Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Abortus

adalah

ancaman

atau

pengeluaran

hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.


Sebagai batasan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin <500 gr. (ilmu kebidanan, hal 460)
Abortus atau keguguran merupakan hasil pengeluaran
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang
menurut para ahli ada sebelum usia 16 minggu dan 28
minggu dan memiliki berat badan 400-1000 gr, tetapi jika
terdapat fetus hidup dibawah 400 gr itu dianggap keajaiban
karena semakin tinggi bb anak waktu lahir makin besar
kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2012).
B. Etiologi
Penyebab abortus bervariasi dan sering diperdebatkan.
Umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak
diantaranya adalah sebagi berikut. Usia kehamilan saat
terjadinya

abortus

bisa

memberi

gambaran

tentang

penyebabnya.
1. Factor genetic. Translokasi parental keseimbangan genetic
a. Mendelian
b. Multifaktor
c. Robertsonian

d. Resiprokal
2. Kelainan konginetal uterus
a. Anomaly ductus mulleri
b. Septum uterus
c. Uterus bikornis
d. Inkompetensi serviks uterus
e. Mioma uteri
f. Sindroma asherman
3. Autoimun
a. Aloimun
b. Mediasi imunitas humoral
c. Mediasi imunitas seluler
4. Defek fasse uteral
a. Faktor endokrin eksternal
b. Antibody antitiroid hormone
c. Sintesis LH yang tinggi
5. Infeksi
6. Hematologi
7. Lingkungan
C. Klasifikasi abortus
Sarwono (2008)

membagi

abortus

menjadi

beberapa

klasifikasi yaitu
1. Abortus spontan
Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau
medis untuk mengosongkan uterus, maka abortus tersebut
dinamai abortus spontan. Kata lain yang luas digunakan
adalah keguguran.
2. Abortus imminens (keguguran mengancam)
Peristiwa terjadinya perdarahan dari

uterus

pada

kehamilan pada uterus sebelum 20 minggu, dimana hasil


konsepsi masih dalam uterus, dan tampak adanya dilatasi
serviks.
3. Abortus incipiene (keguguran berlangsung)

Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum


20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat,
perdarahan bertambah.
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam decidua
basalis, diikuti nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan

hasil

konsepsi

biasanya

dikeluarkan

seluruhnya, karena vili korealis belum menembus decidua


terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah
masuk agak tinggi, karena plasenta tidak dikeluarkan secara
utuh sehingga banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan 14
minggu keatas, yang umumnya bila kantong ketuban pecah,
maka disusul dengan pengeluaran janin

dan plasenta yang

telah lengkap terbentuk. Perdarahan ini tidak banyak terjadi


jika plasenta terlepas dengan lengkap.
E. Manifestasi Klinis
Klinis abortus spontan
1. Abortus immines (threatened abortion)
Keguguran tingkat permulaan. Keguguran belum terjadi
sehingga kehamilan dapat dipertahankan dengan cara:
tirah

baring,

gunakan

preparat

progesterone

tidak

berhubungan badan evaluasi secara berkala dengan USG


untuk melihat perkembangan janin.
2. Abortus infisien
Abortus infisien adalah proses keguguran yang sedang
berlangsung sebelum kehamilan berusia 20 minggu dan
konsepsi masih berada didalam uterus. Ditandai dengan
adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi Rahim
untuk

mengeluarkan

hasil

konsepsi

ospium

bisa

ditemtukan sudah terbuka dan tidak dapat dipertahankan.


3. Abortus inklompetus (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan
yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Gejala:
amenorea, sakit perut, mulas-mulas, perdarahan sedikit
atau banyak, dan bisa berupa stolsel (sel beku),suda ada
fetus atau jaringan yang keluar, tetapi jika perdarahan
belum berhenti karena konsepsi belum keluar semua akan
menyebabkan syok. Ini terjadi sebelum kehamilan berusia
20 minggu.
4. Abortus komplitus (keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan
fetus) sehingga Rahim kosong.
5. Missed abortion
Adalah keadaan dimana keadaan janin yang telah mati
masi berada didalam Rahim sebelum berusia 2 minggu

tetapi hasil konsepsi masih bertahan dalam kandungan


selama 6 minggu atau lebih. Dapat diketahui dengan USG.
F. Komplikasi abortus
Menurut Cunningham

(2005)

komplikasi

abotus

adalah

sebagai berikut :
1. Perdarahan (hemorrhage).
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuratase
yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli yaitu bidan dan
dukun.
3. Infeksi dan tetanus.
4. Syok pada abortus dapat disebabkan oleh:

pendarahan

yang banyak, dan infeksi atau sepsis.


G. Pengobatan
Sebab-sebab abortus habitualis dapat di bagi dalam dua
golongan:
a. gel benih yang kurang baik: pada saat ini kita belom tau
bagaimana mengobatinya.
b.

lingkungan

yang

tidak

baik:hal-hal

yang

dapat

mempengaruhi lingkungan adalah:


1) Dysfungsi gladdula thyreoida:hyfongsi kelenjar ini dapat
di obati dengan pemberian thyreoid hormone.

2)

Kekurangan

hormon-hormon

corpus

leteurh

atau

placenta.kekurangan hormone di atasi dengan terapi


substitusi misalnya sering di beri progesteron.
3) Difisiensi makanan seperti asam folin.
4) Kelainan anatomis dari uterus yang kadang-kadang
dapat di koreksi secara operatif:uterus duplex.
5) servix yang incompetent : cervix yang incompetent
sudah membuka pada bulan 4 ke atas, akibatnya ketuban
mudah pecah dan terjadi abortus
6) cervix dapat menjadi incompetent poritio amputasi atau
Karena robekan cervix yang panjang.
7) abortus karena cervix yang incompetent dapat di cegah
dengan operasi shirodkar atau Mac Donald.
8) hipertensi essentialis
9) golongan darah suami istri yang tidak cocok, sistim ABO
atau factor Rh.
10) toxoplasmose.
H. Pencegahan

Setelah mengetahui berbagai penyebab dari gangguan


ini, abortus imminens sebenarnya bisa di hindari dengan
sedini mungkin melakukan langkah-langkah pencegahan.
Adapun langkah-langkah praktis yang bisa di lakukan untuk
memperkecil resiko terjadinya abortus imminens adalah
sebagai berikut.
1. Rutin memeriksakan diri ke dokter, berkonsultasi dan
menjalani tes
membuat

ibu

USG. Tiga

cara

mengetahui

ini setidaknya

gejala

kelainan

dapat
dalam

kandungan sedini mungkin sehingga jika terjadi kelainan


bisa

cepat

dilakukan

tindakan

penyelamatan

menghindari resiko yang lebih tinggi.


2. Mempersiapkan
kehamilan
sebaik-baiknya

untuk
semisal

mencukupi asupan nutrisi ibu hamil, mempertebal daya


tahan tubuh atau jika di perlukan, melakukan menghindari
resiko lebih tinggi.
3. mempersiapkan
kehamilan

sebaik-baiknya

semisal

mencukupi asuhan nutrisi ibu hamil, mempertebal daya


tahan tubuh atau jika diperlukan, melakukan terapi untuk
mengobati penyakit akut atau kronis baik yang di derita
calon bapak dan calon ibu.

4. Mengurangi aktivitas fisik sejak masa pra kehamilan


hingga kehamilan.
5. Selektif dalam mengkonsumsi obat dan berkonsultasi
telebih dahulu apakah sebuah obat dapt di konsumsi
dengan aman oleh ibu hamil.
6. Istirahat yang cukup dapat menenagkan fikiran.
7. Mengatur jarak kehamilan.
8. Mengkonsumsi vitamin dan nutrisi-nutrisi lain yang di
butuhkan tubuh.
9. Menjalani ANC yaitu perawatan pada ibu hamil untuk
sedini mungkin mengidentifkasi dan mencegah terjadinya
kondisi yang mengancam keselamatan bayi dan ibu hamil.
Beberapa
keterangan
di
atas
tentu
cukup
menggambarkan apa dan bagaimana abortus imminens
terjadi serta bagaimana pencegahannya. Karena itu rajinrajinlah berkonsultasi dengan dokter anda agar keguguran
dapat di hindari dan janin anda sehat serta lahir dengan
selamat.

2. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata

Mengkaji identitas klien dan penangguang yang meliputi :


nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan
,status perkawinan, alamat
2. Keluhan utama :
Kaji adanya menstruasi tidan

lancar

dan

adanya

perdarahan pervaginam berulang


3. Riwayat kesehatan yang terdiri atas :
a. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sampai saat
klien pergi ke rumah sakit atau pada saat pengkajian
seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Kaji adanya pembedahan yang pernah di alami oleh
klien , jenis pembedahan , kapan ,oleh siapa dan
dimana tindakan tersebut berlangsung
c. Riwayat penyakit yang pernah di alami :
Kaji adanya penyakit yang pernah di alami oleh klien
misalnya DM, jantung , hipertensi , masalah ginekologi/
urinari,

penyakit

endokrin,

dan

penyakit-penyakit

lainnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram
tersebut

dapat

di

identifikasi

mengenai

penyakit

keturunan dan penyakit menular yang terdapat dalam


keluarga.
e. Riwayat kesehatan reproduksi :
Kaji tentang mennorhoe , siklus menstruasi, lamanya,
banyaknya, sifat darah , bau, warna, dan adanya
dismennorhoe serta kaji kapan monopause terjadi,
gejala serta keluhan yang menyertainya.
f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas :
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam
kandungan saat ini , bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
g. Riwayat seksual :
Kaji mengenai aktivitas seksual klien , jenis kontrasepsi
yang di gunakan serta keluha yang menyertainnya.
h. Riwayat pemakaian obat :
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrsepsi oral ,
obat digitalis, dan jenis obat lainnya.
4. Pola aktivitas sehari-hari:
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit ,eliminasi,(BAB
dan

BAK),istirahat/tidur,hygiene,ketergantungan,baik

sebelum dan saat sakit.


5. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : mengobservasi terhadap warna, perubahan
warna

laserasi,

lesi

terhadap

drainase,

pola

pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan,

bahasa tubuh , pergerakan dan postur , penggunaan


ekstremitas, adanya keterbatasan fisik, dan seterusnya
b. Palpasi :
1) Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan,
mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit
atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
2) Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi
edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit
kulit untuk mengamati turgor.
3) Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan / tonus
otot atau respon nyeri yang abnormal.
c. Perkusi :
1) Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan
dengarkan bunyi yang menunjukan ada tidaknya
cairan ,massa atau konsolidasi
2) Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati
ada tidaknya refleks atau gerakan pada kaki
bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak
d. Auskultasi
Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk
tekanan

darah,

dada

untuk

bunyi

jantung/

paru

abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin


6. Pemeriksaan laboratorium
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang :
rontgen,USG,biopsi,papsmear.

Keluarga berencana : kaji mengenai pengetahuan klien


tentang

KB,

apakah

klien

setuju,

apakah

klien

menggunakan kontrasepsi , dan menggunakan KB jenis


apa.
7. Data lain-lain :
Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah di
berikan selama di rawat di rumah sakit.
1) Data psikososial : kaji orang terdekat dengan klien ,
bagaiman pola komunikasi dalam keluarga , hal yang
menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping
yang di gunakan.
2) Data status sosio-ekonomi : kaji masalah finansial klien
3) Data spritual : kaji tentang keyakinanklien terhadap
Tuhan yang Maha Esa, dan kegiatan keagamaan yang
biasa di lakukan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b/d gejala terkait penyakit
2. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3. Intoleansi aktivitas b/d kelemahan umum
4. Ansietas
C. INTERVENSI
I.
Diagnosa 1 : Ganguan rasa nyaman b/d gejala terkait
penyakit
NOC :
a. Ansiety
b. Fear leavel

c. Sleep deprivation
d. Comform,readines for enchanced
Kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol kecemasan
2. Status lingkungan yang nyaman
3. Mengontrol nyeri
4. Agresi pengendalian diri
5. Respon terhadap pengobatan
6. Status kenyamanan meningakat
NIC :
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku
pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dia rasakan
II.

slama prosedur
Diagnosa 2 : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan
cairan aktif
NOC :
1. Fluid balance
2. Hydration
3. Nutritional status : food and fluid intake
Kriteria hasil :
1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia
dan BB , BJ urine normal, HT normal
2. Tekanan darah , nadi, suhu tubuh dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
NIC :
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

2. Monitor

status

hidrasi

(kelembaban

membrane

mukosa ,nadi adekuat,tekanan darah,ortostatik),jika


diperlukan
3. Monitor vital sign
4. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake
kalori harian
5. Kolaborasi pemberian cairan IV

III.

Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum


NOC :
a. Energy conservation
b. Activity tolerance
c. Self care : ADLs
Kriteria hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah,nadi dan pernafasan
2. Mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADLs) secara
mandiri
3. Tanda-tanda vital normal
4. Energy psikomotor
5. Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
NIC :
1. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik
dalam merencanakan program terapi yang tepat
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial

4. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas


seperti kursi roda ,krek
5. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu
luang
6. Bantu
IV.

pasien

keluarga

untuk

mengidentifikasi

kekurangan dalam beraktivitas


Diagnosa 4 : ansietas
NOC :
a. Anxiety self control
b. Anxiety level
c. Coping
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan
gejala cemas
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan
tehnik untuk engontrol cemas
3. Vital sign dalam batas normal
4. Postur tubuh , ekspresi wajah , bahasa tubuh dan
tingkat

aktivitas

menunjukkan

berkurangnya

kecemasan
NIC :
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Identifikasi tingkat kecemasan
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dia rasakan
selama prosedur
4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi takut
5. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
6. Instrusikan pasien menggunakan teknik relaksasi
7. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

D. IMPEMENTASI KEPERAWATAN
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan keperawatan
untuk mencapai tujuan yang spesifik.
E. EVALUASI
Mengidentifikasi hasil dan standar

untuk

mengukur

keberhasilan , mengumpulkan data dengan kriteria hasil


yang telah di tetapkan dan mengevaluasi pencapaian
tujuan dengan membandingkan data yang di kumpulkan
dengan kriteria.

Anda mungkin juga menyukai