Di Susun Oleh:
Ainurika Saidah
1206.060
Dosen Pembimbing
Munisah, SST
LEMBAR PENGESAHAN
Ainurika Saidah
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Kepala Ruangan
Chairina Wirna
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus
1. Eastmen : abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamiln di mana fetus belum sanggup
hidup sendiri di luar uterus (feus beratnya ±400-1000 gram atau usia kehamilan < 28 minggu)
2. Jeffcoat : abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamiln 28 minggu
3. Holmer : abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 saat proses plasentasi
belum siap (Sinopsis Obstetri Jilid I. 2002)
2.2 Etiologi
Factor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah
1. Kelainan ovum
Menurut Hertig dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus
spontan. Berdasarkan sebuah risetdari 1000 abortus spontan maka 48,9% disebabkan karena
ovum yang patologis. Abortus pontan yang disebabkan oleh kelainan dari ovum berkurang
kemungkinannya kalau usia kehamilan lebih dari 4 minggu, artinya makin muda kehamilan
saat terjadiny abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.
2. Kelainan genetalia ibu
a. Anomaly kongemital misalnya hypoplasia uteri, uterus bikornus, dll
b. Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus untuk nidasi seperti kurannya progesterone dan
estrogen, endometritis, mioma sub mukosa
d. Uterus terlalu cepat meregang misalnya kehamilan ganda, kehamilan mola hidatidosa
e. Distorsia uterus misalnya karena terdrong oleh tumor pelvis
3. Gangguan sirkulasi plasenta
Gangguan sirkulasi plasenta biasanya terjadi pada ibu yang menderita nefritis, hipertensi,
toksemia gravidarum, anomaly plasenta dan endometritis
4. Penyakit-penyakit ibu
a. Penyakit infesi yang menyebabkan demam tinggi
b. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol, dll
c. Ibu yang asfiksia
d. Mal nutrisi dan gangguan metabolism, hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, E, diabetes
mellitus
5. Antagonis rhesus
Pada antagonis rhesus darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga
terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus
6. Terlalu cepatnya corpus luteum menjadi atropis atau factor serviks
7. Perangsang pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi
8. Penyakit bapak (Sinopsis Obstetri Jilid I. 2002)
2.3 Klasifikasi
Abortus dapat dibagi menjadi 2 bagian
1. Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengn tidak didahului factor-faktor mekanis
ataupun medisinalis semata-mata karena factor-faktor alamiah.
2. Abortus provakotus
Abortus provokatus adalah baortus yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan
maupun alat-alat. Abortus ini dibagi lagi menjadi
a. Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri dengan alas an bila
kehamilan dilnjutkan dapat membahayakan jiwa ibu
b. Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang illegal atau
tidak berdasarkan indikasi medis
Abortus spontan dapat dibagi menjadi
1. Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rongga Rahim kosong
saat usia kehamilan < 20 minggu
2. Abortus inkomplitus adalah sebagian hasil konsepsi keluar dan masih ada yang tertinggal
biasanya desidua dan plasenta
3. Abortus insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung dengan serviks yang sudah
mendatar dan ketuban yang teraba, kehamilan ini tidak dapat dipertahankan lagi
4. Abortus imminens adalah perdarahan pervaginam namun serviks masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik
5. Missed abortus adalah keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam Rahim dan
tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih
6. Abortus habitualis adalah keadaan dimana penderita mengalami abortus 3 kali berturut-turut
atau lebih
7. Abortus infeksitis adalah keguguran yang disertai infeksi genital
8. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ke dalam
peredaran darah
VI. IMPLEMENTASI
No Tanggal Jam Pelaksanaan
1 25/6/14 20.00 Melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dengan bersikap
ramah, sopan dan santun
2 25/6/14 20.03 Memberitahukan informasi bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik
namun janin dalam perut ibu sudah meninggal sehingga harus
segera di kelurkan
3 25/6/14 20.05 Melaporkan kondisi pasien ke dr. SPOG
a/p pro curettage
memasang infus RL 500 cc
4 25/6/14 20.08 Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga dan
menjelaskan bahwa ibu akan segera di curettage
5 25/6/14 20.10 Menyiapkan tempat yaitu meja ginekologi untuk ditempati pasien
dan tempat untuk peralatan
Menganjurkan pasien untuk ke kamar mandi untuk melepas pakaian
bagian bawah, buang air kecil dan mencuci derah sekitar vagina
Menyiapkan alat curettage
4.1 Alat perlindungan diri
4.2 Lampu sorot
4.3 Obat-obatan
Methergin 2 ampul
Oksitosin 2 ampul
4.4 Peralatan curetge
Cucing berisi kassa betadine
Kassa steril
Duk
Handscoon
Speculum
Tenakulum
Tampon tang
Busi
Sendok kuret 0 s/d 4
Abortus tang
Ring tang
6 25/6/14 20.20 Melakukan skin test cefotaxime
7 25/6/14 20.25 Memberikan O2 sebanyak 2 l/ menit untuk mmbebaskan jalan nafas
saat pasien tidak sadar
8 25/6/14 20.28 Memberikan injeksi cefotaxime 2 ml/ IV
Memposisikan pasien litotomi
9 25/6/14 20.30 Melakukan curettage dengan cara aseptic dan antiseptic
10 25/6/14 20.35 Membereskan tempat, pasien dan alat
11 25/6/14 20.50 Melakukan observasi
TD : 110/70 mmHg
S : 36,50 C
N : 82x/ menit
RR : 19x/ menit
12 25/6/14 21.00 Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
VII. EVALUASI
Tanggal : 25 Juni 2014
Jam : 21.10 WIB
S : ibu mengatakan sudah merasa lebih baik
O : ku baik
Kesadaran composmentis
TD : 110/70 mmHg
S : 36,50 C
N : 82x/ menit
RR : 19x/ menit
A : P00010 dengan post curettage
P : pemberian obat cefadroxil 3x1, asam mefenamat 3x1, novabion 3x1
: menganjurkn ibu untuk istirahat yang cukup
: menganjurkn ibu makan tanpa pantangan
: menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang saat ada keluhan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Abortus merupakan penyebab kematian ibu.Banyak kasus abortus dilakukan secara illegal
tanpa indikasi apapun.Oleh karena itu, peran petugas kesehatan sangat penting terutama
dalam pelayanan antenatal care dalam memberikan pengetahuan tentang kehamilan.Dengan
begitu setiap kehamilan dapat terpantau dan dapat segera ditangani bila terjadi komplikasi.
4.2 Saran
Sebagai petugas kesehatan kita harus melakukan asuhan kebidanan secara teliti dan
cermat agar masalah kebidanan yang timbul dapat diatasi sesuai dengan hak dan kewenangan
masing-masing petugas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Nama : Ny. N
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : PT
Pekerjaan : Guru
Suami
Nama : Tn. F
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : PT
Pekerjaan : PNS
Nama : Ny. E
Anamnesa
Pada Tanggal :26 Januari 2015
Keluhan Utama :Pasien mengatakan keluar darah bergumpal dari kemaluannya
disertai nyeri perut sejak dua hari yang lalu, dan pernah keluar bercak darah dari
kemaluannya satu bulan yang lalu.
Siklus : 28 Hari
Lamanya : 7 Hari
Dimenorrhoe : Tidak
40 cm/
3400
3, 5 Spontan Tidak Tidak gram/
1 Tahun Aterm Pervaginam BPS ada ada Bidan Laki-laki Baik
Kontrasepsi yang pernah digunakan : Suntik 1 bulan, 1 tahun yang lalu
Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Hari Peratama Haid Terakhir : 04-11-2014
2. Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu
5L : Tidak ada
menerus
Pengeluaran pervagiam : Ada, keluar bercak darah 1 bulan yang lalu, dan
keluar darah yang bergumpal 2 hari yang lalu.
tungkai
dan kaki
dikonsumsi
1. Imunisasi
TT 1 TT 2 TT 3
1. Riwayat Alergi
Jenis makanan : Tidak Ada
DM : Tidak Ada
kehamilan ibu
masyarakat
Keadaan Ekonomi
Penghasilan Perbulan : Rp. 7.000.000
yang ditanggung
dalam
1. Pola Eliminasi
BAK BAB
Frek : 4-5 kali sehari Frek : 1-2 kali sehari
1. Pola Istirahat
Istirahat Siang : Jarang
1. Aktivitas Sehari-hari
Beban Kerja : Pekerjaan rumah tangga
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : CMC
Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
Kepala : Bersih tidak berketombe, rambut hitam
kelenjar limfe
1. Pemeriksaan Penunjang
Plano Test : (+)
USG :terlihat sisa-sisa plasenta tidak utuh lagi,. Dan terlihat Kantong
kehamilan tidak utuh lagi, terlihat sisa-sisa jaringan dalam cavum uteri.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. N G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 11-12 MINGGU DENGAN ABORTUS
INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA HATI PAINAN
PADA TANGGAL26 – 27 JANUARI 2015
e.
8. Berkolaborasi
dengan Dokter
Spesialis Kandungan
(SpOG) dalam
melakukan tindakan
currettage.
9. Pantau keadaan
ibu, dan perdarahan
selama 2 jam.
11. memberitahu
keluarga, ibu boleh
pulang 6 jam post
kuret atau tunggu
keadaan ibu stabil.
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Diagnose /
Interpretasi Masalah Tindakan
Data Dasar Data Potensial Segera Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal : 27
Januari 2015
Pukul : 08.00
WIB
Data subjektif
Ibu mengatakan:
– Post
currettage hari
kedua
– Tidak ada
keluhan
– Pengeluaran
darah dari vagina
tidak terlalu
banyak
Data objektif
· Keadaan
umum :
Composmentis
· TTV
– TD :
110/70 mmHg
– S : 36,
5°C
– P:
22 x/menit
– N : 78
x/imenit
· BB : 55 kg
· TB : 159 cm
Pemeriksaan fisik
· Inspeksi :
Tampak
pengeluaran darah
pervaginam 10 cc