Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN DIAGNOSA POST PARTUM IUFD DI RUANG POLI

KANDUNGAN

RSUD DR. R. SOEDJONO SELONG

LOMBOK TIMUR-NTB

Di Susun Oleh :

Hilda Riza Febriana., S.Kep


NIM. 113121074

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR

LOMBOK TIMUR

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Profesi Ners Dengan Judul : Laporan Asuhan

Keperawatan Dengan Diagnosa Post Partum IUFD Di Ruang Poli

Kandungan

RSUD DR. R. Soedjono Selong Lombok Timur-NTB

Tanggal 07 - 09 Desember 2023

telah di sahkan dan disetujui pada

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Hikmah Lia Basuni, M.Kep) (Nurmawati, Amd.Keb)

(Hilda Riza Febriana, S.Kep)

Kepala Ruangan

(Nurmawati, Amd.Keb)
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)

A. DEFINISI

IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan

dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan

(Sarwono, 2005).

Intra Uterine Fetal death ( IUFD) adalah terjadinya kematian

janin ketika masih berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia

kehamilan 20 minggu atau lebih.

B. ETIOLOGI

Penyebab IUFD antara lain :

1. Faktor Placenta

 Insufiensi placenta

 Infark placenta

 Solutio placenta

 Placenta previa

2. Faktor Ibu Yaitu kelainan yang disebabkan oleh ibu paa saat hamil.seperti

contohnya mempunyai penyakit berat, keturunan dan penyakit menular.

Selain itu konsumsi obat obatan juga mempengaruhi.

3. Faktor Intrapartum:

 Perdarahan antepartum

 Partus lama

 Anasthesi

 Partus macet

 Persalinan presipitatus
 Persalinan sungsang

4. Faktor Janin:

 Prematuritas

 Postmaturitas

 Kelainan bawaan

 Perdarahan otak

5. Faktor Tali Pusat:

 Prolapsus tali pusat

 Lilitan tali pusat

 Vassa praevia dan tali pusat pendek

C. MANIFESTASI KLINIS

1. DJJ tidak terdengar

2. Uterus tidak membesar, fundus uteri turun

3. Pergerakan anak tidak teraba lagi

4. Palpasi anak tidak jelas

5. Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kurang lebih 10 hari

6. Pada rongen dapat dilihat adanya:

 tulang-tulang tengkorak tutup menutupi

 tulang punggung janin sangat melengkung

 hiperekstensi kepala tulang leher janin

 ada gelembung-gelembung gas pada badan janin

 bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan


Hypofibrinogenemia 25%.

D. KOMPLIKASI
1. Trauma emosional yang berat menjadi bila watuu antara kematian janin dan

persalinan cukup lama.

2. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.

3. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2

minggu.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah lengkap

2. Ultrasound seperti usg atau pemeriksaan dengan doppler

3. Radiologi (bila perlu)

F. PENATALAKSANAAN

Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana

tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada

kepastian sebab kematian, hindari memberikan informasi yang tidak tepat.

Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien.

Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa

besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.

Penting untuk menyarankan kepada pasien dan keluarganya bahwa

bukanlah suatu emergensi dari bayi yang sudah meninggal :

1. Jika uterus tidak lebih dari 12 minggu kehamilan maka pengosongan uterus

dilakukan dengan kuret suction.

2. Jika ukuran uterus antara 12-28 minggu, dapat digunakan prostaglandin E2

vaginal supositoria dimulai dengan dosis 10 mg,


3. Jika kehamilan > 28 minggu dapat dilakukan induksi dengan oksitosin.

Selama periode menunggu diusahakan agar menjaga mental/psikis pasien

yang sedang berduka karena kematian janin dalam kandungannya.

Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun

ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya, sebelum

keputusan diambil.

Bila pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu persalinan spontan

hingga 2 minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi

komplikasi.

Bila pilihan adalah manajemen aktif: induksi persalinan

menggunakan oksitosin atau misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan

misalnya pada letak lintang.

Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan

melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.


G. PATHWAY
H. MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan nyaman nyeri

2. Intoleransi aktifitas

3. Kecemasan

4. Kurang pengetahuan

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi uterus

2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan nyeri

3. Kecemasan berhubungan dengan kehilangan orang yang dicinta.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif tidak

mengetahui sumber-sumber informasi.

Anda mungkin juga menyukai