Anda di halaman 1dari 224

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

N 33 TAHUN
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN
PREMATURE KONTRAKSI DI RUANG
NIFAS (ALAMANDA) RSUD CIMACAN
KABUPATEN CIANJUR

Disusun Oleh :
Siti Alfiah
NIM : P17324214075

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2017
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.N 33 TAHUN
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN
PREMATURE KONTRAKSI DI RUANG NIFAS
(ALAMANDA) RSUD CIMACAN KABUPATEN
CIANJUR

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Kebidanan

Disusun Oleh :
Siti Alfiah
NIM : P17324214075

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2017
LEMBAR
PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Laporan Tugas Akhir dengan judul

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N 33 TAHUN


DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN PREMATURE
KONTRAKSI DI RUANG NIFAS
(ALAMANDA) RSUD
CIMACAN KABUPATEN
CIANJUR

Disusun oleh :

Siti Alfiah

NIM: P17324214075

Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan pada sidang

Laporan Tugas Akhir

Dedes F ria M.Keb


NIP.19800 092001122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kebidanan Bogor

Poltekkes Kemenkes Bandung

��
Hi. Ns. Enuog Harni SusiJawati, S.Kp, M.KM
NIP.196504291988032002
LEMBAR
PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N 33 TAHUN


DENGAN PR.EEKLAMPSIA BERAT DAN PREMATURE
KONTRAKSI DI RUANG NIFAS
(ALAMANDA) RSUD
CIMACAN
KABUPATEPN
CIANJUR

Disusun Oleh:

Siti Alfiah

NIM: P17324214075

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 11 Juli 2017

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Penguji II Penguji III

Pudii Suryani S.KP, MKM J�.�b


NIP.197001201992032001 NIP.197212231992032008

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Bogor
Poltekkes Kemenkes Bandung

Hi. Ns. Enung Harni Susilawati, S.Kp, M.KM


NIP.196504291988032002
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Siti Alfiah

Tempat/tanggal lahir : Bogor, 5 Juli 1996

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

Golongan Darah : B

Nama ayah : Karsadi

Nama ibu : Siti Nurjanah

Alamat rumah : Jalan Roda Pembangunan nomor 86

RT/RW 003/005. Nanggewer,

Cibinong-Bogor. 16912

No. Telepon : 085780366076

B. Riwayat Pendidikan

1. RA Uswatun Hasanah (2001-2002)

2. SDN Cimandala 03 (2002-2008)

3. MTSN Cibinong (2008-2011)

4. MAN 2 Kota Bogor (2011-2014)

5. Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor (2014-

2017)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR

LAPORAN TUGAS AKHIR, JUNI 2017

Siti Alfiah

NIM : P17324214075

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. N Usia 33 Tahun dengan Preeklampsia


Berat dan Premature Kontraksi di Ruang Nifas RSUD Cimacan–Cianjur

VII, 6 bab, 109 halaman, 4 lampiran, 1 tabel, 1 gambar

ABSTRAK
Preeklamsia adalah suatu kondisi yang terjadi dengan gejala seperti tekanan
darah tinggi dan protein dalam urin, terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu
1
kehamilan. Menurut data yang diperoleh dari RSUD Cimacan pada bulan Januari
sampai Desember 2016 terdapat angka kejadian preeklamsia berat sebanyak 106
2
ibu hamil dari 1444 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan.
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengaplikasikan
asuhan kebidanan dengan Preeklampasia Berat dan Premature Kontraksi. Metode
yang digunakan ini adalah asuhan komprehensif dengan pendokumentasian SOAP
berdasarkan pengumpulan data.
Hasil pengkajian data subjektif, ibu mengatakan Ny. N Ibu datang rujukan
dari puskesmas karena tekanan darah ibu tinggi dan mengeluh mules-mules.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, tekanan darah 150/100 mmHg, teraba
bokong di fundus, puka, bagian terendah kepala. Denyut Jantung Janin (DJJ)
138x/menit, Reguler (R), HIS 2 kali 10 menit lamanya 15 detik. Pemeriksaan
dalam belum ada pembukaan. Ekstremitas bawah sebelah kanan dan kiri terdapat
oedem, refleks patella positif. Diagnosa yang didapat yaitu Ny.N, 33 tahun,
G3P2A0, Usia kehamilan 35 minggu 2 hari, dengan Preeklampsia berat dan
premature kontraksi, Janin tunggal, hidup, presentasi kepala.
Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu Menjelaskan hasil pemeriksaan,dan ibu
dilakukan penanganan protap pada pasien dengan preeclampsia berat dan
premature kontraksi dengan pemberian MgSO4, memeriksa syarat pemberian
MgSO4, dilakukan pemasangan infuse dan diberikan MgSO4 4g dengan 100ml
RL (loading dose) habis dalam 15 menit. Setelah habis diganti dengan 500ml RL
25
drip dengan MgSO4 40% 5g 20 tpm (maintenance). Karena tensi ibu masih
tinggi maka diberikan dopamet (methyldopa) 3x250 mg. Saran untuk lahan
praktik agar mempertahankan kualitas rumah sakit. Saran bagi profesi bidan agar
mengaplikasikan ilmu ke dalam asuhan. Saran untuk klien dan keluarga agar
memahami tanda bahaya dalam kehamilan dan merencanakan metode kontrasepsi.

Kepustakaan : 25 (2007-2017)

Kata Kunci : kehamilan preeklampsia berat, premature kontraksi


POLYTECHNIC HEALTH MINISTRY OF HEALTH BANDUNG

MIDWIFERY PROGRAM STUDIES OF BOGOR

FINAL PROJECT REPORT, JUNE 2017

Siti Alfiah

NIM : P17324214075

Midwife Care of Mrs. N Age 33 Years Old with Severe Preeclampsia and
Premature
Contraction in the Post Partum Room (Alamanda) at RSUD Cimacan–
Cianjur

VII, 6 chapters, 109 pages, 4 attachments, 1 table, 1


picture

ABSTRACT
Preeclamsia is a condition that occurs with symptoms such as high blood
1
pressure and protein in the urine, occurring after 20 weeks of gestation .
According to file obtained from Cimacan hospital from January to
December
2016 there was a severe incidence of preeclampsia of 106 pregnant women
from
1444 pregnant women who do the
2
examination .
The purpose of writing this Final Project Report is to apply midwifery care
with severe preeclampsia and Premature Contraction. The methode used is
comprehensive care with SOAP documentation based on data collection.
The result of subjective assessment, she said came from puskesmas due
to high maternal blood pressure and complained heartburn. After
physical
examination, blood pressure 150/100 mmHg, palpable buttocks on the
fundus, puka, the lowest part of the head. Fetal Heart Rate 138x/min, Regular
(R), HIS 2
times 10 minutes duration 15 seconds. No in-house inspection. Righ lower and
lower left extremities are oedem, positive patellar reflexes. The diagnosis was
Ny.N 33 years old, G3P2A0, 35 weeks of pregnancy 2 days, with severe
preeclampsia and premature contraction, single fetus, live, head presentation.
Management performed Explaining the results of the examination, and the
mother performed protap treatment in patients with severe preeclampsia and
premature contractions by administration of MgSO4, checking the provision of
MgSO4, performed infusion and given MgSO4 4g with 100ml RL (loading
dose)
40 % 5g 20 tpm (maintenance). Because mother’s tension is still high then given
dopamet (methyldopa) 3x250 mg. Suggestion for the practic.al land to
maintain the quality of the hospital. Suggestions for clients and families to
understand alarm signs in pregnancy and to plan contraceptive methods.

Literature : 25 (2007-2017)

Keywords : severe preeclampsia pregnancy, premature


contraction
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Siti Alfiah
NIM : Pl7324214075
Program : Diii Kebidanan Bogor

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini benar•


benar hasil karya penulis dan tidak melakukan plagiatisme hasil karya orang lain,
semua berdasarkan referensi yag tertulis di dalam daftar pustaka. Apabila di
kemudian hari ada yang mengklaim karya ini sebagai karyanya, maka kami
sanggup mepertanggungjawabkan dan bersedia menanggung segala akibatnya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk bisa
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Juni 2017

Penulis,

Siti Alfiah
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. karena atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.N 33 Tahun dengan Preeklampsia Berat
dan Premature Kontraksi di RSUD Cimacan Kabupaten Cianjur”. Shalawat dan
salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat,
keluarga serta seluruh umat-Nya.

Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan di Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Selama proses pembuatan Laporan Tugas akhir ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan, sehingga
penulis mengalami berbagai hambatan, tantangan, dan kesulitan selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir, sehingga penulis merasa masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-


besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan banyak dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan
kepada :

1. DR. Ir. H. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI Bandung.
2. Dr. H. Dharmawan S. Dahlan, MARS selaku Direkur RSUD Cimacan
Kabupaten Cianjur.
3. Hj. Ns. Enung Harni Susilawati, SKp, M.KM selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung serta
Pembimbing Akademik yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya.

i
4. Bd. Yulita, S.ST selaku CI ruang Poli Kebidanan, VK, Nifas RSUD Cimacan
Kabupaten Cianjur beserta para staf yang selalu memberikan bimbingan dan
pengetahuan yang bermanfaat.
5. Bd. Resmi Cahya Lestari, Amd.Keb selaku CI ruang Bayi Baru Lahir RSUD
Cimacan Kabupaten Cianjur beserta para staf yang selalu memberikan
bimbingan dan pengetahuan yang bermanfaat.
6. Dedes Fitria, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan pengarahan, masukan dan nasehat–nasehat dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini.
7. Sri Wahyuni, SST. M.PH selaku wali tingkat kelas III A yang selalu
memberikan motivasi dan dukungannya.
8. Kepada Ny.N dan keluarga yang dapat bekerjasama dengan sangat baik, dan
menjadikan Asuhan pada Ny. N sebagai bahan Laporan Tugas Akhir.
9. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan terbesar secara
moril, materil dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini.
10. Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor angkatan XVI
yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Seluruh isi Laporan Tugas Akhir ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Bogor, Juni 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

RIWAYATHIDUP
ABSTRAK
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan........................................................................................ 3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kehamilan dengan Preeklampsia .................................................... 5
B. Konsep Dasar Premature Kontraksi ........................................................... 25
C. Peran Bidan pada Penanganan Pasien dengan Preeklampsia Berat dan
Premature Kontraksi................................................................................... 34
BAB III
METODOLOGI
A. Metode........................................................................................................ 39
B. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 40
BAB IV
TINJAUAN KASUS
BAB V
PEMBAHASAN
A. Data Subjektif............................................................................................. 98

iii
B. Data Objektif.............................................................................................. 98
C. Analisa........................................................................................................ 99
D. Penatalaksanaan ....................................................................................... 100
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 107
B. Saran......................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Alogaritma Manajemen Ekspektatif .............................................24

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jenis Obat Antihipertensi..................................................................19

vi
vii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Lembar Konsultasi

LAMPIRAN 2 : Lembar Observasi

LAMPIRAN 3 : SAP Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pasca

Persalinan

LAMPIRAN 3 : SAP Mengenal Tanda Bahaya pada Bayi Sakit

viii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar
Belakang

Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama


kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
1
disebabkan oleh kecelakaan atau cedera .
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut jauh melonjak jika dibandingkan dengan hasil SDKI
tahun 2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan melonjaknya AKI mengingatkan kepada target global
Millenium Development Goals (MDGs) ke-5 yaitu menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1
2015 .
Penyebab kematian ibu dari tertinggi hingga terendah
selama tahun 2013 yang didapat dari Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI 2014 yaitu penyebab kematian ibu
secara tidak langsung, seperti kondisi penyakit kanker, ginjal,
jantung, tuberkuosis atau penyakit lain yang diderita ibu
sebesar 40,8 %, kemudian perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%,
2
dan infeksi 7,3% .
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota tahun 2014
di
J awa Barat jumlah Angka Kematian Ibu yang terlaporkan
sebanyak
748 orang (78,6/ 951.319 kelahiran hidup), yang tertinggi di
3
Kabupaten Bogor dan terendah di Kota Banjar . Di Cianjur angka
kematian ibu mencapai 49 ibu, dan menurup rekap data di RSUD
Cimacan terdapat
3 angka kematian ibu pada tahun 2016 yang disebabkan
oleh
perdarahan
4
.

1
2

Penyebab kematian ibu secara langsung pada persalinan


dengan
komplikasi adalah perdarahan, preeklamisa dan eklamsia,
infeksi jalan lahir serta emboli, robekan jalan lahir, septic aborsi.
Penyebab tidak langsung tingginya AKI adalah faktor
pendidikan ibu yang rendah, status gizi ibu yang kurang, serta
2
terlalu muda usia ibu pada saat hamil .
Di J awa Barat angka Preeklamsia berat-eklamsia sebanyak
13,60
% pada tahun 2008. Menurut data yang diperoleh dari Rumah
Sakit
Umum Daerah Cimacan pada bulan J anuari sampai bulan
Desember
2016 terdapat angka kejadian preeklamsia berat sebanyak 106
ibu dari 1444 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan dan
4
preeklamsia ringan sebanyak 51 ibu dari 1444 ibu hamil .
Pada kasus di atas, semua sudah tertangani dengan baik di
RSUD Cimacan sehingga tidak terjadi komplikasi. Komplikasi
dari preeklamsia berat pada ibu yaitu solusio plasenta, syndrome
HELLP, eklampsia, penyakit kardiovaskuler yang apabila
tidak segera ditangani adalah eklamsia bahkan bisa berujung
kematian ibu dan komplikasi pada janin yaitu kurangnya
aliran darah ke plasenta sihingga menyebabkan kurangnya
aliran oksigen dan sedikitnya nutrisi yang membuat berat
bayi lahir rendah ataupun kelahiran premature yang
5
mengakibatkan ikhterus pada bayi .
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui
lebih dalam mengenai preeklamsia berat serta penanganannya
melalui penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan pada Ny. N 33 Tahun dengan Preeklampsia Berat
dan Prematur kontraksi di ruang nifas (alamanda) RSUD Cimacan
kabupaten Cianjur.

B. Rumusan Masalah
3
Rumusan masalah dari laporan tugas akhir ini adalah
bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
dengan preeklamsia
4

berat dan premature kontraksi di Ruang Nifas (Alamanda)


RSUD
Cimacan kabupaten Cianjur.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang tepat untuk


menangani masalah pada ibu dengan Preeklamsia Berat dan
Premature Kontraksi.
2. Tujuan Khusus

a. Diperoleh data subjektif dari Ny. N usia 33 tahun


dengan preeklamsia berat dan premature kontraksi di
Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan kabupaten Cianjur.

b. Diperoleh data objektif dari Ny. N usia 33 tahun


dengan preeklamsia berat dan premature kontraksi di
Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan kabupaten Cianjur.

c. Diperoleh analisa dari Ny. N usia 33 tahun dengan


preeklamsia berat dan premature kontraksi di Ruang
Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan kabupaten Cianjur.

d. Dilakukan penatalaksanaan pada Ny. N usia 33 tahun


dengan preeklamsia berat dan premature kontraksi di
Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan kabupaten Cianjur.

e. Diketahuinya faktor pendukung dan faktor penghambat


dalam memberikan asuhan pada Ny. N usia 33 tahun
dengan preeklamsia berat dan premature kontraksi di
Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan kabupaten Cianjur.
5

D. Manfaat
Penulisan

Manfaat penulisan laporan tugas akhir ini ditujukan untuk :


1. Lahan Praktek

Penulisan laporan tugas akhir ini dapat meningkatkan


kualitas dan kepercayaan masyarakat terhadap hasil kinerja
rumah sakit karena memberikan asuhan kebidanan yang
sesuai standar pada pasien dengan preeklamsia berat.

2. Profesi Bidan

Penulisan laporan tugas akhir ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu
untuk memberikan asuhan kebidanan yang sesuai
kewenangan pada klien dengan preeklamsia berat.
3. Klien dan Keluarga

Kegiatan penyusunan laporan tugas akhir ini mampu


memberikan rasa nyaman kepada ibu dan keluarga serta
mendapatkan asuhan yang tepat sehingga mencegah
terjadinya komplikasi pada ibu dan juga bayinya.
BAB II
TINJ AUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan dengan


Preeklamsia

1. Definisi Kehamilan dengan Preeklamsia

Kehamilan adalah suatu kondisi seorang wanita memiliki


janin yang tengah tumbuh dalam tubuhnya. Umumnya janin
tumbuh di dalam rahim. Waktu hamil pada manusia sekitar 40
minggu atau 9 bulan. Kurun waktu tersebut, dihitung
saat awal periode menstruasi yang terakhir hingga
melahirkan. Kehamilan adalah proses reproduksi yang
memerlukan perawatan secara khusus agar berlangsung
dengan baik. Sebab, hamil memiliki resiko yang sifatnya
dinamis. Dalam hal ini, ibu hamil yang semula normal, tiba
6
-tiba menjadi beresiko tinggi .

Preeklamsia adalah suatu kondisi yang terjadi hanya


selama kehamilan. Beberapa gejala preeklamsia yang
terjadi seperti tekanan darah tinggi dan protein dalam urin,
7
terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu kehamilan .

Berdasarkan definisi mengenai preeklamsia yang didapat


dari beberapa buku dan jurnal, dapat disimpulkan bahwa
preeklamsia adalah naiknya tekanan darah sistolik ≥140mmHg
atau lebih dan
≥90mmHg atau lebih dengan disertai proteinuria

2. Tanda Gejala Preeklamsia

Preeklamsia terkadang berkembang tanpa gejala.


Tekanan darah tinggi dapat berkembang secara perlahan,
tetapi lebih sering diketahui secara mendadak. Oleh karena itu
pemantauan tekanan darah sangat karena preeklamsia terihat
pertama kali dari tekanan

5
6

8
darah .

a. Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolic ≥90


mmHg pada dua kali pemeriksaan yang berjarak sekitar 4
jam

b. Protein berlebih dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda


tambahan masalah ginjal

c. Sakit kepala parah

d. Perubahan visi, penglihatan kabur atau sensitivitas cahaya

e. Nyeri perut bagian atas, biasanya dibawah tulang


rusuk sebelah kanan

f. Mual atau muntah

g. Output urine menurun

h. Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia)

i. Gangguan fungsi hati

j. Sesak nafas, yang disebabkan oleh cairan di paru-paru

k. Pembengkakan (edema) khususnya di wajah dan tangan,


tetapi hal ini dapat terjadi pada kehamilan normal
sehingga tanda- tanda ini bukan merupakan tanda gejala
yang signifikan.

3. Klasifikasi

Preeklasmsia a.

Preeklamsia Ringan

1) Tekanan darah ≥140/ 90 mmHg pada usia kehamilan >


20 minggu
7
2) Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+
atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan
hasil > 300
8

4
mg/ 24 jam .
b. Preeklamsia Berat

1) Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan diastolik


≥110 mmHg

2) Proteinuria > 2.0 gram dalam 24 jam (dengan reagen


2+ atau 3+), muncul pertama kali selama kehamilan
dan menurun setelah persalinan

3) Peningkatan serum keratinin (>1,2 mg/ dL kecuali


jika peningkatan telah diketahui sebelumnya)

3
4) J umlah trombosit <100.000 sel per mm

5) Peningkatan aktifitas enzim hati (alanin


aminotransferase, aspirat amniotransferase atau
keduanya)

6) Gejala gangguan berat saraf : nyeri kepala


menetap, gangguan penglihatan

9
7) Nyeri ulu hati yang menetap .

4. Etiologi

Penyebab pasti preeklamsia tidak diketahui. Para ahli


percaya dimulai pada plasenta-organ yang memelihara janin
selama kehamilan. Awal kehamilan, pembuluh darah baru
berkembang dan berevolusi untuk rencana efisien
mengirimkan darah ke plasenta. Pada wanita dengan
preeklamsia, pembuluh darah ini tidak berkembang dengan
baik. Pembuluh darah ini lebih sempit dari pada pembuluh
darah normal dan bereaksi secara berbeda terhadap sinyal
hormonal, yang membatasi jumlah darah yang dapat mengalir
8
melalui pembuluh darah .
9

Penyebab perkebangan abnormal ini dapat mencangkup:

a. Aliran darah ke rahim

b. Kerusakan pada pembuluh darah

c. Sebuah masalah dengan system kekebalan

tubuh d. Gen tertentu

5. Patofisiologi

a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta

Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta


mendapat aliran dari cabang-cabang arteri uterine dan
ateri ovarika. Kedua pembuluh drah tersebut menembus
miometrium berupa arteri arkuarta dan arteri arkuarta
memberi cabang arteria radialis. Arteria radialis
menembus endometrium menjadi arteria basalis dan
5
arteria basalis member cabang arteria spiralis .

Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas,


terjadi invansi trofoblas ke dalam lapisan otot arteria
spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut sehingga terjadi dilarasi arteri spiralis. Invasi
trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis,
sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan
memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan
dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini
memberikan dampak penuruan tekanan darah, penurunan
resistensi vascular, dan peningkatan aliran darah pada
daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin
cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat,
sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan
baik. Proses ini
1

dinamakan “remodeling arteri


5
spiralis” .

Pada hipernsi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-


sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan
matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi
tetap kaku dank eras sehingga lumen arteri spiralis tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.
Akibatnya, arteri spiralis relative mengalami vasokontriksi,
dan terjadi kegagalam “remodeling arteri spiralis”,
sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan
terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia
plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang
5
dapat menjelaskan pathogenesis HDK selanjutnya .

Diameter rata-rata arteri spiralis pada hamil normal


adalah
500 mikron, sedangkan pada reeklamsia rata-rata 200
mikron. Pada hamil normal vasodilatasi lumen arteri
spiralis dapat menningkatkan 10 kali aliran darah ke utero
5
plasenta .

b. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas,dan Disfungsi Endotel

1) Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/ radikal


bebas

Sebagai dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada


hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan
“remodeling arteri spiralis”, dengan akibat plasenta
mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia
dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga
5
radikal bebas) .

Oksigen atau radikal bebas adalah senyawa penerima


electron atau atom/ molekul yang mempunyai electron
5
yang tidak terpasang .
1

Salah satu oksidan penting yang dihasilkan


plasenta
1

iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat


toksis,
khususnya terhadap membrane sel endotel pembuluh
darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia
adalah suatu proses normal, karena oksidan memang
dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal
hidroksil dalam darah mungkin dahulu dianggap
sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah,
maka dulu hipertensi dalam kehamilan disebut
5
“toxemia” .

Radikal hidroksil akan merusak memberan sel, yang


mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak
membarane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein
5
sel endotel .

Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang


bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi
5
antioksidan .

2) Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi


dalam kehamilan

Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti


bahwa kadar oksidan, khususnya peroksida lemak
meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya vitamin E
pad hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga
terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang
relative tinggi.

Peroksida lemak sebagai oksidan/ radikal bebas


yang sangat toksis ini akan beredar di seluruh tubuh
dalam aliran darah dan akan merusak membrane sel
5
endotel .
1
Membrane sel endotel lebih mudah mengalami
kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya
langsung berhubungan dengan aliran darah dan
mengandung banyak
1

asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh


sangat
rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang
5
akan berubah menjadi peroksida lemak .

3) Disfungsi sel endotel

Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida


lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang
kerusakannya dimulai dari membrane sel endotel.
Kerusakan membrane sel endotel mengakibatkan
terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh
struktur endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
Keadaan ini disebut “disfungsi endotel” (endothelial
dysfunction). Pada waktu terjadi kerusakn sel endotel
yang mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka akan
terjadi:

a) Gangguan metabolism prostaglandin, karena salah


satu fungsi sel endotel, adalah memproduksi
prostaglandin, yaitu menurunnya produksi
prostasiklin (PGE2): suatu vasodilatator kuat.

b) Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang


mengalami kerusakan. Agresi sel trombosit ini
adalah untuk menutup tempat-tempat di lapisan
endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi
trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) suatu
vasokonstriktor kuat. Dalam keadaan normal
perbandingan kadar prostasiklin/ tromboksan lebih
tinggi kadar prostasiklin (lebih tinggi vasodilatator).
Pada preeklamsia kada tromboksan lebih tinggi dari
kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi,
dengan terjadi kenaikan tekanan darah.
1

c) Perubahan khas pada sel endotel kapiler


glomerulus
(glomerulus
endotheliosis).

d) Peningkatan permeabilitas kapiler

e) Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor, yaitu


endotelin. Kadar NO (vasodilatator) menurun,
sedangkan endotelin (vasokonstriktor) meningkat.

5
f) Peningkatan factor koagulasi .

c. Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan J


anin

Dugaan bahwa factor imunologik berperan terhadap


terjadinya hipertensi dalam kehamilan terbukti dengan
fakta sebagai berikut.

1) Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya


hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan
multigravida.

2) Ibu multipara yang kemudian menikah lagi


mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipertensi
dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang
sebelumnya.

3) Seks oral mempunyai risiko lebih rendah


terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Lamanya
periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah
makin lama periode ini, makin kecil terjadinya
5
hipertensi pada kehamilan .

Pada perempuan hamil normal, respon imun tidak


menolak adanya “hasil konsepsi” yang bersifat asing. Hal
ini disebabkan adanya human leukocyte antigen protein
G (HLA-G), yang berperan penting dalam modulasi respon
1
imun, sehingga ibu tidak menolak hasil konsepsi (plsenta).
Adanya HLA-G pada
1

plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh


sel
5
Natural Killer (NK) ibu .

Selain itu, adanya HLA-G akan mempermudah invasi


sel trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu. J adi
HLA-G merupakan prakondisi untuk terjadinta invasi
trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu, di samping
untuk menghadapi Nartural Killer. Pada plasenta
hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi
HLA-G. berkurangnya HLA-G di desidua daerah
plasenya, menghambat invasi trofoblas ke dalam
desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan
desidua menjadi lunak, dan gembur sehingga
memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. HLA-G
juga merangsang produksi sitikon, sehingga memudahkan
terjadinya reaksi inflamasi. Kemungkinan terjadi
5
Immune-Maladaptation pada preeklamsia .

Pada awal trimester kedua kehamilan perempuan


yang mempunyai kecendrungan terjadi preeklamsia,
ternyata proporsi Helper Sel yang lebih rendah dibanding
5
pada normotensif .

d. Teori Adaptasi Kardiovaskular

Pada hamil normal pembuluh darah refrakter


terhadap bahan-bahan vasopresor, refrakter, berarti
pembuluh darag tidak peka terhadap rangsangan bahan
vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih
tinggi untuk menimbulkan respons vasokontriksi. Pada
kehamilan normal terjasi refrakter pembuluh darah
terhadap bahan vasopresor adalah akibat dilindungi oleh
adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel pembuluh
darah. Hal ini dibuktikan bahwa adanya refrakter
terhadap bahan vasopresor akan menghilang
1

bila diberi prostaglandin sintesa inhibitor (bahan


yang
menghambat prostaglandin). Prostaglandin ini di
5
kemudian hari ternyata adalah prostasiklin .

Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya


refrakter terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata
terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan
vasopresor. Artinya, daya refrakter pembuluh darag
terhadapt bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh
darah menjadi sangat peke terhadap bahan vasopresor.
Banyak peneliti telah membuktikan bahwa peningkatan
kepekaan terhadap bahan- bahan vasopresor pada
hipertensi dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester
I (pertama). Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang
akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat
ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini
dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya
5
hipertensi dalam kehamilan .

e. Teori Genetic

Ada factor keturunan dalam familial dengan model gen


tunggal. Genotype ibu lebih menentukan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan secara familial jika
dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa
pada ibu yang mengalami preeklamsia, 26% anak
perempuannya akan mengalami preeklamsia pula,
sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami
5
preeklamsia .

f. Teori Defisiensi Gizi (Teori diet)


1
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
kekurangan difisiensi gizi berperan terjadinya hipertensi
5
dalam kehamilan .
1

Penelitian yang penting yang pernah dilakukan di


Inggris
ialah penelitian tentang pengaruh diet pada
preeklamsia beberapa waktu sebelum pecahnya Perang
Dunia II. Suasana serba sulit mendapat gizi yang cukup
dalam perisapan perang menimbulkan kenaikan insiden
5
hipertensi dalam kehamilan .

Penelitian terakhir membuktikan ahwa konsumsi


minyak ikan, termasuk minya hati halibut, dapat
mengurangi risiko preeklamsia. Minyak ikan
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat
menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivitas
5
trombosit, dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah .

Beberapa peneliti telah mencoba melakukan uji klinik


untuk memakan jonsumsi minyak ikan atau bahan yang
mengandung asam lemak tak jenuh dalam mencegah
preeklamsia. Hasil sementara menunjukkan bahwa
penelitian ini berhasil baik dan mungkin dapat dipakai
5
sebagai alternative pemberian aspirin .

Beberapa penelitian juga menganggap bahwa defisiensi


kalsium pada diet perempuan hamil mengakibatkan risiko
terjadinya preeklamsia/ eklamsia. Penelitian di Negara
Equador Andes dengan metode uji klinik, ganda tersamar,
5
dengan membandingkan pemberian kalsium dan placebo .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil


yang diberi suplemen kalsium cukup, kasus yang
mengalami preeklamsia adalah 14% sedang yang diberi
9
glukosa 17% .

g. Teori Stimulus Inflamasi


1
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris
trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan
utama terjadinya proses inflamasi. Pada kehamilan
normal plasenta
2

juga melepaskan debris trofoblas, sebagai sisa-sisa


proses
apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibat reaksi stress
5
oksidatif .

Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudiang


merangsaang timbulnya proses inflamasi. Pada kehamilan
normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas
wajar, sehingga reaksi inflamasi juga masih dalam batas
normal. Berbeda dengan proses apoptosis pada
preeklamsia, di mana pada preeklamsia terjadi
peningkatan stress oksidatif, sehingga produksi debris
apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin
banyak sel trofoblas plasenta, misalnya pada plasenta
besar, pada kehamilan ganda, maka reaksi stress
oksidatif akan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa
debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan ini
menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu
menjadi jauh lebih besar, dibanding reaksi inflamasi
pada kehamilan normal. Respons inflamasi ini akan
mengaktivasi sel endotel, dan sel- sel makrofag/ granulosit,
yang lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi sistemik
inflamasi yang menimbulkan gejala-gejala preeklamsia
5
pada ibu .

Redman, menyatakan bahwa disfungsi endotel pada


preeklamsia akibat produksi debris trofoblas
plsenta berlebihan tersebut di atas, mengakibatkan
“aktivitas leukosit yang sangat tinggi” pada sirkulasi
ibu. Peristiwa ini oleh redman disebut sebagai
“keracunan adaptasi dari proses inflamasi intravascular
pada kehamilan” yang biasanya berlangsung normal dan
5
menyeluruh .
2
6. Factor Resiko
2

a. Nulliparitas

b. Usia saat hamil lebih dari 40

tahun c. Riwayat keluarga

d. Penyakit ginjal

kronis e. Hipertensi

kronik

f. Sindrom

antifosfolipid g.

Diabetes mellitus

h. Kehamilan kembar (tetapi tidak terpengaruh oleh zigositas)

i. Indeks masa tubuh yang tinggi

j. Hemozigositas untuk T235 gen

angiotensinogen k. Heterozigositas untuk T235

gen angiotensinogen

l. Interval antara kehamilan berjarak kurang dari 2 tahun


atau lebih dari 10 tahun

10
m. Riwayat preeklamsia .

7. Komplikasi

Semakin parah preeklamsia terjadi pada kehamilan,


semakin besar risiko untuk ibu dan janin. Untuk itu akan
terjadi komplikasi preeklamsi seperti:

a. Kurangnya aliran darah ke plasenta


2
Preeklamsia mempengaruhi arteri yang membawa
darah ke plasenta. J ika plasenta tidak mendapatkan darah
yang cukup, janin dalam kandungan akan kekurangan
oksigen dan sedikit
2

nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang


lambat,
berat badan lahir rendah atau kelahiran
premature. Prematuritas dapat menyebabkan masalah
5
pernafasan pada bayi baru lahir .

Pada bayi baru lahir premature dapat


menyebabkan ikhterus yaitu meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal,
11
biasanya terjadi pada bayi baru lahir . Bayi premature
dapat menyebabkan ikhterus karena system enzim
hatinya belum matur dan billirubin tidak terkonjugasi
11
secara efisien hingga 4-5 hari berlalu . Salah satu terapi
yang dapat dilakukan dirumah dengan cara memberikan
ASI yang cukup (8-12 kali sehari), sinar matahari
dapat membantu memecah bilirubin sehingga lebih mudah
diproses oleh hati. Tempatkan bayi dekat dengan jendela
terbuka untuk mendapat matahari pagi antara jam 7-8
pagi agar bayi tidak kepanasan, atur posisi kepala agar
wajah tidak menghadap matahari langsung. Lakukan
penyinaran selama 30 menit, 15 menit terlentang dan 15
menit terlungkup. Usahakan kontak sinar dengan kulit
seluas mungkin, oleh karena itu bayi tidak memakai
pakaian (telanjang) tetapi hati-hati jangan sampai
11
kedinginan .

b. Solusia Plasenta

Preeklamsia memiliki risiko solusio plasenta, dimana


plasenta memisahkan dari dinding rahim sehingga dapat
menyebabkan perdarahan berat dan kerusakan pada
5
plasenta, yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin .

c. Syndrome HELLP
2
HELLP merupakan singkatan dari hemolisis
(penghancuran
2

sel darah merah), peningkatan enzim hati dan jumlah


trombosit
yang rendah. Syndrome HELLP sangat mengancam jiwa
ibu dan janin. Gejala yang timbul termasuk mual muntah,
sakit kepala, dan nyeri perut kanan atas. Syndrome HELLP
sangat berbahaya karena merupakan kerusakan pada
beberapa system organ. Mungkin dapat terjadi ketika
5
tekanan darah belum naik .

d. Eklamsia

Ketika preeklamsia tidak terkontrol, eklamsia dapat


terjadi yang merupakan preeklamsia dengan kejang. Gejala
yang menunjukkan akan terjadinya eklamisa adalah
nyeri perut kanan atas, sakit kepala parah, masalah
penglihatan dan perubahan status mental seperti
penururnan kewaspadaan. Karena eklamsia dapat
memiliki konsekuensi serius bagi ibu dan janin sehingga
penanganan preeklamsia harus segera ditangani sehingga
5
eklamsia dapat terhindari .

e. Penyakit Kardiovaskular

Mengalami preeklamsia dapat meningkatkan risiko


penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah
(kardiovaskular). Risikonya lebih besar jika ibu mengalami
preeklamsia lebih dari satu kali dan melahirkan secara
5
premature .

8. Penanganan Preeklamsia
a. Tatalaksana Umum pada Preeklamsia
Ibu hamil dengan preeklamsia harus segera dirujuk ke
Rumah
Sakit
a) Pencegahan dan tatalaksana
kejang :
2
a) Bila terjadi kejang perhatikan jalan nafas,
pernafasan
(oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena).
2

b) MgSO4 diberikan intravena kepada ibu


eklamsia
(sebagai tatalaksana kejang) dan preeklamsia
berat
9
(sebagai pencegahan kejang) .
Beberapa penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa MgSO4 lebih unggul dari
fenitoin dan diazepam atau koktail litik
lainnya untuk pencegahan kejang. Uji coba
menemukan bahwa MgSO4 lebih unggul dari
phenytoin dan diazepam dalam pencegahan kejang
berulang dan kematian ibu dan perinatal.
Pemberian MgSO4 biasanya adalah intravena.
Pemberian secar intravena adalah metode yang
banyak digunakan, karena pemberian secara
intramuskular sangat menyakitkan dan terkadang
dapat menyebabkan pembentukan abses gluteal.
Pemberian lidokain di area suntukan bisa
mengurangi ketidaknyamanan. Pemberian secara
intramuscular dilakukan jika tidak memungkinnya
dilakukan secara intavena, seperti kurangnya akses
iv, tidak tersedianya pompa infus, atau selama
12
transportasi pasien .

(1) Syarat pemberian MgSO4


(a) Tersedia Ca Glukonas
10% (b) Ada refleks patella

(c) J umlah urine minimal 0,5 ml/ kg BB/ jam

(2) Cara pemberian MgSO4:


(a) Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai
prosedur untuk mencegah kejang atau kejang
berulang.
2
1. Ambil 4 g larutan MgSO4 (10N ml
larutan
2

MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10


ml
akuabides
2. Berikan larutan tersebut secara perlahan
IV
selama 20
menit.
3. J ika akses intravena sulit, berikan
masing- masing 5 g MgSO4 (12,5 ml
larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan
(b) Sambil menunggu rujukan, mulai dosis
rumatan 6 g MgSO4 dalam 6 jam sesuai
prosedur.

Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4


40%) dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer
Laktat / Ringer Asetat, lalu berikan secara IV
dengan kecepatan 28 tetes/ menit selama 6
jam, dan diulangi hingga 24 jam setelah
persalinan atau persalinan atau kejang
berakhir (bila eklampsia)

(c) Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam,


meliputi tekanan darah, frekuensi nadi,
frekuensi pernafasan, refleks patella, dan
jumlah urine.

(d) Bila frekuensi pernafasan < 16x/ menit, dan


atau tidak didapatkan refleks tendon patella,
dan atau terdapat oliguria (produksi urine
<0,5 ml/ kg BB/ jam), segera hentikan
pemberian MgSO4.

(e) J ika terjadi depresi nafas, berikan Ca glukonas


1g
IV (10 ml larutan 10%) bolus dalam 10 menit.
2
(f) Selama ibu dengan preeklamsia dan eklamsia
di rujuk, pantau dan nilai adanya perburukan
preeklamsia. Apabila terjadi eklamsia, lakukan
penilaian awal dan tatalaksana
kegawatdaruratan. Berikan kembali MgSO4 2
g IV perlahan (15-20 menit). Bila setelah
pemberian MgSO4 ulangan
2

masih terdapat kejang, dapat


dipertimbangkan
pemberian diazepam 10 mg IV selama 2 menit.
c) Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat diberikan
seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu
rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai

d) Lakukan intubisi jika terjadi kejang berulang dan


segera kirim ke ruang ICU (bila tersedia) yang
sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan
positif.

b) Antihipertensi
(1) Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan
perlu mendapat terapi antihipertensi

(2) Pilihan antihipertensi didasarkan terutama


pada pengalaman dokter dam ketersediaan obat.
Beberapa jenis antihipertensi yang dapat digunakan
misalnya:

Table 2.1 J enis Obat Antihipertensi

Nama
Dosis Keterangan
Obat

Nifedipin 4 x 10-30 mg per oral Dapat menye


(short acting) 1x 20-30 mg per oral hipoperfusi pada ibu da
(long acting/ adalat OROS®) bila diberikan sublingua

Nikardipi 5 mg/ jam, dapat Blokir saluran

n dititrasi 2,5 mg/ jam tiap kalsium yang kuat

5 menit hingga dengan tindakan


16
maksimum 10 mg/ jam vasodilator.

Metildop 2 x 250-500 mg per oral (dosis Metildopa bekerja


a maksimum 2000 mg/ hari) dengan cara
merelaksasi
pembuluh darah
sehingga darah bisa
2

mengalir
lebih mudah
melalui
tubuh.

Antihipertensi golongan ACE inhibitor


(misalnya
kaptropil), ARB (misalnya valsartan), dan
9
klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil .

(3) Ibu yang mendapat terapi hipertensi di masa


antenatal dianjurkan untuk melanjutkan terapi
antihipertensi hingga persalinan

(4) Terapi antihipertensi dianjurkan untuk


9
hipertensi pascasalin berat .

c) Pemeriksaan penunjang tambahan


(1) Hitung darah perifer lengkap (DPL)
(2) Golongan darah ABO, Rh, dan uji percobaan silang
(3) Fungsi hati (LDH, SGOT, SGPT)
(4) Fungsi ginjal (ureum, kreatinin,
serum) (5) Profil koagulasi (PT, APTT,
fibrinogen)

(6) USG (terutama jika ada indikasi


9
gawat janin/ pertumbuhan janin terhambat) .

d) Pertimbangan persalinan/ terminasi kehamilan


(1) Pada ibu dengan eklamsia, bayi harus segera
dilahirkan dalam 12 jam sejak terjadinya kejang.

(2) Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu


dengan preeklamsia berat dengan janin yang belum
9
viable atau tidak akan viable dalam 1-2 minggu .
2
Pada induksi persalinan antisipasi tindakan
tersebut jika tidak kunjung menunjukkan
kemanjuan persalinan
2

13
yaitu dengan seksio sesarea . Evaluasi kemajuan
pembukaan serviks dapat dilakukan dengan
periksa dalam bila his telah kuat dan adekuat.
Pada waktu pemberian infuse oksitosin bila
ternyata kemudian persalinan telah berlangsung,
maka infuse oksitosin dilanjutkan hingga
pembukaan lengkap. Segera telah kala II dimulai,
maka tetesan infuse oksitosin dipertahankan dan
ibu dipimpin mengejan atau dibimbing dengan
persalinan buatan sesuai dengan indikasi yang ada
pada waktu itu. Tetapi bila sepanjang pemberian
oksitosin harus segera dihentikan dan kehamilan
14
segera diselesaikan dengan seksio sesarea .

Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna


melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen
dan uterus. Indikasi section caesarea bisa indikasi
absolute atau relative. Setiap keadaan yang
membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin
terlaksana merupakan indikasi absolute untuk
section abdominal. Diantaranya adalah kesempitan
panggul yang sangat berat dan neoplasma yang
menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relative,
kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi
keadaan adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran
section caesarea akan lebih aman bagi ibu,
15
anak ataupun keduanya .

Pada tindakan section caesaria akan diberikan


cefotaxime yang merupakan antibiotik sefalosporin
generasi ketiga. Seperti sefalosporin generasi ketiga
lainnya, ia memiliki aktivitas spektrum yang
luas terhadap bakteri Gram positif dan Gram
16
negatif .
2
Pemberian cefotaxime 1 g IV atau IM sebagai
dosis
2

tunggal dalam 30 sampai 90 menit sebelum


sayatan
bedah. Untuk operasi caesar, 1 g IV atau IM
segera setelah tali pusar dijepit, maka 1 g IV atau
IM setiap 6 jam untuk 2 dosis lagi. Pedoman praktik
klinis menyarankan 1 g IV, atau untuk pasien
obesitas, 2 g IV dalam 60 menit sebelum sayatan bedah.
Pengurangan intraoperatif 3 jam dari dosis pra
operasi pertama dan durasi profilaksis kurang dari
24 jam disarankan oleh pedoman praktik klinis.
Cefotaxime disetujui FDA untuk prosedur operasi
yang dapat diklasifikasikan sebagai terkontaminasi
atau berpotensi terkontaminasi (misalnya,
Histerektomi perut atau vagina, operasi saluran
17
pencernaan dan genitourinaria) . Saat pasca
operasi dapat diberikan antibiotic seperti
metronidazole yang merupakan antibiotic yang
melawan bakteri dalam tubuh yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri pada vagina, perut, kulit,
persendian, dan saluran pernafasan. Pengurang rasa
nyeri karena obat analgesic lokal yang sering
dipergunakan ialah lidokain 5% (50-
75mg) dengan masa kerja 60-150 menit,
bupivakain
0,5% (15-20 mg) dengan masa kerja 120-180
19
menit , sehingga pasien diberikan ketrofen yaitu
turunan asam propionat, adalah agen antiinflamasi
nonsteroid (NSAID) dengan sifat analgesik dan
antipiretik. Untuk pengobatan simtomatik
rheumatoid arthritis akut dan kronis, osteoarthritis,
ankylosing spondylitis, dismenore primer dan nyeri
ringan sampai sedang yang berhubungan dengan
trauma muskulotendinous (keseleo dan
3
ketegangan), pasca operasi (termasuk operasi gigi)
16
atau nyeri pascamelahirkan .
3

Obat asam mefenamat yang bekerja


mengikat
reseptor sintase prostaglandin COX-1 dan COX-2,
yang menghambat aksi prostaglandin synthetase.
Karena reseptor ini memiliki peran sebagai mediator
utama peradangan dan atau peran pensinyalan
prostanoid dalam plastisitas yang bergantung pada
aktivitas, gejala rasa sakit untuk sementara
16
dikurangi . Cefadroxil, antibiotik sefalosporin
generasi pertama, digunakan untuk mengobati
infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan struktur kulit,
radang tenggorokan, dan amandel. Yang bekerja
mengikat protein pengikat penisilin spesifik
(PBPs) yang berada di dalam dinding sel bakteri,
yang menyebabkan penghambatan tahap ketiga dan
terakhir sintesis dinding sel bakteri. Lisis sel
kemudian dimediasi oleh dinding sel bakteri
16
autolitik enzim seperti autolysins .

Metergin atau methylergometrine adalah


alkaloid ergot semisintetik dan turunan ergonovin
dan digunakan untuk pencegahan dan pengendalian
pendarahan pascapersalinan dan pasca aborsi.
Secara umum, efek dari semua alkaloid ergot
tampaknya berasal dari tindakan mereka sebagai
agonis atau antagonis parsial pada reseptor
adrenergik, dopaminergik, dan tryptaminergik.
Spektrum efek tergantung pada agen, dosis, spesies,
jaringan, dan kondisi eksperimental atau fisiologis.
Semua alkaloid ergot secara signifikan meningkatkan
aktivitas motorik rahim. Setelah kontraksi dosis kecil
meningkat secara paksa atau frekuensi, atau
keduanya, namun diikuti dengan tingkat relaksasi
yang normal. Saat dosis meningkat, kontraksi
3
menjadi lebih kuat dan berkepanjangan, tonus
pengatur meningkat
3

tajam, dan kontraktur yang berkelanjutan bisa


terjadi.
Nonemi mengandung Calcium Phosphate,
merupakan hematinik yang sangat membantu
terhadap kebutuhan zat besi dan calcium selama
masa hamil dan sesudah melahirkan Obat-obatan
diatas merupakan obat oral yang sering digunakan
16
setelah pasca operasi setio caesarea .

(3) Pada ibu dengan preeklasia berat, dimana janin


sudah viable namun usia kehamilan belum
mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan
dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi
(lihat algoritma di bawah). Lakukan pengawasan
ketat

Gambar 2.1 Algoritma Manajemen


9
Ekspektatif
(4) Pada ibu dengan preeklamsia berat, dimana masa
usia kehamilan antara 34 minggu dan 37
minggu,
3

manajemen ekspektan boleh dianjurkan, asalkan


tidak
terdapat hipertensi yang tidak terkontrol, disfungsi
organ ibu, dan gawat janin. Lakukan pengawasan
ketat.

(5) Pada ibu dengan preeklamsia berat yang


kehamilannya sudah aterm, persalinan dini
dianjurkan.

(6) Pada ibu dengan preeklasia ringan atau


hipertensi gestasional ringan yang sudah aterm,
induksi persalinan dianjurkan.

Tidak ada bukti yang menunjukkan manfaat dari


pembatasan aktifitas (istitahat di rumah), pembatasan
asupan garam, dan pemberian vitamin C dan E dosis
9
tinggi .

B. Konsep Dasar Premature


Kontraksi

1. Definisi Premature
kontraksi

Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi


9
sebelum usia kehamilan 37 minggu . Sehingga premature
sendiri yaitu usia kehamilan dibawah 37 minggu atau belum
cukup bulan (aterm).

Pada akhir kehamilan, rahim akan menjadi otot yang


paling besar dan kuat dalam tubuh. Bila berkontraksi, rahim
menjadi keras dan menggembung seperti otot-otot lainnya,
memendekkan serat otot pada badan rahim dan menarik leher
rahim membuka. Dibawah kendali berbagai hormone dan
faktor fisiologis lain, kontraksi persalinan dapat terjadi
secara tidak sadar dan berlangsung intermiten sepanjang
3
persalinan. Setiap kontraksi mengikuti pola gelombang;
gelombang membentuk puncak, kemudian perlahan-lahan
menghilang, memberi kesempatan rahim untuk beristirahat
20
sejenak .
3

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan premature


kontraksi
yaitu mengeras atau mengembungnya otot-otot rahim untuk
mengeluarkan hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
37 minggu atau belum cukup bulan yang menyebabkan
persalinan premature.

2. Etiologi Premature

Banyak kasus persalinan premature sebagai akibat proses


patogenik yang merupakan mediator biokimia yang
mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan
perubahan serviks, yaitu :

a. Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus - hipofisis – adrenal


baik pada ibu maupun janin, akibat stress pada ibu
atau janin. Akibatnya kelenjar hipotamus merangsang
hipofisis untuk mengeluarkan oksitosin yang bekerja pada
daerah otot rahim yaitu myometrium yang menyebabkan
kontraksi atau his, yang merupakan gelombang kontraksi
ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri dimana tuba falopi memasuki
dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari
“pacemaker” yang terdapat dari dinding uterus daerah
tersebut. Pada waktu berkontraksi, otot-otot Rahim
menguncup sehingga mejadi menebal dan lebih
pendek.Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong
janin dan kantung amnion kearah segmen bawah rahim dan
21
servik .

b. Inflamasi desidua – karioamnion atau sistemik akibat


infeksi asenden dari traktus genitourinaria atau infeksi
sistemik

c. Perdarahan
desidua
3

d. Peregangan uterus
patologik
3

11
e. Kelainan pada uterus atau serviks .

3. Factor Resiko

Kondisi selama kehamilan yang beresiko terjadinya


persalinan preterm adalah:

a. Faktor J anin dan


Plasenta

1) Perdarahan trimester awal

2) Perdarahan antepartum (plasenta previa, solusia


plasenta, vasa previa)

3) Ketuban pecah dini (KPD)

4) Pertumbuhan janinn terhambat

5) Cacat bawaan janin

6) Kehamilan ganda / gemeli

7)

Polihidramnion b.

Faktor Ibu

9
1) Usia ibu <18 tahun atau >40 tahun

2) Kurang gizi

3) Penyakit periodontal

4) Penyakit berat badan ibu

5) Diabetes mellitus

6) Preeklamsia/ hipertensi

7) Infeksi Saluran Kemih / Genital / Intrauterin


3

8) Penyakit infeksi dengan demam

9) Stress psikologik

10) Kelainan bentuk uterus / serviks

11) Riwayat persalinan preterm / abortus berulang

12) Inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1


cm)

13) Pemakaian obat narkotik

14) Trauma

15) Perokok berat

11
16) Kealainan imunologi / kelainan resus .

4. Komplikasi Pada J
anin

Gangguan kesehatan pada bayi premature antara lain :

a Termoregulator

1) Dikarenakan bayi lahir prematur, sehingga fungsinya


masih belum optimal sebagai pengatur kehilangan panas
badan.

2) Sedikitnya timbunan lemak di bawah kulit dan


luas permukaan badan relative besar sehingga bayi
premature mudah kehilangan panas dalam wajtu
11
singkat .

b Masalah Paru

1) Pusat pengaturan paru di medulla oblongata masih


belum sepenuhnya dapat mengatur pernafasan.
3
2) Tumbuh kembang paru masih belum matur sehingga sulit
berkembang dengan baik.
3

3) Otot pernafasan masih lemah, sehingga tangis


bayi
11
premature terdengar lemah dan merintih .

c Gastrointestinal

1) Lambung belum sempurna sehingga tidak mampu


menyerap makanan ASI yang sesuai dengan
kemampuanny
a.

2) Pengosongan lambung lambat sehingga menimbulkan


11
desistensi lambung dan usus .

d Hati

1) Hati belum matur sehingga kurang dapat berfungsi


untuk mendukung metabolisme.

2) Cadangan glikogen rendah.

3) Metabolisme bilirubin rendah menimbulkan


hiperbillirubinema yang selanjutnya akan
menyebabkan “kern ikterus”. Berikut ini klasifikasi
menurut derajat kramer yaiut, derajat I yaitu kuning
pada daerah kepala hingga leher, perkiraan kadar
bilirubin 5,0 mg%, derajat II yaitu kuning terlihat
hingga badan bagian atas, perkiraan kadar bilirubin
9,0 mg%, derajat III yaitu kuning terlihat hingga
badan bawah dan tungkai, bilirubin 11,4 mg%,
derajat IV yaitu kuning terlihat hingga daerah
lengan, kaki bawah lutut, bilirubin 12,4 mg%, derajat
V yaitu kuning terlihat hingga daerah telapak tangan
11
dan kaki, bilirubin 16,0 mg% .

4) Tidak mampu mengolah vitamin K dan factor


pembekuan darah.

e Ginjal
3

1) Ginjal yang masih premature sehingga tidak sanggup


untuk
mengatur air dan elektrolit.

2) Pengaturan protein darah masih kurang sehingga


11
mungkin dapat terjadi hipoproteinemia .

f Tendensi

1) Pembuluh darah masih rapuh, sehingga


pemeabillitasnya tinggi, yang memudahkan terjadinya
ekstravasi cairan dan mudah terjadi udema.

2) Gangguan keseimbangan factor pembekuan


darah sehingga terjadi perdarahan.

3) Dalam keadaan gawat, misalnya terjadi trauma


persalinan yang dapat menimbulkan syok sehingga
terjadi perubahan hemodinamik sirkulasi dengan
mengutamakan sirkulasi organ vital jantung, dan
susunan saraf pusat.

4) Gangguan sirkulasi darah akan mengubah distribusi O2


ke jaringan, vasokontriksi nekrosis, ekstravasasi
11
cairan dan menambah gangguan fungsi alat vital .

5. Sebab-sebab Kematian Bayi Prematur :

Kematian perinatak sebagian besar (70%) terjadi


akibat persalinan premature, terutama disebabkan oleh:

a Prematuritas alat vital

b Gangguan tumbuh kembang paru-paru sehingga tidak


mampu beradaptasi dengan dunia di luar kandungan.

c Perdarahan intrakranial.
3

d Kemungkinan infeksi karena daya tahan tubuh yang rendah.

e Gangguan adaptasi dengan nutrisi yang diberikan.

f Kegagalan dalam memberikan pertolongan adekuat di


13
rumah sakit tersier .

6. Tanda dan Gejala Persalinan Prematur

a Tanda-tanda dan gejala persalinan premature sebagai


besar sama dengan persalinan normal.

b Tanda-tandanya terkadang samar sehingga sulit untuk


dikenali dan tak terduga.

1) Kontraksi setiap 10 menit atau lebih sering dalam satu


jam
(lima atau lebih kontraksi rahim dalam satu
jam)

2) Kram seperti menstruasi yang dirasakan di perut


bagian bawah yang terjadi terus-menerus atau hilang-
timbul, kram perut ini bisa terjadi dengan atau tanpa
diare.

3) Nyeri punggung bawah yang terasa di bawah pinggan


yang terjadi terus-menerus atau hilang-timbul.

4) Tekanan panggul yang terasa seperti bayi mendorong


ke bawah.

5) Cairan encer yang keluar dari vagina. Cairan


vagina meningkat jumlahnya atau berubah warna.

c J ika ibu hamil merasa mengalami tanda-tanda dan gejala


di atas, segeralah menghubungi tenaga kesehatan
11
terdekat .
3

7. Penanganan pada Persalinan Prematur

a Penatalaksanaan medic kasus yang terjadi pada


usia kehamilan belum cukup, dengan adanya risiko
persalinan preterm :

1) Infeksi

a) Di tatalaksana dengan antibiotic spectrum luas


dosis tinggi.

b) Demam / hiperpireksia ibu yang mungkin terjadi


juga harus di obati, karena keadaaan
hipperpireksia dapat berakibat buruk pada sirkulasi
11
janin .

2) Kontraksi

a) Kontraksi yang berisiko tinggi adalah kontraksi


dengan frekuensi lebih dari 3-4 kali per jam.

b) Dalam 48 jam menjelang partus, kontraindikasi


akan meningkat (his) sampai 2-4 kali setiap 10 menit
dengan intensitas yang semakin kuat, makin lama
dan makin sering.

c) Pada kasus dengan kontraksi, dilakukan terapi


tokolisis, dengan obat-obatan beta-agonis (misalnya
salbutamol, terbutalin), sambil terus mengawasi
keadaan ibu dan keadaan janin.

d) Pengobatan di berikan dengan infuse, kemudian


dapat dilanjutkan dengan obat oral bila pasien
dipulangkan.

e) Bila kontraksi hilang, pemberian tokolisis dapat di


11
hentikan .
3

3) Pemicu Pematangan Paru J anin

a) Untuk akselerasi pematangan paru janin, di berikan


preparat kortikostreroid (misalnya deksametason,
betametason) yang akan menstrimulasi produksi
dan sekresi surfaktan di paru janin.

11
b) Ideal di berikan minimal selama 2 x 24 jam .

b Metode yang di Gunakan Untuk Menghentikan Kontraksi


pada
Kehamilan Preterm

Seperti yang disebutkan sebelumnya upaya penghentian


persalinan preterm sulit untuk dilakukan dan sering tidak
efektif. Tindakan dan pengobatan yang sering dilakukan
adalah:

a) Tirah baring:

a) Dengan menyuruh ibu berbaring lebih enak pada


posisi tubuhnya.

b) Keberhasilan mungkin disebabkan oleh


11
perasaan tenteram pada diri ibu .

b) Magnesium Sulfat:

a) Peranan magnesium mungkin terletak pada sifat


antagonisnya terhadap kalsium.

b) Untuk menghindari intoksikasi oleh magnesium


sulfat maka harus diperhatikan refleks patella tetap
11
ada dan depresi respi atori .

c) Preparat agonis β-

adrenergik a) Isoksuprin
3

Preparat ini kurang begitu efektif dan bisa


menimbulkan
efek samping yaitu takikardia dan

hipotensi. b) Ritodrin

Merupakan obat satu-satunya yang mempunyai


indikasi spesifik adalah untuk menghentikan
persalinan preterm.

c) Terbutalin

Umumnya di gunakan pada pasien yang di


perkirakan akan mengalami persalinan preterm
dengan menghambat kontraksi miometrium.

d) Fenoterol

Secara structural menyerupai

ritodrin e) Terapi kombinasi

Dari hasil penelitian beberapa ahli maka


terapi kombinasi dari ritodrin dengan magnesium
sulfat memberikan efek yang lebih ampuh dari pada
satu obat saja.

f) Anti prostaglandin

Preparat ini bekerja dengan menghambat kerja


prostaglandin pada organ sasaran. Preparat
penghambat saluran kalsium.

11
g) Narkotik dan sedative .

C. Peran Bidan pada Penanganan Pasien dengan Preeklampsia


Berat dan Premature Kontraksi

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai


dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada
system organ
3

lain, seperti ginjal. Preeklamsia biasanya dimulai setelah 20


minggu
kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya telah normal.
Bahkan naiknya tekanan darah mungkin merupakan tanda
7
preeklamsia . Preeklampsia berat dapat menyebabkan ibu
mengalami kejang dan bahkan melahirkam bayina secara
premature.

Premature kontraksi yaitu mengeras atau mengembungnya


otot- otot rahim untuk mengeluarkan hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 37 minggu atau belum cukup bulan yang
menyebabkan persalinan premature. Sehingga beresiko kepada
tumbuh kembang janin/ kesejahteraan ibu dan bayinya, oleh
karena itu penanganan awal bidan dalam petugas kesehatan
diperlukan untuk memantau kesejahteraan ibu dan janinnya
dengan melakukan pemeriksaan pada ibu.

1. Tanda Gejala Preeklampsia Berat dan Premature


Kontraksi a. Tanda Gejala Preeklampsia Berat

1) Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan diastolik


≥110 mmHg

2) Proteinuria > 2.0 gram dalam 24 jam (dengan reagen


2+ atau 3+), muncul pertama kali selama kehamilan
dan menurun setelah persalinan

3) Peningkatan serum keratinin (>1,2 mg/ dL kecuali


jika peningkatan telah diketahui sebelumnya)

3
4) J umlah trombosit <100.000 sel per mm

5) Peningkatan aktifitas enzim hati (alanin


aminotransferase, aspirat amniotransferase atau
9
keduanya) .

b. Tanda Gejala Premature Kontraksi


1) Lima atau lebih kontraksi uterus dalam satu jam
4

2) Cairan berair bocor dari vagina Anda (ini bisa


menunjukkan
bahwa air Anda telah rusak)
3) Kram haid seperti haid di perut bagian bawah yang
bisa datang dan pergi atau menjadi konstan
4) Sakit punggung yang rendah dan kusam terasa di
bawah lingkar pinggang yang mungkin datang dan
pergi atau menjadi konstan
5) Tekanan panggul yang terasa seperti bayi Anda
sedang menekan ke bawah
6) Kram perut yang bisa terjadi dengan atau tanpa diare
6
7) Kenaikan atau perubahan keputihan .

2. Penanganan Preeklamsia Berat dan Premature


Kontraksi a. Penanganan Preeklampsia

1) Tatalaksana Umum pada Preeklamsia


Ibu hamil dengan preeklamsia harus segera dirujuk
ke
Rumah Sakit
a) Pencegahan dan tatalaksana kejang :
(1) Bila terjadi kejang perhatikan jalan nafas,
pernafasan
(oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena).
(2) MgSO4 diberikan intravena kepada ibu
eklamsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklamsia berat (sebagai pencegahan kejang).

(3) Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat


diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading
dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas
kesehatan yang memadai

(4) Lakukan intubisi jika terjadi kejang berulang


dan segera kirim ke ruang ICU (bila tersedia)
yang sudah
4

siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.

b) Antihipertensi
(1) Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan
perlu mendapat terapi antihipertensi

(2) Pilihan antihipertensi didasarkan terutama


pada pengalaman dokter dan ketersediaan obat.

(3) Ibu yang mendapat terapi hipertensi di


masa antenatal dianjurkan untuk melanjutkan
terapi antihipertensi hingga persalinan

(4) Terapi antihipertensi dianjurkan untuk


hipertensi pascasalin berat.

c) Pemeriksaan penunjang tambahan


(1) Protein urine
(2) USG dengan melakukan kolaborasi dengan dr
SpOg (terutama jika ada indikasi gawat janin/
pertumbuhan janin terhambat)

d) Pertimbangan persalinan/ terminasi kehamilan


(1) Pada ibu dengan eklamsia, bayi harus
segera dilahirkan dalam 12 jam sejak terjadinya
kejang.

(2) Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu


dengan preeklamsia berat dengan janin yang
belum viable atau tidak akan viable dalam 1-2
minggu.

(3) Pada ibu dengan preeklasia berat, dimana


janin sudah veriable namun usia kehamilan
belum mencapai 34 minggu, manajemen
ekspektan dianjurkan, asalkan tidak terdapat
kontraindikasi (lihat algoritma di bawah).
Lakukan pengawasan
4

ketat
(4) Pada ibu dengan preeklamsia berat, dimana
masa usia kehamilan antara 34 minggu dan 37
minggu, manajemen ekspektan boleh
dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi
yang tidak terkontrol, disfungsi organ ibu, dan
gawat janin. Lakukan pengawasan ketat.

(5) Pada ibu dengan preeklamsia berat


yang kehamilannya sudah aterm, persalinan
dini dianjurkan.

(6) Pada ibu dengan preeklasia ringan atau


hipertensi gestasional ringan yang sudah aterm,
9
induksi persalinan dianjurkan .

b. Penanganan Premature Kontraksi


1) J ika terdapat infeksi maka diberikan antibiotic

2) Untuk mengurangi kontraksi dilakukan terapi tokolisis


yaitu obat yang mencegah persalinan prematur dan
kelahiran belum matang dengan menekan kontraksi
16
rahim (TOCOLYSIS) , dengan obat-obatan beta-agonis
(misalnya salbutamol, terbutalin), sambil terus
mengawasi keadaan ibu dan keadaan janin.

3) Pemicu Pematangan Paru J anin

Untuk akselerasi pematangan paru janin, di berikan


preparat kortikostreroid (misalnya deksametason,
betametason) yang akan menstrimulasi produksi
dan sekresi surfaktan di paru janin. Ideal di berikan
11
minimal selama 2 x 24 jam .

4) Metode yang di Gunakan Untuk Menghentikan


Kontraksi
4

pada Kehamilan Preterm

Seperti yang disebutkan sebelumnya upaya


penghentian persalinan preterm sulit untuk dilakukan
dan sering tidak efektif. Tindakan dan pengobatan
yang sering dilakukan adalah:

a) Tirah baring

b) Magnesium Sulfat

Kristal berwarna kecil yang digunakan sebagai


antikonvulsan, katarsis, dan elektrolit yang
menggantikan teknik pre-eklampsia dan eklampsia.
Hal ini menyebabkan penghambatan langsung
potensial aksi pada sel otot miometrium. Eksitasi
dan kontraksi tidak beraturan, yang menurunkan
16
frekuensi dan kekuatan kontraksi) .

c) Preparat agonis β-adrenergik (melalui advice


16
dokter) .

c. Asuhan pasca penanganan yaitu berupa konseling


mengenai nutrisi, eleminasi, ambulansi dini yaitu
meningkatkan sirkulasi dan mencegah resiko bendungan
pembuluh darah, meningkatkan fungsi kerja pencernaan
sembelit, memungkinkan dalam mengajari ibu untuk
merawat bayi, klien merasa lebih baik dan lebih sehat.
Ambulasi dini tidak bisa dilakukan pada pasien yang
mengalami penyulit seperti anemia, penyakit paru, penyakit
22
jantung dan lain-lain . Kebersihan diri, istirahat, laktasi,
perawatan payudara, seksual, dan tanda bahaya masa
nifas.
BAB III
METODOLOG
I

A. Metode

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, metode yang


digunakan adalah metode studi kasus. Metode studi kasus
yang digunakan sebagai upaya pendekatan manajemen
kebidanan yaitu metode dengan pengoranisasian, pemikiran,
tindakan berurutan, logis, dan menguntungkan, baik bagi pasien
maupun tenaga kesehatan. Studi kasus mempelajari gambaran
epidemiologi yaitu distribusi dari masalah tertentu yang
disitribusikan menurut waktu, tempat, dan orang.
Menurut Helen Verney (1997), manajemen kebidanan
merupakan proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tidakan dengan
urutan logis dan menguntungkan, menguraikan prilaku yang
diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan teori ilmiah,
penemuan, keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis
untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah
dalam bentuk SOAP. Metode ini membantu mengungkapkan
suatu kasus atau kejadian berdasarkan teori yang ditetapkan
pada keadaan yang sebenarnya. Pendokumentasian SOAP terdiri
dari :
1. S (Subjektif)

Segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien.


2. O (Objektif)

Data yang di observasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan/


tenaga kesehatan lain.

43
4
4

3. A (Analisa)

Kesimpulan dari data objektif dan subjektif.


4. P (Penatalaksanaan)

23
Tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisa .

B. Teknik Pengumpulan
Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data


pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah :
1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung peneliti


dan responden. Komunikasi langsung dalam bentuk tanya
jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan
mimic responden merupakan pola media yang melengkapi
kata-kata secara verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya
menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat
menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki
24
oleh responden yang bersangkutan . Sehingga ibu yang
memiliki penyulit yang signifikan dapat diidentifikasi,
dan dapat diatasi sehingga informasi terinci mengenai
riwayat obstetric sebelumnya, jika ada, juga sangat penting
karena sebagian besar penyulit kehamilan sebelumnya
cenderung kambuh pada kehamilan selanjutnya.

2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium


Dalam merumuskan hipotesis untuk sebagian besar
gangguan teknik, pemeriksaan fisik mempunyai arti yang
kurang penting, jika dibanding dengan riwayat yang tersusun
dengan jelas dan teratur rangkaian kejadiannya. Pemeriksaan
fisik mempunyai nilai yang paling penting di dalam
memperkuat penemuan-penemuan yang
4

berhasil kita dapatkan dari riwayat yang telah kita ambil


dan
menambah atau mengurangi pilihan diagnosis yang dapat
11
kita lakukan .
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh
karena
telah terjadi perubahan akibat kehamilan, yang bersumber
dari perubahan hormonal. Perubahan sistem hormonal ini
dapat memperberat penyakit ibu yang diderita sebelumnya
sehingga saling memengaruhi kehamilan dan penyakitnya.
Selain itu, dasar keadaan umum sebelum hamil merupakan
bagian penting karena akan memengaruhi tumbuh
kembangnya janin. Pemeriksaan penunjang khususnya
pemeriksaan laboratorium untuk menilai keadaan umum ibu
11
hamil atau untuk mendiagnosa penyakit yang di derita .

3. Penangatan (Observasi)
Pengamatan (Observasi) diartikan sebagai pengamatan
dengan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan. Sehingga peneliti akan mampu memahami
data secara menyeluruh, memperoleh pengalaman langsung,
melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain,
menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara,
mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi
responden, dan dapat memperoleh kesan-kesan pribadi
25
terhadap obyek yang diteliti .

4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau
dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan
hukum. Dalam kebidanan, dokumentasi kebidanan
merupakah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki
oleh bidan dalam melakukan
4 asuhan kebidanan dan
berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan,
4

serta kalangan bidan sendiri. Sehingga dengan studi


dokumentasi
akan didaptkan pencatatan dan pelaporan (keterangan),
baik tertulis maupun terekam, mengenai identitas,
anamnesis, penentuan fisik laboratorium, segala diagnosis
pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien,
serta pengobatan rawat inap dan rawat jalan maupun
7
pelayanan kegawatdaruratan yang terdahulu .
5. Studi Literatur
Studi literature (studi kepustakaan) merupakan
kegiatan peneliti yang dilakukan oleh peneliti dalam
rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan
peneliti. Teori adalah alur logika atau penalaran, yang
merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang
25
disusun secara sistematis .
BAB IV
TINJ AUAN KASUS

Hari,Tanggal : Rabu, 08 Maret 2017


Waktu : 10.45 WIB
Tempat : Poli Kandungan RSUD Cimacan
Pengkaji : Siti Alfiah

A. DATA SUBJ EKTIF

1. Identitas
Klien

Istri Suami
Nama Ny. N Tn.D
Usia 33 tahun 41 tahun
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat Kp Panggung Kp panggung
Golongan Darah - -
2. Alasan Datang

Ibu datang rujukan dari puskesmas karena tekanan darah


ibu tinggi dan ibu mengeluh mules-mules.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ini adalah kehamilan ketiga, dan belum pernah keguguran.


HPHT yaitu tanggal 03-07-2016 (TP: 10-04-2017),
gerakan janin dirasakan aktif, memeriksakan kehamilannya
secara rutin di puskesmas oleh bidan, ini pemeriksaan
kehamilannya yang ke-9, ibu rutin mengkonsumsi tablet
penambah darah (Fe) setiap hari sebelum tidur satu kali
sehari. Ibu sudah disuntik TT lengkap. Ini

48
4

pertama kalinya ibu mengalami tekanan darah tinggi pada


saat
dipuskesmas, sebelum hamil atau saat hamil anak pertama
dan kedua ibu tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi
ataupun terdapat protein urine. Saat dilakukan pemeriksaan
di puskesmas tekanan darah 160/ 110 mmHg, protein urine
positif 3 dan belum dilakukan penanganan awal di puskesmas.
4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu

Kehamilan Persalinan Nifas


Ha
J enis Pen L BB Lak
mi Periksa Konpli U Temp Kompli Kompli
Lahir Persali olo / Lahi tas
l hamil kasi K at kasi kasi
nan ng P r i
ke
BPM
Tidak 3 Norma Bid 280 Tidak Tidak
1 dan 2002 RS L ASI
ada 8 l an 0 ada ada
PKM
BPM
Tidak 3 Norma Bid 320 Tidak Tidak
2 dan 2007 BPM L ASI
ada 9 l an 0 ada ada
PKM
3 Hamil sekarang

5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga

a. Ibu

Ibu merasa tidak pernah merasakan jantungnya berdebar-


debar, sesak nafas, nyeri kepala hebat, nyeri saat buang air
kecil, atau pun penyakit menular dan menahun. Ibu
pernah dirawat saat usia kehamilan 2 bulan karena mual
muntah berlebih, di rawat kurang lebih 3 hari.
b. Keluarga

Keluarga ataupun suami tidak memiliki riwayat


penyakit menurun maupun menular, dan tidak pernah
dirawat karena penyakit berat.
5

6. Riwayat Psikososial

Menikah dengan sah pada usia 15 tahun dan suami usia 23


tahun, ini merupakan pernikahan yang pertama bagi
keduanya, lama pernikahan 18 tahun. Senang atas
kehamilannya, begitu juga suami dan keluarga senang dengan
kehamilan ini.
7. Riwayat KB

Menggunakan KB suntik 1 bulan semenjak setelah kelahiran


anak ke-2. Tidak ada keluhan selama menggunakan metode KB
suntik 1 bulan ini.
8. Pola Kebiasaan Sehari-

hari a. Pola Nutrisi dan

Hidrasi

Makan 2 sampai 3 kali sehari dengan menu yang sama


dengan sebelum hamil, nasi, sayur, lauk, tahu atau tempe,
ditambah dengan mengkonsumsi buah-buahan, tidak ada
keluhan dan pantangan dalam pemilihan menu makanan
selama kehamilan. ibu minum air putih kurang lebih 8gelas
setiap hari.
b.
Eliminasi

BAB 1 kali sehari terkadang 2 hari sekali, dengan


konsistensi sedikit keras dan warnanya kuning
kecoklatan. BAK kurang lebih 6 sampai 7 kali sehari,
warna kuning jernih, tidak ada keluhan.
c.
Istirahat

Tidur kurang lebih 6 sampai 7 jam setiap malam hari.


Kadang- kadang ibu tidur kurang lebih 1 jam pada siang hari
tetapi tidak rutin, dan tidak ada keluhan.
5
d.
Kegiatan

Mengurus pekerjaan rumah tangga seperti mencuci


baju, mencuci piring, menyapu, mengepel, dan
memasak tetapi
5

dengan dibantu oleh suami dan


saudaranya.
e. Personal Hygiene

Mandi, sikat gigi, dan mengganti pakaian 2 kali setiap


hari. Mengganti celana dalam kurang lebih 3 kali setiap
hari atau setiap kali basah.
f. Hubungan Seksual

Berhubungan seksual 1 kali dalam seminggu, namun


selama hamil ibu berhubungan seksual 2 minggu sekali
karena selalu khawatir tentang janinnya tetapi semenjak
memasuki hamil besar ibu belum melakukan hubungan
seksual lagi.

B. DATA OBJ EKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran :

Composmentis c. Tanda-tanda Vital

1) Tekanan Darah : 150/


100mmHg

2) Nadi : 84x/
menit

3) Respirasi : 21x/
menit

0
4) Suhu : 36,7
C

2. Ukuran Antropomentri

a. Berat badan sebelum hamil : 57 kg


5
b. Berat badan selama hamil : 64

kg c. Tinggi badan : 153 cm


5

d. Penambahan berat badan : 7 kg

e. IMT : 22,54

f. Kenaikan Berat badan yang dibutuhkan : 11 sampai 16 kg

3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala dan

leher

1) Wajah : Tidak
oedem

2) Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera


putih

3) Mulut : Rahang merah muda, gigi sedikit caries,

mukosa mulut lembab

4) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

kelenjar limfe, tidak ada peningkatan vena

jugularis

b. Payudara

Bentuk simetris, puting susu menonjol, tidak ada retraksi,


tidak ada massa dan nyeri tekan, belum terdapat
pengeluaran kolostrum.
c. Abdomen

Tidak terdapat bekas luka, tinggi Fundus Uteri (TFU)


29cm, teraba bokong di fundus, bagian sejajar dengan
sumbu ibu kanan (puka), bagian terendah kepala, sudah
masuk PAP konvergen, Denyut J antung J anin (DJ J ) 138x/
menit, Reguler (R), HIS 2 kali dalam 10 menit dan
lamanya 15 detik dengan intensitas kuat. Kandung kemih
kosong.
5

d. Ekstermitas
5

1) Tangan kanan dan kiri : Tidak ada oedem, kuku


merah
muda

2) Kaki kanan dan kiri : Terdapat oedem pada kaki kanan

dan kiri, tidak ada varices, kuku

merah
muda, refleks patella

positif e. Genitalia

Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada varices, tidak
ada pengeluaran cairan keputihan, tidak ada luka, tidak ada
pembesaran kelenjar bartolin, tidak ada nyeri tekan,
Pemeriksaan dalam belum ada pembukaan.
f. Anus

Tidak ada
haemorhoid

C. ANALISA

Ny.N, 33 tahun, G3P 2A0, Usia kehamilan 35 minggu 2 hari,


dengan preeklampsia berat dan premature kontraksi, J anin
tunggal, hidup, presentasi kepala.

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
11.00 bahwa
WIB keadaan janin saat ini dalam keadaan baik
tetapi tekanan darah ibu tinggi. Ibu mengerti

11.02 dan merasa khawatir


WIB 2. Melakukan kolaborasi dengan dokter
Sp.OG. a.Hasil USG
Usia kehamilan 35-36 minggu, plasenta di
corpus, ketuban sesuai, denyut jantung janin
positif
5
b
.

A
d
v
i
c
e

:
5

1) Cek protein urine.


2) rawat konservatif
3) protap PEB
4) dopamet 3 x 250 gram
5) cek lab lengkap
11.04 3. Memberitahu keluarga bahwa ibu harus di
WIB rawat karena tekanan darah tinggi dan
memberitahu suami tentang asuhan dan
tindakan yang akan diberikan kepada ibu (inform
consent). Suami setuju atas rawat inap ibu dan
asuhan yang akn diberikan
11.05 4. Konseling kepada ibu untuk asuhan yang
WIB
diberikan berupa pemasangan infuse dan dower
kateter yaitu selang pipis yang mungkin dapat
membuat ibu kurang nyaman tetapi harus di
pasang karena untuk melihat cairan yang
keluar. Ibu mengerti dan mencoba tenang
walau tampak sedikit gelisah
11.05 5. Memberikan asuhan sesuai advice dokter.
WIB
a. Cek protein urine (11.25 WIB). Protein
urine
(positif 3)
b. Rawat konservatif. Ruangan nifas
(alamanda) untuk dilakukan perawatan dan
diberikan asuhan, melakukan tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik, pengambilan sample darah
untuk cek darah lengkap
c. Protap PEB. Cek syarat pemberian MgSO4
(Respirasi >16 x/ menit, reflex patella
(positif), urine lebih dari 30 cc, terdapat
antidotum kalsium glukonas) pemasangan
oksigen, pemasangan dower kateter (urine
100cc), pemasangan infuse RL 100 ml
dengan drip MgSO4 4gr loading dose habis
dalam 15 menit
5

setelah habis ganti dengan 500ml RL


drip
dengan MgSO4 40% 1 klafon (25ml). pukul
11.05
WIB
d. Dopamet (methyldopa) 3 x 250 mg pada
pukul
11.15 21.00 WIB dan 05.00 WIB.
WIB
e. Cek lab lengkap (11.10 WIB). HbSAG
non reaktif, SGOT 15,8 U/ L, SGPT 15,6 U/ L,
ureum
15,0 mg/ dL, spertinin 0,61 mg/ dL
6. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya
kehamilan seperti nyeri kepala hebat, nyeri ulu
hati, penglihatan kabur, tidak merasa gerakan
11.18 janin, keluar darah dari kemaluan dan
WIB memberitahu ibu persiapan persalinan. Ibu
mengerti dan sudah menyiapkan persiapan untuk
persalinan tetapi masih dirumah belum dibawa

11.20 karena tidak tau akan dirawat


WIB 7. Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda
persalinan seperti keluar air-air dari jalan

11.23 lahir, mules lima menit sekali, keluar lendir


WIB darah dari jalan lahir. Ibu mengerti dan dapat
menyebutkan kembali tanda- tanda persalinan
8. Melakukan observasi. Tanda-tanda vital ibu,
Denyut J antung J anin, tanda-tanda keracunan
MgSO4 pada ibu
9. Melengkapi Pendokumentasian

CATATAN PERKEBANGAN ANC


Hari, Tanggal: Kamis, 09 Maret 2017
Waktu : 09.45 WIB
Tempat : Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan
Pengkaji : Siti Alfiah
6

A. DATA SUBJ EKTIF

1. Keluhan Utama

Ibu merasa dalam keadaan baik, mules semakin


jarang
2. Riwayat Kehamilan Sekarang

Gerakan janin masih dirasakan aktif, sudah menyiapkan


perlengkapan persalinan yang akan dibutuhkan dan sudah
dibawa ke RS, ibu sudah diberikan methyldopa dua kali pada
pukul 21.00
WIB (08 maret 2017) dan 05.00 WIB pagi tadi. Sudah
diberikan
MgSO4 labu ke-2 pada pukul 00.45 WIB dan labu ke-3 pada
pukul
06.15
WIB.

3. Kebiasaan Ibu Sehari-

hari a. Nutrisi dan

Hidrasi

Ibu makan 3 kali sehari dan minum 7 sampai 9 gelas


sehari. b. Istirahat

Istirahat malam 6 sampai 7 jam, istirahat siang kurang


lebih
1jam.
c.
Aktifitas

Ibu miring kanan, kiri, dan duduk dan jalan ke toilet sendiri
untuk
BAB atau untuk membersihkan diri

B. DATA OBJ EKTIF


6
1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum :
Baik

b. Kesadaran :

Composmentis c. Tanda-tanda vital


6

1) Tekanan darah : 130/


80mmHg

2) Nadi : 80x/
menit

0
3) Suhu : 36,5 C

4) Respirasi : 20x/
menit

2. Berat Badan : 64 kg

3. Pemeriksaan
fisik

a. Wajah : Tidak ada oedem

b. Mata : Konjungtiva merah muda, dan sclera putih

c. Payudara : Payudara bersih, belum terdapat


pengeluaran kolostrum.

d. Abdomen

Tinggi Fundus Uteri (TFU) 29cm, di fundus teraba


bokong. Sebelah kanan teraba memanjang (punggung),
sebelah kanan kiri teraba bagian-bagian kecil
(ektremitas). Bagian terendah janin teraba kepala, sudah
masuk pintu atas panggul (PAP), konvergen. Denyut
jantung janin (DJ J ) 128x/ menit, iregular, HIS 2 kali
dalam 10 menit dan lamanya 10 detik dengan intensitas
lemah, kandung kemih kosong.

e. Genitalia

Vulva, vagina bersih, tidak ada kelainan, tidak terdapat


pengeluaran cairan pada kelenjar scane, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar bartholin.
f. Ekstremitas
6
1) Tangan kanan dan kiri : Tidak ada oedem, kuku
merah
6

muda

2) Kaki kanan dan kiri : Tidak ada varices,


terdapat oedem

(positif), kuku merah muda, reflex


Patella (positif)

C. ANALISA

G3P 2A0, 33 tahun, Usia kehamilan 35 minggu 3 hari


dengan preeklampsia berat dan Premature kontraksi, J anin
tunggal, hidup, presentasi kepala

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa tekanan
darah
09.55 WIB
ibu turun, janin dalam kondisi baik. Ibu merasa
10.00 WIB
sedikit lega
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG.
Theraphy dopamet/ methyldopa 3x250mg
diberikan pada pukul
13.00 dan 21.00 dan 05.00 (10 maret 2017)
10.05 WIB 3. Memberitahu ibu untuk tetap tenang dan sabar
untuk dilakukan perawatan. Ibu mengerti dan mulai
tenang
10.07 WIB 4. Memberitahu ibu bahwa bengkak atau
penumpukan cairan yang dialami ibu karena
filtrasi dalam ginjal yang kurang sempurna
terdapat protein dalam urine ibu dan cairan
menumpuk di kaki ibu. Ibu mengerti dan paham
10.09 WIB 5. Menganjurkan ibu untuk meninggikan kakinya
setiap kali tidur dengan menggunakan bantal
untuk mengurangi bengkaknya dan jangan
dibiarkan kaki menggantung jika sedang
duduk. Ibu dapat
6

melakukannya dengan baik


10.10 WIB 6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
diri seperti gosok gigi, cuci muka, mengelap badan,
mengganti daleman. Ibu sudah mengganti
daleman dan membersihkan diri
10.12 WIB 7. Mengingatkan kembali tanda bahaya kehamilan
dan tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan
10.13 WIB dapat mengulanginya
8. Memberitahu ibu jika terdapat keluhan yang
dirasa kurang nyaman dan jika terdapat tanda
bahaya kehamilan seperti nyeri ulu hati,
penglihatan kabur, muka terasa bengkak, tidak
terdapat gerakan janin, keluar darah dari daerah
kewanitaan. Ibu mengerti dan akan menanyakan
kepada petugas kesehatan jika
terdapat keluhan yang dirasa kurang nyaman
10.15 WIB 9. Melengkapi pendokumentasian

CATATAN PERKEBANGAN ANC


Hari, Tanggal: J umat, 10 Maret 2017
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan
Pengkaji : Siti Alfiah
A. DATA SUBJ EKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu merasa mulas-mulas lagi namum masih jarang dan
sedikit pusing
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Gerakan janin masih dirasakan aktif, telah dilakukan
pemeriksaan dalam pada pukul 15.00 WIB (9 maret 2017) portio
tebal lunak, pembukaan 1 jari sempit, pukul 15.38 (9 maret
2017) advice dokter
6

futiha, Sp.OG dilakukan terminasi kehamilan, infuse


D5% +
oxytosin 5 IU 16 tpm (labu ke-1), pukul 16.15 masuk drip
oxytosin tetesan terus bertambah hingga 40tpm, 5IU + D5%
(labu ke-2), labu ke dua diganti dengan RL kosong.
3. kebiasaan Ibu Sehari-
hari a. Nutrisi dan Hidrasi

Ibu makan 3 kali sehari dan minum 7 sampai 9 gelas


sehari. b. Istirahat

Istirahat malam 6 sampai 7 jam, istirahat siang kurang


lebih
1jam.
c.
Aktifitas

Ibu miring kanan, kiri, dan duduk dan jalan ke toilet sendiri
untuk
BAB atau untuk membersihkan diri

B. DATA OBJ EKTIF


1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum :
Baik
b. Kesadaran :
Composmentis c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah: 130/ 90mmHg

2) Nadi : 87x/ menit

0
3) Suhu : 36,0 C

4) Respirasi : 21x/ menit

2. Berat Badan : 64 kg
3. Pemeriksaan fisik
6
a. Wajah : Tidak ada
oedema
b. Mata : Konjungtiva merah muda, dan sclera
putih
6

c. Payudara : Payudara bersih, belum terdapat


pengeluaran
kolostrum
.
d. Abdomen
Tinggi Fundus Uteri (TFU) 29cm, di fundus teraba
bokong. Sebelah kanan teraba memanjang (punggung),
sebelah kanan kiri teraba bagian-bagian kecil (ektremitas).
Bagian terendah janin teraba kepala, sudah masuk pintu
atas panggul (PAP), konvergen. Denyut jantung janin (DJ J )
134x/ menit, regular, HIS
2 kali dalam 10 menit dan lamanya 10 detik dengan
intensitas sedang kandung kemih kosong.

e. Genitalia
Vulva, vagina bersih, tidak ada kelainan, tidak terdapat
pengeluaran cairan pada kelenjar scane, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar bartholin. Pemeriksaan dalam,
portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, molage 0, penurunan kepala hodge 2.
f. Ekstremitas
1) Tangan kanan dan kiri : Tidak ada oedem,
kuku merah

muda

2) Kaki kanan dan kiri : Tidak ada varices,

terdapat oedem (positif),

kuku merah muda, reflex

patella (positif)

C. ANALISA
6
G3P 2A0, 33 tahun, Usia kehamilan 35 minggu 4 hari
dengan
6

preeklampsia berat dan premature kontraksi, J anin tunggal,


hidup,
presentasi kepala

D.
PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa
tekanan
09.10 WIB
darah ibu sedikit naik, janin dalam kondisi baik.

09.15 WIB Ibu merasa khawatir janin dalam keadaan baik


2. Memberitahu ibu untuk tetap tenang dan
mencoba menghitung mules ibu apakah sudah 5

09.17 WIB menit sekali atau belum. Ibu merasa mulesnya


sudah lima menit sekali
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG.
pemberian theraphy dopamet/
methyldopa
3x250mg
6

09.18 WIB 4. Konsul dokter SpoG (09.18 WIB), advice:


a. Beritahu keluarga dan inform consent
untuk dilakukan section caesarea karena tidak
ada kemajuan setelah dua kali di rangsang
b. Cek urine
c. Cek darah lengkap.
5. Melakukan asuhan sesuai advice dokter:
09.22 WIB
a. kemajuan setelah dua kali di rangsang.
Keluarga setuju untuk dilakukan dilakukan
sectio caesarea (09. 22 WIB)
b. Cek urine. (09. 23 WIB)
09. 25 WIB c. Cek darah lengkap. hemoglobin 10,9 L g/
dL hematokrit 35,5 %, eritrosit 4,06
10^6/ µL, trombosit 277 10^3/ µL, leukosit 8,9
10^3/ µL, natrium 141 mmol/ L, kalium 2,52
09.30 WIB mmol/ L, klorida
107 mmol/ L
6. Memberitahu keluarga dan inform consent
untuk dilakukan sectio caerasea karena tidak
ada kemanjuan persalinan dan melakukan
skine test cefotaxime pada lengan kanan secara
IC 0,05 ml pukul 13.30 WIB. Hasil negative
13.00 WIB
alergi, pada pukul
14.00 WIB 13.55 WIB diberikan cefotaxime 1,0 g secara
IV

14.15 WIB bolus


7. Menyiapkan perlengkapan untuk sectio caesarea
ke bagian farmasi. Perlengkapan untuk operasi
telah tersedia
8. Mengantarkan ibu ke ruang operasi. Ibu
masuk ruang operasi
9. Melengkapi pendokumentasian
6

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS


Hari, Tanggal: J umat, 10 Maret 2017
Waktu : 22.05 WIB
Tempat : Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan
Pengkaji : Siti Alfiah
A. SUBJ EKTIF
1. Keluhan Utama

Lemas dan terasa nyeri bekas luka


operasi
2. Riwayat persalinan

Dilakukan section caesarea, masuk ruang operasi pukul 13.45


WIB, keluar ruang operasi pukul 17.05 WIB, Bayi lahir pukul
16.02 WIB, langsung menangis, bergerak aktif, jenis kelamin
perempuan, BB;
2400gram, PB; 46cm, plasenta lahir pukul 16.07 WIB
lengkap, berat plasenta 500gram
3. Nutrisi dan Hidrasi

ibu sudah makan bubur yang disediakan oleh RS ¼ porsi


secara perlahan, sudah minum sedikit sedikit
4. Eliminasi

BAK 150 cc, belum


BAB
5. Aktifitas / mobilisasi

Sudah miring kanan/ kiri


sesekali
6. Istirahat
Telah istirahat setelah operasi, tetapi belum
tidur

B. OBJ EKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum :
Baik
6
b. Kesadaran : Compos
mentis c. Tanda-tanda vital
6

1) Tekanan darah : 130/ 70


mmHg
2) Nadi : 83 kali/
menit
3) Pernapasan : 21 kali/
menit
0
4) Suhu : 36,6
C
2. Pemeriksaan Fisik

a. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera
putih. b. Payudara
Puting kanan dan kiri bersih, menonjol dan kolostrum
sudah keluar.
c. Abdomen
J ahitan tampak bersih tidak terdapat pengeluaran
cairan, jahitan utuh, tidak ada yang terlepas, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, teraba keras, globuler,
kandung kemih kosong
d. Genetalia
pengeluaran lochea rubra kurang lebih 25
cc. e. Ekstremitas
Tidak ada oedema dan kuku tidak pucat pada kedua tangan.
Terdapat oedema pada kedua kaki, tidak ada varices, kuku
dan jari-jari kemerahan.

C. ANALISA
P 3A0, post partum section caesarea 6 jam dengan preeklampsia
berat

D.
PENATALAKSANAAN
Pukul
22.10 22.12

WIB
6
1.
Memberit
ahukan
hasil
pemeriks
aan
kepada
ibu dan
keluarga,
bahwa
keadaan
umum
ibu baik
tetapi
tekanan
darah ibu
masih
sedikit
tinggi.
Ibu
merasa
senang
2.
Membertitah
u ibu untuk
beristirahat
agar tekanan
7

WIB darah ibu kembali normal dan tidak pusing.


Ibu
mengerti dan akan beristirahat

22.14 3. Memberitahukan bahwa nyeri luka operasi

WIB yang dirasakan ibu adalah normal akibat


sudah mulai menghilangnya obat bius.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter

22.17 Sp.OG, advice:

WIB a. Pemberian theraphy


1) Cairan Infus RL 20tpm
2) Metronidazole 2x1 (IV)
3) Cefotaxime 2x1gr (IV)
4) Ketropen 2x1 (suppossutoria)
b. Cek hemoglobin pukul 00.00
c. Observasi Tekanan darah, Nadi,
Respirasi, Suhu

22.20 5. Memberikan asuhan sesuai advice dokter


:
WIB
a. Memberikan theraphy
1) Cairan infus RL terpasang
2) Metronidazole 2x1 (IV). Sudah
diberikan pada pukul 19.30 WIB, dan
selanjutkan akan diberikan pada pukul
07.30 WIB (12 maret 2017)
3) Cefotaxime 2x1gr (IV). Sudah
diberikan pada pukul 13.30 WIB
saat sebelum diantar ke ruang operasi,
dan selanjutnya akan diberikan pukul
01.30 WIB (12 maret
2017)
4) Ketropen 2x1 (suppossutoria). Sudah
diberikan pada pukul 16.45 WIB, dan
selanjutnya akan diberikan pukul
04.45
WIB (12 maret
2017)
7

b. Observasi tekanan darah, nadi,


suhu,
respirasi. Monitor, SpO terpasang
22.25
F. Menganjurkan ibu mobilisasi dini yaitu miring
WIB
kanan,miring kiri perlahan. Ibu mencoba
sedikit- sedikit miring kanan dan miring kiri

22.27 7. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan


tidur.
WIB
Ibu mengerti
8. Mengajarkan ibu untuk tetap menjaga
22.28
kebersihan diri dengan mengganti pembalut
WIB
minimal 2 kali sehari atau jika sudah penuh,
membersihkan diri dengan di elap,menggosok
gigi, dan mengganti pakaian jika sudah basah
dengan keringat. Ibu selalu membersihkan
diri setiap pagi
9. Melengkapi Pendokumentasian
22.30
WIB

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal: Sabtu, 11 Maret 2017
Waktu : 10.15 WIB
Tempat : Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan
Pengkaji : Siti Alfiah
A. SUBJ EKTIF
1. Keluhan Utama
Sedikit nyeri bekas jahitan, ASI yang keluar masih
sedikit
2. Riwayat
persalinan
Dilakukan section caesarea, masuk ruang opeasi pukul 13.45
WIB, keluar ruang OK pukul 17.05 WIB, Bayi lahir pukul
16.02 WIB, langsung menangis, bergerak aktif, jenis kelamin
perempuan, BB;
7

2400gram, PB; 46cm, plasenta lahir pukul 16.07 WIB


lengkap,
berat plasenta 500gram
3. Riwayat obat-obatan
Ibu telah diberikan cefotaxime 1,0 g secara IV bolus pada
pukul
01.30 WIB, metronidazole pukul 07.30 WIB secara IV,
ketrofen secara supposutoria pada pukul 04.25
4. Nutrisi dan Hidrasi
ibu selalu makan yang telah disediakan oleh RS walau
terkadang tidak habis
5. Eliminasi
BAK 500 cc, belum
BAB Aktifitas /
mobilisasi
Sudah miring kanan/ kiri dan mencoba duduk sambil
bersandar
6. Istirahat
Telah istirahat dan tidur setelah operasi kemarin
B. OBJ EKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 130/ 80 mmHg
2) Nadi : 86 kali/ menit
3) Pernapasan : 19 kali/ menit
0
4) Suhu : 36,6 C
3. Pemeriksaan Fisik

a. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera
putih. b. Payudara
7
Puting kanan dan kiri bersih, menonjol dan kolostrum
sudah
7

keluar
.
c. Abdomen
J ahitan tampak bersih tidak terdapat pengeluaran
cairan, jahitan utuh, tidak ada yang terlepas, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, teraba keras, globuler,
kandung kemih kosong
d. Genetalia
pengeluaran lochea rubra kurang lebih 20
cc. e. Ekstremitas
Tidak ada oedema dan kuku tidak pucat pada kedua tangan.
Terdapat oedema pada kedua kaki, tidak ada varices.
4. Data
Penunjang

Hemoglobin : 10,5 L g/ dL

C. ANALISA
P 3A0, post partum section caesarea 17 jam dengan
preeklampsia berat

D.
PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
10.30 WIB dan keluarga, bahwa keadaan umum ibu baik
tetapi tekanan darah ibu masih sedikit tinggi. Ibu
berharap tekanan darahnya menurun
10.32 WIB 2. Membertitahu ibu untuk beristirahat agar
tekanan darah ibu kembali normal dan tidak
10.34 WIB pusing. Ibu mulai beristirahat
3. Memberitahukan bahwa nyeri luka operasi yang
dirasakan ibu adalah normal akibat sudah mulai
10.36 WIB menghilangnya obat bius. Rasa khawatir ibu
berkurang karena luka operasi
7

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui


bayinya
10.39 WIB
walau ASInya belum keluar banyak. Ibu
terus menyusui bayinya diruangan
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG,
advice:
a. Pemberian theraphy
1) Dopamet/ methyldopa 3x250mg
2) Metronidazole 2x1 (IV)
3) Cefotaxime 2x1gr (IV)
4) Ketropen 2x1 (suppossutoria)
11.00 WIB
b. Cek protein urine
c. Lepas dower cateter pukul 12.29 WIB
d. Terapi PEB stop pukul 12.29 WIB
6. Memberikan asuhan sesuai advice dokter
:
a. Memberikan theraphy
1) Dopamet/ methyldopa 3x250mg
2) Metronidazole 2x1 (IV). Diberikan pada
pukul
19.30 WIB, 07.30 WIB (12 maret
2017)
3) Cefotaxime 2x1gr (IV). Diberikan pada
pukul
13.30 WIB, 01.30 WIB (12 maret
10.45 WIB
2017)
4) Ketropen 2x1 (suppossutoria). Diberikan
pada pukul 16.45 WIB, 04.45 WIB (12 maret
10.47 WIB
2017)
b. Cek protein urine. pH 6,5, Glukosa
negative, protein urine (positif 1)
10.48 WIB
c. Lepas dower cateter pukul 12.29 WIB
d. Terapi PEB stop pukul 12.29 WIB
7. Menganjurkan ibu mobilisasi dini yaitu
miring kanan,miring kiri perlahan. Ibu
7
mencoba
sedikit- sedikit
miring kanan
dan miring kiri
8.
Menganjurka
n ibu untuk
beristirahat
dan tidak ada
pantangan
untuk tidur
siang. Tidak
ada
pantangan
tidur siang
dan akan tidur
setelah makan
siang
7

9. Memberitahu ibu agar tetap


mengkonsumsi
makanan bergizi dan tinggi protein serta serat
10.50 WIB
agar BAB lancar, dan tidak ada pantangan
dalam makanan untuk pemulihan. Ibu makan
dengan menu yang disediakan rumah sakit.
10. Mengajarkan ibu untuk tetap menjaga
kebersihan diri dengan mengganti pembalut

10.52 WIB minimal 2 kali sehari atau jika sudah penuh,


membersihkan diri dengan di elap, menggosok
gigi, dan mengganti pakaian jika sudah basah

10.55 WIB dengan keringat. Ibu selalu di bantu keluarga


untuk membersihkan diri
11. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui
bayinya walau ASInya belum keluar banyak. Ibu
sudah menyusui bayinya 2 kali
12. Melengkapi Pendokumentasian

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal: Minggu, 12 Maret 2017
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan
Pengkaji : Siti Alfiah
A. SUBJ EKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu masih merasakan nyeri bekas luka operasi
2. Eleminasi
7

Ibu sudah BAK ke kamar mandi, namun belum BAB


3. Aktifitas / Mobilisasi

Sudah jalan ketoilet perlahan

B. OBJ EKTIF
1. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Compos mentis
3) Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 140/ 80
mmHg
2) Nadi : 88 kali/
menit
3) Pernapasan : 24 kali/
menit
0
4) Suhu : 36,1
C
2. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen
Terdapat luka operasi diabdomen, jaitan utuh, tidak
terdapat pengeluaran cairan atau pus, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, uterus keras dan globuler.
b. Genetalia
Terdapat pengeluaran lochea rubra kurang lebih 15
cc.¬¬¬¬¬¬¬

C. ANALISA
P 3A0, post partum section caesarea 2 hari dan preeklampsia berat

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 09.17 WIB

09.15 WIB
7
1.
Memberitahu
kan hasil
pemeriksaan
kepada ibu
dan
keluarga,
bahwa
keadaan
umum ibu
baik tetapi
tekanan
darah ibu
naik lagi. Ibu
mengerti dan
tetap tenang
7

2. Membertitahu ibu untuk beristirahat agar


tekanan
09.18 WIB
darah ibu kembali normal. Ibu baru saja
beristirahat
3. Memberitahukan bahwa nyeri luka operasi yang
09.39 WIB
dirasakan ibu adalah normal akibat sudah
mulai menghilangnya obat bius. Ibu mengerti
dan tidak terlalu khawatir
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG
(09.39
WIB), advice:
09.43 WIB
a. Ganti perban yang menutupi luka section
caesarea, jika jahitan dalam keadaan
baik pasien boleh pulang
b. Theraphy : cefadroxile 2x500mg, asam
mefenamat 3x500mg, dopamet 2x250mg
5. Memberikan asuhan sesuai advice dokter :
14.00 WIB
a. Melakukan ganti perban. J ahitan bersih,
tidak terdapat pengeluaran darah, tidak
terdapat pengeluaran cairan atau pus,
14.15 WIB
jahitan utuh, tidak berbau
c. Memberikan theraphy oral:
14.18 WIB cefadroxile
2x500mg, asam mefenamat 3x500mg,
14.20 WIB dopamet
2x250mg
6. Melakukan TTV pada pukul 14.00 WIB.
14.25 WIB TD:
110/ 70mmhg, N: 81x/ menit, R: 21x/ menit,
S:36,0ºC, TFU 2 jari dibawah pusat

14.28 WIB 7. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah boleh pulang.


Ibu merasa senang
8. Menganjurkan keluarga mengurus
administrasi.
Suami mengurus administrasi dan sudah selesai
7
9. Pencabutan
infuse ibu,
mencopot
gelang
tanda pasien,
dan
menganjurka
n ibu untuk
merapihkan
barang
bawaan ibu.
Ibu
merapihkan
barang
7

14.30 WIB bawaannya


10. Memberikan theraphy oral sesuai dengan
advice dokter. cefadroxile 2x500mg, asam
mefenamat
3x500mg, dopamet 2x250mg
14.32 WIB 11. Memberikan surat keterangan lahir kepada ibu.
Ibu menyimpan di tas bersama dengan obat
12. Memberitahu ibu untuk mengganti pembalut
yang menutupi luka bekas operasi
menggunakan betadine kemudian dikeringkan
14.34 WIB dan ditutup kembali menggunkan kassa yang
kering, jaga agar luka bekas operasi bersih
dan kering sehingga cepat sembuh. Ibu sudah
14.36 WIB diganti perban
13. Mengajarkan ibu untuk tetap menjaga
kebersihan diri dengan mengganti pembalut
minimal 2 kali sehari atau jika sudah penuh,
14.39 WIB membersihkan diri, menggosok gigi, dan
mengganti pakaian jika sudah basah dengan
keringat. Ibu membersihkan diri sebelum pulang
14.42 WIB 14. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan tidak
ada pantangan untuk tidur siang di rumah. Ibu
selalu tidur siang
15. Memberitahu ibu agar tetap
mengkonsumsi makanan bergizi dan tinggi
14.45 WIB protein serta serat agar BAB lancar, dan tidak
ada pantangan dalam makanan untuk
pemulihan. Ibu mengerti dan merasa tidak
ada pantangan makanan
16. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui
bayinya walau ASInya belum keluar banyak. Ibu
menyusui bayinya sebelum pulang
17. Memberitahu ibu untuk tanda bahaya masa
nifsa seperti, pusing berlebih, pengeluaran
darah nifas
7

yang berbau busuk, penglihatan kabur,


bengkak
pada muka, tangan atau kaki, demam tinggi,
ibu merasa sangat lemas. Ibu mengerti dan
dapat mengulangi beberapa tanda bahaya
18. Menjadawalkan kunjungan ulang pada hari
jumat tanggal 17 maret 2017 ke poli kebidanan
dan melengkapi pendokumentasian.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal: J umat, 17 Maret 2017
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan
Pengkaji : Siti Alfiah
A. SUBJ EKTIF
1. Alasan Datang
Datang kunjungan ulang untuk memeriksakan bayi dan diri
setelah
7 hari pasca
persalinan.
2. Keluhan Utama
Merasa sedikit sakit di daerah luka
jahitan.
3. Riwayat Penyakit Ibu

Ibu tidak pernah merasa jantung berdebar-debar, nyeri BAK,


sesak nafas atapun gatal pada daerah kewanitaan, ibu
merasa tidak memiliki riwayat penyakit menular dan
menahun.
4. Riwayat Laktasi

Menyusui bayinya sekitar kurang lebih 10 kali per hari dan


sesuai keinginan bayi.
5. Konsumsi Obat-obatan
7
Ibu telah mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan di RS
dan
8

sudah habis.
6. Pola Kebiasaan Sehari-

hari a. Nutrisi dan Hidrasi

Makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring sedang,


dengan menu nasi, sayur (katuk, wortel, bayam, kangkung
dan lain-lain) dan lauk seperti tempe, telur, daging, ikan, tidak
ada pantangan sesuai apa yang dinasihatkan. Ibu
minum kurang lebih 8 sampai 9 gelas air putih setiap
harinya, tidak ada keluhan.
b. Eleminasi

BAK 4 sampai 5 kali sehari, lancar, jumlah normal warna


jernih, dan tidak ada keluhan. BAB lancar, 1 kali sehari, dan
tidak ada keluhan.

c. Personal Hygiene

Membersihkan kemaluannya setiap kali habis BAK atau


BAB dan mengganti pembalut minimal 3 sampai 4 kali
sehari. Ibu mengaku masih keluar bercak kecoklatan
kemerah atian dari kemaluan, jumlah sedikit, tidak berbau.
Ibu memandikan sendiri bayinya namun terkadang dibantu
oleh saudara.
d. Aktifitas

Sudah mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus


bayi dengan di bantu oleh keluarga dan suaminya. Namun,
hari ini ibu sudah mulai mengerjakan pekerjaan rumah
tangga sendiri dan dibantu oleh suami, anak, dan
saudaranya.
e. Istirahat

Tidur malam pukul 21.30 WIB dan bangun pukul 04.30


WIB tetapi ibu terkadang terbangun 2 sampai 3 kali karena
8
bayinya menangis dan biasanya ibu tidur kembali setelah
menyusui.
8

Ibu terkadang tidur siang sekitar 1 jam setiap hari


biasanya
ketika bayinya tertidur, ibu juga
tidur.

B. OBJ EKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos
mentis c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 130/ 80 mmHg
2) Nadi : 82 kali/ menit
3) Pernapasan : 21 kali/ menit
0
4) Suhu : 36,2 C
2. Pemeriksaan Fisik

a. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera putih. Puting kanan dan
kiri bersih, menonjol dan kolostrum sudah keluar.
b. Abdomen
Terdapat luka operasi, jahitan kering bersih, tidak berbau,
TFU
3 jari diatas simfisis, diastesis rekti 2/ 3, kandung
kemih kosong
c. Genetalia
Vulva dan vagina tidak ada kelaianan, terdapat
pengeluaran lochea sangualenta kurang lebih 5 cc.
d. Ekstremitas
Tdak ada oedema dan kuku tidak pucat pada kedua
tangan. Tidak ada varices dan terdapat oedema pada
kedua kaki (positif), reflex patella (positif), tanda homan
(negatif).

C. ANALISA
P 3A0, post section caesarea 7 hari dengan Keadaan umum ibu baik.
8

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
09.15 WIB ibu dan keluarga, bahwa keadaan umum ibu
baik tetapi tekanan darah ibu naik lagi. Ibu
09.17 WIB mengerti
2. Membertitahu ibu untuk beristirahat agar
09.19 WIB tekanan darah ibu kembali normal. Ibu
mengerti
3. Memberitahukan bahwa nyeri luka operasi
09.39 WIB yang dirasakan ibu adalah normal dan
lambat laun akan menghilang. Ibu mengerti
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter
Sp.OG (09.39 WIB), advice:
a. Ganti perban
09.42 WIB b. Theraphy : metergin 3x500mg, asam
mefenamat 3x500mg, nonemi 1x500mg
5. Memberikan asuhan sesuai advice dokter :
a. Melakukan ganti perban. J ahitan bersih
dan kering, tidak terdapat pengeluaran
darah, tidak terdapat pengeluaran cairan
atau pus, jahitan utuh, tidak berbau, cabut
hecting ujung jahitan
09.45 WIB b. Memberikan theraphy oral resep
dokter;
metergin 3x500mg, asam
mefenamat
3x500mg, nonemi 1x500mg
6. Memberitahu ibu untuk tidak perlu di

09.47 WIB perban/ balut lagi bekas luka opersinya,


setelah pulang dari RS perban di buka
karena jahitan sudah kering dan bagus yang
penting jaga agar luka bekas operasi bersih
dan kering agar penyembuhan semakin cepat
dan tidak infeksi. Ibu mengerti
8
7. Mengajarkan
ibu untuk tetap
menjaga
kebersihan
8

diri dengan mengganti pembalut minimal 2


kali
sehari atau jika sudah penuh, membersihkan
diri, menggosok gigi, dan mengganti
09.49 WIB
pakaian jika sudah basah dengan keringat
dan mandi. Ibu terlihat bersih dan rapih

09.52 WIB 8. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan


tidak ada pantangan untuk tidur siang di
rumah. Ibu tidur siang saat bayinya tidur
9. Memberitahu ibu agar tetap mengkonsumsi

09.54 WIB makanan bergizi dan tinggi protein serta


serat agar BAB lancar, dan tidak ada
pantangan dalam makanan untuk pemulihan.
Ibu makan dengan menu nasi, sayur, ikan
10. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui

09.57 WIB bayinya ASInya dan dipayudara dipompa


walau bayi sudah kenyang untuk disimpan dan
agar ibu tidak mengalami sumbatan/ bendunga
ASI bahkan sampai menyebabkan abses. Ibu
mengerti dan memompa saat penuh

10.00 WIB 11. Memberitahu ibu untuk tanda bahaya masa


nifsa seperti, pusing berlebih, pengeluaran
darah nifas yang berbau busuk, penglihatan
kabur, bengkak pada muka, tangan atau kaki,

10.05 WIB demam tinggi, ibu merasa sangat lemas. Ibu


mengerti dan dapat mengulangi

10.07 WIB 12. Melakukan konseling pada ibu


tentang Kontrasepsi KB yang akan digunakan
untuk didiskusikan bersama suami. Ibu
mengerti dan mulai memikirkan kontrasepsi
yang akan di gunakan nantinya
13. Menjadawalkan kunjungan ulang pada hari
jumat
8

tanggal 24 maret 2017 ke poli kebidanan


14. Melengkapi Pendokumentasian

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal Pengkajian : J umat, 24 Maret 2017
Tempat Pengkajian : RSUD
Cimacan Waktu Pengkajian :
09.45 WIB Nama Pengkaji : Siti
Alfiah
A. SUBJ EKTIF
1. Keluhan Utama
Merasa dalam keadaan baik, terkadang masih terasa sedikit
nyeri bekas luka operasi dan bekas suntik bius di bokong
2. Riwayat Penyakit Ibu

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular dan menahun


3. Riwayat Laktasi

Menyusui bayinya sekitar kurang lebih 10 sampai 12 kali per


hari atau sesuai keinginan bayi.
4. Konsumsi Obat-obatan

Sudah tidak mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter di


RS
karena sudah habis
5. Pola Kebiasaan Sehari-

hari a. Nutrisi dan Hidrasi

Makan 2 sampai 3 kali sehari dengan porsi 1 piring


sedang, dengan menu nasi, sayur (katuk, wortel, bayam,
kangkung dan lain-lain) dan lauk seperti tempe, telur,
daging, ikan, tidak ada pantangan sesuai apa yang
dinasihatkan. Ibu minum kurang lebih 8 sampai 9 gelas
air putih setiap harinya, tidak ada keluhan.
8

b. Eleminasi

BAK 4 sampai 5 kali sehari, lancar, jumlah normal warna


jernih, dan tidak ada keluhan. BAB lancar, 1 kali sehari, dan
tidak ada keluhan.
c. Personal Hygiene

Membersihkan kemaluannya setiap kali habis BAK atau


BAB dan mengganti pembalut minimal 3 sampai 4 kali
sehari. Ibu mengaku masih keluar darah nifas
berwarna putih dan terkadang kecoklatan dari
kemaluan, jumlah sedikit, tidak berbau. Ibu
memandikan sendiri bayinya namun terkadang dibantu
oleh saudara.
d. Aktifitas

Sudah mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus


bayi dengan di bantu oleh keluarga dan suaminya.
e. Istirahat

Tidur malam pukul 21.30 WIB dan bangun pukul 04.30


WIB tetapi ibu terkadang terbangun 1 sampai 2 kali karena
bayinya menangis dan biasanya ibu tidur kembali setelah
menyusui. Tidur siang sekitar 1 jam setiap hari biasanya
ketika bayinya tertidur, ibu juga tidur.

B. OBJ EKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos
mentis c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 130/ 80
mmHg
2) Nadi : 85 kali/
menit
3) Pernapasan : 22 kali/
menit
8

0
4) Suhu : 36,2
C
3. Pemeriksaan Fisik

a. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera putih. Puting kanan dan
kiri bersih, menonjol dan kolostrum sudah keluar.
b. Abdomen
Terdapat bekas luka operasi sudah kering, tidak berbau
dan tidak ada pengeluaran cairan dari luka operasi, TFU
tidak teraba, diastesis rekti 2/ 3, kandung kemih kosong
c. Genetalia
Terdapat pengeluaran lochea alba kurang lebih 5
cc. d. Ekstremitas
Tdak ada oedema dan kuku tidak pucat pada kedua
tangan. Tidak ada varices dan tidak ada oedema pada kedua
kaki, tanda homan (negatif).

C. ANALISA
P 3A0, post section caesarea 14 hari. Keadaan umum ibu baik.

D.
PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
10.00 dan keluarga, bahwa keadaan umum ibu
WIB baik. Ibu merasa senang
2. Memberitahu ibu bahwa sakit yang dirasakan
10.02 ibu adalah sesuatu yang normal karena bekas
WIB jahitan dan bekas suntik obat bius memang
masih akan terasa terkadang, tetapi
menganjurkan ibu jika dirasa sakitnya sering
hingga mengganggu aktifitas ibu dianjurkan
untuk periksa ke RS. Ibu dan keluarga mengerti
8

3. Memberitahu ibu agar tetap


mengkonsumsi
10.05
makanan bergizi seperti nasi, lauk, sayur, dan
WIB
tempe karena yang ibu makan akan disalurkan
juga ke bayinya melalui ASI yang diberikan ibu.
Ibu selalu makan sayur dengan lauk ayam atau
ikan
4. Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya nifas
10.07
seperti nyeri kepala yang hebat, muka , tangan
WIB
atau kaki bengkak, merasa sangat letih dan lelah
sehingga mengganggu sktifitas, terdpat
pengeluaran darah dari kemaluan ibu banyak
dan menganjurkan ibu untuk membaca buku
KIA tentang tanda bahaya nifas. Ibu membaca
buku KIA jika sedang dalam waktu senggang

10.10 5. Memberikan penkes tentang KB (SAP terlampir)

WIB 6. Menganjurkan ibu untuk mendiskusikan


metode kontrasepsi yang akan dipakai setelah
10.15
melahirkan bersama suami. Ibu dan suami
WIB
masih memikirkan dan belum menentukan KB
apa yang akan digunakan

7. Menganjurkan ibu untuk datang ke


petugas kesehatan jika terdapat tanda bahaya
10.20 masa nifas atau jika terdapat keluhan. Ibu dan
WIB suami mengerti

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


8

Hari, Tanggal Pengkajian : J umat, 10 Maret 2017


Tempat Pengkajian : RSUD
Cimacan Waktu pengkajian :
22.20 WIB Nama Pengkaji : Siti
Alfiah
1. SUBJ EKTIF
1. Identitas Klien
Nama Bayi : Bayi Ny.
N
Tanggal Lahir : 10 Maret
2017
J am Lahir : 16.02
WIB
2. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Tinggal di kawasan perumahan dengan ventilasi rumah
yang cukup. Sehari-hari ibu menggunakan air pam, membuang
sampah di tempat pembuangan sampah, dan tidak memiliki
binatang peliharaan.
3. Riwayat Kesehatan Ibu
Mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menahun
dan menular.
4. Riwayat kesehatan Suami dan Keluarga
Suami dan keluarga tidak pernah memiliki riwayat penyakit
seperti darah tinggi, diabetes mellitus, malaria, penyakit
ginjal, asma, HIV/ AIDS, dan lainnya.
5. Riwayat Perinatal
Saat persalinan, usia kandungan ibu 35 minggu 4
hari
6. Riwayat Neonatal
Bayi sudah diberikan salep mata Oxytetracycline 1 % dan
menyuntikkan vitaminK11 mg di sepertiga luar paha kiri secara
IM pada pukul 16.05 WIB. Bayinya sudah menyusu, bayi sudah
BAB, sudah BAK, sudah tidur, dan bergerak aktif. Bayi disusui
oleh ibu kurang lebih1 kali
8

B. OBJ EKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 136 kali/ menit
b. Laju nafas : 42 kali per
0
menit c. Suhu : 36,9 C
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 2400
gram b. Panjang badan : 46
cm
c. Lingkar kepala : 31
cm d. Lingkar dada :
30 cm
e. Lingkar abdomen : 28cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk kepala simetris, sutura tidak
ada moulage, permukaan fontanel
mendatar, konsistensi fontanel lunak,
kulit kepala bersih, terdapat rambut,
rambut hitam bersih.
b. Telinga : Kanan dan kiri posisinya simetris,
terletak sejajar dengan sudut mata,
tulang rawan teraba lunak dan cepat
kembali saat dilipat.
c. Mata : Kanan dan kiri posisinya simetris,
terletak sejajar dengan sudut mata,
tulang rawan teraba lunak dan cepat
kembali saat dilipat
d. Hidung : Bentuk hidung simetris, terdapat
septum, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
8
e. Mulut : Tidak ada labioskizis dan
labiopalatoskizis, bibir merah muda,
tidak mencucu, gusi
8

merah muda, lidah merah muda dan tidak


kotor.
f. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe. Bentuk dada
simetris, puting sejajar, menonjol,
berwarna kecoklatan,tidak ada
retraksi. Bunyi jantung normal dan
nafas teratur.
g. Abdomen : Bentuk abdomen cembung,
konsistensi lembut/ supel, tidak ada
pembesaran hepar, tali pusat segar dan
tidak ada perdarahan, tidak ada tonjolan
disekitar tali
pusat saat menangis, bising usus positif.
h. Tangan kanan dan kiri simetris, jumlah
Ekstremita jari lengkap, gerakan aktif dan normal,
s teraba hangat. Kaki kanan dan kiri
: simetris, jumlah jari lengkap, gerakan
aktif dan normal, teraba hangat.
i. Punggung : Tidak ada benjolan dan cekungan,
anus berlubang dan sudah keluar
mekonium. Verniks caseosa sedikit di
daerah lipatan paha dan punggung,
warna kulit merah, tidak keriput, tidak
ada tanda lahir, terdapat bercak mongol
di sekitar bokong.
j. Genetalia : Vulva vagina tidak ada kelainan,
labia mayora belum menutup sempurna
labia minora, terdapat lubang uretra
dan terdapat lubang vagina, sudah
BAK dan BAB .
k. Anus : Terdapat lubang anus dan tidak
ada kelainan
l. Refleks : Terdapat refleks glabella, rooting, sucking,
8

swallowing, tonic neck, grasping, babinski,


plantar, dan
morro.

C. ANALISA
By. Ny. N Neonatus kurang bulan, sesuai massa kehamilan,
usia 6 jam, dengan BBLR dan keadaan umum baik.

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
22.30 dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik,
WIB tetapi karena bayi yang dilahirkan belum
cukup bulan jadi berat badan bayi sedikit
kecil. Keluarga merasa khawatir
22.35 2. Melakukan kolaborasi dengan dokter
WIB Sp.A, advice:
a. Termoregulasi (jaga agar bayi tetap hangat)
b. ASI on demand (beri ASI jika bayi
ingin menyusu)
c. Cek gula darah sewaktu. Setelah 2
22.40 jam bayi lahir
WIB d. Cek darah rutin. Setelah 12 jam bayi lahir
3. Memberitahu keluaraga atas asuhan
dan tindakan yang akan diberikan kemudian
melakukan informed consent. Suami
22.43 menyetetujui untuk dilakukan asuhan tindakan
WIB sebagaimana mestinya
4. Melakukan asuhan sesuai dengan advice
dokter.
a. termoregulasi. Bayi di taruh di infant
warmer dengan suhu hangat
b. ASI on demand. Bayi dibawa ke uang ibu
untuk di susui
8

c. cek gula darah sewaktu. 58 mg/ dl(09.44 WIB)


d. cek darah rutin. les sudah di
22.50 laboratorium

WIB (09.45 WIB)


5. Melengkapi pendokumentasian

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal Pengkajian : Sabtu, 11 Maret 2017
Tempat Pengkajian : RSUD
Cimacan Waktu pengkajian :
11.00 WIB Nama Pengkaji : Siti
Alfiah
A. SUBJ EKTIF
1. Identitas Klien
Nama Bayi : Bayi Ny.
N
Tanggal Lahir : 10 Maret
2017
J am Lahir : 16.02
WIB
2. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Tinggal di kawasan perumahan dengan ventilasi rumah
yang cukup. Sehari-hari ibu menggunakan air pam, membuang
sampah di tempat pembuangan sampah, dan tidak memiliki
binatang peliharaan.
3. Riwayat Kesehatan Ibu
Mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menahun
dan menular.
4. Riwayat kesehatan Suami dan Keluarga
Suami dan keluarga tidak pernah memiliki riwayat penyakit
seperti darah tinggi, diabetes mellitus, malaria, penyakit
ginjal, asma, HIV/ AIDS, dan lainnya.
5. Riwayat Perinatal
Saat persalinan, usia kandungan ibu 35 minggu 4
hari
6. Riwayat Neonatal
9
Bayinya sudah menyusu, bayi sudah BAB, sudah BAK, sudah
tidur,
9

dan bergerak aktif. Bayi telah disusui oleh ibu kurang lebih 2
kali

B. OBJ EKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 138 kali/
menit b. Laju nafas : 41 kali per
menit
0
c. Suhu : 36,7 C
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 2400
gram b. Panjang badan : 46 cm
c. Lingkar kepala : 31 cm
d. Lingkar dada : 30
cm e. Lingkar abdomen : 28cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk kepala simetris, sutura tidak ada
moulage, permukaan fontanel mendatar,
konsistensi fontanel lunak, kulit kepala bersih,
terdapat rambut, rambut hitam bersih.
b. Telinga : kanan dan kiri posisinya simetris, terletak
sejajar dengan sudut mata, tulang rawan teraba
lunak dan cepat kembali saat dilipat.
c. Mata : kanan dan kiri posisinya simetris, terletak
sejajar, konjungtiva merah muda, sclera putih
d. Hidung : Bentuk hidung simetris, terdapat septum, tidak
ada pernapasan cuping hidung.
e. Mulut : tidak ada labioskizis dan labiopalatoskizis,
bibir merah muda, tidak mencucu, gusi merah
muda, lidah merah muda dan tidak kotor.
f. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
dan kelenjar limfe. Bentuk dada simetris, puting
sejajar,
9

menonjol, berwarna kecoklatan,tidak ada


retraksi.
Bunyi jantung normal dan nafas
g.
teratur.
Abdomen :
Bentuk abdomen cembung,
konsistensi lembut/ supel, tidak ada
pembesaran hepar, tali pusat segar dan tidak
ada perdarahan, tidak ada tonjolan disekitar
h.
tali pusat saat menangis, bising usus positif.
Ekstremitas
Tangan kanan dan kiri simetris, jumlah jari
:
lengkap, gerakan aktif dan normal, teraba
hangat. Kaki kanan dan kiri simetris,
jumlah jari lengkap, gerakan aktif dan normal,
i.
teraba hangat.
Punggung
tidak ada benjolan dan cekungan, anus
:
berlubang dan sudah keluar mekonium.
Verniks caseosa sedikit di daerah lipatan paha
dan punggung, warna kulit merah, tidak keriput,
tidak ada tanda lahir, terdapat bercak mongol di
j.
sekitar bokong.
Genetalia
: Vulva vagina tidak ada kelainan, labia
mayora belum menutup sempurna labia
minora, terdapat lubang uretra dan terdapat
lubang vagina, sudah
BAK dan BAB .
k. Anus : Terdapat lubang anus dan tidak ada kelainan
l. Refleks : Terdapat refleks glabella, rooting,
sucking, swallowing, tonic neck, grasping,
babinski, plantar, dan morro.

C. ANALISA
Neonatus kurang bulan, sesuai massa kehamilan, usia 19
jam, dengan BBLR dan keadaan umum baik.

D. PENATALAKSANAAN
9
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
dan
9

11.15 WIB keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik,


tetapi
karena bayi yang dilahirkan belum cukup

11.18 WIB bulan jadi berat badan bayi sedikit kecil.


Keluarga khawatir
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A,
advice:
a. Termoregulasi (jaga agar bayi tetap
hangat)
11.23 WIB
b. ASI on demand (beri ASI jika bayi
ingin menyusu)
c. Cek GDS. Setelah 2 jam bayi
lahir d. Cek DR. Setelah 12 jam
11.25 WIB
bayi lahir
3. Memberitahu keluaraga atas asuhan dan
tindakan yang akan diberikan kemudian
melakukan informed consent. Suami
menyetetujui untuk dilakukan asuhan tindakan
sebagaimana mestinya
4. Melakukan asuhan sesuai dengan advice dokter.
11.28 WIB
a. termoregulasi. Bayi di taruh di infant
11.32 WIB
warmer dengan suhu hangat
b. ASI on demand. Bayi dibawa ke uang ibu
11.34 WIB
untuk di susui (12.45 WIB)
c. cek gula darah sewaktu. Menunggu
11.38 WIB
hasil d. cek darah rutin. Menunggu hasil
5. Memberitahu ibu cara dan posisi menyusui
yang benar
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui
bayinya walau ASInya masih sedikit. Ibu sudah
menyusui bayinya
7. Menganjurkan ibu untuk tetep menjaga
kehangatan bayi. Ibu menyusui dengan badan
bayi ditutupi selimut
8. Melengkapi pendokumentasian
9

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal Pengkajian : Minggu, 12 Maret 2017
Tempat Pengkajian : RSUD
Cimacan Waktu pengkajian :
09.20 WIB Nama Pengkaji : Siti
Alfiah
A. SUBJ EKTIF
Ibu mengatakan khawatir karena bayinya ingin menyusu terus
tetapi
ASI ibu yang keluar masih sedikit.

B. OBJ EKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 144 kali/ menit
b. Laju nafas : 41 kali per
0
menit c. Suhu : 36,8 C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Bentuk abdomen cembung, konsistensi
Abdomen : lembut/ supel, tidak ada pembesaran
hepar, tali pusat segar dan tidak ada
perdarahan, tidak ada tonjolan disekitar
tali pusat saat menangis, bising usus
b. positif.
Genetalia : Vulva tampak kotor, labia mayora belum
c. sempurna menutupi labia minora, sudah
Anus : BAK Terdapat lubang anus, terdapat
pengeluaran kotoran berwarna hijau
kehitaman dan tidak
ada
kelainan.

C. ANALISA
9
Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan, usia 1 hari 17
jam, dengan BBLR dan keadaan umum baik.
9

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
09.30 WIB dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan
baik. Keluarga merasa senang dan tenang
09.35 WIB 2. Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp.A.
Bayi boleh pulang
09.38 WIB 3. Membersihkan kotoran pada daerah
genetalia bayi dan bokong bayi.
Membersihkan bayi dengan tissue basah,
09.40 WIB mengganti pempers bayi dan merapihkan
bayi.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang dan
09.43 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menyusui
bayinya walau ASInya masih sedikit. Ibu
09.55 WIB mengerti
5. Menganjurkan ibu teknik metode kanguru.
Ibu dapat melakukannya dengan dibantu suami
6. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan
09.53 WIB yang bergizi seperti sayur, buah, lauk pauk dan
jangan dipantang kecuali yang pedas dan asam
agar ASI banyak. ibu biasa makan sayur dan
09.56 WIB ikan atau tahu tempe
7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan. Ibu paham
dan berencana untuk pemberian ASI saja
8. Memberitahukan ibu mengenai tanda
bahaya pada bayi baru lahir dan
menganjurkan kepada ibu untuk segera
datang ke fasilitas kesehatan jika terdapat
tanda-tanda bahaya pada bayi seperti, bayi
tidak dapat menyusu, mengantuk atau tidak
sadar, nafas cepat (lebih dari 60 kali/
menit), merintih, tarikan dada bagian bawah,
9

tampak biru pada ujung jari tangan, kaki,


dan
10.05 WIB
bibir, kejang, badan bayi kuning, kaki dan
tangan terasa dingin, demam, tali pusat
kemerahan sampai dinding perut, mata
bayi bernanah banyak. SAP terlampir
9. Mengingatkan kembali ibu mengenai
perawatan bayi baru lahir, meliputi:
a. Mencuci tangan sebelum memegang
bayinya. b. Selalu menjaga kehangatan bayi.
c. Segera mengganti popok bayi jika
basah.
d. Menjaga kebersihan kulit bayi terutama
10.10 WIB
di daerah lipatan seperti paha, leher, dan
ketiak.
e. Tidak menyimpan benda tajam di dekat
10.15 WIB
bayi.
f. Tidak menyimpan bantal besar atau boneka
di tempat tidur bayi karena dikhawatirkan
akan menutup jalan nafas bayi.
9. Memberitahu ibu mengenai perawatan tali
pusat.
Menjadwalkan kunjungan Ulang untuk
kontrol dan diimunisasi hepatitis-b pada
tanggal 17 maret 2017
10. Melengkapi pendokumentasian

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal Pengkajian : J umat, 17 Maret 2017
Tempat Pengkajian : Poli Kebidanan RSUD Cimacan
9

Waktu pengkajian : 09.00 WIB


Pengkaji : Siti Alfiah
A. SUBJ EKTIF
1. Identitas Klien
Nama Bayi : Bayi
L Usia :7
hari
2. Riwayat Psikososial
Merasa mendapat dukungan emosional yang sangat besar
dari suami dan keluarganya, sehingga ibu tidak ada beban
apapun dalam mengurus bayinya. Ibu selalu memandikan
bayinya setiap pagi dan langsung menjemur bayinya sampai
pukul 07.30 WIB. Ketika sore hari, ibu memandikan bayinya
kembali pukul 16.00 WIB.
3. Riwayat Neonatal
Bayi ibu mulai menyusu ketika usia 1 hari karena ASI
walau awalnya ASI masi sedikit namun setelah itu ASI ibu
banyak dan lancar, ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
dan tidak rewel, bayinya menyusu kurang lebih 12 kali
lamanya 10 sampai 15 menit dalam sehari atau sampai bayi
tertidur. Tali pusat belum puput. Selain itu, bayinya buang air
kecil kurang lebih 8 kali setiap hari, warna kuning bening
dan buang air besar kurang lebih 2 sampai 3 kali setiap hari
dengan konsistensi sedikit encer, warna hijau.

B. OBJ EKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 142 kali/
menit
b. Laju nafas : 49 kali per
0
menit c. Suhu : 36,5 C
3. Pemeriksaan Antropometri
9
a. Berat badan : 2200
gram
9

b. Panjang badan : 47 cm
c. Lingkar kepala : 31
cm d. Lingkar dada :
30 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Scelra sedikit kuning, konjungtiva
Mata : merah muda
b. Terdapat mukosa, tidak terdapat bintik
Mulut : putih, reflex rooting, sucking, slowing
c. positif
Dada : Tidak terdapat tarikan dinding
d. dada
Abdomen :
Bentuk abdomen cembung, konsistensi
lembut/ supel, tidak ada pembesaran
hepar, tali pusat kering tetapi belum
e. puput, tidak ada tonjolan disekitar tali
Genetalia : pusat saat menangis, bising usus positif.
f. Bersih, sudah
Anus :
g. BAK BAB positif
Ekstremitas
:
J ari-jari kuku kemerahan, tampak kuning
dari kepala hingga ke bagian abdomen

C. ANALISA
Neonatus kurang bulan, sesuai massa kehamilan, usia 7 hari,
dengan
BBLR dan Hiperbillirubin.

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
09.10 WIB bahwa bayi tampak kuning. Ibu dan keluarga
09.13 WIB merasa khawatir
1
2. Melakukan
kolaborasi
dengan dokter
Sp.A, Advice :
1

09.17 WIB Cek darah rutin, Cek billirubin total, Direk dan
indirek
3. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa
bayinya sebaiknya dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk mengecek kadar billirubin
dalam tubuh bayi dan setelah terdapat hasil

09.20 WIB kembali ke ruang poli anak untuk melihatkan


hasil pada dokter Sp.A. Ibu dan keluarga
mengerti dan membawa bayi ke laboratorium
dan menunggu hasil
4. Memberikan asuhan sesuai dengan advice
dokter.
Hasil laboratorium, darah rutin: hemoglobin
09.25 WIB
13,2 g/ dL, hematokrit 42,3%, eritrosit 3,84
10^6/ µL, trombosit 384 10^3/ µL, leukosit 5,8
10^3/ µL, billirubin total14,3 mg/ dL, billirubin
direk 0,40 mg/ dL, billirubin indirek 13,90 mg/
dL.
09.30 WIB
5. Melakukan konsul dengan dr.Sp.A mengenai
hasil laboratorium. Advice. Rawat inap bayi,
ASI ondemand (ASI 8x10 cc/ jika bayi ingin
09.38 WIB
menyusu), hangatkan bayi, foto terapi, infuse
D10% (2,2 x 170 +
2%= 448cc / 24 = 18 sampai 19 tpm
mikro)
09.40 WIB
6. Melakukan inform consent pada ayah dan
keluarga bayi untuk rawat inap dam asuhan
yang akan diberikan. Ayah bayi setuju sebagai
pengambil keputusan dalam keluarga
7. Menganjurkan ibu dan suami
09.50 WIB
mencantumkan nomer telfon agar dapat
mudah dihubungi jika terdapat informasi yang
harus disampaikan. Suami mencantumkan
nomer telepon untuk dihubungi
8. Menganjurkan ibu untuk memompa payudara
ibu agar ASI ditampung di botol dan berikan ke
1
ruang
perawatan
bayi dengan
menempelkan
jam dan
tanggal ibu
memompa
untuk
diberikan
kepada bayi
1

sehingga bayi mendapat ASI dari ibu. Ibu


langsung
10.00 WIB
membeli pompa untuk mencoba
9. Memberikan asuhan sesuai advice dokter.
10.15 WIB
Menaruh bayi di inkubator, pasang infuse D10%
18 sampai
19tpm, menutup bagian mata bayi dan
melakukan fototheraphy.
10. Melakukan observasi pada bayi. Tanda-tanda
vital dan keadaaan umum bayi
11. Melakukan pendokumentasian

CATATAN
PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal Pengkajian : Sabtu, 18 Maret
2017
Tempat Pengkajian : Ruang Perinatalogi RSUD
Cimacan
Waktu pengkajian : 09.00
WIB Pengkaji : Siti
Alfiah A. SUBJ EKTIF
1. Identitas Klien
Nama Bayi : Bayi
L Usia :8
hari
2. Riwayat Psikososial
Merasa mendapat dukungan emosional yang sangat besar
dari suami dan keluarganya, sehingga beban ibu
memikirkan bayi sedikit berkurang. Suami selalu
mengantarkan ASI untuk bayinya ke ruang perinatalogi RSUD
Cimacan walau malam hari.
3. Riwayat Neonatal
Bayi sudah menyusu (ASI) pukul 16.00 WIB (17 maret 2017)
40cc dan pukul 18.00 WIB (18 maret 2107) per oral. BAK
positif, BAB positif
1
B. OBJ
EKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
1

2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 139 kali/ menit
b. Laju nafas : 44 kali per
0
menit c. Suhu : 36,7 C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Scelra sedikit kuning, konjungtiva
Mata : merah muda
b. Mulut : Terdapat mukosa, tidak terdapat bintik
putih, reflex rooting, sucking, slowing
positif
c. Tidak terdapat tarikan dinding
Dada : dada
d.
Abdomen : Bentuk abdomen cembung, konsistensi
lembut/ supel, tidak ada pembesaran
hepar, tali pusat kering tetapi belum puput,
tidak ada tonjolan disekitar tali pusat saat
e. menangis, bising usus positif.
Genetalia : Bersih,sudah
d.
Anus : BAK BAB positif
e.
Ekstremitas
J ari-jari kuku kemerahan, tampak kuning
:
dari kepala hingga ke abdomen.

C. ANALISA
Neonatus kurang bulan, sesuai masaa kehamilan, usia 8 hari,
dengan
BBLR dan Hiperbillirubin.

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
09.10 WIB bahwa bayi masih tampak kuning tetapi sudah
berkurang dan menunggu untuk cek
1
laboratorium
besok. Ibu
10

dan keluarga mengerti


09.15 WIB 2. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A,
Advice
:
a. ASI 8 x 15cc
b. Hangatkan.
c. Fototerapi lanjutkan

09.20 WIB d. Cairan infuse D10% 18 sampai 19tpm


mikro, sore ganti dengan Kaen Mg3 18-19 tpm
3. Memberikan asuhan sesuai dengan advice
dokter. a. Memberikan ASI 8 x 15cc. ASI sudah
diberikan
15cc (08.15 WIB)
b. Menjaga bayi tetap hangat di incubator
dan observasi TTV. Tanda-tanda vital bayi
dalam kondisi baik (09.22 WIB)
c. Fototerapi dinyalakan. Fototheraphy
sudah nyala (09. 27 WIB)
09.32 WIB d. Cairan infuse D10% 18 sampai 19tpm
mikro diganti dengan Kaen Mg3 18-19 tpm.
Terpasang Kaen Mg3 (09.29 WIB)
4. Menganjurkan ibu untuk tetap
memompa payudara ibu agar ASI ditampung
di botol dan berikan ke ruang perawatan bayi
09.35 WIB dengan menempelkan jam dan tanggal ibu
memompa untuk diberikan kepada bayi
09.40 WIB sehingga bayi mendapat ASI dari ibu. ASI
disimpan dikulkas dan diberi label
5. Melakukan observasi pada bayi. Tanda-tanda
vital dan keadaaan umum bayi
6. Melakukan pendokumentasian

CATATAN PERKEMBANGAN
10

Hari, Tanggal Pengkajian : Minggu, 19 Maret


2017
Tempat Pengkajian : Ruang Perinatalogi RSUD
Cimacan
Waktu pengkajian : 09.00
WIB Pengkaji : Siti
Alfiah A. SUBJ EKTIF
1. Identitas Klien
Nama Bayi : Bayi
L Usia :9
hari
2. Riwayat Psikososial
Merasa mendapat dukungan emosional yang sangat besar
dari suami dan keluarganya, sehingga beban ibu
memikirkan bayi sedikit berkurang. Suami selalu
mengantarkan ASI untuk bayinya ke ruang perinatalogi RSUD
Cimacan walau malam hari.

3. Riwayat Neontal
Bayi sudah menyusu (ASI) pukul 16.00 WIB (17 maret 2017)
40cc dan pukul 18.00 WIB (18 maret 2107) per oral. BAK
positif, BAB positif, infuse terpasang cairan Kaen Mg3 18-
19tpm pada pukul
16.00 WIB (18 maret
2017)

B. OBJ
EKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 138 kali/
menit
b. Laju nafas : 42 kali per
0
menit c. Suhu : 36,9 C
3. Pemeriksaan Fisik
10
a. Scelra sedikit kuning, konjungtiva
Mata : merah muda
b.
Terdapat mukosa, tidak terdapat
Mulut bintik putih, reflex rooting, sucking,
:
slowing positif
10

c. Tidak terdapat tarikan dinding


Dada : dada

d.
Abdomen : Bentuk abdomen cembung, konsistensi
lembut/ supel, tidak ada pembesaran
hepar, tali pusat kering telah puput,
tidak ada tonjolan disekitar tali pusat

e. saat menangis, tidak berbau, bising usus

Genetalia : positif.

f. Bersih, BAK
positif
Anus :
g.
BAB
Ekstremitas
positif
:

J ari-jari kuku kemerahan, tampak


sudah tidak kuning.

C. ANALISA
Neonatus kurang bulan, sesuai massa kehamilan, usia 9 hari,
dengan
BBLR dan Hiperbillirubin.

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
09.15 WIB bahwa bayi masih tampak kuning tetapi sudah
berkurang dan menunggu untuk cek
laboratorium besok. Ibu dan keluarga berharap
09.18 WIB semua dalam keadaan baik
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A,
Advice
:
a. Cek billirubin total, jika hasil baik boleh
pulang besok
b. ASI on
demand c.
10
H
a
n
g
a
t
k
a
n
.
d. Fototerapi
lanjutka
n
sampai
menung
gu
hasil
billirubi
n total
10

09.20 WIB e. Cairan infuse Kaen Mg3 18 sampai 19 tpm


lanjutkan
3. Memberikan asuhan sesuai dengan advice
dokter. a. Cek billirubin total, les sudah di
berikan kepada pihak lab dan bayi telah
diambil darah (09.20
WIB). Hasil 9,9 mg/
dL
b. ASI diberikan sesuai keinginan bayi
c. Bayi di dalam incubator dan tetap
menjaga suhu incubator bayi (09.22 WIB).
d. Fototerapi lanjutkan sampai menunggu
09.28 WIB hasil billirubin total (09.25 WIB). Hasil baik
dan fototerapi dihentikan
e. Cairan infuse Kaen Mg3 18 sampai 19
tpm lanjutkan hingga besok pulang. Infuse
09.30 WIB masih terpasang
4. Memberitahu ibu dan keluarga hasil
09.45 WIB pemeriksaan bahwa hasil billirubin total bayi
berkurang dan sekarang dalam batas normal
sehingga besok bayi sudah boleh pulang. Ibu
dan keluarga merasa senang
5. Melakukan observasi pada bayi hingga
besok.
Tanda-tanda vital dan keadaaan umum bayi
6. Melakukan pendokumentasian

CATATAN
PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal Pengkajian : Senin, 20 Maret
2017
Tempat Pengkajian : Ruang Perinatalogi RSUD
Cimacan
Waktu pengkajian : 08.00
WIB Pengkaji : Siti
Alfiah A. SUBJ EKTIF
10
1. Identitas Klien
10

Nama Bayi : Bayi


L
Usia : 10
hari
2. Riwayat Psikososial
Merasa mendapat dukungan emosional yang sangat besar
dari suami dan keluarganya, ibu dan suami mejemput bayinya
dengan senang untuk pulang
3. Riwayat Neontal
Bayi sudah menyusu (ASI) kurang lebih 8 sampai 10 kali
sehari sesuai keinginan bayi, hasil laboratorium billirubin total
9,9 mg/ dL dan sudah boleh pulang.

B. OBJ EKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 138 kali/
menit
b. Laju nafas : 42 kali per
0
menit c. Suhu : 36,9 C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Scelra sedikit kuning, konjungtiva
Mata : merah muda
b. Terdapat mukosa, tidak terdapat bintik
Mulut : putih, reflex rooting, sucking, slowing
c. positif
Dada : Tidak terdapat tarikan dinding
d. dada
Abdomen :
Bentuk abdomen cembung, konsistensi
lembut/ supel, tidak ada pembesaran
hepar, tali pusat kering telah puput,
e. tidak ada tonjolan disekitar tali pusat
Genetalia saat menangis, tidak berbau, bising usus
: positif.
10
B
e
r
s
i
h
,

B
A
K

p
o
s
i
t
i
f
10

f. Anus : BAB positif


g. J ari-jari kuku kemerahan, tampak sudah
Ekstremitas tidak kuning.
:

C. ANALISA
Neonatus kurang bulan, sesuai massa kehamilan, usia 10
hari, dengan BBLR dan Hiperbillirubin.

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
08.15 WIB bahwa bayi
masih tampak kuning tetapi sudah berkurang dan
menunggu untuk cek laboratorium besok. Ibu
08.18 WIB dan
keluarga
besok kondisi bayinya telah baik sehingga
dapat pulang
08.23 WIB 2. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A,
Advice :
08.25 WIB a. Aff infuse
b. Konseling ibu untuk perawatan bayi
dirumah c. J adawalkan kunjungan ulang
3. Memberitahu keluarga untuk
mengurus administrasi. Administrasi sudah
terselesaikan
4. Memberikan asuhan sesuai dengan advice
dokter. a. Melakukan pencabutan infuse
bayi. Infuse
terlepas (08.27 WIB)
b. Konseling ibu untuk perawatan bayi
dirumah berupa perawatan tali pusat agar
dijaga tetap bersih dan kering,
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya 2
jam sekali dan bangunkan jika bayi tertidur
11
untuk
menyu
su,dan
jangan
diberi
apapun
hingga
6
bulan,
mengg
anti
11

daleman bayi jika bayi buang air besar


atau
buang air kecil, menjemur bayi kurang dari
jam
9 pagi selama 30 menit (15 menit bagian
depan dan 15 menit bagian belakang
dengan membuka baju bayi), jika terdapat
tanda bahaya seperti bayi demam tinggi,
08.35 WIB
tidak mau menyusu, tali pusat memerah
terdapat nanah atau berbau, bayi tampak
kuning, buang air besar lebih dari 5 kali, ibu
langsung membawa bayi ke layanan
kesehatan terdekat (08.32 WIB) . Ibu
mengerti dan akan mengawasi putrinya
dengan baik
c. J adawalkan kunjungan ulang. 25 maret 2017
5. Melakukan pendokumentasian

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal Pengkajian : J umat, 24 Maret 2017
Tempat Pengkajian : RSUD
Cimacan Waktu pengkajian :
10.10 WIB Nama Pengkaji : Siti
Alfiah
A. SUBJ EKTIF
1. Identitas Klien
Nama Bayi : Bayi N
Usia : 14
hari
2. Riwayat Psikososial
Merasa mendapat dukungan emosional yang sangat besar
dari suami dan keluarganya, sehingga ibu tidak ada beban
apapun dalam mengurus bayinya.I bu selalu memandikan
bayinya setiap pagi dan langsung menjemur bayinya sampai
pukul 08.00 WIB. Ketika sore hari, ibu memandikan bayinya
kembali pukul 16.00
11
WIB.
11

3. Riwayat Neonatal
Bayi ibu mulai menyusu ketika usia 1 hari karena ASI ibu
sudah lancar, bayinya bergerak aktif dan tidak rewel, bayinya
menyusu kurang lebih 12 kali lamanya 10 sampai 15 menit
dalam sehari atau sampai bayi tertidur. Selain itu, bayinya
buang air kecil kurang lebih 8 kali setiap hari, warna kuning
bening dan buang air besar kurang lebih 3 sampai 4 kali setiap
hari dengan konsistensi sedikit encer, warna kuning kehijauan.

B. OBJ EKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-Tanda Vital
a. Laju jantung : 138 kali/ menit
b. Laju nafas : 32 kali per
0
menit c. Suhu : 36,7 C
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 2500
gram b. Panjang badan : 47
cm
c. Lingkar kepala : 31
cm d. Lingkar dada :
30 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen : Bentuk abdomen cembung,
konsistensi lembut/ supel, tidak ada
pembesaran hepar, tali pusat telah puput,
bersih, kering, tidak ada tonjolan disekitar
tali pusat saat menangis, bising usus
positif.
b. Genetalia : Bersih, sudah BAB dan BAK

c. Ektremitas : Kemerahan, bergerah aktif

C. ANALISA
11

Neonatus cukup bulan, sesuai massa kehamilan, usia 14 hari,


dengan
keadaan umum baik.
D.
PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelakan hasil pemeriksaan kepada ibu
10.25 WIB dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik.
Ibu dan keluarga merasa sangat senang
10.27 WIB 2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan.
10.30 WIB 3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjemur
bayinya dan memberika ASI dengan rutin agar
bayi tidak kuning kembali
10.35 WIB
4. Memberitahukan ibu mengenai tanda bahaya
pada bayi baru lahir dan menganjurkan kepada
ibu untuk segera datang ke fasilitas kesehatan
jika terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi
seperti, bayi tidak dapat menyusu, mengantuk
atau tidak sadar, nafas cepat (lebih dari 60 kali/
menit), merintih, tarikan dada bagian bawah,
tampak biru pada ujung jari tangan, kaki, dan
bibir, kejang, badan bayi kuning, kaki dan tangan
terasa dingin, demam, tali pusat kemerahan
10.40 WIB sampai dinding perut, mata bayi bernanah
banyak. SAP terlampir
5. Mengingatkan kembali ibu mengenai
perawatan bayi baru lahir, meliputi:
a. Mencuci tangan sebelum memegang
bayinya. b. Selalu menjaga kehangatan bayi.
c. Segera mengganti popok bayi jika basah.
d. Menjaga kebersihan kulit bayi terutama
di daerah lipatan seperti paha, leher, dan ketiak.
e. Tidak menyimpan benda tajam di dekat bayi.
f. Tidak menyimpan bantal besar atau boneka
di
11

tempat tidur bayi karena dikhawatirkan


akan
menutup jalan nafas bayi.
10.48 WIB
Ibu dapat mengerti dan
bertanya
6. Melengkapi Pendokumentasian
BAB V
PEMBAHASAN

A. Data Subjektif

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah diperoleh. Ny. N


mengatakan datang dirujuk dari puskesmas karena tekanan
darah tinggi dan merasa mulas-mulas.
Kehamilan tersebut merupakan kehamilan ketiga bagi ibu, ibu
dan suami merasa senang atas kehamilan anak ke tiga
ini. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah
tinggi sebelumnya, baik saat tidak hamil ataupun sedang
hamil. Ibu mengatakan tekanan darah saat diperiksa di
puskesmas yaitu
160/ 110mmHg dan protein urine positif 2, tetapi ibu tidak
merasakan nyeri kepala, tidak merasa nyeri ulu hati, dan merasa
penglihatannya masih seperti biasanya. Menurut teori salah satu
tanda preeclampsia berat yaitu tekanan darah sistolik ≥160
mmHg dan diastolik ≥110 mmHg. Proteinuria > 2.0 gram dalam
24 jam (dengan reagen 2+ atau
3+), muncul pertama kali selama kehamilan dan menurun
9
setelah persalinan .

Saat ini ibu mengeluh terasa mules lebih sering dari pada
mules yang dirasakan dirumah kemarin. Menurut teori salah
satu tanda gejala premature kontraksi yaitu terdapat kontraksi
1
lima atau lebih kontraksi uterus dalam satu jam .

B. Data Objektif

Ketika ibu datang ke Poli Kandungan RSUD Cimacan, ibu


belum dilakukan penanganan awal di puskesmas. Berdasarkan
hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, keadaan umum ibu tampak
baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 150/ 100
mmHg, nadi
110
11

84x/ menit, respirasi 21x/ menit, suhu 36,7ºC. Hasil nadi


respirasi
dalam batas normal, tetapi ibu mengalami
hipertensi.
Hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, wajah tidak
oedem, konjungtiva merah muda sclera putih, tidak terdapat
pembesaran kelenjar thyroid, tidak terdapat bembesaran
pembuluh limfe, dan tidak terdapat peningkatan vena jugularis.
pada abdomen tidak terdapat bekas luka, tinggi Fundus Uteri
(TFU) 29cm, teraba bokong di fundus, bagian sejajar dengan
sumbu ibu kanan (puka), bagian terendah kepala, sudah
masuk PAP konvergen, Denyut J antung J anin (DJ J )
138x/ menit, Reguler (R), HIS 2 kali 10 menit 15 detik
dengan intensitas kuat. Kandung kemih kosong. Menurut teori
salah satu tanda gejala premature kontraksi yaitu terdapat
1
kontraksi lima atau lebih kontraksi uterus dalam satu jam .

Pemeriksaan ekstremitas bagian bawah terdapat oedem pada


kaki kanan dan kiri, tidak ada varices, kuku merah muda, refleks
patella positif. Menurut jurnal pembengkakan (edema)
khususnya di wajah dan tangan merupakan tanda gejala
preeclampsia berat tetapi pada ibu dengan hamil normal juga
dapat terjadi sehingga tanda gejala oedem bukan merupakan
8
suatu tanda gejala yang signifikan .

Data penunjang dilakukan dengan pengambilan sample


urine untuk mengetahui protein dalam urine dan hasilnya
pada pemeriksaan protein urine positif 3. Menurun teori
proteinuria lebih
2.0 gram dalam 24 jam (dengan reagen 2+ atau 3+), muncul
9
pertama kali selama kehamilan dan menurun setelah persalinan .

C. Analisa

Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka


dapat ditegakkan analisa “ Ny.N, 33 tahun, G3P 2A0, Usia
11
kehamilan 35 minggu 2 hari, dengan PEB dan premature
kontraksi, J anin tunggal, hidup, presentasi kepala. Keadaan ibu
dan janin baik”.
11

D. Penatalaksanaan

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif


serta analisa yang telah dibuat, maka disusunlah
penatalaksanaan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Penatalaksanaan pertama yang dilakukan adalah menjelaskan
hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan janin saat ini
dalam keadaan baik tetapi tekanan darah ibu tinggi, terdapat
protein dalam air pipis ibu yang merupakan tanda gejala
keracunan kehamilan (preeclampsia berat), dan terdapat
kontraksi yang belum saatnya pada usia kehamilan ibu
(premature kontraksi) sehingga ibu harus di rawat untuk
dilakukan observasi oleh tenaga kesehatan untuk mencegah
terjadinya kejang dan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kepada
janin yang dikandungan ibu. Menurut teori salah satu komplikasi
pada ibu dengan preeclampsia berat yaitu kurangnya aliran darah
ke plasenta sehingga bayi akan kekurangan oksigen dan nutrisi
yang akan menyebabkan berat badan lahir rendah, atau kelahiran
5
prematuritas . Menurut teori kelahiran bayi premature
11
merupakan faktor resiko ibu dengan preeclampsia/ hipertensi ,
dan menurut teori kelahiran premature dapat menyebabkan
ganggu kesehatan bagi bayinya seperti termoregulator, masalah
paru, gastrointestinal, hati, ginjal, gangguan aliran darah
13
(tedensi) dan dapat menyebabkan kematian .
Memberitahu ibu bahwa ibu akan dilakukan pemeriksaan
USG untuk mengetahui dan memastikan keadaan dalam janinnya
dan menganjurkan ibu untuk mengecek urine ulang untuk
memastikaan keadaan ibu. Menurut teori, kadar protein dalam
urine pada preeclampsia berat yaitu >2.0 gram dalam 24 jam
(dengan reagen 2+ atau 3+), muncul pertama kali selama
kehamilan dan menurun setelah
11

persalinan.
Pada pemeriksaan objektif didapat kondisi hipertensi dan
proteinurine positif 3, dan terdapat kontraksi regular 2 kali 10
menit lamanya 15 detik dengan intensitas kuat sehingga ibu
dilakukan penanganan protap pada pasien dengan preeclampsia
berat dan premature kontraksi dengan pemberian MgSO4
sebagai anti kejang dan mengurangi terjadinya kontraksi dengan
melakukan pemeriksaan syarat pemberian MgSO4. Menurut
teori syarat pemberian MgSO4 yaitu tersedia Ca Glukonas 10%,
9
ada refleks patella, jumlah urine minimal 0,5 ml/ kg BB/ jam .
sehingga ibu dilakukan pemasangan dower cateter (selang
pipis) untuk memeriksa cairan yang masuk dan keluar dan untuk
mengetahui apakah air pipis ibu sesuai dengan syarat
pemberian MgSO4 atau tidak.
Setelah hasil pemeriksaan ektremitas bawah ibu refleks
patella positif, respirasi 21 x/ menit di data objektif, urine 100cc
dan terdapat antidotum calcium glukonas. Sehingga ibu
dilakukan pemasangan infuse dan diberikan MgSO4 4g dengan
100 ml RL (loading dose) habis dalam 15 menit. Setelah habis
diganti dengan 500ml RL drip dengan MgSO4 40% 1 klafon
(25ml/ 5g) / 10 g MgSO4 20% 20 tpm (maintenance). Menurut
teori cara pemberian MgSO4 dosis awal 4 g MgSO4 (10 ml
larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10ml aquabides
intravena 20 menit, jikan akses intravena sulit, berikan
masing-masing 5g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%)
intramuscular di bikong kiri dan kanan. Sambil menunggu
rujukan, mulai dosis rumatan 6g MgSO4 dalam 6 jam sesuai
prosedur dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/ Ringger Asetat,
lalu berikan intravena dengan cepatan 28 tetes/ menit selama 6
jam, dan diulangi hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang
9
berakhir (bila eklampsia) .
MgSO4 merupakah Kristal kecil yang digunakan sebagai
antikonvulsan, katarsis, dan elektrolit yang menggantikan teknik
pre-
11

eklampsia dan eklampsia. Hal ini menyebabkan


penghambatan
langsung potensial aksi pada sel otot miometrium. Eksitasi
dan kontraksi tidak beraturan, yang menurunkan frekuensi dan
16
kekuatan kontraksi .
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa MgSO4 lebih unggul dari fenitoin dan diazepam atau
koktail litik lainnya untuk pencegahan kejang. Uji coba
menemukan bahwa MgSO4 lebih unggul dari phenytoin dan
diazepam dalam pencegahan kejang berulang dan kematian ibu
dan perinatal. Pemberian MgSO4 biasanya adalah intravena.
Pemberian secara intravena adalah metode yang banyak
digunakan, karena pemberian secara intramuskular sangat
menyakitkan dan terkadang dapat menyebabkan pembentukan
abses gluteal. Pemberian lidokain di area suntukan bisa
mengurangi ketidaknyamanan. Pemberian secara intramuscular
dilakukan jika tidak memungkinnya dilakukan secara intravena,
seperti kurangnya akses intravena, tidak tersedianya pompa
infus, atau selama transportasi pasien.
Karena tensi ibu masih tinggi maka diberikan dopamet
(methyldopa) 3x 250 mg. Menurut teori, ibu dengan hipertensi
berat selama kehamilan perlu mendapat terapi antihipertensi,
pemberian jenis antihipertensi didasarkan pada dokter dan
ketersediaan obat. Beberapa jenis antihipertensi yang dapat
digunakan misalnya nifedipine 4 x 10-30 mg per oral (short
acting) atau 1x 20-30 mg per oral (long acting/ adalat OROS®),
nikardipin 5 mg/ jam, dapat dititrasi
2,5 mg/ jam tiap 5 menit hingga maksimum 10 mg/ jam,
atau methyldopa 2 x 250-500 mg per oral (dosis
9
maksimum 2000 mg/ hari) .

Setelah itu dilakukan pengecekan darah. Cek lab lengkap,


HbSAG non reaktif, SGOT 15,8 U/ L, SGPT 15,6 U/ L, ureum
15,0 mg/ dL, kreatinin 0,61 mg/ dL, berdasarkan pemeriksaan
11
SGOT, SGPT, ureum dalam batas normal, tetapi kreatinin lebih
rendah dari batas normal.
11

Menurut teori pada pasien preeclampsia berat dilakukan


pemeriksaan
penunjang berupa Pemeriksaan penunjang tambahan yatu
hitung darah perifer lengkap (DPL), Golongan darah ABO,
Rh, dan uji percobaan silang, Fungsi hati (LDH, SGOT,
SGPT), Fungsi ginjal (ureum, kreatinin, serum), Profil koagulasi
(PT, APTT, fibrinogen), dan USG (terutama jika ada indikasi
9
gawat janin/ pertumbuhan janin terhambat) .

Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan, menurut


teori faktor resiko dari preeclampsia merupakan kelahiran
11
premature . sehingga ibu dianjurkan untuk mempersiapkan baju-
baju ibu dan bayi, kain, pembalut dan yang lainnya.
Memberitahu tanda bahaya kehamilan seperti keluar air-air dari
jalan lahir, mules lima menit sekali, keluar lendir darah dari jalan
lahir, nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati, dan penglihatan kabur.
Menurut teori yang ditulis Anik Maryunani komplikasi
preeclampsia berat yaitu terjadinya eklampsia (preeclampsia
dengan kejang). Gejala yang menunjukkan akan terjadinya
eklamisa adalah nyeri perut kanan atas, sakit kepala parah,
masalah penglihatan dan perubahan status mental
seperti penururnan kewaspadaan. Karena eklamsia dapat
memiliki konsekuensi serius bagi ibu dan janin sehingga
penanganan preeklamsia harus segera ditangani sehingga
11
eklamsia dapat terhindari . oleh karena itu ibu dibertahui tanda
bahaya kehamilan agar ibu dapat memberitahu petugas
kesehatan jika terjadi hal tersebut dan mencegah terjadinya
eklampsia yang mengancam jiwa ibu dan janin dalam
kandungannya.

Melakukan observasi. Tanda-danda vital ibu, DJ J , tanda-


tanda keracunan pada ibu. Menurut teori pemberian MgSO4
dilakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, refleks patella, dan jumlah
urine. Bila frekuensi pernafasan < 16x/ menit, dan atau tidak
didapatkan refleks tendon
11

patella, dan atau terdapat oliguria (produksi urine <0,5 ml/ kg BB/
jam),
segera hentikan pemberian MgSO4. J ika terjadi depresi nafas,
berikan
Ca glukonas 1 g IV (10 ml larutan 10%) bolus dalam 10
9
menit .
Pada tanggal 9 Maret 2017 ibu merasakan mulesnya
semakin jarang pada pemeriksaan HIS 1 kali 10 menit
lamanya 10 detik dengan intensitas lemah, menurut teori
MgSO4 merupakah Kristal kecil yang digunakan sebagai
antikonvulsan, katarsis, dan elektrolit yang menggantikan teknik
pre-eklampsia dan eklampsia. Hal ini menyebabkan
penghambatan langsung potensial aksi pada sel otot
miometrium. Eksitasi dan kontraksi tidak beraturan, yang
16
menurunkan frekuensi dan kekuatan kontraksi .

Pada tanggal 10 maret 2017 ibu merasakan mules-mules


kembali tetapi masih jarang dan sedikit pusing. Pada pukul
15.00 WIB (9 maret 2017) dilakukan pemeriksaan dalam dan
terdapat pembukaan 1 jari sempit dan konsul pada dokter Sp.Og
pukul 15.38 (9 maret 2017) advice dokter futiha, Sp.OG
dilakukan terminasi kehamilan, infuse D5% + oxytosin 5 IU 16
tpm (labu ke-1), pukul 16.15 masuk drip oxytosin tetesan terus
bertambah hingga 40tpm, 5IU + D5% (labu ke-
2), labu ke dua diganti dengan RL kosong. Menurut teori
terminasi dianjurkan pada ibu dengan preeklasia berat, dimana
janin sudah viable namun usia kehamilan belum
mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan dianjurkan,
asalkan tidak terdapat kontraindikasi (lihat algoritma di bawah).
Lakukan pengawasan ketat.
11

Gambar 5.1 Algoritma Manajemen Ekspektatif


Tanggal 10 maret 2017 melakukan konsul pada dr. Sp.OG
pukul
09.18 WIB bahwa setelah dilakukan induksi 2 labu masih belum
ada kemajuan persalinan. Adivice, beritahu keluarga dan inform
consent untuk dilakukan section caesarea karena tidak ada
kemajuan setelah dua kali di rangsang, Cek urine dan Cek darah
lengkap. Menurut teori yang induksi persalinan antisipasi
tindakan tersebut jika tidak menunjukkan kemanjuan persalinan
13
yaitu dengan seksio sesarea . Menurut teori section caesarea
adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus. Indikasi section caesarea
bisa indikasi absolute atau relative. Setiap keadaan yang
membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana
merupakan indikasi absolute untuk section abdominal.
Diantaranya adalah kesempitan panggul yang sangat berat dan
neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi
relative,
12

kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan


adalah
sedemikian rupa sehingga kelahiran section caesarea akan
15
lebih aman bagi ibu, anak ataupun keduanya . oleh karena
itu karena sudah dilakukan terminasi lewat drip oksitosin namun
tidak terdapat kemajuan persalinan sehingga dilakukan section
caesarea untuk kesejahteraan ibu dan janin.
Memberitahu keluarga dan inform consent untuk dilakukan
Sectio Caesaria dan melakukan skine test cefotaxime pada
lengan kanan secara IC 0,05 ml pukul 13.30 WIB. hasil negative
alergi, pada pukul
13.55 WIB diberikan cefotaxime 1,0 g secara IV bolus. Menurut
teori cefotaxime adalah antibiotik sefalosporin generasi ketiga.
Seperti sefalosporin generasi ketiga lainnya, ia memiliki aktivitas
spektrum yang luas terhadap bakteri Gram positif dan
16
Gram negatif . Pemberian cefotaxime 1 g IV atau IM sebagai
dosis tunggal dalam 30 sampai 90 menit sebelum sayatan bedah.
Untuk operasi caesar, 1 g IV atau IM segera setelah tali pusar
dijepit, maka 1 g IV atau IM setiap
6 jam untuk 2 dosis lagi. Pedoman praktik klinis menyarankan 1 g
IV, atau untuk pasien obesitas, 2 g IV dalam 60 menit sebelum
sayatan bedah. Pengurangan intraoperatif 3 jam dari dosis
pra operasi pertama dan durasi profilaksis kurang dari 24 jam
disarankan oleh pedoman praktik klinis. Cefotaxime disetujui
FDA untuk prosedur operasi yang dapat diklasifikasikan sebagai
terkontaminasi atau berpotensi terkontaminasi (mis.,
Histerektomi perut atau vagina, operasi saluran pencernaan
17
dan genitourinaria) .
Pada tanggal 11 maret 2017 dilakukan pemeriksaan protein
urine pasca melahirkan dengan hasil positif 1, menurut teori
yang ditulis pada ibu dengan preeclampsia berat Proteinuria > 2.0
gram dalam 24 jam (dengan reagen 2+ atau 3+), muncul
pertama kali selama kehamilan dan menurun setelah
9
persalinan .
12

E. Faktor Penunjang

1. Faktor Pendukung

Selama memberikan asuhan kepada Ny. N dengan


Preeklampsia Berat dan Premature Kontraksi, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak yang ada di rumah
sakit seperti bidan. Penulis diberikan kepercayaan untuk
memberikan asuhan, dibimbing, diberi pengetahuan serta
saran yang membangun dari CI ruangan. Penulis pun merasa
terbantu oleh petugas rekam medik dan administrasi
ruangan dalam memperoleh data rumah sakit.
Ny. N, suami dan keluarga selaku klien sangat kooperatif
sehingga memudahkan penulis untuk menggali
permasalahan melalui pengkajian dan pemeriksaan fisik.
Asuhan yang diberikan bisa sesuai dengan kebutuhan serta
dapat diterima dengan baik oleh klien.

2. Faktor Penghambat
Penulis merasa kesulitan mendapatkan sumber teori yang
dibutuhkan karena buku-buku mengenai protap terbaru
preeclampsia berat dan teori-teori Premature Kontraksi
sangat jarang ditemui.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. N usia


33 tahun G3P2A0 dengan preeclampsia berat dan premature
kontraksi berupa pengumpulan data subjektif, pemeriksaan fisik
dan data penunjang untuk memperoleh data objektif,
menentukan analisa untuk mengetahui masalah yang terjadi
pada pasien serta penatalaksanaan yang telah diberikan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Data subjektif yang didapat ialah Ny. N Ibu datang rujukan
dari puskesmas karena tekanan darah ibu tinggi dan
mengeluh mules- mules. Hari pertama haid terakhir 03 juli
2016.
2. Data objektif yang didapat dari tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum tampak baik, tekanan
darah 150/ 100 mmHg. Palpasi abdomen dilakukan, Tidak
terdapat bekas luka, tinggi Fundus Uteri (TFU) 29cm, teraba
bokong di fundus, bagian sejajar dengan sumbu ibu kanan
(puka), bagian terendah kepala, sudah masuk PAP
konvergen, Denyut J antung J anin (DJ J )
138x/ menit, Reguler (R), HIS 2 kali dalam 10 menit lamanya
15 detik dengan intensitas kuat. Genetalia Pemeriksaan dalam
belum ada pembukaan. Ekstremitas bawah sebelah kanan
dan kiri Terdapat oedem pada kaki kanan dan kiri, refleks
patella positif.
3. Analisa yang ditegakkan adalah Ny.N, 33 tahun, G3P 2A0,
Usia kehamilan 35 minggu 2 hari, dengan PEB dan premature
kontraksi, J anin tunggal, hidup, presentasi kepala. Keadaan
ibu dan janin baik.
4. Asuhan yang diberikan pada ibu dengan preeclampsia berat
dan premature kontraksi yaitu Menjelaskan hasil
pemeriksaan,

120
12

proteinurine +3, dan terdapat kontraksi regular 2 kali


dalam 10
menit lamanya 15 detik denan intensitas kuat, sehingga
ibu dilakukan penanganan protap pada pasien dengan
preeclampsia berat dan premature kontraksi dengan
pemberian MgSO4, memeriksa syarat pemberian MgSO4,
dilakukan pemasangan infuse dan diberikan MgSO4 4g
dengan 100 ml RL (loading dose) habis dalam 15 menit. Setelah
habis diganti dengan 500ml RL drip dengan MgSO4 40% 1 klafon
25
(25ml/ 5g) / 10 g MgSO4 20% 20 tpm (maintenance). Karena
tensi ibu masih tinggi maka diberikan dopamet (methyldopa) 3x
250 mg.

5. Penulis dapat menegtahui faktor pendukung dan penghambat


baik dari pihak rumah sakit maupun dari klien dan keluarga.

a. Faktor
pendukung

1) Mudah mendapatkan informasi dan data yang


dibutuhkan penulis dari pasien maupun pihak rumah
sakit.

2) Petugas rumah sakit yaitu bidan dan bagian administrasi


ataupun rekam medis selalu bersedia memberikan
bimbingan, saran dan dapat bekerja sama dengan baik.

b. Faktor
penghambat

1) Penulis merasa kesulitan mendapatkan sumber teori


yang dibutuhkan karena teori terbaru tentang protap
preeclampsia berat dan teori-teori premature kontraksi
sangat jarang.

B. Saran

Saran yang diberikan ditujukan untuk :


12
1. Lahan Praktik

121
12

Mempertahankan kualintas agar masyarakat mempercayai


dan
mengakui kinerja RSUD Cimacan yang sesuai
standar.
2. Bidan

Bidan dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh dari


berbagai pengalaman untuk asuhan kebidanan yang sesuai
kewenangan dan dapat menjaga nama baik bidan dimata pasien
.

3. Klien dan Keluarga

Klien dan keluarga mampu mengetahui resiko tinggi


pada kehamilan dan merencanakan metode konsepsi yang
akan digunakan untuk mengakhiri kehamilan.
12
122
DAFTAR PUSTAKA

1. American Pregnancy Assosiation.


Preeclampsia.
American: American Pregnancy Association; 2017.
[diakses pada tanggal 12 April 2017]

2. Data Register Pasien Alamanda RSUD Cimacan.


Cimacan: RSUD Cimacan; 2016.

3. Kementerian Kesehatan RI. Info Datin Pusat Data


dan Informasi Kementerian kesehatan RI. J akarta
Selatan: Kementerian Kesehatan RI; 2014. [diakses pada
tanggal 18
April 2017]

4. Departemen Kesehatan Provinsi J awa Barat.


Profil Kesehatan Provinsi J awa Barat. Bandung : Dinas
Kesehatan Provinsi J awa Barat; 2013. [diakses pada
tanggal 18 April
2017]

5. Saifudin, Abdul Bari dkk. Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. J
akarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjho;
2013. h.533.

6. Departemen Kesehatan Provinsi J awa Barat.


Profil
Kesehatan Provinsi J awa Barat. Bandung : Dinas
Kesehatan
Provinsi J awa Barat; 2014. [diakses pada tanggal 06 J
uni
2017]

7. Molika, ewa. Tanya J awab Seputar Kehamilan &


Melahirkan.
J akarta: vicosta; 2015 h.51.

8. Mayovclinic. Diseases And Conditions Preeklamsia.


Florida : Mayo Foundation for Education and
Research; 2014. [diakses pada tanggal 12 April 2017]

9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku


Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. J akarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2013.

10. Gupte S, Wagh G. Preeclamsia-Eclamsia. India: ncbi;


2014. [diakses pada tanggal 11 April 2017]

11. Maryunani, anik. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal


dan
Neonatal. J akarta: TIM; 2013. h.166.

12. Gibbs, Ronald S, dkk. Danforth’s obstetric and


gynecology.
Philadelphia: Lippincott Williams & wilkins, a wolters
kluwer business; 2008.
13. Manuaba, IBG. Pengantar Kuliah Obstetri. J akata:
EGC;
2007.

14. Saifudin, abdul bari. Ilmu Bedah Kebidanan. J akarta.:


PT Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo; 2011.

15. OxornH, forte WR. Ilmu kebidanan patalogi &


fisiologi persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia
Medica; 2010.

16. Canadian Institutes of Health Research.


Drugbank categories. Kanada: Drugbank 2015. [ http
: / / www . drugbank . ca / categories / DBCAT000759 #
drugs diakses tanggal 2 April 2017 pukul 11.20 WIB]

17. PDR. Comprehensive Reference and Comparison;


2015. [http:/ / www.pdr.net/ drug-summary/ Claforan-
cefotaxime-
2858

diakses tanggal 5 April 2017 pukul 20.15WIB]

18. Wolters Klower Health, dkk. America: drug; 2015.


[www.drug.com diakses tanggal 10 Mei 2017 pukul
10.25
WIB]

19. ASFS .American society of health-system pharmacists,


inc. disclaimer. Patient medication information. 2017.
20. Continuing Profesiona Development; 2015
[www.mims.com
diakes tanggal 22 Mei 2017 pukul 14.00 WIB]

21. Walyani, Elisabeth Siwi dan Endang Purwoastuti.Asuhan


kebidanan persalinan&bayi baru lahir. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press; 2015.h. 169-171

22. SimkinP, wahlleyJ , kepplerA. Panduan Lengkap


Kehamilan, Melahirkan & Bayi. J akarta : arcan; 2007.

23. WidanM, Hidayat A. Dokumentasi kebidanan. J


akarta: Salemba; 2008. h.2.

24. Daymon, Christine. Metode-Metode Riset dan Marketing


Communications. Yogyakarta: Mizan Media Utama;
2008. h.119.

25. Lusiana, novia, dkk. Buku Ajar Metodologi


Penelitian
Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish; 2015.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

Bl.MBINGAN LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA)

Nama : Siti Alfiah


NIM : Pl7324214075
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. N Usia 33 Tahun
dengan Preeklampsia Berat dan Premature Kontraksi di
Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan Kabupaten
Cianjur
Pembimbing : Dedes Fitria, M.Keb

Tanda tan an
Bari/ Materi yang Saran/
No Tanggal Dibabas Rekomendasi Mahasiswa Pembimbing

1. Rabu,
08-03-2017
Mengajukan
judul
ACC
<
I

Siti Alfiah

Jumat,
2.
17-03-2017
BAB IV Perbaiki BAB IV

Siti Alfiah

Rabu,
3. BAB Perbaiki BAB
22-03-2017 IV
��

Siti Alfiah

Selasa, Perbaikan BAB


4. 28-03-2017 BAB IV �
Siti Alfiah
Perbaikan BAB
IVdan
Kamis, pembuatan
5. 06-04-2017 BAB laporan BAB I, �
BAB II, dan
BAB III Siti Alfiah
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKHm (LTA)

6.

�r;js�
BAB I, BAB Perbaikan, BAB
Rabu,
12-04-2017
II, BAB III I, BAB II, BAB 1/J�·
danBAB IV III, BAB IV Detles Fitria,
Siti Alfiah M.Keb

Perbaiki BAB I,

£�
BAB II, BAB
BABI,BAB
III, BAB IV dan
7. Jumat, II, BAB III �·
21-04-2017 membuat laporan
danBAB IV
BAB Vdan BAB
VI Sjti Alfiah M.Keb

ACCBAB I,
BAB II, BAB

8.
Rabu,
10-05-2017
III BAB IV,
BAB Vdan
BAB III, dan
Perbaikan BAB
;;:};:.
II, BAB IV, �a,
BAB VI
BAB V, BAB VI Siti Alfiah M.Keb

Perbaikan BAB
BAB II, BAB
II, BAB IV, f,
9. Kamis, IV, BAB V �
18-05-2017 BAB Vdan �
danBABVI Dedes Fitria,
BAB VI
Siti Alfiah M.Keb

Perbaikan BAB
BAB II, BAB f'
II, BAB IV, �·
10. Rabu, IV,BAB V
24-05-2017 BAB Vdan
danBAB VI ��
BAB VI M.Keb
Siti Alfiah

2!!:.
Perbaikan BAB
BAB II, BAB
Senin, II, BAB IV,
11. IV,BAB V
05-06-2017 BABVdan �
danBAB VI
BAB VI
Siti Alfiah M.Keb
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKHIR

ACCBAB n,
12. BAB IV, dan
BAB II, BAB BAB V, BAB
Rabu,
IV,BAB V VI, membuat
�-
07-06-2017 danBAB VI lapiran-lampiran
dan laporan
Abstrak Siti Alfiah

13.
Kamis,

08-06-2017
Abstrak
Perbaikan
Abstrak
;fh-· Dede Fitria,
Siti Alfiah M.Keb

D!!
Selasa, ACC
14. Abstrak �-
13-06-2017 Abstrak
Siti Alfiah M.Keb
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKHIR PASCA

Nama : Siti Alfiah


NIM : P17324214075
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. N Usia 33 Tahon
dengan Preeklampsia Berat dan Premature Kontraksi di
Ruang Nifas (Alamanda) RSUD Cimacan Kabupaten
Cianjur
Penguji I : Pudji Suryani S.KP, MKM
Penguji II : Juariab, M.Keb
Pengujiill : Dedes Fitria, M.Keb

Tanda tan an
Bari/ Materi yang Saran/
No Tanggal Dibabas Rekomendasi Mahasiswa Penguji

Kamis, Sistematika

:;Y
1. ACC
13-07-2017 Penulisan

Siti Alfiah

Abstrak, Latar
belakang,

t
Kamis, sistematika
2. ACC
13-07-2017 penulisan,
BABV,
daftar pustaka Pudji Suryani
Siti Alfiah S.KP,MKM

Abstrak, Latar

3.
Jumat,
14-07-2017
belakang,
Fisiologi IDS,
Sistematika
ACC (
Penulisan •
Siti Alfiah Juariah, M.Keb
Lampiran 2

Lembar
Observasi

Pukul Tekanan Darah Nadi Respirasi Suhu Kontraksi Denyut J antung J anin Pembukaan
15.40 82x/ men 36,2º
140/ 90 mmHg 22x/ menit 2x10’x10” 149x/ menit 1cm
WIB it C
16.10 86x/ men 36,0º
130/ 90 mmHg 21x/ menit 2x10’x10” 135x/ menit -
WIB it C
16.40 83x/ men 36,0º
130/ 80 mmHg 24x/ menit 2x10’x10” 138x/ menit -
WIB it C
17.10 82x/ men 36,1º
130/ 80 mmHg 22x/ menit 2x10’x10” 139x/ menit -
WIB it C
17.40 84x/ men 36,1º
140/ 80 mmHg 22x/ menit 2x10’x10” 143x/ menit -
WIB it C
18.10 84x/ men 36,0º
130/ 90 mmHg 23x/ menit 2x10’x10” 133x/ menit -
WIB it C
18.40 85x/ men 36,2º
130/ 90 mmHg 21x/ menit 2x10’x10” 142x/ menit -
WIB it C
19.10 80x/ men 36,1º
140/ 90 mmHg 25x/ menit 2x10’x10 132x/ menit -
WIB it C
19.40 81x/ men 36,0º
130/ 90 mmHg 24x/ menit 2x10’x10 128x/ menit 1cm
WIB it C
20.10 84x/ men 36,0º
130/ 90 mmHg 26x/ menit 2x10’x10 130x/ menit -
WIB it C
20.40 86x/ men 36,1º
130/ 90 mmHg 27x/ menit 2x10’x10 128x/ menit -
WIB it C
21.10 84x/ men 36,1º
130/ 80 mmHg 23x/ menit 2x10’x10 126x/ menit -
WIB it C
21. 40 82x/ men 36,0º
130/ 80 mmHg 22x/ menit 2x10’x10 137x/ menit -
WIB it C
22.10 80x/ men 35,8º
140/ 80 mmHg 25x/ menit 2x10’x10 132x/ menit -
WIB it C
22. 40 81x/ men 36,0º
130/ 80 mmHg 24x/ menit 2x10’x10 135x/ menit -
WIB it C
23.10 81x/ men 35,9º
130/ 90 mmHg 24x/ menit 2x10’x10 145x/ menit -
WIB it C
23.40 83x/ men 36,1º
130/ 90 mmHg 23x/ menit 2x10’x10 138x/ menit 2cm
WIB it C
00.0 82x/ men 36,1º
130/ 80 mmHg 26x/ menit 2x10’x10 143x/ menit -
WIB it C
00.40 82x/ men 36,0º
140/ 80 mmHg 24x/ menit 2x10’x10 137x/ menit -
WIB it C
01. 10 81x/ men
130/ 90 mmHg 22x/ menit 360ºC 2x10’x10 134x/ menit -
WIB it
01.40 83x/ men 36,3º
130/ 90 mmHg 25x/ menit 2x10’x10 136x/ menit -
WIB it C
Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PokokBahasan : Kontrasepsi pada Pasangan Usia
Subur

(Keluarga Berencana)

Sub PokokBahasan : Pemilihan Metode Kontrasepsi J angka

Panjang Pasca Persalinan

Penyuluh : Mahasiswa Kebidanan Bogor Poltekkes

Kemenkes Bandung

Hari/ Tanggal : J umat/ 24 Maret 2017

Waktu : 10.05 WIB – WIB 10.20

(15Menit) Sasaran : Ny. N

Tempat : RSUD Cimacan

I. Tujuan instruksional umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasangan


usia subur dapat memahami alat kontrasepsi dan
memilih alat kontrasepsi pasca persalinan.

II. Tujuan Instruksional Khusus

1. Menjelaskan pengertian KB pasca


bersalin

2. Menyebutkan keuntungan KB pasca


persalinan

3. Menyebutkan macam-macam metode


kontrasepsi
J angka
Panjang
4. Menjelaskan indikasi, kontraindikasi
metode kontrasepsi jangka panjang.

III. Materi

Terlampir

IV. Metode

1. Diskusi

2. Tanya J awab

V. Media danAlat

1. Leaflet

VI. KegiatanPenyuluhan

No Waktu KegiatanPenyuluhan
1 Pembukaan - Memberisalam pembuka
(5 menit) - Menyampaikan tujuan
pertemuan
- Review pengetahuan Ny. N
2 Pengembangan - Menjelaskan pengertian KB
Materi pasca bersalin
(7 menit) - Menyebutkan keuntungan KB
pasca persalinan
- Menyebutkan macam-macam
metode kontrasepsi jangka
panjang pasca persalinan
- Menjelaskan indikasi,
kontraindikasi metode
kontrasepsi jangka panjang
3 Penutup - Melakukan evaluasi
(3 menit) - Menyampaikan kesimpulan
- Menutup dengan salam.

VII. Evaluasi

1. SebutkankeuntunganKB
pascapersalinan?

2. Sebutkandanjelaskanmacam-
macam
KBjangkapanjang?

3. Sebutkanyang KB jangkapanjang yang


permanen?

4. Sebutkankriteriapemakaian KB

jangkapanjang? VIII. DaftarPustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. J


akarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Affandi, Biran. 2011. Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kontrasepsi. J akarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Speroff, Leon dan Philip Darney. 2003. Pedoman


Klinis
Kontrasepsi. J akarta:
EGC.
METODE KONTRASEPSI J ANGKA PANJ ANG PASCA

MELAHIRKAN A. Pengertian KB pasca bersalin

Pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi langsung


sesudah melahirkan sampai 6 minggu/ 42 hari sesudah
melahirkan. Prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang
digunakan tidak mengganggu produksi ASI.

B. Menyebutkan keuntungan KB pasca persalinan

1. Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak


terlalu rapat (minimal 2 tahun setelah melahirkan)

2. Mencegah kehamilan yang tidak


diinginkan

3. Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan


balita

4. Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk


dirinya sendiri, anak dan keluarga

C. Macam-macammetodekontrasepsijangkapanjang

1. AKDR

AKDR merupakan alat kontrasepsi dalam rahim,


yang memiliki sambungan ke serviks berupa untaian
benang. Benang-benang ini memudahkan pelepasan alat
kontrasepsi dan memungkinkan seorang wanita
memeriksa dirinya secara berkala untuk memastikan
apakah AKDR tetap di tempat, dan memungkinkan seorang
wanita memeriksa dirinya secara berkala untuk
memastikan apakah AKDR tetap di tempat, dan
memungkinkan pemeriksa dengan cepat mengidentifikasi
keberadaan AKDR.
Walaupun alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
digunakan oleh kurang dari satu persen wanita berisiko
hamil di Amerika serikat, jenis ini merupakan
kontrasepsi reversible paling banyak digunakan di
seluruh dunia. Alat kontrasepsi ini menggunakan berbagai
bahan dengan bentuk beragam. Biasanya bahan dasar
alat kontrasepsi tersebut adalah polietilen, suatu plastic
elastis. Bahan dasar alat kontrasepsi haruslah tidak
menyebabkan inflamasi pada uterus yang normal,
merupakan alat yang flekisibel saat dimasukkan dan
dilepas, serta mampu mempertahankan “ingatannya”
sehingga alat kontrasepsi tersebut dapat kembali
terbentuknya semula ketika berada pada posisinya di
dalam tubuh.
Ada dua jenis AKDR yakni yang mengandung obat
(medicated) dan tidak mengandung obat (non-
medicated). AKDR yang mengandung obat adalah alat
kontrasepsi yang ditambahkan zat kimiawi kedalam bahan
dasarnya untuk meningkatkan keefektifan alat ini dengan
menurunkan angka kehamilan, angka alat kontrasepsi
yang lepas dari tubuh secara spontan dan
meminimalkan efek samping penggunaan AKDR.
a) Keuntungan dan Kerugian AKDR
1) Keuntungan
a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasanya tinggi
Sangat efektif, 0,6 – 0,8 kehamilan/ 100
perempuan dalam 1 tahun pertama ( 1 kegagalan
dalam 125 –
170 kehamilan)
b. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-
380A dan tidak perlu di ganti).
c. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-
ingat. d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
e. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak
perlu takut untuk hamil.
f. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu
AKDR (CuT-380A).
g. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
h. Dapat dipasang segera setelah melahirkan
atau sesudah abortus (apabila terjadi infeksi).
i. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun
atau lebih setelah haid berakhir).
j. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
k. Membantu mencegah kehamilan ektopik.

2) Kerugian
a. Efek samping yang umum terjadi:
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3
bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan).
2. Haid lebih lama dan banyak.
3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
4. Saat haid lebih
sakit. b. Komplikasi lain
:
1. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai
5 hari setelah pemasangan.
2. Perdarahan berat pada waktu haid
atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia.
3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangannya benar).
4. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/ AIDS.
5. Tidak baik digunakan pada perempuan
dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan.
6. Penyakit radang panggul terjadi
sesudah perempuan dengan IMD memakai
AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.
7. Prosedurmedis, termasuk pemeriksaan
pelvic diperlukan dalam pemasangan AKDR.
Sering kali perempuan takut selama
pemasangan.
8. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting)
terjadi segera setelah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
9. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh
dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih
yang harus melepaskan AKDR.
10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa
diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera sesudah melahirkan).
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang
AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan
ini perempuan harus memasukkan jarinya
kedalam vagina, sebagian perempuan tidak mau
melakukan ini.
c. Efektivitas
1. Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka
kontinuitasnya itu berapa lama IUD tetap
tinggal in-utero tanpa :
a. Ekspulsi spontan
b. Terjadinya kehamilan.
c. Pengangkatan/ pengeliaran karena
alasan- alasan medis atau pribadi.
2. Efektivitasnya dari bermacam-macam IUD
tergantung
pada:
a. IUD-nya :
1) Ukuran
2) Bentuk
3) Mengandung Cu atau
Progesterone. b. Akseptor :
1) Umur
2) Paritas
3) Frekuensi
senggama

2. IMPLAN

Implan atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) adalah


kontrasepsi yang diinsersikan tepat dibawah kulit, dilakukan
pada bagian dalam lengan atas atau dibawah siku melalui
insisi tunggal dalam bentuk kipas. Sangat efektif (0,2 – 1
kehamilan per
100 wanita)

a. Cara kerja

1. Menekan ovulasi.

2. Menurunkan motilitas tuba.

3. Mengganggu proses pembentukan endometrium


sehingga sulit terjadi implantasi.

4. Mengentalkan lendir serviks sehingga mengganggu


transportasi sperma.

b. Indikasi

1. Implant diberikan kepada wanita yang


menginginkan kontrasepsi jangka panjang, atau wanita
yang telah mempunyai cukup anak tetapi ia enggan
untuk menerima sterilisasi dan enggan menggunakan
KB suntik karena harus suntik tiga bulan.

2. Implant diberikan kepada wanita yang


mempunyai kontraindikasi terhadap estrogen, atau
enggan minum pil setiap hari
3. Implant juga diberikan kepada ibu yang menyusui
yang menginginkan KB karena progesteron tidak
mengganggu laktasi

4. Pada wanita yang mendekati menopause, dan


karena adanya larangan menggunakan pil maka
implant ataupun KB suntik dalam hal ini lebih
baik karena ia tidak mengandung estrogen

c. Kontraindikasi

1. Pemakaian implant antara lain adalah kehamilan ,


penyakit hati aktif, tumor hati, penyakit hati (ikterus),
hipertensi (>160)90 mmHg), kelainan tromboebolik,
penyakit kardiovaskuler, perdarahan vagina yang tidak
diketahui sebabnya, tumor (massa) payudara, kanker
genital, diabetes dan hiperlipidemia kongenital.

2. Pada wanita yang sedang dalam pengobatan


rifampisin atau fenitoin, keefektifan implant menurun

3. Pada wanita yang menderita migran, sakit kepala yang


berat, epilepsi, atau depresi, pemakaiannya harus
diawasi dengan sangat ketat.

4. Pada wanita dengan hipertensi dan diabetes


sebenarnya masih bisa memakai implant tetapi harus
dengan pengawasan ketat bahwa hipertensi dan
diabetesnya dapat diatasi.

3. MOWdan MOP

Dengan sifatnya yang permanen, kontap hanya cocok


untuk pasangan yang tidak menginginkan anak lagi. Secara
lebih luas, indikasi sterilisasi dapat dibagi empat macam
yakni:
a. Indekasi medis

Penyakit berat seperti penyakit jantung, ginjal, paru


dan penyakit kronik lainnya

b. Indikasi obstetris

Dimana risiko kehamilan berikutnya meningkat


meskipun secara medis tidak menunjukkan kelainan apa-
apa. Seperti, multiparitas, grandmultigravida (paritas
lima atau lebih dengan umur 35 tahun atau lebih)
seksio sesarea dua kali atau lebih

c. Indikasi genetik

Penyakit herediter yang membahayakan kesehatan dan


keselamatan anak, seperti hemophilia dll

d. Indikasi kontrasepsi

Indikasi yang murni ingin menghentikan (mengakhiri)


kesuburan, artinya pasangan tersebut tidak
menginginkan kelahiran anak lagi meskipun tidak
terdapat keadaan lain yang membahayakan
keselamatan bu seandainya ia hamil kembali

e. Indikasi ekonomi

Artinya pasangan suami istri menginginkan sterilisasi


karena merasa beban ekonomi keluarga menjadi
terlalu berat dengan bertambahnya anak dalam keluarga
tersebut

f. Kontra indikasi

Belum memilliki
anak

Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Deteksi Dini Tanda Bahaya Bayi Sakit

Sub Pokok Bahasan : Mengenal Tanda Bahaya pada Bayi


Sakit

Hari/ Tanggal : Minggu, 12 Maret 2017

Waktu : 09.10 WIB – 09.25

WIB Sasaran : Ny. N

Tempat : Puskesmas Kedung Badak

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan, klien mampu memahami


dan mengenali tanda bahaya pada bayi sakit.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit,


diharapkan klien dapat :

1. Menyebutkan macam-macam tanda bahaya pada


bayi sakit.

III. Materi Penyuluhan

1. Macam-macam tanda bahaya pada saat bayi sakit.

IV. Metode Penyuluhan

Diskusi

V. Media dan Alat

1. Leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


.
1. Pembukaa - Memberi salam - Menjawab
n - Menjelaskan salam
3 menit
tujuan - Mendengarka
pembelajaran n dan
memperhatik
an
2. Pelaksana Menjelaskan materi - Menyimak
an penyuluhan secara dan
7 menit berurutan dan teratur.
Materi : mendegarkan
1. Macam-macam
tanda bahaya
kehamilan
3. Evaluasi Meminta ibu-ibu untuk - Menjawab
dan menjelaskan kembali pertanyaan
penutup atau menyebutkan:
dan
5 menit 1. Macam-macam
menjawab
tanda bahaya
salam
kehamilan
2. Mengucapkan
terima kasih
dan
mengucapkan
salam

VII. Evaluasi

1. Sebutkan macam-macam tanda bahaya bayi sakit.


VIII. Daftar Pustaka

Dinas Kesehatan, 2008, Buku Kesehatan Ibu dan


Anak, J ICA: Bogor

MENGENAL TANDA BAHAYA PADA BAYI

SAKIT A. Macam-macam Tanda Bahaya pada Bayi

Sakit

1. Tidak mau menyusui

2. Kejang-kejang

3. lemah

4. Sesak nafas

Lebih besar atau sama dengan 60 kali/ menit, tarikan


dinding dada bagian bawah ke dalam

5. Bayi merintih dan menangis terus menerus

6. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau


dan bernanah

7. Demam/ panas tinggi

8. Mata bayi bernanah

9. Diare

Buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari

10. Kulit dan mata bayi kuning

11. Tinja saat buang air besar berwarna pucat

Anda mungkin juga menyukai