Anda di halaman 1dari 9

BAB I

KONSEP DASAR ABORTUS INKOMPLIT

A. Pengertian Abortus Inkomplit


Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dala uterus. Pada
pemerksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum
uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pada USG
didapatkan endometrium yang tipis dan iirreguler (Nita, Norma 2013).

B. Etilogi abortus inkomplit


Abortus inkmplit dapat terjadi karena beberapa sebab (Maryunani, Anik. 2009)
yaitu:
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
2. Kelainan kromosom : trisomi 18 atau trisomi 21, poliploidi (50-60%)
3. Lingkungan endometrium yang kurang sempurna sehingga suplai za makanan
terganggu
4. Pengaruh teratogenik : radiasi, virus, obay-obatan
5. Kelainan pada plasenta (oksigenasi , plasenta terganggu, gangguan pertumbuhan
janin, kematian)
6. Penyakit ibu :
a. Pneumonia akut, thypus abdominalis
b. Kronis : toksoplasmosis
c. Gangguan endokrin, malnutrisi, keracunan obat, pengaruh toksin
d. Gangguan hormonal yang tidak terkendali, misal diabetes mellitus,
tirotksikosis
e. Defisiensi korpus luteum, hipotiroid
f. Kelainan anatomi alat reproduksi : kista ovarium, mioma uteri
g. Faktor psikologis dan stres emosional

1
C. Patofisiologi Abortus Inkomplit
Pada awal abortus, terjadi perdarahan desidua basialis, diikuti dengan nekrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi (janin) terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, janin biasaya dikeluarkan seluruhnya
karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu, setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk
kantong amnion kosong (blighted ovum/benda kecil yang tak jelas bentuknya) dan
kemudian plasenta (Maryunani, Anik. 2009)

D. Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit


Tanda dan gejala dari abortus inkomplit (Maryunani, Anik.2009), yaitu:
a. Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan mungkin terdapat bekuan darah
b. Rasa mules (kontraksi) bertambah hebat
c. Ostium uteri eksternum atau serviks membuka
d. Pada pemeriksaan vagina, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar
e. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok
E. Komplikasi Abortus Inkomplit
Komplikasi yang berbahaya pada abortus inkomplit (Maryunani, Anik. 2009),
yaitu :
1. Perdarahan
Pada abortus inkomplit, perdarahan akan terjadi secara terus menerus sehingga
dapat menyebabkan gangguan koagulasi (disseminated Intravascular Coagulation)
yang pada akhirnya akan menyebabkan anemia dan kematian.
2. Infeksi
Dampak pada perdarahan yang banyak mengakibatkan volume darah
berkurang, ibu menjadi anemia dan daya tahan tubuh menurun mengakibatkan
kuman mudah masuk dan berkembang (Eschericia coli yang berasal dari rektum
menjalar ke vagina). Organ yang terserang antara lain : Endometrium,
Peritoneum.

2
3. Perforasi akibat kurease
Dampak dari kuretase akan menyebabkan perforasi pada dinding uterus yang
dapat mengakibatkan gangguan pada kehamilan berikutnya
4. Syok
Terjadi akibat syok hemorhagik, syok hipovolemik dan infeksi berat.

F. Penatalaksanaan Abortus Inkompit


Penatalaksanaan abortus inkompit (Maryunani, Anik. 2009), yaitu :
1. Bila disertai syok karena perdarahan, diberikan infus cairan fisiologis NaCl atau
Ringer Laktat dan transfusi darah selekas mungkin.
2. Setelah syok diatasi, dilakukan kerkan dengan kuret tajam dan diberikan suntikan
untuk mempertahankan kontraksi otot uterus
3. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, dilakukan pengeluara
plasenta secara manual
4. Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi

3
DAFTAR PUSTAKA

Norma,Nita dan Mustika Dwi.2013.Asuhan Kebidanan Patologi.Nuha Medika

Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Trans Info Media.
Jakarta

4
BAB II

ASUHAN KEBIDANANPADA IBU DENGAN ABORTUS INKOMPLIT

DI IGD OBGYN RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

PENGKAJIAN

Hari/Tanggal : Senin, 2 Oktober 2017

Pukul : 21.00 WIB

IDENTITAS

Istri Suami
Nama Ny. M Tn. R
Umur 20 tahun 24 tahun
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Suku/Bangsa Sunda/Indonesia
Agama Islam
Alamat Cililin

PROLOG

Ny. M G1P0A0 dengan umur kehamilan 11 minggu datang ke RSUP Hasan Sadikin Bandung
pada hari senin, 2 oktober 2017 mengeluh keluar darah pervaginam sejak tadi pagi pukul
11.00 WIB. Awalnya yang keluar berupa flek-flek kemudian menjadi gumpalan-gumpalan
darah. Ibu mengatakan nyeri pada bagian perut, pinggang dan punggung bagian bawah. Ini
merupakan kehamilan yang pertama, HPHT 1 juli 2017 dan TP 8 mei 2018 Dari USG yang
dilakukan dokter diketahui ibu mengalami keguguran tetapi masih ada sisa jaringan.
Konsultasi dengan dokter tindakan yang akan dilakukan, dokter menginstruksikan untuk
dilakukan kuretase di IGD pukul 22.30 WIB

5
SUBJEKTIF

Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah pervaginam dan merasa nyeri pada perut bagian
bawah dan simfisis.

OBJEKTIIF

K/U lemah, TD 90/60mmHg, nadi 92x/m, respirasi 22x/m, suhu 36,5°C, konjungtiva tidak
anemis dan sklera tidak ikterik, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, TFU teraba 1 jari diatas
simfisis, nyeri tekan pada bagian perut dan simfisis, terlihat darah bergumpal keluar dari
vagina, perdarahan ±100 cc. Hasil USG uterus sedikit membesar dan terdapat sisa jaringan.
Ekstremitas tidak ada odem dan terpasang infus RL 20 tpm.

ANALISA

Ny. M G1P0A0 dengan abortus inkomplit

PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, yaitu keadaan umum lemah dan ibu mengalami
abortus inkomplit, yaitu sebagian jaringan sudah keluar dari uterus tetapi masih ada
sisa. Ibu mengerti
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab terjadinya abortus inkomplit karena kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi dari lingkungan endometrium yang kurang sempurna
sehingga suplai zat makanan terganggu. Ibu mengerti.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa nyeri yang dirasakan karena hasil konsepsi yang
sudah keluar dari rahim ibu sehingga tempat penanaman hasil konsepsi juga ikut luruh
dan menyebabkan nyeri tersebut. Ibu mengerti.
4. Menyampaikan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan : tindakan yang
akan dilakukan adalah kuretase.
5. Melakukan informed consent untuk melakukan tindakan kuretase : ibu mengerti dan
bersedia
6. Memberikan dukungan kepada ibu agar ibu tenang. Ibu sudah merasa tenang.

6
7. Menyiapkan alat kuretase :
a. Set kuret
b. Kassa steril
c. Com betadin
d. Kapas Alkohol
8. Memindahkan ibu ke ruang tindakan IGD ObGyn untuk dilakukan kuretase. Ibu
sudah berada di ruang tindakan.
9. Mengatur posisi ibu menjadi posisi litotomi. Ibu sudah dalam posisi litotomi
10. Berkolaborasi dengan Dokter Spesialis Kandungan (SpOG) dalam melakukan
tindakan kuretase. Pukul 22.30 WIB dilakukan kuretase oleh dokter.
11. Membersihkan ibu dari paparan darah menggunakan air DTT. Ibu sudah bersih
12. Mendekontaminasi tempat kuretase dengan larutan klorin 0,5%. Tempat kuretase
sudah bersih
13. Memindahkan ibu ke ruang perawatan. Ibu sudah berada di ruang perawatan
14. Membereskan alat bekas pakai dan membuang sampah terkontaminasi

No Waktu Catatan Perkembangan


1 Selasa, 3 SUBJEKTIF
Oktober Ibu mengatakan masih keluar darah sedikit-sedikit.
2017 pukul
01.00 WIB OBJEKTIF
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, nadi 82x/m, pernapasan 24x/m, suhu 36,5°C,
perdarahan pervaginam normal.

ANALISA
Post kuretase 2 jam

PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
asuhan yang akan diberikan. Ibu mengerti
2. Melakukan observasi tanda-tanda bahaya seperti
perdarahan pervaginam dan tanda-tanda vital. Ibu
dalam keadaan baik.

7
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat oral
a. Ciprofloxacin 3x1 tab
b. Asam Mafenamat 3x1 tab
c. SF 2x1 tab
4. Memberikan KIE
a. Memberitahu ibu untuk beristirahat cukup dan
mengurangi aktifitas berat sampai keadaan ibu
benar-benar pulih.
b. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri
dengan segera mengganti pembalut apabila sudah
terasa penuh atau lembab untuk menghindari
terjadinya infeksi.
c. Memberitahu ibu untuk mengonsumsi makanan
yang bergizi khususnya sayur-sayuran dan buah-
buahan.
d. Memberitahu ibu untuk meminum obat-obatan yang
diberikan dokter sesuai anjuran.
Ibu mengerti.
5. Memberitahu keluarga, ibu diijinkan pulang oleh dokter
jam 07.00 WIB. Ibu dan keluarga mengerti
2 Selasa, 3 SUBJEKTIF
Oktober Ibu mengatakan masih keluar sedikit-sedikit dan sudah BAK.
2017 pukul
04.00 WIB OBJEKTIF
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, nadi 84x/m, pernapasan 22x/m, suhu 36,5°C,
perdarahan pervaginam normal.

ANALISA
Post kuretase 6 jam

8
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan
ibu sudah baik. Ibu mengerti
2. Memberitahu ibu untuk sementara menunda kehamilan
hingga kondisi ibu benar-benar pulih. Ibu setuju
3. Menyepakati kontrol ulang di poli kandungan 5 hari
kemudian atau jika ada keluhan. Ibu setuju
4. Melepas infus atas instruksi dokter
5. Mempersiapkan ibu untuk pulang. Ibu pulang pukul
07.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai