Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEBIDANAN

Pada
Ny S GIII P1011 UK 22-23 Minggu dengan Abortus Impiens
di
PUSKESMAS BENDUNGAN
TRENGGALEK

Disusun Oleh :
Herlidian Putri
05610132

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2007
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN


Ny. S GIII P1011 UK 22-23 Minggu dengan Abortus Impiens

Di
PUSKESMAS BENDUNGAN TRENGGALEK

Hari : Jumat
Tanggal : 30-11-2007

Mahasiswa

(HERLIDIAN PUTRI)
NIM : 05610132

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

( ) ( )
LEMBAR KONSULTASI

Nama : HERLIDIAN PUTRI


NIM : 05610132
Judul Kasus : Ny. S GIII P1011 UK 22-23 Minggu dengan Abortus Impiens
Di Puskesmas Bendungan Trenggalek
Pembimbing : Sumarsih Amd.Keb

No Hari / Tanggal Rekomendasi Tanda Tanggan


1. 29 11 2007

2. 30 11 2007
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat akibat tertentu)

pada / sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah kehamilan belum

mampu untuk hidup di luar kandungan.

Abortus insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan

ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan itu tidak dapat

dipertahankan lagi. (Prof.Dr.Rustam M.MPH Sinopsis Obstetri 1)

Diperkirakan frekwensi keguguran spontan berkisar 10 15%. Namun

demikian, frekwensi keguguran yang pasti sulit / sukar ditentukan. Hal itu

disebabkan sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan

sehingga wanita tidak datang ke dokter / RS.

Pada kasus ini hendaknya penolong dapat memberikan pertolongan yang

tepat dan optimal, sehingga penderita tidak sampai mengalami komplikasi

sehingga dapat mengurangi terjadinya angka kematian ibu. Pada kasus abortus

insipiens ini, janin sudah tidak dapat diselamatkan maka jaringan fetus yang

keluar harus benar benar bersih dalam rahimnya agar tidak menimbulkan

komplikasi.

Alasan penulis mengambil kasus abortus insipiens karena sebelumnya

penulis belum pernah menemukan kasus seperti ini dan penulis berharap

mendapatkan tambahan ilmu untuk membuat asuhan kebidanan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan

abortus insipiens.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian data pada pasien dengan

abortus insipiens.

b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada pasien.

c. Mahasiswa mampu menentukan intervensi pada kasus abortus insipiens.

d. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan yang dilakukan atas masalah

yang terjadi pada kasus abortus insipiens.

e. Mahasiswa dapat mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan pada

pasien abortus insipiens.

C. METODE PENELITIAN

1. Metode penulisan ini adalah studi kepustakaan dalam bentuk studi kasus

yaitu mencari gambaran yang lebih jelas dari proses kebidanan yang terjadi

saat ini.

2. Teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Anamnese

Dengan wawancara pada keluarga klien untuk mendapatkan data

subyektif.

b. Pemeriksaan

Dengan melakukan pemeriksaan langsung pada klien untuk memperoleh

data obyektif.

c. Studi dokumenter

Dengan melihat status yang terdapat pada ruangan.

d. Studi kepustakaan

Dengan menggunakan beberapa referensi buku baik medis maupun

keperawatan yang berhubungan dengan masalah yang ada.

D. SUSTEMATIKA PENULISAN

BAB 1. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan

dan sistematika penulisan.


BAB 2. Tinjauan pustaka terdiri dari konsep teori persalinan dan konsep

manajemen abortus insipiens.

BAB 3. Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa / masalah,

intervensi, implementasi, evaluasi.

BAB 4. Pembahasan

BAB 5. Penitup terdiri dari kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGERTIAN

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (FKUI

Kapita Selekta Kedokteran 1,260).

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia

luar. (FK UNPAD, Obstetri patologi : 7)

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat akibat tertentu)

pada / sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan

belum mampu untuk hidup di luar kandungan. (Sarwono .P, Pelayanan

Kesehatan maternal dan neonatal, 145)

II. ETIOLOGI

Faktor faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum

sendiri, faktor ibu dan faktor bapak :

1. Kelainan Ovum

Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering

menyebabkan abortus spontan. Abortus spontan yang disebabkan oleh

karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinan kalau kehamilannya

sudah lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya

abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50

80%).

2. Kelainan Genetalia Ibu

Misalnya pada ibu yang menderita :

- Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)

- Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.


- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum

yang sudah dibuahi, Ex : kurangnya progesteron / estrogen,

endometritis, mioma submukosa.

- Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola )

- Distosia uterus, Ex terdorong oleh tumor pelvis.

3. Gangguan Sirkulasi Plasenta

Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia

gravidarum, anomaly plasenta, dan endorteritis oleh karena lues.

4. Penyakit penyakit Ibu, misalnya pada :

- Penyakit yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid,

pielitis, rubeola demam malta. Kematian fetus dapat disebabkan karena

toksin dari ibu / invasi kuman / virus pada fetus.

- Keracunan pb, nikotin, gas racun, alkohol, dll.

- Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat,

anemia gravis.

- Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipertiroid,

kekurangan vit A,C,E, dan DM.

5. Antagonis Rhesus

Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,

sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis atau faktor serviks yaitu

inkompetensi serviks, sevisitis.

7. Perangsangan yang menyebabkan uterus berkontraksi

Umpamanya : sangat terkejut, obat obat uterotonika, ketakutan,

laporotomi dll. Atau dapat juga karena trauma langsung karena instrumen,

benda dan obat obatan.


8. Penyakit bapak

Umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemia, dekompensasi kordis,

malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol,nikotin, pb) sinar rontgen,

avitaminosis.

(Prof.Dr.Rustam Mochtar,MPH. Sinopsis obstetric 1,209)

III. PATOGENESIS / PATOLOGI

Pada awalnya abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis

jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda

asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengelurkan benda

asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus

decidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada

kehamilan 8 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak

dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan

lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari plasenta. Hasil

konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau

benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin

masih hidup, molakruenta, fetus kompresus, maserasi / fetus papiraseus.

(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran 1, 261)

IV. MANIFESTASI KLINIK

1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu

2. Pada Pemeriksaan fisik : KU tampak lemah atau kesadaran menurun, TD :

normal atau menurun, denyut nadi normal / cepat dan kecil, suhu badan

normal / meningkat.

3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.

4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri

pinggang akibat kontraksi uterus.

5. Pemeriksaan ginekologi
a. Inspeksi vulva : perdarahan pevaginam ada / tidak jaringan hasil

konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vulva.

b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka /

sudah tetutup. Ada / tidak jaringan keluar dari ostium, ada / tidak cairan

atau jaringan berbau busuk dari ostium.

c. Colok Vagina : porsio masih terbuka / sudah tertutup, teraba / tidak

jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai / lebih kecil dari usia

kehamilan tidak nyeri pada perabaan adneksa. Kavum douglasi tidak

menonjol dan tidak nyeri.

(FKUI Kapita Selekta Kedokteran 1,261)

V. FREKUENSI

Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10 15%.

Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti susah / sukar

ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila

terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai

gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter / RS.

Menurut SIEGLER & EASTMAN, abortus terjadi pada 10% kehamilan.

RS Pirngadi Medan juga mendapat angka 10% dari seluruh kehamilan. Menurut

EASTMAN, 80% dari abortus terjadi pada bulan ke 2 3 kehamilan, sementara

SIMENS mendapat angka 76%.

(Prof.Dr.Rustam M,MPH, Sinopsis obstetric 1,211)

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 3 minggu setelah

abortus.

2. Pemeriksaan Doppler atau USG menentukan apakah janin masih hidup

3. Pemeriksaan kadar fibrinogen (FKUI Kapita Selekta Kedokteran,261)

VII. KOMPLIKASI

1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi


2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi

kelainan pembekuan darah. (FKUI, Kapital Selekta Kedokteran,263)

VIII. PENANGANAN UMUM

1. Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat

darurat, komplikasi berat / masih cukup stabil).

2. Pada kondisi gawat darurat, segera upayaklan stabilisasi pasien sebelum

melakukan tindakan lanjutan.

3. Penilaian medik untuk menentukan tindakan difasilitas kesehatan setempat/

dirujuk ke RS

- Bila px syok / kondisinya memburuk akibat perdarahan hebat, segera

atasi komplikasi tsb.

- Gunakan jarum infus besar dan berikan tetesan cepat (500 ml dalam 2

jam) larutan garam fisiologos/ ringer.

- Periksa kadar Hb, gol darah dan uji padanan silang.

4. Ingat, kemungkinan hasil ekfopik pada px hamil muda dengan syok berat.

5. Bila terdapat tanda tanda sepsis, berikan AB yang sesuai

6. Lakukan penantian ketat tentang kondisi pasca tidakan dan perkembangan

lanjutan.

(Sarwo P ,Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,146)

IX. KLASIFIKASI

Abortus dapat dibagi 2 golongan

1. Abortus Spontan

Adalah abortus yang terjadi dengan tidak di dahului faktor faktor

mekanis/medisinalis semata mata disebabkan oleh faktor faktor alamiah.

a. Abortus imminens
Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk

mempertahankan.

b. Abortus incipiens

Abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat di cegah lagi.

c. Abortus incompletes

Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian jaringan

placenta masih tertinggal di dalam rahim.

d. Abortus completes

Seluruh buah kehamilan di lahirkan dengan lengkap.

e. Missed abortion

Keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tapi tertahan

di dalam rahim selama 2 bulan / lebih setelah janin mati.

f. Abortus habitalis

Abortus yang telah berulang dan berturut turut terjadi : sekurang

kurangnya 3 x berturut turut.

(FK UNPAD, Obstetri Patologi : 8)


ABORTUS INCIPIENS

I. PENGERTIAN

Abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan

ketuban yang teraba, kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan lagi.

(Prof.Dr.Rustam M,MPH Sinopsis Obstetri 1)

Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil

konsep masih berada di dalam cavum uteri. Kondisi ini menunjukan proses

abortus sedang berlangsung dan akan berlangsung menjadi abortus Incomplit

dan komplit.

(Sarwono P,Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal)

II. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PERDARAHAN PADA

KEHAMILAN MUDA

Perdarahan Serviks Uterus Gejala/Tanda Diagnosis Tindakan


Sedang Terbuka Sesuai UK Kram/nyeri Abortus Evaksi
hingga perut bawah Incipient
masif/ belum terjadi
banyak ekspulsi
hasil
konsepsi
Kram/nyeri Abortus Evakasi
perut bawah Incomplit
ekspulsi
sebagian
hasil
konsepsi
Terbuka Lunak dan Mual Abortus Evakasi
besar dari /muntah Mola Tatalaksana
usia festasi kram perut moka
bawah
sindroma
mirip PE tak
ada janin
keluar
jaringan
seperti
anggur
III. PENAGANAN SPESIFIK

Abortus Imminens

1. Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara

total

2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan.

3. Bila perdarahan.
MANAJEMEN KEBIDANAN

PADA ABORTUS INSIPIENS

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif (tanggal..pukul.)

1. Biodata

Nama klien Nama Suami

Umur Umur

Agama Agama

Pendidikan Pendidikan

Pekerjaan Pekerjaan

Alamat Penghasilan

2. Keluhan Utama

Pasien mengatakan tidak haid, sakit perut, mulas mulas perdarahan yang

bisa seditit atau banyak, tidak ada jaringan yang keluar. (Rustam M, 212)

3. Riwayat menstruasi

- Menarche - Flour albus

- Lama - Disminorhoe

- Banyak - HPHT

4. Riwayat kehamilan sekarang

- Apakah selaput ketuban sudah pecah,warna, kental / encer, kapan

selaput ketuban pecah (APN, 2-8)

- Ada / tidak keluar cairan bercampur dalam darah di vagina (APN, 2-8)

5. Riwayat Kesehatan yang lalu

Pasien pernah / tidak menderita penyakit menular (HIV AIDS,TBC)

menurun (Hipertensi,asma) menahun (DM,TBC).

6. Riwayat penyakit sekarang


Penyakit yang dialami pasien saat ini, kapan masuk RS/RB, alas an masuk

RS/RB.

7. Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga adakah yang menderita penyakit tifoid, pneumonia, rubella,

paru- paru, anemia, malnutrisi.

8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

- Kehamilan beberapa kali, keluhan selama hamil

- Persalinan ditolong oleh bidan, dukun,dokter,spesialis

- Lahir secara spontan, bantuan : vacuum, extrasi, sc

- Usia anak sekarang, jenis kelamin,BBL, PBL

9. Riwayat psikososial spiritual

- keadaan psikologis pasien selama menghadapi / mengalami abortus.

- Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan.

- Pasien beragama apa dan bagaimana menjalankan ibadahnya.

10. Riwayat kontrasepsi

- Metode kontrasepsi yang pernah digunakan

- Metode kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil/

- Keluhan selama KB

11. Pola kebiasaan sehari hari

a. Nutrisi c. Aktifitas e. Eliminasi

b. Istirahat d. Personal hygiene f. Sexual

12. Sosial budaya

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada pantangan makanan.

13. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum

- KU - TTV (TD,S,Rr,N) - lila

- Kesadaran - BB,TB

2. Pemeriksaan khusus
a.Inspeksi

Kepala : tidak / ada benjolan, rambut hitam lurus / tidak,

rontok / tidak, ketombe ada / tidak, ada lesi /

tidak.

Muka : ada cloasma / tidak, odema / tidak, tampak

kesakitan.

Mata : simetris / tidak, conjungtiva anemi / tidak,

skelera ikterus / tidak.

Hidung : simetris / tidak, ada polip / tidak, ada secret /

tidak

Telinga : serumen ada / tidak, simetris / tidak.

Mulut : bibir kering / tidak, lidah kotor / tidak, ada

caries / tidak, stomatitis / tidak, bibir pucat /

tidak.

Leher : ada pembengkakan kel.tiroid / tidak, ada

pembengkakan vena jugularis / tidak.

Ketiak : ada pembesaran kel.limfe / tidak.

Payudara : ada pembesaran / tidak, colostrums keluar /

tidak, puting susu menonjol / tidak,

hiperpigmentasi aerola mammae / tidak.

Abdoment : perut membesar ada striae livida / tidak, striae

albicon / tidak linea alba / tidak, linea nigra /

tidak, bekas op / tidak.

Genetalia : ada tanda Chadwick / tidak, odema / tidak, ada

candiloma / tidak, ada flour albus / tidak, ada

pengeluaran darah / tidak.

Ekstrimitas atas & bawah : oedema / tidak, varises / tidak.

b. Palpasi
Leopoid I : TFU menggunakan ukuran jari (3 jari atas symp)

Leopoid II : belum dikaji

c.Auskultasi : DJJ jika sudah terdengar pada UK > 16 minggu.

d. Perkusi : reflek patella + /-

3. Pemeriksaan dalam : VT - pembukaan OUI & OUE, ketuban

+ /-, perdarahan pervagina +/-.

4. Pemeriksaan penunjang : a. laboratorium : urin, darah

b. USG

c. Rontget

II. INTERPRETASI DATA

Dx : Ny . G..P..UK.. minggu dengan abortus insipiens.

DS : ibu mengatakan tidak haid sejak 3 bulan, sakit perut, mulas mulas

perdarahan yang bisa sedikit / banyak , tidak ada jaringan yang keluar.

DO : KU : baik / lemah

Kesadaran : composmentris

Observasi TTV : SoC, Nx/mnt, Rr. x/mnt, TD.mmhg.

Inspeksi : perdarahan pervagina agak banyak, bau, tidak ada

jaringan yang keluar pervagina.

Palpasi : rasa nyeri perut bagian bawah, TFU 3 jr atas

synpisis.

Auskultrasi : -

Perkusi : -

Pemeriksaan dalam (VT) : cm, teraba ketuban.

III. ANTISIPASI MASALAH

- Syok karena perdarahan

IV. KEBUTUHAN SEGERA

- Infus RL

- Rujuk
V. INTERVENSI

Tujuan : Abortus segera teratasi dan tidak terjadi syok perdarahan.

Kriteria hasil : - KU ibu baik

- kesadaran : composmentris

- TTV : normal TD :100/60 -140/90 mmHg

S : 36,5-37,5oC

N : 60-90 x/mnt

R : 16-24 x/mnt

- Klien segera mendapat tempat pelayanan / rujukan dengan

fasilitas yang lebih baik dan lebih lengkap

- Kehamilan dapat dipertahankan

- Perdarahan

- Hb normal : 11 gr%

Intervensi

1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien.

R/ menciptakan kerjasama dan kepercayaan antara klien dengan petugas

kesehatan.

2. Jelaskan / beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang kondisi klien.

R/ klien dan keluarga paham tentang kondisi klien.

3. Pasang infus RL (20- 30 tetes/menit).

R/ pemenuhan kebutuhan cairan tubuh akibat perdarahan.

4. Atur posisi klien, kaki lebih tinggi dari tubuh dan kepala

R/ mencegah darah keluar lebih banyak.

5. Persiapkan rujukan untuk klien (BAKSOKU)

- Pastikan klien didampingi penolong persalinan yang kompeten

R/ untuk menatalaksanakan kegawatdaruratan obstetric untuk dibawa ke

fasilitas rujukan.
- Bawa perlengkapan dan bahan bahan untuk asuhan klien bersama

sama ketempat rujukan.

R/ perlengkapan dan bahan bahan tersebut mungkin diperlukan saat

dalam perjalanan.

- Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan mengapa

ibu perlu dirujuk

R/ ibu dan keluarga memahami alasan dirujuk.

- Berikan surat ke tempat rujukan

R/ memberikan identifikasi mengenai klien.

- Bawa obat obat esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan

R/ obat obatan mungkin diperlukan selama perjalanan.

- Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu

dalam kondisi yang cukup nyaman

R/ dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat.

- Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup

R/ untuk membeli obat obatan yang diperlukan dan bahan bahan

kesehatan lain yang diperlukan selama tinggal di fasilitas rujukan.

6. Rujuk klien ke RS dengan pelayanan yang lebih lengkap dan baik

R/ klien segera mendapat pertolongan yang lebih baik.

VI. IMPLEMENTASI

Sesuai intervensi

VII. EVALUASI

Mengacu pada kriteria hasil.


BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN (Tanggal 19 nov 2007, jam 05.30 WIB)

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama lengkap : Ny.S Nama suami : Tn.S

Umur : 36 th Umur : 38 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Sumurup RT 8

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan mengeluarkan darah dari jalan lahir yang agak banyak dari

jam 05.00 WIB, mules, nyeri di daerah perut bagian bawah, nyeri pinggang.

3. Riwayat kesehatan

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menahun :

Hipertensi, TBC menurun :DM,asma, menular: HIV/AIDS, hepatitis

4. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit

menahun : menahun : Hipertensi,TBC, menurun :DM,asma, menular:

HIV/AIDS, hepatitis.

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Nikah Hamil Persalinan


Kehamilan Nifas
ke ke Anak
I 1 Normal, Normal, ditolong Hidup normal
aterm bidan,aterm BB
waktu lahir 2700
II Abortus 3 bulan

III Hamil ini Abortus


6. Riwayat kehamilan sekarang

Ibu megatakan ini adalah kehamilan ke 3 ibu mengatakan keluar darah

pada jalan lahir sejak jam 05.00 WIB, tanggal 19-11-2007.

Mual, nyeri daerah perut bagian bawah, nyeri pinggang, umur kehamilan 7

bulan.

7. Riwayat haid

Menarche : 12 th Lama : 7 hr

Silkus : 28 hr banyak : 2x ganti pembalut

Disminorhoe: + HPHT : 15-6-2007

Flour albus: - HPL :22-3-2008

8. Pola kebidanan sehari hari

- Nutrisi (sebelum hamil ) : ibu makan 3x/hr nasi, sayur, lauk porsi lebih

sedikit. (Saat hamil) : ibu makan 3x/hr nasi, sayur, lauk porsi lebih

banyak di bandingkan sebelum hamil

- Istirahat (sebelum hamil) : tidur 8 jam/hr (saat hamil) : 10 jam/hr

- Eliminasi (sebelum hamil) : BAK 4-6 x/hr (saat hamil) : BAK 8-10

x/hr.

- Personal hygiene (sebelum hamil) mandi 2x/hr, ganti celana dalam,

keramasan 2 hari sekali. (saat hamil):. mandi 2x/hr, ganti celana dalam,

keramasan 2 hari sekali.

- Aktifitas (sebelum hamil) : masak, mencuci, ngepel, nyapu (saat hamil) :

masak, nyapu, mencuci.

9. Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah memakai KB suntik 1 tahun yang lalu, selama 2

tahun, berhenti karena ingin punya anak lagi.

10. Data latar belakang sosial budaya

Ibu mengatakan dalam keluarga biasanya melakukan selamatan untuk

mengharap keselamatan bayi dan Ibu


B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

KU : lemah

Kesadaran : komposmentris

TD : 100/60 mmHg

S : 38,5oC

N : 92 x/mnt

R : 26 x/mnt

BB sebelum hamil : 51 kg, saat ini : 55 kg

Lila : 24 cm

2. Pemeriksaan khusus

Inspeksi

- muka : tidak odema, agak pucat, terlihat menahan sakit.

- mata : konjingtiva, pucat/ada anemis, sclera putih,

simetris.

- hidung : tidak polip, simetris

- mulut : lidah agak kotor, tidak ada cairan dan bibir agak

pucat, ekspresi menahan sakit.

- leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena

jugularis.

- dada : simetris, payu dara membesar, tidak ada benjolan,

putting susu menonjol

- abdoment : membesar, terdapat striae, tidak ada luka bekas op

- vulva : tidak ada varises, tidak ada kondiloma, tidak ada

flour albus, ada perdarahan

- ekstrimitas atas : tidak odema, tidak ada varises

- ekstrimitas bawah : tidak odema, tidak ada varises.


Palpasi

- leher : tidak ada pembesaran vena jigularis dank el thyroid

- dada : payudara tidak ada benjolan, ada pembesaran

payudara, tidak ada nyeri tekan

- abdoment : LI : TFU 3 jari atas sympisis

Perut tegang, tidak ada nyeri tekan

Auskultrasi

DJJ

3. Pemeriksaan dalam (VT)

- OUI : 1 cm - ketuban (+) merembes

- tidak keluar jaringan pervagina - perdarahan pervagian (+)

4. Pemeriksaan penunjang

Hb : 9,8 gr% albumine() reduksi ()

II. INTERPRETASI DATA

Dx : NyS GIII P1011 UK 22- 23 minggu dengan abortus incipiens.

DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ke 3

- Ibu mengatakan dari jalan lahir keluar darah agak banyak sejak

jam 05.00

- Ibu mengatakan mulas, nyeri di daerah perut bagian bawah,

nyeri punggung

PO : :KU : lemah

Kesadaran : composmentris

TD : 100/60

S : 38,5oC
N : 92 x/mnt

R : 26 x/mnt

Inspeksi : perdarahan pervagian agak banyak, bau khas,

tidak ada jaringan pervagina yang keluar

Palpasi : rasa nyeri perut bagian bawah, TFU 3 gr atas

symphisis

Auskultrasi :-

Perkusi :-

Pemeriksaan dalam (VT) : 1 cm, teraba ketuban

III. INTERVENSI

Tujuan : Abortus segera teratasi

Kriteria hasil : - Kurang baik

- Kesadaran Composmentris

- TTV : normal TD : 100/60 140/90 mmhq

N : 60 90 x/mmt

S : 36, 5 37,5 C

R : 16 24 x/mmt

- Klien segera mendapat tempat pelayanan/rujukan dengan

fasilitas yang lebih baik & lebih lengkap.

INTERVENSI

1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien untuk menciptakan kerjasama &

kepercayaan antara klien dengan petugas kesehatan.

2. Jelaskan/beri penjelasan pada ibu / klien & keluarga tentang kondisi ibu

R/ Ibu dan keluarga paham / mengetahui kondisi ibu.

3. Pasang Infus RL 20- 30 Tetes / menit

R/ Pemenuhan kebutuhan cairan tubuh akibat pendarahan.

4. Atur posisi klien, kaki lebih tinggi dari tubuh & kepala.
R/ mencegah darah keluar lebih banyak.

5. Persiapkan rujukan untuk klien (Baksoku).

- Pastikan klien didampingi penolong persalinan /bidan yang kompeten.

R/ untuk melaksanakan kegawat daruratan obstetric untuk dibawa ke

kapasitas rujukan.

- Bawa perlengkapan & bahan untuk asuhan ibu/klien, bersama-sama

ketempat rujukan.

R/ perlengkapan & bahan tersebut mungkin diperlukan saat dalam

perjalanan.

- Beritahu ibu & keluarga mengenai kondisi terakhir ibu & mengapa ibu

perlu dirujuk. R/ Ibu & Keluarga memahami alas an ibu dirujuk

- Berikan surat ketempat rujukan

R/ memberikan identifikasi mengenai klien.

- Bawa alat essensial pada saat mengantar ibu ketempat rujukan

R/ Obat-obatan essensial mungkin diperlukan selama perjalanan.

- Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu

dalam kondisi yang cukup nyaman.

R/ Dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat.

- Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup.

R/ untuk membeli obat-obattan yang diperlukan & bahan kesehatan

yang diperlukan selama tinggal di fasilitas rujukan.

6. Rujuk ibu/klien ke Rumah sakit dengan pelayanan yang lebih baik & lengkap.

R/ segera mendapat pelayanan yang lebih baik.

IV. IMPLEMENTASI

Dx : Ny. S GIII P011 LK 22 23 minggu dengan Abortus Incipiens

1. Melakukan pendekatan terapeurik dengan pasien.


2. Menjelaskan/memberi penjelasan pada ibu / klien & keluarga tentang

kondisi ibu yaitu kondisi ibu lemah & adanya perdarahan sehingga

mengharuskan ibu untuk segera dilakukan rujukan.

3. Memasang infuse. RL 20- 30 tetes / menit

4. Mengatur posisi klien kaki lebih tinggi stabil dari tubuh & kepala (kaki di

gajal bantal)

5. Mempersiapkan rujukan untuk klien (BAKSOKU)

- Memastikan klien didampingi penolong persalinan/bidang kompeten

- Membawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan ibu/klien,

berama-sama ketempat rujukan

- Memberitahu ibu dan keluarga mengenal kondisi ibu dan mengapa ibu

perlu dirujuk

- Memberikan surat ketempat rujukan

- Membawa alat-alat esersial pada saat mengantar ibu ketempat rujukan

- Menyiapkan kendaraan-kendaraan yang paling memungkinkan untuk

merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman

- Meninggalkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang

cukup.

6. Merujuk ibu /klien ke RS dengan pelayanan yang lengkap dan baik

V. EVALUASI

Dx : Ny. S GIII P011 LK 22 23 minggu dengan Abortus Insipiens

S : Ibu mengatakan mengerti dan memahami penjelasan bidan

Ibu mengatakan bersedia untuk dirujuk

O : K :lemah TFU : 3 jari atas synphisis

Kesadaran : composmentris VT : 1 cm, teraba ketuban, perdarahan

TD : 100/60 mmhg pervagina agak banyak, bau khas, rasa

nyeri
S : 38,50 C tidak ada jaringan yang keluar

N : 90 x /mnt Rujukan sudah siap

R : 26 x /mnt

A : Ny. S GIII P011 LK 22 23 minggu dengan Abortus Insipiens

P : Lanjutka intervensi

- Rujuk ibu /klien ke RS dengan pelayanan yang lengkap dan baik

- BAKSOKU

1. Pastikan klien didampingi penolong

2. Bawa perlengkapan dn bahan-bahan untuk asuhan klien

3. Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu dan alasan dirujuk

4. Berikan surat ke tempat rujukan

5. Bawa alat-alat esensial

6. Siapkan kendaraan

7. Ingatkan keluarga untuk membawa uang


BAB 4

PEMBAHASAN

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu / berat janin kurang dari 500 gram . berakhirnya

kehamilan sebelum anak dapat hidup didunia luar disebut abortus.

Abortus inisipiens adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium

terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan lagi.

Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih

berada didalam cavumeteri, kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang

berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus incompit dan komplit

Tanda-tanda abortus insipiens adalah

1. Perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah

2. Nyeri karena kontraksi rahim kuat

3. Akibat kontraksi rahim terjadi pembukaan

Abortus insipiens biasanya berakhir dengan abortus

Dalam praktek asuhan kebidanan pada Ny. S GIII P011 LK 22 23 minggu

dengan Abortus Insipiens tidak ditemukan adanya kesenjangan antara asuhan

kebidanan yang telah dilakukan pada ibu saat klien datang dengan beberapa keluhan

dan ciri-ciri/ tanda-tanda yang mengarah pada abortus insipiens maka bidan segera

melakukan rujukan ke RS dengan pelayanan yang lebih lengkap dan baik agar klien

segera mendapatkan penanganan


BAB 5

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Abortus adalah berakhirnya kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada/

sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu

untuk hidup diluar kandungan.

Abortus insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah

terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan lagi.

Dalam kasus seperti ini diperlukan penanganan tindakan evaluasi dengan segera.

II. SARAN

1. MAHASISWA

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam memberi

pelayanan dan melakukan asuhan pada klien dengan abortus insipiens

2. INSTITUSI

Diharapkan akan lebih dapat membimbing dan mengevaluasi mahasiswa

dalam melakukan asuhan pada klien dengan abortus insipiens.

3. TENAGA KESEHATAN

Diharapkan lebih kompeten dalam memberi pelayanan sesuai dengan protop

dan harapan klien

4. KLIEN

Diharapkan/ hendaknya melaksanakan dan menyetujui anjuran yang

diberikan oleh bidan agar abortus insipiens dapat segera teratasi dan kondisi

klien segera membaik

5. PEMERINTAH
Diharapkan lebih memperhatikan dan menambah fasilitas untuk pelayanan

kesehatan dalam menangani kasus abortus pada umumnya dan abortus

insipiens pada khususnya sehingga memperkecil angka kematian yang

disebabkan abortus ataupun abortus insipiens.


DAFTAR PUSTAKA

FKUI, 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta

Media Aesculapius

FKUNPAD, 1981. Obstetri Patologi. Jakarta

Bagian Obstetri dan Ginekologi

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.

JNPKKR POGI bekerjasama dengan yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.


LEMBAR KONSULTASI

Nama : ...............................................................................................................

NIM : ...............................................................................................................

Judul Kasus : ...............................................................................................................

...............................................................................................................

Pembimbing : ...............................................................................................................

No Hari/ Tanggal Rekomendasi Tanda Tangan


1 25 1 2008 Perbaiki (lihat di makalah)

2 26 1 2008

3 28 1 2008 Revisi diketik

Anda mungkin juga menyukai