Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Departemen Stase Keperawatan


Maternitas Program Profesi

Ners STIKes Kuningan

Dosen Pembimbing :
TIM

Disusun Oleh:
DIAN TRI UTAMI
JNR0200102

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS

A. Konsep Penyakit
I. Definisi Penyakit
Menurut Benson, Ralph (2011), Abortus imminens terjadi pada umur kurang
dari 20 minggu kehamilan lengkap dengan atau kontraksi uteri, tanpa dilatasi
serviks dan tanpa pengeluaran hasil konsepsi (product of conception, POC). Selain
itu , hasil pemeriksaan ultrasonograf, diperlihatkan adanya janin dengan ditandai
seperti adanya denyut jantung atau gerakan pada janin.
Pada abortus imminens, hasil kehamilan yang belum viabel berada dalam
bahaya tetapi kehamilan terus berlanjut. Abortus iminens dapat ditandai dengan
adanya perdarahan pervagina, nyeri akibat kram pada abdomen bawah atau nyeri
pada punggung bawah, tetapi bisa juga tidak. (Varney, 2010).

II. Etiologi

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada


kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan
alkohol
2. kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi
menahun
3. faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan
toksoplasmosis.
4. kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada
trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
(Rachadian, Dani, dkk. (2011).
III. Manifestasi Klinis
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
3. perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya
jaringan hasil konsepsi
4. rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri
pingang akibat kontraksi uterus
5. pemeriksaan ginekologi :
b. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan
hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
c. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau
tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
d. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil
dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri
pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak
nyeri. (Warburton dan Fraser, 2011, Wilsod dkk, 2011)
IV. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, ungkin janin akan
mati, pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
b. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan
preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
c. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
d. Anti pendarahan : Adona, Transamin
e. Vitamin B komplek
f. Hormonal : Progesteron
g. Penguat plasenta : Gestanom, Dhupaston
h. Anti kontraksi rahim : Duvadilan, Papaverin (Rustam Mochtar,2011)
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uerus bertambah dan rangsang
mekanik berkurang
b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak
panas dan tiap empat jam bila pasien panas
c. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
(Manuaba, 2011)
V. Komplikasi
1. Pendarahan
Diatasi dengan pengosongan uterus dan sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu pemberian transfusi darah. Kematian yang disebabkan oleh perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Jika terjadiperistiwa penderita perlu diamati dengan
teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung
dari luas dan bentuk peforasi, penjahitan luka operasi atau perlu histerektomi.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persoalan gawat karena perlukaan lebih luas, mungkin pula terjadi perlukaan
pada kandung kemih atau usus.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan abortus inkomplit yang berkaitaneratdengansuatuabortus
yang tidakaman.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (shok hemoragik) dan
karena infeksi berat (shok endoseptik).
B. Pengkajian
1. Wawancara

a) Identitas ibu dan suami : yang perlu dikaji adalah nama, umur, agama,
suku/bangsa, pendidikan , pekerjaan, nomor telepon dan alamat. Bertujuan
untuk menetapkan identitas pasien karena mungkin memiliki nama yang
sama dengan alamat dan nomor telepon yang berbeda serta untuk
mengetahui faktor resiko yang mungkin terjadi.

b) Keluhan utama: merupakan alasan utama klien untuk datang ke pelayanan


kesehatan. Kemungkinan yang ditemui pada kasus abortus inkomplit ini
adalah ibu mengeluhkan bahwa keluar darah yang banyak dari
kemaluannya, darah bergumpal dan berwarna merah segar yang disertai
nyeri hebat pada perut bagian bawah.

c) Riwayat menstruasi yang dikaji adalah menarche, siklus haid, lamanya,


banyaknya dan adanya dismenorrhoe saat haid yang bertujuan untuk
membantu menegakkan diagnosis apakah ibu benar-benar hamil .

d) Riwayat kehamilan sekarang yang dikaji yaitu HPHT, riwayat hamil muda
dan tua, frekuensi pemeriksaan ANC yang bertujuan untuk mengetahui tua
kehamilan ibu serta taksiran persalinan dan resiko yang akan terjadi dari
adanya riwayat pada kehamilan.

e) Riwayat penyakit dahulu yang dikaji adalah apakah ibu ada mengalami
keguguran sebelumnya, menderita penyakit jantung, DM, ipertensi, ginjal,
asma, TBC, epilepsi dan PMS serta ada tidaknya ibu alergi baik terhadap
obat-obatan ataupun makanan dan pernah transfusi darah ,atau operasi, serta
ada tidaknya kelainan jiwa.

f) Riwayat penyakit keluarga yang dikaji yaitu ada tidaknya keluarga ibu
maupun suami yang menderita penyakit jantung, DM, hipertensi, ginjal,
asma, dan riwayat keturunan kembar yang bertujuan agar dapat
mewaspadai apakah ibu juga berkemungkinan menderita penyakit tersebut.

g) Riwayat perkawinan yang dikaji yaitu umur berapa ibu kawin dan lamanya
ibu baru hamil setelah kawin, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ibu
memiliki faktor resiko.

h) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu yang dikaji adalah
fisiologi jarak kehamilan dengan persalinan yang minimal 2 tahun, usia
kehamilan aterm 37-40 minggu atau apakah ibu ada mempunyai riwayat
abortus, jenis persalinan yang bertujuan untuk menentukan ukuran panggul
dan adanya riwayat persalinan dengan tindakan, sehingga menunjukkan
bahwa 3P telah bekerja sama dengan baik, penyulit yang bertujuan untuk
mengetahui penyulit persalinan yang pernah dialami ibu, nifas yang lalu
kemungkinan adanya keadaan lochea, laktasi berjalan dengan normal atau
tidak serta keadaan anak sekarang.

i) Riwayat keluarga berencana, kemungkinan ibu pernah menggunakan alat –


alat kontrasepsi atau tidak.

j) Makan terkhir bertujuan untuk mengetahui persiapan tenaga ibu untuk


persalinan.

k) BAK dan BAB terakhir bertujuan untuk mengetahui apakah ada


penghambat saat proses persalinan berlangsung.

II. Pemeriksaan Fisik

a) Pemeriksaan umum

Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum, dimana kesadaran


pasien sangat penting dinilai dengan melakukan anamnesa. Selain itu pasien
sadar akan menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran
umum juga mencakup pemeriksaan tanda-tanda vital, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas yang bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi
pasien.
b) Pemeriksaan Fisik ( head to toe )
a. Muka
Mata : biasanya konjungtiva anemis, sklera putih
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan
Mulut :biasanya tidak mengalami gangguan
b. Leher : ada tidaknya pembengkakan kelenjar getah bening, pembesaran
kelenjar tiroid, peninggian vena jugularis.
c. Payudara
bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya massa atau tumor
d. Abdomen
tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum,), serta dilihat pembesaran
perut yang sesuai dengan usia kehamilan.
e. Genetalia
Inspeksi : ada tidaknya odema, varices, ada tidaknya pengeluaran
darah, ada tidaknya gumpalan stosel dan sedikit jaringan
V.T : vulva dan vagina : ada tidaknya kelainan,pembukaan serviks
teraba jaringan.
Pemeriksaan inspekulo : biasanya terdapat perdarahan merah segar
telihat adanya stosel dan sedikit jaringan, kehamilan tidak bisa
dipertahankan
f. Ekstremitas atas : ada tidaknya odema,
Ekstremitas bawah : ada tidaknya odema dan varices

c) Pemeriksaan khusus

1) Inspeksi

Periksa pandang yang terpenting adalah mata (konjungtivadan sklera)


untuk menentukan apakah ibu anemia atautidak, muka (edema), leher
apakah terdapat pembesarankelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe
sedangkan untukdada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya
terabamassa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasmagravidarum,
aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai
dengan usia kehamilan, lukabekas operasi, dan inspeksi genitalia
bagian luar sertapengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas
maupunbawah serta HIS.

2) Palpasi

Dengan menggunakan cara leopold:

Leopold I: Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat


dibagianfundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba
kepalaatau bokong lainnya, normal pada fundus teraba
bulat, tidakmelenting, lunak yang kemungkinan adalah
bokong janin

Leopold II: Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin


danbagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien
sebelahkiri maupun kanan kemungkinan teraba,
punggung, anggotagerak, bokong atau kepala.

Leopold III: Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian


bawahperut ibu dan apakah BTJ sudah terpegang oleh
PAP, dannormalnya pada bagian bawah perut ibu adalah
kepala.

Leopold IV: Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke


dalamrongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk
menentukanseberapa masuknya ke PAP.

3) Auskultasi

Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit,


irama teraturatau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila
persalinan disertai gawatjanin, maka DJJ bisa kurang dari 110
kali/menit atau lebih dari 160 kali/menitdengan irama tidak teratur.

4) Perkusi

Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yangberkaitan dengan


kekurangan vitamin B atau penyakitsaraf, intoksikasi magnesium
sulfat.

5) menghitungan TBBJ

Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm – 13) x155 yang


bertujuan untuk mengetahui taksiran beratbadan janin dan dalam
persalinan postterm biasanyaberat badan janin terjadi penurunan karena
terjadiperubahan anatomik yang besar pada plasenta atausebaliknya
berat janin terus bertambah karena plasentamasih berfungsi.

6) Pemeriksaan Dalam

Yang dinilai adalah keadaan servik, pembukaan, keadaan ketuban,


presentasi danposisi, adanya caput atau moulage, bagian menumbung
atau terkemuka, dankapasitas panggul (bentuk promontorium, linea
innominata, sacrum, dinding samping panggul, spina ischiadica,
coksigis dan arcus pubis > 900).

III. Pemeriksaan Diagnostik

1. USG (ultra sonogrfi)

2. EKG (elektrokardiogram)

3. Rontgen

IV. Analisa Data

Data Penyebab Masalah


DS : Agen pencedera fisik : Nyeri akut
kerusakan jaringan
- Pasien mengatakan nyeri
intrauteri
di bagian abdomen
kuadran bawah kiri

- Pasien mengatakan
mulas-mulas

- Pasien mengatakan
seperti di tusuk-tusuk
dan di remas

DO :

- Pasien terlihat merintih


kesakitan

- Pasien terlihat
memegangi perutnya

- Pasien menyeringai

- Skala nyeri

P : saat terjadi kontraksi

Q : seperti di tusuk dan


di remas

R : pasien mengatakan
nyeri di bagian abdomen
kuadran bawah kiri

S : skala nyeri 5

T : pasien mengatakan
nyeri hilang timbul
DS : Risiko syok Perdarahan

- Pasien mengatakan
sangat lemas

- Pasien mengatakan
masih mengalami
pendarahan

DO :

- Pasien terlihat berbaring


lemah di tempat tidur

- Pasien terlihat pucat


- TD : 100/60 Mmhg

N : 80 x/menit

R : 20 x/menit

S : 36.5 celsius

DS : Imobilitas Intoleransi aktifitas

- Pasien mengatakan lebih


sering diatas tempat tidur

- Pasien mengatakan
lemas pada saat berjalan
ke kamar mandi dan
beraktifitas

DO :

- Pasien terlihat jarang


turun dari atas tempat
tidur

- Pasien tampak selalu


berbaring di atas tempat
tidur

- Pasien jarang berjalan ke


kamar mandi dan
beraktifitas

C. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0077) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik : kerusakan jaringan intrauteri
d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah
2. (D.0039) Risiko syok b.d perdarahan : perdarahan pada jalan lahir d.d tampak
lemas dan meringis
3. (D.0056) Intoleransi aktivitas b.d imobilitas d.d mengeluh lelah, merasa lemah
D. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)

1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 Manajemen nyeri
kerusakan jaringan intrauteri d.d jam diharapkan tingkat nyeri dapat
Observasi :
mengeluh nyeri, tampak meringis, berkurang dengan criteria hasil :
gelisah - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
- Kemampuan menuntaskan aktivitas
frekuensi, kualitas dan intensitias nyei
meningkat
- Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Meringis menurun
- Identifikasi faktor yang memperberat
- Diaporesis menurun
dan memperingan nyeri
- Perasaan takut mengalami cedera
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
berulang menurun
kualitas hidup
- Abdomen terasa ditusuk dan
- Monitor keberhasilan terapi
diremas menurun
komplementer yang sudah diberikan
- Tekanan darah membaik
Terapeutik:
- Frekuensi nadi membaik - Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misalnya:
Kode SLKI : L.08066 TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin dan terapi
bermain).
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (misalnya: suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan).
- Fasilitasi istirahat dan tidur.
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri.

Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat.
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.

Kode SIKI : I.08238

2 Risiko syok b.d perdarahan : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 Pencegahan syok
perdarahan pada jalan lahir d.d jam diharapkan kekurangan volume cairan:
Observasi :
tampak lemas dan meringis perdarahan kembali normal dengan criteria
hasil : - Monitor status kardiopulmonal
(frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
- Kekuatan nadi meningkat
- Output urine menurun nafas, TD, MAP)
- Tingkat kesadaran meningkat - Monitor status cairan (masukan dan
- Pucat menurun haluaran, turgor kulit, CRT)
- Tekanan nadi membaik - Monitor tingkat kesadaran dan respon
- Tekanan sistolik membaik pupil
- Tekanna distolik membai - Periksa riwayat alergi

Kode SLKI : L.03032 Terapeutik :

- Pasang jalur IV bila perlu


- Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine jika perlu
- Lakukan skin test untuk mencegah
reaksi alergi

Edukasi :

- Jelaskan penyebab/faktor resiko syok


- Jelaskan tanda dan gejala awal syok
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
- Anjurkan menghindari allergen

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian IV jika
diperlukan
- Kolaborasi pemberian transfuse darah
jika perlu
- Kolaborasi pe,berian antiinflamasi

Kode SIKI : I.02068

3 Intoleransi aktivitas b.d imobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen energy
d.d mengeluh lelah, merasa lemah dalam 3x24 jam diharapkan gangguan
Observasi :
aktivitas dapat teratasi dengan criteria hasil
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
: mengakibatkan kelelahan
- Monitor pola dan jam tidur
- Frekuensi nadi menurun - Monitor lokais dan ketidaknyamanan
- Kemudahan dalam melakukan selama melakukan aktifitas
aktifitas sehari-hari meningkat Terapeutik :
- Keluhan lelah menurun
- Sediakan lingkungan nyaman dan
- Perasaan lemah menurun rendah stimulus (mis, cahaya, suara,
- Tekanan darah membaik kunjungan)
- Berikan aktifitas distraksi yang
- Warna kulit membaik
menyenangkan
Kode SLKI : L.05047
Edukasi :

- Anjurkan tirah baring


- Anjurkan melakukan aktifitas secara
bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang

Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara


meningkatkan asupan makanan

Kode SIKI : (I.05178)


DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, dkk, 2010,Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Edisi ke 3. Jakarta, EGC

Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Editor, Renata Komalasari Ed.4. EGC. Jakarta.
2011
Hamilton, C. M. 2015. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC: Jakarta.
Mansjoer,Arif,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, Media Aesculapius
Jakarta 2010.
Mubarak, Wahit I. chayatin, Ns. Nurul. (2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori
dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Pernoll, Martin L. Benson, Ralph C. (2011). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.

Edisi 9. Penerjemah Susiani Wijaya. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Edisi 4. Volume I. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2012, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP. Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2015, Ilmu Kandungan, Edisi II. Cetakan VI. PT Bina Pustaka.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai