Anda di halaman 1dari 130

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

M USIA 20 TAHUN
DENGAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU
DI RUANG BERSALIN BLUD RS SEKARWANGI

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :
Friska Noviani
P17324214076

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR

2017
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M USIA 20 TAHUN
DENGAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU
DI RUANG BERSALIN BLUD RS SEKARWANGI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun oleh :
Friska Noviani
P17324214076

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR

2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Laporan Tugas Ak*rir dengan judul

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M USIA 20 TAIIUN


DENGAI\I KEHAMILAN LEWAT WAKTU
Dt RUANG BERSALIN BLTJD RS SEKARWANGI

Ilisusun Oleh :

Friska Noviani
NIM: ?11324214976

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing


Pembimbing

Ni Nvoman Sasnitiari. M- Keb


Nip. I 9680622 r 988032001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Bogor

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

H,i. Ns. Enuns Harni Sqgilawati. $.tso. M'KM


NrP.l 96504291 9880320{Xl
LEMBAR PENGESAHAN

ASIIIIAN KEBIDANAN PADA I{Y. M USIA 20 TAHUN


DENGAN KEIIAMTLAN LEWAT WAKTU
I}I RUANG BERSALIN BLI}D RS SEKARWANGI

Disusun Oleh:

Friska Noviani
NIM: Pl73242l4fil6

Telah dipertahankan di depanDewan Penguji

Pada tanggal 13 Juli 201?

SUSUNAN DEWANPENGUJI

Penguji I Penguji II Penguji III

& alL"
Ine llandavani.M.Keb Ni Nvoman S. M.Keb
Nip.19&)101s2002122002 Nip. 19850927200812200r Nip. 1 9680622 1 9880s2001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Bogor
Poltekkes Kemenkes Bandung

Hi. Ns. Enuns Harni Susilawatir S:SBrM-'tr(ilI


NrP. X.96s04291988032002

llt
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Friska Noviani

Tempat/tanggal lahir : Bogor, 22 November 1996

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

Golongan Darah : O

Nama ayah : Sopian Abdullah

Nama ibu : Cacah Siti Aisyah

Alamat rumah : Kp. Ciaruteun RT 02 RW 03 Desa Cimanggu

1 Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor

Kode pos 16630

No. Telepon : 089696615347

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN Cimanggu 1 (2003-2008)

2. SMP Negeri 1 Cibungbulang (2008-2011)

3. SMA Negeri 1 Leuwiliang (2011-2014)

4. Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor (2014-2017)

iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR, JULI 2017

Friska Noviani
NIM : P17324214076

Asuhan Kebidanan pada Ny. M Usia 20 Tahun dengan Kehamilan Lewat Waktu di
RSUD Sekarwangi

VI, 6 bab, 71 halaman, 9 lampiran

ABSTRAK

Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama 42


minggu (294 hari).9 Data yang diperoleh dari RSUD Sekarwangi angka kejadian
kehamilan lewat waktu pada tahun 2016 sebanyak 415 kasus dari 2392 persalinan.
Komplikasi yang terjadi pada ibu yaitu perdarahan post partum, trauma jalan lahir
dan meningkatnya insiden SC. Pada bayi yaitu asfiksia, makrosomia dan sindrom
post maturitas.
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini untuk mengaplikasikan asuhan
kebidanan dengan kehamilan lewat waktu. Metode yang digunakan adalah studi
kasus dalam pendokumentasiannya adalah SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa
dan Penatalaksanaan), Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan laboratorium, studi dokumentasi, dan literature.
Data subjektif, mengeluh kehamilannya telah lewat waktu dari hari perkiraan
lahir. HPHT 06 Juni 2016 TP 13 Maret 2017. Saat ini ibu merasa khawatir. Data
objektif, keadaan umum baik, tanda – tanda vital dalam batas normal. Abdomen
TFU 33 cm, His 2x10”15”, DJJ 140x/menit. Genetalia vulva vagina tidak ada
kelainan, portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, ketuban utuh, presentasi kepala,
Hodge I. Pemeriksaan USG cairan ketuban sedikit dan sudah terdapat pengapuran
pada plasenta. Diagnosa yang didapat Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan
42 minggu, inpartu kala I fase laten, dengan cemas. Janin tunggal, hidup,
intrauterine, presentasi kepala keadaan janin baik.
Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu kolaborasi dengan dr. SpOG advice:
melakukan induksi persalinan dengan D5% 500 ml + drip oksitosin 5 IU tetesan
20 tetes per menit, cek NST dan cek laboratorium. Bayi lahir spontan langsung
menangis kuat, tonus otot aktif, kulit berwarna kemerahan.
Saran untuk lahan praktik agar mempertahankan kualitas pelayanan rumah
sakit. Profesi bidan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk asuhan
kebidanan sesuai dengan kewenangan. Klien dan keluarga agar waspada apabila
usia kehamilan telah lewat dari hari perkiraan lahir dan segera datang ke tenaga
kesehatan agar mendapatkan penanganan.
Kepustakaan : 21 (2005-2015)
Kata Kunci : Kehamilan Lewat Waktu

v
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
FINAL PROJECT REPORT, JULY 2017

Friska Noviani, P17324214076

Midwifery care for Mrs. M Age 20 years with post term pregnancy at RSUD
Sekarwangi

xii, 6 chapters, 71 pages, 9 attachments, 2 tables.

ABSTRACT

Pregnancy over time is a pregnancy that took 42 weeks (294 days) .9 Data
obtained by RSUD Sekarwangi incidence of pregnancy over time in 2016, as much as
415 cases of 2392 deliveries. Complications that occur in the mother are postpartum
bleeding, birth trauma and increased incidence of SC. In infants are asphyxia,
macrosomia and postmaturity syndrome.
The purpose of writing this final report to apply obstetric care over time
with pregnancy. The method used is case study in its documentation is SOAP
(Subjective, Objective, Analysis and Management), Data Collection of Data Through
Interview, Observation, Physical and Laboratory Research, Documentation Study
and Literature.
Subjective data, complaints about pregnancy in time from the date of birth
estimate. HPHT June 6, 2016 TP March 13, 2017. Currently, the mother is
concerned. Objective data, general good condition, vital signs within normal limits.
Abdomen TFU 33 cm, Are 2x10 "15", DJJ 140x / minute. Vaginal vulva genetalia no
abnormality, soft fat portion, 2 cm opening, intact amniotic, main presentation,
Hodge I. Ultrasound research of fertile water is small and calcification is already
present on the placenta. Diagnosis obtained Ny. M age 20 years G1P0A0 42 weeks
pregnancy, patient stage I latent phase, with anxiety. Single fetus, living, intrauterine,
presentation of the head of the fetal state well.
The management is a collaboration with Dr. Spog advice: conducting D5%
work induction 500 ml + drop of oxytocin 5 IU drops 20 drops per minute, NST
control and laboratory control. The baby is born spontaneously, immediately with
strong active muscle tone, reddish skin.
Suggestions for practical field to maintain the quality of hospital services.
The professional profession may apply the knowledge on the basis of obstetric care
according to authority. Customers and families need to be vigilant when the
maternity leave has elapsed since the date of birth and immediately come to the
healthcare professionals to get treatment.
Literature: 21 (2005-2015)
Keywords: Pregnancy Through Time

.
SURAT PERIIYATAAN BEBAS PLAGIATISME

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Narna : Friska Noviani

NIM :P17324214076
Program : DItr Kdbiddnan Bogor

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini benar-benar


hasil karya penulis dan tidak melakukan plagiatisme hasil karya orarg lain, semua
bertlasarkan referensi yag brtuliS di dalam daftar pustaka. Apnbila di keniudian hari
ada yang mengklaim karya ini sebagai karyany4 maka kami sanggup
mepertanggungiawabkan dan bersedia menanggung segala akibatnya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk bisa
dipergrmakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Juni 2017

vt
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny. M Usia 20 Tahun dengan Kehamilan
Lewat Waktu Di Ruang Bersalin BLUD RS Sekarwangi”. Shalawat dan salam
senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat,
keluarga serta seluruh umat-Nya.
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan di Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Selama proses pembuatan Laporan Tugas akhir ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan,
sehingga penulis mengalami berbagai hambatan, tantangan, dan kesulitan selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir, sehingga penulis merasa masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan banyak dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan
kepada :
1. DR. Ir. H. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Bandung.
2. Hj. Ns. Enung Harni Susilawati, SKp, M.KM selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
3. dr. Hj. Wiwik Marwiah Abubakar, MARS selaku Direktur RSUD
Sekarwangi.

vii
4. Bd. Hesti Darojatun, Am.Keb selaku CI ruang Bersalin Rasuna Said di
BLUD RS Sekarwangi beserta para staf yang selalu memberikan
bimbingan dan pengetahuan yang bermanfaat.
5. Ni Nyoman Sasnitiari, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan pengarahan, masukan dan saran serta nasehat–
nasehat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Sri Wahyuni MPH selaku wali tingkat kelas III A yang selalu memberikan
motivasi dan dukungannya.
7. Ir. Fauzia Djamilus, M.Kes selaku Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan masukan dan motivasi.
8. Kepada Ny. M dan keluarga yang dapat bekerjasama dengan sangat baik,
dan menjadikan Asuhan pada Ny. M sebagai bahan Laporan Tugas Akhir.
9. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan terbesar
secara moril, materil dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
10. Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor angkatan
XVI yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Seluruh isi Laporan Tugas Akhir ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Bogor, Juni 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME .................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
D. Manfaat Asuhan Kebidanan ........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Persalinan Normal................................................................ 5
B. Konsep Dasar Kehamilan Lewat Waktu ..................................................... 15
C. Kewenangan Bidan pada Kasus Kehamilan Lewat Waktu ......................... 23
D. Manajemen Kebidanan pada Kasus Kehamilan Lewat Waktu ................... 25
BAB III METODOLOGI
A. Metode ......................................................................................................... 29
B. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 30
BAB IV TINJAUAN KASUS
BAB V PEMBAHASAN
A. Data Subjektif .............................................................................................. 62
B. Data Objektif ............................................................................................... 63
C. Analisa ......................................................................................................... 65

ix
D. Penatalaksanaan........................................................................................... 65
E. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................................ 68
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 70
B. Saran ......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor Bishop ...................................................................................... 13


Tabel 4.1 Hasil Laboratorium .......................................................................... 40

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : SAP Penyuluhan Teknik Menyusui


LAMPIRAN 2 : SAP Penyuluhan Tanda Bahaya Nifas
LAMPIRAN 3 : SAP Penyuluhan Kebutuhan Nutrisi Ibu Nifas
LAMPIRAN 4 : SAP Penyuluhan Perawatan Payudara
LAMPIRAN 5 : SAP Penyuluhan Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
LAMPIRAN 6 : Partograf
LAMPIRAN 7 : Lembar Observasi
LAMPIRAN 8 : Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
LAMPIRAN 9 : Lembar bimbingan LTA

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.1
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32/1000
kelahiran hidup dan angka kematian balita adalah 40/1000 kelahiran hidup dan
mayoritas kematian bayi terjadi pada neonatus. Penyebab kematian bayi baru lahir di
Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%) dan lain-lain 44%.
Menurut kementrian kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kematian ibu
melahirkan adalah perdarahan 28%, eklampsia 24% dan infeksi 11%.1
Pemerintah mulai membentuk tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu
transisi dari MDGs menuju Sustainable Development Goals (SDGs). Target
SDGs pada tahun 2030 dapat mengurangi angka kematian ibu hingga 70 per
100.000 kelahiran hidup.2 Pemerintah merancang berbagai tujuan pembangunan
berkelanjutan khususnya untuk sektor kesehatan melihat dari perbandingan
antara SDKI pada tahun 2012 dengan target penurunan AKI yang tertulis dalam
SDGs. Langkah SDGs ketiga untuk menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia yaitu memperhatikan
proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih dan persalinan yang
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.2
Menurut laporan rutin tahunan pada tahun 2014 Berdasarkan Profil
Kesehatan Jawa Barat Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 78,63 per 100.000

1
2

kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 4,19 per 1000
kelahiran hidup.3
Terdapat 10 kasus terbesar di ruang bersalin BLUD RS Sekarwangi pada
bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2016. Kehamilan lewat waktu
merupakan salah satu kasus terbesar peringkat ke 3 yaitu 12,0% dengan jumlah
415 kasus. Ketuban pecah dini 31 % sebanyak 1.065 kasus, preeklamsia 15,4 %
sebanyak 526 kasus, letak sungsang 8,8 % sebanyak 301 kasus, kala II lama 6,8
% sebanyak 233 kasus, HPP 5,9 % sebanyak 201 kasus, KIFA 5,4 % sebanyak
185 kasus, pre term 4,8 % sebanyak 163 kasus, HAP 3,8% sebanyak 129 kasus,
riwayat SC 3,75 % sebanyak 128 kasus, dan gemeli 2% sebanyak 71 kasus.
Komplikasi yang terjadi pada kasus kehamilan lewat waktu sering terjadi pada
bayi yaitu kejadian asfiksia.
Usia kehamilan dianggap normal jika persalinan terjadi dalam usia
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, melebihi batas usia tersebut dianggap
kehamilan lewat waktu. Pada tingkat tertentu bisa saja berdampak buruk bagi
sang ibu maupun bayi yang dilahirkan, namun bisa juga keterlambatan waktu
kelahiran itu dapat berakibat fatal yang dapat menyebabkan kegawat daruratan.
Data statistik menunjukkan angka kematian ibu dalam kehamilan cukup bulan
yaitu 1 – 2 % sedangkan dalam kehamilan lewat waktu yaitu 5 – 7 %.5
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melampaui usia 292 hari (42
minggu) dengan gejala dan kemungkinan komplikasinya. Komplikasi dapat
terjadi pada ibu dan janin, komplikasi pada janin diantaranya adalah
oligohidramnion yang mengakibatkan asfiksia dan gawat janin intrauterine, dan
aspirasi air ketuban disertai mekonium yang mengakibatkan ganguan pernafasan
janin dan gangguan sirkulasi bayi setelah lahir.5
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam
mengenai asuhan kebidanan mengenai kehamilan lewat waktu serta
penanganannya melalui penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
3

Kebidanan pada Ny. M Usia 20 Tahun dengan Kehamilan Lewat Waktu di Ruang
Bersalin RSUD Sekarwangi”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan tugas akhir ini adalah bagaimana
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan lewat waktu di
Ruang Bersalin (Rasuna Said) BLUD RS Sekarwangi.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang tepat untuk menangani
masalah pada ibu dengan kehamilan lewat waktu.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subjektif dari Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 hamil 42
minggu di Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi.
b. Diperoleh data objektif dari Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 hamil 42 minggu
di Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi.
c. Diperoleh analisa dari Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 hamil 42 minggu di
Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi.
d. Dilakukan penatalaksanaan dari Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 hamil 42
minggu di Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi.
e. Diketahuinya faktor pendukung dan faktor penghambat dari Ny. M usia 20
tahun G1P0A0 hamil 42 minggu di Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi.

D. Manfaat Penulisan
1. Lahan Praktik
Penulisan laporan tugas akhir ini dapat meningkatkan kualitas dan
kepercayaan masyarakat terhadap hasil kinerja rumah sakit karena
4

memberikan asuhan kebidanan yang sesuai standar pada pasien dengan


kehamilan lewat waktu.

2. Profesi Bidan
Penulisan laporan tugas akhir ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu untuk memberikan asuhan
kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien dengan kehamilan lewat
waktu.
3. Klien dan Keluarga
Kegiatan penyusunan laporan tugas akhir ini mampu memberikan rasa
nyaman kepada ibu dan keluarga serta mendapatkan asuhan yang tepat
sehingga mencegah terjadinya komplikasi pada klien dengan kehamilan lewat
waktu.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian Persalinan
a. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.4
b. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri).4
c. Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran
hasil konsepsi oleh ibu.5
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain.

2. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan


Penyebab terjadinya persalinan antara lain : 5
a. Teori penurunan hormon.
Mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone 1-2
minggu sebelum partus. Progesterone bekerja sebagai penenang otot-otot
polos rahim. Karena itu, akan terjadi, kekejangan pembuluh darah yang
menimbulkan his jika kadar progesterone turun.

