Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA ANAK

DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PERKEMBANGAN YANG NORMAL :


KEMANDIRIAN. DI WILAYAH KERJA PUSKEMASPAMPA

Dosen Pengampu : Miftahul Ulfa, S.Kep., Ners. M. Kep

O
L
E
H

Aloysius Oktavianus Kusuma, S.kep


210814901323

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIDYAGAMA HUSADA MALANG
TAHUN 2021
A. Masalah Utama
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk
komunitasnya (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa).
Menurut Keliat (2014), kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera
yang harmonis dan produktif dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan
dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan wajar, dapat berperan
serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai
sejak dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai
dari bayi (0-18 bulan), masa toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau
pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun),
dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa
akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2014).
B. Tinjauzn Teori
a. Pengertian
Perkembangan psikososial pada usia kanak – kanak usia 18 bulan – 3
tahun adalah proses perkembangan kemampuan anak untuk
mengembangkan kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan
membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Bila anak tidak difasilitasi
untuk kebutuhannya, seperti selalu dilindungi atau dikendalikan, maka
anak akan merasa ragu – ragu, takut, tidak berani, dan malu untuk
melakukan aktivitasnya sehingga anak akan bergantung pada orang lain.
Oleh karena itu orang tua dan pengasuh penting untuk memahami dan
memiliki kemampuan dalam menstimulasi anak untuk mencapai tugas
perkembangannya yaitu kemandirian.
b. Penyebab
Perkembangan psikososial pada usia toddler usia 18 bulan – 3 tahun,
adalah proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan
kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak
untuk mempelajari dunianya.
Bila anak tidak difasilitasi untuk kebutuhannya, seperti terlalu dilindungi
atau dikendalikan, maka anak - anak akan merasa ragu-ragu, takut, tidak
berani dan malu untuk melakukan aktifitasnya sehingga anak akan
bergantung pada orang lain. Sebab itu penting bagi orangtua atau
pengasuh untuk memahami dan memiliki kemampuan dan pengetahuan
dalam menstimulasi anak untuk mencapai tugas perkembangannya yaitu
kemandirian.
c. Pohon Masalah

kemandirian

Simulasi tumbang (18


bulan – 3 tahun) optimal

Pengetahuan keluarga yang


efektif

d. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan karakteristik perilaku usia toddler normal :
1) Mengenal dan mengakui namanya
2) Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
3) Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air,
ketinggian, warna dan bentuk benda)
4) Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah misalnya
minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
5) Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
6) Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
7) Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar
keluarganya.
8) Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
9) Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
10)Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
11)Mampu menyatakan akan buang air besar dan buang air kecil
12)Motorik kasar : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama
paling sedikit 2 hitungan
13)Motorik halus : Mampu membuat garis lurus
14)Berbicara, berbahasa dan kecerdasan : Mampu menyatakan
keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
b. Menjelaskan kepada orang tua cara-cara menstimulasi perkembangan
anak usia toddler.
1) Informasikan pada keluarga cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi perkembangan psikososial usia toddler.
a. Berikan aktivitas bermain yang menggali rasa ingin tahu anak
seperti bermain tanah, pasir, lilin, membuat mainan kertas,
mencampur warna,menggunakan cat air, melihat barang /
binatang / tanaman / orang yang menarik perhatiannya dengan
tetap menjaga keamanannya.
b. Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan tetapi tetap memberi batasan. Misalnya membolehkan
anak memanjat dengan syarat ada yang mendampingi /
mengawasi atau mengajarkan cara agar tidak jatuh.
c. Sampaikan aturan umum yang dapat dimengerti oleh anak seperti
masuk rumah harus memberi salam, bila akan pergi cium tangan
dulu, sebelum dan sesudah makan cuci tangan.
d. Gunakan kata larangan yang bersifat positif contoh : main hujan-
hujanan menyebabkan pilek, bila rambut dan bajunya berantakan
S menjadi tidak ngganteng.
e. Berikan pilihan perilaku yang ingin dilakukan anak seperti mau
mandi atau makan dulu ?
f. Latih anak mengerjakan kegiatan yang dapat dilakukan sendiri :
pakai baju, kaus kaki, makan.
g. Melatih anak melompat ke depan dengan kedua kaki diangkat
bersamaan.
h. Mengajak anak bermain menumpuk dan menyusun balok /kubus/
kotak menjadi “menara”, “jembatan” dan lain-lain.
i. Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut
jenisnya. (kancing, kelereng, uang logam dan lain-lain)
j. Melatih anak menghitung jumlah benda
k. Melatih anak mencocokan gambar dengan benda sesungguhnya,
bicaralah tentang sifatnya, bentuk , warna dan sebagainya.
l. Melatih anak menyebut namanya
m. Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifatnya.
n. Melatih mencuci tangan/kaki dan mengeringkannya sendiri.
o. Memberi kesempatan kepada anak, untuk memilih baju yang
akan dipakai
2) Diskusikan dengan keluarga cara apa yang akan digunakan
keluarga untuk menstimulasi perkembangan psikososial usia
toddler.
3) Latih keluarga melakukan metode tersebut dan mendampingi saat
keluarga melakukan stimulasi perkembangan anaknya.
4) Bersama keluarga menyusun tindakan yang akan dilakukan dalam
menstimulasi perkembangan anaknya.
e. Asuhan Keperawatan Jiwa
a. Pengkajian
1) Identitas klien
a) Anak :-
 Nama :An. S
 Umur : 2 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Dx Keperawatan : Potensial mengembangkan kemandirian
 RM : 2021
 Tgl masuk :14.10.2021
 BB : 12 kg
 TB : 100 cm
b) Ibu :-
 Nama : Ny. S
 Umur : 21 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : IRT
c) Ayah :-
 Nama : Tn. R
 Umur : 23 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Satpam
2) Riwayat klien
a. Keluhan utama Pasien
Ibu klien mengeluh perilaku Anak S yang tidak bisa diatur dan
sering membantah Riwayat kesehatan dahulu
b. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu klien mengeluh perilaku Anak S yang tidak bisa diatur dan
sering membantah

c. Riwayat kesehatan dahulu


Tidak terkaji
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak terkaji
3) Bergaul dan mandiri :
 Mengenal dan mengakui namanya
 Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
 Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api,
air, ketinggian, warna dan bentuk benda)
 Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah
misalnya minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
 Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
 Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
 Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar
keluarganya.
 Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
 Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
 Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
 Mampu menyatakan akan buar air besar dan buang air kecil
4) Motorik kasar
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit
2 hitungan Motorik halus Mampu membuat garis lurus
5) Berbicara, berbahasa dan kecerdasan
Mampu menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
b. Analisa Data
1) Data Subjektif :
 Klien mengenal dan mengakui namanya
 Klien sering mengatakan : “jangan/tidak/nggak”
 Klien banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya
(api, air, ketinggian, warna dan bentuk benda)
 Klien mampu menyatakan akan buang air besar dan buang air
kecil
2) Data Objektif :
 Klien mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau
diperintah
misalnya minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
 Klien mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
 Klien mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar
keluarganya.
 Klien mau berpisah dengan orangtua hanya sebentar
 Klien menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
 Klien mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
 Klien suka membantah dan tidak menurut perintah
c. Masalah Keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian
d. Intervensi Keperawatan
a. Tujuan :
Untuk anak
1) Mengembangkan rasa kemandirian dalam melakukan kegiatan
sehari – hari
2) Bekerjasama dan memperlihatkan kelebihan diri diantara orang
lain.
Tindakan keperawatan bagi usia toddler
Tugas Perkembangan Tindakan keperawatan
Perkembangan yang a. Latih anak-anak melakukan kegiatan secara
normal kemandirian mandiri.
b. Puji keberhasilan yang dicapai anak
c. Tidak menggunakan kata yang memerintah
tetapi memberikan alternatif untuk memilih.
d. Hindari suasana yang membuatnya bersikap
negatif (memisahkan dengan orangtuanya,
mengambil mainannya, memerintah untuk
melakukan sesuatu)
e. Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata
maupun perbuatan.
f. Berikanan mainan sesuai usianya (boneka,
mobil-mobilan, balon, bola, kertas gambar
dan pensil warna )
g. Saat anak mengamuk (temper tantrum)
pastikan ia aman dari bahaya cedera
kemudian tinggalkan, awasi dari jauh.
h. Beritahu tindakan-tindakan yang boleh dan
tidak boleh dilakukan, yang baik dan yang
buruk dengan kalimat positif.
Contoh :
 Mau tidak permen Nonik diambil orang?
Kalau begitu Nonik juga tidak boleh
mengambil permen Tono.
 Supaya cantik bila akan pergi Nonik harus
memakai baju yang rapi.
i. Libatkan anak dalam kegiaatan-kegiatan
keagamaan

b. Tujuan
Untuk keluarga
1) Menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan
psikososial
2) Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya
(kemandirian)
3) Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi
perkembangan kemandirian anak
4) Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan
kemandirian anaknya.
Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tugas Perkembangan Tindakan Keperawatan
Perkembangan yang Informasikan pada keluarga cara yang dapat
normal : dilakukan untuk :
Kemandirian a) Memfasilitasi perkembangan psikososial
anaknya.
 Berikan aktivitas bermain yang
menggali rasa ingin tahu anak seperti
bermain tanah, pasir, lilin, membuat
mainan kertas, mencampur warna,
menggunakan cat air, melihat
barang/binatang/tanaman/orang yang
menarik perhatiannya dengan tetap
menjaga keamanannya.
 Berikan kebebasan pada anak untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan
tetapi tetap memberi batasan. Misalnya
membolehkan anak memanjat dengan
syarat ada yang
mendampingi/mengawasi atau
mengajarkan cara agar tidak jatuh
b) Menstimulasi /latihan perkembangannya :
 Melatih anak melompat ke depan
dengan kedua kaki diangkat
bersamaan.
 Mengajak anak bermain menumpuk dan
menyusun balok /kubus/ kotak menjadi
“menara”, “jembatan” dan lain-lain.
 Melatih anak memilih dan
mengelompokkan benda menurut
jenisnya. (kancing, kelereng, uang
logam dan lain-lain)
 Melatih anak menghitung jumlah benda
 Melatih anak mencocokan gambar
dengan benda sesungguhnya, bicaralah
tentang sifatnya, bentuk , warna dan
sebagainya
 Melatih anak menyebut namanya
 Melatih anak menyebut nama benda
dan mengenal sifatnya
 Melatih mencuci tangan/kaki dan
mengeringkannya sendiri.
 Memberi kesempatan kepada anak,
untuk memilih baju yang akan dipakai

e. Evaluasi
Diagnosa Evaluasi
Perkembangan yang S :
normal : 1) Klien mengenal dan mengakui namanya
Kemandirian 2) Klien sering mengatakan :
“jangan/tidak/nggak”
3) Klien banyak bertanya tentang hal/benda
yang asing baginya (api, air, ketinggian,
warna dan bentuk benda)
4) Klien mampu menyatakan akan buang air
besar dan buang air kecil
O:
a. Klien mulai melakukan kegiatan sendiri dan
tidak mau diperintah
b. misalnya minum sendiri, makan sendiri,
berpakaian sendiri.
a. Klien mulai bergaul dengan orang lain tanpa
diperintah
b. Klien mulai bermain dan berkomunikasi
dengan anak lain diluar keluarganya.
c. Klien mau berpisah dengan orangtua hanya
sebentar
d. Klien menunjukkan rasa suka dan tidak
suka.
e. Klien mengikuti kegiatan keagamaan yang
dilakukan keluarga
f. Klien suka membantah dan tidak menurut
perintah
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

PENUTUP

a. Kesimpulan
Terapi kelompok terapeutik mampu meningkatkan pencapaian tugas
perkembangan kemandirian anak. Terapi ini juga meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan ibu untuk menstimulasi perkembangan kemandirian anak
toddler. Penatalaksanaan terapi kelompok terapeut pada anak toddler di
tatanan pelayanan
keperawatan komunitas melibatkan peran kader kesehatan jiwa (KKJ).
Berdasarkan hasil analisis penerapan terapi kelompok terapeutik pada anak
toddler di komunitas, perawat puskesmas diharapkan mendapatkan pelatihan
deteksi dini tumbuh kembang anak dan penatalaksanaan tindakan
keperawatan generalis untuk menstimulasi perkembangan anak toddler.
b. Saran
Perawat penanggungjawab program kesehatan jiwa dapat
bekerjasama dengan program gizi masyarakat, program kesehatan ibu dan
anak (KIA) maupun program promosi kesehatan dalam melaksanakan
promosi kesehatan jiwa/psikososial pada anak toddler.

DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R. (2014). Nursing theorists and their work 8th edition. USA:
Mosby Elsevier
CDC (Centers for Disease Control and Prevention). (2014). Positive parenting
tips for healthy child development. Retrieved from:
Frisch, N.C., & Frisch, L.E. (2006). Psychiatric mental health nursing 3th
edition. Canada: Thomson Delmar Learning
Fortinash, C.M & Worret, H. (2004). Psychiatric nursing care plan (4th
edition). St.Louis: Mosby Year Book
Hamid, A.Y.S. (2009). Bungai rampai asuhan keperawatan kesehatan jiwa.
Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran
Healthy People Gov: Diakses Juni 2014, melalui
http://www.healthypeople.gov/2020/t
opicsobjectives2020/overview.aspx?t opicid=10
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi pasien
Anak S, 2 tahun laki-laki, merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak
Rudy ( 23 tahun ) pekerjaan Satpam dan Ibu Siti ( 21 tahun ) sebagai
ibu rumah tangga. Berat badan Anak S 12 kg dan tinggi badan 100 cm.
Dari hasil wawancara : ibu Siti mengeluh perilaku Anak S yang tidak bisa
diatur dan sering membantah.

2. Diagnosa Keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian

3. Tujuan ( keluarga )
Kelarga mengerti tentang perkembangan psikososial pada usia toddler
(usia 18 bulan – 3 tahun) yang normal dan menyimpang serta cara
menstimulasi perkembangan anak.

4. Tindakan keperawatan :
c. Menjelaskan karakteristik perilaku usia toddler normal :
 Mengenal dan mengakui namanya
 Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
 Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air,
ketinggian, warna dan bentuk benda)
 Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah
misalnya minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
 Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
 Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
 Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar
keluarganya.
 Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
 Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
 Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
 Mampu menyatakan akan buang air besar dan buang air kecil
 Motorik kasar : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan
selama paling sedikit 2 hitungan
 Motorik halus : Mampu membuat garis lurus
 Berbicara, berbahasa dan kecerdasan : Mampu menyatakan
keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
d. Menjelaskan kepada orang tua cara-cara menstimulasi perkembangan
anak usia toddler.
5) Informasikan pada keluarga cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi perkembangan psikososial usia toddler.
 Berikan aktivitas bermain yang menggali rasa ingin tahu anak
seperti bermain tanah, pasir, lilin, membuat mainan kertas,
mencampur warna,menggunakan cat air, melihat barang /
binatang / tanaman / orang yang menarik perhatiannya dengan
tetap menjaga keamanannya.
 Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan tetapi tetap memberi batasan. Misalnya
membolehkan anak memanjat dengan syarat ada yang
mendampingi / mengawasi atau mengajarkan cara agar tidak
jatuh.
 Sampaikan aturan umum yang dapat dimengerti oleh anak
seperti masuk rumah harus memberi salam, bila akan pergi cium
tangan dulu, sebelum dan sesudah makan cuci tangan.
 Gunakan kata larangan yang bersifat positif contoh : main hujan-
hujanan menyebabkan pilek, bila rambut dan bajunya
berantakan S menjadi tidak ngganteng.
 Berikan pilihan perilaku yang ingin dilakukan anak seperti mau
mandi atau makan dulu ?
 Latih anak mengerjakan kegiatan yang dapat dilakukan sendiri :
pakai baju, kaus kaki, makan.
 Melatih anak melompat ke depan dengan kedua kaki diangkat
bersamaan.
 Mengajak anak bermain menumpuk dan menyusun balok
/kubus/ kotak menjadi “menara”, “jembatan” dan lain-lain.
 Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut
jenisnya. (kancing, kelereng, uang logam dan lain-lain)
 Melatih anak menghitung jumlah benda
 Melatih anak mencocokan gambar dengan benda
sesungguhnya, bicaralah tentang sifatnya, bentuk , warna dan
sebagainya.
 Melatih anak menyebut namanya
 Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifatnya.
 Melatih mencuci tangan/kaki dan mengeringkannya sendiri.
 Memberi kesempatan kepada anak, untuk memilih baju yang
akan dipakai
6) Diskusikan dengan keluarga cara apa yang akan digunakan
keluarga untuk menstimulasi perkembangan psikososial usia
toddler.
7) Latih keluarga melakukan metode tersebut dan mendampingi saat
keluarga melakukan stimulasi perkembangan anaknya.
8) Bersama keluarga menyusun tindakan yang akan dilakukan dalam
menstimulasi perkembangan anaknya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

SP1 – keluarga :

Menjelaskan perkembangan psikososial usia toddler yang normal dan


menyimpang dan cara menstimulasi perkembangan anak.

Orientasi
Selamat pagi Bu, saya…. mahasiswa FIK – UI, Bagaimana perasaan
ibu hari ini ? Nama ibu siapa ? Biasa dipanggil apa..? O.. Bu Siti,
Bagaimana kondisi kesehatan si kecil Bu Siti ? Siapa namanya ? O..
Satrio Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
perkembangan Satrio Bu Siti, usianya 2 tahun ya bu ? Berapa lama
Bu Siti mau berbincang – bincang dengan saya ? Bagaimana kalau 30
menit ?. Dimana kita akan bicara ? Diruangan ini saja ? Baiklah.., kita
akan berbincang-bincang kurang lebih selama 30 menit.

Kerja
Bu Siti, ini brosur / leaflet tentang perkembangan anak usia 18 bulan
– 3 tahun, Mari kita lihat perkembangan yang normal dan
menyimpang., saya akan jelaskan satu persatu. Anak usia 1,5 – 3
tahun kemampuan utamanya adalah mengatur keinginannya, tetapi
tahu batasannya sehingga anak tidak merasa dirinya tidak dihargai,
artinya dia akan tahu mana yang bisa dan boleh dilakukannya serta
merasa percaya diri bahwa dia mampu mengatur keinginannya. Jadi
kalau Satrio tidak mau diatur oleh kita, itu adalah hal yang wajar.
Tugas kita adalah membantu mencapai kemampuan seperti yang
tertulis di brosur / leaflet ini.”
 Lakukan permainan yang bersifat menggali rasa ingin tahunya
selama kegiatan tersebut aman bagi anak, misalnya main pasir,
main lilin.
 Memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan aktivitas
yang diinginkan anak dengan tetap memberi sedikit batasan-
batasan, misalnya diijinkan naik tangga tetapi dijelaskan agar
tidak jatuh dan dijaga.
 Melarang dengan kata-kata yang bersifat positip ( tangganya licin
nanti kalau naik Satrio bisa jatuh, masih ingat..waktu kemarin
hujan-hujanan Satrio jadi batuk dan pilek.
 Memberikan pilihan perilaku yang ingin dilakukan anak : pakai
baju beritahu langkah-langkahnya dan beri pujian kalau berhasil.
“ Apakah Satrio sudah sama kemampuannya seperti yang tertulis di
leaflet
itu ? ” Sebagian besar sudah ? Bagus itu, ibu tinggal membantu
supaya
kemampuan lain bisa tercapai. Anak yang tidak bisa mencapai
kemampuan
itu akan merasa selalu ragu-ragu atau malu sehingga dia akan
bergantung
terus pada orang lain dan nanti setelah besar akan akan merasa
minder ”.

Terminasi
“ Nah Bu Siti, kita sudah diskusi tentang perkembangan anak usia 18
bulan –
3 tahun yang normal dan menyimpang, bagaimana perasaan ibu
sekarang?
Adakah manfaatnya ? ” Syukurlah kalau begitu, apakah Bu Siti
masih ingat
bagaimana cara merawat Satrio supaya ia berkembang lebih baik
lagi ?
Betul sekali..bagus.., ibu sudah mengingat dengan baik. Kalau
begitu ibu
dapat mencoba beberapa cara yang belum ibu lakukan selama
ini...dan pada
pertemuan berikutnya ceritakan pada saya.”
“ Bagaimana kalau minggu depan saya kesini lagi ? Adakah yang
ingin ibu
ketahui lagi? kita bisa diskusikan minggu depan?..Kalau begitu
minggu
depan kita akan mempraktekkan cara-cara yang telah kita
diskusikan
kepada anak ibu..Baiklah..,Saya permisi dulu Bu..Selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai