Disusun Oleh :
Kelompok B
1. Astri Candra Wiranti (201715034)
2. Bangkit Satrio Pamungkas (201715035)
3. Divia Puji Lestari (201715037)
4. Ike Tresia (201715041)
5. Mas Jatim Toha (201715045)
6. Masitho Anggraini (201715046)
7. Rumaisha Fetriana Sabrina (201715049)
8. Yulia Fauziah (201715054)
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, dimana
proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti
perubahan fisik dan mental. Proses kehamilan yang normal terjadi selama 40
minggu, dimana kehamilan biasanya terbagi didalam 3 fase atau yang lebih
dikenal dengan sebutan dengan trimester (Bobak, dkk 2013).
Hiperemesis Gravidarum didefinisikan sebagai kejadian mual dan muntah
yang mengakibatkan penurunan berat badan lebih dari 5%, asupan cairan
dan nutrisi abnormal, ketikseimbangan elektrolit, dehidrasi, ketonuria serta
memiliki konsekuensi yang merugikan janin. Mual dan mjntah merupakan
gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, yaitu pada
minggu 1 sampai ke minggu 12 selama masa kehamilan.
Menurut WHO 2013 (World Health Organization) jumlah kejadian
hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di
dunia. Mual dan muntah dapat mengganggu dan membuat
ketidakseimbangan cairan pad jaringan ginjal dan hati menjadi nekrosis.
Data ASEAN menyebutkan bahwa angka kematian ibu akibat kompliklasi
kehamilan dan persalinan di Singapura 14/100.000 kelahiran hidup, di
Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup, di Thailand 110/100.000 kelahiran
hidup, di Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup, di Phipilina 230/100.000
kelahiran hidup, di Mianmar 380/100.000 kelahiran hidup dan di Indonesia
mencapai 420/100.000 kelahiran hidup (ASEAN, 2013).
Berdasarkan SDKI 2013, saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih tinggi dan
masih jauh dari target Melineum Development Goals (MDG’S) pada tahun
2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu dengan
hiperemesis gravidarum mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Keluhan
mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih
berat. Rasa mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone
estrogen dan Hormone Chrorionik gonadotropin (HCG)
dalamserumperubahan fisiologis kenaikan hormone ini belum jelas,
mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan, Emesis
Gravidarum pada ibu hamil pada tahun 2011 sebanyak 640 orang dan sekitar
20% terjadi hiperemesis gravidarum dan terjadi peningkatan prevelensi
emesis gravidarum berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2012 sebanyak
763 orang. perasaan mual ini disebebkan oleh karena meningkatnya kadar
hormen estrogen dan HCG dan serum (Dinkes Sumatra Selatan, 2013).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kelompok tertarik untuk membahas
Asuhan Keperawatan Maternitas dengan Hiperemesis di Ruang Delima 1
RSUK Ciracas.
2.1 Pengertian
Emesis Gravidarum merukapan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan
muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita
karena terdapat peningkatan hormone strogen, progesterone, dan
dikeluarkannya Human Chorionik Gonadotropin. Hormone hormone inilah
yang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Manuaba, 2013).
Hiperemesis Gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan pada ibu
hamil, istilah hiperemesis gravidarum dengan gangguan metabolic yang
bermakna mual dan muntah (Fadlun, 2013).
3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 04 April 2018
Ruangan /RS : Delima/RSUK Ciracas
A. Data Umum Klien
1. Initial Klien : Ny.E
2. Usia : 24 thn
3. Status Perkawinan : Menikah
4. Agama : Islam
5. Suku : Manado
6. Pendidikan Terakhir : SMA
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Alamat : Jln. Nurul Hidayat RT11 RW12
9. No.RM : 044150
10. Nama Suami : Tn.S
11. Umur Suami : 23 thn
12. Agama : Islam
13. Suku : Betawi
14. Tanggal Masuk RS : 04 April 2018
Keluhan Utama Saat Ini : Klien mengatakan mual dan muntah sering 4-5x/sehari
sedikit pusing
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada masalah penyakit sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada masalah penyakit keluarga
Terapi Pengobatan
1. Injeksi Ondansentron 8mg/IV
2. Injeksi Ranitidin 1 Ampul
3. Terapi Oral Idaneuron 1 tablet
Do :
- Mukosa kering
- Konjungtiva anemis
- Muntah 4-5x/sehari, cairan
150 cc 1x muntah
- Nadi 90x/menit
- Lemas
- Bising 20x/menit
- Kulit kering
- Terpasang cairan Infus RL
500 20tpm
- Terapi ondansentron 3x80mg
dan Ranitidin 2x50mg
DO :
- Pasien tampak cemas
- Pasien khawatir kondisi
kehamilan
- G3 P1 A1H; 16 minggu
3.8 Evaluasi
- IWL: =39,3
39,3x24=943 cc
balance cairan:
Intake cairan:1700cc
Output cairan muntah:5x150cc=750cc
1700-750=1050cc
P: Lanjutkan Intervensi
a. Monitor manifestasi ketidakseimbangan
elektrolit
b.Pertahankan kepatenanan IV
c. Berikan cairan sesuai resep (RL 20
tpm)
d.Lakukan pengukuran untuk mengontrol
