STUDI KASUS
Disusun Oleh :
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI KASUS
Disusun oleh :
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Estu Utomo Boyolali
iii
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI KASUS
Disusun oleh :
Mengesahkan,
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ESTU UTOMO BOYOLALI
Ketua
Yang bertanda tangan dibawah ini penulis tugas akhir dengan judul yang disebutkan
diatas :
Nama : EKA ASVISTA SALVIANA
Instansi : STIKES ESTU UTOMO BOYOLALI
Asal Institusi : Jl. Tentara Pelajar Mudal Boyolali 57351
Saya menyatakan dan bertanggung jawab dengan sebenarnya bahwa tugas akhir
ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademi, baik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali maupun
diperguruan tinggi lainnya. Jika pada saat ada fihak yang mengklaim bahwa Tugas
Akhir ini sebagai karyanya yang disertai dengn bukti yang cukup maka saya bersedia
membatalkan hak dan kewajiban yang melekat pada artikel tersebut, serta bersedia
menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh dari tugas akhir ini.
Menyatakan tidak keberatan artikel maupun judul yang disebutkan diatas untuk
dimuat dan dipublikasikan dalam proceeding atau journal STIKES Estu Utomo
Boyolali dan panitia berhak untuk mengedit sebagian dari isi tanpa merubah substansi
makalah.
Apakah terjadi tuntutan dari pihak lain tentang isi makalah yang telah
dipublikasikaan pada journal atau proceeding lain sebelumnya, maka sepenuhnya
bukan merupakan tanggung jawab pengelola namun sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis.
vii
NIM 12013018
MOTTO
1. Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai
dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah
dengan sendirinya tanpa berusaha.
2. Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan. Sebuah
cita-cita juga adalah beban, jika itu hanya angan-angan.
3. Sesuatu akan menjadi kebanggaan, jika sesuatu itu dikerjakan, dan bukan hanya
dipikirkan. Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan, jika kita awali dengan
bekerja untuk mencapainya, bukan hanya menjadi impian.
viii
PERSEMBAHAN
1. Ayah (Sardi) dan Ibu (Sri Sulami) yang tercinta atas samudra kasih sayang, doa,
bimbingan dan support yang diberikan.
2. Kakek, Nenenk, dan Tante yang selalu menyemangatiku.
3. Adik tercinta (Ria) yang telah menjadi peyemangat dalam hidupku.
4. Untuk saudar-saudara saya, dan kakak tercinta (Yuniana) yang selalu menjadi
penyemangat.
5. Untuk sahabat - sahabatku (Piko, Fivi, Widia, Hani, Zaenatul) yang aku sayangi
dan menyayangiku yang mampu menyuportku hingga aku mampu mencapai
Tugas Akhir ini.
6. Dosenku yang selama ini memberikan curahan ilmu sehingga aku mampu
menyelesaikan tugas akhirku ini.
7. Sahabat – sahabatku yang berada di luar jawa yang selalu memberi dukungan
8. Teman – teman Stikes Estu Utomo Boyolali yang menyuport dan mendukung
terselesainya Tugas Akhir ini.
9. Untuk calon imamku yang masih ditangan tuhan.
10. Almamaterku Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali
11. Serta Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Studi Kasus ini
INTISARI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S 35 TAHUN DENGAN KEHAMILAN
NORMAL, PERSALINAN NORMAL, BAYI BARU LAHIR NORMAL
NIFAS NORMAL, NEONATUS NORMAL DAN KUNJUNGAN
AWAL AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA
Kata kunci : Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas, Neonatus, dan
kunjungan awal Akseptor KB Suntik DMPA
1
) Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali
2
) Pembimbing I
x
3
) Pembimbing II
xi
ABSTRACT
1
) High school students of health sciences Estu Utomo Boyolali
2
) Supervisor I
3
) Supervisor II
xiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Umur 35 Tahun Dengan Kehamilan
Normal, Persalinan Normal, Bayi Baru Lahir Normal dan Nifas Normal, Neonatus
Normal dan Kunjungan Awal Akseptor KB Suntik DMPA” guna memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Estu Utomo Boyolali.
Dalam menyelesaikan Studi Kasus ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak yang telah membimbing, memberi semangat. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sutomo S.Pd, M.Kes selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu
Utomo Boyolali.
2. Sri Handayani, S.Si.T, M.Kes, selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Estu Utomo Boyolali.
3. Nurul EW, S.Si.T, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan masukan dalam pembuatan Studi Kasus ini.
4. Etik Rochaety AMK selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan masukan dalam pembuatan Studi Kasus ini.
5. Ny. Sujiati dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden dari saat hamil
triemster III sampai dengan KB
6. Seluruh Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali
yang telah membantu kelancaran pembuatan Studi Kasus ini.
7. Klien yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan
yang telah diberikan.
8. Ayah, ibu dan adik yang telah memberikan dorongan baik material maupun
spiritual dan do’a mulianya dalam penyusunan Studi Kasus ini.
9. Seluruh sahabat-sahabat yang telah bekerjasama saling mendukung dan
mensuport dalam menyelesaikan tugas akhir penyusunan Studi Kasus ini.
xiv
10. Seluruh teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali yang
telah bekerjasama saling mendukung dan mensuport dalam menyelesaikan tugas
akhir penyusunan Studi Kasus ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membatu
dalam penyusunan Studi Kasus ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Studi Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun dan menyempurnakan Studi Kasus ini.
Semoga Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca umumnya.
Boyolali, 4 April 2016
NIM :12013018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Continuity of care adalah asuhan kebidanan yang menerapkan fungsi,
kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada
klien yang memiliki kebutuhan dan atau masalah kebidanan (kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus, keluarga berencana, kesehatan
reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat) secara berkelanjutan
untuk mendapatkan pelayanan.
Prodi DIII Kebidanan STIKES Estu Utomo Boyolali mengimplentasikan
Asuhan Kebidanan Komprehensif atau Continuity Of Care sudah dimulai sejak
tahun 2011, tujuannya agar mahasiswa mampu melakukan pendekatan langsung
dengan pasien dari awal bertemu pasien pada saat hamil sampai dengan
pelayanan KB awal. Manfaat yang di dapat adalah penulis yang sudah mengikuti
dari awal bertemu pasien pada saat hamil sampai pelayanan KB sampai
mengetahui secara detail bagaimana proses sesungguhnya masa kehamilan,
persalinan, neonatus, nifas serta KB yang di alami oleh perempuan, sehingga di
harapkan lulusan Prodi D3 Kebidanan Estu Utomo boyolali mempunyai
kompetensi yang lebih baik untuk mengatasi Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB).
Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 terdapat Angka Kematian Ibu (AKI)
yang mencapai 14 orang, adapun penyebab kematian ibu diantarannya karena,
perdarahan sebanyak 1 orang, ibu dengan pre eklamsi berat sebanyak 6 orang,
karena infeksi 1 orang, serta karena penyebab lainnya sebanyak 6 orang.
1
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 147 bayi yang disebabkan
karena BBLR sebanyak 75 bayi, kelainan kongenital 3 bayi, asfiksia 28 bayi,
infeksi 4 bayi, serta penyebab lainnya sebanyak 37 bayi.
1
2
boyolali masih sangat tinggi, karena pada tahun 2013 jumlah kematian bayi
mencapai 85 bayi. (Dinas Kesehatan Kota Boyolali, 2014).
Kecamatan Simo terletak pada ketinggian antara 100-300 meter diatas
permukaan laut, dengan luas wilayah 65.84 km2, jumlah penduduk 70.455 jiwa,
dan 15 desa. Pada tahun 2014 terdapat satu Angka Kematian Ibu (AKI) yang
disebabkan karena Preeklampsia Berat (PEB). Menurut hasil pencapaian PWS
KIA 2014 di Puskesmas Simo diketahui sasaran ibu hamil adalah 947 dengan
pencapaian K1 895 (94,9%), K4 864 (90,9%). Sasaran ibu bersalin 880
pencapaian 880 (100%). Sasaran ibu nifas 880 pencapaian 864 (95,8%). Sasaran
bayi dan neonatus 858 pencapaian 858 (100%). (Dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali,2014)
Bentuk dan ruang lingkup pelayanan KIA meliputi pelayanan atenatal
(10T), pertolongan persalinan (pencegahan infeksi,IMD), pelayanan kesehatan
ibu nifas (ASI Ekslusif, involusi uterus), pelayanan kesehatan neonates (MTBM,
perawatan BBL), deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan
neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat (anemia kehamilan, KEK),
penanganan komplikasi kebidanan (pelayanan obstetric, pelayanan neonatus),
pelayanan neonatus dengan komplikasi, pelayanan kesehatan bayi (imunisasi,
pemberian vit A), pelayanan kesehatan anak balita (MTBS, SDIDTK), pelayanan
KB berkualitas. (Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali,2014)
Asuhan kebidanan komprehensif adalah salah satu bentuk
penetalaksanaan untuk penanggulangan deteksi dini resiko ibu hamil, sehingga
dapat menurunkan Angka Kesehatan Ibu (AKI) dan Angka Kesehatan Bayi
(AKB). Asuhan tersebut meliputi pengawasan, perawatan dan penatalaksanaan
ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir dan nifas (Varney, 2010).
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki posisi penting dalam
penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, dengan memberikan
pelayanan secara paripurna dengan menggunakan prinsip deteksi dini kelainan,
Komplikasi dan penyakit dalam kehamilan melalui pemeriksaan kehamilan serta
melakukan kontak dini kehamilan trimester 1, skreening serta ANC berdasarkan
3
kebutuhan ibu. Dengan adanya prinsip deteksi dini maka resiko tinggi ibu hamil
dapat diamati dan ditemukan sedini mungkin diawal kehamilan. Faktor yang
mempengaruhi kemampuan deteksi dini pada ibu hamil meliputi niat terhadap
objek kesehatan, dukungan dari keluarga/ masyarakat sekitar, informasi
kesehatan dan kebebasan individu untuk mengambil keputusan.
Kriteria pasien yang digunakan dalam pengambilan kasus dengan umur
kehamilan ≥ 28 minggu. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu dari Ny.
S sebagai berikut, pada saat kehamilan pertama tidak terdapat tanda bahaya
kehamilan sampai dengan persalinan, anak pertama lahir spontan di bidan dengan
jenis kelamin perempuan dan berat waktu lahir 2900 gram.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil asuhan
kebidanan pada Ny. S G2P1A0 umur 35 tahun dan umur kehamilan 33 minggu 6
hari dengan kriteria rumah pasien dekat dengan tempat penulis praktek dan
pasien yang sangat mudah diajak untuk bekerja sama dan mudah menerima
asuhan yang diberikan.
B. Identifikasi Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. S dalam masa kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, nifas, neonatus dan kunjungan awal akseptor KB di BPM Eny
Zubaidah Ngadirejo, Sumber, Simo, Boyolali dengan metode COC ?
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Melalui penyusunan laporan tugas akhir dengan melakukan Asuhan
Kebidanan secara komprehensif dan berkelanjutan ini diharapkan dapat
memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. S
dalam kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan kunjungan
awal akseptor KB.
b. Tujuan Khusus
i. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. S selama
kehamilan.
ii. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. S selama
persalinan.
4
e. Bagi BPM
Dengan menerapkan Asuhan Kebidanan menggunakan metode COC dapat
memfokuskan tindakan ataupun masalah dengan tepat.
f. Bagi Pasien COC (Continuity Of Care)
Mendapatkan asuhan kebidanan secara komperhensif dan optimal, sehingga
ibu dapat melalui masa kehamilan, persalinan, neonatus, nifas, kunjungan
awal KB dengan aman.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir terdiri dari 5 Bab, sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Tinjauan Kasus
Bab III : Tinjauan Pustaka
Bab IV : Pembahasan
Bab V : Simpulan dan Saran
BAB II
TINJAUAN KASUS
g. Riwayat Alergi
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan seperti
amoxilin, dan ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan
laut seperti ikan laut, kepiting, udang, dll.
8
Nutrisi :
a. Makan 3 x/hari, nasi, sayur, 3x/hari, nasi, sayur, lauk Tidak ada
lauk pauk, buah. pauk, buah. keluhan
b. Minum
7-8 gelas/hari air putih. 7-8 gelas/hari air putih
dan 1 gelas susu.
Eliminasi :
a. BAK 4-5 x/hari kuning + 5 kali x/hari kuning Tidak ada
b. BAB
jernih jernih. keluhan
. 1 x/hari kuning lembek.
1 x/hari kuning
lembek.
Data dasar :
DS :
i. Ibu mengatakan HPL : 26-12-2015
ii. Ibu mengatakan HPHT : 21-03-2015
DO :
i. Palpasi Leopold
1) Leopold I : TFU pertengahan pusat, bagian atas janin teraba
lunak (bokong).
2) Leopold II : Kiri teraba datar memanjang keras seperti papan
(punggung), kanan teraba bagian terkecil janin
(ekstremitas).
3) Leopold IV : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting
(kepala) dan bisa digoyangkan.
4) Leopold IV : Bagian terbawah kepala belum masuk panggul.
ii. Mc. Donald : 27 cm
TBJ : (27-12) x 155 = 2.165 gram
iii.Auskultasi
DJJ : +, Frekuensi 148 x/menit
Irama : Teratur
Puctum Maximum : Terdengar dibawah pusat sebelah kiri.
13
4. PENATALAKSANAAN
14.45 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu
dan janin dalam kondisi sehat.
Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36.10C
DJJ +, frekuensi 148 x/menit.
E : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin
sehat.
14.49 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan di kehamilan
TM III antara lain :
1) Sering BAK, disebabkan oleh tekanan uterus karena
turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih
tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat.
Cara mengatasi : Kosongkan saat ada dorongan untuk
kencing, mengurangi asupan cairan pada sore hari dan
memperbanyak minum saat siang hari, jangan kurangi
minum untuk mencegah nokturia, keculi jika nokturia
sangat mengganggu tidur pada malam hari, batasi
minum kopi, teh atau soda.
2) Nafas Sesak : Pada kehamilan 33-36 banyak Ibu hamil
akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan
bayi yang berada dibawah diafragma menekan paru
Ibu. Sering dikeluhkan berupa sesak nafas, akibat
pembesaran uterus yang menghalangi pengembangan
paru-paru secara maksimal.
14
23
24
24
25
25
26
26
27
7. Palpasi : 09.39 ibu dan janin dalam kondisi sehat dan tak perlu khawatir
USG : tanggal 6 Desember 2015 presentasi kepala, Air
Leopold I : TFU 2 jari bawah
Ketuban : Normal, TBJ : 2300 gram.
px, bagian atas janin teraba
E : Ibu sudah tahu hasil USG.
lunak (bokong). 4. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan
a. Perut terasa mulas secara teratur
b. Mulasnya sering dan lama
Leopold II : Kiri teraba datar 09.41 c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
d. Keluar air ketuban dari jalan lahir
memanjang keras seperti papan
E : Ibu sudah tahu tanda-tanda persalinan dan ibu bisa
(punggung), kanan teraba
menyebutkan kembali tanda-tanda persalinan seperti :
bagian terkecil janin a. Perut terasa mulas secara teratur
b. Mulasnya sering dan lama
(ekstremitas)
c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
Leopold III : Bagian bawah d. Keluar air ketuban dari jalan lahir
5. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan
teraba bulat, keras, melenting
persalinan baik untuk ibu maupaun bayi seperti,
(kepala) dan tidak bisa
Ibu :Kain, pembalut, baju ibu dll,
digoyangkan. Bayi :Popok, baju bayi, topi, kaos kaki dan tangan lalu
Leopold IV : Bagian terbawah dimasukkan dalam satu tas bila ibu ingin melahirkan bisa
kepala sudah masuk panggul. langsung di bawa.
E: Ibu dan keluarga sudah mempersiapkan perlengkapan
8. Auskultasi 09.44
DJJ : 148 x/menit persalinan jika sewaktu-waktu ibu merasa ingin melahirkan
Irama : Teratur 6. Menganjurkan Ibu untuk periksa 1 minggu lagi yaitu tanggal
Colostrum: Sudah keluar
17 Desember 2015 atau bila ada keluhan.
E : Ibu bersedia untuk periksa kembali tanggal 17 Desember
27
28
2015.
09.47
Boyolali, 10 Desember 2015
28
29
29
30
30
31
10.06
Boyolali, 17 Desember 2015
31
28
28
29
29
30
1 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2900 Perempu Norm Tidak ada 6 Baik
gra an al tahun
m
2 HAMIL SEKARANG
xviii. Riwayat KB
Tabel 10. Riwayat KB
No Jenis Alkon Lama Keluhan Efek Tahun Alasan
Pakai Samping Lepas
.
Nutrisi :
c. Makan 3x/hari, nasi, sayur, Sedikit 1/2 porsi Tidak ada
lauk pauk, buah. keluhan
d. Minum Air putih
7-8 gelas/hari air putih
dan 1 gelas susu.
30
31
Eliminasi :
c. BAK + 5 kali x/hari kuning 1 kali Tidak ada
jernih. keluhan
d. BAB 1 kali
1 x/hari kuning
lembek.
2) Mc. Donald : 28 cm
32
33
Kesadaran : Composmentis
iii. Palpasi :
Leopold I : TFU 2 jari bawah px, bagian atas janin teraba lunak
(bokong).
Leopold II : Kiri teraba datar memanjang keras seperti papan
(punggung), kanan teraba bagian terkecil janin
(ekstremitas)
Leopold III: Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala)
dan tidak bisa digoyangkan.
Leopold IV: Bagian terbawah kepala sudah masuk panggul.
Mc. Donald: 28 cm
TBJ : (28-11) x 155 = 2.635 gram
iv. Auskultasi : DJJ +, 140 x/menit, teratur.
HIS : 3 x 10’ 25”, kuat.
v. VT : Pembukaan 6 cm, porsio lunak, KK +, penurunan
kepala 1/5, presentasi kepala.
Masalah :
Ibu mengatakan mengeluh punggung terasa nyeri dan perut kencang-
kencang.
4. PENATALAKSANAAN
09.10 WIB Memberitahu Ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa saat
ini sudah dalam persalinan.
DJJ +, 140 kali/menit, teratur, HIS : 3 x 10’ 25”, kuat.
VT : Pembukaan 6 cm, porsio lunak, KK +, penurunan kepala
1/5, presentasi kepala.
E : Ibu dan keluarga tahu dan mengerti keadaan ibu dan juga janinnya
09. 12 WIB Mengingatkan kembali teknik relaksasi pada saat ada kontraksi
dengan cara menarik nafas panjang lewat hidung dikeluarkan
lewat mulut bila ada kontraksi.
E : Ibu mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi
34
35
09.14 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum jika tidak ada
kontraksi agar ibu memmpunyai tenaga saat mengejan
E : Ibu mengerti dan mau makan dan minum saat tidak ada kontraksi
10.30 WIB 1) Menyiapkan Partus set : 2 buah klem penjepit tali pusat, 1
buah gunting episiotomi, 1 buah gunting tali pusat, 1
buah ½ kochker, 3-5 lembar kassa steril, 1 buah klem tali
pusat, 2 pasang sarung tangan.
2) Menyiapkan pakaian, handuk, selimut, dan kain untuk
bayi dalam konsdisi bersih dan hangat.
3) Menyiapkan timbangan, pita ukur, stetoskop,
thermometer dalam kondisi baik dan bersih
4) Menyiapkan oksitosin 10 unit dalam spuit kemudian
ditempatkan dalam bak instrument steril
5) Menyiapkan tempat dan alat resusitasi : Tempat datar,
rata, bersih kering dan hangat, handuk atau kain bersih
dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
6) Menyiapkan alat dan obat bila terjadi kegawatdaruratan
pada ibu : Set infus
11.45 WIB 1) Menggunakan clemek, topi, kacamata, masker dan slop
2) Mencuci kedua tangan dalam air mengalir dan
mengeringkan
3) Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk periksa dalam
4) Melakukan periksa dalam : hasil pembukaan lengkap.
5) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah
lengkap.
6) Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin 10 unit den letakkan kembali spuit
tersebut dipartus set
35
36
36
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
48
49
49
50
48
49
49
50
50
53
53
54
Hamil Penyulit/ Jenis Penyulit/ Penolo BB Jenis Nifas Penyulit/ Usia Keadaa
ke Komplikas Persalina Komplikas Lahi Komplikas Anak
ng Kelamin n Anak
i n i r i
1 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2900 Perempu Norm Tidak ada 6 Baik
gra an al tahun
m
2 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2500 Laki-laki Skrng - 6 jam Baik
gra
m
Sumber : Data Pengkajian, 2015.
Nutrisi :
e. Makan 1 kali, nasi, sayur, lauk Tidak ada
pauk. keluhan
f. Minum
2 gelas air putih.
Eliminasi :
e. BAK 1 kali kuning jernih. Tidak ada
keluhan
f. BAB 1 kali kuning lembek.
54
55
55
56
Aerola : Menghitam
Pengeluaran : ASI Colostrum
Pembengkakan : Tidak ada
3) Abdomen :
TFU : 3 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : Keras
Kandung kemih : Kosong
4) Pengeluaran Pervaginam
Warna Lochea : Merah
Kontraksi uterus : Keras
Banyaknya ganti pembalut : 1 kali
Bau : Khas Lochea
5) Perineum dan anus
Luka episiotomi jahitan : Derajat 1 (kulit perineum)
Keadaan luka : Masih basah
Tanda radang : Tidak ada
Anus : Tidak ada luka
6) Pemeriksaan Laboratorium
Protein Urine : - (Negative)
Urine Reduksi : - (Negative)
HB : 10 gram%
7) Obat-obatan dan tindakan yang sudah didapat
Amoxcilin 3 x 1 / hari
Asam mefenamat 3 x 1 / hari
Vitamin A 200.000 IU
Tablet FE 2 x 1 / hari
3. ANALISA
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. S umur 35 tahun P2A0 Post Partum 6 jam normal.
57
58
Data dasar :
DS : 1) Ibu telah melahirkan 6 jam yang lalu anak ke dua
2) Ibu mengatakan perutnya mules
DO : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36.30C
Palpasi : TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong.
Inspeksi : Ada luka perineum derajat 1
b. Masalah
Nyeri perut
4. PENATALAKSANAAN
18.35 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi
dalam kondisi sehat
E : Ibu mengerti dan merasa senang
18.37 WIB Memberitahu ibu penyebab rasa mulas pada rahim adalah
normal karena disebabkan oleh kontraksi uterus yang
meningkat setelah bayi keluar
E : Ibu sudah mengerti penyebab rasa mules yang ibu alami adalah normal.
18.39 WIB Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
khususnya di daerah kemaluan agar tidak terjadi infeks,
dengan cara:
1) Ganti pembalut minimal 2 kali sehari
2) Cebok dengan cara yaitu membersikan daerah kemaluan
baru kemudian membersihkan daerah anus.
3) Selalu mengeringkan genalia setelah buang air kecil dan
besar
4) Melakukan perawatan luka jahitan
E : Ibu akan menjaga kebersihan dirinya
18.42 WIB Mengajari ibu mobilisasi dengan cara miring dulu sebelum
duduk, kemudian duduk sebentar sebelum berdiri.
E : Ibu sudah bisa duduk dan berdiri
58
59
59
63
63
64
09.39
Boyolali, 25 Desember 2015
64
65
65
66
66
67
67
68
Loche : Sudah tidak keluar. iii. Kesuburan akan segera kembali jika dihentikan
iv. Dapat dihentikan setiap saat
c. Suntik Progestin
Keuntungan :
i. Sangat efektif
ii. Pencegahan kehamilan jangka panjang
iii. Tidak mempengaruhi ASI
iv. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
v. Menurunkan penyakit kanker jinak payudara
E : Ibu mengerti dan akan memilih menggunakan KB suntik.
Boyolali, 30 Januari 2016
68
69
d. Riwayat kehamilan
Ini merupakan kehamilan yang kedua dan kehamilan pertama berjalan
normal, usia anak pertama 6 tahun.
e. Riwayat Persalinan
i. Tanggal/jam Persalinan : 19 Desember 2015 / 12.30 WIB
ii. Jenis Persalinan : Normal
iii. Lama Persalinan : + 9 jam 40 menit (kala I – IV)
iv. Penolong Persalinan : Bidan
v. Penyulit Persalinan : Tidak ada
vi. Bonding Attachment : IMD
vii. Berat waktu lahir : 2500 gram
f. Riwayat Kesehatan
i. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit kanker, hati, ginjal,
hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.
2) Riwayat Perawatan
Pernah dirawat di : -
Penyakit :-
69
70
3) Riwayat Operasi
Pernah operasi di :-
Penyakit :-
Ibu mengatakan anaknya diasuh oleh ibu sendiri, nenek dan suami.
2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
i. Keadaan umum : Baik
ii. Kesadaran : Composmentis
iii. Tanda Vital :
Nadi : 130 x/menit
RR : 40 x/menit
S : 36,50C
iv. BB/PB : 2500 gram / 46 cm
v. LD/LK : 34 cm / 32 cm
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
i. Kepala : Macocepal, chepalhematom tidak ada, tidak ada caput
succesdanum.
ii. Muka : Simetris, merah, tidak oedema, tidak pucat.
iii. Ubun-ubun : Lembek, tidak ada molase cembung, tidak cekung
iv. Mata : Simetris, tidak ada perdarahan, sklera putih, dan
konjungtiva merah muda.
v. Telinga : Normal, simetris.
vi. Mulut : Tidak ada labio palatoskiziss
vii. Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
viii. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
ix. Dada : Simetris
Dinding thoraks : Tidak ada retraksi dada
Nafas : Teratur, tidak ada bunyi wezing
x. Abdomen :
Dinding abdomen/turgor : Turgor baik
Kandung kemih : Kosong
xi. Ekstremitas:
Tangan : Aktif, tidak pucat atau kebiruan
Kaki : Aktif, tidak pucat atau kebiruan
xii. Tulang punggung : Baik, tidak terdapat benjolan
xiii. Alat genetalia : Laki-laki, testis sudah turunke skrotum
xiv. Anus : Berlubang, mekonium sudah keluar
c. Pemeriksaan Reflek :
i.R. Morro :+
ii. R. Babynsky :+
iii. R. Rooting :+
iv. R. Walking :+
v. R. Graps :+
vi. R. Sucking :+
vii. R. Tonik Neck :+
d. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan
71
72
3. ANALISA
a. Diagnosa kebidanan
Neonatus Ny. S umur 6 jam normal.
Data Dasar :
DS : Ibu mengatakan ini anak kedua dan berumur 6 jam.
DO : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Nadi : 130 x/menit
RR : 40 x/menit
S : 36,50C
b. Masalah
Tidak ada
4. PENATALAKSANAAN
18.35 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayinya dalam
keadaan sehat dan normal dengan hasil pemeriksaan :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Nadi : 130 x/menit
RR : 40 x/menit
S : 36,50C
BB/PB : 2500 gram / 46 cm
E : Ibu senang hasil pemeriksaan bayinya dalam kondisi normal dan sehat.
18.37 WIB Memberitahu kepada ibu tentang cara pencegahan infeksi, yaitu :
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
atau ketika akan menyentuh bayi.
2) Memakai masker apabila sedang flu dan batuk
E : Ibu mengerti tentang cara pencegahan infeksi.
18.39 WIB Memberitahu ibu bagaimana cara menjaga kehangatan bayinya,
yaitu :
1) Tunda memandikan bayi sekurang-kurangnya 6 jam setelah
kelahiran
2) Keringkan bayi sampai benar-benar bersih dan kering
3) Pakaikan baju, celana, sarung tangan, sarung kaki, dan
bungkus bayi dengan selimut atau kain kering serta pakaikan
topi.
4) Tempatkan bayi diruangan yang hangat dan bersih
5) Ganti pakaian dan selimut apabila lembab dan bersih
E : Ibu sudah tahu cara menjaga kehangatan bayinya.
72
73
18.42 WIB Memberitahu ibu bagaimana cara merawat tali pusat bayi, yaitu :
1) Mengganti kassa pembalut tali pusat bayi setelah mandi atau
apabila bersih dengan kassa baru yang lebih bersih dan
kering.
2) Jangan memberikan atau membubuhkan sesuatu apapun,
baik itu obat maupun ramuan tradisional pada tali pusat yang
masih basah.
3) Jaga tali pusat agar tetap dalam keadaan bersih dan kering
E : Ibu sudah tahu cara perawatan tali pusat
18.43 WIB Memberitahukan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
bayinya, yaitu dengan cara :
1) Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa pemberian
makanan pendamping atau pengganti
2) Memberikan ASI sedini mungkin setelah bayi lahir karena
ASI yang pertama keluar mengandung colostrum yang
sangat penting untuk daya tahan tubuh bayi.
3) Menyusui bayi setiap kali bayi menangis, tampak gelisah
atau saat payudara terasa penuh dan tidak nyaman
E : Ibu akan berusaha memberikan ASI Eksklusif pada bayinya
18.46 WIB Bayi sudah diperbolehkan untuk pulang
E : Ibu merasa senang bayinya sudah diperbolehkan pulang
18.48 WIB Memberitahu pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu
bulan kemudian untuk penimbangan bayi, imunisasi BCG dan
Polio 1 tanggal 19 Januari 2015 atau bila ada keluhan.
E : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang satu bulan lagi atau bila ada keluhan.
Simo, 19 Desember 2015
73
77
77
78
78
79
79
79
79
80
warna kuning 10.09 E : Sudah direncanakan untuk imunisasi BCG dan Polio 1.
g. BAK : 6-8
kali/hari, warna
kuning, lancar,
normal
h. Istirahat : Bayi
tidur dalam
sehari + 13 jam
i. Personal hygiene
: Bayi mandi 2
kali sehari, ganti
baju dan ganti
popok apabila
basah.
16. Ibu mengatakan
tali pusat bayi
sudah lepas sejak
usia 7 hari.
17. Ibu mengatakan
tidak ada keluhan
dengan bayinya.
Boyolali, 8 Januari 2015
80
81
81
81
e. Riwayat Perkawinan
i. Umur waktu nikah : 27 tahun
ii. Lama : 8 tahun
iii. Perkawinan ke : 1 (satu)
iv. Jumlah anak : 1 (satu)
f. Riwayat Kesehatan
i. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang menajdi
kontraindikasi kb suntik seperti :
1) Hipertensi
2) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
3) Diabetes melitus disertai komplikasi
4) Perdarahan yang tidak diketahui penybabnya
ii. Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak memiliki
penyakit kanker, hati, ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan,
TBC, dll.
81
82
Nutrisi :
g. Makan 3 x/hari, nasi, sayur, 3x/hari, nasi, sayur, lauk Tidak ada
lauk pauk, buah. pauk, buah. keluhan
h. Minum
7-8 gelas/hari air putih. 7-8 gelas/hari air putih
82
83
Eliminasi :
g. BAK 4-5 x/hari kuning + 5 kali x/hari kuning Tidak ada
h. BAB
jernih. jernih. keluhan
1 x/hari kuning 1 x/hari kuning lembek.
lembek.
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,20C
v. BB/TB : 50 kg / 146 cm
vi. Status present
1) Kepala
a) Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit kepala
tidak ketombe.
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.
b) Mata : Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Tidak ikterik
c) Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada cairan
d) Telinga : Tidak ada serumen, simetris.
e) Mulut : Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah.
2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.
3) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
4) Mammae : Simetris
5) Ekstremitas / anggota gerak :
Tangan : Normal, gerak aktif.
Kaki : Normal, tidaka ada varises, gerak aktif
b. Pemeriksaan Obstetri
i. Mammae : Tidak ada benjolan / abnormal
ii. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi
iii. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan
3. ANALISA
Ny. S umur 35 tahun P 2A0 akseptor Kb suntik DMPA (Depo
Medroksiprogesteron Asetat).
Data dasar :
DS : Ibu mengatakan ingin suntik Kb 3 bulan
DO : KU : Baik
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,20C
4. PENATALAKSANAAN
13.30 WIB Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
keadaan sehat dan dapat diberikan suntikan Kb 3 bulan.
84
85
85
88
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Teori Kasus
a. Kehamilan
1) Definisi
Kehamilan adalah periode dimana seorang wanita menyimpan
embrio atau fetus didalam tubuhnya (Jahja, 2011 : 21). Kehamilan
manusia terjadi selama 40 minggu, mulai waktu mentruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil
adalah gravid, dan manusia didalam rahim disebut embrio (minggu-
minggu awal), janin hingga kelahiran. Seorang wanita hamil untuk
pertama kalinya disebut primigravida (gravid 1) dan pada wanita yang
belum hamil gravida (Bethsaida & Herri, 2013 : 224).
2) Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Kehamilan trimester 3
Ketika hamil akan banyak perubahan fisik pada tubuh wanita, 81
perubahan tersebut terjadi karena respon tubuh terhadap kehamilan
dimana organ-organ tubuh menyesuaikan kapasitas dengan
bertambahnya tugas dan fungsi serta sebagai pemberitahuan bahwa
perubahan tersebut terjadi sebagai tanda adanya sebuah proses.
a) Perubahan Uterus
Uterus pada wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar
sejempol atau kurang lebih 30 gram karena peningkatan hormone
estrogen dan progesterone akan mengalami hipertropi dan
hyperplasia sehingga pada akhir kehamilan menjadi 1000 gram
(Manuaba, dkk, 2010 : 85).
89
b) Vagina
Pada vagina dan vulva mengalami perubahan akibat
hormone estrogen. Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide), tanda ini
disebut juga Chadwick (Manuaba, dkk, 2010 : 92).
c) Ovarium
Indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, dkk, 2010 : 92).
d) Payudara (mammae)
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai persiapan laktasi. Dalam hal ini yang berperan hormone
somatomammotropin, estrogen, dan progesterone.
i) Kulit
Kulit mengalami hiperpigmentasi dan perubahan deposit
pigmen. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan
melanophore stimuting hormon lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Sehingga timbul kloasma gravidarum, striae
livide, striae alba, linea nigra, hiperpigmentasi pada areola dan papila
mamae. (Manuaba, dkk, 2010 : 94).
91
j) Metabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar
dimana kebutuhan nutrisi makin meningkat untuk pertumbuhan janin
dan persiapan produksi ASI. Peningkatan berat badan ibu selama
kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira antara 6,5 kg – 15 kg
atau kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5 kg per minggu.
(Manuaba, dkk, 2010 : 117).
k) Plasenta dan air ketuban
Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15cm x 20cm
dengan tebal 2,5 sampai 3cm dan berat plasenta 500 g. Tali pusat
yang menghubungkan plasenta panjangnya 25 sampai 60 cm.
plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke 16. (Manuaba, dkk,
2010 : 94).
ibu makan dan minum dengan baik. Ibu hamil perlu melaporkan jika
terjadi penurunan/gerakan yang berhenti (Vivian Nanny,2010 : 56).
7) Pemeriksaan Kehamilan
a) Pengertian
Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk meng-optimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam menghadapi persalinan,
kala nifas, persiapan memberi ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
b) Tujuan
d) Jadwal Pemeriksaan
95
(1) Anamnesa.
(3) Palpasi
Dilakukan unuk menentukan besar dan tinggi fundus uteri
(gambar 2), bagian-bagian janin, letak, presentasi, gerakan janin
dan kontraksi rahim.
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang terdiri atas 4
bagian :
Gambar
1
Leopold III :
Px
Leopold 2
Gambar 2
Leopold IV : Px Leopold
Menentukan bagian terbawah
3
janin apa dan berapa jauh sudah
masuk pintu atas panggul.
Gamb
ar 3
Sumber : Manuaba, 2010 (118-119) Px
Tabel 28. Pertambahan Berat Badan, Janin, sesuai Umur
Leopold 4
Kehamilan
1 8-9 minggu 1 gr
2 9-10 minggu 4
3 10-11 minggu 10
4 11-12 minggu 15
5 12-13 minggu 20
6 13-14 minggu 50
7 14-15 minggu 85
Infobunda, 2012.
(a) Darah
Yang diperiksa adalah golongan darah dan kadar darah
haemoglobin. Pemeriksaan haemoglobin dilakukan untuk
mendeteksi faktor resiko kehamilan yang adanya anemia. Bila
kadar Hb ibu kurang dari 11 gr % berarti ibu tidak anemia,jika
Hb ibu 9-10 gr % berarti ibu anemia ringan, sedangkan 7-8 gr
% anemia sedang. Kadar Hb < 7 gr % berarti anemia
berat.Wanita yang mempunyai Hb kurang dari 10 gr % baru
disebut menderita anemia dalam kehamilan. Pemeriksaan Hb
minimal dilakukan 2 kali selama hamil, yaitu pada trisemester
I dan trimester II. (Manuaba, 2010 : 239)
(b) Urine :
Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urine dan kadar
albumin dalam darah sehingga diketahui apakah ibu
menderita preeklamsi atau tidak
(7) Pelayanan asuhan standar minimal termasuk “14T”
b. Persalinan
1) Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan placenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan(kekuatan sendiri). (Manuaba, 2010 : 164).
setiap 4 jam.
(c) Produksi urine, aseton dan protein dipantau tiap 2-4 jam.
b) Asuhan Ibu Bersalin Kala II
Kala II (Sulistyowati, 2010) adalah kala pengeluaran bayi
dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Diagnosa kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan lengkap dan kepala janin sudah tampak
divulva denagn diameter 5-6 cm. (Levii-Medikal blog, 25-3-2015 jam
12.04 WIB)
c) Asuhan Ibu Bersalin Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Tanda-tanda pelepasan plasenta menurut Manuaba (2010:191) antara
lain :
(1) Bentuk uterus berubah menjadi bulat, keras dan tinggi fundus uteri
naik karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
(2) Tali pusat memanjang
(3) Semburan darah tiba-tiba.
5) Faktor Persalinan
a) Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.
b) Power
102
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari
his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. yang dihasilkan
oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
d) Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa
bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Psikologis
meliputi :
(1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
(2) Pengalaman bayi sebelumnya
(3) Kebiasaan adat
(4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
(5) Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
(6) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
(7) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
(8) Medikasi persalinan
(9) Nyeri persalinan dan kelahiran
e) Penolong
Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan (wiwing setiono.blogspot.com, tanggal
25-11-2015 jam 11.58)
e) Teori prostaglandin
7) Tanda-tanda persalinan
Tanda-tanda persalinan menurut (Manuaba, 2010 : 169) :
a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir
bercampur darah)
c) Dapat disertai keluarnya air ketuban dari jalan lahir.
Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamiln 37 – 42 minggu dan berat badannya 2500 gr – 4000 gr (Ibrahim
kristina S 1984, Dewi Vivian Nanny Lia, 2010 : 1).
Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak
(aktivitas) menangis
Respiration Lemah/tidak
Tidak ada Menangis
(pernapasan) teratur
m)Gerak aktif.
n) Bayi langsung menangis kuat.
o) Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
105
g) Memberi salep mata pada bayi yaitu di beri salep pada kedua mata
bayi.
h) Memberikan vitamin K setelah bayi lahir dengan dosis 0, 5 mg
diberikan secara IM, di paha kiri anterolateral setelah Inisiasi Menyusu
Dini.
i) Memberi imunisasi Hepatitis B 0, 5 ml secara IM, di paha kanan
anterolateral, diberikan kira-kira 1–2 jam setelah pemberian vitamin K
(Maternal Neonatal Pink, 2010 : N-32).
5) Cara Merawat Bayi Baru Lahir
a) Memberikan ASI sesuai kebutuhan secara on demand atau setiap 2-3
jam
b) Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu
c) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat, dan kering. Dengan
memastikan popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi
tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi,
karena kemampuan pengaturan suhu tubuh bayi masih dalam
pemantauan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus
bersih.
d) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
e) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
f) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
g) Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/ infeksi
h) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik
d. Asuhan Pada Ibu Post Partum
1) Pengertian
Masa Nifas (Puerperium) adalah masa sesudah persalinan, masa,
perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat
kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6
minggu atau 40 hari pasca persalinan (Jannah,20011 :13).
a) Uterus
Involusi adalah pengembalian ke keadaan sebelum setelah
melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Selama 12 jam, tinggi fundus
memcapai kurang lebih 1 cm diatas umbilicus. Beberapa hari
108
Kontraksi
b) Serviks
Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui
oleh 2 jari, pinggirnya tidak rata, tetapi retak-retak karena robekan
dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama, ostium externum hanya
dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan
dengan bagian atas dari canalis cervicis uteri.Pada cervix, terbentuk
sel-sel otot baru. Karena hiperplasia dan retraksi cervix ini, robekan
cervix menjadi sembuh. Walaupun begitu, setelah involusio selesai,
ostium externum tidak serupa keadaanya dengan sebelum hamil, pada
umumnya ostium externum lebih besar dan tetap ada retak-retak dan
robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya.
109
e) Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting
susu, ini menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui
bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat mencegah
perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3
akan diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning
keruh yang kaya akan anti body, dan protein, sebagian ibu
membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat
bagus untuk bayi (Ambarwati,2010).
f) Sistem perkemihan
Dieresis pascapartum, Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu
mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun didalam cairan yang
tertimbun di jaringan selama hamil. Salah satu mekanisme untuk
mengurangi cairan yang terterensi selama masa hamil adalah
diaphoresis luas, terutama pada malam hari, selama 2 sampai 3 hari
pertama setelah melahirkan. Kehilangan cairan melalui keringat dan
peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar
2,5 kg selama masa pascapartum. (Askeb Ibu Nifas dan deteksi Dini
Komplikasi ECG, 2013:65)
g) Sistem pencernaan
111
h) Sistem Endokrin
Hormon Plasenta. Kadar esterogen dan progesteron menurun
secara mencolok setelah plasenta keluar. Kadar terendah hormon
tersebut tercapai kira-kira 1 minggu pascapartum. Penurunan kadar
esterogen berhubungan dengan pembengkakan payudara dan dieresis
cairan ekstraselular yang berlebih yang terakumulasi selama masa
hamil. Kadar esterogen pada ibu tidak menyusui mulai meningkat pada
minggu ke-2 setelah melahirkan dan lebih tinggi dibandingkan ibu
menyusui pada pascapartum hari ke- 17.
i) Peredaran Darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta
hemoglobin (keeping darah) akan berkurang, ini akan normal kembali
setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih
tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
(1) Dukungan suami, orang tua, teman, dan orang dekat lainnya
113
(2) Usia
(3) Kehamilan yang direncanakan atau tidak
(4) Status social ekonomi dan Masalah seksualitas
(5) Pengalaman orang tua sebelumnya
(6) Riwayat melahirkan anggota keluarga atau teman dekat
(7) Pengalaman lalu terkait dengan fasilitas
(8) Pemberi pelayanan kesehatan
5) Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
a) Nutrisi Dan Cairan
Tujuan pemberian makanan : memulihkan tenaga ibu,
memproduksi ASI yang bernilai tinggi mempercepat penyembuhan
luka, dan mempertahankan kesehatan. Hidangan gizi yang dibutuhkan
ibu menyusui terdiri atas zat tenaga, (hidrat arang, lemak, protein), zat
pembangun (protein, vitamin, mneral dan air), dan zat pengatur atau
pelindung. Makanan tambahan untuk ibu menyusui adalah 500 kalori
per hari. Minum paling tidak 3 liter sehari, minum tablet tambah darah,
dan minum vitamin A 200.000 IU agar bisa memberi vitamin A secara
tidak langsung pada bayinya.
b) Mobilisasi
Mobilisasi merupakan aktifitas segera yang dilakukan setelah 1
atau 2 jam setelah melahirkan, agar bisa merawat bayinya sendiri.
d) Personal Higiene.
Kebersihan Tubuh atau Kulit. Ibu nifas harus mandi minimal 2
kali sehari. Kebersihan Pakaian. Ibu disarankan ganti pakaian dua kali
sehari setelah mandi dan bila pakaian terasa lembap atau basah.
Gunakan pakaian yang agak longgar dan dapat menyerap keringat.
Anjurkan ibu untuk ganti pembalut minimal sehari 3 kali. Selama masa
nifas harus memperhatikan kebersihan giginya dengan menggosok gigi
minimal 2 kali sehari (setelah makan, saat mandi, dan sebelum tidur),
e) Istirahat
(1) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan
(2) Sarankan ibu untuk kembali menjalani kegiatan dirumah seperti
biasa secara perlahan, serta tidur siang atau istirahat selagi bayi
tidur. Kurang istirahat dapat menyebabkan beberapa hal :
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses
involusi uterus dan meperbanyak perdarahan, menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
f) Seksual
Secara fisik hubungan suami istri aman dilakukan begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam
vagina tanpa rasa nyeri. Apabila tidak keluar darah merah dan ibu tidak
merasakan ketidaknyamanan, hubungan suami istri dapat dilakukan.
Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa nifas selesai yaitu 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. (Askeb Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi EGC, 2013:
83-91).
6) Tanda Bahaya Masa Nifas :
a) Peningkatan suhu tubuh, lochea berbau
b) Perdarahan pervaginam
c) Pusing, nyeri epigastrik, pandangan mata kabur.
d) Oedem diwajah dan kaki.
i) Adanya perasaan sedih atau merasa tidak mampu merawat diri dan
bayinya. (Akbid estu utomo, 2012).
7) Kunjungan masa nifas
a) 6 – 8 jam setelah persalinan
(1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
(3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan
tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari–hari.
8) ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah asi yang diberikan sejak bayi dilahirkan
sampai umur bayi 6 bulan tanpa susu formula atau makanan lain. Ibu
diharapkan untuk menyusui bayinya setiap kali bayi merasa lapar atau
secara on demand (atau setidaknya 10-12 kali dalam 24 jam) selama 2
minggu.
a) Untuk Bayi
(1) Susui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama
penyusuan 10-15 menit di setiap payudara kanan kiri
(2) Bangunkan bayi dan lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah,
dan posisi duduk selama menyusui
(3) Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik dan
dengarkan suara menelan yang aktif
(4) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman serta minumlah
setiap kali menyusui
(5) Tidur bersebelahan dengan bayi
b) Untuk Ibu
(1) Tingkatkan istirahat dan minum
(2) Amati ibu yang menyusui bayinya dan koreksi setiap masalah ibu
pada posisi penempelan
118
(3) Bisa menjadi metode kontrasepsi laktasi (MAL) jika ibu menyusui
bayinya secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi dan teratur.
(4) Yakinkan ibu bahwa ia dapat memproduksi lebih banyak air susu
dengan melakukan hal-hal tersebut. (Askeb Ibu Nifas & Deteksi
Dini Komplikasi ECG, 2013: 26-26).
9) Menyusui Yang Benar
Langkah-langkah menyusui yang benar :
(4) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau
disangga lagi. (Askeb Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi ECG,
2013:32-34).
kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira – kira 85/40 mmHg
(Dewi. LNV, 2012 : 13).
c) Suhu Tubuh
Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru
lahir kehilangan panas tubuhnya menurut (Dewi. LNV, 2012 : 13-14).
(1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang
kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh
bayi ke objek lain melalui kontak langsung).
(2) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan
dan suhu udara).
(3) Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang
lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai
suhu berbeda).
(4) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada
kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara
mengubah cairan menjadi uap).
Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi,
maka lakukan hal berikut :
(a) Keringkan bayi secara seksama.
(b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan
hangat.
(c) Tutup bagian kepala bayi.
(d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
(e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru
lahir.
(f) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
d) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh
orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg berat badan akan
lebih besar. Oleh karena itulah, BBL harus menyesuaikan diri dengan
122
a) Pengambilan riwayat.
b) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksana tanda-tanda vital.
c) Pemeriksaan khusus.
d) Pemeriksaan penunjang.
Langkah 2 : Interpretasi data dasar
kebidanan.
Langkah 3 : Identifikasi diagnosa/ masalah potensial dan antisipasi
penangannnya. Langkah yang bersifat antisipasi yang
rasional/ logis, bukan hanya merumuskan tetapi juga
mengantisipasi.
S : Subyektif
O : Obyektif
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan diperiksa oleh bidan
sewaktu melakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan laboratorium
serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya (Langkah I Varney).
A : Analisa
136
P : Penatalaksanaan
Pasal 9
1) Pelayanan kesehatan ibu
2) Pelayanan kesehatan anak
3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 10
2) Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemerintah dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah
mengikuti pelatihan.
3) Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab
menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di
daerah yang tidak memiliki dokter.
Pasal 17
1) Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan
meliputi :
a) Memiliki tempat praktek, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan
asuhan kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan
kesehatan bayi, anak balita dan pra sekolah yang memenuhi
persyaratan lingkungan sehat
b) Menyediakan maksimal 2 (dua) tempat tidur untuk persalinan
c) Memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
2) Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) satu tercantum dalam Lampiran Peraturan ini
Pasal 18
1) Dalam melaksanakan praktek/kerja, bidan berkewajiban untuk :
a) Menghormati hak pasien
b) Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan
c) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani
dengan tepat waktu
d) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
e) Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
f) Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara
sistematis
g) Mematuhi standar
h) Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik
kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian
2) Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan iptek melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
140
(1) Biodata
Berisi biodata klien dengan penanggung jawab yang
meliputi nama pasien, umur, tanggal lahir, nama suami, umur
agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
b) Data Obyektif
Merupakan data yang diperoleh bidan dengan cara observasi atau
pemeriksaan.
(g) TB
Untuk mengetahui tinggi badan ibu, berkaitan dengan
kemungkinan panggul sempit, batasan normal 145 cm.
(h) LILA
Untuk mengetahui status gizi ibu selama hamil. Normalnya >
23, 5 cm.
nigra.
(b) Palpasi:
Leopold I : Untuk menentukan umur kehamilan dan
(c) Auskultasi
(d) Perkusi
3) Analisa
a) Diagnosa kebidanan.
b) Masalah
Contoh : GII PI A0 hamil 16 minggu normal dengan wasir
berdarah dan sedih karena tidak menginginkan kehamilannya.
4) Penatalaksanaan
a) Data Subyektif
Adalah langkah pertama yang disampaikan oleh pasien sendiri
maupun keluarga. Adapun data subyektif tersebut antara lain:
(1) Identitas/Biodata
(a) Nama : Untuk mengetahui dan mengenal Pasien.
(b) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko yang ada
hubungannya dengan umur Ibu
(c) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang
nantinya penting dalam memberikan
pendidikan kesehatan kepada klien sesuai
dengan tingkat pendidikannya.
(d) Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi.
(e) Suku/Bangsa : Untuk mengetahui faktor pembawaan/RAS
(f) Agama : Untuk memberikan motivasi kepada pasien
sesuai dengan agama yang dianut.
(g) Alamat : Untuk mengetahui lingkungan tempat
tinggalnya.
(2) Alasan Datang : Untuk mengetahui mengapa pasien datang ke
petugas kesehatan
(3) Keluhan Utama : Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan
pasien termasuk keluhan normal / tidak.
b)Data obyektif
(1) Pemeriksaan Umum
152
(g) T. B
Untuk mengetahui tinggi badan ibu, berkaitan dengan
kemungkinan panggul sempit, batasan normal 145 cm.
(h) LILA
Untuk mengetahui status gizi ibu selama hamil.
153
c) Analisa
(1) Diagnosa Kebidanan
Untuk mengidentifikasi terhadap masalah atau diagnosis
berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang telah
dikumpulkan.
Contoh :
Ny. M umur 35 tahun, GIII PII A0, Hamil 39 minggu dgn inpartu
kala I fase Aktif.
(2) Masalah.
Misalnya : nyeri, takut, cemas menghadapi persalinan.
d)Penatalaksanaan
Pelaksanaan dilakukan Bidan secara menyeluruh dengan melakukan
pendekatan yang baik pada Pasien dan Keluarga. Pelaksanaan rencana
asuhan pada Ibu bersalin meliputi:
a) Data Subyektif
(1) Identitas / Biodata:
Berisi biodata klien dengan penanggung jawab yang meliputi
nama bayi, umur, tanggal lahir, nama orang tua, alamat.
b) Data Obyektif
(1) Pemeriksaan umum data yang diperoleh bidan saat pemeriksaan
atau dengan cara observasi.
(2) Pemeriksaan Fisik
Untuk mengetahui kondisi fisik secara keseluiruhan dan untuk
mengetahui adakah kelainan bawaan pada bayi.
c) Analisa
(1) Diagnosa kebidanan
Mengidentifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah dan
kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Contoh :
Data Dasar : Yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif
untuk membuktikan diagnosa kebidanan.
(2) Masalah.
Potensial terjadi masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak
mampu, karena bayi membutuhkan perawatan intensif dan lebih
lama.
d) Penatalaksanaan
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan
aman.
Contoh :
(2) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan
kulit ibu.
(3) Ganti handuk/ kain basah dan bungkus bayi dengan selimut.
(4) Perawatan mata
Obat mata Eritromicyn 0,5% atau Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
mencegah penyakit mata karena clamidia. Obat mata perlu
diberikan pada jam pertama setelah persalinan.
(12) Konseling
Ajarkan pada ibu/ orang tua bayi untuk :
Nifas adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil.
a) Data Subyektif
(1) Identitas atau biodata
159
(9) Riwayat KB
Untuk mengetahui kontrasepsi yang digunakan ibu sebelumya
b) Data Obyektif
(1) Pemeriksaan Umum
Data yang diperoleh bidan saat pemerikasaan atau dengan cara
observasi.
c) Analisa
(1) Diagnosa kebidanan
161
Contoh :
(2) Masalah
(c) Mulas
d) Penatalaksanaan
b) Data Obyektif
(1) Pemeriksaan umum
Data yang diperoleh bidan saat pemeriksaan atau dengan cara
observasi.
c) Analisa
(2) Masalah
Masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak mampu, karena anak
membutuhkan perawatan intensif dan lebih lama.
d) Penatalaksanaan
a) Data subyektif
(8) Riwayat KB
Untuk mengetahui kontrasepsi yang digunakan ibu sebelumya
(b) Eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada gangguan BAB/BAK dalam
waktu nifas.
(c) Istirahat
165
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB IV
PEMBAHASAN
pola konsumsi makan yang teratur, dan rutin untuk meminum tablet FE. Hal
ini sesuai dengan pendapat Kristiyanasari (2010:40) kebutuhan nutrisi yang
terpenuhi dan pola makan yang teratur dapat meningkatkan kadar Hb.
Selama hamil ibu sudah melakukan imunisasi tetanus toksoid 2 kali
yaitu tetanus toksoid I : tanggal 11-07-2015, tetanus toksoid II : tanggal 10-
08-2015, tetanus toksoid III : tanggal 07-02-2016, rencana selanjutnya yaitu
tetanus toksoid 4 pada bulan Februari 2017, tetanus toksoid 5 pada bulan
Februari 2018 dengan melakukan kerjasama dengan bidan desa. Asuhan
tersebut sudah sesuai dalam buku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan salah satu kebijakan program standar
pelayanan ANC untuk 14T salah satunya adalah pemberian imunisasi TT
lengkap 5 kali atau minimal 2 kali selama kehamilan bertujuan untuk
mencegah terjadinya tetanus neonatorum.
Keluhan yang terjadi pada Ny. S adalah sering buang air kecil pada
malam hari. Keluhan tersebut muncul karena uterus terus mengalami
pembesaran dan kandung kencing tertekan oleh bagian terendah janin, yaitu
kepala. Kemudian ibu diberikan penyuluhan mengenai penyebabnya dan
mengatakan mengerti. Untuk mengatasi keluhan sering kencing ibu
dianjurkan untuk mengurangi minum pada malam hari, memperbanyak
minum disiang hari dan dianjurkan untuk tidak menahan keinginan untuk
buang air kecil. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Saifuddin (2010:95)
yang menyatakan bahwa sering BAK disebabkan karena rahim berada
dibawah kandung kencing sehingga pembesaran rahim menahan kandung
kencing.
Secara keseluruhan tidak ada kelainan maupun komplikasi yang
terjadi pada Ny. S, hal ini dikarenakan Ny. S mau bekerjasama dan mau
mengikuti anjuran yang diberikan oleh bidan. Ny. S juga mengerti akan
pentingnya kesehatan dirinya dan kehamilannya serta pentingnya persiapan
persalinan nanti.
B. Asuhan Masa Persalinan
Umur kehamilan Ny. S yaitu aterm 39 minggu tepatnya pada tanggal
19 Desember 2015 pukul 09.00 mengalami kenceng-kencang yang hebat dan
216
napas bila diperlukan yaitu dengan menghisap lendir dari mulut ke hidung
dengan menggunakan penghisap lendir steril.
Pada saat IMD tidak dilakukan 1 jam penuh hanya dilakukan 10 menit
dengan alasan keluarga menghendaki bayi untuk diberi pakaian dulu sebelum
diberikan lagi kepada ibu untuk disusukan selama + 1 jam. Setelah
dipakaikan baju, bayi dikembalikan pada ibu untuk Inisiasi Menyusui Dini
walaupun tidak skin to skin dan bayi bisa menemukan puting pada menit ke
20. Ini terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena menurut Maternal
Neonatal Pink (2010 :32) meletakkan bayi di dada ibu (kontak antara kulit
dengan kulit) untuk dilakukan IMD selama 1 jam, untuk memeriksa apakah
reflek rooting dan sucking bayi baik.
Bayi Ny. S sudah mendapatkan injeksi Vitamin K dosis 0,5 mg 1 jam
setelah lahir diberikan secara IM, di paha kiri anterolateral, Vit K fungsinya
untuk mencegah terjadinya perdarahan dan mendapatkan salep mata di kedua
mata bayi, berfungsi untuk mencegah penyakit mata. Dua jam setelah lahir
baru mendapatkan injeksi Hb0 0,5 ml secara IM, di paha kanan anterolateral.
Hal ini sudah sesuai buku Maternal Neonatal Pink, (2010:N-32) suntikan
Vitamin K1 dan salep mata diberikan 1 jam setelah lahir sedangkan imunisasi
hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1 – 2 jam setelah pemberian injeksi
Vitamin K1.
Didapatkan analisa diagnosa kebidanan Bayi baru lahir Ny. S jenis
kelamin laki – laki, lahir spontan normal.
D. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Berdasarkan asuhan yang sudah diberikan selama masa nifas, sudah
melakukan kunjungan nifas selama 4 kali, Pada pengkajian pertama yaitu 6
jam post partum di dapat hasil anamnesa ibu mengatakan masih meraskan
sedikit mules. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, TFU 3 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong. Lochea rubra
berwarna merah, pengeluaran lochea Ny.S normal, hal ini sesuai dengan
pendapat Ambarwati (2010:45) bahwa lochea pada hari pertama sampai hari
ke empat cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, dan mekonium.
219
baik, TTV dalam batas normal, tali pusat bayi Ny.S belum lepas dan belum
kering, kulit kemerahan, gerak aktif. Analisa diagnosa kebidanan By.Ny. S
umur 6 hari dengan tumbuh kembang normal.
Kemudaian asuhan yang diberikan adalah memberitahu kembali
tentang cara merawat tali pusat dengan cara membersihkan dengan air hangat
lalu dibungkus menggunakan kassa steril ,hygiene bayi, konseling tentang
tanda-tanda bahaya bayi, imunisasi bagi bayi sampai usia 9 bulan sesuai
dengan pendapat Rochmah (2011: 27-54) yang menyatakan bahwa cara
merawat tali pusat hanya dengan dibersihkan dengan air hangat dan di
bungkus dengan kassa steril, mengingatkan kembali tentang menjaga personal
hygiene bayi, memberitahu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi, macam-
macam imunisasi bagi bayi sampai usia 9 bulan.
IUD yaitu suatu alat atau benda yang dimasukan kedalam rahim yang
sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksif, sedangkan efek samping dari IUD yaitu: nyeri,
perdarahan, dan peningkatan jumlah darah menstruasi.
Pasien sudah paham tentang penjelasan yang disampaikan penulis,
dan pasien mengatakan ingin berkonsultasi dahulu dengan suami, namun
pada kunjungan nifas ke 4 setelah dilakukan pengkajian ulang ternyata pasien
menolak untuk menggunakan KB IUD dengan alasan suami ibu tidak
membolehkan ibu untuk memakai alat kontrasepsi selain KB suntik 3 bulan
dikarenakan dari segi kepercayaan yang tidak membolehkan.
Dari pengkajian sebelumnya didapatkan data ibu sudah menikah
selama 7 tahun, selama itu ibu hanya memakai KB suntik 3 bulan selama 2
tahun dengan keluhan di 1 tahun pertama menstruasi ibu tidak teratur. Sesuai
dengan hasil diskusi ibu dan suami KB suntik 3 bulan cocok untuk ibu
menyusui.
cara kerja, keuntungan, kerugian dan efek samping dari KB suntik DMPA dan
menganjurkan ibu konsultasi ke bidan jika ada keluhan dan jika ingin ganti
alat kontrasepsi. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Salemba Medika
(2013:75-80) Dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan keadaan ibu dapat
menggunakan KB suntik DMPA ini karena masih usia produktif, tidak
hipertensi,tidak memiliki riwayat Ca payudara dan ibu masih dalam masa
laktasi.
Ibu sudah mendapatkan injeksi Depo Medroxyprogesteron Asetat 3
bulan pada tanggal 10 Februari 2016 dan ditegaskan untuk kembali tanggal 5
Mei 2016 serta kunjungan rutin Keluarga Berencana Depo
Medroxyprogesteron Asetat tiap 3 bulan sekali. Asuhan kunjungan ulang
ssesuai dengan pendapat Salemba Medika (2013:75-80) yaitu pada setiap 90
hari sekali atau 3 bulan sekali.
225
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan selama hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan program Keluarga Berencana
pada Ny. ‘’S‘’ di BPM Bidan Eny Zubaidah, yang dimulai pada usia
kehamilan 33 minggu lebih 6 hari sampai program KB dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Asuhan kehamilan Ny. “S“ selama TM I sampai TM III sudah sesuai
dengan acuan program ANC yaitu 4 kali kunjungan, imunisasi TT sudah
3 kali dengan rencana mengikuti program TT 5 kali yang monitoring
selanjutnya bekerjasama dengan bidan desa, serta sudah melakukan
pemeriksaan Hb, golongan darah, protein urine, urine reduksi, dan
HbsAg.
2. Asuhan persalinan Ny. S selama kala I sampai kala IV berlangsung
selama 9 jam 40 menit dengan metode APN dan IMD 10 menit, terdapat
jahitan perineum derajat I, dan tidak terdapat perdarahan abnormal.
3. Asuhan BBL Ny. S sudah di IMD skin to skin selama 10 menit.
Kemudian BBL dipakaikan baju dan dikembalikan lagi pada ibu untuk
IMD tanpa skin to skin dan bisa menemukan puting pada menit ke 20.
Dan sudah mendapatkan injeksi Vit K, salep mata dan Hb0.
4. Asuhan nifas Ny. S sudah sesuai dengan acuan kunjungan nifas I sampai
IV, involusio uteri berjalan dengan normal dan ASI keluar lancar.
5. Asuhan neonatus bayi Ny. S sudah sesuai dengan acuan kunjungan
neonatus I sampai III, serta sudah mendaptakan imunisasi BCG dan Polio
I.
226
2. Bagi Mahasiswa
Menerapkan manajemen dan asuhan kebidanan yang telah dimiliki,
mengikuti kemajuan dan perkembangan dalam dunia kesehatan
khususnya dalam dunia kebidanan.
3. Bagi Klien / Ibu
Setiap wanita yang siap menjadi ibu mau bekerjasama dan mau
mengikuti anjuran yang diberikan bidan, karena sangat bermanfaat bagi
kesehatannya dan janinnya.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Metode COC ini terus dilanjutkan untuk tahun – tahun berikutnya, karena
dengan metode ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa, karena
mahasiswa bisa terjun ke masyarakat langsung untuk mengetahui
kesehatan ibu dan janinnya.
5. Bagi Pemerintah/Dinas Kesehatan
Mensosialisasikan program One Student One Client di tingkat tenaga
kesehatan diwilayah Kabupaten Boyolali untik menurunkan AKI dan
AKB.
228
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2013. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Esensial,
Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan
Bayi Baru Lahir, JNPK-KR, Jakarta
, 2010. Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi, Trans Info Media,
Jakarta
, 2013. Asuhan Kebidanan III (Nifas), Trans Info Media, Jakarta
Dewi, Vivian Nanny Lia, 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita, Salemba
Medika, Jakarta
Dinkes Provinsi Jateng, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jateng 2012
, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jateng 2014
Handayani, Sri, 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Pustaka
Rihama, Yogyakarta
Kemenkes RI, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan 2013, AIPKIND, Jakarta
, 2015. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial,
AIPKIND, Jakarta
Manuaba, Ida Ayu, I. Bagus Gde Fajar, I. Bagus Gde, 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB, EGC, Jakarta
Pantikawati, Saryono, 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan), Nuha Medika,
Yogyakarta
Prawirohardjo, Sarwono, 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti, 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita,
Trans Info Media, Jakarta
229