1
C. Patofisiologi Abortus Inkomplit
Pada awal abortus, terjadi perdarahan desidua basialis, diikuti dengan nekrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi (janin) terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, janin biasaya dikeluarkan seluruhnya
karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu, setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk
kantong amnion kosong (blighted ovum/benda kecil yang tak jelas bentuknya) dan
kemudian plasenta (Maryunani, Anik. 2009)
2
3. Perforasi akibat kurease
Dampak dari kuretase akan menyebabkan perforasi pada dinding uterus yang
dapat mengakibatkan gangguan pada kehamilan berikutnya
4. Syok
Terjadi akibat syok hemorhagik, syok hipovolemik dan infeksi berat.
3
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Trans Info Media.
Jakarta
4
BAB II
PENGKAJIAN
IDENTITAS
Istri Suami
Nama Ny. M Tn. R
Umur 20 tahun 24 tahun
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Suku/Bangsa Sunda/Indonesia
Agama Islam
Alamat Cililin
PROLOG
Ny. M G1P0A0 dengan umur kehamilan 11 minggu datang ke RSUP Hasan Sadikin Bandung
pada hari senin, 2 oktober 2017 mengeluh keluar darah pervaginam sejak tadi pagi pukul
11.00 WIB. Awalnya yang keluar berupa flek-flek kemudian menjadi gumpalan-gumpalan
darah. Ibu mengatakan nyeri pada bagian perut, pinggang dan punggung bagian bawah. Ini
merupakan kehamilan yang pertama, HPHT 1 juli 2017 dan TP 8 mei 2018 Dari USG yang
dilakukan dokter diketahui ibu mengalami keguguran tetapi masih ada sisa jaringan.
Konsultasi dengan dokter tindakan yang akan dilakukan, dokter menginstruksikan untuk
dilakukan kuretase di IGD pukul 22.30 WIB
5
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah pervaginam dan merasa nyeri pada perut bagian
bawah dan simfisis.
OBJEKTIIF
K/U lemah, TD 90/60mmHg, nadi 92x/m, respirasi 22x/m, suhu 36,5°C, konjungtiva tidak
anemis dan sklera tidak ikterik, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, TFU teraba 1 jari diatas
simfisis, nyeri tekan pada bagian perut dan simfisis, terlihat darah bergumpal keluar dari
vagina, perdarahan ±100 cc. Hasil USG uterus sedikit membesar dan terdapat sisa jaringan.
Ekstremitas tidak ada odem dan terpasang infus RL 20 tpm.
ANALISA
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, yaitu keadaan umum lemah dan ibu mengalami
abortus inkomplit, yaitu sebagian jaringan sudah keluar dari uterus tetapi masih ada
sisa. Ibu mengerti
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab terjadinya abortus inkomplit karena kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi dari lingkungan endometrium yang kurang sempurna
sehingga suplai zat makanan terganggu. Ibu mengerti.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa nyeri yang dirasakan karena hasil konsepsi yang
sudah keluar dari rahim ibu sehingga tempat penanaman hasil konsepsi juga ikut luruh
dan menyebabkan nyeri tersebut. Ibu mengerti.
4. Menyampaikan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan : tindakan yang
akan dilakukan adalah kuretase.
5. Melakukan informed consent untuk melakukan tindakan kuretase : ibu mengerti dan
bersedia
6. Memberikan dukungan kepada ibu agar ibu tenang. Ibu sudah merasa tenang.
6
7. Menyiapkan alat kuretase :
a. Set kuret
b. Kassa steril
c. Com betadin
d. Kapas Alkohol
8. Memindahkan ibu ke ruang tindakan IGD ObGyn untuk dilakukan kuretase. Ibu
sudah berada di ruang tindakan.
9. Mengatur posisi ibu menjadi posisi litotomi. Ibu sudah dalam posisi litotomi
10. Berkolaborasi dengan Dokter Spesialis Kandungan (SpOG) dalam melakukan
tindakan kuretase. Pukul 22.30 WIB dilakukan kuretase oleh dokter.
11. Membersihkan ibu dari paparan darah menggunakan air DTT. Ibu sudah bersih
12. Mendekontaminasi tempat kuretase dengan larutan klorin 0,5%. Tempat kuretase
sudah bersih
13. Memindahkan ibu ke ruang perawatan. Ibu sudah berada di ruang perawatan
14. Membereskan alat bekas pakai dan membuang sampah terkontaminasi
ANALISA
Post kuretase 2 jam
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
asuhan yang akan diberikan. Ibu mengerti
2. Melakukan observasi tanda-tanda bahaya seperti
perdarahan pervaginam dan tanda-tanda vital. Ibu
dalam keadaan baik.
7
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat oral
a. Ciprofloxacin 3x1 tab
b. Asam Mafenamat 3x1 tab
c. SF 2x1 tab
4. Memberikan KIE
a. Memberitahu ibu untuk beristirahat cukup dan
mengurangi aktifitas berat sampai keadaan ibu
benar-benar pulih.
b. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri
dengan segera mengganti pembalut apabila sudah
terasa penuh atau lembab untuk menghindari
terjadinya infeksi.
c. Memberitahu ibu untuk mengonsumsi makanan
yang bergizi khususnya sayur-sayuran dan buah-
buahan.
d. Memberitahu ibu untuk meminum obat-obatan yang
diberikan dokter sesuai anjuran.
Ibu mengerti.
5. Memberitahu keluarga, ibu diijinkan pulang oleh dokter
jam 07.00 WIB. Ibu dan keluarga mengerti
2 Selasa, 3 SUBJEKTIF
Oktober Ibu mengatakan masih keluar sedikit-sedikit dan sudah BAK.
2017 pukul
04.00 WIB OBJEKTIF
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD 100/70
mmHg, nadi 84x/m, pernapasan 22x/m, suhu 36,5°C,
perdarahan pervaginam normal.
ANALISA
Post kuretase 6 jam
8
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan
ibu sudah baik. Ibu mengerti
2. Memberitahu ibu untuk sementara menunda kehamilan
hingga kondisi ibu benar-benar pulih. Ibu setuju
3. Menyepakati kontrol ulang di poli kandungan 5 hari
kemudian atau jika ada keluhan. Ibu setuju
4. Melepas infus atas instruksi dokter
5. Mempersiapkan ibu untuk pulang. Ibu pulang pukul
07.00 WIB