kehilangan elektrolit yang berlebihan
e. Monitor respon pasien terhadap terapi
elektrolit yang diresepkan
f. Dorong pasien untuk memantau diri
terhadap mual
g.Dorong pasien untuk belajar strategi
mengatasi mual sediri
h.Lakukan penilaian lengkap terhadap
mual,termasuk frekuensi,durasi
,tinggkat keparahan,faktor pencetus
i. Pastikan bahwa obat antiemetic yang
efektif diberikan untuk mencegah mual
bila memungkinkan (Ondansentron
3x8mg IV, Ranitidine 2x50 mg iv)
2 Rabu S: - Klien mengatakan sudah lebih mengerti Ttd
04-04-2018 terhadap penyakitnya dan kehamilannya
O: - Tampak rileks
- Tidak bingung
- Kelahiran yang direncanakan G3P1A1
O:
- Konjungtiva an anemis
- Kulit lembab
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit elastis
- TD:120/90 mmHg,N:80X/menit
P: Hentikan Intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny.E dengan
diagnosa medis Hiperemesis Gravidarum di Ruang Nifas Delima 1 RSUK Ciracas,
maka dalam bab ini penulis akan membahas tentang keterkaitan atau kesenjangan
antara teori dan kenyataan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan studi kasus.
4.1 Pengkajian
Dalam pengkajian di awali dengan pengumpulan data melalui anamnese
yang meliputi identitas pasien, data biologis / fisiologis, serta data pola kebiasaan
sehari-hari, riwayat kehamilan, ginekologi dan spiritual pasien yang berpedoman
pada format pengkajian, namun tidak tertutup kemungkinan untuk dikembangkan
dengan data-data lain yang ditemukan pada pasien.
Untuk memperoleh data, baik data subjektif maupun objektif, penulis
melakukan pendekatan-pendekatan antara lain pengamatan langsung, wawancara
kepada pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik, baik inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi serta pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dengan tim kesehatan
serta melalui catatan medic. Pada pelaksanaan pengkajian data penulis tidak
banyak mengalami hambatan oleh karena adanya kerjasama yang baik dari
pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya, sehingga memudahkan dalam
pengumpulan data.
Pada teori hiperemesis gravidarum tingkat I diperoleh gejala yaitu muntah
terus-menerus menyebabkan penderita tampak lebih lemah, nafsu makan
berkurang, berat badan menurun, terjadi dehidrasi ditandai dengan turgor kulit
berkurang, nyeri di daerah epigastrium, tekanan darah menurun, nadi cepat dan
lemah, mata cekung dan sedikit ikterus. (Manuaba, 2013).
Pada kasus Ny. "E" data yang diperoleh terdapat gejala dan tanda seperti
mual dan muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak mau
makan, berat badan menurun, nadi kecil dan cepat dengan frekuensi 90 x/ menit,
tekanan darah 110/90 mmHg, konjungtiva tampak anemis, mata cekung dan
sedikit ikterus dan mukosa bibir kering. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan
antara teori dan kasus sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus.
4.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia
terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respon
terhadap individu, keluarga kelompok, atau komunitas (NANDA, 2015). Pada
langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interprestasi yang benar atas data - data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interprestasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan
dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan
sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Pada kehamilan terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron,
kemudian beradaptasi terhadap peningkatan HCG dalam serum, sehingga
dapat menimbulkan reaksi berupa mual sampai muntah. Pada umumnya, ibu
hamil dapat beradaptasi dengan keadan ini, meskipun demikian gejala mual
dan muntah ini dapat menjadi berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-
hari yang disebut hiperemsis gravidarum, hubungan faktor psikologis pada ibu
dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas, besar kemungkinan
bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan
hubungan dengan suami, diduga dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis
gravidarum (Manuba, 2013). Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita
hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-
bulan. Hiperemesis Gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan
pada ibu hamil, istilah hiperemesis gravidarum dengan gangguan metabolic
yang bermakna mual dan muntah (Fadlun,2013).
Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa / masalah aktual sebagai
berikut: G3 P1 A0, kehamilan 16 minggu, hiperemesis gravidarum Tingkat I
dengan masalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilngan
cairan aktif (mual dan muntah) dan Diagnosa pada Ny.” E” didasarkan atas
data objektif dan data subjektif yang didapat dari hasil pengkajian dan analisis
secara teoritis. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan data yang
ditemukan.
Ansietas merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang
samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman (Nanda, 2015).
Pada Ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi proses
persalinan adalah faktualisasi sikap skeptis terhadap kondisi kesehatan yang
diinginkan dan kurang berdasar pada pemahaman. Persalinan bisa dikatakan
sebagai ancaman nyata berupa rasa takut terhadap bahaya yang datang dari
dari dalam dan luar ibu. Ketakutan yang berlebihan terhadap rasa sakit,
kematian, dan responsibilitas destruktif terhadap keluarga merupakan hal yang
selalu terjadi pada ibu setiap mengahadapi persalinan. Kecemasan ibu
semakin meningkat jika terjadi kegagalan fisiologis atau penurunan kapasitas
psikologis memanfaatkan kooping konstruktif (Ratna Hidayati, 2017). Dan
pada dasarnya, kecemasan terjadi karena ketidak mampuan ibu beradaptasi
pada kondisi aktual (kehamilan) dan potensial (menghadapi proses
persalinan).
Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa / masalah potensial
sebagai berikut: G3 P1 A0, kehamilan 16 minggu, hiperemesis gravidarum
Tingkat I dengan masalah anisetas berhubungan dengan ancaman status
terkini dan Diagnosa pada Ny.” E” didasarkan atas data objektif dan data
subjektif yang didapat dari hasil pengkajian dan analisis secara teoritis. Dalam
hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan data yang ditemukan.
4.4 Implementasi
Menurut Damaiyanti (2012) implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Sebelum melakukan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisinya saat ini atau
here and now.
Pada langkah implementasi, dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh perawat atau sebagian oleh
pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.”E”. penulis
melaksanakan sesuai rencana yaitu penatalaksanaan pemberian cairan dan
kolaborasi terapi obat, serta melakukan terapi psikologis. Pada tahap ini
penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal ini di tunjang oleh
klien dan keluarganya kooperatif dalam menerima semua anjuran dan
tindakan yang diberikan. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan dalam
pelaksanaan yang terjadi pada teori dan pada kasus Ny. “E” bahwa dalam
pemberian makanan diberikan dalam porsi kecil namun sering hal ini
dilakukan untuk membantu mengurangi mual dan muntah akibat makanan
atau minuman yang masuk melalui oral.
4.5 Evaluasi
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap masalah yang telah
diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis.
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen
keperawatan. Hasil evaluasi dari Ny.”E” telah direncanakan sesuai dengan
kebutuhan pasien, dan tujuan dari rencana yang ditentukan telah tercapai, yaitu
ibu mengerti keadaan yang sedang dialaminya, tidak terjadi komplikasi yang
lebih berat, kekurangan cairan sudah teratasi ditandai dengan keadaan ibu yang
sudah membaik, ibu tidak mual dan muntah lagi, dan kebutuhan nutrisi ibu
sudah membaik, selain itu kondisi ibu yang sebelumnya cemat sudah tampak
berkurang dan ibu tampak rileks serta nyaman, hal ini membuktikan bahwa
pendekatan asuhan keperawatan yang diberikan pada Ny.”E” berhasil.
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa tidak adanya
kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny.’E”.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A. Hiperemesis gravidarum merupakan suatu masalah/diagnosa yang sering
terjadi terutama pada trimester I kehamilan, dan kadang-kadang dapat
berlangsung terus selama kehamilan yang ditandai dengan mual muntah
yang berlebihan, sampai terjadi dehidrasi dan aseton urin serta gangguan
kesadaran.
B. Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum dapat diketahui dengan pasti,
namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor
predisposisi, faktor organik dan faktor psikologi.
C. Tindakan pertama yang perlu diperhatikan dalam penanganan masalah
hiperemesis gravidarum adalah menentukan tingkat penyakit berdasarkan
gejala-gejala klinik yang ada yaitu ringan, sedang atau berat dan segera
mengganti cairan yang keluar akibat muntah yang hebat.
D. Pada penderita hiperemesis gravidarum perlu dilakukan kolaborasi untuk
pemberian obat yang dapat mengatasi muntah dan rasa nyeri pada ulu hati.
E. Hiperemesis gravidarum jika diberikan penanganan yang lebih baik dan
lebih awal akan lebih cepat mengatasi morbiditas dan dapat mencegah
terjadinya mortalitas bagi ibu dan janin.
5.2 Saran
A. Bagi ibu hamil
1) Diharapkan agar tiap ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan
(ANC) sedini mungkin secara teratur dan selalu waspada terhadap segala
resiko terjadinya komplikasi khususnya pada kasus hiperemesis
gravidarum.
2) Pentingnya kematangan fisik dan mental dalam mempersiapkan setiap
kehamilan agar kehamilan dapat terjaga dan dapat melahirkan bayi yang
sehat.
DAFTAR PUSTAKA