Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.

N DENGAN IKTERUS FISIOLOGIS


DI PUSKESMAS BUNTA KABUPATEN BANGGAI
PROVINSI SULAWESI TENGAH

DISUSUN OLEH

RAHMI

BOTANG NIM.

052022164

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA

PERSADA 2023
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA
PERSADA FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
Jl. Dr. Ratulangi Telp. (0471) 33114848 Kota Palopo

Halaman Persetujuan

Laporan Praktik Klinik Praktik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause ini telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(……..…………………………) (……………….………………)

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Prodi Profesi Bidan

Devi Darwin, Samsinar., S.ST., M.Kes


S.ST.,M.Keb NIDN.
NIDN. 0919078901
0915098702
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
Jl. Dr. Ratulangi Telp. (0471) 33114848 Kota Palopo

Halaman Pengesahan

Laporan Praktik Klinik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause ini telah disahkan
sebagai tugas laporan Praktik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause mahasiswa
Profesi bidan Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo

Palopo,……………..………….

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(……..……………………) (……………………………)

Ka. Prodi S1 Kebidanan Dan Profesi Bidan


Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
Palopo

Samsinar., S.ST., M.Kes


NIDN. 0919078901
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Ikterus neonatorum adalah keadaan dimana bilirubin terbentuk lebih cepat dari pada
kemampuan hati bayi yang baru lahir (neonatus) untuk dapat memecahnya dan
mengeluarkan dari dalam tubuh (Rohani, dkk, 2017). Ikterus neonatorum atau
penyakit kuning adalah kondisi umum pada neonatus yang mengacu pada warna
kuning didaerah kulit dan sklera yang disebabkan karena terlalu banyaknya bilirubin
dalam darah (Marmi, 2012). Ikterus neonatorum adalah warna kuning yang nampak
pada sklera, selaput lender, kulit atau organ lain pada nenonatus akibat kadar bilirubin
dalam darah lebih dari 10 mg/dl pada 24 jam pertama kehidupan (Purnamaningrum,
2012). Berdasarkan dari beberapa referensi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Ikterus neonatorum adalah suatu kondisi dimana kadar bilirubin dalam darah lebih
dari 10 mg/dl yang ditandai dengan warna kuning pada sclera, kulit atau organ tubuh
lain.

B. ETIOLOGI
Menurut Kusuma dan Anik, dkk (2013), ikterus pada bayi baru lahir yang paling
sering muncul karena fungsi hati masih belum sempurna untuk mengeluarkan
bilirubin dari aliran darah. Ikterus juga bias terjadi karena beberapa kondisi klinik,
diantaranya:
1. Ikterus fisiologis disebabkan karena terdapat kesenjangan antara proses
pemecahan sel darah merah dan kemampuan bayi untuk mantranspor,
mengkonjugasi,serta mengekskresi bilirubin tak terkonjugasi sehingga
mengakibatkan :
a) Peningkatan pemecahan sel darah merah
b) Penurunan kemampuan mengikat albumin
c) Peningkatan reabsorbsi enterohepatik
d) Breast milk jaundice (Terdapat hormone didalam kandungan ASI).
2. Ikterus patologis dapat disebabkan dari beberapa factor diatas dan ada beberapa
faktor tambahan yang meliputi :
a. Ketidak cocokan golongan darah (inkompatibilitas ABO dan rhesus) ibu dan
janin.
b. Lebam pada kulit bayi (sefalhematom) karena trauma pada proses persalinan.
c. Ibu yang menderita penyakit diabetes dapat mengakibatkan bayi menjadi
kuning karena memiliki sumber bilirubin 30% lebih besar sehingga membuat
proses konjugasi menjadi tidak efektif dan menyebabkan meningkatnya kadar
bilirubin tak terkonjugasi.
C. KLASIFIKASI
Menurut Yuliawati (2018), Ikterus dibagi menjadi 2 yatu :
1. Ikterus Fisiologis
a. Warna kuning akan timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan terlihat jelas pada hari
ke 5-6 dan menghilang pada hari ke-10.
b. Bayi tampak biasa, minum baik, berat badan naik biasa.
c. Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12mg/dL, dan
pada BBLR 10mg/dL dan akan akan hilang pada hari ke-14.
2. Ikterus Patologis
a. Ikterus timbul pada 24 jam pertama kehidupan, serum bilirubin total lebihdari
12mg/dLdan menetap lebih dari 10 hari.
b. Peningkatan bilirubin 5mg/dL atau lebih dari 24 jam.
c. Warna kuning pada kulit dan sclera akan menetap lebih dari 10 hari
d. Konsentrasi serum bilirubin melebihi 10mg/dL pada bayi kurang bulan dan
12,5mg/dL pada bayi cukup bulan.

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut Maulida, dkk (2014), Tanda dan gejala ikterus yaitu:
1. Warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain
akibat penumpukan bilirubin.
2. Ikterik terjadi pada 24 jam pertama
3. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg% atau lebih setiap 24 jam.
4. Tidak mau menghisap.

E. PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya proses terjadinya icterus sama dengan proses metabolisme bilirubin.
Hanya saja proses terjadinya icterus ketika hati masih belum berfungsi dengan baik,
dan jumlah bakteri dalam saluran intestinal tidak mencukupi untuk mengubah
bilirubin tak terkunjugasi menjadi konjugasi, maka akan membuat bilirubin yang ada
didalam tubuh menjadi menumpuk dan masuk kedalam sirkulasi darah yang
menyebabkan bilirubin akan disimpan dibawah lapisan kulit sehingga kulit bayi
menjadi kuning (Hartina, 2017).
F. DIAGNOSIS MEDIK
Menurut Mahtindas (2014), ikterus dapat ada pada saat lahir atau muncul pada setiap
saat selama masa neonatus, bergantung pada keadaan yang menyebabkannya. Ikterus
biasanya mulai dari muka dan ketika kadar serum bertambah, maka turun ke abdomen
kemudian kaki. Bayi baru lahir akan tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya
kira-kira 5 mg/dl. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan derajat
kuning pada BBL menurut Kramer adalah dengan jari telunjuk ditekankan pada
tempat- tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, dada, lutut.

G. PENATALAKSANAAN
Menurut Anil, dkk (2014), penanganan ikterus yaitu:
1. Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat rawat jalan
dengan nasehat untuk kembali jika icterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
2. Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI
ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
3. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI melalui pipa naso gastrik atau dengan
gelas dan sendok.
4. Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar matahari pagi selama 30
menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi selalu tetap hangat.
5. Setiap Ikterus yang timbul dalam 24 jam pasca kelahiran maka membutuhkan
pemeriksaan laboratorium lanjut: minimal kadar bilirubin serum total,
pemeriksaan kearah adanya penyakit hemolisis oleh karena itu selanjutnya harus
dirujuk.
6. Fototerapi
Berdasarkan jurnal penelitian (Wanda, 2018) menurut (Roharjdo, 2014). Cara
kerja fototerapi adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang larut
dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin. Ketika bilirubin
mengabsorpsi cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi.
7. Transfusi Tukar
Berdasarkan jurnal penelitian (Hartina, 2017) menurut (Usman, 2014), Transfusi
tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah darah pasien yang dilanjutkan
dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama dan dilakukan
berulang-ulang sampai sebagian besar darah pasien tertukar. Pada pasien dengan
ikterus, tindakan tersebut bertujuan untuk mencegah ensefalopati bilirubin dengan
mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. Pada bayi icterus karena
isoimunisasi,
transfusi tukar mempunyai manfaat lebih karena akan membantu mengeluarkan
antibodi maternal dari sirkulasi darah neonatus.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Noviyanti (2018), Pada icterus pemeriksaan darah diperlukan untuk
mengetahui:
1. Kadar bilirubin indirect (tak terkonjugasi) dengan cara total bilirubin dikurang
jumlah bilirubin direct (terkonjugasi). Pada pemeriksaan ini juga ada pemeriksaan
tambahan seperti pemeriksaan darah lengkap.
2. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus ibu dan bayi.
3. Pemeriksaan tes Coombs yaitu pemeriksaan untuk menemukan antibodi yang
merusak sel darah merah.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny.N DENGAN IKTERUS FISIOLOGIS DI
PUSKESMAS BUNTA
TANGGAL 29 MEI 2023
Tanggal Kunjungan :
Tanggal Pengkajian :
Nama Pengkaji : Rahmi Botang
NIM 052022164

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama bayi : Bayi Ny.N
Umur bayi : 3 hari
Tanggal/jam lahir : 26 Mei 2023
Pukul : 10.00 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan : 3500gram
Panjang badan : 50 cm

Nama ibu : Ny.N Nama ayah : Tn.A


Umur : 27 Tahun Umur : 33 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/indo Suku / Bangsa :
Jawa/indo Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat rumah : Pongian Alamat : Pongian
B. ANAMNESE (Data Subjektif)
1. Riwayat penyakit kehamilan
Perdarahan : Tidak ada
Pre-eklampsia : Tidak ada
Eklampsia : Tidak ada
Penyakit : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
2. Kebiasaan waktu hamil
Makanan : Tidak ada
Obat-obatan / jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : Normal
Ditolong oleh : Bidan
Lama persalinan
- Kala I 12 jam
- Kala II 20 menit
- Kala III 5 menit
- Kala IV 2 jam
Ketuban pecah : Spontan
- Warna : Jernih, tidak bau
- Jumlah : 1200cc
Komplikasi persalinan : Tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)
1. Keadaan umum : Baik
Suhu :36,5 ºc
Pernafasan : 40x/menit
HR : 140x/menit
Berat badan sekarang : 3500gram
2. Pemeriksaan fisik secara sistematis
- Kepala : Simetris
Ubun-ubun : Tidak ada kelainan
- Muka : Kekuningan tidak ada kelainan
- Mata : Konjungtiva anemis
Skelera : Ikterik
- Telinga : Lengkap, simetris, tidak ada kelainan
- Mulut : Tidak ada kelainan
- Hidung : Simetris, Tidak ada kelainan
- Leher : Tidak ada pembengkakan
- Dada : Simetris
- Tali pusat : Masih basah, tidak ada kelainan
- Punggung : Tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan
- Ekstremitas : Tidak ada kelainan, tidak ada odema
- Genitalia : Labia mayor menutupi labia minor
- Anus : Berlobang
3. Refleks
- Refleks Moro : Ada
- Refleks Rooting : Ada
- Refleks Glabella : Ada
- Refleks Graphs / Plantar: Ada
- Refleks Sucking : Ada
- Refleks Tonic Neck : Ada
4. Antropometri
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada :36 cm
Lingkar Lengan Atas :12 cm
5. Eliminasi
Miksi : Sudah
Warna : Kuning
Meconium : Sudah
Warna : Kuning

II. INTEPRETASI DATA


Diagnosa kebidanan: Bayi Ny.N usia 3 hari, dengan ikterus fisiologis, perempuan,
keadaan umum baik, tidak ada kelainan.
Data Subjektif :
- Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 26 Mei 2023 pukul 10.00 WITA,
jenis kelamin perempuan
- Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badan 3500gram
dan panjang badan 50 cm
Data Objektif :
- Keadaan umum baik
- BB : 3500gram
- PB : 50 cm
- P : 40x/menit
- S : 36,5 ºC
- HR :140 x/menit
- LK : 33 cm,
- LD : 35 cm
- AS : 10/10
Masalah : Terjadi ikterus fisiologis pada bayi
Kebutuhan : Pemberian ASI sesering mugkin dan menjemur bayi
dibawah sinar matahari.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Ikterus Patologis

IV. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI


Tidak ada

V. PERENCANAAN
Tanggal : 29 Mei 2023
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya.
2. Beritahu ibu tentang pengertian ikterus fisiologis.
3. Beritahu ibu tentang tanda dan bahaya ikterus fisiologis.
4. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin.
5. Anjurkan ibu untuk menjemur bayi dibawah sinar matahari pukul 7-8 pagi.
6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan.

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 29 Mei 2023
1. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya saat ini
Keadaan umum: Baik Kesadaran : Coompos mentis, Suhu : 36,5 ºC Nadi :
140x/menit PB : 50 cm RR : 40x/menit BB : 3500 gram
2. Memberitahu ibu tentang pengertian ikterus fisiologis yaitu timbul pada hari
kedua dan ketiga dan tidak disebabkan oleh kelainan apapun. Kadar bilirubin
darah tidak lebih dari kadar yang tidak membahayakan dan tidak mempunyai
potensi yang menimbulkan kecacatan pada bayi
3. Memberitahu ibu tanda dan bahaya ikterus fisiologis
a. Timbul pada hari kedua dan ketiga
b. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus cukup
bulan dan 12,5% untuk neonatus kurang bulan.
c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5% perhari
d. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin.
5. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi dibawah sinar matahari
Menghangatkan/ melakukan penyinaran pasda bayi dibawah sinar matahari
dipagi hari selama 10-20 menit antara pukul 07.00-08.00 pagi.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan

VII. EVALUASI
Tanggal : 29 Mei 2023

1. Ibu mengerti dengan keadaan bayinya


2. Ibu mengerti pengertian ikterus fisiologis
3. Ibu mengetahui tanda dan bahaya ikterus fisiologis
4. Ibu sudah menyusui bayinya
5. Ibu sudah melakukan penjemuran pada bayinya
6. Ibu sudah melakukan kunjungan ulang

Palopo,………….
MENGETAHUI
Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(…………………………………..) (…………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai