M DENGAN OBESITAS
TINGKAT II DI PUSKESMAS BUNTA KABUPATEN BANGGAI
PROVINSI SULAWESI TENGAH
DISUSUN OLEH
RAHMI
BOTANG NIM.
052022164
PERSADA 2023
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA
FAKULTAS KESEHATAN
Halaman Persetujuan
Laporan Praktik Klinik Praktik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause ini telah disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
(……..…………………………) (……………….………………)
Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Prodi Profesi Bidan
Halaman Pengesahan
Laporan Praktik Klinik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause ini telah disahkan
sebagai tugas laporan Praktik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause mahasiswa
Profesi bidan Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo
Palopo,……………..………….
(……..……………………) (……………………………)
A. DEFINISI
Obesitas merupakan penyakit yang kompleks dan multifaktorial yang ditandai dengan
kelebihan berat badan karena adanya penumpukan lemak yang berlebihan di dalam
tubuh. Obesitas disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah energi yang masuk dan
jumlah energi yang dikeluarkan sehingga berat badan menjadi lebih berat
dibandingkan berat badan ideal karena adanya penumpukan lemak di dalam tubuh.
B. ETIOLOGI
Etiologi obesitas adalah adanya positive energy balance yang muncul saat
energi dalam kalori makanan dan minuman lebih besar dari pengeluaran energi yang
merupakan gabungan dari resting metabolic rate, proses absorpsi dan metabolisme
nutrien, produksi panas atau termogenesis, serta aktivitas fisik. Proses tersebut akan
menyebabkan deposisi triasilgliserol di sekitar jaringan adiposa. Faktor resiko
obesitas mencakup :
1. Faktor Genetik
Faktor gen atau keturunan berpengaruh terhadap bakat seseorang untuk menjadi
gemuk. Adanya mutasi pada gen menyebabkan kelainan reseptor otak terhadap
asupan makanan yang ditandai dengan kemampuan dalam meningkatkan atau
menghambat asupan makanan. Faktor transkripsi gen dapat mempengaruhi
pembentukan sel lemak terhadap status gizi seseorang sehingga individu yang
berasal dari keluarga obesitas memiliki kemungkinan obesitas 2-8 kali lebih besar
dibandingkan dengan keluarga yang tidak obesitas.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan konsep berpikir bahwa
berat badan adalah indikator tingkat kesejahteraan hidup dan berat badan yang
berlebihan atau gemuk tidak akan menjadi masalah.
3. Faktor Psikis
Faktor psikis berkaitan dengan memberikan reaksi terhadap gangguan emosi
dengan pola makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang
negatif. Otak menerima sinyal (input) dari lingkungan dalam bentuk sinyal neural
dan hormonal, kemudian otak akan memberikan respon untuk mencari atau
menjauhi makanan, pemilihan jenis makanan, porsi makanan, lama makan dan
digesti, absorbsi serta metabolisme zat gizi di dalam tubuh.
4. Faktor Kesehatan
Beberapa penyakit dan kondisi dapat menyebabkan obesitas. Penggunaan obat-
obatan dapat menyebabkan terjadinya obesitas seperti golongan steroid dan
beberapa anti depresant yang dapat meningkatkan berat badan.
5. Faktor Perkembangan
Faktor perkembangan berpengaruh terhadap obesitas sejak perkembangan janin.
Riwayat lahir BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dapat menjadi pemicu obesitas
yaitu peningkatan lemak tubuh yang lebih cepat dari masa otot walaupun asupan
makanan tidak berlebihan. Maka seseorang dengan riwayat BBLR memiliki
kemungkinan obesitas dibandingkan dengan yang normal (Soegih &
Wiramihardja, 2009).
6. Aktivitas Fisik
Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi
yang dikeluarkan. Seseorang yang kurang aktif memerlukan kalori dalam jumlah
sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi. Sedentary life atau tidak
melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan mengkonsumsi makanan yang tinggi
lemak, akan cenderung mengalami obesitas.
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi Obesitas menurut WHO adalah sebagai berikut :
KLASIFIKASI IMT
Berat badan kurang (Underweight) < 18,5
Berat badan normal 18,5 – 22,5
Kelebihan Berat Badan (Overweight) 23 – 24,9
Dengan Resiko
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II > 30
E. PATOFISIOLOGI
Secara sederhana, patofisiologi obesitas melibatkan ketidakseimbangan asupan dan
penggunaan kalori, nafsu makan, dan aktivitas fisik. Kesemua mekanisme tersebut
menyebabkan akumulasi lemak tubuh. Selain itu, obesitas juga sering disertai dengan
kondisi medis mendasar, misalnya masalah mental.
F. DIAGNOSIS MEDIK
Pemeriksaan antropometri merupakan parameter utama dalam diagnosis obesitas. Di
Asia, obesitas ditegakkan pada pasien dengan indeks massa tubuh/IMT melebihi 25
kg/m2. Anamnesis lengkap dan menyeluruh sangat dibutuhkan dalam diagnosis
obesitas, yaitu mencakup pola makan, tingkat aktivitas, faktor risiko terkait, hingga
komorbiditas. Dalam melakukan anamnesis, dokter sebaiknya menggunakan bahasa
yang inklusif dan tidak menghakimi serta menjadi pendengar aktif.
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan utama pada obesitas meliputi modifikasi gaya hidup, terapi
medikamentosa, dan pembedahan jika diperlukan. Selain menurunkan berat badan,
dokter juga perlu mengidentifikasi dan mengatasi kondisi yang mendasari timbulnya
obesitas.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes diagnosis
Bertujuan untuk mengecek diabetes atau masalah kesehatan lain yang mungkin
menyebabkan obesitas. Tes ini juga bisa membantu dokter mengetahui kadar
kolesterol. Jika memang belum terkena diabetes, perawatan difokuskan untuk
mengatasi obesitas saja, yakni dengan perubahan gaya hidup dan tambahan obat
obesitas. Namun jika pasien obesitas terdeteksi juga mengalami diabetes,
perawatan lebih lanjut dilakukan untuk mengendalikan gejala diabetes sekaligus
mencapai berat badan yang ideal. Begitu juga dengan penyakit lain yang mungkin
menyebabkan obesitas, seperti Prader-Willi syndrome dan Cushing syndrome.
Setelah tes darah dan didiagnosis memiliki obesitas, pasien harus menjalani
pengobatan sesuai penyebab yang mendasari sekaligus menurunkan berat
badannya.
2. Tes fungsi ginjal
Tes penunjang ini perlu diikuti pasien yang sudah didiagnosis obesitas untuk
menilai kesehatan ginjal. Pada beberapa kasus, obesitas yang disertai penyakit
penyerta, seperti diabetes atau hipertensi dapat menurunkan fungsi ginjal. Dengan
mengetahui kesehatan ginjal, dokter dan pasien bisa melakukan tindakan untuk
meningkatkan kesehatan organ ini. Sebaliknya, jika kesehatan ginjal mengalami
penurunan, dokter akan merekomendasikan tindakan-tindakan pencegahan.
Di samping itu, tes ini bisa membantu dokter dalam menilai efektivitas cara
mengatasi obesitas dan penyakit penyerta yang berhubungan kesehatan ginjal.
Pemeriksaan ini meliputi tes eGFR dan rasio albumin-kreatinin urine yang
dilakukan secara berkala, yaitu setahun sekali.
ASUHAN KEBIDANAN PRA NIKAH PADA NY.M DENGAN OBESITAS DI
PUSKESMAS BUNTA
TANGGAL
Tanggal Kunjungan :
Tanggal Pengkajian :
Nama Pengkaji : Rahmi Botang
NIM 052022164
V. INTERVENSI
Hari/Tanggal :
Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya rencana asuhan atau tindakan kepada ibu
yaitu agar terjadi perubahan pola makan dan pola aktivitas serta terjadi IMT
selama dilakukan asuhan.
1. Sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap
perlu.
2. Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan pentingnya
menjaga berat badan pada masa pra nikah.
3. Jelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat obesitas
4. Berikan dukungan psiologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami
dan keluarga dalam menjalani perawatan klien
5. Berikan health education pada ibu tentang Istirahat yang cukup, diet rendah
Kalori, personal hygiene, pola Aktivitas
6. Berikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai contoh makanan diet
kalori
7. Anjurkan ibu untuk melakukan puasa sunnah
8. Anjurkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu.
VI. IMPLEMENTASI
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum ibu baik
dan tanda-tanda vital dalam batas normal serta ibu mengalami obesitas sentral
tingkat II.
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan
pentingnya menjaga berat badan pada masa pra nikah.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat obesitas
yaitu terjadinya gangguan menstruasi/infertilitas, hipertensi, diabetes, penyakit
jantung koroner dan stroke
4. Memberikan dukungan psiologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan
suami dan keluarga dalam menjalani perawatan klien
5. Memberikan health education pada ibu tentang :
a. Istirahat yang cukup
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 2 jam dan
pada malam hari 6-8 jam.
b. Diet rendah Kalori Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori
yaitu memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000
kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan nutrisi
lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali makan selingan
dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu 8-10 gelas/hari,
meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan ,mengkonsumsi protein sebanyak 15- 20 % dari
kebutuhan energi total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai,
kacang-kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari
kebutuhan energi total seperti nasi, umbiumbian, gandum, jagung, dan
sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan
energi total sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak
tidak jenuh. Batasi konsumsi makanan cepat saji dan goreng-gorengan
Serta makan dengan model piring T.
c. Personal hygiene
Menjaga personal hygiene dengan rutin mengganti pakaian dalam tiap kali
lembab, rajin mencuci tangan dengan 6 langkah dan memakai masker saat
keluar rumah.
d. Pola Aktivitas
Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati biasanya. Ibu
disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivits sedang contohnya naik
sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main golf. Sedangkan aktivitas
berat yang disarankan yaitu senam aerobic, karate, lompat tinggi, lari,
angkat berat dan berenang dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan
durasi 15-30 menit setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur
berlebihan.
6. Memberikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai contoh makanan
diet kalori
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan puasa sunnah
8. Menganjurkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti dan merasa tenang
2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan sebelumnya dengan mencoba
menjelaskan secara singkat.
3. Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan
4. Ibu mengerti dengan semua penjelasan yang telah diberikan dan ibu bersedia
mengikuti anjuran yang telah disarankan
5. Ibu merasa tenang dan senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
6. Ibu merasa tenang
7. Ibu mengerti dan akan melakukan saran yang diberikan
8. Ibu bersedia melakukan puasa sunnah.
Palopo,………….
MENGETAHUI
(…………………………………..) (….................................................)