFU 3 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong. Lochea rubra

berwarna merah, pengeluaran lochea Ny.S normal, hal ini sesuai dengan

pendapat Ambarwati (2010:45) bahwa lochea pada hari pertama sampai hari

ke empat cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar,

jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, dan mekonium.

Didapatkan analisa diagnosa kebidanan Ny.S umur 35 tahun P2A0 post partum

6 jam normal.

Asuhan yang diberikan yaitu memberikan penjelasan tentang tanda

bahaya masa nifas, pencegahan perdarahan masa nifas, memberitahu kepada

ibu tehnik menyusui yang benar, mengajurkan ibu untuk memberikan ASI

Eksklusif pada bayinya selama 6 bulan, menganjurkan ibu untuk istirahat


221

cukup, mobilisasi dini dan merencanakan pemberian vitamin A 200.000 unit,

hal ini sesuai pendapat Prawirohardjo (2010:123) asuhan yang diberikan pada

ibu nifas memberitahu tentang tanda bahaya masa nifas, pencegahan

perdarahan, tehnik menyusui yang benar, istiraht cukup, pemberian kapsul

vitamin A.

Pada pengkajian nifas ke dua dilakukan pada 6 hari setelah proses

persalinan yaitu pada tanggal 26 Desember 2015 dilakukan di rumah Ny.S, dari

anamnesa yang didapat ibu mengatakan tidak merasakan ada tanda bahaya

pada masa nifasnya ini, ibu mengatakan telah mengetahui tentang nutrisi ibu

nifas, dan tehnik menyusui yang benar. Dari hasil pemeriksaan didapatkan

hasil TTV dalam batas normal, TFU pertengahan pusat dan simpisis, kandung

kemih kosong, PPV lochea serosa berwarna kuning kecoklatan, hal ini sudah

sesuai buku Askeb Nifas dan Deteksi dini ECG (2013:26-36) bahwa satu

minggu setelah persalinan TFU pertengahan pusat simpisis. Didapatkan analisa

diagnosa kebidanan Ny.S umur 35 tahun P2A0 post partum 6 hari normal.

Asuhan yang diberikan pada ibu yaitu memberikan konseling tentang

personal hygiene ibu nifas, mengingatkan kembali tentang tanda bahaya nifas,

mengingatkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya, konseling

tentang perawatan payudara, menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi nya

secara on demand, Asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan pelayanan ibu

nifas 6 hari menurut Askeb Nifas dan Deteksi dini ECG(2013:26-36) yaitu

memastikan involusi berjalan normal, menilai tanda-tanda infeksi, memastikan


222

ibu mendpatkan cukup nutrisi dan cairan, dan memastikan ibu menyusui

dengan baik.

Pengkajian ke tiga dilakukan pada 14 hari setelah persalinan yaitu pada

tanggal 2 Januari 2016. Dari hasil anamnesa didapatkan ibu mengatakan telah

menerapkan tehnik perawatan payudara agar ASI nya semakin lancar. Dari

hasil pemeriksaan di dapatkan TTV dalam batas normal, pengeluaran ASI

lancar, TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong, PPV lochea alba, hal

ini sudah sesuai pendapat Ambarwati (2010:45) pengeluaran lochea alba bisa

berlangsung 2-6 minggu postpartum. Didapatkan Analisa diagnosa kebidanan

Ny.S umur 35 tahun P2A0 post partum 14 hari, normal.

Asuhan yang diberikan adalah menganjurkan ibu untuk tetap sesering

mungkin memberikan ASI kepada bayinya dan memastikan tidak ada penyulit

dalam proses menyusui, memberikan konseling kepada ibu tentang pasca

persalinan seperti KB IUD, implant, suntik 3 bulan, dan kb pil, hal ini sudah

sesuai dengan buku Askeb Ibu Nifas dan Deteksi dini ECG (2013:26-36)

bahwa asuhan yang diberikan adalah memastikan ibu tetap menyusui bayinya,

konseling Kb secara dini.

Pada pengkajian ke empat dilakukan pada enam minggu post partum

pada tanggal 30 Januari 2016. Dari hasil anamnesa ibu mengatakan sudah tidak

mengeluarkan darah nifas lagi, ibu telah mengetahui macam-macam alat

kontrasepsi. Dari pemeriksaan didapatkan hasil TTV dalam batas normal, TFU

sudah tidak teraba, hal ini sesuai dengan buku Askeb Ibu Nifas dan Deteksi

dini ECG (2013:26-36) bahwa involusi uterus 6 minggu post partum tidak
223

teraba dan bertambah kecil, kandung kemih kosong, PPV sudah tidak ada

pengeluaran. Analisa diagnosa kebidanan Ny.S umur 35 tahun P2A0

postpartum 6 minggu normal.

Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap menjaga

kebersihan alat genetalianya, menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit

yang ibu dan bayi alami, memberikan konseling ulang tentang KB. Asuhan

yang diberikan sudah sesuai dengan buku Askeb Ibu Nifas dan Deteksi dini

ECG (2013:26-36) yaitu menanyakan penyulit yang dialami ibu, memberikan

konseling KB yang berfungsi untuk menjarangkan kehamilan.

E. Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Berdasarkan asuhan yang sudah diberikan selama masa neonatus, bayi

sudah melakukan kunjungan neonatus selama 3 kali, hal ini sudah sesuai

dengan program Kemenkes (2010: 10) Kunjungan Neonatus 1 : 2 jam – 48 jam,

Kunjungan Neonatus 2 : 3 hari – 7 hari, Kunjungan Neonatus 3 : 8 hari – 28

hari.

Kunjungan neonatus hari ke-1, pada kunjungan ini didapatkan hasil

pemeriksaan KU baik, TTV normal. Pada pemeriksaan Reflek bayi Ny.S sudah

terbentuk dengan baik terbukti dari hasil pemeriksaan reflek yaitu bayi

berkedip saat terkena rangsangan cahaya, memeluk jika dikagetkan,

menggenggam saat telapak tangan bayi di beri sentuhan, mencari putting jika

sudut bibir disentuh menghisap dan menelan saat menyusu, menoleh kearah

yang berlawanan saat ditolehkan kesatu sisi, reflek menarik kaki saat kaki

diberi rangsangan sentuhan, ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010:33) yang
224

menyatakan bahwa reflek yang terdapat pada neonatus meliputi : reflek moro,

berkedip, menghisap, sucking, tonick neck, mengenggam, walking dan

babinsky. Semua reflek sudah terbentuk sempurna dengan baik. Dari hasil

pemeriksaan di dapatkan analisa diagnosa kebidanan By. Ny.S umur 6 jam

dengan tumbuh kembang normal.

Asuhan yang diberikan yaitu memandikan bayi, memberitahu kepada

ibu tentang cara pencegahan infeksi untuk bayinya, menjaga kehangatan bayi,

perawatan tali pusat, memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya dengan pemberian

ASI secara on Demand. Asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan pendapat

Rohmah (2010:51-54) tentang penyuluhan bayi sebelum pulang yaitu

memberikan konseling tentang perawatan tali pusat, imunisasi, menjaga

kehangatan bayi, hygiene.

Untuk pemeriksaan selanjutnya pada kunjungan ke-2 yang dilakukan

pada tanggal 26 Desember 2015 yaitu 6 hari setelah bayi lahir. Dari hari

anamnesa ibu mengatakan rutin menjemur bayinya kurang lebih 30 menit,

bayinya BAK ±8x/hari, BAB ±2x/hari. Dari hasil pemeriksaan di dapat KU

baik, TTV dalam batas normal, tali pusat bayi Ny.S belum lepas dan belum

kering, kulit kemerahan, gerak aktif. Analisa diagnosa kebidanan By.Ny. S

umur 6 hari dengan tumbuh kembang normal.

Kemudaian asuhan yang diberikan adalah memberitahu kembali

tentang cara merawat tali pusat dengan cara membersihkan dengan air hangat

lalu dibungkus menggunakan kassa steril ,hygiene bayi, konseling tentang


225

tanda-tanda bahaya bayi, imunisasi bagi bayi sampai usia 9 bulan sesuai

dengan pendapat Rochmah (2011: 27-54) yang menyatakan bahwa cara

merawat tali pusat hanya dengan dibersihkan dengan air hangat dan di bungkus

dengan kassa steril, mengingatkan kembali tentang menjaga personal hygiene

bayi, memberitahu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi, macam-macam

imunisasi bagi bayi sampai usia 9 bulan.

Pada pemeriksaan berikutnya dilakukan pada neonatus 14 hari pada

tanggal 2 Januari 2016 ibu mengatakan bayinya tidak mengalami keluhan yang

signifikan, tali pusat lepas pada hari ke 8, sudah minum ASI rutin 2-3 jam

sekali, BAK 6-8 x/hari, BAB 1-2x/hari. Dari hasil pemeriksaan bayi Ny. S

tidak mengalami tanda bahaya neonatus, ini dilihat dari pemeriksaan suhu bayi

Ny.S 36oC, respirasi 60x/menit, warna kulit tidak ikhterik, tali pusat tidak

berbau busuk dan tidak kemerahan, sesuai dengan pendapat Rochmah (2011:

51-54) tanda bahaya bayi baru lahir adalah bayi tampak kuning pada semua

bagian tubuh bayi dalam 24 jam pertama, warna kuning pada lengan dan kaki

pada hari ke-2, warna kuning pada telapak tangan dan kaki seetiap saat, suhu

badan tidak stabil, perdarahan terus-menerus selama 15 menit pada tali pusat,

bayi pucat, pernafasan cepat, tali pusat berbau dan bernanah. Didapat analisa

diagnosa kebidanan By.Ny.S umur 14 hari dengan tumbuh kembang normal.

Asuhan yang diberikan adalah menjelaskan kepada ibu tentang

imunisasi BCG dan Polio , mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap

menyusui bayinya hanya dengan ASI tanpa tambahan makanan selama 6 bulan

dari kelahirannya, menganjurkan kepada ibu untuk memantau pertumbuhan


226

dan perkembangan bayinya dengan rutin datang ke posyandu, mengingatkan

kembali kepada ibu tentang jadwal pemberian imunisasi BCG dan polio untuk

bayinya pada tanggal 14 Januari 2016 untuk datang ke bidan atau puskesmas.

Asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan bayi dan sesuai dengan

pendapat Rochmah (2011:42-54) asuhan bayi usia 1-6 minggu pemantauan

berat badan bayi, imunisasi, .

F. Asuhan kebidanan pada KB

Pada tanggal 10 Februari 2015 ibu datang ke BPM Eny Zubaidah

mengatakan ingin menggunakan Kb suntik 3 bulan yang tidak mempengaruhi

ASI. Pada pengkajian ini didapatkan data bahwa ibu sudah tidak mengeluarkan

cairan dari vagina. Penulis awalnya mentargetkan ibu untuk dapat memakai

KB IUD dengan pertimbangan usia ibu yang sudah menginjak 35 tahun,

putranya sudah 2 (1 putra, 1 putri). Pada pengkajian hamil ke 4, penulis sudah

memberikan sedikit gambaran tentang macam-macam KB salah satunya yaitu

KB IUD.

IUD yaitu suatu alat atau benda yang dimasukan kedalam rahim yang

sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua

perempuan usia reproduksif, sedangkan efek samping dari IUD yaitu: nyeri,

perdarahan, dan peningkatan jumlah darah menstruasi.

Pasien sudah paham tentang penjelasan yang disampaikan penulis, dan

pasien mengatakan ingin berkonsultasi dahulu dengan suami, namun pada

kunjungan nifas ke 4 setelah dilakukan pengkajian ulang ternyata pasien

menolak untuk menggunakan KB IUD dengan alasan suami ibu tidak


227

membolehkan ibu untuk memakai alat kontrasepsi selain KB suntik 3 bulan

dikarenakan dari segi kepercayaan yang tidak membolehkan.

Dari pengkajian sebelumnya didapatkan data ibu sudah menikah selama

7 tahun, selama itu ibu hanya memakai KB suntik 3 bulan selama 2 tahun

dengan keluhan di 1 tahun pertama menstruasi ibu tidak teratur. Sesuai dengan

hasil diskusi ibu dan suami KB suntik 3 bulan cocok untuk ibu menyusui.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil TTV dalam batas normal.

Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu tentang KB suntik DMPA meliputi

cara kerja, keuntungan, kerugian dan efek samping dari KB suntik DMPA dan

menganjurkan ibu konsultasi ke bidan jika ada keluhan dan jika ingin ganti alat

kontrasepsi. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Salemba Medika (2013:75-

80) Dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan keadaan ibu dapat

menggunakan KB suntik DMPA ini karena masih usia produktif, tidak

hipertensi,tidak memiliki riwayat Ca payudara dan ibu masih dalam masa

laktasi.

Ibu sudah mendapatkan injeksi Depo Medroxyprogesteron Asetat 3

bulan pada tanggal 10 Februari 2016 dan ditegaskan untuk kembali tanggal 5

Mei 2016 serta kunjungan rutin Keluarga Berencana Depo

Medroxyprogesteron Asetat tiap 3 bulan sekali. Asuhan kunjungan ulang

ssesuai dengan pendapat Salemba Medika (2013:75-80) yaitu pada setiap 90

hari sekali atau 3 bulan sekali.


228

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan selama hamil,

bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan program Keluarga Berencana pada

Ny. ‘’S‘’ di BPM Bidan Eny Zubaidah, yang dimulai pada usia kehamilan 33

minggu lebih 6 hari sampai program KB dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Asuhan kehamilan Ny. “S“ selama TM I sampai TM III sudah sesuai

dengan acuan program ANC yaitu 4 kali kunjungan, imunisasi TT sudah

3 kali dengan rencana mengikuti program TT 5 kali yang monitoring

selanjutnya bekerjasama dengan bidan desa, serta sudah melakukan

pemeriksaan Hb, golongan darah, protein urine, urine reduksi, dan HbsAg.

2. Asuhan persalinan Ny. S selama kala I sampai kala IV berlangsung selama

9 jam 40 menit dengan metode APN dan IMD 10 menit, terdapat jahitan

perineum derajat I, dan tidak terdapat perdarahan abnormal.

3. Asuhan BBL Ny. S sudah di IMD skin to skin selama 10 menit. Kemudian

BBL dipakaikan baju dan dikembalikan lagi pada ibu untuk IMD tanpa

skin to skin dan bisa menemukan puting pada menit ke 20. Dan sudah

mendapatkan injeksi Vit K, salep mata dan Hb0.


229

4. Asuhan nifas Ny. S sudah sesuai dengan acuan kunjungan nifas I sampai

IV, involusio uteri berjalan dengan normal dan ASI keluar lancar.

5. Asuhan neonatus bayi Ny. S sudah sesuai dengan acuan kunjungan

neonatus I sampai III, serta sudah mendaptakan imunisasi BCG dan Polio

I.

6. Asuhan akseptor KB kunjungan awal Ny. S sudah mendapatkan KIE

tentang suntik DMPA 3 bulan yang tidak mempengaruhi proses laktasi dan

ibu sudah mendapatkan kunjungan DMPA yang pertama tanggal 10

Februari 2015 dengan rencana kunjungan berikutnya tanggal 15 Mei 2016.

SARAN

Berdasarkan pada simpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi Bidan Praktek Mandiri (BPM)

a. Menerapkan asuhan yang komprehensif terhadap pelayanan kebidanan

yaitu One Student One Client : 1 praktikan 1 pasien.

b. Melakukan pertolongan persalinan 58 langkah APN dan IMD sesuai

prosedur.
230

2. Bagi Mahasiswa

Menerapkan manajemen dan asuhan kebidanan yang telah dimiliki,

mengikuti kemajuan dan perkembangan dalam dunia kesehatan khususnya

dalam dunia kebidanan.

3. Bagi Klien / Ibu

Setiap wanita yang siap menjadi ibu mau bekerjasama dan mau mengikuti

anjuran yang diberikan bidan, karena sangat bermanfaat bagi kesehatannya

dan janinnya.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Metode COC ini terus dilanjutkan untuk tahun – tahun berikutnya, karena

dengan metode ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa, karena mahasiswa

bisa terjun ke masyarakat langsung untuk mengetahui kesehatan ibu dan

janinnya.

5. Bagi Pemerintah/Dinas Kesehatan

Mensosialisasikan program One Student One Client di tingkat tenaga

kesehatan diwilayah Kabupaten Boyolali untik menurunkan AKI dan

AKB.
231

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2013. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Esensial,

Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi

Baru Lahir, JNPK-KR, Jakarta

, 2010. Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi, Trans Info Media,

Jakarta

, 2013. Asuhan Kebidanan III (Nifas), Trans Info Media, Jakarta

Dewi, Vivian Nanny Lia, 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita, Salemba

Medika, Jakarta

Dinkes Provinsi Jateng, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jateng 2012

, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jateng 2014

Handayani, Sri, 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Pustaka Rihama,

Yogyakarta

Kemenkes RI, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan

Dasar dan Rujukan 2013, AIPKIND, Jakarta

, 2015. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial,

AIPKIND, Jakarta

Manuaba, Ida Ayu, I. Bagus Gde Fajar, I. Bagus Gde, 2010. Ilmu Kebidanan,

Penyakit Kandungan, dan KB, EGC, Jakarta

Pantikawati, Saryono, 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan), Nuha Medika,

Yogyakarta
232

Prawirohardjo, Sarwono, 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti, 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita,

Trans Info Media, Jakarta


233

Saifudin, 2010. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

(pink), Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Sulistyawati, Ari, 2010. Asuhan pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta

Yanti, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan, Pustaka Rihama,

Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai