Anda di halaman 1dari 16

RESUM ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA IBU HAMIL DENGAN DIAGNOSA

KEPERAWATAN GANGGUAN CITRA TUBUH B/D PERUBAHAN PENAMPILAN. DI


WILAYAH KERJA PUSKEMAS WAENAKENG

Dosen Pengampu : Miftahul Ulfa, S.Kep., Ners. M. Kep

O
L
E
H

Aloysius Oktavianus Kusuma, S.kep

210814901323

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIDYAGAMA HUSADA MALANG

TAHUN 2021
Ilusii Khasus :

Seorang pasien perempuan umur 26 tahun, di rawat RS dengan keluhan pusing,


mual muntah dan tidak mau atau tidak pede bicara dan bertemu dengan orang lain.
Karenakan pasien saat ini sedang mengandung 3 bulan dan belum siap menjadi
seoarang ibu. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan malu dan takut tidak
mampu menjadi istri dan ibu yang baik dari anaknya nanti setelah melahirkan TTV
TD : 110/90 mmHg, S : 36 derajad selsius, RR : 20 x/ menit Px tampak pucat,
gelisah, bibir kering KU Lemah dan turgor kulit tidak elastis.

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Nama Klien : Ny. M

Usia : 26 Tahun

DX Medis : Isolasi Sosial

MR : Gangguan Citra Tubuh b/d Perubahan Penampilan

Tanggal : 10/10/2021

Ruangan : Kemuning

1. Pengkajian/Kondisi klien
a. Identitas Klien :
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 26 Tahun
3. TTL : Translok, 01 Februari 1996
4. Alamat : Translok,Des : Macang Tanggar, Kec : Komodo
5. Tgl Masuk : 10 Oktober 2021
6. RM : 2021
b. Riwayat Klien :
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.
 Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d) jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f) Komplikasi pada bayi.
g) Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
3. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi,
prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
5. Riwayat dan perawalan anemia.
a) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
b) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
c) Merokok (Jumlah batang per hari).
d) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma.
e) Alergi dan sensitif dengan obat.
f) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
6. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi
seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu
dikumpulkan.
7. Riwayat kesehatan pasangan.
a) Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-
obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan
keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang
digunakan oleh ayah akan
b) berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.
c) Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe
Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan
inkompabilitas darah dapat terjadi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
1. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena
posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya
tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi
jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang
didapatkan.
2. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa
selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak
jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur.
3. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit
jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan
lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
4. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya
terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
2. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika
dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas
tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah
memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada
kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
(1) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
(2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan
sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm
ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat
badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes
pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea,
dan infeksi postpartum.
(3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
(4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur
jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus
dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu
berbaring.
d. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti
cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie
perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian
kapiler baik.
f. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan
baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit
periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan
prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan
perawatan gigi
b) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman
untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada
otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus
terjadi bila menderita diare.
h. Sistem Urinarius
a) Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine,
hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada
ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula
darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum
perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut.
2) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari
eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna
merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.

2. Diagnosa keperawatan :
a. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan.
b. Ketakutan b.d ketidakbiasaan
c. Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri atau status peran sekunder akibat
kehamilan
3. Tindakan keperawatan :

Setelah dilakukan suhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan gangguan citra
tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Citra tubuh
Indikator :
a. Kepuasaan dengan penampilan tubuh
b. Kesesuaian antara realitas tubuh dan ideal tubuh dengan penampilan tubuh
c. Penyusaian terhadap perubahan tampilan fisik
d. Penyesuaian terhadap perubahan status kesehatan
INTERVENSI KEPERAWATAN

a. PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)

1. Observasi
 Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
 Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur terkait citra tubuh
 Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
 Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
 Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
2. Terapiutik
 Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
 Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
 Diskusikan akibat perubahan pubertas, kehamilan dan penuwaan
 Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka,
penyakit, pembedahan)
 Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
 Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
3. Edukasi
 Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
 Anjurka mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
 Anjurkan menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
 Anjurkan mengikuti kelompok pendukung( mis. Kelompok sebaya).
 Latih fungsi tubuh yang dimiliki
 Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)
 Latih pengungkapan kemampuan diri kepad orang lain maupun kelompok

4. Rencana Tindak Lanjut.


a. PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
1. Mengbservasi

1) Mengidentifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan


2) Mengidentifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur terkait citra tubuh
3) Mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
4) Memonitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
5) Memonitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

2. Terapiutik
1) Mendiskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
2) Mendiskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
3) Mendiskusikan akibat perubahan pubertas, kehamilan dan penuwaan
4) Mendiskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka,
penyakit, pembedahan)
5) Mendiskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
6) Mendiskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh

3. Mengedukasi

1) Menjelaskan kepad keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh


2) Menganjurka mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
3) Menganjurkan menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
4) Menganjurkan mengikuti kelompok pendukung( mis. Kelompok sebaya).
5) Melatih fungsi tubuh yang dimiliki
6) Melatih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)
7) Melatih pengungkapan kemampuan diri kepad orang lain maupun kelompok
5. Evaluasi

S O A P
 Px mengatakan pusing  Hamil 3 bulan 1) Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan suhan
 Px mengatakan mual  TTV b.d perubahan keperawatan selama 1x24
dan muntah  TD : 110/90 penampilan. jam diharapkan gangguan
 Px mengatakan tidak mmHg 2) Ketakutan b.d citra tubuh dapat teratasi
pede untuk bicara/mau  S : 36 derajad ketidakbiasaan dengan kriteria hasil :
bertemu dengan orang selsius 3) Ansietas b.d ancaman Citra tubuh
lain  RR : 20 x/ menit terhadap konsep diri Indikator :
 Px mengatakan malu  Px tampak pucat, atau status peran 1) Kepuasaan dengan
 Px mengatakan takut gelisah sekunder akibat penampilan tubuh
tidak bisa menjadi istri  bibir kering kehamilan 2) Kesesuaian antara
dan ibu yang baik  KU Lemah realitas tubuh dan ideal
setelah melahirkan  turgor kulit tidak elastis tubuh dengan
anaknya nanti penampilan tubuh
3) Penyusaian terhadap
perubahan tampilan fisik
4) Penyesuaian terhadap
perubahan status
kesehatan
INTERVENSI
KEPERAWATAN

PROMOSI CITRA TUBUH (


I.09305)

Observasi

a. Identifikasi harapan citra


tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
b. Identifikasi budaya,
agama, jenis kelami, dan
umur terkait citra tubuh
c. Identifikasi perubahan
citra tubuh yang
mengakibatkan isolasi
sosial
d. Monitor frekuensi
pernyataan kritik
tehadap diri sendiri
e. Monitor apakah pasien
bisa melihat bagian
tubuh yang berubah

Terapiutik

a) Diskusikan perubahn
tubuh dan fungsinya
b) Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
c) Diskusikan akibat
perubahan pubertas,
kehamilan dan
penuwaan
d) Diskusikan kondisi stres
yang mempengaruhi
citra tubuh (mis.luka,
penyakit, pembedahan)
e) Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
f) Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan citra
tubuh

Edukasi

a) Jelaskan kepad
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
b) Anjurka
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
c) Anjurkan menggunakan
alat bantu( mis. Pakaian
, wig, kosmetik)
d) Anjurkan mengikuti
kelompok
pendukung( mis.
Kelompok sebaya).
e) Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
f) Latih peningkatan
penampilan diri (mis.
berdandan)
g) Latih pengungkapan
kemampuan diri kepad
orang lain maupun
kelompok

Perawat

Aloysius Oktavianus Kusuma

Anda mungkin juga menyukai