Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan dengan pertumbuhan sel telur yang telah
dibuahi dan tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut
mengalami proses pengakhiran (abortus) maka disebut dengan kehamilan ektopik terganggu
(KET). (1) Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba fallopi (90-95%) dengan 70-
80% di ampula. Sangat jarang terjadi di ovarium, cavum abdominal, canalis servikalis, dan
intraligamenter infeksi tuba atau penyakit menular seksual lain juga merupakan faktor risiko
umum.(1,3) Satu kali serangan salpingitis dapat diikuti oleh kehamilan ektopik pada hampir
9% wanita. (3)Kehamilan ektopik diidentifikasi dengan menggabungkan temuan klinis serta
pemeriksaan serum dan sonografi transvagina. Temuan klinis yang dinilai adalah riwayat
amenore, perdarahan pervaginam dan nyeri perut bawah. Ketika nyeri semakin berat yang
disertai pemeriksaan cavum douglass menonjol maka didiagnosis dengan KET. Mereka yang
diperkirakan ruptur tuba perlu segera menjalani terapi pembedahan.(3)Terapi medis dengan
metotreksat (MTX) menjadi pilihan utama setelah diagnosis KE USG dan kadar βHCG yang
tanpa memerlukan tindakan bedah.(4) Indikasi pemberian MTX dapat diberikan pada pasien
stabil, asimtomatik, kadar βHCG ≤3000 – 5000 mlU/mL dan tanpa bukti hemoperitonium
maupun aktivitas jantung janin pada USG.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien KET di RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau.

2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada Ny. Nurbaya di RSUD Arifin Achmad
b. Menganalisa masalah dan diagnosa kebidanan pada Ny. Nurbaya Di RSUD.

c. Melakukan tindakan segera pada Ny. Nurbaya di RSUD Arifin Achmad


d. Melakukan asuhan kebidanan pada Ny.Nurbaya di RSUD Arifin Achmad
e. Merencanakan tindakan pada Ny. Nurbaya di RSUD Arifin Achmad
f. Melaksanakan tindakan pada Ny. Nurbaya di RSUD Arifin Achmad
g. Mengevaluasi Ny.Nurbaya di RSUD Arifin Achmad
f.Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.Defenisi
Kehamilan Ektopik ialah kehamilan dimana sel telur setelah
dibuahi (fertilisasi) berimplantasi dan tumbuh di luarendometrium kavum uteri.(Saifuddin,
2008 - Winkjosastro,2005 - Cunningham, 2006) Kehamilan Ektopik Terganggu ialah
kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau ruptur jika masa kehamikan berkembang
melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba.(Saifuddin, 2008)

C. Epidemiologi
Kejadian kehamilan ektopik di dunia adalah 0,25-2,0% dari seluruh
kehamilan (Yadav et al., 2017). Di Amerika Utara, kehamilan ektopik terjadi pada
19,7 kasus dari 1000 kehamilan, dan merupakan penyebab mortalitas utama pada
kehamilan trimester pertama. Angka kejadian di negara berkembang kejadiannya
dipercaya lebih tinggi lagi, tetapi data yang spesifik belum diketahui. Secara umum
umum di Indonesia, kejadian kehamilan ektopik berkisar 5-6 perseribu
kehamilan(Khairani, 2018). Secara umum , kehamilan ektopik terganggu terjadi pada
1-2% dari total kehamilan,kehamilan ektopik terganggu merupakan penyebab
kematian dan kecacatan ibu dan bayi pada trimester pertama.

D. Etiologi
Kehamilan ektopik terganggu ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi
wanita yang bersangkutan dengan besarnya kemungkinan terjadi
keadaan yang gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila
kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik terganggu
merupakan peristiwa yang dapat dihadapi oleh setiap dokter, karena
beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopik terganggu itu. Perlu
diketahui oleh setiap dokter klinik kehamilan ektopik terganggu serta
diagnosisnya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada setiap wanita
dalam masa gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri
perut bagian bawah, perlu difikirkan kehamilan ektopik terganggu
(Saifuddin, 2007).
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian
besar penyebabnya tidak begitu diketahui. Tiap kehamilan dimulai
dengan pembuahan telur dibagian ampulla tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur
mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih dituba.

Menurut Saifuddin tahun 2009 faktor-faktor yang memegang peranan


dalam hal ini ialah sebagai berikut:
a. Faktor tuba

1) Adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan


lumen tuba menyempit atau buntu.
2) Keadaan uterus yang mengalami hipoplasia dan saluran
tuba yang berkelok-kelok panjang yang dapat menyebabkan fungsi silia tuba tidak
berfungsi dengan baik.
3) Keadaan pasca operasi rekanalisasi tuba dapat merupakan predisposisi terjadinya
kehamilan ektopik.
4) Faktor tuba yang lain ialah adanya kelainan endometriosis tuba atau divertikel
saluran tuba yang bersifat congenital
5) Adanya tumor disekitar saluran tuba, misalnya mioma uteri atau tumor ovarium
yang menyebabkan perubahan bentuk juga dapat menjadi etiologi kehamilan ektopik
terganggu.
b. Faktor abnormalitas dari zigot
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka zigot akan
tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian berhenti dan tumbuh di
saluran tuba.
c. Faktor ovarium
Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba dapat membutuhkan
konsep khusus atau waktu yang lebih panjang sehingga kemungkinan terjadinya
kehamilan ektopik lebih besar.
d. Faktor hormonal
Pada akseptor, pil KB, yang hanya mengandung progesteron dapat mengakibatkan
gerakan tuba melambat. Apabila terjadi pembuahan dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan ektopik.

e. Faktor lain
Termasuk disini antara lain adalah pemakaian IUD dimana proses peradangan yang
dapat timbul pada endometrium dan endosalping dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan ektopik. Faktor umur penderita yang sudah menua dan faktor perokok
juga sering dihubungkan dengan terjadinya kehamilan ektopik.
E. Gejala dan Tanda
Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan
penderita maupun petugas medis biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam
kehamilan. Pada umumnya penderita menunjukkangejala-gejala sebagai berikut:

a. Amenorhoe
b. Nyeri perut bagian bawah
c. Gejala kehamilan muda
d. Level hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) rendah
e. Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua
f. Pada pemeriksaan pervagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan dan
kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah. Gejala dan tanda kehamilan
ektopik sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak tiba-tiba dalam rongga perut
sampai terdapatnya gejala tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya, gejala
dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik, abortus atau ruptur tuba,
tuanya kehamilan, derajat
perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.

F. Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik terganggu mempertimbangkan beberapa hal
yaitu kondisi ibu, keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya, lokasi
kehamilan ektopik, kondisi anatomis organ pelvis, kemampuan teknik bedah mikro
dokter, dan kemampuan teknologi fertilisasi in vitro setempat. Pada
keadaan kondisi ibu buruk yaitu dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan
salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum
pecah biasanya ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari
pembedahan. Kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan
pengakhiran kehamilan adalah tata laksana yang disarankan (Dewi, 2016: 51)
BAB III
PENGKAJIAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. NURBAYA


DENGAN KET

NO. REGISTER : ......................................


MASUK RS TANGGAL, JAM : 27 Januari 2022
DIRAWAT DI RUANG : Teratai

Biodata Ibu Suami


Nama : Ny. Nurbaya Tn. Arif Budiman
Umur : 38 Th 11 Bln 42 Th
Agama : Islam Islam
Suku / Bangsa : Melayu Melayu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Rumbai. Rumbai
No. Telapon/ Hp: 081356783354 082345871102

DATA SUBJEKTIF
Kunjungan saat ini : Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang
Keluhan Utama :
Keluar darah bewarna merah seperti PMS selama 4 bulan berturut – turut.

Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali
Kawin pertama kali umur 23tahun
Dengan suami sekarang 15 tahun

Riwayat menstruasi
Menarche umur 13 tahun
Siklus 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Lama 4 - 5 hari
Sifat darah : encer
Bau : flour albus ya / tidak
Dismenorroe : tidak
Banyaknya : - cc
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi yang lalu
P0A1H0
Persalinan Nifas
Hamil Umur Jenis Penolong Komplikasi Jenis BB Kompli
Ke Tgl Kehamilan persalinan Ibu Bayi Kelamin lahir Laktasi kasi
lahir

Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Mulai memakai Berhenti/ Ganti cara
No Jenis Kontrasepsi Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasa
n

Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Tidak Ada

Riwayat Kesehatan
Penyakit Sistemik yang pernah/ sedang diserita
Anemia

Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga


Tidak Ada

Riwayat Penyakit Ginekologik


Tidak Ada

Riwayat Penyakit sekarang


Anemia
s
Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
Pola Makan Minum
Frekuensi 3 x/ hari 15 gelas / hari
Macam nasi, lauk, sayur Air putih
Jumlah 1 piring 1 gelas
Keluhan Tidak ada Tidak Ada

Pola eliminasi BAB BAK


Frekuensi 2 x / hari 6 x / hari
Warna coklat kehitaman kuning Jernih
Bau khas Feses khas urine
Konsistensi padat Cair
Jumlah .............................. .................................

Pola aktifitas
Kegiatan sehari-hari
Melakukan kegiatan rumah tangga

Istrahat/tidur
Tidur lebih kurang 7 jam malam. Dan kadang 2 jam siang

Personal Hygiene :
Kebiasaan membersihkan alat kelamin
setiap selesai mandi ,BAB dan BAK

Kebiasaan mengganti pakaian dalam


Setiap habis mandi dan terasa lembab

Jenis pakaian dalam yang digunakan


Katun

Keadaan Psiko Sosial Spiritual


Pengetahuan ibu tentang gangguan/ penyakit yang diderita saat ini
KRiwayat kontrasepsi yang digunakan
Mulai memakai Berhenti/ Ganti cara
No Jenis Kontrasepsi
Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasa n

eadaan psiko social spiritual ibu saat ini baik

Pengetahuan Ibu tentang kesehatan reproduksi


Ibu mengerti tentang kesehatan reproduksi

Dukungan suami/ keluarga


Suami dan keluarga mendukung

DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compossmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah 110/60 mMhg
Nadi 105 X/ menit
Pernafasan 22 X/ menit
Suhu 37,6 ‘C

TB 155 cm
BB 50 Kg
Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada
Mata : Konjungtiva bewarna merah muda
Mulut : Gigi bersih dan tidak ada karies
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjer tiroid dan limfe

Payudara
Bentuk : Simetris
Puting susu : Ada
Massa/ tumor : Tidak Ada

Abdomen
Bentuk : Simetris
Bekas Luka : Ada
Massa/ tumor : Tidak Ada
TFU : Setinggi pusat
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
DJJ : Tidak Ada

Varises : Tidak Ada


Bekas luka : Tidak Ada
Reflek patela : (+)

Genitalia luar
Tanda chadwick : Tidak Ada
Varices : Tidak Ada
Bekas Luka :
Kelenjer bartholini : Tidak ada pembengkakan kelenjer
Pengeluaran : Darah merah segar

Anus
Hemoroid : Ada

Pemeriksaan Dalam/ ginekologis


Tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 5,5 dl/g
Leukosit : 10,26
Trombosit : 451.000

ASSESMENT
Diagnosis : Ny.Nurbaya P0A1H0 Uk 20-24 Minggu Kehamilan ektopik terganggu ,
Anemia (+)

PENATALAKSANAAN
1. Melakukan konseling tentang KET
2. Menganjurkan ibu bedrest
3. Memberikan penkes tentang pola nutrisi
4. Mengobservasi pendarahan pervaginam
5. Memberikan therapy obat , cefadroxyl 2 x 500mg , nadic 2x50mg , pronalges
suppositoria , inbumin 2x1 dan hemafort 2x1.
6. Memang infus rl 20 tetes dalam infuspump 500mg dalam 8jam
Rencana asuhan yang akan diberikan.
1. Perbaikan keadaan umum
2. Kondisi tindakan laparatomi pada tanggal 30 januari 2022
3. Pemeriksaan kadar hb post laparatomi

Tanggal 31 januari 2022 Hasil pemeriksaan


S : nyeri bekas luka operasi (+)

O : K/u : baik. , Kesadaran composementis


TD : 128/85 mMhg
N: 89x/i
S: 36,2 ‘C
R: 20x/i

A: pasien dengan post laparatomi dan anemia


sedang

P : - Observasi keadaan umum pasien


- TTV
- Cek pendarahan
- Post tranfusi darah 4labu
- Menganjurkan pasien mobilisasi agar
buang angin
- Memberikan injeksi cefotaxime 2x1
- - memberikan infus NHCL 20tts
- Diberikana doclofenax 2x50mg
Tanggal 1 Febriuari 2022 S : nyeri luka operasi (+)
O: K/u Baik , Kes : composmentis
Td :142/70 mMhg
N : 86x/i
S : 36,8’C
R : 20x/i

A: P0A1H0 Post Laparatomi


P : Mengobservasi keadaan umum pasien
dan pendarahan pervaginam
- Mengganti verban , luka bekas
operasi basah.
- Memberi therapy’s obat.
- Metronidazole 3x500mg
- Pronalges suppos
- Nadic 2x50mg
- Inbumin 2x1
- Hemafort 2x1
- Cefadroxil 2x500mg

Tanggal 02 Februari 2022 S : Nyeri luka operadi (+), luka operasi


sedikit basah , BAB (+) BAK(+)

O: K/u baik ,kes : composmentis


Td :132/97 mMhg
N :72 x/i
R : 20x/i
S : 36,5’c

A: P0A1H0 Post laparatomi


P : mengobservasi keadaan umum pasien
-mengobservasi pendarahan pervaginam
- Ttv Pasien
- Penkes tentang personal Hygine
- penkes tentang pola nutrisi
-rencana pulang hari ini
- therapy’s
Asam mafenamat 3x1
Inbumin 2x1
Hemafort 2x1
-Kontrol poli klinik tanggal 07/02/2022
-dilakukan Gv oleh Dr.Kintaren (residen)
luka operasi masih basah
- pukul 15:55 wib pasien pulang
Obat, surat kontrol sudah diberikan

-
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Kehamilan merupakan fase yang cukup penting dalam kehidupan manusia, beberapa
wanita mendambakan Kehamilan dan kehadiran buah hati yang akan menciptakan
keharmonisan keluarga. Tetapi kehamilan juga merupakan tahap yang mencemaskan , karena
mereka merasakan khawatir juka terjadu gangguan pada proses kehamilan. Salah satu
gangguan dalam kehamilan tersebut adalah gangguan kehamilan ektolik terganggu (KET)
atau hamil diluar kandungan.(sulistyani 2009)
Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah bagi kaum wanita, dimana ovum
Yang dibuahi sperma berimplantasi dan tumbuh diluar kandungan dalam 20 tahun Ada
kecenderungan kenaikan angka kehamilan ektopik terganggu ini Di dunia tetapi untuk kasus
KET ini sulit diperkirakan secara cepat.
untuk ibu penderita kehamilan ektopik terganggu berdasarkan sosiodemografi
terbanyak pada kelompok umur 20-39 tahun Distribusi ibu penderita kehamilan ektopik
terganggu berdasarkan medikal obstetrik terbanyak pada usia kehamilan 5 minggu; paritas
multipara Lokasi kehamilan tuba; keluhan utama nyeri perut 56,4%; kadar Hb ,Anemia;;
tindakan mendislaparatomi+salpingektomi 98,2%; asal rujukan dari datang sendiri 60,0%;
dan pulang sembuh/pulang berobat jalan 90,9%. Dan Proporsi tindakan medis berdasarkan
lokasi kehamilan ektopik terbanyak ditangani dengan laparotomi+salpingotomi.

Anda mungkin juga menyukai