ABORTUS
Dosen Pembimbing :
TIM
Disusun Oleh:
DIAN TRI UTAMI
JNR0200102
A. Konsep Penyakit
I. Definisi Penyakit
Menurut Benson, Ralph (2011), Abortus imminens terjadi pada umur kurang
dari 20 minggu kehamilan lengkap dengan atau kontraksi uteri, tanpa dilatasi
serviks dan tanpa pengeluaran hasil konsepsi (product of conception, POC). Selain
itu , hasil pemeriksaan ultrasonograf, diperlihatkan adanya janin dengan ditandai
seperti adanya denyut jantung atau gerakan pada janin.
Pada abortus imminens, hasil kehamilan yang belum viabel berada dalam
bahaya tetapi kehamilan terus berlanjut. Abortus iminens dapat ditandai dengan
adanya perdarahan pervagina, nyeri akibat kram pada abdomen bawah atau nyeri
pada punggung bawah, tetapi bisa juga tidak. (Varney, 2010).
II. Etiologi
a) Identitas ibu dan suami : yang perlu dikaji adalah nama, umur, agama,
suku/bangsa, pendidikan , pekerjaan, nomor telepon dan alamat. Bertujuan
untuk menetapkan identitas pasien karena mungkin memiliki nama yang
sama dengan alamat dan nomor telepon yang berbeda serta untuk
mengetahui faktor resiko yang mungkin terjadi.
d) Riwayat kehamilan sekarang yang dikaji yaitu HPHT, riwayat hamil muda
dan tua, frekuensi pemeriksaan ANC yang bertujuan untuk mengetahui tua
kehamilan ibu serta taksiran persalinan dan resiko yang akan terjadi dari
adanya riwayat pada kehamilan.
e) Riwayat penyakit dahulu yang dikaji adalah apakah ibu ada mengalami
keguguran sebelumnya, menderita penyakit jantung, DM, ipertensi, ginjal,
asma, TBC, epilepsi dan PMS serta ada tidaknya ibu alergi baik terhadap
obat-obatan ataupun makanan dan pernah transfusi darah ,atau operasi, serta
ada tidaknya kelainan jiwa.
f) Riwayat penyakit keluarga yang dikaji yaitu ada tidaknya keluarga ibu
maupun suami yang menderita penyakit jantung, DM, hipertensi, ginjal,
asma, dan riwayat keturunan kembar yang bertujuan agar dapat
mewaspadai apakah ibu juga berkemungkinan menderita penyakit tersebut.
g) Riwayat perkawinan yang dikaji yaitu umur berapa ibu kawin dan lamanya
ibu baru hamil setelah kawin, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ibu
memiliki faktor resiko.
h) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu yang dikaji adalah
fisiologi jarak kehamilan dengan persalinan yang minimal 2 tahun, usia
kehamilan aterm 37-40 minggu atau apakah ibu ada mempunyai riwayat
abortus, jenis persalinan yang bertujuan untuk menentukan ukuran panggul
dan adanya riwayat persalinan dengan tindakan, sehingga menunjukkan
bahwa 3P telah bekerja sama dengan baik, penyulit yang bertujuan untuk
mengetahui penyulit persalinan yang pernah dialami ibu, nifas yang lalu
kemungkinan adanya keadaan lochea, laktasi berjalan dengan normal atau
tidak serta keadaan anak sekarang.
a) Pemeriksaan umum
c) Pemeriksaan khusus
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Auskultasi
4) Perkusi
5) menghitungan TBBJ
6) Pemeriksaan Dalam
2. EKG (elektrokardiogram)
3. Rontgen
- Pasien mengatakan
mulas-mulas
- Pasien mengatakan
seperti di tusuk-tusuk
dan di remas
DO :
- Pasien terlihat
memegangi perutnya
- Pasien menyeringai
- Skala nyeri
R : pasien mengatakan
nyeri di bagian abdomen
kuadran bawah kiri
S : skala nyeri 5
T : pasien mengatakan
nyeri hilang timbul
DS : Risiko syok Perdarahan
- Pasien mengatakan
sangat lemas
- Pasien mengatakan
masih mengalami
pendarahan
DO :
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36.5 celsius
- Pasien mengatakan
lemas pada saat berjalan
ke kamar mandi dan
beraktifitas
DO :
C. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0077) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik : kerusakan jaringan intrauteri
d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah
2. (D.0039) Risiko syok b.d perdarahan : perdarahan pada jalan lahir d.d tampak
lemas dan meringis
3. (D.0056) Intoleransi aktivitas b.d imobilitas d.d mengeluh lelah, merasa lemah
D. Rencana Asuhan Keperawatan
1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 Manajemen nyeri
kerusakan jaringan intrauteri d.d jam diharapkan tingkat nyeri dapat
Observasi :
mengeluh nyeri, tampak meringis, berkurang dengan criteria hasil :
gelisah - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
- Kemampuan menuntaskan aktivitas
frekuensi, kualitas dan intensitias nyei
meningkat
- Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Meringis menurun
- Identifikasi faktor yang memperberat
- Diaporesis menurun
dan memperingan nyeri
- Perasaan takut mengalami cedera
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
berulang menurun
kualitas hidup
- Abdomen terasa ditusuk dan
- Monitor keberhasilan terapi
diremas menurun
komplementer yang sudah diberikan
- Tekanan darah membaik
Terapeutik:
- Frekuensi nadi membaik - Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misalnya:
Kode SLKI : L.08066 TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin dan terapi
bermain).
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (misalnya: suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan).
- Fasilitasi istirahat dan tidur.
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri.
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat.
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
2 Risiko syok b.d perdarahan : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 Pencegahan syok
perdarahan pada jalan lahir d.d jam diharapkan kekurangan volume cairan:
Observasi :
tampak lemas dan meringis perdarahan kembali normal dengan criteria
hasil : - Monitor status kardiopulmonal
(frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
- Kekuatan nadi meningkat
- Output urine menurun nafas, TD, MAP)
- Tingkat kesadaran meningkat - Monitor status cairan (masukan dan
- Pucat menurun haluaran, turgor kulit, CRT)
- Tekanan nadi membaik - Monitor tingkat kesadaran dan respon
- Tekanan sistolik membaik pupil
- Tekanna distolik membai - Periksa riwayat alergi
Edukasi :
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian IV jika
diperlukan
- Kolaborasi pemberian transfuse darah
jika perlu
- Kolaborasi pe,berian antiinflamasi
3 Intoleransi aktivitas b.d imobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen energy
d.d mengeluh lelah, merasa lemah dalam 3x24 jam diharapkan gangguan
Observasi :
aktivitas dapat teratasi dengan criteria hasil
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
: mengakibatkan kelelahan
- Monitor pola dan jam tidur
- Frekuensi nadi menurun - Monitor lokais dan ketidaknyamanan
- Kemudahan dalam melakukan selama melakukan aktifitas
aktifitas sehari-hari meningkat Terapeutik :
- Keluhan lelah menurun
- Sediakan lingkungan nyaman dan
- Perasaan lemah menurun rendah stimulus (mis, cahaya, suara,
- Tekanan darah membaik kunjungan)
- Berikan aktifitas distraksi yang
- Warna kulit membaik
menyenangkan
Kode SLKI : L.05047
Edukasi :
Kolaborasi :
Arif Mansjoer, dkk, 2010,Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Edisi ke 3. Jakarta, EGC
Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Editor, Renata Komalasari Ed.4. EGC. Jakarta.
2011
Hamilton, C. M. 2015. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC: Jakarta.
Mansjoer,Arif,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, Media Aesculapius
Jakarta 2010.
Mubarak, Wahit I. chayatin, Ns. Nurul. (2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori
dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Pernoll, Martin L. Benson, Ralph C. (2011). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Edisi 4. Volume I. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2012, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP. Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2015, Ilmu Kandungan, Edisi II. Cetakan VI. PT Bina Pustaka.
Jakarta.