BIDAN JENJANG PROFESI INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS MUHAMMADIYAH SIDRAP 2021/2022 Nama Anggota Kelompok 1. Nurbaya (2021102215) 2. Asnilah (2021102131) 3. Nuriati (2021102219) 4. Syamriani (2021102214) 5. Ramla Sari Gemelly I (2021102136) 6. Sitti Ma’wah Usman (2021102217) 7. Hartini (2021102133) 8. Mita (2021102135) 9. Jusmawati Z (2021102113) RESUME KASUS A. Defenisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Sofian Amru, 2012). Bayi yang lahir dengan berat <2500 gram tanpa memandang masa kehamilan, berat lahir adalah bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Ratna Dewi Pudiastuti, 2015) Klasifikasi BBLR : 1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-<2500 gram. 2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000- <1500 gram. 3. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. KONSEP MEDIK B. Etiologi Menurut Sudarti dan Afrah (Fauziah, 2013) Etiologi ada BBLR yaitu: a. Faktor Ibu: Riwayat kehamilan tidak baik, paritas, anemia, perdarahan antepartum, preeklampsia berat, kebiasaan tidak baik (merokok & minum alkohol). b. Faktor Placenta: Placenta Previa, Solutio Placenta, Ketuban Pecah Dini, Kehamilan Ganda. c. Faktor Janin: Gawat Janin, Infeksi Janin kronik, Kelainan Kromoson. C. Tanda dan Gejala Menurut Tim Adaptasi 2009 dalam (Nurahf & Hardi Kusuma 2016). 1. Sebelum Bayi Lahir: - Riwayat Abartus, partus premature dan lahir mati. - Pembesaran Uterus tidak sesuai denga usia kehamilan. - Pergerakan janin pertama lebih lambat. - Kehamilan dengan oligohidramnion atau perdarahan antepartum. 2. Gejala Klinis setelah bayi lahir. - Bayi dengan retradasi pertumbuhan uterin. - Bayi Prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 Minggu. - Bayi Prematur kurang sempurna pertumbuhan alat alat dalam tubuh. D. Patofisiologi Menurut (Bobak dan Irene, 2015) Bayi Berat Lahir Rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari BBLR dipengaruhi beberapa faktor yaitu, gizi yang kurang pada saat hamil, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan terlalu berat, faktor lingkungan, faktor janin, faktor placenta, serta penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok, hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan, cacat bawaan dan infeksi dalam rahim. E. Penatalaksanaan 1. Mempertahankan suhu tubuh 2. Pengawasan nutrisi (asi) 3. Pencegahan infeksi dengan ketat 4. Penimbangan berat badan 5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih 6. Tali pusat dalam keadaan bersih 7. Kepala bayi dipakaikan topi, beri O2 jika perlu 8. PMK (Perawatan Metode Kanguru) Asuhan Kebidanan pada Neonatus Ny”N”, Usia 2 (dua) hari dengan BBLR di RSUD dr Lapalaloi Tanggal 02 Juni 2022 • Tanggal Masuk : 31 Mei 2022 Jam:17.00 • Tanggal Pengkajian : 02 Juni 2022 Jam: 10.00 • Ruangan : NICU • Diagnosa : BBLR BIODATA/ IDENTITAS PASIEN 1. Nama : By. Ny “N” 2. Umur : 2 hari 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Agama : Islam 5. Alamat : Lingkungan Kasaruarang, Kec. Lau Kab. Maros PENGKAJIAN DATA • DATA SUBYEKTIF 1. Keadaan bayi lemah, banyak tidur, bayi di dalam box bayi. 2. Anak ketiga dan tidak pernah keguguran 3. HPHT: 20/08/2021 4. Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya dan mengkonsumsi vitamin yang diberikan bidan. 5. Ibu di SC tgl 31 Mei 2022, pukul 14.47 kerena Tekanan Darah Tinggi dengan BBL bayi:2050 gram, bayi lahir segera menangis. 6. Tali Pusat dipotong segera setelah lahir. • DATA OBJEKTIF a. Keadaan umum : Lemah b. Kesadaran : Komposmentis c. Antropometri : BB: 2.050 Gram, PB: 49 Cm, LK: 32 Cm, LD: 28 Cm, LP: 23 Cm d. Tanda-tanda vital: N: 140 x/ menit, P: 40 x/ menit, S: 38̊C, SPO2: 98 e. Terpasang OGT, asi/sf: 25 CC/3 jam f. Terpasang infus dextrose 10%, 2,5 CC/ jam g. Bayi dirawat dalam inkubator ANALISA INTERPRETASI DATA BCB/KMK/SC/BBLR usia 2 hari dengan demam PENATALAKSANAAN
1. Tanggal 02 Juni 2022, Pukul: 12.00 memberi tahukan orangtua hasil
pemeriksaan bayi. Hasil: ortu bayi mengetahui hasil pemeriksaan bayinya. 2. Memberikan KIE tentang menjaga kehangatan bayi dengan PMK. Hasil: Ortu bayi bersedia melakukan PMK. 3. Lanjut infus dekstrose 10% dan pemberian obat ampicillin. Hasil: infus masih terpasang. 4. Mengajurkan Ortu bayi untuk mengompres bayi dengan air hangat. Hasil: Ortu bayi melakukan kompres air hangat pada bayi. 5. Menjelaskan tanda-tanda infeksi pada Ortu bayi. Hasil: Ortu bayi mengerti tentang tanda-tanda infeksi. 6. Meminta Ortu bayi untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi dan tetap menjaga protokol kesehatan pandemi Covid-19. Hasil: Ortu bayi mengerti dan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayinya. EVALUASI / TINDAK LANJUT Tanggal 02 Juni 2022, Pukul :14.00 1. Kebutuhan Nutrisi Bayi terpenuhi dengan infus dextrose 10% (2,5cc/jam) dan pemberian Asi/SF dengan OGT (25cc/3 jam). 2. Bayi tidak mengalami hipotermi ditandai dengan badan bayi yang hangat 3. Bayi masih Demam dengan Suhu badan 38˚C. 4. Tidak terjadi infeksi tali pusat ditandai dengan tidak adanya merah, bengkak, nyeri, dan tidak ada pengeluaran pus. HAMBATAN / TANTANGAN PENYELESAIAN KASUS • Sulit membagi waktu karena adanya tugas pokok di puskesmas ( tempat kerja) dengan jadwal praktek di Rumah Sakit PEMECAHAN MASALAH / SOLUSI • Datang ketempat praktek setelah selesai tugas pokok di puskesmas (Jadwal praktek di atur sehingga tidak terlalu mengganggu tugas pokok di puskesmas) PEMBAHASAN KASUS DENGAN TEORI CATATAN: Dari penatalaksanaan kasus ini yang di lakukan di ruang NICU, sudah sesuai dengan teori penatalaksanaan pada bayi BBLR (tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek yang dilakukan dengan kasus ini) TERIMA KASIH