5
6

b. Teori plasenta menjadi tua.


Penuaan plasenta akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut
akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
d. Teori iritasi mekanik.
Di belakang serviks, terdapat ganglion servikalis (Fleksus
Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digeser dan ditekan, misalnya
oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat ditimbulkan dengan :
1) Batang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksus Frankenhauser.
2) Amniotomi : pemecahan ketuban.
3) Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melalui tetesan per
infus.

3. Tanda-tanda permulaan Persalinan


Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya, beberapa minggu
sebelumnya, wanita memasuki kala pendahuluan (preparatory stage of
labor).5
Kala pendahuluan memberikan tanda-tanda sebagai berikut : 4
a. Lightening atau settling/dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul, terutama pada primigravida. Pada multipara hal tersebut tidak
begitu jelas.
b. Perut terlihat lebih melebar, fundus uteri turun.
7

c. Sering buang air kecil atau sulit berkemih karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
d. Nyeri perut dan pinggang karena adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus,
kadang disebut dengan false labor pains.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,
mungkin bercampur darah (blood show).
Tanda-tanda inpartu :
1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang, lebih kuat, sering, dan
teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (blood show) yang lebih banyak
karena robekan-robekan pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persalinan


Faktor yang menentukan apakah suatu persalinan akan berlangsung secara
normal atau tidak. Faktor-faktor tersebut adalah power, passage, passenger
atau biasa disebut 3P. Apabila ketiga faktor ini tidak terdapat kelainan, maka
persalinan dapat diprediksi akan berjalan lancar dan normal, tanpa diperlukan
intervensi untuk membantu proses persalinan. Ada pula yang menambahkan
faktor lainnya, seperti faktor kejiwaan penderita dan penolong. Tetapi kedua
tersebut tidak banyak berfungsi dalam menentukan jalannya persalinan.5
a. Power
Power dalam hal ini adalah kekuatan his atau kontraksi dan
mengejan. Kerja uterus normal menguat pada persalinan akibat adanya
efek gabungan pengingkatan kadar prostaglandin dan reseptor oksitosin.
Efektivitas kontraksi kemudian dipengaruhi oleh resistensi, terutama dari
serviks dan jaringan lunak lainnya, ukuran, dan posisi janin serta pelvis
maternal.7
8

His normal mempunyai sifat sebagai berikut : 7


1) Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, fundal
abdomen dan menjalar ke seluruh otot rahim. Kekuatanya seperti
memeras isi rahim.
2) Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula
sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.
b. Passagge (jalan lahir)
Komponen yang sangat penting dalam proses persalinan yang
terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Jalan lahir merupakan
komponen yang tetap, artinya konsep obstetri modern tidak diolah untuk
dapat melancarkan proses persalinan kecuali jalan lunak pada keadaan
tertentu tanpa membahayakan janin,jalan tulang mempunyai kriteria
sebagai berikut : 5
1) Pintu atas panggul dengan distansia (jarak) transervalis kanan kiri lebih
panjang dari muka belakang
2) Mempunyai bidang tersempit dari spina ischiadika
3) Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul
4) Panjang jalan lahir depan panjang 4,5 cm sedangkan panjang jalan
lahir belakang 12,5 cm
Secara keseluruhan jalan lahir merupakan corong yang
melengkung ke depan mempunyai bidang sempit pada spina iskiadika,
terjadi perubahan pintu atas panggul lebar kanan dan kiri menjadi pintu
bawah panggul dengan lebar ke depan dan belakang yang terdiri dari dua
segitiga.
Kelainan jalan lahir lunak yang mengganggu pembukaan: 4
1) Serviks
a) Serviks yang kaku, terdapat pada primi tua primer atau sekunder
atau serviks yang mengalami banyak cacat perlukaan (sikatrik)
9

b) Serviks gantung. Ostium uteri internum terbuka, namun ostium


uteri internum tidak dapat terbuka.
c) Edema serviks, terutama karena kesempitan panggul, serviks
terjepit antra kepala dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan
sirkulasi darah dari cairan yang menimbulkan edema serviks.
d) Serviks duplek karena kelainan kongenital.
2) Vagina
a) Kelainannya seperti vagina septum atau tumor pada vagina
b) Himen dan perineum
Kelainan pada himen imperforata atau himen elastik pada
perineum, terjadi kekakuan sehingga memerlukan episiotomi.
c. Passenger
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Persalinan fisiologis
menempati jumlah terbesar 97 % dengan oksiput bertindak sebagai
hipomoklion dan lingkaran suboksiput-bregmatika sebesar 32 cm melalui
jalan lahir. Kelainan posisi kepala dan kelainan presentasi pada janin
merupakan hal-hal yang mungkin jadi penyulit pada proses persalinan.
Setelah kelahiran kepala, biasanya badan tidak akan mengalami kesulitan,
kecuali pada kasus bayi besar kemungkinan terjadi kegagalan kelahiran
bahu, atau disebut distosia bahu.4

5. Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
a. Kala I (Pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan
lengkap. Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (blood show) karena serviks mulai membuka (dilatasi)
dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
10

kapiler di sekitar kanalis akibat pergeseran ketika serviks mendatar dan


membuka.4
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :
1) Fase laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.
2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase
a) Periode akselerasi, berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal, selama 2 jam, pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi, berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam,
pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).
Perbedaan pembukaan serviks pada primigravida dan
multigravida adalah sebagai berikut :
(1) Primigravida : serviks mendatar dulu, bari berdilatasi, berlangsung
13-14 jam.
(2) Multigravida : mendatar dan membuka dapat terjadi bersamaan,
berlangsung 6-7 jam.
b. Kala II ( Pengeluaran Janin)
Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap
sampai janin lahir.7 Kala pegeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat,
dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan
masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan,
karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar,
dengan tanda anus tebuka. Pada waktu his, kepala janin mulai terlihat,
vulva membuka, dan perineum meregang, dengan his dan mengedan yang
terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada
primiravida berlangsung 1 ½ -2 jam, pada multigravida ½-1 jam.4
11

c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)


Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir,
kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus
uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal
dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas,
terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.4
d. Kala IV
Mulai dari lahirnya uri, selama 1-2 jam. Kala IV adalah kala
pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.4

6. Induksi Persalinan
Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum
inpartu, baik secara operatif maupun medisinal, untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Induksi persalinan berbeda
dengan akselarasi persalinan, dimana pada akselarasi persalinan tindakan –
tindakan tersebut dikerjakan pada wanita hamil yang sudah inpartu.8
a. Cara
1) Secara medis : infus oksitosin, prostaglandin, cairan hipertonik
Intrauterine
2) Secara manipulatif / dengan tindakan : amniotomi, melepaskan selaput
ketuban dari bawah rahim (stripping of the membrane), rangsangan
pada putting susu.
b. Indikasi
1) Janin : Kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini, janin mati.
12

2) Ibu : Kehamilan dengan hipertensi, kehamilan dengan diabetes


mellitus.
c. Kontraindikasi
1) Malposisi dan malpresentasi janin
2) Insufisiensi plasenta
3) Cacat rahim, misalnya pernah mengalami seksio sesarea
4) Grande multi
5) Gemeli
6) Distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidramnion
7) Plasenta previa
d. Syarat
1. Agar infus oksitosin berhasil dalam melakukan induksi persalinan dan
tidak memberikan penyulit baik pada ibu maupun pada janin, maka
diperlukan syarat - syarat sebagai berikut :
1) Kehamilan aterm
2) Ukuran panggul normal
3) Tidak ada CPD (disproporsi antara pelvis dan janin)
4) Janin dalam presentasi kepala
5) Seviks sudah matang yaitu, portio tebal lunak, mulai mendatar
dan sudah mulai membuka.
2. Untuk menilai serviks ini dapat juga dinilai dengan memakai skor
bishop, yaitu bila nilai skor bishop lebih dari 6, induksi persalinan
kemungkinan besar akan berhasil.
13

Tabel 2.1 Skor bishop


Karakteristik induksibilitas 0 1 2 3
Pembukaan serviks (cm) 0 1-2 3–4 5-6
Pendataran Serviks 0–30 % 40-50% 60-70% 80%
Penurunan kepala -3 -2 -1 +1+2
Konsistensi serviks keras sedang lunak -
Letak bagian serviks ke searah ke arah
belakang sumbu depan
jalan
lahir

Jika skor bishop lebih dari atau sama dengan 6 berarti kondisi serviks matang
dan jika kurang dari atau sama dengan 5 berarti seviks belum matang. Tindakan yang
dilakukan :
1. Jika serviks belum matang : jika nilai skor bishop ≤ 5 lakukan pematangan serviks
terlebih dahulu, pematangan serviks dengan Prostaglandin dan Katater Folley.
2. Jika serviks sudah matang : lakukan Amniotomi, jika 1 jam his tidak baik, lakukan
pemberian oksitosin drip, jika ibu mengalami PEB, amniotomi bersamaan dengan
oksitoksin drip.
e. Pelaksanaan Induksi Persalinan
1) Melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis untuk memastikan diagnosa
dan indikasi dari induksi persalinan.
2) Memastikan bahwa induksi persalinan yang dilakukan akan
menguntungkan ibu dan janin dari segi kesehatan.
3) Menjelaskan kepada pasien mengenai : alasan mengapa perlu dilakukan
induksi persalinan, risiko yang mungkin terjadi apabila tidak dilakukan
induksi persalinan, Risiko dari tindakan induksi persalinan yang mungkin
didapat selama proses pelaksanaan, prosedur pelaksanaan dan tindakan
14

serta perawatan yang akan dilakukan selama proses induksi persalinan,


pasien berhak menentukan pilihannya untuk melakukan induksi persalinan
atau tidak setelah diberikan penjelasan secara lengkap.

B. Konsep Dasar Kehamilan Lewat Waktu


1. Pengertian kehamilan lewat waktu
a. Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau
lebih dari 42 minggu, keadaan ini sering juga disebut sebagai postterm
atau kehamilan lewat waktu.5
b. Kehamilan lewat waktu adalah 294 hari setelah haid terakhir, atau 230
hari setelah ovulasi.9
c. Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama
42 minggu (294 hari) atau lebih pada siklus haid teratur rata – rata 28 hari
dan hari haid terakhir diketahui dengan pasti.9
d. Kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang umurnya lebih dari 42
minggu.10
Berdasarkan definisi mengenai kehamilan lewat waktu yang didapat
dari beberapa buku, didapat kesimpulan bahwa kehamilan lewat waktu
adalah kehamilan yang telah lewat dari 42 minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir.

2. Etiologi
Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu :9
a. Penurunan progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian
perubahan endokrin yang penting dalam memacu biomolekuler pada
persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin.
b. Faktor hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap
oksitosin berkurang.
15

c. Faktor lain yaitu hereditas, karena post matur sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu.
d. Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan lewat
waktu memberi kesan atau percaya bahwa oksitosin secara fisiologis
memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan
pelepasan oksitosin dari neurohipofisi ibu hamil pada usia kehamilan
lanjut diduga sebagai salah satu penyebab.
e. Pemberi tanda untuk memulainya persalinan adalah janin, diduga akibat
peningkatan tiba – tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan
mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesterone berkurang dan
memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap
meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan seperti
anansefalus, hypoplasia janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada
janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik
sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.10

3. Patofisiologi
Patofisiologi pada kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:5
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak
menyebabkan adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan
kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan
pertukaran C02 /O2 sehingga janin mempunyai risiko asfiksia sampai
kematian janin. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada usia kehamilan 34
– 36 minggu dan setelah itu mengalami penurunan. Pada kehamilan lewat
waktu dapat terjadi penurunan fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan
gawat janin. Jika fungsi plasenta masih cukup baik dapat menyebabkan
tumbuh kembang janin berlangsung terus, sehingga berat badan terus
bertambah sekalipun lambat, dapat mencapai 4000 – 4500 gram yang disebut
makrosomia dan dapat menyebabkan distosia bahu.
16

4. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya
kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan hari
pertama haid terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir dicatat dan
diketahui oleh wanita hamil, maka untuk menentukan diagnosis tidak akan
sukar, namun bila wanita hamil lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar
menentukan diagnosis.
Pada usia kehamilan 294 hari atau 42 minggu melakukan palpasi pada
bagian – bagian janin lebih jelas karena berkurangnya air ketuban.
Kemungkinan dijumpai abnormalitas detak jantung janin, dengan
pemeriksaan kardiotokografi (KTG). Air ketuban berkurang dengan atau
tanpa pengapuran pada plasenta diketahui dengan pemeriksaan USG.

5. Diagnosis
Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam menentukan
diagnosis kehamilan lewat waktu, karena diagnosis ini ditegakkan
berdasarkan usia kehamilan, bukan terhadap kondisi kehamilan. Dalam
menentukan diagnosis kehamilan lewat waktu disamping dari riwayat haid,
sebaiknya dilihat pula hasil pemeriksaan antenatal.5
a. Riwayat haid
Diagnosis kehamilan lewat waktu tidak sulit untuk ditegakkan bila hari
pertama haid terakhir (HPHT) diketahui dengan pasti. Untuk riwayat haid
yang dapat dipercaya diperlukan beberapa kriteria lain yaitu :
1. Pasien harus yakin betul dengan HPHT nya
2. Siklus 28 hari dan teratur
3. Tidak minum pil anti hamil setidaknya tiga bulan terakhir
17

b. Riwayat pemeriksaan antenatal


1. Tes kehamilan. Bila pasien melakukan pemeriksaan tes imunologik
sesudah terlambat 2 minggu, maka dapat diperkirakan kehamilan
memang berlangsung 6 minggu.
2. Gerak janin. Gerak janin atau quickening pada umumnya dirasakan oleh
ibu pada usia kehamilan 18 minggu untuk primigravida sedangkan
untuk multigravida dirasakan pada usia kehamilan 16 minggu.
3. Denyut jantung janin (DJJ) dengan leanec DJJ dapat didengar mulai usia
kehamilan 18 – 20 minggu, sedangkan dengan doppler dapat terdengar
pada usia kehamilan 10 – 12 minggu.
c. Tinggi fundus uteri
Dalam trimester pertama pemeriksaan tinggi fundus uteri dapat bermanfaat
bila dilakukan pemeriksaan secara berulang setiap bulan. Lebih dari 20
minggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan usia kehamilan secara kasar.
d. Pemeriksaan ultrasonografi
Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil pemeriksaan
ultrasonografi pada trimester pertama. Bila telah dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi terutama sejak trimester pertama, hampir dapat dipastikan
usia kehamilan.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah
menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan
risiko kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan dengan cara :
1. Test tanpa tekanan (Non Stress Test). Bila memperoleh hasil non
reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin, bila diperoleh
hasil reaktif maka nilai spesifitas 98,8% menunjukkan kemungkinan
besar janin dalam keadaan baik. Pemeriksaan NST merupakan salah
satu indikasi dalam pemberian induksi persalinan, karena sebelum
melakukan induksi persalinan observasi janin secara ketat
mengantisipasi gawat janin melalui pemeriksaan.
18

2. Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif


(normal rata – rata 7 kali/20 menit) atau secara objektif dengan
tokografi (normal rata – rata 10 kali/20 menit), dapat juga ditentukan
dengan USG, memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila
ternyata oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan
lewat waktu.
3. Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban berwarna jernih mungkin
keadaan janin masih baik, sebaiknya jika air ketuban berwarna hijau
atau sudah bercampur dengan mekonium maka dipastikan bayi akan
mengalami asfiksia.

6. Komplikasi dari Kehamilan Lewat Waktu


Komplikasi dari kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :5
a. Komplikasi pada ibu
1) Timbulnya rasa takut akibat terlambat melahirkan atau rasa takut
menjalani operasi.
2) Perdarahan post partum karena atonia uteri (karena janin besar atau
penggunaan oksitosin)
3) Morbiditas dan mortalitas pada ibu dapat meningkatkan sebagian
akibat dari markosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih
keras yang menyebabkan distosia persalinan, partus lama,
meningkatkan tindakan obstetrik dan persalinan traumatis atau
perdarahan post partum akibat bayi besar.
4) Aspek emosi, ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan
terus berlangsung melewati taksiran persalinan. Komentar tetangga
atau teman seperti “belum lahir juga” akan menambah frustasi ibu.5
b. Komplikasi pada janin
a. Kematian janin (3 kali resiko pada kehamilan aterm) yaitu 30 %
sebelum partus, 55% pada saat intraprtum dan 15% post natal.
19

b. Oligohidramnion: air ketuban normal pada kehamilan 34 – 37 minggu


adalah 1000 cc, aterm 800 cc dan lebih dari 42 minggu adalah 400 cc.
akibat dari oligohidramnion adalah amnion menjadi kental karena
mekonium (diaspirasi oleh janin), dan terjadilah asfiksia intrauterine
(gawat janin). Aspirasi air ketuban yang disertai mekonium dapat
menimbulkan gangguan pernapasan bayi / janin, gangguan sirkulasi
bayi setelah lahir dan hipoksia intrauterine sampai kematian janin.
c. Makrosomia: dengan plasenta yang masih baik terjadi tumbuh
kembang janin dengan berat 4500 gram yang disebut makrosomia,
akibatnya terhadap persalinan adalah perlu dilakukan tindakan operatif
seksio sesaria, dapat terjadi trauma persalinan karena operasi vaginal,
distosia bahu yang menimbulkan kematian bayi atau trauma jalan lahir
ibu.
d. Sindrom post maturitas
Dapat dikendalikan pada neonatus dengan ditemukan beberapa tanda
seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti
kertas (hilangnya lemak subkutan), kuku tangan dan kaki panjang,
tulang tengkorak pada dan genitalia luar berwarna coklat kehijauan
atau kekuningan pada kulit dan tali pusat dan rambut pada kepala
banyak atau tebal.
c. Komplikasi perinatal
Kematian perinatal menunjukan angka peningkatan setelah kehamilan 42
minggu atau lebih sebagian besar terjadi pada intrapartum, umumnya
disebabkan oleh insufisiensi plasenta akibatnya pertumbuhan janin
terhambat, oligohidramnion terjadi kompresi tali pusat, keluar mekonium
yang kental sehingga menyebabkan aspirasi mekonium pada janin,
hipoksia janin, cacat bawaan terutama akibat hypoplasia adrenal dan
anensefalus.8
20

7. Pemeriksaan penunjang pada Kehamilan Lewat Waktu


Pemeriksaan penunjang untuk kehamilan lewat waktu adalah :13
a. USG untuk menilai usia kehamilan, jumlah dan kekeruhan air ketuban,
derajat maturitas plasenta, besarnya janin, keadaan janin.
b. Karditokografi yaitu untuk menilai kesejahteraan janin ada atau tidaknya
kegawatan pada janin dengan Non Strest Test.
c. Pemeriksaan amnioskopi dilakukan untuk melihat derajat kekeruhan air
ketuban menurut warnanya yaitu bila air ketuban berwarna keruh atau hijau
berarti air ketuban sudah tercampur dengan mekonium dan bisa
mengakibatkan gawat janin.

8. Penanganan pada kehamilan lewat waktu : 16


a. Di Bidan Praktek Mandiri (BPM)
1) Melakukan konsultasi dengan dokter
2) Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit
3) Merujuk pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang
adekuat
b. Di rumah sakit
1) Setelah usia kehamilan lebih dari 40 minggu yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik – baiknya.
2) Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, jika
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi.
21

4) Bila riwayat kehamilan yang lalu terdapat kematian janin dalam rahim,
hipertensi, pre eklampsi dan kehamilan ini adalah anak pertama karena
infertilisasi atau pada kehamilan lebih dari 40 – 42 minggu maka ibu
harus dirawat dirumah sakit.
5) Tindakan operasi secsio caesaria dapat dipertimbangkan pada
insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks yang belum matang,
pembukaan belum lengkap, persalinan lama, terjadi gawat janin,
primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre eklampsia,
hipertensi menahun, infertilisasi, kesalahan letak janin.13
6) Kehamilan lewat waktu memerlukan pertolongan induksi persalinan
atau persalinan anjuran. Persalinan dengan induksi tidak banyak
menimbulkan penyulit pada bayi, asalkan dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas yang cukup.
a) Persalinan anjuran dengan infus oksitosin
Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituitrin, atau sintosinon
5 unit dalam 500 cc glukosa 5 %, banyak digunakan. Teknik
induksi dengan glukosa lebih sederhana dan mulai dengan 8 tetes,
dengan maksimal 40 tetes permenit. Kenaikan tetesan setiap 15
menit sebanyak 4 sampai 8 tetes sampai kontraksi optimal tercapai.
Bila dengan 30 tetes kontraksi maksimal telah tercapai, maka
tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi persalinan. Apabila
terjadi kegagalan, ulangi persalinan anjuran dengan selang waktu
24 – 48 jam atau lakukan operasi seksio sesaria.
b) Amniotomi
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk
mempercepat persalinan, setelah ketuban pecah ditunggu selama 4
sampai 6 jam dengan harapan kontraksi otot rahim akan
berlangsung, apabila belum berlangsung kontraksi otot rahim dapat
22

diikuti oleh induksi persalinan dengan infus glukosa yang


mengandung 5 unit oksitosin.
Sebelum mengambil langkah, beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengelolaan kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :
1. Menentukan apakah kehamilan memang telah berlangsung lewat
bulan atau bukan.
2. Identifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan janin
3. Periksa kematangan serviks dengan skor bishop. Kematangan
serviks ini memegang peranan penting dalam pengelolaan
kehamilan lewat waktu. Sebagian besar kepustakaan sepakat
bahwa induksi persalinan dapat segera dilaksanakan baik pada
usia 41 maupun 42 minggu bilamana serviks telah matang.
Skor bishop adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks
dan responnya terhadap suatu indikasi persalinan, karena telah
diketahui bahwa serviks dengan skor bishop rendah (serviks
belum matang) memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi
dibanding serviks yang matang. Lima kondisi yang dinilai dari
serviks adalah :
1. Pembukaan (dilatation)
2. Pendataran (effacement)
3. Penurunan kepala (station)
4. Konsistensi (consistency)
5. Posisi ostium uteri (position)
c. Pengelolaan selama persalinan mengenai Kehamilan Lewat waktu
1. Pemantauan yang baik terhadap ibu (aktivitas uterus) dan
kesejahteraan janin
2. Hindari penggunaan obat penenang atau analgetika selama persalinan
3. Awasi jalannya persalinan
23

4. Antisipasi siapkan oksigen dan bedah sesar apabila sewaktu – waktu


terjadi kegawatan pada janin
5. Cegah terjadinya aspirasi meconium dengan segera mengusap bayi
dan dilanjutkan lakukan resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin
dengan cairan ketuban bercampur meconium
6. Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap
kemungkinan hipoglikemia, hipovolemi, hipotermi dan polisitemi.
7. Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda - tanda kehamilan
lewat waktu
8. Hati – hati kemungkinan terjadinya distosia bahu
9. Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi
janin kehamilan lewat waktu sehingga setiap persalinan pada
kehamilan lewat waktu harus dilakukan pemantauan ketat dan
sebaiknya dilaksanakan di rumah sakit.

C. Kewenangan Bidan pada Kasus Kehamilan Lewat Waktu


Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan aturan
atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum (mal praktik)
dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan kehamilan lewat
waktu, landasan hokum yang digunakan yaitu :
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/Menkes/SK/III/2007 tetang kewenangan bidan dalam asuhan dan konseling
selama kehamilan yang terkait pada kasus kehamilan lewat waktu adalah :17
1. Pengetahuan tambahan
Tanda dan gejala, indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan
seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular seksual(IMS), diabetes, kelainan
jantung, kehamilan lewat waktu / post matur / serotinus.
2. Keterampilan tambahan
a. Menggunakan doppler untuk memantau denyut jantung janin
24

b. Memberikan pengobatan atau kolaborasi terhadap penyimpangan dari


keadaan normal dengan menggunakan standar lokal dan sumber daya
yang tersedia.
Menurut Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002 kewenangan bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kehamilan lewat waktu
yaitu : 18
1. Pasal 14 : Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi : (a) pelayanan
kebidanan.
2. Pasal 15 : (1) Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal
14 huruf a (pelayanan kebidanan) ditujukan pada ibu dan anak.
(2) pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pra nikah, pra
hamil, masa hamil, masa bersalin, masa nifas, menyusui dan
masa antara (periode interval).
3. Pasal 16 : (1) Pelayanan kebidanan meliputi : Pertolongan persalinan
abnormal yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala
di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi,
perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena
inersia uteri primer, kehamilan preterm dan kehamilan
postterm.
4. Pasal 18 : Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 16, berwenang untuk :
a. Pemberian infus,
b. Resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia,
c. Penanganan hipotermi,
d. Pemberian surat kelahiran dan kematian
25

D. Aplikasi Manajemen Kebidanan pada Kasus Kehamilan Lewat Waktu

1. Data Subjektif
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasien / klien (anamnesis) atau dari
keluarga dan tenaga kesehatan.
a. Identitas pasien
Pada identitas pasien dapat diketahui data mengenai nama, usia, suku,
agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat dan golongan darah.
b. Keluhan Utama
Pada kasus ibu hamil dengan kehamilan lewat waktu yang dikeluhkan
meliputi ibu merasa khawatir pada kehamilannya karena belum adanya
tanda – tanda persalinan yaitu (kontraksi teratur atau tidak, sudah keluar
lendir darah atau belum, ketuban sudah pecah atau belum) padahal didalam
perkiraan sudah waktunya untuk melahirkan.
c. Riwayat Kesehatan ibu dan Keluarga
Apakah ibu dan keluarga memiliki riwayat penyakit yang diturunkan
seperti jantung, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit menahun seperti
ginjal, asma dan penyakit menular seperti HIV/AIDS, serta keturunan
kembar dan riwayat operasi.
d. Riwayat Obstetrik
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstrusasi serta riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat Kehamilan Sekarang
Dikaji untuk mengetahui hamil anak yang ke berapa, HPHT, taksiran
persalinan, berat badan sebelum dan sekarang, periksa ANC sebelumnya
26

dimana, berapa kali dan keluahannya apa, suntik TT (Tetanus Toxoid)


berapa kali, obat – obatan yang pernah dikonsumsi apa saja, gerakan janin
yang pertama kali usia kehamilan berapa bulan dan gerakan sekarang kuat
atau lemah, serta kebiasaan ibu dan keluarga yang berpengaruh negatif
terhadap kehamilannya.

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Meliputi keadaan umum ibu dan tanda – tanda vital (tekanan darah,
nadi, suhu, respirasi)
b. Pemeriksaan Fisik
Meliputi pemeriksaan kepala, muka, mata, hidung, telinga, mulut, leher,
ketiak, dada, abdomen, genetalia, ekstrermitas atas bawah dan anus. Pada
usia kehamilan 294 hari atau 42 minggu melakukan palpasi pada bagian –
bagian janin lebih jelas karena berkurangnya air ketuban.
c. Pemeriksaan penunjang
Kemungkinan dijumpai abnormalitas detak jantung janin, dengan
pemeriksaan kardiotokografi (KTG). Air ketuban berkurang dengan atau
tanpa pengapuran pada plasenta diketahui dengan pemeriksaan penunjang
yaitu USG.

3. Analisa
Analisa yang didapat dari hasil pemeriksaan adalah Ny …, Usia …
tahun, G…P…A…, usia kehamilan ... minggu, janin tunggal, hidup intra uteri,
presentasi kepala dengan Kehamilan Lewat Waktu.

4. Penatalaksanaan
a. Di Bidan Praktek Mandiri (BPM)
1) Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan
27

2) Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit


3) Merujuk pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang
adekuat

b. Di rumah sakit
1) Setelah usia kehamilan lebih dari 40 minggu yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik – baiknya.
2) Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, jika
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi.
4) Bila riwayat kehamilan yang lalu terdapat kematian janin dalam rahim,
hipertensi, pre eklampsi dan kehamilan ini adalah anak pertama karena
infertilisasi atau pada kehamilan lebih dari 40 – 42 minggu maka ibu
harus dirawat dirumah sakit.
5) Tindakan operasi secsio caesaria dapat dipertimbangkan pada
insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks yang belum matang,
pembukaan belum lengkap, persalinan lama, terjadi gawat janin,
primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre eklampsia,
hipertensi menahun, infertilisasi, kesalahan letak janin.13
6) Kehamilan lewat waktu memerlukan pertolongan induksi persalinan
atau persalinan anjuran. Persalinan dengan induksi tidak banyak
menimbulkan penyulit pada bayi, asalkan dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas yang cukup.
7) Persalinan anjuran dengan infus oksitosin
Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituitrin, atau sintosinon 5
unit dalam 500 cc glukosa 5 %, banyak digunakan. Teknik induksi
dengan glukosa lebih sederhana dan mulai dengan 8 tetes, dengan
28

maksimal 40 tetes permenit. Kenaikan tetesan setiap 15 menit


sebanyak 4 sampai 8 tetes sampai kontraksi optimal tercapai. Bila
dengan 30 tetes kontraksi maksimal telah tercapai, maka tetesan
tersebut dipertahankan sampai terjadi persalinan. Apabila terjadi
kegagalan, ulangi persalinan anjuran dengan selang waktu 24 – 48 jam
atau lakukan operasi seksio sesaria.
9. Amniotomi
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk
mempercepat persalinan, setelah ketuban pecah ditunggu selama 4
sampai 6 jam dengan harapan kontraksi otot rahim akan berlangsung,
apabila belum berlangsung kontraksi otot rahim dapat diikuti oleh
induksi persalinan dengan infus glukosa yang mengandung 5 unit
oksitosin.
BAB III
METODOLOGI

A. Metode

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah
metode studi kasus. Metode yang dilakukan sebagai upaya pendekatan
manajemen kebidanan yaitu salah satu proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus dari klien.19 Studi
kasus adalah metode dengan memusatkan diri secara intensif terhadap suatu
objek tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu kasus.20 Manajemen
kebidanan adalah suatu metode yang bersifat mengumpulkan suatu peristiwa
atau gejala yang saat ini dialami pasien tertuju pada proses pemecahan
masalah melalui manajemen kebidanan yang meliputi tahap pengkajian,
interpretasi data, antisipasi masalah, tindakan segera atau kolaborasi, rencana
manajemen, pelaksanaan dan evaluasi.21
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalm bentuk
SOAP. Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus atau kejadian
berdasarkan teori yang ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya.
Pendokumentasian SOAP terdiri dari :
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil diperoleh
dari hasil anamnesa (wawancara)
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang
menjadi data fokus untuk mendukung pemberian asuhan.

29
30

3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data
objektif yang didapat.
4. P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan analisa.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penyusunan Laporan


Tugas Akhir ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data sebanyak mungkin yang ditujukan kepada klien, keluarga dan tenaga
kesehatan yang terlibat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini secara lisan
dari seseorang atau sasaran penelitian, atau bercakap-cakap, berhadapan muka
dengan orang tersebut.19 Jadi data tersebut diperoleh langsung melalui suatu
pertemuan atau percakapan.
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data objektif klien yang
sebenarnya, yang dilakukan secara sistematis dan teliti sehingga didapatkan
hasil yang akurat.19 Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian skrining
rutin yang bervariasi berdasarkan usia klien, status risikonya (misal bila jika
terpajan penyakit menular seksual atau tuberkulosis). Nilai laboratorium yang
diperoleh bervariasi dari satu laboratorium ke laboratorium lain. Oleh karena
itu setiap laboratorium menerbitkan tentang nilai untuk setiap uji dilakukan di
dalam laboratorium tersebut.21
31

3. Observasi
Observasi adalah prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi
melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti.19 Observasi yaitu metode
pengumpulan data tentang perilaku manusia, dilakukan tanpa melakukan
interview kepada klien.22 Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala tampak yang dilaksanakan baik secara langsung
maupun tidak langsung yang ditujukan terhadap kondisi, reaksi dan tingkah
laku pasien yang ditangkap oleh panca indra.20
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data secara tertulis dengan
cara mencari informasi dan memelajari catatan medis pasien dengan mencatat
data yang ada dan sudah didokumentasikan dalam catatan medis pasien.14
Dilakukan dengan mecari informasi data yang ada dan mencatat data yang
berhubungan dengan gangguan kesehatan reproduksi melalui status pasien
maupun rekam medis.20
5. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai
informasi baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli. Pengumpulan data yang diperoleh dari
berbagai informasi, baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli.23
BAB IV
TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 26 Maret 2017


Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Bersalin)
Waktu Pengkajian : Pukul 23:15 WIB
Nomor RM : 538104

A. Data Subjektif
1. Identitas Klien
Istri Suami
Nama : Ny. M Tn. U
Usia : 20 tahun 24 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Karyawan swasta
Alamat : Kp. Cilubang RT 01 RW Kp. Cilubang RT 01 RW
10 Desa hegarmanah 10 Desa hegarmanah
Kecamatan Cicatayang Kecamatan Cicatayang
2. Alasan datang
Ibu datang bersama keluarga rujukan dari klinik Dr. spog. Ibu
mengatakan menurut dokter dilihat dari pemeriksaan USG kehamilan ibu
telah lewat waktu dan air ketuban sudah berkurang serta sudah terjadi
pengapuran pada ari – ari.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kehamilannya sudah lewat waktu dari hari perkiraan
lahir.

32
33

4. Riwayat Kehamilan
Ini merupakan kehamilan pertama. Hari pertama haid terakhir (HPHT)
tanggal 06 Juni 2017, Taksiran persalinan (TP) tanggal 13 Maret 2017. Ibu
pertama kali mendapat haid saat usia 15 tahun dengan siklus 28 hari teratur
dan lamanya 7 hari. Gerakan janin aktif, tidak minum obat – obatan dan jamu
– jamuan, sudah 2 kali suntik TT pada saat usia kehamilan 16 minggu dan 20
minggu, ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan setiap bulan dan
selalu mengonsumsi tablet penambah darah serta vitamin yang diberikan oleh
bidan.
5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu, suami dan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, ginjal, malaria dan asma.
4. Riwayat Bio-Psiko-Sosial-Ekonomi
a. Biologis
Makan terakhir 1 porsi nasi dengan ayam pada pukul 19.00 wib.
Minum terakhir 1 gelas air putih pada pukul 22.00 wib. BAB terakhir
pukul 06.00 wib serta BAK terakhir pukul 18.00 wib.
b. Psikologis
Ibu merasa sangat khawatir dengan kehamilannya saat ini.
c. Sosial
Ini merupakan pernikahan yang pertama, lama pernikahan 1 tahun, ibu
tinggal bersama suami dan keluarga dari ibu, pengambilan keputusan di
dalam keluarga sesuai hasil keputusan bersama, suami dan keluarga
mendukung atas kehamilan ibu. Ibu merasa khawatir akan kehamilannya
saat ini.
d. Ekonomi
Ibu berencana bersalin di Bidan Praktik Mandiri, namun karena
keadaan yang tidak mendukung ibu harus dirujuk ke rumah sakit karena
34

kehamilannya lewat bulan. Biaya persalinan rencananya akan


menggunakan BPJS.
5. Pola kegiatan sehari – hari
Ibu tidak merokok, dalam keluarga suami merokok tetapi di luar rumah.
Ibu tidak bekerja, sehari – hari membersihkan kegiatan rumah seperti
menyapu, mengepel dan mencuci piring.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital :
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,3ºC
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

b. Leher : Tidak ada benjolan maupun pembengkakan kelenjar


tiroid.

c. Payudara : Kedua payudara simetris, puting susu menonjol, tidak


ada massa atau benjolan, tidak ada nyeri tekan, belum
keluar kolostrum.

d. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae gravida, di


fundus teraba bokong, punggung di kiri, ekstremitas
bagian kecil janin di kanan, bagian terendah janin kepala,
sudah masuk PAP, TFU 33 cm, HIS 2x10’15” DJJ
35

140x/menit. TBJ (33-11)x155 = 3410 gr.

e. Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar


bartholine dan skene.

f. VT : Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak,


pembukaan 2 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, Hodge
I.

g. Ekstremitas : Kedua tangan tidak oedema, kedua kaki tidak oedema,


kuku berwarna kemerahan, tidak ada varices, refleks
patella positif.

h. Anus : Tidak ada hemoroid.

C. Analisa
Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 42 minggu, inpartu kala I fase laten,
dengan cemas. Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala keadaan janin
baik.

D. Penatalaksanaan

No. Jam Penatalaksanaan

1. 23.30 WIB Memberitahukan hasil pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan


kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik.
Ibu mengerti dengan tujuan dan hasil pemeriksaan.

2. 23.33 WIB Melakukan kolaborasi dengan dr.SpOG. advice: pro induksi


persalinan, cek NST, dan cek laboratorium.
36

3. 23.35 WIB Memberitahu ibu bahwa ibu harus dirawat di rumah sakit
karena akan dilakukan induksi persalinan untuk merangsang
rasa mulas ibu agar bayi cepat lahir dan memberikan
dukungan emosional kepada ibu untuk tetap tenang dan tidak
perlu khawatir dalam menghadapi kehamilannya saat ini dan
proses persalinan nanti karena ibu sudah berada di rumah sakit
dan akan segera ditangani.

4 23.38 WIB Memberitahukan kepada keluarga untuk tetap memberikan


dukungan emosional kepada ibu berikan semangat untuk
menghadapi proses persalinan dan tetap temani ibu dalam
meghadapi proses persalinan sampai selesai.

5. 23.40 WIB Memberitahukan kepada ibu untuk mempersiapkan


perlengkapan persalinan mulai dari pakaian ibu sampai
pakaian bayi.

6. 23.43 WIB Melakukan pemasangan infus D5%

7. 23.50 WIB Melakukan pemeriksaan NST. Hasil NST dibaca oleh dr. jaga
dengan hasil reaktif.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 27 Maret 2017
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Besalin)
Waktu Pengkajian : Pukul 06.36 WIB

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan mulas jarang dan sudah merasa lebih tenang dari sebelumnya.
37

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital :
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,2ºC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen : TFU 33 cm, teraba bokong, puki, presentasi kepala,
sudah masuk PAP, His 3x10’15” tidak adekuat, DJJ
142x/menit

b. Ekstremitas : Tidak ada oedema, kuku berwarna kemerahan,


tidak ada varices, terpasang infus D5% pada lengan
kiri.

c. Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada pembengkakan


kelenjar bartholine dan skene.

d. VT Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak,


pembukaan 2 cm, ketuban utuh, presentasi kepala,
Hodge I.

C. Analisa
Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 42 minggu, inpartu kala I fase laten.
Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala keadaan janin baik.
38

D. Penatalaksanaan
No. Jam Penatalaksanaan

1. 06.42 WIB Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa


ibu dan janin dalam keadaan baik

2. 06.45 WIB Melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan


laboratorium: HB, Leukosit, Thrombosit, Hematokrit,
Golongan darah, Gula darah sewaktu, Hbsag, dan HIV.

3. 06.46 WIB Melakukan kolaborasi dengan Dr.SpOg, advice: Drip


oksitosin 5 iu dalam cairan infus D5%. Drip oksitosin
ini dilakukan untuk merangsang kontraksi rahim agar
bayi cepat lahir.

4. 06.50 WIB Menjelaskan ulang kepada ibu mengenai persiapan


induksi persalinan, risiko dari induksi persalinan yaitu
ibu akan merasakan adanya kontraksi rahim yang
berlebihan.

5. 06.52 WIB Melakukan induksi persalinan dengan cairan infus D5%


+ oksitosin 5 IU 20 tetes per menit dosis maintenance,
terpasang di tangan sebelah kiri (kolf I). sebelumnya
sudah dilakukan pemeriksaan skor bishop dengan hasil
>7.

6. 06.53 WIB Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar tetap


tenang dan berpikiran positif untuk menghadapi
persalinannya.

7. 06.55 WIB Observasi keadaan umum ibu, tanda – tanda vital, his,
djj, intake dan output ibu. Hasil : Keadaan umum ibu
39

baik. Ttv dalam batas normal, TD: 120/70 mmhg N:


81x/menit, RR: 20x/menit S: 36,1ºC. His 3x10’30”. Djj
dalam batas normal, 142x/menit. Intake: ibu
mengonsumsi satu gelas teh manis serta nasi dan telur.
Output: ibu tidak BAK dan BAB.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pemgkajian : Senin, 27 maret 2017
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Bersalin)
Waktu Pengkajian : pukul 08.00 WIB

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan mulas semakin sering dan sudah keluar air – air dari jalan
lahir berwarna jernih.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital :
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Respirasi : 21x/menit
4) Suhu : 36,3ºC
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Abdomen : His 4x10’45” kuat teratur, DJJ 146x/menit.
40

c. Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar


bartholine dan skene.

d. VT : Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis lunak,


pembukaan 7 cm, ketuban (-), presentasi kepala, UUK
kiri depan, molase 0, Hodge II.

e. Ekstremitas : Tidak ada oedema, kuku berwarna kemerahan, tidak ada


varices, terpasang infus D5% + oksitosin kolf I pada
lengan kiri.

3. Data Penunjang
Pemeriksaan darah :

Tabel 4.2 Hasil Laboratorium


No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1. Hemoglobin 11.7 g/dl 12 – 14 g/dl
3
2. Leukosit 10.200 / mm 4000 – 11000/
mm3
3. Hematokrit 36 % 36-46%
4. Trombosit 362.000 / mm3 150000 - 400000
5. Gula Darah Sewaktu 50 Mg/dl <180 Mg/dl
6. HBs Ag rapid Negatif
7. HIV Screening Non Reaktif

C. Analisa
Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 42 minggu, inpartu kala I fase aktif
dengan induksi persalinan. Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
keadaan janin baik.
41

D. Penatalaksanaan
No. Jam Penatalaksanaan

1. 08.05 WIB Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan.

2. 08.06 WIB Memberitahukan ibu untuk berada dalam posisi miring kiri
karena posisi miring kiri adalah posisi terbaik agar kepala
bayi cepat turun.

3. 08.07 WIB Mengajarkan ibu teknik relaksasi pernapasan saat terasa


mulas.

4. 08.08 WIB Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.

5. 08.09 WIB Memberitahu ibu untuk makan dan minum di sela – sela
mulas.

6. 08.10 WIB Memberitahukan kepada keluarga untuk tetap memberikan


dukungan emosional kepada ibu berikan semangat untuk
menghadapi proses persalinan dan tetap temani ibu dalam
meghadapi proses persalinan sampai selesai.

7. 08.12 WIB Melakukan observasi kemajuan persalinan. Pembukaan,


tekanan darah dan suhu setiap 4 jam sekali. His, detak
jantung janin, dan nadi, setiap 30 menit sekali. Hasil
terlampir dalam partograf.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 27 Maret 2017
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Bersalin)
Waktu Pengkajian : pukul 10.00 WIB
42

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan ingin meneran rasanya seperti ingin BAB.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital :
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,4ºC
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Abdomen : His 4x/10’/50” kuat teratur, DJJ 150x/menit,

b. Genetalia : Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak


teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-),
presentasi kepala, ubun – ubun kecil depan,
hodge III+.

c. Ekstremitas : Terpasang infus D5% + drip oxytosin 5 iu kolf


I.

C. Analisa
Inpartu kala II janin tunggal hidup.
43

D. Penatalaksanaan

No. Jam Penatalaksanaan

1. 10.02WIB Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah


lengkap dan akan segera dipimpin persalinan.

2. 10.03 WIB Memberitahu ibu untuk berdoa dan tetap tenang dalam
menghadapi proses persalinan, meminta suami untuk
mendampingi ibu dan memberikan dukungan pada ibu
selama proses persalinan

3. 10.04 WIB Mendekatkan partus set ke dekat ibu.

4. 10.05 WIB Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu memilih
posisi litotomi.

5. 10.07 WIB Mengajarkan dan memimpin ibu teknik meneran sesuai


dengan teknik Asuhan Persalinan Normal ketika ada
kontraksi dan ketika tidak ada kontraksi ibu dianjurkan
untuk beristirahat agar tidak kelelahan. Menganjurkan ibu
untuk merangkul kedua kakinya kearah perut dan
membuka lebar daerah kemaluannya ketika terdapat his.

6. 10.08 WIB Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi yaitu dengan


melindungi perineum dengan tangan kanan yang dilapisi
kain bersih dan kering. Setelah kepala lahir dan berputar
paksi luar, pegang kepala secara biparietal, kemudian
melahirkan bahu anterior dan posterior serta melakukan
sanggah susur untuk melahirkan tubuh bayi. Bayi lahir
spontan pukul 10.15 WIB, langsung menangis kuat, kulit
kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin perempuan,
44

A/S 7/9.

7. 10.15 WIB Mengeringkan bayi dengan segera.

8. 10.16 WIB Memeriksa adanya janin kedua atau tidak. Tidak ada.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 27 Maret 2017
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Bersalin)
Waktu Pengkajian : pukul 10.16 WIB

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan masih merasakan mulas.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital:
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 84x/menit
3) Respirasi : 21x/menit
4) Suhu : 36,3ºC
2. Pemeriksaan Fisik :

a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

b. Abdomen : Tidak ada janin kedua, TFU sepusat, kontraksi


uterus baik, kandung kemih kosong.
45

c. Genetalia : Tampak tali pusat menjulur di depan vulva, dan


terdapat seburan darah ±100 cc.

d. Ekstremitas : Tidak ada oedema, kuku berwarna kemerahan,


tidak ada varices, terpasang infus D5% + drip
oksitosin 5 iu kolf I 20 tetes per menit pada
tangan kiri.

C. Analisa
Inpartu kala III

D. Penatalaksanaan

No. Jam Penatalaksanaan

1. 10.17 WIB Memberitahukan kepada ibu bahwa ibu akan


disuntikkan oksitosin untuk mengeluarkan ari – ari.
Ibu mengerti dan setuju dirinya disuntik

2. 10.18 WIB Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara intramuscular


di satu per tiga paha luar atas.

3. 10.19 WIB Menjepit tali pusat 3 cm dari pusat dengan klem


pertama dan 5 cm dari pusat dengan klem kedua

4. 10.20 WIB Memposisikan bayi untuk IMD (Inisiasi Menyusu


Dini) selama 1 jam yaitu tengkurap di atas dada ibu,
skin to skin, dan menutup bayi dengan kain untuk
menjaga kehangatan bayi.

5. 10.21 WIB Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali


pusat memanjang, semburan darah mengalir dari
46

vulva dan uterus globuler. Melakukan PTT


(Penegangan Tali pusat Terkendali), tangan kanan
menegangkan tali pusat sejajar dengan lantai, tangan
kiri posisi dorso cranial di atas simpisis pubik.
Melahirkan plasenta dan memutar plasenta searah
jarum jam di depan vulva hingga seluruh bagian
plasenta benar-benar terlepas dan lahir. Plasenta lahir
spontan tampak lengkap.

6. 10.22 WIB Melakukan massage uterus selama 15 detik


mengikuti arah jarum jam

7. 10.23 WIB Memeriksa kelengkapan plasenta. Meletakkan


plasenta di tempat yang datar, mengecek kelengkapan
kotiledon dan membersihkan darah di dalam plasenta
dengan kassa, kemudian mengecek kelengkapan
selaput plasenta. Plasenta lengkap.

8. 10.24 WIB Memeriksa apakah terdapat robekan jalan lahir atau


tidak. Terdapat robekan pada mukosa vagina dan
kulit perineum.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 27 maret 2017
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang bersalin)
Waktu Pengkajian : pukul 10.25 WIB
47

A. Data Subjektif
Ibu merasa senang bayi dan ari – arinya sudah lahir, ibu merasa haus dan
ingin segera minum.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital:
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,3ºC
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

b. Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus


baik, kandung kemih kosong.

c. Genetalia : Tampak darah mengalir ±50 cc, terdapat


robekan jalan lahir pada mukosa vagina dan
kulit perineum.

C. Analisa
Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 2

D. Penatalaksanaan
No. Jam Penatalaksaan
48

1. 10.30 WIB Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.

2. 10.31 WIB Memberitahu ibu bahwa terdapat luka robekan jalan lahir
dan harus dijahit.

3. 10.32 WIB Melakukan anastesi lidocain 2cc + aquabides 2 cc pada


bagian robekan jalan lahir.

4. 10.33 WIB Melakukan pejahitan pada robekan luka jalan lahir.

5. 11.00 WIB Memantau keberhasilan IMD. Bayi berhasil mencari


puting susu ibu. Ibu memberi support aktif selama IMD.

6. 11.03 WIB Memeriksa kontraksi rahim, mengestimasi jumlah


perdarahan selama proses persalinan, dan mengecek
kandung kemih.

7. 11.05 WIB Membersihkan tubuh ibu dari darah, mengangkat linen


kotor dan memindahkan ke plastik, memakaikan celana
beserta pembalut pada ibu untuk memantau perdarahan
kala IV serta mengganti kain bersih untuk ibu

8. 11.10 WIB Membersihkan alat-alat yang digunakan saat persalinan


dan mendekontaminasikannya ke dalam larutan klorin
selama 10 menit, kemudian dicuci dengan sabun dan
dibilas dengan air mengalir, lalu dikeringkan dengan
handuk. Mensterilkan alat ke dalam mesin autoklaf.

9. 11.20 WIB Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan asupan


nutrisi ibu dan beristirahat karena persalinan sudah selesai
dengan lancar.
49

10. 11.21 WIB Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara melakukan
masase uterus dan menilai kontraksi.

11. 11.22 WIB Melakukan pemantauan TTV, kontraksi rahim, kandung


kemih dan perdarahan ibu. Memantau selama 2 jam
setelah plasenta lahir. Pemantauan dilakukan setiap 15
menit pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit pada 1 jam
berikutnya. Data terlampir dalam partograf.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 27 maret 2017
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang bersalin)
Waktu Pengkajian : pukul 12.15 WIB

A. Data Subjektif
Ibu masih merasa sedikit mulas dan lelah setelah melahirkan, tetapi ibu
sangat senang atas kelahiran bayi perempuannya. Ibu sudah menyusui bayinya
1x hingga bayinya tertidur. Ibu sudah makan satu porsi nasi dan ayam serta
minum segelas teh manis hangat. Ibu belum istirahat setelah melahirkan. Ibu
sudah bisa miring kanan dan kiri. Ibu sudah BAK dan belum BAB.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital :
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
50

3) Respirasi : 21x/menit
4) Suhu : 36,5ºC
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
B Payudara : Bersih, tidak ada benjolan dan nyeri
tekan, terdapat pengeluaran ASI.

C Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus


baik, kandung kemih kosong.

d. Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,


kuku tidak pucat pada kedua tangan dan
kaki, dan tidak ada varices. Terpasang infus
D5 % pada lengan kiri 20 tetes per menit.

d. Genetalia : Jahitan luka perineum utuh dan dalam


keadaan baik, tidak ada perdarahan aktif
dari luka jahitan, pengeluaran lochea rubra ±
20 cc.

C. Analisa
P1A0 post partum 2 jam. Keadaan umum ibu baik.

D. Penatalaksanaan
No. Jam Penatalaksaan

1. 12.20 WIB Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan


keluarga bahwa keadaan umum ibu dalam keadaan baik.
51

2. 10.21 WIB Memberitahukan bahwa mulas yang dirasakan ibu adalah


normal akibat kontraksi dalam proses pengecilan rahim.

3. 10.23 WIB Menganjurkan ibu untuk terus memantau kontraksi rahim


dan melakukan masase, jika rahim terasa lembek segera
menghubungi bidan.

4. 10.25 WIB Memberitahu ibu agar tetap mengkonsumsi makanan


bergizi dan tinggi protein serta serat agar BAB lancar, dan
tidak ada pantangan dalam makanan apapun untuk
pemulihan ibu.

5. 12.30 WIB Memberikan terapi oral, yaitu SF 1 x 60 mg, amoxicillin


3x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg, dan vitamin A 1
x 200.000 IU

6. 12.31 WIB Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu cara


membersihkan kemaluannya yaitu dengan cara
membersihkan dari depan ke belakang dengan
menggunakan air yang bersih dan dikeringkan.

7. 12.33 WIB Menganjurkan ibu untuk beristirahat jika bayi sedang


tertidur dan tidak ada pantangan untuk tidur siang.

8. 12.35 WIB Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin


atau on demand dan bangunkan bayi untuk menyusui jika
sudah tidur selama 2-3 jam.

9. 12.37 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB,
ibu BAK ke kamar mandi di antar oleh suaminya.

10. 12.40 WIB Memberitahu kepada ibu tanda bahaya pada ibu nifas dan
52

tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 27 maret 2017
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang bersalin)
Waktu Pengkajian : pukul 16.15 WIB

A. Data Subjektif
Ibu sudah bisa tidur tetapi tidak lama karena banyak keluarga yang datang
menjenguk. Ibu sudah minum segelas air putih. ASI banyak keluar. Ibu sudah
BAK dan belum BAB.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital:
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 81x/menit
3) Respirasi : 21x/menit
4) Suhu : 36,3ºC
2. Pemeriksaan Fisik :

a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

b Payudara : Bersih, tidak ada benjolan dan nyeri


tekan, terdapat pengeluaran ASI.

c Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus


53

baik, kandung kemih kosong.

d. Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,


kuku tidak pucat pada kedua tangan dan
kaki, dan tidak ada. Terpasang infus D5 %
kolf II pada lengan kiri 20 tetes per menit.

e. Genetalia : Jahitan luka perineum utuh dan dalam


keadaan baik, tidak ada perdarahan aktif
dari luka jahitan, pengeluaran lochea rubra ±
10 cc.

C. Analisa
P1A0 post partum 6 jam. Keadaan umum ibu baik.

D. Penatalaksanaan
No. Jam Penatalaksaan

1. 16.20 WIB Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan


keluarga bahwa keadaan umum ibu dalam keadaan baik.

2. 16.22 WIB Memberitahu ibu agar tetap mengkonsumsi makanan


bergizi seperti nasi, lauk, telur, sayur, tahu dan tempe
karena yang ibu makan akan disalurkan juga ke bayinya
melalui ASI yang diberikan oleh ibu.

3. 16.24 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak takut membersihkan daerah


jahitan pada kemaluannya. membersihkan kemaluan setiap
kali BAK, dengan cara membersihkannya dari depan
54

sampai belakang, menyusuri sampai luka jahitan.

4. 16.30 WIB Mengajari ibu teknik menyusui yang benar. Ibu dapat
melakukannya dengan baik dan benar.

5. 16.33 WIB Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif


kepada bayinya. Ibu berencana untuk memberikan ASI
secara eksklusif selama 6 bulan.

6. 16.35 WIB Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda bahaya


pada masa nifas dan menganjurkan ibu untuk membaca
buku KIA mengenai tanda bahaya nifas.

7. 16.37 WIB Mengingatkan kembali kepada ibu untuk beristirahat jika


bayi sedang tertidur dan tidak ada pantangan untuk tidur
siang.

8. 16.40 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk beristirahat jika bayi


sedang tertidur dan tidak ada pantangan untuk tidur siang.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 29 maret 2017
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang bersalin)
Waktu Pengkajian : pukul 14.00 WIB

A. Data Subjektif
Ibu merasa kadang perutnya terasa mulas namun sudah terasa lebih
nyaman. Ibu masih mengonsumsi tablet penambah darah, asam mafenamat
dan amoxicilin yang diberikan bidan dan perawat diruangan. Ibu mengatakan
tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti yang
55

pernah dijelaskan. Saat pagi ibu melakukan senam nifas yang pernah
diajarkan. Sehari ibu makan 3x sehari dengan lauk pauk dan sayuran. Minum
± 8x sehari. BAB 1 kali sehari dan BAK ± 5 sehari. Saat malam hari ibu
sering terbangun karena bayinya rewel, tidur ±6jam. Pada siang hari saat
bayinya tertidur ibu ikut tidur ±1jam. Dalam sehari ibu menyusui bayinya >8
kali.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36.4oC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Sklera putih dan konjungtiva merah muda.
b. Payudara : Simetris, putting susu menonjol, bersih dan tidak lecet
tidak terdapat nyeri tekan, terdapat pengeluaran ASI
keluar banyak.
c. Abdomen : TFUpertengahan pusat dan simfisis, kontraksi baik,
kandung kemih kosong.
d. Genetalia : Vulva/ vagina tidak ada keluhan, tampak lochea rubra
±10cc.
e. Anus : Tidak terdapat hemoroid.

C. Analisa
P1A0 post partum 2 hari. Keadaan umum ibu baik.
56

D. Penatalaksanaan
No. Jam Penatalaksaan

1. 14.10 WIB Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil


pemeriksaan saat ini dalam keadaan baik, dan ibu
sudah diperbolehkan pulang.
2. 14.12 WIB Melakukan up infus yang terpasang pada lengan
ibu.

3. 14.17 WIB Mengingatkan ibu untuk tetap makan makanan


bergizi dan tidak pantang terhadap makanan
apapun.
4. 17.20 WIB Mengingatkan kembali kepada ibu untuk
beristirahat jika bayi sedang tertidur dan tidak ada
pantangan untuk tidur siang.
5. 14.25 WIB Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara
eksklusif kepada bayinya. Ibu berencana untuk
memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan.

6. 14.30 WIB Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda


bahaya pada masa nifas dan menganjurkan ibu
untuk membaca buku KIA mengenai tanda bahaya
nifas.

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 02 April 2017
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. M
Waktu Pengkajian : pukul 10.00 WIB
57

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan tali pusat sudah puput. Bayi menyusu lebih dari 8 x sehari,
ASI yang keluar banyak.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum:
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital:
1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 81x/menit
3) Respirasi : 21x/menit
4) Suhu : 36,4ºC
2. Pemeriksaan Fisik :

a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih


b Payudara : Bersih, tidak lecet, tidak ada pembengkakkan
dan nyeri tekan, produksi ASI lancar.
c Abdomen : TFU 3 jari di atas simpisis, kandung kemih
kosong. Diastasis rekti 2/5.
d. Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
kuku tidak pucat pada kedua tangan dan
kaki, dan tidak ada varices. Tanda homan (-)
tidak ada warna kemerahan pada betis.
Genitalia : Bersih, tampak lokhea sanguilenta ±5cc, bau
khas lokhea, jahitan luka perineum masih
basah dan bersih.
58

C. Analisa
P1A0 post partum 6 hari. Keadaan umum ibu baik.

D. Penatalaksanaan
No. Jam Penatalaksaan

1. 10.10 WIB Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan


keluarga bahwa keadaan umum ibu dalam keadaan baik.

2. 10.12 WIB Mengingatkan kembali untuk istirahat yang cukup, tidur


siang di saat bayinya tidur.

3. 10.14 WIB Memastikan bahwa ibu tetap tidak pantang makanan dan
tetap mengonsumsi makanan bergizi.

4. 10.15 WIB Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan vulva


dengan membersihkan vulva dengan sabun, lalu dibilas
dan dikeringkan.

5. 10.16 WIB Memberitahu ibu cara perawatan payudara dan teknik


menyusui

6. 10.20 WIB Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif


kepada bayinya. Ibu berencana untuk memberikan ASI
secara eksklusif selama 6 bulan.

7. 10.22 WIB Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda bahaya


pada masa nifas dan menganjurkan ibu untuk membaca
buku KIA mengenai tanda bahaya nifas.
59

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 11 April 2017
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. M
Waktu Pengkajian : pukul 10.00 WIB

A. Data Subjektif
Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi nasi, lauk, sayur dan buah, minum
lebih dari 8 gelas air sehari. Ibu tidak pernah mengonsumsi jamu-jamuan. Ibu
BAK 5 kali sehari dan BAB 1 kali sehari. Tidur siang 2-3 jam dan tidur
malam 6-7 jam per hari. Mandi dua kali sehari dan mengganti pembalut 2
kali.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum:
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital:
1) Tekanan Darah : 120/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,5ºC
2. Pemeriksaan Fisik :

a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

b Payudara : Bersih, tidak lecet, tidak ada pembengkakan


dan nyeri tekan, produksi ASI lancar.

c Abdomen : TFU sudah tidak teraba, diastasis rekti 2/5.


60

d. Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,


kuku tidak pucat pada kedua tangan dan
kaki, dan tidak ada varices.

f. Genetalia : Bersih, tanpa lochea, jahitan luka perineum


sudah kering dan lepas, perineum sudah utuh,
tidak ada perdarahan.

C. Analisa
P1A0 post partum 2 minggu. Keadaan umum ibu baik.

D. Penatalaksanaan
No. Jam Penatalaksaan

1. 10.10 WIB Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan


keluarga bahwa keadaan umum ibu dalam keadaan baik.

2. 10.12 WIB Mengingatkan kembali untuk istirahat yang cukup, tidur


siang di saat bayinya tidur.

3. 10.14 WIB Memastikan bahwa ibu tetap tidak pantang makanan dan
tetap mengonsumsi makanan bergizi.

4. 10.16 WIB Mengingatkan kembali ibu mengenai tanda bahaya dalam


masa nifas dan menganjurkan kepada ibu untuk segera
datang ke fasilitas kesehatan jika terdapat tanda-tanda
bahaya pada ibu.

5. 10.20 WIB Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif


kepada bayinya. Ibu berencana untuk memberikan ASI
61

secara eksklusif selama 6 bulan.

6. 10.25 WIB Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB. Ibu


akan membicarakannya dengan suami karena selama ini
ibu tidak pernah menggunakan KB apapun.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Data Subjektif

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah diperoleh penulis pertama kali


kontak dengan Ny. M pada tanggal 26 maret 2017 pukul 22.30 WIB. Hasil
anamnesa diperoleh data bahwa Ny. M berusia 20 tahun mengeluh kehamilannya
telah lewat waktu dari hari perkiraan lahir, sebelumnya Ny. M sudah datang ke
klinik Dr. SPOG tetapi saran dari Dr. SPOG ibu harus di rujuk ke rumah sakit
untuk di rawat dikarenakan kehamilan nya telah lewat waktu.
Kemudian pada pukul 22.00 tanggal 26 maret 2017 ibu datang ke Rumah
Sakit Umum Daerah Sekarwangi IGD ponek bersama dengan keluarga, ibu
mengeluh kehamilannya telah lewat waktu dari hari perkiraan lahir tetapi belum
ada tanda – tanda persalinan.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah diperoleh dari Ny. M, ini merupakan
kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran, pada kehamilan ini Hari Pertama
Haid Terakhir (HPHT) tanggal 06 juni 2016 dengan menggunakan rumus neagle
didapatkan perkiraan Taksiran Persalinan (TP) ibu tanggal 13 Maret 2017.
Perhitungan usia kehamilan ibu berdasarkan HPHT didapatkan bahwa usia
kehamilan ibu sudah memasuki 42 minggu lebih 3 hari. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung
selama 42 minggu (294 hari) atau lebih pada siklus haid teratur rata – rata 28 hari
dan hari haid terakhir diketahui dengan pasti.9
Ibu merasakan khawatir dengan kehamilannya saat ini karena ibu belum
merasakan tanda – tanda persalinan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa psikologis
yang dirasakan oleh ibu dengan kasus kehamilan lewat waktu adalah merasakan
cemas bilamana kehamilan terus berlangsung melewati taksiran persalinan.

62
63

Komentar tetangga atau teman seperti “belum lahir juga” akan menambah rasa
frustasi pada ibu.5

B. Data Objektif

Ketika ibu datang ke ponek RSUD Sekarwangi, didapatkan hasil pengkajian


data objektif pada Ny. M yaitu keadaan umum baik, keasadaran composmentis,
tanda – tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali per menit,
pernapasan 20 kali per menit, suhu 36,3ºC.
Pemeriksaan fisik didapatkan mata konjungtiva merah muda, sclera putih,
pada pemeriksaan abdomen, dilakukan inspeksi tidak ada luka bekas operasi,
terdapat striae gravidarum, dan dilakukan palpasi pada bagian fundus teraba
bokong, punggung janin berada dikiri, ekstremitas bagian – bagian kecil janin
berada di kanan serta bagian terendah janin adalah kepala, Tinggi Fudus Uteri
(TFU) berdasarkan (Mc.Donald) didapatkan hasil TFU 33 cm dan Taksiran Berat
Janin (TBJ) adalah 3410 gr.
Menurut teori jika fungsi plasenta masih cukup baik dapat menyebabkan
tumbuh kembang janin berlangsung terus, sehingga berat badan terus bertambah
sekalipun lambat, dapat mencapai 4000 – 4500 gram yang disebut dengan
makrosomia.4 Dalam kasus ini berat badan bayi tidak mencapai hingga 4000 gram
dikarenakan plasenta keadaannya sudah tidak baik yaitu sudah terjadi pengapuran.
His tidak ada, ibu hanya merasakan kenceng – kenceng pada perut, DJJ
140x/menit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu penyebab terjadinya
kehamilan lewat waktu adalah dari faktor hormonal ibu yaitu kadar progesteron
tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan
uterus terhadap oksitosin berkurang yang menyebabkan ibu tidak merasakan
adanya kontraksi.9
Pemeriksaan dalam, vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises
pada vulva, tidak ada nyeri atau pembengkakan pada kelenjar skene, maupun
64

kelenjar bartholine, portio tebal, lunak, pembukaan 2 cm, selaput ketuban utuh,
teraba kepala ubun – ubun kecil kiri depan, hodge I.
Pemeriksaan penunjang yaitu pada pemeriksaan USG tampak cairan ketuban
ibu sudah mulai berkurang. Hal ini sesuai teori bahwa tanda pada kehamilan lewat
waktu pada pemeriksaan penunjang USG didapatkan, bila ternyata
oligohidramnion atau kekurangan cairan ketuban maka kemungkinan telah terjadi
kehamilan lewat waktu.
Dalam teori dijelaskan air ketuban normal pada kehamilan 34 – 37 minggu
adalah 1000 cc, aterm 800 cc dan lebih dari 42 minggu adalah 400 cc, dikatakan
oligohidramnion apabila air ketuban <500 cc, akibat dari oligohidramnion adalah
amnion menjadi kental karena mekonium (diaspirasi oleh janin), dan terjadilah
asfiksia intrauterine (gawat janin). Aspirasi air ketuban yang disertai mekonium
dapat menimbulkan gangguan pernapasan bayi / janin, gangguan sirkulasi bayi
setelah lahir dan hipoksia intrauterine sampai kematian janin.5
Warna air ketuban berwarna jernih. Hal ini dalam teori dijelaskan bahwa bila
ditemukan air ketuban berwarna jernih keadaan janin masih baik, sebaliknya
apabila air ketuban berwarna hijau atau sudah bercampur dengan mekonium maka
dipastikan bayi akan mengalami risiko asfiksia.
Pada pemeriksaan USG juga selain air ketuban yang sudah berkurang, pada
plasenta sudah terdapat pengapuran. Dalam teori, pengapuran plasenta merupakan
tanda menuanya plasenta yang bisa dilihat pada pemeriksaan USG, akan tampak
seperti bintik putih yang tersebar dari dasar plasenta hingga permukaannya.
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan
nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai risiko asfiksia sampai
kematian janin.
Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada usia kehamilan 34 – 36 minggu
dan setelah itu mengalami penurunan. Pada kehamilan lewat waktu dapat terjadi
penurunan fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat janin. Dalam kasus
ini bayi tidak mengalami asfiksia pada saat lahir, dikarenakan air ketuban ibu
65

berwarna jernih dan plasenta masih sanggup untuk memberikan nutrisi serta
pertukaran CO2/O2 sehingga tidak terjadi asfiksia pada janin.

C. Analisa

Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang telah dibahas maka
penulis dapat merumuskan analisa kebidanan Ny.M usia 20 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 42 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal, hidup, intra
uteri, presentasi kepala keadaan janin baik.
Data subjektif yang mendukung penegakan analisa adalah pada keluhan utama
ibu mengeluh kehamilannya telah lewat waktu dari hari perkiraan lahir dan
dilihat dari Hari Pertama Haid Terakhir usia kehamilan ibu sudah lebih dari 42
minggu. Data objektif yang mendukung penegakan analisa adalah pada bagian
abdomen ibu tidak merasakan adanya his atau kontraksi dan pada pemeriksaan
USG dilihat air ketuban ibu sudah berkurang serta pada bagian plasenta sudah
terjadi pengapuran plasenta.

D. Penatalaksanaan

Berdasarkan hasil pengkajian dari data subjektif, objektif hingga analisa yang
sesuai. Penatalaksanaan pertama yang dilakukan adalah menjelaskan hasil
pemeriksaan kepada suami dan keluarga mengenai keadaan ibu dan janin dalam
keadaan baik, kemudian melakukan kolaborasi dengan dokter s.pog, advice dari
dokter yaitu pro induksi, cek NST (Non Stress Test) dan cek laboratorium.
Penanganan selanjutnya yaitu memberitahukan kepada ibu dan keluarga
bahwa ibu harus dirawat di rumah sakit karena akan dilakukan induksi persalinan
untuk merangsang rasa mulas ibu agar bayi cepat lahir, serta memberikan
dukungan emosional kepada ibu untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir dalam
menghadapi kehamilannya saat ini dan proses persalinan nanti karena ibu sudah
66

berada di rumah sakit, memberitahukan juga kepada keluarga untuk tetap


memberikan dukungan emosional kepada ibu berikan semangat untuk menghadapi
proses persalinan dan tetap temani ibu sampai proses persalinan selesai.
Penanganan selanjutnya dilakukan pemasangan infus D5% untuk dilakukan
induksi persalinan yaitu dengan melakukan drip oksitosin ke dalam cairan infus.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan NST atau (Non Stress Test) hasil NST dibaca
oleh dokter yang sedang jaga diruang bersalin rsud sekarwangi, dengan hasil
reaktif. Pemeriksaan NST merupakan salah satu indikasi dalam pemberian induksi
persalinan, karena sebelum melakukan induksi diperlukan observasi janin secara
ketat mengantisipasi gawat janin melalui pemeriksaan NST.24
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi,
pada umur kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud
melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan maupun persalinan. Fungsi
pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran DJJ dalam hubungannya
dengan gerakan/aktivitas janin.
NST dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal
dan apakah bayi menerima cukup oksigen. Nilai yang diperoleh adalah gambaran
denyut jantung janin dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin.
Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut
jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti
oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Menurut teori pemeriksaan NST ini dilakukan untuk memantau kesejahteraan
janin. Dalam teori juga dijelaskan bila pada pemeriksaan NST memperoleh hasil
reaktif maka nilai spesifitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin dalam
keadaan baik.5
Penanganan selanjutnya yaitu pada tanggal 27 maret 2017 pukul 06.36 WIB
dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini meliputi
pemeriksaan hemoglobin, leukosit, hematokrit, trombosit, gula darah sewaktu,
67

HbsAg dan HIV. Pemeriksaan laboratorium ini dilakukan untuk mengetahui


apakah ibu memiliki darah rendah atau tidak, untuk mengetahui golongan darah
ibu sebagai antisipasi terjadinya perdarahan, ada atau tidaknya tanda infeksi, serta
apakah ibu memiliki penyakit menular atau tidak.
Selanjutnya menjelaskan ulang kepada ibu dan keluarga mengenai persiapan
induksi persalinan, dalam teori dijelaskan bahwa risiko dari induksi persalinan
yaitu ibu akan merasakan adanya kontraksi rahim yang berlebihan. Selanjutnya,
melakukan kolaborasi kembali dengan dr. spog advice yang diberikan yaitu
pemberian drip oksitosin 5 IU dalam cairan infus D5% yang telah terpasang
sebanyak 20 tetes permenit.
Pemberian induksi persalinan dengan drip oksitosin ini dilakukan untuk
merangsang rasa mulas ibu agar bayi cepat lahir. Tindakan induksi ini dilakukan
setelah informed consent pada suami dan keluarga. Dalam teori dijelaskan bahwa
kehamilan lewat waktu memerlukan pertolongan induksi persalinan atau
persalinan anjuran. Persalinan dengan induksi tidak banyak menimbulkan penyulit
pada bayi, asalkan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang cukup.16
Menurut teori juga dijelaskan bahwa indikasi dari janin dengan kasus
kehamilan lewat waktu adalah dilakukannya induksi persalinan. Hal yang sama
diungkapkan oleh teori dijelaskan bahwa persalinan anjuran dengan infus
oksitosin, pituitrin, atau sintosinon 5 unit dalam 500 cc glukosa 5 %, banyak
digunakan. Teknik induksi dengan glukosa lebih sederhana dan mulai dengan 8
tetes, dengan maksimal 40 tetes permenit. Kenaikan tetesan setiap 15 menit
sebanyak 4 sampai 8 tetes sampai kontraksi optimal tercapai. Bila dengan 30 tetes
kontraksi maksimal telah tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai
terjadi persalinan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan anjuran dengan
selang waktu 24 – 48 jam atau lakukan operasi seksio sesaria yang diberikan yaitu
drip oksitosin pada cairan infus yang telah terpasang.16
Selanjutnya dilakukan observasi kemajuan persalinan pada pukul 10.00 WIB
dipimpin persalinan dengan teknik asuhan persalinan normal bayi lahir pukul
68

10.15 WIB kemudian dilakukan penilaian bayi langsung menangis, tonus otot
aktif, dan kulit kemerahan.
Selama 2 jam pasca persalinan dilakukan observasi meliputi tekanan darah,
suhu, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan. Hal ini sangat penting dilakukan
karena menurut Manuaba pimpinan kala IV terutama observasi ketat, karena
bahaya perdarahan primer post partum terjadi pada dua jam pertama. Dilakukan
juga pemeriksaan 6 jam setelah persalinan, kemudian setelah itu ibu dipindahkan
ke ruang perawatan nifas. 6 hari kemudian dilakukan kunjungan rumah dan
pemeriksaan pada ibu dan bayi, hasinya cukup baik dilanjutkan dengan kunjungan
2 minggu.
Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal 17 April 2015 (6 hari postpartum),
dari data subjektif ibu tidak merasakan keluhan apapun, dilakukan pemeriksaan
fisik didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran baik, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 81 kali per menit, pernapasan 21 kali per menit, suhu 36,40C,
mata konjungtiva merah muda, sclera putih, payudara bersih, tidak ada
pembengkakan, abdomen TFU 3 jari di atas simpisis, kandung kemih kosong,
diastasis rekti 2/5, kandung kemih kosong, genitalia bersih, tampak lokhea
sanguilenta ±5cc, bau khas lokhea, jahitan luka perineum masih basah dan bersih,
eksterimtas kuku tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada varises, homan sign
negatif (-). Memberikan konseling mengenai kebutuhan nutrisi dan hidrasi,
perawatan payudara, istirahat yang cukup, ASI eksklusif, serta tanda bahaya pada
masa nifas. Selanjutnya dilakukan kunjungan rumah berikutnya pada tanggal 11
April 2017.

E. Faktor Penunjang
1. Faktor Pendukung
Selama memberikan asuhan kepada Ny. M dengan kehamilan lewat
waktu, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang ada di
69

rumah sakit seperti dokter dan bidan. Penulis diberikan kepercayaan untuk
memberikan asuhan, dibimbing, diberi pengetahuan serta saran yang
membangun dari CI ruangan dan dokter. Penulis pun merasa terbantu oleh
petugas rekam medik dan administrasi ruangan dalam memperoleh data
rumah sakit.
Ny. M dan suami selaku klien sangat kooperatif sehingga
memudahkan penulis untuk menggali permasalahan melalui pengkajian dan
pemeriksaan fisik. Asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan serta
dapat diterima dengan baik oleh klien.
2. Faktor Penghambat
Penulis merasa kesulitan mendapatkan sumber teori yang dibutuhkan
karena buku-buku mengenai kehamilan lewat waktu jarang membahas secara
detail.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. M usia 20 tahun G1P0A0


dengan kehamilan lewat waktu berupa pengumpulan data subjektif, pemeriksaan
fisik dan data penunjang untuk memperoleh data objektif, menentukan analisa
untuk mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang
telah diberikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Data subjektif yang didapat ialah Ny. M mengatakan kehamilannya telah
lewat waktu dan belum merasakan tanda – tanda persalinan. Pada tanggal 26
maret 2017 ibu datang ke rumah sakit Rsud Sekarwangi IGD ponek bersama
dengan keluarga, ibu mengeluh kehamilannya telah lewat bulan dihitung dari
hari pertama haid terakhir dan belum ada tanda – tanda persalinan. Ini
merupakan kehamilan pertama. Hari pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 06
Juni 2017. Taksiran persalinan (TP) tanggal 13 Maret 2017. Usia kehamilan
ibu 42 minggu lebih 3 hari. Ibu merasa khawatir dengan kehamilannya saat
ini.
2. Data objektif yang didapat ialah pada pemeriksaan penunjang USG cairan
ketuban sedikit dan sudah terdapat pengapuran pada plasenta.
3. Analisa yang ditegakkan adalah Ny. M usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan
42 minggu, inpartu kala I fase laten, janin tunggal, hidup, intrauterine,
presentasi kepala keadaan umum ibu dan janin baik.
4. Asuhan yang diberikan untuk klien dengan kasus kehamilan lewat waktu
adalah :
a. Mengatasi keluhan fisiologis ibu
b. Melakukan induksi persalinan sesuai dengan advice dokter
c. Melakukan observasi

70
71

d. Melahirkan bayi dengan teknik APN


5. Faktor penunjang dan faktor penghambat
a. Faktor penunjang
Mudah mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan penulis dari
pasien maupun pihak rumah sakit seperti dokter spog dan bidan. Penulis
diberikan kepercayaan untuk memberikan asuhan, dibimbing, diberi
pengetahuan serta saran yang membangun dari CI ruangan dan dokter.
Penulis pun merasa terbantu oleh petugas rekam medik dan administrasi
ruangan dalam memperoleh data rumah sakit.
b. Faktor penghambat
1) Penulis merasa kesulitan mendapatkan sumber teori yang dibutuhkan
karena buku-buku mengenai kehamilan lewat waktu jarang membahas
secara detail.

B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk :
1. Lahan Praktik
Diharapkan pihak rumah sakit mampu mempertahankan pelayanan yang
sudah baik serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pelayanan
kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Profesi Bidan
Bidan dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh dari berbagai
pengalaman untuk asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan.
3. Klien dan Keluarga
Diharapkan ibu dan keluarga dapat lebih waspada apabila usia kehamilan
telah lewat dari hari perkiraan lahir dan segera melakukan pemeriksaan ke
tenaga kesehatan agar segera mendapatkan penanganan.
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Teknik Menyusui


Penyuluh : Friska Noviani
Hari, Tanggal : Senin, 27 Maret 2017
Sasaran/ jumlah : Ny. M
Tempat : Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi

I. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu nifas, diharapkan ibu nifas
memahami tentang teknik menyusui dan dapat mempaktikkannya.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan ibu nifas
mampu :
a. Pengertian tekhnik menyusui yang benar
b. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
c. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
d. Langkah-langkah menyusui yang benar
e. Lama dan frekuensi menyusui

II. Metode
1. Ceramah
2. Praktik
3. Tanya jawab

III. Lampiran
1. Materi
IV. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Penyuluh Audien


1. 1 menit Pembukaan :
Menjawab
1. Mengucapkan salam

2. 7 Menit Inti :
Memperhatikan
1. Menjelaskan pengertian
teknik menyusui yang baik
dan benar
Memperhatikan
2. Menjelaskan posisi dan
perlekatan menyusui yang
baik
Mempraktikan
3. Persiapan memperlancar
pengeluaran asi
4. Menjelaskan langkah-
Memperhatikan
langkah cara menyusui yang
benar
5. Menjelaskan lama frekuensi
menyusui
3. 4 menit Evaluasi : Menjawab pertanyaan
penyuluh
- Mengevaluasi tentang
materi yang telah
disampaikan
4. 2 menit Kesimpulan : Memperhatikan
Menyimpulkan kegiatan
penyuluhan
5. 1 menit Penutup : Menjawab salam
1. Mengucapkan terima kasih
2. Mengucapkan salam
penutup

V. Evaluasi
Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4. Langkah-langkah menyusui yang benar
5. Lama dan frekuensi menyusui

VI. Daftar Pustaka


Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Salemba Medika: Jakarta
Nurheti, Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV And
Suradi, R dan Hesti.2004.Manajemen Laktasi.Jakarta:Program Manajemen
Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indones
TEKNIK MENYUSUI

1. Pengertian Tekhnik Menyusui yang benar


Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
(SuradidanHesti, 2004)
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan
bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak
dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010).
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu
dan memperkuat reflex menghisap bayi.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk
menyusu.
2. Posisidan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1.Posisi menyusui sambil berdiri yang benar


Gambar 2.Posisi menyusui sambil duduk yang benar

Gambar 3.Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti


ibu pascaoperasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan
posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada
ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurap kandiatas dada ibu, tangan
ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak
(Vivian Nanny LiaDewi, Tri Sunarsih, 2011

Gambar 6.Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI


Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
a. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak ,sehinggaepital yang
lepas tidak menumpuk.
b. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
c. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
4. Langkah –langkah menyusui yang benar
a. Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.
b. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting .
c. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu. Jangan
hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan
hadapkan bayi kedada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
putting susu, biarkan bibir bayi menyentuh putting susu ibu dan tunggu
sampai terbuka lebar .
d. Segeradekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak dibawah putting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan
benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar
dan bibir bayi membuka lebar.
e. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah
kanan sampai bayi merasa kenyang.
f. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
dengan lap bersih yang telah direndam dengan air hangat.
g. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bias keluar.
h. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan putting susu dengan kain
supaya ASI berhenti keluar.

Gambar 9. Cara meletakan bayi

Gambar 10. Cara memegang payudara


Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi

Gambar 12. Perlekatan benar

Gambar 13. Perlekatan salah


5. Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiap bayi
membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu
harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain
(BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah
merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur
dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu
kemudian.
Menyusui yang dijadwalakan berakibat kurang baik karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah
timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih
sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari
akan memicu produksi ASI.
(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)
Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tanda Bahaya Nifas


Penyuluh : Friska Noviani
Hari, Tanggal : Senin, 27 Maret 2017
Sasaran/ jumlah : Ny. M
Tempat : Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi

I. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan pasien diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tanda bahaya nifas
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien mampu :
1. Memahami pengertian tanda bahaya nifas
2. Mengetahui tanda bahaya nifas
3. Mengerti cara perawatan nifas
4. Mengerti cara pencegahan infeksi

II. Materi
Terlampir

III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

IV. Media
1. Buku KIA
V. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan tanda bahaya nifas ?
2. Sebutkan macam-macam tanda bahaya nifas?
3. Bagaimana cara perawatan nifas?
4. Bagaimana cara pencegahan infeksi nifas?

VI. Daftar Pustaka


Winkjosastro, dkk. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
TANDA BAHAYA NIFAS

A. Pengertian tanda bahaya nifas


Pengertian Tanda Bahaya Nifas Adalah suatu keadaan gawat darurat setelah
proses persalinan yang membutuhkan penganan secara khusus oleh tenaga
kesehatan, karena jika tidak dilakukan tindakan segera akan mengakibatkan
kerusakan jaringan atau system tubuh dan menimbulkan kematian.
B. Tanda Bahaya Nifas
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa nifas atau pasca persalinan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu dan keluarga untuk mengenal tanda
bahaya dan perlu mencari pertolongan kesehatan pada tenaga kesehatan jika
ditemukan tanda-tanda bahaya pada masa nifas. Pada masa nifas, perempuan
sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang dimaksud dengan ambulasi dini
adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan
bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan buang air
besar juga dapat teratasi. Ibu nifas dan keluarga harus mendatangi tenaga
kesehatan jika ditemukan tanda – tanda bahaya masa nifas seperti berikut ini :
1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Cairan yang keluar dari jalan lahir berbau busuk
3. Demam, kadang disertai mengigil
4. Nyeri pada perut dan panggul
5. Payudara bengkak, kemerahan dan sakit
6. Pusing dan lemas yang berlebihan
7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
C. Cara Perawatan Nifas
1. Cukup Istirahat
2. Rooming in (ibu dan bayi di tempatkan di kamar yang sama
3. Makan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Melakukan senam nifas
5. Kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat 7 hari setelah melahirkan
D. Pencegahan Infeksi Nifas
1. Perhatikan kondisi kesehatan selama hamil, segera periksa ke dokter atau
pelayanan kesehatan jika ada keluhan
2. Konsumsi makanan yang bersih, sehat, cukup kalori, protein, dan serat
(sayur, buah).
3. Minum air dalam jumlah yang cukup.
4. Ibu hendaknya memilih tenaga penolong persalinan yang terlatih, agar
proses persalinan terjamin kesterilannya.
5. Minum tablet besi secara teratur untuk mencegah terjadinya anemia
6. Selama nifas, jalan lahir harus dijaga kebersihannya, apalagi jika terjadi
perlukaan yang memerlukan perawatan khusus.
Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Kebutuhan nutrisi ibu nifas


Penyuluh : Friska Noviani
Hari, Tanggal : Senin, 27 Maret 2017
Sasaran/ jumlah : Ny. M
Tempat : Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi

I. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah penyuluhan diharapkan peserta dapat memahami gizi atau nutrisi
pada masa nifas. Sehingga kesehatan tubuh dan kebutuhan energy mereka
tetap terjaga.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian gizi atau nutrisi dan kebutuhan gizi ibu nifas
2. Menjelaskan dan menyebutkan kandungan pada menu-menu seimbang, serta
contoh-contoh bahan makananya
3. Menjelaskan petunjuk pengolahan makanan sehat

II. Materi
Terlampir

III. Metode
1. Ceramah

IV. Media
1. Buku KIA
V. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan nutrisi ?
2. Sebutkan kandungan pada menu seimbang dan contoh makanannya?
3. Bagaimana cara pengolahan makanan sehat ?

VI. Daftar Pustaka


Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Cetakan4. Yogyakarta:
Fitramaya
KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU NIFAS

A. Pengertian gizi atau nutrisi


Pengertian Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila
menyusui akan meningkat 25 % , karena berguna untuk proses pemulihan fisik
karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk
menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
Kebutuhan energy ibu nifas pada 6 bulan pertama +500 kkal dan 6 bulan kedua
+400 kkal sedangkan kebutuhan pada ibu hamil kalori sebesar 285-300 kalori.
Dan pada ibu yang tidak hami membutuhkan kalori sebanyak 2200 kalori.
B. Kandungan pada menu-menu seimbang, serta contoh- contoh
bahan makananya
Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan
teratu, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol,
nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung :
1. Sumber tenaga ( energi )
Untuk pembakaran tubuh, pembentukkan jaringan baru,
penghematan protein ( jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan
sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi ). Zat gizi sebagai
sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi.
Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani ( lemak, mentega, keju )
dan nabati ( kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarin )
2. Sumber pembangun ( Protein )
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak
atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani ( ikan, ,udang, kerang,
kepiting, daging,ayam, hati, telur, susu dan keju ) dan protein nabati (
kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe ).
Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur dan keju, ketiga
makanan tersebut juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B3.
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari.
Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur,
120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-
240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
3. Sumber pelindung (air )
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari seranganp
enyakit dan pengatur kelancaran metabolism dalam tubuh. Ibu menyusui
minum air sedikitnya 3 liter setiap hari ( anjurkan ibu untuk minum setiap
kali habis menyusui) .
4. Sumber pengatur ( Mineral)
a. Sayuran berwarna hijau dan kuning (daun pepaya, daun singkong, daun
katuk, bayam, sawihijau, wortel
b. Labu kuning, pepaya, jambu biji, mangga jeruk, semangka, alpukat.
5. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan.
Vitamin yang diperlukan antara lain:

a. Vitamin A
Berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat
dalam telur, hati, wortel, dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300
mg.
b. Vitamin B6
Membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf.
Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapatditemui
di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
c. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan,meningkatkan stamina dan
daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan,
minyak nabati dan gandum.

C. Petunjuk pengolahan makanan sehat


1. Pilih sayur-sayuran, buah-buahan, daging dan ikan yang segar .
2. Cuci tangan samapai bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan.
3. Cuci bahan makanan sampai bersih lalu potong- potong.
4. Masak sayuran sampai layu.
5. Lalu makanan sampai matang.
6. Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet ( vetsin ).
7. Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali dipakai.
8. Perhatikan kadaluarsa dan komposisi zat gizi makanan.
9. Jika dikemas dalam kaleng, jangan memilih kaleng yang telah penyok atau
karatan.
10. Simpan peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman.
11. Jangan biarkan binatang berkeliaran didapur.
Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Perawatan Payudara


Penyuluh : Friska Noviani
Hari, Tanggal : Minggu, 2 April 2017
Sasaran/ jumlah : Ny. M
Tempat : Rumah Ny. M

I. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah penyuluhan kesehatan ini, ibu diharapkan dapat memahami cara
perawatan payudara yang benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini,diharapkan ibu mampu:
1. Menjelaskan kembali pengertian perawatan payudara.
2. Menjelaskan tujuan perawatan payudara.
3. Menjelaskan manfaat perawatan payudara.
4. Melaksanakan perawatan payudara dengan benar

II. Materi
Terlampir

III. Metode
1. Ceramah
2. Simulasi

IV. Media
1. Peralatan perawatan payudara
V. Evaluasi
1. Apa pengertian dari perawatan payudara?
2. Apa tujuan dari perawatan payudara?
3. Apa manfaat dari perawatan payudara?
4. Bagaimana cara melakukan perawatan payudara ?

VI. Daftar Pustaka


Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya
PERAWATAN PAYUDARA

A. Pengertian perawatan payudara


Perawatan payudara post partum adalah suatu tindakan pada ibu nifas
untuk memperlancar sirkulasi darah dan tersumbatnya saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dilakukan 1-
2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.
B. Tujuan perawatan payudara post partum
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Memberi rasa nyaman dan rileks
3. Mencegah bendungan pada payudara/ mecegah payudara bengkak
4. Mencegah tersumbatnya ASI
5. Memperlancar sirkulasi darah pada payudara
C. Manfaat perawatan payudara post partum
1. Mengetahui kelainan pada payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Memperlancar pengeluaran ASI
D. Akibat tidak merawat payudara post partum
1. Puting susu mengendap
2. ASI lama keluar
3. Payudara kotor
4. Payudara bengkak
5. Kulit payudara terutama puting mudah lecet
E. Alat-alat yang harus disiapkan
1. Baby oil atau minyak kelapa
2. Kapas atau kassa
3. Dua buah handuk besar yang bersih dan kering
4. Dua buah waslap
5. Dua buah baskom berisi air hangat dan dingin
6. Bengkok
F. Teknik atau prosedur perawatan payudara post partum
1. Membersihkan puting susu
a. Cuci tangan dengan benar dan menggunakan sabun.
b. Duduklah dengan bersandar.
c. Menanggalkan pakaian atas.
d. Handuk diletakkan di bawah payudara dan di bawah bahu.
e. Kapas atau kassa dibasahi dengan baby oil atau minyak kelapa.
f. Kedua puting susu dan areola mamae dikompres dengan kapas atau kassa
yang telah dibasahi dengan baby oil atau minyak kelapa selama 2-3
menit.
g. Kapas diangkat dengan gerakan memutar untuk mengangkat kotoran.
2. Melakukan Pemijatan
a. Tuangkan baby oil atau minyak kelapa ke tangan secukupnya.
b. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, payudara kanan dengan tangan
kanan 2 atau 3 jari dari tangan yang berlawanan membuat gerakan
memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada
puting susu.
c. Kedua telapak tangan berada diantara kedua belahan payudara lalu diurut
mulai dari atas, ke samping, ke bawah dan menuju ke puting susu dengan
mengangkat payudara perlahan-lahan dan dilepaskan perlahan-lahan.

d. Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan tangan kanan
dengan sisi kelingking mengurut payudara mulai dari pangkal dada ke
arah puting susu. Demikian dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan
sebanyak 30 kali.
3. Melakukan pengompresan
Kompres kedua payudara dengan air hangat selama dua menit, kemudian
ganti dengan kompres waslap dingin selama 1 menit. Kompres bergantian
selama dua kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat.
Lampiran 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Penyuluh : Fitri Khoiriyah
Hari, Tanggal : Senin, 27 Maret 2017
Sasaran/ jumlah : Ny. M
Tempat : Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi

I. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan klien diharapkan mampu memahami dan
mengerti tentang tanda bahaya pada Bayi.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu mengetahui
tanda bahaya bayi baru lahir.

II. Materi
Terlampir

III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

IV. Media
1. Buku KIA

V. Evaluasi
1. Sebutkan tanda bahaya bayi baru lahir?
VI. Daftar Pustaka
PUSDIKNAS-WHO-JHPIEGO, 2003
TANDA- TANDA BAHAYA YANG HARUS DIWAPADAI PADA
BAYI BARU LAHIR

1. Pernafasan : sulit atau lebih dari 60 kali permenit


2. Kehangatan : terlalu panas lebih dari 38 0C atau terlalu dingin kurang dari
360C.
3. Warna kulit : kuning (terutama pada 24 jam), biru atau pucat, memar.
4. Pemberian ASI : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah.
5. Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,
pernafasan sulit.
6. Tinja/kemih : tidak buang air besar dalam 3 hari, tidak berkemih dalam 24 jam,
tinja lembek, ada lender atau darah pada tinja.
7. Aktivitas : menggigil, menangis yang tidak biasa, rewel, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus-
menerus.
Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI

Pukul Tekanan DJJ His Makan BAB/BAK


Darah dan
minum

08.00 WIB 110/70 146x/menit 4x10’45” ½ porsi


mmHg nasi dan 1
gelas air
air

08.30 WIB 146x/menit 4x10’45”

09.00 WIB 148x/menit 4x10’45”

10.00 WIB 150 x/menit 4x10’50”


Lampiran 8

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

Hari / Tanggal Pengkajian : Senin, 27 maret 2017


Waktu Pengkajian : 11.15 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (Ruang Besalin)
Nama Pengkaji : Friska Noviani

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Klien
Nama Bayi : Bayi Ny. M
Tanggal Lahir : 27 maret 2017
Jam Lahir : 10.15 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Ibu tinggal di kawasan pemukiman padat penduduk dengan ventilasi
rumah yang cukup. Sehari-hari ibu menggunakan air pam, membuang
sampah di tempat pembuangan sampah, dan tidak memiliki binatang
peliharaan di rumahnya
3. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Ibu dan suami
tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti darah tinggi, diabetes
mellitus, malaria, penyakit ginjal, asma, HIV/AIDS, dan lainnya.
4. Riwayat Perinatal
Ini merupakan anak pertama. HPHT 06 Juni 2016, TP 13 Maret 2017.
Usia kehamilan 42 minggu, selalu periksa hamil ke bidan setiap bulan dan
mengonsumsi obat penambah darah serta vitamin yang diberikan oleh
bidan, tidak pernah megalami tanda bahaya selama kehamilan.
5. Riwayat Neonatal
Lahir secara spontan, langsung menangis, ketuban pecah spontan, IMD
berhasil, tidak ada masalah saat persalinan. Bayi sudah mencoba
menyusu, bayi sudah BAK dan belum BAB, sudah tidur, dan bergerak
aktif.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum
Ukuran kepala, badan, dan ekstremitas proporsional. Tonus otot aktif,
menangis kuat, warna kulit kemerahan pada seluruh tubuh bayi.
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 148 kali per menit
b. Laju nafas : 48 kali per menit
c. Suhu : 36,60 C
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 3600 gram
b. Panjang badan : 52 cm
c. Lingkar kepala : 32 cm
d. Lingkar dada : 31 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut berwarna hitam dan tebal , tulang dan
sutura tampak keras.
b. Telinga : Simetris, letak telinga sejajar sudut mata, daun
telinga elastis, terdapat lubang telinga dan
tidak ada tanda – tanda infeksi.
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih, tidak ada tanda – tanda infeksi.
d. Hidung : Terdapat lubang, septum ada, tidak ada
pernafasan cuping hidug.
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
pembengkakan kelenjar thyroid, tidak ada
peninggian vena jugularis.
f. Dada : Simetris, areola gelap lebih jelas tonjolan 3 – 4
mm, bunyi nafas teratur dan bersih, bunyi
jantung teratur.
g. Ekstremitas atas : Kedua tangan simetris, gerakan aktif, jumlah
jari 10, semua kuku pada tangan tampak
panjang dan bewarna merah muda.
h. Abdomen : Sedikit membuncit, tidak ada penonjolan
disekitar tali pusat, tali pusat segar, bersih,
tidak ada perdarahan.
i. Genetalia : Bersih, nampak berkeriput pada bagian
genetalia, labia mayora menutupi klitoris dan
labia minora.
j. Ekstremitas Tidak ada kelainan, kedua kaki simetris
bawah : pergerakan aktif, jumlah jari 10, semua kuku
pada kaki tampak panjang berwarna merah
muda dan terdapat garis-garis di seluruh
telapak kaki.
k. Punggung : Tidak ada pembengkakan dan cekungan di
punggung tidak ada spina bifida.
l. Anus : Terdapat lubang, mekonium (-).
m. Kulit : Warna kemerahan, terdapat verniks kaseosa
tampak mengering dan mengelupas, lanugo
menghilang.
5. Pemeriksaan ballard score (kematangan neuromoskular)
a. Kulit : permukaan mengelupas.
Skor = 2
b. Lanugo : kebanyakan tidak ada.
Skor = 4
c. Garis telapak kaki : garis – garis diseluruh telapak kaki.
Skor = 4
d. Payudara : areola penuh tonjolan 5 – 10 mm.
Skor = 4
e. Mata / telinga : tulang rawan telinga tebal dan kaku
Skor = 4
a. Genetelia : labia mayora menutupi klitoris dan labia
minora.
Skor = 4
b. Sikap : Kedua bahu dn kedua kaki bengkok dan
menutup kearah badan.
Skor = 4
c.
Sudut pergelangan tangan : 300
skor = 3
d. Gerakan lengan membalik : < 900
skor = 4
a. Sudut poplitea : 900
skor = 4
j. Tanda selempang : Siku tidak sampai pada garis axilla.
Skor = 4
k. Lutut ke telinga : Lutut bengkok tumit sampai 450dari
bidang datar.
Skor = 4
Total skor = 45
6. System Saraf
a. Glabella : positif, bayi menutup mata saat disentuh
bagian dahi.
b. Rooting : positif, bayi mencari sentuhan ketika
disentuh bagian sudut bibir.
c. Sucking : positif, bayi menghisap kuat saat menyusu.
d. Swalowwing : positif, bayi menelan ASI dan tidak
dimuntahkan.
e. Moro : positif, bayi melakukan gerakan memeluk
saat kain atas digeser.

f. Babinski : positif, jari – jari menggenggam saat diberi


sentuhan.

C. ANALISA
Neonatus lebih bulan, sesuai masa kehamilan, usia 1 jam, dengan keadaan
umum baik.

D. PENATALAKSANAAN
11.17 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
bayi dalam keadaan baik.

11.20 Menjaga kehangatan bayi dengan cara memakaikan baju,


popok, topi, dan membedong bayi
11.23 Memberikan motivasi kepada ibu untuk terus menyusui
bayinya 2-3 jam sekali walaupun bayinya tertidur sampai 2 jam
tetap dibangunkan untuk menyusui.
11.25 Memberitahu pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai ASI
eksklusif, cara merawat tali pusat, cara menjaga kehangatan
bayi, dan tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari / Tanggal pengkajian : Minggu, 02 April 2017
Waktu pengkajian : 10.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny.M
Nama pengkaji : Friska Noviani

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan khawatir karena bayinya banyak tidur. Bayi mandi dua kali
sehari. Tali pusat sudah puput sejak 1 hari yang lalu. Bayi menyusu ± 12x
sehari. BAK ±6x sehari dan BAB ±4x sehari berwarna coklat kekuningan
konsistensi lunak. Bayi tidur ± 12 jam sehari. Bayi sudah di imunisasi
Hepatitis B pada hari ke 3.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemerikaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Warna kulit : Kemerahan
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 132 kali/menit
b. Laju nafas : 44 kali per menit
c. Suhu : 36,50 C
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 3600 gram
b. Panjang badan : 52 cm
c. Lingkar kepala : 32 cm
d. Lingkar dada : 31 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
terdapat pengeluaran pus.
b. Dada : Tidak ada tarikan dinding dada.
c. Abdomen : Tali pusat sudah puput, tidak ada tanda – tanda
infeksi.
d. Genetalia : Normal, BAK (+) BAB (-).
e. Ekstremitas : Tidak ada masalah pada ekstremitas.
f. Refleks
1) Refleks rooting positif, bayi mencari sentuhan ketika disentuh
bagian sudut bibir,
2) Refleks sucking positif, bayi menghisap kuat saat menyusu,
3) Refleks swallowing positif, bayi menelan ASI dan tidak
dimuntahkan.
C. ANALISA
Neonatus lebih bulan sesuai masa kehamilan, usia 6 hari dengan keadaan
baik.

D. PENATALAKSANAAN
10.10 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa
keadaan bayi baik.

10.12 Menjelaskan kepada ibu bahwa aktivitas tidur akan lebih


banyak dibandingkan aktivitas lain pada bayi baru lahir.

10.14 Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu harus rajin menyusui


bayinya setiap 2-3 jam sekali. Dan bangunkan bayi jika
tertidur lebih dari 2 jam.

10.16 Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi karena bayi


baru lahir peka terhadap perubahan suhu lingkungan, segera
mengganti popok bayi bila sudah basah. Ibu mengerti dan
sudah melakukannya

10.18 Memberitahu ibu cara memandikan bayi yaitu dimandikan 2


kali sehari, pagi dan sore dengan menggunakan air hangat
kemudian di jemur kurang lebih 15 menit.

10.20 Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari


sebelum pukul 09.00 WIB selama ±15 menit dengan tubuh
ditelanjangi. Hal ini berfungsi untuk mencegah kuning pada
ku;it bayi. Ibu mengerti dan sudah melakukannya

10.30 Melakukan konseling mengenai tanda bahaya pada bayi


seperti bayi tidak mau menyusu, bayi mengalami kejang,
lemah, nafas sesak, tali pusat kemerahan, demam atau panas
tinggi, mata bernanah, diare lebih dari 3 kali sehari, dan kulit
serta mata berwarna kekuningan.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari / Tanggal Pengkajian : Selasa, 11 April 2017
Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny.M
Nama Pengkaji : Friska Noviani

A. DATA SUBJEKTIF
Bayi menyusu lebih dari 12x sehari. BAK ±6x sehari dan BAB ±4x berwarna
coklat kekuningan konsistensi lunak. Tidur ±12 jam sehari. Ibu menanyakan
jadwal bayinya diimunisasi.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Warna kulit : Kemerahan
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju nafas : 40 kali per menit.
b. Laju jantung : 138 kali/menit.
c. Suhu : 36,2 0 C
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Panjang badan : 50 cm
b. Berat badan : 3700 gram
c. Lingkar kepala : 32 cm
d. Lingkar dada : 31 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
terdapat pengeluaran pus.
b. Abdomen : Normal tidak ada kelainan dan tanda – tanda
infeksi.
c. Ekstremitas : Kedua tangan dan kaki normal, bergerak aktif,
jumlah jari lengkap, kuku merah muda. Kulit
kemerahan.
d. Genetalia : Bersih, tidak terdapat pengeluaran cairan.

C. ANALISA
Neonatus lebih bulan sesuai masa kehamilan , usia 2 minggu dengan keadaan
umum baik.

D. PENATALAKSANAAN
10.05 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa keadaan
umum bayi baik.

10.06 Memuji ibu karena bayi mengalami kenaikan berat badan dari
sebelumnya.

10.10 Mengingatkan ibu tentang perawatan pada bayi seperti yang


sudah di jelaskan, dan menganjurkan ibu untuk memakaikan
baju yang tipis agar mudah menyerap keringat dan tidak
lembab.

10.12 Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada bayi.

10.13 Memotivasi ibu untuk terus menyusui bayinya secara eksklusif


selama 6 bulan. (ibu mengerti dan bersedia menerapkannya)

10.15 Memberitahu ibu membawa bayinya bisa diimunisasi BCG di


bidan, posyandu ataupun di puskesmas terdekat ketika bayi
sudah berumur 1 bulan yaitu tanggal 27 April 2017. Ibu akan
datang ke posyandu terdekat untuk imunisasi bayinya.
FOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

BIMBIIYGAN IJTFOBAN TUGAS AKHIR (I,TA}

Nama mahasiswa : FriskaNoviani

MM :P17324214076

Judul LTA : Asuhan Kebidanan Pada Ny. M usia 20 tahun GrpoAo


dengan Kehamilaa Lewat Wekfu di RSUD Sekarwangi
Pembimbing : Ni Nyorn*n Sasnitiari, M.keb

Tanda tangan
EsrU M*teri
I\IO yang Saran/
Teu*nl Rehomcndari Pnraf
dibahar Ma}rsiiwe
Pembimbing

I
Disetujui,
Senin,
27lv{aret
Pengajuan

Judul
taqiutkan
asuha*dan
&
2017 buat laporan Ni Nyoman
Friska Noviani
BAB IV $asnitiari, M.ke&
?.

Jum'at, Perbaiki BAB


3l maret BAB IV ry
20t7

Ni Nyoman
Friska Noviani Sasaitiari, b{.kEb
FOLITEIflYIK KESEHATAII KSMENKES

BI}IIBINGAIi{ LAPORA}I TUGAS AKHTR (tTA)

Rabu, BAB I dan Perbaiki BAB


5 April BAB TV I dan BAB fV
2017

Ni Nyoman
Friska Noviani Sasnitiari, Iv[,keb

Jum'at, BAB I dan Perbaiki BAB


28 April BAB IV I. ACC BAB
7017 rv
Ni Nyoman
FriskaNoviaili $asnitiari, M.keb
BAB I, Pertaiki BAB
BAB II, f dan BAB II,
Rabu, dan BAB t$nbehlen
03 Mei UI referensi,
2017 ACCBAB III Ni Nyoman

FriskaNoviani Sasritiari, M.keb

Senin, BAB I dan Perbaiki BAB


08 Msi BAB II I daoBAB If
24fi
Ni Nyoman
FriskaNoviani Sasnitiari, M.keb
BOIJTEKITIIK K&SBIIATAF{ KEMENKES

BIMBINGAN LATORAN TUGAS AKHIR &TA)

Sffim"
15 Mei BAB I dan Perhiki BAB
/1
2017 BAB II I, ACCBAB llh
II uf-t
Ni Nyoman
FriskaNoYiani
Sasnitiari, hd-keb
8.

Kannis,

01 Juni BAB I dan BAB V- ACC &h,e


2017 BAB V BAB I
Ni Nyoman
Friska Noviani Sasnitiari, M.keb
9.

Selasa"
&,4 ,4
06 Juni Perbaiki BAB
L4
24fi BAB V V
Ni Nyoman
FriskaNoviani Sasnitiari,lt{"keb
10.

Jtmt'nl,
09 Juni
BAB V
den BAB PerbaikiBAB tu
2011 vt Y dan BAB
VI Ni Nyoman
Friska Noviani Sasnitiari, lvI-keb
FOLIITEIff{IK KESEIIATAH KEMENKES

BIMBTNGAN I;\FORAN TUGAS AKIIIN (LTA)

11.

Y
Kamis,
15 Juni
BAB Y,
BAB VL
ACC BAB
dan BAB YI,
fo.
2017 ABSTRAK Peltaiki
ABSTRAK Ni Nyoman
FriskaNoviani Sasnitiari, lvlkeb
t2"
ACC
Jumat, ABSTRAK
16 Juni ABSTRAK ACC seluruh $h-t
2017 LTA
Ni Nyoman
FrickaNoyiflni $asnitiari, M.kS
POLITEKNIK KESEHATAN I(EMENKES BANDI.ING

LEMBAR A"EKOMENITASI EASIL PEABAIKAN SIDANG

Namn Frish Noviani


NIM P17324214t16

Judul Asuhan Kebidanan pada Ny.M 20 Tahun dengan Kehamilan LewatWaktu


di Ruang Bers*lin BLUD RS Sekarrv*n#
Penguii I Ila Handayanio lt{.Keb
Penguji II Fuadah Ashri Nurfuryoni, M.Keb

Pen$4ii Iil Ni Nyoman Sasnitiari, M.Keb

' Tarda tanqan


No
Haril Materiyang Saran/
Tanggal Dibahas Rekomendasi Mahasiswa Pembimbing

t. Penulisan RS
dipeftaiki
2. Tambahkan
dampakpada
abstrak
3. Aabstrak
tambahkan HPHT
dan TP
4. Saran di abstak
diperbaiki
Cover, 5. Penyajian data
Absrah pada abstrak
JumaL
BAB II, dipersingkat
I. 13 Juli
BAB IV, Singkafan pertama
2017
BAB V dipanjangkan
Lampiran 7_ Syarat induksi
tambalikan skor
bishop
8. Pada pembahasan
tambahkan data
NST
9. Tambahkan
pemeriksaan
ballard score pada Jhe
pemeriksaan fisik Ni Nyoman
bavi FriskaNoviani Sasnitiari, M.Keb
POLITEIO{IK KESEHATAN KEMENKES BANI}UNG

TEMBAR REKOMENDASI HASIL PERBAIKAN SII}ANG

Nrma Friskr Noviani


NIM P17324214A76

Judul Asuhan Kebidanan pada Ny.M ?0 Tahun dengan Kehamilan


Lewatrlpaktu
di Ruang Beroalin BLUD RS Sekarwangi
Penguji I Inn Handayani, M.Keb

Penguji II Fuadah Ashri Nurfurqoni, M.Keb

Penguji III Ni Nyoman Sasnitiari, M.Keb

S*ran/
Rekomendasi

I. Penulisan RS
diperbaiki
2. Tambahkan
dampak pada
abstrak
3- Aabstrak
tambahkan IIFHT
dan TP
4. Saran di abstrak
diperbaiki
CoveE 5. Penyajian data
Abstrah pada abstrak
BAB II, dipersingkat
BAB IV, 6. Singkatanpertama
BAB V dipanjangkan
I;ampiran 7. Syaratinduksi
tambahkan skor
bishop
8. Padapembahasan
tambahkan data
NST
9. Tambahkan
pemeriksaan
ballard score pada
pemeriksaan fisik Ina F{andayani,
FriskaNoviani M.Keb
POLITEKNIK KES OTIATAN KEI}IBNKES BANDT]NG

LEMBAR REKOMENDASI HASIL PERBAIKAN SIDANG

Nama Friska Noviari

NIIT{ PL7324214016

JuduI Asuhan Kebidanan pada Ny.M 20 Tahun dengan Kehamilan Lewat tYakfu
di Ruang Bersalin BLUD RS Sekarwangi
Penguji I Ina Handayani, M.Keb

Penguji II Fuadah Ashri Nurfurqoni, M.Keb

Penguji I{I Ni Nyoman Sasnitiari, M.Keb

Hari/ Materi yang Saran/


Tanggal Dibahas Rekomendasi Penguji II
Penulisan RS
diperbaiki
Tambahkan
dampak pada
abstrak
J" ,A.abstrak
tambahkan HPHT
dan TP
4. Sararr di absfrak
diperbaiki
Cover, 5. Penvajian data
Abstrah pada abstrak
Jtrmat"
BAB II, dipersingkat
l" 13 Juli \
BAB IV. 6. Singkatan pefiama
2AL7
BAB V dipanjangkan
Lampiran 7. Syarat induksi
tambahkan skor
bishop
8. Padapembahasan
tambahkan data
NST
9. Tambahkan

fu-
pemeiiksaan
ballard score pada
perneriksaan fisik
Friska Nr:viani Nurfurqoni, M.Ketr

Anda mungkin juga menyukai