Anda di halaman 1dari 11

PAPER

“Kehamilan Ektopik Terganggu”

Paper Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

Dosen Pengampu: Hj Tria Wahyuningrum, S.SiT.,.M.Keb

Disusun oleh:

Dewi Indrasari                       202005005

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI

2022
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kehamilan Ektopik Terganggu

Pengertian kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang berakhir


dengan keadaan ruptur atau abortus. Kehamilan ektopik terganggu merupakan suatu keadaan
yang mengancam jiwa dan berkaitan dengan kecacatan serta kematian ibu pada trimester
pertama kehamilan. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding
tuba dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik dapat
terjadi diluar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi
didalam rahim misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk rudimenter
rahim. Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di
ampula dan isthmus (Dewi, 2016). Terjadinya Kehamilan ektopik terganggu dapat terjadi
secara tiba-tiba pada seluruh kasus kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terganggu
merupakan suatu kegawatdaruratan dalam obstetri yang perlu penanganan segera. Perlunya
diagnosis dini maupun observasi klinis sangat diperlukan mengingat pentingnya
kelangsungan hidup ibu maupun prognosis reproduksi selanjutnya (Dewi dan Risilwa, 2017).
Kehamilan ektopik berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata ‘ektopos’, yang memiliki arti
tidak pada tempatnya (Soliman dan Salem, 2014). Secara sederhana, kehamilan ektopik dapat
diartikan sebagai suatu kehamilan yang terjadi di luar rongga uterus (Varma et al., 2019). Di
negara maju, angka kejadian kehamilan ektopik yaitu 1% sampai 2% dari semua kehamilan.
Insiden diperkirakan lebih tinggi terjadi di negara berkembang, tetapi untuk berapa jumlah
spesifik tidak diketahui (Sivalingam et al., 2012). Pertengahan abad ke-20, di Amerika
Serikat diperkirakan 0,4% dari semua kehamilan adalah kehamilan ektopik dan data terbaru
menunjukkan angka saat ini lebih tinggi dari 1,4%. Diperkirakan di Jerman terdapat 20
kehamilan ekstrauterin untuk setiap 1.000 kelahiran. (Taran et al., 2015).

B. Gejala kehamilan ektopik


Gejala yang ditimbulkan tergantung pada usia dari kehamilan ektopik, abortus,
atau ruptur pada tuba fallopi, derajat perdarahan yang terjadi, tuanya kehamilan, dan
keadaan umum penderita sebelum hamil. Tanda yang terdapat pada kehamilan
ektopik adalah nyeri tekan pada abdomen, pelvis, adnexal, pergerakan servikal dan
distensi abdomen.
Gejala yang terdapat pada kehamilan ektopik adalah:
1. Gejala seperti kehamilan normal
Pasien dengan kehamilan ektopik ditandai dengan tanda-tanda seperti kehamilan
normal diantaranya mual, rasa tidak nyaman pada payudara dan amenorrhea (tidak
mengalami menstruasi pada waktu yang seharusnya).
2. Nyeri

Kehamilan ektopik dapat menyebabkan terjadinya nyeri panggul yang dapat


bersifat tajam maupun tumpul.

3. Perdarahan

Gejala yang sering muncul pada kehamilan ektopik adalah perdarahan abnormal
atau pun berupa noda darah yang biasanya muncul pada 7 sampai 14 hari setelah
keterlambatan menstruasi. Perdarahan dapat muncul pada trimester awal
kehamilan yang menandai adanya ruptur pada kehamilan ektopik terganggu.

4. Sakit Kepala dan Pingsan

Pasien dengan kehamilan ektopik dapat mengalami sakit kepala dan pingsan
berkaitan dengan keadaan hipotensi akibat adanya perdarahan.

5. Disuria/ Perubahan Frekuensi Urinasi

Dapat terjadi perubahan frekuensi urinasi pada pasien dengan kehamilan ektopik
berkaitan dengan iritasi kantung kemih.

6. Nyeri Defekasi

Pasien dengan kehamilan ektopik dapat mengalami rasa nyeri pada saat defekasi
akibat adanya darah yang terkumpul di kavum Douglas.

C. Diagnosis
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu dapat ditegakkan melalui beberapa
pemeriksaan meliputi pengkajian data subjektif (anamnesa), dan data objektif
(Pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, kebidanan, dan penunjang)
a. Pengkajian data subjektif
1) Biodata: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat istri dan
suami (Norma dan Mustika, 2018: 74-75).
2) Keluhan utama: amenore dapat disertai dengan tanda-tanda hamil muda (morning
sickness, mual muntah, dan ngidam), adanya nyeri abdomen (nyeri dapat menjalar ke
seluruh abdomen, diafragma, dan nyeri pada saat buang air besar), dan perdarahan
pervaginam khas berwana kecoklatan (Norma dan Mustika, 2018: 76).
3) Riwayat haid: umur menarche, frekuensi atau siklus menstruasi, lamanya
menstruasi, dismenorrhea atau keluhan saat menstruasi, dan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) untuk menghitung usia kehamilan (Norma dan Mustika, 2018: 79).
4) Riwayat pernikahan: ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali
menikah (Norma dan Mustika, 2018: 79).
5) Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya: sering ditemukan riwayat operasi
caesar, riwayat operasi tuba oleh karena riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,
riwayat abortus berulang (Suryawinata dkk., 2019).
6) Riwayat kehamilan sekarang: berapa kali periksa dan dimana, keluhankeluhan dan
tanda-tanda bahaya yang dirasakan. (Norma dan Mustika, 2018: 80) 14
7) Riwayat penyakit: sering ditemukan riwayat keputihan lama, infeksi menular
seksual seperti clamidya, gonorhoe, dan bakteri atau virus lainnya, riwayat penyakit
radang panggul (Pratiwi, 2019).
8) Riwayat kontrasepsi: jenis kontrasepsi yang dipakai oleh ibu sebelum hamil, sudah
berapa lama ibu menggunakan alat kontrasepsi tersebut, apa yang ibu keluhkan
selama menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Hal tersebut untuk menilai risiko alat
kontrasepsi yang dipakai (Norma dan Mustika, 2018: 80).
9) Kebiasaan berbahaya bagi kehamilan seperti merokok baik perokok aktif maupun
pasif, minum jamu dan obat-obatan terlarang (Pratiwi, 2019: 55).
b. Pengkajian data objektif
1) Pemeriksaan umum: Keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital bervariasi
tergantung tingkatan syok, lama dan jumlah perdarahan (Norma dan Mustika, 2018:
82).
2) Pemeriksaan fisik: (Norma dan Mustika, 2018: 83)
a) Pada konjungtiva ditemukan pucat tergantung lama dan jumlah perdarahan.
b) Pada abdomen:
(1) Inspeksi: apakah ada luka bekas operasi, apakah abdomen tampak distensi atau
perut tegang.
(2) Palpasi: Nyeri tekan pada abdomen, posisi nyeri tekan bisa lebih keras disatu sisi
tergantung lokasi kehamilan ektopik terganggu.
(3) Pemeriksaan Kebidanan:
a) Pemeriksaan inspekulo: tampak perdarahan sedikit sampai sedang berwarna
kecoklatan.
b) Pemeriksaan dalam: tidak ada pembukaan portio, adanya nyeri goyang portio, dan
kavum douglas menonjol.
4) Pemeriksaan penunjang (Dewi, 2016: 53-54)
a) Laboratorium: haemoglobin, hematokrit, sel darah putih, dan tes kehamilan.
b) Pemeriksaan ultrasonografi (USG): tidak adanya kantong kehamilan dalam kavum
uteri, adanya kantung kehamilan diluar kavum uteri, adanya massa komplek di rongga
panggul.
c) Laparoskopi.
d) Laparotomi : harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan
gangguan hemostasis ( tindakan diagnosis dan definitif), diagnosa pasti hanya
ditegakkan dengan laparotomi.
e) Kuldosintesis.
D. Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik terganggu mempertimbangkan beberapa hal
yaitu kondisi ibu, keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya, lokasi
kehamilan ektopik, kondisi anatomis organ pelvis, kemampuan teknik bedah mikro
dokter, dan kemampuan teknologi fertilisasi in vitro setempat. Pada keadaan kondisi
ibu buruk yaitu dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi. Pada kasus
kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya ditangani
dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari pembedahan. Kehamilan
ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran kehamilan
adalah tata laksana yang disarankan (Dewi, 2016: 51).
SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. T USIA 28 TAHUN P1A2 POST
CURETTAGE ATAS INDIKASI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
DENGAN TINDAKAN LAPAROTOMI DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH
MEDAN TAHUN 2018

I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. Y
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Katolik Agama : Katolik
Suku/bangsa: Jawa /Indonesia Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Medan Alamat : Medan

ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


1. Alasan kunjungan :
Ingin memeriksakan kandungannya Post Curettage dari RS Mitra Sejati ke
praktek dr. Herbert di RS Elisabeth Medan
2. Keluhan utama :
a. Pasien mengatakan nyeri pada abdomen sejak tanggal 5 Maret 2018
b. Pasien mengatakan pernah keguguran dan sudah curettage di Rumah Sakit Mitra
Sejati
c. Keluar darah (flek kecoklatan) pada area kemaluan. STIKes Santa Elisabeth Medan
d. Pasien mengatakan badan menggigil

2. Riwayat menstruasi :
 Menarche : 15 thn, siklus 28 hari, teratur
 Lama : 4-5 hari, Banyak : 2 – 3 kali ganti doek
 Keluhan : Tidak ada
3. Riwayat kehamilan/persalinan yang lalu

Ana Tanggal Ukuran Jenis Tempat penolong Komplikasi Bayi Nifas


k ke lahir/umur persalina persalinan Bayi Ibu PB/BB/JK
n Keadaan
1 27-10- 39 mgg Normal Rs.Mitra Dokter - - 49/2850/L K Baik Baik
2016 sejahtera
2 A B O R T U S

4. Riwayat kehamilan sekarang

a. G3 P1 A1

b. HPHT : 16– 01 - 2018 HPL : 23 – 10 – 2018

c. UK : 7 minggu

d. Gerakan janin : - sehari, pergerakan janin pertama kali - bulan

e. Imunisasi Toxoid Tetanus : -

f. Kecemasan : Ada

g. Tanda-tanda bahaya : Ada

h. Tanda-tanda persalinan : Tidak ada

5. Riwayat penyakit yang pernah diderita:

 Jantung : Tidak ada


 Hipertensi : Tidak ada
 Diabetes Mellitus : Tidak ada
 Ginjal : Tidak ada
 Asma : Tidak ada
 Hepatitis : Tidak ada
 Riwayat operasi abdomen/SC : Tidak ada
 Diabetes Mellitus : Tidak ada
 Asma : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
riwayat kembar
7. Riwayat KB : Tidak ada
8. Riwayat psikososial
Status perkawinan : Sah
 Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang
 Pengambilan keputusan dalam keluarga : Musyawarah
 Tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu persalinan : Klinik
Tempat rujukan jika ada komplikasi: Rumah Sakit Persiapan menjelang
persalinan : Ada
9. Activity Daily Living
a. Pola makan dan minum :
Frekuensi : 3 kali sehari
Jenis : Nasi + lauk + pauk + buah + air putih
Keluhan/pantangan : Tidak ada
b. Pola istirahat Tidur siang : ± 1-2 jam Tidur malam : ± 6-7 jam
c. Pola eliminasi BAK : ± 5-6 kali/hari, warna: Kuning Jernih, Konsistensi: Cair
BAB : ± 2 kali/hari, konsistensi: Lembek, warna: Kuning Kecoklatan
d. Personal hygiene Mandi : 2 kali/hari
Ganti pakaian/pakaian dalam : 2 kali/hari
e. Pola aktivitas Pekerjaan sehari-hari : Ibu Rumah Tangga
f. Kebiasaan hidup Merokok : Tidak ada
 Minum-minuman keras: Tidak ada
 Obat terlarang : Tidak ada
 Minum jamu : Tidak ada
C. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital Tekanan darah : 100/80 mmHg Nadi : 88 kali/menit Suhu :
37,6 0 C Pernapasan : 28 kali/menit
3. Pengukuran tinggi badan dan berat badan: Berat badan : 56 kg, kenaikan BB
selama hamil : 2 kg Tinggi badan : 155 cm Lila : 25 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Postur tubuh : Tegak
b. Kepala Muka : Simetris
 cloasma : Tidak ada
 oedema : Tidak ada
 Mata : Simetris
 Conjungtiva:Tidak Pucat
 Sclera: Tidak ikhterik
 Hidung : Simetris
 Polip : Tidak ada
 Mulut/bibir : Simetris, Tidak ada karang gigi
c. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
d. Payudara : Simetris Keadaan putting susu : Menonjol (kiri-kanan)
 Areola mamae : Hiperpigmantasi
 Colostrum : tidak ada
e. Perut Inspeksi :
Pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan Palpasi :
a) Leopold I : Tidak Dilakukan
b) Leopold II : Tidak Dilakukan
c) Leopold III : Tidak Dilakukan
d) Leopold IV : Tidak Dilakukan
e) TBJ : Tidak Ada
f) TFU : Tidak Ada
g) Auskultasi : DJJ : Tidak Ada
Frekuensi : Tidak Ada
h) Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak pucat
lengkap Bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak pucat, lengkap
i) Genetalia Anus : Tidak ada Heamoroid
5. Pemeriksaan Panggul Lingkar Panggul : tidak dilakukan
Distosia Cristarum : tidak dilakukan
Distosia Spinarum : tidak dilakukan Conjungata Bourdeloque : tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Pemeriksaan Laboratorium (* Jika ada indikasi Albumin) :
1. Inspekulo : Tampak sisa-sisa jaringan
2. Urine Profil Kesimpulan: Masih tampak bayangan endrogenik yang
menyerupai fetus di dalam cavum uteri
3. Hasil Lab:
Hematologi - Hb : 11,5 g% - Leukosit : 10.100 mm3 - Erotrosit : 3,64 mm3 -
Jlh.trombosit : 274.000 - Laju endap Darah : 12 mm/jam STIKes Santa Elisabeth
Medan - Hematokrit : 31 % 4. Elektrolit - Clorida : 108 mmol/L - Kalium : 4.4
mmol/L - Natrium : 104 mmol/L 5. Urine : Asam pH 6.0 6. USG: Tidak ada
kantung
kehamilan dalam kavum uteri
DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati R dkk, 2013. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC Gary F dan dkk, 2008.
Obstertric Williams. Jakarta: EGC http://www.google.com/ejournal.2013.Gambaran
Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado. Diakses Tanggal 8
Mei 2018 Lyndon Dr, 2014. The Pregnancy Health Guide. Karisma Publishing Group
Mengkuji B & dkk, Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC, 2012 Manuaba, Ida
Bagus Gede. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta : EGC Ganesha
Medicina Journal, Vol 1 No 1 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai