Anda di halaman 1dari 15

I.

Rekam Medik
a. Anamnesis
1. Identitas
Nama
No. MR
Umur
Suku bangsa
Agama
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Alamat
MRS
2. Keluhan Utama

: Ny. Y
: 058170
: 32 tahun
: Indonesia
: Islam
: SMA
: IRT (Ibu Rumah Tangga)
: Beranti Raya, Natar, Lampung Selatan
: 1 Januari 2016 (pukul 12.11 WIB) melalui IGD

Keluar darah dari jalan lahir


3. Riwayat Perjalanan Penyakit
Os datang ke IGD RS.PBA dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir, awalnya hanya flek- flek dari 3 hari yang lalu, kemudian pada hari
ini keluar darah cukup banyak ( 1 softeks penuh). Os juga mengeluh
nyeri pada bagian perut bawahnya sejak tadi pagi. Os menjelaskan bahwa
sekarang lagi mengandung anak ke-2. Riwayat perdarahan sebelumnya
(-). Riwayat keguguran (-). Riwayat trauma (-). Riwayat minum jamujamuan (-). Riwayat perut diurut (-). Riwayat alergi makanan / obat (-).
4. Riwayat Perkawinan
Satu kali selama 6 tahun dan menikah pada usia 27 tahun
5. Riwayat Reproduksi
Riwayat Menarche usia 10 tahun, siklus haid teratur, lama siklus 28
hari, lama haid 7 hari, HPHT 4 November 2015, TP 11 Agustus 2016.
6. Riwayat Kehamilan / Melahirkan
Tahun 2011, cukup bulan, lahir spontan, jenis kelamin perempuan,
berat badan lahir 2800 gram.
7. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
8. Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak ada
9. Riwayat Gizi/ Sosioekonomi

Sedang/ cukup
b. Pemeriksaan Fisik
1. Status Presens
a. Status Generalis
o Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
o Kesadaran
: Kompos mentis
o Tanda Vital
o Tensi
: 120/ 80 mmHg
o Nadi
: 78 x/ menit
o Respirasi
: 20 x/ menit
o Suhu
: 36,7c
o Kepala
: Normocephali, Konjungtiva tidak anemis, Sklera
tidak anemis (DBN)
o Leher
: JVP tidak meningkat, tidak terdapat benjolan
(DBN)
o Thoraks
o Abdomen

: Dalam batas normal


: Simetris, tidak teraba massa, nyeri tekan (+) di

regio supra pubis, bising usus normal, hepar dan lien sulit teraba.
o Ekstremitas superior et inferior
: Dalam batas normal
2. Pemeriksaan Obstetri
Abdomen cembung, simetris, massa (-), nyeri tekan (+) di bagian bawah
pusat, fundus uteri teraba 1-2 jari di atas simpisis pubis.
3. Pemeriksaan Inspekulo
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
c. Rencana Pra Tindakan (advice dr. Spesialis OG di IGD)
- IVFD RL + 1 ampul Duvadilan 20 tetes per menit
- Injeksi Ceftriaxone 2X1 gr IV (skin test)
- Injeksi Asam traneksamat 3x1 ampul
- Cek DL, CT, BT
d. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium : Hasil keluar tanggal 1 Januari 2016 pukul 14.10 WIB
Hb
: 11,6 gr%
MCH
: 31 pg
Hematokrit : 35%
MCHC
: 35 g/dl
Leokosit
: 6400 uI
BT
: 3 menit
Eritrosit
: 3,7 uI
CT
: 13 menit
MCV
: 82 fi
Trombosit
: 342.000 uI
e. Diagnosis Kerja
G2P1A0 hamil 10 minggu et causa suspect abortus insipien
f. Prognosis
2

Dubia
g. Follow up
1. Pra tindakan
Tanggal 1 Januari 2016 pukul 14.15 WIB
o Keluhan
: Keluar darah dari jalan lahir sejak 3 hari lalu, tadi
pagi keluar gumpalan darah sebesar koin.
o Vital Sign : KU : baik
Kesadaran : CM
TD : 130/80 mmHg
N : 78x/ menit
RR : 20x/ menit
T : 36,9c
Perdarahan : 2 cc
o Planing
- Rencana USG (2 Jan 2016 pukul 09.00 WIB)
- Puasa mulai dari pukul 24 WIB
- IVFD RL + 1 ampul Duvadilan 20 tetes per menit
- Injeksi Ceftriaxone 2X1 gr IV
- Injeksi Asam traneksamat 3x1 ampul
2. Pemeriksaan
Sebelum dilakukan pemeriksaan USG os mengeluarkan gumpalan
darah saat BAK di kamar mandi pukul 09.18.

Gumpalan darah
yang dikeluarkan
pada saat BAK
Lalu di lakukan USG pada tanggal
Januari 2016 pukul 09.49 WIB dan di
dapatkan hasil :

Dari hasil USG di atas diagnosis kerja berganti menjadi G2P1A0


hamil 10 minggu dengan Abortus Inkomplit, karena ditemukan kantung
gestasi tidak utuh, terdapat sisa hasil konsepsi. Dan direncanakan untuk
kuretase pada pukul 11.00 WIB.
3. Tindakan
Laporan Kuretase
1. Pasien terlentang dengan posisi litotomi
2. Dilakukan tindakan anastesi narkose
3. Dilakukan tindakan aseptik dan anti septik pada vulva dan vagina
4. Kandung kemih dikosongkan
5. Dilakukan pemasangan SIM
6. Dilakukan penjepitan porsio dengan tenakulum di arah jam 11
7. Dilakukan sondase, didapatkan kedalaman 9 cm
8. Dilakukan kuretase didapatkan jaringan dan darah 3 cc
9. Dipastikan tidak ada jaringan tertinggal dan perdarahan yang
tertinggal dan tenakulum di lepas
10. Kuretase selesai
h. Follow up post kuretase
Setelah dilakukan tindakan kuretase, os sudah diperbolehkan untuk pulang
dengan membawa terapi pulang :
- Cefadroxile 3x1 tablet
- Asam mefenamat 3x1 tablet
- Metargin 3x1 tablet
- Inbion 1x1 tablet

II.

Permasalahan
1. Apakah diagnosis pasien sudah tepat ?
2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat ?

III.

Analisis Kasus
Abortus Inkomplit

1. Pendahuluan Abortus Inkomplit


Ber juta-juta wanita setiap tahunnya mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan. Beberapa kehamilan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa

diantaranya diakhiri dengan abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran


hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan sebagai batasan
digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram, sedangkan menurut WHO batasan usia kehamilan adalah sebelum 22
minggu.1
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu:

Menurut terjadinya dibedakan atas : 2.3.4.5


Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa

disengaja.2
Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja,
baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.3
Abortus ini terbagi lagi menjadi:

Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena


tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).

Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.2.3


Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakantindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan
biasanya dilakukan secara sembunyi - sembunyi oleh tenaga

tradisional.3
Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:1.2.3.6
Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana
terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandungan.

Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana


serviks telah mendatardan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil

konsepsi masih dalam kavum uteri.


Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang

dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.


Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua

atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.


Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah
meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan
tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan

selama 6 minggu atau lebih.


Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya

abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.


Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital.
Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau

peritonium.
Insiden Abortus Inkomplit

II.

Diperkirakan frekuensi insiden aborsi/ keguguran spontan berkisar antara


10-15 %. Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar
ditentukan, karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila telah
terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala
dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang kedokter atau rumah sakit.3 Profil
pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika.
Para wanita pelaku aborsi adalah:8

Wanita Muda

Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang
berusia dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja
berusia dibawah 19 tahun.
Usia
Di bawah 15 tahun
15 17 tahun
18 19 tahun
20 24 tahun
25 29 tahun
30 34 tahun
35 39 tahun
40 tahun ke atas

Jumlah
14.200
154.500
224.000
527.700
334.900
188.500
90.400
23.800

%
0,9 %
9,9 %
14,4 %
33,9 %
21,5 %
12,1 %
5,8 %
1,5 %

Belum Menikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan

melakukan aborsi. Jadi, parawanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung
dengan mudah akan memilih membunuhanaknya sendiri. Untuk di Indonesia,
jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur, kehamilandiluar
nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat tidak
bisaditerima masyarakat maupun lingkungan keluarga.
III.

Etiologi Abortus Inkomplit


Ada beberapa faktor penyebab terjadinya abortus yaitu :
a. Faktor genetik9.10, sekitar 5 % abortus terjadi karena faktor genetik. Paling
sering ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi 16
b. Faktor anatomi : Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan
timbul pada 10-15 % wanita dengan abortus spontan yang rekuren. Lesi
anatomi kogenital yaitu kelainan duktus Mullerian (uterus bersepta).
Duktus mullerian biasanya ditemukan pada keguguran trimester ke dua.

c. Kelainan kogenital arteri uterina yang membahayakan aliran darah


endometrrium. Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterin
(synechia), leimioma, dan endometriosis.9.10
d. Faktor endokrin8.9, faktor endokrin berpotensial menyebabkan aborsi pada
sekitar 10-20 % kasus. Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus luteum yang
abnormal dengan tidak cukupnya produksi progesteron).
e. Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikistik
ovarium merupakan faktor kontribusi pada keguguran.
f. Faktor infeksi, infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC
(Toksoplasma, Rubella,Cytomegalovirus) dan malaria.11
g. Faktor imunologi. Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan
pembekuan darah dibelakang plasenta sehingga mengakibatkan kematian
IV.

janin karena kurangnya aliran darah dari plasenta tersebut.11


Gambaran Klinis Abortus Inkomplit
Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas.

Perdarahan bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku),
sudah ada keluar fetus atau jaringan. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau
pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi
infeksi. Tanda-tanda infeksi alat genital berupa demam, nadi cepat, perdarahan,
berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan
dalam untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadangkadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri,
serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.3
Teknik tradisional yang biasa digunakan pada abortus provokatus kriminalis:1
-

Masase yang lama dan kuat pada uterus hamil

Insersi kateter, batu-batu, kawat-kawat tajam ke dalam vagina dan

serviks
Minum jamu-jamuan, substansi yang kaustik
Daun-daun, akar-akar, kayu-kayuan dan pewarna
Makan-obat-obat kontrasepsi dalam jumlah yang banyak sekaligus ada
juga dilaporkan jatuh dari tempat yang tinggi, berdansa, melakukan

V.

hubungan seksualdengan keras dan dalam waktu yang lama


Patogenesis Abortus Inkomplit
Fetus dan plasenta keluar bersamaan pada saat aborsi yang terjadi sebelum

minggu kesepuluh, tetapi terpisah kemudian. Ketika plasenta, seluruh atau


sebagian tertinggal di dalam uterus, perdarahan terjadi dengan cepat atau
kemudian. Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi
terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus akan berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan
seluruhnya, karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam,
sedangkan pada kemailan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga
sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal. Hilangnya kontraksi yang
dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi miometrium menyebabkan banyak
terjadi perdarahan.12
Pada abrotus provokatus kriminalis, mikroorganisme dapat mencapai
vulva, vagina dan uterus dengan salah satu cara di bawah ini:1

VI.

- Droplet injection dari pelaku abortus


- Tangan pelaku dan alat yang digunakan
- Debu Sprei tempat tidur, kasa penutup luka
Diagnosis Abortus Inkomplit

Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :

10

Anamnesis3
o Adanya amenore pada masa reproduksi
o Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi
o Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis
Pemeriksaan Fisik9.10
o Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan
o Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam
uterus, dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.
o Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.
o Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.
Pemeriksaan Penunjang2
o Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin,
leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan, trombosit, dan GDS.
o Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil

konsepsi
VII. Diagnosis Banding Abortus Inkomplit9
- Abortus komplit
- Kehamilan ektopik
VIII. Penatalaksanaan Abortus Inkomplit2.3
1. Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi
darah dan cairanyang cukup.
2. Pemberian antibiotika yang cukup tepat
Suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
Suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam
Atau antibiotika spektrum luas lainnya.
3. 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat
bila terjadi perdarahan yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk
mengeluarkan hasil konsepsi.
4. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.
5. Semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM.

11

Umumnya setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera


pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak
yang menyebabkan anemia berat atau infeksi. Pasien dianjurkan istirahat
selama 1 sampai 2 hari.
Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami kram
demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan baru yang
ringan atau gejala yang lebih berat. Tujuan perawatan untuk
mengatasi anemia dan infeksi. Sebelum dilakukan kuretase keluarga terdekat
pasien menandatangani surat persetujuan tindakan.2
IX.
Komplikasi Abortus Inkomplit1.6
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus
kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi,
laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada
uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu
Staphylococci, Streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma,

12

Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis,


sedangkan pada vagina ada Lactobacili, Streptococci, Staphylococci, Gram
negatif enteric bacilli, Clostridium sp, Bacteroides sp, Listeria dan jamur.
Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas padsa desidua. Pada
abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium,
tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling sering
bertanggung jawab terhadap infeksipaska abortus adalah E.coli,
Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus,
Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang
kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan
Clostridiumtetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena
dapat membentuk gas.

X.

Prognosis Abortus Inkomplit9.10


Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan

sebelumnya.
-

Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang

rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %


Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui,

kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %


Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung
janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau
lebih aborsi spontan yang tidak jelas.

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Rieuwpassa C, Rauf S, Manoe IMS. M. Pola Bakteri Aerob Pada Penderita
Abortus Inkomplit Infeksiosa Provokatus Kriminalis Pada Beberapa Rumah
Sakit Di Makassar dalam Kumpulan Makalah Ilmiah POGI Cabang
Makassar. Bagian/ UP. Obstetri dan ginekologi FKUH. Makassar. 2003.
2. Manoe IMS. M, Rauf S, Usmany H. Abortus dalam Pedoman Diagnosis dan
Terapi Obstetri dan Ginekologi. Bagian/ SMF Obstetri dan Ginekologi FKUH
RSUP dr. Wahidin Sudiro Husodo. Ujung Pandang. 1999. Hal 97-103.
3. Mochtar R. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan dalam Sinopsis
Obstetri. Jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1998. Hal 209-214.
4. Gugur Kandungan. Available at: http://www.en.wikipedia.org. Accessed on
january, 17 2016.

14

5. Abortion. Available at: http://www.en.wikipedia.org. Accessed on January, 17


2016
6. Keguguran dan Penyebabnya. Gugur Kandungan. Available at:
http://www.pikiranrakyat.com. Accessed on January, 17 2016
7. Abortion-Incomplete. Available at: http://www.medlineplus.com. Accessed on
Accessed on January, 17 2016
8. Pelaku aborsi. Available at: http://www.aborsi.org. Accessed on Accessed on
January, 17 2016
9. Valley VT. Abortion Incomplete. Available at: http://www.emedicine.com.
Accessed on January, 17 2016
10. Incomplete Abortion. Gugur Kandungan. Available at:
http://www.findarticles.com Accessed on January, 17 2016
11. Darmawan Y. Perdarahan Pada Kehamilan uda. Available at:
http://www.infosehat.com. Accessed on Accessedon January, 17 2016
12. Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. Abortion in William Obtetrics, 7th
ed. Appleton-Century-Crofts, USA,1985. p. 467-488. Martin E. Incomplete
Miscarriage. Available at: http://www.abn.it.org Accessed on Accessed on
January, 17 2016

15

Anda mungkin juga menyukai