Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DERAJAD 1 DI PUSKESMAS BUNTA KABUPATEN BANGGAI


PROVINSI SULAWESI TENGAH

DISUSUN OLEH

RAHMI

BOTANG NIM.

052022164

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA

PERSADA 2023
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA FAKULTAS
KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

Jl. Dr. Ratulangi Telp. (0471) 33114848 Kota Palopo

Halaman Persetujuan

Laporan Praktik Klinik Praktik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause ini telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(……..…………………………) (……………….………………)

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Prodi Profesi Bidan

Devi Darwin, Samsinar., S.ST., M.Kes


S.ST.,M.Keb NIDN. NIDN. 0919078901
0915098702
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA
FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


Jl. Dr. Ratulangi Telp. (0471) 33114848 Kota Palopo

Halaman Pengesahan

Laporan Praktik Klinik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause ini telah disahkan
sebagai tugas laporan Praktik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause mahasiswa Profesi
bidan Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo

Palopo,……………..………….

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(……..……………………) (……………………………)

Ka. Prodi S1 Kebidanan Dan Profesi Bidan


Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
Palopo

Samsinar., S.ST.,
M.Kes NIDN.
0919078901
PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual muntah lebih


dari 10 kali dalam 24 jam, sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12
minggu.Hiperemesis gravidarum adalah kondisi persisten mual muntah ibu hamil pada
trimester pertama sampai dengan usia kehamilan 22 minggu yang apabila
berkelanjutan bisa mengakibatkan kekurangan karbohidrat dalam lemak, dehidrasi dan
kekurangan elektrolyt. Hiperemesis gravidarum ditandai dengan mual muntah,
ketonuria dan kehilangan 5% dari berat sebelum hamil, 0,3 hingga 0,2 % hiperemesis
gravidarum membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-
hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang
terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar
elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis,
dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai
kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu,
namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap
berikutnya.

B. ETIOLOGI
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Dulu penyakit ini
dikelompokkan kedalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga adanya semacam
“racun” yang berasal dari janin atau kehamilan. Penyakit ini juga digolongkan kedalam
gestosis bersama preeklampsi dan eklampsi. Nama gestosis dini diberikan untuk
hyperemesis gravidarum dan gestosis lanjut untuk hipertensi (pre-eklampsi dan
eklampsi) dalam kehamilan. Beberapa teori penyebab terjadinya hiperemesis
gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses terjadinya secara
tepat. Teori tersebut antara lain adalah
1. Teori endokrin
Teori ini menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual muntah.
Peningkatan hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas
lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan
motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi
terhadap terjadinya mual dan muntah. Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar
tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.
2. Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan
mual dan muntah pada kehamilan.
3. Teori Alergi
Adanya histamine sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya
teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah berlebihan
juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitive terhadap sekresi dari korpus
luteum
4. Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi Helicobacter pylori
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum, sehingga dijadikan dasar
dikemukakannya teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum.
5. Teori Psikomantik Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum merupakan
keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik. Kehamilan
yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan
pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan
hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum.

C. KLASIFIKASI
Runiari menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara mual yang bersifat
fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil
terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi kedalam tiga tingkatan sebagai
berikut:
1. Tingkat I
Pada tingkatan ini ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per
menit, tekanan darah sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor
kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering
dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-kadang
naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria,
dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai
aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine.
3. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle
ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan
mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin
B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan
ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.

D. TANDA DAN GEJALA


Berdasarkan berat ringannya tanda dan gejala hiperemesis gravidarum yang
dikemukakan oleh Mochtar, Rustam (2008) dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :
1. Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
Hiperemesis gravidarum dengan tanda dan gejala paling ringan termasuk dalam
golongan tingkatan 1. Tanda dan gejala paling umum pada penderita hiperemesis
gravidarum tingkat 1, yakni:
a. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum dan menimbulkan
rasa lemah
b. Nafsu makan tak ada, sering muntah setiap selesai makan
c. Tekanan darah sistolik turun
d. Berat badan turun, dan nyeri epigastrum.
e. Turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.
f. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 kali per menit
2. Hiperemesis Gravidarum Tingkat 2
Tingkatan hiperemesis gravidarum ke-2 ini umumnya terjadi saat gejalanya tak
kunjung usai. Tanda dan gejala paling umum pada penderita hiperemesis gravidarum
tingkat 2, yakni:
a. Pasien tampak lemah dan apatis
b. Lidah kotor dan mata sedikit ikterik
c. Berat badan pasien turun
d. Timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria
e. Nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik.
f. Konstipasi, dan napas berbau aseton.
3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat 3
Pada tahap ini, kondisi hiperemesis gravidarum sudah sangat parah. Penderita
mengalami gejala komplikasi yang membuatnya merasa tidak nyaman. Sehingga tak
jarang penderita harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Tanda dan gejala paling
umum pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat 3, yakni:
a. Kesadaran pasien menurun dari samnolen sampai koma
b. Muntah berhenti, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat
c. Tekanan darah makin turun, kadar bilirubin dalam darah meningkat, hingga
menyebabkan warna kulit menjadi kuning (ikterus)
d. Mengalami nigtamus, dimana bola mata mengalami gangguan dengan gerakan-
gerakan spontan.

E. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormon Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah.
Peningkatan kadar hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan pengosongan
lambung melambat . Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan
faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan sosiokultural. Hormon progesterone ini
dihasilkan oleh korpus luteum pada masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi
menenangkan tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk saraf ibu hamil sehingga
perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di
dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Hormon ini juga dapat
berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim.
Hormon progesteron dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga
menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil.
Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau
sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan
suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim
selama hamil. Seseorang dalam kondisi stress dan cemas akan meningkatkan aktifitas
saraf simpatis, untuk melepaskan hormon stress berupa adrenalin dan kortisol19 . Sistem
imun merupakan komponen penting dan responden adaptif stress secara fisiologis.
Cemas menggunakan adrenalin dalam tubuh untuk meningkatkan kepekaan, prestasi dan
tenaga. Peningkatan adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan
pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan
darah arterial dan menambah volume darah kejantung dan jumlah detak jantung.
Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan
rendah. 19 Tekanan darah yang tinggi dan peningkatan denyut jantung akan dapat
meningkatkan HCG. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon yang
dihasilkan selama kehamilan, yang dapat dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil
sesudah kurang lebih 10 hari sesudah pembuahan.

F. DIAGNOSIS MEDIK
Hiperemesis gravidarum diagnosis melalui Anamnesis: didapatkan amenorea, hasil uji
planotest positif, mual, dan muntah. Frekuensi mual dan muntah terjadi terus menerus,
menetap dan mengganggu aktivitas sehari-hari ibu (Gunawan et al, 2011). Pemeriksaan
fisik, nilai adanya tanda dehidrasi. Penggunaan penilaian dehidrasi menurut World
Health Organization (WHO). Periksa urin dan lihat kadar keton Urin Ibu

G. PENATALAKSANAAN
Menurut Wahyuni (2018), penatalaksanaan untuk Hiperemesis Gravidarum dibagi
menjadi terapi farmakologis dan terapi non farmakologis, penjelasannya sebagai
berikut:
1. Terapi Farmakologis
a. Pemberian Cairan Pengganti Resusitasi cairan merupakan prioritas utama, untuk
mencegah mekanisme kompensasi yaitu vasokonstriksi dan gangguan perfusi
uterus. Selama terjadi gngguan hemodinamik, uterus termasuk organ non vital
sehingga pasokan darah kurang. Pada kasus Hiperemesis Gravidarum, jenis
dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi karena kehilangan cairan (pure
dehydration). Pemberian glukosa 5% – 10% diharapkan dapat mengganti cairan
yanghilang dan berfungsi sebagai sumber energi, sehingga terjadi perubahan
metabolism lemak dan protein.dapat ditambahkan vitamin C, Vitamin B
kompleks, atau kalium yang diperlukan dalam melancarkan metabolisme.
b. Medika Mentosa Harus diingat untuk tidak memberikan obat-obatan yang
bersifat tetragonik. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen
multivitamin, antihistamin, dopamine, antagonis, serotonin antagonis, dan
kortikosteroid. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 seperti pyridoxine
(vitamin B6). Pemberian pyrixodine cukup efektif dalam mengatasi keluhan
mual dan muntah. Anti histamine yang dianjurkan adalah doxylamine dan
dipendyramine. Pemberian antihistamin bertujuan untuk menghambat secara
langsung kerja histamine pada reseptor H1 dan secara tidak langsung
mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan rangsangan dipusat muntah.
Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamine dilambung berperan dalam
menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopamine
antagonis. Dopamin antagonis yang dianjurkan diantaranya procholperazine,
promethazine, dan metocloperamide. Prochlorperazine dan promethazine bekerja
pada reseptor D2 untuk menimbulkan efek antiemetic. Sementara itu
metocloperamide bekerja disentral dan di perifer. Obat ini menimbulkan efek
antiemetic dengan cara meningkatkan kekuatan spincter esophagus bagian
bawah dan menurunkan transit time pada saluran cerna. Pemberian serotin
antagonis cukup efektif dalam menurunkan keluhan mual dan muntah. Obat ini
bekerja menurunkan rangsangan pusat muntah di medulla. Serotin antagonis
yang dianjurkan adalah ondansteron. Ondansteron biasanya diberikan pada
pasien Hiperemesis Gravidarum yang tidak membaik setelah diberikan obat-
obatan yang lain. Sementara itu pemberian kortikosteroid masih controversial
karena dikatakan pemberian pada kehamilan trimester pertama dapat
meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan.
2. Terapi Non Farmakologis
a. Terapi Nutrisi
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan, dengan tujuan
mengurangi faktor psikologis terhadap rasa takut, mengubah pola makan sehari-
hari dengan makan - makanan dengan jumlah sedikit tetapi sering setiap 2 atau 3
jam, hindari minum air ketika makan, minumlah air setengah jam sebelum
makan setengah jam setelah makan, minumlah air 8 gelas sehari agar tidak
mengalami dehidrasi, berdirilah pelan-pelan dan tidak berbaring seketika setelah
makan. Pada saat bangun pagi, jangan segera turun dari tempat tidur tetapi
disarankan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat, menghindari
bau yang menyengat, makan makanan yang dingin karena makanan dingin
memiliki bau yang lebih sedikit daripada makanan panas, kurangi makanan
berminyak dan berlemak. Jika bau makanan menganggu ketika memasak,
cobalah untuk membuka jendela lebih lebar. Jika 18 mengalami ngidam, jangan
ragu untuk memakan makanan yang sangat diinginkan itu, makanan lebih
banyak buahbuahan.morning sickness akan bertambah buruk jika kelelahan,
dianjurkan untuk meningkatkan waktu istirahat dan luangkan waktu untuk tidur
beberapa saat pada siang hari.
b. Isolasi
Penatalaksanaan terapi lainnya pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
adalah dengan mengisolasi atau menyendirikan ibu dalam kamar yang tenang
tetapi cerah dan dengan pertukaran udara yang baik. Tidak diberikan makanan
atau minuman selama 24 - 28 jam. Terkadang dengan isolasi saja gejala-gejala
akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi Psikologis
Perlu diyakinkan kepada ibu bahwa penyakit ketidaknyamanan tersebut dapat
dihilangkan, yaitu dengan meminta ibu untuk menghilangkan rasa takut karena
kehamilannya, mengurangi pekerjaan sehingga dapat menghilangkan masalah
dan konflik, yang mungkin saja menjadi latar belakang penyakit ini.
d. Penghentian Kehamilan
Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik, bahkan semakin buruk.
Usahakan untuk melakukan pemeriksaan medis dan psikis bila terjadi kondisi
demikian. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organic. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena itu disatu sisi tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi disisi lain tidak boleh menunggu sampai terjadi
gejala irreversible pada organ vital.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Reny (2017), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada klien
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut:
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multiple, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
2. Urinalis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST.ALT bertujuan untuk mengetahui inflamasi yang
terjadi dalam tubuh biasanya menjadi indikasi adanya gangguan (inflamasi) pada
hati dan kadar LDH bertujuan untuk mengetahui resiko penyakit hati.
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. W G3P2A0 USIA KEHAMILAN 19 MINGGU
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI PUSKESMAS BUNTA
TANGGAL
Tanggal Kunjungan :
Tanggal Pengkajian :
Nama Pengkaji : Rahmi Botang
NIM 052022164

I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. W Nama : Tn.P
Umur : 36 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/indonesia Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Bunta 1 Alamat : Bunta 1
2. Alasan Kunjungan: ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya
3. Keluhan utama : pusing, mual dan muntah lebih 8-10 kali Keluarnya
Makanan dan warnanya kekuningan
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 thn
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : teratur
Lama : 3-4 hari
Banyak : 2 x ganti pembalut/hari
Dismenorea/tidak : tidak ada
5. Riwayat kelahiran,persalinan dan nifas yang lalu

Ana Tgl Uk Jenis Tempat Penolon Komplikas Bayi Nifa


k Ke Lahi Persalina Bersali g i s
r n n
1 4 Ater Spontan PKM Bidan Tidak ada Seha Baik
tahu m t
n
2 2 Ater Spontan PKM Bidan Tidak ada Seha Baik
tahu m t
n
H A M I L I N I

6. Riwayat kehamilan sekarang


a. G3P2A0
b. HPHT : 25-10-2022
HPL : 02-08- 2023
c. UK : 19 minggu
d. Gerakan janin : 6 x sehari, Pergerakan janin pertama kali 16 minggu
e. Imunisasi Toxoid Tetanus : sebanyak …..kali,yaitu :
TT I :-
TT II :-
f. Kecemasan : ada
g. Tanda-tanda bahaya : tidak ada
h. Tanda-tanda persalinan : tidak ada
7. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Jantung : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Diabetes Melitus : tidak ada
Malaria : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Asma : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
8. Riwayat Penyakit keluarga
Hipertensi : tidak ada
Diabetes mellitus : tidak ada
Asma : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
9. Riwayat KB : tidak ada
10. Riwayat Psikososial
Status perkawinan : sah
Menikah : 1 kali
Menikah pada umur : 26 tahun
Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : senang
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah : suami
Persiapan menjelang persalinan : belum ada
11. Aktivitas sehari-hari
- Pola makan dan minum
Frekuensi : 2 kali
Jenis : nasi, lauk, sayur
Porsi : ½ porsi
Keluhan/pantangan : tidak ada
- Pola istirahat Tidur siang : 1-2 jam
Tidur malam : 6-7 jam
- Pola eliminasi
BAK : 5 kali/hari,
Warna : kuning jernih
BAB : 1 kali/hari
Konsistensi : lembek
- Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Ganti pakaian/pakaian dalam : 2 kali/hari
- Pola aktivitas Pekerjaan sehari-hari : IRT
- Kebiasaan hidup
Merokok : tidak ada
Minum-minuman keras : tidak ada
Obat terlarang : tidak ada
Minum jamu : tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/60mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 36,5
R : 24 x/menit
TB : 150 cm
BB 50
LILA : 24 cm
3. Pemeriksaan fisik
- Muka : simetris
Cloasma : tidak ada
Oedema : tidak ada
Mata : Cekung
Conjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterik
- Hidung
Polip : tidak ada
- Mulut/bibir : bersih, lidah kering dan tidak ada stomatitis
- Leher : simetris, tidak ada pembengkakan
- Payudara : membesar
- Bentuk simetris : ya simetris
- Keadaan putting susu : menonjol
- Aerola mamae : pigmentasi
- Colostrum : belum ada
- Perut : Nyeri Epigastrium
Inspeksi : pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilan
Palpasi
Leopold I : belum bisa dilakukan
Leopold II : belum bisa dilakukan
Leopold III : belum bisa dilakukan
Leopold IV : belum bisa dilakukan
TBJ : tidak dilakukan
TFU : tidak dilakukan
Kontraksi : tidak dilakukan
Auskultasi : tidak dilakukan
DJJ : tidak dilakukan
- Ekstermitas
Atas : simetris, lengkap, tidak ada pucat, turgor kulit
menurun
Bawah : simetris, lengkap,,tidak ada pucat,tidak ada
varices,Turgor kulit menurun
- Genetalia : tidak dilakukan
- Anus : tidak ada hemoroid
4. Pemeriksaan Panggul
Lingkar panggul : tidak dilakukan
Distansia cristarium : tidak dilakukan
Distarium spinarum : tidak dilakukan
Conjungata Bourdeloque : tidak dilakukan
5. Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
6. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI DATA DASAR


Diagnosa: Ny.W G3P2A0 usia 36 tahun usia kehamilan 19 minggu, janin tunggal,
hidup intrauterine, keadaan ibu dan janin baik dengan hiperemesis gravidarum
derajat 1
Ds :
- Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ketiga dan belum pernah keguguran
- Ibu mengatakan hanya merasakan gerakan pada satu sisi
- Ibu mengatakan HPHT 25-10-2022
- Ibu mengatakan gerakan janin masih aktif
- Pusing,mual dan muntah lebih 8-10 kali keluarnya makanan dan warnanya
kecoklatan
Do :
- Janin tunggal
- TFU sesuai dengan usia kehamilan
- Keadaan umun : Lemas Ibu tampak Dehidrasi
- Kesadaran : compos mentis
- Tekanan darah : 110/60 mmHg
- Nadi : 92 kali/menit
- Suhu : 36,5
- Respirasi : 24 kali/menit
- Keadaan Janin Baik

III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Pada Ibu : Dehidrasi, dan hiperemesis gravidarum tingkat II
Pada bayi : BBLR

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu tentang pola nutrisi
2. Jelaskan pada ibu tentang masalah yang di hadapinya dan berikan dukungan
emosional kepada ibu.
3. Beritahu ibu tentang personal hygiene
4. Anjuran ibu untuk menjaga pola istirahat
5. Berikan therapi obat oral dan obat injeksi melalui IM
6. Beritahu Ibu tanda bahaya kehamilan
7. Ciptakan ruangan yang bersih, nyaman dan kurangi rangsangan bau.

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu tentang pemenuhan pola nutrisi dan cairan. Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah sedikit tapi sering dan
anjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau, buahbuahan dan jika
ibu merasa lapar maka ibu dapat makan-makanan selingan seperti
roti/biscuit.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang masalah yang dihadapinya dan memberi
dukungan dan motivasi pada ibu dengan cara menyakinkan ibu bahwa
mual
dan muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 5 bulan. Tetapi jika terdapat mual muntah berlebih harus
segera ditangani.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya dengan mandi 2 X sehari
dan mengganti pakaian dalam 2-3X sehari jika lembab dan basah.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup siang hari 1-2 jam dan malam
hari 7 -8jam
5. Membberikan terapy obat :
Antasiantasida 10 tablet 3x1
Domperidom 10 tablet 3 x 1
Vitami B6 10 tablet 3x1
Inj. Ranitidine 1 ampul secara IM
6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
- Apabila ibu mengalami mual dan muntah yang berlebihan dan mengganggu
aktivitas ibu.
- Sakit kepala yang hebat
- Pengeluaran darah pervagina
- Pengelihatan kabur.
7. Menciptakan ruangan yang bersih, nyaman dan kurangi rangsangan bau.
Dengan ruangan yang bersih nyaman dan tenang (dijauhkan dari kebisingan)
akan mengurangi stimulasi mual muntah sehingga gejala akan membaik dan
rangsang bau tertentu yang cukup tajam dapat memicu terjadinya mual dan
muntah.

VII. EVALUASI
1. Ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang bernutrisi
2. Ibu mengerti dan memahami keadaannya
3. Ibu mau mengikuti anjuran yang di berikan bidan
4. Ibu bersedia untuk melakukan anjuran yang di berikan bidan
5. Therapy sudah diberikan kepada ibu dan ibu tampak meminum obat yang di
berikan
6. Ibu tampak mengerti dengan penjelasan bidan
7. Ibu sudah di beri di ruangan yang nyaman dan aman jauh dari kebisingan.

Palopo,………….

MENGETAHUI

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(……………………..) (………………………..)

Anda mungkin juga menyukai