Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat tertentu) pada
atau sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diluar (Saifudin, 2008). Sedangkan abortus inkompletus adalah
pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan kurang dri 20 minggu
dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus (manuaba, 2010).
Abortus inkomplet adalah hanya sebagian dari hasil sisa konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidual atau plasenta (Muchtar, 2001).
Jenis – jenis abortus menurut sarwono (2002) yaitu:
1. abortus iminens
peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa dilatasi
serviks.
2. abortus insipien
peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum kehamilan 20 minggu
dengan adamya dilatasi serviks uterus yang meningkat,tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus.
3. abortus komplet
pengeluaran seluruh hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
4. abortus inkomplit
pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minngu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
5. Missed abortion/ aboertus tertunda
kematian janin berusia sebelum 20 minggu,tetapi janin yang mati tersebut
tidak di keluarkan selama 8 minggu atau lebih.
6. Abortus habitualis
abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut- turut
B. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian janin.
sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam
keadaan masih hidup.
Hal-hal yang menyebabkan kelainan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin
atau cacat, kelainan berat biasanya menyebabkan kematian janin pada hamil
muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut :
a. Kelainan kromosom
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi,
poliplaidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna
Bila lingkungan di endotrium di sekitar tempat implantasi kurang
sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
c. Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagian dapat mempengaruhi baik hasil
konsepsi atau lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh itu pada
umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endometritis dapat menjadi dalam vilikorialis dan menyebabkan plasenta
tertanggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian
janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis pielonifritis,
malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus, toksin, bakteri, virus atau
plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin. Sehingga menyebabkan
kematian janin dan kemudian terjadilah abortus.
4. Kelainan traktes genetalis
Retroversio uteri, miomata uteri atau kelainan bawaan dapat menyebabkan
abortus tetapi harus diangat bahwa hanya retroversio uteri inkarserata atau
uterus mioma submukosa yang memegang peranan penting sebab lain
abortus dalam trimester ke 2 ialah serviks inkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks. Dilaktasi serviks
berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks luas yang tidak dijahit
(sarwono, 2002).

C. Gejala Klinik
1. Terdapat keterlambatan datang bulan
2. Pada pemerikasaan fisik: keadaan umum tampak lemah. TD normal atau
turun, nadi normal atau cepat, kecil, suhu badan normal.
3. perdarahan pervaginaan atau mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
4. rasa mual atau kram perut di daerah atas simpisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan genekologi :
a. Inspeksi vulva : PPV, ada/tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau
tidak bau busuk vulva.
b. Inspekulo: perdarahan pada vavum uteri, ostium uteri terbuka/susah
menutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak
cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
c. Vagina Toch : porsio masih terbuka atau sudah tertutup teraba atau
jaringan dari kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak terasa nyeri saat
perabaan adneksa.
D. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran dari terlepasnya sebagian atau seluruh
jaringan plasenta yang menyebabkan pendarahan sehingga janin kekurangan
nutrisi dan O2. Bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim
berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi. Pengeluaran tersebut dapat
terjadi spontan, seluruh atau bagian masih tertinggal yang menyebabkan
berbagai penyakit.Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit
perut. Karena kontraksi rahim terjadi pendarahan dan disertai pengeluaran
seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk pendarahan bervariasi diantaranya : sedikit dan berlangsung lama
sekaligus dalam jumlah yang besar disertai dengan gumpalan. Akibat
pendarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, tetapi menimbulkan syok,
nadi meningkat, tekanan darah turun, dampak anemeis dan daerah ujung (akral)
dingin. (Manuaba, 2010)

E. Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah pendarahan perforasi, infeksi
dan syok
1. Pendarahan
Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
pendarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati-amati
dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi. Penjaitan luka perforasi atau perlu
histerektomi perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam
menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas
mungkin mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus.
Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
segera dilakukan untuk menentukan luasnya cidera untuk selanjutnya
mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi
3. Infeksi
Biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus
buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemorogik) dan
karena infeksi perut (syok endoseptik) (Sarwono, 2002)

