Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM NY.E DI RUANG NIFAS


RSUK CIRACAS

Disusun Oleh :
Kelompok B
1. Astri Candra Wiranti (201715034)
2. Bangkit Satrio Pamungkas (201715035)
3. Divia Puji Lestari (201715037)
4. Ike Tresia (201715041)
5. Mas Jatim Toha (201715045)
6. Masitho Anggraini (201715046)
7. Rumaisha Fetriana Sabrina (201715049)
8. Yulia Fauziah (201715054)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JAYAKARTA

TAHUN AJARAN 2017/2018

JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, dimana
proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti
perubahan fisik dan mental. Proses kehamilan yang normal terjadi selama 40
minggu, dimana kehamilan biasanya terbagi didalam 3 fase atau yang lebih
dikenal dengan sebutan dengan trimester (Bobak, dkk 2013).
Hiperemesis Gravidarum didefinisikan sebagai kejadian mual dan muntah
yang mengakibatkan penurunan berat badan lebih dari 5%, asupan cairan
dan nutrisi abnormal, ketikseimbangan elektrolit, dehidrasi, ketonuria serta
memiliki konsekuensi yang merugikan janin. Mual dan mjntah merupakan
gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, yaitu pada
minggu 1 sampai ke minggu 12 selama masa kehamilan.
Menurut WHO 2013 (World Health Organization) jumlah kejadian
hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di
dunia. Mual dan muntah dapat mengganggu dan membuat
ketidakseimbangan cairan pad jaringan ginjal dan hati menjadi nekrosis.
Data ASEAN menyebutkan bahwa angka kematian ibu akibat kompliklasi
kehamilan dan persalinan di Singapura 14/100.000 kelahiran hidup, di
Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup, di Thailand 110/100.000 kelahiran
hidup, di Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup, di Phipilina 230/100.000
kelahiran hidup, di Mianmar 380/100.000 kelahiran hidup dan di Indonesia
mencapai 420/100.000 kelahiran hidup (ASEAN, 2013).
Berdasarkan SDKI 2013, saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih tinggi dan
masih jauh dari target Melineum Development Goals (MDG’S) pada tahun
2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu dengan
hiperemesis gravidarum mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Keluhan
mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih
berat. Rasa mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone
estrogen dan Hormone Chrorionik gonadotropin (HCG)
dalamserumperubahan fisiologis kenaikan hormone ini belum jelas,
mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan, Emesis
Gravidarum pada ibu hamil pada tahun 2011 sebanyak 640 orang dan sekitar
20% terjadi hiperemesis gravidarum dan terjadi peningkatan prevelensi
emesis gravidarum berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2012 sebanyak
763 orang. perasaan mual ini disebebkan oleh karena meningkatnya kadar
hormen estrogen dan HCG dan serum (Dinkes Sumatra Selatan, 2013).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kelompok tertarik untuk membahas
Asuhan Keperawatan Maternitas dengan Hiperemesis di Ruang Delima 1
RSUK Ciracas.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Kelompok mampu melaporkan Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Hiperemesis di RSUK Ciracas Jakarta Timur
2. Tujuan Khusus
a. Kelompok mampu melakukan pengkajian pada Ny.E dengan
hiperemesis di Ruang Delima 1 RSUK Ciracas Jakarta Timur
b. Kelompok mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. E
dengan hipersemesis di Ruang Delima 1 RSUK Ciracas Jakarta
Timur
c. Kelompok mampu menyusun perencanaan keperawatan pada Ny.E
dengan Hiperemesis di Ruang Delima 1 RSUK Ciracas Jakarta
Timur
d. Kelompok mampu melakukan tindakan keperawatan pada Ny.E
dengan Hiperesmesis di Ruang Delima 1 RSUK Ciracas Jakarta
Timur
e. Kelompok mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny.E
dengan hiperemesis di Ruang Delima 1 RSUK Ciracas Jakarta Timur
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Emesis Gravidarum merukapan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan
muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita
karena terdapat peningkatan hormone strogen, progesterone, dan
dikeluarkannya Human Chorionik Gonadotropin. Hormone hormone inilah
yang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Manuaba, 2013).
Hiperemesis Gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan pada ibu
hamil, istilah hiperemesis gravidarum dengan gangguan metabolic yang
bermakna mual dan muntah (Fadlun, 2013).

2.2 Tanda dan Gejala


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari 10x muntah. Akan
tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibangi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan 1 (Ringan)
a. Mual muntah terus menerus yang mempengaruhikeadaan umum
penderita
b. Ibu merasa lemah
c. Napsu makan tidak ada
d. Berat badan menurun
e. Merasa nyeri pada epigastrium
f. Nadi meningkat sekitar 100/menit
g. Tekanan darah menurun
h. Turgor kulit berkurang
i. Lidah mongering
j. Mata cekung
2. Tingkatan 2 (Sedang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b. Turgor kulit mulai jelek
c. Lidah mongering dan tampak kotor
d. Nadi kecil dan cepat
e. Suhu badan naik (dehidreasi)
f. Mata mulai ikterik
g. Berat badan turun dan mata cekung
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
i. Aseton tercium dari hawa pernapasan dan terjadi asetonuria
3. Tingkatan 3 (Berat)
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
b. Dehidrasi hebat
c. Nadi kecil, cepat dan halus
d. Suhu badan meningkat dan tensi turun
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan
mental
f. Timbul ikterus yang menujukan adanya payah hati

2.3 Pemeriksaan Penunjanng


a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
2.4 Komplikasi
Menurut (Arif, 2013) komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hyperemesis
gravidarum:
a. Dehidrasi berat
b. Takikardi
c. Ensefalopati Wernicke dengan gejala nistagmus
d. diplopia dan perubahan mental
e. Alkalosis
f. Ikterik
g. payah hati dengan gejala timbulnya ikterus (Arif, 2013).

2.5 Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan antara lain:
a. Hospitalisasi
Manifestasi klinik yang ditimbulkan dari kasus hiperemesis gravidarum
menjadikan klien harus dirawat di rumah sakit, indikasinya adalah sebagai
berikut:
1. Memuntahkan semua yang dimakan dan yang diminum, apabila telah
berlangsung lama.
2. Berat badan turun lebih dari 10% dari berat badan normal
3. Dehidrasi yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering
4. Adanya aseton dalam urin.
Tujuan penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, saat ibu dihospitalisasi,
adalah merehidrasi ibu, memperbaiki gangguan elektrolit dan hematologis
lain, mencegah komplikasi dan memindahkan ibu ke rumah sakit dengan
segera, meskipun banyak wanita memiliki angka yang tinggi untuk masuk
kembali ke rumah sakit. Penyebab muntah yang terjadi secara berlebihan
harus diidentifikasi, bukan semata-mata untuk membuat diagnosis banding,
tetapi juga untuk mempertimbangkan faktor lain seperti masalah psikologis,
yang dapat menambah keparahan ibu (Tiran, 2014).
b. Obat-obatan Sedativa
1. Phenobarbital, Vitamin : Vitamin C, B1 dan B6 atau B kompleks
2. Anti histamine : dramamin, avomin
3. Anti emetik (pada keadaan lebih berat): Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih
berat perlu dikelola di rumah sakit
c. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5%
dalam cairan fisiologis (2–3 liter/hari), dapat ditambah kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme dan vitamin (vitamin B
komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam
amino secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan
keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun
makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya
gejala–gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik
(Wiknjosastro, 2013).
2.6 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi
meningkat (>100 kali per menit)
b. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,
perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
d. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa
mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor
kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh
dalam koma.
g. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan
maka dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan,
perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi
terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih
dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah kering, adanya
aseton dalam urine.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif (mual dan
muntah)
2. Ansietas b/d Ancaman setatus terkini
C. Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Dx NOC NIC
I Setelah dilakukan tindakan 3 x 24  Manajemen Elektrolit
jam kesimbangan elektrolit 1. Monitor manifestasi
adekuat dengan kriteria hasil : ketidakseimbangan elektrolit.
 Keseimbangan cairan 2. Pertahankan kepatenanan IV.
- Keseimbangan intake / 3. Berikan cairan sesuai resep.
output dalam 24 jam 4. Lakukan pengukuran untuk
Saat Dikaji Tujuan mengontrol kehilangan elektrolit
3 4 yang berlebihan.
- Turgor kulit 5. Ajarkan pasien dan keluarga
Saat Dikaji Tujuan mengenai jenis,penyebabdan
pengobatan apabila terdapat
3 4 ketidakseimbangan elektrolit yang
- Kelembaban membrane sesuai.
mukosa 6. Monitor respon pasien terhadap
Saat Dikaji Tujuan terapi elektrolit yang diresepkan.
3 4  Manajemen Mual
1. Dorong pasien untuk memantau
diri terhadap mual.
2. Dorong pasien untuk belajar
strategi mengatasi mual sediri.
3. Lakukan penilaian lengkap
terhadap mual termasuk frekuensi,
durasi , tinggkat keparahan, faktor
pencetus.
4. Pastikan bahwa obat antiemetic
yang efektif diberikan untuk
mencegah mual bila
memungkinkan.
II Setelah dilakukan tindakan  Pengurangan Kecemasan
keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Gunakan pendekatan yang tenang
ansietas dapat teratasi dengan dan meyakinkan.
kriteria hasil: 2. Nyatakan dengan jelas harapan
 Tingkat Kecemasan terhadap prilaku klien.
- Perasaan gelisah 3. Dorong keluarga untuk
Saat Dikaji Tujuan mendampingi klien devngan cara
3 4 yang tepat.
- Rasa cemas yang disampaikan 4. Bantu klien mengidentifikasi
secara lisan situasi untuk memicu kecemasan.
Saat Dikaji Tujuan 5. Instruksikan klien untuk
menggunakan relaksasi nafas
3 4
dalam.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 04 April 2018
Ruangan /RS : Delima/RSUK Ciracas
A. Data Umum Klien
1. Initial Klien : Ny.E
2. Usia : 24 thn
3. Status Perkawinan : Menikah
4. Agama : Islam
5. Suku : Manado
6. Pendidikan Terakhir : SMA
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Alamat : Jln. Nurul Hidayat RT11 RW12
9. No.RM : 044150
10. Nama Suami : Tn.S
11. Umur Suami : 23 thn
12. Agama : Islam
13. Suku : Betawi
14. Tanggal Masuk RS : 04 April 2018

Keluhan Utama Saat Ini : Klien mengatakan mual dan muntah sering 4-5x/sehari
sedikit pusing
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada masalah penyakit sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada masalah penyakit keluarga

3.2 Riwayat Kehamilan Saat Ini


HPHT : 15-12-17 Status Obstetrik :G3 P1 A0
BB/TB Sebelum Hamil:53Kg/163 Cm Usia Kehamilan :4 bulan
TD sebelum hamil :120/80 Taksiran Partus :22-9-18
Tanggal TFU Usia Gestasi Presentasi DJJ TD/BB Keluhan
05-04- 17cm 16 Minggu 142x/menit 110/90 Mual
63 Kg
2018

3.3 Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu


Masalah Saat
Jenis Tempat/ BB Kondisi
No Thn J.K Kehamilan & Laktasi Imunisasi
Persalinan Penolong Lahir Saat Lahir
Nifas
1. 2014 Normal Bidan L 2900 Sehat Tidak ada 1,6 bln HB0,Polio
(spontan)
gr ,DPT,Cam
pak

3.4 Riwayat Ginekologi


1. Riwayat Mestruasi :
a. Menarche : SMP kelas 1
b. Siklus : 1 bulan sekali
c. Lama : 7 hari
d. Ganti Pembalut : 2x sehari
e. Keluhan : Tidak ada
2. Riwayat KB
a. Jenis : Suntik
b. Berapa Lama : 3 bulan
c. Alasan Penggunaan : Takut menggunakan yang lain
d. Keluhan : Tidak ada
3. Penyakit Ginekologi
a. Riwayat Penyakit (Tumor,Kanker,Kista,Mioma,dll):
Tidak ada Riwayat Penyakit Tersebut
b. Gangguan Menstruasi:
Tidak ada gangguan
4. Data Umum Kesehatan Masa Ini
Keadaan Umum :Baik,Composmentis
GCS :15 E:4,M:6,V:5,
Tanda Vital :Nadi: 90x/menit, Suhu: 36,6°C, RR: 20x/menit
Kepala Leher
Kepala :Inspeksi:distribusi rambut lebat,Palpasi:tidak ada
massa
Mata :Inspeksi:kelopak mata simetris, konjungtiva anemis,
pupil anisokor, mata cekung dan sedikit ikterus.
Hidung :Inspeksi:simetris,Palpasi:tidak ada nyeri tekan
Mulut :Inspeksi:mukosa bibir kering
Telinga :Fungsi pendengaran baik
Leher :Inspeksi:tidak ada pembesaran distensi vena jugularis
Masalah Khusus :Tidak ada masalah
Dada
Jantung :Inspeksi:tidak menggunakan otot bantu
pernafasan,Auskultasi:bunyi lupdup,kecepatan denyut
apical 78x/menit
Paru :Auskutasi:bunyi vesikuler
Payudara :Inspeksi:simetris,Palpasi:tidak ada massa
Areola :Inspeksi:warna aerola kecoklatan
Putting Susu :Inspeksi:sudah menonjol keluar
Pengeluaran ASI :Sudah terasa terisi ASI
Masalah Khusus :Tidak ada masalah
Abdomen
Pigmentasi :Linea nigra
Perineum dan Genetalia
Vagina :Varises:Tidak
Kebersihan :Bersih
Keputihan :Tidak
Hemoroid :Tidak
Masalah Khusus :Tidak ada masalah
Extremitas
Extermitas atas
Edema :Tidak
Varises :Tidak
Extermitas bawah
Edema :Tidak
Varises :Tidak
Reflek Patella :Ya,
Masalah Khusus:Tidak ada masalah
Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Eliminasi
BAK :Frekuensi:4-5x/hari,Warna:kuning
jernih,Bau:khas
BAB : Frekuensi:1xsehari,dipagi hari
Masalah Khusus :Tidak ada masalah
Istirahat Dan Kenyamanan
Pola tidur :Kebiasaan lama tidur: 6 jam,frekuensi:Tidur
malam
5 jam,tidur siang 1 jam
Pola tidur saat ini :Terbangun dimalam hari
Keluhan ketidaknyamanan :Kadang ngilu lambung
Sifat : ngilu dibagian perut,Intensitasnya:tak tentu
sekitar 10 menit
Masalah khusus :Tidak ada masalah
Mobilisasi Dan Latihan
Kemampuan Mobilisasi :Mampu beraktifitas seperti biasanya
Keterbatasan Mobilisasi :Membatasi aktifitas yang berlebih,karena hamil
Latihan/Senam :Tidak
Masalah Khusus :Tidak ada masalah
Nutrisi Dan Cairan
Kebiasaan Makan : Frekuensi: 3xsehari
Jenis: Nasi,Sayur dan Lauk pauk
Nafsu Makan : Baik
Makanan Pantang : Tidak ada,yang disukai:ayam
goreng
Asupan Cairan : Jumlah 6-8 gelas/hari 1500ml
Jenis: air mineral
Minuman pantang :tidak ada
Masalah Khusus : Tidak ada masalah
Keadaan Mental
Adaptasi Psikologis : Cemas,karena kehamilan
Kehamilan yang direncanakan : Ya direncanakan
Penerimaan terhadap kehamilan : Ya
Masalah Khusus : Tidak ada masalah
Pola Hidup Yang Meningkatkan Resiko Kehamilan
Merokok, minuman beralkohol, penggunaan zat adiktif, diet yang tidak
adekuat, obat tanpa resep dokter: Tidak mengkonsumsi makanan dan
minuman tersebut.
Persiapan Persalinan
Senam Hamil : Tidak mengikuti senam hamil
Rencana tempat melahirkan : RSUD Ciracas
Kesiapan Mental Ibu dan Keluarga : Ya siap menghadapi persalinan
Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan,cara menangani nyeri,proses
persalinan :Ya, mengerti
Perawatan Payudara :Ya, kadang-kadang
Pemeriksaan Laboraturium Atau Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lainnya
Tanggal dan Jenis Hasil Pemeriksaan Interpretasi
Pemeriksaan
15 Maret 2018
HEMATOLOGI:
Hemoglobin 14,0 L:14-18, P:12-16 g/dl
Leukosit 7,300 5000-10000
Hematokrit 4,0 L:42-52, P:37-47
Trombosit 325 150-400
Eritrosit 4,53 L:4,4-8,9 P:3,8-5,2
URINALISA:
Makroskopis
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Berat Jenis 1,030 1,005-1,030
pH 5,5 4,8-8,0
Nitrit Negatif Negatif
Protein Protein Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Mikroskopis
Eritrosit 1-2 0-2/LBP
Leukosit 10-15
Silinder Negatif Negatif/LBP
Epitel Positif
Kristal Negatif
Bakteri Negatif

Terapi Pengobatan
1. Injeksi Ondansentron 8mg/IV
2. Injeksi Ranitidin 1 Ampul
3. Terapi Oral Idaneuron 1 tablet

3.5 Analisa Data


No Hari / TGL / Symtoms Etiologi Problem
Jam
1. 04 April 2018 Ds : Kehilngan cairan aktif Kekurangan
14.00 Pasien mengatakan mual (mual dan muntah) volume cairan
muntah sering tidak nafsu
makan

Do :
- Mukosa kering
- Konjungtiva anemis
- Muntah 4-5x/sehari, cairan
150 cc 1x muntah
- Nadi 90x/menit
- Lemas
- Bising 20x/menit
- Kulit kering
- Terpasang cairan Infus RL
500 20tpm
- Terapi ondansentron 3x80mg
dan Ranitidin 2x50mg

2. 04 April 2018 Ds : Ancaman status terkini Ansietas


14.00 Pasien mengatakan cemas
terhadap penyakitnya karena
sedang hamil

DO :
- Pasien tampak cemas
- Pasien khawatir kondisi
kehamilan
- G3 P1 A1H; 16 minggu

5. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif (mual dan muntah )
2. Ansietas b/d Ancaman setatus terkini

3.6 Intervensi Keperawatan


No Hari/tanggal Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Paraf
Dx /jam (NOC)
1 Rabu Setelah dilakukan tindakan  Manajemen Elektrolit
04-04-2018 2 x 24Jam kesimbangan a. Monitor manifestasi
elektrolit adekuat dengan ketidakseimbangan elektrolit
kriteria hasil : b. Pertahankan kepatenanan IV
Keseimbangan cairan c. Berikan cairan sesuai resep
- Keseimbangan intake / (RL 20 tpm)
d. Lakukan pengukuran untuk
output dalam 24 jam
mengontrol kehilangan
Saat Dikaji Tujuan
elektrolit yang berlebihan
3 4 e. Ajarkan pasien dan keluarga
- Turgor kulit
mengenai jenis,penyebabdan
Saat Dikaji Tujuan
pengobatan apabila terdapat
3 4
ketidakseimbangan elektrolit
- Kelembaban membrane
yang sesuai
mukosa f. Monitor respon pasien
Saat Dikaji Tujuan terhadap terapi elektrolit
3 4 yang diresepkan
 Manajemen Mual
a. Dorong pasien untuk
memantau diri terhadap
mual
b. Dorong pasien untuk belajar
strategi mengatasi mual
sediri
c. Lakukan penilaian lengkap
terhadap mual,termasuk
frekuensi,durasi ,tinggkat
keparahan,faktor pencetus
d. Pastikan bahwa obat
antiemetic yang efektif
diberikan untuk mencegah
mual bila memungkinkan
(Ondansentron 3x8mg IV,
Ranitidine 2x50 mg iv)
2 Rabu Setelah dilakukan tindakan Pengurangan Kecemasan
04-04-2018 keperawatan 1x30 menit a. Gunakan pendekatan yang
diharapkan ansietas dapat tenang dan meyakinkan
teratasi dengan kriteria b. Nyatakan dengan jelas
hasil: harapan terhadap prilaku klien
Tingkat Kecemasan c. Dorong keluarga untuk
- Perasaan gelisah mendampingi klien devngan
Saat Dikaji Tujuan cara yang tepat
d. Bantu klien mengidentifikasi
3 4
-Rasa cemas yang situasi untuk memicu
disampaikan secara lisan kecemasan
e. Instruksikan klien untuk
Saat Dikaji Tujuan
menggunakan relaksasi nafas
3 4
dalam
3.7 Catatan Perawatan Dan Perkembangan

No. Hari/tanggal/jam Implementasi Respon Hasil Paraf


Dx
1 Rabu Memberikan cairan S:- Klien mengatakan
04-04-2018 infus RL 500 mual berkurang
ML,Obat
O:- Tidak ada alergi
Ondansentron,Ranit
terhadap obat yang
idine diberikan
- Terpasang cairan
Infus RL 500 20tpm
- Terapi ondansentron
3x80mg dan Ranitidin
2x50mg
2 Rabu Melakukan edukasi S:- Klien mengatakan
04-04-2018 tentang keadaan sudah lebih mengerti
klien,dan teknik terhadap penyakitnya
dan kehamilannya
relaksasi nafas
dalam O:- Tampak rileks
- Tidak bingung
- Kelahiran yang
direncanakan
G3P1A1

3.8 Evaluasi

No. Hari/ Tanggal Evaluasi Paraf


Dx
1 Rabu S:- Klien mengatakan mual berkurang Ttd
04-04-2018
O:- muntah 1x ± 200 ml
- Konjungtiva anemis
- Bising 20x/menit
- Kulit kering
- Terpasang cairan Infus RL 500 20tpm

- IWL: =39,3

39,3x24=943 cc
balance cairan:
Intake cairan:1700cc
Output cairan muntah:5x150cc=750cc
1700-750=1050cc

A: Setelah dilakukan tindakan keperawatan


masalah kekurangan volume cairan belum
teratasi.

P: Lanjutkan Intervensi
a. Monitor manifestasi ketidakseimbangan
elektrolit
b.Pertahankan kepatenanan IV
c. Berikan cairan sesuai resep (RL 20
tpm)
d.Lakukan pengukuran untuk mengontrol
kehilangan elektrolit yang berlebihan
e. Monitor respon pasien terhadap terapi
elektrolit yang diresepkan
f. Dorong pasien untuk memantau diri
terhadap mual
g.Dorong pasien untuk belajar strategi
mengatasi mual sediri
h.Lakukan penilaian lengkap terhadap
mual,termasuk frekuensi,durasi
,tinggkat keparahan,faktor pencetus
i. Pastikan bahwa obat antiemetic yang
efektif diberikan untuk mencegah mual
bila memungkinkan (Ondansentron
3x8mg IV, Ranitidine 2x50 mg iv)
2 Rabu S: - Klien mengatakan sudah lebih mengerti Ttd
04-04-2018 terhadap penyakitnya dan kehamilannya

O: - Tampak rileks
- Tidak bingung
- Kelahiran yang direncanakan G3P1A1

A: Setelah dilakukan tindakan keperawatan


Masalah ansietas sudah teratasi.
P : Hentikan Intervensi
1 Kamis S: - Klien mengatakan sudah tidak mual Ttd
05-04-2018 Muntah

O:
- Konjungtiva an anemis
- Kulit lembab
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit elastis
- TD:120/90 mmHg,N:80X/menit

A: Setelah dilakukan tindakan keperawatan


masalah kekurangan volume cairan sudah
teratasi.

P: Hentikan Intervensi

BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny.E dengan
diagnosa medis Hiperemesis Gravidarum di Ruang Nifas Delima 1 RSUK Ciracas,
maka dalam bab ini penulis akan membahas tentang keterkaitan atau kesenjangan
antara teori dan kenyataan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan studi kasus.

4.1 Pengkajian
Dalam pengkajian di awali dengan pengumpulan data melalui anamnese
yang meliputi identitas pasien, data biologis / fisiologis, serta data pola kebiasaan
sehari-hari, riwayat kehamilan, ginekologi dan spiritual pasien yang berpedoman
pada format pengkajian, namun tidak tertutup kemungkinan untuk dikembangkan
dengan data-data lain yang ditemukan pada pasien.
Untuk memperoleh data, baik data subjektif maupun objektif, penulis
melakukan pendekatan-pendekatan antara lain pengamatan langsung, wawancara
kepada pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik, baik inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi serta pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dengan tim kesehatan
serta melalui catatan medic. Pada pelaksanaan pengkajian data penulis tidak
banyak mengalami hambatan oleh karena adanya kerjasama yang baik dari
pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya, sehingga memudahkan dalam
pengumpulan data.
Pada teori hiperemesis gravidarum tingkat I diperoleh gejala yaitu muntah
terus-menerus menyebabkan penderita tampak lebih lemah, nafsu makan
berkurang, berat badan menurun, terjadi dehidrasi ditandai dengan turgor kulit
berkurang, nyeri di daerah epigastrium, tekanan darah menurun, nadi cepat dan
lemah, mata cekung dan sedikit ikterus. (Manuaba, 2013).
Pada kasus Ny. "E" data yang diperoleh terdapat gejala dan tanda seperti
mual dan muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak mau
makan, berat badan menurun, nadi kecil dan cepat dengan frekuensi 90 x/ menit,
tekanan darah 110/90 mmHg, konjungtiva tampak anemis, mata cekung dan
sedikit ikterus dan mukosa bibir kering. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan
antara teori dan kasus sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus.
4.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia
terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respon
terhadap individu, keluarga kelompok, atau komunitas (NANDA, 2015). Pada
langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interprestasi yang benar atas data - data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interprestasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan
dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan
sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Pada kehamilan terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron,
kemudian beradaptasi terhadap peningkatan HCG dalam serum, sehingga
dapat menimbulkan reaksi berupa mual sampai muntah. Pada umumnya, ibu
hamil dapat beradaptasi dengan keadan ini, meskipun demikian gejala mual
dan muntah ini dapat menjadi berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-
hari yang disebut hiperemsis gravidarum, hubungan faktor psikologis pada ibu
dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas, besar kemungkinan
bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan
hubungan dengan suami, diduga dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis
gravidarum (Manuba, 2013). Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita
hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-
bulan. Hiperemesis Gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan
pada ibu hamil, istilah hiperemesis gravidarum dengan gangguan metabolic
yang bermakna mual dan muntah (Fadlun,2013).
Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa / masalah aktual sebagai
berikut: G3 P1 A0, kehamilan 16 minggu, hiperemesis gravidarum Tingkat I
dengan masalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilngan
cairan aktif (mual dan muntah) dan Diagnosa pada Ny.” E” didasarkan atas
data objektif dan data subjektif yang didapat dari hasil pengkajian dan analisis
secara teoritis. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan data yang
ditemukan.
Ansietas merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang
samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman (Nanda, 2015).
Pada Ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi proses
persalinan adalah faktualisasi sikap skeptis terhadap kondisi kesehatan yang
diinginkan dan kurang berdasar pada pemahaman. Persalinan bisa dikatakan
sebagai ancaman nyata berupa rasa takut terhadap bahaya yang datang dari
dari dalam dan luar ibu. Ketakutan yang berlebihan terhadap rasa sakit,
kematian, dan responsibilitas destruktif terhadap keluarga merupakan hal yang
selalu terjadi pada ibu setiap mengahadapi persalinan. Kecemasan ibu
semakin meningkat jika terjadi kegagalan fisiologis atau penurunan kapasitas
psikologis memanfaatkan kooping konstruktif (Ratna Hidayati, 2017). Dan
pada dasarnya, kecemasan terjadi karena ketidak mampuan ibu beradaptasi
pada kondisi aktual (kehamilan) dan potensial (menghadapi proses
persalinan).
Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa / masalah potensial
sebagai berikut: G3 P1 A0, kehamilan 16 minggu, hiperemesis gravidarum
Tingkat I dengan masalah anisetas berhubungan dengan ancaman status
terkini dan Diagnosa pada Ny.” E” didasarkan atas data objektif dan data
subjektif yang didapat dari hasil pengkajian dan analisis secara teoritis. Dalam
hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan data yang ditemukan.

4.3 Intervensi Keperawatan


Menurut UU perawat no 38 th.2014, perencanaan merupakan semua
rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
diberikan kepada pasien. Sedangkan menurut NANDA, 2015 pada asuhan
keperawatan bronchopnemonia diagnosa yang prioritas adalah
ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
produksi secret.. Perencanaan yang dilakukan untuk diagnosa pertama ini
yaitu monitor tanda-tanda vital, monitor kecepatan irama, kedalaman,
kesul;itan bernapas, auskultasi suara napas setelah tindakan, monitor status
pernapasan dan oksigenasi sebagaimana mestinya, lakukan nebulizer bila
perlu.. Berdasarkan perencanaan kelompok melakukan perencanaan yang
sama sesuai teori.
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah di
identifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi / data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sesuai dengan tinjauan kepustakaan,
tindakan yang dilakukan pada Ny.”E” dengan hiperemesis gravidarum tingkat
I adalah terapi obat-obatan, melalui oral dan parental (cairan) serta terapi
psikologis. Begitu pula rencana tindakan yang dilakukan pada kasus Ny.”E”
dalam hal ini perencanaan pada tinjauan kasus dan tinjauan pada kepustakaan
tidak ada kesenjangan yang berarti bahwa setiap perencanaan disesuaikan
dengan kebutuhan klien, kriteria serta tujuan yang akan dicapai.

4.4 Implementasi
Menurut Damaiyanti (2012) implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Sebelum melakukan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisinya saat ini atau
here and now.
Pada langkah implementasi, dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh perawat atau sebagian oleh
pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.”E”. penulis
melaksanakan sesuai rencana yaitu penatalaksanaan pemberian cairan dan
kolaborasi terapi obat, serta melakukan terapi psikologis. Pada tahap ini
penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal ini di tunjang oleh
klien dan keluarganya kooperatif dalam menerima semua anjuran dan
tindakan yang diberikan. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan dalam
pelaksanaan yang terjadi pada teori dan pada kasus Ny. “E” bahwa dalam
pemberian makanan diberikan dalam porsi kecil namun sering hal ini
dilakukan untuk membantu mengurangi mual dan muntah akibat makanan
atau minuman yang masuk melalui oral.

4.5 Evaluasi
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap masalah yang telah
diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis.
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen
keperawatan. Hasil evaluasi dari Ny.”E” telah direncanakan sesuai dengan
kebutuhan pasien, dan tujuan dari rencana yang ditentukan telah tercapai, yaitu
ibu mengerti keadaan yang sedang dialaminya, tidak terjadi komplikasi yang
lebih berat, kekurangan cairan sudah teratasi ditandai dengan keadaan ibu yang
sudah membaik, ibu tidak mual dan muntah lagi, dan kebutuhan nutrisi ibu
sudah membaik, selain itu kondisi ibu yang sebelumnya cemat sudah tampak
berkurang dan ibu tampak rileks serta nyaman, hal ini membuktikan bahwa
pendekatan asuhan keperawatan yang diberikan pada Ny.”E” berhasil.
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa tidak adanya
kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny.’E”.
BAB V

PENUTUP

Setelah penulis membahas tentang asuhan kebidanan dengan hiperemesis gravidarum


tingkat I pada Ny “E” di RSUK Ciracas tanggal 4 April 2018, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan
A. Hiperemesis gravidarum merupakan suatu masalah/diagnosa yang sering
terjadi terutama pada trimester I kehamilan, dan kadang-kadang dapat
berlangsung terus selama kehamilan yang ditandai dengan mual muntah
yang berlebihan, sampai terjadi dehidrasi dan aseton urin serta gangguan
kesadaran.
B. Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum dapat diketahui dengan pasti,
namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor
predisposisi, faktor organik dan faktor psikologi.
C. Tindakan pertama yang perlu diperhatikan dalam penanganan masalah
hiperemesis gravidarum adalah menentukan tingkat penyakit berdasarkan
gejala-gejala klinik yang ada yaitu ringan, sedang atau berat dan segera
mengganti cairan yang keluar akibat muntah yang hebat.
D. Pada penderita hiperemesis gravidarum perlu dilakukan kolaborasi untuk
pemberian obat yang dapat mengatasi muntah dan rasa nyeri pada ulu hati.
E. Hiperemesis gravidarum jika diberikan penanganan yang lebih baik dan
lebih awal akan lebih cepat mengatasi morbiditas dan dapat mencegah
terjadinya mortalitas bagi ibu dan janin.
5.2 Saran
A. Bagi ibu hamil
1) Diharapkan agar tiap ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan
(ANC) sedini mungkin secara teratur dan selalu waspada terhadap segala
resiko terjadinya komplikasi khususnya pada kasus hiperemesis
gravidarum.
2) Pentingnya kematangan fisik dan mental dalam mempersiapkan setiap
kehamilan agar kehamilan dapat terjaga dan dapat melahirkan bayi yang
sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Anuaba,Ida Bagus Gede,2013. Ilmu Kebidanan ,penyakit kandungan dan keluarga


berencana,Jakarta : EGC.
Aniari, Nengah, 2013. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Hiperemesis
gravidarum. Jakarta : Salemba Medika.
Awirohardjo, Sarwono, 2013, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Duchterman, Bulecheck,2013.Nursing Intervention Clasification United Stase Of
America:Mosby

Anda mungkin juga menyukai