DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH :
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
KELOMPOK 53
I. KONSEP DASAR
A. Definisi Hyperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Mual dan muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap
perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan memengaruhi sisitem tubuh,
baik secara hormonal, fisik, maupun psikologi. Mual dan muntah merupakan
salah satu tanda penting awal kehamilan.(Pratama, 2016).
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi
penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar
60-80% pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida).
D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar esterogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah.
Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang, natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran daarah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang, juga
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung, dengan akibat perdarahan gastrointestinal.(Niwang Ayu, 2016)
E. Pathway
Pengobatan yang baik pada mual dan muntah sehingga dapat mencegah
Hyperemesis Gravidarum. Dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi ringan,
penderita emesis gravidarum sebaiknya dirawat sehingga dapat mencegah
Hyperemesis Gravidarum.
a) Melakukan isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik tidak diberikan makan/minum selama 24-28 jam. kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
b) Therapy psikologik
Perlu diyakini pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan
masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c) Pemberian cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
linger lactat 5% dengan cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks. Bila
ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
d) Obat-obat yang diberikan
Pada sebagian kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk delirium,
kebutaan tachikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik, dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel ada organ vital.
f) Diet
1)Diet hiperemesis I diberikan ada hiperemesis tingkat III makanan hanya berupa
roti kering dan buah-buhan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2
jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin
C, karena itu hanya diberikan Selama beberapa hari.
2)Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bergizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi
kecuali vitamin A dan D.
3)Diet hieremesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita. Minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
G. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan danh persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
1) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4
bulan.
2) Ibu di anjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering.
3) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi di anjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
4) Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
5) Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin.
6) Usahakan defekasi teratur.(Niwang Ayu,2016)
H. Perubahan Anatomi fisiologi
a. Sistem gasrtointestinal
Rahim yang semakin besar akan menekan rectumdan usus bagian bawah,
sehingga terjadi sembelit atau konstipansi. Sembelit semakin berat karena
gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada dan sendawa, yang
kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada didalam lambung dan
karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan
isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Ulkus gastrium jarang ditemukan
pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrium, biasanya akan
membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
b. Sistem pencernaan
Peningkatan produksi esterogen dan progesteron selama kehamilan
mempengaruhi saluran pencernaan ibu.Beberapa perubahan terjadi pada sistem
pencernaan selama kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan kadar esterogen menyebabkan penurunan sekresi asam lambung.
Kadar esterogen yang tinggi menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif
dan proliferasi jaringan ikat sehingga gusi mudah berdarah.
c. Sistem endokrin
Perubahan pada sistem endokrin pada kehamilan bersifat kompleks dan
pemahamannya belum sempurna. Saat ini sudah jelas bahwa kehamilan
jaringan intrauterus dapat menghasilkan banyak peptida hormone steroid yang
diproduksi oleh kelenjar endokrin ketika tidak hamil. Banyak hormon yang
melakukan kerjanya secara tidak langsung dengan berinteraksi dengan sitokin
beserta kemikin. Selama kehamilan, zat ini banyak mengalami perubahan.
I. Pemeriksaan Penunjang
1. USG (pemeriksaan penunjang dasar)
2. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht)
3. Urinalisis : untuk menenutukan adanya dehidrasi meliputi pemeriksaan albumin, dan
berat jenis urine
4. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah berlebihan
meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida, dan protein
5. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH
2) Wajah
a) Wajah nampak pucat
b) Mata tampak cekung, konjungtiva pucat, skelera sedikit ikterus
c) Hidung tidak ada sekret
3) Mulut dan gigi
a) Mulut dan bibir kering, agak berbau, tercium keton pada nafas
b) Tidak ada karises pada gigi
c) Lidah kotor
4) Telinga
a) Simetris kiri dan kanan
b) Keadaan telinga bersih, tidak ada sekret
5) Leher
a) Tidak ada pembesaran vena jugularis
b) Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
6) Payudara
a) Simetris kanan dan kiri
b) Tidak ada massa dan nyeri tekan
7) Abdomen
a) Tidak ada bekas oprasi
b) Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
8) Ekstermitas
a) Atas : simetris kiri dan kanan,
b) Bawah : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat varises dan oedema pada tungkai
9) Pola nutrisi
a) Sebelum hamil
Pola makan teratur 3 kali sehari dengan porsi sedang, Kebutuhan minum 6-7 gelas
sehari
b) Selama hamil
Pola makan tidak teratur 1-2 kali sehari dengan porsi sedikit, Kebutuhan minum 4-5
gelas sehari
10) Pola eliminasi
a) Sebelum hamil
BAK : frekuensi 5-6 kali sehari dengan warna kekuningan dan berbau amoniak
BAB : frekuensi 1 kali sehari dengan warna kuning dan konsistensi lunak berbentuk
b) Selama hamil
BAK : frekuensi 4 kali sehari warna kuning jernih.
BAB : 1 kali sehari konsistensi keras
11) Pola istirahat
a) Sebelum hamil
Tidur siang : 2 jam sehari , Tidur malam : 8 jam sehari
b) Selama hamil
Ibu hampir tidak bisa tidur siang karena merasa tidak nyaman dengan
kondisinya.
12) Pola aktifitas
a) Sebelum hamil
Semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh ibu
b) Selama hamil
Aktivitas sehari-hari terganggu karena mual dan muntah yang dialami ibu
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2) Hipovolemia : peningkatan hematrokit dan BUN
3) Hypoproteinemia
Intervensi :
https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/ijgo.12781
https://nhs-journal.com/index.php/nhs/article/view/5
https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/3814
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar diagnosa keperawatan indonesia. Dewan
Pengurus Pusat. https://doi.org/10.1103/PhysRevLett.77.1889
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. H
b. No. Rekam Medis : 1900925
c. Tanggal Lahir : 01 April 1997
d. Usia : 25 tahun
e. Pendidikan Terakhir : SMA
f. Pekerjaan : Swasta
g. Agama : Islam
h. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
i. Alamat : Jln. Kanjuruhan 1 Lowokwaru Kab. Malang
g. RIWAYAT PENYAKIT/MEDIS :
Beri tanda (V), jika ibu mempunyai riwayat penyakit dibawah ini :
h. Penyakit jantung (-)
i. Hipertensi (-)
j. Diabetes mellitus (-)
k. Asma (√ )
l. Riwayat Operasi ( - ), Sebutkan : -
m. Lain –lain, sebutkan : -
n. Masalah Khusus :
1. Eliminasi :
BAK 5-6x/hari spontan, warna agak keruh dan bau khas urine
2. Istirahat dan kenyamanan :
Pasien selama hamil ini tidur tidak nyenyak sering terbangun kemudian sulit tidur
kembali hal ini dikarenakan perut kadang-kadang mual dan muntah.
3. Mobilisasi dan latihan :
Pasien sehari bekerja sebagai karyawan swasta, dan selama hamil berangkat dan
pulang kerja selalu di antar dan di jemput oleh suami.
4. Nutrisi dan cairan :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan setiap makan selalu merasa mual dan
muntah terutama saat memakan nasi, akan tetapi oleh pasien di paksa dengan
makan walau sedikit dengan menu makan selain nasi.
5. Keadaan Psikologis :
Pasien merasa terganggu dengan rasa mual dan muntah yang dialaminya, akan
tetapi pasien dan keluarga merasa senang dengan kehamilannya meskipun dengan
keluhan mual muntah.
6. Persiapan persalinan :
(- ) Senam hamil
(√) Rencana tempat melahirkan
(- ) Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
(-) Kesiapan mental ibu dan keluarga
(-) Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan dan proses persalinan
(-) cara menangani nyeri persalinan
(-) Perawatan payudara
X. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI :
Folavit 1x1
(kandungan utama folavit adalah asam folat dan vitamin B 9 yang berfungsi sebagai
suplemen makanan untuk mencegah dan mengurangi kekurangan asam folat terutama
pada ibu hamil dan menyusui)
Nilai
No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan Metode
Normal
Hematologi
L:14,0 – 18,0
1. Hemoglobin 11.5 gr/dl flowcytometri
P:12,0 – 18,0
3.000.000 –
2. Eritrosit 3.940.000 uL flowcytometri
6.000.000
L:42-52
3. Hematokrit 32.6 % flowcytometri
P:37-47
4. MCV 83.0 80,0 – 93,0 fL flowcytometri
5. MCH 26.0 27,0 – 31,0 Pg flowcytometri
6. MCHC 37,5 32,0 – 36,0 g/dl flowcytometri
7. Leukosit 9.200 4.800-10.800 uL flowcytometri
8. Eosinofil 1.5 0–4 % flowcytometri
9. Basofil 0.4 0–1 % flowcytometri
10. Neutrofil 67.9 51 – 67 % flowcytometri
11. Limfosit 21.6 25 – 33 % flowcytometri
12. Monosit 8.6 2–5 % flowcytometri
150.000 –
14. Trombosit 132.000 uL flowcytometri
400.000
KIMIA KLINIK
16. GDS 95 <200 Mg/dl
17. Natrium 134 136-145 mmol/L flowcytometri
18. Kalium 3,9 3.5 -5.0 mmol/L flowcytometri
19. Clorida 106 98 - 106 mmol/L flowcytometri
Imunoserologi
17. IgG SARS-Cov19 Non-Reaktif
18. IgM SARS-Cov19 Non-Reaktif
b. Urinalisis:
No Jenis Hasil Nilai Satuan Metode
Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
1 Warna urin Kuning Makroskopik
2 Kekeruhan Keruh Makroskopik
3 Darah Negatif Negatif Analisa Kimia
4 Bilirubin Negatif Negatif Analisa Kimia
5 Urobilinogen 3.2 < 17 umol/L Analisa Kimia
6 Keton Negatif Negatif Analisa Kimia
7 Glukosa Negatif Negatif Analisa Kimia
8 Protein Negatif Negatif Analisa Kimia
9 Nitrit Negatif Negatif Analisa Kimia
10 Leukosit Negatif Negatif Analisa Kimia
11 pH 6.0 4.5 - 8.0 Makroskopik
12 Berat Jenis 1.015 1.005 - Makroskopik
1.030
13 Eritrosit(40x) 0-1 <=3 LPB Mikroskopik
Infus KAEN 3B 2000 Cairan infus yang mengandung natrium, kalium,klorida, laktat,
cc/24 jam glukosa, digunakan untuk menyeimbangkan asupan cairan dan
elektrolit pada keadaan dimana asupan makanan tidak terpenuhi
secara per oral
Drip Neurobion untuk menjaga kesehatan saraf, vitamin B1, B6, dan B12 juga
1amp/hari bermanfaat untuk mengatasi kekurangan (defisiensi) vitamin B,
membantu pengolahan energi dari makanan, serta membantu produksi
sel darah merah
Inj Ondancentron 3x8 mg anti emetic untuk meringankan mual muntah
Inj Ranitidin 2x50mg menghambat sekresi asam lambung berlebih, asam lambung yang
berlebih akan memicu adanya iritasi lambung
Po. Folavit 1x1 kandungan utama folavit adalah asam folat dan vitamin B 9 yang
berfungsi sebagai suplemen makanan untuk mencegah dan
mengurangi kekurangan asam folat terutama pada ibu hamil dan
menyusui
Malang, 14 Januari 2022
Ttd
Diagnosa Hari/
No LUARAN INTERVENSI Implementasi Hari/ Tgl Evaluasi Ttd
Keperawatan Tgl
1. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 11/1/22 Memonitor keluhan 11/1/22 S: pasien mengatakan diah
hiperemisis asuhan Observasi 15.00 pasien 21.00 mengerti masih mual,
gravidarum keperawatan 2x24 1.Kebutuhan kalori dan Memonitor TTV: muntah, nafsu makan
jam maka status jenis nutrien TD : 100/70 mmHg menurun, nyeri perut
2.Identifikasi makanan Nadi : 800x/m
nutrisi meningkat hilang timbul
yang disukai Mengganti cairan infus
dg kriteria hasil : O:
3.Monitor asupan makanan Kaen 3B 28 tpm
1. Porsi makan 4.Monitor berat badan - Terpasang Infus
dihabiskan Berkolaborasi dengan ahli Kaen 3B
meningkat Terapeutik gizi pemberian diit nasi 2000cc/24 jam
2. Nyeri abdomen 5. Berikan makanan tinggi HEG 1700kkal/hr - makan ½ posri
menurun(5) kalori dan tinggi protein - Mual (+) muntah
3. Nafsu makan 6.Sajikan makanan secara Menjelaskan makanan (+)
membaik(5) menarik dan suhu yang yang bergizi bagi ibu - Minum sedikit
4. Mual, muntah sesuai hamil yaitu makan sayur, - Pasien tampak
menurun 7.Berikan makanan tinggi buah, daging, kacang lemah
serat untuk mencegah kacangan dan karbohidrat
5. Penyiapan dan A:
konstipasi bisa diganti dengan roti
penyimpanan Masalah belum
Edukasi gandum, oatmeal, pasta,
minuman yang 8.Anjurkan posisi dll. teratasi
aman (5) duduk,jika mampu
9.Ajakan diet yang Menganjurkan pasien P:
diprogramkan makan disaat makanan lanjutkan intervensi
Kolaborasi masih hangat , dengan
10.Kolaborasi pemberian porsi sedikit dan sering.
medikasi sebelum makan Memonitor asupan
(mis.antiemetik) makanan
11.kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan Memberikan injeksi
jumlah kalori dan jenis ondancentron 8mg iv
nutrien yang dibutuhkan. bolus
Ranitidin 50mg iv bolus
12/1/22 12/1/22 diah
14.00 S: pasien mengatakan
08.00 Memonitor TTV: mengerti masih mual,
TD : 120/70 mmHg muntah 2x, nafsu
Nadi : 87x/m
makan menurun, nyeri
Berkolaborasi dengan ahli perut berkurang
gizi pemberian diit nasi O:
HEG 1700kkal/hr - Terpasang Infus
Kaen 3B
2000cc/24 jam
Menganjurkan pasien - makan ½ posri
makan disaat makanan - Mual (+) muntah
masih hangat , dengan (+) berkurang
porsi sedikit dan sering. - Pasien tampak
Memonitor asupan lemah
makanan
A:
Memberikan injeksi Masalah teratasi
ondancentron 8mg iv sebagian
bolus
Ranitidin 50mg iv bolus P:
Memonitor keluhan lanjutkan intervensi
pasien
13/1/22 13/1/22
14.00 21.00 S: pasien mengatakan
nafsu makan sudah
Memonitor keluhan mulai membaik
pasien
Memonitor TTV: O:
TD : 120/70 mmHg - Mual berkurang
Nadi : 92x/m - Porsi makan ¾
porsi
Berkolaborasi dengan ahli
gizi pemberian diit nasi -
HEG 1700kkal/hr wajah tampak
lebih segar
Menjelaskan makanan - Bibir lembab
yang bergizi bagi ibu
hamil yaitu makan sayur, A:
buah, daging, kacang Masalah Teratasi
kacangan dan karbohidrat
bisa diganti dengan roti P:
gandum, oatmeal, pasta, Hentikan intervensi
dll.
Pasien rencana KRS
Menganjurkan pasien besok pagi
makan disaat makanan
masih hangat , dengan
porsi sedikit dan sering.
Memonitor asupan
makanan
ondancentron 8mg iv
bolus
Memberikan injeksi
Ranitidin 50mg iv bolus
Memonitor keluhan
pasien
2. Resiko Setelah dilakukan Manajemen Cairan dan 11/1/22 Memonitor keluhan 11/1/22 S: diah
ketidakseimbangan tindakan elektrolit: 15.00 pasien 21.00 Pasien mengatakan
cairan dan keperawatan 2x24 Memonitor TTV: minum air jahe hangat
elektrolit b/d jam keseimbangan Observasi: sedikit sedikit dan
muntah elektrolit 1.Memonitor status Mengganti cairan infus tidak muntah
meningkat dg hidrasi pasien. Kaen 3B 2000cc/24 O:
kriteria hasil : 2.Monitor hasil jam Pasien tampak bisa
1. Asupan cairan pemeriksaan lab. minum meskipun
meningkat (5) 3.Catat intake output sedikit sedikit
2. Kelembaban cairan dan hitung balance Memberikan KIE Muntah(+)
membran mukosa cairan tentang pentingnya Bibir kering
meningkat (5) Terapeutik: cairan dan elektrolit TD : 100/70 mmHg
3. Asupan makanan 4.Berikan asupan cairan bagi ibu dan janin Nadi : 80x/m
meningkat (5) per oral maupun S :36,7 C rr 20x/mt
4. Tekanan darah intravena Menganjurkan pasien A:
membaik (5) 5. Anjurkan pasien dan untuk minum minuman Masalah taratasi
Membran mukosa keluarga memodifikasi yang hangat dengan sebagian
membaik (5) diet porsi sedikit tapi sering P:
5.Serum natrium Edukasi: Lanjtukan Intervensi
membaik (5) 6. Jelaskan jenis, Menganjurkan keluarga
penyebab dan penangan memberikan minuman
ketidakseimbangan yang disukai pasien
elektrolit
Memonitor intake
output cairan
12/1/22 12/1/22 S:
08.00 Memonitor keluhan 14.00 Pasien mengatakan
pasien mual muntah hilang
Memonitor TTV: timbul,
O:
Mengganti cairan infus Pasien tampak bisa
Kaen 3B 2000cc/24 minum meskipun
jam sedikit sedikit
Muntah(+)2x
Bibir kering
Memberikan KIE TD : 120/70 mmHg
tentang pentingnya Nadi : 87x/m
cairan dan elektrolit S :36,8 C rr 20x/mt
bagi ibu dan janin A:
Masalah taratasi
Menganjurkan pasien sebagian
untuk minum minuman P:
yang hangat dengan Lanjtukan Intervensi
porsi sedikit tapi sering
Menganjurkan keluarga
memberikan minuman
yang disukai pasien
Memonitor intake
output cairan
S:
13/1/22 13/1/22 Pasien mengatakan
15.00 20.00 nafsu makan sudah
Memonitor keluhan membaik, tidak nyeri
pasien perut
Memonitor TTV: O:
Pasien tampak lebih
Mengganti cairan infus segar
Kaen 3B 2000cc/24 Mual /Muntah (-)
jam Bibir lembab
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 92x/m
Memberikan KIE S :36,2 C rr 20x/mt
tentang pentingnya A:
cairan dan elektrolit Masalah teratasi
bagi ibu dan janin P:
Hentikan Intervensi
Menganjurkan pasien
untuk minum minuman
yang hangat dengan
porsi sedikit tapi sering
Menganjurkan keluarga
memberikan minuman
yang disukai pasien
Memonitor intake
output cairan