F. Penatalaksanaan
1. Bila ada tanda-tanda syok karena perdarahan, berikan infuse Nacl fisiolgi
atau ringer laktat dan secepat mungkin diberi transfuse darah.
2. Setelah syok diatasi lakukan kerokan dan koret tajam lalu suntikan
ergometrin 0,2 mg 1 m.
3. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara normal.
Dirumah sakit:
1. Rawat paisen di ruangan khusus untuk kasus infeksi
2. Berikan antibiotic IV, penisilin 10-20 IU dan streptomisin 2 gr.
3. berikan infuse Nacl fisiolgi atau ringer laktat
4. Pantau ketat keadaan umum : TD, nadi dan suhu badan
5. Oksigennasi bila perlu
6. Pasang kateter untuk pantau urin out put
7.   Pemerikasaan Lab: darah lengkap, hematokir, AGD, kultur darah, test
resistensi.
8.   Bila kondisi pasien sudah stabil segera lakukan peningkatan.
9. Abortus septic mengalami komplikasi menjadi syok septic, yang tanda-
tandanya panas tinggi/hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran menurun,
Td menurun, sesak nafas.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A

DI RUANG VK BERSALIN

RUMAH SAKIT ANSHARI SALEH BANJARMASIN

Tanggal Pengkajian : 17 JUNI 2013

Jam Pengkajian : 15.00 WITA

A. Subjective Data
1. Identitas
Istri
Nama : Ny.A
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : jln. Kuin Utara Rt. 04

Suami
Nama : Tn. M
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Supir
Alamat : jln. Kuin Utara Rt. 04
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan rujukan dari poli kandungan hamil 2 bulan dan mengeluh
keluar darah pervaginam mulai kemaren dan tadi malam keluar darah banyak
serta ada darah yang bergumpal.

3. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan
suami sekarang sudah 2 tahun.

4. Riwayat Haid
a.Menarche umur : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c.Teratur/tidak : teratur
d. Lamanya : 7 hari
e.Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe : tidak ada
g. HPHT : 23-04-2013
h. Taksiran Partus : 31-01-2014

5. Riwayat Obstetri : G1P0A0

Kehamilan Persalinan Bayi


Tempat/ Penyulit
NO Thn Penyu U Keadaan Ket
UK Cara Penyulit BB PB Sex Nifas
lit K lahir
Penolong
1 Kehamilan 8 mg
ini        

6. Riwayat Keluarga Berencana


a. Jenis : menggunakan pil
b. Lama : 1 tahun
c. Masalah : tidak ada

7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti asma,
hipertensi, DM dan penyakit menular seperti hepatitis, HIV serta penyakit
kronis lainnya seperti jantung.

b. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan seperti
asma, hipertensi, DM, dan penyakit menular seperti hepatitis, HIV,serta
penyakit kronis lainnya seperti jantung.

8. Keadaan Kehamilan Sekarang


a. Selama hamil ibu periksa di : Bidan

b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 4 minggu

c. Frekuensi periksa kehamilan : - Trimester I : 1x

- Trimester II : -

- Trimester III : -

d. TT I : Tidak Pernah

TT II : Tidak Pernah

e. Keluhan/Masalah yang dirasakan ibu

N Umur
Keluhan / Masalah Tindakan Oleh Ket
o Kehamilan

1 Nyeri perut dan 8 minggu Pmeriksaa Dokter Sp.Og Terdapat


keluar bercak darah n dengan sisa
USG jaringan
didalam
rahim
9. Pola Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi
1) Jenis yang dikonsumsi : nasi, lauk-pauk, sayuran
2) Frekuensi : 3x/hari
3) Porsi makan : 1 porsi
4) Pantangan : tidak ada
b. Eliminasi
BAB
1) Frekuensi : 1x/ hari
2) Konsistensi : lembek
3) Warna : kuning kecoklatan
BAK
1) Frekuensi : 6x/hari
2) Warna : kuning bening
3) Bau : pesing
c. Personal Hygiene
1) Frekuensi mandi : 2x/hari
2) Frekuensi gosok gigi : 2x/hari
3) Frekuensi ganti pakaian/jenis : sesuai kebutuhan
d. Aktifitas : ibu mengatakan masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti memasak, mencuci baju, membersihkan
rumah dan bekerja sebagai penjjaga toko baju.
e. Tidur dan Istirahat
1) Siang hari : 2 jam
2) Malam hari : 8 jam
3) Masalah : tidak ada
f. Pola Seksual : tidak ada
Masalah : tidak ada
10. Data Psikososial dan Spiritual

a. Tanggapan ibu terhadap keadaan : Ibu cemas dengan keluhan yang dirasakan
dirinya
b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Ibu senang dengan kehamilannya.
c. Ketaatan ibu beribadah : Ibu taat dalam beribadah.
d. Pemecahan masalah dari ibu : Masalah dipecahkan bersama suami.
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Ibu kurang mengetahui
f. Lingkungan yang berpengaruh :
-Ibu tinggal bersama Suami dan Orang tua.
-Hewan piaraan tidak ada
g. Hubungan sosial ibu dengan mertua, : Baik
orang tua, keluarga
h. Penentu pengambil keputusan dalam : Suami
keluarga
i. Jumlah penghasilan keluarga : Mencukupi
j. Yang menanggung biaya ANC dan : Suami
persalinan

B. Objective Data
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan
1) Sebelum hamil : 45 kg
2) Sekarang : 47 kg
d. Tinggi badan : 154 cm
e. LILA : 24 cm

f. Tanda Vital
1) TD : 110/90 mmHg,
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36.7 °C,
4) Respirasi : 21 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi

-Kepala : kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, tidak


rontok, tidak ada ketombe
-Muka : pucat, tidak ada closma gravidarum, tidak ada odem
-Mata : Simetris, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik
-Telinga : simetris, tidak ada serumen
-Hidung : simetris, tidak ada secret dan tidak ada pernapasan
cuping hidung
-Mulut : bibir pucat, tidak ada sariawan, lidah bersih, ada caries
gigi.
-Leher : tidak tampak pembengkakkan kelenjar tyroid dan
pembesaran vena jugularis.
Dada/Mamae : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tampak
hiperpigmentasi, areola, puting susu menonjol.
-Perut : tidak ada luka bekas operasi, tidak tampak linea nigra
dan stria gravidarum
-Tungkai : tidak tampak odem dan varises
genetalia Tampak adanya darah, tetapi perdarahan tidak aktif
b. Palpasi
 Leher : tidak teraba pembengkakan kelenjar tyroid dan
pembesaran vena jugularis.
 Dada/Mamae : tidak ada massa dan nyeri tekan.

 Abdomen :

- Leopold I : Ballontment (-)

- Leopold II : belum dilakukan

- Leopold III : belum dilakukan

- Leopold IV : belum dilakukan


 Tungkai : tidak teraba odem dan varises
c. Auskultasi : belum dilakukan
d. Perkusi
- Refleks Patella : Kiri / Kanan , ( + ) / ( + )

- Cek ginjal : Kiri / Kanan, ( - ) / ( - )

e. Pemeriksaan Panggul Luar : belum dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang : USG pada tanggal 17 juni 2013 dan terdapat sisa
jaringan di dalam rahim, dan janin tidak
berkembang
C.Assesment
Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 dengan hamil 8 minggu dengan abortus
inkomplit.
Masalah : Nyeri perut disertai keluar darah
Kebutuhan : Curetage

D.Planning
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan tekanan darah ibu 110/90
mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 36.7 °C, Respirasi 21 x/menit dan Ibu
mengetahui tentang hasil pemeriksaan
“ ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu sekarang mengalami perdarahan dan ibu
mengalami keguguran pada kehamilan ibu dan akan dilakukan curetage
besok.
“ibu mengerti tentang keluhan yang dialaminya”
3. Melakukan kalaborasi dengan dokter spesialis dengan memberikan obat
ceftriaxon 1 gr , 30 menit sebelum dilakukan curettage
“kalaborasi telah dilakukan”
4. Menganjurkan ibu untuk puasa mulai jam 12 malam sebelum dilakukan
curettage.
“ibu mengetahui bahwa besok tanggal 18 juni 2013 akan dilakukan
curettage”

CATATAN PERKEMBANGAN

NO HARI, TANGGAL HASIL


1 Selasa,18 juni 2013 S : pasien mengeluh nyeri pada abdomen
O : ku : baik
TD: 120/80 mmhg
N : 80 x/m
R : 20 x/m
T : 36,6
Genetalia: tidak ada perdarahan
A : diagnosa : p0 A1 dengan abortus
Inkomplit
Masalah : nyeri pada abdomen
Kebutuhan : Curretage
P : 1. menjelaskan hasil pemeriksaan pada
Ibu yaitu TD : 120/80 mmhg.
N:80x/m, R : 20 x/m , T : 36,6
“ ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
2. memberikan obat injeksi ceftriaxon 1
gr 30 menit sebelum dilakukan
curretage.
“ injeksi sudah diberikan”
3. Melakukan tindakan curretage oleh
dokter jaga VK Anshari saleh
“sudah dilakukan curettage”
4.Melakukan observasi TTV dan keadaan
umum pasien

12.45 wita S : pasien dalam keadaan lemah


O : Ku : lemah
TD : 120/70 Mmhg
N : 82 x/m
R : 22 x/m
T : 36,7
A : diagnosa kebidanan : P0A1 dengan
abortus inkomplit
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : Asuhan pasca abortus
P : 1. Melakukan observasi TTV yaitu TD:
120/70 Mmhg, N : 82 x/m, R : 22 x/m,
T: 36,7 serta perdarahan
“ sudah dilakukan observasi TTV dan
perdarahan”
2.Memberikan injeksi cipropoxaxim 3 x
1, metegin 3 x 1, dan SF 1 x1
“ sudah diberikan injeksi dan obat”
-

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Dari pembahasan ini dapat dikatakan bahwa Sedangkan abortus
inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
kurang dri 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus
(manuaba, 2010). Dan adapun penyebab abortus ialah Kelainan pertumbuhan
hasil konsepsi, Kelainan pada plasenta, Penyakit ibu, Kelainan traktes
genetalis.
Abortus Inkomplit mempunyai gejala seperti: Terdapat keterlambatan
datang bulan, Pada pemerikasaan fisik: keadaan umum tampak lemah. TD
normal atau turun, nadi normal atau cepat, kecil, suhu badan normal.,
perdarahan pervaginaan atau mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi, rasa mual atau kram perut di daerah atas simpisis, sering disertai
nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
Pada tanggal 17 jini 2013 pasien dengan Ny. A datang hamil 2 bulan dan
mengeluh keluar darah pervaginam mulai kemaren dan tadi malam keluar
darah banyak serta ada darah yang bergumpal. Dari pemeriksaan vital sign
didapatkan hasil : suhu :37 ᵒc, nadi :84 X/menit, respirasi 24 x/menit, dan dari
pemeriksaan fisik ditemukan wajah pucat, konjungtiva pucat, bibir pucat dan
nyeri perut.dari hasil pemeriksaan ditegakkan diagnosis Ny. A dengan Abortus
Inkomplit .penegakkan diagnosis abortus inkomplit ialah adanya pengeluaran
darah dari jalan lahir dan pemeriksaan USG dan terdapat sisa jaringan didalam
rahim dan tidak janin tidak berkembang.
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. A dengan dengan abortus
inkomplit yaitu dianjurkan untuk dilakukan curratage besok, dan puasa
mulajai jam 12 malam, serta 30 menit sebelum dilakukan curretage diberikan
injeksi ceptriaxon.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil dari pemeriksaan dan pengkajian pada Ny. A dengan Abortus
Inkomplit yaitu dari hasi pemeriksaan Vital Sign didapatkan hasil :
Suhu : 37 °C, respirasi : 24 x/ menit, nadi : 84 x/menit, dan dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan wajah Nampak pucat, konjungtiva pucat, bibir
pucat dan nyeri perut. Penegakkan diagnose abortus inkomplit didukung
dengan pemeriksaan USG, serta adanya pengeluaran darah dari jalan lahir.
2. Diagnosa yang ditegakkan pada Asuhan Kebidanan pada Ny. A ini yaitu
Abortus inkomplit
3. Asuhan Kebidanan yang diberikan pada Ny. A adalah memberi tahu ibu
akan dilakukan curretage untuk pengeluaaran hasil konsepsi. Dan
menjelaskan terapi obat oral yang diberikan dokter yaitu :ceptriaxon 30
menit sebelum dilakukan curretage besok.
B. Saran
1. Bagi pelayanan kesehatan
iharapkan sebagai informasi dan masukan bagi tenaga bidan khususnya pada
bagian yang terkait dalam meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan .
2. Bagi NAKES, diharapkan untuk semua Bidan agar dapat menginformasikan
tentang bagaimana cara perawatan pasien dengan abortus inkomplit
3. Bagi institusi
iharapkan dapat dijadikan sebagai acuan referensi agar bisa dimuat dalam
perpustakaan Akademi Kebidanan Sari Mulia
4. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang Asuhan Kebidanan pada
pasien dengan abortus inkomplit agar nanti ketika dimasyarakat dapat
menerapkannya.

Anda mungkin juga menyukai